PENGEMBANGAN BUKU SAKU VOLUME KUBUS, BALOK, DAN LIMAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA SMP Elvira Firdausi Nuzula dan Abdur Rahman As’ari Universitas Negeri Malang E-mail :
[email protected] ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan media pembelajaran matematika SMP berupa buku saku dengan materi volume bangun ruang. Karakteristik buku saku ini dibuat dalam bentuk kecil, yang dapat disimpan di “saku” baju atau celana, sehingga dapat dibawa ke mana-mana dan dapat dibaca setiap saat. Berisi materi lengkap, kumpulan soal (UAS, UN, dan OSN), serta latihan soal mandiri tentang volume kubus, balok, dan limas, dengan desain cover, huruf, dan warna yang menarik. Model penelitian yang digunakan model penelitian 4-D oleh Thiagarajan, yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Namun, penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap Develop. Tahap Define dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan yang ada di lapangan. Tahap Design dilakukan dengan merancang bentuk dasar dari produk yang akan dikembangkan. Sedangkan tahap Develop dilakukan dengan validasi dan uji coba produk untuk memperoleh produk yang valid, praktis, dan efektif. Hasil validasi dan uji coba di lapangan menunjukkan respon yang positif. Sehingga, buku saku siswa yang dihasilkan dapat digunakan di tingkat SMP dengan materi volume bangun ruang di kelas VIII. Kata Kunci: buku saku, media pembelajaran, volume kubus, balok, dan limas
ABSTRACT: This research aims to design and develop a junior mathematics instructional media pocket book with material volume up space. Characteristics of this booklet was made in a small form, which can be stored in the "pocket" shirt or pants, so it can be taken anywhere and can be read at any time. Contains complete materials, collection of matter (UAS, UN, and OSN), as well as exercises independent of the volume of a cube, beam, and a pyramid, with the cover design, font, and color. Research model research model used 4-D by Thiagarajan, ie Define, Design, Develop, and Disseminate. However, this research is only done to the Develop stage. Define phase is done to obtain information about the needs that exist in the field. Design phase is done by designing the basic shape of the product to be developed. While the Develop stage performed with the validation and testing of products to obtain a valid product, practical, and effective. Results of validation and field trials showed a positive response. Thus, the resulting student handbook can be used at junior level with the material volume up space in class VIII. Key Words: pocket book, instructional media, the volume of cubes, beams, and pyramid
Berdasarkan pengamatan selama kegiatan PPL di SMP Negeri 21 Malang, terlihat sebagian besar siswa kurang memanfaatkan buku paket dan LKS yang telah disediakan sekolah. Hal itu tampak dari hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII yang mengatakan bahwa mereka malas membawa buku paket karena berukuran besar. Sedangkan LKS yang berisi rangkuman materi, contoh soal dan latihan soal kurang menarik karena penyajiannya yang sudah umum, materi kurang dapat dipahami karena terlalu singkat dan kurang lengkap, tidak berwarna-warni. Penulis juga melihat bahwa buku paket dan LKS tersebut kurang fokus terhadap suatu materi.
Dari uraian di atas, artikel ini mengulas pengembangan suatu media pembelajaran berupa buku saku yang mudah dibawa, menarik, dan lengkap sehingga diharapkan mampu menjadikan siswa lebih mudah dalam memahami teori-teori dan konsep dasar matematika. Berdasarkan latar belakang, penulisan artikel ini bertujuan untuk mengulas tentang pengembangan media pembelajaran berupa buku saku dengan materi volume kubus, balok, dan limas untuk siswa SMP. METODE Pengembangan buku saku ini menggunakan model pengembangan 4-D dari Thiagarajan yang telah dimodifikasi menjadi 3-D tanpa melalui tahapan Disseminate (Penyebaran). Secara singkat, tahapan dalam penelitian ini antara lain Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), dan Develop (Pengembangan) sebagai berikut. 1. Define (Pendefinisian) Pada tahap pendefinisian ini diperoleh informasi tentang permasalahan yang ada di lapangan untuk membantu mengembangkan media pembelajaran yang ada sebelumnya. 2. Design (Perancangan) Tahap perancangan dilakukan untuk merancang produk pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang diperoleh di lapangan saat tahap pendefinisian. 