PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN KIMIA BERBASIS KEARIFAN LOKAL KOTA TANGERANG
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Annisah Aynun Najid NIM 1110016200004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: ANNISAH AYNUN NAJID
NIM
: 1110016200004
Jurusan/Prodi
: Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia
Alamat
: Ciledug Indah 2 Kp. Poncol Rt 05/ 01 Kelurahan Pedurenan Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang.
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: 1. Pembimbing I
: Burhanudin Mulama, M.Pd
NIP
: 19770201 2000801 1 001
Jurusan/ Prodi
: Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia
2. Pembimbing II
: Dewi Murniati, M.Si
NIP
:-
Jurusan/ Prodi
: Pendidikan IPA/ Pendididkan Kimi
Demikian surat penyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuen apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, Februari 2015 Yang Menyatakan
Annisah Aynun Najid NIM. 1110016200004
iv
ABSTRAK Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang. Proses penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap persiapan, pengembangan, dan evaluasi. Pada tahap persiapan diperoleh indikator-idikator yang telah dianalisis melalui kompetensi-kompetensi kearifan lokal untuk dijadikan acuan dalam tahap pengembangan buku. Pada tahap pengembangan diperoleh buku yang telah dievaluasi oleh dua orang ahli yang masing-masing ahli pendidikan kimia dan kimia murni. Pada tahap evaluasi buku suplemen kimia diuji coba kepada 10 responden yaitu guru-guru kimia Kota Tangerang yang selanjutnya didapatkan data untuk dianalisis. Berdasarkan hasil uji coba diperoleh persentase rata-rata buku suplemen pada setiap aspek, 85% untuk aspek materi, 78.3% untuk aspek penyajian, 79.4% untuk aspek bahasa, dan 77.2% untuk aspek grafika. Selain itu juga diperoleh skor kelayakan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangeranng yaitu sebesar 80.24 yang bermakna bahawa buku suplemen layak dengan kriteria baik.
Kata Kunci : Buku Suplemen, Pengembangan Buku, Kearifan Lokal
Annisah Aynun Najid (P.IPA KIMIA)
v
ABSTRACT Developing of Chemistry Supplement Book Base on Tangerang City Local Wisdom
The aim of this research is developed chemistry supplement book base on Tangerang City Local Wisdom. The process of this research are preparation, development, and evaluation. Preparation process got indicators which have been analyzed by means of competences, these indicators was used to face the next process. Development process got supplement book which have been validated by two expert people to be tested by respondent (10 chemistry teacher). From this reseach, the researcher get some conclusion, knowledge aspect of chemistry supplement book got 85%, 78.3% for presentation, 79.4% for language aspect, and 77.2% for graph aspect. Beside that, chemistry supplement book get 80.2 value, and it means that the supplement chemistry book is proper with good criteria.
Key Words : Supplement Book, Developing Book, Local Wisdom.
Annisah Aynun Najid (P.IPA KIMIA)
vi
Skripsi ini dipersembahkan kepada Ayah dan ibu yang do’anya selalu menyertai langkahku, ridhonya yang selalu mengiringi aktifitasku dan pengorbanannya yang selalu memotivasi ku memandang dunia; Para dosen dan guru tercinta yang senantiasa memberikan ilmu dengan penuh kesabaran dan kasih sayang; Sahabat-sahabat seperjuangan, pendidikan kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2010, semoga langkah kita selalu di Ridhoi pemilik waktu Layaknya sebuah akar, daun, buah dan bagian lainnya dalam pepohonan yang selalu memberikan manfaat satu sama lainnya. Begitu juga dengan diri ini yang tanpa kehadiran kalian tidaklah berguna.
vii
KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahiim………. Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa selalu menunjukan kuasa-Nya dalam mengatur kehidupan dunia beserta isinya, serta keberkahan dan karuniaNya yang selalu menghampiri kehidupan setiap hamba-Nya, sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang”. Shalawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, seorang manusia pilihan pemberi cahaya yang membawa umat manusia menuju kebenaran dari kejahiliyahan, beserta keluarga, sahabat-sahabat serta para pengikutnya. Dalam proses pembuatan skripsi ini, peneliti telah berusaha semampu dan semaksimal mungkin menggunakan kemampuan yang ada agar diperoleh skripsi yang baik. Selain itu peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan beberapa pihak skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terimakasih atas bimbingan dan dukungan yang diberikan dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas jasa dan memberikan rahmatNya kepada : 1. Ibu Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta wakil dan para stafnya. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd, selaku pembimbing I sekaligus dosen pembimbing akademik. Terimakasih atas ilmu, bimbingan, masukan dan sarannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 5. Ibu Dewi Murniati, M.Si, selaku pembimbing II. Terima kasih atas bimbingan dan ilmu nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Bapak Tonih Feronika, M.Pd, selaku dosen penguji I viii
ix
7. Ibu Nanda Saridewi, M.Si, selaku dosen penguji II 8. Bapak Adi Riyadhi, M.Si, selaku validator. Terima kasih atas masukan dan saran-sarannya dalam membantu mengaitkan konten kearifan lokal dengan pendidikan kimia sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 9. Ibu Evi Sapinatul B, M.Pd, selaku validator yang telah memberikan masukan dan sarannya dalam membantu mengembangkan hasil dari skripsi ini. 10. Seluruh dosen dan jajaran jurusan pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu. Terima kasih banyak atas segala ilmu dan kebaikan bapak serta ibu sekalian selama peneliti menuntut ilmu di program studi pendidikan kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 11. Ibu Dra. Aas Yistasni selaku guru kimia SMAN 13 Kota Tangerang, yang telah memberikan masukan dan pengalamannya dalam penulisan skripsi. 12. Ayah, Ibu dan adikku tercinta, terima kasih atas bantuan moriil dan materiil,kasih sayang, pengorbanan serta semangat yang selalu kalian berikan kepada peneliti setiap saat. 13. Sahabat Senyawa Dede fitriani, Fauziah Fajru Rachma, dan Resti Nurul farhati. Seluruh teman-teman bimbingan pak Burhan dan bu Dewi, Dana, Sunda, dan Lies. Pembuat desain sampul buku Fajar Nugroho. Beserta seluruh keluarga besar pendidikan kimia angkatan 2010 yang tidak dapat peneliti tuliskan satu-persatu yang saat ini juga sedang berjuang meraih kesuksesan. Terima kasih atas pengalaman, ilmu, kebahagiaan, kehangatan dan segala hal yang telah kalian berikan menjadi kenangan dan pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan oleh penulis. Semoga Allah selalu memberikan kita keberkahan dan mengumpulkan kita dalam kebaikan. 14. Seluruh teman-teman dalam program pelatihan Penguatan Riset dan Bahasa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan semangat dalam sebuah aktifitas untuk meraih cita-cita di masa yang akan datang. Semoga Allah SWT meberikan keberkahanNya dan meridhoi segala cita-cita yang kita ukir bersama.
x
15. Seluruh adik kelasku khususnya rekan-rekan Pengurus Association of Chemistry Education (ACE) UIN Jakarta Periode 2014. Yang telah membantu meninggalkan rekam jejak perjuangan demi membawa perubahan dan pembaharuan dari kita untuk Prodi Pendidikan Kimia yang lebih maju. Semoga Allah meridhoi langkah perjuangan kita. 16. Para responden yang terlibat dalam pencarian kearifan lokal Kota Tangerang maupun penilaian buku suplemen kimia yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu, terima kasih banyak atas ilmu, masukan, dan saran yang telah kalian berika. 17. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih. Akhirnya peneliti hanya dapat memanjatkan do’a kepada Sang Penguasa yang mampu memberikan segala kebaikan kepada semua makhlukNya, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan selama ini dan semoga skripsi ini bermanafaat.
Jakarta, Februari 2015
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI MUNAQASAH ........................ iii SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .............................................................iv ABSTRAK ..................................................................................................................... v ABSTRACT ...................................................................................................................vi HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ vii KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................................xi DAFTAR TABEL ......................................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................xvi BAB I .............................................................................................................................. 1 A. Masalah Penelitian .............................................................................................. 1 1. Latar Belakang .............................................................................................. 1 2. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 6 3. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 7 4. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7 B. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................... 7 1. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7 2. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8 BAB II .......................................................................................................................... 10 A. Kajian Teoritis ................................................................................................... 10 1. Kearifan Lokal ............................................................................................ 10 a. Makna Kearifan Lokal .......................................................................... 10 b. Fungsi Kearifan Lokal........................................................................... 12 c. Makna Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal......................................... 14 d. Tujuan serta Alasan Kearifan Lokal dalam pendidikan ........................ 15
xi
xii
e. Ruang Lingkup Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal ........................... 18 f. Potensi Keunggulan Lokal .................................................................... 19 g. Langkah-Langkah Pengembangan Pendidikan Berbasis keunggulan Lokal ..................................................................................................... 20 h. Kompetensi-kompetensi dalam Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal ..................................................................................................... 22 2. Buku sebagai Bahan Ajar ............................................................................ 23 a. Macam-macam Bahan Ajar................................................................... 23 b. Buku ...................................................................................................... 25 c. Buku Suplemen atau Buku Pengayaan ................................................. 28 d. Langkah-langkah Menulis Buku Non Teks .......................................... 32 e. Komponen Dasar dan Komponen Utama Buku Non Teks ................... 35 3. Kimia ........................................................................................................... 39 4. Kota Tangerang ........................................................................................... 40 B. Penelitian Relavan ............................................................................................. 41 C. Kerangka Berfikir.............................................................................................. 43 BAB III ......................................................................................................................... 45 A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 45 B. Metode Penelitian.............................................................................................. 45 C. Desain Penelitian ............................................................................................... 45 D. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 49 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 49 F. Instrument Penelitian ........................................................................................ 49 G. Teknik Pengolahan Data ................................................................................... 54 H. Teknik Analisa Data .......................................................................................... 55 BAB IV ......................................................................................................................... 59 A. Deskripsi Data ................................................................................................... 59 1. Deskripsi Hasil Tahapan Persiapan ............................................................. 59 2. Deskripsi Hasil Tahapan Pengembangan .................................................... 64 3. Deskripsi Hasil Tahapan Evaluasi .............................................................. 74
xiii
B. Pembahasan ...................................................................................................... 82 BAB V........................................................................................................................... 94 A. Kesimpulan ....................................................................................................... 95 B. saran ................................................................................................................. 96 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 97
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Macam-Macam Bahan Ajar Menurut Bentuknya ......................................... 23 Tabel 2.2 Komponen Materi Buku Non Teks ............................................................... 37 Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi ............................................................ 50 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Angket Respon Guru Bidang Studi Kimia................... 52 Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Skala Guttman ................................................................ 55 Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Ratting Scale .................................................................. 55 Tabel 3.5 Kriteria Penskoran Rating Scale untuk Indikator Tertentu ........................... 55 Tabel 3.6 Kriteria Interpretasi Skor .............................................................................. 56 Tabel 3.7 Bobot yang Dimiliki Setiap Indikator ........................................................... 57 Tabel 3.8 Kriteria Interpretasi Skor .............................................................................. 58 Tabel 4.1 Hasil Analisis Kearifan Lokal Kota Tangerang ............................................ 61 Tabel 4.2 Hasil Analisis Keterkaitan Kearifan Lokal dengan Kimia............................ 62 Tabel 4.3 Daftar Revisi Konten Indikator Buku Suplemen Kimia ............................... 63 Tabel 4.4 Hasil Validasi Buku Suplemen ..................................................................... 71 Tabel 4.5 Daftar Revisi Konten pada Buku Suplemen ................................................. 71 Tabel 4.6 Daftar Tabel Revisi Wacana ......................................................................... 73 Tabel 4.7 Hasil Angket Respon Guru ........................................................................... 75 Tabel 4.8 Rata-rata Hasil Penilaian Responde .............................................................. 77 Table 4.9 Saran dan Masukan Responden ................................................................... 82
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ..................................................................................... 43 Gambar 3.1 Tahap Desain Penelitian ........................................................................... 48 Gambar 4.1 Desain Sampul ......................................................................................... 65 Gambar 4.2 Cuplikan Kata Pengantar dalam Buku Suplemen .................................... 65 Gambar 4.3 Cuplikan Panduan untuk Pembaca dalam Buku Suplemen ..................... 66 Gambar 4.4 Aspek Sumber Daya Alam (SDA) ........................................................... 67 Gambar 4.5 Aspek Sumber Daya Manusia .................................................................. 68 Gambar 4.6 Aspek Geografi ........................................................................................ 69 Gambar 4.7 Persentase Penilaian Apek Materi ............................................................ 78 Gambar 4.8 Persentase Penilaian Aspek Penyajian ..................................................... 79 Gambar 4.9 Persentase Penilaian Aspek Bahasa .......................................................... 80 Gambar 4.10 Persentase Penilaian Aspek Grafika ........................................................ 81
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara Studi Langsung Kebutuhan Buku Suplemen Kimia . 100 Lampiran 2 Laporan Hasil Wawancara Studi Langsung Kearifan Lokal Kota Tangerang............................................................................ 104 Lampiran 3 Hasil Studi Literatur dan Langsung Kearifan Lokal Kota Tangerang.... 118 Lampiran 4 Hasil Validasi Analisis Keterkaiatan Kearifan Lokal dengan Konten Kimia SMA ................................................................... 119 Lampiran 5 Hasil Validasi Analisis Indikator ............................................................ 127 Lampiran 6 Draft Buku Suplemen Kimia .................................................................. 163 Lampiran 7 Kisi-kisi Lembar Validasi ....................................................................... 221 Lampiran 8 Hasil Validasi Buku Suplemen Kimia .................................................... 223 Lampiran 9 Buku Suplemen Uji Coba ....................................................................... 231 Lampiran 10 Kisi-kisi Angket Respon Guru Kimia SMA .......................................... 297 Lampiran 11 Data Responden ..................................................................................... 299 Lampiran 12 Surat Ketersediaan Menjadi Responden ................................................ 300 Lampiran 13 Angket Respon Guru Kimia SMA......................................................... 311 Lampiran 14 Hasil Pengolahan Data Angket .............................................................. 344 Lampiran 15 Tabel Saran dan Masukan Responden .................................................. 354 Lampiran 16 Foto-foto Kegiatan Penelitian ................................................................ 360
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Masalah Penelitian 1. Latar Belakang Pelaksanaan sistem pendidikan di Indonesia berpedoman pada kurikulum, dimana pengertian kurikulum sendiri menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.1 Dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, kurikulum yang digunakan telah mengalami beberapa kali perubahan, mulai dari kurikulum sederhana hingga kurikulum 2013 yang saat ini mulai diterapkan. Kurikulum 2013 memiliki 7 karakteristik2, dimana jika ditelaah lebih lanjut mengenai karakteristik nomor 1 sampai 3 dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menuntut siswa untuk mengimplementasikan hasil pembelajaran yang mereka peroleh di sekolah kepada masyarakat, begitu juga sebaliknya sehingga diperoleh timbal balik antara pelajaran di sekolah dan di lingkungan masyarakat. Selain itu, jika kita mengaitkan sistem pendidikan dengan sistem pemerintahan desentralisasi yang dianut oleh Negara Indonesia dimana sistem desentralisasi ini “lebih menekankan kepada konsekuensi dari penyerahan wewenang keputusan dan pegendalian tugas – tugas
1
Peratutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, (Jakarta: Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013), h.4 2 Ibid., h. 6-7
1
2
ketatanegaraan
oleh
badan-badan
pemberdayaan potensi lokal”.
otonom
daerah
dalam
rangka
3
Menurut Irianto penyelarasan sistem pendidikan yang diaplikasikan di lingkungan masyarakat dan sistem desentralisasi pemerintahan terdapat beberapa faktor penghambat. Salah satunya adalah perkembangan dunia industri dan tingkat perkembangan lembaga – lembaga satuan pendidikan di setiap daerah. “Ini semua mengisyarakatkan perlunya pemikiran dan kajian yang lebih matang dalam menyiapkan situasi lokal atau lembaga satuan pendidikan, agar desentralisasi dalam manajemen penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dapat dilaksanakan dengan baik”4. Kearifan lokal merupakan akumulasi dari hasil aktivitas budi dalam menyikapi serta memperlakukan lingkungan, menggambarkan cara bersikap dan bertindak suatu masyarakat untuk merespon perubahan – perubahan yang khas dalam lingkup lingkungan fisik ataupun kultural. Sehingga kearifan lokal dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk menjalankan kurikulum 2013 yang memiliki karakteristik pengaplikasian pendidikan yang diperoleh siswa di sekolah pada lingkungan masyarakat. Kemendikbud menyebut kearifan lokal dengan istilah keunggulan lokal, selain itu pembelajaran berbasis keunggulan lokal memiliki beberapa landasan yuridis diantaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 BAB III pasal 14 ayat 1 menyatakan bahwa “Untuk SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukan pendidikan berbasis keunggulan lokal,5 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 pasal 35 ayat 2, bahwa “Pemerintah kabupaten/Kota melaksanakan dan/atau memfasilitasi perintisan program dan/atau satuan pendidikan yang sudah atau hampir memenuhi Standar Nasional
3
Yoyon Bahtiar Irianto, Kebijakan Pembaruan Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.
68 4
Ibid, h.82 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, 2015, (http://www.telkomuniversity.ac.id) 5
3
Pendidikan untuk dikembangkan menjadi program dan/atau satuan pendidikan bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal”.6 Dengan adanya pendidikan berbasis keunggulan lokal, diharapkan semua peserta didik yang berada di suatu wilayah tertentu dapat memahami sains dan mengaplikasikan pembelajaran yang mereka dapati di sekolah dalam kehidupan sehari-hari mereka tanpa adanya sebuah pemahaman bahwa pembelajaran sains hanya dapat dilaksanakan pada kalangan elit tertentu. “by the global thrust towards school science programs that are intended, not for a select few, but for all students. The “Scince for all” and “Science for daily living” Tke on new meaning when indigenous communities’ needs are considered in cultural context”7 Selain itu jika dikaji lebih dalam, terdapat beberapa hal di masyarakat yang memiliki hubungan yang erat dengan sains namun masyarakat sekitar belum mampu menjelaskannya secara ilmiah, hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Sudarmin, berdasarkan penelitian yang telah ia lakukan diperoleh hasil bahwa
Adanya pengetahuan asli dari peracik dan penjual jamu, serta penjual bahan jamu yang tepat atau kurang tepat jika dibandingkan dengan sains ilmiah, pengetahuan peracik dan penjual jamu umumnya sebagai hasil pengetahuan warisan yang terkadang responden kurang mampu menjelaskan secara sains ilmiah. Sedangkan terkait focus penelitian manfaat dan kegunaan jamu tradisional disimpulkan bahwa banyak pengetahuan sains masyarakat yang dapat ditransformasikan menjadi sains ilmiah dan sumber belajar sains bagi siswa8 Pada dasarnya pemerintah telah membuat sebuah kebijakan untuk meningkatkan pendidikan 6
Indonesia
dengan
tujuan meningkatkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, 2014, ( http://mgb.trisakti.ac.id) 7 Cassie Quigley, “Globalization and Science Eduation: The Implication for Indigenous Knowledge System”, Journal of International Education in Indiana University, vol 2, No 1, 2009, h. 81 8 Sudarmin dan Rayandra Asyhar, Transformasi Pengetahuan Sains Tradisional menjadi Sains Ilmiah dalam Proses Produksi Jamu Tradisional, Jurnal Penelitian Pada Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, vol 1 No 1, 2012, h. 3
4
kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan melalui pengadaan buku teks. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomo 11 Tahun 2005 pasal 1 yang berisi Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional.9 Buku teks termasuk kedalam buku ajar yang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu a) buku pelajaran pokok, b) buku pelajaran pelengkap, c) buku bacaan, dan d) buku sumber.10 Pengajaran materi bagi siswa tidak hanya dapat diperoleh melalui buku pelajaran pokok, karena masih terdapat beberapa pengetahuan yang harus dimiliki siswa yang tidak terdapat di buku pelajaran pokok. Oleh karena itu diperlukan adanya buku pelengkap berupa buku suplemen (buku pengayaan). Dimana Buku pengayaan adalah “buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi”.11 Selain itu saat ini pemerintah telah memberikan kebebasan kepada satuan tingkat pendidikan untuk mengembangkan indikator-indikator serta bahan
ajar
yang
ada
dengan
rambu-rambu
penyusunan
dan
pengembangannya yang telah ditentukan oleh pemerintah. Pengembangan indikator-indikator dalam buku pelajaran pokok dapat dilakukan diantaranya dengan mengembangkan buku suplemen atau buku pelengkap. Buku suplemen yang baik memiliki keterkaitan dengan suatu daerah, serta mampu mewujudkan desentralisasi pendidikan nasional adalah buku suplemen
yang
memiliki
indikator-indikator
sebagai
berikut:
1)
menjadikan siswa mengetahui keunggulan lokal daerah dimana dia tinggal, 2) memahami berbagai aspek yang berhubungan dengan 9
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks, 2015, h.2 (ftp://ftp.unm.ac.id) 10 Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 16. 11 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Buku, Pasal 1 Ayat 5, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional 2008), h. 107.
5
keunggulan lokal daerah tersebut, 3) siswa mampu mengolah sumber daya, 4) terlibat dalam pelayanan/jasa atau kegiatan lain yang berkaitan dengan keunggulan lokal sehingga memperoleh penghasilan dan melestarikan budaya/tradisi/sumber daya yang menjadi unggulan daerah serta mampu bersaing secara nasional maupun global.12 Jika dikaitkan dengan salah satu mata pelajaran sekolah yaitu sains, maka indikator-indikator yang telah disebutkan di atas dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan indikator dalam pelajaran sains yang tertuang dalam buku suplemen sains berbasis kearifan lokal. Sains merupakan suatu ilmu yang mempelajari gejala – gejala alam yang ada disekitar. Dalam pembagiannya, Sains terbagi menjadi beberapa bagian yaitu Fisika, Kimia dan Biologi. Ilmu kimia merupakan ilmu yang sangat menarik untuk dikaji karena ilmu kimia adalah ilmu yang mencangkup sejumlah aspek bahan-bahan kimia, dan bahan kimia bukanlah bahan abstrak yang mematikan dan ditakuti, karena bahan kimia adalah bahanbahan sehari-hari yang kita pegang bahkan kita konsumsi.13 Kota Tangerang merupakan sebuah kota yang memiliki wilayah strategis, hal ini dikarenakan Kota Tangerang berada diantara Jakarta dan Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang merupakan salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara DKI Jakarta.14 Sehingga penduduk Kota Tangerang kebanyakan merupakan warga pendatang dari berbagai daerah. Oleh karena itu kearifan lokal Kota Tangerang harus dilestarikan ditengahtengah masyarakatnya yang beragam. Dalam hal ini khususnya bidang sains. Kearifan lokal sangatlah menarik untuk dikaji
diantaranya adalah
potensi-potensi daerah yang dimiliki Kota Tangerang seperti padi, jagung, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar.15 Potensi-potensi tersebut dapat dilihat dalam dokumen Kementrian Keuangan Republik Indonesia 12
Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, dan Tatik Elis, Mengembangkan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dalam KTSP, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2012), h.10 13 James E. Brady, Kimia Universitas Asas dan Struktur, (Jakarta:Bina Rupa Aksara,1999), h. 2 14 Letak Geografis Kota Tangerang, Tersedia (http://www.tangerangkota.go.id/geografi) 15 Kota Tangerang dalam angka 2012, Luas Panen Tanaman Pangan di Kota Tangerang 20072011, 2014, h. 244 (http://tangerangkota.go.id)
6
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Provinsi Banten16 dan dinas pertanian Kota Tangerang pada tahun 2008.
17
Serta kebiasaan masyarakat
di daerah ini yang memilih pengobatan tradisional yaitu beberapa tanaman obat salah satunya penggunaan daun dewa untuk mengobati demam. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penting dilakukan penelitian yang bertema kearifan lokal yang dibahas dari sisi sains terhadap Kota Tangerang yang diwujudkan dalam sebuah produk buku suplemen, sehingga judul penelitian yang diajukan peneliti adalah “PENGEMBANGAN
BUKU
SUPLEMEN
KIMIA
BERBASIS
KEARIFAN LOKAL KOTA TANGERANG”
2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Masih rendahnya pencapaian pendidikan kurikulum 2013 yang memiliki karakteristik membentuk kepribadian siswa di sekolah dan juga di lingkungan masyarakat. 2. Pembelajaran sains di sekolah berjalan tidak selaras dengan nilai-nilai kearifan lokal yang dianut oleh suatu masyarakat tertentu sehingga sulit diterima oleh siswa. 3. Masih terdapat faktor-faktor penghambat dalam pelaksaanaan sistem desentralisasi pendidikan di Indonesia. 4. Masih kurangnya pengembangan potensi daerah
serta kebudayaan
daerah Kota Tangerang dalam pembelajaran siswa di sekolah 5. Masih sedikitnya buku suplemen berbasis kearifan lokal yang mampu menumbukan nilai-nilai karakter siswa serta mengembangkan potensi yang dimiliki Kota Tangerang, serta dapat menunjang dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran terutama pelajaran sains disekolah 16
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Banten, (Jakarta: Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, 2010), h.18 17 Dinas Pertanian Kota Tangerang 2008, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Sayuran Kota Tangerang Tahun 2007, 2014, (http://www.tangerangkota.go.id/mobile)
7
3. Pembatasan Masalah Ruang lingkup penelitian ini agar lebih terarah, maka dilakukan pembatasan yaitu sebagai berikut : a. Buku suplemen ini disusun berdasarkan kearifan lokal Tangerang. b. Fokus Sains yang terdapat dalam buku suplemen ini adalah kimia SMA c. Buku suplemen yang telah diperoleh akan diuji tingkat keterbacaannya yang meliputi aspek kelayakan materi, penyajian, bahasa, dan grafika. d. Untuk mengukur tingkat keterbacaan buku suplemen ini menggunakan instrumen yang diberikan kepada beberapa guru kimia SMA di Kota Tangerang.
4. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana desain dan karakteristik buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Tangerang? b. Bagaimana kelayakan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal? c. Bagaimana tanggapan guru kimia SMA Kota Tangerang mengenai buku suplemen berbasis kearfian lokal Tangerang?
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Teradapat beberapa tujuan dalam penelitian ini,yaitu : a. Mengembangkan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang
8
b. Mengetahui kelayakan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang c. Mengetahui tanggapan guru mengenai buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang.
2. Manfaat Penelitian a. Secara umum 1) Menghasilkan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Tangerang b.
Bagi siswa 1) Tersedianya buku suplemen yang dapat melengkapi buku ajar dan pembelajaran di sekolah 2) Tersedinya buku suplemen yang dapat menjembatani kearifan lokal yang terdapat di Kota Tangerang dengan Kimia SMA
c. Bagi guru 1) Tersedianya buku penunjang yang dapat melengkapi pembelajaran di sekolah dan bahan dalam mengajar 2) Diperolehnya buku penunjang kimia yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku d. Bagi dunia pendidikan 1) Dapat dijadikan referensi dalam peningkatan mutu pendidikan Indonesia 2) Dapat dijadikan buku penunjang yang dimiliki siswa atau guru untuk lebih mengembangkan pembelajaran 3) Dapat
menjadi salah satu bahan untuk menjaga kelestarian
kebudayaan Indonesia melalui buku suplemen kimia dengan pendekatan kearifan lokal. e. Bagi peneliti 1) Sebagai pengetahuan mendesain dan membuat buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal
9
2) Mengetahui kelayakan dan tanggapan mengenai buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal
BAB II Kajian Teoritis, Penelitian Relevan, Kerangka Berfikir
A. Kajian Teoritis 1. Kearifan Lokal a. Makna Kearifan Lokal Kearifan lokal merupakan akumulasi dari hasil aktivitas budi dalam
menyikapi
serta
meperlakukan
lingkungan
yang
menggambarkan cara bersikap dan bertindak suatu masyarakat untuk merespon perubahan – perubahan yang khas dalam lingkup lingkungan fisik ataupun kultural.1 Dalam seminar nasional fisika dan pendidikan fisika, pengertian kearifan lokal adalah gagasan-gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.2 Sementara itu, kemendikbud menyebut istilah kearifan lokal dengan keunggulan lokal,3 hal ini didasarkan dari istilah kearifan lokal yang terdiri dari dua kata yaitu kearifan (wisdom)4 dan lokal (local)5 sehingga kearifan lokal dapat juga disebut
dengan local wisdom.
Dalam disiplin ilmu antropologi local wisdom disebut juga dengan local genius,6 antropologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dalam bermasyarakat, bersuku bangsa, berperilaku, berkebudayaan, dan berperadaban.7 Haryati Soebadio seorang antropolog mengatakan bahwa “local genius adalah juga cultural identity, identitas kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap 1
Heny Gustini Nuraeni dan Muhammad Alfan, Study Budaya di Indonesia, (Bandung : CV Pustaka Setia,2013), h.67 2 Zuhdan Kun Prasetyo, “Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal”, Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika, Surakarta:14 September 2013, h. 3. (http://fisika.uns.ac,id ) 3 ibid, h. 3. 4 John M. Echols dan Hassan Shadiky, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), h. 363. 5 ibid, h.649 6 Prasetyo, loc. cit. 7 Beni Ahmad Saebani, Pengantar Antropologi, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), h.15
10
11
dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri”. Begitu pula Ayatrohaedi menyatakan bahwa “unsur budaya daerah potensial seagai local genius karena telah teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang”.8 Berdasarkan kedua pengertian di ataslah pemerintah manyatakan bahwa kearifan lokal sama dengan keunggulan lokal. Keunggulan lokal merupakan suatu usaha untuk memajukan dan merealisasikan potensi daerah yang dimiliki oleh suatu daerah tertentu dalam rangka peningkatan nilai produk, jasa atau karya lain yang dimiliki daerah tersebut untuk bisa menambah penghasilan setiap daerah tanpa terkecuali yang bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif.9 Keunggulan lokal menurut Jamal adalah hal-hal yang menjadi ciri khas suatu daerah yang meliputi aspek ekonomi, teknologi, budaya, informasi, komunikasi, ekologi dan sebagainya.10 Secara garis besar pengertian kearifan lokal adalah suatu keadaan atau potensi khas yang dimiliki oleh suatu daerah tertentu meliputi ekonomi, teknologi, budaya, informasi, komunikasi, ekologi serta cara bersikap dan bertindak masyarakat di daerah tersebut, dimana keadaan ini sudah seharusnya dijaga bahkan dikembangkan untuk menambah penghasilan suatu daerah. Kearifan lokal yang terdapat di masyarakat kita dapat ditemui dalam nyanyian, pepatah, sasanti, petuah, semboyan dan kitab – kitab kuno yang melekat dalam perilaku sehari – hari.11 Pada dasarnya kearifan lokal merupakan suatu kebiasaan yang terjadi secara terus – menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diartikan bahwa kearifan lokal memiliki hubungan dengan kebudayan, seperti yang dinyatakan oleh Taylor 8
Prasetyo, op. cit., h. 4 Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, dan Tatik Elisah, Mengembangkan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dalam KTSP, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2012), h. 1 10 Jamal Ma’mur Asmani, Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal, (Jogjakarta: Diva Press, 2012), h.29 11 Nuraeni, op. cit., h. 69 9
12
dalam Nashir bahwa kebudayaan ialah keseluruhnan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan – kemampuan lainnya serta kebiasaan – kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.12 Kebudayaan timbul dari adanya interaksi sosial yang terjadi secara terus menerus pada proses yang terjadi dalam kurun waktu yang lama, serta dijadikan sistem pengetahuan kolektif yang kompleks sehingga mampu membentuk karakter masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan dan berinteraksi dengan lingkungannya.13
b. Fungsi Kearifan Lokal Terdapat beberapa fungsi kearifan lokal jika ditinjau dari beberapa aspek, dibawah ini akan dijelaskan fungsi kearifan lokal dalam kehidupan sosial, dan ilmu pengetahuan. 1) Fungsi Kearifan Lokal dalam kehidupan sosial Kearifan lokal dapat dipahami sebagai usaha manusia yang dilakukan dengan mengunakan akal budinya untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu. Ruang tertentu yang dimaksud disini adalah ruang interaksi yang terjadi antarmanusia dan antarmanusia dengan lingkungan fisiknya, dimana interaksi ini telah disusun sedimikian rupa. Pola interaksi yang terjadi disebut dengan setting, dimana pengertian setting itu sendiri adalah suatu tempat yang digunakan manusia untuk berinteraksi dan menyusun hubungan dalam lingkungannya. Sebuah setting yang telah terbentuk secara langsung akan memproduksi nilai-nilai yang menjadi landasan atau acuan tingkah laku manusia.14
12
Haedar Nashir, Pendidikan Karakter berbasis Agama dan Budaya, (Yogyakarta :Multi Presendo, 2013), h. 32 13 Ibid,. 14 Nuraeny, op. cit., h. 68
13
Selain itu jika dilihat dari kebudayaan yang merupakan salah satu sumber dari kearifan lokal, kearifan lokal dapat membangun pengetahuan kolektif yang digunakan sebagai acuan bertindak dan bertingkah laku dalam menanggapi lingkungan kehidupannya dan juga sebagai arah dalam menentukan tindakannya.15 2) Fungsi Kearifan Lokal dalam Ilmu Pengetahuan Fungsi lain dari kearifan lokal adalah kearifan lokal memiliki peranan yang cukup besar dalam bidang keilmuwan. Pada umumnya terdapat tujuh unsur – unsur pokok kebudayaan yang ada pada suatu masyarakat dimanapun tempat dan daerahnya. Menurut Kluchkon sebagaimana yang dikutip dalam Herimanto dan
Winarno
menyatakan
bahwa
“ketujuh
unsur
pokok
kebudayaan meliputi peralatan hidup (teknologi), sistem mata pencaharian hidup (ekonomi), sistem kemasyarakatan (orgnisasi sosial), sistem bahasa, kesenian (seni), sistem pengetahuan (ilmu pengetahuan sains), serta sistem kepercayaan (religi)”16 Berdasarkan ketujuh unsur pokok kebudayaan yang telah diuraikan diatas, diketahui bahwa ilmu pengetahuan sains merupakan salah satu unsur pokok kebudayaan, dan hal ini menunjukan bahwa sains dapat ditemukan dimana saja dan pada saat kapanpun, mulai dari jaman praserajarah, sejarah dan hingga saat ini. Salah satu contoh bahwa sains telah ada sejak dahulu kala adalah adanya sistem perbintangan yang digunakan masyarakat untuk berlayar, walaupun pengetahuan sains tersebut masih dalam bentuk yang sederhana.17
15
Nashir, op, cit., h.36 Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta Timur : Bumi Aksara, 2011), h.152. 17 Ibid,. 153 16
14
c. Makna Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Banyak ragam definsi dari pendidikan, walaupun demikian bukan berarti bahwa pendidikan tidak memiliki definisi yang jelas, adanya keberagaman definisi ini menjadi kekayaan intelektual dalam khazanah pemikiran pendidikan kontemporer yang sangat berharga. Dibawah ini adalah definisi pendidikan dari para pakar pendidikan Dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) “bahwa pengertian dari pendidikan
merupakan
mengembangkan
suatu
kepribadian
usaha dan
yang
disadari
kemampuan
manusia
untuk yang
dilaksanakan didalam maupun diluar ,dan berlangsung seumur hidup”.18 Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan
umumnya
berarti
daya
upaya
untuk
memajukan
bertumbuhnya budi pekerti, pikiran dan tubuh anak19 Pendidikan
berfungsi
mengenalkan,
memahamkan,
dan
menjadikan nilai – nilai karakter sehingga mendarah daging dalam kehidupan peserta didik atau siapaun yang terlibat di dalamnya. Pendidikan karakter memiliki kaitan erat dengan kebudayaan. Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan menyatakan, bahwa
Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa, dan pendidikan yang telah dikemukakan diatas maka pendidikan budaya dan karakter bangsa dapat dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religious, nasionalis, produktif dan kreatif. Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang, pendekatan yang sesuai dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya 18
Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta : pustaka pelajar offset, 2011), h.33 Ibid,.
19
15
dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah; oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.20 Secara spesisfik Iif menyatakan pendidikan berbasis kearifan lokal adalah sebuah pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi peserta didik melalui pemanfaatan keunggulan lokal yang ada dalam daerahnya berupa budaya, ekologi, bahasa, teknologi, informasi dan komunikasi, dan lain-lain.21
d. Tujuan serta Alasan Kearifan Lokal dalam Pendidikan Sains merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dan juga telah dijelaskan sebelumnya bagaimana kearifan lokal mempengaruhi perkembangan sains sejak zaman prasejarah hingga saat ini. Selain itu terkait dengan kebudayaan nasional yang merupakan identitas dari Negara Indonesia kearifan lokal seharusnya dikembangkan dan dijaga melalui pendidikan di sekolah, dimana kebudayaan nasional ini merupakan gabungan dari beberapa kebudayaan lokal (kearifan lokal) pada suatu daerah tertentu. Hal ini sesuai seperti yang dinyatakan Nuraeni dan Alfan bahwa “Kebudayaan Nasional adalah gabungan dari kebudayaan daerah yang ada di negara tersebut. Kebudayaan daerah adalah kebudayaan dalam daerah atau wilayah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya di ruang lingkup daerah tersebut”22 Tujuan diselenggarakannya pendidikan berbasis kearifan lokal disekolah, maka siswa dapat memperoleh beberapa hal, yaitu: 1) Mengetahui keunggulan lokal daerah dimana dia tinggal
20
Nashir, op, cit., h.38 Ahmadi, op, cit., h.9 22 Nuraeni, op, cit., h. 26 21
16
2) Memahami berbagai aspek yang berhubungan dengan keunggulan lokal daerah tersebut 3) Mampu mengolah sumber daya 4) Terlibat dalam pelayanan/jasa atau kegiatan lain yang berkaitan dengan keunggulan lokal sehingga memperoleh penghasilan dan melestarikan budaya/tradisi/sumber daya yang menjadi unggulan daerah 5) Mampu bersaing secara nasional maupun global.23 Selain kelima hal yang diharapkan dapat dilakukan siswa, siswa juga diharapkan dapat mencintai daerahnya sendiri, mampu bersaing dan mengembangkan potensi lokalnya sehingga daerahnya dapat berkembang pesat mengikuti perkembangan global (globalisasi), serta dapat percaya diri mengadapi masa depan.24 Sedangkan alasan diadakannya pendidikan berbasis kearifan lokal karena
Indonesia merupakan Negara
yang menganut
sistem
desentralisasi. Dengan adanya sistem desentralisasi ini menjelaskan bahwa adanya kewenangan yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah melalui delegasi kepada pejabat – pejabatnya di daerah atau kepada badan – badan otonom pemerintahan daerah.25. Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan yang memiliki wilayah yang luas, yang terdiri atas 17.504 pulau (8.651 Pulau yang bernama dan 8.853 pulau yang belum bernama).26Selain itu Indonesia juga dikenal dengan keberagaman budayanya hal ini dikarenakan setiap pulau memiliki kebudayaan yang berbeda. Ada puluhan etnis yang memiliki budaya masing – masing, yaitu :27 1) Pulau Sumatra : Aceh, Batak, Minang, Melayu (Deli,Riau, Jambi, Palembang,Bengkulu, dan sebagainya), Lampung; 23
Ahmadi, op. cit,. h.10 Asmani, op. cit., h.42 25 Yoyon Bachtiar Irianto, Kebijakan Pembaruan Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.67 26 Nuraeni, op. cit., h.19 27 Ibid,. h.20 24
17
2) Pulau Jawa : Sunda, Baui (masyarakat tradisional yang mengisolasi diri dari dunia luar di provinsi Banten), Jawa, dan Madura, Bali; 3) Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur: Sasak, Manggarai, Sumbawa, Flores dan sebagainya; 4) Kalimantan : Dayak, Melayu, Banjar, dan sebagainya.; 5) Sulawesi :Bugis, Makassar, Toraja, Gorontalo, Minahasa, Manado,dan sebagainya.; 6) Maluku : Ambon, Ternate,dan sebagainya; 7) Papua : Dani, Asmat,dan sebagainya.
