SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
PENGEMBANGAN INTRAMAS (INTEGRATED ASSET MANAGEMENT SYSTEM) SEBAGAI IMPLEMENTASI MANAJEMEN ASET PADA PERUSAHAAN, STUDI KASUS LAPINDO BRANTAS, INC. Harun Al Rasyid Al Hamzany – Apol Pribadi Subriadi Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email:
[email protected],
[email protected]
Abstrak - Proses bisnis pada Seksi Pemeliharaan Lapindo Brantas, Inc., yang terdiri dari Work Request (Surat Permintaan), Failure Report (Laporan Kerusakan) dan Work Order (Perintah Kerja), masih menggunakan cara manual (paper based) dan tidak ada sistem yang terintegrasi. Cara manual ini cukup memakan tempat di ruang kerja & seringkali tidak efisien. Permasalahan tersebut membuat perusahaan membutuhkan aplikasi manajemen aset yang terintegrasi. Maka dari itu dikembangkan aplikasi INTRAMAS (Integrated Asset Management System) pada Tugas Akhir ini, sebagai bentuk implementasi dari Enterprise Asset Management (EAM) berupa Computerized Maintenance Management System (CMMS). Proses pengembangan INTRAMAS pada Tugas Akhir ini dimulai dengan studi literatur, kemudian ke tahap permulaan (inception), tahap perluasan (elaboration), tahap konstruksi (construction), dan tahap transisi (transition). INTRAMAS dikembangkan berbasis web dan terintegrasi dengan database sehingga dapat menampilkan informasi yang dinamis dan up to date. Hasil dari proyek Tugas Akhir ini adalah INTRAMAS yang telah dikembangkan dengan modul-modul proses bisnis perusahaan, yaitu Work Request, Failure Report dan Work Order, serta modul Performance (KPI) & modul Administrator. Kata Kunci : EAM, CMMS, INTRAMAS, KPI. proses perawatan ini tentu tidak dilaksanakan dengan asal saja, akan tetapi proses pemeliharaan (selanjutnya disebut maintenance) harus sesuai dengan standar prosedur dan dilengkapi dengan dokumen yang berisi keterangan tentang aktivitas apa saja yang dilakukan, peralatan mana saja yang diperbaiki/dirawat serta siapa saja personel yang terlibat dalam proses pemeliharaan tersebut. Kesemua keterangan dan detail tersebut tercantum dalam catatan dokumen pemeliharaan, yang terdiri dari Work Request, Failure Report & Work Order yang kemudian disimpan dalam arsip historis perusahaan. Work Request merupakan dokumen yang digunakan ketika seorang personel (selanjutnya disebut sebagai requester) ingin mengajukan usulan instalasi, pengetesan, perawatan, dan perbaikan
1. Pendahuluan Lapindo Brantas, Inc. adalah sebuah perusahaan swasta Indonesia yang bergerak di bidang eksplorasi/produksi minyak dan gas alam. Saat ini Lapindo Brantas mengoperasikan Blok Brantas di Jawa Timur sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) dari BPMIGAS. Sebagaimana layaknya perusahaan migas lainnya, Lapindo Brantas memiliki berbagai departemen dengan fungsionalitasnya masing-masing. Dan salah satu departemen yang memiliki peran penting dalam perusahaan ini adalah departemen Maintenance & Facilities. Departemen Maintenance & Facilities memiliki tugas untuk menjaga dan memelihara berbagai macam peralatan (equipment) yang dipergunakan dalam operasional keseharian perusahaan. Dalam 1
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
terhadap equipment yang sedang membutuhkan komponen tambahan, membutuhkan tes ujicoba ataupun sedang mengalami masalah operasional dan perlu perbaikan. Failure Report merupakan dokumen yang digunakan ketika seorang personel ingin memberikan laporan tentang adanya equipment yang sedang mengalami masalah. Failure Report juga bisa dijadikan satu dengan Work Request jika masalah pada peralatan tersebut belum juga bisa diatasi oleh sang pelapor (selanjutnya disebut dengan reporter/originator). Namun jika masalah sudah bisa diatasi sendiri oleh originator, maka Failure Report ini tidak memerlukan lampiran Work Request. Work Order merupakan dokumen yang digunakan perencana (planner) untuk memberikan perintah kerja kepada pelaksana aktivitas pemeliharaan, dalam hal ini adalah teknisi (technician). Work Order bisa dilaksanakan berdasarkan jadwal rutin yang sudah ditentukan sebelumnya, ataupun bisa berdasarkan Work Request & Failure Report yang sudah diajukan sebelumnya. Ketiga proses bisnis tersebut masih menggunakan cara manual (paper based) dalam proses operasionalnya. Seiring dengan semakin banyaknya jumlah kertas yang digunakan, cara manual ini cukup memakan tempat di ruang kerja. Bahkan jika seorang personel berusaha untuk mencari historis dari suatu dokumen tentang item tertentu, dia harus mencarinya satupersatu pada kertas yang bertumpuk-tumpuk di ruang kerja, sehingga cukup banyak menghabiskan jam kerjanya. Sama halnya ketika si personel ditugaskan untuk menghitung jumlah berkas-berkas tersebut, atau mengklasifikasikan berkas-berkas tersebut berdasarkan kategori tertentu, akan sangat memakan waktu. Permasalahan semakin rumit ketika berkas membutuhkan persetujuan dari atasan yang bersangkutan, karena semua dokumen harus disetujui oleh atasan sebelum bisa dilaksanakan. Lapindo mempunyai beberapa kantor cabang yang terletak di berbagai lokasi, dan setiap personel, baik bawahan atau atasan, bisa ditempatkan pada lokasi yang berbeda. Pada kasus tertentu, seringkali seorang bawahan harus pergi ke kantor cabang lain hanya untuk mendapat persetujuan dan tanda
tangan dari atasannya, sehingga menghabiskan jam kerjanya juga. Dari latar belakang ini, maka diperlukan suatu sistem yang terintegrasi dengan database. Dokumentasi perawatan yang tersusun dengan baik dan tersimpan rapi dalam arsip historis database, dapat dijadikan acuan untuk mendiagnosa berbagai masalah yang mungkin terjadi pada equipment sehingga dapat dilakukan pencegahan lebih dini. Selain itu sistem database ini juga dapat meningkatkan efisiensi kerja perusahaan karena tidak perlu lagi menggunakan cara manual yang memakan waktu dan menghabiskan jam kerja. Dengan adanya equipment yang senantiasa terawat & meningkatnya efisiensi jam kerja seperti ini, maka dapat dipastikan bahwa proses bisnis perusahaan dapat berjalan dengan lebih baik dan lancar.
2. Teknologi Informasi Menurut Stephen P.Robinson dan Mary Coulter (2004) dalam buku “Manajemen” menerangkan bagaimana teknologi informasi secara radikal telah mengubah cara berkomunikasi anggota organisasi, dimana dapat menghubungkan tiap anggota organisasi dalam berkomunikasi tanpa kendala jarak yang terkadang cukup menyusahkan. Dengan adanya teknologi informasi terdapat kelebihan-kelebihan yang dapat dilakukan diantaranya adalah Electronic Data Interchange (EDI) yang berisi pertukaran data baik berupa dokumen, rapat melalui teleconferencing, dsb. Adanya penggunaan teknologi informasi yang dibentuk dalam satu sistem bernama sistem informasi menjadi salah satu solusi integrasi sistem yang ada untuk semua aspek.
3. Sistem Informasi Menurut James O’Brien dalam buku ”Introduction to Information System”, Sistem Informasi merupakan gabungan dari beberapa sub sistem yang saling berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup input, proses dan output yang berhubungan dengan pengelolaan informasi. Subsistem atau komponen yang menyusun Sistem Informasi antara lain yaitu manusia, hardware, software, jaringan, dan sumber daya yang ada. Selain itu sistem informasi dapat bertujuan untuk 2
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Adanya sistem informasi dapat membantu perusahaan dalam kelangsungan proses bisnis yang dilakukan. Salah satu bentuk sistem informasi yang sangat banyak dipakai perusahaan saat ini, baik dalam mengaplikasikan proses bisnis ataupun keperluan lainnya adalah sistem informasi berbasis web. Sistem informasi berbasis web merupakan gabungan kelebihan yang dimiliki oleh sistem informasi dengan kelebihan yang dimiliki oleh teknologi web yang ada.
dalam waktu dekat. Berdasarkan penjelasan pada paragraf di atas, dapat kita simpulkan bahwa aset-aset tersebut sangat berharga bagi perusahaan, sehingga mutlak diperlukan perawatan yang intensif terhadap mereka.
