BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
PENGEMBANGAN ELEMEN METADATA GUNA MENUNJANG LAYANAN PUBLIK ISSN ONLINE Dwi Ridho Aulianto1*, Hermin Triasih2, dan Tri Margono3 1& 2 Kandidat Pustakawan LIPI 3 Peneliti dokinfo LIPI *Korespondensi:
[email protected]
ABSTRACT Before making a database, it is very important to determine what kind of the metadata elements that will be use. These elements include content of data or information managed by the information center, like data of periodicals in the ISSN database online. ISSN (International Standard Serial Numbers) is a unique numbers (8 digits) that used to identify periodicals quickly and easily, both for printed and electronic media. The Centre for Scientific Documentation and Information (PDII), Indonesian Institute of Sciences (LIPI) as the ISSN National Center, has an authority to manage ISSN registration process in Indonesia which coordinated and supervised directly by the ISSN International Centre offices in Paris, France. Not all metadata elements in the ISSN database online can be filled out by the periodical managers or publishers as a user. Metadata element in the ISSN online system should be developed so that the information which available in the database complete in appropriate with user needs. This research focused on analysis specification of metadata elements on registration process of ISSN database online in Indonesia compared with ISSN service centers in other countries. The aims of the research are to: a) know the specification of each metadata elements that shall designed in registration form of ISSN online; b) compare the specification of each metadata elements in the database online registration between the ISSN National Centre in Indonesia and the ISSN national centers in other countries; c) as a recommendation for metadata elements development in the ISSN database services online in accordance with international standards. Specification data on each metadata elements were obtained from ISSN Manual published by the International ISSN, while metadata elements in database which applied by each of the countries obtained by literature study and various websites in the ISSN service centers in other countries. The countries which were selected by purposive sampling are the countries that exist in the continental of America, Europe, Australia, and Asia. The countries which include the same metadata elements were then grouped, while the countries which include the different metadata elements were then separated to determine of all metadata elements. Selected countries are the USA, Britain, Canada, France, Australia, Japan, and Indonesia. Triangulation of metadata elements deductively been described to express general phenomena in each of metadata elements which provided by the ISSN center on the ISSN registration online compared with the minimum standards which are compulsory available on ISSN registration online which has been set by Paris, France and also based on ISO standard. The results were then analyzed by using componential analysis method. Comparison of metadata elements on the system of ISSN registration at the ISSN National center in Indonesia with metadata elements on the system of ISSN registration at the ISSN National center in some countries are expected can be used as inputs or inovative ideas for decision making especially for ISSN services in Indonesia. New metadata elements as output of this research can be used to design and develop the ISSN online database at the ISSN National center in Indonesia according to the user needs and database managers. It is intended that the ISSN service online in Indonesia can be performed optimally so that the documentation duties and functions of the PDII-LIPI can be done well in providing facilities of information that more communicative.
Keywords: International Standard Serial Numbers; Web sites; Registration with search engines; Metadata; Public services (Libraries); Online information services; Mandatory and Optional metadata element
1
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
ABSTRAK Penentuan elemen metadata sangat penting dalam pembuatan suatu database. Elemen-elemen ini yang mencakup isi dari data atau informasi yang dikelola, seperti halnya data terbitan berkala dalam database ISSN online. ISSN (International Standard Serial Numbers) merupakan nomor unik (8 digit) yang digunakan untuk mengidentifikasi terbitan berkala secara cepat dan mudah, baik untuk terbitan dalam media cetak maupun elektronik. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai Pusat Nasional ISSN, memiliki otoritas untuk mengatur proses registrasi ISSN di Indonesia melalui pengawasan dan koordinasi langsung dari Pusat Internasional ISSN yang berkedudukan di Paris, Perancis. Elemen metadata dalam database ISSN online tidak semuanya dapat diisi oleh pengelola terbitan berkala sebagai pengguna. Elemen metadata dalam sistem ISSN online perlu dikembangkan agar dapat memberikan informasi yang lengkap sesuai dengan kebutuhan pengguna. Penelitian ini lebih difokuskan pada analisis spesifikasi elemen metadata dalam layanan registrasi ISSN online di Indonesia dibandingkan dengan pusat layanan ISSN di negara lain. Tujuannya adalah untuk: a) mengetahui spesifikasi tiap elemen metadata yang wajib tercantum dalam formulir pendaftaran ISSN online; b) membandingkan spesifikasi tiap elemen metadata dalam database registrasi online antara ISSN Pusat Nasional di Indonesia dengan ISSN pusat nasional yang ada di negara lain; c) sebagai rekomendasi untuk pengembangan elemen metadata dalam database ISSN online sesuai dengan standar layanan ISSN internasional. Data tentang spesifikasi tiap elemen metadata diperoleh melalui terbitan katalog ISSN internasional, sedangkan data elemen metadata dalam aplikasi database di tiap negara diperoleh melalui studi literatur dan penelusuran ke berbagai situs web di pusat-pusat layanan ISSN di berbagai negara. Negara yang dimaksud adalah negara-negara yang ada di belahan benua Amerika, Eropa, Australia, dan Asia, yang dipilih secara purposive sampling. Data negara yang mencantumkan elemen yang sama selanjutnya dikelompokkan sedangkan negara yang mencantumkan elemen yang berbeda kemudian dipisahkan untuk dikaji elemen metadatanya. Negara terpilih adalah Amerika, Inggris, Kanada, Perancis, Australia, Jepang, dan Indonesia. Triangulasi data elemen dijabarkan secara deduktif, yaitu mengungkapkan fenomena-fenomena secara umum yang ada dalam tampilan ruas metadata pada pendaftaran ISSN online dibandingkan dengan standar minimal yang harus dipenuhi dalam registrasi ISSN online yang telah ditetapkan oleh Paris, Perancis dan juga berdasarkan standar ISO. Hasil tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan componential analysis method. Perbandingan elemen metadata untuk registrasi ISSN pada pusat nasional di Indonesia dengan elemen metadata di beberapa negara diharapkan dapat memberikan masukan untuk kebijakan layanan publik, khususnya layanan ISSN di Indonesia. Output dari kajian ini berupa elemen metadata baru yang dapat ditambahkan pada database ISSN online sesuai dengan kebutuhan pengguna dan pengelola. Diharapkan dari hasil kajian ini, layanan ISSN online di Indonesia dapat dilakukan secara optimal sehingga tupoksi dokumentasi dapat berjalan lancar melalui penyediaan fasilitas informasi yang lebih komunikatif.