Mengingat dua hal yang telah diuraikan diatas, yaitu sistem desentralisasi yang dianut Indonesia serta luas dan beranekaragamnya kebudayaan Indonesia, tentu mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Irianto menyatakan 28 Kebijakan yang berdimensi lokal adalah semua hal yang sesuai dengan dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat daerah. Kebijakan seperti ini sebaiknya rakyat (baik melalui DPRD maupun kelompok – kelompok kepentingan daerah) dan pemerintah daerah yang memutuskannya. Memilih lokasi tempat berdirinya gedung sekolah, menambah dan mengankat guru, menentukan kurikulum lokal dan lain sebagainya akan lebih tepat dan efisien jika daerah yang melakukannya. Makna dari uraian di atas adalah adanya pemberian kewenangan bagi suatu daerah untuk mengatur sistem pendidikan pada daerahnya masing – masing, dan hal ini membutuhkan sebuah manajemen pendidikan berbasis desentralisasi. Tugas utama dalam desentralisasi manajemen pendidikan di daerah harus diprioritaskan pada upaya meningkatkan
28
Irianto, op, cit., h.84-85
partisipasi
masyarakat
dalam
penyelenggaraan
18
pendidikan.29Melihat manajemen pendidikan desentralisasi yang berpusat pada masyarakat menunjukan bahwa kegiatan dan kebiasaan yang terdapat pada masyarakat juga memiliki kepentingan dalam pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan kurikulum lokal untuk mencapai tujuan dari desentralisasi tersebut. Selain itu transformasi pendidikan berwawasan karakter dilakukan sebagai koreksi atas praktik dunia pendidikan yang cenderung pragmatis pada penyediaan tenaga kerja dan lebih menekankan aspek kognisi dan psikomotorik semata, kurang diimbangi potensi afeksi dan ruhani manusia. Pendidikan berhasil mengajarkan nilai kegunaan yang serba praktis seperti menguasai teknologi informasi dan keterampilanketerampilan khusus, tetapi kurang berhasil dalam menanamkan nilai benar-salah, baik-buruk, pantas-tidak pantas dalam sistem perilaku subjek didik, sehingga melahirkan generasi robot yang gagap akalbudi.30 e. Ruang lingkup Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal 1) Lingkup situasi dan kondisi daerah tersebut, yaitu segala sesuatu yang terdapat didaerah tersebut yang berkaitan dengan lingkungan alam, sosial, ekonomi, seni, dan budaya atau lainnya yang berupa hasil bumi, tradisi, pelayanan/jasa, atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah. 2) Lingkup keunggulan lokal meliputi potensi keunggulan lokal, cara mengelola, mengolah/mengemas, mengoptimalkan, memasarkan, atau proses lainnya yang mampu menghasilkan nilai bagi daerah sehingga dapat meningkatkan taraf hidup/kesejahnteraan maupun Pendapatan Asli Daerah (PAD)31.
29
Ibid,. h.96 Nashir, op, cit., h.34 31 Asmani, op, cit., h.44 30
19
f. Potensi Keunggulan Lokal Dalam mengembangkan keunggulan lokal terdapat beberapa potensi yang dapat dijadikan bahan dalam pengembangan pendidikan berbasis kearifan lokal diantaranya adalah SDA, SDM, Geografi, Sejarah dan Budaya.32 1) Sumber daya alam merupakan potensi yang terkandung di dalam bumi, air, dan dirgantara yang dapat dijadikan kepentingan hidup. Contoh: bidang pertanian, bidang perkebunan, bidang peternakan. Keunggulan lokal ini akan lebih cepat berkembang, jika dikaitkan dengan konsep pembangunan agropolitan. Agropolitan merupakan pendekatan pembangunan bottom up untuk mencapai kesejahteraan dan pemerataan pendapatan yang lebih cepat, pada suatu wilayah atau daerah tertentu. 2) Sumber daya manusia didefinisikan sebagai manusia dengan segenap potensi yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menjadi makhluk social yang adaptif dan transformatif dan mampu mendayagunakan potensi alam di sekitarnya secara berimbang dan berkesinambungan. 3) Geografi meliputi objek formal dan objek material. Objek formal geografi adalah fenomena geosfer yang terdiri dari, atmosfer bumi, cuaca dan iklim, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer. 4) Budaya adalah sikap, sedangkan sumber sikap adalah kebudayaan. Agar kebudayaan dilandasi dengan sikap baik, masyarakat perlu memadukan antara idealism dengan realism yang pada hakikatnya merupakan perpaduan antara seni dan budaya. Ciri khas budaya masing-masing daerah tertentu merupakan sikap menghargai kebudayaan daerah sehingga menjadi keunggulan lokal.
32
Prasetyo, op. cit., h. 5
20
5) Historis merupakan potensi sejarah dalam bentuk peninggalan benda-benda purbakala maupun tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini.33
g. Langkah-langkah Pengembangan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Dalam pengengembangan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal, dibutuhkan sebuah strategi agar tujuan dari Pendidikan tersebut dapat tercapai dengan baik, adapun langkah-langkah yang dibutuhkan dalam pengerjaan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai keadaan serta kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebut dapat diperoleh dari berbagai pihak yang terkait di daerah yang bersangkutan. Seperti pemda/bappeda, instansi vertical terkait, peguruan tinggi, dan dunia usaha/industri. Keadaan daerah tersebut dapat ditinjau dari potensi daerah yang bersangkutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, dan kekayaan alam. 2) Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi keunggulan lokal Berdasarkan kajian dari beberapa sumber sebagaimana disebutkan, dapat diperoleh berbagi jenis kebutuhan. Berbagai jenis kebutuhan ini mencerminnkan fungsi keunggulan lokal di daerah, antara lain untuk : a) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah b) Meningkatkan keterampilan di bidang pekerjaan tertentu c) Meningkatkan kemampuan berwiraswasta dan d) Meningkatkan penguasaan bahasa asing 3) Mengidentifikasi bahan kajian keunggulan lokal
33
Ahmadi., Op., Cit. h. 2-6
21
Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai kemungkinan keunggulan lokal yang dapat dijadikan sebagai bahan kajian sesuai dengan kebutuhan sekolah. 4) Menentukan mata pelajaran keunggulan lokal Berdasarkan bahan kajian keunggulan lokal tersebut dapat ditentukan kegiatan pembelajarannya. Kegiatan ini pada dasarnya dapat dirancang agar bahan kajian keunggulan lokal bisa memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhn masayarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya. 5) Mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar Dalam mengembangkan standar kompetensi (dalam kurikulum 2013 mengacu pada Kompetensi Inti) dan kompetensi dasar, pengembangan harus mengacu pada “Standar Isi”. Pengembangan standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah merupakan awal dalam membuat mata pelajaran keunggulan lokal agar dapat dilaksanakan
di
sekolah.
Adapun
langkah-langkah
dalam
mengembangkannya adalah sebagai berikut : a) Pengembangan Standar Kompetensi Standar Kompetensi adalah menentukan kompetensi yang didasarkan pada materi sebagi basis pengetahuan. b) Pengembangan Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa.34
34
Ibid,. h.78-84
22
h. Kompetensi-kompetensi yang Dituntut dalam Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Dalam pengimplementasian pendidikan berbasis kearifan lokal terdapat beberapa kompetensi-kompetensi yang dituntut terdiri atas beberapa hal sebagai berikut: 1) Personal Competencies Secara praktis dapat diidentifikasi dari sifat-sifat, seperti percaya terhadap diri sendiri, berani dalam mengambil resiko, bersemangat dalam bekerja, murah hati terhadap sesama, penyabar, empati dan perilakunya dapat diteladani. 2) Thinking Competencies Diintegrasikan dengan kemampuan berpikir ilmiah (scientific method), secara praktis dapat diidentifikasi dari beberapa keterampilan, yaitu menggali dan menemukan data, mengolah data menjadi informasi, merumuskan persoalan, mengidentifikasi alternative, memberikan alasan-alasan yang rasional dan objektif dalam memutuskan serta keterampilan memilih alternative pemecahan. 3) Social Competencies Secara praktis dapat diidentifikasi dari beberapa keterampilan yakni memahami karakteristik orang lain, berhubungan pribadi, berkomunikasi dalam kelompok, menemukan dan jaringan/saluran sekaligus media komunikasi, keterampilan bekerja yang sama, serta memberikan tugas dan kepercayaan kepada orang lain. 4) Vocational Competencies Merupakan keterampilan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang bersifat spesifik dan teknik yang terdapat di masyarakat35
35
Ibid., h.114-115
23
2. Buku Sebagai Bahan Ajar Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan peserta didik dan pendidik (pendidik) membutuhkan berbagai macam perangkat penunjang agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik. Salah satu perangkat yang mampu menunjang kegiatan belajar di dalam kelas dapat berupa bahan ajar. Dimana pengertian bahan ajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan guru dan instruktur sekolah dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.36 Bahan ajar memiliki beberapa pengertian, menurut Andi, bahan ajar memiliki perbedaan dengan sumber belajar, dimana bahan ajar adalah bahan jadi yang merupakan hasil ramuan dari bahan-bahan yang diperoleh dari berbagai sumber belajar yang siap disajikan kapada peserta didik, dan secara aktual dirancang secara sadar dan sistematis untuk pencapaian kompetensi peserta didik secara utuh dalam kegiatan pembelajaran walaupun dijual dalam pasar bebas.37 Sedangkan menurut Suhardjono, pengertian bahan ajar dalam lingkup perkuliahan adalah “materi perkuliahan yang disusun secara sistematis yang digunakan dosen dan mahasiswa dalam proses perkuliahan”.38
a. Macam-macam Bahan Ajar Menurut Andi, berdasarkan bentuknya bahan ajar dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: Tabel 2.1 Macam-macam Bahan Ajar Menurut Bentuknya39 No Bentuk Bahan Pengertian Contoh Ajar 36
Ika Kurniawati, Modul Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar, 2015, h. 1 (http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id) 37 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), h. 31-32 38 Suhardjono, Menyusun Bahan Ajar Agar Tujuan Perkuliahan Tercapai dengan Lebih Menyenangkan, 2014, h. 4 , (http://suhardjono.lecture.ub.ac.id) 39 Prastowo, op. cit., h.40-41
24
1
2
Cetak
Dengar
sejumlah bahan yang
handout, buku, modul,
dapat disiapkan
lembar kerja siswa,
dalam kertas, yang
brosur, leaflet,
berfungsi untuk
wallchart, foto atau
keperluan
gambar, dan model
pembelajaran
atau maket
semua sistem yang
Kaset, radio, piringan
menggunakan sinyal
hitam, dan compact
radio secara
disk audio
langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang 3
Pandang
Segala sesuatu yang
Video compact disk
Dengar
memungkinkan
dan film
(audiovisual)
sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial
4
Interaktif
Kombinasi dari dua
Compact disk
atau lebih media
interactive
(audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan
25
untuk mengendalikan suatu perintah dan/atau perilaku aami dari suatu presentasi
Sedangkan menurut Ika, macam-macam bahan ajar menurut bentuknya dibedakan menjadi 2, yaitu:40 1) Bahan Cetak: modul, buku, teks, lembar kerja siswa, petunjuk belajar, handout, brosul, dan leaflet. 2) Bahan NonCetak: audio pembelajaran, video pembelajaran, multimedia interaktif, dan bahan belajar berupa online. . b. Buku Berdasarkan hal yang telah dikemukakan oleh Suhardjono dan Asep mengenai macan-macam bahan ajar berdasarkan bentuknya, terdapat satu kesamaan macam bentuk bahan ajar yaitu bahan ajar cetak atau printed materials dengan salah satu contohnya adalah buku. Buku merupakan suatu perangkat yang sangat penting dan sangat dibutuhkan siswa maupun pendidik. Buku mengandung berbagai informasi yang mampu memperluas wawasan pembacanya, selain itu juga mampu memberikan inspirasi agar terciptanya gagasan baru, hal ini dikarenakan buku mampu memberikan pengetahuan mengenai apa yang terjadi pada masa lalu, masa sekarang, dan kemungkinan masa yang akan datang.41 Terdapat beberapa rumusan definisi mengenai buku, “dalam arti luas buku mencakup semua tulisan dan gambaran yang ditulis dan dilukis atas segala macam lembaran papyrus, lontar, perkamen, dan kertas dengan segala bentuknya berupa gulungan, dilubangi, dan diikat 40 41
Kurniawati, Op. cit., h. 9-10 (http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id) Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 11
26
atau dijilid muka dan belakangnya dengan kulit, kain, karton, dan kayu”.42 Sedangkan dalam arti sempit pengertian buku merupakan suatu kertas berjilid yang menjadi satu kesatuan dimana didalamnya terdapat informasi.43 Sedangkan menurut pandangan lain, buku adalah media pengarang untuk menuangkan pemikiran dan ilmu pengetahuannya dalam rupa bahan tertulis.44 Walaupun terdapat berbagai pengertian mengenai buku, namun secara garis besar buku memiliki arti sebuah bahan tertulis yang didalamnya terdapat berbagai informasi baik informasi masa lalu, masa sekarang dan memungkinkan di masa yang akan datang, dan dapat juga berisi ilmu pengetahuan serta pemikiran pengarangnya, dimana media yang digunakan untuk menulis dapat berupa kertas, kulit, kain, karton, atau kayu yang dijilid. Dalam bidang pendidikan, buku memiliki peranan yang sangat penting untuk menciptakan siswa yang kreatif dan berkembang positif dalam berbagai aspek. Hal ini dikarenakan buku mampu memberikan dan meningkatkan pengalaman, pengetahuan, serta keterampilan yang dimiliki siswa mengenai berbagai bidang kehidupan berupa diri, masyarakat, budaya, dan alam sekelilingnya, maupun tentang Tuhan yang menciptakan semua itu.45 Oleh karena itu sudah seharusnya buku pendidikan
mendapatkan
perhatian
khusus
oleh
pemerintah,
pengarang, bahkan para pendidik agar buku pendidikan yang berada di pasaran layak digunakan oleh siswa dan dapat meningkatkan kreatifitas, dan ilmu pengetahuan siswa. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 2 Tahun 2008, “bahwa buku berperan penting dan strategis dalam upaya meningkatkan mutu
42
Ibid., h.12 Ibid., h.13 44 Prastowo, op, cit., h.166 45 Menteri Pendidikan Nasional, (http://puskurbuk.net/web13/) 43
Penilaian
Buku
Non
Teks
Pelajaran,
2014
27
pendidikan, sehingga perlu ada kebijakan pemerintah mengenai buku bagi peserta didik”.46 Dalam dunia pendidikan, dikenal beberapa jenis buku yang mampu menunjang jalannya proses pembelajaran siswa di sekolah maupun di rumah. Selain buku yang diperuntukan untuk siswa, terdapat juga buku yang diperuntukan khusus untuk guru yaitu buku pegangan yang dijadikan referensi dan pegangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Menteri Pendidikan Nasional dalam Permendiknas Nomor 2 tahun 2008 mengkategorisasikan buku menjadi (a) buku teks pelajaran, (b) buku panduan pendidik, (c) buku pengayaan, (d) buku referensi, dengan penjelasan dari masing-masing buku tersebut adalah sebagai berikut: 1) Buku teks pelajaran pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi yang selanjutnya disebut buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi,
peningkatan
kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. 2) Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh para pendidik. 3) Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi.
46
Menteri Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 2 Tahun 2008, 2014, h.106
28
4) Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya secara dalam dan luas.47
Untuk pembahasan selanjutnya, akan dibahas lebih mendalam mengenai buku pengayaan dan bagaimana cara atau teknik menyusun buku pengayaan
c. Buku suplemen atau buku pengayaan Dalam kamus bahasa Indonesia, suplemen memiliki arti tambahan atau lampiran pelengkap.48 Jika dihubungkan dengan jenis-jenis buku yang telah dibahas sebelumnya, maka buku suplemen memiliki arti yang sama dengan buku pelengkap atau buku pengayaan. Buku
pengayaan
dibutuhkan
untuk
menunjang
proses
pembelajaran dan tujuan dari pendidikan nasional, karena mampu menambah pengetahuan yang dimiliki siswa, hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 11/2005 Pasal 2 yang menyatakan bahwa dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, selain menggunakan buku teks pelajaran sebagai acuan wajib, guru juga dapat menggunakan buku pengayaan dalam proses pembelajaran dan menganjurkan peserta didik membacanya untuk menambah pengetahuan dan wawasan Mengenai penggunaan dan pengadaan buku pengayaan sangatlah dianjurkan, hal ini seusai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional republik Indonesia no 2 tahun 2008 pasal 6 ayat 2 dan 3 menyatakan “selain buku teks, pendidik dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi dalam proses pembelajaran. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peserta
47
Ibid., h. 107-108 Elha Santoso, Kamus Praktis Moderen Bahasa Indonesia, (Surabaya: Pustaka Dua, TT), h.
48
392
29
didik, pendidik dapat menganjurkan peserta didik untuk membaca buku pengayaan dan buku referensi”.49 Buku pelengkap atau buku pengayaan merupakan buku yang berisi berbagai informasi yang mampu melengkapi atau menunjang informasi yang terdapat di dalam buku pokok. Buku ini tidak wajib dimiliki oleh siswa dan guru, namun sangat membantu memperluas pemikiran siswa mengenai ilmu pengetahuan yang didapatnya dalam buku pokok, karena didalam buku pengayaan dibahas secara lebih luas dan lebih mendalam mengenai suatu bahasan pokok tertentu yang terdapat di dalam kurikulum, dan dalam penyusunannya tidak mengacu secara penuh pada kurikulum, baik dari tujuan, materi pokok, dan metode penyajiannya.50 Menurut Andi, buku teks terbagi menjadi dua yaitu buku teks utama dan buku teks pelengkap. “Buku teks utama berisi bahan-bahan pelajaran suatu bidang studi yang digunakan sebagai buku pokok Sedangkan buku teks pelengkap adalah buku yang sifatnya membantu atau merupakan tambahan bagi buku teks utama serta digunakan oleh pendidik dan peserta didik”.51 Berdasarkan beberapa pengertian mengenai buku pengayaan yang telah diterang diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa buku pengayaan adalah buku yang mampu menunjang buku pokok, dimana didalamnya berisi informasi yang mengulas lebih dalam mengenai ilmu pengetahuan tertentu, penyusunan buku pengayaan juga tidak berpacu
secara
kesuluruhan
kepada
kurikulum
dan
dalam
penggunaannya didunia pendidikan tidak lah diwajibkan namun penting untuk menunjang pendidikan disekolah. Buku pengayaan termasuk kedalam buku non teks, hal ini Berkaitan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang 49
Menteri Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 2 Tahun 2008, 2014, h.110 50 Sitepu, op. cit., h. 16 51 Andi, op. cit., h.168
30
Standar Nasional Pendidikan dan tugas Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
dalam
pengendalian mutu buku mengenai macam-macam buku menurut kewenangannya. Berdasarkan kewenangan badan yang melakukan standarisasi terdapat dua macam buku yaitu buku teks dan buku non teks. Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP) memiliki kewenangan untuk menstandarisasi buku teks. Sedangkan buku pengayaan, referensi, dan panduan pendidik yang termasuk kedalam buku
non
teks,
BSNP
tidak
memiliki
kewenangan
untuk
menstandarisasi buku ini.52 Dibawah ini akan dijelaskan ciri-ciri buku non teks yang salah satu contohnya adalah buku pengayaan: 1) Buku-buku yang dapat digunakan di sekolah atau lembaga pendidikan, namun bukan merupakan buku acuan wajib bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; 2) Buku-buku yang menyajikan materi untuk memerkaya buku teks pelajaran, atau sebagai informasi tentang Ipteks secara dalam dan luas, atau buku panduan bagi pembaca; 3) Buku-buku nonteks pelajaran tidak diterbitkan secara berseri berdasarkan tingkatan kelas atau jenjang pendidikan; 4) Buku-buku nonteks pelajaran berisi materi yang tidak terkait secara langsung dengan sebagian atau salah satu Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar yang tertuang dalam Standar Isi, namun memiliki keterhubungan dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional; 5) Materi atau isi dari buku nonteks pelajaran dapat dimanfaatkan oleh pembaca dari semua jenjang pendidikan dan tingkatan kelas atau lintas pembaca, sehingga materi buku nonteks pelajaran dapat dimanfaatkan pula oleh pembaca secara umum; 52
Menteri Pendidikan Nasional, (http://puskurbuk.net/web13/)
Penilaian
Buku
Non
Teks
Pelajaran,
2014
31
6) Penyajian buku nonteks pelajaran bersifat longgar, kreatif, dan inovatif sehingga tidak terikat pada ketentuan-ketentuan proses dan sistematika belajar, yang ditetapkan berdasarkan ilmu pendidikan dan pengajaran.53 Berdasarkan ciri-ciri buku non teks yang telah dijelaskan diatas, menguatkan makna atau pengertian dari buku pengayaan yang merupakan buku penunjang atau pelengkap buku pokok yang dapat digunakan di sekolah. Menteri pendidikan nasional membagi buku pengayaan menjadi tiga macam, yaitu buku pengayan pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian (jenis nonfiksi dan jenis fiksi).54Dibawah ini akan dijelaskan secara mendalam mengenai ketiga macam buku pengayaan tersebut: 1) Buku pengayaan pengetahuan Mengambil makna dari pengayaan yang memiliki arti menunjang atau melengkapi, jadi pengertian buku pengayaan pengetahuan adalah sebuah buku yang didalamnya berisi informasi-informasi yang mampu meluaskan pengetahuan yang dimiliki siswa dan tidak terdapat di dalam buku teks (buku pokok). Hal ini sesuai dengan penyataan yang terdapat di dalam pedoman penulisan buku non teks yang menuliskan
Buku pengayaan pengetahuan adalah buku-buku yang diperuntukkan bagi pelajar untuk memerkaya pengetahuan dan pemahamannya, baik pengetahuan lahiriyah maupun pengetahuan batiniyah. Buku jenis ini merupakan buku-buku yang diperlukan pelajar atau pembaca pada umumnya agar dapat membantu peningkatan kompetensi kognitifnya.55
53
Pedoman Penulisan Buku Non Teks Buku Pengayaan,Referensi, dan Panduan Pendidik,(Jakarta Pusat: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, TT) h. 2-3 54 Menteri Pendidikan Nasional, Penilaian Buku Non Teks Pelajaran, 2014 (http://puskurbuk.net/web13/) 55 Pedoman Penulisan Buku Non Teks Buku Pengayaan,Referensi, dan Panduan Pendidik, op, cit.,h. 10-11
32
2) Buku pengayaan keterampilan Sama halnya dengan pengertian buku pengayaan pengetahuan, buku pengayaan keterampilan memiliki pengertian sebuah buku yang mampu memperluas informasi-informasi pembaca, hanya saja dalam buku pengayaan keterampilan berisi konten-konten yang mampu meningkatkan kemampuan dasar para pembacanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang tertulis di dalam pedoman penulisan buku non teks
Buku pengayaan keterampilan adalah buku-buku yang memuat materi yang dapat memerkaya dan meningkatkan kemampuan dasar para pembaca dalam rangka meningkatkan aktivitas yang praktis dan mandiri. Dalam buku tersebut termuat materi yang dapat meningkatkan, mengembangkan dan memerkaya dalam kemampuan menghitung, memberi nama, menghubungkan, dan mengkomunikasikan kepada orang lain sehingga mendorong untuk berkarya dan bekerja secara praktis.56
3) Buku pengayaan kepribadian Berdasarkan yang tertulis di dalam pedoman penulisan buku non teks
yang
diterbitkan
oleh
Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan Nasional diperoleh pengertian dari buku pengayaan kepribadian yaitu “Buku pengayaan kepribadian merupakan bukubuku yang dapat meningkatkan kualitas kepribadian, sikap, dan pengalaman batin pembaca. Dari perspektif buku pendidikan, buku pengayaan kepribadian diharapkan dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara umum”.57
d. Langkah-langkah Menulis Buku Non Teks Telah dijelaskan sebelumnya bahwa buku suplemen termasuk kedalam buku non teks, dimana buku non teks berbeda dengan buku 56
ibid., h.12-13 Ibid., h.14-15
57
33
teks. Selain itu telah dijelaskan juga ciri-ciri buku non teks yang berbeda dengan buku teks namun memiliki tujuan yang sama untuk memperkaya ilmu pengetahuan yang dimiliki pelajar maupun umum. Dibawah ini akan dijelaskan tahapan-tahapan dalam menulis buku non teks terdiri dari: 1) Menyiapkan konsep dasar tulisan; Sebelum penulis menulis buku non teks, ada baiknya jika penulis menentukan konsep dasar dari buku non teks yang hendak ditulis. Dalam hal ini mengenai buku pengayaan yang terdiri dari tiga macam yaitu buku pengayaan keterampilan, pengetahuan, dan kepribadian. Seorang penulis harus bisa menentukan buku pengayaan jenis apa yang akan ditulis. Selain itu dalam penulisan buku nonteks, penulis dapat mengembangkan tulisannya seleluasa mungkin serta bebas menuangkan gaya bahasa dan model dari buku non teks nya.58 Selain itu juga terdapat konsep dasar penulisan buku non teks yang harus diperhatikan oleh penulis. Dalam buku pedoman penulisan buku nonteks yang dibuat oleh pusat perbukuan departemen
pendidikan,
dituliskan
beberapa
konsep
dasar
penulisan buku nonteks, yaitu:
Konsep dasar yang dimaksud harus sistematis, objektif, dan terbuka. Sistematis berarti bahwa materi yang disajikan itu merupakan suatu kesatuan yang bertemali dengan ilmu lain, baik dari sisi isi maupun wilayah garapannya. Objektif berarti bahwa materi yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan secara material. Terbuka berarti bahwa materi itu dapat dijelaskan secara ilmiah.59 2) Memerhatikan proses kreatif Dalam menulis buku nonteks, penulis mengalami proses berfikir kreatif 58 59
Ibid., h.59-60 Ibid., h.60
dengan menggunakan bahan tulisan melalui
34
menggali, menghidupkan imajinasi, intuisi, memunculkan potensipotensi baru, membuka pandangan-pandangan yang menimbulkan kekaguman, serta dapat merangsang pikiran-pikiran yang tiddak terduga dengan tahapan-tahapan merencanakan tulisan untuk menjadi buku nonteks, tahap pengolahan informasi, tahap kemunculan berbagai gagasan, tahap memverifikasi berbagai gagasan yang dihubungkan dengan realita.60
3) Menetapkan aspek yang akan dikembangkan; Sama hal nya dengan buku teks pelajaran, buku non teks pelajaran juga harus memperhatikan tiga aspek domain pendidikan yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini tertulis didalam buku pedoman penulisan buku non teks
Demikian pula halnya dengan domain afektif dan psikomotorik, penulis buku nonteks pelajaran harus merancang terlebih dahulu aspek dari domain tersebut yang masih perlu dikembangkan, baik untuk keperluan peserta didik maupun bagi pendidik dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran.61 4) Menyesuaikan dengan kemampuan berpikir pembaca. Dalam menulis buku non teks harus disesuaikan dengan kemampuan berpikir pembaca terutama buku non teks pengayaan yang selayaknya lebih menyesuaikan pada kemampuan berfikir peserta didik. Kemampuan ini dapat dipengaruhi oleh lingkungan serta kebudayaan masyarakat tempat peserta didik tinggal. Oleh karena itu peserta didik seharusnya mampu menulis buku non teks yang sesuai dengan keadaan Indonesia.62
60
Ibid., h.61 Ibid,. h.63 62 Ibid., h.63-64 61
35
e. Komponen Dasar dan Komponen Utama Buku NonTeks Untuk menghasilkan buku non teks yang berkualitas, selain mengetahui langkah-langkah penyusunan buku, maka juga harus memperhatikan komponen dasar dan kompononen utama yang harus dimiliki buku tersebut. 1) Komponen Dasar Di dalam Komponen dasar ini terdiri atas : a) karakteristik buku nonteks Terdapat beberapa karakteristik buku non teks yaitu: -
Materi buku yang dikembangkan bukan merupakan acuan wajib bagi peserta didik dalam mengikuti salah satu mata pelajaran tertentu
-
Materi buku tidak dilengkapi dengan instrumen evaluasi dalam bentuk pertanyaan, tes, ulangan, LKS, atau bentuk lainnya;
-
Penerbitan buku tidak disajikan secara serial berdasarkan tingkat kelas;
-
Pengembangan materi tidak terkait secara langsung dengan atau sebagian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dalam Standar Isi;
-
Materi buku dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang pendidikan dan tingkat kelas;
-
Materi buku dapat diklasifikasikan ke dalam jenis pengayaan (pengetahuan, keterampilan, atau kepribadian), atau referensi (kamus, ensiklopedia, atlas), atau panduan pendidik.63
b) ketentuan dasar penerbitan, penulis yang ingin menerbitkan bukunya, maka harus memperhatikan hal-hal dibawah ini:
63
Ibid., h.65
36
-
Menggunakan identitas penerbit (nama dan kota domisili) dengan jelas.
-
Menggunakan ISBN sebagai katalog terbitan.
-
Mencantumkan nama pengarang/penulis atau editor.
-
Mencantumkan
orisinalitas
atau
copyright
(untuk
terjemahan atau saduran) -
Memenuhi jumlah halaman cetak sekurang-kurangnya 48 halaman.
-
Memenuhi ketentuan penerbitan yang tidak melanggar hak cipta.64
c) komponen buku, Komponen buku non teks pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu bagaian awal, tengah, dan bagian akhir. Bagian awal buku ini minimal terdiri dari kata pengantar dan daftar isi, bagian tengah terdiri dari isi buku yang memuat informasi atau materi buku, dan bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, indeks, dan glosarium.65 d) aspek grafika, Umumnya aspek ini diperhatikan oleh penerbit, sedangkan tugas penulis hanya mengeceknya. Aspek grafika yang dimaksud adalah: -
Buku dijilid dengan rapi dan kuat;
-
Buku menggunakan huruf dan/atau gambar/ilustrasi yang terbaca;
-
Buku dicetak dengan jelas dan rapi;
-
Buku menggunakan kertas berkualitas dan aman.66
2) Komponen Utama Komponen utama buku nonteks adalah: 64
Ibid., h.66 Ibid. 66 Ibid., h.67 65
37
a) Materi atau isi buku nonteks Komponen ini terbagi menjadi dua, yaitu komponen khusus dan komponen umum.
-
-
Tabel 2.2 Komponen Materi Buku NonTeks Kriteria Umum67 Kriteria Khusus68 Materi yang mendukung - Materi yang ditulis sesuai pencapaian tujuan
dengan perkembangan ilmu
pendidikan nasional;
yang mutakhir, sahih, dan
Materi yang tidak
akurat
bertentangan dengan
-
-
Mengoptimalkan
ideologi dan kebijakan
penggunaan sumber-sumber
politik negara;
yang sesuai dengan kondisi
Materi yang menghindari
di Indonesia;
masalah SARA, bias
-
Materi atau isi buku
jender, serta pelanggaran
mengembangkan kecakapan
HAM.
akademik, sosial, dan kejuruan (vokasional) untuk memecahkan masalah dan mendorong “jiwa kewirausahaan” -
Materi atau isi buku harus secara maksimal membangun karakteristik kepribadian bangsa Indonesia yang diidamkan dan kepribadian yang mantap.
b) Penyajian materi 67 68
Ibid., h.68 Ibid., h.70
38
Dalam menyajikan materi penulis harus memperhatikan aspek penyajian materi buku yang dilakukan secara runtun, bersistem, lugas, dan mudah dipahami. Selain itu juga khusus untuk buku pengayaan atau pengetahuan pendidik, penulis harus memperhatikan pengembangan kecakapan akademik, kreativitas,
kemampuan
berinovasi
kreativitas dan kemampuan berinovasi.
serta
pengembangan
69
Khusus untuk penulis yang tertarik untuk menulis buku pengayaan keterampilan, selain penyajian materi dilakukan secara runtun, bersistem, lugas, dan mudah dipahami, juga harus memerhatikan penyajian materi yang: -
Mudah dilakukan, familiar (intim dengan pembaca), dan menyenangkan;
-
Dapat merangsang pengembangan kreativitas, aktivitas fisik/psikis, dan merangsang pembaca untuk menerapkan berdasarkan bahan, alat, dan tahapan kerja.70
c) Bahasa dan/atau ilustrasi Penulis
buku
nonteks
pelajaran
kiranya
perlu
memerhatikan penggunaan bahasa dan/atau ilustrasi, terutama dalam hal berikut. -
Buku yang menuntut kehadiran ilustrasi, maka penggunaan ilustrasi (gambar, foto, diagram, tabel, lambang, legenda) harus dilakukan sesuai dan proporsional;
-
Dalam menggunakan istilah atau simbol (untuk jenis buku yang menggunakan) harus baku dan berlaku secara menyeluruh;
-
Dalam menggunakan bahasa, yang meliputi ejaan, kata, kalimat, dan paragraf harus tepat, lugas, dan jelas.71
d) Kegrafikaan 69
Ibid., h.74 Ibid. h.75 71 Ibid., h.78 70
39
Penulis kebersamaan
yang
baik
dalam
seharusnya
dapat
membangun
menyelaraskan
antara
kepentingan
penyampaian isi buku dengan kepentingan pemasaran buku tersebut. Desain isi buku memerhatikan tata letak yang konsisten, harmonis, dan lengkap serta menggunakan tipografi (dan ilustrasi jika jenis buku menuntut) yang sederhana, mudah dibaca dan dipahami.72
3. Kimia Pembelajaran kimia terdiri dari dua suku kata, yaitu pembelajaran dan kimia. Banyak definisi mengenai pembelajaran, diantaranya adalah definisi pembelajaran menurut A. Chaedar Alwasilah dalam Munadi, A result of reinforced pracitice” dan “a change in human disposition or capability, which can be retained, and which is not simply ascribable to the process of growth” dari kedua definisi ini ada tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama proses pembelajaran menghasilkan yang perubahan perilaku anak didik yang relatife permanen. Tentunya, dalam proses ini terdapat peran penggiat pembelajaran, yakni guru atau dosen sebagai perilaku perubahan.73Sedangkan kimia adalah ilmu yang mencakup sejumlah aspek mengenai bahan – bahan kimia. Bagian kimia yang terpenting adalah mempelajari reaksi kimia, perubahan yang terjadi bila senyawa kimia berinteraksi membentuk senyawa kimia baru. Raksi kimia merupakan suatu hal
yang sangat menakjubkan untuk diteliti dan
merupakan dan merupakann bagian yang menyenangkan dari ilmu kimia untuk memperhatikan terjadinya reaksi kimia.74 Sedangkan menurut Jarsin, “Kimia adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari benda
72
Ibid., h.82 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada Press, 2008), h.4 74 James, E Brady, Kimia Universits Asas dan Struktur, ( Jakarta:Bina Rupa Aksara,1999), h.3 73
40
hidup dan tidak hidup dari aspek susunan materi dan perubahan – perubahan yang bersifat tetap”. 75 Kimia secara garis besar dibagi menjadi kimia organik dan anorganik.Kedua bagian itu pada dasarnya membahas dasar keseluruhan. Kemudian diikuti analisis kuantitatif dan kualitatif.76
4. Kota Tangerang Kota Tangerang merupakan sebuah kota yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, dengan posisinya tersebut terdapat keuntungan dan kerugian yang dimiliki, keuntungannya adalah para warganya bisa memanfaatkan fasilitas public sebuah metropoloitan, namun kerugiannya adalah banyak warga kota tangerang yang enggan mengakui berdomisili di Kota Tangerang.77 Secara geografis wilayah Kota Tangerang berada antara 60 6 LS-6013 LS dan 1060 36-1060-420 BT dengan luas wilayah 184,23 Km2 dengan batas Utara Kabupaten Tangerang, Batasa Selatan Kabupaten Tangerang, Batas Timur DKI Jakarta, dan Batas Barat Kabupaten Tangerang. Terdapat beberapa Kecamatan di dalamnya, yaitu Ciledug, Larangan, Karang Tengah, Cipondoh, Pinang, Tangerang, Karawaci, Cibodas, Jatiuwung, Periuk, Neglasari, Batuceper, dan Benda.78 Terdapat beberapa potensi daerah yang dimiliki Kota Tangerang, baik dari sektor pertanian maupun tanaman hias. Potensi tanaman hias yang dimiliki Kota Tangerang cukup menjanjikan dengan tanaman yang dihasilkan adalah Angrek, Sedap Malam, Palem dan Aglonema. Sedangkan hasil pertaniannya terdapat padi sawah, jagung, ubi kayu, ubi jalar, petai, lobak, kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, terong,
75
Muslimin Ibrahim, Muhammad Thamrin Hidayat, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.37 76 Ibid. 77 Kota Tangerang, Profil Kota Tangerang, TT, h.2 (tidak dipublikasikan) 78 Ibid.
41
ketimun, kangkung, bayam, timun suri, sukun, melinjo, petai, mengkudu, sambiloto.79 Selain sumber daya alam, Kota Tangerang juga memiliki beberapa kebudayaan yang dimiliki masyarakatnya, serta makanan khas seperti asinan, kue cincin dan laksa.
B. Peneltian Relevan Penelitian relevan yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sudarmin dan Rayandra Asyhar,“Transformasi Pengetahuan Sains Tradisional menjadi Sains Ilmiah dalam Proses Produksi Jamu Tradisional”, di peroleh kesimpulan bahwa adanya pengetahuan asli dari peracik dan penjual jamu, serta penjual bahan jamu yang tepa atau kurang tepat jika dibandingkan dengan sains ilmiah, pengetahuan peracik dan penjual jamu umumnya sebagai hasil pengetahuan warisan yang terkadang responden kurang mampu menjelaskan secara sains ilmiah. Sedangkan terkait focus penelitian manfaat dan kegunaan jamu tradisional disimpulkan bahwa banyak pengetahuan sains masyarakat yang dapat ditransformasikan menjadi sains ilmiah dan sumber belajar sains bagi siswa80 Asri Maharani dalam “Pengembangan Buku Pengayaan Pengetahuan Live with Protistt sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi untuk SMA/MA” berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil prodk buku pengembangan berhasil dikembangkan melalui tahapan Analysis Design, Develoment, Implementation, dan Evaluation dengan kualitas produk buku secara keseluruhan menurut penilaian para ahli berkategori sangat baik .81 79
Dinas Pertanian Kota Tangerang, Profil Ekonomi, Pertanian, Perikanan, dan Peternakan, 2007. (tidak dipublikasikan) 80 Sudarmin dan Rayandra Asyhar,“Transformasi Pengetahuan Sains Tradisional menjadi Sains Ilmiah dalam Proses Produksi Jamu Tradisional”, Jurnal Penelitian Pada Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, vol 1 No 1, 2012, h. 3 81 Asri Maharani, “Pengembangan Buku Pengayaan Pengetahuan Live with Protists sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi untuk SMA/MA” Skripsi pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014 h. 71. Tidak Dipublikasikan
42
Suci Rizki NA, Ahmad Mudzaki, dan Hernani dalam “Desain Pembelajaran Elektrokimia Menggunakan Keris Sebagai Kearifan Lokal Indonesia untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA” berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa desain pembelajaran elektrokimia menggunakan kearifan lokal berupa keris sebagai salah satu cara untuk meningkatkan literasi sains siswa dapat dikategorikan layak dan sangat baik untuk diimplementasikan kepada peserta didik.82 Miss Roikhwanphut Mungmachon dalam “Knowledge amd Local Wisdom: Community Treasure” berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pendidikan yang diajarkan di sekolah menolak pentingnya kearifan lokal, selain itu globalisasi telah banyak memberikan dampak-dampak yang tidak baik. Jurnal ini juga menyimpulkan bahwa terdapat beberapa kearifan lokal yang dipegang sebuah komunitas untuk menjalani kehidupan dan semua kearifan lokal tersebut sifatnya ramah dan arif terhadap lingkungan.83 Daimond Dziva, V. Mpofu, L. Kusure.” Teachers’ Conception of Indigenous Knowledge in Science Curriculum in the Context of Mberengwa District, Zimbabwe” Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa guru memiliki pengetahuan yang kurang mengenai IK dan merasa bahwa IK tidak sama dengan konten sains. Selanjutnya muncul sebuah anggapan bahwa konsep guru dan IK dapat saling mempengaruhi pengajaran siswa jika IK dimasukan kedalam silabus pembelajaran sains di sekolah.84 Sarah Hanifa Purnomo “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Larutan Asam Basa” berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa dalam mengembangkan buku suplemen terdapat
82
Suci Rizki NA, Ahmadi Mudzakir, Hernani, “Desain pembelajaran Elektrokimia Menggunakan Konteks Keris Sebagai Kearifan Lokal Indonesia untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA”, Jurnal Penelitian pada Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UPI, Vol.1 No.1, 2013 , h. 44 83 Miss Roikhwanphu Mungmachon, Knowledge and Local Wisdom: Community Treasure, Journal for Ubon Ratchathani University Thailand, Vol. 2 No. 13, 2012, pp. 174. 84 Daimond Dziva, V. Mpofu, L.P. Kusure, Teacher Comception of Indigenous Knowledge in Science Curriculum in the Context of Mberengwa District, Zimbabwe, Journal for Department of Education, Bindura University of Science Education Zimbabwe, Vol 1, 2011, pp. 88
43
beberapa tahapan yang harus dilalui yaitu tahap persiapan, pengembangan, dan evaluasi.85
C. Kerangka Berfikir Indonesia Negara multikultural
Provinsi Banten
Kota Tangerang
Kearifan Lokal
Berbagai potensi yang dimiliki pada suatu daerah yang merupakan ciri khas dari daerah tersebut yang harus tetap dilestarikan dan dijaga.
