PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN KIMIA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT PADA MATERI KIMIA POLIMER
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurun (FITK) untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH MIRA RIZKI 1111016200002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
LEMBAR PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada: Keluarga tersayang: Ayahku Endang Suherman dan Ibuku Udeh Sugiarti Semoga selalu dalam ridha dan lindungan Allah SWT sebagaimana ayah dan ibu selalu melindungiku dalam murninya cinta dan tulusnya kasih sayang yang ayah dan ibu berikan padaku. Adikku Nasrudin Gunawan Keluarga besarku
Para Dosen dan Guruku
Sahabat-sahabatku dan Rekan-Rekan Pendidikan Kimia Angkatan 2011 UIN Jakarta
Almamaterku: Program Studi Pendidikan Kimia. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
v
LEMBAR MOTTO
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (5) sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (6)” QS. Al-Insyirah [94]: 5-6
Laut, hamparan luas air yang terbatas. Tercipta dari kumpulan molekul-molekul H2O yang berharmoni dengan indah. Cakrawala biru pun menyatu dengannya hingga membentuk lukisan alam yang luar biasa. Kawan, begitu pula sejatinya kesuksesan. Dia terbentuk dari ikatan kovalen mimpi-mimpi yang bereaksi dengan katalis ikhtiar dan do’a. Kesuksesanpun dapat dilukis dengan kreativitas tanpa batas dengan siluet optimisme dan cakrawala ilmu. Apakah kau masih diam saja? Segera raih kesuksesan lewat jalan terbaikmu. (Rizal Faoji)
vi
ABSTRAK
Mira Rizki (NIM: 1111016200002). Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Sains Teknologi Mayarakat (STM) pada Materi Kimia Polimer. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi mayarakat (STM) pada materi kimia polimer serta mengetahui respon guru dan siswa terhadap buku tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui tiga tahap yaitu tahap perancangan, produk, dan evaluasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Pada tahap persiapan dihasilkan indikator buku suplemen yang telah diintegrasikan dengan lima ranah STM untuk dijadikan acuan dalam mengembangkan buku suplemen. Pada tahap produk dihasilkan buku suplemen yang telah divalidasi oleh 3 orang dosen. Tahap evaluasi buku suplemen diuji cobakan pada 3 orang guru kimia dan 41 orang siswa kelas XII MIA 4 SMAN 3 Karawang. Produk divalidasi dan direspon berdasarkan aspek kelayakan isi, sajian, bahasa, dan grafika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku suplemen yang dikembangkan memiliki karakteristik penyajian materi antara konsep dan aplikasi serta dampaknya disajikan secara seimbang dengan mengintegrasikan ranah sains teknologi masyarakat agar pembaca lebih peduli mengenai lingkungan tempat tinggalnya sehingga pembaca akan merasakan bahwa ilmu kimia berhubungan erat dengan kehidupannya seharihari. Hasil uji coba terbatas mendapatkan total skor respon guru sebesar 80,61% termasuk dalam kategori layak dengan predikat baik. Hasil respon siswa mendapatkan total skor sebesar 82,01% termasuk dalam kategori layak dengan predikat baik. Kata kunci: buku suplemen; sains teknologi masyarakat; kimia polimer; deskriptif.
vii
ABSTRACT Mira Rizki (NIM: 1111016200002). Development of Science Technology and Society-Based (STS) Chemistry Suplement Books on Polymer Chemistry. The aims of the research were to produce a science society technology (STS) based chemistry supplementary books on polymer chemistry and to know the teacher and students’ response about the book. The research method was descriptive qualitative including three phases; planning, producing, and evaluating. Then, the data were analyzed descriptively. In planning phase, the result of supplement book indicator was integrated within five STM domains in to become a reference in developing the next supplement book. In producing phase, there were three experts who have been validated the data of supplement book. In evaluating phase, the supplement book was examined by three chemistry teacher and forty-one students XII MIA 4 of SMAN 3 Karawang. The product had been validated and responded based on reasonable content, presentation, language, and graphic arts. The result of the research shows the supplement book which has been developed had characteristics in presenting the material between the concept and the application, also the impact itself was presented equally within integrating the domain of science technology and society, so that the readers will feel there was a relation between chemistry and their daily activity environment. The result of limited trial was the teacher’s responses score 80.61% including to a proper category with good predicate. The result from the students’ response was 82.01 including to a proper category with good predicate. Keywords: book suplement; science technology society; polymer chemistry; descriptive.
viii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Assalamu’alaikum Wr. Wb. Rasa syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bersyukur atas limpahan taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga sampai saat ini kita masih dalam keadaan sehat wal afiat dan dalam benteng iman dan islam. Shalawat dan salam semoga terhaturkan pada baginda Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Alhamdulillah, penyusunan skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat pada Materi Kimia Polimer” dapat terselesaian dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk moril, material, maupun spiritual. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen penguji I.
4.
Dedi Irwandi, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi I dan dosen pembimbing akademik (PA) yang telah memberikan ilmu, pengalaman, bimbingan, saran, motivasi, kesabaran, dan waktunya dalam membimbing skripsi penulis.
5.
Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan ilmu, pengalaman, bimbingan, saran, motivasi, kesabaran, dan waktunya dalam membimbing skripsi penulis.
ix
x
6.
Nanda Saridewi, M.Si., selaku validator produk dan instrumen yang telah memberikan ilmu dan saran yang konstruktif dan membangun dalam penyusunan penelitian penulis sekaligus dosen penguji II.
7.
Salamah Agung, Ph.D., selaku validator produk dan instrumen yang telah memberikan ilmu dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.
8.
Buchori Muslim, M.Pd., selaku validator produk dan instrumen yang telah memberikan ilmu dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
9.
Seluruh dosen dan jajaran Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas segala ilmu dan kebaikan Bapak serta Ibu selama penulis menuntut ilmu di program studi pendidikan kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Asep Mulyana, S.Pd. MM., selaku kepala SMAN 3 Karawang yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian. 11. Ismadi Rajab, M.Si., Tri Erna Susanti, S.Pd., N. Rosmanah, S.Pd., selaku guru mata pelajaran kimia SMAN 3 Karawang yang telah membantu penulis selama penelitian ini dan menjadi responden terhadap buku suplemen, serta seluruh siswa kelas XII MIA 4, selaku responden selama uji coba produk. 12. Kedua orang tua tersayang Endang Suherman dan Udeh Sugiarti, terimakasih atas segala doa, kasih sayang, bantuan baik moriil serta materiil, perhatian, dan semangat yang selalu kalian berikan setiap saat. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT. 13. Nenek dan Kakek tersayang H. Tarsa dan H. Karti serta seluruh keluarga penulis, terimakasih atas segala doa, semangat, dan perhatiannya setiap saat. Serta adikku tersayang Nasrudin Gunawan, yang telah memberikan doa, perhatian, dan semangat. 14. Riska Fitriyani, Dwi Lestari, dan Maried A.O, selaku teman seperjuangan pembuatan buku suplemen yang selalu berbagi ilmu, diskusi, sama-sama berjuang, saling membantu dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi dalam mengerjakan skripsi.
xi
15. Sahabat Safinah mahabbah Asih Kurniasari, Siti Rodliyatun Mardliah, Rahayu Rahmawati Dewi, Novitasari, Deccia Citra, Dewi Agustina, Siska Fauzi, Nurazizah Putri, Acelia Kencana Puri, Zhahida, Ika Humaeroh, Damartyas Hidayati, Mar’atus Sholehah L, Dian Nurmala WS, Mutiah, serta seluruh teman-teman bimbingan Pak Dedi dan Bu Evi, dan seluruh keluarga besar kimia 2011 yang juga sedang berjuang meraih kesuksesannya, dimanapun kalian berada, terima kasih telah memberikan banyak pelajaran, saling memotivasi, dan pengalaman berharga kepada penulis, semoga Allah SWT mengumpulkan kita dalam kebaikan. 16. Sahabat senyawa Chitra Meita M, Wina Oktaviana, Novia Isna, Fungky Kais L, Euis Ulfa, Nana, Friska Amelia, Milawati N, Ima Habroh S, Islamia Azani, Ira Siti NJ, Imma Amalia K, Rizka Amalia R, Very Novia, Adhimas Agung, Hilman Z, Ahmad M Yusuf, Shella Agustine, yang telah mengajarkan penulis untuk tetap semangat, saling mendoakan, berbagi suka dan duka, menghargai perbedaan, dan saling mendukung dalam hal kebaikan. 17. Rekan-rekan Pengurus Association of Chemistry Education (ACE) UIN Jakarta Periode 2014 dan Tapak Suci UIN Jakarta, yang telah membantu meninggalkan rekam jejak perjuangan demi membawa perubahan dan pembaharuan dari kita untuk Prodi Pendidikan Kimia dan UIN Jakarta yang lebih maju. Semoga Allah meridhoi langkah perjuangan kita. 18. Seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yang tak dapat penulis ucapkan satu per satu. Terimakasih atas bantuannya. Semoga segala perhatian, motivasi, dan bantuannya dibalas oleh Allah SWT sebagai amal kebaikan. Penulis akui bahwa keterbatasan ilmu pengetahuan, kemampuan, dan wawasan dalam penyusunan menjadikan skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun demiian semoga karya ini bermanfaat. Wassalamua’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................1 A. Latar Belakang ....................................................................................1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................5 C. Pembatasan Masalah ...........................................................................6 D. Rumusan Masalah ...............................................................................6 E. Tujuan Penelitian ................................................................................7 F. Manfaat Penelitian .............................................................................7
BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN RELEVAN, DAN KERANGKA BERPIKIR ................................................................................................9 A. Bahan Ajar ..........................................................................................9 1. Pengertian Bahan Ajar ...................................................................9 2. Fungsi Bahan Ajar .......................................................................10 3. Jenis-Jenis Bahan Ajar .................................................................10 4. Ciri-Ciri Bahan Ajar yang Baik ...................................................11 5. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar ..............................................12 6. Peranan Pengembangan Pembelajaran .........................................12 7. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar .............................13 B. Buku ..................................................................................................16 1. Pengertian Buku Suplemen ..........................................................16 2. Perbedaan Buku Suplemen dan Buku Teks .................................17 3. Jenis-Jenis Buku Suplemen ..........................................................18 4. Langkah-Langkah Mengembangkan Buku Suplemen .................19 5. Komponen Dasar dan Komponen Utama Buku Pengayaan ........21 C. Hakikat Sains Teknologi Masyarakat ...............................................24 xii
1. Kaitan antara Sains, Teknologi, dan Masyarakat .........................24 2. Pengertian Sains Teknologi Masyarakat ......................................25 3. Karakteristik Sains Teknologi Masyarakat ..................................26 4. Ranah Sains Teknologi Masyarakat .............................................27 5. Tahapan Sains Teknologi Masyarakat .........................................29 D. Pengembangan Buku Suplemen Berbasis STM ...............................30 E. Kimia Polimer ...................................................................................31 1. Pengertian Polimer .......................................................................31 2. Penggolongan Polimer .................................................................31 3. Kegunaan Polimer ........................................................................34 F. Penelitian Relevan ............................................................................36 G. Kerangka Berpikir.............................................................................38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................40 A. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................40 B. Metode Penelitian .............................................................................40 C. Objek dan Subjek Penelitian .............................................................40 D. Desain Penelitian ..............................................................................41 1. Tahap Perancangan ......................................................................41 2. Tahap Produksi ............................................................................43 3. Tahap Evaluasi .............................................................................43 E. Instrumen Penelitian .........................................................................46 1. Pedoman Wawancara ...................................................................46 2. Daftar Ckecklist ............................................................................46 3. Lembar Validasi ...........................................................................47 4. Angket Respon .............................................................................48 F. Teknik Pengumpulan Data................................................................50 G. Teknik Pengolahan Data ...................................................................51 1. Data Lembar Validasi ..................................................................51 2. Data Angket Respon ....................................................................51 H. Teknik Analisis Data ........................................................................52
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................54 A. Hasil Penelitian .................................................................................54 B. Pembahasan ......................................................................................90 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................106 A. Kesimpulan .....................................................................................106 B. Saran ...............................................................................................107
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................108 LAMPIRAN ........................................................................................................112
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahapan Pengembangan Media dan Bahan Belajar .........................14 Gambar 2.2 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar ...............................................16 Gambar 2.3 Keterkaitan Sains Teknologi Masyarakat ........................................25 Gambar 2.4 Ranah STM ......................................................................................27 Gambar 2.5 Tahapan Model Sains Teknologi Masyarakat .................................30 Gambar 2.6 Kerangka Berpikir ............................................................................39 Gambar 3.1 Desain Penelitian ..............................................................................45 Gambar 4.1 Buku Suplemen yang Dianalisis ......................................................56 Gambar 4.2 Contoh Cuplikan Materi Kimia Polimer pada Bahan Ajar ..............58 Gambar 4.3 Sistematika Pengembangan Buku Suplemen ...................................63 Gambar 4.4 Desain Sampul Buku ........................................................................64 Gambar 4.5 Cuplikan Lembar Identitas Buku .....................................................65 Gambar 4.6 Cuplikan Kata Pengantar dalam Buku Suplemen ............................65 Gambar 4.7 Cuplikan Panduan untuk Pembaca ...................................................66 Gambar 4.8 Cuplikan Daftar Isi Pada Buku Suplemen........................................67 Gambar 4.9 Cuplikan Lembar Dedikasi...............................................................67 Gambar 4.10 Cuplikan Kode-Kode Plastik ............................................................68 Gambar 4.11 Contoh Ranah Konsep ......................................................................69 Gambar 4.12 Contoh Ranah Proses .......................................................................70 Gambar 4.13 Contoh Ranah Kreatifitas .................................................................70 Gambar 4.14 Contoh Ranah Sikap .........................................................................71 Gambar 4.15 Contoh Ranah Aplikasi dan Keterkaitan ..........................................72 Gambar 4.16 Cuplikan Daftar Pustaka...................................................................72 Gambar 4.17 Cuplikan Glosarium .........................................................................73 Gambar 4.18 Cuplikan Profil Penulis ....................................................................73 Gambar 4.19 Penulisan Keterangan Gambar Sebelum dan Sesudah Revisi ..........74 Gambar 4.20 Penulisan Kata Ilmiah dan Kata Asing Sebelum dan Sesudah Revisi ...............................................................................................75 Gambar 4.21 Reaksi Kimia Sebelum dan Sesudah Revisi .....................................76
xv
Gambar 4.22 Perubahan Kalimat dan Gambar Senyawa Kimia Sebelum dan Sesudah Revisi ..................................................................................77 Gambar 4.23 Tata Letak Sebelum dan Sesudah Revisi .........................................78 Gambar 4.24 Konten Sebelum dan Sesudah Revisi ...............................................79 Gambar 4.25 Kalimat yang Digunakan Sebelum dan Sesudah Revisi ..................80 Gambar 4.26 Identitas Buku Sebelum dan Sesudah Revisi ...................................82 Gambar 4.27 Cover Buku Sebelum dan Sesudah Revisi .......................................83 Gambar 4.28 Daftar Isi Sebelum dan Sesudah Revisi ...........................................84 Gambar 4.29 Konten Sebelum dan Sesudah Revisi ...............................................84 Gambar 4.30 Penambahan Gambar pada Sub Bab Sebelum dan Sesudah Revisi .85 Gambar 4.31 Proses Pembuatan Botol Sebelum dan Sesudah Revisi ...................86 Gambar 4.32 Gambar Teflon Sebelum dan Sesudah Revisi ..................................86 Gambar 4.33 Contoh Cuplikan Butir Pernyataan Motivasi Berkreasi dan berinovasi ..........................................................................................86 Gambar 4.34 Contoh Cuplikan Butir Pernyataan Spiritual ....................................87 Gambar 4.35 Contoh Cuplikan Butir Pernyataan Motivasi Berpikir Lebih Jauh ..87 Gambar 4.36 Persentase Rata-Rata Tiap Aspek ....................................................88
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis dan Karakteritik Bahan Ajar Noncetak ........................................11 Tabel 2.2 Perbedaan antara Buku Teks dan Buku Suplemen ........................................ 17 Tabel 2.3 Jenis-Jenis Buku Suplemen ........................................................................... 18 Tabel 2.4 Komponen Dasar Buku Pengayaan......................................................21 Tabel 2.5 Komponen Utama Buku Pengayaan ........................................................22 Tabel 2.6 Kompetensi Dasar Kimia Polimer .......................................................31 Tabel 2.7 Jenis Polimer dan Kegunaannya ..........................................................34 Tabel 3.1 Indikator Wawancara ...........................................................................46 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi ..................................................47 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Respon Guru ...........................................49 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Respon Siswa .........................................49 Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................50 Tabel 3.6 Kriteria Penskoran Skala Guttman .......................................................51 Tabel 3.7 Kriteria Penskoran Skala Rating Scale ................................................51 Tabel 3.8 Total Skor Akhir dan Maknanya ..........................................................53 Tabel 4.1 Hasil Wawancara Guru ........................................................................54 Tabel 4.2 Ketersediaan Buku Suplemen Kimia ...................................................55 Tabel 4.3 Hasil Analisis Indikator Buku Suplemen .............................................56 Tabel 4.4 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ..............................................58 Tabel 4.5 Hasil Analisis Indikator .......................................................................59 Tabel 4.6 Jenis dan Ukuran Huruf pada Buku Suplemen ....................................60 Tabel 4.7 Materi untuk Buku Suplemen Kimia ...................................................61 Tabel 4.8 Hasil Validasi .......................................................................................81 Tabel 4.9 Saran dan Komentar Validator .............................................................81 Tabel 4.10 Perkembangan Validitas Angket Respon .............................................87 Tabel 4.11 Komentar dan Saran Responden ..........................................................89
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara ..........................................................................113 Lampiran 2 Daftar Ketersediaan Bahan Ajar ...................................................123 Lampiran 3 Analisis Buku Suplemen...............................................................124 Lampiran 4 Indikator Pembelajaran .................................................................127 Lampiran 5 Materi Buku Suplemen .................................................................130 Lampiran 6 Buku Suplemen Awal ...................................................................142 Lampiran 7 Validasi Instrumen Validasi Produk .............................................242 Lampiran 8 Validasi Produk.............................................................................246 Lampiran 9 Perhitungan Validasi Produk ........................................................263 Lampiran 10 Buku Suplemen Setelah Validasi ..................................................265 Lampiran 11 Angket Respon Guru dan Siswa ...................................................365 Lampiran 12 Hasil Validasi Angket ...................................................................371 Lampiran 13 Hasil Perhitungan Validasi Angket ..............................................419 Lampiran 14 Hasil Angket Guru dan Siswa.......................................................420 Lampiran 15 Hasil Perhitungan Angket Guru dan Siswa ..................................437 Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian ................................................................441 Lampiran 17 Surat Izin Penelitian ......................................................................442 Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian..........................................................443