Keywords: ISSN; Situs web; Pendaftaran dengan mesin pencari; Metadata; Pelayanan publik (Perpustakaan); Layanan informasi online; Elemen metadata wajib dan pilihan
2
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
1. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi (ICT), seperti halnya internet, arus informasi berjalan begitu cepat, dan informasi yang dihasilkan semakin mudah ditelusuri, cepat dan efisien. Selain itu, informasi yang dihasilkan juga dapat disebarkan dengan cepat, tanpa adanya batas waktu dan jarak. Selain itu banyak sistem yang dibuat via online, seperti sistem layanan publik yang didisain oleh lembaga pemerintah. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai salah satu lembaga pemerintah yang memiliki tupoksi sebagai pusat nasional ISSN (International Standard Serial Numbers) di Indonesia, memberikan layanan publik berupa layanan ISSN online. Layanan ISSN online yang dibuat ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan itu sendiri, khususnya dalam proses registrasi secara online bagi para pengelola/penerbit yang akan mendaftarkan terbitan berkalanya guna memperoleh ISSN. Sistem ini dirancang untuk mempermudah pengelola/penerbit dalam proses perolehan ISSN, khususnya bagi pengelola/penerbit yang berasal dari daerah, sehingga terbitan berkalanya dapat didaftarkan dengan cepat dan mudah. Database ISSN online yang dibuat harus memenuhi elemen metadata yang dipersyaratkan dan berguna untuk proses temu kembali informasi yang telah di input. Elemen tersebut harus dapat mencakup syarat minimal informasi yang dapat di entri oleh pengelola/penerbit dan dapat dikelola oleh pengembang database itu sendiri. Oleh sebab itu penentuan elemen metadata menjadi sangat penting dalam pembuatan suatu database. Elemen-elemen ini mencakup isi dari suatu data atau informasi yang dikelola, sehingga informasi yang dihasilkan menjadi lebih bermakna, seperti halnya informasi atau data yang dicantukan dalam tiap elemen database layanan ISSN online. ISSN yang berupa nomor unik 8 dijid, bermanfaat dalam proses identifikasi terbitan berkala baik cetak maupun elektronik secara cepat dan mudah. Otoritas PDII LIPI sebagai Pusat Nasional ISSN adalah mengatur proses registrasi dan menyediakan pelayanan ISSN di Indonesia. Tahap awal dalam persiapan layanan ISSN online adalah dengan membuat database melalui penetapan elemen metadata yang penting untuk proses input data dan pencarian kembali informasinya guna memperlancar proses kegiatan layanan registrasi ISSN online. Metadata dalam database merupakan informasi yang terstruktur untuk mengambarkan, menjelaskan, dan mempermudah dalam menemukan kembali, menggunakan atau mengelola sumber informasi yang ada (Proboyekti, 2011). Elemen metadata ISSN online yang dibangun berisi kumpulan ruas data inti dari terbitan berkala yang telah didaftarkan dan ruas data lain yang penting bagi pengelola dalam proses tindak lanjut atas pengelolaan isi terbitan berkala selanjutnya. Elemen-elemen metadata dalam database ISSN online ini ditempatkan dalam satu sistem, namun demikian tidak semua elemen metadata tersebut dibangun untuk kepentingan pengelola terbitan berkala sebagai pengguna. Artinya bahwa ada elemen metadata yang harus diisi dan ada juga yang tidak dapat diisi atau dirubah datanya oleh pengguna. Elemen metadata yang tidak dapat diisi datanya oleh pengguna hanya dapat diisi oleh pengelola atau petugas ISSN yang terdapat dalam formulir registrasi ISSN online. Elemen metadata yang telah dibangun perlu dikembangkan agar dapat memberikan informasi yang lengkap sesuai dengan kebutuhan pengguna. Penelitian ini dilakukan untuk: a) mengetahui spesifikasi tiap elemen metadata yang wajib tercantum dalam formulir pendaftaran ISSN online; b) membandingkan spesifikasi tiap elemen metadata dalam database registrasi online antara Pusat Nasional ISSN di Indonesia dengan Pusat ISSN yang ada di negara lain; c) sebagai rekomendasi untuk pengembangan elemen metadata dalam database ISSN online sesuai dengan standar layanan ISSN internasional.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISSN (International Standard Serial Numbers) ISSN merupakan nomor yang terdiri dari delapan digit, termasuk cek digit dan didahului dengan awalan abjad ISSN, yang diberikan untuk terbitan berkala/berseri oleh Jaringan ISSN (ISSN Manual, 3
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
2015:14). Nomor digit ISSN berupa angka 0 sampai 9 dan X (10), yang ditulis dalam 2 kelompok masing-masing 4 digit dipisahkan dengan tanda penghubung. Angka terahir/ yang paling kanan merupakan cek digit yang dapat digunakan untuk mengecek apakah nomor ISSN valid atau tidak. ISSN diberikan untuk terbitan berseri/berkala seperti jurnal, majalah, tabloid, buletin, warta, koran, prosiding, laporan tahunan dan sebagainya. Ketentuan pemberian ISSN berdasarkan SNI ISO 3297:2010, yaitu: ISSN hanya diberikan oleh pusat dalam jaringan ISSN; metadata untuk terbitan berkala yang telah mendapatkan ISSN harus dikumpulkan dan diserahkan pada waktu yang ditentukan oleh Pusat Internasional ISSN; terbitan berkala dengan media tertentu hanya diberikan satu ISSN; ISSN terhubung dengan judul kunci selama-lamanya tanpa ada batas waktu sesuai saat pendaftaran yang ditentukan oleh jaringan ISSN; bila terbitan berkala diterbitkan dalam media berbeda dengan judul sama atau berbeda, maka ISSN harus diberikan; bila terbitan berkala mengalami perubahan judul (baik perubahan kecil maupun besar) sesuai dengan ketentuan manual ISSN, maka ISSN harus diberikan dan dibuatkan judul kunci; ISSN yang telah diberikan untuk terbitan berkala, maka ISSN tidak dapat dirubah, diganti ataupun digunakan untuk terbitan lain; pemberian ISSN untuk terbitan berkala tidak dapat diartikan atau dianggap sebagai bukti hukum kepemilikan hak cipta atas suatu terbitan atau isinya. Pendaftaran ISSN di Indonesia dapat dilakukan secara online melalui situs issn.pdii.lipi.go.id, dengan mengisi formulir pendaftaran dan melengkapi berkas persyaratan permohonan ISSN. Formulir tersebut berisi elemen metadata berupa: nama terbitan, sinopsis, pengelola, situs, nama, alamat, email, telpon, fax, penerbit, situs penerbit, frekwensi terbitan, edisi mulai berlaku, media terbitan, kategori ilmu, dan kunci dinamis. Sedangkan berkas persyaratan pengajuan ISSN adalah surat permohonan resmi dari pengelola/penerbit, halaman sampul depan, halaman susunan dewan redaksi, halaman daftar isi, dan bukti pembayaran ISSN, semua dalam bentuk soft file dengan format .pdf. ISSN akan diberikan setelah petugas melakukan verifikasi berkas dan pengecekan keseluruhan data isian pada formulir dengan berkas yang diajukan. Manfaat ISSN menurut Maria Ginting (1999) antara lain: a) memudahkan identifikasi terbitan berkala yang mempunyai judul sama, karena ISSN diberikan untuk satu judul terbitan saja; b) ISSN mempermudah pengelolaan administrasi dalam hal pengadaan/pemesanan terbitan berkala hanya dengan menyebutkan ISSNnya; c) Bagi penulis, hasil karya yang diterbitkan pada terbitan ber-ISSN mempunyai nilai lebih; d) terbitan berkala ber-ISSN tercatat dalam database nasional maupun internasional. Kewajiban bagi pengelola/penerbit terbitan berkala setelah mendapatkan ISSN yaitu: mencantumkan ISSN di pojok kanan atas, diawali kata ISSN (ISSN harus dicantumkan pada halaman sampul depan, halaman judul, halaman dewan redaksi, dan halaman daftar isi); mencantumkan barcode (barcode diletakkan di pojok kanan bawah sampul belakang untuk terbitan ilmiah, dan diletakkan di pojok kiri bawah sampul depan untuk terbitan non-ilmiah); mengirimkan 2 eksemplar per nomor terbitan setiap kali terbit baik dalam bentuk cetak maupun elektronik; pengelola/penerbit harus melaporkan kepada PDII-LIPI secara tertulis dan mengajukan permohonan ISSN baru, jika terjadi perubahan judul terbitan; pengelola/penerbit harus melaporkan kepada PDII-LIPI apabila terjadi perubahan selain judul, yang dilaporkan secara tertulis agar PDII-LIPI segera merubah data di database ISSN; dan mendaftarkan ISSN untuk terbitan dengan media lainnya, misalkan media elektronik. 2.2 Metadata Metadata didefinisikan beragam, ada yang mengatakan metadata adalah “data tentang data” atau “informasi tentang informasi”. Pengertian dari metadata adalah sebagai bentuk pengindentifikasian, penjelasan suatu data, atau diartikan sebagai struktur dari sebuah data. Berdasarkan SNI 7335-2008, yang dimaksud metadata adalah data mengenai isi, kualitas, kondisi dan karakteristik lainnya dari data. Secara umum metadata banyak digunakan untuk memperoleh data spasial, yaitu mekanisme struktur data yang menggambarkan suatu dokumen data dalam suatu aplikasi, dan dapat membantu user dalam memperoleh 4