Buku suplemen
memperkaya, menambah atau memperdalam ilmu pengetahuan siswa
Indonesia merupakan Negara Multi Kultural dimana kebudayaan serta potensi alam yang dimiliki pada setiap daerah berbeda-beda. Begitu juga dengan Kota Tangerang yang memiliki berbagai macam potensi daerah serta kebiasaan masyarakat yang berbeda dengan masyarakat di daerah lainnya , potensi yang menjadi ciri khas suatu daerah disebut kearifan lokal. Kearifan lokal merupakan suatu hal yang harus dijaga dan dilestarikan dengan cara mengintegrasikan materi-materi yang bersumber dari kearifan lokal dalam mata pelajaran yang diberikan kepada siswa di sekolah dengan harapan dapat memperkaya, menambah, atau memperdalam wawasan siswa tentang materi
85
Sarah Hanifa Purnomo, “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Asam Basa”, Skripsi pada Program Studi Pendidikan kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 70. Tidak Dipublikasikan
44
yang disampaikan di buku teks. Buku suplemen merupakan buku pendukung dari buku pelajaran sekolah yang memuat informasi serta ilmu pengetahuan yang tidak terdapat di dalam buku pelajaran, namun tetap tidak keluar dari konteks pelajaran yang terdapat di buku pelajaran sekolah. Selanjutnya buku ini digunakan siswa sebagai bahan bacaan yang mudah dimengerti .
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di Kota Tangerang pada bulan Desember 2014.
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode yang digunanakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu saat tertentu.1 Dalam penelitian deskriptif kualitatif penelitian lebih memperhatikan karakteristik kualitas, keterkaitan antar kegiatan,2 serta mendeskripsikan keadaan yang terjadi pada saat penelitian berlangsung secara keseluruhan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 3 Penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran merupakan hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan.4 Hal yang akan dideskripsikan pada penelitian ini adalah mengenai proses pengembangan produk dan hasil produk
C. Desain Penelitian Untuk mengembangkan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal ini, diperlukan tiga tahapan, yaitu: 1. Tahap Persiapan a) Analisis Kebutuhan Buku Suplemen Kimia
1
Muchtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif kualitatif. (GP Press Group, 2013), h. 10 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Rosda, 2011), h. 73 3 Muchtar, op. cit., h.11 4 Nana. op. cit., h. 72 2
43
46
Tahap analisis kebutuhan ini dilakukan untuk mengetahui ketersediaan buku non teks berjenis buku pengayaan yang dapat melengkapi bahan ajar
yang mampu menambah wawasan,
pengetahuan dan keterampilan pembacanya. Analisis dilakukan melalui studi literatur dan studi langsung. Studi literatur dilakukan untuk mengetahui keadaan dan kebutuhan akan buku suplemen yang dilakukan dengan menganalisis beberapa literatur yang tersedia. Sedangkan studi langsung dilakukan melalui wawancara langsung dengan salah satu guru bidang studi kimia SMA yang terdapat di Kota Tangerang dan analisis
bahan ajar yang digunakan di Sekolah
tersebut. b) Analisis Kearifan Lokal Kota Tangerang Dalam tahap ini peneliti menganalisis kearifan lokal yang terdapat di Kota Tangerang dengan ruang lingkup situasi dan kondisi daerah berupa lingkungan alam, sosial, dan budaya serta potensi keunggulan lokal. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan materi yang akan dituangkan dalam buku suplemen serta mengetahui indikator yang akan dicapai. c) Analisis Indikator Buku Suplemen Berbasis Kearifan Lokal Setelah diketahui kearifan lokal Kota Tangerang yang dapat dikembangkan dalam bidang kimia SMA serta mengetahui indikator yang harus dicapai siswa, kemudian dilakukan pengembangan indikator buku suplemen dengan mengintegrasikan empat kompetensi kearifan lokal yaitu Personal Competencies, Thinking Competencies, Social Competencies, dan Vocational Competencies. Dalam tahap ini peneliti mengembangkan indikator, menentukan materi yang tepat, menentukan kegiatan atau wacana, serta gambar yang akan dituangkan ke dalam buku suplemen d) Validasi Indikator Buku Suplemen Berbasis Kearifan Lokal Tahap validasi buku suplemen berbasis kearifan lokal ini dilakukan oleh pakar/ ahli pendidikan dan pakar/ahli kimia murni.
47
2. Tahap Pengembangan a) Pengembangan Buku Suplemen Pengembangan buku suplemen ini dilakukan dengan mengacu pada indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap ini wacana, materi, serta segala hal yang dituangkan di dalam buku lebih terstruktur dan lengkap sehingga diperoleh draf buku suplemen. b) Validasi Buku Suplemen Validasi buku suplemen dilakukan oleh validator yang telah memvalidasi indikator buku suplemen sebelumnya. Pada tahap ini draf buku yang telah diperoleh dari proses sebelumnya dinilai atau divalidasi oleh validator berdasarkan empat aspek yaitu materi, bahasa, sajian serta grafis. c) Penyusunan Instrumen Instrumen yang dibuat ditujukan untuk guru bidang studi kimia berupa angket respon yang berisi beberapa pernyataan yang berjumlah 15 butir yang berkaitan dengan penilaian untuk buku suplemen yang mencakup empat aspek yaitu aspek materi, aspek sajian, aspek bahasa dan aspek grafis. d) Validasi Instrumen Instrumen yang telah dibuat untuk guru bidang studi kimia dinilai oleh validator. Saran dan arahan dari validator dijadikan bahan pertimbangan untuk merevisi instrumen yang telah dibuat. 3. Tahap Evaluasi a) Uji Coba Buku suplemen yang telah divalidasi dan direvisi selanjutnya diuji coba kepada 10 guru bidang studi kimia SMA di beberapa sekolah SMA Kota Tangerang yang berbeda. Guru membaca buku suplemen kemudian diberi instrumen yang telah divalidasi mengenai penilaian buku suplemen. Pemberian angket kepada guru ditujukan untuk mengetahui penilaian buku suplemen berdasarkan empat aspek yaitu aspek materi, aspek sajian, aspek bahasa dan aspek grafis dengan
48
pembahasan materi yang terdapat di dalam buku tidak berdasarkan tingkatan atau jenjang.
Tahap desain penelitian diatas disederhanakan melalui gambar 3.1 berikut Tahap Persiapan
Studi literatur
Analisis Kebutuhan Buku Suplemen Kimia SMA
Studi langsung Studi literatur
Analisis Kearifan Lokal Kota Tangerang Studi langsung Analisis Indikator Buku Suplemen Berbasis Kearifan Lokal
Vallidasi Indikator Buku Suplemen Berbasis Kearifan Lokal
Tahap Pengembangan
Pengembangan Buku Suplemen Berbasis Kearifan Lokal
Penyusunan Instrumen Angket Respon
Validasi Instrumen
Revisi
Tahap Evaluasi
Validasi Buku Suplemen Berbasis Kearifan Lokal
Uji Coba
Angket Respon
Analisis Data Kesimpulan
Gambar 3.1 Tahap Desain Penelit
Revisi
49
D. Populasi dan Sampel Subjek dari penelitian ini adalah buku suplemen kimia yang diujikan secara mandiri kepada 10 guru kimia di beberapa SMA Kota Tangerang pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Rincian responden dapat dilihat pada lampiran 11
E. Teknik Pengumpulan Data 1) Validasi Teknik validasi digunakan untuk mengetahui kevalidan buku serta instrument yang digunakan. Validasi dikembangkan berdasarkan penilaian dari validator. Data validasi diperoleh dengan memberikan lembar validasi yang diberikan kepada validator, kemudian hasil dari penilaian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi buku suplemen. 2) Angket atau Kuesioner Teknik pengumpulan data berupa angket dan wawancara guru kimia setelah membaca buku suplemen kimia secara mandiri hal ini dilakukan untuk memperoleh respon guru terhadap buku suplemen kimia yang telah dikembangkan. Data diperoleh melalui respon yang diberikan oleh 10 guru bidang studi kimia.
F. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrumen penelitian, yaitu :
1. Dalam Merancang dan Mengembangkan Buku Suplemen Kimia Instrumen digunakan untuk mengetahui data penilaian yang diberikan oleh para ahli/pakar terhadap buku suplemen yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan merupakan angket skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini akan mendapatkan jawaban yang tegas yaitu
50
“ya-tidak” dalam bentuk checklist.5 Indikator yang digunakan dalam buku suplemen ini menggunakan komponen penilaian buku pengayan pengetahuan dan keterampilan yang dikeluarkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mencakup beberapa aspek yaitu aspek materi, aspek sajian, aspek bahasa dan aspek grafis.
No 1
5
Tabel 3.1 kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi6 Aspek Indikator MATERI
No Pernyataan
Materi mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
1
2
Materi tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
2
3
Materi merupakan karya orisinal (bukan hasil plagiat), tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi gender.
3
4
Materi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat.
4
5
Materi memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks ke-Indonesia-an.
5
6
Materi mengembangkan kecakapan akademik, sosial, dan kejuruan (vokasional) untuk memecahkan masalah dan mengembangkan jiwa
6
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 96 6 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Insturmen B1Penilaian Buku Pengayaan Pengetahuan, 2014, h. 1-11, http://puskurbuk.net/web13/
51
kewirausahaan. 7
Penyajian materi runtut, bersistem, lugas, mudah dipahami.
7
8
Penyajian materi mengembangkan sikap spiritual dan sosial.
8
9
Penyajian materi mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan motivasi untuk berpikir lebih jauh
9
10
Penyajian materi mengembangkan keterampilan, dan memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi
10
11
Penyajian materi mengembangkan aktivitas fisik, memotivasi untuk berkreasi, berinovasi, dan menerapkan berdasarkan bahan, alat, tahapan kerja.
11
Bahasa yang digunakan etis, estetis, dan komunikatif (sesuai dengan tingkat pemahaman pembaca sasaran), fungsional, kontekstual, efektif, dan efisien.
12
Bahasa (ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf) sesuai dengan kaidah dan istilah yang digunakan baku
13
Kulit buku: ilustrasi mewakili isi, jenis huruf memiliki keterbacaan tinggi, menarik, komposisi seimbang dan harmonis antara kulit depan, punggung dan belakang
14
15
Tata letak konsisten dan sesuai antara kulit buku (cover) dengan isi buku.
15
16
Jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi buku konsisten
16
12
PENYAJIAN
BAHASA
13
14
KEGRAFISAN
52
17
Ilustrasi sesuai dengan pembaca sasaran dan memperjelas isi
17
Jumlah Butir
17
2. Tanggapan Mengenai Buku Suplemen Kimia Untuk memperoleh data mengenai buku suplemen kimia yang telah dibuat, instrumen yang digunakan berupa angket dengan rating scale yang diberikan kepada beberapa guru bidang studi kimia setelah membaca dan menelaah buku suplemen berbasis kearifan lokal. Dalam rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif,7 responden tidak menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang disediakan, tetapi menjawab salah satu dari jawaban kuantitatif yang disediakan8. Indikator
yang
digunakan
dalam
buku
suplemen
ini
juga
menggunakan indikator yang berasal dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mencakup beberapa aspek yaitu aspek materi, aspek sajian, aspek bahasa dan aspek grafis. Hal ini dilakukan karena Pemerintah telah membuat sebuah ketentuan baku mengenai indikator dalam penilaian buku pengayaan. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Respon Guru Bidang Studi Kimia9 Aspek Indikator No pernyataan Materi
7
Materi mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
1
Sugiyono, op.cit., h.97 Sugiyono, op.cit., h.98 9 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, loc, cit. 8
53
Penyajian
Materi tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
2
Materi merupakan karya orisinal (bukan hasil plagiat), tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi gender.
3
Materi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat.
4
Materi memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks ke-Indonesia-an.
5
Penyajian bersistem, dipahami.
runtut, mudah
6
materi sikap
7
Penyajian materi mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan motivasi untuk berpikir lebih jauh.
8
Penyajian materi mengembangkan keterampilan, dan memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi.
9
Bahasa yang digunakan etis, estetis, komunikatif dan fungsional, sesuai dengan
10
materi lugas,
Penyajian mengembangkan spiritual dan sosial.
Bahasa
54
sasaran pembaca.
Grafika
Bahasa (ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf) sesuai dengan kaidah dan istilah yang digunakan baku.
11
Kulit buku: ilustrasi mewakili isi, jenis huruf memiliki keterbacaan tinggi, menarik, komposisi seimbang dan harmonis antara kulit depan, punggung dan belakang
12
Jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi buku konsisten
13
Tata letak konsisten dan sesuai antara kulit buku (cover) dengan isi buku.
14
Ilustrasi sesuai dengan pembaca sasaran dan memperjelas isi
15
G. Teknik Pengolahan Data 1. Dalam Merancang dan Mengembangkan Buku Suplemen Kimia Skala yang digunakan dalam merancang dan mengembangkan buku suplemen kimia adalah skala Guttman yang memiliki dua alternatif jawaban yaitu “ya” dan “tidak”. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan skor terendah nol.10
10
Sugiyono, op.cit., h.96
55
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Skala Guttman No Jawaban Alternatif Skor 1
Ya
1
2
Tidak
0
2. Tanggapan Mengenai Buku Suplemen Kimia Data yang didapat dari tanggapan guru bidang studi kimia mengenai buku suplemen kimia diperoleh dengan memberikan insturmen rating scale. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka diberikan penskoran terhadap jawaban, yaitu :
No
Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Rating Scale Alternatif Jawaban Skor
1
Sangat Sesuai
9-10
2
Sebagaian Besar Sesuai
6-8
3
Sebagian Kecil Sesuai
3-5
4
Sangat Tidak Sesuai
1-2
Terdapat beberapa indikator yang memiliki kriteria skor tersendiri, dimana dalam angket, indikator tersebut diberi tanda *. Tabel 3.5 Kriteria Penskoran Rating Scale untuk Indikator Tertentu No Alternatif Jawaban Skor 1
Sesuai
10
2
Tidak Sesuai
1
H. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini, data yang diambil berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka, sedangkan data kualitatif adalah data yang disajikan dengan kata-kata atau
56
simbol.11 Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi dan dicari persentasenya dengan rumus sebagai berikut:12
Persentase =
x 100%
Kemudian data analisis di sederhanakan kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan agar diperoleh kesimpulan mengenai buku suplemen berbasis kearifan lokal termasuk kedalam kategori sangat baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang.
No
Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Skor13 Interval Skor
Kategori
1
81-100%
Sangat Baik
2
61-81%
Baik
3
41-61%
Cukup
4
21-40%
Kurang
5
0-20%
Sangat Kurang
Selain itu juga diperhitungkan nilai secara keseluruhannya untuk mendapatkan makna dari kelayakan buku dengan menggunakan aturan perhitungan penilaian seperti di bawah ini: Setiap indikator memiliki nilai bobot tersendiri
11
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi Revisi), (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.282 12 Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi Komunikasi dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. V, h.23 13 ibid,
57
Tabel 3.7 Bobot yang Dimiliki oleh Setiap Indikator14 Aspek
No Pernyataan Indikator
Bobot
Materi
1
2
2
1
3
2
4
3
5
2
6
3
7
3
8
2
9
2
10
4
11
6
12
2
13
3
14
3
15
2
Penyajian
Bahasa
Grafika
Setelah diketahui nilai setiap indikator dengan mengalikan data kuantitatif yang diperoleh dengan bobot masing-masing, nilai setiap indikator tersebut ditabulasikan dengan rumus sebagai berikut:
14
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Insturmen B1Penilaian Buku Pengayaan Pengetahuan, 2014, h. 1-11, http://puskurbuk.net/web13/
58
Total Skor Akhir = (Materi x 0,4) + (Penyajian x 0,3) + (Bahasa x 0,2) + (Grafis x 0,1)
Kemudian analisis data dilakukan dengan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan agar data yang telah terkumpul
dapat
dianalisis
kemudian
diambil
kesimpulan
apakah
pengembangan buku suplemen berbasis kearifan lokal Kota Tangerang termasuk kedalam kategori layak dengan nilai sangat baik, baik, atau tidak layak Buku dinyatakan layak apabila: 1. Butir pada komponen materi harus berskor ≥ 6 2. Butir pada komponen penyajian, bahasa dan grafika harus berksor ≥ 3 3. Total skor akhir dari seluruh komponen setelah dikalikan dengan bobot komponen minimal 55. Tabel 3.7. Kriteria Interpretasi Skor15 Total Skor Akhir Makna
15
Ibid.
Skor ≥ 85
Layak dengan nilai sangat baik
55 ≤ Skor < 85
Layak dengan nilai baik
Skor < 55
Tidak layak
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian ini berfokus pada pengembangan produk berupa buku suplemen kimia yang bertujuan menambah wawasan pembaca terutama bagi kalangan pelajar SMA di Kota Tangerang. Proses pengembangan buku ini dilakukan secara teliti dengan hasil penelitian dari buku suplemen dievaluasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa data yang menjelaskan proses pengembangan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, pengembangan, dan evaluasi. 1. Deskripsi Hasil Tahap Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap awal dari penelitian ini. Pada tahap ini ditentukan beberapa indikator serta kearifan lokal Kota Tangerang yang dapat dijelaskan secara kimia. Pada tahap ini terdapat empat langkah yang dilakukan yaitu analisis kebutuhan buku suplemen kimia SMA, analisis kearifan lokal Kota Tangerang, analisis indikator buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal, dan langkah terakhir adalah validasi indikator buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang. a. Analisis Kebutuhan Buku Suplemen Kimia SMA Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dengan studi langsung melalui wawancara yang dilakukan di SMAN 13 Kota Tangerang, diperoleh hasil bahwa sampai saat ini buku yang digunakan di sekolah masih berupa LKS yang dapat dibeli siswa di sekolah serta buku paket BSE yang dapat dipinjam siswa di sekolah. Dimana buku BSE dibeli sekolah melalui uang BOS. Frekuensi pemakaian buku paket BSE lebih besar jika dibandingkan dengan LKS, namun di dalam kedua buku tersebut tidak terdapat pembelajaran
57
60
kimia yang didasarkan pada pengaplikasian ilmu dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam segi kearifan lokal Kota Tangerang. Menurut pendapat guru kimia di SMA tersebut, pembelajaran kimia yang didasarkan pada keadaan setiap daerah sangatlah penting, hal ini dikarenakan siswa mampu menggali dan mengembangkan potensi daerahnya serta pembelajaran kimia akan jauh lebih menyenangkan karena siswa mempelajarinya melalui suatu hal yang sudah menjadi kebiasaan mereka sebelumnya. Namun hingga saat ini pembelajaran kimia di sekolah belum pernah dilakukan melalui pendekatan kearifan lokal karena belum tersedianya bahan referensi dan buku yang mampu menghubungkan kearifan lokal dengan pembelajaran kimia SMA. Berdasarkan informasi di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa ketersediaan bahan referensi yang mengaitkan pembelajaran kimia dengan kearifan lokal sangat dibutuhkan, namun keadaan bahan tersebut masih cukup sulit ditemukan, oleh karena itu peneliti memutuskan membuat buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang, agar siswa dan guru yang terdapat di daerah tersebut dapat
menggunakannnya
sebagai
referensi
penambah
ilmu
pengetahuan serta mempertahankan dan mengembangkan potensipotensi daerah yang mereka miliki. b. Analisis Kearifan Lokal Kota Tangerang Dalam pendidikan berbasis kearifan lokal terdapat dua ruang lingkup yang dapat dijadikan landasan untuk memilih kearifan lokal dalam pembelajaran kimia yaitu ruang lingkup situasi dan kondisis daerah, serta lingkup keunggulan lokal. Pada langkah ke dua ini peneliti menganalisis kearifan lokal Kota Tangerang melalui dua cara, yaitu melalui studi literatur dan studi langsung. Studi literatur dimaksud untuk memberikan pengetahuan awal mengenai potensi daerah yang
berada di Kota Tangerang.
61
Sedangkan studi langsung digunakan untuk memperjelas dan melengkapi data yang diperoleh dari studi literatur. . Tabel 4.1. Hasil Analisis Kearifan Lokal Kota Tangerang Studi Literatur Studi langsung Aspek Potensi
Kearifan Lokal Ubi kayu
Daerah
Aspek
Kearifan Lokal
Pengobatan
Daun dewa sebagai
tradisional
pereda panas
Ubi jalar
Getah daun pisang, keong dan sebagai
kencur pengobat
luka Jahe
Asam dan bawang sebagai penurun rasa pusing
Makanan
Asinan betawi
Khas
Kehidupan
Pemasakan
sehari-hari
menggunakan nanas
Laksa
Pembuatan
daging
misro
dan combro dengan hasil
sampingan
berupa tepung Kebudayaan Telur dapat berdiri sendiri
Kehidupan
Penggunaan metode
Sosial
pengemposan dan
pada saat
karbit dalam
perayaan pen
mematangkan buah
chu
Larangan memakan
62
ubi berlebihan Makanan
Asinan
Khas
Nerogtog
betawi
Setelah menemukan beberapa kearifan lokal Kota Tangerang yang dilihat dari beberapa aspek, langkah selanjutnya adalah menganalisis kearifan lokal yang memiliki keterkaitan dengan materi kimia di SMA. Dalam proses ini peneliti melakukan dua cara yaitu membaca beberapa jurnal yang berkaitan dengan kearifan lokal serta berdiskusi dengan dosen kimia murni agar memperoleh hasil yang akurat. Dibawah ini disajikan hasil analisis kearifan lokal yang memiliki keterkaitan dengan materi kimia di SMA
Tabel 4.2. Hasil Analisis Keterkaitan Kearifan Lokal dengan Kimia Kearifan Lokal Penjelasan Kimia Ubi kayu
Asam basa, Sifat Koligatif, dan koloid
Ubi jalar
Biomolekul dan koloid
Daun dewa sebagai pereda Laju reaksi panas Pelunakan daging
Laju reaksi
menggunakan nanas Metode pengemposan dan
Hidrokarbon dan minyak bumi, laju
pengkarbitan dalam
reaksi
mematangkan buah Asinan betawi Nerogtog
Asam basa dan koloid
c. Analisis Indikator Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang.
63
Setelah mengetahui kearifan lokal yang memiliki keterkaitan dengan materi kimia di SMA, langkah selanjutnya adalah menganalisis indikator yang akan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal. Dalam mengembangkan indikator
pembelajaran
berbasis
kearifan
lokal,
indikator
diintegrasikan dengan kompetensi-kompetensi kearifan lokal yaitu personal competencies, thinking competencies, social competencies, vocational competencies. Dalam penentuan indikator buku suplemen, peneliti menentukan indikator yang dapat dicapai berdasarkan aspek kompetensi kearifan lokal, penentuan indikator juga disesuaikan dengan materi dan KD kimia SMA. Kemudian menentukan wacana serta ilustrasi berupa gambar yang sesuai. d. Validasi Indikator Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang Setelah menganalisis indikator selanjutnya analisis indikator divalidasi oleh dua pakar/ahli yaitu ahli dari pendidikan dan ahli kimia murni. Pemilihan dua ahli ini didasarkan dengan tujuan agar tercapainya tujuan pendidikan kimia serta kevalidan aspek kimia yang terdapat didalam buku berbasis kearifan lokal Kota Tangerang. Selanjutnya hasil validasi dan saran dari validator dijadikan pertimbangan untuk merevisi indikator buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang sehingga diperoleh analisis indikator yang telah direvisi. Tabel 4.3 merupakan daftar revisi dari buku suplemen kimia Tabel 4.3. Daftar Revisi Konten Indikator Buku Suplemen Kimia Sebelum Revisi Setelah Revisi Daun dewa memiliki keterkaitan Daun dewa memiliki keterkaitan dengan materi termokimia
dengan laju reaksi
Belum terdapat KD yang jelas
Terdapat KD yang jelas
64
Hasil analisis indikator yang telah divalidasi dapat dilihat pada lampiran 5
2. Deskripsi Tahap Pengembangan Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang yang telah direvisi atas saran dan masukan para ahli. Tahap ini terdiri dari dua kegiatan yaitu pengembangan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang dan validasi buku suplemen a. Pengembangan Buku Suplemen Pada tahap ini, peneliti mengembangkan dan menuangkan hasil validasi indikator kearifan lokal Kota Tangerang yang memiliki keterkaitan dengan kimia di SMA. Struktur buku suplemen pada umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian awal, isi, dan akhir. Pada bagian awal terdiri atas kata pengantar atau prakata dan daftar isi, bagian isi merupakan materi buku, dan bagian akhir minimal terdapat bagian daftar pustaka yang dilengkapi dengan glosarium. 1) Bagian Awal Bagian-bagian yang terdapat di bagian awal a) Sampul Buku Sampul Buku teridiri dari judul buku “Kota Tangerang dalam Kimia”, nama penulis, serta keterangan mengenai jenis buku “Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang untuk SMA”
65
Gambar 4.1. Desain Sampul Buku
b) Kata Pengantar Bagian ini memuat ucapan terima kasih penulis kepada pihak-pihak yang telah membantu proses pembuatan buku, serta terdapat gambaran singkat mengenai isi dari buku dan tujuan dari dikembangkannya buku ini.
Gambar 4.2. Cuplikan Kata Pengantar dalam Buku Suplemen
66
c) Panduan untuk Pembaca Buku suplemen ini disusun berbeda dengan buku teks maupun LKS yang digunakan siswa di sekolah. Terdapat beberapa perbedaan dalam pengembangan buku suplemen yaitu isi materi tidak harus berhubungan secara langsung pada Standar Kompetensi dalam Standar Isi, penulis dapat mengembangkan
gagasan
menarik,
orisinal,
serta
kreatifitasnya, serta buku dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang pendidikan dan tingkat kelas. Sehingga dibutuhkan panduan untuk pembaca agar pembaca yang berasal dari lintas jenjang pendidikan dapat membaca dan memahami isi buku dengan mudah.
Gambar 4.3.Cuplikan Panduan untuk Pembaca dalam Buku Suplemen
67
d) Daftar Isi Bagian awal lainnya dalam buku suplemen adalah daftar isi. Layaknya daftar isi pada buku secara umum. Daftar isi memuat materi-materi yang disajikan di dalam buku. Dengan adanya daftar isi, memudahkan pembaca membaca setiap bagian yang terdapat di dalam buku.
2) Bagian Isi Aspek kearifan lokal dalam buku ini terdapat di bagian isi buku. Dalam mengembangkan dan menggunakan kearifan lokal sebagai peluas wawasan siswa, maka buku ini mengacu pada beberapa aspek yang dapat digunakan untuk menggali dan mengembangkan kearifan lokal suatu daerah dalam sebuah pendidikan. Walaupun demikian, Komptensi Dasar yang harus didapat siswa di sekolah dan juga kompetensi kearifan lokal diintegrasikan dalam buku ini, sehingga terjadi pengintegrasian Kompetensi kearifan lokal dengan Kompetensi Dasar sekolah. Aspek yang terdapat dalam buku suplemen ini adalah aspek SDA, SDM, dan Geofrafi walaupun sebenarnya di dalam pengembangan kearifan lokal terdapat aspek kebudayaan dan historis, namun setelah melakukan pengkajian pada kedua aspek tersebut tidak terdapat konten yang dapat dijelaskan kimi SMA a) Aspek Sumber Daya Alam (SDA) Merupakan potensi yang terkandund dalam bumi, air, dan dirgantara
yang
dapat
didaygunakan
untuk
berbagai
kepentingan hidup1 Dalam buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal ini, SDA yang dibahas adalah singkong dan ubi jalar, dimana kedua hal tersebut merupakan potensi daerah yang dimiliki 1
Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, dan Tatik Elisah, Mengembangkan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dalam KTSP, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2012), h. 2
68
Kota Tangerang beberapa hal yang dibahas dalam aspek ini adalah senyawa yang terdapat di dalam kedua SDA serta pengolahan kedua SDA tersebut.
Gambar 4.4 Cuplikan Aspek SDA
b) Aspek Sumber Daya Manusia Didefinisikan sebagai manusia dengan segenap potensi yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menjadi makhluk social yang adaptif dan transformatif dan mampu mendayagunakan potensi alam di sekitarnya secara berimbang dan berkesinambungan.2 Terdapat tiga SDM yang dibahas dalam buku suplemen ini yaitu cara masyarakat Kota Tangerang mematangkan buah, mengobati panas, melunakan daging
2
Ibid., h.3
69
Gambar 4.5 Cuplikan Aspek SDM
c) Aspek Geografi Meliputi objek formal, dan objek material. objek formal geografi adalah fenomena geosfer yang terdiri dari atmosfer, cuaca dan iklim, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer.3
3
Ibid., h.4
70
letak geografi Kota Tangerang secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian di dalamnya. Berdasarkan hasil studi literatur diperoleh hasil bahwa mata pencaharian masyarakat kota Tangerang berada pada sektor perindustrian dan perdagangan, oleh karena itu yang dibahas dalam buku ini adalah aspek perdagangan yang mengambil latar pedagang asinan Nerogtog yang merupakan salah satu makanan tradisional Kota Tangerang.
Gambar 4.6. Cuplikan Aspek Geografi
3) Bagian Akhir a) Daftar Pustaka Di dalam buku terdapat daftar pustaka yang berisi rujukan wacana maupun gambar yang digunakan dalam penyusunan buku suplemen kimia.
71
b) Glosarium Glosarium disajikan di dalam buku dengan tujuan agar istilah-istilah yang terdapat di dalam buku yang tidak diketahui pembaca dapat dipahami.
b. Validasi Buku Suplemen Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang Buku suplemen kimia divalidasi oleh dua pakar/ahli. Ahli pendidikan kimia dan ahli kimia murni. Penilaian validator mengenai buku suplemen mencakup empat aspek yaitu materi, penyajian, bahasa, dan grafika. Hasil penilaian validator terhadap buku suplemen disajikan secara singkat dalam tabel 4.4 berikut No 1
Tabel 4.4 Hasil Validasi Buku Suplemen Aspek Rata-rata Kriteria presentase Materi 100% Sangat Baik
2
Penyajian
100%
Sangat Baik
3
Bahasa
75%
Baik
4
Grafika
87,5%
Sangat Baik
Setelah dilakukan validasi oleh validator, tahap selanjutnya adalah merevisi beberapa aspek buku berdasarkan masukan dan saran dari validator. Revisi dilakukan pada isi/konten dan beberapa wacana yang disarankan oleh validator No 1.
Tabel 4.5. DaftarRevisi Konten pada Buku Suplemen Konten Sebelum Revisi Setelah Revisi Panduan
Belum terdapat
Terdapat panduan
Pembaca
bagian panduan
pembaca
pembaca 2.
Layout
Layout
Layout lebih
72
3.
membingungkan
sederhana dan mudah
pembaca
dipahami pembaca
Jenis dan ukuran Terdapat beberapa
Jenis dan ukuran huruf
huruf
bagian yang tidak
pada setiap bagian
memiliki
telah sesuai
ketersesuaian pada jenis dan ukuran huruf 4.
5.
Kutipan atau
Belum terdapat
Sudah terdapat sumber
gambar
sumber
Wacana
Terdapat kalimat
Kalimat perintah
perintah yang
sudah komunikatif
kurang komunikatif
serta memiliki
serta wacana yang
keefektifan wacana.
berulang. Dalam
Dalam prosedur kerja
prosedur kerja
menggunakan
menggunakan
kaliamat pasif
kalimat aktif 6.
Konten kimia
Masih didominasi
Konten kimia dan
oleh wacana
wacana telah sesuai
sehingga konten kimia kurang menonjol 7.
Konten buku
Konten buku
Konten buku
suplemen kimia
suplemen kimia telah
masih belum
lengkap
lengkap 8.
Aspek spiritual
Masih kurangnya
Penambahan beberapa
aspek spiritual
aspek spiritual
73
9
Penulisan reaksi Menggunakan print kimia
No 1.
screen
Tabel 4.6 Daftar Tabel Revisi Wacana Aspek dan Sebelum Revisi Setelah Revisi halaman Nama Negara, Awal kata ditulis Awal kata ditulis halaman 2
dengan huruf kecil dengan huruf besar “paruguay”
2.
“Paruguay”
kata Beberapa kata depan Dengan
Penggunaan kata
3.
spasi
“di
di ditulis tanpa spasi, berbagai”
depan
semua halaman
contoh “diberbagai”
Halaman 4
Kesalahan penulisan Perbaikan penulisan “mukrosa”
4
Pengetikan ulang
Penulisan
Pengefektifan
“mukosa” “dalam Penulisan
menjadi
kalimat, halaman 5 hal ini yang berperan “dalam hal ini yang adalah enzim dan berperan
adalah
oksigen yang ada di enzim linamarin dan udara. Enzim yang oksigen” berperan proses
dalam ini
adalah
enzim linamarin” 5.
Penulisan Rumus Penulisan “C2H2”
Penulisan
Senyawa
“C2H2”
pada
menjadi
halaman 22 6.
7.
Kesalahan
Penulisan
Penulisan menjadi
penulisan pada
“pengeraman” dan
“pemeraman” dan
halaman 23
“system”
“sistem”
Penggantian
Penulisan “seperti
Penulisan menjadi
74
kalimat pada hal yang dijelaskan
“ciri fisik daunnya
25
sebelumnya
memiliki warna
memiliki warna
yang berbeda”
yang berbeda” 8.
Penggantian
Penulisan “apakah
Penulisan menjadi
kalimat pada
senyawa kimia
“senyawa kimia apa
halaman 26
tersebut yang
saja yang
menyebabkan daun
terkandung di dalam
dewa memiliki
daun dewa?”
banyak manfaat?” 9.
10.
Penggantian
Penulisan
kalimat pada
“keluarkan pendapat “cara
halaman 32
kalian”
Penggantian
Penulisan “ubi jalar Penulisan
kalimat
Penulisan
mana
yang
akan kalian pilih?”
pada menyebabkan flatus” “penyebab
halaman 37
menjadi
menjadi flatus
(buang gas)”
3. Deskripsi Tahap Evaluasi Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan buku suplemen kimia sebagai buku pendamping yang mampu memberikan wawasan lebih luas kepada pembaca terutama siswa. Tahap evaluasi dilakukan dengan menguji coba buku kepada beberapa guru kimia SMA di Kota Tangerang yang didampingi dengan pemberian angket yang harus diisi guru setelah membaca buku tersebut. a. Uji Coba Pada tahap uji coba buku, buku diberikan kepada 10 guru kimia dari beberapa SMA di Kota Tangerang. Dalam pengujian buku, buku dibaca oleh guru kimia SMA kemudian para responde mengisi angket
75
yang telah diberikan oleh peneliti. Data Responden dapat dilihat pada lampiran 11. b. Analisis Data Setelah buku dibaca dan diberikan penilaian melalui angket oleh beberapa guru, langkah selanjutnya adalah menganalisi data kuantitatif yang diperoleh dari hasil angket. Data yang diperoleh dari beberapa guru secara singkat dapat dilihat pada tabel 4.7 Aspek Materi
Penyajian
Tabel 4.7. Hasil Angket Respon Guru Butir Rata-rata Rata-rata Skor Aspek Materi mendukung pencapaian 72% tujuan pendidikan nasional. Materi tidak bertentangan 100% dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Materi merupakan karya 100% orisinal (bukan hasil plagiat), tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi 85% gender. Materi memiliki kebenaran 78% keilmuan, sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat. Materi memaksimalkan 81% penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks ke-Indonesia-an. Penyajian materi runtut, 76% bersistem, lugas, mudah dipahami. Penyajian materi 75% mengembangkan sikap 78.3% spiritual dan sosial. Penyajian materi 82% mengembangkan pengetahuan
Kriteria
Sangat Baik
Baik
76
Bahasa
Grafika
dan menumbuhkan motivasi untuk berpikir lebih jauh. Penyajian materi mengembangkan keterampilan, dan memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi. Bahasa yang digunakan etis, estetis, komunikatif dan fungsional, sesuai dengan sasaran pembaca. Bahasa (ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf) sesuai dengan kaidah dan istilah yang digunakan baku. Kulit buku: ilustrasi mewakili isi, jenis huruf memiliki keterbacaan tinggi, menarik, komposisi seimbang dan harmonis antara kulit depan, punggung dan belakang Jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi buku konsisten Tata letak konsisten dan sesuai antara kulit buku (cover) dengan isi buku. Ilustrasi sesuai dengan pembaca sasaran dan memperjelas isi
83%
80%
79.4%
Baik
77.2%
Baik
79%
72%
80%
77%
79%
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa aspek penilaian tertinggi terdapat pada aspek materi yaitu sebesar 85% , diikuti dengan aspek bahasa 79.4%. Aspek penyajian sebesar 78.3% dan aspek grafika sebesar 77.2%. Hal ini menunjukan bahwa aspek materi, penyajian, bahasa, dan grafika yang dimiliki oleh buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang termasuk kedalam kategori baik.
77
Selain itu juga diperoleh rata-rata hasil penilaian responden pada setiap aspek yang terdapat didalam buku pengayaan. No 1
Tabel 4.8 Rata-rata Hasil Penilaian Responden Aspek Nilai rata-rata Kriteria Materi 8.72 Layak
2
Penyajian
7.9
Layak
3
Bahasa
7.95
Layak
4
Grafika
7.7
Layak
Untuk mempermudah pembacaan hasil angket guru, maka di bawah ini ditampilkan hasil penilaian buku suplemen kimia dalam bentuk persentase yang juga disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
1) Presentase Penilaian Aspek Materi Butir yang terdapat di dalam aspek materi adalah 1) Materi mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional; 2) Materi tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia; 3) Materi merupakan karya orisinal (bukan hasil plagiat), tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi gender; 4) Materi memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks ke-Indonesia-an; 5) Materi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat; materi memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks keIndonesia-an.
78
Aspek Materi 100%
100%
100% 90%
Persentase
80%
78%
81%
Butir 4
Butir 5
72%
70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Butir 1
Butir 2
Butir 3
Pernyataan
Gambar 4.7. Persentase Penilaian Aspek Materi
Berdasarkan gambar grafik 4.8 dapat diketahui bahwa pada aspek materi, indikator yang memiliki persentase tertinggi adalah butir pada no 2 dan 3 dengan nilai masing-masing sebesar 100%, dimana masing-masing memiliki makna materi tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia; dan materi merupakan karya orisinil (bukan plagiat), tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi gender. Sedangkan nilai terkecil terdapat pada butir no 1 yang bermakna materi mendukung pencapaian nasional yang memiliki persentase sebesar 72%. 2) Presentase Penilaian Aspek Penyajian Butir yang terdapat dalam aspek penyajian adalah 1)Penyajian materi runtut, bersistem, lugas, mudah dipahami; 2)Penyajian materi mengembangkan sikap spiritual dan sosial; 3)Penyajian materi mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan motivasi
79
untuk berpikir lebih jauh; 4)Penyajian materi mengembangkan keterampilan, dan memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi.
Aspek Penyajian 76%
75%
Butir 1
Butir 2
82%
83%
Butir 3
Butir 4
Persentase
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Pernyataan Gambar 4.8. Persentase Penilaian Aspek Penyajian
Berdasarkan pada grafik aspek penyajian dapat diketahui bahwa butir yang memiliki persentase paling tinggi terdapat pada butir ke empat yaitu sebesar 83%, butir ini menjelaskan bahwa penyajian materi mengembangkan keterampilan, dan memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi cukup tinggi. Sedangkan persentase butir terendah terdapat pada butir kedua yaitu sebesar 75% butir ini menjelaskan bahwa penyajian materi mengembangkan sikap spiritual dan sosial masih harus dikembangkan.
3) Presentase Penilaian Aspek Bahasa Butir yang terdapat di dalam aspek bahasa adalah 1)Bahasa yang digunakan etis, estetis, komunikatif dan fungsional, sesuai dengan sasaran pembaca; 2)Bahasa (ejaan, tanda baca, kosakata,
80
kalimat, dan paragraf) sesuai dengan kaidah dan istilah yang digunakan baku.
Aspek Bahasa 80%
79%
Persentase
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Butir 1
Butir 2
Pernyataan Gambar 4.9 Persentase Penilaian Aspek Bahasa
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa persentase butir 1ebih tinggi dibandingkan dengan butir yang ke dua, namun jarak antara keduanya tidaklah begitu jauh.
4) Presentase Penilaian Aspek Grafika Butir yang terdapat di dalam aspek grafika adalah 1)Kulit buku: ilustrasi mewakili isi, jenis huruf memiliki keterbacaan tinggi, menarik, komposisi seimbang dan harmonis antara kulit depan, punggung dan belakang; 2)Jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi buku konsisten; 3)Tata letak konsisten dan sesuai antara kulit buku (cover) dengan isi buku; 4)Ilustrasi sesuai dengan pembaca sasaran dan memperjelas isi.