5. CMMS (Computerized Maintenance Management System) CMMS adalah aplikasi perangkat lunak yang mengatur database berisi informasi aktivitas pemeliharaan dalam suatu perusahaan. Informasi ini digunakan untuk membantu para karyawan dalam melaksanakan tugas pemeliharaan aset agar lebih efektif, seperti misalnya menentukan mesin mana yang sedang memerlukan perawatan dan gudang mana saja yang menyediakan spare parts yang akan digunakan dalam proses perawatan tersebut. Aplikasi CMMS digunakan oleh perusahaan yang harus melakukan perawatan dan pemeliharaan terhadap peralatan, aset dan properti. Paket CMMS juga bisa menampilkan output berupa laporan atau dokumen detail atau hasil dari proses maintenance yang sudah dilakukan sebelumnya. Perangkat lunak CMMS ini bisa berupa aplikasi web, dengan menggunakan server dari luar ataupun dengan server internal yang hanya bisa diakses dalam lingkup intranet perusahaan.
4. EAM (Enterprise Asset Management) EAM adalah manajemen untuk mengatur daur hidup dan daur fungsi dari aset fisik perusahaan secara optimal untuk meningkatkan value-nya terhadap proses bisnis perusahaan. Proses manajemen tersebut mencakup spesifikasi, desain, konstruksi, operasional, monitoring dan pemeliharaan aset berupa mesin, peralatan serta fasilitas lain. Fungsi dari manajemen aset ini sendiri adalah memberikan perspektif baru bagi perusahaan yang semula memiliki fundamental run-to-failure, yakni konsep dalam penggunaan aset, sejak dari awal aset itu berjalan sampai aset tersebut tidak berfungsi lagi, tanpa melakukan perawatan ataupun perbaikan sama sekali, sehingga perusahaan terpaksa harus mencari aset yang baru lagi sebagai gantinya. Tipe industri seperti ini dapat kita lihat pada perusahaan minyak dan gas. Proses operasional produksi perusahaan minyak dan gas umumnya berupa produce to capacity. Aset berupa pabrik atau kilang minyak dibangun dan ditentukan berdasarkan berapa banyak hasil produksi yang diinginkan. Umumnya permintaan pasar untuk produksi minyak dan gas seperti ini adalah tetap, sehingga perusahaan akan mengkaji terlebih dahulu nilai demand-nya, baru kemudian menyiapkan aset-aset yang diperlukan agar dapat melaksanakan proses produksi sesuai dengan permintaan yang diinginkan. Oleh karena proses dalam menyediakan aset-aset ini membutuhkan modal yang sangat besar, maka kecil kemungkinan bagi perusahaan untuk menambahkan aset baru
(Wan Hasrulnizzam, 2009) Contoh penggunaan CMMS ini bisa dilihat pada sebuah perusahaan minyak dan gas terbesar di Malaysia. Di perusahaan ini, aplikasi tersebut dinamakan PMMS (Plant Maintenance Management System). Aplikasi PMMS ini digunakan untuk mengelola operasional bagian hulu pada lebih dari 100 plant/kilang yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. PMMS ini mengintegrasikan semua strategi bisnis operasional yang terdiri dari asset management, work management dan performance management. PMMS juga berperan dalam membantu personel untuk mengatur pekerjaan sehari-hari, meningkatkan produktivitas, mengurangi equipment downtime, membantu manajemen untuk menganalisa fasilitasfasilitas perusahaan dan mengukur kinerjanya serta dapat memelihara efektivitas operasional dari penggunaan fasilitas tersebut. 3
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
Sedangkan menurut Terry Wireman, yang sangat mengutamakan PM sebagai pondasi utama asset management pada perusahaan, merumuskan KPI untuk PM dengan beberapa poin penilaian KPI seperti downtime, man hours, overtime, repair cost, compliance, dan juga uptime.