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
data, serta memahami bagaimana cara terbaik dalam menggunakan atau memanfaatkan informasi dari data. Metadata adalah tag dalam bahasa pemrograman html atau xhtml yang dipakai untuk mengaplikasikan elemen metadata dalam suatu halaman web. Elemen metadata ini harus diletakkan pada bagian “head” dalam html tersebut. Tag metadata ini dapat dipakai juga untuk menyatakan deskripsi/keterangan dari suatu halaman web dan untuk menjelaskan mengenai kata kunci (keyword) yang terkait serta untuk metadata lain tanpa “head” (Dawson, A, 2004). Nilai metadata merupakan salah satu penentu ditemukannya situs di mesin pencari. Diharapkan dengan nilai metadata yang tepat maka situs yang dibangun akan semakin mudah untuk ditampilkan pada halaman mesin pencari, sehingga pengunjung situs dapat ditingkatkan dengan mudah. Metadata yang baik harus dilengkapi dengan konten yang berkualitas. Selain itu juga tampilan situs harus dibuat seunik mungkin agar lebih menarik pengunjung situs. Pengunjung setia situs tetap menjadi satu-satunya sumber lalu lintas situs yang terbaik (Beall, J., 2010). Metadata merupakan sistem katalog database yang mendukung operasional sistem management database itu sendiri (Maoura, 1999), yang dapat menggambarkan sumberdaya dalam lintas jaringan (across network). National Information Standards Organization (NISO) mengelompokkan metadata menjadi 3 jenis, yaitu: 1. Metadata deskriptif, menggambarkan identifikasi sumber informasi melalui nilai pada elemen sehingga memperlancar proses penemuan dan seleksi. Data ini mencakup unsur-unsur seperti pengarang, judul, tahun terbit, kata kunci, penerbit, dan informasi lain yang lazimnya dicatat dalam proses pengatalogan tradisional. Di lingkungan perpustakaan telah dilakukan pembuatan cantuman bibliografi berdasarkan ISBD (International Standard Bibliographic Description), AACR (AngloAmerican Cataloguing Rules), bagan klasifikasi seperti DDC (Dewey Decimal Classification), UDC (Universal Decimal Classification), LCC (Library of Congress Classification), daftar tajuk subyek yang menghasilkan suatu wakil dokumen ringkas (document representation atau document surrogate), dan standar yang berfungsi sebagai cantuman bibliografi. 2. Metadata administratif, data yang memberikan informasi untuk pengelolaan sumber informasi, seperti kapan dan bagaimana diciptakan, tipe file, data teknis lain, dan siapa pemiliknya, serta siapa yang berhak mengaksesnya. Metadata administratif mencakup pula data berkenaan dengan hak kekayaan intelektual dan seluk-beluknya (rights management metadata), penyimpanan (archiving) dan pelestarian sumber informasi (preservation metadata). 3. Metadata struktural, data ini menjelaskan bagaimana suatu obyek digital terstruktur sehingga dapat digabungkan menjadi satu kesatuan logis. Sumber digital berupa buku misalnya, terdiri atas beberapa bab, dan tiap bab terdiri atas halaman-halaman yang masing-masing merupakan suatu file digital tersendiri. Metadata struktural diperlukan untuk mengetahui hubungan antara file fisik dan halaman, halaman dan bab, dan bab dengan buku sebagai produk akhir. Inilah kemudian memungkinkan perangkat lunak menampilkan daftar isi buku lalu langsung memunculkan bab yang dipilih (dengan click) oleh pengguna, atau bernavigasi ke bagian (halaman) lain dari “buku”. Contoh lain: obyek multimedia yang terdiri atas komponen audio dan teks yang perlu disinkronisasi. Metadata dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai jenis data, mulai dari data tekstual, gambar, atau laporan yang memuat keduanya. Metadata dapat juga dimasukkan langsung dalam data, misalnya dokumen html, dimana metadata yang ada sudah menempel langsung didalam data html tersebut. Hal ini menjelaskan bahwa metadata bisa tersimpan secara bersamaan dengan data/informasi yang disebutkan atau bisa juga terpisah. Biasanya metadata disimpan secara tepisah dengan datanya, metadata yang dibangun ini berhubungan langsung dengan data yang dibuat dan setiap perubahan dalam data harus juga di-update dalam metadatanya. 5
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
Ada banyak yang bisa dilakukan dengan metadata yang dibangun sesuai dengan tujuannya. Tujuan umum pembangunan metadata adalah untuk memberikan penjelasan yang memungkinkan proses pencarian data bisa dilakukan. Selain itu memungkinkan juga dalam proses pengorganisiran data, interpretasi serta memungkinkan proses integrasi. Fungsi utama metadata antara lain: 1. Membantu pencarian data, memungkinkan data bisa ditemukan sesuai dengan kriteria yang diinginkan, mengidentifikasi sumber data, mengumpulkan data yang sama, membedakan data dengan sumber/informasi yang berbeda, memberikan informasi lokasi data yang disimpan. 2. Mengatur sumber data elektronik, sejalan dengan semakin besarnya jumlah data. Semakin banyak data dalam suatu sistem informasi yang dibangun maka diperlukan suatu sistem yang mampu mengatur data tersebut. Misalnya perkembangan dalam dunia internet. Semakin banyak data html yang dibuat, semakin banyak data yang dapat dikelola/ diolah dengan lebih cepat dan efisien, sesuai dengan kategori yang dibuat. 3. Multi sistem operasi, yaitu proses pengelolaan variasi data dengan menggunakan sistem operasi yang berbeda. Pembangunan metadata dengan menggunakan protocol yang sama memungkinkan dilakukan manajemen data dari sistem yang berbeda. 4. Identifikasi secara digital, kebanyakan skema metadata menggunakan standar angka yang sifatnya unik untuk tujuan identifikasi. Lokasi dari suatu data dapat juga dibuat dalam suatu sistem penamaan, misalnya sistem url (uniform resource locator) yang merupakan suatu sistem penentuan lokasi yang mengacu pada data tertentu. Perubahan alamat data bisa membuat sistem pendataan invalid. Sistem penamaan dapat ditentukan dengan menggunakan standarisasi tertentu yang memungkinkan obyek data dapat ditelusuri. 5. Arsip dan perawatan, seringkali disebutkan bahwa data digital merupakan data yang ‘rentan’, bisa saja rusak, korup, atau terhapus. Perubahan sistem data, peralihan dari satu sistem operasi dapat membuat data rusak. Metadata menjadi kunci dalam sistem penyimpanan data, dengan mengetahui informasi mengenai suatu data, maka dapat dilakukan proses pengelompokan data, penyimpanan serta pemanggilan kembali data secara teratur. Metadata dibuat berdasarkan suatu skema atas elemen-elemen metadata yang dirancang untuk suatu tujuan yang lebih spesifik. Skema metadata memiliki 3 aspek, yaitu: 1. Semantik (semantics), merupakan definisi makna unsur-unsur skema bersangkutan. Tiap unsur diberi nama dan definisi, disertai keterangan status elemen metadata yang dipakai: apakah wajib (mandatory), pilihan (optional), atau wajib pada kondisi tertentu (mandatory if applicable). 2. Isi (content), memuat peraturan atas penggunaan elemen-elemen metadata, atau peraturan yang menunjuk pada skema. Semantik skema misalnya menentukan bahwa ada unsur yang diberi nama “Pengarang”, lalu deklarasi atas isi menetapkan kriteria untuk menentukan siapa “Pengarang” dan bagaimana mencantumkan nama pengarang tersebut. Apakah nama sudah sesuai dengan bentuk yang ditemukan pada halaman judul buku? Atau menurut format tertentu, misalnya: Nama keluarga, Nama kecil? atau bentuk nama berupa tajuk seragam yang diambil dari suatu daftar kendali tajuk nama (name authority list)? Apakah untuk subyek harus dipakai daftar tajuk subyek? Peraturan isi sangat penting untuk menjamin keseragaman dan konsistensi pengisian elemen, dan mempermudah tercapainya kecocokan atau match dalam proses temu kembali. 3. Sintaksis (syntax), merupakan peraturan untuk encoding, yaitu bagaimana elemen-elemen skema itu dialihkan ke dalam bentuk machine-readable (terbacakan mesin), yaitu dapat dibaca dan diproses oleh komputer.