81
Aspek Grafika 80%
77%
79%
Butir 2
Butir 3
Butir 4
72%
Persentase
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Butir 1
Pernyataan Gambar 4.10. Persentase Penilaian Aspek Grafika
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa butir grafika yang memiliki persentase paling tinggi adalah jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi buku konsisten yaitu sebesar 80%. Sedangkan butir yang memiliki persentase paling rendah adalah Kulit buku: ilustrasi mewakili isi, jenis huruf memiliki keterbacaan tinggi, menarik, komposisi seimbang dan harmonis antara kulit depan, punggung dan belakang dengan persentase sebesar 72%.
Selain mengetahui hasil dari setiap aspek pada buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal, dapat juga diketahui kelayakan dari buku suplemen berbasis kearifan lokal Kota Tangerang. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai kelayakan buku sebesar 80,24
Pada penelitian ini, selain mendapatkan data kuantitatif juga mendapatkan data kualitatif yang berupa saran dan masukan terhadap buku ini agar buku ini dapat dikembangkan lebih baik lagi. Secara singkat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
82
Aspek
Tabel 4.9. Saran dan Masukan Responde Saran dan Masukan Responden
Materi
Sebagian besar responden menyatakan bahwa materi yang terdapat di dalam buku sesuai dan aplikatif,
untuk
perkembangan
lebih
lanjut
diharapkan penambahan kearifan lokal lebih banyak lagi. Penyajian
Sebagian besar responden menyatakan bahwa penyajian buku sesuai dan memiliki daya ketertarikan yang baik.
Bahasa
Sebagian besar bahasa di dalam buku sesuai, namun masih terdapat beberapa kalimat yang salah dalam pengetikan.
Grafis
Sampul buku sudah sesuai, namun ada terdapat beberapa responden yang menyatakan bahwa pada sampul buku membutuhkan penambahan kearifan lokal.
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh kesimpulan bahwa secara umum buku suplemen layak dan sangat baik untuk digunakan baik bagi pendidik maupun peserta didik, hanya saja ada beberapa konten yang harus diperbaiki dan ditambahkan di dalam buku agar buku suplemen menjadi lebih baik.
B. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah buku yang mampu menambah wawasan siswa dalam mempelajari kimia, terutama dalam aspek penerapan di kehidupan sehari-hari dan kearifan lokal daerah mereka. Oleh karena itu buku yang dikembangkan pada peneitian ini adalah buku suplemen
83
kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang. Buku ini mengulas beberapa kearifan lokal Kota Tangerang yang dihubungkan dengan konten kimia SMA, sehingga dengan membaca buku ini diharapkan siswa serta pendidik di Kota Tangerang memiliki wawasan lebih luas mengenai aplikasi pembelajaran kimia di daerahnya. Menurut Purnomo dalam mengembangkan buku suplemen terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti yaitu persiapan, pengembangan, dan evaluasi.4 Tahap persiapan dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan data-data awal yang dibutuhkan untuk mengembangkan buku. Tahap pengembangan dilakukan untuk mengembangkan buku suplemen secara mendalam. Sedangkan pada tahap akhir yakni evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan buku suplemen serta aspek-aspek yang harus dikembangkan dan diperbaiki lebih lanjut mengenai buku suplemen agar diperoleh buku yang lebih baik. Tahap persiapan terdiri dari empat langkah yang diawali dengan analisis kebutuhan buku suplemen kimia SMA melalui studi literatur dan studi langsung. Studi literatur dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kedudukan buku pengayaan dalam pembelajaran kimia siswa. Berdasarkam studi literatur untuk buku pengayaan diperoleh kesimpulan bahwa buku suplemen
atau
buku
pengayaan
memiliki
peranan
penting
dalam
mengembangkan pengetahuan yang dimiliki siswa, hal ini tertulis dalam Permendiknas no 2 tahun 2008 yang menyatakan bahwa selain menggunakan buku teks pelajaran, siswa maupun pendidik dapat memperkaya ilmu pengetahuannya dengan buku pengayaan atau suplemen.5 Studi langsung mengenai ketersediaan buku suplemen berbasis kearifan lokal Kota Tangerang dilakukan di SMAN 13 Tangerang, berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di sekolah, diketahui bahwa ketersediaan
4
Sarah Hanifa Purnomo, “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Asam Basa”, Skripsi pada Program Studi Pendidikan kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 70. Tidak Dipublikasikan 5 Menteri Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 2 Tahun 2008, 2014, h.106
84
buku suplemen yang berisi pengaplikasian kimia di suatu daerah masih sangat minim. Siswa lebih dominan menggunakan buku BSE dan LKS dalam pembalajarannya di sekolah, dimana kedua jenis buku tersebut lebih didominasi dengan materi-materi yang masih kurang pengaplikasiannya. Selain itu juga hasil wawancara menunjukan bahwa masih terdapatnya beberapa pendidik yang belum bisa mengaitkan kearifan lokal dengan konten pembelajaran kimia sehingga menjadi permasalahan sistem pendidikan sekolah dalam menerapkan kearifan lokal dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Diamond yang memperoleh kesimpulan bahwa masih terdapatnya beberapa pendidik yang belum menyadari keterkaitan indigenous science/kearifan lokal dengan sains sekolah.6Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan kepada setiap responden setelah mengisi angket bahwa buku suplemen sangat diperlukan namun ketersediaannya masih minim. Langkah selanjutnya pada tahap persiapan adalah analisis kearifan lokal Kota Tangerang. Dalam menganalisis kearifan lokal Kota Tangerang, peneliti menggali potensi dari beberapa aspek yaitu Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM), Geografi, Histori, dan Budaya.7 Tahap ini juga dilakukan melalui dua tahap. Tahap yang pertama adalah studi literatur, pada tahap ini diketahui bahwa Kota Tangerang memiliki kearifan lokal yang cukup banyak dan sangat baik jika dikembangkan. Selain itu juga kearifan lokal, local genius atau keunggulan lokal diketahui merupakan suatu sarana yang penting untuk mengoptimalkan pembelajaran sains di sekolah, namun suatu hal yang sangat disayangkan adalah nilai-nilai di dalam masyarakat yang penuh dengan kearifan lokal mulai diabaikan.8 Selain itu terdapat beberapa landasan yuridis mengenai pentingnya pendidikan berbasis kearifan lokal, di antaranya terdapat di dalam UU no 22 6
Daimond Dziva, V. Mpofu, L.P. Kusure, Teacher Comception of Indigenous Knowledge in Science Curriculum in the Context of Mberengwa District, Zimbabwe, Journal for Department of Education, Bindura University of Science Education Zimbabwe, Vol 1, 2011, pp. 88 7 Zuhdan Kun Prasetyo, “Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal”, makalah disampaikan pada seminar nasional fisika dan pendidikan fisika, Surakarta, 13 September 2014, h.5 8 Ibid., h.1
85
Tahun 1999 tentang pemerintah daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan, PP Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonomi dalam bidang pendidikan.9 Tahap yang kedua adalah studi langsung yang bertujuan untuk melengkapi dan memperkuat hasil studi literatur yang telah diperoleh. Pada langkah yang kedua ini, dilakukan diskusi secara intens dan mendalam dengan dosen kimia murni untuk mengetahui kevalidan dari keterkaitan antara kearifan lokal dengan kimia. Berdasarkan hasil studi literatur dan langsung serta hasil analisis keterkaitan kearifan lokal dengan kimia diperoleh kesimpulan bahwa terdapat beberapa kearifan lokal yang dapat dijelaskan secara sains terutama kimia dan dapat dijadikan bahan untuk pembelajaran siswa di sekolah, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudarmin dan Rayanda yang menyatakan bahwa manfaat dan kegunaan jamu tradisional
memiliki
pengetahuan
sains
masyarakat
yang
dapat
ditransformasikan menjadi sains ilmiah dan sumber belajar sains bagi siswa.10 Beberapa kearifan lokal yang dapat dikaitkan dengan kimia SMA berdasarkan aspek potensi kearifan lokal diantaranya adalah singkong dan ubi jalar yang termasuk SDA; pedagang yang termasuk dalam pengaruh letak geografi terhadap sistem perekonomian, pedagang yang dibahas dalam buku ini adalah pedagang asinan Nerogtog dimana asinan tersebut merupakan makanan khas di Kota Tangerang; serta aspek SDM yang berupa cara masyarakat Kota Tangerang mempercepat pematangan, cara tradisional mereka dalam melunakan daging, serta dalam menangani warga atau keluarga yang demam. Setelah menganalisis kearifan lokal Kota Tangerang, langkah selanjutnya adalah menganalisis indikator buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal. 9
Jamal Ma’mur Asmani, Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal, ( Jogjakarta: DIVA Press, 2012), h. 42-43 10 Sudarmin dan Rayandra Asyhar,“Transformasi Pengetahuan Sains Tradisional menjadi Sains Ilmiah dalam Proses Produksi Jamu Tradisional”, Jurnal Penelitian Pada Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, vol 1 No 1, 2012, h. 3
86
Dalam menganalisis indikator buku suplemen kimia, hal yang sebelumnya dilakukan adalah menganalisis KD pembelajaran kimia dan Kompetensi Kearifan lokal, dimana KD dan Kompetensi tersebut harus memiliki keterkaitan dengan kearifan lokal yang akan dikaji di dalam buku. Selanjutnya adalah penurunan indikator dari KD dan kompetensi kearifan lokal yang telah dianalisis, indikator yang dibuat merupakan indikator baru yang menjadi acuan dalam membuat buku suplemen kimia. Dalam merumuskan indikator, hal yang harus selalu diperhatikan adalah adanya muatan kearifan lokal yang mampu mengembangkan pengetahuan kimia siswa. Setelah membuat indikator, peneliti merancang konten yang dibahas dalam buku serta ilustrasiilustrasi yang mampu mendukung kelayakan buku. Melalui analisis indikator ini, tergambarlah sebuah kegiatan serta aspek-aspek yang dituangkan di dalam buku. Setelah menganalisis indikator, langkah selanjutnya adalah validasi indikator buku suplemen kimia. Validasi dilakukan kepada dua orang ahli yakni ahli pendidikan kimia dan ahli kimia murni. Pemilihan dua orang ahli ini bertujuan agar buku suplemen kimia yang dihasilkan menjadi sebuah buku yang memiliki kelayakan dalam konten pendidikan kimia serta kevalidan dalam pembahasan konten kimia dalam kearifan lokal. Segala saran yang diberikan oleh validator dijadikan acuan dalam membuat buku suplemen agar konten yang terdapat di dalam buku lebih terstruktur dengan baik. Tahap kedua dari penelitian ini adalah tahap pengembangan. Pada tahap ini terdapat beberapa langkah yang dilakukan peneliti. Langkah pertama adalah mengembangkan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal yang mengacu pada indikator-indikator yang telah dianalisis sebelumnya. Selain itu pemilihan materi,wacana dan ilustrasi yang dituangkan di dalam buku juga menjadi suatu hal yang diperhatikan selama proses pengembangan. Sebelum tahap kedua ini berakhir, dilakukan validasi buku suplemen kepada kedua validator ahli. Hal ini dimaksud agar peneliti dapat merevisi buku dengan saran yang diberikan oleh validator untuk menghasilkan buku suplemen yang baik sebelum buku siap untuk di uji cobakan kepada responden. Terdapat
87
beberapa aspek yang divalidasi dalam pengembangan buku suplemen yaitu aspek materi, penyajian, bahasa, dan grafis. Adapun saran yang diberikan oleh validator terhadap buku suplemen meliputi tipografi, penambahan dan perbaikan konten serta wacana, dan penyajian buku. Saran dan masukan kemudian dijadikan bahan untuk merevisi buku suplemen yang siap untuk diuji coba. Setelah melalui tahap persiapan dan tahap pengembangan, tahap yang terakhir adalah tahap evaluasi, terdapat beberapa langkah dalam tahap evaluasi ini, yang pertama adalah uji coba buku suplemen dan pengisian angket reseponden. Kedua langkah ini dilakukan bersamaan karena selama proses uji coba, responden juga menilai buku melalui angket yang diberikan oleh peneliti. Uji coba dilakukan dengan cara responden membaca buku suplemen kimia lalu menilai buku berdasarkan butir yang terdapat di dalam angket. Responden terdiri dari 10 orang guru kimia yang berasal dari beberapa SMA Kota Tangerang yang berbeda. Pemilihan responden ini didasarkan untuk mewakili beberapa daerah di Kota Tangerang karena responden diambil dari beberapa SMA yang berada di Kecamatan yang berbeda, buku suplemen merupakan buku yang materinya dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang pendidikan dan tingkat kelas,11 sehingga materi yang terdapat di dalam buku tidak berfokus hanya pada satu tingkatan SMA saja karena tujuan pengembangan buku ini adalah mengembangkan wawasan dan pengetahuan siswa mengenai konten kimia yang terdapat di dalam kearifan lokal Kota Tangerang sehingga cukup sulit untuk memilih siswa yang memiliki tingkatan kelas sebagai responden. Selain itu pemilihan responden ini juga didasarkan pada wacana yang terdapat di dalam setiap butir angket merupakan wacana yang cukup sulit di pahami oleh siswa. Wacana di dalam angket respon diperoleh dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan
11
Pedoman Penulisan Buku Nonteks (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, TT)h. 65
88
Kebudayaan yang tidak di modifikasi sedikitpun oleh peneliti. Angket berisi 15 butir pernyataan yang memuat aspek materi, penyajian, bahasa, dan grafis. Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, diperoleh hasil berupa persentase aspek materi, bahasa, penyajian dan grafika dengan masing-masing besarnya 85%, 78.3%, 79.4% dan 77.2%. Aspek materi memiliki nilai paling tinggi dibandingkan dengan aspek lainnya. Pada aspek ini, butir yang memiliki nilai paling tinggi adalah butir yang memiliki pernyataan bahwa materi tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia; serta butir yang menyatakan bahwa materi merupakan karya orisinal (bukan hasil plagiat), tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi gender yang masing-masing memiliki persentase sebesar 100%, nilai ini merupakan persentasetertinggi pada aspek materi yang menyatakan bahwa orisinalitas buku sangat baik dan tidak melanggar perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dikarenakan dalam pengembangan buku suplemen kimia, peneliti berusaha menjaga orisinalitas buku dan wacana yang terdapat di dalam buku agar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Butir selanjutnya yang memiliki nilai tertinggi adalah butir dengan pernyataan pemaksimalan penggunaan sumber-sumber yang erat dengan konteks ke-Indonesiaan memiliki persentase sebesar 81%, nilai tersebut menggambarkan bahwa penggunaan sumber-sumber Indonesia termasuk kedalam kategori sangat baik terutama pemaksimalan sumber-sumber Kota Tangerang karena dalam buku ini berfokus pada kearifan lokal Kota Tangerang yang memiliki keterkaitan dengan pembelajaran kimia SMA, bahkan terdapat beberapa iluistrasi yang diambil secara langsung oleh peneliti di lapangan yang berlokasi di Kota Tangerang. Butir lainnya dalam aspek materi adalah materi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat, butir ini memiliki persentase sebesar 78%, nilai tersebut masih termasuk kedalam kategori baik, secara umum buku ini berisi tentang caracara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Kota Tangerang, hal ini di
89
tujukan agar pembaca mengetahui bahwa kebiasaan-kebiasaan tradisional yang dianggap tidak modern sebenarnya memiliki penjelasan ilmiah yang baik dan akurat yang seharusnya bisa menjadi dasar untuk pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut. Butir terakhir dari aspek materi adalah materi mendukung tujuan pendidikan nasional, butir ini memiliki persentase sebesar 72% yang juga termasuk dalam kategori baik. Tanggapan responden mengenai butir ini juga bervariasi, terdapat beberapa responden yang beranggapan sangat sesuai dan beberapa responden yang beranggapan cukup sesuai, namun pada intinya setiap responden setuju bahwa materi yang dituangkan dalam buku ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional karena materi yang terdapat di dalam buku memperluas pengetahuan siswa yang tidak siswa dapatkan di sekolah sehingga sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara umum aspek materi dalam buku ini tergolong dalam kategori layak dan sangat baik, penyimpulan kata layak diperoleh dari nilai sebesar 8.72 yang berdasarkan instrument dan rubrik B1 penilaian buku pengayaan pengetahuan, butir pada aspek materi dikatakan layak jika berskor ≥ 6.12 Sedangkan pengkategorian materi sangat baik didapat dari hasil persentase yang sebesar 85% Selain penilaian kuantitatif, buku ini juga memperoleh penilaian kualitatif dari responden. Penilaian kualitatif yang diberikan responden pada aspek materi secara garis besar menyatakan bahwa materi di dalam buku sudah sesuai dan aplikatif, untuk perkembangan lebih lanjut ada baiknya jika terdapat penambahan pengkajian kearifan lokal lebih banyak lagi. Saran dan masukan yang diberikan responden dijadikan bahan untuk menyempurnakan buku suplemen, sehingga dalam aspek materi terdapat penambahan kearifan lokal dalam bidang industri rumahan, namun penambahan kearifan lokal ini tidak menambah materi maupun bab di dalam buku.
12
Instrumen dan Rubrik B1 Penilaian Buku Pengayaan Pengethauan, (Jakarta Pusat: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014)
90
Aspek bahasa merupakan aspek dengan nilai tertinggi kedua. Aspek ini memiliki dua butir pernyataan, dimana butir yang memiliki nilai tertinggi adalah butir yang menyatakan bahwa bahasa yang digunakan etis, estetis, komunikatif dan fungsional, sesuai dengan sasaran pembaca dengan persentase sebesar 80%. Nilai ini memiliki makna bahwa keetisan dan sasaran bahasa yang digunakan di dalam buku termasuk kedalam kategori baik, hal ini dikarenakan dalam penulisan setiap wacana di dalam buku, peneliti berusaha membuat wacana yang mudah dipahami oleh pembaca terutama siswa SMA, bahkan jika ada sebuah kata ilmiah di dalam wacana yang maknanya sulit dimengerti, peneliti menyajikan cuplikan glosarium yang dekat dengan kata ilmiah tersebut. Butir kedua dalam aspek bahasa adalah butir dengan pernyataan bahasa (ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf) sesuai dengan kaidah dan istilah yang digunakan baku. Persentase yang diperoleh pada butir ini sebesar 79% yang termasuk ke dalam kategori baik. Nilai ini menunjukan bahwa bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah dan istilah baku, walaupun ada beberapa kata dalam buku yang masih salah dalam pengetikan namun hal tersebut tidak cukup menganggu pembaca dalam memahami materi yang terdapat di dalam buku. Skor rata-rata yang diperoleh aspek bahasa adalah sebesar 7.95 serta persentase sebesar 79.4%, skor dan persentase ini menunjukan bahwa bahasa yang digunakan di dalam buku termasuk ke dalam kategori layak dan baik. Kategori ini juga didukung dengan penilaian kualitatif responden yang secara umum menyatakan bahwa sebagian besar bahasa di dalam buku sesuai, namun masih terdapat beberapa kalimat yang salah dalam pengetikan. Penilaian kualitatif ini dijadikan bahan untuk menyempurnakan buku sehingga kalimat atau kata yang masih salah pengetikan diperbaiki untuk memperoleh buku suplemen kimia yang lebih baik. Aspek yang memiliki nilai tertinggi ketiga adalah aspek penyajian yang berisi empat butir penryataan dengan nilai tertinggi diperoleh butir keempat dengan pernyataan penyajian materi mengembangkan keterampilan, dan
91
memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi. Butir ini memiliki persentase sebesar 83% yang termasuk kedalam kategori sangat baik dan menyatakan bahwa materi mampu mengembangkan keterampilan dan memotivasi pembaca karena selain menyajikan materi-materi kimia yang terdapat di dalam kearifan lokal Kota Tangerang, peneliti juga menyajikan beberapa inovasi dan berkreasi dalam pengolahan kearifan lokal yang di sajikan dalam bentuk keterampilan. Butir dalam aspek penyajian yang memiliki nilai tertinggi kedua adalah butir dengan pernyataan penyajian materi mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan motivasi untuk berpikir lebih jauh, butir ini memiliki persentase sebesar 82% yang termasuk kedalam kategori sangat baik. Buku ini dikembangkan dengan tujuan memperluas pengetahuan siswa sehingga materi yang terdapat di dalam buku suplemen merupakan materi yang tidak diperoleh siswa dari buku teks sekolah, materi yang disajikan di dalam buku suplemen kimia mengembangkan beberapa materi yang terdapat di buku teks sekolah sehingga siswa mampu memperluas pengetahuannya. Butir dengan nilai tertinggi ketiga adalah butir yang memiliki pernyataan penyajian materi runtut, bersistem, lugas, mudah dipahami dengan persentase sebesar 76%, nilai ini masih termasuk kedalam kategori baik, karena dalam pengembangan buku suplemen, buku telah mengalami validasi dan revisi dimana dalam proses revisi saran dan masukan validator dijadikan bahan untuk merevisi buku dengan sistem dan runtutan penyajian materi menjadi masukan validator. Butir terakhir dalam aspek penyajian
adalah penyajian
materi
mengembangkan sikap spiritual dan sosial. Persentase yang diperoleh butir ini adalah sebesar 75% yang memiliki arti baik. Penilaian kualitatif responden terhadap butir ini bervariasi, terdapat beberapa responden yang menyatakan sesuai ada beberapa responden juga yang menyatakan kurang sesuai. Dalam pengembangan buku ini, aspek spiritual memang tidak tertulis secara langsung di dalam buku namun dituliskan secara tersirat, karena dalam pengembangan buku, peneliti berusaha mengajak pembaca untuk lebih mencintai kearifan
92
lokal yang merupakan titipan Sang Pencipta berupa potensi-potensi daerah melalui pengembangkan potensi-potensi tersebut. Secara umum nilai rata-rata yang diperoleh aspek penyajian adalah sebesar 7.9 dengan persentase sebesar 78.3%, nilai ini menunjukan bahwa penyajian buku suplemen termasuk kedalam kategori layak dan baik, penyajian buku suplemen dikatakan layak jika memiliki skor ≥ 3.13 Kategori penyajian buku ini diperkuat dengan penilaian kualitatif yang diperoleh dari responden yang secara umum menyatakan bahwa sebagian besar penyajian sesuai dan memiliki daya ketertarikan yang baik, namun ada beberapa konten yang bagi beberapa responden semestinya ditambahkan seperti konten spiritual dan perbaikan kalimat sub bab yang menggunakan kalimat tanya, serta perluas potensi daerah yang ada. Penilaian kualitatif ini dijadikan bahan untuk menyempurnakan buku. Aspek yang memiliki nilai paling rendah dibandingan yang lainnya adalah aspek grafika dengan nilai sebesar 7.7 dan persentase sebesar 77.2%, nilai ini masih termasuk kedalam kategori layak dan baik karena untuk kelayakan grafika buku suplemen, nilai yang harus diperoleh adalah ≥ 3. Banyak butir yang terdapat di dalam aspek ini adalah empat butir dengan nilai tertinggi diperoleh butir dengan pernyataan jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi buku konsisten, butir ini mendapatkan persentase sebesar 80% yang memiliki makna baik. Jenis tulisan yang digunakan dalam buku ini adalah liberation serif dengan ukuran huruf sebesar 12 dan hanya pada beberapa bagian yang menggunakan ukuran berbeda untuk menandakan bahwa wacana tersebut merupakan pendamping wacana utama, sedangkan untuk penomoran huruf sangatlah diperhatikan terutama tata letaknya. Butir dalam aspek grafika yang memiliki nilai tertinggi kedua adalah butir dengan pernyataan ilustrasi sesuai dengan pembaca sasaran dan memperjelas isi yang memiliki persentase sebesar 79%, nilai ini menandakan bahwa ilustrasi yang digunakan dalam buku suplemen termasuk dalam kategori baik karena dalam pemilihan ilustrasi buku, peneliti mencari dengan sangat teliti 13
Ibid,.
93
baik ilustrasi yang berasal dari internet maupun dokumen pribadi agar diperoleh ilustrasi yang sesuai pada buku suplemen sehingga pembaca dapat memahami dengan baik. Butir lain dalam aspek penyajian yang memiliki nilai tertinggi ke tiga adalah tata letak konsisten dan sesuai antara kulit buku (cover) dengan isi buku. Persentase yang dimiliki butir ini adalah 77% yang memiliki makna baik. Kulit buku dibuat dengan memasukan icon Kota Tangerang yaitu masjid Al A’zhom yang bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa konten yang terdapat di dalam buku merupakan konten yang berkaitan dengan kearifan lokal kota Tangerang. Butir terakhir dalam aspek grafika adalah kulit buku: ilustrasi mewakili isi, jenis huruf memiliki keterbacaan tinggi, menarik, komposisi seimbang dan harmonis antara kulit depan, punggung dan belakang dengan persentase yang diperoleh sebesar 72% yang masih termasuk kedalam kategori baik, sehingga mengartikan bahwa kulit buku memiliki ilustrasi yang baik hanya saja dalam proses percetakannya, peneliti tidak mencantumkan nama peneliti dan judul buku pada bagian punggung kulit buku. Pada butir ini juga terdapat perbedaan pendapat antar responden, sebagian besar responden menyatakan sesuai, namun beberapa responden menyatakan masih dibutuhkannya sedikit penambahan aspek kearifan lokal dalam sampul buku. Secara umum aspek grafika memiliki nilai rata-rata sebesar 7.7 yang menyatakan bahwa aspek grafika buku suplemen layak dan sesuai dengan butir penilaian. Kategori layak ini dapat dilihat dari penilaian kualitatif aspek grafika yang menyatakan bahwa sampul buku sudah sesuai, namun ada beberapa konten kearifan lokal yang ditambahkan di dalam sampul buku.. saran dan masukan responden dijadikan bahan untuk menyempurnakan sampul buku suplemen agar buku suplemen kimia memiliki sampul yang lebih baik. Selain menganalisis data setiap butir dan aspek buku suplemen, peneliti juga menganalisis buku suplemen kimia secara keseluruhan sesuai dengan perhitungan dan kategori kelayakan buku suplemen dari pemerintah pusat.
94
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai total buku suplemen sebesar 80.24 yang menyatakan bahwa buku suplemen termasuk kedalam kategori layak dengan predikat baik. Dalam melakukan evaluasi terhadap buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang, peneliti juga meletakan kolom komentar dan saran pada lembar angket serta wawancara mengenai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang, mengetahui tingkat keterbacaan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal, serta mengetahui tanggapan guru mengenai buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang. Buku yang dikembangkan dalam penelitian ini berjudul “Kimia dalam Kota Tangerang”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan. 1. Terdapat beberapa tahapan dalam mengembangkan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang yaitu tahap persiapan, tahap pengembangan, dan tahap evaluasi. Tahap persiapan terdiri dari analisis kebutuhan buku suplemen kimia SMA, analisis kearifan lokal Kota Tangerang, analisis indikator buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal, dan yang terakhir adalah validasi indikator buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal. Tahap pengembangan buku meliputi pengembangan buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang dan validasi buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang. Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah tahap evaluasi. 2. Berdasarkan hasil pengolahan data berdasarkan metode yang digunakan pemerintah dalam menilai buku suplemen diperoleh hasil bahwa buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang memiliki skor total akhir sebesar 80.24 yang bermakna
bahwa buku ini termasuk
kedalam kategori layak dengan predikat baik. Dengan persentase setiap aspek materi, bahasa, penyajian, dan grafika masing-masing memiliki nilai persentase sebesar 85%, 78.3%, 79.4%, dan 77.2% dengan kategori materi sangat baik, penyajian, bahasa, dan grafika baik
97
98
3. Tangapan guru-guru mengenai buku suplemen ini adalah sangat baik, secara umum mereka menyatakan bahwa buku ini layak dan cukup bagus untuk dijadikan buku pendamping kimia SMA, bahkan terdapat beberapa guru yang menyatakan bahwa buku ini perlu ada perbaikan sedikit kajian pada beberapa aspek dan penggalian lebih dalam potensi-potensi daerah sehingga memiliki daya jual yang baik pula.
B. Saran Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maka diperoleh beberapa saran yaitu: 1. Peneliti disarankan untuk menyempurnakan buku suplemen terutama pada aspek bahasa dan aspek grafika buku. 2. Bagi guru kimia khususnya yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat mengaplikasikan materi yang terdapat dalam buku suplemen kimia dalam pembelajaran dikelas 3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih memperbanyak ilustrasi yang diperoleh dari dokumen pribadi agar buku yang dihasilkan lebih menggambarkan situasi yang sebenarnya terdapat di daerah tersebut. 4. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat membuat buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal dengan daerah yang berbeda sehingga dapat memperkaya buku suplemen kimia Indonesia yang dapat diintegrasikan kepada peserta didik dan pendidik yang berasal dari daerah yang memiliki kearifan lokal yang berbeda.
99
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru. Dkk. Mengembangkan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dalam KTSP. Jakarta : Prestasi Pustaka, 2012. Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Asmani, Jamal Ma’mur. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Jogjakarta: Diva Press, 2012. Brady, James E. Aksara, 1999.
Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Bina Rupa
Departemen Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Buku Pasal 1 Ayat 5. Jakarta. 2008 Dinas Pertanian Kota Tangerang 2008. “Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Sayuran Kota Tangerang Tahun 2007”, http://www.tangerangkota.go.id/mobile, 24 Juli 2014a. -----------------------------------. “Profil Ekonomi, Pertanian, Perikanan, dan Peternakan, 2007”, http://www.tangerangkota.go.id/mobile, 24 Mei 2014b. Dziva, Daimond., and V. Mpofu, L.P. Kusure. Teacher Comception of Indigenous Knowledge in Science Curriculum in the Context of Mberengwa District, Zimbabwe. Journal for Department of Education, Bindura University of Science Education Zimbabwe, Vol 1, 2011. Echols, John M. dan Hassan Shadiky. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996. Herimanto dan Winarno. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta Timur : Bumi Aksara, 2011. Ibrahim, Muslimin dan Muhammad Thamrin Hidayat. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Irianto,Yoyon Bahtiar. Press, 2011.
Kebijakan Pembaruan Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Insturmen B1Penilaian Buku Pengayaan Pengetahuan, http://puskurbuk.net/web13/, 2 Agustus, 2014
100
Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Banten. Jakarta. 2010. Kota Tangerang dalam angka 2012, “ Luas Panen Tanaman Pangan di Kota Tangerang 2007-2011”, http://tangerangkota.go.id, 30 Juli 2014. Kurniawati, Ika. “Modul Pelatihan Pengembangan Bahan http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id. 2 Januari 2015 Letak Geografis Kota Tangerang, http://www.tangerangkota.go.id/geografi, 2 Agustus 2014.
Ajar”,
Tersedia
Maharani, Asri “Pengembangan Buku Pengayaan Pengetahuan Live with Protists sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi untuk SMA/MA” Skripsi pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2014. Tidak Dipublikasikan Mahfud, Choirul. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2011. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta. 2013. Menteri Pendidikan Nasional. Penilaian Buku (http://puskurbuk.net/web13/). 4 Agustus 2014.
Non
Teks
Pelajaran,
Muchtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif kualitatif. Jakarta: GP Press Group, 2013. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada Press, 2008. Mungmachon, Miss Roikhwanphu, Knowledge and Local Wisdom: Community Treasure, Journal for Ubon Ratchathani University Thailand, Vol. 2 No. 13, 2012. NA, Suci Rizki, dkk., Desain pembelajaran Elektrokimia Menggunakan Konteks Keris Sebagai Kearifan Lokal Indonesia untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA, Jurnal Penelitian pada Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UPI, Vol.1 No.1, 2013. Nashir, Haedar. Pendidikan Karakter berbasis Agama dan Budaya. Yogyakarta :Multi Presendo, 2013.
101
Nuraeni, dan Muhammad Alfan. Study Budaya di Indonesia. Bandung : CV Pustaka Setia,2013. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, http://mgb.trisakti.ac.id, 24 Agustus 2014. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, http://www.telkomuniversity.ac.id 9 Januari 2015. Prasetyo, Zuhdan Kun. “Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal”, Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika, Surakarta:14 September 2013. Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press, 2013. Purnomo, Sarah Hanifa “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada Konsep Asam Basa”, Skripsi pada Program Studi Pendidikan kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2014. Tidak dipublikasikan. Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2010. Saebani, Beni Ahmad. Pengantar Antropologi. Bandung: CV Pustaka Setia, 2012 Santoso, Elha. Kamus Praktis Moderen Bahasa Indonesia. Surabaya: Pustaka Dua, TT. Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012. Sudarmin dan Rayandra Asyhar. Transformasi Pengetahuan Sains Tradisional menjadi Sains Ilmiah dalam Proses Produksi Jamu Tradisional. Jurnal Penelitian Pada Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, vol 1 No 1, 2012. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2011. Suhardjono. Menyusun Bahan Ajar Agar Tujuan Perkuliahan Tercapai dengan Lebih Menyenangkan. http://suhardjono.lecture.ub.ac.id. 21 Agustus 2014. Sukmadinata, dan Nana Syaodih . Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda, 2011.
Lampiran 1
Hasil Wawancara Studi Langsung Kebutuhan Buku Suplemen Kimia
Topik
: Analisis kebutuhan sekolah
Nara Sumber : Dra. Aas Yistasni Waktu
: pagi hari
Tempat
: SMAN 13 Tangerang
Pertanyaan
1. Dalam proses pembelajaran, bahan ajar apa saja yang digunakan? 2. Bagaimana frekuensi bahan ajar yang digunakan? 3. Tugas apa yang biasanya diberikan kepada siswa agar siswa dapat mengembangkan pengetahuannya? 4. Perlu atau tidak kah pengenalan kearifan lokal kepada siswa dalam proses pembelajaran kimia 5. Pernahkah dalam proses pembelajaran atau praktikum menggunakan bahan-bahan, zat atau metode yang menggambarkan kearifan lokal? 6. Adakah buku suplemen yang telah digunakan selama proses pembelajaran atau tugas siswa? 7. Bagaimana pandangan anda mengenai buku suplemen, apakah dibutuhkan atau tidak? 8. Bagaimana pendapat anda mengenai buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal kota Tangerang? 9. Apa yang seharusnya tertulis dalam buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang? 10. Apa yang diharapkan dari adanya buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang 100
Jawaban 1. Selama ini bahan ajar yang digunakan adalah LKS yang dapat dibeli siswa di sekolah, selain itu juga siswa dapat meminjam buku paket BSE yang di beli sekolah dari uang BOS dan jika ada siswa yang ingin membeli buku paket dengan penerbit yang berbeda juga diperbolehkan. Untuk buku kurikulum 2013 belum masuk ke sekolah, namun untuk saat ini sekolah dapat menggunakan buku kurikulum 2013 yang berbentuk soft file 2. Frekuensi bahan ajar Kimia yang digunakan dalam bentuk buku paket cukup sering dibandingkan dengan buku LKS, karena sering terjadi salah cetakan pada lembar LKS. Namun walaupun demikian LKS masih tetap digunakan untuk penambahan soal-soal yang bisa diselesaikan siswa. 3. Untuk menambah pengetahuan siswa, biasanya guru memberikan sebuah tugas yang dapat diselesaikan siswa dengan cara membaca referensi dari buku atau internet, namun siswa lebih senang mencari lewat internet dikarenakan kemajuan jaman dan kemudahan menemukan informasi di internet dibandingkan buku karena kurang ketersedianya buku kimia selain buku paket 4. Pengenalan kearifan lokal kepada siswa melalui pembelajaran kimia sangatlah penting, karena dengan mempelajari kimia berdasarkan kearifan lokal dapat membantu siswa mengembangkan potensi alam atau kebiasaan yang ada didaerahnya 5. Sampai saat ini belum pernah dilakukan proses pembelajaran maupun praktikum menggunakan bahan-bahan yang berbasis kearifan lokal, hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan atau referensi yang mengaitkan kearifan lokal dengan pembelajaran kimia 6. Sampai saat ini pihak sekolah belum pernah menggunakan buku suplemen berbasis kearifan lokal khususnya untuk pembelajaran kimia 7. Buku suplemen dibutuhkan untuk siswa maupun guru, karena dapat mengembangkan pengetahuan siswa dan guru 104
105
8. Tersedianya buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal dapat meningkatkan pembelajaran siswa, karena selain dapat menggunakan bahan-bahan yang tersedia di kota Tangerang, buku tersebut juga bisa meningkatkan pengetahuan siswa mengenai kota Tangerang 9. Diharapkan didalam buku suplemen kimia selain membahas materi juga terdapat cara atau mengelolah potensi daerah dalam proses kimia dengan bahan dan metode yang tidak sulit, dan juga diharapkan agar buku tersebut memiliki bahasa yang sederhana sehingga dapat dengan mudah dipahami siswa 10. Dengan danya buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal diharapkan dapat mengembangkan potensi daerah , menambah pengetahuan siswa dan dapat mempermudah siswa dalam belajar.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil wawancara diperoleh kesimpulan bahwa masih minimnya penggunaan dan ketersediaan buku penunjang selain buku paket dan LKS, terutama buku suplemen berbasis kearifan lokal sehingga dalam pembelajaran kimia di sekolah, siswa dan guru kurang mengaitkan pembelajaran dengan kearifan lokal. Buku suplemen kimia dibutuhkan bagi siswa dan guru agar pembelajaran kimia yang dilaksanakan disekolah dapat diaplikasikan langsung dan diharapkan juga mampu menjaga dan mengembangkan potensi daerah yang ada di Kota Tangerang.
106
Lampiran 2
Laporan Hasil Wawancara dengan Beberapa Masyarakat Kota Tangerang Topik
: kebiasaan masyarakat Kota Tangerang
Nara Sumber : Nur Hasanah Waktu
: pagi hari
Tempat
: pelataran rumah responden
Hasil wawancara Kearifan Lokal Kota Tangerang Wawancara ini dilakukan pada beberapa ibu-ibu rumah tangga disekitar kediaman rumah dengan tujuan untuk menanyakan kearifan lokal Kota Tangerang berkaitan dengan kehidupan/kebiasaan masyarakat Kota Tangerang. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka dan tidak terstruktur dengan alasan agar suasana wawancara lebih nyaman. Sebelum melakuka wawancara, peneliti melakukan analisisa kearifan lokal Kota Tangerang melalui dokumen-dokumen yang diperoleh dari Internet, sehingga pada proses wawancara ini responden akan diberikan pertanyaan yang sesuai dengan analisis dokumen yang dilakukan sebelumnya. Pertanyaan dan Jawaban
Pertanyaan : Adakah kebiasaan atau tradisi masyarakat kota Tangerang tanaman yang banyak dijumpai di kota Tangerang.penanaman suatu tanaman? Jawaban :
107
Responden berfokus menjelaskan satu kearifan lokal yang ada di kota Tangerang yaitu singkong, responden merasa tertarik menjelaskan singkong karena singkong sangat dengan mudah ditemukan di Kota Tangerang, baik perkebunannya maupun penjualnya, bahkan beliau juga menuturkan bahwa terdapat banyak masyarakat kota
Tangerang yang menanam singkong hanya dengan modal lahan yang sedikit yaitu perkarangan rumah dan juga pagar perkarangan. Mengenai cara menanam dan mengolah singkong pada dasarnya sangat lah sederhana, untuk penanaman singkong tidak membutuhkan perhatian khusus dan untuk pengolahnannya singkong dapat dikonsumsi dengan cara dierbus atau digoreng, bahkan terdapat banyak makanan yang diolah dengan bahan dasar singkong yaitu misro, combro, timus, gatet, orog-orog dan tiwul. Kemudian responden menjelaskan salah satu makanan olahan singkong yaitu gatet. Responden menjelaskan kenapa singkong dijadikan gatet karena singkong yang diolah menjadi gatet memiliki rasa yang jauh lebih legit dibandingkan dengan dikonsumsi dengan cara biasa (langsung direbus atau dikukus). Gatet juga bisa meminimalisir rasa pahit pada singkong, namun juga bisa menambah rasa pahit dari singkong tersebut. Hal ini bergantung dengan proses yang dilakukan selama membuatnya. Mengenai cara pengolahan gatet, responden mengajukan satu nama untuk di wawancara menjadi responden ke dua. Pertanyaan 2: Adakah kebiasaan masyarakat kota Tangerang dalam mendirikan bangunan serta pernikahan? Jawaban : Dalam mendirikan rumah masyarakat kota Tangerang tidak memiliki hal-hal khusus yang unik untuk dilakukan, semua dilakukan sama seperti masyarakat kota lainnya. Namun dalam pernikahan terdapat beberapa tradisi seperti dalam menangkal hujan masyarakat kota Tangerang masih sering menggunakan pawang hujan yang melakukan beberapa hal dalam menangkal hujan, agar proses pernikahan berjalan dengan baik. Pertanyaan 3: Benarkah dalam memasak daging, masyarakat Kota Tangerang menggunakan nanas atau daun papaya? (pertanyaan ini diajukan karena peneliti pernah melihat beberapa masyarakat terutama ibu-ibu yang menggunakan kedua bahan tersebut dalam memasak saat memasak daging di beberapa hari menjelang hari raya Idul Fitry
94
96
Jawaban : Responden membenakan pertanyaan tersebut dengan alasan jika kedua bahan tersebut digunakan dalam memasak daging, maka daging akan menjadi empuk. Pertanyaan 4: Apa mata pencarian masyarakat kota Tangerang pada umumnya? Jawaban: Responden menjelaskan pada umumnya masyarakat kota Tangerang bermata pencaharian beragam, ada yang bekerja di dinas pemerintahan, tukang ojek dan petani. Mengenai petani responden juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa kebiasaan mayarakat kota Tangerang dalam mengatasi buah yang belum masak. Masyarakat kota Tangerang akan melakukan pemberian karbit kepada buah yang belum masak, bahkan jaman dahulu kakek dan orang tua responden lebih suka memasakan buah dengan cara di empos, untuk proses pengemposan responden pertama menyarankan untuk menanyakannya kepada responden ke 2 Pertanyaan 5: Adakah cara tradisional yang digunakan oleh masyarakat untuk mengobati suatu penyakit? Jawab : Terdapat beberapa cara tradisional dalam mengobati penyakit, masyrakat biasanya menggunakan daun dadap untuk mengobati kembung dan panas, selain itu juga bawang merah dan jahe sering digunakan untuk mengatasi panas pada anak.