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam UU tersebut juga disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah “untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (UU No. 20 Tahun 2003). Oleh karena itu pendidikan dianggap memberikan jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial (Tirtaraharja, 2008, hal. 245). Sehingga pendidikan merupakan suatu hal yang penting untuk menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dari segi kognitif, spiritual, dan keterampilan. Jika output dari proses pendidikan ini buruk, maka dapat dikatakan pula bangsa tersebut gagal. Proses pembelajaran adalah proses penyampaian informasi melalui media tertentu kepada penerima informasi. Terkadang terjadi kegagalan dalam proses penyampaian informasi tersebut. Kegagalan tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya kemampuan pedagodi pendidik, keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, pendayagunaan teknologi pendidikan (bahan ajar), sarana dan prasarana belajar, dan sistem evaluasi yang diterapkan (Tirtaraharja, 2008, hal. 234). Kurikulum merupakan suatu pedoman pendidikan atau pengajaran. Kurikulum yang digunakan di Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan ini berdampak pada tidak terpakainya lagi buku paket
1
2
siswa dan buku pegangan guru beserta perangkat lainnya karena harus diganti dengan buku-buku yang baru untuk menyesuaikan kurikulum yang sedang digunakan (Tirtaraharja, 2008, hal. 236). Buku sebagai salah satu sumber informasi, disadari penting peranannya dalam proses pendidikan. Kebutuhan akan buku semakin terasa di daerahdaerah yang karena berbagai hal belum memiliki sumber informasi lainnya seperti media elektronik (Paembonan, 1990, hal. 23). Dalam Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2007 tentang standar kompetensi guru yaitu bahwa guru diharapkan mampu mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut jelas bahwa guru diharapkan mampu mengembangkan buku ajar sebagai salah satu bahan ajar dalam pembelajaran. Namun permasalahan yang terjadi sekarang ini masih banyak guru yang kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar dan tergantung pada bahan ajar yang sudah tersedia. Sedangkan kebutuhan siswa akan ilmu pengetahuan tidak cukup hanya bersumber pada satu buku saja. Dalam pendidikan formal, buku yang baik memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan pengalaman peserta didik, maka di luar pendidikan formal, buku merupakan sumber informasi utama (Paembonan, 1990, hal. 23). Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2008 pasal 6 (2) menyatakan bahwa selain buku teks pelajaran, pendidik dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku suplemen, dan buku referensi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara, beberapa guru masih ada yang belum tahu tentang buku suplemen, selain itu ada yang mengira bahwa buku suplemen berisi latihan soal-soal. Buku suplemen menurut Kurniasari (2014, hal. 463) adalah buku yang dipergunakan untuk mendampingi atau melengkapi buku utama. Buku suplemen merupakan buku yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan ipteks, keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya. Buku jenis ini tidak semata-mata dimaksudkan hanya untuk peserta didik namun dapat pula digunakan oleh pihak lain atau masyarakat pada umumnya (Pusat Perbukuan, 2008, hal 8). Buku suplemen dibutuhkan untuk menambah
3
kreativitas dan pengetahuan siswa. Dalam pembelajaran, dibutuhkan banyak sumber agar pengetahuan anak berkembang, tidak hanya aspek kognitifnya tapi juga aplikasi dan penerapannya. Akhir-akhir ini, upaya pengembangan buku suplemen sudah banyak dilakukan. Misalnya, Dwi Astuti Dian Kurniasari mengembangkan buku suplemen IPA terpadu dengan tema pendengaran kelas VIII dinyatakan valid yang memenuhi kriteria materi, penyajian, bahasa, dan grafika, termasuk dalam kriteria praktis, dan ketuntasan klasikal siswa sebesar 97% yang menunjukkan bahwa buku suplemen efektif dijadikan sebagai pendamping buku teks utama (Kurniasari, 2014, hal. 467). Bahan pembelajaran pada buku suplemen yang di buat harus lebih aplikatif, jadi dapat lebih meningkatkan minat baca siswa, karena tidak hanya sekedar konsep yang mereka dapatkan tapi kegunaan untuk kehidupannya juga. Buku suplemen tersebut harus mengikuti perkembangan trend. Materi yang disuguhkan di jelaskan secara jelas dan luas dan bisa mengungkapkan masalah yang terjadi di masyarakat (Saefudin, 2015). Bahasa yang digunakan mudah dipahami siswa, gambar yang menarik dan berwarna sehingga anak tertarik untuk membaca (Nurlaelasari, 2015). Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari (2014, hal 463) bahwa “diperlukan suatu inovasi bahan ajar yang mudah dipahami dengan penggunaan kata-kata sederhana tetapi tetap tidak mengesampingkan makna yang sesungguhnya serta menampilkan ilustrasiilustrasi yang menarik.” Sehubungan dengan perubahan kurikulum, saat ini Indonesia sedang menerapkan Kurikulum 2013. Salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adalah siswa yang telah belajar di sekolahnya harus bisa mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat (Permendikbud RI No. 69, 2013, hal. 3). Masalah pokok pendidikan saat ini adalah bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan segala macam ketampilan yang mantap untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka terima selama pendidikannya sehingga berguna bagi masyarakat sekitar. Saat ini pembelajaran dan buku yang tersedia
4
di sekolah hanya menjelaskan bagian kognitifnya saja yang dapat terpenuhi namun untuk bagian psikomotor dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari masih kurang (Zul, 2015). Untuk itu, diperlukan pembelajaran kimia yang memberikan pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam kehidupan ini mengandung aspek sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai satu kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal balik (Nugraheni, 2013, hal. 34). Pembelajaran
Sains
Teknologi
Masyarakat
(STM)
mengaitkan
pembelajaran sains dengan teknologi serta manfaatnya bagi masyarakat. Sehingga konsep yang telah dipelajari oleh peserta didik dapat bermanfaat untuk dirinya dan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di masyarakat tempat tinggalnya. Mengingat kemajuan teknologi seperti sekarang ini diharapkan manusia dapat memanfaatkan teknologi tersebut agar dapat memelihara produk teknologi dan dijadikan pedoman untuk mengatasi kesulitan yang ada. Untuk itu peserta didik diharapkan menjadi anggota masyarakat
yang
mampu
menguasai
sains
dan
teknologi
serta
memanfaatkannya bagi kesejahteraan masyarakat (Poedjiadi, 2010, hal. 96). Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, terutama kimia polimer yang saat ini tidak hanya berhubungan dengan material dan tidak hanya penting secara komersil, namun juga sudah menjadi bagian dari keseharian kita. Namun, dalam pembelajaran di kelas XII, materi tentang kimia polimer hanya membahas mengenai jenisnya, sifatnya, dan reaksi pembentukannya. Hal ini disebabkan oleh alokasi waktu yang kurang memadai sehingga guru kesulitan untuk menjelaskan materi lebih mendalam mengenai kimia polimer karena siswa lebih difokuskan untuk persiapan menghadapi UN kelas XII dengan materi yang banyak (Zul, 2015). Buku pada materi kimia polimer umumnya hanya memuat sedikit contoh polimer untuk kehidupan sehari-hari (Teti, 2015). Buku yang telah ada hanya mencakup reaksi pembentukan polimer, penggolongan polimer, sifat fisik polimer, dampak negatif dan penanggulangannya secara umum. Padahal polimer merupakan bahan yang sering dijumpai dan akrab dengan kehidupan
5
peserta didik. Contohnya kemasan plastik makanan, kantong belanja, tekstil untuk baju, sendok plastik, botol susu, mainan anak-anak, peralatan olahraga, dan peralatan medis. Selain itu, materi yang ada cenderung hanya membahas mengenai konsep sains tapi belum dikaitkan dengan permasalahan dalam masyarakat atau lingkungan tempat peserta didik tinggal. Hal ini bisa dilihat dari kurangnya pemahaman peserta didik dan masyarakat tentang pemakaian dan bahaya dari penggunaan kemasan pangan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya menggunakan kembali botol kemasan minuman yang sudah dipakai, bahkan mengisi ulang botol minuman dengan air panas tanpa tahu dampak negatif bagi kesehatan. Minimnya pengetahuan dan kesadaran peserta didik dan masyarakat mengenai penanganan limbah plastik menimbulkan masalah yang cukup meresahkan bagi lingkungan, karena limbah plastik yang kian bertambah setiap harinya menjadikan Indonesia menjadi peringkat kedua dunia sebagai penghasil sampah plastik ke Laut setelah Tiongkok (MenLHK, 2016). Hal ini menjadikan alasan bagi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) untuk melakukan ujicoba penerapan kebijakan kantong plastik berbayar mulai tanggal 21 Februari 2016. Oleh karena itu, peserta didik dan masyarakat membutuhkan wawasan yang lebih luas dan mendalam, bukan hanya mengenai konsep-konsep ilmu pengetahuan, tetapi ditambahkan mengenai pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat (Nuryanto & Binadja, 2010, hal. 553). Penelitian mengenai kimia polimer ini telah dilakukan oleh Hervici yang berjudul pengembangan modul kimia polimer berbasis kontekstual sebagai sumber belajar mandiri peserta didik SMA/MA kelas XII semester 2 mendapatkan hasil bahwa modul kimia polimer berbasis kontekstual yang dikembangkan layak digunakan sebagai sumber belajar mandiri bagi peserta didik kelas XII SMA/MA. Berdasarkan penilaian dari 3 orang guru kimia mendapatkan skor 99 dengan persentase keidealan 90% atau dengan kategori Baik (B). Resom 10 orang peserta didik diperoleh skor 19,6 dengan persentase
6
keidealan sebesar 98% atau dengan kategori Sangat Baik (SB). Penelitian ini memiliki kekurangan yaitu modul yang digunakan hanya dinilai oleh 10 peserta didik saja dan tidak diujicobakan dalam kegiatan belajar mengajar serta penelitian yang dilakukan mengenai materi kimia polimer belum banyak dilakukan (Hervici, 2013, hal. 81). Atas dasar masalah yang diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran berbentuk buku suplemen berbasis sains teknologi masyarakat sebagai penunjang pembelajaran peserta didik.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Guru masih kesulitan dalam mengembangkan buku suplemen dan masih tergantung pada bahan ajar yang sudah tersedia. 2. Materi yang diberikan belum menerapkan konsep-konsep sains dengan teknologi dan masyarakat atau lingkungan tempat peserta didik tinggal. 3. Peserta didik dan masyarakat belum mengetahui penggunaan plastik dengan baik dan benar, contohnya menggunakan kembali botol kemasan yang sudah digunakan tanpa tahu dampak bagi kesehatan dan lingkungan.
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih terfokus maka dibuat batasan masalah sebagai berikut: 1. Buku suplemen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah buku suplemen
berbasis
sains
teknologi
masyarakat
(STM)
dengan
menggunakan ranah konsep; ranah proses; ranah sikap; ranah kreativitas; ranah aplikasi dan keterkaitan. 2. Materi yang digunakan adalah materi kimia polimer dengan tema plastik.
7
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimanakah pengembangan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat (STM) pada materi kimia polimer dengan tema plastik? 2. Bagaimanakah respon guru dan siswa terhadap buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat (STM) pada materi kimia polimer dengan tema plastik?
E. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Menghasilkan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat (STM) pada materi kimia polimer dengan tema plastik. 2. Mengetahui respon guru dan siswa terhadap buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat (STM) pada materi kimia polimer dengan tema plastik.
F. Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari ilmu kimia. b. Memudahkan memahami materi kimia khususnya kimia polimer. c. Mampu mengaitkan hubungan antara konsep sains dengan teknologi dan masyarakat atau lingkungan tempat peserta didik tinggal. 2. Bagi Guru a. Dapat dijadikan sebagai suplemen bahan ajar. b. Membantu guru dalam memberikan pemahaman yang lebih bermakna bagi peserta didik tentang kimia polimer agar dapat berguna bagi masyarakat.
8
3. Bagi Peneliti a. Menghasilkan buku suplemen berbasis sains teknologi masyarakat materi kimia polimer. b. Menambah pengetahuan mengenai pengembangan buku suplemen khususnya berbasis sains teknologi masyarakat. c. Menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya. 4. Bagi Masyarakat a. Dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan menambah wawasan mengenai kimia polimer dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Mengetahui penggunaan polimer secara baik dan bijak.
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Bahan Ajar 1. Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala bentuk bahan (materials) berupa materi yang disusun secara sistematis untuk membantu guru dalam kegiatan pembelajaran (Direktorat Pembinaan SMA, 2010, hal 27). Bahan ajar di kenal dengan istilah teaching materials yang di pandang sebagai materi yang di buat untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran yang meliputi buku teks, video dan audio tapes, software computer, dan alat bantu visual. Bahan ajar adalah seperangkat bahan yang disusun secara sistematis untuk kebutuhan pembelajaran yang bersumber dari berbagai macam media (Yaumi, 2013, hal. 244). Menurut Pannen (dalam Setiawan, 2007, hal. 1.5) bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang didisain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo, 2008, hal. 40). Bahan ajar menampilkan sejumlah kompetensi yang harus dikuasai siswa melalui materi-materi pembelajaran yanng terkandung di dalamnya. “Bahan ajar diartikan juga sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan dirancang sesuai kurikulum yang berlaku” (Lestari, 2013, hal. 1). Merujuk dari pengertian dari beberapa ahli mengenai bahan ajar, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis berupa informasi tertulis atau tidak tertulis dalam proses pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi.
9
10
2. Fungsi Bahan Ajar Menurut
panduan
pengembangan
bahan
ajar
Direktorat pembinaan SMA (2008, hal 6) bahan ajar berfungsi sebagai: 1. Pedoman bagi guru yang akan megarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa, 2. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses
pembelajaran,
sekaligus
merupakan
substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya, 3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
3. Jenis-jenis Bahan Ajar Setiawan (2007, hal 7-14) mengelompokkan jenis bahan ajar ke dalam 2 kelompok besar berdasarkan pada pendapat beberapa ahli, yaitu bahan ajar cetak dan bahan ajar noncetak. a. Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Rowntree (dalam Setiawan, 2007, hal 10) mengakategorikan bahan ajar cetak sebagai berikut. 1) Buku, pamflet, dan lain-lain bahan cetaj yang dipublikasikan atau khusus ditulis dan dikembangkan untuk keperluan tertentu. 2) Panduan
belajar
siswa
yang
sengaja
dikembangkan
untuk
melengkapi buku baku atau buku utama yaitu buku suplemen. 3) Bahan belajar mandiri, yang sengaja dikembangkan untuk program pendidikan jarak jauh, contohnya modul. 4) Buku kerja guru maupun siswa yang sengaja dikembangkan untuk melengkapi program-program audio, video, komputer, dan lain-lain. 5) Panduan praktikum dan lain-lain. b. Bahan ajar noncetak untuk keperluan pembelajaran tersedia di pasaran dalam jumlah yang terus meningkat. Bahan ajar noncetak berupa
11
program audio, bahan ajar display, model, overhead trasparencies (OHT), video dan bahan ajar berbantuan komputer. Tabel 2.1 Jenis dan Karakteristik Bahan Ajar Noncetak Jenis Bahan Ajar Karakteristik Noncetak 1) Bahan ajar Semua materi tulisan maupun gambar yang dapat display ditampilkan di dalam kelas, kelompok kecil ataupun siswa secara perorangan tanpa menggunakan alat proyeksi. Contohnya flipchart, adhesive, chart, poster, peta, foto, dan realia 2) Overhead Biasanya berupa imej tekstual dan grafik dalam Transparen lembar transparan yang dapat dipresentasikan di cies (OHT) depan kelas atau kelompok dengan menggunakan OHP. 3) Audio Suara, musik, dan kata-kata yang dapat digunakan untuk pembelajaran langsung, terutama untuk pengajaran bahasa. Contoh radio dan kaset audio. 4) Video Segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contoh kaset video dan siaran televisi. 5) Berbasis Berbagai jenis bahan ajar noncetak yang Komputer membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar. Memudahkan pembelajaran seperti penggunaan internet untuk pembelajaran, power point.
4. Ciri-Ciri Bahan Ajar yang Baik Sebuah buku teks dikatakan baik jika buku tersebut mampu menyampaikan pesan (ilmu pengetahuan) melalui penggunaan kata-kata dan ilustrasi gaya penyajian yang jelas, logis, kreatif dan mudah dipahami oleh pembacanya. Sementara itu, berdasarkan kriteria penilaian bahan ajar berupa buku pelajaran, setidaknya ada empat syarat terpenuhi bila sebuah bahan ajar dikatakan baik, diantaranya cakupan materi atau isi sesuai dengan kurikulum, penyajian materi memenuhi prinsip belajar, bahasa dan keterbacaan baik, format buku atau grafika menarik (Riyanto, 2013, hal. 29).
12
5. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar Ada beberapa prinsip dalam pemilihan bahan ajar, yaitu sebagai berikut: (Zulfiani, dkk. 2009, hal. 39-40) a. Prinsip relevansi atau keterkaitan materi sesuai dengan tuntutan Standar
Kompetensi/Kompetensi Dasar; b. Prinsip konsistensi atau keajegan, dimaksudkan jika kompetensi dasar
yang harus dicapai siswa ada empat macam, maka bahan ajarnya pun harus empat macam; c. Prinsip adukasi atau kecukupan adalah kecukupan materi dalam bahan
ajar untuk mencapai kompetensi seperti yang diajarkan oleh guru.
6. Peranan Pengembang Pembelajaran Yaumi (2013, hal 247-249) berpendapat bahwa terdapat dua macam pengembangan pembelajaran, yaitu: a. Pengembang pembelajaran sekaligus sebagai guru, dosen, atau instruktur. Peran guru, dosen, atau instruktur bukan hanya sebagai pemberi pelajaran yang menyajikannya di depan kelas, namun sebagai pengembang pembelajaran termasuk juga mengembangkan bahan pembelajaran (bahan ajar), karena yang mengetahui secara komprehensif kebutuhan peserta didik adalah guru, dosen, dan instruktur. b. Pengembang pembelajaran yang bukan sebagai guru, dosen, dan instruktur. Sebaiknya bekerja sama dengan tim yang bertanggung jawab pada desain, pengembangan dan implementasi pendidikan dan pelatihan. Serta melibatkan tim yang berasal dari konsultasi pengembang pembelajaran, personel pelatih atau intruktur, guru dan staf pengajar yang terdapat di universitas khususnya dalam fakultas dan jurusan pendidikan.
13
7. Langkah-langkah pembuatan bahan ajar Direktorat Pembinaan SMA memaparkan langkah-langkah penyusunan bahan ajar antara lain: (Direktorat Pembinaan SMA, 2010, hal. 28-29) a. Analisis kebutuhan bahan ajar, meliputi: 1) Analisis KI/KD Analisis KI-KD adalah kegiatan yang menelaah setiap kompetensi dasar yang ada pada standar kompetensi yang memerlukan bahan ajar, sehingga dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus disiapkan dalam satu semester tertentu dan jenis bahan ajar mana yang dipilih. 2) Analisis sumber belajar. Analisis
sumber
belajar
adalah
kegiatan
menginventarisasi
ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan bahan ajar yang akan dikembangkan, sehingga diperoleh kesesuaian dan kemudahan dalam pengembangan bahan ajar. 3) Pemilihan dan penentuan bahan ajar Pemilihan dan penentuan bahan ajar dilakukan agar bahan ajar yang akan digunakan menarik dalam proses pembelajaran dan dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi. b. Penyusunan peta bahan ajar Penyusunan peta bahan ajar adalah pemetaan terhadap ruang lingkup dan urutan bahan ajar yang akan dikembangkan. Pemetaan ini diperlukan untuk mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan bahan ajarnya. Sekuensi bahan ajar sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan dan penentuan sifat bahan ajar apakah dependen (tergantung) atau independen (berdiri sendiri). c. Pembuatan atau pengembangan bahan ajar Pembuatan/pengembangan bahan ajar memperhatikan struktur dan komponen-komponen setiap jenis bahan ajar yang akan dikembangkan
14
yang terdiri atas identitas mata pelajaran, kompetensi dasar, judul, petunjuk/pedoman, latihan, tugas/langkah kerja, dan penilaian. d. Evaluasi dan revisi Evaluasi dan revisi dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan ajar telah baik atau masih ada hal yang perlu diperbaiki. komponen evaluasi mencakup kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikan. Menurut Warsita (2008, hal 226-227) pengembangan media dan bahan belajar dikelompokkan ke kadalam tiga tahap besar, diantaranya: tahap perancangan, tahap produksi, dan tahap evaluasi. Tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut. Perencanaan
Produksi
Evaluasi
Analisis Kebutuhan
Persiapan
Evaluasi
Pelaksanaan
Revisi
Penyusunan GBIM & JM
Penyelesaian
Uji Lapangan
Penulisan Naskah Gambar 2.1 Tahapan Pengembangan Media dan Bahan Belajar a. Perencanaan 1) Analisis Kebutuhan adalah suatu kegiatan ilmiah yang melibatkan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber informasi untuk mengetahui kesenjangan antara keadaan seharusnya terjadi dengan keadaan yang senyatanya terjadi. 2) Penyusunan Garis Besar Isi Media dan Jabaran Materi merupakan acuan utama dalam tahap pengembangan media dan bahan belajar. Komponen GBIM minimal berisikan Kompetensi Dasar (tujuan pembelajaran umum), Indikator keberhasilan (tujuan pembelajaran khusus), alternatif judul media dan bahan belajar, dan referensi.
15
3) Penulisan Naskah ini disesuaikan dengan jenis media yang berisi berbagai ketentuan mengenai produksi. b. Produksi 1) Persiapan dilakukan untuk mempersiapkan segala
sesuatunya
sehingga proses produksi berjalan lancar dan hasilnya memuaskan. 2) Pelaksanaan merupakan kegiatan produksi yang secara rinci melibatkan tenaga ahli/pembimbing. 3) Penyelesain melaksanakan kegiatan preview dan perbaikan (revisi) program serta reproduksi (penggandaan). c. Evaluasi 1) Evaluasi prasemester minimal tiga bentuk, yaitu evaluasi oleh ahli, evaluasi orang per orang, dan evaluasi kelompok kecil untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kelemahan media dan bahan belajar yang dikembangkan. Berbagai kelemahan inilah yang akan dijadikan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan (revisi). 2) Uji Coba Lapangan pada intinya dilakukan untuk mengetahui apakah program media dan bahan belajar yang dilembangkan benar-benar berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, sesuai/cocok dengan lingkungan dimana program media dan bahan belajar tersebut akan digunakan atau tidak, dan dapar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan atau tidak. Setiawan (2007, hal 24-34) terdapat lima langkah utama untuk mengembangkan bahan ajar, diantaranya: a. Analisis. Pada tahap ini, dilakukan identifikasi perilaku awal siswa dan karakteristik siswa. b. Perancangan. Pada tahap ini terdiri atas perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan peta konsep mata pelajaran, pemilihan media dan sumber belajar, serta pemilihan strategi pembelajaran. c. Pengembangan.
Diawali
dengan
memilih
salah
pembelajaran, lengkapi matero, media, dan strateginya.
satu
tujuan
16
d. Evaluasi dan revisi. Ada empat cara untuk mengevalluasi bahan ajar yaitu: telaah oleh ahli materi, uji coba satu-satu, uji coba kelompok kecil, uji coba lapangan. Analisis Perancangan Pengembangan Evaluasi Revisi Umpan balik Gambar 2.2 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar
B. Buku Suplemen 1. Pengertian Buku Suplemen Buku suplemen atau bisa disebut juga dengan buku pengayaan adalah buku yang dipergunakan untuk mendampingi buku utama (Kurniasari, 2014, hal. 463). “Bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi kurikulum” (Direktorat Pembinaan SMA, 2008, hal. 8). Menurut Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 “buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan, menengah, dan perguruan tinggi”. Buku pengayaan atau buku pelengkap adalah berupa informasi yang melengkapi buku pelajaran pokok. Sitepu menjelaskan bahwa pelengkap yang dimaksud adalah memberikan informasi tentang bahasan pokok tertentu yang ada di dalam kurikulum seacra lebih luas dan/atau lebih dalam (Sitepu, 2012, hal. 16). Buku pengayaan menurut Suherli (dalam Riyanto, 2013, hal. 29) merupakan buku yang
dapat
memperkaya
dan
meningkatkan
penguasaan
ipteks,
keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya. Buku suplemen tidak semata-mata dimaksudkan hanya untuk peserta didik namun dapat pula digunakan oleh pihak lain atau masyarakat pada umumnya.