6
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
2.3 Elemen Metadata ISSN Berdasarkan SNI ISO 3297-2010 (2010:2), metadata ISSN adalah data deskriptif yang dicatat sebagai bagian dari proses pemberian ISSN dan menunjukkan unsur yang dapat mengenali suatu terbitan berkala dan membedakannya dari terbitan berkala lainnya. Elemen metadata ISSN dibedakan menjadi dua, yaitu: elemen metadata yang harus diberikan kepada pemohon ISSN dan tercantum dalam formulir pendaftaran ISSN. Elemen ini berupa isian data pengajuan ISSN yang harus dipelihara oleh Pusat Nasional ISSN. Elemen metadata tersebut dibuat/ditentukan dan dipelihara oleh Pusat Internasional ISSN dengan kerjasama dari Pusat Nasional ISSN. Elemen metadata ISSN yang dimaksud, ada yang bersifat wajib (harus ada) dan ada juga yang opsional (pilihan), tergantung dari jenis, format serta isian data, sesuai dengan kebutuhan masing-masing Pusat Nasional berdasarkan acuan manual ISSN. Poin-poin pada elemen metadata ISSN sama halnya dengan catatan bibliografi koleksi, yang dibangun sesuai dengan aturan standar kataloging nasional atau internasional, seperti judul utama, isi, kota terbit, nama penerbit, tanggal terbit, dan elemen lain yang berhubungan dengan terbitan berkala. Elemen metadata baik yang isinya ringkas berupa elemen wajib ataupun elemen metadata yang lengkap, harus dipelihara, tercatat dan bisa diperbaharui (update) apabila terdapat permintaan dari pusat nasional ISSN dari negara lain atau dari pengguna. Adapun fungsi dari elemen metadata ISSN (ISSN Manual, 2015:22) yaitu sebagai pengindentifikasi unik untuk terbitan berkala (ISSN dan Judul); informasi tambahan yang menggambarkan terbitan berkala; pengelompokan/link antara versi media yang berbeda pada terbitan berkala yang sama; isi dari terbitan berkala, pengindeksan; merupakan alamat elektronik untuk terbitan berkala (url dan email); serta kode elemen, seperti kode negara, frekwensi, bahasa, dan kode media fisik terbitan 2.4 Pelayanan Publik Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perUndang-Undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 menyatakan bahwa hakikat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Kebijakan manajemen pelayanan umum atau publik di Indonesia diatur dalam beberapa peraturan: 1. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 90/MENPEN/ 1989 tentang Delapan Program Strategis Pemicu Pendayagunaan Administrasi Negara. Di antara delapan program strategi ini, salah satu diantarannya adalah tentang penyederhanaan pelayanan umum. 2. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 1/ 1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum. Ini adalah merupakan pedoman bagi seluruh aparat pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan umum, yang antara lain mengatur tentang azas pelayanan umum, tatalaksana pelayanan umum, biaya pelayanan umum, dan penyelesaian persoalan dan sengketa. 3. Instruksi Presiden Nomor 1/1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat. Inpres ini merupakan instruksi dari presiden Republik Indonesia kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara untuk mengambil langkah-langkah yang terkoordinasi dengan Departemen/ Instansi Pemerintah, baik di pusat maupun daerah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan Aparatur Pemerintah kepada masyarakat baik yang menyenangkan penyelenggaraan pelayanan pemerintah, pembangunan maupun kemsyarakatan. 4. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 06/1995 tentang Pedoman Penganugerahan penghargaan Abdistya bhakti bagi Unit Kerja/ Kantor Pelayanan Percontohan; 7
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Kep. MENPAN) Nomor 63/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan 6. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25/2004 tentang Transparansi dan Akuntabilitas Pelayanan; Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa, penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi azas pelayanan sebagai berikut (Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004): 1. Transparansi (bersifat terbuka), mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. 2. Akuntabilitas, dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Kondisional, sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisien dan efektifitas; 4. Partisipasif, mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat; 5. Kesamaan hak, tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi; 6. Keseimbangan hak kewajiban, pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak. Selain azas pelayanan yang harus dipatuhi, terdapat prinsip pelayanan publik sesuai dalam Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut: 1. Kesederhanaan prosedur pelayanan publik (tidak berbelit-belit), mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. 2. Kejelasan pelayanan, yang mencakup: 1) persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik; 2) unit kerja/ pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan/ sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik; 3) rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran; 4) kepastian waktu 3. Kepastian waktu pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan; 4. Akurasi produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah. 5. Keamanan proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum; 6. Tanggung jawab pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik; 7. Kelengkapan sarana dan prasana, tersediannya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika); 8. Kemudahan akses, tempat, dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika; 9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas; 10. Kenyamanan, lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain. Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan, sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima 8
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
pelayanan. Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003, standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi: 1. Prosedur pelayanan yang diberlakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan; 2. Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan; 3. Biaya/tarif pelayanan, termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan. 4. Produk pelayanan, hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; 5. Sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik; 6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan prilaku yang dibutuhkan. Strategi kualitas jasa dalam pelayanan harus mencakup empat hal, yaitu: 1. Atribut layanan pelanggan Penyampaian layanan/jasa harus tepat waktu, akurat, dengan perhatian dan keramahan. Semua ini penting, karena jasa tidak berwujud fisik (intangible), tidak dapat terpisahkan (perishable), sangat variatif (variable), dan tidak terpisahkan antara produksi dan konsumsi (inseparable). 2. Pendekatan untuk penyempurnaan kualitas jasa Penyempurnaan kualitas jasa merupakan aspek penting dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan. Setidaknya ini disebabkan oleh faktor biaya, waktu menerapkan program, dan pengaruh layanan pelanggan. Ketiga faktor ini merupakan inti pemahaman dan penerapan suatu sistem yang responsif terhadap pelanggan dan organisasi untuk pencapaian kepuasan optimum. 3. Sistem umpan balik untuk kualitas layanan pelanggan. Umpan balik sangat dibutuhkan untuk evaluasi dan perbaikan yang berkesinambungan. Untuk itu, perusahaan/lembaga perlu mengembangkan sistem yang responsif terhadap kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan. 4. Informasi umpan balik harus difokuskan pada hal-hal berikut: a. Memahami persepsi pelanggan terhadap perusahaan/lembaga, jasa perusahaan/lembaga dan para pesaing. b. Mengukur dan memperbaiki kinerja perusahaan/lembaga. c. Mengubah bidang-bidang terkuat perusahaan/lembaga menjadi faktor pembeda pasar (market differentiation). d. Mengubah kelemahan menjadi peluang berkembang sebelum pesaing lain melakukannya. e. Mengembangkan sarana komunikasi internal agar setiap orang tahu apa yang mereka lakukan. f. Menunjukkan komitmen perusahaan/lembaga pada kualitas dan para pelanggan. 2.5 Pelayanan Publik ISSN Online Pelayanan publik ISSN Online adalah pelayanan yang diberikan kepada masyarakat umum, khususnya pengelola/penerbit terbitan berkala, untuk tujuan mendapatkan ISSN melalui online. Pelayanan ISSN Online dibuka dari hari senin sampai kamis pukul 08.00-15.30 WIB, dan hari jumat pukul 08.00-16.00 WIB. Selain pemberian ISSN secara online, PDII LIPI juga membuka layanan konsultasi terbitan berkala, layanan wajib simpan terbitan berkala, dan layanan konsultasi tentang akreditasi terbitan, baik yang dilakukan secara tatap muka langsung, melalui telpon maupun melalui online. Khusus informasi layanan ISSN Online di Indonesia telah disebarkan melalui situs issn.pdii.lipi.go.id. Informasi yang tercantum dalam situs tersebut antara lain berisi: 1. ISSN yang telah diterbitkan Berisi informasi mengenai data ISSN yang telah diterbitkan oleh Pusat Nasional ISSN, yang disusun secara kronologis berdasarkan waktu pendaftaran. Pengelola/penerbit dapat mencari data 9
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
ISSN pada kolom yang tersedia dengan menggunakan kata kunci (misal ISSN, judul terbitan, lembaga atau lainnya). Semua ISSN yang terdaftar melalui ISSN Online secara otomatis tertera pada menu ISSN yang telah diterbitkan. 2. Informasi prosedur registrasi ISSN Berisi informasi lengkap tentang prosedur pengajuan ISSN, persyaratan dalam pengajuan ISSN, kodebar ISSN, ketentuan dan perjanjian, akses data bibliografi, ukuran data elektronik, membuat dan merubah kodebar ISSN, rekam jejak ISSN online, ISSN media online murni, contoh surat permohonan ISSN serta surat keterangan wajib simpan terbitan berkala. 3. Formulir permohonan ISSN Formulir ini harus diisi pada saat mengajukan permohonan ISSN, baik untuk terbitan tercetak, elektronik/online ataupun dalam media lain. Formulir inilah yang digunakan dalam proses pendaftaran ISSN, termasuk proses upload berkas dan komunikasi antara petugas dengan pemohon ISSN selama proses pengajuan ISSN berlangsung.