97
Laporan Hasil Wawancara Topik
: kebiasaan masyarakat Kota Tangerang
Nara Sumber : Nani, Tuti Alawiyah, Choirudin Waktu
: siang hari
Tempat
: pelataran rumah responden
Hasil wawancara Analisis Kearifan Lokal Kota Tangerang Wawancara ini dilakukan pada beberapa ibu-ibu rumah tangga disekitar kediaman rumah dengan tujuan untuk menanyakan kearifan lokal Kota Tangerang berkaitan dengan kehidupan/kebiasaan masyarakat Kota Tangerang. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka dan tidak terstruktur dengan alasan agar suasana wawancara lebih nyaman. Sebelum melakuka wawancara, peneliti melakukan analisisa kearifan lokal Kota Tangerang melalui dokumen-dokumen yang diperoleh dari Internet, sehingga pada proses wawancara ini responden akan diberikan pertanyaan yang sesuai dengan analisis dokumen yang dilakukan sebelumnya. Pertanyaan dan Jawaban
Pertanyaan 1 : Bagaimana masyarakat kota Tangerang membuat gatet? Jawaban : Dalam membuat gatet sangatlah sederhana, singkong dikupas kulitnya kemudian di rendam didalam air selama beberapa menit, hal ini bertujuan agar rasa pahit pada singkong dapat berkurang, kemudian singkong yang masih berbentuk gelondongan diikat dengan tali dan dijemur dalam beberapa bulan minimal 1 bulan dan maksimal 3 bulan bergantung jenis singkong. Setelah singkong berubah warna kehitaman, singkong di bilas dengan air, dipotong kecil-kecil dan direbus. Dalam penyajiannya gatet didampingi dengan kelapa parut yang juga sudah diparut sebelumnya.
98
Pertanyaan 2 : Bagaimana cara pengemposan dan penggunaan karbit dalam mematangkan buah? Jawaban: Perbedaan pematangan buah dengan cara pengemposan dan pemberian karbit adalah metode, bahan dan waktu yang dibutuhkan. Pada proses pengemposan tidak membutuhkan waktu yang lama, buah di masukan kedalam sebuah keranjang kemudian ditaburi karbit lalu ditutup rapat dan didiamkan selama beberapa hari. Sedangkan untuk metode pengemposan, menggunakan daun kering, biasanya masyarakat Kota Tangerang menggunakan daun pisang yang telah mongering, kemudian dibuat dua buah lubang, lubang pertama sebagai wadah buah yang hendak dimatangkan sedangkan lubang kedua untuk tempat daun-daun yang kering sebagai sumber asap. Antara lubang yang satu dengan lubang yang lain terdapat penghubung sehingga asap yang terdapat dilubang kedua bia masuk kelubang pertama, metode ini cukup rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama, namun hasil buah matang yang didapatkan lebih baik dan lebih bagus jika dibandingkan dengan pematangan buah pemberian karbit
99
Lampiran 2
Laporan Hasil Wawancara Topik
: asinan betawi khas daerah Kota Tangerang
Nara Sumber : Vian Waktu
: Siang Hari
Tempat
: pelataran ruko responden
Hasil wawancara Analisis Kearifan Lokal Kota Tangerang Wawancara ini dilakukan pada seorang pengusaha asinan betawi yang merupakan generasi kedua setealah orang tuanya. Asinan betawi milik nya ini sudah terkenal hampir diseluruh daerah Kota Tangerang. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka dan tidak terstruktur dengan alasan agar suasana wawancara lebih nyaman. Pertanyaan dan Jawaban
Pertanyaan : Apa perbedaan antara asinan sayuran betawi anda dengan asinan bogor, serta adakah bahan-bahan khusus yang digunakan untuk memberikan rasa asin yang khas pada asianan anda? Jawaban: Perbedaan antara asinan betawi dan asinan bogor terletak pada bumbunya. Asinan bogor memiliki bumbu yang encer berwarna merah, sedangkan asinan betawi memiliki kuah yang kental dengan penambahan kacang didalamnya. Untuk memberikan rasa asin yang khas pada asianan ini, pembuat menggunakan asam cuka dan garam dengan kadar tertentu yang sesuai dengan resep andalan, selain itu didalam asinan ini juga terdapat sawi asin dimana sawi asin ini di renadam semalam dulu didalam air kemudian dikukus.
100
Untuk asinan buah, penjual memberitahukan bahwa Asinan buah dapat bertahan dalam jangka waktu satu malam (tanpa Kulkas) dan 3 hari (dengan kulkas), asinan buah yang didiamkan terlebih dahulu memiliki rasa yang lebih enak.
Laporan Hasil Wawancara Topik
: Industri Pembuatan Roti
Nara Sumber : Slamet Waktu
: Sore Hari
Tempat
: Pelataran Pabrik Roti
Analisis Kearifan Lokal Kota Tangerang Wawancara ini dilakukan di salah satu industri pembuatan roti di daerah Ciledug Kota Tangerang, pak Slamet adalah Beaker dalam pabrik tersebut, ia yang meracik resep dan mengontrol kualitas roti. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawncara terbuka dan tidak terstruktur dengan maksud membangung suasana yang nyaman.
Pertanyaan dan Jawaban Pertanyaan 1: Apa nama roti yang bapak kelola ini? Jawaban : Roti ini memiliki nama Lulu Bakery Pertanyaan 2: Sudah berapa lama pabrik ini beroperasi? Jawaban: Pabrik ini sudah beroperasi selama lima tahun, awalnya kami membuka pabrik di daerah Kayu Gede selama tiga tahun dan kami pindah ke daerah Ciledug selama lima tahun belakangan ini
101
Pertanyaan 3: Dalam waktu satu hari, berapa banyak roti yang berhasil diproduksi dan terjual, serta bagaimana system distribusinya? Jawaban : Biasanya kami memproduksi roti sebanyak 20.000 buah dan terjual habis, kami mendistribusikannya secara mandiri menggunakan beberapa kendaraan yang memang
dikhususkan
untuk
mendistribusikan
produk
kami,
ada
yang
menggunakan sepeda motor dan mobil untuk mengirim ke daerah cimone. Pertanyaan 4: Berapa banyak karyawan yang anda miliki dan bagaimana proses pembuatan roti tersebut? Jawaban: Karyawan yang kami miliki sekitar 20 orang karyawan, proses pembuatan roti sama dengan proses pembuatan roti pada, namun pabrik kami tidak sepenuhnya menggunakan mesin, kami mempadukan produksi dengan mesin dan manusia. Dalam proses pengadonan, kami menggunakan mesin pengaduk, namun dalam proses pengembangan dan pengemasan, kami menggunakan tenaga manusia Pertanyaan 5: Bahan apa saja dan bagaimana proses produksi roti di pabrik ini? Jawaban: Bahan yang kami gunakan adalah bahan yang umumnya digunakan untuk membuat roti, yaitu terigu, gula, mentega, garam, pengembang dan air. Prosesnya pun tidak ada yang berbeda yaitu melalui tahap pengadonan, pembentukan, pengembangan, pengovenan, dan pengemasan.
102
Lampiran 3
Hasil Analisa Study Literatur dan Studi Langsung Kearifan Lokal Kota Tangerang
Berdasarkan hasil studi literatur kearifan lokal Kota Tangerang, diperoleh beberapa hasil seperti dibawah ini : Tanaman 1. Ubi jalar 2. Ubi kayu 3. Jahe Makanan khas Kota Tangerang 1. Laksa 2. Asinan Betawi
Berdasarkan hasil studi langsung kearifan lokal Kota Tangerang, diperoleh beberapa hasi dibawah ini Pengobatan tradisional 1. Penggunaan daun dewa sebagai obat pereda demam 2. Luka menggunakan daun getah pisang, keong dan kencur 3. Pusing menggunakan asam dan bawang merah Proses memasak 1. Dalam memasak daging, daging direndam dengan nanas atau daun papaya terlebih dahulu 2. Pembuatan misro atau combro, ubi harus di peras dahulu dan sisa hasil perasan di diamkan serta dijadikan tepung tapioca Kehidupan sosial 1. Penggunaan metode pengemposan dan karbit dalam mematangkan buah 2. Adanya larangan memakan ubi jalar terlalu banyak 3. Telur dapat berdiri pada saat perayaan pen chu Lampiran
103
Lampiran 4
Analisis Hubungan Kearifan Lokal Kota Tangerang dengan Kimia No
Kearifan Lokal
Pemahaman masyarakat
Penjelasan ilmiah
1
Singkong
Ada singkong yang pahit dan tidak Pembuatan gatet
Mengandung HCN
Pembuatan tepung dari hasil perasan singkong
Pendiaman selama semalam menyebabkan pemisahan endapan dan larutan Karbit dapat menghasilkan etuna Pengaruh suhu terhadap proses pematangan Didalam daun dewa terdapat senyawa alkaloid dengan fungsi tertentu dan mampu berpindah ke tubuh anak Didalam nanas terdapat enzim bromelin Senyawa oligo sakarida yang hanya bisa terurai di usus bagian bawah
2
Pematangan buah
3
Pengobatan tradisional
4
Memasak tradisional
5
Ubi jalar
Pemakaian karbit Pengemposan mempercepar pematangan buah Penggunaan daun dewa dalam menurunkan panas
Penggunaan nanas dalam memasak daging Larangan memakan ubi jalar terlalu banyak karena dapat menyebabkan
Titik didih HCN
Materi dalam sekolah Asam Basa
Sifat Koligatif Larutan Suspensi
Hidrokarbon dan minyak bumi Laju reaksi
Termokimia
Laju reaksi
Biomolekul
Analisis
104
6
7
Asinan rogtog
Telur bisa berdiri pada perayaan pen chu
buang gas Asinan Dalam proses Sayuran pembuatannya memiliki rasa menggunakan yang khas asam cuka Asinan buah Terjadi proses lebih segar osmosis dimakan jika senyawa disimpan didalam buah dalam kurun dengan air waktu kuah asinan tertentu Pada hari-hari Pergerakan tertentu elektronseperti saat elektron yang perayaan pen dipengaruhi chu, telur bisa garis-garis dengan medan mudah berdiri magnet bumi dan matahari
Asam basa
Sifat koligatif
Struktur atom
Tangerang Selatan, September 2014 Validator
Adi Riyadhi, M.Si NIP. 19780621 200910 1 005
105
106
107
108
109
Ke 1
110
111
Ke 1
112
Yang di scan
113
Ke 2
114
Lampiran 7
No 1
Kisi-kisi Lembar Validasi Buku Suplemen Aspek Indikator Materi mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
1
2
Materi tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
2
3
Materi merupakan karya orisinal (bukan hasil plagiat), tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi gender.
3
4
Materi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat.
4
5
Materi memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks ke-Indonesia-an.
5
6
Materi mengembangkan kecakapan akademik, sosial, dan kejuruan (vokasional) untuk memecahkan masalah dan mengembangkan jiwa kewirausahaan.
6
Penyajian materi runtut, bersistem, lugas, mudah dipahami.
7
8
Penyajian materi mengembangkan sikap spiritual dan sosial.
8
9
Penyajian materi mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan
9
7
MATERI
No Pernyataan
PENYAJIAN
115
motivasi untuk berpikir lebih jauh 10
Penyajian materi mengembangkan keterampilan, dan memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi
10
11
Penyajian materi mengembangkan aktivitas fisik, memotivasi untuk berkreasi, berinovasi, dan menerapkan berdasarkan bahan, alat, tahapan kerja.
11
Bahasa yang digunakan etis, estetis, dan komunikatif (sesuai dengan tingkat pemahaman pembaca sasaran), fungsional, kontekstual, efektif, dan efisien.
12
Bahasa (ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf) sesuai dengan kaidah dan istilah yang digunakan baku
13
Kulit buku: ilustrasi mewakili isi, jenis huruf memiliki keterbacaan tinggi, menarik, komposisi seimbang dan harmonis antara kulit depan, punggung dan belakang
14
15
Tata letak konsisten dan sesuai antara kulit buku (cover) dengan isi buku.
15
16
Jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi buku konsisten
16
17
Ilustrasi sesuai dengan pembaca sasaran dan memperjelas isi
17
Jumlah Butir
17
12
BAHASA
13
14
KEGRAFISAN
116
Lampiran 8
LEMBAR VALIDASI BUKU SUPLEMEN KIMIA BERBASIS KEARIFAN LOKAL KOTA TANGERANG UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS UNTUK AHLI MATERI DAN MEDIA No
Aspek
Indikator
1
Materi
Materi mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
2
Materi tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
3
Materi merupakan karya orisinal (bukan hasil plagiat), tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi gender.
4
Materi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat.
5
Materi memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks ke-Indonesia-an.
6
Materi mengembangkan kecakapan akademik, sosial, dan kejuruan (vokasional) untuk memecahkan masalah dan mengembangkan jiwa kewirausahaan.
Ya
Tidak
Catatan
117
7
Penyajian
Penyajian materi runtut, bersistem, lugas, mudah dipahami.
8
Penyajian materi mengembangkan sikap spiritual dan sosial.
9
Penyajian materi mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan motivasi untuk berpikir lebih jauh
10
Penyajian materi mengembangkan keterampilan, dan memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi
11
Penyajian materi mengembangkan aktivitas fisik, memotivasi untuk berkreasi, berinovasi, dan menerapkan berdasarkan bahan, alat, tahapan kerja.
12
Bahasa
13
14
Bahasa yang digunakan etis, estetis, dan komunikatif (sesuai dengan tingkat pemahaman pembaca sasaran), fungsional, kontekstual, efektif, dan efisien. Bahasa (ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf) sesuai dengan kaidah dan istilah yang digunakan baku
Kegrafisan
Kulit buku: ilustrasi mewakili isi, jenis huruf memiliki keterbacaan tinggi, menarik, komposisi seimbang dan harmonis antara kulit depan,
118
punggung dan belakang 15
Tata letak konsisten dan sesuai antara kulit buku (cover) dengan isi buku.
16
Jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi buku konsisten
17
Ilustrasi sesuai dengan pembaca sasaran dan memperjelas isi Jumlah Butir
Komentar/saran ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………..…………… …………………..………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… Tangerang Selatan, Oktober 2014 Validator
.
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
Kota Tangerang dalam kimia II
Lampiran 10
Kisi-kisi Angket Respon Guru Kimia SMA
129
Aspek
Indikator
No pernyataan
Materi
Materi mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
1
Materi tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
2
Materi merupakan karya orisinal (bukan hasil plagiat), tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi gender.
3
Materi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat.
4
Materi memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks ke-Indonesia-an.
5
Penyajian bersistem, dipahami.
runtut, mudah
6
materi sikap
7
Penyajian materi mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan motivasi untuk berpikir lebih jauh.
8
Penyajian materi mengembangkan keterampilan, dan memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi.
9
Bahasa yang digunakan etis, estetis, komunikatif dan
10
Penyajian
materi lugas,
Penyajian mengembangkan spiritual dan sosial.
Bahasa
130
fungsional, sesuai sasaran pembaca.
Grafika
dengan
Bahasa (ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf) sesuai dengan kaidah dan istilah yang digunakan baku.
11
Kulit buku: ilustrasi mewakili isi, jenis huruf memiliki keterbacaan tinggi, menarik, komposisi seimbang dan harmonis antara kulit depan, punggung dan belakang
12
Jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi buku konsisten
13
Tata letak konsisten dan sesuai antara kulit buku (cover) dengan isi buku.
14
Ilustrasi sesuai dengan pembaca sasaran dan memperjelas isi
15
131
Lampiran 11 Data Responden Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang No Nama Responde Guru Kimia di Kecamatan Sekolah 1 Robi’atul Adawiyah, SMA Budi Mulia Kec. Ciledug S.Pd 2 Efi Herianti, S.Pd SMA PGRI 117 Karang Kec. Karang Tengah Tengah 3 Euis Azizah, S.Pd SMA Muhammadiyah 1 Kec. Ciledug 4 Siti Fadla, S.Pd SMA An-Nurmaniyah Kec. Tangerang 5 Indah Sumarwi, M.Pd SMA Budi Mulia Kec. Ciledug 6 Bahri, M.Pd SMAN 3 Kota Tangerang Kec. Karang Tengah 7 Dra. Hj. Ninin Nirawaty SMAN 12 Kota Kec. Larangan Tangerang 8 Rury Wiranda SMA Manggala Kec. Kelapa Dua 9 Dra. Aas Yistasni SMAN 13 Kota Kec. Ciledug Tangerang 10 Leorensus Lumbanraja, SMAN 13 Kota Kec. Ciledug M.Pd Tangerang
132
Lampiran 12 Surat Ketersediaan Menjadi Responden
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
Lampiran 13 ANGKET RESPON GURU KIMIA BUKU SUPLEMEN KIMIA BERBASIS KEARIFAN LOKAL KOTA TANGERANG UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Jenis Bahan Ajar
: Buku Suplemen
Judul Bahan Ajar
: Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota
Tangerang Untuk Siswa SMA Kelas Penulis
: Annisah Aynun Najid
Nama Responden
:…………………………..
Jenis Kelamin
: L/P
Sekolah
: ………
Petunjuk Pengisian
Angket ini terdapat 15 pernyataan. Pertimbangkanlah baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan buku suplemen yang baru saja anda pelajari. Berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihan anda.
Isilah kolom kualitatif menggunakan penilaian deskriptif sesuai dengan pemikiran anda setelah membaca buku tersebut
Isilah kolom skor “S” dengan angka yang sesuai dengan kriteria penilaian anda
Skor penilaian 1-2
: Sangat tidak sesuai
3-5
: Sebagian kecil Sesuai
6-8
: Sebagian besar sesuai
9-10
: Sangat Sesuai
Khusus untuk komponen dan butir bertanda * maka skor penilaian:
No A. 1 2*
1
: tidak sesuai
10
: sesuai
Komponen dan Butir Materi Materi mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Materi tidak bertentangan dengan
Penilaian Kualitatif
S
143
3*
4
5
B 6 7 8
9
C 10
11
D 12
13 14 15
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Materi merupakan karya orisinal (bukan hasil plagiat), tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi gender. Materi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat. Materi memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks ke-Indonesia-an. Penyajian Penyajian materi runtut, bersistem, lugas, mudah dipahami. Penyajian materi mengembangkan sikap spiritual dan sosial. Penyajian materi mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan motivasi untuk berpikir lebih jauh. Penyajian materi mengembangkan keterampilan, dan memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi. Bahasa Bahasa yang digunakan etis, estetis, komunikatif dan fungsional, sesuai dengan sasaran pembaca. Bahasa (ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf) sesuai dengan kaidah dan istilah yang digunakan baku. Grafika Kulit buku: ilustrasi mewakili isi, jenis huruf memiliki keterbacaan tinggi, menarik, komposisi seimbang dan harmonis antara kulit depan, punggung dan belakang Jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada seluruh isi buku konsisten Tata letak konsisten dan sesuai antara kulit buku (cover) dengan isi buku. Ilustrasi sesuai dengan pembaca sasaran dan memperjelas isi
Sumber: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
144
Kesimpulan ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ _________________________ Tangerang, Desember 2014 Responden
__ ___________
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
Ke 3I
176
Lampiran 15
Foto-Foto Kegiatan Penelitian
177
178
Chemis Book
Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang untuk SMA
Oleh Annisah Aynun Najid
Program Sudi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang Untuk Siswa SMA Judul Penulis NIM Keterangan
Tahun Pembimbing Penilai
: Kearifan Lokal Kota Tangerang : Annisah Aynun Najid : 1110016200004 : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegururan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : 2014 : Burhanudin Milama M.Pd :…………………………………. ………………………………….
Ukuran Buku : Buku Ini disusun dan dirancang oleh penulis Dengan menggunakan Microsoft Publisher 2007 Dan Adobe Photoshop CS3
Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga buku suplemen yang berjudul ―Kearifan Lokal Kota Tangerang‖ ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang atas seizing Allah telah berhasil menuntun umat manusia keluar dari masa kegelapan ke masa yang kaya akan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat ini. Buku suplemen kimia ini disusun dan dikembangkan dalam rangka penyelesaian tugas skripsi yang berjudul “Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangeang”. Tugas ini kemudian menghasilkan sebuah buku yang dinilai kualitasnya oleh beberapa ahli dan diuji cobakan kepada pendidik dan peserta didik. Adapun buku ini berisi beberapa kearifan lokal yang ada di Kota Tangerang dan di ulas dalam perspektif kimia.
Daftar Isi
A. Singkong Pernahkah Kalian Memakan Singkong yang Pahit Bagaimana Senyawa HCN Terbentuk Makanan Olahan dari Singkong B. Pematang Buah Kebutuhan Akan Pisang Pematangan Buah Proses Pematangan Buah (Pengemposan) Proses Pematangan Buah (Pengkarbitan) C. Pereda Panas Daun Dewa dan Senyawanya Demam Daun Dewa Menurunkan Panas D. Pelunak Daging Keluarkan Pendapat Kalian! Senyawa Kimia dalam Buah Nanas Proses Pelunakan Daging E. Penyebab Flatus (Buang Gas) Sejarah Ubi Jalar Masuk ke Indonesia Macam-macam Ubi Jalar Ubi Jalar, Flatus? Tepung Ubi Jalar F. Asinan Rogtog Mengenal Asinan Rogtog Asam Lemah dalam Asinan Asinan Buah Nan Segar
Chemistry Kota Tangerang
Singkong Singkong merupakan salah satu potensi daerah Kota Tangerang yang dapat dengan mudah di jumpai dan ditanam. Di Indonesia Singkong Memiliki berbagai macam nama di antaranya adalah ketela, ketela pohon, ubi kayu, dan lain-lain,sedangkan di Kota Tangerang dikenal dengan nama singkong.
Senyawa penyebab rasa pahit pada singkong
Proses terbentuknya senyawa tersebut
Mengenal lebih dalam gatet sebagai makanan khas Kota Tangerang
Cara meminimalisir senyawa pahit dalam singkong
Aneka produk olahan dari tepung singkong
Dalam bab ini kalian akan mempelajari lebih dalam mengenai sinkong, terutama mengenai senyawa kimia singkong yang menjadi penyebab dari rasa pahit yang terdapat di dalam singkong, selain itu kalian juga akan mempelajari bagaimana senyawa tersebut terbentuk serta bagaimana cara meminimalisir nya. Selain itu juga kalian dapat mempelajari proses pembuatan makanan tradisional maupun modern berbahan dasar singkong serta pembuatan singkong cassava dan tepung mocaf .
Pegang pena dan ukirlah setiap kejadian dalam hidup. Sebab ia adalah bagian dari sejarah yang berharga
Perhatikan sejarah dan asal muasal ditemukannya singkong dibawah ini
Gambar 1. Perkebunan Singkong
Singkong pertama kali dikenal di Amerika Selatan, kemudian dikembangkan di Brazil dari paruguay. Singkong ditanam secara komersil di Indonesia pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang portugis pada abad ke-16 Nusantara. Singkong merupakan tanaman tahunan tropika dan subtropika yang umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok karena kandungan karbohidratnya yang tinggi dan daunnya dijadikan sebagai sayuran
Pernahkah
S1
kalian memakan singkong yang pahit ??
Gambar 2. tarian tradisional Banten
Singkong mengandung: Kalori, air, phospat, karbohidrat, kalsium, vita-
Siapa yang tidak mengenal singkong? Singkong merupakan tanaman yang mampu tumbuh di berbagai daerah yang ada di Indonesia. Singkong juga dikenal sebagai makanan yang mengandung karbohidrat tinggi setelah padi dan jagung serta merupakan penghasil kalori lebih besar di bandingkan dengan tanaman lainnya. Singkong merupakan bahan pangan yang sudah sejak lama dikonsumsi oleh masyrakat Indonesia
Kalian pasti sudah pernah memakan singkong, rasa apa yang ada di lidah kalian ketika kalian memakannya???
Hem… Tentu saja tidak memiliki rasa atau tawar, namun terkadang terasa sedikitmanis
Tidak semua singkong memiliki rasa tawar atau manis. Terdapat beberapa singkong yang memiliki rasa pahit. Rasa pahit tersebut berasal dari senyawa asam kuat yaitu asam sianida (HCN). Pada umumnya dan salah satu cara yang sangat mudah untuk mendeteksi adanya senyawa tersebut adalah dengan cara mencicipinya, karena pada umumnya asam sianida akan terasa pahit jika masuk kedalam mulut kalian
Buka buku pokok kimia SMA kelas XI pada materi asam
Asam sianida tidak begitu saja terdapat didalam tanaman, untuk membentuk suatu asam sianida tersebut, suatu tanaman haruslah memiliki senyawa prekusor yaitu linamarin dan metil linamarin, biasanya senyawa tersebut terdapat di dalam umbi-umbian. Asam sianida dapat pula disebut dengan Hidrogen sianida. Hidrogen Sianida bersifat volatil (mudah menguap) dan mudah terbakar. Senyawa ini tak berwarna atau berwarna hijau pucat pada suhu kamar.
basa
SENYAWA PREKUSOR
Adalah senyawa yang dapat mengalami perubahan untuk menghasilkan senyawa baru dan biasanya membutuhkan bantuan senyawa lain pada kondisi tertentu
Lalu adakah efek berbahaya yang ditimbulkan dari HCN yang terdapat didalam singkong?
Singkong yang memiliki rasa pahit lebih tinggi menandakan bahwa singkong tersebut mengandung asam sianida yang lebih banyak di bandingkan dengan singkong yang rasa pahit nya lebih sedikit. Selain menyebabkan rasa pahit, HCN juga merupakan senyawa yang sangat beracun jika masuk kedalam tubuh. Singkong yang banyak mengandung asam sianida cukup banyak juga dapat menyebabkan konsumen keracunan, oleh sebab itu berusahalah menghindari singkong yang memiliki rasa pahit
Tentu saja ada, jika seseorang mengkonsumsi senyawa tersebut terutama dalam jumlah yang banyak
Efek yang ditimbulkan dari HCN Telah dijelaskan sebelumnya bahwa HCN sangatlah beracun jika masuk kedalam tubuh manusia, namun kalian jangan kawatir karena manusia memiliki sistem kekebalan tubuh sendiri yang telah diciptakan Allah untuk mengubah HCN menjadi tiosianat dan beriakatan dengan vitamin B 12 sehingga tidak berefek sangat buruk bagi tubuh, namun jika kalian mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak HCN akan terdapat beberapa efek yang merugikan bagi tubuh kalian yaitu timbulnya rasa pedih dimata karena iritasi dan kesulitan bernafas karena HCN mengiritasi mukrosa saluran pernafasan dan menyebabkan kematian
S2
Bagaimana
senyawa
HCN
Telah dituliskan pada halaman sebelumnya bahwa HCN tidak begitu saja terdapat didalam tanaman, terdapat senyawa prekusor berupa linamarin dan metil linamarin yang mampu merubah dirinya menjadi HCN serta produk senyawa lainnya.
Lalu bagaimana senyawa prekusor tersebut berubah???
Lalu ketika pH singkong berada pada kondisi diatas 5, maka secara spontan aseton sianohidrin hasil perubahan linamarin akan berubah menjadi HCN dan aseton. Proses bertemunya enzim, oksigen, dan senyawa prekusor dapat terjadi jika umbi mengalami kerusakan secara mekanis (terpotong atau tergores)
Prekusor membutuhkan zat atau senyawa lain untuk berubah. Dalam hal ini yang berperan adalah enzim dan oksigen yang ada diudara. Enzim yang berperan dalam proses ini adalah enzim linemarase, Ketika enzim linemarase dan oksigen bertemu dengan senyawa prekusor (linamarin dan metil linamarin), maka enzim dan oksigen tersebut akan membantu senyawa prekusor tersebut berubah menjadi glukosa dan aseton sianohidrin.
Gambar 3. Reaksi perubahan prekusor
HCN tidak hanya terdapat didalam singkong, HCN juga terdapat pada beberapa tanaman lainnya. Contohnya adalah wortel, lobak, dan bawang lengkio. Namun dalam jumlah yang sedikit sehingga aman untuk dikonsumsi.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nusaibah Askariyah, salah satu mahasiswi kimia fakultas sains dan teknologi UIN syarif Hidayatullah Jakarta
Ia melakukan penelitian dengan menggunakan wortel, lobak, salak dan bawang lengkio, diperoleh kesimpulan bahwa wortel, lobak, dan bawang lengkio mengandung HCN sedangkan salak tidak mengandung HCN
Gambar 4 Tananman yang mengandung HCN
S3 Perhatikan!!!
Bagaimana cara menghilangkan didalam Singkong?
senyawa
HCN
Pernahkah kalian memakan makanan yang disajikan di halaman sebelumnya? Coba sebutkan satu persatu nama dan cara membuat makanan tersebut?
Dalam mengelolah singkong menjadi bahan makanan yang dikonsumsi harus memperhatikan kadar HCN yang ada didalamnya. Karena jika kadar HCN yang masuk kedalam tubuh dalam konsentrasi tinggi bisa menyebabkan kematian.
Mengolah singkong menjadi bioethanol tidak harus menghawatirkan banyaknya kandungan asam sianida didalamnya, bahkan banyak singkong yang memiliki kadar HCN tinggi digunakan dalam pembuatan bioethanol contohnya adalah singkong karet yang memiliki kandungan HCN mencapai 98,5% Gambar 5 pembuatan bioethanol dari singkonong
Sebelum mengetahui lebih lanjut cara meminimalisir kandungan asam sianida didalam singkong. Disamping merupakan gamPerhatikanlah gambar dibawah ini. bar makanan khas kota Tangerang. Walaupun demikian makanan ini juga terdapat di daerah pacitan dan dikenal dengan nama gatot.
Gambar 6 Gatet makanan khas Kota Tangerang
Apa hubungan makanan diatas dengan senyawa HCN ?
Alasan masyarakat kota Tangerang membuat makanan ini adalah untuk mengurangi rasa pahit pada singkong. selain itu singkong yang dibuat gatet Akan lebih awet atau tidak mudah membusuk..
Tentunya ada hubungannya. Kalian masih ingatkan salah satu cara termudah mengindikasikan adanya HCN didalam tumbuhan??? Cara termudah adalah dengan mencicipinya dan jika terasa pahit, maka hal itu menandakan bahwa didalamnya terdapat HCN
Dalam proses pembuatannya singkong harus dijemur di bawah terik matahari selama beberapa beberapa bulan dan hal ini bisa mengurangi kadar HCN Kenapa???
Proses pembuatan gatet
Proses Pembuatan Gatet
1. Cuci bersih singkong agar tanah atau kotoran tidak menempel
2. Singkong dikupas dan lapisan kulit singkong yang berwarna cokelat di buang, umbinya sebaiknya direndam dalam air untuk mencegah perubahan warna.
3. Lalu Singkong di tiriskan 4. Jemur singkong dibawah terik matahari selama 1-2 bulan bergantung dengan jenis singkong hingga singkong berubah warna dan mengering. Biasanya waktu penjemuran dilakukan masyarakat saat masuk musim panas (dengan curah hujan kecil)
5. Setelah kering singkong di potong-potong dan sebelum dimasak di rendam dalam air selama satu malam.
6. Lalu dikukus, biasanya penyajian didampingi dengan kelapa parut yang telah dikukus sebelum nya.
7. Gatet siap dikonsumsi dengan kelapa parut yang telah dikukus sebelum nya dan Gatet siap dikonsumsi Kalian sudah mempelajari bagaimana cara membuat makanan khas Kota Tangerang yang terbuat dari singkong (gatet), pada prosedur yang keempat dijelaskan bahwa Singkong harus dijemur selama 1-2 bulan dan hal ini lah Yang mampu membuat senyawa HCN yang terdapat didalam singkong berkurang, namun terkadang juga terjadi kesalahan dalam membuatnya sehingga malah membuat singkong bertambah pahit. Hubungan proses pembuatan gatet dengan pembelajaran kimia ada dihalaman berikutnya.
Setiap senyawa memiliki titik didih dan titik beku yang berbeda. Titik didih dan titik beku suatu senyawa dipengaruhi oleh jenis zat penyusunnya, suatu senyawa nonvolatil memiliki tekanan uap yang lebih rendah dibandingkan senyawa volatil sehingga dibutuhkan energy yang lebih tinggi untuk mendidihkan senyawa nonvolatil dan hal ini menyebabkan senyawa nonvolatil memiliki titik didih yang lebih tinggi dibanding dengan pelarutnya yang salah satu contoh dari senyawa pelarut adalah air dengan titik didih 1000 C.
Asam sianida termasuk kedalam senyawa volatil, hal ini menunjukan bahwa HCN memiliki titik didih kurang dari 1000 C
Pada beberapa macam sayuran proses perebusan dapat menghilangkan HCN hampir 100%. Pada umbiumbian proses perebusan dapat menghilangkan sianida 60-90%. Namun cara-cara tersebut hanya mengurangi HCN karena glucosida yang merupakan bahan dasar pembentuk HCN memiliki titik didih sebesar
Buka buku pokok kimia SMA kelas XII pada materi sifat
koligatif
untuk titik didih
Suryani dan wesniati dalam Aifindah (2013) mengatakan bahwa pada umumnya sianida pada tumbuhan dapat dihilangkan dengan perebusan dan perendaman sebab sifat fisiknya mudah larut dalam air dan mempunyai titik didih 290C.Dengan titik didih sebesar itu, maka melalui proses penjemuran HCN dapat hilang, namun dengan presentase yang kecil. Karena bisa saja pada proses pemnjemuran terjadi kesalahan mekanis sehingga malah dapat meningkatkan kadar HCN didalam singkong
S4
Makanan olahan dari singkong
Pada halaman sebelumnya telah disajikan berbagai macam makanan olahan dari singkong. Mulai dari gatet, misro, combro, timus dan lainnya. tapi tahukan kah kalian bahwa air perasan singkong jika didiamkan selama semalam bisa menjadi tepung tapioca??? Hal ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Kota Tangerang ketika membuat misro atau combro, mereka tidak langsung menggunakan semua singkong yang telah diparut mennjadi bahan baku makanan yang berisi gula atau oncom tersebut, mereka akan memeras parutan singkong tersebut dahulu, dan air sisa perasaanya mereka simpan selama semalam. Penjelasan masyarakat: Bagaimana bisa air bekas perasan singkong dapat berubah menjadi tepung ????
Tentu saja bisa, hal ini dikarenakan jenis campuran dari partikel penyusun zat tersebut. Dalam ilmu kimia, kita mengenal tiga macam jenis campuran yaitu suspensi, koloid, dan larutan
―Dalam membuat misro atau combro, singkong diparut terlebih dahulu. Lalu parutan singkong tersebut diperas agar combro dan misro yang dihasilkan tidak terasa pahit dan memiliki rasa yang enak. Air sisa perasan tidak kami buang karena air tersebut bisa kami jadikan tepung tapioca jika kami diamkan selama satu malam dan besok nya kami pisahkan antara air dan tepungnya lalu tepung yang basah tersebut kami jemur . Biasanya kami menggunakan tepung tersebut untuk membuat makanan lainnya”
Buka
buku
pokok
kimia SMA kelas XI pada materi Koloid
Jenis campuran yang terdapat pada air perasan singkong parut bahan untuk membuat combro dan misro adalah suspensi. Dalam suatu suspensi komponennya terdiri dari partikel besar (paling sedikit satu komponen) yang saling tersebar dengan komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan partikel tersuspensi (dalam hal ini tepung tapioca) dapat dilihat oleh mata telanjang.
Setiap partikel tersuspensi memiliki kecepatan tersendiri untuk mengendap. Kecepatan tersebut dipengaruhi oleh besar kecilnya partikel tersebut. Contohnya adalah partikel pasir akan lebih cepat mengendap jika dibandingkan dengan partikel lumpur yang membutuhkan waktu lama untuk mengendap. Proses pengendapan suatu partikel dipengaruhi oleh gaya gravitasi, sehingga jika didiamkan maka partikel tersebut akan mudah dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi
Gambar 7 alat sentrifuga
Lalu kenapa harus didiamkan selama satu malam dahulu baru bisa diambil tepungnya???
Dalam laboratorium, tidak semua partikel suspensi dapat dengan mudah mengendap atau dipisahkan dari pensuspersinya. Ada beberapa senyawa yang harus diberikan perlakuan khusus untuk mendapat kan endapanya. Dapat dengan cara menyaring yaitu dengan mengalirkannya kedalam kertas sharing (proses Penyaringan) dan menggunakan alat bantu sentrifuga.
Jika kita kaitkan sifat suspensi dengan sifat koligatif larutan seperti titik didih dan titik beku, maka sifat suspensi hanya memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap sifat koligatif campuran tersebut. Hal ini dikarenakan partikel yang tersuspensi terlalu besar dan jumlahnya terlalu kecil dibandingkan dengan molekul air dalam campuran untuk dapat mempengaruhi sifat-sifat ini. Cara kerja alat sentrifuga: Campuran yang ingin dipisahkan dengan endapannya dimasukan kedalam tabung reaksi kemudian di masukan ke dalam alat sentrifuga yang mampu memuat beberapa tabung reaksi yang masing-masing berisi bermacam campuran berbeda. Dalam suatu sentrifuga, campuran diputar dengan kecepatan tinggi dan gaya sentrifugalnya mempunyai kekuatan gaya tarik buatan yang besar yang mendorong endapan kedasar bawah
Tahukah kalian bahwa singk o n g d a p at di b u at berbagai macam tepung???????
Diantaranya adalah tepung tapioca dan tepung cassava yang nantinya dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan yang memiliki kaitan dengan kimia
Tepung Tapioka Seperti yang dituliskan pada halaman sebelumnya bahwa masyarakat Kota Tangerang sering menggunakan bahan hasil dari sisa perasan singkong yang telah diparut, proses pembuatannya juga tidak lah sulit
Pembuatan Tepung Tapioka Untuk alat dan bahan bisa kalian dapatkan didapur, karena alat yang digunakan tidaklah sulit ditemukan
1.
parut singkong hingga halus, lalu tambahkan air dan aduk-aduk hingga patinya keluar
2.
Peras dan saring campuran singkong parut dengan menggunakan kain sarung, lakukan hingga semua campuran habis.
3.
Biarkan atau endapkan larutan hasil saringan selama semalam. Lalu buang air yang ada diatasnya, tiriskan
Tepung Cassava Dalam pembuatan tepung cassava juga tidak sulit, hanya membutpung tersebutuhkan kesabaran dalam pembuatannya. Pembuatan Tepung Cassava Untuk alat dan bahan bisa kalian dapatkan didapur, karena alat yang digunakan tidaklah sulit ditemukan 1. Cuci bersih singkong lalu potong tipis-tipis
4.
Jemur endapan dibawah sinar matahari hingga kering
2. Jemur singkong dibawah sinar matahari selama 2-3 hari
5.
Giling atau tumbuk pati hingga halus, lalu ayak.