17
Buku suplemen sering dikenal dengan istilah buku bacaan atau buku perpustakaan. Buku ini dimaksudkan untuk memperkaya wawasan, pengalaman, dan pengetahuan pembacanya. Buku suplemen diartikan buku yang memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan ipteks dan keterampilan; membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat pembaca lainnya (Pusat Perbukuan, 2008, hal. 8). Menurut Pusat Perbukuan (2008, hal. 3) bahwa buku suplemen termasuk ke dalam jenis buku nonteks pelajaran. Buku nonteks pelajaran adalah buku-buku yang berisi materi pendukung, pelengkap, dan penunjang buku teks pelajaran yang berfungsi sebagai bahan pengayaan, referensi, atau panduan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran dengan menggunakan penyajian yang longgar, kreatif, dan inovatif serta dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang dan tingkatan kelas atau pembaca umum. Berdasarkan pendapat beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa buku suplemen adalah buku pelajaran yang dapat memperkaya wawasan pembacanya dan digunakan untuk melengkapi materi pembelajaran.
2. Perbedaan Buku Suplemen dan Buku Teks Berdasarkan karakteristiknya terdapat beberapa perbedaan antara buku teks pelajaran dengan buku suplemen. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut. Tabel 2.2 Perbedaan antara Buku Teks dan Buku Suplemen No Karakteristik 1 Target
Buku Teks Terdiri dari materi yang ditulis dan harus dipahami siswa dalam satuan pendidikan Sumber utama
2
Kegunaan dalam satuan pendidikan
3
Kedudukan dalam satuan pendidikan
Wajib
4
Kegunaan sebagai alat pendukung
Tinggi
Buku Suplemen Menambah pengetahuan siswa dan guru dalam satuan pendidikan Bukan sumber utama, hanya pelengkap Bukan sebagai sumber utama, melainkan pendukung. Tidak tinggi
18
No Karakteristik 5 Keterangan penulisan
Buku Teks Berkaitan dengan kurikulum
6 7
Bantuan guru Anatomi buku
8
Pengguna
Wajib Selalu berisi pelajaran, diskusi, latihan, dan evaluasi secara lengkap Mayoritas siswa
9
Tempat penggunaan
Kebanyakan di kelas/sekolah
Buku Suplemen Tidak terkait kurikulum (mata pelajaran sains, kebutuhan hidup, perencanaan atau pertumbuhan zaman, pengalaman hidup) Tidak wajib -
Tidak didominasi siswa Tidak didominasi dikelas/ sekolah (rumah, ruang tunggu, tempat umum, dll) (Maryam, 2012, hlm.46)
Berdasarkan Tabel 2.3 menunjukkan bahwa buku suplemen termasuk ke dalam buku nonteks yang memberikan banyak manfaat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika siswa kurang dalam minat membaca buku suplemen, sebaiknya seorang guru mengintegrasikan penggunaan buku suplemen dalam proses pembelajaran (Maryam, 2012). Buku suplemen memiliki sifat penyajian yang khas, berbeda dengan buku teks pelajaran. Buku suplemen dapat disajikan secara bervariasi, baik dengan menggunakan variasi gambar, ilustrasi, atau variasi alur wacana. Buku suplemen bersifat mengembangkan dan meluaskan kompetensi siswa, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun kepribadian.
3. Jenis-Jenis Buku Suplemen Buku suplemen dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu buku suplemen pengetahuan, buku suplemen keterampilan, dan buku suplemen kepribadian. Jenis-jenis buku suplemen terdapat pada tabel 2.3 berikut.
19
Tabel 2.3 Jenis-Jenis Buku Suplemen Jenis-Jenis Buku Suplemen Buku suplemen pengetahuan
Buku suplemen keterampilan
Buku suplemen kepribadian
Pengertian dan karakteristik Buku-buku yang diperuntukkan bagi pelajar untuk memerkaya pengetahuan dan pemahamannya, baik pengetahuan lahiriyah maupun pengetahuan batiniyah. Buku jenis ini merupakan buku-buku yang diperlukan pelajar atau pembaca pada umumnya agar dapat membantu peningkatan kompetensi kognitifnya. Buku-buku yang memuat materi yang dapat memerkaya dan meningkatkan kemampuan dasar para pembaca dalam rangka meningkatkan aktivitas yang praktis dan mandiri. Dalam buku tersebut termuat materi yang dapat meningkatkan, mengembangkan dan memerkaya dalam kemampuan menghitung, memberi nama, menghubungkan, dan mengkomunikasikan kepada orang lain sehingga mendorong untuk berkarya dan bekerja secara praktis. merupakan buku-buku yang dapat meningkatkan kualitas kepribadian, sikap, dan pengalaman batin pembaca. Dari perspektif buku pendidikan, buku suplemen kepribadian diharapkan dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara umum (Pusat Perbukuan, 2008, hal. 11-15)
4. Langkah-Langkah Mengembangkan Buku Suplemen Pusat kurikulum dan perbukuan (2008, hal. 59-64) menyebutkan bahwa dalam menulis buku nonteks, penulis harus memerhatikan makna buku nonteks bagi pembacanya dan tidak harus berhubungan secara langsung pada standar kompetensi dalam Standar Isi. Ada beberapa tahapan penulisan, yaitu: a. Menyiapkan konsep dasar tulisan; Konsep dasar yang disiapkan berkaitan dengan jenis tulisan yang akan disusun, contohnya suplemen pengetahuan, keterampilan,
20
kepribadian, ensiklopedia, kamus, atlas, atau panduan pendidik. Dalam menulis buku nonteks, seorang penulis lebih leluasa dalam mengembangkan isi atau materi buku. Penulis buku nonteks lebih bebas dalam menggunakan strategi, gaya, dan model penuangan gagasan. Konsep dasar yang dimaksud harus sistematis, objektif, dan terbuka. Sistematis berarti bahwa materi yang disajikan itu merupakan suatu kesatuan yang berhubungan dengan ilmu lain, baik dari sisi isi maupun wilayah garapannya. Objektif berarti bahwa materi yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan secara material. Terbuka berarti bahwa materi itu dapat dijelaskan secara ilmiah. b. Memerhatikan proses kreatif Menulis buku nonteks adalah sebuah proses kreatif. Bahan tulisan diperoleh dari hasil menggali, menghidupkan imajinasi, intuisi, memunculkan potensi-potensi baru, membuka pandangan-pandangan yang menimbulkan kekaguman, serta dapat merangsang pikiranpikiran yang tidak terduga. Dalam menulis buku nonteks terbangun suatu aktivitas mental penulis mulai dari merencanakan tulisan untuk menjadi buku nonteks, tahap pengolahan informasi, tahap kemunculan berbagai gagasan, tahap memverifikasi berbagai gagasan yang dihubungkan dengan realitas. c. Menetapkan aspek yang akan dikembangkan Dalam menulis buku nonteks seharusnya dapat menetapkan aspekaspek dari domain kognitif, afektif, atau psikomotorik yang dipandang perlu dikembangkan dalam menulis buku nonteks pelajaran. Hal ini dikarenakan dalam buku teks pelajaran mengacu pada ketentuan dan tuntutan Standar Isi, sementara ketiga aspek tersebut memerlukan pengembangan dan pendalaman materi, sehingga pembaca memeroleh pegetahuan yang lebih luas, leih kaya, dan lebih menyeluruh.
21
d. Menyesuaikan dengan kemampuan berpikir pembaca. Penulisan buku nonteks khususnya buku suplemen selayaknya lebih menyesuaikan pada kemampuan berpikir peserta didik. Kemampuan berpikir peserta didik dapat dipengaruhi oleh kompetensi dirinya dan lingkungan tempat mereka berada. Kemampuan berpikir peserta didik juga sangat berhubungan dengan perkembangan budaya suatu masyarakat. Dengan demikian, seorang penulis buku nonteks seharusnya dapat menulis materi buku nonteks yang sesuai dengan kemampuan peserta didik pada umumnya dan perkembangan budaya Indonesia. 5. Komponen Dasar dan Komponen Utama Buku Suplemen Dalam menulis buku nonteks berkualitas, selain harus memahami langkah-langkah penyusunan buku, juga harus memahami komponen dasar dan komponen utama dalam pembuatan buku nonteks pelajaran (Pusat Perbukuan, 2008, hal. 64-70). a. Komponen Dasar Terdapat beberapa komponen, diantaranya: Tabel 2.4 Komponen Dasar Buku Suplemen Komponen Dasar Karakteristik buku
Struktur buku
Kriteria a) Materi buku yang dikembangkan bukan merupakan acuan wajib bagi peserta didik dalam mengikuti salah satu mata pelajaran tertentu. b) Materi buku tidak dilengkapi dengan instrumen evaluasi dalam bentuk pertanyaan, tes, ulangan, LKS, atau bentuk lainnya. c) Penerbitan buku tidak disajikan secara serial berdasarkan tingkat kelas. d) Pengembangan materi tidak terait secara langsung dengan atau sebagian Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar dalam Standar Isi. e) Materi buku dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang pendidikan dan tingkat kelas. a) Bagian awal minimal terdiri dari kata pengantar atau prakata dan daftar isi.
22
Komponen grafika
b) Bagian isi merupakan materi buku. c) Bagian akhir minimal terdapat bagian daftar pustaka yang dapat dilengkapi dengan indeks, glosarium, atau lampiran. a) Buku dijilid dengan rapi dan kuat. b) Buku menggunakan huruf dan/atau gambar/ilustrasi yang terbaca. c) Buku dicetak dengan jelas dan rapi. d) Buku menggunakan kertas berkualitas dan aman.
2. Komponen Utama Komponen utama ini adalah pemandu dalam penulisanbuku nonteks berkualitas, terdiri atas: Tabel 2.5 Komponen Utama Buku Suplemen Komponen Utama
Kriteria
Komponen Materi
a) Materi yang mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional b) Materi yang tidak bertentangan dengan ideologi dan kebijakan poliik negara, c) Materi yang menghindari masalah SARA, Bias jender, serta pelanggaran HAM d) Materi yang ditulis sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat e) Mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi di Indonesia f) Materi atau isi buku mengembangkan kecakapan akademik, sosial, dan kejujuran untuk memecahkan masalah dan mendorong jiwa kewirausahaan g) Materi atau isi buku harus secara maksimal membangun karakteristik kepribadian bangsa Indonesia yang diidamkan dan kepribadian yang mantap. a) Penyajian materi buku dilakukan secara runtun, bersistem, lugas, dan mudah dipahami. b) Penyajian materi lebih mendalam, menyeluruh, dan meluas. c) Penyajian materi mengembangkan kreativitas dan kemampuan berinovasi. a) Buku yang menuntut kehadiran ilustrasi, maka penggunaan ilustrasi (gambar, foto,
Komponen Penyajian
Komponen Bahasa dan/atau Ilustrasi
23
Komponen Utama
Kriteria
b) c)
Komponen Grafika
a)
b)
diagram, tabel, lambang) harus dialkukan sesuai dan proporsional. Dalam menggunakan istilah atau simbol harus baku dan berlaku secara menyeluruh Dalam menggunakan bahasa, yang meliputi ejaan, kata, kalimat, dan paragraf harus tepat, lugas, dan jelas sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar yaitu Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Desain kulit buku, yang meliputi tata letak, tipografi, atau ilustrasi yang menarik, sederhana, dan mencerminkan isi buku. Desain isi buku, meliputi tata letak konsisten, harmonis, dan lengkap, serta menggunakan tipografi yang sederhana, mudah dibaca dan dipahami.
Apabila penulis akan menulis buku suplemen pengetahuan maka kemutakhiran mutlak diperhatikan. Materi juga harus dapat dipercaya kebenarannya berdasarkan kebenaran keilmuan. Selain itu, materi harus akurat berdasarkan rujukan yang dapat dipertanggungjawabkan. Artinya, materi yang ditulis harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat. Selain itu, seorang penulis buku nonteks juga harus memerhatikan kemutakhiran kebijakan pemerintah. Materi yang diusung dalam buku nonteks, selain harus menyesuaikan dengan kemutakhiran berdasarkan teori keilmuan juga harus menyesuaikan dengan kemutakhiran kebijakan pemerintah dan perkembangan sosial yang terjadi. Perkembangan ini sering tampak sangat cepat bergulir dan sering terlambat diikuti oleh kajian keilmuan yang melandasinya. Seorang penulis buku suplemen harus berusaha secara maksimal menggunakan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Sumber-sumber yang dimaksud adalah kondisi fisik dan nonfisik sebagai kekayaan alam Indonesia. Dengan demikian, penulis harus memiliki wawasan tentang keindonesiaan, baik tentang sumber daya alam hayati dan fisik, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya Indonesia (Pusat Perbukuan, 2008, hal. 70-71).
24
C. Hakikat Sains Teknologi Masyarakat 1. Kaitan antara Sains, Teknologi dan Masyarakat Teknologi lahir karena adanya kebutuhan manusia, hal ini berarti manusia telah melakukan kegiatan atau proses yang menghasilkan produk yaitu alat-alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan efesiensi serta memberikan kemudahan pelaksanaan pekerjaan manusia. Sains berawal dari adanya sifat ingin tahu manusia. Observasi yang sistematis terhadap peristiwa alam serta pemikiran atau perenungan tentang sebab-sebab terjadinya peristiwa alam ini telah melahirkan “pendapat sementara” yang pada zamannya telah dianut oleh sebagian besar masyarakat. Konsep sains teori serta hukum dikemukakan oleh para ilmuwan membawa dampak pada penemuan teknologi. Jadi meskipun sains itu berbeda dengan teknologi, namun antara sains dan teknologi terdapat kaitan yang erat atau hubungan timbal balik yang saling menguntungkan (Poedjiadi, 2010, hal. 61-63). Kaitan antara teknologi dengan masyarakat yaitu karena teknologi lahir oleh adanya kebutuhan masyarakat. Produk teknologi memerlukan kesiapan masyarakat pengguna produk tersebut. Kesiapan yang harus dimiliki oleh pengguna suatu produk teknologi adalah kesiapan pengetahuan tentang produk tersebut dan kesiapan mental untuk tidak menggunakan produk teknologi untuk tujuan yang dampaknya merugikan orang lain atau masyarakat. Penyalahgunaan suatu produk teknologi dapat menimbulkan dampak negatif. Dengan demikian bermanfaat atau tidaknya penggunaan suatu
produk
teknologi
tergantung
pada
moral
orang
yang
menggunakannya. Kaitan sains dengan masyarakat tidak seperti teknologi, sains kurang dipahami atau dihayati secara langsung oleh masyarakat. Sains merupakan komponen yang dapat membantu meningkatkan kesiapan pengetahuan masyarakat tentang produk teknologi. Sains juga dapat berperan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan sumber daya alam atau meningkatkan pemahaman masyarakat tentang gejala alam dalam kehidupan sehari-hari (Poedjiadi, 2010, hal. 63-64).
25
Sains
Teknologi
Masyarakat
Gambar 2.3 Keterkaitan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
2. Pengertian Sains Teknologi Masyarakat Pada hakekatnya, visi STM berarti cara pandang ke depan untuk membawa ke arah pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam kehidupan ini mengandung aspek sains, teknologi dan masyarakat sebagai satu kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal balik (Nugraheni, 2013, hal. 34). Sains teknologi masyarakat merupakan suatu usaha untuk menyajikan IPA dengan mempergunakan masalah-masalah dari dunia nyata. Sains teknologi masyarakat adalah suatu pendekatan yang mencakup seluruh aspek pendidikan yaitu tujuan, topik/maslah yang akan di eksplorasi, stratergi pembelajaran, evaluasi dan persiapan/kinerja guru. Pendekatan ini melibatkan siswa dalam menentukan tujuan, prosedur pelaksanaan, pencarian informasi dan dalam evaluasi (Zulfiani, dkk. 2009, hal. 125). Dewasa ini beberapa istilah telah dikemukaan oleh para pendidik atau praktisi pendidikan yaitu Science Technology Society yang diterjemahkan dengan Sains Teknologi Masyarakat (STM atau SATEMAS atau ITM), Science Environment Technology (SET) dan Science Environment Technology Society (SETS) yang disingkat SALINGTEMAS. Dari beberapa istilah tersebut inti sebenarnya sama saja yaitu kaitan antara sains dan teknologi serta manfaatnya bagi masyarakat, lingkungan pasti terkait tetapi yang merasakan dampak teknologi terhadap lingkungan adalah masyarakat (Poedjiadi, 2010, hal. 115-116). Pendekatan salingtemas atau STM bertujuan memberi pembelajaran sains secara kontekstual siswa dibawa ke
26
situasi untuk memanfaatkan konsep sains ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat (Binadja A. d., 2010, hal. 553). Dari beberapa pengertian STM yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa sains teknologi masyarakat adalah suatu pembelajaran yang mengaitkan antara sains dan teknologi sehingga dapat dijadikan solusi dari masalah-masalah atau isu yang sedang terjadi di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Karakteristik Sains Teknologi Masyarakat Pendekatan STM memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Identifikasi masalah (oleh siswa) di dalam masyarakat yang mempunyai dampak negatif dan positif. 2) Mempergunakan masalah yang ada di dalam masyarakat yang ditemukan siswa yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam sebagai wahana untuk menyampaikan pokok bahasan. 3) Menggunakan sumber daya yang terdapat di dalam masyarakat baik materi maupun manusia sebagai nara sumber untuk informasi ilmiah maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata dari kehidupan sehari-hari. 4) Meningkatkan pengajaran IPA melampaui jam pelajaran di ruang kelas 5) Meningkatkan kesadaran siswa akan dampak ilmu pengetahuan alam dan teknologi 6) Memperluas wawasan siswa mengenai ilmu pengetahuan alam lebih dari sesuatu yang perlu dikuasai untuk lulus ujian/tes semata 7) Mengikut sertakan siswa untuk mencari informasi ilmiah maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata yang diangkat dari kehidupan sehari-hari. 8) Memprkenalkan peranan ilmu pengetahuan alam di dalam suatu institusi dan dalam masyarakat. 9) Fokus akan karir yang erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam dan teknologi.
27
10) Meningkatkan kesadaran siswa akan tanggung jawabnya sebagai warga negara dalam menyelesaikan/memecahkan masalah yang timbul di dalam masyarakat terutama masalah-masalah yang erat hubungannya dengan iptek. 11) Ilmu pengetahuan alam merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa; ilmu pengetahuan alam yang mengacu masa depan (Zulfiani, dkk. 2009, hal. 125-126) Pendekatan sains teknologi masyarakat dilandasi oleh tiga hal penting, diantaranya: 1) Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi dan masyarakat 2) Dalam proses belajar menganut pandangan kontruktivisme, yang pada pokoknya menggambarkan bahwa siswa membentuk atau membangun pengetahuan melalui interaksinya dengan lingkungan 3) Dalam pengajarannya terkandung lima ranah, yang terdiri atas ranah pengetahuan; ranah sikap; ranah proses sains; ranah kreativitas; serta ranah hubungan dan aplikasi. (Zulfiani, dkk. 2009, hal. 126).
4. Ranah Sains Teknologi Masyarakat Yager (dalam Poediadi, 2010, hal 105) menyebutkan bahwa ada enam ranah untuk pengajaran dan penilain STM, yaitu: Pandangan Dunia
Masyarakat Aplikasi Kreativitas
Konsep
Proses Sikap Pandangan Dunia
Keterkaitan Gambar 2.4 Ranah STM
Siswa
28
a. Ranah konsep meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum (prinsipprinsip), serta teori dan hipotesis yang digunakan oleh para saintis. Dapat juga disebut ranah pengetahuan ilmiah/sains. b. Ranah proses meliputi hal-hal yang berhubungan dengan cara memperoleh ilmu atau produk sains, seperti melakukan observasi. c. Ranah kreativitas meliputi kombinasi obyek dan ide atau gagasan dengan cara yang baru, menyelesaikan masalah, mendisain alat. d. Ranah sikap meliputi sikap positif terhadap ilmu dan para ilmuwan. Serta pengembangan sikap positif terhadap guru-guru dan pelajaran sains di sekolah, kepercayaan diri, motivasi, kepekaan, membuat keputusankeputusan tentang isu-isu lingkungan dan sosial. e. Ranah aplikasi dan keterkaitan meliputi menunjukkan contoh-contoh konsep-konsep ilmiah dalam kehidupan, menerapkan konsep-konsep sains dalam kehidupan. Berdasarkan ranah STM, maka penggunaan pembelajaran sains dengan menggunakan STM diharapkan akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut: a. Ranah Pengetahuan 1) Siswa meihat pengetahuan sebagai hal yang berguna bagi dirinya sendiri 2) Siswa yang belajar melalui pengelaman yang diendapkan dalam aktu yang cukup lama dan sering dapat menghubungkannya kepada situasi baru. b. Ranah Sikap 1) Minat siswa meningkat dalam pembelajaran 2) Siswa menjadi lebih ingin mengetahui tentang segala yang ada di dunia 3) Siswa memandang guru sebagai fasilitator 4) Siswa memandang sains sebagai suatu cara untuk menangani masalah c. Ranah Proses 1) Siswa melihat proses sains sebagai keterampilan yang dapat mereka gunakan
29
2) Siswa melihat proses keterampilan yang mereka butuhkan untuk menyempurnakan dan mengembangkannya menjadi lebih mantap untuk kepentingan mereka sendiri 3) Siswa siap melihat hubungan proses sains kepaada aksi mereka sendiri 4) Siswa melihat proses sains sebagai bagian yang vitas dari apa yang mereka lakukan dalam pelajaran sains d. Ranah Kreativitas 1) Siswa lebih banyak bertanya 2) Siswa sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan unik yang memacu minat mereka dan guru 3) Siswa terampil dalam mengajukan sebab dan akibat dari hasil pengamatannya 4) Siswa penuh dengan ide-ide murni e. Ranah Aplikasi dan Keterkaitan 1) Siswa dapat menghubungkan studi sains mereka dengan kehidupan sehari-hari 2) Siswa terlibat dalam pemecahan isu-isu sosial 3) Siswa mencari informasi dan menggunakannya 4) Siswa
turut
terlibat
dalam
perkembangan
teknologi
serta
menggunakannya untuk kepentingan dan relevansi dari konsep-konsep sains (Zulfiani, dkk. 2009, hal. 127-128).