3. METODOLOGI Spesifikasi tiap elemen metadata yang mencakup informasi yang dibutuhkan dalam proses pengajuan ISSN serta dalam pengelolaan informasi terbitan berkala yang diperoleh melalui terbitan katalog ISSN internasional. Elemen-elemen metadata yang dikembangkan dalam database di masingmasing negara sebagai pusat nasional ISSN ditelusuri melalui studi literatur juga dari berbagai situs web. Triangulasi data terhadap sumber dan standar dilakukan untuk mengecek kebenaran data dengan membandingkan data yang diperoleh dari standar elemen metadata, pada berbagai fase penelitian secara komponensial (Componential Analysis). Elemen metadata yang sama dan berbeda dari berbagai negara kemudian diseleksi dan dikelompokkan berdasarkan standar minimal yang wajib ada dalam sebuah matriks. Selanjutnya elemen yang berbeda diuraikan sesuai dengan fungsinya dalam pengembangan database. Negara terpilih dalam penelitian ini adalah Amerika, Inggris, Kanada, Perancis, Australia, Jepang, dan Indonesia. Negara-negara tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa negara yang bersangkutan merupakan anggota tertua yang terdaftar sebagai Pusat ISSN, merupakan perwakilan dari benua Asia, Eropa, Amerika dan Australia, serta sebagai Pusat ISSN dengan jumlah register ISSN terbanyak. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan terlibat (perticipant observation), dimana data yang dikumpulkan adalah dalam bentuk kata-kata dan gambar, bukan dalam bentuk angka-angka (Kholil, 2006: 122). Elemen-elemen metadata terpilih, selanjutnya dianalisis secara kualitatif deduktif melalui pendekatan fenomenologis berdasarkan kriteria relevansi, yaitu pengungkapan fenomena-fenomena secara umum yang ada dalam tampilan ruas metadata pada pendaftaran ISSN online dibandingkan dengan standar minimal yang harus dipenuhi dalam registrasi ISSN online yang telah ditetapkan oleh Paris, Perancis dan juga berdasarkan standar ISO.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Indonesia merupakan Pusat Nasional ISSN yang terdaftar sejak tahun 1974, merupakan salah satu Pusat Nasional ISSN tertua yang terdaftar dalam daftar negara yang menjadi Pusat Nasional ISSN di seluruh dunia. Pusat Nasional ISSN bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan, memelihara, menyimpan dan melaporkan data ISSN ke Pusat Internasional ISSN melalui Virtua. Virtua adalah database yang digunakan oleh setiap Pusat ISSN untuk melaporkan penggunaan ISSN, baik yang sudah berstatus register maupun yang masih berstatus free secara online. Berdasarkan data dari Virtua tanggal 30 Juli 2015, jumlah ISSN yang berstatus register sebanyak 1.838.527 dari berbagai negara (Tabel 1). 10
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
Tabel 1. Jumlah Penerbitan ISSN oleh Masing-Masing Pusat ISSN di Seluruh Dunia No
Negara
Register
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
France Usa Canada International United kingdom Gemany Australia Italy Netherlands Spain Poland Japan Brazil Hungary Belgium Finland Denmark Indonesia Sweden Romania Norway India Korea New zaeland
300523 234139 141951 111808 103116 83053 53247 50583 48521 45532 42552 41647 40286 33893 32974 32202 30689 27936 25678 22480 21577 19357 18695 16700
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
25 26 27 28 29 30
Argentina Switzerland Colombia Czech republic China Nigeria
16455 16140 15004 14753 14604 10806
55 56 57 58 59 60
Negara Croatia Philippines Thailand Greece Serbia Slovenia Portugal Bulgaria Slovakia Malaysia Iran Ireland Turkey Mexico Singapore Lithuania Venezuela Egypt Estonia Uruguay Morocco Chile Iceland Bosnia herzegovina Sri lanka Latvia Algeria Tunisia Georgia Costarica
Register
No
Negara
10511 9886 9210 8865 8131 7769 7766 6320 5922 5501 5160 4962 4950 4868 4831 4736 4572 3679 3398 3288 3111 2997 2841 2819
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
Macedonia Cyprus Ecuador Tanzania Viet nam Saudi arabia Montenegro Moldova Armenia Ghana Luxemburg Senegal Nepal Burkina faso Bolivia Kyrgizstan Dominican republic Usbekistan Mauritius Bahraian Nambia Sudan Gambia Jamaica
2559 2249 1766 1677 1483 1276
85 86 87 88 89 90
Benin Lesotho Mali Niger Seychelles Israel
Register 1176 1120 1076 1054 896 830 772 742 656 598 548 523 488 476 417 357 306 280 218 209 158 115 101 99 47 41 25 25 9 1
Tabel di atas menunjukkan bahwa Pusat ISSN yang paling banyak menerbitkan ISSN adalah Pusat ISSN Perancis, sedangkan Indonesia menduduki peringkat ke-18. Banyak faktor yang mempengaruhi sedikit atau banyaknya ISSN yang terbit pada suatu negara, misalnya meningkatnya minat masyarakat dalam menulis, kewajiban mahasiswa untuk menulis artikel ilmiah dalam jurnal, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, munculnya isu-isu baru yang dapat disajikan dalam sebuah terbitan, perkembangan jurnal online, dan sebagainya. Selain faktor-faktor tersebut, kemudahan dalam proses permohonan ISSN menjadi kunci dalam hal meningkatnya minat pengelola/penerbit untuk mendaftarkan terbitan berkalanya. Kemudahan proses permohonan ISSN dapat dilihat dari elemen metadata yang harus di isi oleh pengelola/penerbit ketika mendaftarkan bibliografi terbitan berkalanya. Pusat Nasional ISSN sebagai pihak yang berwenang dalam membuat dan menentukan elemen metadata harus mempertimbangkan kebutuhan informasi yang diperlukan, serta harus mampu membedakan antara unsur/data apa saja yang wajib ada, dan data yang tidak wajib namun masih diperlukan. elemen metadata yang ditentukan dibedakan menjadi dua, yaitu: elemen metadata yang diberikan untuk pemohon ISSN dan elemen metadata yang harus dipelihara oleh Pusat Nasional ISSN. Terdapat dua sumber yang digunakan dalam penentuan elemen metadata ISSN, yaitu: ISO 3297:2007 dan ISSN Manual. ISO 3297:2007 tentang ISSN dan ISSN manual berisi pedoman penjelasan serta petunjuk tentang ISSN. Di Indonesia ISO 3297:2007 telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dalam bentuk Standar Nasional Indonesia SNI ISO 3297:2010, sedangkan ISSN manual selalu 11
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
diperbaharui jika terdapat pembaharuan data. ISSN manual yang terakhir terbit adalah ISSN manual tahun 2015. Berikut adalah elemen metadata berdasarkan SNI ISO 3297:2010 dan ISSN Manual. 4.1 Elemen metadata berdasarkan SNI ISO 3297:2010 a. Elemen metadata wajib yang harus diberikan untuk pemohon ISSN Ada 8 elemen metadata yang wajib diberikan kepada pemohon ISSN, sebagai syarat dalam pengajuan mendapatkan ISSN. Elemen-elemen yang dimaksud adalah: Judul Terbitan, Negera Penerbit, Media Penerbitan, Bahasa Penerbitan, Nama dan Lokasi Penerbit, Tahun Penerbitan (tahun edisi pertama, jika diterapkan tahun edisi), Status penerbitan (masih diterbitan, tidak diterbitakan lagi), dan Frekuensi Terbitan. Selain 8 elemen tersebut terdapat beberapa elemen lain yang bisa diberikan. Jika ada dan mungkin untuk diterapkan yaitu: Lokasi dan akses elektronik (alamat situs url terbitan berkala), Judul untuk versi lainnya (media cetak/elektronik), Judul/ISSN terdahulu (jika pernah ada), Judul/ISSN pengganti (jika pernah berubah), Judul induk suplemen, Judul edisi suplemen khusus, Judul seri utama, Judul subseri (subjudul/anak judul), dan Judul terkait non spesifik b. Elemen metadata yang harus dibuat dan dipelihara oleh Pusat Nasional ISSN Pusat Nasional ISSN harus mempunyai keseluruhan data yang dimiliki oleh pemohon ISSN. Selain elemen metadata untuk pemohon ISSN, Pusat Nasional ISSN juga harus menjamin adanya elemen metadata lain sebagai kelengkapan data. Adapun elemen metadata yang wajib dipelihara adalah: ISSN, ISSN L, Judul Kunci, Negara Penerbit, Media Terbitan, Bahasa, Nama dan Lokasi Penerbit, Kode Pusat ISSN, Tahun Penerbitan (tahun terbit pertama, edisi terakhir), Klasifikasi, Judul sebenarnya, Nama Badan,Lembaga atau Organisasi yang mengeluarkan, Alamat situs versi elektronik, Judul dan ISSN terbitan media lain, Judul dan ISSN terdahulu, Judul dan ISSN Pengganti, Judul Suplemen, Judul Edisi khusus, Judul subseri, Singkatan Judul kunci, Status penerbitan, Frekuensi terbitan, Jenis terbitan berkala, Aksara judul asli, Kode lain, dan Catatan sitiran/referensi 4.2 Elemen metadata berdasarkan Manual ISSN tahun 2015 Elemen metadata pada Manual ISSN 2015 dibagi menjadi 2, yaitu elemen metadata minimal (short record), dan elemen metadata keseluruhan (full record). Elemen ini berisi data wajib yang harus diterapkan dan elemen data opsional berupa pilihan (Tabel 2). Tabel 2. Elemen Metadata Berdasarkan ISSN Manual 2015 Full record NO
Data elements
Short record
M (mandatory), A (mandatory, if applicable), O (optional) M M M M M M
1 2 3
Date of record creation Publication status Date 1 (start date)
4
Date 2 (end date)
M
M
5 6 7 8 9
Country of publication Frequency Type of publication Form of original item Form of item
M M M A M
M M M A M
10
Conference publication
A
A
Comment about the update of ISSN data* Stable Update Stable Generally stable but is updated when a resource resumes publication and has not been published under another title in the interval Update Update Update Stable Stable Unlikely to change but may be updated
12
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
11 12 13 14 15 16 17 18 19
Original alphabet or script of title Entry convention Language of publication Modified record Physical medium ISSN ISSN-L ISSN centre code CODEN or other codes Universal Decimal Classification
M
M
Stable
M M M M M M M
M M M M M M M O
Stable Update Stable Stable Stable Stable Update
Stable
21
Dewey Decimal Classification
M
O
22 23 24 25 26 27
Abbreviated key title Key tile Title proper Variant title Publication information Former frequency Dates of publication and/or sequential designation Content type Media type Carier type Coverage by abstracting and indexing services Reproduction note Sistem details note Source of desripion note Name od issuing body as on piece (uncontrolled name) Name of issuing body or conference as established by national cataloguing practice Origional language entry Translation entry Main series entry Sub-series entry Other edition entry Additional physical form entry (other medium version) Supplement parent entry Issued with entry Preceding entry (former title) Succeding entry (successor title) Non-specific relationship entry (related title) Supplement/ special issue entry Electronic location and access Alternate graphic representation
A M M A M O
O M M O M O
Unlikely to change but may be update (change of subject matter) Unlikely to change but may be update (change of subject matter) Stable Stable Stable Addition Addition Addition
O
O
Addition
O O O
O O O
Stable Stable Stable
O
O
Addition
A O A
A O O
Addition Addition Update
A
O
Addition
A
O
Addition
A A A A A
O O O O O
Stable Addition Addition Addition Addition
A
O
Addition
A A A
O O O
Addition Addition Stable
A
O
Stable
A
O
Addition
A
O
Addition
A
O
Addition
O
O
Addition
20
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
M
O
Note: Stable: The data are stable (i.e., the data are invariable). National Centre shall not remove or modify the data once they are added to the record. Update: The data may vary (i.e., the data are variable). National Centre shall update the record by replacing the data when appropriate, to reflect the current or most recent state of the resource. Addition: The data may vary (i.e., the data are variable). National Centre shall update the record by adding data reflecting the successive states of the resource.