3. Angkat singkong dari penjemuran lu diayak 4. Tumbuk atau giling singkong lalu diayak 5. Sishkan tepung yang telah ngga seua, lalu tumbuk lagi butiran tepung yang belum halus 6. Lakukan terus hingga tepung habis
Brownis Panggang Kasava
Kue lapis Coklat Kasava Bahan
150 gram tepung kasava
200
ml
santan
Bahan
kental,
masak sebentar dan dingin kan
100 gram Kasava
300 gram gula pasir
200 gram gula pasir
5 butir telur
200 gram mentega
2 sdm coklat bubuk
250 gram coklat masak, potongpotong
Cara membuat
50 gram coklat bubuk
Tuang gula pasir kedalam telur, lalu kocok
6 butir telur
menggunakan mikser berkecepatan tinggi hingga mengembang
1 sdt soda kue
Tambahkan santan kental, aduk pelan, kemudian tambahkan tepung kasava, aduk rata
Cara membuat
Bagi adonan
Tuang adonan kedalam Loyang berukuran 20x20x5cm yang sudah diolesi mentega dan dilapisi kertas roti
Panggang adonan didalam oven bersuhu 1800 C selama 30 menit, angkat
Setelah itu, tuang adonan cokelat di atasnya. Kukus hingga matang, lakukan bergantian hingga adonan habis. Kukus kembali kue lapis selama 10 menit. Angkat, dinginkan lalu potongpotong.
Tuang tepung kasava, coklat bubuk, dan soda kue kedalam telur kocok sambil diayak. Masukan campuran mentega dan coklat masak, aduk sampai rata.
Letakan Loyang berukuran 20x20x5 cm yang telah diolesi mentega kedalam dandang yang telah dipanaskan, lalu tuang 100ml adonan putih (tanpa coklat bubuk) kedalam loyanng hingga matang
Panaskan mentega hingga meleleh, lalu masukan potongan coklat dan gula meleleh. Angkat dan dinginkan sebentar
menjadi dua bagian, tam-
bahkan coklat Bubuk kedalam nya
Kenapa makanan yang disajikan berbentuk bolu???? Apa hubungannya dengan pembelajaran kimia???
sistem ini terjadi akibat dari peristiwa fermentasi yang dilakukan oleh ragi atau mikroba. Pada sistem buih padat, fase terdispersinya adalah gas dan medium pendispersinya adalah zat padat. Pada peristiwa fermentasi terjadi pelepasan gas CO2 dan gas inilah yang menjadi fase terdispersi. Sedangkan mediumnya berasal dari pembentukan lapisan tipis zat pembuih protein gluten yang mengelilingi gelembung gelembung karbon dioksida sehingga mampu membentuk buih padat.
Tentu saja kedua makanan diatas memiliki hubungan dengan pembelajaran kimia. Pada pembuatan makanan diatas terjadi sistem buih padat.
Buka buku pokok kimia SMA kelas XI pada materi Koloid
―Katakanlah, Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman‖ (QS. Yunus, ayat 101).
chemistry Kota Tangerang
Pematangan Buah Pematangan buah memiliki arti yang sama dengan pemeraman. Pemeraman merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mempercepat proses pematangan buah dengan cara menyimpan buah yang telah dipetik dan belum masak pada ruangan yang relative tertutup. Di Indonesia terdapat beberapa metode pemeraman.
Pematangan buah secara buatan Cara masyarakat Kota Tangerang mematangkan buah Proses pematangan secara karbit Proses pematangan secara pengemposan
Pada masyarakat Kota Tangerang di kenal dengan dua metode pemeraman yaitu dengan metode pengemposan dan pemberian karbit pada buah. Metode pemeraman hanya bisa digunakan untuk buah kelompok klimakterik atau buah yang mengalami pemercepatan respirasi (katabolisme) seusai dipetik. Usaha ini akan meningkatkan kadar etilena di sekitar buah (karena buah berada pada ruang tertutup) sehingga mempercepat proses pematangan
Pendidikan nyata akhirnya harus terbatas pada orang-orang yang bekerja keras. Sisanya adalah hanya menggiring domba
P 1 Kebutuhan akan pisang 1. Nasi 2. Sayur-mayur
Masih ingatkah kalian dengan ragam makanan yang ada di samping???
3. Lauk pauk 4. Buah-buahan 5. susu
Salah satu contoh dari no 4 adalah pisang Perhatikan tabel dibawah ini
Kebutuhan akan buah pisang terus meningkat sehingga membuat para petani buah ini harus berusaha memenuhi permintaan pasar. Pengolahan makanan yang terbuat dari pisang saat ini mulai digemari. Mulai dari olahan makanan pisang mentah menjadi kripik pisang bahkan ada yang mengkonsumsi pisang mentah dengan cara direbus atau dikukus saja. Sedangkan pemanafaatan buah pisang matang selain langsung dimakan adalah dengan dibuat berbagai macam makanan seperti kolak, pisang goreng dan aneka olahan lainnya.
Tabel 1. Deskripsi Pematangan Buah bedasarkan warna
P 2 Pematangan Buah Pematangan buah dengan karbit
Tahukah kalian bahwa buah pisang atau buah lainnya dapat dil kukan proses pematangan secara buatan
Para petani atau masyarakat umum biasanya memiliki cara khusus untuk mematangkan pisang. Hal ini dilakukan agar buah pisang dapat laku dipasar an. Masyarakat Kota Tangerang memiliki kebiasaan untuk mematangkan pisang. Diantaranya adalah penggunan karbit dan metode pengemposan. Kedua cara ini diyakini efektif untuk mematangkan buah terutama pisang.
Batu karbit sebanyak 0,05% dari berat buah pisang,
Dibungkus dengan kertas koran dan dipercikkan air.
Karbit kemudian diletakkan pada bagian bawah kemasan, kemudian diletakkan buah pisang dan ditutup rapat. Kondisi demikian dibiarkan selama 36 jam dalam ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.
Setelah waktu stimulasi tercapai, buah dikeluarkan dan diatur pada rak-rak untuk memberi kesempatan matang sempurna
Pematangan buah dengan pengemposan
Kenapa masyarakat menggunakan 2 metode tersebut dalam mematangkan buah????
Pengemposan dilakukan di dalam tanah.
Mula-mula digali lubang yang besarnya disesuaikan dengan jumlah tandan pisang yang akan diempos. Untuk 100 tandan pisang lubang yang diperlukan (2x3x3) m.
Lubang diberi tutup papan dan ditimbun dengan tanah, disisakan untuk tempat masuknya pisang. Apa keuntungan dan kelemahan
Pada ujung lubang diberi bumbung bambu untuk dari kedua metode tersebut??? memasukkan asap. Cara memasukkan asap adalah dengan cara membakar daun kelapa (daun kering lainnya), kemudian asapnya dimasukkan ke dalam bumbung dengan cara dikipasi Metode awal yang
Pengasapan dilakukan 2x setiap 12 jam sekali.
Setelah pengasapan, buah dibiarkan di dalam lubang selama 24 jam.
Setelah 24 jam, buah diangkat dari dalam lubang, diangin-anginkan kemudian dibungkus daun pisang kering dan siap diangkut ke daerah pemasarannya
digunakan oleh masyarakat Kota Tangerang adalah pengemposan, namun dengan kemajuan jaman muncul lah metode pengkarbitan buah dengan menggunakan kalsium karbida atau sering disebut dengan karbit.
Alasan mengenai kenapa masyarakat berpindah dari metode pengemposan dengan metode karbit adalah karena metode pengemposan lebih rumit dan memakan waktu yang cukup lama dalam penerapannya, sedangkan karbit hanya dengan memberikan karbit kedalam timbunan buah lalu membiarkannya. Tapi masih ada beberapa masyarakat yang tetap mempertahankan metode pengemposan dalam mematangkan buah.
Namun metode pengemposan memiliki kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki metode pengkarbitan. Buah yang dihasilkan dari metode pengemposan memiliki kulit lebih bagus (tanpa b er ca k) di ba ndi n gkan dengan buah yang dimatangkan dengan metode pengkarbitan, hal ini dikarenakan pada metode pengkarbitan buah akan terkontak dengan karbit, sedangkan pada metode pengemposan tidak, selain itu pada buah yang dikarbit akan lebih cepat membusuk.
Gambar 8 .Proses pemeraman buah
Lalu apa hubungan kedua metode dalam pematangan buah tersebut dengan kimia????
Gambar 9 struktur rantai etuna (kiri) dan pergerakan partikel didalam suatu zat (kanan)
Perhatikan gam bar di atas
Dua gambar yang berada disebelah kanan merupakan gambar pergerakan partikel, dimana gambar yang berada disebelah kiri merupakan gambaran partikel dalam keadaan lambat, sedangkan disebelah kanan pergerakan partikel yang lebih cepat
Gambar yang satu ini pasti sudah tidak asing bagi kalian yang sedang duduk di kelas XI dan XII IPA SMA, karena gambar tersebut merupakan struktur etuna yang merupakan salah satu bagian dari golongan alkuna
Kedua gambar diatas memiliki hubungan yang erat dengan kedua metode pematangan buatan buah.
P 3 Proses Pematangan Buah (Pengemposan) Pergerakan partikel yang berubah saat suhu ditambah
Lalu apakah terdapat hubungan antara panas dengan pemata ngan
Gambar diatas merupakan gambar molekul yang terdapat disuatu zat. Harus kalian ketahui bahwa setiap molekul memiliki kemampuan untuk bergerak, hanya saja pergerakan antara molekul dalam satu zat dengan zat lainnya memiliki perbedaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan pergerakan partikel adalah suhu.
buah???? Diantara kedua metode pemeraman buah di atas, yang menggunakan konsep suhu adalah metode pengemposan, karena pada metode tersebut menggunakan sumber panas yang berasal dari pengasapan
Membicarakan mengenai suhu tentunya ada hubungannya dengan panas. Panas merupakan energi kinetik dari molekulmolekul. Suatu zat panas molekulnya memiliki energy kinetik yang lebih besar (pergerakan molekulnya lebih cepat) dibandingkan dengan molekul dalam suatu zat dingin. Besarnya energi kinetik ini menyebabkan kompleks teraktivasi lebih cepat terbentuk karena energi aktivasi lebih cepat terlampaui. Dengan demikian reaksi suatu senyawa dapat lebih cepat terjadi.
Buka buku pokok kimia SMA kelas XI pada materi Laju dan Orde Reaksi
Tentunya terdapat hubungan antara panas dengan pematangan buah. Terdapat berbagai hormon didalam tumbuhan, salah satu hormon tersebut adalah etilen. Etilen berbeda dengan hormon tumbuhan lainnya. Etilen berwujud gas yang berdifusi kedalam tumbuhan melalui ruangan udara diantara sel . Etilen memiliki berbagai macam fungsi salah satunya adalah pematangan buah.
Cara kerja etilen dalam mematangkan buah adalah melakukan perombakan pada dinding sel sehingga buah menjadi lunak. Lalu menurunkan kandungan klorofil pada kulit buah sehingga menyebabkan buah kehilangan warna hijaunya (penuaan)
Asap yang dihasilkan dari sekam (proses pengemposan) mampu menyebabkan peningkatan suhu. Peningkatan suhu ini akan mempengaruhi metabolisme pisang yang meningkat akibat kenaikan suhu. Aktifitas etilen dalam pematangan buah akan meningkat seiring peningkatan suhu sampai suhu optimal.
Asetilen (C2H2) adalah gas yang tidak berwarna, mudah terbakar, dengan bau mirip bawang putih. Asetilen adalah gas sintetis yang diproduksi dari reaksi Kalsium Karbid dengan air, dan disimpan dalam silinder yang berisi cairan Aseton. Asetilen banyak digunakan untuk pemotongan besi, pengelasan dan juga untuk mempercepat matangnya buah-buahan.
P4
Proses Pematangan Buah (PengKarbitan)
Tentu saja saat ini kalian sudah dapat memprediksi gambar diatas berkaitan dengan metode pengeraman pada buah selain pengemposan yaitu metode penggunaan karbit.
Memangnya ada hubungan antara karbit
dengan etuna????
Tentu saja ada. Karbit atau sering disebut senyawa kalsium karbida memiliki rumus kimia CaC2. dimana dalam proses Persamaan reaksi yang terjadi pada proses pengkarbitan , kalsium karbida dipercikan air, dengan adanya pengkarbitan percikan air tersebut kalsium karbida mengalami reaksi kimia yang menghasilkan asetilena dan kalsium hidroksida Ca(OH)2 . Dimana asetilena yang dihasilkan dari karbit tersebut Berdasarkan persamaan reaksi, kita dapat akan menggantikan etilena yang mengetahui bahwa produk yang dihasilkan ada- terdapat didalam tumbuhan. lah asetilen dan kalsium hibrida.
Asetilena memiliki rumus kimia C2H2 atau bisa juga disebut dengan etuna. 1 gram CaC2 menghasilkan 349ml asetilen yang akan digunakan dalam system pemasakan yaitu dengan mengganti etilen yang dihasilkan oleh buah-buahan secara langsung. Zat asetilen dalam kondisi banyak dapat menyebabkan proses pematangan jauh lebih cepat
Buka buku pokok kimia SMA kelas XI pada materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi
Menurut dosen Teknologi Pascapanen Hultikultura, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Dr. Ir. Bambang Admadi Harsojuwono, dalam kadar sama proses pematangan zat etilen lebih cepat dibanding proses buatan atau asetilen atau pengarbitan. Hanya saja kadar asetilen dapat diatur dan ditingkatkan sesuai keinginan, sehingga proses pematangan dengan asetilen bisa jauh lebih cepat dari pada dengan menggunakan etilen secara murni.
―Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda tanda keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan‖ (QS. Al Baqarah (2) : 164)
chemistry Kota Tangerang
Pereda Panas Daun dewa merupakan salah satu tanaman yang memiliki peranan khusus dalam pengobatan. Tanaman ini tergolong kedalam tumbuhan semak yang tumbuh subur pada ketinggian 0-1000 meter diatas laut. Daunnya memiliki sistem tunggal, bertangkai pendek berbentuk bundar telur ujung lancip. Pada kedua permukaan daunnya berambut putih. Warna permukaan daun dibagian atas hijau tua, sedangkan dibawahnya berwarna hijau muda. Mengenal daun dewa Beberapa senyawa yang terdapat didalam daun dewa Proses terjadinya demam pada manusia Flavonoid beperan dalam proses pengobatan demam
Demam merupakan salah satu penyakit yang dapat disebabkan oleh virus, hal ini menyebabkan sang penderita tidak dapat beraktifitas seperti biasanya. Pada umumnya penderita demam dianjurkan untuk mengkonsumsi parasetamol, namun tahukah kalian bahwa ada cara tradisional dengan menggunakan daun yang ada di Indonesia
Pendidikan bukan persiapan untuk hidup, pendidikan adalah kehidupan itu sendiri (John Dewey)
D1
Daun dewa dan Senyawanya
Gambar 10 Pembudidayaan tanaman daun dewa (kiri) dan daun dewa (kanan)
Daun dewa memiliki nama latin Gynura segetum (lour.) Merr. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa daun nya memiliki warna yang berbeda pada bagian atas dan bawah dengan bulu-bulu halus pada permukaannya. Bertangkai daun sangat pendek. Dan batangnya berambut halus, lunak dan berwarna ungu kehijau-hijauan. Tinggi batangnya hanya 10-25 cm. Bunganya muncul di ujung batang. Sebelum mekar bunganya mirip kancing, dan berbentuk seperti kumpulan benang sari berwarna kuning cerahsetelah mekar-
Daun dewa memiliki manfaat yang sangat banyak, diantaranya adalah sebagai tanaman obat yang mampu mengobati berbagai macam penyakit, mulai dari panas (demam) sampai dengan pengobatan
Tanaman ini mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya adalah saponin, flavonoid, minyak atsiri, dan koagulan
Apakah senyawa kimia tersebut Yang menyebabkan daun dewa Memiliki banyak manfaat??? Ya, benar sekali, karena terdapat Beberapa senyawa kimia tersebutlah menyebabkan daun dewa Memiliki banyak manfaat, Perhatikan penjelasan dibawah ini
Saponin berfungsi sebagai antibakteri, antivirus, kekebalan tubuh, peningkat vitalitas, mengurangi Gambar 11. sstruktur saponin kadar gula dan penggumpalan Minyak atsiri berfungsi sebagai minyak gosok alami, menstabilkan sistem saraf, meredakan asam lambung, mempertahankan gerakan normal, meningkatkan fungsi normalitas. Gambar 12. minyak atsiri
Gambar 13. proses koagulasi
Koagulan dapat berfungsi sebagai penjernih air
Flavonoid berfungsi sebagai antiperitik (pereda panas), analgetik, antiinflamasi , melancarkan peredaran darah, mengurangi kolesterGambar 14.struktur flavonoid ol, mengurangi penyakit jantung, anti oksidan, mengurangi rasa sa-
D 2 Demam Pernahkah kalian mengalami hal yang sama dengan anak yang ada pada gambar disamping??? Kenapa hal tersebut bisa terjadi pada manusia terutama kalian yang pernah mengalaminya???
Suhu tubuh adalah cerminan dari keseimbangan antara produksi dan pelepasan panas, keseimbangan ini diatur oleh pengatur suhu (termostat) yang terdapat di otak (hipotalamus). Pada orang normal termostat diatur pada suhu 36,50C—37,20 C.
Jenis kelamin menentukan suhu tubuh manusia, misalnya siklus menstruasi dapat meningkatkan suhu tubuh ±10 C. \ Usia, misalnya variasi suhu harian pada anak usia 6 tahun mencapai 20 C perhari), waktu, aktivitas fisik, emosi yang kuat, makan, pakaian tebal, medikasi dan suhu lingkungan juga mempengaruhi suhu tubuh seseorang
Pada umumnya suhu tubuh antara individu yang satu dengan yang lainnya berbeda. Perbedaa ini dipengaruhi oleh usia, gender dan lainnya
Demam yang berarti temperatur tubuh di atas batas normal, dapat disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahanbahan toksik yang mempengaruhi
D 3 Daun Dewa Menurunkan Panas Pada umumnya, masyarakat memiliki cara tersendiri untuk mememcahkan masalah baik dalam lingkup sosial, lingkungan bahkan kesehatan. Membahas lebih mendalam mengenai cara masyarakat mengatasi penyakit yang ada dan beredar di lingkungannya, mereka memiliki cara tersendiri untuk mengatasi dan mengobati sanak saudara (family) bahkan kerabat mereka dalam menngatasi sakit tanpa menggunakan obat sintetik. Seperti halnya masyarakat Kota Tangerang yang memiliki kebiasaan untuk mengatasi demam (panas) dengan menggunakan daun dewa. Masyarakat Kota Tangerang memiliki cara tersendiri dan juga mudah untuk mengatasi demam pada anak dengan menggunakan daun dewa, dibawah ini disajikan cara penggunaan daun dewa yang dipercaya memiliki kemampuan untuk menurunkan panas
Langkah-langkah menggunakan daun dewa sebagai pereda panas 1. petik beberapa lembar daun dewa yang memiliki kenampakan bagus 2. Ambir satu gelas air matang serta alat penyaring 3. Masukan lembaran daun dewa yang telah dicuci dengan air mengalir kedalam air matang yang sudah disiapkan sebelumnya. 4. Bejak daun dewa tersebut hingga warna minuman berubah menjadi berwarna hujau 5. Saring air tersebut dan masukan kedalam gelas yang lain 6. Minuman sari dewa siap dikonsumsi
Hem,,,, Kira-kira masayarakat Kota Tangerang bisa menjelaskan secara ilmiah tidak ya Mengenai daun dewa mampu Menurunkan panas???
Daun dewa mampu menurunkan panas seseorang bukan hanya karena sifat nya yang mampu memberikan rasa sejuk pada peminumnya, melainkan karena salah satu senyawa yang terdapat didalam tumbuhan tersebut yang mampu menjadi penghambat dari proses panas didalam tubuh. Apakah senyawa tersebut??? Bisakah kalian menebaknya??? Coba lihat kembali pejelasan mengenai senyawa-senyawa yang terdapat didalam daun dewa
Pada umumnya masyarakat Kota Tangerang beranggapan bahwa daun dewa memiliki sifat yang bisa menyejukan orang yang mengkonsumsinya, sehingga ketika seseorang demam dan ia meminum air sari daun dewa, maka panas yang diderita oleh peminumnya akan diminimalisir oleh air sari daun dewa tersebut
Flavonoid Merupakan seny a w a y a n g menjadi penyebab daun dewa mampu menurunkan
Pada dasarnya demam disebabkan oleh suatu senyawa pirogen, terdapat dua senyawa pirogen, yaitu pirogen endogen (berasal dari makrofag atau senyawa sel lainnya) dan pirogen eksogen (berasal dari eksternal). Kemudian senyawa senyawa tersebut menghasilkan sitokin pirogen yang dialirkan oleh darah dari tempat terjadinya peradangan menuju ke sistem saraf pusat. Setelah dihasilkan sitokin pirogen, akan dihasilkan asam arakhidonat yang selanjutnya dengan bantuan enzim lipooksigenase dan siklooksigenase menghasilkan senyawa prostaglandin.
Prostaglandin merupakan salah satu hormone didalam tubuh yang memiliki peranan sangat penting sebagai penyebab demam.
Dengan sifat dari flavonoid inilah, maka senyawa flavonoid dapar diartikan sebagai senyawa yang mampu berperan sebagai inhibitor
Buka buku pokok kimia SMA kelas XI pada materi laju dan orde reaksi
Lalu peranan senyawa flavonoid dalam demam adalah menghambat enzim liopooksigenase dan siklooksigenase yang dapat menimbulkan pengaruh lebih luas karena reaksi lipooksigenase merupakan langkah pertama pada jalur yang menuju ke hormon eikosanoid seperti prostaglandin dan tromboksan.
Dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu (79), dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku (80), dan yang akan mematikanku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali) (81), (QS Ash– Shu’ara’: 79-81)
Microsoft Kota Tangerang
Pelunak Daging Daging sapi merupakan bahan makanan yang cukup terkenal di Indonesia, banyak terdapat olahan makanan yang berbahankan daging sapi, diantaranya adalah rendang, dendeng dan lainnya. Setiap orang memiliki rahasia tersendiri dalam mengolah bahan makanan tersebut, begitu juga dengan masyarakat Kota Tangerang Kandungan yang terdapat didalam nanas Cara masyarakat Kota Tangerang memasak daging Senyawa didalam nanas yang mampu melunakan daging Cara kerja Enzim Bromelin
memiliki cara tersendiri dalam mengolah bahan makanan tersebut. Mungkin cara ini bukan hanya terdapat di Kota Tangerang, namun suatu hal yang sangat menarik jika kita mempelajari dan mencermatinya secara ilmiah mengenai kebiasaan masyarakat Kota Tangerang tersebut dalam mengelolah dagin sebagai bahan membuat makanannya.
Pendidikan adalah senjata yang sangat mematikan, karena dengan pendidikan kamu bisa mengubah dunia (Nelson Mandela)
Look!!! Perhatikanlah Menurut kalian, cara manakah yang efektif untuk membuat daging sapi yang kalian konsumsi lunak dan tidak keras???
Ketiga gambar diatas merupakan cara dalam memasak daging. Yang pertama merupakan pemasakan dengan api yang besar, kedua pemotongan daging kecilkecil, dan yang tearkhir penggunaan daun papaya dan nanas (dari kiri ke kanan). Menurut kalian, manakah dari ketiga cara tersebut yang memiliki keefktifan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lainnya??? Buka buku pokok kimia SMA kelas XI pada materi Laju dan Orde Reaksi
N 1 Keluarkan Pendapat Kalian Hem,,,,, Kira-kira yang mana ya??
No Pilihan
Menurut kalian, cara mana yang akan kalian pilih? Bayangkan kalian telah memilih jawaban dan meletakan alasan-alasan mengenai pilihan kalian pada kotak yang ada disamping, kemudian samakan persepsi atau pendapat yang kalian miliki dengan jawaban pada halaman berikut nya
alasan ________________________ ________________________ ________________________
Keyword: Sebelum kalian memutuskan pilihan kalian, ada baiknya jika kalian membuka kembali buku paket kimia kalian kelas XI IPA pada materi laju reaksi. Lalu pahami faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
No Pilihan Semua benar
alasan :
Ketiga cara tersebut mampu membuat empuk daging karena merupakan faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Hanya saja masyarakat Kota Tangeang memiliki cara diantara ketiga cara diatas yang menurut mereka lebih efektif dibandingkan yang lain
Masayarakat Kota Tangerang berpendapat bahwa memasak daging dengan menambakan nanas atau daun pepaya, akan membuat daging lebih empuk dibandingkan dengan cara yang lainnya. Walaupun mereka tidak mengetahui penjelasan ilmiahnya, namun mereka masih mempertahankan cara tersebut
Api contoh dari pengaruh suhu, dipotong kecilkecil contoh luas permukaan, lalu penggunaan nanas dan daun papaya masuk faktor apa???
N2
Senyawa Kimia dalam Buah Nanas Nanas merupakan salah satu buah tropis yang sudah tidak asing lagi di Indonesia. Buah nanas mengandung 99% air serta kalium, kalsium, iodium, sulfur dan klor. Selain itu buah ini juga kaya akan vitamin B12, biotin, vitamin E, asam serta enzim bromelin
Biotin metabolisme energi, pertumbuhan rambut, pertumbuhan kuku, menurunkan berat badan, mengatur kadar gula darah, organ seksual pria, sel-sel darah dan sumsum tulang
Vitamin B12 membantu dalam pembentukan sel darah merah dalam tubuh manusia.
Vitamin E salah satu antioksidan yang penting dalam pencegahan kanker & penyakit kardiovaskular
Enzim Bromelin
Gambar 15. struktur Biotin
Berkhasiat antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan selkanker, menghambat agregasi platelet, dan mempunyai aktivitas fibrinolitik
N 3 Proses Pelunakan
Buka buku pokok kimia SMA kelas XI pada materi Laju dan Orde Reaksi (katalis)
Perhatikan kembali Enzim Bromelin Berkhasiat antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan selkanker, menghambat agregasi platelet, dan mempunyai aktivitas fibrinolitik
KATALIS
Zat yang dapat mempercepat Laju reaksi dengan cara menurunkan energy aktivasi sehingga kompleks teraktivasi lebih mudah terbentuk
Enzim merupakan unit protein fungsional yang berperan sebagai katalisator, dimana fungsi dari enzim adalah sebagai katalis yang dapat mempercepat metabolism sel atau reaksi-reaksi lain. Selain memiliki fungsi seperti yang tertera pada kolom diatas, fungsi enzim bromelin adalah memecah protein. Enzim termasuk kedalam biokatalis, dimana pengertian dari biokatalis itu sendiri adalah katalis yang mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam makhluk hidup.
Apakah daging tidak dapat secara alami lunak ketika dimasak? Lalu Bagaimana penjelasan ilmiah dari enzim bromelin yang mampu melunakan daging???.
Komponen dasar penyusun daging adalah jaringan ikat dan otot. Pada jaringan ikat terdapat kolagen (protein jaringan ikat) yang sangat berperan penting dalam memnentukan keempukan daging. Bertambahnya usia sapi, maka akan mempengaruhi pertambahan kolagen, sehingga pada sapi tua memiliki daging yang liat/tidak empuk karena memiliki kolagen yang lebih banyak dibandingkan sapi muda
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gunawan mahassiwa IPB memperoleh kesimpulan bahwa nanas muda memiliki enzim bromelin lebih banyak dibandingkan nanas tua, karena keberadaan enzi m di pengaruhi oleh pH (keasaman)
Pada dasarnya proses pelunakan daging dapat terjadi secara alami tanpa memerlukan enzim, proses tersebut adalah proses pelayuan. Namun proses ini memerlukan waktu yang cukup lama dan tidak semua jenis daging dapat mencapai keempukan yang dinginkan, sehingga dibutuhkan suatu enzim yang dapat mempercepat proses pelunakanan daging/
Enzim bromelin merupakan contoh dari enzim proteolitik yang dapat memebuat jaringan ikat pada sapi dan mendegradasi protein yang terdapat pada jaringan ikat, sehingga daging yang sebelum proses pemasakaannya direndam didala mair nanas
“Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan pengangkut beban dan ada (pula) yang untuk disembelih. Makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al An’am: 142)
chemistry Kota Tangerang
Penyebab Flatus (Buang gas)
Flatus adalah gas atau udara yang terdapat didalam saluran pencernaan yang dikeluarkan lewar anus. Gas dapat ditemukan dilambung, usus kecil, maupun di usus besar. Gas yang terdapat didalam lambung akan dikeluarkan lewat sendawa. Jumlah gas yang masuk atau dibentuk di usus besar setiap harinya memiliki rata-rata 7 sampai 10 liter. Sedangkan jumlah rata-rata gas yang dikeluarkan biasanya hanya sekitar 0,6 liter. Sisanya diabsorbsi melalui mukosa usus.
Sejarah penyebaran ubi jalar Senyawa yang terkandung didalam ubi jalar Fenomena ubi jalar menyebabkan flatus Penjelasan masyarakat mengenai flatus Penjelasan ilmiah mengenai flatus
Ubi jalar merupakan salah satu tanaman yang menjadi potensi daerah Kota Tangerang. Keberadaannya dipasar tradisional juga tidak terlalu sulit, masyarakat bisa mengkonsumsi ubi jalar ini sesuai dengan keinginan. Hanya saja terdapat mitos yang mengatakan bahwa memakan ubi jalar dapat menyebabkan seseorang membuang gas (flatus) Benarkah demikian???
Pendidikan adalah hiasan dalam kemakmuran dan tempat perlindungan dalam kesulitan (Aristotle)
F1
Sejarah Ubi Jalar Masuk Ke Indonesia
Memakan ubi jalar bisa membuat orang buang gas??? Mitos atau fakta???
Banyak orang yang beranggapan bahwa memakan ubi jalar dapat menyebabkan orang membuang gas lebih dari pada biasanya, oleh karena itu banyak orang yang berusaha untuk menjauhi umbi yang satu ini. Tapi tahukan kalian bahwa ubi jalar mengandung banyak zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita?
Ubi jalar merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah. Bangsa Spanyol yang membawa tanaman ini ke Filipina dan Maluku. Namun, bangsa Portugis juga ikut andil mengenalkan ubi jalar ke Indonesia. Ubi jalar merupakan tanaman herba yang tumbuh menjalar didalam tanah dan menghasilkan umbi. Tanaman dapat ditanam ditanah yang kurang subur, asalkan tanahnya diolah hingga gembur.
Gambar 16 Perkebunan dan Pemanenan Ubi Jalar
Selain jagung dan beras, ubi jalar juga merupakan sumber kalori karena didalamnya terdapat karbohidrat. Karbohidrat yang terdapat didalam ubi jalar termasuk kedalam golongan Low Glycemix Index (LGI 54) yang jika dikonsumsi tidak akan menaikan kadar gula darah sangat drastic, Sehingga baik bagi penderita diabetes Selain mengandung bohidrat, ubi jalar mengandung serat
karjuga
F2
Macam-Macam Ubi Jalar Kalian pasti sudah tahu kalau ubi jalar memiliki beberapa perbedaan warna diantara nya adalah...
Seperti yang terdapat pada gambar diatas, ada beberapa macam ubi jalar mulai dari ubi jalar putih, ungu, oranye, dan kuning. Keempat ubi Jalar tersebut memiliki. Daging ubi jalar putih dan ungu memiliki daging yang lebih padat dan kering, sedangkan ubi jalar oranye dan kuning lebih lunak dan mengandung kadar air tinggi. Semakin pekat warna ubi jalar, semakin tinggi kadar betakarotennya. Ubi jalar putih memiliki kadar betakaroten sebesar 260 mg/100 gram, ubi jalar kuning memiliki betakaroten sebesar 2900 mg/100 gram. Umbi jalar oranye memiliki betakaroten sebesar 9900 mg/100 gram. Sedangkan umbi jalar ungu tidak memiliki betakaroten namun memiliki kadar antosiani yang lebih tinggi bandingkan ubii jalar yang lain. Antosianin berufungsi sebagai antioksidan pencegah kanker. Sedangkan betaberfungsi sebagai provitamin A didalam tubuh manusia.
Gambar 17.Antosianin
Manusia membutuhkan makan untuk tetap bisa bertahan hidup, bukan hanya sekedar makan, tapi juga membutuhkan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Telah kita ketahui seblumnya bahwa ubi jalar mengandung beberapa zat yang dibutuhkan oleh tubuh, bahkan dihalaman sebelumnya juga dikatakan bahwa karbohidrat yang terdapat didalam ubi jalar merupakan karbohidrat yang bertipe Low glicemyx Index. Namun sebagian masyarakat mengira bahwa memakan ubi jalar bisa menyebabkan seseorang buang gas (flatus) lebih sering dibandingkan biasanya Benarkah demikian?????? Sebelum memasuki penjelasan mengenai kebenaran atau tidaknya pendapat diatas Coba kalian pilih salah satu kotak dibawah ini dengan cara memberi tanda √ pada kolom yang sesuai dengan pendapat kalian, serta alasan pada kolom bagian bawahnya
Mitos
Fakta
alasan
alasan
————————————— ————————————— ————————————— ————————————— —————————————
—————————————— —————————————— —————————————— —————————————— ——————————————
Untuk mendapatkan jawabannya, perhatikan lah penjelasan ilmiah mengenai fenomena ubi jalar dalam pembentukan flatus
Next
F3
Ubi Jalar,Flatus?
Karbohidrat dan serat inilah yang akan membantu kalian mengetahui apakah fenomena yang ada dimasyarakat benar atau tidak
Buka
buku
pokok
kimia SMA kelas XII pada nateri Biomolekul
Kalian masih ingat kan kalau ubi jalar mengandung karbohidrat dan serat?
Karbohidrat merupakan bahan bakar utama tubuh dan otak kita. Memakan banyak karbohidrat akan menjamin tersedianya glikogen (bentuk penyimpanan karbohidrat) dalam otot dan hati, meningkatkan kinerja, dan memperlambat kecapekan. Kebanyakan senyawa ini ada dalam bentuk CnH2nOn Karbohidrat ditemukan melimpah dalam alam dan merupakan komponen penting bagi makhluk hidup
Ubi jalar mengandung beberapa jenis gula oligosakarida seperti stakiosa, rafinosa, dan verbaskosa
Macammaca m karbohidrat
monosakarida
Di, Tri, Tetra sakarida oligosakarida
polisakarida
Oligosakarida merupakan sakaridasakarida yang mengandung 2 sampai 10 monosakarida. Salah satu contoh dari oligosakarida adalah rafinosa yang terdapat di ubi jalar. Selain ditemukan di ubi jalar, rafinosa juga ditemukan dalam biji dan kacang-kacangan, rafinosa tersusun atas 3 unit monosakarida, yakni galaktosa, glukosa, dan fruktosa. Seperti yang telah kita pelajari, bahwa bagian dari tubuh kita yang Tabel 2. Komposisi Kimia Ubi Jalar memiliki fungsi menyerap sari makanan adaJumlah Komponen lah usus halus, namun Kalori (kal) 123 lain halnya dengan stakiosa, rafinosa, dan Protein (g) 1.8 verbaskosa yang merupaLemak (g) 0.7 ka senyawa oligosakariKarbohidrat (g) 27.9 da pada ubi jalar, mereka tidak dapat dicerna dan Kalsium (mg) 30 diserap di usus halus, Fosfor (mg) 49 tetapi mereka dicerna Besi (mg) 0.7 dan mengalami fermentasi oleh bakteri didalam Vitamin A (SI) 60-7700 usus besar, dan hal inilah Vitamin C (mg) 22 yang menyebabkan terAir (g) 68.5 bentuknya gas didalam usus besar, atau sering Jadi sekarang kalian sudah tahukan bahwa ubi disebut dengan flatus jalar bisa menyebabkan flatus, mitos atau fak- (buang gas) ta……...
F 4 Tepung Ubi Jalar Tentu bisa Ubi jalar dibuat tepung, memang bisa???
Untuk produk-produk yang berkarakteristik adonan pendek seperti beberapa makanan tradisional, tepung ubi jalar dapat dialokasikan 100%. Warna-warni dari ubi jalar dapat digunakan sebagai pewarna makanan alami yang pastinya alami dan sehat
Tepung Ubi Jalar Bahan : 10 kg ubi jalar segar, cuci bersih dan kupas Cara membuat:
potong-potong tipis ubi jalar
Keringkan dibawah sinar matahari selama 2 hari atau menggunakan oven pada suhu 600C selama 6-8 jam
Giling umbi yang sudah kering
Ayak tepung, dan jika masih terdapat yang
Tepung ubi jalar ini bisa dibuat beberapa olahan makanan yang cara pembuatannya tidak cukup sulit, untuk resep olahannya bisa kaian lihat dihalaman selanjutnya.
Roti Manis Ubi Jalar Bahan : 400 gram tepung terigu cakra, 100 gram tepung ubi jalar putih, 100 gram gula pasir, 2 butir telur, 11 gram ragi instan , 25 gram susu bubuk, 7.5 gram bread improven baker’s bonus, 7.5 gram garam, 100 gram margarin, 250ml air es, selai nanas. Cara membuat: 1. campur tepung terigu, tepung ubi jalar, susu bubuk, gula pasir, ragi instan, dan bread impover, aduk rata 2. Tambahkan air, kuning teur, garam, dan margarin, lalu aduk adonan hingga kalis. Diamkan adonan selama 10 menit atau hingga mengebang. 3. Kempiskan adonan , ambil dan timbang seberat 50 gram,. Diamkan lagi selama 10 menit hingga mengembang 4. Olesi permukaan roti dengan campuran susu dan telur, lalu masak didalam oven bersuhu 1800 C selama 30 menit atau hingga matang, angkat dan olesi permukaannya dengan mentega agar lebih mengkilap dan menarik
Bakpao Bahan A: 50 gram tepung terigu, 75 gram tepung ubi jalar, 125 gram ubi jalar kukus (haluskan), 1 sdm ragi instan, 150 ml susu Bahan B: 250 gram tepung terigu, 50 gram tepung ubi jalar, 75 gram ubi jalar khusus (haluskan), 1 sdm baking powder, 150 ml susu, 30 gram mentega putih Cara membuat: 1. campur semua bahan A lalu adukdan uleni dengan tangan selama 10 menit hingga kalis 2. Tutup adonan dengan serbet basah dan diamkan selama 30 menit hingga mengembang 3. Masukan bahan B kedalam adonan A, uleni kembali selama 5 menit hingga kalisi 4. Bagi adonan menjadi beberapa bagian, masing-masing sekitar 35 gram 5. Tipiskan adonan, lalu isi dengan selai kacang ijo (sesuai selera). Bentuk bulat, lalu ku kus selama 15 menit 6. Angkat dan sajikan
Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beranekaragam rasanya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al An’am 141)
chemistry Kota Tangerang
Asinan Rogtog
Terdapat banyak makanan yang menjadi ciri khas dari sebuah kota, termasuk Kota Tangerang yang memiliki banyak makanan yang rasanya cukup memanjakan lidah dengan harga yang cukup terjangkau. Salah satu makanan yang menjadi maskot Kota Tangerang adalah asinan rogtog. Bukan hanya Kota Bogor yang memiliki asinan sayur maupun buah.
Asinan Rogtog Beberapa Senyawa Asam Senyawa kimia dalam asinan sayuran Proses Kimia yang Terjadi pada Asinan buah
Asinan rogtog ini memiliki rasa yang cukup mampu membuat para penikmatnya merasa segar karena kesegaran yang didapat didalamnya. Dengan resep turun-temurun, makanan ini mampu bersaing dengan makanan-makanan modern lainnya. Kesegaran yang didapat dari makanan ini menggunakan senyawa kimia yang baik jika masuk kedalam tubuh manusia
Pengawetan Makanan Menggunakan Senyawa Aasam
Pendidikan adalah tiket masa depan, hari esok dimiliki oleh orang-orang yang mempersiapka dirinya sejak hari ini (Malcolm X)
A1
Mengenal Asinan Rogtog
Gambar disamping merupakan foto seorang pengusaha muda yang mengembangkan makanan tradisional betawi yaitu asinan rogtog. Namanya adalah Vian, pengusaha asinan sayur dan buah yang menjadi pewaris kedua usaha asinan dari orang tuanya. Ia menjalankan usaha ini bersama dengan kakak perempuannya. Usaha asinan ini berawal dari penjualan menggunakan grobag yang pertama Gambar 18. Pengusaha asinan rogtog kali dijajakan pada tahun 1975 dengan resep yang dibuat secara khusus oleh ibunya, dan saat ini, asinan tersebut tidak lagi dibawa berkeliling menjajaki wilayah Kota Tangerang, melainkan dalam sebuah ruko yang berada di Jl K.H Asyari, Rogtog Kota Tangerang. Nama ruko nya adalah Asinan Hj. Sofie, nama ini diambil dari sang pemilik awal yaitu ibu dari Vian.
Didalam ruko tersebut dijual dua macam asinan, yaitu asinan sayur dan asinan buah. Terdapat perbedaan antara asinan sayur bogor dan asinan sayur betawi, asinan bogor memiliki kuah yang berwarna merah dan encer. Sedangkan asinan sayur betawi memiliki kuah yang dikombinasikan dengan kacang goreng sehingga asinan sayur betawi memiliki kuah yang lebih kental. Sedangkan untuk asinan buah, baik yang berasal dari betawi dan bogor tidak memiliki perbedaan yang signifikan .
Dalam proses pembuatannya sang pemilik membuka peluang kerja bagi tetanganya terlebih di bulan puasa dimana omset penjualan dan permintaan asinan sayur dan buah bertambah beberapa kali lipat. Sehingga tak jarang pada bulan tersebut sang pemilik membuka peluang kerja. Dalam sehari penjualan asinan buah dan sayuran sebanyak 300 bungkus
Gambar 19. Proses pembutan asinan
Usaha asinan ini sudah beberapa kali masuk kedalam beberapa koran , salah satunya adalah Koran kompas dan statelit news. Selain itu juga usaha ini telah menjadi tempat penelitian beberapa mahasiswa, diantaranya adalah mahasiswa binus yang membuat film dokumenter mengenai proses pembuatan sampai penjualan asin ini
Gambar 20. Asinan sayur dan asinan buah
A 2 Asam Lemah dalam Asinan Perhatikan gambar disamping, cuka merupakan salah satu bahan dalam pembuatan asinan, tahukah kalian cuka termasuk kedalam asam lemah atau asam kuat?????
Gambar 21. Asam cuka salah satu bahan dalam mememembuat asinan
Harus kalian ingat bahwa kimia merupakan bagian dari kehidupan kita, kita memulai kehidupan dengan zat kimia SMA kelas XI kimia, pasta gigi yang ada dikamar mandi kalian adapada nateri Asam lah kimia, baju yang kalian gunakan mengandung zat Basa kimia, bahkan susu dan roti yang kalian makan dipagi hari juga mengandung zat kimia. Jadi tidak ada salahnya jika kalian mengenal lebih dalam salah satu bahan kimia yang sering kalian jumpa entah itu saat makan bakso atau asinan. Buka
buku
pokok
Asam Asetat dalam Cuka Makan Kalian pasti tidak asing lagi dengan cuka makan. Cuka makan merupakan salah satu senyawa kimia yang mampu memberikan rasa dan aroma asam pada makanan. Komposisi utama dari cuka makan adalah asam asetat glasial yang kadarrnya sekitar 5% . Dan jika kalian masuk kedalam laboratorium, kalian akan melihat Asam Asetat glasial, apa itu asam asetat glasial???
Asam asetat glasial ada didalam laboratorium??? Yang aromanya mirip dengan cuka makan kan? Tapi lebih menyengat! Ya betul sekali, asam asetat glasial Memiliki aroma yang sama dengan cuka makan Namun lebih menyengat, persamaan aroma Tersebut diakrenakan cuka makan mengandung 5% asam asetat, tapi itu hanya dalam kadar 5% ya Karena jika didalam cuka makan terdapat asam asetat glasial melebihi kadar yang MSDS seharusnya, Akan menimbulkan efek yang tidak baik Singkatan dari bagi tubuh Material Safety Jadi lebih baik sekarang kita mempelajari MSDS dari Data Sheet. Yang Asam asetat glasial berisi informasi data keamanan MSDS Asam Asetat Glasial bahan Memiliki nama lain Acetic Acid Glasil dengan rumus kimia CH3COOH. Berbahaya jika terkena kulit, mata , terteKadar asam asetat didalam cuka makan sebanyak 5% cukup aman untuk dikonsumsi. Jadi teruskan makan bakso menggunakan cuka, tapi tetap jangan berlebihan.
lan, terhirup. Jika terkena gas tersebut dapat mengakibatkan kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Jika terkena mata segera siram dengan air bersih,jika terkena kulit, segera basuh kulit dengan air sedikitnya selama 15 menit, jika terhirup, segera cari tempat yang mengandung udara bersih. Dan setelah mendapatkan pertolongan pertama segera hubungi pihak medis.
Api dan Ledakan Mudah terbakar menghasilkan CO dan
Bereaksi dengan logam untuk menghasilkan gas hidrogen yang mudah
Tindakan Terhadap Tumpahan dan Kebocoran
terbakar.
Tumpahan Kecil : Encerkan dengan air dan mengepel, atau menyerap dengan bahan inert dan tempat kering dalam wadah pembuangan limbah yang baik.
CO2.
Uap asam asetat memung-
kinkan membentuk ledakan campuran dengan udara. Reaksi antara asam asetat dan bahan-bahan berikut berpotensi ledakan: 5-azidotetrazole, pentafluoride brom, kromium trioksida, hidrogen peroksida, kalium permanganat, natrium peroksida, dan triklorida phorphorus
Penanganan dan Penyimpanan
Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api, Simpan wadah di tempat yang sejuk dan berventilasi cukup. Simpan wadah tertutup rapat dan disegel sampai siap untuk digunakan. Hindari semua sumber-sumber pengapian (percikan atau api).Dalam penggunaannya gunakan alat pernapasan yang sesuai.
Tumpahan Besar: Jauhkan dari sumber api. Hentikan kebocoran jika tanpa risiko. Jika produk dalam bentuk padat: Gunakan sekop untuk menaruh materi ke dalam wadah pembuangan limbah. Jika produk dalam bentuk cair: Menyerap dengan bumi KERING atau pasir.
Mari bereksperimen…..
A 3 Asinan Buah nan Segar Asinan buah yang segar dan mampu mengembalikan semangat bagi para penikmatnya ini terbuat dari berbagai macam buah-buahan, yaitu manga, nanas, kedongdong, bangkuang, pepaya, dan salak. Buahbuah tersebut mampu membuat rasa asinan buah memiliki rasa yang asam, pedas, dan manis. Masyarakat memiliki cara tersendiri dalam mengkonsumsi asinan buah ini
Asinan buah dapat dimakan langsung setelah proses pembuatan, namun sang pemilik usaha ini mengatakan bahwa rasa asinan buah akan jauh lebih enak dan segar jika asinan tersebut didiamkan terlebih dahulu selama beberapa jam dan dimasukan kedalam lemari pendingin. Hal ini dimaksudkan agar rasa yang terdapat didalamnya bukan hanya rasa yang berasal dari air kuah buatannya melainkan juga dari buah-buah yang terdapat didalamnya.
Untuk mengetahui penjelasan ilmiah dari keyakinan masyarakat mengenai cara memakan asinan buah, kalian bisa mempelajarinya lebih dalam pada halaman berikutnya Next Page
Gambar 22. Peristiwa Osmosis
Buka
buku
pokok
kimia SMA kelas XII pada
materi
koligatif larutan
sifat
Perhatikan gambar 22 disamping, gambar tersebut mengilustrasikan peristiwa yang terjadi didalam asinan buah. Peristiwa tersebut melibatkan cairan yang ada didalam buah dengan air kuah dari asinan buah itu sendiri. Peristiwa tersebut dipengaruhi oleh kepekatan yang dimiliki oleh masing-masing cairan tersebut, dimana akan terjadi perpindahan dari cairan yang encer ke cairan yang lebih pekat melewati membrane semipermiabel, peristiwa perpindahan ini disebut dengan osmosis.
Pada asinan buah, cairan yang encer adalah cairan (air) yang berasal dari buah sedangan kuah dari asinan buah tersebut lebih pekat, sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa air yang ada didalam buah pindah ke cairan yang lebih pekat (kuah asinan) sehingga menyebabkan asinan yang didiamkan selama beberapa menit memiliki cita rasa yang segar. Selain itu juga bukan suatu hal yang mustahil jika cairan yang terdapat di luar (pekat) masuk kedalam buah? sehingga membuat buah yang terdapat didalam asinan memiliki rasa yang sangat segar
Glosarium Senyawa Prekusor merupakan senyawa dapat mengalami perubahan untuk menghasilkan senyawa baru dan biasanya membutuhkan bantuan senyawa lain pada kondisi tertentu. Enzim merupakan Bioethanol adalah Senyawa Volatil Senyawa Nonvolatil Partikel Terdispersi Pendispersi Molekul Inhibitor
Kota Tangerang dalam Kimia
Buku Suplemen Kimia berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang Untuk SMA
By: Annisah Aynun Najid Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyan dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang Untuk SMA
Judul
: Kota Tangerang dalam Kimia
Penulis
: Annisah Aynun Najid
NIM
: 1110016200004
Keterangan
: Pogram Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun
: 2014
Pembimbing
: Burhanudin Milama, M.pd Dewi Murniati, M.Si
Penilai
: ___________________ ___________________
Ukuran Buku
: A4
Buku ini ditulis dan dirancang oleh penulis Dengan menggunakan Microsoft publisher 2007 Dan Adobe Photoshop CS3
Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku yang berjudul “Kota Tangerang dalam Kimia” ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang atas ijin Allah SWT membimbing umat manusia menuju masa yang kaya akan ilmu pengetahuan seperti saat ini dari masa yang gelap gulita, Buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal Kota Tangerang ini disusun dan dikembangkan dalam rangka penelitian dan penyusunan tugas akhir kuliah yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang”. Buku ini berisi beberapa potensi daerah Kota Tangerang serta kebiasaan masyarakat Kota Tangerang dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dijelaskan dan disajikan konten kimia yang terdapat didalamnya, Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Burhanudin Milama, M.Pd dan Ibu Dewi Murniati, M.Si selaku dosen pembimbing serta Bapak Adi Riyadhi, M.Si dan Ibu Evi Sapinatul B, M.Pd selaku validator yang telah membimbing saya dalam menyusun buku ini. Serta bapak Tonih Feronika, M.Pd dan Bu Nanda Saridewi, M.Si yang telah membantu saya menyempurnakan buku ini Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada kedua orang tua saya yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan, Fajar Nugroho yang telah membantu saya mendesain cover buku ini serta semua pihak yang telah membantu proses pembuatan buku ini, mulai dari yang berkontribusi dalam memotivasi, memberikan saran serta proses percetakan. Saya menyadari bahwa buku ini masih memiliki beberapa kekurangan jika ditinjau dari segi bahasa, sistematika penulisan serta kelengkapan materinya, sehingga dengan demikian saya mengharapkan partisipasi pembaca dalam memberikan kritk dan sarannya untuk perbaikan buku ini. Terlepas dari semua kekurangan buku ini, saya berharap buku ini dapat menambah ilmu dan wawasan kepada pembaca terkait bidang ilmu kimia
Tangerang, 7 Februari 2015 Penulis
Panduan untuk Pembaca
Cakupan materi pembelajaran pada buku ini disajikan sistematis, komunikatif, dan integratif. Di setiap awal bab dilengkapi gambar pembuka pelajaran, bertujuan memberikan gambaran materi pembelajaran yang akan dibahas, dan mengajarkan konsep berpikir kontekstual dan logis sekaligus merangsang cara berpikir lebih dalam. Selain itu, didalam buku ini juga terdapat dua tokoh yang akan membantu anda membaca setiap materi agar lebih mudah dan menarik. Buku ini juga dilengkap dengan foto serta reaksi-reaksi kimia yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Buku yang berjudul “Kota Tangerang dalam kimia” ini terdiri dari enam materi pembelajaran yang memiliki hubungan yang erat dengan Kota Tangerang serta penjelasan secara kimia nya. Ke enam materi tersebut adalah singkong, pematang buah, pereda panas, pelunak daging, penyebab flatus, dan asinan rogtog. Untuk lebih jelasnya perhatikan petunjuk pembaca berikut:
1. Judul bab, disesuaikan dengan tema materi dalam 1
2. Lembar pembuka bab, disajikan untuk mengetahui contoh manfaat dari materi yang akan dipelajari
3
3. Advance Organize, disajikan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dari materi yang akan dipelajari dan mengarahkan anda pada materi dalam setiap bab
2
4 4
bab
2
3
4. Kompetensi Dasar,disajikan agar siswa memahami hasil yang akan dia dapat dalam materi pembelajaran, dalam buku ini, KD tidak disajikan secara penuh, hanya beberapa bagian saja dengan ketentuan kalimat yang berwarna putih merupakan KD yang terdapat di dalam buku. 5. Percakapan. Dikeluarkan oleh dua tokoh yang terdapat didalam buku agar pembaca tidak merasa bosan dan memiliki petunjuk dalam membaca
6. Tokoh 1, penari banten sebagai salah satu identitas Kota Tangerang karena Kota Tangerang berada di provinsi Banten
6
5
7
7. Wacana atau materi, menjelaskan lebih dalam mengenai materi yang terdapat didalam buku
8
8. Tokoh 2, animasi salah satu saintis Albert Einsten 9. Kotak pengarah, disajikan dengan tujuan agar pembaca dapat mengaitkan materi yang terdapat di buku suplemen ini deng buku kimianya disekolah. 10. Kotak Glosarium, disajikan agar pembaca dapat dengan mudah menemukan arti dari istilah-istilah yang belum mereka ketahui sehingga mereka tidak perlu membuka glosarium 11. Kata-kata mutiara, disajikan untuk menambah motivasi siswa dalam menuntut ilmu
10 9
11
12. Sub bab materi, disajikan untuk membatasi sub-sub yang terdapat didalam buku 12
13
14
15
13. Kotak ungu, disajikan untuk menjelaskan hal-hal yang masih dan sangat berkaitan dengan masyarakat Kota Tangerang 14. Line pembatas, menandakan bahwa bagian dibawahnya berisi info, setiap memiliki warna yang berbeda bergangtung sub bab nya
line
15. Gambar pendukung, disajikan untuk memberikan ilustrasi mengenai materi yang terdapat didalam buku 16. line kuning, disajikan untuk menjelaskan kompetensi kearifan lokal yang terdapat di dalam buku
16
Daftar Isi
Kata Pengantar iii Panduan untuk Pembaca iv
Singkong Sejarah dan Kandungan dalam Singkong
2
Cara Senyawa HCN Terbentuk
4
Cara Masyarakat Kota Tangerang Menghilangkan Senyawa HCN di dalam Singkong
5
Makanan Olahan dari Singkong
6
Ubi Jalar Macam-macam Ubi Jalar
15
Anggapan Masyarakat Mengenai Ubi Jalar
16
Mengolah Ubi Jalar
18
Mematangkan Buah Buah Familiar di Kota Tangerang
20
Mematangkan Buah dengan Cepat
21
Penjelasan Ilmiah mengenai Pematangan
23
Meredakan Panas Daun Dewa dan Senyawanya
31
Daun Dewa Menurunkan Panas
32
Asinan Nerogtog Mengenal Asinan Nerogt og
35
Asam Lemah dalam Asinan
36
Asinan Buah Nan Segar
37
Microsoft Kota Tangerang
Singkong
Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/atau pH larutan
4.15
Singkong merupakan salah satu potensi daerah Kota Tangerang yang dapat dengan mudah di jumpai dan ditanam. Di Indonesia Singkong Memiliki berbagai macam nama di antaranya adalah ketela, ketela pohon, ubi kayu, dan lain-lain,sedangkan di Kota Tangerang dikenal dengan nama singkong.
Mengajukan ide/ gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid
Sumber:http://evoucher.co.id/blog/2014/06/ini-dia-khasiat-umbi-singkong-untuk-kesehatan.html
Dalam bab ini kita akan mempelajari lebih dalam mengenai singkong, terutama mengenai senyawa kimia singkong yang menjadi penyebab dari rasa pahit yang terdapat di dalam singkong, selain itu kalian juga akan mempelajari bagaimana senyawa tersebut terbentuk serta bagaimana cara meminimalisir nya. Kalian juga dapat mempelajari proses pembuatan makanan tradisional maupun modern berbahan dasar singkong serta pembuatan tepung cassava
S1
Sejarah dan Kandungan dalam Singkong
Sejarah dan perkembangan singkong Singkong pertama kali dikenal di Amerika Selatan, kemudian dikembangkan di Brazil dari Paruguay. Singkong ditanam secara komersil di Indonesia pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar 1810, setelah sebelumnya di perkenalkan orang Portugis pada abad ke -16. Singkong merupakan tanaman tahunan tropika dan subtropika yang umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok karena kandungan karbohidratnya yang tinggi dan daunnya dapat dijadikan sayuran. Sumber gambar :http://www.ipabionline.com/2012/04/amerika-latin-bersatu-dukungargentina.html
Kandungan dalam Singkong Singkong mengandung: Kalori, air, phospat, karbohidrat, kalsium, vitamin C dan B1, protein, besi, lemak.
Perkebunan Singkong Salah satu perkebunan yang menanam singkong di Kecamatan Karang Tengah, umumnya masyrakat Kota Tangerang menanam singkong berdampingan dengan tanaman lainnya, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan yang mereka miliki.
Singkong merupakan tanaman yang mampu tumbuh di berbagai daerah yang ada di Indonesia. Singkong juga dikenal sebagai makanan yang mengandung karbohidrat tinggi setelah padi dan jagung serta merupakan penghasil kalori lebih besar dibandingkan dengan tanaman lainnya. Singkong merupakan bahan pangan yang sudah sejak lama dikonsumsi oleh masyrakat Indonesia Sumber gambar : http://ulysitompul.blogspot.com/2011/09/karbohidrat.html
Sumber gambar : dokumen pribadi
2
Pegang pena dan ukirlah setiap kejadian dalam hidup. Sebab ia adalah bagian dari sejarah yang berharga
Apa yang kalian rasakan ketika kalian memakan singkong?
Tentu saja singkong tidak memiliki rasa
Asam Sianida (HCN) tidak begitu saja terdapat di dalam tanaman, untuk membentuk HCN, suatu tanaman haruslah memiliki senyawa prekusor yaitu linamarin dan metil linamarin, biasanya senyawa tersebut terdapat didalam umbi-umbian. Asam Sianida dapat pula disebut dengan Hidrogen Sianida. Hidrogen Sianida bersifat volatil, mudah menguap dan mudah terbakar. Senyawa ini tak berwarna atau berwarna hijau pucat pada suhu kamar Sumber gambar: http://bisnisukm.com/lestarikankembali-pangan-lokal-indonesia.html/umbiumbian-2
HCN Tidak semua singkong memiliki rasa tawar atau manis. Terdapat beberapa singkong yang memiliki rasa pahit. Rasa pahit tersebut berasal dari senyawa asam lemah yaitu asam sianida (HCN).
Buka buku pokok kimia SMA kelas XI pada materi asam basa
Pada umumnya dan salah satu cara yang sangat mudah untuk mendeteksi adanya senyawa tersebut adalah dengan cara mencicipinya, karena asam sianida akan terasa pahit jika masuk ke dalam mulut kalian
Tanaman yang mengandung HCN HCN tidak hanya terdapat di dalam singkong, HCN juga terdapat pada beberapa tanaman lainnya. Contohnya adalah wortel, lobak, dan bawang lengkio. Namun dalam jumlah yang sedikit sehingga aman untuk dikonsumsi. Sumber: Uji kualitatif sianida pada wortel,lobak, salak, dan bawang lengkio, jurnal praktikum kimia anorganik II UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sumber gambar : http://fineartamerica.com/featured/hydrogen-cyanide-molecule-lagunadesign.html
Pendidikan nyata akhirnya harus terbatas pada orang-orang yang bekerja keras. Sisanya adalah hanya menggiring domba
3
Asam Sianida Beracun
Efek yang ditimbulkan dari HCN
Singkong yang memiliki rasa pahit lebih tinggi menandakan bahwa singkong tersebut mengandung asam sianida yang lebih banyak dibandingkan dengan singkong yang rasanya tidak pahit. Selain menyebabkan rasa pahit, HCN juga merupakan senyawa yang sangat beracun jika masuk ke dalam tubuh.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa HCN sangatlah beracun jika masuk ke dalam tubuh manusia, namun kalian jangan takut, karena manusia memiliki sistem kekebalan tubuh sendiri yang telah diciptakan Allah untuk mengubah HCN menjadi tiosianat dan beriakatan dengan vitamin B 12 sehingga tidak berefek buruk bagi tubuh, namun jika kalian mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak HCN akan terdapat beberapa efek yang merugikan bagi tubuh kalian yaitu timbulnya rasa pedih dimata karena iritasi dan kesulitan bernafas hal ini dikarenakan HCN mengiritasi mukosa saluran pernafasan dan menyebabkan kematian
Sumber gambar: https://jenywidya.wordpress.com/2012/03/19/ racun-sianida-berbahaya/
Cara Senyawa HCN terbentuk
S2 Bagaimana caranya?
2.Lalu ketika pH singkong
HCN tidak begitu saja terdapat di dalam tanaman, terdapat senyawa prekusor berupa linamarin dan metil linamarin yang mampu merubah dirinya menjadi HCN serta produk senyawa lainnya.
1.Prekusor membutuhkan zat atau senyawa lain untuk berubah. Dalam hal ini yang berperan adalah enzim linamarin dan oksigen yang ada di udara. Ketika enzim linamarin dan oksigen bertemu dengan senyawa prekusor (linamarin dan metil linamarin), maka enzim dan oksigen tersebut akan membantu senyawa prekusor berubah menjadi glukosa dan aseton sianohidrin.
4
berada pada kondisi di atas 5, maka secara spontan aseton sianohidrin hasil perubahan linamarin akan berubah menjadi HCN dan aseton. Proses bertemunya enzim, oksigen, dan senyawa prekusor dapat terjadi jika umbi mengalami kerusakan secara mekanis.
Linamarin + O2
Seorang manusia tidak mencapai ketinggian penuh sampai ia dididik
D-Glukosa + Aseton Sianohidrin Enzim linamarin
S3
Cara Masyarakat Kota Tangerang Menghilangkan Senyawa HCN di dalam Singkong
Gatet
Alasan Pembuatan Gatet
Gatet merupakan makanan yang terbuat dari singkong yang dijemur selama beberapa minggu, makanan ini adalah makanan yang biasa dibuat oleh masyarakat Kota Tangerang, selain itu masyarakat daerah pacitan juga mengenal makanan ini dengan nama gatot
Alasan masyarakat kota Tangerang membuat makanan ini adalah untuk mengurangi rasa pahit pada singkong. selain itu singkong yang dibuat gatet akan lebih awet atau tidak mudah membusuk
Penjelasan Ilmiah
1.Setiap senyawa memiliki titik
Apa hubungan dari kebiasaan masyarakat Kota Tangerang diatas dengan HCN?
Tentu ada hubungannya. Kalian masih ingatkan salah satu cara termudah mengindikasikan adanya HCN di dalam tumbuhan? Cara termudah adalah dengan mencicipinya dan jika terasa pahit, maka hal itu menandakan bahwa di dalam singkong terdapat HCN. Dalam proses pembuatan gatet singkong harus dijemur di bawah terik matahari selama beberapa bulan dan hal ini bisa mengurangi kadar HCN
didih dan titik beku yang berbeda. Titik didih dan titik beku suatu senyawa dipengaruhi oleh jenis zat penyusunnya, suatu senyawa nonvolatil memiliki tekanan uap yang lebih rendah dibandingkan senyawa volatil sehingga dibutuhkan energi yang lebih tinggi untuk mendidihkan senyawa nonvolatil. Hal ini menyebabkan senyawa nonvolatil memiliki titik didih yang lebih tinggi dibanding dengan pelarutnya, salah satu contoh dari senyawa pelarut adalah air dengan titik didih
2.HCN termasuk kedalam senyawa volatil, hal ini menunjukan bahwa HCN memiliki titik didih kurang dari 1000C. Suryani dan wesniati dalam Aifindah (2013) mengatakan bahwa pada umumnya sianida pada tumbuhan dapat dihilangkan dengan perebusan dan perendaman sebab sifat fisiknya mudah larut dalam air dan mempunyai titik didih 290C. Titik didih sebesar itu, melalui proses penjemuran HCN dapat hilang, namun dengan presentase yang kecil.
Thinking Competencies Ide saya tentang pendidikan adalah untuk menggoncang pikiran para muda dan mengobarkan kecerdasan mereka
5
Makanan Olahan dari Singkong
S4 1
5
Tepung Tapioka
Misro
2 4
3
Gatet
Tepung Tcassava
Bioethanol 1
Pembuatan Tepung Tapioka
Alat
: Parutan (mesin giling), sendok, kain sarung bersih, baskom
Bahan : Singkong , air
1. Singkong diparut hingga halus, lalu ditambahkan air dan diaduk-aduk hingga patinya keluar 2. Campuran singkong parut diperas dan disaring dengan menggunakan kain sarung, lakukan hingga semua campuran habis. 3. Larutan hasil saringan dibiarkan atau diendapkan selama semalam. Lalu buang air yang ada diatasnya, tiriskan 4. Endapan dijemur di bawah sinar matahari hingga kering 5. Pati ditumbuk atau digulung hingga halus, lalu ayak. Sumber : Murtiningsih dan Suyanti. .Membuat Tepung Umbi dan Variasi Olahannya. Jakarta Selatan :
Agromedia
Pustaka.:2011
6
Percaya diri bukan sekedar dianggap hebat, namun memang sudah hebat sejak lahir. Hanya saja persepsi diri kita yang menghalangi kehebatan kita masing-masing
Proses Pembuatan Gatet
2
1. Singkong dicuci bersih agar tanah atau kotoran tidak menempel 2. Singkong dikupas dan lapisan kulit singkong yang berwarna cokelat dibuang, umbinya sebaiknya direndam dalam air untuk mencegah perubahan warna.
3. Lalu Singkong ditiriskan 4. Jemur singkong dibawah terik matahari selama 1-2 bulan bergantung dengan jenis singkong hingga singkong berubah warna dan mengering. Biasanya waktu penjemuran dilakukan masyarakat saat masuk musim panas (dengan curah hujan kecil)
5. Setelah kering singkong dipotong-potong dan sebelum dimasak direndam dalam air selama satu malam.
6. Lalu dikukus, biasanya penyajian didampingi dengan kelapa parut yang telah dikukus sebelum nya. 3
4
Pembuatan Tepung Kassava
Alat
: Pisau, wadah (sejenis nampan), alat pengayak, alat peng giling, tumbukan (alat penggiling)
Bahan : Singkong 1. Singkong dicuci bersih lalu dipotong tipis-tipis 2. Singkong dijemur di bawah sinar matahari selama 2-3 hari 3. Singkong diangkat dari penjemuran lalu diayak 4. Singkong ditumbuk atau digiling lalu diayak 5. Tepung yang telah halus dipisahkan , lalu butiran tepung yang belum halus ditumbuk kembali 6. Prosedur kelima dilakukan kembali hingga tepung halus semua Sumber : Murtiningsih dan Suyanti. .Membuat Tepung Umbi dan Variasi Olahannya. Jakarta Selatan: Agromedia Pustaka.:2011
Jika sore tiba, janganlah tunggu waktu pagi, jika pagi tiba, janganlah tunggu waktu sore. Manfaatkan masa sehatmu sebelum tiba masa sakitmu dan manfaatkan masa hidupmu sebelum tiba ajal mu (Ibnu Umar, putra Umar bin Khattab)
7
Berbicara mengenai tepung cassava dan tepung tapioca yang dibuat dari singkong, di bawah ini akan disajikan sebuah resep yang menggunakan tepung cassava
Kue Lapis Coklat Kasava Bahan : 150 gram tepung Kasava 200 ml santan kental, masak sebentar, dinginkan 300 gram gula pasir 5 butir telur 2 sdm coklat bubuk Cara membuat 1. Gula pasir dituangkan ke dalam telur, lalu dikocok menggunakan mikser berkecepatan tinggi hingga mengembang 2. Ditambahkan santal kental, diaduk pelan, kemudian ditambahkan tepung kasava, aduk rata 3. Adonan dibagi menjadi dua bagian. ditambahkan coklat bubuk ke dalam salah satu adonan 4. diletakan Loyang berukuran 20X20X5 cm yang telah diolesi mentega ke dalam dandang yang telah dipanaskan, lalu tuang 100ml adonan putih kedalam Loyang lalu kukus hingga matang 5. Setelah itu adonan cokelat dituang di atasnya kukus hingga matang. Lakukan bergantian hingga adonan habis. Dikukus kembali kue lapis selama 10 menit, angkat diinginkan lau dipotong-potong
8
Jika sore tiba, janganlah tunggu waktu pagi, jika pagi tiba, janganlah tunggu waktu sore. Manfaatkan masa sehatmu sebelum tiba masa sakitmu dan manfaatkan masa hidupmu sebelum tiba ajal mu (Ibnu Umar, putra Umar bin Khattab)
Berbicara mengenai kue, di Kota Tangerang terdapat beberapa indutri perumahan yang memproduksi makanan yang terbuat dari tepung, salah satunya adalah industry roti yang berada di Ciledug
Bang Slamet adalah seorang baker di pabrik lulu bakery, ia sudah menjadi baker di pabrik tersebut selama 5 tahun. Setiap harinya ia bekerja mengontrol pegawai serta kualitas roti yang di produksi Lulu bakery. Satu hal yang dapat kita ambil pelajaran dari Bang Slamet adalah ia tidak pernah belajar membuat roti dari bangku sekolah, hanya bermodalkan ketekunan, kesabaran dan juga ilmu yang ia dapat dari seminar dan belajar dari pengalaman yang ia dapat dari hasil tanya dengan teman-teman dan orang-orang yang sudah ahli dalam membuat roti, akhirnya ia berhasil menjadi seorang baker di sebuah indutri roti rumahan Personal Competencies
Setiap harinya lulu bakery mampu memproduksi 20.000 roti yang didistribusikan oleh para pegawai dengan menggunakan sepeda motor , sepeda dan mobil untuk wilayah yang cukup jauh seperti daerah cimone dan sekitarnya. Pegawai yang bekerja di pabrik ini berkisar 20 orang pegawai yang memiliki tugas yang berbeda.
Bahan Baku Pembuatan Roti Lulu Bakery
1. Tepung terigu 2. Gula 3. Mentega 4. Garam 5. Pengembang
Orang yang reaktif seolah orang yang hanyut tidak berdaya di derasnya sungai, dia bergerak sesuai dengan arahnya aliran sungai
9
Proses Pembuatan Roti
Proses awal pembuatan roti adalah pengadukan semua bahan dengan menggunakan mesin pengaduk
Setelah semua bahan teraduk, adonan yang sudah kalis di bentuk dan dimasukan isian. Proses ini dilakukan secara manual oleh para pegawai.
Roti yang telah terbentuk didiamkan selama 30 menit agar roti bisa mengembang dengan baik, pada proses inilah terjadi peristiwa buih padat yang termasuk kedalam jenis koloid yang kalian pelajari di sekolah’Proses selanjutnya adalah pengovenan roti
Setelah roti matang, proses selanjutnya adalah pengemasan yang dilakukan secara manual oleh para pegawai
10
Yang terpenting bukan masalah apa yang menimpa kita, yang terpenting adalah bagaimana cara menghadapi masalah itu dengan benar
Kenapa disajikan industri roti? Memangnya ada hubungannya dengan kimia?
Tentu saja roti memiliki hubungan dengan pembelajaran kimia. Pada pembuatan makanan diatas terjadi sistem buih padat.
Buka buku pokok kimia SMA kelas XI pada materi Koloid
sistem buih padat terdapat dalam pembelajaran kimia kelas XI pada semester 2 SMA, buih padat termasuk kedalam jenis-jenis koloid.
Sistem ini terjadi akibat dari peristiwa fermentasi yang dilakukan oleh ragi atau mikroba. Pada sistem buih padat, fase terdispersinya adalah gas dan medium pendispersinya adalah zat padat. Pada peristiwa fermentasi terjadi pelepasan gas CO2 dan gas inilah yang menjadi fase terdispersi. Sedangkan mediumnya berasal dari pembentukan lapisan tipis zat pembuih protein gluten yang mengelilingi gelembung-gelembung karbon dioksida sehingga mampu membentuk buih padat.
Orang berpikiran besar, tidak akan terganggu atau terhentikan oleh masalah-masalah kecil
11
5 Masyarakat Kota Tangerang memiliki cara tersendiri dalam mengolah misro atau combro
Penjelasan masyarakat: “Dalam membuat misro atau combro, singkong diparut terlebih dahulu. Lalu parutan singkong tersebut diperas agar combro dan misro yang dihasilkan tidak terasa pahit dan memiliki rasa yang enak. Air sisa perasan tidak kami buang karena air tersebut bisa kami jadikan tepung tapioca jika kami diamkan selama satu malam dan besok nya kami pisahkan antara air dan tepungnya lalu tepung yang basah tersebut kami jemur . Biasanya kami menggunakan tepung tersebut untuk membuat makanan lainnya”. Sumber : Dokumen Pribadi
Bagaimana bisa air bekas perasan singkong dapat diubah menjadi tepung tapioka?
1
Tentu saja bisa, hal ini dikarenakan jenis campuran dari partikel penyusun zat tersebut. Dalam ilmu kimia, kita mengenal tiga macam jenis campuran yaitu suspensi, koloid, dan larutan
Penjelasan Ilmiah
jenis campuran yang terdapat pada air perasan singkong parut bahan untuk membuat combro dan misro adalah suspensi. Dalam suatu suspensi komponennya terdiri dari partikel besar (paling sedikit satu komponen) yang saling tersebar dengan komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan partikel tersuspensi (dalam hal ini tepung tapioca) sehingga dapat dilihat oleh mata telanjang.
Setiap partikel tersuspensi memiliki kecepatan tersendiri untuk mengendap. Kecepatan tersebut dipengaruhi oleh besar kecilnya partikel tersebut, semakin kecil partikel penyusun suatu zat, maka semakin besar juga waktu yang dibutuhkan untuk mengendapkan partikel tersebut. Contohnya adalah partikel pasir akan lebih cepat mengendap jika dibandingkan dengan partikel lumpur yang membutuhkan waktu lama untuk mengendap. Proses pengendapan suatu partikel dipengaruhi oleh gaya gravitasi, sehingga jika didiamkan partikel tersebut akan mudah dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. 2
Buka
buku
pokok
kimia SMA kelas XI pada materi Koloid
Jika kita kaitkan sifat suspensi dengan sifat koligatif larutan seperti tItik didih dan titik beku, maka sifat suspensi hanya memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap sifat koligatif campuran tersebut. Hal ini dikarenakan partikel yang tersuspensi terlalu besar dan jumlahnya terlalu kecil dibandingkan dengan molekul air dalam campuran untuk dapat mempengaruhi sifat-sifat ini.
12
Dia yang membuka pintu sekolah, menutup penjara
Alat Sentrifuga Ada tidak sih alat yang bisa mempercepat proses pengendapan?
Sentrifuga merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengendapkan suatu zat yang memiliki partikel sangat kecil, alat ini mampu mengendapkan partikel tersebut lebih cepat. Dalam sentrifuga, campuran diputar dengan kecepatan tinggi dan gaya sentrifugalnya mempunyai kekuatan gaya tarik buatan yang besar yang mendorong endapan ke dasar wadah Sumber: Brady, Kimia Universitas Asas dan Struktur Sumber gambar :http://www.biologionline.info/2014/02/alat-mikrobiologisentrifuga.html
Walaupun singkong mengandung HCN, bukan berarti kita harus takut mengkonsumsi singkong. Seperti yang telah kita ketahui bahwa singkong dapat menjadi bahan bakar bioethanol selain itu juga dapat digunakan untuk membuat berbagai macam makanan dan tepung. Bukankah ini semua sudah di tuliskan di dalam Al-Qur’an bahwa tidak ada yang tidak berguna diciptakan oleh Allah SWT, dan ini semua adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang seharusnya mampu membuat kita beriman.
“Katakanlah, Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman” (QS. Yunus, ayat 101).
Orang yang reaktif seolah orang yang hanyut tidak berdaya di derasnya sungai, dia bergerak sesuai dengan arahnya aliran sungai
13
Microsoft Kota Tangerang
Ubi Jalar
Kompetensi Dasar 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 4.15
Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid .
3.9
Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan penggolongan makromolekul (polimer, karbohidrat, dan protein )
Ubi jalar merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah. Bangsa Spanyol yang membawa tanaman ini ke Filipina dan Maluku. Namun, bangsa Portugis juga ikut andil mengenalkan ubi jalar ke Indonesia. Ubi jalar merupakan tanaman herba yang tumbuh menjalar didalam tanah dan menghasilkan umbi. Tanaman dapat ditanam ditanah yang kurang subur, asalkan tanahnya diolah hingga gembur.
Dalam bab ini kita akan mempelajari lebih dalam mengenai ubi jalar serta mengungkap sebuah pendapat yang mengatakan bahwa memakan ubi jalar dapat menyebabkan seseorang buang gas dalam frekuensi yang besar berdasarkan penjelasan ilmiah senyawa yang terkandung di dalam ubi jalar tersebut. Kalian juga dapat mempelajari proses pembuatan makanan tradisional maupun modern berbahan dasar ubi jalar.
U1
Macam-Macam Ubi Jalar Seperti yang terdapat pada gambar di samping, terdapat beberapa macam ubi jalar mulai dari ubi jalar putih, ungu, orange, dan kuning. Perbedaan warna pada ubi jalar ini mempengaruhi senyawa kimia yang terdapat di dalam ubi jalar tersebut. Daging ubi jalar putih dan ungu memiliki daging yang lebih padat dan kering, sedangkan ubi jalar orange dan kuning lebih lunak dan mengandung kadar air tinggi.
Semakin pekat warna ubi jalar, semakin tinggi kadar betakarotennya. Ubi jalar putih memiliki kadar betakaroten sebesar 260 mg/100 gram, ubi jalar kuning memiliki betakaroten sebesar 2900 mg/100 gram. Umbi jalar orange memiliki betakaroten sebesar 990 mg/100 gram. Sedangkan umbi jalar ungu tidak memiliki betakaroten namun memiliki kadar antosiani yang lebih tinggi bandingkan ubi jalar yang lain. Sumber gambar:http://jenis2-penyakit.blogspot.com/2014/08/sumber-efek-samping-dan-asupanbetakaroten_26.html
Antosianin berfungsi sebagai antioksidan pencegah kanker. Sedangkan beta berfungsi sebagai provitamin A didalam tubuh manusia.
Selain mengandung betakaroten ubi jalar juga mengandung lutein dan zeaxanathin yang merupakan senyawa aktif yang memiliki peranan penting dalam proses perubahan sel sementara Sumber gambar: http://asrulabdullah.com/inspirasi/perubahan-sel-menjadi-organ-organmukjizat-terbesar-duni/
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnyayang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu (QS.2:45)
15
U2
Anggapan Masyarakat Mengenai Ubi Jalar
Banyak orang yang beranggapan bahwa memakan ubi jalar dapat menyebabkan orang membuang gas lebih dari pada biasanya, oleh karena itu banyak orang yang berusaha untuk menjauhi umbi yang satu ini.
Memakan ubi jalar bisa membuat orang buang gas???
Tapi tahukan kalian bahwa ubi jalar mengandung banyak zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita?
Mitos atau fakta???
Manusia membutuhkan makan untuk tetap bisa bertahan hidup, bukan hanya sekedar makan, tapi juga membutuhkan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Telah kita ketahui sebelumnya bahwa ubi jalar mengandung beberapa zat yang dibutuhkan oleh tubuh, bahkan dihalaman sebelumnya juga dikatakan bahwa karbohidrat yang terdapat didalam ubi jalar merupakan karbohidrat yang bertipe Low glicemyx Index. Namun sebagian masyaraKat mengira bahwa memakan ubi jalar bisa menyebkan seseorang buang gas (flatus) lebih sering dibandingkan biasanya Benarkah demikian? Sebelum memasuki penjelasan mengenai kebenaran atau tidaknya pendapat diatas. Coba kalian pilih salah satu kotak dibawah ini dengan cara memberi tanda √ pada kolom yang sesuai dengan pendapat kalian, serta alasan pada kolom bagian bawahnya
Fakta
Mitos
16
alasan
alasan
—————————————————— —————————————————— —————————————————— ————————————-
———————————————————— ———————————————————— ———————————————————— ——————-
Rasa takut bukanlah untuk dinikmati, tetapi untuk dihadapi
Info: Selain jagung dan beras, ubi jalar juga merupakan sumber kalori karena didalamnya terdapat karbohidrat. Karbohidrat yang terdapat didalam ubi jalar termasuk kedalam golongan Low Glycemix Index (LGI 54) yang jika dikonsumsi tidak akan menaikan kadar gula darah sangat drastic, Sehingga baik bagi penderita diabetesSelain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung serat. Sumber:Murtiningsih dan Suyanti. 2011.Membuat Tepung Umbi dan Variasi Olahannya
Karbohidrat dan serat inilah yang akan membantu kalian mengetahui Macam-macam karbohidrat
apakah fenomena yang ada dimasyarakat benar atau tidak? Karbohidrat merupakan bahan bakar utama tubuh dan otak kita. Memakan banyak karbohidrat akan menjamin tersedianya glikogen
oligosakarida
monosakarida
(bentuk penyimpanan karbohidrat) dalam otot dan hati, meningpolisakarida
katkan kinerja, dan memperlambat kecapekan. Kebanyakan senyawa ini ada dalam bentuk CnH2nOn. Karbohidrat ditemukan melim-
Di, Tri, Tetra sakarida
pah dalam alam dan merupakan komponen penting bagi makhluk hidup. Buka buku pokok kimia SMA kelas XII pada nateri Biomolekul
Ubi jalar mengandung beberapa jenis gula oligosakarida seperti stakiosa, rafinosa, dan verbaskosa Bagian dari tubuh kita yang memiliki fungsi menyerap sari makanan adalah usus halus, namun lain halnya dengan stakiosa, rafinosa, dan verbaskosa yang merupakan senyawa oligosakarida pada ubi jalar, mereka tidak dapat dicerna dan diserap di usus halus, tetapi mereka dicerna dan mengalami fermentasi oleh bakteri di dalam usus besar, dan hal inilah yang menyebabkan terbentuknya gas didalam usus besar, atau sering disebut dengan flatus.