5. Tahapan Model Sains Teknologi Masyarakat Berdasarkan penelitian, Poedjiadi mendeskripsikan suatu hal yang tidak boleh diabaikan adalah adanya pemantapan konsep yang menuntut kejelian guru, untuk mencegas miskonsepsi. Untuk itu, pendekatan sains teknologi masyarakat telah dapat disebut sebagai model sains teknologi masyarakat pada Gambar 2.5 berikut (Poedjiadi, 2010, hal. 126).
30
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Pendahuluan: Inisiasi/Invitasi/Apersepsi/ Eksplorasi terhadap siswa
Isu atau masalah
Pembentukan/ Pengembangan konsep
Pemantapan konsep
Aplikasi konsep dalam kehidupan: Penyelesaian masalah atau analisis isu
Pemantapan konsep
Tahap 4
Pemantapan konsep
Tahap 5
Penilaian
Gambar 2.5 Tahapan Model Sains Teknologi Masyarakat
D. Pengembangan Buku Suplemen Berbasis STM Seperti sudah di jelaskan, buku suplemen merupakan buku pelajaran yang dapat memperkaya wawasan pembacanya dan digunakan untuk melengkapi materi pembelajaran. Materi yang dikaji didalamnya mengandung lima ranah yang terdapat di STM (ranah konsep; ranah sikap; ranah proses; ranah kreativitas; ranah aplikasi dan keterkaitan). Pembuatan buku suplemen berbasis STM menggunakan langkah-langkah pengembangan buku menurut Warsita yang terdiri atas tahap perancangan, produksi, dan evaluasi dengan mengintegrasikan ranah STM.
31
E. Kimia Polimer Kimia polimer adalah salah satu materi pada mata pelajaran kimia. Menurut Permendikbud No. 69, Tahun 2013, Kompetensi Dasar yang harus dicapai pada materi kimia polimer adalah: Tabel 2.6 Kompetensi Dasar Kimia Polimer Kompetensi Dasar 3.9 Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan penggolongan makromolekul (polimer, karbohidrat, dan protein). 4.9 Menalar dan menganalisis struktur, tata nama, sifat dan kegunaan makromolekul (polimer, karbohidrat, dan protein) 1. Pengertian Polimer Polimer adalah molekul besar (makromolekul) berantai panjang hasil penggabungan molekul-molekul sederhana (monomer). Monomer yang dapat membentuk polimer adalah molekul yang memiliki ikatan rangkap atau yang mempunyai gugus fungsi tertentu (Kitti, 2014, hal. 203).
2. Penggolongan Polimer Penggolongan polimer memberikan kemudahan kepada kita untuk lebih mudah mengenal jenis polimer apa yang ada dan kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. a. Berdasarkan Asal Jika digolongkan berdasarkan asalnya, polimer dibedakan menjadi dua macam yaitu polimer alam dan polimer sintetik. Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari makhluk hidup (manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan). Contohnya karbohidrat, protein, asam nuklet, dan getah karet. Polimer sintetik adalah polimer yang dibuat oleh manusia di dalam laboratorium atau industri. Contohnya karet sintetis, serat sintetis, orlon, dan plastik (Kitti, 2014, hal. 203).
32
b. Berdasarkan Reaksi Polimerisasi Berdasarkan reaksi pembentukannya, polimer dibedakan menjadi dua cara yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi. Reaksi pembentukan polimer disebut polimerisasi. Polimerisasi adisi disebut juga polimer rantai-tumbuh, dibuat dari satu unit monomer yang dihubungkan dengan unit monomer lain dengan cara berulang-ulang. Polimer adisi mempertahankan semua atom dari unit monomernya (Hart, 2003, hal. 433-434). Contoh:
polietilena,
polipropilena,
polivinil
klorida,
teflon,
poliisoprena. 1) Polimerisasi adisi radikal bebas inisiator CH2 = CH
– CH2CH – CH2CH – CH2CH –
radikal
L
L
L monomer vinil
n
L
polimer vinil
L = H, alkil, aril, gugus pendonasi-elektron, gugus penarik-elektron. 2) Polimerisasi adisi kationik H2C=CH + +
R + H2C = CH
RCH2 – CH
L
L
L +
RCH2 – CH – CH2 – CH dst... L
L
L = gugus penstabil karbokation (alkil, Ph) 3) Polimerisasi adisi anionik R– + H2C = CH L
–.. RCH2 – CH L
H2C=CH L
–.. RCH2 – CH – CH2 – CH dst... L
L
(Hart, 2003, hal. 456-457)
33
Polimerisasi kondensasi adalah reaksi antara dua jenis gugus fungsi, dengan melepas beberapa molekul kecil, seperti air. Beberapa atom lepas sebagai molekul kecil yang tereleminasi (Hart, 2003, hal. 434). Contoh: nilon, dakron, bakelit. Pembuatan dakron
HO2C
CO2H + HOCH2CH2OH O
(C
O
CCH2CH2O ) + H2O Dakron
c. Berdasarkan jenis monomernya Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibagi atas homopolimer dan kopolimer. Homopolimer terbentuk dari monomer-monomer yang sejenis. M + M + ... – [M – M – M – M] – Monomer Polimer Kopolimer melibatkan dua atau lebih monomer sehingga menghasilkan rantai yang memiliki sifat beragam. Jenis kopolimer 1) Kopolimer berselang-seling. –A–B–A–B–A–B–A–B–A–B– 2) Kompolimer statistik: memiliki urutan monomer sesuai dengan kaidah statistik yaitu acak atau sering disebut random copolymer. –A–B–B–B–A–B–A–B–A–A– 3) Kopolimer blok: memiliki dua (A dan B) atau polimer triblock (A, B, dan C) dimana homopolimer terikat secara kovalen. –B–B–B–B–B–A–A–A–A–A– 4) Kopolimer cangkok: memiliki rantai samping dengan komposisi berbeda dengan rantai utama. polimerisasi cangkong dapat terjadi melalui dua metode yaitu radikal bebas dan ion. Peran inisiator dalam reaksi sangat penting, karena dapat menentukan metode yang akan digunakan untuk proses pencangkokan (Firdaus, 2013, hal. 1314). –A–A–A–A–A–A–A–A–A–A– –B–B–B
B – B – B–
34
d. Berdasarkan sifatnya terhadap pemanasan Berdasarkan sifatnya terhadap pemanasan, polimer dibagi atas polimer termoplastik dan polimer termoseting. Polimer termoplastik adalah polimer yang menjadi lunak apabila dipanaskan dan mengeras apabila didinginkan, jika dipanaskan lagi, bahan akan menjadi lunak dan dapat dicetak sesuai bentuk atau berbeda bentuk. Polimer termoseting adalah polimer yang tahan panas. Apabila polimer jenis ini di panaskan, maka tidak dapat meleleh sehingga tidak dapat dibentuk ulang kembali. Proses pengerasan yang tetap ini disebut curing (Schwarz, 2005, hal. 76).
3. Kegunaan Polimer Disekeliling kita banyak sekali peralatan-peralatan yang terbuat dari polimer yang dibuat dengan bantuan teknologi. Pada Tabel 2.7 diuraikan secara singkat jenis-jenis polimer beserta kegunaannya. Tabel 2.7 Jenis Polimer dan Kegunaannya No.
Jenis Polimer
1.
Polietena
Monomer
Kegunaan
Etena (etilena)
Botol susu, botol atau kemasan deterjen, kemasan margarin, pipa air, dan kotak pembungkus televisi, pembungkus makanan, kantung belanja, dan kantung sampah, mainan, tutup botol, minuman, kontainer, dan ember. Kursi plastik, tali tambang, rumput sintetik, dan material sejenisnya, yang paling utama, bahan ini adalah plastik yang paling aman digunakan sebagai pengemas makanan dan minuman. Pelapis panci anti lengket dan reaktor (gasket). Pipa (paralon), pakaian, kabel listrik, mainan, komponen kendaraan, kantong plastik,
(polietilena)
2.
Polipropilena
Propena (propilena)
3. 4.
Politetrafluoro etena (teflon) Polivinil klorida (PVC)
Trafluoro etena Vinil klorida
35
No.
Jenis Polimer
5.
Polistirena
6.
Karet sintetis Neoprena
Monomer Stirena
Kegunaan bangunan dan bahan kontrusi. Pembuatan styrofoam, kemasan makanan, lapisan peredam panas (isolasi), dan pengepakan barang-barang elektronik atau barang pecah belah.
2-kloroSelang 1,3,butadiena Stirena dan Ban kendaraan bermotor butadiena
9.
Stirena Butadiena Rubber (SBR) Karet alam 2-metil-1,3Disebut juga lateks. (poliisoprena) butadiena. Bakelit Fenol dan Peralatan listrik. formaldehida Polimetanal Metanal Ketel listrik.
10.
Nilon
7. 8.
Senyawa yang Tas, parasut, jaket, benang meliki gugus penguat ban kendaraan, tali atau karboksil dan tambang, dan jaring. gugus amina (Kitti, 2014, hal. 207-209)
Untuk menanggulangi kerusakan lingkungan akibat limbah polimer, maka ditemukan beberapa cara untuk menanggulanginya, yaitu: a. Batako Styrofoam Limbah styrofoam yang menjadi salah satu penyebab banjir, bisa dijadikan sebagai bahan tambahan pembuatan batako. Selain sifatnya yang kuat, batako styrofoam dapat meredam suara dan getaran. Pembuatan batako styrofoam ini cukup sederhana. Bahan yang digunakan terdiri dari styrofoam yang telah dihaluskan 50%, pasir 40%, dan semen 10% diaduk setelah itu dicetak dengan menggunakan cetakan batako (Bisnis UKM, 2014). Batako styrofoam ini memiliki berat satuan sekitar 13-16 kg/m3 jauh lebih ringan dibandingkan dengan batako pasir atau tanah liat yaitu sekitar 1500 kg/m 31700 kg/m3. Kerapatan batako styrofoam dapat diatur dengan mengatur jumlah campuran styrofoam dalam batako. Semakin banyak styrofoam yang digunakan maka batako ringan yang dihasilkan akan memiliki kerapatan
36
yang lebih kecil dan kuat tekan batako ringan yang diperoleh tentunya akan lebih rendah dan hal ini harus disesuaikan dengan kegunaan batako seperti untuk struktur ringan atau hanya untuk dinding pemisah (Simbolon, 2009, hal. 23-24). b. Limbah Plastik Jadi BBM Proses pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak meliputi beberapa tahap yaitu: Proses pirolisis adalah proses pembakaran sampah (limbah plastik) tanpa O2 di dalam reaktor dengan dialiri gas nitrogen. Sampah plastik ini harus dalam keadaan kering (Ermawati, 2011, hal. 259). Kemudian sampah plastik dipanaskan pada suhu 200-500oC sehingga berubah menjadi uap gas atau disebut proses perengkahan. Selanjutnya uap gas dikondensasikan menjadi cair. Tetesan BBM yang dihasilkan akan terjadi setelah reaktor dipanaskan sekitar 40 menit. Teknologi ini dapat dikatakan ramah lingkungan sebab produk akhirnya menghasilkan CO 2 dan H2O. Sebanyak 8 kg sampah plastik dapat menghasilkan 5-8 liter BBM yang terdiri dari premium, solar, dan minyak anah. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengubahan limbah plastik menjadi BBM ini, diharapkan warga Indonesia akan berpikir berkali-kali jika membuang sampah plastik begitu saja padahal dari sampah plastik tersebut dapat menyelamatkan ketersediaan bahan bakar untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
F. Penelitian Relavan Beberapa penelitian relevan dengan penelitian ini telah banyak dilakukan diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari (2014, hal. 462) dengan judul
“Pengembangan Buku Suplemen IPA Terpadu dengan Tema
Pendengaran kelas VIII”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku suplemen IPA terpadu dengan tema pendengaran dinyatakan valid yang memenuhi kriteria materi, penyajian, bahasa dan grafika, termasuk dalam kriteria praktis dan ketuntasan klasikal siswa sebesar 97% yang menunjukkan bahwa buku suplemen efektif dijadikan sebagai pendamping buku teks utama.
37
Penelitian juga dilakukan oleh Riyanto (2013, hal. 27) dengan judul “Pengembangan Buku Pengayaan Keterampilan Membaca Bahasa Indonesia yang Bermuatan Nilai Kewirausahaan”. Berdasarkan hasil penilaian ahli dan uji efektivitas buku pengayaan yang dikembangkan ini memberikan penilaian baik dan layak digunakan sebagai sarana pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan membaca dan jiwa kewirausahaan. Sejalan dengan penelitian Kurniasari dan Riyanto, Zarlaida Fitri (2013, hal. 41) dengan penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada Materi Koloid di Man Kuta Baro Aceh Besar”, Setelah dilakukan pengumpulan data dengan cara observasi, tes tertulis, dan angket maka di peroleh hasil yaitu aktivitas siswa meningkat, hasil belajar siswa tuntas secara klasikal dan tanggapan positif dari siswa terhadap penerapan pendekatan STM. Penelitian dilakukan juga oleh Annisah Aynun Najid (2015, hal 97) yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang”. Proses penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu persiapan, pengembangan, dan evaluasi. Hasil uji coba penelitian diperoleh skor kelayakan buku sebesar 80.24 yang bermakna bahwa buku layak dengan kriteria baik. Persentase rata-rata tiap aspek, yaitu 85% aspek materi, 78,3% penyajian, 79,4% bahasa, dan 77,2% aspek garfika. Penelitian juga dilakukan oleh Nuray Yörük yang berjudul “The Effects Of Science, Technology, Society, Environment
(STSE) Interactions on
Teaching Chemistry”. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan analisis menggunakan SPSS, diperoleh hasil yang baik setelah di lakukan post test, yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode SETS dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa baik dalam menghubungkan pengetahuan yang diperoleh dengan lingkungan dan penerapan di masyarakat. Serta penerapan metode SETS ini dapat dikembangkan di lembaga pendidikan di berbagai negara agar mencetak generasi penerus bangsa yang memiliki SDM yang berkualitas (Yörük, 2010, hal. 1417).
38
Selain itu, Vany Fahreza Hervici melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul Kimia Polimer Berbasis Kontekstual Sebagai Sumber Belajar Mandiri Peserta Didik SMA/MA Kelas XII Semester 2”. Berdasarkan penilaian dari 3 orang guru kimia mendapatkan skor 99 dengan persentase keidealan 90% atau dengan kategori Baik (B). Resom 10 orang peserta didik diperoleh skor 19,6 dengan persentase keidealan sebesar 98% atau dengan kategori Sangat Baik (SB) (Hervici, 2013, hal. 80-81 ).
G. Kerangka Berpikir Sampai saat ini, salah satu masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan adalah siswa kurang menerapkan konsep yang mereka pelajari untuk mempermudah pekerjaan atau mencukupi kebutuhan masyarakat yang berada di dekatnya melalui teknologi yang dapat mereka buat atau kembangkan. Begitu juga pada materi kimia polimer, guru hanya menjelaskan mengenai konsep hafalan, tanpa mengaitkan contoh dan kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari. Terbukti dengan kurangnya pemahaman peserta didik tentang kegunaan dan bahaya dari penggunaan kemasan pangan plastik yang digunakan secara tidak tepat serta cara untuk mendaur ulang setelah pemakaiannya sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan maupun lingkungan. Salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya implementasi pembelajaran sains teknologi
masyarakat
(STM)
di sekolah-sekolah.
Pembelajaran STM memiliki beberapa ranah yang harus diperhatikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan potensi siswa dapat dikembangkan. Untuk memenuhi hal tersebut dapat ditinjau melalui media pembelajaran, salah satunya adalah buku. Buku yang dibutuhkan dalam pembelajaran adalah buku yang menguraikan materi secara luas dan mendalam yang mengandung ranahranah STM sehingga dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Pembuatan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat ini mencakup ranah konsep, ranah proses, ranah kreativitas, ranah sikap, ranah aplikasi dan konsep. Pengembangan buku suplemen dilakukan melalui 3 tahap, yaitu pertama, tahap perancangan yang bertujuan untuk menentukan desain
39
buku suplemen yang terdiri atas analisis KI/KD dan analisis indikator buku suplemen. Kedua, tahap produk yang bertujuan untuk menghasilkan buku suplemen yang sudah valid. Ketiga, tahap evaluasi yaitu untuk mengetahui respon siswa terhadap buku suplemen kimia berbasis STM pada materi kimia polimer.
Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Peserta didik belum bisa mengaitkan konsep yang telah dipelajari dengan pemanfaatan teknologi dan masyarakat
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar
Kimia Polimer
Teoriteori STM
Kebutuhan buku suplemen sebagai bahan ajar berbasis sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer
Tahap perancangan buku suplemen
Menyusun buku suplemen kimia berbasis STM
validasi
Uji coba buku suplemen
Analisis dan kesimpulan Gambar 2.6 Kerangka Berpikir
Tidak valid
Realitas Pendidikan
40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian (proses perancangan – evaluasi) dilakukan pada bulan Mei 2015-Februari 2016. Uji coba penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Karawang kelas XII MIA 4 semester 2 tahun ajaran 2015-2016.
B. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pada metode ini, data yang diperoleh berupa kata-kata, gambar, perilaku tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik tetapi dalam bentuk kualitatif yang memilliki arti lebih kaya dari sekedar angka (Margono, 2013, hal. 39). Penelitian deskriptif kualitatif lebih menekankan pada karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan (Sukmadinata, 2012, hlm.73), serta menurut Best (dalam Darmadi, 2011, hlm 145) menyatakan bahwa
penelitian
deskriptif
kualitatif
dalam
menggambarkan
dan
menginterpretasi objek sesuai apa adanya, tanpa adanya kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Hal yang akan dideskripsikan pada penelitian ini adalah proses pengembangan buku suplemen.
C. Objek dan Subjek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah buku suplemen berbasis sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer. Subjek penelitian yaitu: 1. Validasi oleh 3 orang dosen kimia sebagai ahli yang memvalidasi buku suplemen kimia dan instrumen angket respon. 2. Guru mata pelajaran kimia sebanyak 3 orang di SMA Negeri 3 Karawang yang memberikan respon pada tahap evaluasi. 3. Siswa kelas XII MIA 4 sebanyak 41 orang di SMA Negeri 3 Karawang yang memberikan respon pada tahap evaluasi.
40
41
D. Desain Penelitian Pengembangan buku suplemen ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1. Tahap Perencanaan, terdiri atas: a. Analisis Kebutuhan Tahap analisis kebutuhan dilakukan di awal penelitian untuk mencari informasi agar masalah yang sedang diteliti memiliki kedudukan yang jelas (Arikunto, 2013, hlm. 63). Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah 1) Wawancara Wawancara pada enam orang guru bidang studi kimia. Tujuannya untuk mengetahui ketersediaan dan pemanfaatan buku suplemen di sekolah, mengetahui informasi mengenai karateristik belajar siswa, serta penggunaan model sains teknologi masyarakat pada pembelajaran. 2) Analisis Buku Suplemen Tahap ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik buku suplemen menurut Pusat Perbukuan (2008, hal. 64-83) sehingga dijadikan acuan untuk membuat buku suplemen berbasis sains teknologi masyarakat yang dikembangkan. b. Analisis Kompetensi Dasar Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara
nasional. Tujuannya
untuk
mengetahui indikator yang harus dicapai dalam pembelajaran dalam kurikulum 2013, Kompetensi Dasar yang digunakan adalah KD 3.9 menganalisis struktur, tata nama, sifat dan penggolongan makromolekul (polimer, karbohidrat, dan protein) dan KD 4.9 menalar dan menganalisis struktur, tata nama, sifat dan kegunaan makromolekul
(polimer,
karbohidrat,
dan
penelitian ini, akan fokus pada materi polimer.
protein).
Dalam
42
c. Pemilihan Materi Setelah melakukan analisis kebutuhan dan analisis kompetensi dasar, didapatkan materi yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai buku suplemen sesuai dengan kurikulum yang berlaku, yaitu materi kimia polimer karena pada materi ini banyak konsep yang hanya menitikberatkan hapalan konsep padahal banyak pengetahuan dari materi kimia polimer ini yang dapat digunakan untuk mengurangi masalah dalam kehidupan siswa dan masyarakat disekitarnya. d. Penentuan Indikator Umum Pada tahap ini indikator umum yang ditentukan mengacu pada Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar yang sudah ada. Indikator umum ini digunakan sebagai acuan minimal yang harus dicapai untuk membuat indikator pembelajaran pada buku suplemen e. Penentuan Indikator Pembelajaran pada Buku Suplemen Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) Indikator pembelajaran dikembangkan dari indikator umum yang diperoleh
dari
analisis
kompetensi
dasar.