6. INTRAMAS (Integrated Asset Management System) INTRAMAS adalah nama dari aplikasi yang dikembangkan dalam Tugas Akhir ini. INTRAMAS merupakan sebuah aplikasi web dalam bentuk CMMS untuk mendukung proses bisnis Lapindo Brantas, Inc. dalam mengelola dan merawat berbagai macam aset yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam INTRAMAS ini terdapat beberapa modul utama yang merupakan proses komputerisasi dari beberapa proses bisnis Lapindo, yakni Work Request, Failure Report dan Work Order. Proses bisnis tersebut masih diimplementasikan secara manual dalam bentuk dokumen kertas, yang memakan tempat di ruang kerja serta dapat menghabiskan jam kerja dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu dibuatkan sistem INTRAMAS ini untuk mengeliminasi kekurangan-kekurangan tersebut agar dapat meningkatkan efisiensi kerja perusahaan. Terdapat pula modul pendukung untuk administrator dalam INTRAMAS yang terdiri dari User Management, Asset Management, PM Management, dsb. Dan satu lagi, PM Management, merupakan modul yang mengatur jadwal kerja rutin untuk melaksanakan aktivitas perawatan terhadap berbagai macam aset yang dimiliki oleh perusahaan. Selain itu INTRAMAS juga memiliki modul Performance sebagai representasi dari pengukuran KPI perusahaan.
8. Bahasa Pemrograman Menurut Anthony Aaby dalam bukunya Introduction to Programming Language, bahasa pemrograman adalah teknik komando/instruksi/notasi standar untuk memerintah komputer dengan cara menuliskan kode-kode pemrograman. Selama ini bahasa pemrograman dikategorikan menjadi dua jenis berdasarkan tampilan/ output, yakni bahasa pemrograman desktop dan bahasa permrograman web. PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini. Script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan (server side), jadi semua informasi yang ingin ditampilkan di halaman web bisa dilihat dengan baik oleh semua jenis browser client. Salah satu pengembangan teknologi yang sering dipakai adalah framework. Framework adalah sekumpulan fungsi, class, dan aturan-aturan. Framework memungkinkan kita membangun aplikasi dengan lebih cepat karena sebagai developer kita akan lebih memfokuskan pada pokok permasalahan sedangkan hal-hal penunjang lainnya seperti koneksi database, form validation, GUI, dan security; umumnya telah disediakan oleh framework. Disamping itu dengan aturan-aturan yang jelas, aplikasi jadi lebih solid, more readable, dan kolaborasi dalam tim dapat lebih mudah dilaksanakan. Framework CodeIgniter digunakan karena memberikan kemudahan untuk mengembangkan aplikasi, seperti: - Berinteraksi dengan database apapun dengan satu bahasa tunggal. - Manajemen session dan cookies. - Melakukan validasi user input. - Membangun html seperti table, form, link, dan lainnya dengan kode minimal. - Berkomunikasi dengan ftp, captcha, rss, dan teknologi lainnya.
7. KPI (Key Performance Indicators) Key Performance Indicators atau kadang disingkat saja Performance Indicators, merupakan pengukuran yang digunakan untuk membantu suatu organisasi menentukan dan mengukur kemajuan dalam menuju sasaran. KPI digunakan untuk menilai keadaan terkini suatu bisnis dan menentukan suatu tindakan terhadap keadaan tersebut. (Terry Wireman, 2005). Setiap perusahaan memiliki tolok ukur tersendiri dalam menilai Key Performance Indicators-nya. Wan Hasrulnizzam, 2009, menyatakan bahwa di Petronas, terdapat 21 nilai KPI yang diukur seperti man hours, overtime, equipment availability, reliability & utilization, schedule compliance dan lainnya. 4
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
digunakan metode observasi dan wawancara dengan beberapa stakeholder yang terkait. Proses analisis sistem dimulai dengan mendefinisikan kebutuhan pengguna, meliputi: Tujuan yang disepakati Lingkungan Pelaku / aktor Cerita pengguna Catatan wawancara Mendefinisikan use case Kebutuhan fungsional & Kebutuhan non-fungsional.
9. Database Menurut Raghu Ramakrishnan, 2000, Basis data (bahasa Inggris: database), sekumpulan data terintegrasi dengan ukuran mulai dari kecil sampai besar, yang secara khusus menjelaskan aktifitas-aktifitas dari satu atau beberapa organisasi yang satu sama lain saling terkait. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Aplikasi DBMS yang digunakan dalam proyek ini adalah Microsoft SQL Server. Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) produk Microsoft. Bahasa kueri utamanya adalah Transact-SQL yang merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft dan Sybase. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang memiliki basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar.
Proses analisis berikutnya adalah analisis KPI (Performance), yang sangat diperlukan oleh perusahaan untuk mengetahui kondisi terkini dari aset yang dimiliki. Analisis KPI di sini meliputi Downtime Man Hours Overtime Costs. Permasalahan yang ada pada saat ini yang menjadi pertimbangan dalam desain sistem adalah: • Aplikasi perlu untuk dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan akan adanya suatu aset manajemen yang terkomputerisasi. • Aplikasi yang user friendly, dan mudah dioperasikan untuk user awam sekalipun. • Aplikasi mampu mengadaptasikan secara penuh proses bisnis perusahaan ke dalam sistem, meliputi proses bisnis Work Request, Failure Report & Work Order, mulai dari proses pembuatan, persetujuan, perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan dan pengarsipan. • Aplikasi dapat menampilkan informasi KPI (Performance) dari aset perusahaan, agar manajemen dapat mengetahui kondisi terkini dari aset & dapat menentukan pengambilan keputusan berdasarkan informasi tersebut. Hasil analisis kebutuhan beserta fungsionalitas dapat dilihat sebagai berikut: o Sistem bisa mengelola Work Request o Sistem bisa mengelola Failure Report o Sistem bisa mengelola Work Order o Sistem bisa menampilkan Performance
10. UML (Unified Modelling Language) Unified Modeling Language (UML) merupakan bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak. Menurut perintisnya, UML di definisikan sebagai bahasa visual untuk menjelaskan, memberikan spesifikasi, merancang, membuat model, dan mendokumentasikan aspek-aspek dari sebuah system. Karena tergolong bahasa visual, UML lebih mengedepankan penggunaan diagram untuk menggambarkan aspek dari system yang sedang dimodelkan. UML yang merupakan turunan dari beberapa metode mempunyai kumpulan diagram grafis sebagai kombinasi dari konsep pemodelan data (entity relationship diagram), pemodelan bisnis (work flow), pemodelan obyek, dan pemodelan komponen.
11. Analisis Sistem Analisis kebutuhan pengguna merupakan kunci atas keberhasilan implementasi sistem. Dalam tugas akhir ini 5
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
12. Desain Sistem
13. Uji Coba
Desain merupakan penerjemahan kebutuhan sistem ke dalam suatu aplikasi dengan visualisasi. Dari tahap definisi use case diagram, actor yang terlibat dalam sistem: 1. Administrator, 2. Planner, 3. Supervisor, 4. Superintendent, 5. Technician, 6. Operator, dan 7. Staff. Sedangkan proses atau use case yang dibutuhkan adalah : 1. Fungsionalitas Akses Umum, 2. Work Request, 3. Failure Report, 4. Work Order, 5. Performance, 6. Advanced Search, 7. Pengelolaan User, 8. Pengelolaan Aset, 9. Pengelolaan PM, 10. Pengelolaan Departemen, 11. Pengelolaan Lokasi, 12. Pengelolaan Menu, 13. Pengelolaan Posisi, 14. Pengelolaan Hak Akses, 15. Pengelolaan Seksi, 16. Pengelolaan Skill, 17. Pengelolaan Unit Pengukuran. Berikut ini adalah salah satu use case diagram:
Pada tahap ini dibuat aplikasi yang sesuai dengan spesifikasi rancangan dan dilakukan ujicoba untuk menguji keberhasilan sistem. Lingkungan Uji Coba Spesifikasi komputer yang digunakan untuk menguji INTRAMAS ini antara lain: A. Spesifikasi komputer aplikasi server dan database server o Intel XEON 2,8 GHz o 4 GB DDR2 o HD 250 GB SATA o Mainboard Intel 945 + VGA +SC o Monitor 14 Inch 1024x768 o Sistem operasi Windows Server 2008 o Database SQL Server 2008 R2 B. Spesifikasi komputer client o Pentium Core2Duo 2Ghz o 1 GB DDR o HD 80GB o Mainboard + Soundcard + VGA o Monitor 14 Inch 1024x768 o Sistem operasi Windows Vista o Web browser
uc Akses Umum
Login
Skenario Uji Coba Skenario uji coba ini disusun berdasarkan beberapa use case yang telah dibuat pada tahap desain. Skenario uji coba yang dilakukan antara lain: • Uji coba Work Request. Requester mengajukan Work Request, kemudian dia kirimkan ke supervisor untuk disetujui. Setelah disetujui oleh supervisor, Work Request diajukan ke superintendent untuk proses persetujuan lagi. Selesai disetujui superintendent, dokumen Work Request dikirimkan ke planner untuk dibuat jadwal pelaksanaannya.
«precedes»
Logout
Users (from Actors)
Reset Passw ord
Gambar 1. Use Case Akses Umum
Use case diagram di atas adalah untuk Fungsionalitas Akses Umum yang terdiri dari fungsi Login, Logout dan Reset Password. Selain use case diagram, diagram lain yang digunakan dalam proses desain ini adalah robustness diagram, sequence diagram dan state diagram, yang kesemuanya adalah tipe desain perilaku (behavioral design). Sedangkan untuk desain struktural (structural design), digunakan CDM (Conceptual Data Model) & class diagram.
• Uji coba Failure Report Seorang originator/reporter menemukan suatu masalah pada suatu aset, lalu menuliskan laporannya dalam Failure Report. Dokumen Failure Report kemudian dikirimkan ke supervisor & lalu superintendent untuk diminta persetujuan/approval. Setelah disetujui, dokumen kemudian diserahkan ke planner untuk dibuatkan jadwal pelaksanaannya. 6
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
• Uji coba Work Order Dimulai dari Planner yang memegang Work Request kemudian merencanakan jadwal eksekusi Work Order. Work Order lalu diserahkan kepada supervisor dari section(s) yang berkompeten. Supervisor di sini bertugas untuk mengalokasikan waktu & personel bawahannya untuk melakukan eksekusi Work Order. Dokumen Work Order kemudian diserahkan kepada sang bawahan untuk dieksekusi, dan sang bawahan wajib menyerahkan kembali dokumen tersebut dengan laporan lengkap ke supervisornya. Supervisor akan me-review laporan pekerjaan para bawahannya, jika supervisor setuju maka dokumen akan diserahkan kepada superintendent. Superintendent juga akan mengevaluasi laporan Work Order, dan sama seperti supervisor, dia juga bisa menolak ataupun menyetujui. Jika dokumen telah disetujui oleh superintendent, maka akan diserahkan kepada planner untuk dijadikan arsip.
5.
6.
7.
8.