Pendidikan adalah senjata yang sangat mematikan, karena dengan pendidikan kamu bisa mengubah dunia (Nelson Mandela)
17
U3
Komponen
Jumlah
Kalori (kal)
123
Protein (g)
1.8
Lemak (g)
0.7
Karbohidrat (g)
27.9
Kalsium (mg)
30
Fosfor (mg)
49
Besi (mg)
0.7
Vitamin A (SI)
60-7700
Vitamin C (mg)
22
Air (g)
68.5
Perhatikan senyawa yang terdapat di dalam ubi jalar
Mengolah Ubi Jalar Bakpao Bahan A: 50 gram tepung terigu, 75 gram tepung ubi jalar, 125 gram ubi jalar kukus (haluskan), 1 sdm ragi instan, 150 ml susu Bahan B:
Tepung Ubi Jalar
250 gram tepung terigu, 50 gram tepung ubi jalar, 75 gram ubi jalar (haluskan), 1 sdm baking powder, 150 ml susu, 30 gram mentega putih Cara membuat:
Bahan : 10 kg ubi jalar segar, cuci bersih dan kupas Cara membuat:
1. Semua bahan A dicampur lalu diaduk dan diuleni dengan tangan selama 10 menit hingga kalis 2. Adonan ditutup dengan serbet basah dan diamkan selama 30 menit hingga mengembang
Ubi jalar dipotong-potong tipis
Kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari selama 2 hari atau menggunakan oven pada suhu 600C selama 6-8 jam
3. Kemudian bahan B dimasukan kedalam adonan A, diuleni kembali selama 5 menit hingga kalis
Umbi yang sudah kering digiling
Tepung di ayak dan jika masih terdapat yang kasar bisa digiling kembali
5. Adonan ditipiskan, lalu diisi dengan selai kacang ijo (sesuai selera). dibentuk bulat, lalu di kukus selama 15 menit
4. Adonan dibagi menjadi beberapa bagian, masing-masing sekitar 35 gram
6. Bakpao siap untuk disajikan.
Sumber: Murtiningsih dan Suyanti. Membuat Tepung Umbi dan Variasi Olahannya. Jakarta Selatan: Agromedia Pustaka.2011
18
Niat merupakan ukuran dalam menilai benarnya sebuah perbuatan, oleh karena itu, saat niatnya benar, maka perbuatanpun beanr, dan bila niatnya buruk, maka perbuatan pun buruk (Imam An Nawawi)
Microsoft Kota Tangerang
Mematangkan Buah Pemeraman merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mempercepat proses pematanKompetensi Dasar 1.1
Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. (XI)
3.1
Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya (XI)
3.6
Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia. (XI) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan (XI)
3.7
gan buah dengan cara menyimpan buah yang telah dipetik dan belum masak pada ruangan yang relatif tertutup. Di Indonesia terdapat beberapa metode pemeraman.
Masyarakat Kota Tangerang mengenal metode dengan dua metode pemeraman yaitu dengan metode pengemposan dan pemberian karbit pada buah. Metode pemeraman hanya bisa digunakan untuk kelompok buah klimakterik atau buah yang mengalami pemercepatan respirasi (katabolisme) seusai dipetik. Usaha ini akan meningkatkan kadar etilena di sekitar buah (karena buah berada pada ruang tertutup) sehingga mempercepat proses pematangan
M1
Buah Familiar di Kota Tangerang Kebutuhan akan Pisang Kebutuhan akan buah pisang terus meningkat sehingga membuat para petani buah ini harus berusaha memenuhi permintaan pasar. Pengolahan makanan yang terbuat dari pisang saat ini mulai digemari. Mulai dari olahan makanan pisang mentah menjadi kripik pisang bahkan ada yang mengkonsumsi pisang mentah dengan cara direbus atau dikukus saja. Sedangkan pe manfaatan buah pisang matang adalah dengan dibuat berbagai macam makanan seperti kolak, pisang goreng dan aneka olahan lainnya. Kandungan gizi didalam pisang Buah pisang mempunyai kandunga gizi yang baik, antara lain menyediakan energi
Perbedaan warna pada pisang mempengaruhi kematangan pisang, umumnya pisang yang berwarna hijau menandakan bahwa pisang tersebut belum masak dan akan berubah menjadi kuning ketika sudah masak
yang cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan yang lain. Pisang kaya akan mineral seperti kalium, magnesium, besi, fosfor, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin B, B6 dan C serta serotoinin yang aktif sebagai neutransmitter dalam kelancaran fungsi otak. Karbohidrat pada pisang memberikan energi lebih cepat dari nasi dan biscuit, sehingga para atlet banyak mengkonsumsi pisang saat jeda untuk energi
Untuk mencukupi kebutuhan dunia pasar atau dapur rumah tangga, umumnya masyarakat Kota Tangerang menggunakan cara pengemposan atau pengkarbitan buah sehingga diperoleh buah yang masak dalam waktu yang cepat.
Thinking Competencies Vocational Competencies
20
Yang terpenting bukan masalah apa yang menimpa kita, yang terpenting adalah bagaimana cara menghadapi masalah itu dengan benar
M2
Mematangkan Buah dengan Cepat
Gambar di samping merupakan gambar proses pematangan buah pisang. Para petani dan masyarakat umum biasanya memiliki cara khusus untuk mematangkan pisang. Hal ini dilakukan agar buah pisang dapat terjual di pasaran. Masyarakat Kota Tangerang memiliki kebiasaan untuk mematangkan pisang. Di antaranya adalah penggunan karbit dan metode pengemposan. Kedua cara ini memiliki tujuan yang sama yaitu mematangkan buah dalam jangka waktu yang singkat, namun kedua cara ini memiliki perbedaan dalam segi mekanisme. Pada pengkarbitan, buah diberikan senyawa kimia, sedangkan dengan pengemposan, buah dimatangkan dengan cara yang alami Pematangan buah dengan pengemposan
Pematangan buah dengan karbit
Batu karbit sebanyak 0,05% dari berat
Pengemposan dilakukan di dalam tanah.
Mula-mula digali lubang yang besarnya disesuaikan dengan jumlah tandan pisang yang akan diempos. Untuk 100
buah pisang,
dipercikkan air.
Lubang diberi tutup papan dan ditimbun dengan tanah, disisakan untuk tempat masuknya pisang.
Karbit kemudian diletakkan pada bagian bawah kemasan, kemudian diletak-
Pada ujung lubang diberi bumbung bambu untuk memasuk-
kan buah pisang dan ditutup rapat.
kan asap. Cara memasukkan asap adalah dengan cara mem-
Kondisi demikian dibiarkan selama 36
bakar daun kelapa (daun kering lainnya), kemudian asapnya
jam dalam ruangan dengan sirkulasi
dimasukkan ke dalam bumbung dengan cara dikipasi
udara yang baik.
tandan pisang lubang yang diperlukan (2x3x3) m.
Dibungkus dengan kertas koran dan
Setelah waktu stimulasi tercapai, buah dikeluarkan dan diatur pada rak-rak untuk memberi kesempatan matang sempurna.
Pengasapan dilakukan 2x setiap 12 jam sekali. Setelah pengasapan, buah dibiarkan di dalam lubang selama 24 jam. Setelah 24 jam, buah diangkat dari dalam lubang, dianginanginkan kemudian dibungkus daun pisang kering dan siap
Sumber: Prabawati, Sulusi, dkk. Teknologi Pasca Panen, dan Teknik Pengolahan Buah Pisang. Balai Besar Penelitian dan Pengembang PascaPanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008.
diangkut ke daerah pemasarannya Sumber: http://smkn1bdgps34.wordpress.com/2011/10/25/ipa-ilmu-pengetahuan-alam/
Orang berpikiran besar, tidak akan terganggu atau terhentikan oleh masalah-masalah kecil
21
Kira-kira apa saja ya keuntungan dan kerugian dari dua cara pemeraman tersebut?
Metode awal yang digunakan oleh masyarakat Kota Tangerang adalah pengemposan, namun dengan kemajuan jaman muncul lah metode
pengkarbitan
buah
dengan
menggunakan kalsium karbida atau sering disebut dengan karbit.
Mau tau? Silakan baca lebih mendalam
Keuntungan Pengkarbitan Alasan
masyarakat
berpindah
Keuntungan Pengemposan
dari
metode pengemposan ke metode karbit
Metode pengemposan memiliki kelebi-
yaitu metode pengemposan lebih rumit dan
han tersendiri yang tidak dimiliki oleh
memakan waktu yang cukup lama dalam
metode pengkarbitan. Buah yang dihasilkan
penerapannya, sedangkan karbit hanya
dari metode pengemposan memiliki kulit
dengan memberikan karbit kedalam timbu-
lebih bagus (tanpa bercak) dibandingkan
nan buah lalu membiarkannya. Tapi masih
dengan buah yang dimatangkan dengan
ada beberapa masyarakat yang tetap mem-
metode pengkarbitan, hal ini dikarenakan
pertahankan metode pengemposan dalam
pada metode pengkarbitan buah akan terkontak dengan karbit, sedangkan pada metode pengemposan tidak, selain itu pada buah yang dikarbit akan lebih cepat membusuk.
MASSA CURAH
Dalam proses pemeraman buah yang telah dipetik digunakan sebuah massa curah. Di Indonesia terdapat beberapa massa curah. Diantaranya adalah beras, gabah, jerami, daun-daunan dan kertas koran. Pada gambar disamping massa curah yang digunakan adalah kertas Koran. Sumber gambar :http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pemeraman-pisang Sumber wacana: wikipedia
22
Dia yang membuka pintu sekolah, menutup penjara
Merupakan sebuah istilah yang digunakan sebagai media dalam proses pemeraman
Lalu apa hubungan kedua metode pematangan buah tersebut dengan kimia?
M3
Penjelasan Ilmiah mengenai Pematangan 1
1
Pergerakan partikel yang berubah saat suhu ditambah.
Gambar diatas merupakan gambar molekul yang terdapat disuatu zat. Harus kalian ketahui bahwa setiap molekul memiliki kemampuan untuk bergerak, hanya saja pergerakan antara molekul dalam satu zat dengan zat lainnya memiliki perbedaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan pergerakan partikel adalah suhu. 2
Gambar di samping merupakan gambar molekul pada zat
2
yang bersuhu tinggi. Membicarakan mengenai suhu tentunya ada hubungannya dengan panas. Panas merupakan energi kinetik dari molekul-molekul. Suatu zat panas molekulnya memiliki energi kinetik yang lebih besar (pergerakan molekulnya lebih cepat) dibandingkan dengan molekul dalam suatu zat dingin. Besarnya energi kinetik ini menyebabkan kompleks Buka buku pokok kimia SMA kelas XI pada materi Laju dan Orde Reaksi
teraktivasi lebih cepat terbentuk karena energi aktivasi lebih cepat terlampaui. Dengan demikian reaksi suatu senyawa dapat lebih cepat terjadi.
Diantara kedua metode pemeraman buah di atas, yang menggunakan konsep suhu adalah metode pengemposan, karena pada metode tersebut menggunakan sumber panas yang berasal dari pengasapan
Hormon dalam Tumbuhan Terdapat berbagai hormon di dalam tumbuhan, salah satu hormon tersebut adalah etilen. Etilen berbeda dengan hormon tumbuhan lainnya. Etilen berwujud gas yang berdifusi kedalam tumbuhan melalui ruangan udara di antara sel tumbuhan. Etilen memiliki berbagai macam fungsi salah satunya adalah pematangan buah.
Cara kerja etilen dalam mematangkan buah adalah melakukan perombakan pada dinding sel sehingga buah menjadi lunak. Lalu menurunkan kandungan klorofil pada kulit buah sehingga menyebabkan buah kehilangan warna hijaunya (penuaan). Asap yang dihasilkan dari sekam (proses pengemposan) mampu menyebabkan peningkatan suhu. Peningkatan suhu iniakan mempengaruhi metabolisme pisang yang meningkat akibat kenaikan suhu. Aktifitas etilen dalam pematangan buah akan meningkat seiring peningkatan suhu sampai suhu optimal.
Adalah seribu kali lebih baik untuk memiliki akal sehat tanpa pendidikan daripada memiliki pendidikan tanpa akal sehat
23
Tentu saja saat ini kalian sudah dapat memprediksi gambar di samping berkaitan dengan metode pemeraman pada buah selain pengemposan yaitu metode penggunaan karbit.
Karbit
Asetilena yang dihasilkan dari karbit terse-
Karbit atau sering disebut senyawa kalsium karbida memiliki rumus kimia CaC2. dimana dalam proses pengkarbitan, kalsium karbida dipercikan air, dengan adanya percikan air tersebut kalsium karbida mengalami reaksi kimia yang menghasilkan asetilena dan kalsium hidroksida Ca(OH)2
but akan menggantikan etilena yang terdapat didalam tumbuhan Asetilena (C2H2) atau bisa juga disebut dengan etuna. 1 gram CaC2 menghasilkan 349ml asetilen yang akan digunakan dalam sistem pemasakan yaitu dengan mengganti etilen yang dihasilkan oleh buahbuahan secara langsung. Zat asetilen dalam kondisi
Persamaan reaksi yang terjadi pada
banyak dapat menyebabkan proses pematangan
proses pengkarbitan
jauh lebih cepat
CaC2 + 2H2O → C2H2 + Ca(OH)2 Karbit
Air
Asetilen
Kalsium Hidroksida Buka buku pokok kimia SMA kelas XI pada materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi
Info :Dr. Ir. Bambang Admadi Harsojuwono mengatakan bahwa pada dasarnya dalam kadar
sama
proses
pematangan
menggunakan zat etilen yang terdapat di dalam tumbuhan itu sendiri lebih cepat dibandingkan
dengan
proses
buatan
menggunakan asetilen atau pengarbitan. Hanya saja kadar asetilen dapat diatur dan ditingkatkan sesuai keinginan
24
Pendidikan adalah senjata yang sangat mematikan, karena dengan pendidikan kamu bisa mengubah dunia (Nelson Mandela)
Microsoft Kota Tangerang
Melunakan Daging
Daging sapi merupakan bahan makanan yang cukup terkenal Kompetensi Dasar 1.1Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 3.7
Menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan
di Indonesia, banyak terdapat olahan makanan yang berbahankan daging sapi, diantaranya adalah rendang, dendeng dan lainnya. Setiap orang memiliki rahasia tersendiri dalam mengolah bahan makanan tersebut, begitu juga dengan masyarakat Kota Tangerang.
Sumber:http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2028673/pakai-nanas-muda-daging-kambing-tidak-bauempuk#.VDMP5RY1bIU
Masyarakat Kota Tangerang memiliki cara tersendiri dalam mengolah bahan makanan tersebut. Mungkin cara ini bukan hanya terdapat di Kota Tangerang, namun suatu hal yang sangat menarik jika kita mempelajari dan mencermatinya secara ilmiah mengenai kebiasaan masyarakat Kota Tangerang tersebut dalam mengelolah dagin sebagai bahan membuat makanannya.
N1
Berpikir
Coba kalian amati Perhatikanlah beberapa gambar yang ada di bawah ini Menurut kalian, cara manakah yang efektif untuk membuat daging sapi yang kalian konsumsi lunak ?
Hem,,, yang mana ya?
No Pilihan
Menurut kalian, cara mana yang akan kalian pilih? Bayangkan kalian telah memilih jawaban dan meletakan alasan-alasan mengenai pilihan kalian pada kotak yang ada di samping, kemudian samakan
alasan
persepsi atau pendapat yang kalian miliki dengan
________________________ ________________________ ________________________
jawaban yang terdapat di halaman berikutnya.
Kata kunci: Sebelum kalian memutuskan pilihan kalian, ada baiknya jika kalian membuka kembali buku paket kimia kalian kelas XI IPA pada materi laju reaksi. Lalu pahami faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
26
Buka buku pokok kimia SMA kelas XI pada materi Laju dan Orde Reaksi
Kombinasi keyakinan dan penyerahan diri kepada Allah adalah obat mujarab dari putus asa. Tidak mungkin, orang yang yakin dan tawakal akan putus asa
Api contoh dari pengaruh suhu, dipotong kecil-kecil contoh luas permukaan, lalu penggunaan nanas dan daun papaya termasuk faktor apa???
alasan :
Ketiga cara tersebut mampu membuat empuk daging
karena
merupakan
faktor
yang
mempengaruhi laju reaksi. Hanya saja masyarakat Kota Tangerang
memiliki cara tersendiri dari
ketiga cara diatas yang menurut mereka lebih efektif dibandingkan yang lain.
Masayarakat Kota Tangerang berpendapat bahwa memasak daging dengan menambakan nanas atau daun pepaya, akan membuat daging lebih empuk dibandingkan dengan cara yang lainnya. Walaupun mereka tidak mengetahui penjelasan ilmiahnya, namun mereka masih mempertahankan cara tersebut. Sumber : Dokumen Pribadi
Untuk mengetahui penjelasan ilmiahnya, bacalah dengan seksama penjelasan selajutnya dalam buku ini
Thinking Competencies
Dia yang membuka pintu sekolah, menutup penjara
27
N2
Senyawa Kimia dalam Buah Nanas Nanas merupakan salah satu buah tropis yang sudah tidak asing lagi di Indonesia. Buah nanas mengandung 99% air serta kalium, kalsium, iodium, sulfur dan klor. Selain itu buah ini juga kaya akan vitamin B12, biotin, vitamin E, asam serta enzim bromelin Vitamin B12 membantu dalam pembentukan sel darah merah dalam tubuh manusia. Biotin
metabolisme energi, pertumbuhan rambut, pertumbuhan kuku, menurunkan berat badan, mengatur kadar gula darah, organ seksual pria, sel-sel darah dan sumsum tulang
Vitamin E salah satu antioksidan yang penting dalam pencegahan kanker & penyakit kardiovaskular
Enzim Bromelin Berkhasiat antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan selkanker, menghambat agregasi platelet, dan mempunyai aktivitas fibrinolitik
Menurut kalian senyawa kimia apa yang berperan dalam pelunakan daging ?
28
Tidak banyak membuat perbedaan apa yang anda pelajari, selama anda tidak menyukainya
Proses Pelunakan
N3
3
fungsi enzimbromelin adalah memecah protein. Enzim termasuk ke dalam biokatalis, dimana pengertian dari biokatalis itu sendiri adalah katalis yang mempercepat reaksireaksi kimia dalam makhluk hidup.
1
Enzim merupakan unit protein fungsional yang berperan sebagai katalisator, dimana fungsi dari enzim adalah sebagai katalis yang dapat mempercepat metabolisme sel atau reaksi-reaksi lain. Selain memiliki fungsi seperti yang tertera pada kolom di atas,
Enzim Bromelin Berkhasiat antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan sel kanker, menghambat agregasi platelet, dan mempunyai aktivitas fibrino-
2
Buka buku pokok kimia SMA kelas XI pada materi Laju dan Orde Reaksi (katalis)
Pada dasarnya proses pelunakan daging dapat terjadi secara alami tanpa memerlukan enzim, proses tersebut adalah proses pelayuan. Namun proses ini memerlukan waktu yang cukup lama dan tidak semua jenis daging dapat mencapai keempukan yang dinginkan, sehingga dibutuhkan suatu enzim yang dapat mempercepat proses pelunakanan daging.
Komponen dasar penyusun daging adalah jaringan ikat dan otot. Pada jaringan
ikat
terdapat
kolagen
(protein jaringan ikat) yang sangat
Enzim bromelin merupa-
berperan penting dalam mem-
kan contoh dari enzim
nentukan keempukan
proteolitik
daging.
yang
dapat
Bertambahnya usia sapi, maka akan
membuat jaringan ikat pada sapi dan
mempengaruhi pertambahan kolagen,
mendegradasi protein yang terdapat
sehingga pada sapi tua memiliki daging
pada jaringan ikat, sehingga daging
yang tidak empuk karena memiliki kola-
yang sebelum proses pemasakaannya
gen yang lebih banyak dibandingkan
direndam didalam air nanas akan men-
sapi muda. Tidak banyak membuat perbedaan apa yang anda pelajari, selama anda tidak menyukainya
29
Microsoft Kota Tangerang
Meredakan Panas Daun dewa merupakan salah satu tanaman yang memiliki peranan khusus dalam pengobatan. Tanaman ini tergolong kedalam tumbuhan semak yang tumbuh subur pada ketinggian 0-1000 Kompetensi Dasar
meter di atas laut. Daunnya memiliki sistem tunggal, bertangkai pendek berbentuk bundar telur ujung lancip. Pada kedua per-
1.1
3.7
Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
mukaan daunnya berambut putih. Warna permukaan daun dibagian atas hijau tua, sedangkan di bawahnya berwarna hijau muda.
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
Demam merupakan salah satu penyakit yang dapat disebabkan oleh virus. Pada umumnya penderita demam dianjurkan untuk mengkonsumsi parasetamol, namun tahukah kalian bahwa ada cara tradisional dengan menggunakan daun yang ada di Indonesia
D1
Daun Dewa dan Senyawanya Daun Dewa Daun dewa memiliki nama latin Gynura segetum (lour.) Merr. Ciri fisik daun nya memiliki warna yang berbeda pada bagian atas dan bawah dengan bulu-bulu halus pada permukaannya. Bertangkai daun sangat pendek. Dan batangnya berambut halus, lunak dan berwarna ungu kehijau-hijauan. Tinggi batangnya hanya 10-25 cm. Bunganya muncul di ujung batang. Sebelum mekar bunganya mirip kancing, dan berbentuk seperti kumpulan benang sari berwarna kuning cerahs etelah mekar. sumber: http://asgar.or.id/kesehatan-health/makanan-dan-minuman-sehat/khasiat-obat-dan-manfaat-dari-daun-dewa/ Manfaat Daun Dewa Resep Tradisional
Daun dewa memiliki manfaat yang sangat banyak, diantaranya adalah sebagai tanaman obat yang mampu mengobati berbagai macam penyakit, mulai dari panas (demam) sampai dengan pengobatan kanker. Tanaman ini mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya adalah saponin, flavonoid, min-
Daun dewa memiliki khasiat lain dalam menyembuhkan penyakit, yaitu kencing manis. Resepnya adalah Daun dewa 5 helai; Air 110 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
yak atsiri, dan koagulan
Saponin berfungsi sebagai antibakteri, antivirus, kekebalan tubuh, peningkat vitalitas, mengurangi kadar gula dan penggumpalan darah
Flavonoid berfungsi sebagai antiperitik (pereda panas), analgetik, antiinflamasi, melancarkan peredaran darah, mengurangi kolesterol, mengurangi penyakit jantung, anti oksidan, mengurangi
Minyak atsiri berfungsi sebagai minyak gosok alami, menstabilkan sistem saraf, meredakan asam lambung, mempertahankan gerakan normal, meningkatkan fungsi normalitas.
Pendidikan adalah hiasan dalam kemakmuran dan tempat perlindungan dalam kesulitan (Aristotle)
31
D2
Daun Dewa Menurunkan Panas
Suhu tubuh adalah cerminan dari keseimbangan antara produksi dan pelepasan panas, keseimbangan ini diatur oleh pengatur suhu yang terdapat di hipotalamus. Pada orang normal termostat diatur pada suhu 36,50C—37,20 C.
Masyarakat Kota Tangerang Mengatasi Deman Pada umumnya, masyarakat memiliki cara tersendiri untuk memecahkan masalah baik dalam lingkup sosial, lingkungan bahkan kesehatan. Membahas lebih mendalam mengenai cara masyarakat mengatasi penyakit yang ada dan beredar di lingkungannya, mereka memiliki cara tersendiri untuk mengatasi dan mengobati sanak saudara bahkan kerabat mereka dalam mengatasi sakit tanpa menggunakan obat sintetik. Seperti halnya masyarakat Kota Tangerang yang memiliki kebiasaan untuk mengatasi demam dengan menggunakan daun dewa
Faktor Pengaruh Suhu Tubuh Pada umumnya suhu tubuh antara individu yang satu dengan yang lainnya berbeda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh usia, gender dan lainnya Jenis kelamin menentukan suhu tubuh manusia, misalnya siklus menstruasi dapat meningkatkan suhu tubuh ±10 C. Usia, misalnya variasi suhu harian pada anak usia 6 tahun mencapai 20 C perhari, waktu, aktivitas fisik, emosi yang kuat, makan, pakaian tebal, medikasi dan suhu lingkungan juga mempengaruhi suhu tubuh seseorang.
Langkah-langkah menggunakan daun dewa sebagai pereda panas
1. Beberapa lembar daun dewa yang memiliki kenampakan bagus dipetik 2. Satu gelas air matang serta alat penyaring diambil 3. Beberapa lembaran daun dewa yang telah dicuci dengan air mengalir dimasukan kedalam air matang yang sudah disiapkan sebelumnya. 4. Kemudian daun dewa tersebut dibejak hingga warna minuman berubah menjadi berwarna hujau 5. Lalu air tersebut disaring dan dimasukan kedalam gelas yang lain 6. Minuman sari dewa siap dikonsumsi
32
Sikap yang buruk merusak perbuatan baik, seperti halnya cuka merusak madu (Nabi Muhammad SAW)
Hem,,,, Kira-kira masyarakat Kota Tangerang bisa menjelaskan secara ilmiah tidak ya?
Pada umumnya masyarakat Kota Tangerang beranggapan bahwa daun dewa memiliki sifat yang bisa menyejukan orang yang mengkonsumsinya, sehingga ketika seseorang demam dan ia meminum air sari daun dewa, maka panas yang diderita oleh peminumnya akan diminimalisir oleh air sari daun dewa tersebut.
1
2
Daun dewa mampu menurunkan panas seseorang bukan hanya karena sifat nya yang mampu memberikan rasa sejuk pada peminumnya, melainkan karena salah satu senyawa yang terdapat di dalam tumbuhan tersebut yang mampu menjadi penghambat dari proses panas di dalam tubuh.
Kalian sudah tahukan senyawa apa saja yang terdapat didalam daun dewa, menurut kalian, senyawa apakah yang berperan dalam menurunkan demam ?
Thinking Competencies
Flavonoid Merupakan senyawa yang menjadi penyebab daun dewa mampu menurunkan panas
Pada dasarnya demam disebabkan oleh suatu senyawa pirogen, terdapat dua senyawa pirogen, yaitu pirogen endogen (berasal dari makrofag atau senyawa sel lainnya) dan pirogen eksogen (berasal dari eksternal). Kemudian senyawa-senyawa tersebut menghasilkan sitokin pirogen yang dialirkan oleh darah dari tempat terjadinya peradangan menuju ke sistem saraf pusat. Setelah dihasilkan sitokin pirogen, akan dihasilkan asam arakhidonat yang selanjutnya dengan bantuan enzim lipooksigenase dan siklooksigenase menghasilkan senyawa prostaglandin. Lalu peranan senyawa flavonoid dalam demam adalah menghambat enzim liopooksigenase dan siklooksigenase yang dapat menimbulkan pengaruh lebih luas karena reaksi lipooksigenase merupakan langkah pertama pada jalur yang menuju ke hormon eikosanoid seperti prostaglandin dan tromboksan. Dengan sifat dari flavonoid inilah, maka senyawa flavonoid dapar diartikan sebagai senyawa yang mampu berperan sebagai inhibitor Tidak banyak membuat perbedaan apa yang anda pelajari, selama anda tidak menyukainya
PROSTAGLANDIN merupakan salah satu hormone didalam tubuh yang memiliki peranan sangat penting sebagai penyebab demam
Buka buku pokok kimia SMA kelas XI pada materi laju dan orde reaksi
33
chemistry Kota Tangerang
Asinan Nerogtog
Kompetensi Dasar 3.1 Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan 3.1
Terdapat banyak makanan yang menjadi ciri khas dari sebuah kota, termasuk Kota Tangerang yang memiliki banyak makanan yang rasanya cukup memanjakan lidah dengan harga yang cukup terjangkau. Salah satu makanan yang menjadi maskot Kota Tangerang adalah asinan Rogtog. Bukan hanya Kota Bogor yang memiliki asinan sayur maupun buah.
Menganalisis penyebab adanya fenomena sifat koligatif larutan pada penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmosis. (XII)
Sumber: Dokumen Pribadi
Asinan Rogtog ini memiliki rasa yang cukup mampu membuat para penikmatnya merasa segar karena kesegaran yang didapat didalamnya. Dengan resep turun-temurun, makanan ini mampu bersaing dengan makanan-makanan modern lainnya. Kesegaran yang didapat dari makanan ini menggunakan senyawa kimia yang baik jika masuk kedalam tubuh manusia.
A1
Mengenal Asinan Nerogtog Pengelola Gambar di samping merupakan foto seorang pengusaha muda yang mengembangkan makanan tradisional betawi yaitu asinan Rogtog. Namanya adalah Vian, pengusaha asinan sayur dan buah yang menjadi pewaris kedua usaha asinan dari orang tuanya. Ia menjalankan usaha ini bersama dengan kaka perempuannya vocational Competencies
Membuka Peluang Pekerjaan Sejarah Usaha asinan ini berawal dari penjualan menggunakan grobag yang pertama kali dijajakan pada tahun 1975 dengan resep yang dibuat secara khusus oleh ibunya, dan saat ini, asinan tersebut tidak lagi dibawa berkeliling menjajaki wilayah Kota Tangerang, melainkan dalam sebuah ruko yang berada di Jl K.H Asyari, Rogtog Kota Tangerang. Nama ruko nya adalah Asinan Hj. Sofie, nama ini diambil dari sang pemilik awal yaitu ibu dari Vian.
Dalam proses pembuatannya sang pemilik membuka peluang kerja bagi tetanganya terlebih di bulan puasa dimana omset penjualan dan permintaan asinan sayur dan buah bertambah beberapa kali lipat. Sehingga tak jarang pada bulan tersebut sang pemilik membuka peluang kerja. Dalam sehari penjualan asinan Social Competencies buah dan sayuran sebanyak 300 bungkus
Sumber: Dokumen Pribadi
Personal Competencies
Di dalam ruko tersebut dijual dua macam asinan, yaitu asinan sayur dan asinan buah. Terdapat perbedaan antara asinan sayur bogor dan asinan sayur betawi, asinan bogor memiliki kuah yang berwarna merah dan encer. Sedangkan asinan sayur betawi memiliki kuah yang dikombinasikan dengan kacang goreng sehingga asinan sayur betawi memiliki kuah yang lebih kental. Sedangkan untuk asinan buah, baik yang berasal dari betawi dan bogor tidak memiliki perbedaan yang signifikan .
Pendidikan adalah tiket masa depan, hari esok dimiliki oleh orang-orang yang mempersiapka dirinya sejak hari ini (Malcolm X)
35
A2
Asam Lemah dalam Asinan Perhatikan gambar disamping, walaupun sebenarnya asinan Nerogtog tidak menggunakan cuka dalam pembuatannya, mereka memiliki resep tersendiri dalam pembuatan asinan, namun tahukah kalian Masyarakat Kota Tangerang menggunakan cuka dalam pembuatan asian, cuka termasuk kedalam asam lemah atau asam kuat?
Harus kalian ingat bahwa kimia merupakan bagian dari kehidupan kita, kita memulai kehidupan dengan zat kimia, pasta gigi yang ada di kamar mandi kalian adalah kimia, baju yang kalian gunakan mengandung zat kimia, bahkan susu dan roti yang kalian makan dipagi hari juga mengandung zat kimia. Jadi tidak ada salahnya jika kalian mengenal lebih dalam salah satu bahan kimia yang sering kalian jumpa entah itu saat makan bakso atau asinan.
Asam Asetat dalam Cuka Makan
Kadar asam asetat didalam cuka makan sebanyak 5% cukup aman Kalian pasti tidak asing lagi dengan cuka makan. Cuka makan untuk dikonsumsi. Jadi teruskan merupakan salah satu senyawa kimia yang mampu memberikan makan bakso menggunakan cuka, rasa dan aroma asam pada makanan. Komposisi utama dari cuka tapi tetap jangan berlebihan.
makan adalah asam asetat glasial yang kadarrnya sekitar 5% . Dan jika kalian masuk kedalam laboratorium, kalian akan melihat Asam
Buka buku pokok kimia SMA
Asetat glasial, apa itu asam asetat glasial?
kelas XI pada nateri Asam Basa
MSDS Asam Asetat Glasial Memiliki nama lain Acetic Acid Glasil dengan rumus kimia CH3COOH. Berbahaya
jika terkena kulit, mata , tertelan, terhirup. Jika terkena gas tersebut dapat mengakibatkan kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Jika terkena mata segera siram dengan air bersih,jika terkena kulit, segera basuh kulit dengan air sedikitnya selama 15 menit, jika terhirup, segera cari tempat yang mengandung udara bersih. Dan setelah mendapatkan pertolongan pertama segera hubungi pihak medis.
36
Manusia paling lemah yaitu orang yang tak mampu mencari teman, tetapi yang lebih lemah dari itu yaitu orang yang mendapat banyak teman namun menyia-nyiakannya (Ali bin Abi Thalib)
A3
Asinan Buah nan Segar Asinan buah yang segar dan mampu mengembalikan semangat bagi para penikmatnya ini terbuat dari berbagai macam buah-buahan, yaitu mangga, nanas, kedongdong, bangkuang, pepaya, dan salak. Buah-buah tersebut mampu membuat rasa asinan buah memiliki rasa yang asam, pedas, dan manis. Tahukah kalian? Bahwa masyarakat memiliki cara tersendiri dalam memakan asinan ini?
Asinan buah dapat dimakan langsung setelah proses pembuatan, namun sang pemilik usaha ini mengatakan bahwa rasa asinan buah akan jauh lebih enak dan segar jika asinan tersebut didiamkan terlebih dahulu selama beberapa jam dan dimasukan kedalam lemari pendingin. Hal ini dimaksudkan agar rasa yang terdapat didalamnya bukan hanya rasa yang berasal dari air kuah buatannya melainkan juga dari buahbuah yang terdapat didalamnya. Sumber: Dokumen Pribadi
Perhatikan gambar di samping, gambar tersebut mengilustrasikan peristiwa yang terjadi didalam asinan buah. Peristiwa tersebut melibatkan cairan yang ada didalam buah dengan air kuah dari asinan buah itu sendiri. Peristiwa tersebut dipengaruhi oleh kepekatan yang dimiliki oleh masingmasing cairan tersebut, dimana akan terjadi perpindahan dari cairan yang encer ke cairan yang lebih pekat melewati membrane semipermiabel, peristiwa perpindahan ini disebut dengan osmosis. Pada asinan buah, kuah dari asinan buah lebih pekat dibandingkan dengan cairan di dalam buah, sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa air yang ada didalam buah pindah ke kuah asinan sehingga menyebabkan asinan yang didiamkan selama beberapa menit memiliki cita rasa yang segar karena cairan yang terdapat didalam buah bercampur dengan kuah dari asinan tersebut. Selain itu juga bukan suatu hal yang mustahil jika cairan yang terdapat di luar (pekat) masuk kedalam buah. Sehingga terjadi perpindahan antara kuah asinan dan cairan buah dan hal ini juga membuat buah yang terdapat didalam asinan memiliki rasa yang sangat segar
Rasa takut bukanlah untuk dinikmati, tetapi untuk dihadapi
Buka
buku
pokok
kimia SMA kelas XII pada
materi
sifat
koligatif larutan
37
Glosarium
Senyawa prekusor Adalah senyawa yang dapat mengalami perubahan untuk menghasilkan senyawa baru dengan membutuhkan bantuan senyawa lain pada kondisi tertentu. Massa curah
adalah Merupakan sebuah istilah yang digunakan sebagai media dalam proses pemeraman
Hipotalamus
merupakan bagian tubuh yang terdapat di dalam otak
Prostaglandin
merupakan salah satu hormone didalam tubuh yang memiliki peranan sangat penting sebagai penyebab demam.
Katalisator
adalah zat yang dapat mempercepat Laju reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi sehingga kompleks teraktivasi lebih mudah terbentuk.
MSDS
Material Safety Data Sheet. Yang berisi informasi data keamanan bahan
Daftar Pustaka Aina, Ulumul Nur, 2014. Teknik Pemeraman Buah. Laporan Praktikum Fisiolagi dan Pasca Panen. Universitas Jenderal Sudirman: 2013 Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara. Ermawati, Elly Fauziah, “Efek Antipiretik Ekstrak Daun Pare pada Tikus Putih Jantan”, Skripsi pada Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta:2010. Tidak dipublikasikan. Gunawan, “Keempukan, pH dan Daya Mengikat Air Otot Sapi Peranakan Ongole pada Berbagai Taraf Suhu dan Konsentrasi Perendaman Sari Hati Nenas Muda”, Skripsi pda Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor: 2000 Hapsari, Mira Amalia dan Alice Pramashinta. Pembuatan Bioetanol dari Singkong Karet untuk Bahan Bakar Kompor Rumah Tangga Sebagai Upaya Mempercepat Konversi Minyak Tanah. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri.2, 2013. Kurniawan, Fajar.Sari Buah Nanas Banyak Manfaat: Alternatif Meningkatkan Nilai Ekonomis Hasil Panen. Tulisan Ilmiah pada Simar Tani edisi 1, 2008. Muchtadi, Tien R, dkk. 2011. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.Bandung: Alfabeta. Murtiningsih dan Suyanti. 2011.Membuat Tepung Umbi dan Variasi Olahannya. Jakarta Selatan: Agromedia Pustaka. Prabawati, Sulusi, dkk. Teknologi Pasca Panen, dan Teknik Pengolahan Buah Pisang. Balai Besar Penelitian dan Pengembang PascaPanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008.Tidak di publikasikan. Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga. Robinson, Trevor, 1995. Kandungan Organik TumbuhanTingkat Tinggi. Bandung: ITB. Salim, Emil. 2011. Mengolah Singkong Menjadi Tepung Mocaf .Yogyakarta: Lily Publisher. Sarker, Satyajit dan Lutfun Nahar. 2009: Kimia untuk Mahasiswa Farmasi Bahan Kimia organik, alam dan bahan. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Supriyanto, Bagus dan Indah SY. 2013. Keajaiban Kulit Buah. Surabya: Tibbun Media. Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Jakarta: Grasindo Tim Praktikum Kimia Organik II UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013. Jurnal Praktikum Kimia Organik. Jakarta: UIN Press. Wuryanti. Isolasi dan Penentuan Aktivitas Spesifik Enzim Bromelin dari Buah Nanas. Jurnal Penelitian Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNDIP. 3, 2004. Website : http://terbarux.blogspot.com/2014/09/kata-kata-mutiara-islam.html http://www.motivasi-islami.com/kata-mutiara/ http://www.motivasi-islami.com/kata-mutiara/ http://evoucher.co.id/blog/2014/06/ini-dia-khasiat-umbi-singkong-untuk-kesehatan.html http://ipaedukasi-supena-tanamanobat.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html http://ipaedukasi-supena-tanamanobat.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html http://smkn1bdgps34.wordpress.com/2011/10/25/ipa-ilmu-pengetahuan-alam/
Penulis Annisah Aynun Najid. Lahir di Kota Tangerang pada 31 mei 1992, seorang anak pertama dari dua bersaudara. Annisah seorang mahasiswi pendidikan kimia fakultas tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merasa tertarik menarik sebuah kearifan lokal yang ada di daerahnya untuk dijadikan bahan dalam pembelajaran kimia. Ia merasa sadar bahwa sebenarnya banyak terdapat potensi-potensi daerah yang dapat digali menjadi pembelajaran dasar siswa di sekolah dan sayangnya hal ini tidak mendapatkan perhatian khusus. Dengan adanya buku suplemen kimia berbasis kearifan lokal ini, penulis berharap akan terbit jenis buku yang sama dengan pengembangan daerah yang berbeda, sehingga siswa yang berada di suatu daerah merasa bangga dengan potensi daerah yang ada di daerahnya, dan tetap mempelajari kimia dengan mudah karena bahan yang mereka peroleh dimulai dari pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya serta mampu mengembangkan potensi daerah yang ada.