Sehingga
indikator
pembelajaran ini dijadikan acuan untuk menentukan materi yang dimuat dalam buku suplemen. f. Penentuan Materi pada Buku Suplemen Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada tahap ini menentukan indikator buku suplemen yang mengintegrasikan pada karakteristik buku suplemen menurut pedoman penulisan buku nonteks dan ranah STM yang terdiri atas ranah pengetahuan, proses, kreativitas, sikap, aplikasi dan keterkaitan. Dalam pengembangan indikator buku suplemen kimia meliputi kompetensi dasar, indikator umum, indikator pembelajaran pada buku suplemen, materi buku, tahapan dan ranah STM, sumber/referensi. g. Penentuan Desain Buku Suplemen Tujuannya adalah untuk pemetaan terhadap ruang lingkup dan urutan materi buku suplemen yang dikembangkan. Variabel yang
43
terdapat dalam desain buku meliputi ukuran kertas, orientasi kertas, margin kertas, jenis huruf, ukuran huruf, penomoran, tata letak, ilustrasi (tabel, gambar, grafik), warna (huruf, background, gambar). Serta menentukan prioritas penulisan yang dimasukkan dalam buku suplemen. Tahap ini juga dilakukan pengumpulan materi, pengumpulan isu atau berita yang sedang menjadi pembicaraan dimasyarakat, dan gambar yang memperjelas isi untuk dimasukkan ke dalam buku suplemen sesuai dengan kebutuhan indikator pembelajaran pada buku suplemen.
2. Tahap Produksi a. Penyusunan Buku Suplemen Penyusunan materi, isu/berita, dan gambar-gambar untuk dijadikan buku suplemen mengacu pada indikator buku suplemen kimia berbasis STM yang telah ditentukan sebelumnya dan dikaitkan dengan desain buku suplemen yang penyusunan bukunya mengikuti aturan panduan penyusunan buku nonteks pelajaran menurut Pusat Perbukuan (2008, hal. 64-83) sehingga dihasilkan produk awal buku suplemen kimia yang terdiri atas 8 bab. Selain penyusunan buku suplemen, pada tahap ini juga peneliti membuat angket respon untuk guru dan siswa. b. Penyelesaian Pada tahap ini terdapat tahap validasi buku suplemen dengan menggunakan lembar validasi buku suplemen oleh 3 orang ahli, yaitu 2 orang ahli dosen kimia dan 1 orang ahli dosen pendidikan kimia. Aspek yang di validasi mencakup kesesuaian dengan KI/KD materi kimia plimer, model sains teknologi masyarakat (STM), kebahasaan, penyajian, dan kegrafisan yang mengadopsi dari penilaian Pusat Kurikulum dan Perbukuan 2014. Instrumen yang dibuat berupa angket respon guru dan siswa yang divalidasi oleh 3 orang ahli. Saran yang didapat selama validasi, peneliti ikuti untuk menghasilkan buku suplemen kimia yang baik/layak.
44
3. Tahap Evaluasi 1) Uji coba terbatas Setelah buku suplemen divalidasi maka di lakukan uji coba terbatas kepada 3 orang guru mata pelajaran kimia dan 41 orang siswa kelas XII MIA 4 SMA Negeri 3 Karawang. Responden (guru dan siswa) diminta untuk mengisi angket respon terhadap buku suplemen setelah membaca buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer.
2) Analisis Data Data validator yang telah di isi oleh tiga orang validator, angket guru yang diisi oleh tiga orang guru, dan angket siswa, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk melihat gambaran mengenai buku suplemen kimia berbasis STM yang telah digunakan. 3) Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data maka akan menghasilkan suatu kesimpulan yang menyatakan kualitas dari buku suplemen yang telah dikembangkan memiliki kualitas yang sangat baik, baik, atau tidak layak.
Bagan Desain Penelitian
Perancangan
Produksi
Analisis kebutuhan
Penyusunan buku suplemen Analisis buku suplemen
Wawancara guru kimia
Analisis Kompetesi Inti dan Kompetensi Dasar
Penyusunan angket respon
Evaluasi Uji Coba
Tidak Valid Melakukan validasi buku Suplemen
Melakukan validasi angket respon
Pemilihan materi
Mengisi angket respon
Analisis data Buku Suplemen Kimia Berbasis STM pada Materi Kimia Polimer
Penentuan indikator umum
Kesimpulan Penentuan indikator pembelajaran buku suplemen berbasis STM
Penentuan materi dengan mengintegrasikan ranah STM
Penentuan desain buku suplemen berbasis STM
Gambar 3.1 Bagan Desain Penelitian (Warsita, 2008)
45
46
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara dibuat untuk wawancara guru mata pelajaran kimia. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih lengkap, sehingga peneliti dapat menggunakan wawancara tidak terstruktur. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui data yang akan diperoleh secara pasti, sehingga peneliti mendengarkan banyak hal yang diceritakan oleh responden. Berdasarkan jawaban responden itulah, maka peneliti dapat mengajukan pertanyaan berikutnya secara lebih terarah dan sesuai tujuan (Sugiyono, 2013, hal. 198). Pedoman wawancara berisi tentang buku suplemen dan sains teknoogi masyarakat. Tabel 3.1 Indikator Wawancara No
Indikator Wawancara
1.
Bahan ajar apa yang digunakan untuk mata pelajaran kimia di sekolah beserta sumber buku. Alasan pemilihan bahan ajar.
2. 3.
4.
5. 6. 7. 8. 9.
Apakah bahan ajar yang ada/digunakan sudah memenuhi pengembangan kognitif dari segi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi, dan kreasi. Kelebihan dan kekurangan bahan ajar yang digunakan. Pemahaman siswa terhadap materi kimia polimer pada buku yang digunakan. Dalam pembelajaran memberikan fenomena atau masalah yang terjadi dalam masyarakat dan contohnya. Mengembangkan bahan ajar sendiri. Penggunaan buku suplemen dalam menambah wawasan. Tanggapan mengenai buku suplemen dan kebutuhan buku dalam pembelajaran. Buku suplemen yang baik.
2. Studi Dokumen Studi dokumen ketersediaan buku suplemen digunakan sebagai analisis kebutuhan buku suplemen di sekolah. Berisi tentang data ketersedian bahan ajar yang terdiri atas nama sekolah yang berada di Karawang, buku teks yang digunakan, buku suplemen yang digunakan.
47
3. Lembar Validasi Lembar validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi buku suplemen kimia berbasis STM yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya buku suplemen berbasis STM ini digunakan. Lembar validasi ini akan dinilai oleh 3 orang ahli dengan menggunakan skala Guttman sehingga data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif) dengan alternatif jawaban ya atau tidak. Lembar penilaian ini mengacu pada indikator yang diadopsi dari Instrumen B1 penilaian buku suplemen pengetahuan (Pusat Perbukuan, 2014, hlm. 1-4), yaitu mencakup aspek kelayakan isi, kebahasaan, dan grafis. Kisi-kisi lembar validasi dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut dan selengkapnya terdapat dalam Lampiran 8 halaman 263. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi No
Aspek
Indikator
Nomor Pernyataan
1
Kesesuaian dengan KD
1
2 3 4 5
Kesesuaian substansi materi
2 3 4 5
Kelayakan Isi
6 7 8 9 10
Penyajian
11
12 13
Bahasa
Kesesuaian dengan ranah konsep. Kesesuaian dengan ranah proses. Kesesuaian dengan ranah sikap. Kesesuaian dengan ranah kreativitas. Kesesuaian dengan ranah aplikasi. Penyajian materi runtut, bersistem, lugas, mudah dipahami. Penyajian materi mengembangkan sikap spiritual dan sosial Penyajian materi mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan motivasi untuk berpikir lebih jauh. Penyajian materi mengembangkan keterampilan, dan memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi. Bahasa yang digunakan etis, estetis, komunikatif dan fungsional, sesuai dengan sasaran pembaca. Bahasa (ejaan, tanda baca,
6 7 8 9 10
11
12 13
48
No
Aspek
14 15 16
17
Grafika
18 19 20
Indikator
Nomor Pernyataan
kosakata, kalimat, dan paragraf) sesuai dengan kaidah dan istilah yang digunakan baku. Ilustrasi pada kulit buku mewakili 14 isi. Jenis huruf pada kulit buku 15 memiliki keterbacaan tinggi Kulit buku memiliki daya tarik bagi pembaca sasaran untuk membaca isi 16 buku. Kulit buku memiliki komposisi seimbang dan harmonis antara kulit 17 depan, punggung dan belakang. Tata letak konsisten dan sesuai 18 antara cover dengan isi buku. Jenis, ukuran huruf, dan penomoran 19 pada seluruh isi buku konsisten. Ilustrasi sesuai dengan pembaca 20 sasaran dan memperjelas isi. (Pusat Perbukuan, 2014, hal. 1-4)
4. Angket Respon Setelah buku suplemen kimia berbasis STM divalidasi, maka buku suplemen tersebut diberi tanggapan oleh guru bidang studi kimia dan siswa yang diisi setelah buku suplemen dibaca dan dipahami. Instrumen yang digunakan adalah angket respon dengan menggunakan skala rating scale (skala 4) dengan alternatif jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju. Seperti halnya lembar validasi, lembar angket ini mengadopsi dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan yaitu mencakup aspek kelayakan isi, kebahasaan, dan grafis. Kisi-kisi angket respon dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan 3.4 berikut dan selengkapnya terdapat pada Lampiran 11 halaman 382.
49
a. Angket Respon Guru Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Respon Guru No
Aspek
1 2 Kelayakan Isi 3
4 5 6 7
Sajian
8 Bahasa 9
10 11 12
Grafika
13
Indikator
Nomor Pernyataan
Kesesuaian materi dengan 1 KD. Manfaat untuk menambah 2 wawasan pembaca. Kesesuaian materi dengan 3, 4, 5, 6, 7, ilmu pengetahuan, teknologi, 8. dan masyarakat. Penyajian materi 9,10 Kelangkapan informasi 11 Pemberian motivasi 12, 13, 14. Penulisan sesuai dengan 15 kaidah EYD. Bahasa yang digunakan 16 sesuai dengan sasaran pembaca. Bahasa yang digunakan 17 dalam buku suplemen mudah dipahami. 18, 19, 20 Kesesuaian kulit buku Kesesuaian layout/tata letak 22 Penggunaan font (ukuran dan 23, 25 huruf), spasi, dan penomoran) Kesesuaian ilustrasi, grafis, 21, 24, 26, gambar, dan foto 27, 28 (Pusat Perbukuan, 2014, hal. 1-4)
b. Angket Respon Siswa Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Respon Siswa No
Aspek
Indikator
Kelayakan Isi
Kesesuaian materi dengan kondisi di kehidupan seharihari. Manfaat untuk menambah wawasan pembaca. Manfaat untuk penyelesaian masalah dalam kehidupan Menunjang/ dapat dipakai dalam pembelajaran
1
2 3 4
Nomor Pernyataan 1
2 3, 5 4
50
No 5 6 7 8
Aspek Sajian
9 Bahasa 10
11 12 13
Grafika
14
Indikator
Nomor Pernyataan
Penyajian materi 6, 7, 8 Kelangkapan informasi 9 Pemberian motivasi 10, 11 Penulisan sesuai dengan 12 kaidah EYD. Bahasa yang digunakan 13 sesuai dengan sasaran pembaca. Bahasa yang digunakan 14 dalam buku suplemen mudah dipahami. 15, 16, 17 Kesesuaian kulit buku Kesesuaian layout/tata letak 19 Penggunaan font (ukuran dan 20, 22 huruf), spasi, dan penomoran) Kesesuaian ilustrasi, grafis, 18, 21, 23, gambar, dan foto 24, 25 (Pusat Perbukuan, 2014, hal. 1-4)
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data No 1.
2. 3.
Data Analisis kebutuhan.
Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara tidak terstruktur dengan guru mata pelajaran kimia. b. Daftar ketersediaan bahan ajar dan buku suplemen di sekolah. Penilaian buku suplemen kimia Lembar validasi yang diisi oleh yang dikembangkan. tiga orang validator ahli. Respon guru dan siswa terhadap Lembar angket respon kepada 3 buku suplemen yang orang guru bidang studi kimia dan dikembangkan. 41 siswa setelah mempelajari buku suplemen kimia yang dikembangkan.
51
G. Teknik Pengolahan Data 1. Data Lembar Validasi Data lembar validasi menggunakan angket skala Guttman. Penelitian ini menggunakan skala Guttman karena untuk mendapatkan jawaban jelas (tegas) dan konsisten terhadap suatu permasalahan yang dinyatakan. Skala Guttman memiliki dua alternatif jawaban yaitu Ya dan Tidak. Jawaban respon berupa skor tertinggi bernilai satu dan skor terendah bernilai nol (Riduwan, 2010, hal. 43). Tabel 3.6 Kriteria Penskoran Skala Guttman No 1. 2.
Alternatif Jawaban Ya Tidak
Skor 1 0
2. Data Angket Respon Angket respon guru dan siswa yang dianalisis menggunakan skala rating scale. Skala rating scale dapat dikatakan nilai yang memberikan responden terhadap nilai kebaikan sesuatu, keunggulan, kemanfaatan atau sejenisnya (Ali, 2010, hal. 301). Bentuk rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap gejala/fenomena lainnya (Riduwan, 2010, hal 46). Skala rating scale data yang diperoleh adalah data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif (Sugiyono, 2013, hal. 141). Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut, misalkan: Tabel 3.7 Kriteria Penskoran Skala Rating Scale No. 1 2 3 4
Pilihan Jawaban 4 3 2 1
Keterangan Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
Pemilihan empat skala ini dikarenakan ada kelemahan dengan lima alternatif karena responden cenderung memilih alternatif yang ada ditengah
52
karena dirasa aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir (Arikunto, 2013, hal. 284).
H. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan memberi pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif sesuai dengan interpretasi dari hasil analisis data tersebut. Walaupun peneliti mengadakan perhitunganperhitungan statistik, maka fungsinya hanya untuk membantu analisis data kualitatif (Sanjaya, 2013, hal. 65). Data kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam kata-kata. Perhitungan statistik yang diperoleh ditabulasikan kemudian dicari presentasinya dan dianalisis menggunakan rumus (Riduwan, 2010, hal. 41): Persentase =
100 %
Setelah itu, diperhitungkan nilai secara keseluruhan untuk mendapatkan kesimpulan mengenai kelayakan yang berkenaan dengan semua aspek yang dinilai pada buku suplemen kimia yang dikembangkan, dengan menggunakan aturan perhitungan penilaian yang ditabulasikan dengan rumus sebagai berikut (Pusat Perbukuan, 2014, hal. 4):
Total Skor Akhir = (Materi x 40%) + (Penyajian x 30%) + (Bahasa x 20%) + (Grafika x 10%)
Analisis data dilakukan dengan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca agar data yang telah dikumpulkan dapat dianalisis sehingga dapat di ambil kesimpulan mengenai buku suplemen kimia berbasis STM pada materi kimia polimer. Buku dikatakan layak apabila memenuhi kriteria pada Tabel 3.8 sebagai berikut (Pusat Perbukuan, 2014, hal. 9):
53
Tabel 3.8 Total Skor Akhir dan Maknanya Total Skor Akhir Skor 55 Skor
Layak dengan predikat sangat baik
85 Skor 55
Makna
85
Layak dengan predikat baik Tidak layak (TL)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menitikberatkan pada pengembangan produk yang prosesnya dideskripsikan dan hasilnya diuji cobakan secara terbatas untuk memperoleh respon guru dan siswa. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa hasil wawancara guru, saran selama penulisan produk (buku suplemen), validasi serta respon guru dan siswa. Pengembangan buku suplemen melalui tiga tahap yaitu tahap perancangan, tahap produksi, dan tahap evaluasi. Berikut ini adalah hasil penelitian berdasarkan tiga tahapan tersebut. 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan dilaksanakan dalam lima subtahapan yaitu analisis kebutuhan, analisis indikator/karakteristik buku suplemen, analisis KD dan indikator umum, analisis indikator buku suplemen berbasis sains teknologi masyarakat (STM), validasi indikator buku berbasis sains teknologi masyarakat, dan desain buku suplemen berbasis STM. a. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Analisis kebutuhan pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan studi dokumen. 1) Wawancara dilakukan kepada 6 orang guru mata pelajaran kimia di SMAN 1 Karawang, SMAN 2 Karawang, SMAN 3 Karawang, SMAN 4 Karawang, SMAN 5 Karawang, dan SMK Bhineka. Adapun hasil wawancara guru ditampilkan dalam tabel 4.1 dan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 1 halaman 113. Tabel 4.1 Hasil Wawancara Guru Hasil Wawancara Guru 6 orang guru yang diwawancara menggunakan buku paket sebagai bahan ajar yang digunakan untuk mata pelajaran kimia di sekolah. 3 orang guru yang menambahkan LKS untuk bahan ajar, 1 orang guru yang menambahkan alat peraga seperti molymod sebagai
54
55
bahan ajar, dan 1 orang guru juga yang menambahkan internet untuk bahan ajar siswa. 100% guru menyatakan bahwa jika hanya menggunakan satu bahan ajar (buku paket) saja dirasa kurang dapat memenuhi pengembangan kemampuan berpikir siswa serta bahan ajar yang sudah ada lebih didominasi dengan konsep, contoh di kehidupan sehari-hari kurang. Semua guru berpendapat bahwa pemberian fenomena atau masalah yang terjadi di masyarakat adalah penting dalam pembelajaran agar siswa merasa lebih dekat dengan kehidupannya sehari-hari dan lebih mudah menerapkan konsepnya. 4 orang guru menyatakan bahwa buku yang sudah ada terdapat sedikit contoh dalam kehidupan sehari-hari. 1 orang guru berpendapat bahasa yang digunakan buku paket yang sulit untuk dipahami. 1 orang guru berpendapat bahwa materi buku tergantung gurunya yang mengembangkan. Dari 6 orang guru, 2 orang guru ada yang belum mengetahui apa itu buku suplemen. 2 orang guru belum pernah membuat bahan ajar sendiri, hanya sebatas merangkum dari berbagai buku paket, buku universitas, dan internet saja. Satu orang membuat LKS, satu orang lainnya membuat bahan ajar. Dua lainnya tidak ada keterangan. Belum digunakannya buku suplemen kimia di 6 sekolah di Karawang. Buku suplemen yang diharapkan dapat mencakup semua materi, up to date, menarik minat siswa untuk membacanya, mudah dimengerti, dan sesuai dengan kehidupan siswa sehari-hari serta dapat mengungkapkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Selain
melalui
wawancara,
dilakukan
pengecekan
ketersediaan buku suplemen sebagai analisis kebutuhan. Lembar analisis kebutuhan ditampilkan sebagai Lampiran 2 halaman 123. Hasil analsis ketersediaan buku suplemen disajikan seperti dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Ketersediaan Buku Suplemen Kimia No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Sekolah SMAN 1 Karawang SMAN 2 Karawang SMAN 3 Karawang SMAN 4 Karawang SMAN 5 Karawang SMK Bhineka
Ketersediaan Buku Suplemen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
56
2) Analisis Indikator/Karakteristik Buku Suplemen Pada subtahapan ini, peneliti menganalisis tiga buku suplemen yang terdapat dipasaran untuk mengetahui komponen yang terdapat dalam buku suplemen dan mengetahui kesesuaian buku suplemen dengan kriteria buku suplemen yang terdapat pada pedoman penulisan buku suplemen menurut pusat perbukuan departemen pendidikan nasional (Pusat perbukuan, 2008, hlm. 64-83) meliputi materi buku, instrumen evaluasi, penerbitan buku, keterkaitan dengan SK/KD, jenis buku suplemen. Buku suplemen yang dianalisis berjudul PLTN pembangkit listrik tenaga nuklir, keajaiban air, dan teknologi dalam masyarakat yang ditunjukkan pada Gambar 4.1
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.1 Buku Suplemen yang Dianalisis Hasil analisis didapatkan bahwa ketiga buku suplemen tersebut sudah memenuhi karakteristik buku suplemen yang ditetapkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional dan dapat dijadikan contoh untuk buku suplemen yang akan penulis kembangkan. Secara rinci hasil analisis indikator ketiga buku suplemen tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan selengkapnya disajikan di Lampiran 3 halaman 124.
57
Tabel 4.3 Hasil Analisis Indikator Buku Suplemen. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Hasil Analisis Indikator Buku Suplemen. Ketiga buku yang dianalisis memuat materi yang dibahas secara luas dan mendalam sesuai dengan tema pada buku. Tiga buku yang dianalisis tidak terdapat evaluasi dalam bentuk apapun. Tiga buku tersebut tidak dipatok berdasarkan tingkatan kelas. materi yang terdapat pada tiga buku yang dianalisis tidak terkait SK/KD. Tiga buku yang dianalisis terdapat bagian awal yang terdiri atas kata pengantar dan daftar isi. Ketiga buku yang dianalisis terdapat bagian isi yang merupakan materi buku yang sesuai dengan tema. Tiga buku terdapat daftar pustaka, dua buku tidak terdapat indeks, dan tiga buku terdapat glosarium. Penjilidan yang kuat terdapat pada tiga buku yang dianalisis, bahkan satu buku menggunakan hard cover untuk sampul buku dan dua buku menggunakan soft cover untuk sampul buku, sedangkan untuk isi, semua buku meggunakan jenis kertas art paper. Huruf yang jelas, dan ilustrasi yang mendukung pemahaman pembaca.
b. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar berdasarkan Salinan Lampiran Permendikbud No. 69 tentang Kurikulum SMA-MA terdapat pada Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
Kompetensi Dasar 3.9 Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan penggolongan makromolekul (polimer, karbohidrat, dan protein).