3. Develop (Pengembangan) Tahap pengembangan ini bertujuan untuk memperbaiki produk yang dikembangkan dengan melakukan evaluasi dan revisi sebelum menjadi produk yang valid, praktis, dan efektif. Uji produk dilakukan untuk memperoleh data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat kevalidan, kepraktisan, serta keefektifan produk. Selain itu, untuk menghasilkan produk yang dapat digunakan oleh siswa SMP. Uji coba produk dilakukan dengan melakukan uji kevalidan produk pengembangan yang divalidasi oleh pakar matematika, yaitu dosen matematika dan guru matematika SMP. Selain kevalidan, uji coba produk ini juga dengan melakukan uji kepraktisan dan keefektifan. Uji coba kepraktisan dan keefektivan dilakukan oleh siswa SMP kelas VII. Uji kevalidan dilakukan untuk menentukan apakah produk pengembangan sudah dapat diberlakukan atau tidak. Uji kevalidan dilakukan oleh pakar matematika. Untuk mengukur tingkat kevalidan produk pengembangan, digunakan teknik analisis sebagai berikut. 3
P=
x
i
x
j
i 1 3
j 1
Keterangan: P
100%
= prosentase pilihan
x x
i j
= jumlah skor jawaban penilaian oleh ahli = jumlah skor jawaban tertinggi
Sedangkan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk merevisi produk digunakan kriteria penilaian yang diadaptasi dari buku Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan oleh Arikunto. Pedoman Penilaian Kevalidan Produk Pengembangan (Sumber: Arikunto, 2009 : 245) Prosentase (%) Kriteria kevalidan Keterangan 80 – 100 Sangat valid Tidak revisi 66 – 79 Valid Tidak revisi 55 – 65 Cukup valid Tidak revisi 40 – 55 Kurang valid Revisi 30 – 39 Tidak valid Revisi
Uji kepraktisan dilakukan oleh siswa SMP, dengan tujuan untuk menguji apakah peroduk pengembangan sudah praktis dan mudah digunakan atau tidak. Untuk mengukur tingkat kepraktisan produk pengembangan, digunakan teknik analisis sebagai berikut. 4
x
i
x
j
i 1 4
P=
j 1
100%
Keterangan: P
= prosentase pilihan xi = jumlah skor jawaban penilaian oleh ahli
x
j
= jumlah skor jawaban tertinggi
Sedangkan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk merivisi produk digunakan kriteria penilaian yang diadaptasi dari buku Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan oleh Arikunto. Pedoman Penilaian Kepraktisan Produk Pengembangan(Sumber: Arikunto, 2009 : 245) Prosentase (%) Kriteria kepraktisan Keterangan 80 – 100 Sangat praktis Tidak revisi 66 – 79 Praktis Tidak revisi 56 – 65 Cukup praktis Tidak revisi 40 – 55 Kurang praktis Revisi 30 – 39 Tidak praktis Revisi
Uji coba keefektifan produk hasil pengembangan dilakukan kepada siswa kelas VII SMP. Hal ini bertujuan untuk mengukur tingkat daya guna produk pengembangan buku saku yang telah dikembangkan. Untuk mengukur tingkat keefektifan produk pengembangan, digunakan teknik analisis sebagai berikut.
3
P=
x
i
x
j
i 1 3
j 1
100%
Keterangan: P = prosentase pilihan xi = jumlah skor jawaban penilaian oleh ahli
x
j
= jumlah skor jawaban tertinggi
Sedangkan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk merivisi produk digunakan kriteria penilaian yang diadaptasi dari buku Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan oleh Arikunto. Pedoman penilaian keefektifan produk pengembangan (Sumber: Arikunto, 2009 : 245) Prosentase (%) Kriteria keefektifan 80 – 100 Sangat efektif 66 – 79 Efektif 56 – 65 Cukup efektif 40 – 55 Kurang efektif 30 – 39 Tidak efektif
Keterangan Tidak revisi Tidak revisi Tidak revisi Revisi Revisi
HASIL
Uji kevalidan Hasil validasi oleh yaitu dosen matematika diperoleh prosentase kevalidan buku saku sebesar 85,53 %. Berdasarkan pedoman penilaian, buku saku yang telah dikembangkan memenuhi kriteria sangat valid dengan keterangan tidak revisi. Sedangkan hasil validasi oleh guru matematika SMP diperoleh prosentase kevalidan buku saku sebesar 93,13 %. Berdasarkan pedoman penilaian, buku saku yang telah dikembangkan memenuhi krieria sangat valid dengan keterangan tidak revisi.
UJi Kepraktisan Dari analisis data kepraktisan yang dilakukan oleh 3 siswa SMP, diperoleh prosentase 86,18 %. Berdasarkan pedoman penilaian, buku saku yang telah dikembangkan adalah sangat praktis dengan keterangan tidak revisi. Pada saat uji coba, siswa yang menggunakan buku saku terlihat lebih teliti dan cepat dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan.
Uji keefektifan Dari analisis data keefektifan produk berupa hasil tes siswa diperoleh prosentase 99 %. Berdasarkan pedoman penilaian, buku saku yang telah dikembangkan adalah sangat efektif dengan keterangan tidak revisi.