14. Penutup Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari proyek ini adalah sebagai berikut: 1. INTRAMAS (Integrated Asset Management System) merupakan sebuah aplikasi yang memiliki fasilitas pengelolaan & pemeliharaan terhadap asset-aset yang dimiliki oleh perusahaan yang sudah dinanti-nantikan oleh manajemen selama beberapa tahun terakhir. 2. Aplikasi INTRAMAS ini berfungsi untuk mengadaptasikan sistem pemeliharaan sebelumnya yang masih berjalan secara manual menjadi suatu sistem informasi dengan modul-modul proses bisnis yang saling terintegrasi. 3. INTRAMAS mampu secara penuh mengadaptasikan alur proses bisnis perusahaan ke dalam sistem, baik itu Work Request, Failure Report atau Work Order, dimulai dari tahap awal pembuatan, persetujuan, penjadwalan, pelaksanaan dan penyimpanan arsip dokumen-dokumen tersebut. 4. Dengan bergantinya sistem dari manual (paper based) menjadi suatu sistem yang terkomputerisasi, perusahaan tidak
perlu lagi menghabiskan banyak kertas untuk mengimplementasikan proses bisnis mereka, sehingga tidak perlu lagi menghabiskan waktu & tempat di ruang kerja. Cara seperti ini secara tidak langsung juga dapat mendukung program pengurangan penggunaan kertas (paperless program) di dunia. Dengan adanya sistem informasi seperti ini, jalannya proses bisnis dapat lebih mudah untuk di-monitor dan dianalisis untuk keperluan pengambilan keputusan dalam perusahaan ke depan. Dengan tampilan yang user friendly, aplikasi INTRAMAS cukup mudah untuk digunakan oleh pengguna, bahkan yang masih awam sekalipun. Modul Performance (Key Performance Indicators), dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kondisi terkini mengenai asetnya, khususnya dalam segi costs, downtime, man hours, & overtime. Berdasarkan hasil uji coba beberapa fungsi utama yang dilakukan menggunakan skenario, uji coba INTRAMAS ini telah berjalan sesuai dengan desain yang dibuat dan telah sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Saran Beberapa hal yang diharapkan dapat dikembangkan di masa mendatang adalah sebagai berikut: 1. Karena uji coba yang dilakukan hanya dari sisi fungsi saja, maka diharapkan pada tahap pengembangan berikutnya dilakukan dokumentasi terhadap uji coba berdasarkan Test Case dengan tujuan agar semua use case yang dibuat benar-benar teruji dan mengetahui sistem apakah sudah layak untuk digunakan. 2. Pada saat ini penggunaan INTRAMAS difokuskan pada departemen yang mengimplementasikan proses bisnis dan dokumen pemeliharaan saja, yakni departemen produksi dan maintenance. Di kemudian hari bisa ditambahkan modul-modul untuk departemen lainnya seperti Finance, HRD ataupun SCM.
7
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011
15. Daftar Pustaka Aaby, Anthony. 1996. Introduction to Programming Language. Pennsylvania: Kretchmar Hall. Basuki, Awan Pribadi. 2010. Membangun Web Berbasis PHP dengan Framework CodeIgniter. Jakarta: Loko Media. Codeigniter. Codeigniter PHP Framework. http://codeigniter.com/. 10 Oktober 2010. Kadir, Abdul. 2003. Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP. Yogyakarta: Penerbit Andi. Kadir, Abdul. 2009. Mastering Ajax & PHP. Yogyakarta: Penerbit Andi. Mather, Daryl. 2003. CMMS A Timesaving Implementation Process. Florida: CRC. Microsoft SQL Server. Microsoft SQL Server 2008 R2 Official Website. http://www.microsoft.com/sqlserver/2008/e n/US/default.aspx. 10 Oktober 2010. PHP. PHP Official Website. http://www.php.net/. 10 Oktober 2010. Ramakrishnan, Raghu; Gehrke, Johannes. 2000. Database Management System. New York: McGraw-Hill. Robbins, Stephen; Coulter, Mary. 2002. Management. New Jersey, California: Prentice Hall. Rosenborg, Doug; Stephens, Matt. 2007. Use Case Driven Object Modeling with UML Theory and Practice. New York: Apress. Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wan Mahmood, Wan Hasrulnizzam. 2009. Maintenance Management System for Upstream Operations in Oil & Gas Industry: Case Study. World Academy of Science, Engineering & Technology. Wireman, Terry. 2004. Benchmarking Best Practices in Maintenance Management. New York: Industrial Press. Wireman, Terry. 1994. Computerized Maintenance Management System. New York: Industrial Press. Wireman, Terry. 2005. Developing Performance Indicators for Managing Maintenance. New York: Industrial Press. 8
Harun Al Rasyid Al Hamzany - 5205100034