58
Kompetensi Inti menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi
Dasar
3.9
Kompetensi Dasar
4.9 Menalar dan menganalisis struktur, tata nama, sifat dan kegunaan makromolekul (polimer, karbohidrat, dan protein).
dan
4.9
terdapat
tiga
submateri
makromolekul, namun peneliti hanya menggunakan submateri polimer. c. Pemilihan Materi Setelah melakukan analisis kebutuhan, peneliti menentukan materi yang dibuat dalam bentuk buku suplemen kimia. Materi yang dipilih adalah kimia polimer yang akan diintegrasikan dengan sains teknologi masyarakat. Materi kimia polimer dipilih karena kimia polimer erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, penggunaan polimer secara benar dan bijak, dan dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan belum banyak orang yang mengetahuinya. Sehingga materi kimia polimer dianggap paling cocok untuk dijelaskan dalam buku suplemen berbasis sains teknologi masyarakat yang akan dikembangkan karena pada materi kimia polimer terdapat konsep yang dapat dikaitkan dengan teknologi sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun setelah dilakukan wawancara terhadap beberapa guru dan analisis terhadap buku ajar yang digunakan siswa, untuk materi kimia polimer hanya sebatas siswa mengetahui jenis polimer, monomernya, polimerisasinya, dan sumbernya saja yang diberikan pada siswa karena mengingat Ujian Nasional yang harus dipersiapkan. Jika dilihat dari uraian materi pada buku ajar, hanya diuraikan dalam bentuk tabel dan
59
sedikit pembahasan mengenai dampak negatif polimer. Gambar 4.2 adalah contoh cuplikan uraian materi kimia polimer yang digunakan siswa.
(b) (a) Gambar 4.2 Contoh Cuplikan Materi Kimia Polimer pada Bahan Ajar (a) BSE Pusat Perbukuan (b) Intan Pariwara d. Penentuan Indikator Berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditentukan, peneliti menganalisis KD tersebut menjadi indikator minimal yang harus dicapai dalam materi kimia polimer. Indikator dari kompetensi dasar 3.9 dan 4.9 ditampilkan dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Analisis Indikator Kompetensi Dasar 3.9 Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan penggolongan makromolekul (polimer, karbohidrat, dan protein) dan KD.
4.9 Menalar dan menganalisis struktur, tata nama, sifat dan kegunaan makromolekul (polimer, karbohidrat, dan protein). Dalam penelitian ini, akan fokus pada materi polimer.
Indikator Umum 3.9.1 Menuliskan reaksi pembentukan polimer dari monomernya, baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis. 3.9.2 Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia polimer. 4.9.1 Mendeskripsikan kegunaan polimer dan mewaspadai dampaknya terhadap makhluk dan lingkungan.
60
e. Penentuan Indikator Pembelajaran Buku Suplemen Berbasis STM Berdasarkan KD dan indikator minimal yang harus dicapai maka ditetapkan indikator pembelajaran pada buku suplemen. Indikator pembelajaran pada buku suplemen dan indikator selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 127. f. Penentuan Materi pada Buku Suplemen Berbasis STM Indikator pembelajaran yang telah ditetapkan dari hasil analisis KI dan KD selanjutnya dijadikan acuan untuk menentukan materi pada buku suplemen yang diintegrasikan dengan lima ranah sains teknologi masyarakat yaitu ranah konsep, ranah proses, ranah kreativitas, ranah sikap, serta ranah aplikasi dan keterkaitan. Setelah selesai, hasil analisis indikator tersebut kemudian divalidasi dan direvisi oleh dosen pembimbing. Komponen yang terdapat dalam indikator buku suplemen terdiri atas kompetensi dasar, indikator umum, indikator pembelajaran pada buku suplemen, materi buku, dan sumber (referensi). Indikator buku suplemen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 130. g. Penentuan Desain Buku Suplemen Kimia Berbasis STM Pembuatan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat ini didesain menggunakan Microsoft Office Word 2010 dan Adobe Photoshop CS5. Pemilihan format dilakukan berdasarkan pertimbangan mutu modul yang meliputi format, tata letak (misalnya margin), bentuk dan ukuran huruf, ruang, dan ketetapan. Format pengetikan pada buku suplemen yang dikembangkan adalah sebagai berikut: Ukuran kertas
: B5 (182 mm x 257 mm)
Orientasi kertas
: Portrait
Margin
: 1,5 cm (atas, bawah, kanan, kiri)
Tabel 4.6 Jenis dan Ukuran Huruf pada Buku Suplemen Format Cover
Jenis Huruf Judul : Mandingo Keterangan STM : Gill Sans MT
Ukuran Huruf 110 Bold 18 Bold
61
Bab Sub bab Teks naskah Keterangan gambar Keterangan sumber gambar
Showcard Gothi Gill sans Ultra Bold Gill Sans MT Gill Sans MT
48 Bold 14 12 11 Bold
Gill Sans MT
10 Bold
Dalam penentuan desain buku suplemen, selain jenis dan ukuran huruf, terdapat pula gambar-gambar yang digunakan untuk memperjelas materi. Penentuan isi buku diawali dengan mengumpulkan bahan/materi yang akan dimuat dalam buku suplemen. Setelah itu menentukan juduljudul materi yang digunakan dalam buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat. Tabel 4.7 Materi untuk Buku Suplemen Kimia Bab dan Judul Bab 1 Selamat Datang di Dunia Polimer Bab 2 Polietilena
1. 2. 3.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bab 3 Polipropilena
Bab 4 Polietilena
1.
Sub bab Pengertian Polimer Penggolongan Polimer Faktor yang memengaruhi sifat polimer Gorengan Dicampur Plastik Kantung Kresek Hitam pada Makanan Penemuan Polietilena Jenis-Jenis Polietilena Membuat Kantong Plastik Dampak Penyalahgunaan Polietilena Alat Penyaring Asap
2. Pembuatan Polipropilena 3. Kegunaan Polipropilena 1. Isi Ulang Botol Plastik
Ranah STM 1. Ranah Konsep 2. Ranah Konsep 3. Ranah Konsep
1. Ranah aplikasi 2. Ranah aplikasi 3. Ranah konsep 4. Ranah aplikasi 5. Ranah proses 6. Ranah sikap, proses 1. Ranah aplikasi, kreativitas. 2. Ranah konsep, proses 3. Ranah aplikasi 1. Ranah aplikasi, sikap
62
Bab dan Judul Tereftalat (PET)
2. 3. 4. 5.
Bab 5 Polivinil Klorida (PVC)
Bab 6 Politetraflouroetil ena (Teflon)
Bab 7 Polistirena (Styrofoam)
Bab 8 Saatnya Melakukan 3R
1. 2. 3.
Sub bab Sebelum Dibuang, Remukkan Botolnya Penemuan PET Kegunaan PET Pembuatan Botol Plastik Benarkah Ada Beras Plastik di Indonesia Penemuan PVC Proses Pembuatan PVC
4. Kegunaan PVC 5. Bahaya PVC Pada Kemasan Pangan 1. Penemuan Teflon 2. Pelapisan Wajan 3. Penggunaan Politetraflouroetilena (Teflon) 4. Bahaya PFOA pada wajan Teflon 1. Larangan Penggunaan Styrofoam 2. Kemasan Pangan Styrofoam 3. Bahaya Penggunaan Styrofoam 4. Penemuan Polistirena (Styrofoam) 5. Jenis-Jenis Styrofoam 6. Tips Penggunaan Styrofoam 7. Daur Ulang Limbah Styrofoam
1. Sulap Sampah Jadi BBM 2. Plastik Biodegradable 3. Tips Penggunaan Plastik 4. Boleh atau Tidak Boleh Digunakan
2. 3. 4. 5.
Ranah STM Ranah aplikasi, sikap Ranah konsep Ranah aplikasi Ranah proses
1. Ranah aplikasi 2. Ranah konsep 3. Ranah konsep, proses 4. Ranah aplikasi 5. Ranah aplikasi 1. Ranah konsep 2. Ranah proses 3. Ranah aplikasi
4. Ranah aplikasi, sikap 1. Ranah sikap, aplikasi 2. Ranah aplikasi 3. Ranah sikap, aplikasi 4. Ranah konsep 5. Ranah aplikasi 6. Ranah sikap, aplikasi 7. Ranah kreativitas, sikap, aplikasi 1. Ranah aplikasi, sikap, kreativitas 2. Ranah aplikasi, sikap, kreativitas 3. Ranah aplikasi, sikap
63
Bab dan Judul
Sub bab
Ranah STM 4. Ranah aplikasi, sikap
2. Tahap Produksi Tahap produksi ini dikelompokkan ke dalam dua subtahapan yaitu pengembangan buku suplemen dan validasi buku suplemen. a. Pengembangan Buku Suplemen Kegiatan yang dilakukan adalah peneliti menuangkan dan mengembangkan hasil analisis indikator buku suplemen berbasis STM menjadi produk awal buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat. Struktur buku suplemen terdiri atas tiga bagian yaitu bagian awal, isi, dan akhir. Bagian awal terdapat halaman sampul depan, kata pengantar, petunjuk buku, dan daftar isi. Bagian isi merupakan materi buku. Bagian akhir terdapat daftar pustaka dan glosarium. Berikut ini dipaparkan bagian-bagian produksi sebelum buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat divalidasi. Sistematika isi buku ditetapkan sebagai organisasi buku suplemen berdasarkan kerangka buku yang diadopsi dari Widodo (2008, hal. 59). Gambar 4.3 menunjukkan sistematika isi buku suplemen berbasis STM pada materi kimia polimer. A. Bagian Awal 1. Sampul Buku 2. Kata Pengantar 3. Daftar Isi 4. Lembar Dedikasi 5. Kode-Kode Plastik B. Bagian Isi (memuat materi kimia polimer dengan 8 bab) C. Bagian Akhir 1. Daftar Pustaka 2. Glosarium 3. Profil Penulis Gambar 4.3 Sistematika Pengembangan Buku Suplemen
64
1) Bagian awal a) Sampul buku Sampul buku mencakup nama penulis, judul buku yaitu “Plastik Kegunaan dan Dampaknya”, keterangan jenis buku yaitu “Buku Suplemen Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM)”.
Gambar 4.4 Desain Sampul Buku b) Lembar Identitas Buku Lembar identitas buku ini bertujuan untuk memberikan keterangan seputar buku suplemen. Lembar identitas buku ini memuat jenis buku, judul buku, penulis buku, pembimbing penulis dalam mengembangkan buku, validator, dan keterangan universitas. Buku suplemen disusun dengan ukuran B5 (182 x 257 mm) terdiri atas 98 halaman utama menggunakan kertas Art Paper 150 gram. Sampul menggunakan jenis sampul soft cover menggunakan kertas Art Carton 310 gram dengan tebal buku 70 mm.
Buku
suplemen didukung dengan
ilustrasi
untuk
memperjelas materi dan warna yang serasi ada layout yang
65
disesuaikan dari bagian awal hingga akhir. Cuplikan lembar identitas buku terdapat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Cuplikan Lembar Identitas Buku c) Kata pengantar Kata pengantar memuat gambaran singkat mengenai isi buku dan tujuan dari dibuatnya buku suplemen ini, serta ucapan terima kasih penulis kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses pembuatan buku.
Gambar 4.6 Cuplikan Kata Pengantar dalam Buku Suplemen
66
d) Panduan untuk Pembaca Buku suplemen ini disusun berbeda dengan buku teks maupun LKS yang digunakan siswa di sekolah. Terdapat beberapa perbedaan dalam pengembanagn buku suplemen dianaranya isi materi tidak harus berkaitan secara langsung pada KI dan KD, sehingga penulis dapat mengembangkan gagasan menarik, orisinal, serta kreatifitasnya. Sehingga dibutuhkan panduan untuk pembaca agar pembaca dapat membaca dan memahami isi buku dengan mudah.
Gambar 4.7 Cuplikan Panduan untuk Pembaca e) Daftar Isi Daftar isi memuat materi-materi yang disajikan didalam buku, sehingga memudahkan pembaca membaca bagian yang terdapat didalam buku.
67
Gambar 4.8 Cuplikan Daftar Isi Buku Suplemen f) Lembar Dedikasi Lembar dedikasi memuat ucapan persembahan buku suplemen
yang
telah
dibuat
kepada
pihak-pihak
bersangkutan, serta terdapat motto dari penulis.
Gambar 4.9 Cuplikan Lembar Dedikasi
yang
68
2) Bagian Isi Materi Tujuan dikembangkannya buku ini adalah untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan siswa melalui sains teknologi masyarakat. Untuk itu terdapat beberapa ranah yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Ranah sains teknologi masyarakat dalam buku suplemen ini meliputi ranah konsep, proses, sikap, kreativitas serta aplikasi dan keterkaitan. Berikut ini diuraikan contoh penerapan ranah-ranah sains teknologi masyarakat pada buku suplemen yang dibuat. Sebelum masuk ke materi yang akan dijelaskan, diuraikan terlebih dahulu kode-kode yang ada dalam kemasan plastik agar pembaca termotivasi untuk membaca info/materi lebih jauh mengenai kode-kode plastik tersebut di bab selanjutnya.
Gambar 4.10 Cuplikan Kode-Kode Plastik
69
a) Ranah konsep meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum (prinsip-prinsip), serta teori dan hipotesis yang digunakan oleh para saintis. Dapat juga disebut ranah pengetahuan ilmiah. Pada buku suplemen ini, ranah konsep yang diuraikan di buku meliputi penemuan jenis-jenis polimer dan reaksi-reaksi pembentukan polimer. Berikut ini contoh penerapan ranah konsep pada buku suplemen.
Gambar 4.11 Contoh Penerapan Ranah Konsep b) Ranah proses meliputi hal-hal yang berhubungan dengan cara memperoleh ilmu atau produk sains, seperti melakukan observasi. Ranah proses pada buku suplemen ini menyajikan beberapa proses pembuatan polimer dari awal (bijih plastik) hingga menjadi produk. Gambar 4.12 berikut merupakan contoh penerapan ranah proses.
70
Gambar 4.12 Contoh Penerapan Ranah Proses c) Ranah kreativitas meliputi kombinasi obyek dan ide atau gagasan dengan cara yang baru, menyelesaikan masalah, mendisain alat. Contoh penerapan ranah kreativitas terdapat pada Gambar 4.13 berikut.
Gambar 4.13 Contoh Penerapan Ranah Kreativitas
71
d. Ranah sikap meliputi sikap positif terhadap ilmu dan para ilmuwan. Serta pengembangan sikap positif terhadap guru-guru dan pelajaran sains di sekolah, kepercayaan diri, motivasi, kepekaan,
membuat
keputusan-keputusan
tentang
isu-isu
lingkungan dan sosial. Ranah sikap pada buku suplemen ini disajikan sebagai saran atau tips untuk pembaca dalam penggunaan plastik yang sesuai dengan kegunaannya sehingga setelah
pembaca
mengetahui
dampak
negatif
dari
penyalahgunaan plastik, pembaca dapat melakukan saran yang terdapat pada buku suplemen. Berikut adalah contoh penerapan ranah sikap.
Gambar 4.14 Contoh Penerapan Ranah Sikap e) Ranah aplikasi dan keterkaitan meliputi menunjukkan contohcontoh konsep-konsep ilmiah dalam kehidupan, menerapkan konsep-konsep sains dalam kehidupan. Ranah aplikasi pada
72
buku suplemen yang dikembangkan meliputi kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari dan pemanfatan polimer dalam mencukupi kebutuhan masyarakat. Gambar 4.15 adalah contoh penerapan ranah sikap pada buku suplemen.
Gambar 4.15 Contoh Penerapan Ranah Aplikasi 3) Bagian Akhir a) Daftar Pustaka Daftar pustaka berisi daftar rujukan
wacana yang
digunakan selama penyusunan buku suplemen kimia.
Gambar 4.16 Cuplikan Daftar Pustaka
73
b) Glosarium Glosarium disajikan dalam buku suplemen agar pembaca dapat memahami istilah-istilah asing yang terdapat di dalam buku suplemen.
Gambar 4.17 Cuplikan Glosarium c) Profil Penulis Profil penulis atau biografi pada buku suplemen untuk menunjukkan identitas penulis.
Gambar 4.18 Cuplikan Profil Penulis Selama pengembangan buku suplemen, tentunya tidak terlepas dari saran dan bimbingan dari dosen pembimbing. Perbaikan buku meliputi konten, tata letak, dan bahasa yang digunakan sehingga menghasilkan beberapa perubahan seperti pada Gambar 4.19 – 4.25.
74
(a)
v
(b) (b) Gambar 4.19 Penulisan Keterangan Gambar (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
v
v v
(a)
75
(b) Gambar 4.20 Penulisan Kata Ilmiah dan Kata Asing (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
(a)
76
(b) Gambar 4.21 Reaksi Kimia (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
(a)
77
(b) Gambar 4.22 Perubahan Kalimat dan Gambar Senyawa Kimia (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
(a)
78
(b) Gambar 4.23 Tata Letak (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
(a)
79
(b) Gambar 4.24 Konten (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
(a)
80
(b) Gambar 4.25 Kalimat yang Digunakan (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi Buku suplemen kimia pada subtahap ini secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 142. Setelah diperbaiki berdasarkan saran pembimbing, buku suplemen yang telah dikembangkan pada subtahap ini kemudian divalidasi pada ahli. Selain membuat buku suplemen, pada subtahap ini juga dibuat instrumen angket respon guru dan siswa secara lengkap terdapat pada Lampiran 11 halaman 365.
81
b. Validasi dan Revisi Buku Suplemen Buku suplemen yang dihasilkan setelah diperbaiki berdasarkan saran dari dosen pembimbing, selanjutnya buku tersebut divalidasi oleh 3 orang ahli yaitu 1 orang ahli dari pendidikan dan 2 orang ahli dari kimia. Penilaian validator terhadap buku suplemen meliputi aspek kelayakan isi, sajian, bahasa, dan grafika yang telah divalidasi. Validasi instrumen validasi produk dapat dilihat pada Lampiran 7 halaman 242. Validasi produk dan catatan dari validator tertera dalam Lampiran 8 halaman 246. Perhitungan validasi produk tertera dalam Lampiran 9 halaman 263. Pada Tabel 4.8 disajian hasil rekapitulasi penilaian validator terhadap buku suplemen kimia sebagai berikut. Tabel 4.8 Hasil Validasi Persentase Rata-Rata (%) Aspek Kelayakan Isi Sajian Bahasa Grafika Persentase Rata-Rata Validasi
Ratarata Aspek (%)
Validasi ke-1
Validasi ke-2
Validasi ke-3
95,24
100
100
98,41
58,33
75
100
77,78
100
100
100
100
80,95
100
100
93,65
83,63
93,75
100
92,055
Kriteria Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Selain penilaian kuantitatif, validator juga memberikan penilaian kualitatif berupa komentar dan saran yang bersifat membangun dan saling melengkapi. Pada Tabel 4.9 adalah saran dan komentar untuk perbaikan buku suplemen. Tabel 4.9 Saran dan Komentar Validator Validasi Pertama
Saran dan Komentar Validator I Validator II Validator III Sudah valid, 1. Perbaiki bagian 1. Tambahkan namun perlu cover sehingga contoh-contoh ditambahkan lagi dapat mewakili polimer. sajian materi buku 2. Jelaskan tiga
82
Validasi
Validator I yang dapat mengembangkan aspek piritual.
Kedua
Sudah Valid
Ketiga
Sudah Valid
Saran dan Komentar Validator II Validator III 2. Aspek sajian tahap perlu diperbaiki polimerisasi adisi. 3. Berikan gambar pembuatan polipropilena. 4. Perjelas gambar yang masih buram. 5. Konsistensi penggunaan background. Perbaiki butir Sudah Valid pernyataan sikap spiritual dan sosial serta keterampilan dan motivasi untuk berkreasi dan berinovasi. Sudah Valid Sudah Valid
Saran yang diberikan untuk perbaikan mengenai konten dan desain buku suplemen oleh para validator, peneliti ikuti. Sehingga dilakukan revisi untuk memperbaiki buku. Revisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.26 – 4.36.
(a) (b) Gambar 4.26 Identitas Buku (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
83
(a)
(b) Gambar 4.27 Cover Buku (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
(a)
84
(b) Gambar 4.28 Daftar Isi (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
(a)
(b) Gambar 4.29 Konten (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
85
(a) (b) Gambar 4.30 Penambahan Gambar pada Sub Bab (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
(a)
86
(b) Gambar 4.31 Proses Pembuatan Botol (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
(a) (b) Gambar 4.32 Gambar Teflon (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
Gambar 4.33 Contoh Cuplikan Butir Pernyataan Motivasi Berkreasi dan Berinovasi
87
Gambar 4.34 Contoh Cuplikan Butir Pernyataan Spiritual
Gambar 4.35 Contoh Cuplikan Butir Pernyataan Motivasi Berpikir Lebih Jauh Buku suplemen yang telah direvisi secara lengkap terdapat pada Lampiran 10 halaman 265. Angket respon guru dan siswa yang telah dibuat divalidasi oleh 3 orang ahli sebelum digunakan untuk mengambil data respon. Validasi terhadap angket tersebut ditampilkan dalam Lampiran 12 halaman 371. Sedangkan perhitungannya terdapat dalam Lampiran 13 halaman 419. Perkembangan validasi angket respon ditampilkan dalam Tabel 4.10. Tabel 4.10 Perkembangan Validitas Angket Respon Validator 1 2 3 Rata-Rata
Validasi I (%) Guru Siswa 76,92 56,52 65,38 56,52 80,77 86,96 74,36 66,67
Validasi II (%) Guru Siswa 100 100 100 100 100 100 100 100
88
3. Tahap Evaluasi Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui respon guru dan siswa mengenai buku suplemen yang telah dikembangkan serta untuk mengetahui kelayakan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer sebagai buku pendamping yang mampu menambah wawasan kepada pembaca. Tahap evaluasi buku suplemen ini dilakukan dengan uji coba terbatas kepada 3 orang guru mata pelajaran kimia dan 41 siswa SMAN 3 Karawang dengan pengisian angket respon oleh guru dan siswa setelah membaca buku tersebut. a. Hasil Uji Coba Kegiatan yang dilakukan pada uji coba buku yaitu buku suplemen dibaca terlebih dahulu oleh guru dan siswa kemudian responden (guru dan siswa) mengisi angket yang telah diberikan oleh peneliti. Hasil rekapitulasi angket respon guru dan siswa dapat dilihat pada gambar 4.36 berikut.