Berdasarkan analisis data hasil uji coba kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa produk buku
saku hasil pengembangan oleh penulis sudah valid, praktis, dan efektif sehingga dapat digunakan untuk siswa jenjang SMP dalam pembelajaran matematika dengan materi volume bangun ruang kubus, balok, dan limas. PEMBAHASAN Buku saku hasil pengembangan yang disertai gambar-gambar dan tampilan yang menarik dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Sesuai dengan pernyataan James W. Brown, dkk yang menyebutkan bahwa dari beberapa hasil penelitian Edmund Faison tentang penggunaan gambar menunjukkan bahwa untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, gambar-gambar harus erat kaitannya dengan materi pelajaran (Sudjana, 2010:12). Selain itu, Levie & Levie menyebutkan bahwa yang mereviu hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubungkan fakta dengan konsep (Arsyad, 2003:8). Dengan kata lain, bahwa gambar-gambar yang berhubungan langsung dengan materi pelajaran akan menjadikan siswa memperoleh hasil belajar yang maksimal. Siswa tersebut akan lebih mudah mengingat apa yang sudah dipelajari melalui gambar. Hasil penelitian Mabel Rudisill mangenai gambar-gambar yang disukai anak-anak, menunjukkan bahwa suatu penyajian visual yang sempurna realismenya adalah pewarnaan, karena pewarnaan pada gambar akan menumbuhkan kesan realistik (Sudjana, 2010:13). Hal ini berarti bahwa anakanak lebih menyukai gambar yang berwarna-warni dari pada yang hitam putih. Sedangkan menurut Adi Setiono (2013) bahwa berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa media pembelajaran berupa buletin Fisika dalam bentuk buku saku dapat meningkatkan minat baca siswa.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uji coba kevalidan, kepraktisan dan keefektifan produk, dapat disimpulkan bahwa produk buku saku ini layak digunakan oleh siswa SMP. Buku saku volume kubus, balok, dan limas dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan teori-teori yang telah dipaparkan, karena memuat gambar-gambar dan tampilan yang menarik. Selain itu, gambar-gambar yang berhubungan langsung dengan materi pelajaran akan menjadikan siswa memperoleh hasil belajar yang lebih optimal. Serta, siswa tersebut akan lebih mudah dalam mengingat apa yang sudah dipelajari melalui gambar. Diharapkan buku saku tersebut memberi pengaruh positif yang besar terhadap minat baca dan hasil belajar siswa serta memudahkan siswa memahami materi dengan baik pada materi volume bangun ruang khusunya kubus, balok, dan limas.
Beberapa saran sebagai masukan untuk perkembangan selanjutnya yang dapat disampaikan, antara lain: 1.
Bagi guru di sekolah Guru dapat memanfaatkan buku saku siswa yang telah dikembangkan ini untuk pembelajaran volume bangun ruang di sekolah. Guru dapat menyebarluaskan buku saku siswa ini untuk keperluan pembelajaran materi volume bangun ruang di SMP. Guru dapat menggunakan buku saku siswa yang dikembangkan ini sebagai salah satu alternatif media pembelajaran yang berisi materi volume kubus, balok, dan limas.
2.
Bagi calon guru Media pembelajaran buku saku siswa ini dikembangkan berdasar pada model 4-D oleh Thiagarajan. Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap ketiga, yaitu tahap Develop (Pengembangan). Oleh karena itu, disarankan kepada para calon guru untuk melanjutkan pengembangan sampai pada tahap keempat, yaitu tahap Disseminate (Penyebarluasan), khususnya bagi calon guru prodi pendidikan matematika. Hal ini dapat dilakukan dengan mengujicobakan produk pada kelas besar, yaitu kelas sebenarnya. Karena pada penelitian ini hanya dilakukan uji coba pada kelompok kecil siswa (3 orang). Para calon guru dapat melanjutkan penelitian pengembangan program belajar siswa ini untuk materi yang lain sehingga akan semakin memperkaya dunia pendidikan. Pengembangan dapat berupa buku saku dalam bentuk dan ukuran yang berbeda, berbahasa Inggris, dalam bentuk elektronik, dan lainnya yang dapat membuat lebih menarik.
DAFTAR RUJUKAN
Adi Setiono, Yulian, Sukarmin & Wahyuningsih, Daru. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berupa Buletin Dalam Bentuk Buku Saku untuk Pembelajaran Fisika Kelas VIII Materi Gaya Ditinjau Dari Minat BacaSiswa,1(1). (Online),(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pfisika/article/download/ 1788/1281), Diakses 19 Juli 2013. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Malang, Juli 2013 Penulis
Pembimbing I
Dr. Abdur Rahman As’ari. M.Pd, M.A NIP 19620301 198503 1 003
Mahasiswa
Elvira Firdausi Nuzula NIM 908312411952