Pusat Nasional ISSN sebagai pihak yang berwenang dalam membuat dan menentukan elemen metadata harus merancang database ISSNnya sesuai dengan tabel tersebut. Setidaknya ada 19 elemen data yang wajib dicantumkan pada formulir pendaftaran sebagai ketentuan persyaratan dalam 13
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
pengajuan ISSN. Elemen yang dimaksud adalah tanggal pembuatan/penciptaan, status terbitan, tanggal mulai, tanggal berakhir, negara, frekwensi terbitan, jenis terbitan, bentuk asli terbitan, bentuk terbitan, jenis huruf pada judul, perjanjian, bahasa, catatan perbaikan, media fisik, ISSN, ISSN L, kode pusat ISSN, judul kunci/utama, judul yang tepat (dengan sub-judul terbitan yang sesuai dengan bidangnya), dan informasi terbitan. 4.3 Elemen metadata wajib berdasarkan ISO 3297:2007 Elemen metadata yang harus ada berdasarkan ISO 3297:2007 ada 8, yaitu: 1. Title, nama/judul terbitan berkala yang didaftarkan ISSN; 2. Country of publication, negara tempat terbitan berkala dipublikasikan; 3. Medium of publication, media fisik yang digunakan dalam menampilkan terbitan berkala, bisa berupa media cetak, elektronik, online, CD/DVD atau lainnya; 4. Language of publication, bahasa yang digunakan dalam tulisan/artikel terbitan berkala. Bahasa dalam artikel bisa dalam satu bahasa, dua bahasa, atau multi bahasa; 5. Publisher name and location, identitas penerbit/pengelola terbitan berkala, bisa berupa nama penerbit atau pengelola terbitan berkala yang disertai dengan alamat lengkap; 6. Date of publication, tanggal publikasi terbitan berkala (tanggal pertama kali terbit dan atau tanggal pertama kali ISSN dapat digunakan); 7. Publication status, status terbitan berkala yang akan didaftarkan ISSNnya, misal belum pernah terbit, sudah pernah terbit namun belum ber-ISSN, dan terbitan pernah terbit namun berganti media; 8. Frequency, frekuensi terbitan berkala per tahun, berapa kali terbitan berkala tersebut terbit dalam 1 tahun. Tabel 3. Perbandingan Elemen Metadata Wajib (Berdasarkan ISO 3297:2007) yang Diberikan oleh Pusat ISSN di Dunia. No
ISO 3297:2007
INDONESIA
JAPAN
AUSTRALIA
FRANCE
UK
USA
CANADA
1
Title
Name of publication
Title
Title
Title
Title
title
Title
Country of publication
-
Place of publication (country, city)
State
-
-
-
Contact Person (name, email, phone, fax, street address, city, province, postal code)
3
Medium of publication
Physical medium (print, electronic, Online)
Medium (print, online, CD-Rom, other)
Format of publication (print, URL/electronic, Online)
Medium of publication
Publication format
Format of this serial (e.g prints, CDRoom, online, etc)
Format of Publication(print, online, CD-Rom, other)
4
Language of publication
-
-
-
-
-
-
Language of Publication
Publisher detail (name, poscode, address, town/city, country) Date and volume numbering of first issue of serial with that title
Publisher name and location
Publisher (name, address, street, city, province, postal code)
-
Beginning Date of Publication
2
5
Publisher name and location
Institutions of publication
Name of publisher
Publisher name
Publisher name and location (address, postal code, city)
6
Date of publication
-
-
-
-
14
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
7
Publication status
-
8
Frequency
Frequency
-
Published status (published, not yet published)
Publication status
Frequency
Publishing frequency
Frequency
-
Publication status, Designation (Vol. Issue. No. Year)
Status of Publication
Frequency of publication
frequency
Frequency of Publication
Beberapa istilah elemen metadata yang diberikan oleh tiap negara (Tabel 3) terlihat tidak seragam, walaupun memiliki arti yang sama. Misalnya penggunaan kata title dengan name of publication, medium dengan format, dsb. Elemen metadata yang tercantum dalam ISO 3297:2007 belum semua diterapkan oleh masing-masing Pusat ISSN. Hal ini sangat bertentangan dengan persyaratan wajib pencantuman elemen metadata sebagaimana yang telah ditetapkan dalam ISO tersebut. Hanya 4 elemen metadata yaitu title, medium of publication, publisher name, frequency yang telah digunakan oleh semua Pusat ISSN di dunia. Sedangkan 4 elemen lainnya yaitu country of publication, language of publication, date of publication, dan publication status banyak yang tidak mencantumkan, termasuk pusat ISSN di Indonesia. Elemen negara (country of publication) dan bahasa (language of publication) ternyata jarang digunakan oleh Pusat ISSN di dunia. Pertimbangan utama mengapa hampir seluruh pusat ISSN di negara berkembang tidak mencantumkan 2 elemen wajib yang dipersyaratkan ISO 3297:2007 (country of publication dan language of publication) tersebut, karena hampir semua pusat ISSN hanya memberikan ISSN pada terbitan berkala yang diterbitkan di dalam negeri dimana pusat ISSN itu berada. Hal ini berhubungan erat dengan kegiatan tatakelola keberlangsungan dan kesinambungan terbitan berkala yang bersangkutan. Apabila terbitan berkala yang didaftarkan akan diterbitkan di negara lain, pusat ISSN akan menyarankan agar terbitan yang dimaksud didaftarkan di negara tersebut. Dalam kenyataannya sebagian besar pengelola/penerbit terbitan berkala yang mendaftarkan ISSNnya berasal dari negara dimana pusat ISSN itu berada, sehingga pengelola database di pusat ISSN menganggap bahwa elemen country of publication serta language of publication tidaklah begitu penting. Namun demikian, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, komunikasi, dan teknologi (ICT) dewasa ini, bahasa artikel yang ditulis dalam terbitan berkala sudah sangat bervariasi. Ini menunjukkan bahwa elemen language of publication wajib dicantumkan. Indonesia sebagai negara tertua yang mengatur proses registrasi dan menyediakan pelayanan ISSN di benua Asia, seharusnya sudah menetapkan seluruh elemen metadata wajib dalam pengembangan database ISSN onlinenya, minimal sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam ISO 3297:2007. Banyak terbitan berkala yang diterbitkan oleh pelajar/mahasiswa Indonesia di luar negeri yang didaftarkan di pusat ISSN di Indonesia dan bukan di negara dimana mereka menuntut ilmu. Beberapa pertimbangannya adalah target usernya orang Indonesia yang sedang berada di negara tersebut, artikelnya ditulis dalam bahasa Indonesia, dan mitra bestari dalam terbitan berkala tersebut sebagian besar adalah orang Indonesia. Walaupun demikian ini tidak berarti bahwa elemen metadata country of publication dan language of publication ditiadakan. Elemen ini tetap harus dicantumkan dalam pengembangan database ISSN online untuk mempermudah pengelola/penerbit terbitan berkala dan pengelola database ISSN online dalam menemukan kembali isi informasinya. Elemen metadata wajib berdasarkan standar ISO 3297:2007 yang lainnya tidak banyak dicantumkan oleh pusat ISSN di dunia yaitu date of publication dan publication status. Banyak negara yang mengembangkan elemen date of publication dengan mengganti elemen metadatanya dengan edisi publikasi. Namun demikian pengembangan elemen ini sangat tergantung dari kebijakan di masing-masing pusat ISSN di negara yang bersangkutan. Di Indonesia misalnya, belum ditetapkan satu kebijakan apakah pengelola/penerbit yang mendaftarkan ISSN terbitan berkalanya harus sudah pernah menerbitkan minimal 1 atau 2 edisi sebelumnya. Banyak kasus yang terjadi di Indonesia, dimana pernyataan dari penanggungjawab pengelola/penerbit tentang kapan pertama kali terbitan berkala itu diterbitkan tidak sesuai dengan contoh edisi yang tercantum dalam cover depan, susunan dewan redaksi, dan daftar isi dari terbitan berkala yang diajukan oleh peminpin redaksinya. 15
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
Elemen metadata untuk publication status menimbulkan banyak kontroversi, karena isian dari elemen metadata ini hanya menyatakan dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Seperti halnya di pusat ISSN Amerika dan Inggris, pengisian cantuman antara date of publication dengan publication status saling dipertukarkan. Di Indonesia misalnya, dahulu pengelolaan terbitan berkala untuk terbitan tertentu seperti map, list of journal, list of collection, dsb, banyak yang tidak diterbitkan secara resmi oleh lembaga induknya. Terbitan yang dimaksud pada umumnya diterbitkan oleh unit tertentu sebagai bagian dari unit terkecil di lembaga induk. Dewasa ini hampir semua terbitan berkala yang diterima oleh pusat ISSN di Indonesia telah diterbitkan secara resmi oleh pengelola/penerbit tertentu. Oleh sebab itu oleh sebagian besar pusat ISSN di dunia menganggap bahwa elemen metadata publication status tidak lagi penting untuk dicantumkan dalam database ISSN online. Negara yang telah menerapkan standar ISO 3297:2007 dalam penetapan seluruh elemen metadata wajib di database ISSN onlinenya adalah Kanada. Walaupun elemen metadata Country of publication tidak dicantumkan secara spesifik, namun istilah Country of publication telah dirinci dalam elemen metadata lain, yaitu contact person yang berisi street address, city, province, dan postal code. Berikut adalah grafik jumlah negara yang mencantumkan elemen metadata wajib berdasarkan standar ISO 3297:2007 dalam database pendaftaran ISSN online oleh Pusat ISSN di dunia. ELEMEN METADATA WAJIB DALAM DATABASE ISSN ONLINE 7
7 6 5 4 3 2 1 0
7
7
7
4 3 2 1
Title
Country of Medium of Language Publisher Date of Publication frequency publication publication of name and publication status publication location
Gambar 1. Grafik jumlah negara yang mencantumkan elemen metadata wajib di dunia Informasi tentang data terbitan berkala yang ber-ISSN akan semakin lengkap jika elemen metadata ISSN ditambahkan dengan elemen lain sesuai dengan kebutuhan (Tabel 4). Berikut adalah tabel elemen metadata wajib lainnya yang dapat diterapkan sesuai dengan ISO 3297:2007. Tabel 4. Elemen Metadata Wajib Lainnya (Untuk Kondisi Tertentu) ISO 3297:200 7
INDONESIA
JAPAN
AUSTRALIA
FRANCE
UK
USA
Electronic location and access
synopsis
Contact person information (organization, address, email, telp, fax)
Publisher category (Government, NonGovernment)
Former title, if title change (title, ISSN, period date month year, edition)
Year and month of first issue, or, year and month of proposed date of first issue
Variant form of the title (on the cover, masthead,or others part of current issues)
Additional physical form title or ISSN
Site/URL (institute, online journal)
Publication URL
Contact (name, Address, Email, Phone and fax)
Publisher detail (Postal address, City/Town, Postcode, Contact name, Phone number, Fax number, Email address
Earlier tittles with this serials continues. Include earlier ISSN if known.
Preceding title or ISSN
Information of the first issue (including first issue after title change or media change)
Former title (published under a different title).
Is this a loose-leaf updating service?
Former Title, If this serial was published under a different medium (ISSN, Title, URL)
CANADA
Mock-Ups or Sample Issues (the cover, title page, masthead, etc., or their electronic equivalents (e.g., title screen, home page, “About Us” or “Contact Us” pages, copyright statement)
16
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
Succeeding title or ISSN
History of title change (title, media, period, ISSN)
Designation (Vol. Issue. No. Year)
Supplement parent title or ISSN
Publisher
Supplement/s pecial issue title or ISSN
Site publisher
Condition of the publication and legal deposit
Existing format ISSN
Main series title or ISSN
Enactment issn edition
Condition of the publication
Existing format type (print, electronic, online)
Subseries title or ISSN
Category subject
Url (online journal)
observation
Existing format title Responsible for the application (name, telp, email, date of application)
-
Former title
Non-Specific relationship title or ISSN
Other edition title or ISSN
dynamic key (for password)
Message
Terms and agreements
Year, month and numbering of final issue published
ISSN of former title
-
-
Varying form of title
History of media change (when published or still published in other media), (title, media, period, ISSN)
Existing title
-
Format of original (print, electronic, online)
-
ISSN of Original
-
Comments, questions or additional information
-
-
ISSN for online resources Your identity (name, email, phone) Type (Site, Collection, Online periodical) Permanent address (URL), Open access or Not Produce by (Name, address, postal code, city, phone) Document title Name of the editor First issue, month, years Frequency Posting years Previous title and ISSN Start date, month Previous track (end year) Online Journal (first issue, special issue, title, ISSN, Supplement) Free filed for additionnal remarks
(former title, numbering and year last issue, ISSN)
Related title (supplement) Name and postal address of organization requesting ISSN if not publisher ((name, poscode, address, town/city, country))
Former publisher (if taking over publication from another publisher) Single issues price
Subscription address
Number and/or Chronological Designation Former Title, If this serial was previously published under a different title (ISSN, Title, Number Designation)
Subscription price (indicate differential rates)
ISSN Already Assigned to Another Format
Contact details (name, phone, fax, email)
Electronic access information (e.g URL, E-mail instructions, ftp, gopher, etc)
Internet Location (URL) of Serial Publication
Date by which ISSN is required
Additional information, Comments, Questions
Contact Person (name, email, phone, fax, street address, city, province, postal code
Additional information (Comments, questions or additional information)
Contact person, telephone, email, date.
Additional Information, Comments, Questions
Terms and conditions (checklist)
Mail ISSN notification to:
Tabel. 4 menunjukkan bahwa standar ISO 3297:2007 memberikan banyak pilihan elemen metadata lain yang dapat digunakan oleh pusat ISSN di dunia, untuk menjabarkan lebih rinci lagi tentang informasi dari suatu terbitan berkala yang didaftarkan. Selain untuk tujuan percepatan dalam pencarian informasi oleh pengelola/penerbit terbitan berkala, juga untuk pengembangan database online itu sendiri. Ada 11 elemen metadata lain yang boleh dicantumkan dalam registrasi ISSN online, dua diantaranya sudah diterapkan oleh beberapa Pusat ISSN di dunia, yaitu electronic location and access (publication URL), dan preceding title or ISSN (former title). Perancis merupakan negara yang paling banyak mencantumkan elemen metadata wajib lain (19 elemen) yang diperbolehkan dalam ISO 3297:2007. Sedangkan Indonesia hanya mencantumkan 4 elemen metadata wajib dan 9 elemen metadata lain. Jumlah elemen metadata ISSN yang dicantumkan oleh Pusat ISSN di dunia dapat dilihat dalam Gambar 2.
17
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
ELEMEN METADATA WAJIB LAINNYA YANG DIGUNAKAN OLEH PUSAT ISSN DI DUNIA 19 20 15
13
11
9
8
10
4
8 5
11
9 6
5
5
8 5
7
5 0
ISO INDONESIA 3297:2007
JAPAN
AUSTRALIA
FRANCE
WAJIB
WAJIB JIKA
UK
USA
CANADA
Gambar 2. Grafik jumlah elemen metadata wajib lainnya di pusat ISSN di dunia Sejalan dengan pertumbuhan terbitan berkala ilmiah elektronik dan berbagai kebutuhan pengelola/penerbit untuk tujuan akreditasi terbitan berkala ilmiahnya, Pusat ISSN di Indonesia sejak tahun 2012 sudah mulai mengembangkan elemen metadata dalam database ISSN Winisisnya dan sejak tahun 2014 dalam sistem database ISSN online. Hal ini disebabkan banyak sekali pengelola/penerbit di Indonesia yang mengganti judul atau subjudul, frekuensi terbitan berkala, serta informasi dalam elemen metadata lainnya tanpa memberikan informasi secara tertulis ke pusat ISSN Indonesia. Data perubahan terbitan berkala yang seharusnya diikuti atau tidak diikuti dengan perubahan ISSN baru ini yang tidak termonitor dengan baik. Perubahan data tersebut tidak hanya dilakukan dalam database ISSN di Indonesia, tetapi juga harus diikuti oleh perubahan data dalam database di ISSN internasional di Paris. Oleh sebab itu ada banyak elemen metadata wajib lainnya yang dapat dicantumkan oleh pusat ISSN di Indonesia dalam rangka peningkatan dan pengembangan pengelolaan sistem database ISSN online di Indonesia sesuai dengan kebutuhan pengguna dan
pengelola database itu sendiri. 5. KESIMPULAN Elemen metadata merupakan bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dalam pengembangan sebuah database, khususnya dalam pengelolaan database ISSN online untuk kepentingan publik. Elemen tersebut sebagai struktur informasi yang dapat menjelaskan, menerangkan, menunjukkan lokasi yang memungkinkan untuk mempermudah memanggil kembali dan mengelola sebuah sumber informasi, seperti halnya terbitan berkala/berseri. Elemen metadata dalam ISSN online yang harus diberikan kepada pemohon ISSN dan juga yang harus dipelihara oleh Pusat ISSN, berupa 8 elemen wajib dan 11 elemen tambahan sebagai elemen wajib lainnya (sesuai dengan standar ISO 3297:2007). Agar tercapainya kelengkapan isi informasi (termasuk status dan kronologis terbitan berkala) juga kemudahan akses dan temu kembali informasi yang dikelola, pusat ISSN di Indonesia perlu menambahkan dan mengembangkan elemen metadata dalam database ISSN onlinenya, minimal sesuai dengan syarat wajib yang telah dijelaskan dalam ISO 3297:2007.
DAFTAR PUSTAKA American Association of Law Libraries. State by State Report on Permanent public Access to Electronic Government Information. June 2003. http://www.ll.georgetown.edu/aallwash/State_PPAreport.htm Ana Maria de Carvalho Moura; Genelice da Costa Pereira; María Luiza Machado Campos. 1999. A Metadata approach to manage and organize electronic documents and collections on the web. Journal of the Brazilian Computer Scociety: 16-31. http://www.scielo.br/scielo.php?pid=s010418
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
65002002000100003&script=sci_arttext.http://dx.doi.org/10.1590/S0104-65002002000100003. http://www.scielo.br/pdf/jbcos/v8n1/ a03v8n1.pdf Ana Maria de Carvalho Moura; María Luiza Machado Campos; Cássia Maria Barreto. 1999. A metadata architecture to represent electronic documents on the web. Proceedings of the 3rd IEEE Metadata Conference. April 6-7, 1999. Instituto Militar de Engenharia – IME/RJ Departamento de Engenharia de Sistemas Rio de Janeiro. http://www.computer.org/proceedings/meta/1999/papers/15/amoura.html Beall, J. 2010. How google uses metadata to improve search results. http://www.tandfonline.com/doi/abs/ 10.1080/03615260903524222?journalCode=wser20#.Vc8_suaUd-Y Bethesda, M.D. 2004. Undestanding metadata. NISO: NISO Press. http://niso.org/publications/press/ understandingmetadata.pdf California Digital Library. Web-Based government information: Evaluating solutions for capture, curation, and preservation. November 2003. http://www.cdlib.org/inside/projects/preservation/govinfo/ Constantine Stephanidis and Julie Jacko (Ed). 2003. Human computer interaction: Theory and practice (Part II). Volume 2. New Jersey, Mahwah: Lawrence Erlbaum Associates Inc. 1439 p. ISBN. 0-8058-4931-9. https://books.google.co.id/books?id=XP8Y0S0q0ccC&pg=PA903&lpg=PA903&dq=A+Metadata+Archi tecture+to+Represent+Electronic+Documents+on+The+Web&source=bl&ots=GJO4G3G5gp&sig=ZRk as4wIkb2ZFOsqE5siIXa5YE&hl=en&sa=X&ved=0CDQQ6AEwA2oVChMIjdjnkqGrxwIVDwWOCh3zs QJ3#v=onepage&q=A%20Metadata%20Architecture%20to%20Represent%20Electronic%20Document s%20on%20The%20Web&f=false Feldman, Susan and Chris Sherman. 2001. The high cost of not finding information. An IDC white paper. 10: IDC, 2001. http://monkey.biz/Content/Default/Support/Resources/IDC_TheHighCostOfNotFinding Information_1510.pdf ISO 3297:2007. Information and Documentation-International Standard Serial Number (ISSN) ISSN. ISSN International Centre. 2015. ISSN Manual. France ISSN. Pusat Nasional ISSN di Amerika. http://www.loc.gov/issn/ISSN%20app%20form%20916%20(200812).pdf ISSN. Pusat Nasional ISSN di Australia. https://www.nla.gov.au/australian-issn-application-form ISSN. Pusat Nasional ISSN di Indonesia. http://issn.pdii.lipi.go.id/ ISSN. Pusat Nasional ISSN di Inggris. http://forms.bl.uk/bibliographic/index.aspx ISSN. Pusat Nasional ISSN di Jepang. http://www.ndl.go.jp/en/aboutus/issn/index.html ISSN. Pusat Nasional ISSN di Kanada. https://www.collectionscanada.gc.ca/isn/041011-2020-e.html ISSN. Pusat Nasional ISSN di Perancis. http://www.bnf.fr/fr/professionnels/issn_isbn_autres_numeros.html Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. 1989. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 90/MENPAN/ 1989 tentang Delapan Program Strategis Pemicu Pendayagunaan Administrasi Negara Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. 1995. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 06/MENPAN/1995 tentang Pedoman Penganugrahan penghargaan Abdistya bhakti bagi Unit Kerja/ Kantor Pelayanan Percontohan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. 1993. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 01/MENPAN/1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. 2003. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 63/MENPAN/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Layanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. 2004. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 63/MENPAN/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. 2004. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 25/MENPAN/2004 tentang Transparansi dan Akuntabilitas Pelayanan; LOCKSS-DOCS: Exploring distributed access to web-based US Government Information. http://lockssdocs.stanford.edu/ Mardi S.U. 2012. Generator metadata pada halaman situs. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, 17 (1): 7581. Maria Ginting. 1999. International Standard Serial Number. BACA, 24 (1-2), Maret-Juni: 16-18. NARA Project: Persistent archives and electronic records management. http://www.sdsc.edu/NARA/ Publications.html 19
BACA, Vol. 2, No. 1, Juni 2017
North Carolina State Library. The Access to State Government Information Initiative. North Carolina State Government Information: Realities and possibilities: A white paper on the status of North Carolina Digital State Government Information. November 2003. http://statelibrary.dcr.state.nc.us/digidocs/Workgroup/ WhitePaper.pdf Presiden Republik Indonesia. 1995. Instruksi Presiden Nomor 1/1995 tentang perbaikan dan peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat Proboyekti, Umi. 2011. Metadata: data terstruktur. Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma: Info Persada. San Diego super computer center. Data-intensive computing The SDSC storage resource broker. http://www.sdsc.edu/DICE/SRB/ SNI ISO 3297: 2010. Informasi dan Dokumentasi - International Standard Serial Number. BSN. Jakarta SNI ISO 7335: 2008. Metadata spasial. Jakarta: BSN. Syukur Kholil. 2006. Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: Citapustaka Media. Warner, Dorothy. Why do we need to keep this in print? It’s on the web. A review of electronic archiving issues and problems. Progressive librarian. Issue number 19-20, Spring 2002. http://libr.org/PL/1920_Warner. html Yu Deng. 2002. The Metadata architecture for data management in web-based Choropleth maps. https://www.cs.umd.edu/hcil/census/JavaProto/metadata.pdf
20