88 85,73
86
84,48 83,33
Persentase (%)
84
82
81,06 80,21
80
Guru
79,1778,86 78,05
Siswa
78 76 74 Kelayakan Isi
\
Sajian
Bahasa
Grafika
Aspek Penilaian
Gambar 4.36 Persentase Rata-Rata Tiap Aspek Berdasarkan grafik pada Gambar 4.36 dapat dilihat bahwa persentase rata-rata angket tiap aspek pada guru untuk aspek kelayakan
89
isi sebesar 80,21%, aspek sajian 79,17%, aspek bahasa 83,33%, aspek grafika 81,06%. Setiap aspek memiliki skor komponen masing-masing yaitu skor pada aspek kelayakan isi adalah 40%, aspek sajian 30%, aspek bahasa 20%, dan aspek grafika 10%. Hasil rata-rata aspek yang didapatkan kemudian dikalikan dengan skor komponen sehingga didapatkan skor akhir sebesar 80,61%. Berdasarkan rubrik penilaian buku suplemen dari PusKurBuk apabila total skor akhir lebih dari 55 dan kurang dari 85 maka buku suplemen dinyatakan layak dengan predikat baik. Pemberian angket respon guru dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 14 halaman 420 dan hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman 437. Persentase rata-rata angket tiap aspek pada siswa menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda, untuk aspek kelayakan isi 85,73%, aspek sajian 78,86%, aspek bahasa 78,05%, aspek grafika 84,48%. Dengan menggunakan rumus yang sama pada perhitungan respon guru, maka didapatkan skor akhir sebesar 82,011% maka termasuk kategori layak dengan predikat baik. Data yang didapatkan pada tahap uji coba ini, selain data kuantitatif terdapat data kualitif berupa komentar/saran dari responden. Secara singkat diuraikan pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Komentar dan Saran Responden Aspek
Komentar dan Saran Responden
Kelayakan Isi
Responden menyatakan bahwa isi atau materi pada buku suplemen bermanfaat dalam kehidupan seharihari dan dapat menambah wawasan atau informasi bagi pembaca. Selain itu kasus yang diambil adalah kasus terbaru. Namun ada 2 responden yang menyarankan untuk menambahkan resume dan evaluasi berupa soal kuis, teka-teki silang. Responden menyatakan bahwa penyajian materi buku suplemen mudah dipahami serta terdapat ayatayat alquran dan hadits. Secara keseluruhan pada aspek bahasa sudah sesuai EYD, namun beberapa responden menyatakan bahwa bahasa yang digunakan cukup dimengerti.
Sajian
Bahasa
90
Aspek
Komentar dan Saran Responden
Grafika
Secara kesuluran buku suplemen ini menarik karena terdapat gambar dan berwarna yang menarik dan sesuai materi serta cover bagian depan menarik. Namun beberapa responden menyatakan bahwa terdapat beberapa gambar yang pecah, dan bagian cover belakang disarankan untuk ditambahkan sinopsis buku. Serta untuk model (orang) lebih baik menggunakan model lokal Indonesia.
Berdasarkan hasil validasi dan analisis data serta komentar dan saran dari para validator dan responden, maka secara umum, buku suplemen berbasis sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer ini termasuk dalam katergori layak dengan predikat baik.
B. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku suplemen berbasis sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data yang menjelaskan proses pengembangan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat. Data proses pengembangan buku suplemen terdiri dari tiga tahapan yang mengadosi angkah pengembangan buku dari Warsita (2008, 2007) yaitu tahap perencanaan, produksi, dan evaluasi. 1. Tahap Perancangan Pada tahap ini terdapat lima subtahapan yang dilakukan yaitu analisis kebutuhan, analisis indikator/karakteristik buku suplemen, analisis KD dan indikator umum, analisis indikator buku suplemen berbasis sains teknologi masyarakat, validasi indikator buku berbasis sains teknologi masyarakat, dan desain buku suplemen berbasis STM. Wawancara guru dilakukan sebagai analisis kebutuhan untuk mengetahui kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Wawancara dilakukan di 6 sekolah di SMA Karawang. Hasil wawancara guru menyatakan bahwa 6 orang guru menggunakan buku paket sebagai bahan ajar yang digunakan untuk mata pelajaran kimia di sekolah. Tiga orang guru yang menambahkan LKS untuk bahan ajar, satu orang guru
91
yang menambahkan alat peraga seperti molymod sebagai bahan ajar, dan 1 orang guru juga yang menambahkan internet untuk bahan ajar siswa. Padahal menurut Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2008 pasal 6 (2) menyatakan bahwa selain buku teks pelajaran, pendidik dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku suplemen, dan buku referensi dalam proses pembelajaran. Selain itu, dalam wawancara guru menyatakan bahwa jika hanya menggunakan satu bahan ajar saja dirasa kurang memenuhi pengembangan kemampuan berpikir siswa dan bahan ajar yang digunakan lebih mendominasi konsep, contoh dikehidupan sehari-hari kurang terlihat. Untuk itu, diperlukan bahan ajar yang dapat memberikan pengetahuan secara lebih mendalam dan meluas untuk menambah wawasan siswa. Bahan ajar yang memberikan pengetahuan yang lebih mendalam dan lebih luas adalah pengertian dari buku suplemen yaitu dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan ipteks, keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya (Pusat Perbukuan, 2008, hal 8). Namun ketika wawancara, beberapa guru menganggap bahwa buku suplemen adalah buku yang memuat soal-soal latihan, hal ini berbeda dengan karakteristik buku suplemen yang disebutkan menurut pusat perbukuan bahwa materi buku tidak dilengkapi dengan instrumen evaluasi dalam bentuk pertanyaan, tes, ulangan, LKS, atau bentuk lainnya (Pusat Perbukuan, 2008, hal 65). Prasyarat yang perlu dipenuhi untuk pembelajaran kimia yaitu harus mampu memperluas wawasan peserta didik mengenai dampak sosial dan lingkungan yang terkait pada penerapan atau penggunaan proses dan produk kimia di masyarakat (Firman, 2000, hal. 233). Berdasarkan hasil wawancara juga didapatkan bahwa dalam pembelajaran sangat diperlukan contoh-contoh yang lebih dekat dengan kehidupan siswa agar siswa lebih mudah menerima konsep yang sedang dipelajari, namun dikarenakan waktu singkat yang harus dipersiapkan untuk menghadapi Ujian Nasional, jadi sebagian besar guru hanya menjelaskan konsep tanpa dikaitkan dengan penerapan kehidupan sehari-hari yang
92
berguna bagi mencukupi kebutuhan masyarakat. Subtahap selanjutnya adalah analisis indikator/karakteristik buku suplemen yang terdapat dipasaran untuk mengetahui komponen yang terdapat dalam buku suplemen dan mengetahui kesesuaian buku suplemen dengan kriteria buku suplemen yang terdapat pada pedoman penulisan buku suplemen menurut pusat perbukuan departemen pendidikan nasional meliputi komponen dasar buku suplemen (Pusat perbukuan, 2008, hlm. 64-83). Hasilnya adalah buku yang sudah ada dipasaran sudah memenuhi kriteria buku suplemen menurut Pusat Perbukuan. Namun, belum ada buku suplemen yang membahas mengenai kimia. Subtahapan selanjutnya adalah analisis kompetensi dasar dan pemilihan materi. Pada subtahap ini peneliti menganalisis kompetensi dasar 3.9 dan 4.9. Kompetensi dasar tersebut memiliki indikator yang harus dicapai pada materi kimia polimer. Walaupun pengembangan materi buku suplemen tidak terkait secara langsung pada KI/KD namun bahan pembelajaran berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai kompetensi dasar (Yaumi, 2013, hal. 245). Selain itu, analisis kompetensi dasar dilakukan untuk memudahkan pengembangan indikator umum. Indikator umum yang dihasilkan dari analisis kompetensi dasar kemudian dinalisis lebih dalam dan diperluas lagi untuk menghasilkan indikator pembelajaran pada buku suplemen yang selanjutnya dijadikan acuan untuk menentukan materi pada buku suplemen yang diintegrasikan dengan lima ranah sains teknologi masyarakat yaitu ranah konsep, ranah proses, ranah kreativitas, ranah sikap, serta ranah aplikasi dan keterkaitan. Setelah merumuskan indikator buku suplemen kemudian langkah selanjutnya adalah validasi indikator buku suplemen. Validasi indikator buku suplemen ini dilakukan oleh dosen pembimbing. Saran yang diperoleh dari dosen pembimbing dijadikan pertimbangan untuk merevisi sehingga dihasilkan buku suplemen final yang dijadikan acuan dalam membuat buku suplemen agar konten yang dimuat dalam buku suplemen yang dikembangkan lebih terstruktur.
93
Selanjutnya adalah menentukan desain buku suplemen kimia berbasis STM. Desain buku suplemen kimia yang digunakan berisi urutan dari elemen-elemen yang perlu diperhatikan dalam perancangan buku suplemen kimia. Elemen-elemen tersebut diantaranya adalah jenis huruf, ukuran huruf, ukuran kertas, format, tata letak, dan ilustrasi (gambar, tabel). Ukuran kertas yang digunakan dalam pembuatan buku suplemen adalah ukuran B5 (18,2 cm x 25,7 cm). Kertas yang digunakan adalah art paper dengan ketebalan 150
gram dan untuk cover menggunakan kertas art carton
dengan ketebalan 310 gram. Jenis kertas dipilih karena menghindari adanya kerusakan pada buku, baik bagian dalam maupun bagian sampul, mengingat karakteristik siswa yang berbeda-beda. Selain itu untuk memenuhi komponen dasar pembuatan buku suplemen, dalam pembuatan buku diharapkan menggunakan kertas berkualitas dan aman (Pusat Perbukuan, 2008, hal. 67). Jenis huruf yang digunakan pada buku suplemen tidak terlalu banyak kombinasi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang terdapat pada buku suplemen (Kurniasari, 2014, hal. 465). Jenis huruf yang digunakan pada cover adalah Gill Sans MT dan Mandingo dengan ukuran 110 pt dan 18 pt. Pada bagian bab menggunakan Showcard Gothi dengan ukuran 48 pt. Bagian subbab menggunakan Gill sans Ultra Bold dengan ukuran 14 pt. Isi buku suplemen menggunakan jenis huruf Gill Sans MT dengan ukuran 12 pt. Keterangan gambar menggunakan Gill Sans MT dengan ukuran 11 pt, keterangan gambar harus disisipkan terutama untuk: a. Menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual. b. Memberi nama orang, tempat, atau objek. c. Menghubungkan kejadian atau saksi dalam lukisan dengan visual sebelum atau sesudahnya. d. Menyatakan apa yang orang dalam gambar itu sedang kerjakan, pikirkan, atau katakan (Arsyad, 2011, hal. 93). Keterangan sumber gambar menggunakan Gill Sans MT dengan ukuran 10 pt. Hal penting yang harus selalu diperhatikan adalah hak cipta
94
atas gambar yang digunakan. Jika gambar-gambar yang digunakan memiliki hak cipta, maka perlu meminta izin kepada pemegang hak cipta tersebut dengan cara memberikan keterangan sumber gambar (Arsyad, 2011, hal. 114). Setelah menentukan elemen perancangan buku suplemen ditentukan maka peneliti mengumpulkan materi kimia polimer dari berbagai sumber yang dimuat dalam buku suplemen kimia dengan mengintegrasikan ranahranah sains teknologi masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh Yaumi (2013, hal. 258) penggunaan berbagai macam sumber mutlak dilakukan dalam proses penyusunan bahan pembelajaran. Pengembang bahan pembelajaran harus mengumpulkan banyak referensi lain terutama yang berkenaan dengan topik-topik relevan. 2. Tahap Produksi Pada tahap ini, terdiri atas dua subtahapan yaitu pengembangan buku suplemen dan validasi buku suplemen. Pengembanagn dipandang sebagai proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik berupa teknologi cetak (Yaumi, 2013, hal. 6). Pada subtahap pengembangan buku suplemen ini mengacu pada indikator buku suplemen berbasis STM yang telah dianalisis sebelumnya, desain yang telah ditentukan, dan materi untuk isi buku yang telah dikumpulkan dengan mengintegrasikan ranah-ranah sains teknologi masyarakat yaitu ranah konsep, proses, sikap, kreativitas, aplikasi dan keterkaitan. Struktur buku suplemen terdiri atas tiga bagian yaitu bagian awal, isi, dan akhir. Bagian awal terdapat halaman sampul depan, kata pengantar, petunjuk buku, dan daftar isi. Bagian isi merupakan materi buku. Bagian akhir terdapat daftar pustaka dan glosarium (Widodo, 2008, hal. 59). Pada sampul depan harus menarik minat pembaca untuk mau menggunakan dan membaca buku suplemen. Sampul depan terdiri atas keterangan buku suplemen, judul buku, serta ilustrasi seperti gambar. Kata pengantar memuat penjelasan peran dan fungsi buku. Hal ini sangat penting karena peserta didik memerlukan penjelasan awal mengenai buku suplemen yang mereka
95
gunakan. Daftar isi memuat outline dari buku beserta halamannya. Daftar isi harus ditampilkan dalam buku agar pembaca mudah untuk belajar atau mencari informasi yang dipelajari (Widodo, 2008, hal. 60). Bagian isi buku memuat materi. Materi pada buku suplemen kimia ini terdiri atas delapan bab mengenai kimia polimer yang diintegrasikan dengan ranah sains teknologi masyarakat. Materi yang terdapat pada buku suplemen kimia yang dikembangkan disajikan secara sistematis dan diberikan contoh-contoh dan ilustrasi menarik agar dapat mendukung pemaparan materi yang disajikan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Jannah dan Dwiningsing (2013, hal. 177) bahwa ilustrasi yang disajikan bertujuan untuk memperjelas konsep yang dibahas dan membantu siswa dalam memahami materi dalam buku ajar yang dikembangkan. Selain itu, pemilihan warna juga menjadi salah satu daya tarik agar pembaca termotivasi untuk membaca buku suplemen. Warna digunakan sebagai alat penuntun dan penarik perhatian kepada informasi yang penting (Arsyad, 2011, hal. 91). Sebelum membahas materi, di awal buku dijelaskan terlebih dahulu kode-kode plastik yang sering masyarakat gunakan serta terdapat saran pemakaiannya untuk memotivasi pembaca agar membaca info lebih mendalam mengenai kode-kode tersebut di bab selanjutnya. Buku suplemen yang dikembangkan diintegrasikan dengan ranah-ranah sains teknologi masyarakat. Dibeberapa awal bab, diberikan isu atau masalah yang ada di lingkungan sekitar, hal ini dimaksudkan agar dapat memotivasi pembaca untuk mencari informasi dan termotivasi untuk membaca materi lebih lanjut pada buku suplemen, selain itu agar pembaca lebih peduli akan lingkungan sekitarnya. Sejalan dengan penjelasan Sugiyanto (2012, hal. 55) bahwa penerapan sains teknologi masyarakat mengajak dan mengarahkan pembaca untuk mempelajari isu-isu aktual yang sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Pembaca dibawa pada suasana yang dekat dengan kehidupan nyata pembaca sehingga dapat mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang diprediksikan akan muncul di sekitar kehidupannya.
96
Ranah konsep pada buku suplemen kimia ini meliputi penemuan jenis-jenis polimer dan reaksi-reaksi pembentukan polimer. Dengan ranah konsep ini diharapkan pembelajaran kimia pada materi kimia polimer dapat mengembangkan pemahaman peserta didik yang kuat terhadap pengetahuan dasar kimia (Firman, 2000, hal. 232). Ranah proses pada buku suplemen ini menyajikan beberapa proses pembuatan polimer dari awal (bijih plastik) hingga menjadi produk yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Melalui ranah proses pada buku suplemen kimia diharapkan pembaca melihat proses sains sebagai keterampilan yang dapat mereka gunakan,
proses
keterampilan
yang
mereka
butuhkan
untuk
menyempurnakan dan mengembangkannya menjadi lebih mantap untuk kepentingan mereka sendiri (Zulfiani, dkk. 2009, hal. 128). Ranah kreativitas dalam buku suplemen menyajikan penemuan-penemuan dan kreasi seseorang sehingga dapat dimanfaatkan untuk masyarakat. Seperti batako styrofoam, ulat tepung pengurai styrofoam, styrofoam dari sekam padi, sulap sampah plasti menjadi BBM, plastik biodegredable. Hal ini bertujuan
untuk
memicu
pembaca
untuk
menemukan
ide-ide
murni(Zulfiani, dkk. 2009, hal. 128). Ranah sikap pada buku suplemen ini disajikan sebagai saran atau tips untuk pembaca dalam penggunaan plastik yang sesuai dengan kegunaannya sehingga setelah pembaca mengetahui dampak negatif dari penyalahgunaan plastik, pembaca dapat melakukan saran yang terdapat pada buku suplemen. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Zulfiani, dkk. (2009, hal. 128) bahwa pembaca diharapkan dapat memandang sains sebagai suatu cara untuk menangani masalah. Ranah aplikasi dan keterkaitan meliputi kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari
dan
pemanfatan
polimer
dalam
mencukupi
kebutuhan
masyarakat. Penjelasan materi perlu diberikan contoh-contoh konkrit yang ada di sekitar lingkungan pembaca, sehingga dapat merasakan manfaat langsung dengan lingkungan sekitar setelah mempelajari materi tersebut (Widodo, 2008, hal. 66).
97
Bagian akhir buku terdiri atas daftar pustaka, glosarium, dan profil penulis. Hal ini sesuai dengan Pusat Perbukuan (2008, hal. 66) bahwa bagain akhir setidaknya terdapat glosarium dan daftar pustaka. Daftar pustaka dalam buku memuat sumber-sumber rujukan atau referensi yang digunakan dan disusun berdasarkan urutan abjad. Glosarium dalam buku memuat kata-kata atau istilah asing yang terdapat dalam buku beserta arti dari istilah tersebut dan disusun berdasarkan urutan abjad (Widodo, 2008, hlm. 61). Buku suplemen yang dihasilkan telah melalui beberapa revisi berdasarkan saran dosen pembimbing sehingga menghasilkan produk awal buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat sebelum dilakukan validasi oleh ahli. Subtahap selanjutnya adalah validasi ahli. Validasi ini dilakukan oleh tiga orang ahli. Dua orang dari ahli pendidikan kimia dan satu orang dari ahli kimia. Keterlibatan kebih dari satu peninjau dibutuhkan agar mendapatkan rancangan bahan ajar yang lebih komprehensif dibandingkan degan bahan ajar lain yang dikembangkan tanpa mengikuti prosedur tinjauan ahli. Selain itu, kekurangan yang tidak ditemui oleh ahli yang satu dapat dilengkapi dan disempurnakan oleh ahli lain, sehingga kualitas konten yang dikembangkan betul-betul dapat dijamin kualitas dan akurasinya (Yaumi, 2013, hal. 275). Validasi dilakukan untuk mengetahui kelemahan buku suplemen yang dikembangkan dengan meminta pendapat para ahli. Selanjutnya kelemahan ini akan dilakukan perbaikan untuk menghasilkan buku suplemen kimia yang lebih baik (Warsita, 2008, hal. 242). Komponen buku yang divalidasi meliputi kelayakan isi, sajian, bahasa, dan grafika. Selama validasi peneliti mendapatkan banyak saran dari validator pada semua bagian buku suplemen. Saran yang diberikan meliputi perbaikan cover penambahan aspek sajian, penambahan materi, dan perbaikan gambar. Cover mengalami perubahan yang sangat berbeda yaitu pergantian desain yang awalnya gambar plastik dengan beberapa produk plastik diganti dengan gambar senyawa kimia dengan logo pengaturan yang menandakan bahwa dari senyawa kimia tersebut dapat diolah menjadi produk dengan
98
bantuan teknologi, di dalam senyawa kimia tersebut terdapat beberapa produk plastik sebagai tanda bahwa buku suplemen yang dikembangkan akan membahas tentang plastik, terdapat gambar salah satu organ tubuh yang bermasalah menandakan bahwa plastik dapat menyebabkan dampak negatif, serta terdapat kode-kode plastik dalam cover. Pergantian cover ini dinilai oleh validator menjadi lebih seseuai dan memberikan informasi jika dibandingkan dengan gambar pertama. Hal ini bertujuan untuk membuat buku tampil lebih menarik dan informatif (Widodo, 2008, hal. 59). Penambahan aspek sajian meliputi penambahan nomor pada daftar isi. Penambahan indikator spiritual dan sosial ditandai dengan adanya kotak yang berisi firman Allah dan hadits-hadits. Hal ini sesuai dengan cara untuk menarik perhatian pembaca bahwa informasi penting dapat pula diberi tekanan dengan menggunakan kotak (Arsyad, 2011, hal. 91). Penambahan indikator spiritual terdapat pada bagian akhir bab I, materi dikaitkan dengan QS. Yunus ayat 101 tentang tanda-tanda kekuasaan Allah. Pada bab 2, ditambahkan Hadist Riwayat Muslim tentang larangan berbuat dzalim. Pada bab 3, sub bab alat penyaring asap dikaitkan dengan QS. Al-Araf ayat 56 tentang larangan membuat kerusakan di bumi. Pada bab 7, sub bab daur ulang limbah styrofoam, disisipkan kekuasaan Allah yang telah menciptakan ulat yang dapat menguraikan limbah styrofoam. Pada bab 8 sub bab sulap sampah menjadi BBM ditambahkan HR. Abu Dawud tentang hak muslim. Penyajian materi harus mengembangkan keyakinan pembaca tentang kesadaran keagamaan sebagi makhluk ciptaan Tuhan dalam rangka meningktakan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Pusat Perbukuan, 2014, hal. 6). Indikator motivasi untuk berpikir lebih jauh pada bab 2 sub bab gorengan dicampur plastik ditambahkan “Apakah gorengan yang Anda makan menggunakan minyak yang digoreng dengan campuran plastik?” pada bab 7, sub bab daur ulang limbah ditambahkan “Coba identifikasi mikroba atau organisme lain yang bisa mengurai styrofoam agar masalah plastik yang terakumulasi dilautan bisa diatasi!”. Penyajian materi harus mendorong pembaca untuk mencari informasi lebih
99
jauh dalam rangka pengembangan kemampuan pikir dan tindak yang efektif, kreatif, inovatif dari berbagai sumber lain seperti internet, buku, artikel, dan sebagainya (Pusat Perbukuan, 2014, hal. 6). Untuk indikator keterampilan dan memotivasi untuk berkreasi, dan berinovasi, ditambahkan pada bab 3 sub bab alat penyaring asap ditambahkan “Cobalah manfaatkan sesuatu disekitar Anda yang dapat dimanfaatkan untuk melestarikan lingkungan agar kita dapat menghirup udara segar”. Pada bab 4 ditambahkan “Buatlah kreasi yang menarik dan memiliki nilai jual dari botol bekas, agar mengurangi limbah plastik yang kian menumpuk!” pada bab 8 ditambahkan “Selain menyulap sampah menjadi BBM, cobalah manfaatkan limbah plastik disekitas Anda agar bumi kita ini dapat terselamatkan dari limbah-limbah yang sulit terurai.” Indikator ini diharapkan dapat memotivasi pembaca untuk berkreasi dan berinovasi dalam pengembangan keterampilan dalam ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung , menggambar, dan mengarang) dan ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) secara efektif dan kreatif sesuai dengan kaidah keilmuan (Pusat Perbukuan, 2014, hal. 7) Untuk penambahan materi yaitu konten pada kasus kantong kresek hitam pada makanan kurang sesuai, yaitu alasan tidak diperbolehkan menggunakan kantong kresek hitam, ditambahkan materi yaitu “karena bahan pembuatan kresek hitam terdiri atas zat pewarna yang mengandung logam berat sehingga dapat memicu kanker. Makanan berlemak dan panas dapat dengan mudah mengikat zat berbahaya tersebut sehingga logam berat yang terdapat di kresek dapat berpindah ke makanan.” Selain itu, ditambahkan beberapa contoh pada materi polimer alam dan contoh polimerisasi adisi dan kondensasi. Perbaikan gambar dilakukan pada gambar proses pembuatan botol plastik dan gambar teflon, hal ini dilakukan karena gambar yang digunakan kurang jelas. Namun, ada beberapa gambar yang tidak diganti karena sulit menemukan gambar yang sesuai dengan materi.
100
Produk akhir buku suplemen yang dihasilkan dari tahap produksi buku terdiri atas 98 halaman. Bagian awal terdiri atas 12 halaman, bagian isi terdapat 82 halaman, dan bagian akhir terdapat 5 halaman. 3. Tahap Evaluasi Tahap terakhir dalam penelitian adalah tahap evaluasi. Tahap evaluasi adalah uji coba lapangan kepada 3 orang guru mata pelajaran kimia dan 41 orang siswa. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mengidentifikasi kekurangan produk tersebut bila digunakan dalam kondisi yang mirip dengan kondisi pada saat produk tersebut digunakan dalam dunia sebenarnya (Lestari, 2013, hal. 110). Berdasarkan uji coba yang dilakukan diperoleh data yang kemudian dianalisis menjadi data hasil temuan penelitian berupa respon guru dan siswa terhadap buku suplemen yang dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian yang dikumpulkan pada tahap evaluasi, diperoleh data angket guru dan siswa terhadap buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer. angket untuk guru terdiri atas 28 pernyataan dan untuk siswa terdapat 25 pernyataan yang diisi. Pernyataan mencakup aspek kelayakan isi, sajian, bahasa, dan grafika. Pernyataan angket ini diadopsi dari Pusat Kurikumum dan
Perbukuan
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan yang dimodifikasi dengan penambahan ranahranah sains teknologi masyarakat pada aspek kelayakan isi. Berdasarkan data hasil rekapitulasi perhitungan persentase angket respon diperoleh bahwa: a. Respon Guru Data hasil perhitungan persentase respon guru diperoleh bahwa skor akhir sebesar 80,61% termasuk kategori layak dengan predikat baik. Hasil persentase tertinggi terdapat pada aspek bahasa sebesar 83,33% dengan kategori layak dengan predikat baik. Kategori layak pada aspek bahasa didapatkan karena penulisan yang digunakan pada buku suplemen sesuai dengan kaidah EYD yang benar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ulfah (2013, hal. 242) bahwa penggunaan bahasa yang
101
baik disesuaikan dengan kaidah tata bahasa Indonesia dan mengacu pada Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), bahasa yang digunakan adalah bahasa yang baku, komunikatif, dan mudah dipahami pembaca untuk mempelajari materi pelajaran. Kelayakan juga didapatkan bahwa bahasa sudah sesuai dengan sasaran pembaca dan mudah dipahami. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan sudah mampu membantu pembaca dalam memahami pesan yang disampaikan dan menggunakan istilah yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Jannah & Dwiningsih, 2013, hal. 177). Aspek yang tertinggi kedua adalah aspek grafika dengan rata-rata persentase aspek sebesar 82,06% dengan kategori layak dengan predikat baik. Butir pernyataan tertinggi pada aspek grafika adalah desain buku secara keseluruhan menarik serta jenis dan ukuran huruf yang digunakan pada seluruh isi buku menarik dan konsisten dengan persentase sebesar 100%. Hal ini dikarenakan materi disajikan secara menarik dan memiliki tingkat kegrafikaan yang baik serta penggunaan jenis huruf yang tidak terlalu banyak dan konsisten. Hal ini sesuai dengan pendapat (Widodo, 2008, hal. 52) bahwa konsistensi harus dipenuhi dalam hal bentuk dan huruf dari setiap halaman. Selanjutnya adalah butir pernyataan mengenai kejelasan judul buku suplemen dan ilustrasi yang digunakan memiliki persentase 83,33% termasuk kategori layak. Hal ini sesuai dengan pendapat Sofyan (dalam Esmiyati, 2013, hal. 183) bahwa penyusunan bahan ajar perlu dilengkapi dengan ilustrasi atau gambar-gambar yang secara visual dapat memberikan gambaran nyata tentang substansi yang dipelajarinya. Selanjutnya adalah butir pernyataan mengenai cover buku yang mendapatkan persentase sebesar 75% dengan predikat baik. Hal ini menandakan bahwa cover buku sudah sesuai dengan isi buku sehingga dapat menarik minat baca dan mempermudah pembaca untuk mengetahui isi dari buku suplemen yang tercermin pada cover sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kurniasari (2014, hal. 465). Butir pernyataan mengenai tata letak
dan konsistensi penomoran memiliki persentase
102
sebesar 66,67% dan 58,33%. Hal ini dikarenakan konsep dasar dari penulis yang memang tidak menggunakan penomoran di bagian sub bab materi melainkan hanya diberi nomor pada bagian bab saja. Aspek kelayakan isi dengan rata-rata persentase aspek sebesar 80,21% termasuk kategori layak dengan predikat baik. Hasil persentase tertinggi adalah butir pernyataan mengenai materi pada buku suplemen dapat menambah wawasan, terbukti dengan hasil persentase sebesar 100% menandakan bahwa materi yang terdapat pada buku suplemen kimia yang dikembangkan mampu memberikan wawasan untuk pembaca. Maka hal ini sesuai dengan pengertian buku suplemen yaitu dimaksudkan
untuk
memperkaya
wawasan,
pengalaman,
dan
pengetahuan pembacanya (Pusat Perbukuan, 2008, hal. 8). Hasil persentase selanjutnya didapatkan sebesar 83,33% dengan kategori layak dikarenakan materi sudah mencakup kompetensi dasar (KD), baik dalam ranah kreatifitas yaitu isi materi menunjukkan adanya berbagai cara untuk menyelesaikan masalah, hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran kimia yaitu pembelajaran kimia harus mampu mengembangkan kemampuan peserta didik melakukan penyelidikan dan memecahkan masalah (Firman, 2000, hal. 233). Isi materi memudahkan siswa untuk menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Esmiyati (2013, hal. 183) bahwa bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria wawasan konstekstual dengan menyajikan uraian dan contoh-contoh yang sebagian besar disesuaikan dengan kondisi lingkungan terdekat yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Kelayakan didapatkan juga dari persentase hasil sebesar 75% dari butir pernyataan mengenai ranah proses, hal ini menunjukkan bahwa isi materi memiliki predikat baik dalam menunjukkan proses sains sebagai keterampilan yang dapat digunakan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hasil yang sama terdapat pada ranah sikap menunjukkan bahwa buku suplemen memberikan informasi dan contoh dampak ilmu pengetahuan dan teknologi bagi dirinya dan
103
masyarakat. Karena pada buku menjelaskan materi yang mengajak siswa untuk menyadari adanya dampak negatif dari produk teknologi, peduli pada masyarakat, dan memelihara kelestarian lingkungan (Poedjiadi, 2010, hal. 132). Begitu juga dengan ranah aplikasi menandakan bahwa buku suplemen dapat mengajak siswa agar terlibat dalam perkembangan teknologi untuk pemecahan masalah nyata. Akan tetapi pada butir pernyataan keterlibatan siswa dalam pemecahan isu-isu sosial memiliki persentase sebesar 66,67%. Hal ini dikarenakan pada buku tidak ada kolom pendapat
untuk diisi siswa sesuai dengan karakteristik siswa
bahwa tidak ada evaluasi dalam bentuk apapun pada buku suplemen (Pusat Perbukuan, 2008, hal. 65). Aspek sajian mendapatkan hasil rata-rata persentase aspek sebesar 79,17% termasuk kategori layak dengan predikat baik. Kelayakan diperoleh dari hasil persentase pada penyajian mudah dipahami, terbukti dengan semua responden guru memberikan hasil sebesar 100%. Selanjutnya
kelayakan
diperoleh
karena
buku
suplemen
dapat
memotivasi siswa untuk mencari informasi lebih jauh, hal ini karena buku suplemen yang dikembangkan terdapat kolom berwarna ungu yang berisi pertanyaan seputar materi yang dekat dengan kehidupan siswa, seperti “Apakah gorengan yang Anda makan menggunakan minyak yang digoreng dengan campuran plastik?”. Serta dapat memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi, contohnya “Cobalah manfaatkan sesuatu disekitar Anda yang dapat dimanfaatkan untuk melestarikan lingkungan agar kita dapat menghirup udara segar”. kelayakan selanjutnya didapatkan dari butir pernyataan tentang penyajian yang terstruktur dengan hasil 75%. Namun hasil persentase sebesar 66,67% didapatkan pada runtunya penyajian materi dan kelengkapan materi. Hal ini dikarenakan penulis hanya membatasi materi yang dimasukkan kedalam buku suplemen hanya materi yang membahas produk yang sangat sering dipakai oleh masyarakat tanpa tahu cara penggunaan dan dampaknya bagi kesehatan dan lingkungan yaitu plastik, karena sebagaian besar
104
proses pembuatannya melalui reaksi polimerisasi adisi dibandingkan dengan polimerisasi kondensasi.
b. Respon Siswa Data hasil perhitungan persentase respon siswa diperoleh bahwa skor akhir sebesar 82,01% termasuk kategori layak dengan predikat baik. Berdasarkan hasil respon tersebut diketahui bahwa pada aspek kelayakan isi memenuhi kriteria layak dengan predikat sangat baik dengan rata-rata aspek sebesar 85,73% karena sebagian besar siswa berpendapat bahwa buku suplemen yang dikembangkan dapat menambah pengetahuan untuknya, serta sesuai dengan kondisi dikehidupan siswa sehari-hari dan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyanto, dkk. (2012, hal. 56) bahwa tujuan pendekatan sains teknologi masyarakat adalah untuk menghasilkan siswa yang memiliki bekal pengetahuan agar mampu mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat dan mengambil tindakan sesuai dengan keputusan yang diambilnya.
Selain itu buku suplemen mampu
menunjang pembelajaran. Kelayakan buku suplemen berdasarkan respon siswa juga didapatkan melalui aspek grafika sebesar 84,48%. Hasil respon siswa menunjukkan bahwa desain buku suplemen kimia yang dikembangkan menarik untuk dipelajari. Hasil yang sama juga didapatkan oleh penelitian yang dilakukan Esmiyati (2013, hal. 128) bahwa siswa menyukai modul yang dikembangkan dan tertarik untuk mempelajarinya. Penggunaan jenis dan ukuran huruf yang digunakan dalam buku suplemen menarik dan konsisten pada semua bagian buku. Ilustrasi yang digunakan dalam buku suplemen menarik untuk dilihat. Hal ini sesuai dengan pendapat Fajar dalam (Esmiyati, 2013, hal. 184) bahwa belajar memerlukan minat dan perhatian siswa. serta ilustrasi yang digunakan dapat membantu pemahaman materi, sehingga memudahkan siswa untuk memahaminya.
105
Pada aspek sajian didapatkan persentase rata-rata aspek sebesar 78,86%. Hal ini menandakan bahwa buku suplemen yang dikembangkan runtut dan terstruktur. selain itu buku suplemen memiliki predikat baik dalam memotivasi siswa untuk mencari informasi lebih jauh serta mampu memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi. Karena penyajian pada buku suplemen ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Dari aspek bahasa, penulisan buku suplemen sudah sesuai dengan kaidah EYD dan dikategorikan bahwa bahasa yang digunakan termasuk predikat baik yaitu mampu untuk dimengerti siswa sehingga siswa merasa lebih mudah mempelajarinya, bahkan hasil ini melampaui penelitian yang dilakukan Saputra (2015, hal 145) yang mendapatkan kategori cukup baik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer, serta untuk mengetahui
respon
guru
dan
siswa
terhdap
buku
suplemen
yang
dikembangkan. Berdasarkan tujuan tersebut, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses pengembangan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer ini terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap perancangan, tahap produksi, dan tahap evaluasi. Tahap perancangan menghasilkan indikator buku suplemen kimia yang telah diintegrasikan dengan lima ranah STM (ranah konsep, proses, sikap, kreativitas, aplikasi dan keterkaitan) dan desain buku suplemen yang kemudian dijadikan acuan dalam mengembangkan buku suplemen. Tahap produksi menghasilkan buku suplemen yang kemudian divalidasi dan direvisi sehingga dihasilkan buku suplemen final. Tahap evaluasi ialah tahap untuk memperoleh data respon atau penilaian guru dan siswa terhadap buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer. 2. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diadopsi dari penilaian buku suplemen menurut Pusat Perbukuan, diperoleh hasil bahwa buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer mendapatkan persentase total skor respon guru sebesar 80,61% termasuk dalam kategori layak dengan predikat baik. Tidak jauh berbeda hasil respon siswa mendapatkan total skor sebesar 82,01% termasuk dalam kategori layak dengan predikat baik.
107
B. Saran Pengembangan buku suplemen pada materi kimia polimer telah dikembangkan dengan menonjolkan aspek sains teknologi masyarakat namun, buku ini perlu dilakukan perbaikan untuk penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut: 1. Penyempurnaan buku suplemen khususnya pada sajian buku dan aspek bahasa. 2. Model untuk ilustrasi yang digunakan diharapkan model lokal dan ilustrasi/gambar memiliki resolusi yang tinggi. 3. Struktur buku lebih diperhatikan lagi pada bagian resume buku pada bagian sampul belakang. 4. Pembuat buku suplemen pada materi lain untuk memperkaya bahan ajar yang terintegrasi sains teknologi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali. Binadja, Achmad, & Nuryanto. (2010). Efektivitas Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Salingtemas ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4, No. 1, 552-556. Bisnis UKM. (2014, November 20). bisnis-daur-ulang-limbah-styrofoam-menjdibatako.html. Dipetik Oktober 15, 2015, dari htp;//bisnisukm.com: bisnisukm.com/bisnis-daur-ulang-limbah-styrofoam-menjadi-batako.html Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Direktorat Pembinaan SMA. (2010). Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. 2535. Ermawati, Rahyani. (2011). Konversi Limbah Plastik Sebagai Sumber Energi Alternatif. Jurnal Riset Industri Vol. V, No. 3, 257-263. Esmiyati, Haryani, S., Purwantoyo, E. (2013). Pengembangan Modul IPA Terpadu Bervisi Sets (Science, Environment, Technology, and Society) pada Tema ekosistem. Unnes Science Educatin Journal 2 (1). Firdaus, Flora. E. (2013). Dasar-Dasar Ilmu Polimer. Jayabaya: LPPM Universitas Jayabaya. Firman, H. (2000). Pendidikan Kimia. In F.-U. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III (pp. 221-241). Bandung: PT. Imtima. Fitri, Zarlaida. (2013). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada Materi Koloid di MAN Kuto Baro Aceh Besar. CDA vol.1 No. 1, 4147. Hart, Harold. (2003). Kimia Organik. Jakarta: Erlangga. Hervici, Vany Fahreza. (2013). Pengembangan Modul Kimia Polimer Berbasis Kontekstual Sebagai Sumber Belajar Mandiri Peserta Didik SMA/MA Kelas XII Semester 2. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
109
110
Jannah, D. F., & Dwiningsih, K. (2013). Kelayakan Buku Ajar Kimia Berorientasi Quantum Learning pada Materi Kimia Unsur untuk kelas XII SMA. Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2 ISSN 2252-9454, 163-170. Kitti,
Sura. (2014). Bahan Ajar Persiapan Menuju Olimpiade Sains Nasional/Internasional SMA: Kimia 3. Jakarta: PT. Trisula Adisakti.
Kurniasari, Dwi A. (2014). Pengembangan Buku Suplemen IPA Terpadu dengan Tema Pendengaran Kelas VIII. Unnes Science Education Journal 3 (2), 463. Lestari, Ika. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia Permata. Margono. (2013). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Maryam, Siti. (2012). Strengthening the Character: Uphold Ethics in Indonesian Language Study Pass by Supplementary Books. International Journal for educational studies. MenLHK. (2016, Februari 09). siaran-31-menuju-penerapan-kebijakan-kantongplastik-berbayar.html. Dipetik Maret 19, 2016, dari www.menlhk.go.id: www.menlhk.go.id/siaran-31-menuju-penerapan-kebijakan-kantongplastik-berbayar.html Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008. (2008). Buku. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional. Najid, Annisah. (2015). Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta Nugraheni, Dian. (2013). Pembelajaran Bervisi dan Berpendekatam SETS terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritsis Siswa Kelas X SMAN 2 Sukoharjo pada Materi Minyak Bumi. Jurnal Pendidikan Kimia, vol.2 no.3. Nurlaelasari, Lela. (2015, Agustus 10). Wawancara Analisis Kebutuhan. (M. Rizki, Pewawancara) Paembonan, Taya. (1990). Penerbitan dan Pengembangan Buku Pelajaran di Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
111
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007. (2007). Standar Kompetensi Guru. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidian dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013. (2013). Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Permendiknas. (2010). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Poedjiadi, Anna. (2010). Sains Teknologi Lingkungan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Purnamasari, Imas. (2015). wawancara . Karawang: SMAN 5 Karawang. Pusat Perbukuan. (2014). Instrumen Penilaian Buku Pengayaan Pengetahuan. Instrumen B1. Pusat Perbukuan. (2008). Pedoman Penulisan Buku Nonteks. Jakarta: Departemen Pendidian Nasional. Riduwan. (2010). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Riyanto, A. (2013). Pengembangan Buku Pengayaan Keterampilan Membaca Bahasa Indonesia yang Bermuatan Niai Kewirausahaan. SELOKA 2 (1). Saefudin, E. (2015, Agustus 10). Wawancara Analisis Kebutuhan. (M. Rizki, Pewawancara) Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta: Kencana. Schwarz, Maurice. W. (2005). Plastik. Dalam i. Grolier International, Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 10 (hal. 75-86). Jakarta: PT Widyadara. Setiawan, Denny. (2007). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Simbolon, Tiurma. (2009). Pembuatan dan Karakteristik Batako Ringan yang Terbuat dari Styrofoam-Semen. (Tesis). Universitas Sumatera Utara Medan. Sitepu. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
112
Sugiyanto, Kartika, I., & Purwanto, J. (2012). Pengembanagn Modul IPA Terpadu Berbasis Sains teknologi Masyarakat dengan Tema Tekonologi Biogas. Jurnal Kependidikan, Volumr 42, Nomor 1, Halaman 54-60. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Teti. (2015, Agustus 06). Wawancara Analisis Kebutuhan. (M. Rizki, Pewawancara). Tirtaraharja, Umar. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Ulfa, Anik., Bintari, S. H., & Pamelasari, S. D. (2013). Pengembangan LKS IPA Berbasis World Square Model Keterpaduan Connected. Unnes Science Education Journal USEJ 2 (1), 239-244. Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Widodo, Chomsin. S. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Alex Media Komputindo. Yaumi, Muhammad. (2013). Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Yörük, N. d. (2010). The effects of science, technology, society, environment (STSE) interactions on teaching chemistry. Vol.2, No.12 doi:10.4236/ns.2010.212173, 1417-1424. Zul, Nurlita. (2015, Agustur 10). Wawancara Analisis Kebutuhan. (M. Rizki, Pewawancara). Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009). Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarata.