PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN ORIENTASI TAFAKUR AYAT KAUNIYAH UNTUK SISWA MAN 2 PEKALONGAN
skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
oleh Syukron Rizqi 4401410047
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
i
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Pendamlah dirimu dalam gundukan tanah, karena segala yang tumbuh tanpa dipendam, tumbuhnya tidak akan sempurna (Ibnu Atha’illah asy-Syakandari) Orang yang bijaksana adalah yang mengetahui sejauh mana dia bisa melangkah terlalu jauh (Jean Cocteau)
Untuk Ibu, Bapak dan adik-adik tersayang Untuk seluruh guru di segala bidang
iv
ABSTRAK Rizqi, S. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Materi Pencemaran Lingkungan Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah untuk Siswa MAN 2 Pekalongan. Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Dra. Siti Harnina Bintari, MS. Tujuan pendidikan dalam KTSP meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, dan potensi daerah satuan pendidikan dan peserta didik. Selaras dengan tujuan Badan Standar Nasional Pendidikan, maka tujuan pembelajaran MAN 2 Pekalongan berfokus pada ketercapaian visi dan merealisasikan misi. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran dan wawancara dengan guru biologi, ditemukan bahwa untuk mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran di MAN 2 Pekalongan dibutuhkan bahan ajar yang dirancang dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa serta sesuai ciri khas sekolah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan tentang pendekatan sistem instruksional. Prosedur penelitian mencakup lima tahap utama pengembangan desain instruksional yakni analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Produk hasil penelitian dan pengembangan berupa bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah (OTAK). Bahan ajar OTAK telah divalidasi dan memperoleh skor rata-rata 79,17% masuk dalam kategori layak. Implementasi bahan ajar OTAK dalam pembelajaran signifikan mengoptimalkan aspek pengetahuan siswa. Tingkat keterampilan proses siswa memperoleh nilai rata-rata kelas 84.12 (sangat terampil). Internalisasi nilai karakter religius dan peduli lingkungan masing-masing 82.97 dan 81.68 keduanya masuk dalam kategori membudaya. Implementasi bahan ajar OTAK di MAN 2 Pekalongan mendapatkan tanggapan positif dari guru dan siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa bahan ajar OTAK layak diimplementasikan dan efektif dalam mengoptimalkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, efektif dan psikomotorik. Kata kunci: Bahan Ajar, OTAK, Penelitian dan Pengembangan.
v
ABSTRACT Rizqi, S. 2015. Development of Instructional Materials Environmental Pollution Orientation Contemplative Kauniyah Verse for MAN 2 Pekalongan Students. Thesis, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Semarang. Supervisor Dr. Dra. Siti Harnina Bintari, MS. The purpose of education in the school syllabus covers national education goals as well as compliance with particularity, conditions and potential of the region, education unit and learners. In harmony with the objectives of the National Education Standards Agency, the MAN 2 Pekalongan learning objectives focused on the achievement of the vision and realize its mission. Based on observations and interviews with biology teachers, found that in order to support the achievement of learning goals in MAN 2 Pekalongan required teaching materials designed by taking into account the characteristics and needs of students and the corresponding characteristic of the school. This study uses research and development about approach instructional system. Research procedure includes five major stages namely the development of instructional design analysis, design, development, implementation, and evaluation. Product research and development in the form of teaching materials Orientation Contemplative Kauniyah Verse (OCKV). OCKV teaching materials has been validated and obtained an average score of 79.17% in the category of eligible. Implementation of teaching materials for learning significantly optimize aspects of students' knowledge. Students acquire the skills level of the average value of the class 84.12 (highly skilled). Internalization of religious character and caring environment respectively 82.97 and 81.68 are both included in the category entrenched. Implementation of teaching materials in MAN 2 Pekalongan get positive feedback from teachers and students. This study shows that the teaching materials feasible to implement and effective in optimizing student learning outcomes to domain cognitive, effective and psychomotor. Keywords: OCKV, Research and Development, Teaching materials.
vi
PRAKATA Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, taufik, hidayah dan kasih-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mentransformasi kaum jahiliyah menuju generasi ilmiah. Pada kempatan kali ini penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Materi Pencemaran Lingkungan Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah di MAN 2 Pekalongan”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat tersusun dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak yang dengan ikhlas telah memotivasi, membimbing serta memberikan bantuan dalam berbagai bentuk. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada para pihak berikut ini. 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan studi strata 1 Jurusan Biologi FMIPA UNNES. 2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah membantu dalam hal administrasi. 4. Dr. Dra. Siti Harnina Bintari, M.S. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi. 5. Drs. Nugroho Edi Kartijono, M.Si selaku Dosen Penguji I dan Dr. Saiful Ridlo, M.Si., selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi. 6. Dr. Sri Ngabekti, M.S yang telah memberikan masukan berarti dalam pengembangan bahan ajar OTAK. 7. Bapak Baroni dan Ibu Rayuti, orang tua sekaligus Guru Besar dalam kehidupanku serta ketiga adikku tersayang, Amalia Mahmudah, Nur Kholilah, dan Winda Hamidah 8. Kepala MAN 2 Pekalongan yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.
vii
9. Bapak Jaeri, S.Pd, M.Si, guru Biologi yang sekaligus menjadi motivator dan fasilitator dalam kehidupan penulis 10. Drs. Sugeng Wiharjo, guru Biologi di MAN 2 Pekalongan yang telah banyak membantu dan memberi masukan yang sangat berarti dalam pengembangan bahan ajar OTAK. 11. Siswa-siswi kelas X IPA 4 MAN 2 Pekalongan tahun pelajaran 2014/2015. 12. Semua sahabat yang selalu memberikan motivasi dan saran. 13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu kelancaran penyusunan karya ini. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, Aamiin. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semarang,
Penulis
viii
April 2015
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.....................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................
ii
PENGESAHAN ...........................................................................................
iii
ABSTRAK ....................................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
viii
DAFTAR ISI .................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................
4
D. Spesifikasi Produk ...........................................................................
5
E. Manfaat Penelitian ..........................................................................
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar .......................................................................................
9
B. Materi Pencemaran Lingkungan ......................................................
16
C. Pendekatan Keagamaan dalam Materi Pencemaran Lingkungan ............
16
D. Penelitian Yang Relevan..................................................................
19
E. Kerangka Berpikir ............................................................................
20
BAB III METODE PENELITIAN A. Karakteristik Sekolah dan Waktu Penelitian ..................................
22
B. Metode Penelitian ............................................................................
23
C. Prosedur Penelitian ..........................................................................
25
D. Metode Pengumpulan Data..............................................................
28
ix
E. Metode Analisis Data ........................................................................
31
F. Indikator Validitas dan Efektivitas Bahan Ajar ................................
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pengembangan .................................................
35
B. Pembahasan ......................................................................................
57
BAB V PENUTUP A. Simpulan ..........................................................................................
74
B. Saran ................................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
76
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................
77
x
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Waktu dan pelaksanaan penelitian ......................................................
22
2. Kriteria tingkat kesukaran instrumen soal uji coba .............................
30
3. Klasifikasi kriteria N-Gain ..................................................................
32
4. Hasil analisis validitas butir soal uji coba materi pencemaran ...........
39
5. Hasil analisis tingkat kesukaran uji coba materi pencemaran .............
39
6. Penentuan butir soal untuk instrumen kognitif ...................................
40
7. Penilaian bahan ajar pada uji coba skala kecil ....................................
48
8. Rekapitulasi komentar responden uji coba skala kecil .......................
49
9. Hasil pre-test dan post-test ..................................................................
52
10. Data keterampilan proses sains siswa .................................................
53
11. Data karakter religius dan peduli lingkungan .....................................
54
12. Data tanggapan guru terhadap implementasi bahan ajar...................
54
13. Data tanggapan siswa terhadap implementasi bahan ajar .................
55
14. Rekapitulasi komentar responden implementasi bahan ajar ............
55
15. Hasil validasi bahan ajar ...................................................................
56
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Kerangka berpikir berpedoman Dick & Carey ................................. 20 2. Tahapan penelitian pengembangan diadaptasi dari Dick & Carey ... 23 3. Perubahan judul bahan ajar dari BOTAK ke OTAK ........................ 46 4. Perubahan peta konsep menyesuaikan daftar isi ............................... 46 6. Perubahan contoh penyajian integrasi nilai karakter ........................ 47 7. Perubahan lembar tafakur siswa ....................................................... 47 8. Perubahan gambar aktivitas erupsi gunung ...................................... 50 9. Perubahan gambar aktivitas mencuci ................................................ 51
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
A. Produk Pengembangan 1.
Ringkasan hasil wawancara analisis kebutuhan bahan ajar ............
81
2.
Silabus implementasi bahan ajar .....................................................
83
3.
Rencana pelaksanaan pembelajaran ................................................
86
4.
Kisi-kisi soal uji coba ......................................................................
93
5.
Soal uji coba ....................................................................................
95
6.
Kunci jawaban soal uji coba ...........................................................
102
7.
Hasil analisis soal uji coba ..............................................................
103
8.
Soal aspek kognitif ..........................................................................
107
9.
Kunci jawaban .................................................................................
112
10. Lembar Kerja Keterampilan Proses Sains .......................................
113
11. Kisi-kisi penilaian laporan hasil percobaan .....................................
115
12. Pedoman penilaian laporan hasil percobaan ....................................
116
13. Kisi-kisi angket keterintegrasian karakter .......................................
117
14. Angket keterintegrasian nilai karakter .............................................
118
15. Pedoman penskoran angket karakter................................................
120
16. Kisi-kisi angket uji validitas ............................................................
122
17. Lembar validasi bahan ajar ..............................................................
123
18. Kisi-kisi angket tanggapan siswa uji coba skala kecil .....................
125
19. Angket tanggapan siswa uji coba skala kecil ...................................
126
20. Kisi-kisi angket tanggapan guru ......................................................
127
21. Angket tanggapan guru ....................................................................
128
22. Kisi-kisi angket tanggapan siswa uji skala besar .............................
129
23. Angket tanggapan siswa uji skala besar ...........................................
130
24. Bahan ajar OTAK final .....................................................................
131
xiii
B. Bukti Penelitian 25. Rekapitulasi hasil tanggapan siswa uji skala kecil ...........................
168
26. Sampel angket hasil uji skala kecil ..................................................
169
27. Data hasil pre-test dan post-test .......................................................
170
28. Rekapitulasi data N-Gain siswa .......................................................
171
29. Sampel lembar jawab pre-test .........................................................
172
30. Sampel lembar jawab post-test .......................................................
173
31. Daftar nilai keterampilan proses sains terpadu ................................
174
32. Sampel laporan hasil percobaan siswa .............................................
175
33. Data nilai karakter religius dan peduli lingkungan ..........................
176
34. Sampel angket karakter religius dan peduli lingkungan ..................
177
35. Hasil angket tanggapan guru ............................................................
179
36. Rekapitulasi data tanggapan siswa uji coba skala besar ..................
180
37. Sampel angket tanggapan siswa uji coba skala besar ......................
181
38. Hasil angket validator 1 ...................................................................
182
39. Hasil angket validator 2 ...................................................................
184
40. Rekapitulasi data validasi akhir bahan ajar ......................................
186
41. Daftar hadir siswa kelas X IPA 4 .....................................................
187
42. Dokumentasi penelitian....................................................................
188
43. Surat ijin penelitian .........................................................................
191
44. Surat keterangan telah melakukan penelitian...................................
192
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan yang hendak dicapai dalam KTSP meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik (BSNP 2006). Selaras dengan tujuan Badan Standar Nasional Pendidikan, maka tujuan pendidikan tingkat satuan MAN 2 Pekalongan menitikberatkan pada ketercapaian visi dan merealisasikan misi secara sistematis,
sehingga
mampu
membentuk
sumber
daya
manusia
yang
diharapkan.Visi yang diusung MAN 2 Pekalongan yaitu, “madrasah religius, unggul dan berprestasi”, sedangkan misi yang hendak diwujudkan yakni: menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas di bidang agama dan pendidikan umum;
melaksanakan
program
pengembangan
diri
dan
keterampilan;
mengamalkan nilai-nilai agama dan mengembangkan sikap keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat; mengembangkan budaya kreatif dan kompetitif dalam upaya pencapaian dan peningkatan prestasi. Ditinjau dari proses pembelajaran Biologi saat observasi, terlihat bahwa proses pembelajaran belum sepenuhnya berorientasi pada pencapaian visi dan misi sekolah. Pembelajaran biologi cenderung tekstual, lebih dominan menyajikan biologi sebagai produk sains ketimbang proses dan sikap sains. Hasil wawancara dengan guru biologi MAN 2 Pekalongan menunjukkan bahwa selama ini guru telah mengupayakan pembelajaran biologi dalam rangka perwujudan visi dan misi sekolah melalui penyisipan nilai-nilai islami secara verbal di dalam proses pembelajaran. Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, guru telah melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengimplementasikan berbagai metode pembelajaran seperti STAD, Jigsaw dan TGT untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Penelitian terkait praktikum berbasis keterampilan proses sains juga pernah dilakukan guru. Menurut guru kegiatan pengembangan keterampilan proses sains memakan banyak waktu dan diperlukan persiapan rumit untuk alat dan bahan peralatan praktikum, kegiatan
1
2
praktikum yang tertera dalam bahan ajar kurang relevan dengan alokasi waktu dan kondisi sekolah. Oleh karena itu kegiatan praktikum jarang dilaksanakan. Upaya guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran belum didukung dengan bahan ajar yang sesuai karakteristik sekolah dan kebutuhan siswa. Selama ini bahan ajar yang digunakan merupakan buku-buku untuk SMA/MA yang bersifat umum sehingga minim nilai-nilai islami, contoh-contoh kasus kurang relevan dengan kondisi daerah Pekalongan, bahan ajar yang digunakan minim muatan aktivitas yang mengakomodasi keterampilan proses sains siswa. Idealnya bahan ajar yang menjadi salah satu komponen dalam proses pembelajaran sesuai dengan keperluan pengguna bahan ajar. Belawati (2003) menyatakan bahwa karakteristik bahan ajar itu unik dan spesifik. Unik artinya bahan ajar tersebut dirancang untuk digunakan audiens tertentu dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Spesifik artinya isi bahan ajar tersebut dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tertentu dan sistematika cara penyampaiannya pun disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa yang menggunakannya. Selama ini bahan ajar yang kurang representatif dalam mendukung proses pembelajaran di MAN 2 Pekalongan masih tetap digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan minimnya referensi dan keterbatasan waktu guru dalam mengembangkan bahan ajar yang sesuai karakteristik sekolah dan kebutuhan siswa. Berdasarkan kondisi empiris di sekolah, maka pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan siswa perlu untuk dilakukan. Pengembangan bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah (OTAK) pada materi pencemaran lingkungan merupakan suatu upaya untuk menghasilkan bahan ajar sesuai karakteristik sekolah dan kebutuhan siswa. Menurut UU. No. 18 Tahun 2002 pengembangan adalah proses pemanfaatan kaidah dan ilmu pengetahuan dalam peningkatan fungsi dari produk yang sudah ada atau untuk menghasilkan produk baru yang lebih baik. Bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah, terdiri dari dua frasa yakni “Orientasi Tafakur” dan “Ayat Kauniyah”. Orientasi tafakur memiliki makna bahwa pembelajaran biologi khususnya di Madrasah perlu bertolak pada aktivitas tafakur, menurut Depdiknas (2007) tafakur memiliki arti; berpikir,
3
merenung, dan menimbang dengan sungguh-sungguh. Pada penelitian ini, operasionalisasi konkrit dari kata tafakur yakni aktivitas yang dapat merangsang pengembangan keterampilan proses sains antara lain; mengamati atau mengobservasi, mengklasifikasi, berkomunikasi, mengukur, memprediksi dan penarikan kesimpulan. Sedangkan “ayat kauniyah” artinya wujud kebesaran Allah yang berupa alam semesta objek kajian dalam Biologi yang menyimpan hikmah bagi yang mengkajinya. Menurut Suroso (2009) ayat Allah dikenal ada dua macam, yaitu ayat qauliyah kitab suci Al-Quran sebagai petunjuk bagi orang-orang bertaqwa dan ayat kauniyah, berupa hukum alam yang tersebar di bumi menjadi tanda bagi kaum yang mengambil pelajaran. Dengan demikian Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah merupakan sistem instruksional pembelajaran di Madrasah yang bertitik tolak pada pembelajaran biologi perlu didampingi dengan aktivitas tafakur yang mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Melalui aktivitas ilmiah diharapkan siswa dapat memperoleh hikmah dari fenomena alam yang merupakan tanda kebesaran Pencipta. Materi pencemaran lingkungan dalam pengembangan bahan ajar Biologi Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah (OTAK) merupakan contoh representatif dalam pembelajaran biologi yang sesuai dengan kekhasan kondisi sekolah. Contoh-contoh kasus dalam materi mengangkat permasalahan kontekstual daerah Pekalongan yaitu industri batik. Nilai karakter pada materi pencemaran lingkungan yang selama ini telah dikembangkan guru adalah nilai rasa ingin tahu, mandiri dan kerja keras. Melalui penerapan bahan ajar OTAK nilai yang akan dioptimalkan adalah nilai religius dan peduli lingkungan. Dengan demikian melalui pengembangan bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah (OTAK) diharapkan pembelajaran biologi di MAN 2 Pekalongan menjadi lebih bermakna. Pengembangan bahan ajar OTAK diharapkan dapat menghasilkan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan siswa. Implementasi bahan ajar diharapkan berkontribusi dalam mengoptimalkan hasil belajar siswa secara komprehensif meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif dalam mata pelajaran biologi.
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian. 1. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar yang dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran biologi di MAN 2 Pekalongan? 2. Bagaimana peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pencemaran lingkungan setelah penggunaan bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah? 3. Bagaimana tingkat penguasaan keterampilan proses sains siswa setelah penggunaan bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah? 4. Bagaimana tingkat internalisasi nilai karakter religius dan peduli lingkungan pada diri siswa setelah implementasi bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah ? 5. Bagaimana tanggapan guru dan siswa terhadap implementasi bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah? 6. Bagaimana validitas bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah sebagai produk penelitian dan pengembangan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dikemukakan tujuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan prosedur pengembangan bahan ajar yang sesuai kebutuhan pembelajaran biologi di MAN 2 Pekalongan 2. Mengukur perubahan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pencemaran lingkungan setelah penggunaan bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah 3. Mengukur tingkat penguasaan keterampilan proses sains siswa setelah penggunaan bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah 4. Mengukur tingkat internalisasi karakter religius dan peduli lingkungan pada diri siswa setelah implementasi bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah 5. Mendeskipsikan tanggapan guru dan siswa terhadap implementasi bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah 6. Menguji validitas bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah yang dihasilkan melalui penelitian dan pengembangan
5
D. Spesifikasi Produk 1. Aplikasi yang digunakan Bahan ajar OTAK (Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah) dikembangkan menggunakan aplikasi Microsoft Power Point 2007. Orientasi slide diubah dari landscape ke portrait dan ukuran halaman disetting dengan menyesuaikan ukuran kertas A4. 2. Bentuk bahan ajar Bahan ajar berupa bahan ajar cetak dengan ukuran kertas A4, konten berisi materi yang terintegrasi nilai-nilai islami, gambar ilustrasi, lembar kerja keterampilan proses sains, rangkuman dan soal evaluasi disertai pula glosarium. Jumlah halaman pendahuluan empat halaman (i-iv) dan halaman isi 31 halaman. Jenis dan ukuran huruf mudah terbaca. 3. Kurikulum yang digunakan Bahan ajar dikembangkan mengacu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan) SK dan KD dalam materi pencemaran ini sebagai berikut. SK: 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. KD: 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan. 4.3 Menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah. 4. Karakteristik khas bahan ajar OTAK Bahan ajar OTAK hasil penelitian dan pengembangan memiliki karakteristik yang membedakan dengan bahan ajar terdahulu. Perbedaan tersebut meliputi ranah kognitif, psikomotorik dan afektif. Pada ranah afektif bahan ajar OTAK terintegrasi dengan nilai karakter religius dan peduli lingkungan, pada ranah kognitif terdapat modifikasi materi pencemaran lingkungan yaitu ulasan mengenai industri batik yang menjadi potensi lokal daerah pekalongan dan pada ranah psikomotorik bahan ajar dilengkapi LTS (Lembar Tafakur Siswa) yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan proses sains siswa.
6
Integrasi nilai religius dan peduli lingkungan dalam bahan ajar diwujudkan melalui kutipan makna ayat Al-Quran yang relevan dengan materi, kalimat pertanyaan dan pernyataan yang mengugah kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan menyadarkan siswa bahwa keseimbangan alam semesta wujud kebesaran Allah, dan penyertaan inti sari dari film animasi bertemakan lingkungan yang banyak diminati siswa. Integrasi nilai religius dan peduli lingkungan dikemas dalam kalimat singkat dan padat agar pesan lebih mengena pada siswa. Untuk mempercantik tampilan, disertakan pula gambar kartun dalam setiap kalimat integrasi nilai karakter. Materi dalam bahan ajar memuat potensi lokal daerah Pekalongan yaitu industri batik yang menjadi salah satu faktor penyebab pencemaran lingkungan di daerah Pekalongan. Materi tidak hanya mengulas tentang dampak penggunaan pewarna kimia dalam batik akan tetapi juga disajikan solusi melalui aplikasi ilmu biologi sebagai yang memungkinkan untuk menjadi alternatif dalam mengurangi dan menanggulangi limbah pewarna kimiawi batik, sebagai contoh pemanfaatan keanegaragaman hayati flora indonesia sebagai pewarna alami batik dan potensi tanaman fitoremidiator untuk mengurangi kandungan logam berat. Bahan ajar dilengkapi Lembar Tafakur Siswa (LTS) yang berisi kegiatan praktikum mengenai pengaruh konsentrasi deterjen terhadap daya tahan organisme.
Kegiatan
praktikum
dimaksudkan
untuk
pengembangan
keterampilan proses sains siswa. Mundilarto (2002) membagi keterampilan proses sains menjadi keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains terpadu. Keterampilan proses sains dasar terdiri dari: mengamati atau mengobservasi, mengklasifikasi, berkomunikasi, mengukur, memprediksi dan penarikan kesimpulan. Sedangkan keterampilan proses terintegrasi terdiri dari: identifikasi variabel, penyusunan tabel data, penyusunan grafik, pemrosesan data, analisis investigasi, penyusunan hipotesis, penyusunan variabel-variabel secara operasional dan penarikan kesimpulan. Pada bahan ajar OTAK
7
pengembangan keterampilan proses sains berfokus pada keterampilan proses sains terpadu. Implementasi bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah menggunakan sintaks pembelajaran khas 5M (Menyajikan permasalahan, Mengolah permasalahan, Mengkomunikasikan hasil, Muhasabah/refleksi diri dan Merencanakan perubahan). Hal ini dimaksudkan untuk mengoptimalisasi implementasi bahan ajar dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa komprehensif meliputi ranah kognitif, psikomotorik dan afektif. Berikut uraian sintaks khas tafakur ayat kauniyah. a. Menyajikan permasalahan bersumber dari Ayat Kauniyah Pada tahap awal pembelajaran guru menyajikan permasalahan terkait materi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Permasalahan/fenomena alam yang terjadi di kehidupan sejatinya menyimpan hikmah yang menjadi Ayat Kauniyah (tanda kebesaran Allah) yang kadang terabaikan oleh manusia. b. Mengolah permasalahan (Bertafakur) Merupakan tahap pengolahan permasalahan secara ilmiah yang terimplementasi dalam berbagai kegiatan seperti diskusi, pengamatan maupun praktikum. Melalui tahap ini diharapkan siswa dapat menangkap “pesan” atau hikmah dari ayat kauniyah melalui kegiatan yang mengantarkan siswa pada kesimpulan ilmiah. c. Mengkomunikasikan hasil Hasil dari kegiatan ilmiah kemudian dikomunikasikan dalam berbagai bentuk, seperti laporan kegiatan maupun komunikasi secara verbal melalui presentasi d. Muhasabah/refleksi Setelah diperoleh kesimpulan melalui kegiatan ilmiah selanjutnya guru membimbing siswa untuk bermuhasabah. Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk merefleksi diri mungkin selama ini ada perilaku atau kebiasaan siswa yang turut menjadi faktor penyumbang terjadinya permasalahan.
8
e. Merencanakan perubahan Tahap akhir pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk merencanakan atau merancang perubahan demi kondisi yang lebih baik. Dengan demikian pendidikan nilai-nilai karakter bukan diajarkan secara verbal akan tetapi melalui pengembangan kegiatan siswa. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi Siswa a. Memberikan pengalaman belajar bermakna bagi siswa b. Melatih siswa untuk tanggap terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi di sekitar ditinjau dari berbagai sudut pandang c. Melatih dan mengembangkan keterampilan proses sains siswa 2. Bagi Guru Memberikan referensi bahan ajar yang dikembangkan sesuai karakteristik sekolah dan kebutuhan siswa. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pengembangan bahan ajar yang mendukung perwujudan visi dan misi sekolah yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap peningkatan mutu sekolah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar 1. Definisi dan Jenis Bahan Ajar Bahan ajar merupakan salah satu komponen penunjang kegiatan belajar mengajar, adapun definisi bahan ajar menurut Kemendiknas (2008) sebagai berikut. a. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. b. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. c. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. d. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis
maupun
tidak
sehingga
tercipta
lingkungan/suasana
yang
memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar merupakan bahan yang disusun secara sistematis, memuat suatu kompetensi yang akan dikuasai siswa secara utuh, dan digunakan dalam pembelajaran dengan
tujuan perencanaan
dan penelaahan implementasi
pembelajaran (Prastowo 2010). Belawati (2003) menyatakan bahwa bahan ajar itu sangat unik dan spesifik. Unik artinya bahan ajar tersebut dapat digunakan untuk audiens tertentu dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Spesifik artinya isi bahan ajar tersebut dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tertentu dan sistematika cara penyampaiannya pun disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa yang menggunakannya. Penyusunan bahan ajar menurut Prastowo (2010) memiliki berbagai tujuan diantaranya untuk membantu siswa mempelajari sesuatu, menyediakan alternatif bahan ajar untuk mencegah kebosanan pada diri siswa, memudahkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran serta untuk memotivasi siswa dalam belajar. Sementara Hamalik (2011) menyatakan bahwa pemanfaatan bahan ajar dalam pembelajaran
dapat
membangkitkan
keinginan
dan
minat
yang
baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologi kepada siswa. 9
10
Bahan ajar memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran baik bagi guru maunpun siswa. Belawati (2003) menyatakan peranan bahan ajar bagi guru adalah 1) efisiensi waktu guru dalam mengajar 2) Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator; meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif. Sedangkan peran bahan ajar bagi siswa yaitu: 1) siswa dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman siswa lainnya 2) siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki, 3) siswa dapat belajar sesuai kecepatannya sendiri, 4) siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri, 5) membantu potensi siswa untuk menjadi pelajar mandiri. Berdasarkan paparan tersebut dapat dinyatakan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang disusun secara sistematis dan digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar bersifat khas karena penyusunan bahan ajar dapat disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa serta dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Bahan ajar memiliki peranan besar dalam pembelajaran baik untuk menunjang posisi guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran maupun mendukung kemandirian siswa dalam belajar. Bahan ajar meliputi berbagai jenis bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran. Prastowo (2010) mengkategorikan macam-macam bahan ajar menurut bentuknya, antara lain; 1) bahan cetak (printed), 2) bahan ajar dengar atau sistem audio, 3) audiovisual, dan 4) bahan ajar interaktif. Sedangkan menurut cara kerjanya bahan ajar dikategorikan dalam 1) bahan ajar yang tidak diproyeksikan, 2) bahan ajar yang diproyeksikan, 3) bahan ajar video yang memerlukan pemutar video dan bahan ajar audio yang memerlukan pemutar suara. Berdasarkan bentuk dan cara kerjanya bahan ajar yang dikembangkan pada penelitian ini merupakan bahan ajar cetak yang tanpa memerlukan media atau alat bantu proyeksi.
11
2. Karakteristik Biologi dan Bahan Ajar yang Relevan Biologi merupakan bagian dari sains, menurut Carin & Sund (1990) sebagaimana dikutip Airlanda & Sudarisman (2011) pembelajaran biologi idealnya dikembangkan sesuai dengan hakikat pembelajaran yang mencakup pengembangan sains sebagai produk, sains sebagai sikap dan sains sebagai proses ilmiah. Sains sebagai produk identik pada pencapaian pemahaman materi setelah siswa melakukan pembelajaran. Sains sebagai proses menekankan pada kegiatan ilmiah yang mengembangkan keterampilan proses sains melalui berbagai aktivitas seperti: mengamati, menganalisa, melakukan percobaan untuk menemukan sendiri konsepkonsep sebagai produk sains. Sains sebagai sikap mengembangkan sikap ilmiah kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan, keterbukaan dalam menerima pendapat orang lain, dan ketelitian. Sikap ilmiah diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan proses ilmiah dan kemudian diterapkan sehingga membentuk karakter siswa. Biologi identik dengan keterampilan proses sains, menurut Ozgelen (2012) keterampilan proses sains merupakan kemampuan berpikir dalam membangun pengetahuan dan untuk memecahkan masalah yang berujung pada perumusan hasil. Akinbobola dan Afolabi (2010) menyatakan pendekatan keterampilan proses sains memberikan siswa kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas ilmiah sebagaimana dilakukan ilmuwan sehingga mengembangkan cara berpikir dan bersikap ilmiah. Kegiatan ilmiah menekankan pada sikap kejujuran, berpikir terbuka dan kritis serta rasa ingin tahu yang mencirikan para ilmuan. Penerapan pembelajaran sains berbasis keterampilan proses memiliki berbagai keunggulan sebagaimana dituturkan Sudarisman (2010) bahwa keunggulan dari penerapan keterampilan proses adalah memungkinkan siswa terlibat aktif secara intelektual dan manual sehingga pembelajaran lebih bermakna yang pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar peserta didik. Pembelajaran sains berbasis keterampilan proses memungkinkan dapat dikembangkan sikap ilmiah pada siswa. Mundilarto (2002) membagi keterampilan proses sains menjadi keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains terpadu. Keterampilan proses sains dasar terdiri dari: mengamati atau mengobservasi, mengklasifikasi, berkomunikasi, mengukur, memprediksi dan penarikan kesimpulan. Sedangkan keterampilan
12
proses terpadu meliputi keterampilan: identifikasi variabel, penyusunan tabel data, pemrosesan data, penyusunan hipotesis dan penarikan kesimpulan. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran biologi yang menekakan pada pengembangan keterampilan proses sains siswa belum diterapkan di seluruh sekolah. Menurut Hasruddin dan Salwa (2012) permasalahan yang menyebabkan kegiatan pengembangan keterampilan proses jarang dilakukan diantaranya; keterbatasan alat dan bahan praktikum, bahan ajar yang memuat lembar kerja penuntun kegiatan praktikum masih sangat terbatas hanya bergantung pada bahan ajar siswa dan buku pegangan guru, dan keterbatasan waktu untuk dilakukan praktikum. Pengembangan bahan ajar yang bermuatan keterampilan proses sains merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan kegiatan pengembangan keterampilan proses sains dalam pembelajaran biologi. Bahan ajar bermuatan keterampilan proses sains harus memenuhi kriteria tertentu. Adisendjaja (2007) memaparkan kriteria untuk bahan ajar yang bermuatan keterampilan proses sains yaitu bahan ajar tidak bersifat ensiklopedia, teliti dan cermat melihat fakta, mengikuti perkembangan konsep mutakhir dan materi subyek baru, memiliki koherensi yang logis, kejelasan dalam penguraian dan keefektifan ilustrasi, sesuai dengan minat dan tingkatan siswa dan mewakili sains sebagai sains eksperimental. Yew Mei (2007) menyatakan bahan ajar bermuatan keterampilan proses sains perlu menghadirkan relevansi sains dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk memberi kesadaran terhadap siswa bahwa implementasi ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa bahan ajar Biologi yang digunakan di sekolah lebih banyak muatan sains sebagai produk ketimbang sains sebagai proses. Adisendjaja (2009) menganalisis bahan ajar biologi kelas X berdasarkan literasi sains dan menyatakan bahwa buku ajar biologi yang dianalisis lebih menekankan pada biologi sebagai produk sains, yakni menyajikan fakta, konsep, prinsip, hukum, hipotesis, teori, model dan pertanyaan-pertanyaan yang meminta siswa untuk mengingat pengetahuan atau informasi.
13
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa biologi bagian dari sains bertanggungjawab dalam pengembangan sains sebagai produk, sains sebagai proses dan sains sebagai sikap. Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan keterampilan proses sains dapat menghadirkan pembelajaran biologi yang memenuhi hakikat sains sebagai produk, proses maupun sikap. Pembelajaran biologi yang berorientasi pada pengembangan keterampilan proses sains seringkali tidak terpenuhi akibat ketidaktersediaan bahan ajar yang berorientasi pada pengembangan keterampilan proses sains siswa. Sementara bahan ajar yang umum digunakan minim dengan muatan keterampilan proses sains. Dengan demikian bahan ajar biologi perlu dikembangan sedemikian rupa sehingga sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran. 3. Kebutuhan Bahan Ajar Biologi Bernuansa Islami di Madrasah Aliyah Madrasah aliyah merupakan sekolah umum yang bercirikan islam. Sistem kurikulum yang digunakan di madrasah aliyah tidak berbeda jauh dengan yang digunakan pada sekolah umum. Hal ini mengakibatkan tujuan awal pembelajaran di madrasah dalam menyelenggarakan pembelajaran bernuansa islami menjadi bias (Supa’at 2007). Masalah yang dialami madrasah dalam pengintegrasian nilai islami terutama pada mata pelajaran sains adalah belum adanya bahan ajar yang dirancang khusus untuk memenuhi tujuan pembelajaran di madrasah aliyah (Roziy 2007). Kosim (2012) mengemukakan bahwa bahan ajar bidang studi sains yang merupakan daya dukung proses pembelajaran di madrasah aliyah minim dengan muatan nilai islami. Bahan ajar yang digunakan tidak berbeda dengan yang digunakan pada sekolah umum. Dengan demikian pengembangan bahan ajar sains yang terintegrasi nilai-nilai islami merupakan hal penting bagi pendidikan di Madrasah. Djudin (2012) menyatakan buku teks yang diterbitkan Depdiknas dan penerbit swasta jarang dijumpai sentuhan nilai-nilai islami yang mengantarkan siswa mengagungkan Tuhan melalui ciptaan-Nya dalam proses pembelajaran. Hal ini wajar karena buku-buku tersebut disusun untuk siswa dengan latar belakang agama yang berbeda. Dengan demikian bagi sekolah berbasis islami pengembangan bahan ajar yang dirancang agar sesuai dengan karakteristik sekolah merupakan hal
14
yang perlu dilakukan terutama dalam upaya perwujudan tujuan belajar sesuai visi dan misi sekolah. 4. Pola Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah Biologi merupakan mata pelajaran dengan objek kajian berupa makhluk hidup baik itu manusia, hewan, tumbuhan maupun mikroorganisme. Mempelajari biologi bukan semata menghafal tetapi juga menghayati keteraturan struktur dan fungsi makhluk hidup merupakan tanda kebesaran Tuhan sang pencipta melalui interaksi dengan alam. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Setiyaningrum dan Husamah (2011) Biologi pada hakekatnya sebagai suatu disiplin yang sangat berarti dalam pengembangan kemampuan berpikir logis, sistematis dan kreatif sehingga biologi seringkali mampu mengantarkan individu pada kesadaran bahwa kebenaran yang mutlak adalah kebenaran Tuhan sedangkan kebenaran ilmiah pada hakekatnya bersifat tentatif. Semakin aktif dan semakin jauh para ilmuwan melakukan studi maka semakin terbuka untuk menemukan Tuhan. Keteraturan alam semesta yang menjadi wujud keagungan Tuhan sebagai pencipta disebut juga Ayat Kauniyah. Suroso (2009) menyatakan ayat Allah dikenal ada dua macam, yaitu ayat qauliyah kitab suci Al-Quran sebagai petunjuk bagi orang-orang bertaqwa dan ayat kauniyah, berupa hukum alam yang tersebar di bumi menjadi tanda bagi kaum yang mengambil pelajaran. Abdussalam (2011) menambahkan sumber ilmu ada dua yakni Al-Quran (ilmu yang diwahyukan disebut juga ayat qauliyah) dan ilmu yang dikaji manusia melalui alam semesta (ayat-ayat kauniyah). Sedangkan menurut Kosim (2012) Semua ilmu berasal dari sumber yang sama, Allah Yang Maha Pencipta, yang diwujudkan ke dalam ayatayat qauliyah (Al-Qur’an dan Sunnah) dan ayat kauniyah (alam semesta dan isinya). Terjemah surat Ali-Imran ayat 190-191 dalam Al-Qur’an (Depag 2004) “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, yaitu orang yang memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia”. Dalam surat lain Allah berfirman, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
15
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS Al Baqarah: 164). Dari ayat-ayat tersebut tercermin bahwa untuk dapat menghayati keagungan Allah melalui ayat kauniyah-Nya manusia harus menggunakan akalnya untuk bertafakur (berpikir, menganalisis dan merenungi). Bahan ajar biologi di madrasah perlu mengintegrasikan antara ayat kauniyah dengan kajian ilmiah. Suprayogo (2006) menyatakan Al-quran dan hadis dalam pengembangan ilmu diposisikan sebagai sumber ayat-ayat qauliyah sedangkan hasil observasi, eksperimen dan penalaran-penalaran yang logis diletakkan sebagai sumber ayatayat kauniyah. Dengan memposisikan Alquran dan hadis sebagai sumber ilmu, maka dapat ditelusuri semua cabang ilmu mempunyai dasar yang bersifat konsep di dalamnya. Ilmu sains misalanya, dikembangkan dengan mencari penjelasanpenjelasan pada Alquran dan hadis sebagai ayat qauliyah sedangkan hasil-hasil dengan melalui observasi, eksperiment, dan penalaran logis sebagai ayat-ayat yang kauniyah. Berdasarkan apa yang telah dipaparkan dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud ayat kauniyah adalah alam semesta beserta segala aktivitas kehidupan di dalamnya yang merupakan tanda-tanda keagungan Allah selain tanda kebesarannya yang berwujud Al-Quran (ayat qauliyah). Untuk dapat menghayati keagungan Allah berupa alam semesta, manusia perlu bertafakur yakni; menggunakan akal dalam kerja ilmiah untuk menemukan kesimpulan yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Tafakur ayat kauniyah dalam biologi memiliki arti penting sebab sebagai sains, biologi tak sekedar sebagai produk ilmiah, tetapi juga sikap ilmiah dan proses ilmiah. Penyusunan bahan ajar biologi Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah bertujuan untuk memposisikan biologi sesuai hakikat sains sebagai produk, proses maupun sikap sains. Kajian ilmiah dan pendekatan keagamaan dalam penyusunan bahan ajar
16
diharapkan mampu mengantarkan siswa pada pemahaman ilmiah dan sikap mengagungkan pencipta. Dwikoranto (2010) berpendapat bahwa pembelajaran biologi yang benar akan mengarahkan siswa untuk memiliki karakter-karakter diantaranya berupa kecermatan, disiplin, kejujuran, ketekunan, berpikir kritis, bertanggungjawab, dan saling bekerja sama. Hal ini menjadi tantangan bagi para guru
untuk
mengupayakan
bagaimana
melakukan
pembelajaran
yang
menitikberatkan pada proses penyempurnaan manusia atau memanusiakan manusia dan memaknai hidup. Spiritualisme yang dilaksanakan dalam pendidikan berorientasi praktik riil seorang guru dan siswa untuk menyempurnakan proses menuju kematangan hidupnya. Pada akhirnya yang diinginkan adalah dimensi spiritual yang mapan dalam diri setiap siswa. B. Materi Pencemaran Lingkungan Materi pencemaran lingkungan kelas X di MAN 2 Pekalongan menggunakan KTSP. Pada penelitian ini SK dan KD yang diangkat dalam pengembangan bahan ajar ini sebagai berikut. SK: 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi
serta peranan manusia dalam keseimbangan
ekosistem. KD: 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan. 4.3 Menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah. C. Pendekatan Keagamaan dalam Materi Pencemaran Lingkungan Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi nilai islami diharapkan dapat memenuhi pembelajaran sesuai karakteristik sekolah dan mengacu pada pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi pencemaran lingkungan. Pengintegrasian nilai-nilai islami guna mendukung kelestarian lingkungan telah banyak dikaji sebagai contoh paparan Supardi (2012) yang menyatakan bahwa dengan didasari nilai-nilai islami manusia akan menyadari perannya sebagai khalifah di muka bumi yang bertanggungjawab melestarikan lingkungan melalui aplikasi sains dan teknologi sebagai manifestasi dari rasa syukur telah dianugerahi akal. Masrukhi (2012) menambahkan keseimbangan antara hak dan kewajiban berlaku pula dalam relasi antara manusia dengan alam sekitar. Ketika nilai-nilai tanggung jawab, kepedulian, kecintaan, kasih sayang, kearifan, kesantunan,
17
terwujud dalam kehidupan sehari-hari melalui relasi dengan alam semesta maka akan terinternalisasikan nilai-nilai itu sebagai sebuah moral knowing, moral feeling, dan moral action yang pada gilirannya akan tumbuh kesadaran terhadap keagungan sang pencipta. Kambuaya (2011) menyatakan pendekatan keagamaan untuk melindungi lingkungan merupakan salah satu strategi untuk memberikan pengertian tentang pentingnya lingkungan hidup dengan mudah karena dalam agama apapun telah mengajarkan prinsip-prinsip yang mengatur keselarasan hidup manusia dengan alam bahkan larangan dan peringatan agar manusia tidak merusak semesta pun telah disampaikan oleh Allah SWT yang tertuang dalam kitab suci Al-Qur’an. Dalam AlQuran (Depag 2004) terjemah surat Ar-rum ayat 41 sebagai berikut, “telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia turut bertanggungjawab atas kerusakan yang terjadi di lingkungan. Implementasi bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah pada materi pencemaran lingkungan diharapkan dapat menginternalisasi nilai-nilai karakter islami seperti religius dan peduli lingkungan dalam diri siswa. Setelah nilai-nilai islami terinternalisasi diharapkan akan dapat diaplikasikan dalam perilaku siswa sehingga pada gilirannya siswa menyadari peran manusia sebagai khalifah di muka bumi ini yang bertugas mengoptimalkan manfaat alam secara sadar dengan tetap menjaga kelestarian alam sebagai wujud syukur kepada Allah yang telah menciptakan alam semesta beserta segala keindahan struktur dan kebermanfaatan fungsinya.
Abdurrahman
(2007)
menyatakan
bahwa
selama
mengikuti
pembelajaran di sekolah siswa jarang bersentuhan dengan pendidikan nilai yang berorientasi pada pembentukan watak dan kepribadian. Hal tersebut mengakibatkan pembelajaran kurang bermakna dan juga mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk mempelajari sains yang ditunjukkan dengan sikap bosan mengikuti proses pembelajaran sehingga sains kurang berkesan dalam benak mereka (Martin, et al. 2005). Oleh karena itu merancang bahan ajar yang memungkinkan siswa
18
berinteraksi langsung dengan alam dapat menjadikan pembelajaran bermakna bagi siswa. Materi pencemaran lingkungan akan lebih bermakna bila siswa berinteraksi langsung dengan objek yang dikaji. Interaksi langsung siswa dengan objek kajian memungkinkan berkembangnya keterampilan proses sains siswa. Implementasi bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah pada pembelajaran digambarkan dengan sistematika yang khas berupa sintaks pembelajaran 5M (Menyajikan permasalahan, Mengolah permasalahan (bertafakur), Mengkomunikasikan hasil, Muhasabah/refleksi
diri
dan
Merencanakan
perubahan)
dengan
sintaks
pembelajaran tersebut diharapkan dapat menghadirkan pembelajaran biologi materi pencemaran lingkungan yang lebih bermakna sehingga keterampilan proses sains siswa menjadi berkembang dan siswa dapat menghayati nilai-nilai islami yang terkandung dalam materi pencemaran lingkungan. Nilai-nilai karakter islami dari materi pencemaran lingkungan yang dikembangkan pada penelitian ini berfokus pada nilai religius dan peduli lingkungan. Menurut (Kemendiknas 2010) indikator nilai religius yang relevan dengan penelitian ini adalah; mensyukuri keunggulan manusia sebagai makhluk pencipta dan penguasa dibandingkan makhluk lain, bersyukur kepada Tuhan karena menjadi warga bangsa Indonesia, merasakan kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai keteraturan di alam semesta, mengagumi kebesaran Tuhan melalui pokok bahasan pencemaran lingkungan dalam mata pelajaran Biologi. Sedangkan nilai peduli lingkungan indikatornya merencanakan dan melaksanakan berbagai kegiatan pencegahan kerusakan lingkungan. Indikator tersebut kemudian dikembangkan dalam bentuk pernyataan operasional untuk menjadi item dalam instrumen penilaian karakter siswa. Karakter siswa merupakan bagian dari sikap siswa, Azwar (2013) mendefinisikan sikap sebagai respon hasil penilaian terhadap suatu objek atau keadaan yang ditunjukkan dalam bentuk persetujuan atau penolakan. Sikap memiliki beberapa karakteristik khas yang perlu diperhatikan ketika hendak menyusun instrumen psikometri atau pengukuran sikap. Menurut Sax (1980) sebagaimana dikutip Azwar (2013) karakteristik sikap meliputi; arah, intensitas,
19
keleluasaan, konsistensi dan spontanitas. Arah maksudnya secara garis besar sikap memiliki dua tujuan yaitu respon positif atau negatif, intensitas melengkapi karakteristik arah artinya sikap memiliki kadar tersendiri seberapa positif atau seberapa negatif, keleluasaan memiliki makna bahwa sikap dapat meliputi respon secara menyeluruh terhadap suatu objek atau respon ditunjukkan pada bagian dari objek, konsistensi adalah kesesuaian antara pernyataan yang dikemukaan dan respon terhadap objek, spontanitas keadaan di mana individu dapat merespon secara terbuka terhadap suatu objek tanpa adanya pengaruh dalam bentuk apapun. D. Penelitian yang relevan Berbagai penelitian mengenai integrasi nilai-karakter berbasis islami dalam sains telah banyak dikaji. Prastyo (2013) mengembangkan perangkat pembelajaran IPA terpadu dengan model iqro’ dan mitigasi bencana yang bertujuan agar pembelajaran IPA lebih kontekstual karena melalui model iqro’ siswa melakukan pengamatan langsung. Abdussalam (2011) memberikan sumbangan konsep integrasi nilai islami dalam pembelajaran bertajuk paradigma tauhid sebagai landasan bahwa sejatinya tujuan pembelajaran tak lepas dari usaha manusia mengesakan Tuhan melalui pembelajaran terhadap ciptaan-Nya. Djudin (2012) mengangkat konsep mempelajari sains mengimani pencipta sebagai bentuk internalisasi nilai religius dalam sains. Suroso (2010) merancang pendekatan BDK (Badan Dikotomi Konsep) yang terinspirasi dari ayat Al-Quran “segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan sebagai suatu peringatan (QS.Az-Zariyat:49), baik apa-apa yang ditumbuhkan di bumi, di dalam diri manusia dan organisme lainnya maupun apa-apa yang tidak mereka ketahui (QS.Yasin:36)” konsep tersebut diterapkan dalam pembelajaran Biologi guna menyederhanakan konsep dalam bentuk bagan berpasangan. Dari semua konsep integrasi nilai agama dalam sains terkandung misi khusus yakni melalui pembelajaran yang mengkaji alam secara ilmiah diharapkan muncul pada diri siswa kesadaran terhadap keagungan pencipta.
20
E. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir memberikan gambaran mengenai korelasi setiap tahapan dalam penelitian, kerangka berpikir penelitian ini sebagai berikut. Tahap Analisis
Bahan ajar kurang sesuai dengan karakteristik sekolah
Observasi Wawancara
Tahap Desain
Dibutuhkan bahan ajar biologi terintegrasi nilai islami, memuat aktivitas keterampilan proses sains dan terkait potensi lokal Merancang bahan ajar sesuai kebutuhan
Mendefinisikan kebutuhan Pengumpulan materi
Pengembangan draf bahan ajar Pengembangan perangkat pembelajaran
Tahap Pengembangan
Draf bahan ajar Perangkat pembelajaran
Tahap Implementasi
Uji coba perorangan
Koreksi dari ahli, sebagai bahan revisi
Uji coba skala kecil
Masukan dari responden sebagai pertimbangan revisi
Uji coba skala besar
Tahap Evaluasi
Revisi bahan ajar berdasar hasil implementasi, validasi
Pretest-posttes kognitif Keterampilan proses sains Internalisasi nilai karakter religius dan peduli lingkungan
Tanggapan guru dan siswa terhadap implementasi bahan ajar
Validitas bahan ajar
Gambar 1. Kerangka berpikir berpedoman pada langkah penelitian pengembangan Dick, Carey & Carey (2005)
21
Gambar kerangka berpikir (gambar 1) menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan bahan ajar memiliki lima tahapan yakni tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan, tahap implementasi dan tahap evaluasi. Tahap analisis dilakukan melalui observasi proses pembelajaran dan wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran biologi, hasil yang diperoleh bahan ajar kurang relevan dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan siswa. Tahap berikutnya adalah desain, pada tahap ini informasi yang diperoleh dari tahap analisis selanjutnya didefinisikan sebagai kebutuhan sistem instruksional. Bahan ajar yang dibutuhkan pada pembelajaran biologi memiliki karakteristik terintegrasi nilai islami, memuat aktivitas keterampilan proses sains dan terkait potensi lokal daerah pekalongan. Pada tahap desain juga dilakukan pengumpulan materi yang relevan untuk penyusunan bahan ajar. Tahap selanjutnya adalah pengembangan, semua materi yang telah terkumpul selanjutnya dikembangkan menjadi bentuk draf bahan ajar. Untuk melengkapi bahan ajar dalam implementasi pembelajaran dilakukan pula pengembangan instrumen pembelajaran termasuk instrumen evaluasi. Tahap selanjutnya adalah implementasi yang meliputi uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji skala lapangan. Uji perorangan merupakan tahap koreksi bahan ajar oleh ahli, instrumen yang digunakan beracuan pada instrumen penilaian bahan ajar yang serupa dengan instumen validasi. Hasil dari uji ini digunakan sebagai acuan dalam revisi bahan ajar. Uji kelompok kecil merupakan uji bahan ajar dengan responden 6 (enam) siswa kelas XII, uji ini berfokus untuk mengetahui perbandingan bahan ajar lama dan bahan ajar hasil pengembangan. Hasil dari uji ini digunakan sebagai pertimbangan dalam revisi sebelum bahan ajar diimplementasikan secara lebih luas dalam proses pembelajaran. Uji terakhir adalah implementasi bahan ajar pada proses pembelajaran. Implementasi skala kelas sekaligus memasuki tahap evaluasi, pada tahap ini dilakukan evaluasi hasil belajar siswa yang meliputi ranah kognitif, psikomotorik dan afektif juga dilakukan pengambilan data berupa tanggapan guru dan siswa sebagai pertimbangan revisi sekaligus mengetahui prospek bahan ajar sebagai alternatif pembelajaran di MAN 2 Pekalongan. Tahap akhir dari penelitian ini adalah proses validasi untuk memperoleh validitas bahan ajar.
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Karakteristik Sekolah dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di MAN 2 Pekalongan sekolah dengan karakteristik nuansa religius, hal ini ditunjukkan dari visi dan misi sekolah. Visi MAN 2 Pekalongan yaitu, “madrasah religius, unggul dan berprestasi”, sedangkan misi yang hendak diwujudkan yakni:
menyelenggarakan pendidikan yang
berkualitas di bidang agama dan pendidikan umum; melaksanakan program pengembangan diri dan keterampilan; mengamalkan nilai-nilai agama dan mengembangkan
sikap
keagamaan
dalam
kehidupan
bermasyarakat;
mengembangkan budaya kreatif dan kompetitif dalam upaya pencapaian dan peningkatan prestasi. Pengembangan bahan ajar OTAK (Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah) merupakan salah satu upaya untuk menunjang ketercapaian visi dan misi MAN 2 Pekalongan. Penelitian dilaksanakan di kelas X MAN 2 Pekalongan yang menggunakan KTSP. Muatan bahan ajar yang dikembangkan disesuaikan dengan sistem KTSP. Penelitian ini dapat memberikan referensi bahan ajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional serta secara khusus disesuaikan dengan tujuan pendidikan sekolah yang termanifestasi dalam visi dan misi sekolah. Tahap penelitian secara garis besar meliputi tahap studi pendahuluan, pengembangan bahan ajar, uji coba bahan ajar dan validasi bahan ajar. Secara rinci jadwal pelaksanaan penelitian disajikan dalam Tabel 1 berikut. Tabel 1. Waktu dan pelaksanaan penelitian No. Waktu Penelitian 1. Januari 2014 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Februari – Mei 2014 Mei – Juni 2014 Juni – Agustus 2014 Agustus 2014 Agustus – September 2014 Oktober 2014 Oktober 2014 November 2014
Pelaksanaan Penelitian Studi pendahuluan (identifikasi masalah) di MAN 2 Pekalongan Penyusunan proposal penelitian Pengembangan bahan ajar dan perangkat pembelajaran Revisi bahan ajar dan perangkat pembelajaran Pelaksanaan uji coba skala terbatas Pelaksanaan uji coba bahan ajar, penilaian hasil belajar siswa dan pemberian angket tanggapan siswa dan guru Validasi bahan ajar Olah data hasil penelitian Penyusunan laporan hasil penelitian
22
23
B. Metode Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
metode
R&D
(Research
and
Development/penelitian dan pengembangan) yang dirancang mengikuti desain pengembangan pembelajaran Dick, Carey & Carey (2005) mengenai pendekatan sistem instruksional yang mengacu kepada tahapan umum sistem pengembangan pembelajaran (Instructional Systems Development/ISD) yaitu tahapan analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Model Dick & Carey memiliki 10 tahapan desain pembelajaran secara utuh mulai dari analisis hingga evaluasi. Terkait dengan penggunaan model Dick & Carey dalam penelitian dan pengembangan hanya efektif pada 9 tahapan. Tahapan ke-10 yaitu mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif tidak dilakukan karena berada di luar sistem pembelajaran. Oleh karena itu, pada penelitian ini tahap ke10 diganti dengan tahap validasi bahan ajar yang belum tersurat dalam langkah pengembangan namun merupakan tahapan penting dalam penelitian dan pengembangan. Langkah-langkah penelitan dan pengembangan mengacu pada model Dick & Carey diilustrasikan melalui gambar berikut. Tahap 9 Revisi bahan ajar
Tahap 2 Analisis pembelajaran Tahap 1 Identifikasi Tujuan instruksional
Tahap 4 Merumuskan tujuan performansi
Tahap 5 Mengembangkan butir tes acuan patokan
Tahap 6 Mengembangkan strategi pembelajaran
Tahap 7 Memilih dan mengembangkan bahan ajar
Tahap 3 Analisis tingkah laku masukan & karakteristik siswa
Gambar. 2 Tahapan penelitian pengembangan diadaptasi dari Dick, Carey & Carey (2005).
Tahap 8 Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif
Tahap 10 Validasi bahan ajar
24
C. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian mengikuti langkah–langkah desain pembelajaran menurut Dick and Carey adalah: 1. Mengidentifikasikan tujuan instruksional. 2. Melaksanakan analisis pembelajaran 3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa 4. Merumuskan tujuan performansi 5. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan 6. Mengembangkan strategi pembelajaran 7. Mengembangkan dan memilih bahan ajar 8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif 9. Merevisi bahan ajar 10. Validasi bahan ajar Berikut penjabaran langkah-langkahnya 1. Identifikasi Tujuan Instruksional Tahap awal model ini adalah penentuan tujuan instruksional yaitu tujuan umum pembelajaran yang hendak dicapai setelah siswa mengikuti proses pembelajaran. 2. Melakukan Analisis Pembelajaran Langkah ini bertujuan untuk mengenali kompetensi bawaan dari siswa yang harus dimiliki untuk dapat memulai proses instruksional. Setelah mengidentifikasi tujuan - tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menentukan langkah langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Langkah dalam proses analisis tujuan pembelajaran adalah menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang disebut sebagai perilaku masukan yang diperlukan oleh siswa untuk memulai pembelajaran. Dengan cara analisis pembelajaran ini akan diidentifikasi keterampilan - keterampilan bawahan.
25
3. Menganalisis tingkah laku masukan dan karakteristik siswa Tahap ini merupakan tahapan untuk menganalisis kemampuan siswa dan daya dukung lingkungan belajar siswa untuk menunjang pencapaian tujuan instruksional. Analisis secara komprehensif terhadap siswa dan lingkungan dimana mereka belajar, serta lingkungan dimana mereka akan menggunakan hasil pembelajaran. Aspek-aspek yang diungkap pada tahapan ini meliputi pengetahuan, keterampilan serta sikap yang dimiliki siswa baik dari hasil pembelajaran pada proses sebelumnya maupun merupakan hasil bentukan dari lingkungan tempat siswa belajar. 4. Merumuskan Tujuan Performansi Tahap ini merupakan tahapan dalam perumusan tujuan performansi atau tujuan yang akan diakses setelah siswa mengikuti proses instruksional. Menurut Dick dan Carey (1985), tujuan performansi terdiri atas; a) tujuan harus menguraikan apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh siswa, b) menyebutkan tujuan dan kondisi yang perlu dipenuhi saat siswa melakukan pekerjaan mereka, c) menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa yang dimaksudkan pada tujuan. Menurut Uno (2009) komponen tujuan meliputi ABCD, di mana A (audience) yaitu karakteristik siswa yang akan belajar. B (behavior) adalah perilaku yang akan dicapai sebagai hasil belajar. C (condition) adalah kondisi yang disediakan bagi siswa saat mengikuti tes. D (degree) adalah tingkat pencapaian yang diharapkan pada siswa. 5. Pengembangan Tes Acuan Patokan Berdasarkan tujuan performansi yang telah ditulis, langkah ini adalah mengembangkan butir-butir penilaian yang sejajar (tes acuan patokan) untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dari tujuan. 6. Pengembangan Strategi Instruksional Pengembangan strategi instruksional dilakukan berdasarkan informasi dari lima tahap sebelumnya. Pengembangan strategi instruksional dilakukan untuk
26
mencapai tujuan akhir. Pengembangan strategi pembelajaran dipertimbangkan berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik media pembelajaran yang akan digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik siswa yang akan menerima pembelajaran. 7. Memilih dan Mengembangkan Bahan Ajar Tahap ini akan digunakan untuk memilih atau mengembangkan bahan ajar yang dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran meliputi pengembangan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran serta soal evaluasi. Pengembangan materi pembelajaran tergantung kepada tipe pembelajaran, materi yang relevan, dan sumber belajar yang ada disekitar perancang. 8. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif akan menghasilkan instrumen atau angket penilaian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data. Data - data yang akan diperoleh tersebut sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk bahan ajar. Ada tiga tipe evaluasi formatif : uji perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field evaluation). Setiap jenis penilaian memberikan informasi yang berbeda terkait dengan pengembangan bahan ajar. Penilaian perorangan dilakukan dengan meminta validator dari pihak dosen biologi dan guru pengampu mata pelajaran biologi untuk memberikan koreksi terhadap bahan ajar yang meliputi aspek komponen isi, komponen kebahasaan dan komponen penyajian. Uji kelompok kecil menurut Borg & Gall (2007) menggunakan sampel 6-8 siswa. Pada penelitian ini digunakan 6 siswa sebagai sampel, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, menurut Sugiyono (2010), “Purposive Sampilng adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA yang masuk peringkat 6 besar dengan pertimbangan sampel telah mendapatkan materi pencemaran di kelas X sehingga diasumsikan dapat memberi masukan yang berarti
27
terhadap pengembangan bahan ajar. Penilaian uji lapangan dilakukan pada sampel satu kelas dari populasi berjumlah 5 kelas untuk kelas X MAN 2 Pekalongan. Uji lapangan merupakan tahap implementasi bahan ajar dalam pembelajaran pada tahap ini dilakukan pengambilan tiga aspek hasil belajar siswa, aspek kognitif melalui hasil pre-test dan post-test siswa dalam materi pencemaran lingkungan dengan bentuk tes pilihan ganda, aspek psikomotor melalui penilaian keterampilan proses sains siswa dalam percobaan pengaruh pencemaran air terhadap organisme dan aspek afektif diperoleh melalui angket karakter religius dan peduli lingkungan setelah siswa menggunakan bahan ajar. Pada tahap uji lapangan dilakukan pula pengambilan data tanggapan guru dan siswa terhadap implementasi bahan ajar OTAK hal ini sebagai acuan pengambangan lebih lanjut serta dapat digunakan pula untuk mengetahui potensi dan kelemahan bahan ajar untuk penggunaan berkelanjutan atau untuk pengembangan pada cakupan materi yang lebih luas. 9. Revisi Instruksional Revisi instruksional dilakukan untuk memperbaiki kembali bahan ajar berdasarkan pertimbangan dari tiap-tiap tahap penilaian dan tanggapan guru serta siswa untuk menghasilkan bahan ajar yang lebih baik. 10. Validasi Bahan Ajar Tahap akhir dari proses penelitian dan pengembangan bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah adalah validasi. Validasi dilakukan oleh dua orang validator yang merupakan dosen biologi dan guru pengampu mata pelajaran biologi. Validasi meliputi penilaian komponen isi, komponen kebahasaan dan komponen penyajian. Secara umum penggunaan model Dick, Carey and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran dimaksudkan agar (1) pada awal proses pembelajaran siswa dapat mengetahui dan mampu melakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran, (2) adanya pertautan antara tiap komponen khususnya strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang
28
dikehendaki, (3) menerangkan langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran. Penggunaan model Dick, Carey and Carey dalam pengembangan bahan ajar biologi pada penelitian ini dimaksudkan agar (1) dapat dihasilkan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan siswa karena sebelum pengembangan dilakukan analisis terlebih dahulu, (2) adanya pertautan antara tiap komponen khususnya material pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki, dan (3) menerangkan langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan dan pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional pembelajaran. D. Metode Pengumpulan Data 1. Data Awal Penelitian Data awal diperlukan untuk menganalisis sistem intruksional yang dibutuhkan sekolah. Dengan meneliti kebutuhan instruksional maka dapat dikembangkan sistem pembelajaran beserta perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional suatu sekolah. Data awal diperoleh melalui teknik observasi dan wawancara dengan guru Biologi MAN 2 Pekalongan. Teknik observasi yaitu pengamatan terhadap proses pembelajaran yang meliputi karakteristik masukan siswa, lingkungan tempat siswa belajar, serta ketersediaan bahan penunjang pembelajaran. Sedangkan teknik wawancara dilakukan untuk mengkonfirmasi masalah yang ditemukan saat observasi serta menggali informasi lebih mendalam dari guru. Teknik wawancara yang digunakan berjenis wawancara semiterstuktur (Semistruktur Interviews), menurut Sugiono (2010) tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Hasil wawancara menunjukkan bahwa upaya guru dalam optimalisasi pembelajaran Biologi di MAN 2 Pekalongan perlu didukung dengan pengembangan bahan ajar yang sesuai kebutuhan siswa dan karakteristik sekolah. Minimnya referensi bahan ajar dengan karakteristik islami serta keterbatasan waktu
29
guru menyebabkan selama ini belum pernah dilakukan pengembangan bahan ajar. Uraian hasil wawancara selengkapnya terlampir pada lampiran 4. 2. Data Validitas Bahan Ajar Data validitas bahan ajar diperoleh melalui validasi bahan ajar oleh validator. Instrumen yang digunakan untuk menilai kelayakan bahan ajar beracuan pada rubrik penilaian bahan ajar Biologi BSNP 2013. Aspek yang dinilai meliputi komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan dan komponen penyajian. Agar operasional instrumen evaluasi dilengkapi skala Likert sebagai teknik penskoran. Arikunto (2009) menyatakan skala Likert disusun dalam bentuk pernyataan. Pada penelitian ini setiap pernyataan memiliki alternatif pilihan jawaban; Sangat Baik (SB), Baik (B) dan Kurang Baik (KB) dan setiap alternatif jawaban memiliki skor yang berbeda SB = 3, B = 2 dan KB = 1. 3. Data Penguasaan Materi Data penguasaan materi diperoleh melalui tes tertulis dengan soal berbentuk pilihan ganda. Tes dilakukan sebelum penerapan bahan ajar (pre-test) dan setelah pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar (post-test). Tes ini berfungsi untuk mengukur tingkat perubahan pemahaman siswa setelah implementasi bahan ajar. Butir soal tes perlu diuji validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran terlebih dahulu sehingga dalam penelitian ini dilakukan uji coba soal dengan responden siswa kelas XI IPA yang telah mendapatkan materi pencemaran lingkungan di kelas X. Analisis validitas dan reliabilitas soal dilakukan dengan bantuan aplikasi microsoft excel. a) Validitas Validitas tes pilihan ganda didapatkan dengan menggunakan rumus korelasi product moment (Arikunto 2009):
rxy =
𝑁 𝛴𝑋𝑌−(𝛴𝑋)(𝛴𝑌) √[𝑁𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2 ][𝑁𝛴𝑌 2 − (𝛴𝑌 2 )
Keterangan: rxy= koefisien antara variabel X dan variabel Y X = skor butir Y = skor total N = jumlah subjek
30
b) Reliabilitas Reliabilitas instrumen evaluasi yang berbentuk tes pilihan ganda diukur dengan menggunakan rumus K-R 21 sebagai berikut (Arikunto 2010).
r11 =(
𝑘
) (1 −
𝑀 (𝑘−𝑀)
𝑘−1
𝑘𝑉𝑡
)
Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir soal atau pertanyaan M = skor rata-rata Vt = varians total Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut. 0,800 – 1,000 0,600 – 0,799 0,400 – 0,599 0,200 – 0,399 < 0,200
= sangat tinggi = tinggi = cukup = rendah = sangat rendah (Rudyatmi & Rusilowati 2009)
c) Tingkat kesukaran Menurut Arikunto (2009) tingkat kesukaran adalah persentase jumlah siswa yang menjawab soal benar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Rumus mencari tingkat kesukaran soal yang berbentuk pilihan ganda (Rudyatmi & Rusilowati 2009) sebagai berikut. Tingkat Kesukaran(TK) =
jumlah siswa yang menjawab benar jumlah siswa yang mengikuti tes
Kriteria tingkat kesukaran instrumen soal uji coba disajikan dalam Tabel 2 berikut. Tabel 2. Kriteria tingkat kesukaran instrumen soal uji coba Interval indeks kesukaran 0,00-0,30 0,31-0,70 0,71-1,00
Kriteria Sukar Sedang Mudah
(Rudyatmi & Rusilowati 2009)
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft excel 2007. 4. Data Keterampilan Proses Sains Siswa Data keterampilan proses sains siswa diperoleh melalui penilaian laporan kegiatan praktikum sederhana mengenai pengaruh pencemaran air terhadap organisme. Keterampilan yang diukur meliputi keterampilan identifikasi dan
31
penyusunan variabel secara operasional, penyusunan hipotesis, penyusunan tabel data, pemrosesan data dan penarikan kesimpulan. Untuk mengukur tingkat keterampilan proses sains siswa digunakan instrumen penilaian keterampilan proses sains siswa. 5. Data Karakter Religius dan Peduli Lingkungan Data karakter religius dan peduli lingkungan diperoleh melalui pengisian angket penilaian karakter siswa. Item dalam instrumen dikembangkan dari indikator-indikator nilai religius dan peduli lingkungan yang sinergi dengan materi pencemaran lingkungan. Angket penilaian karakter siswa menggunakan skala Likert dengan rentang alternatif jawaban SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju). Masing-masing alternatif jawaban memiliki skor yang berbeda, menurut Azwar (2013) pemberian skala penilaian sikap dapat dilakukan dengan cara berikut; jawaban SS = 4, jawaban S = 3, jawaban TS = 2 dan jawaban STS = 1 skala ini berlaku untuk pernyataan positif sedangkan untuk pernyataan negatif skala penilaian sebagai berikut; SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4. 6. Data Tanggapan Guru dan Siswa Tanggapan guru dan siswa diperoleh melalui angket tanggapan guru dan siswa. Tanggapan dari guru dan siswa dipergunakan sebagai pertimbangan dalam perbaikan bahan ajar serta menjadi informasi mengenai potensi pengembangan dan penerapan bahan ajar OTAK pada skala materi yang lebih luas di MAN 2 pekalongan. E. Metode Analisis Data 1. Analisis Data Validitas Bahan Ajar Data validitas bahan ajar yang diperoleh dari penilaian validator melalui angket kalayakan bahan ajar yang menggunakan skala Likert, Arikunto (2009) menyatakan skala ini disusun dalam bentuk pernyataan dengan alternatif pilihan jawaban; Sangat Baik (SB), Baik (B), Kurang Baik (KB) Masing-masing alternatif jawaban memiliki skor yang berbeda, SB = 3, B = 2, KB = 1. Untuk menghitung nilai akhir uji kelayakan bahan ajar digunakan rumus berikut: Nilai
skor yang diperoleh x 100% Skor maksimal
32
Kriteria validitas (Setyowati 2013) 81% - 100 : Sangat Valid 61% - 80% : Valid 41% - 60% : Cukup Valid 21% - 40% : Kurang Valid <20% : Tidak Valid 2. Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Hasil belajar ranah kognitif ditentukan berdasarkan perolehan nilai pre-test dan post-test. Setelah diperoleh data pre-test dan post-test kemudian dilakukan perhitungan Normal Gain untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pencemaran setelah implementasi bahan ajar OTAK dalam proses pembelajaran.
Peningkatan
pemahaman
siswa
yang
diperoleh
dengan
menggunakan rumus penghitungan N-Gain sebagai berikut: N-Gain =
𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Tabel 3. Klasifikasi N-gain Interval 0,70 – 1 0,30 - 0,69 0 - 0,29
Krieria g-tinggi g-sedang g-rendah
Analisis peningkatan hasil belajar dilakukan secara deskriptif berdasarkan hasil N-Gain dan ketuntasan klasikal siswa. Pada post-test diharapkan minimal 70% siswa tuntas KKM. 3. Analisis Data Keterampilan Proses Sains Siswa Keterampilan yang diukur meliputi keterampilan identifikasi dan penyusunan variabel secara operasional, penyusunan hipotesis, penyusunan tabel data, pemrosesan data dan penarikan kesimpulan. Untuk mengukur tingkat keterampilan proses sains siswa digunakan instrumen penilaian keterampilan proses sains siswa.
33
Keterampilan proses sains siswa dianalisis dengan rumus berikut. Nilai
skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal
81 – 100 61 – 80 41 – 60 20 – 40
: Sangat Terampil : Terampil : Cukup Terampil : Kurang Terampil
4. Analisis Hasil Belajar Ranah Afektif Hasil belajar afektif siswa diukur dari data tingkat internalisasi nilai karakter religius dan peduli lingkungan. Data tingkat internalisasi nilai karakter religius dan peduli lingkungan siswa setelah implementasi bahan ajar dalam pembelajaran diperoleh melalui tanggapan siswa terhadap angket nilai karakter yang diisi oleh siswa. Analisis nilai karakter siswa menggunakan rumus Nilai
skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal
Kriteria penilaian: 81- 100 : Membudaya 61 - 80 : Mulai Berkembang 41 - 60 : Mulai Terlihat 20 - 40 : Belum Terlihat (Kemendiknas 2010) 5. Analisis Tanggapan Guru dan Siswa Data tanggapan guru dan siswa dalam implementasi bahan ajar di proses pembelajaran dianalisis secara deskriptif. Hasil dari analisis data dapat digunakan sebagai pertimbangan perbaikan bahan ajar agar dapat dihasilkan bahan ajar yang benar-benar sesuai dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan pengguna dalam hal ini guru dan siswa.
34
F. Indikator Keberhasilan Pengembangan dan Implementasi Bahan Ajar 1. Menghasilkan produk berupa bahan ajar OTAK yang memenuhi kriteria spesifikasi produk 2. Bahan ajar produk penelitian dan pengembangan mendapatkan kriteria layak dari penilaian validator 3. Ketuntasan klasikal siswa minimal mencapai 70% setelah implementasi bahan ajar OTAK dan semua siswa memperoleh nilai N-Gain dengan kriteria sedang atau tinggi. 4. Siswa memperoleh kriteria minimum “Terampil” dalam penilaian keterampilan proses sains siswa. 5. Nilai karakter religius dan peduli lingkungan memperoleh kriteria minimum “Mulai Berkembang”
35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pengembangan Tahapan penelitian dan pengembangan bahan ajar OTAK mengikuti prosedur pengembangan sistem pembelajaran Dick, Carey & Carey (2005) dengan modifikasi yakni melalui 10 (sepuluh) tahapan yaitu 1) mengidentifikasikan tujuan instruksional 2) melaksanakan analisis pembelajaran 3) mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa 4) merumuskan tujuan performansi 5) mengembangkan butir–butir tes acuan patokan 6) mengembangkan strategi pembelajaran 7) mengembangkan dan memilih bahan ajar 8) mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif 9) merevisi bahan ajar 10) validasi bahan ajar. Hasil identifikasi tujuan instruksional di MAN 2 Pekalongan menunjukkan bahwa tujuan pendidikan yang hendak dicapai sesuai KTSP meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik (BSNP 2006). Selaras dengan tujuan Badan Standar Nasional Pendidikan, maka tujuan pendidikan tingkat satuan MAN 2 Pekalongan menitikberatkan pada ketercapaian visi dan merealisasikan misi secara sistematis,
sehingga
mampu
membentuk
sumber
daya
manusia
yang
diharapkan.Visi yang diusung MAN 2 Pekalongan yaitu, “madrasah religius, unggul dan berprestasi”, sedangkan misi yang hendak diwujudkan yakni: menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas di bidang agama dan pendidikan umum;
melaksanakan
program
pengembangan
diri
dan
keterampilan;
mengamalkan nilai-nilai agama dan mengembangkan sikap keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat; mengembangkan budaya kreatif dan kompetitif dalam upaya pencapaian dan peningkatan prestasi. Dengan demikian tujuan pembelajaran secara umum di MAN 2 Pekalongan adalah mewujudkan pembelajaran yang terintegrasi nilai islami, mengembangkan potensi siswa meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta mewujudkan pembelajaran yang sesuai potensi lokal daerah Pekalongan.
36
Hasil observasi pada pembelajaran biologi di MAN 2 Pekalongan menunjukkan
bahwa
pembelajaran
biologi
cenderung
tekstual
dengan
penyampaian materi secara verbalistik. Materi biologi tidak secara langsung terintegrasi dengan nilai karakter islami sebagaimana tersurat dalam visi dan misi yang akan direalisasikan. Hasil wawancara dengan guru biologi menunjukkan selama ini guru telah berupaya menyisipkan nilai islami dalam pembelajaran biologi secara verbal dan spontan. Guru juga melakukan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sebagai upaya perbaikan kualitas pembelajaran biologi yang harapannya dapat mewujudkan hakikat pembelajaran biologi yang menyajikan biologi sebagai produk sains, proses sains dan sikap sains. Upaya guru belum memberikan hasil optimal, pada aspek psikomotorik guru kembali pada paradigma lama yang menganggap bahwa kegiatan praktikum menyita banyak waktu dan memerlukan alat dan bahan yang belum tentu tersedia di sekolah. Paradigma tersebut disebabkan guru berpatokan pada lembar praktikum yang terdapat dalam bahan ajar. Selama ini belum pernah dikembangkan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pembelajaran biologi di MAN 2 Pekalongan. Ringkasan hasil wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasruddin dan Salwa (2012) menuturkan bahwa permasalahan umum yang menyebabkan kegiatan pengembangan keterampilan proses jarang dilakukan diantaranya; keterbatasan alat dan bahan praktikum, bahan ajar yang memuat lembar kerja penuntun kegiatan praktikum masih sangat terbatas hanya bergantung pada bahan ajar siswa dan buku pegangan guru, dan keterbatasan waktu untuk dilakukan praktikum. Dengan demikian, pengembangan bahan ajar yang dirancang sesuai tujuan pembelajaran dan kondisi sekolah merupakan kebutuhan bagi sistem pembelajaran biologi di MAN 2 Pekalongan. Tahapan analisis pembelajaran menunjukkan hasil bahwa SK dan KD pada meteri perubahan dan pencemaran lingkungan sebagai berikut SK: 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. KD: 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan
manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan
37
pelestarian lingkungan. 4.3 Menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah. Dari SK dan KD serta mempertimbangkan karakteristik sekolah maka dapat dirumuskan indikator pembelajaran berikut; 1) mengidentifikasi perubahan lingkungan, 2) menjelaskan pencemaran lingkungan, 3) terampil dalam percobaan pengaruh kegiatan manusia terhadap lingkungan, 4) menjelaskan pengertian dan klasifikasi limbah, 5) menjelaskan pemanfaatan limbah (melalui daur ulang dan tanpa daur ulang), 6) mendeskripsikan upaya pelestarian lingkungan, 7) mengintegrasikan karakter religius dan peduli lingkungan dalam materi pencemaran lingkungan. Berdasarkan hasil analisis pembelajaran kriteria kompetensi yang harus dipenuhi siswa setelah menempuh progam pembelajaran teridentifikasi sebagai indikator pembelajaran. Untuk dapat memenuhi indikator pembelajaran, siswa perlu memiliki kompetensi awal yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap (kognitif, afektif dan psikomotor) sebagai bekal siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Kompetensi awal yang diharapkan dikuasai siswa dalam menempuh pembelajaran yang berorientasi pada hakikat biologi dan integrasi nilai karakter meliputi; aspek kognitif adalah pemahaman mengenai macam-macam variabel percobaan dan definisi dari hipotesis. Pengetahuan tersebut nantinya diperlukan siswa dalam kegiatan pengembangan keterampilan proses sains. Pada aspek psikomotorik siswa diharapkan sudah memiliki kecakapan berkenaan dengan keselamatan kerja saat kegiatan praktikum dan dari aspek afektif diharapkan siswa telah memiliki sikap dapat bekerja sama dalam kelompok, dengan memiliki kemampuan bawaan tersebut dapat membantu siswa menjalani proses instruksional dan memperoleh kemampuan baru yang merupakan produk dari proses instruksional. Tahap selanjutnya adalah analisis tingkah laku masukan dan karakteristik siswa yang bertujuan untuk menganalisis kemampuan siswa dan daya dukung lingkungan untuk menunjang pencapaian tujuan instruksional. Kemampuan bawaan yang diperlukan siswa telah diajarkan oleh guru dalam materi-materi awal mata pelajaran Biologi kelas X dengan demikian diasumsikan bahwa siswa siap mengikuti proses instruksional. Sedangkan lingkungan tempat bahan ajar akan
38
diimplementasikan yakni MAN 2 Pekalongan merupakan sekolah yang bernuansa islami, siswa telah dikenalkan dengan visi dan misi sekolah sejak MOS (Masa Orientasi Siswa). Karakter islami dibahas secara lebih mendalam pada mata pelajaran Aqidah-akhlaq sehingga siswa telah dibiasakan untuk mengenal karakter islami. Dengan karakteristik siswa dan sekolah yang bernuansa islami diharapkan dapat menunjuang aplikasi nilai karakter islami dalam mata pelajaran biologi. Tahap selanjutnya merupakan tahapan dalam perumusan tujuan performansi atau tujuan yang akan diakses setelah siswa mengikuti proses instruksional. Tahap ini menghasilkan tujuan pembelajaran sebagai berikut. 1. Siswa mampu mengidentifikasi kerusakan melalui kajian pustaka lingkungan dengan tepat 2. Siswa mampu menjelaskan macam-macam pencemaran lingkungan melalui kajian pustaka dengan tepat 3. Siswa dapat mengembangkan keterampilan proses sains melalui percobaan pengaruh kegiatan manusia terhadap lingkungan secara sistematis 4. Siswa dapat menjelaskan pengertian dan klasifikasi limbah melalui kajian pustaka secara tepat 5. Siswa dapat menjelaskan pemanfaatan limbah melalui kajian pustaka secara tepat guna 6. Siswa dapat mendeskripsikan upaya pelestarian lingkungan melalui kajian pustaka dengan relevansi pada aplikasi ilmu Biologi. 7. Siswa dapat menginternalisasi nilai karakter religius dan peduli lingkungan melalui rangkaian kegiatan pembelajaran biologi yang tercermin dalam sikap siswa. Tahap selanjutnya adalah mengembangkan butir-butir penilaian yang sejajar dengan tujuan performansi yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran meliputi aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Sehingga butir penilaian dirancang sejajar dengan ketiga aspek tersebut. Penilaian aspek kognitif dikembangkan soal pilihan ganda yang mewakili indikator berikut; 1) mengidentifikasi perubahan
lingkungan, 2) menjelaskan
pencemaran lingkungan, 3) menjelaskan pengertian dan klasifikasi limbah, 4)
39
menjelaskan pemanfaatan limbah (melalui daur ulang dan tanpa daur ulang), 5) mendeskripsikan upaya pelestarian lingkungan. Item soal pilihan ganda berjumlah 44 (empat puluh empat) butir (Lampiran 5). Sebelum digunakan sebagai instrumen evaluasi butir soal perlu diuji coba terlebih dahulu. Uji coba bertujuan untuk mengetahui kualitas butir soal ditinjau dari validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Validitas soal dihitung dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Berikut data hasil validitas soal uji coba disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 4. Hasil analisis validitas butir soal uji coba materi pencemaran Kriteria soal Valid
validitas Jumlah
Tidak valid
31
Nomor soal 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 30, 32, 34, 36, 37, 38, 40, 42, 43 1, 3, 11, 13, 19, 24, 27, 31, 33, 35, 39, 41, 44
13
Berdasarkan hasil analisis validitas butir soal uji coba materi pencemaran yang terdiri dari 44 soal, sebanyak 31 soal dinyatakan valid dan 13 soal dinyatakan tidak valid. Reliabilitas soal dihitung menggunakan bantuan aplikasi TAP. Berdasarkan hasil penghitungan menggunakan aplikasi TAP diperoleh hasil alpha 0.588 masuk dalam kriteria cukup. Untuk meningkatkan reliabilitas soal maka butir soal dengan kualitas buruk perlu dibuang. Analisis selanjutnya dilakukan untuk mengukur tingkat kesukaran tiap butir soal. Hasil analisis disajikan dalam tabel berikut. Tabel 5. Hasil analisis tingkat kesukaran uji coba materi pencemaran Kriteria tingkat kesukaran soal Sukar Sedang Mudah
Jumlah
Nomor Soal
3 21
31, 35, 36 5, 6, 11, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 30, 32, 33, 34, 38, 40, 41, 43 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 27, 29, 37, 39, 42, 44
20
40
Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran uji coba soal materi pencemaran yang terdiri dari 44 soal, sebanyak 3 soal dikategorikan sukar, 21 soal dikategorikan sedang, dan 20 soal dikategorikan mudah. Hasil analisis validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran butir uji coba soal materi
pencemaran
lingkungan
digunakan
sebagai
pertimbangan
dalam
menentukan layak tidaknya butir soal digunakan sebagai instrumen evaluasi kognitif siswa. Butir soal yang memenuhi validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Tabel 6. berikut merinci soal yang layak pakai dan soal yang dibuang. Tabel 6. Penentuan butir soal untuk instrumen evaluasi kognitif Kriteria tindakan Dipakai
Jumlah 22
Dibuang
22
Nomor soal 2, 4, 5, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 25, 26, 28, 30, 31, 36, 40, 43, 1, 3, 6, 7, 8, 9, 11, 19, 23, 24, 27, 29, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 41, 42, 44
Berdasarkan hasil analisis uji coba soal materi pencemaran yang terdiri dari 44 soal, sebanyak 22 butir soal dinyatakan layak digunakan sebagai instrumen evaluasi kognitif siswa dan 22 butir soal dibuang. Data terlampir pada lampiran 7. Aspek psikomotorik yang diwakili indikator terampil dalam percobaan pengaruh kegiatan manusia terhadap lingkungan diakses melalui pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Keterampilan Proses Sains (KPS). Kegiatan praktikum keterampilan proses sains dilakukan dengan percobaan pengaruh deterjen terhadap kondisi organisme (Lampiran 10). Mundilarto (2002) membagi keterampilan proses sains menjadi keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains terpadu. Keterampilan proses sains dasar terdiri dari: mengamati atau mengobservasi, mengklasifikasi, berkomunikasi, mengukur, memprediksi dan penarikan kesimpulan. Sedangkan keterampilan proses terintegrasi terdiri dari: identifikasi variabel, penyusunan tabel data, penyusunan grafik, pemrosesan data, analisis investigasi, penyusunan hipotesis, penyusunan variabel-variabel secara operasional dan penarikan kesimpulan. Pada penelitian ini keterampilan yang diakses adalah keterampilan proses terpadu yang meliputi: keterampilan identifikasi dan penyusunan variabel secara operasional, penyusunan
41
hipotesis, penyusunan tabel data, pemrosesan data dan penarikan kesimpulan. Untuk menilai tingkat keterampilan proses sains siswa dikembangkan pedoman penilaian laporan praktikum siswa (Lampiran 12). Penilaian aspek afektif untuk mencapai indikator mengintegrasikan karakter religius
dan
peduli
lingkungan
dalam
materi
pencemaran
lingkungan
dikembangkan melalui angket sikap siswa. Menurut (Kemendiknas 2010) indikator nilai religius yang relevan dengan penelitian ini adalah; mensyukuri keunggulan manusia sebagai makhluk pencipta dan penguasa dibandingkan makhluk lain, bersyukur kepada Tuhan karena menjadi warga bangsa Indonesia, merasakan kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai keteraturan di alam semesta, mengagumi kebesaran Tuhan melalui pokok bahasan pencemaran lingkungan dalam mata pelajaran Biologi. Sedangkan nilai peduli lingkungan indikatornya merencanakan dan melaksanakan berbagai kegiatan pencegahan kerusakan lingkungan. Indikator tersebut kemudian dikembangkan dalam bentuk pernyataan operasional untuk menjadi item dalam instrumen penilaian karakter siswa. (Lampiran 14). Tahap ini juga merupakan tahap pengembangan angket tanggapan siswa pada uji kelompok kecil/skala kecil yang berfokus pada perbandingan bahan ajar lama dan bahan ajar yang akan dikembangkan. Dikembangkan pula angket tanggapan guru dan siswa terhadap implementasi bahan ajar ketika bahan ajar diaplikasikan dalam pembelajaran. Tahap selanjutnya adalah pengembangan strategi instruksional yang diharapkan dapat mewujudkan tercapainya tujuan. Strategi instruksional menurut Costa (1985) dalam Trianto (2007) merupakan pola kegiatan pembelajaran berurutan yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar yang diinginkan. Strategi pembelajaran juga untuk mencapai komponen pembelajaran yang meliputi tujuan, model dan evaluasi. Berdasarkan informasi tahap sebelumnya tujuan pembelajaran meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif yang bertumpu pada pemahaman konsep siswa melalui penemuan sendiri dengan melakukan percobaan. Trianto (2007) menyatakan untuk merefleksikan tujuan pembelajaran tersebut hanya dapat dicapai
42
dengan strategi penyampaian secara berkelompok untuk membuat laporan atau mengkomunikasikan hasil percobaan. Strategi tersebut akan menjadi bermakna bila diiringi model pemrosesan informasi yang menekankan pada bagaimana cara berpikir siswa. Joyce (1992) sebagaimana dikutip Trianto (2007) menyatakan bahwa inti dari berpikir baik adalah kemampuan memecahkan masalah. Dasar dari pemecahan masalah adalah kemampuan untuk belajar dalam situasi proses berpikir. Salah satu model pemrosesan informasi adalah pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri memberikan siswa kesempatan untuk terlibat aktif secara intelektual, mental dan sosial emosional. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Gulo 2002). Lebih lanjut Gulo (2002) menjelaskan agar dapat memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki siswa, proses pembelajaran inkuiri melalui tahapan berikut; mengajukan pertanyaan atau permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, analisis data dan membuat kesimpulan. Berikut disajikan penjabaran tahap pelaksanaan pembelajaran inkuiri. 1. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan. 2. Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. 3. Mengumpulkan data Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik. 4. Analisis data Siswa bertanggungjawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh.
43
5. Membuat kesimpulan Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa. Langkah pembelajaran inkuiri perlu dikembangkan untuk memenuhi tujuan pembelajaran di MAN 2 Pekalongan. Pengembangan langkah pembelajaran mengacu pada tahapan inkuiri menurut Gulo (2002) dengan tambahan langkah yang berorientasi untuk mengoptimalkan integrasi nilai karakter. Langkah inkuiri hasil pengembangan sebagai berikut. 1. Menyajikan permasalahan bersumber ayat kauniyah Kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyajian permasalahan yang terjadi di kehidupan sehari-hari. 2. Mengolah permasalahan (bertafakur) Permasalahan yang disajikan guru selanjutnya di tafakuri oleh siswa melalui kegiatan ilmiah yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan data dan mengasosiasikan data dalam bentuk tabel, matrik, atau grafik dan sekaligus dilakukan penarikan kesimpulan. Langkah ini dapat diasosiasikan dengan pencapaian keterampilan proses sains terpadu yang meliputi; identifikasi variabel, merumuskan hipotesis, mengolah data, menyajikan data dalam bentuk tabel atau grafik serta menyimpulkan. 3. Mengkomunikasikan hasil Hasil dari kegiatan bertafakur kemudian dikomunikasikan dalam berbagai cara seperti laporan hasil praktik atau presentasi hasil kegiatan. 4. Muhasabah/refleksi diri Tahap muhasabah/refleksi diri merupakan tahap dimana siswa melakukan evaluasi terhadap diri mereka terkait dengan permasalahan yang disajikan maupun tingkat kepahaman siswa terhadap materi. Melalui tahap ini diharapkan siswa dapat merefleksi diri secara holistik meliputi aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Melalui tahap ini pula diharapkan nilai karakter siswa dapat terinternalisasi dan berkembang secara optimal.
44
5. Merencanakan perubahan Setelah siswa dibimbing melakukan evaluasi diri, tahap selanjutnya dibimbing untuk merencanakan perubahan ke arah yang lebih baik berdasarkan hasil evaluasi diri. Langkah inkuiri hasil pengembangan selanjutnya disebut sebagai sintaks pembelajaran 5M tafakur ayat kauniyah. Hasil dari perumusan tujuan instruksional, butir tes sesuai patokan dan strategi pembelajaran hasil pengembangan direfleksikan pada silabus dan RPP (Lampiran 2 & 3). Tahap berikutnya adalah memilih dan mengembangkan bahan ajar sesuai kondisi siswa dan memenuhi tujuan pembelajaran. Bahan ajar yang dikembangkan dipilih berwujud bahan ajar cetak sebagaimana digunakan siswa sebelumnya dengan mempertimbangkan bahwa tidak semua siswa memiliki perangkat laptop yang menunjang pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran yang telah dirumuskan secara garis besar meliputi integrasi nilai islami dalam mata pelajaran biologi, pengembangan keterampilan proses sains melalui kegiatan praktikum serta pengembangan materi yang memuat potensi lokal daerah Pekalongan. Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran tersebut, bahan ajar perlu memenuhi kriteria bahan ajar bermuatan keterampilan proses sains. Adisendjaja (2007) memaparkan kriteria untuk bahan ajar yang bermuatan keterampilan proses sains yaitu bahan ajar tidak bersifat ensiklopedia, teliti dan cermat melihat fakta, mengikuti perkembangan konsep mutakhir dan materi subyek baru, memiliki koherensi yang logis, kejelasan dalam penguraian dan keefektifan ilustrasi, sesuai dengan minat dan tingkatan siswa dan mewakili sains sebagai sains eksperimental. Upaya pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dilakukan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik guna menghasilkan bahan ajar yang komprehensif. Pada ranah afektif upaya pengembangan dilakukan melalui integrasi nilai islami ke dalam materi pencemaran lingkungan. Nilai islami yang diintegrasikan bersumber dari ayat al-quran dengan mempertimbangkan relevansi pada nilai karakter religius dan peduli lingkungan. Disajikan pula kalimat yang memotivasi serta hikmah dari film animasi yang bercerita tentang pencemaran lingkungan dan merupakan film yang digemari remaja. Pada ranah kognitif materi
45
pencemaran lingkungan dikembangkan dengan muatan pencemaran akibat limbah batik serta solusi aplikasi biologi yang dapat menjadi alternatif pencegahan dan upaya mengurangi dampak negatif pencemaran limbah batik. Bahan ajar juga memuat kegiatan praktikum berkelompok yang relevan terhadap kondisi sekolah yakni melalui pengembangan lembar kerja praktikum pengaruh aktivitas manusia terhadap kondisi organisme di lingkungan. Tahap selanjutnya merancang dan melaksanakan evaluasi formatif yang menghasilkan
instrumen
atau
angket
penilaian
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data. Data-data yang akan diperoleh sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk bahan ajar. Ada tiga tipe evaluasi formatif : uji perorangan (one-to-one) uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field evaluation). Uji perorangan bertujuan untuk memperoleh koreksi dari ahli. Untuk melaksanakan uji perorangan sebelumnya dihasilkan instrumen penilaian bahan ajar yang beracuan pada rubrik penilaian bahan ajar Biologi BSNP 2013. Aspek yang dinilai meliputi komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan dan komponen penyajian (Lampiran 17). Hasil dari uji perorangan dari validator pertama menunjukkan bahwa bahan ajar masih terdapat kesalahan tata tulis, pencantuman peraturan dan undang-undang yang sudah tidak berlaku, penyajian integrasi nilai religius dan peduli lingkungan yang dinilai kurang mengena serta lembar kerja yang tidak relevan dengan alokasi waktu pembelajaran dan tidak tegas mencantumkan aspek keterampilan yang akan diakses, integrasi nilai religius tersaji dengan back ground kurang kontras, potensi lokal industri batik pekalongan lebih baik disajikan terpadu dengan pencemaran air, jumlah soal evaluasi kurang, belum terdapat soal dengan indikator yang berkaitan potensi lokal industri batik. Sedangkan validator kedua memberikan masukan agar judul bahan ajar yang semula bahan ajar BOTAK (Biologi Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah) diganti sebab mengandung konotasi negatif, maka diputuskan untuk diganti dengan bahan ajar biologi OTAK (Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah) (gambar 3). Lembar kerja pencemaran air dirancang sederhana untuk mengetahui hubungan antara kegiatan manusia dengan kondisi lingkungan (gambar 7). Penyajian integrasi nilai karakter
46
dengan tampilan menarik misalnya dengan kartun, serta dikemas dalam bahasa singkat, padat dan tajam (gambar 6). Perlu adanya korelasi antara peta konsep dengan daftar isi (gambar 4). Berdasarkan hasil uji perorangan maka dilakukan revisi sesuai koreksi yang diperoleh. Berikut disajikan hasil perubahan sebelum dan setelah revisi bahan ajar. 1) Judul (a)
(b)
Gambar 3. Perubahan Judul Bahan Ajar dari BOTAK (a) ke OTAK (b)
2) Peta Konsep (a)
(b)
Gambar 4. Perubahan Peta Konsep Menyesuaikan Daftar Isi (a) sebelum revisi (b) setelah direvisi
47
3) Penyajian integrasi nilai karakter (a)
(b)
Gambar 5. Perubahan penyajian integrasi nilai karakter (a) sebelum revisi (b) setelah direvisi
4) Lembar Tafakur Siswa (a)
(b)
Gambar 6. Perubahan Lembar Tafakur Siswa (a) sebelum revisi (b) setelah direvisi
48
Perubahan lain yakni sebelumnya undang-undang yang digunakan UndangUndang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982 diganti dengan Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009. Jumlah soal evaluasi dalam bahan ajar sebelumnya 17 (tujuh belas) butir soal ditambah 6 (enam) soal dengan indikator terkait pencemaran akibat limbah batik. Kesalahan tata tulis paling banyak terjadi pada penulisan rumus kimia misal O2 tertulis O2 hal ini karena pada program power point 2007 tidak terdapat menu subscript, namun hal tersebut dapat diatasi dengan memindah tulisan dari microsoft word. Tahap selanjutnya adalah uji kelompok kecil (small group). Pada tahap ini dihasilkan instrumen tanggapan siswa pengguna bahan ajar terdahulu (Lampiran 19). Tanggapan siswa pada uji coba skala kecil bertujuan mengetahui perbandingan antara bahan ajar OTAK hasil pengembangan dan bahan ajar terdahulu yang pernah digunakan dalam pembelajaran materi pencemaran lingkungan. Uji coba bahan ajar kelompok kecil (skala kecil) dengan responden kelas XI IPA yang pada saat kelas X menduduki peringkat atas paralel menggunakan 6 siswa sebagai sampel. Tabel hasil tanggapan siswa pada penilaian bahan ajar skala kecil. Tabel 7. Penilaian Bahan Ajar Pada Uji Coba Skala Kecil No
Aspek
1 Keterpahaman siswa terhadap tata bahasa yang digunakan 2 Kebermanfaatan integrasi nilai islami dalam biologi 3 Keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari 4 Keserasian penyajian gambar, tata letak dan warna 5 Kebernilaian lebih dibanding bahan ajar sebelumnya *Jumlah responden 6 siswa *Sampel angket dapat dilihat pada Lampiran 26.
Respon (%) Ya Tidak 100 0 100 0 100 0 66.67 33.33 100 0
Angket tanggapan siswa pada uji coba skala kecil merupakan gabungan jenis angket kuantitatif dan kualitatif sebab, selain mencantumkan alternatif pilihan jawaban Ya dan Tidak, angket juga disertai kolom komentar responden guna mengkonfirmasi alasan dari jawaban yang dipilih. Pemetaan respon jawaban siswa tersaji dalam Tabel 8.
49
Tabel 8. Rekapitulasi komentar responden No 1
Aspek Kepahaman tata bahasa
2
Integrasi nilai islami Kontekstualitas materi
3
* * * * * *
4
Keserasian penyajian tampilan
5
Kebernilaian bahan ajar dibanding bahan ajar sebelumnya
* * * *
Komentar Terdapat istilah asing namun terbantu glosarium Penggunaan bahasa mudah dipahami Ukuran dan jenis huruf terbaca jelas Intergrasi nilai islami dengan materi biologi merupakan hal yang bermanfaat Materi memuat contoh pencemaran akibat industri batik pekalongan Kerusakan lingkungan sering ditemui di kehidupan seharihari Gambar dan tata letak menarik dan warna sesuai Beberapa gambar ukurannya terlalu besar Beberapa gambar sering dijumpai di internet Pengintegrasian nilai islami dalam biologi menjadi pembeda dengan bahan ajar sebelumnya
Frekuensi 3 2 1 6 4 2 4 1 1 5
* Bahan ajar sebelumnya tidak menarik karena tidak berwarna 1 dan minim gambar ilustrasi *Frekuensi merupakan jumlah responden yang dikelompokkan berdasar komentar tiap aspek *Jumlah responden 6 siswa
Uji coba skala kecil bahan ajar OTAK menunjukkan hasil bahwa responden menjawab 100% Ya untuk aspek keterpahaman siswa terhadap bahasa yang digunakan, komentar responden beragam, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga alasan menjawab Ya, yaitu terdapat istilah asing dalam bahan ajar namun terbantu dengan adanya glosarium dinyatakan oleh 3 (tiga) responden, penggunaan bahasa tergolong mudah dipahami dinyatakan oleh 2 (dua) responden dan alasan lain ukuran jenis huruf nyaman untuk dibaca dinyatakan oleh 1 (satu) responden. Aspek kebermanfaatan integrasi nilai islami dalam biologi mendapat jawaban Ya dari seluruh responden, alasan jawaban responden relatif seragam yaitu intergrasi nilai islami dalam materi biologi merupakan hal yang bermanfaat terutama jika diimplementasikan di MAN 2 Pekalongan. Aspek keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari mendapat jawaban Ya dari seluruh responden hal ini karena bahan ajar memuat pancemaran yang diakibatkan limbah industri batik di pekalongan dinyatakan oleh 4 (empat) responden, selain itu kerusakan lingkungan juga sering ditemui responden dalam kehidupan sehari-hari (dinyatakan oleh dua responden). Aspek keserasian penyajian gambar dan warna mendapat respon Ya dari 66.67% responden dan 33.33% menjawab Tidak, responden yang menjawab Ya memberikan komentar bahwa gambar, tata letak dan warna menarik serta sesuai
50
sedangkan yang menjawab Tidak memiliki dua alasan berbeda yaitu beberapa gambar berukuran terlalu besar sehingga kurang proporsional, alasan lainnya karena beberapa gambar sering ditemui responden di internet. Aspek nilai lebih bahan ajar OTAK dibandingkan bahan ajar yang sebelumnya digunakan, seluruh responden menjawab Ya dan menyatakan bahwa bahan ajar OTAK memiliki nilai lebih dibandingkan dengan bahan ajar sebelumnya hal ini karena dua alasan yaitu karena bahan ajar OTAK terintegrasi dengan nilai islami (dinyatakan oleh lima responden) dan alasan lain dari responden adalah bahan ajar tersaji berwarna dan disertai gambar sehingga lebih menarik dari bahan ajar yang pernah digunakan (dinyatakan oleh satu responden). Hasil dari uji coba skala kecil menunjukkan seluruh siswa menjawab Ya untuk semua aspek kecuali penyajian gambar, lay out dan warna 33.33% siswa menjawab Tidak sesuai sebab ukuran beberapa gambar tampak terlalu besar dan gambar yang tersaji sering ditemui siswa di internet. Terkait komentar siswa bahwa banyak gambar yang sering ditemui di internet, hal tersebut bukan merupakan suatu permasalahan, sebab setiap gambar yang disadur dari internet telah disertakan sumber gambar. Masukkan yang menarik dari siswa adalah komentar siswa mengenai gambar yang disajikan. Komentar tersebut tidak dituliskan dalam angket namun disampaikan secara verbal. Siswa mengomentari dua gambar erupsi gunung dan aktivitas mencuci berikut disajikan gambar dan perubahan setelah dikomentari siswa. 1) Erupsi gunung (a)
(b)
Gambar 7. Perubahan gambar erupsi gunung, (a) sebelum revisi (b) setelah direvisi
51
Siswa memberikan komentar untuk gambar gunung erupsi seharusnya lebih terlihat aktivitasnya. Pada gambar 7(a) terlihat gunung masih dalam erupsi kecil seharusnya ditampilkan gambar dengan erupsi yang terlihat dominan. Karena merupakan masukan yang membangun maka komentar diterapkan dan gambar diganti dengan gambar 7(b). 2) Aktivitas mencuci (a)
(b)
Gambar 8. Perubahan gambar aktivitas mencuci pakaian (a) sebelum revisi (b) setelah direvisi
Siswa juga mengomentari gambar aktivitas mencuci, menurut siswa gambar sebelumnya (gambar 8.a) tidak dapat dinyatakan sebagai aktivitas, sebab tak ada subjek yang melakukan aktivitas mencuci, sehingga gambar diganti (gambar 8.b). Uji coba skala kecil tidak begitu mendapat banyak masukan dari siswa. Hal tersebut dikarenakan sebelum digunakan dalam uji coba skala kecil bahan ajar telah dikoreksi oleh validator dan direvisi sesuai kebutuhan. Responden dalam uji skala kecil juga lebih berfokus pada penampilan bahan ajar ketimbang konten yang disajikan, responden menilai dengan tolok ukur bahan ajar yang pernah digunakan dalam materi pencemaran lingkungan. Dibandingkan dengan bahan ajar yang pernah digunakan sebelumnya, bahan ajar OTAK memiliki beberapa kelebihan berdasarkan komentar responden yakni; bahan ajar terintegrasi dengan nilai religius merupakan hal yang baru dan bermakna bagi siswa, penyajian gambar ilustrasi dan kartun merupakan daya tarik tersendiri dibandingkan bahan ajar sebelumnya dan materi yang disajikan terkait dengan kondisi daerah pekalongan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa berdasarkan hasil uji skala kecil, bahan ajar OTAK memiliki nilai lebih dibandingkan dengan bahan ajar yang sebelumnya digunakan dalam pembelajaran materi pencemaran di MAN 2 Pekalongan.
52
Tahap selanjutnya adalah uji coba lapangan dengan responden kelas X4 yang berjumlah 37 siswa dan guru pengampu mata pelajaran biologi. Uji ini memberikan hasil berupa hasil belajar aspek kognitif, psikomotorik dan afektif yaitu tingkat penguasaan materi, tingkat keterampilan proses sains, dan internalisasi karakter religius dan peduli lingkungan. Pada tahap ini juga diperoleh hasil berupa tanggapan guru dan siswa terhadap implementasi bahan ajar OTAK dalam pembelajaran. Instrumen evaluasi yang digunakan merupakan pengembangan dari butir-butir tes sesuai patokan. Berikut hasil uji coba skala besar. 1. Tingkat Penguasaan Materi Tingkat penguasaan materi pencemaran lingkungan diketahui melalui hasil pre-test (sebelum penggunaan bahan ajar) dan post-test (setelah penggunaan bahan ajar). Berikut hasil pre-test dan post-test disajikan pada tabel. Tabel 9. Hasil Pre-test dan Post-test No Jenis test Rata-rata Persentase ketuntasan klasikal 1 Pre-test 41.41 0% 2 Post-test 73.45 72.97% *Data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 27.
Berdasarkan data hasil pre-test dan post-test dikatahui bahwa rata-rata nilai pretest siswa 41.41 sedangkan rata-rata nilai untuk post-test siswa 73.45. Pada pretest tidak ada siswa yang tuntas KKM (nilai 70) sedangkan pada post-test persentase ketuntasan siswa mencapai 72.97%. Persentase ketuntasan klasikal siswa memenuhi indikator yang sebelum ditentukan yakni minimal secara klasikal 70% siswa tuntas KKM. Data hasil pre-test dan post-test selanjutnya diuji N-Gain untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pencemaran lingkungan setelah implementasi bahan ajar OTAK. Hasil uji N-Gain menunjukkan bahwa peningkatan hasil pre-test dan post-test siswa 100% berada pada kategori sedang. Data lengkap rekapitulasi pencapaian N-Gain dimuat pada Lampiran 28. 2. Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains Data keterampilan proses sains siswa diperoleh melalui laporan kegiatan praktikum pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan, panduan kegiatan praktikum tercantum dalam bahan ajar OTAK. Keterampilan Proses Sains yang
53
dikembangkan dalam kegiatan praktikum merupakan keterampilan proses sains terpadu meliputi keterampilan identifikasi variabel, perumusan hipotesis, menyusun data dalam bentuk tabel, pengolahan data/pembahasan dan penarikan kesimpulan (Murdilarto 2002). Berikut data keterampilan proses sains siswa. Tabel 10. Data Keterampilan Proses Sains Siswa Skor Tiap Aspek Keterampilan Proses Identifikasi Perumusan Penyusu Pembahasan Penarikan Variabel Hipotesis n Tabel Kesimpulan 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 2 3 2 3 5 5 3 3 2 3 3 6 6 3 3 2 1 3 7 7 3 3 3 2 3 8 8 3 3 2 3 3 Persentase aspek 95.83 87.50 75 75 95.83 *Keterangan: skor maksimum tiap aspek 3 poin *Data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 31 No
Kelompok
Total Nilai Jml skor/skor maks x100 67 80 87 80 93 80 93 93 Rata-rata 84.12
Data keterampilan proses sains siswa menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian keterampilan proses sains siswa sebesar 84.12 yang artinya berada pada kriteria sangat terampil. Berdasarkan persentase tiap aspek keterampilan proses, keterampilan identifikasi variabel mendapat persentase 95.83, aspek perumusan hipotesis 87.50, aspek penyusunan tabel 75, pembahasan 75 dan penarikan kesimpulan 95.83. 3. Tingkat Internalisasi Nilai Karakter Religius dan Peduli Lingkungan Data karakter religius dan peduli lingkungan diperoleh dari angket karakter yang diisi oleh siswa. Angket karakter nilai religius dan peduli lingkungan berisi pernyataan-pernyataan yang dikembangkan dari indikator nilai religius dan peduli lingkungan yang dirumuskan Kemendiknas (2010a). Data internalisasi nilai karakter religius dan peduli lingkungan dalam Tabel 11.
54
Tabel 11. Data Karakter Religius dan Peduli Lingkungan No Nilai Karakter Rata-rata 1 Religius 82.97 2 Peduli Lingkungan 81.68 Data lengkap dapat dilihat dalam Lampiran 33.
Kategori (Kemendikas 2010b) Membudaya Membudaya
Berdasarkan data nilai karakter religius dan peduli lingkungan yang diperoleh dari angket siswa, pencapaian rata-rata untuk nilai karakter religius sebesar 82.97 masuk dalam kategori membudaya dan karakter peduli lingkungan sebesar 81.68 termasuk dalam kategori membudaya. 5. Tanggapan Guru dan Siswa terhadap Implementasi Bahan Ajar Data tanggapan guru dan siswa berguna untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap implementasi bahan ajar serta prospek pemanfaatan bahan ajar sebagai salah satu alternatif bahan ajar di MAN 2 Pekalongan. Data tanggapan siswa sekaligus menjadi data autentik implementasi bahan ajar yang dapat memberikan gambaran faktual terhadap proses pembelajaran menggunakan bahan ajar OTAK. Data tanggapan guru terhadap implementasi bahan ajar OTAK tersaji dalam Tabel 12. Tabel 12. Data Tanggapan Guru Terhadap Implementasi Bahan Ajar No 1 2
Aspek Kesesuaian materi bahan ajar dengan SK dan KD Kesesuaian pengembangan bahan ajar dengan visi dan misi sekolah
3
Kontekstualitas materi dan memuat potensi lokal daerah pekalongan
4
Efektivitas kegiatan praktikum keterampilan proses siswa
5
Keterpahaman siswa terhadap bahasa yang digunakan dalam bahan ajar Keserasian gambar, tata letak dan warna serta efektivitas ilustrasi dalam penyampaian pesan
6
7
dalam
pengembangan
Prospek bahan ajar OTAK sebagai alternatif bahan ajar di MAN 2 Pekalongan
*Data terlampir pada Lampiran 35
Tanggapan Sudah sesuai Dapat menunjang sebagian visi dan misi MAN 2 Pekalongan Meliputi sebagian kecil, namun tetap perlu dikembangkan Menarik sekali bagi siswa, pengelolaan kelas perlu dioptimalkan agar efisien waktu Sudah sesuai dengan pemahaman siswa Menarik, hanya saja perlu manajemen waktu yang baik agar pesan tersampaikan ke siswa Sangat sesuai untuk dijadikan alternatif bahan ajar bagi siswa
55
Berdasarkan data tanggapan guru diperoleh hasil bahwa guru memberikan apresiasi positif terhadap seluruh aspek penilaian dalam bahan ajar. Saran dari guru terutama pada kegiatan praktikum, pengelolaan kelas perlu dioptimalkan mengingat kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang pertama kali bagi siswa. Pengembangan bahan ajar OTAK menjadi referensi bagi guru dalam menyusun bahan ajar biologi yang menunjang pencapaian visi dan misi MAN 2 Pekalongan. Tanggapan siswa terhadap implementasi bahan ajar OTAK diperoleh melalui angket tanggapan siswa. Jenis angket tanggapan juga menyediakan kolom komentar untuk mengulas lebih dalam respon siswa. Berikut data tanggapan siswa terhadap implementasi bahan ajar OTAK (Tabel 13 dan 14). Tabel 13. Data Tanggapan siswa terhadap implementasi bahan ajar No
Aspek
1 2 3 4 5
Keterpahaman siswa terhadap tata bahasa yang digunakan Kebermaknaan kegiatan praktikum yang termuat dalam bahan ajar Kebermanfaatan integrasi nilai islami dalam biologi Keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari Kebermanfaatan bahan ajar OTAK dalam menginspirasi sikap peduli lingkungan *Sampel angket dapat dilihat pada Lampiran 37
Respon (%) Ya Tidak 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0
Tabel 14. Rekapitulasi komentar responden terhadap implementasi bahan ajar No 1
Aspek Poin 1
2
Poin 2
* * * * * *
3
Poin 3
* * *
4 5
Poin 4 Poin 5
* *
Komentar Bahasa baku, dapat dipahami Glosarium membantu istilah asing yang belum dimengerti Ukuran dan jenis huruf terbaca jelas Kegiatan praktikum berkesan karena siswa melakukan kegiatan secara langsung, bukan sekedar teoritis Kegiatan praktikum menyadarkan bahwa aktivitas manusia sangat berpengaruh terhadap lingkungan Kegiatan praktikum menyadarkan bahwa makhluk hidup lain juga berhak untuk hidup Kegiatan praktikum berkesan karena pertama kali dilakukan Integrasi nilai islami dalam biologi bermanfaat dan membuka wawasan siswa Integrasi nilai islami dalam biologi bermanfaat, namun akan lebih menarik bila dikutip pula ayat al-quran dalam tulisan arab Contoh kasus pencemaran sering ditemui dikehidupan sehari-hari Terinspirasi, karena kerusakan lingkungan dampaknya juga akan dirasakan manusia
* Manusia memang sudah seharusnya menjaga lingkungan, sebagaimana diperintahkan Tuhan *Poin aspek mengikuti Tabel 14 * Frekuensi merupakan jumlah responden yang dikelompokkan berdasar komentar tiap aspek *Jumlah responden 37
Frekuensi 14 12 11 13 10 8 6 33 4 37 27 10
56
Berdasarkan rekapitulasi komentar siswa terhadap implementasi bahan ajar terlihat jawaban yang sangat variatif, pada aspek bahasa jawaban siswa dikelompokkan dalam tiga variasi jawaban yaitu, bahasa yang digunakan baku dan dapat dipahami, adanya glosarium membantu memberi definisi terhadap istilah asing, dan ukuran serta jenis huruf terbaca jelas. Pada aspek yang terkait kegiatan praktikum komentar siswa sebagai berikut; kegiatan praktikum berkesan karena siswa melakukan kegiatan secara langsung, bukan sekedar teoritis, kegiatan praktikum menyadarkan bahwa aktivitas manusia sangat berpengaruh terhadap lingkungan dan kegiatan praktikum menyadarkan bahwa makhluk hidup lain juga berhak untuk hidup, serta siswa berkomentar Kegiatan praktikum berkesan karena pertama kali dilakukan. Aspek integrasi nilai islami dengan biologi jawaban siswa relatif memiliki makna yang sama yaitu pengintegrasian nilai islami dalam bahan ajar biologi merupakan hal yang bermanfaat, siswa memberikan saran bahwa pengutipan ayat al-quran, bukan hanya dituliskan artinya akan menjadikan bahan ajar semakin menarik. Pada aspek kontekstualitas, materi seluruh siswa berpendapat bahwa contoh kasus yang terdapat dalam bahan ajar terkait dengan kehidpupan sehari-hari. Aspek yang terakhir adalah kebermanfaatan bahan ajar dalam menginspirasi sikap peduli lingkungan responden berkomentar bahan ajar menginspirasi untuk peduli lingkungan, karena kerusakan lingkungan dampaknya juga akan dirasakan manusia selain itu manusia memang bertugas menjaga kelesterian lingkungan sebagamana perintah Allah. Berdasarkan data tanggapan siswa dapat dinyatakan bahwa siswa merespon positif terhadap pengembangan dan implementasi bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah di MAN 2 Pekalongan. Tahap terakhir penelitian ini adalah validasi bahan ajar. Bahan ajar telah divalidasi oleh pakar dan hasil validasi akhir ditampilkan dalam tabel berikut. Tabel 15. Hasil validasi bahan ajar No Validator Skor Persentase Kategori 1 Pertama 41 68.33% Valid 2 Kedua 54 90.00% Sangat Valid Rata-rata 47.5 79.17% Valid *Lembar autentik hasil validasi dapat dilihat pada Lampiran 38 & 39.
57
Berdasarkan hasil validasi bahan ajar, penilaian dari validator pertama memperoleh persentase 68.33% sedangkan penilaian dari validator kedua memperoleh persentase 90%, rata-rata persentase validasi bahan ajar 79.17% sehingga bahan ajar dinyatakan valid. B. Pembahasan Pengembangan bahan ajar melalui prosedur pengembangan sistem pembelajaran Dick, Carey & Carey (2005) memungkinkan untuk dihasilkannya bahan ajar OTAK yang sesuai dengan karakteristik sekolah serta memenuhi kebutuhan siswa. Hal tersebut dikarenakan pengembangan sistem pembelajaran Dick, Carey & Carey (2005) menyajikan langkah yang sistematis mencakup lima tahap utama pengembangan desain instruksional yakni analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. kelima tahap tersebut selanjutnya dijabarkan
dalam
sepuluh
langkah
yang
saling
terkait
meliputi;
1)
mengidentifikasikan tujuan instruksional, 2) melaksanakan analisis pembelajaran 3) mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa dan 4) merumuskan tujuan performansi, 5) mengembangkan butir–butir tes acuan patokan, 6) mengembangkan strategi pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih bahan ajar, 8) mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif, 9) merevisi bahan ajar, 10) validasi bahan ajar. Langkah-langkah yang sistematis mulai dari analisis hingga evaluasi merefleksikan rangkaian sistem yang dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan instruksional di suatu sekolah. Kesesuaian antara tujuan yang hendak dicapai, kebutuhan yang perlu dipenuhi untuk mencapai tujuan, kondisi pembelajaran yang mendukung pencapaian tujuan, strategi yang perlu ditempuh untuk memenuhi tujuan serta alat ukur untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian tujuan merupakan titik kunci dalam prosedur pengembangan desain instruksional. Tahap revisi dilakukan secara berkala pada beberapa tahapan (ditunjukkan dengan garis putus-putus yang terhubung dari tahap sembilan menuju ke beberapa tahapan pada diagram metode). Proses revisi berfokus pada perbaikan produk dan keselarasan antar komponen sistem pembelajaran.
58
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan instruksional tampak bahwa kebutuhan utama yang perlu dipenuhi untuk mewujudkan tujuan instruksional MAN 2 Pekalongan sesuai visi dan misi adalah keberadaan bahan ajar yang terintegrasi nilai islami, memenuhi hakikat sains dalam biologi serta memuat konten terkait potensi lokal daerah pekalongan. Sehingga fokus pengembangan menitik beratkan pada pengembangan bahan ajar. Namun demikian, dalam implementasi bahan ajar perlu didukung strategi pembelajaran yang tepat. Sehingga menciptakan suasana yang mendukung berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan instruksional diperlukan pula pengembangan instrument evaluasi yang sinergis. Penggunaan model Dick, Carey and Carey (2005) dalam pengembangan bahan ajar biologi pada penelitian ini memiliki beberapa keunggulan yaitu (1) menghasilkan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan siswa karena sebelum pengembangan dilakukan analisis terlebih dahulu, (2) adanya pertautan antara tiap komponen khususnya material pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki, dan (3) menghasilkan produk yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan pembelajaran dan menjadi referensi dalam pengembangan bahan ajar pada skala yang lebih luas dalam proses pembelajaran yang berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan paparan Harijanto (2007) bahwa pengembangan bahan ajar dengan desain model Dick, Carey and Carey memiliki keunggulan sebagai berikut; (1) bahan ajar meningkatkan fokus pembelajaran. Bahan ajar yang disusun melalui analisis tingkat kemampuan siswa dan kebutuhan yang perlu dipenuhi untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dapat meningkatkan fokus pembelajaran melalui urutan pembelajaran yang efektif (2) ketepatan kaitan antar komponen dalam pembelajaran, khususnya strategi dan hasil yang diharapkan. Melalui bahan ajar akan jelas target khusus (pengetahuan dan/atau kemampuan) yang diajarkan melalui kondisi belajar yang disiapkan. (3) proses empirik dan dapat diulangi. Pembelajaran dirancang tidak hanya untuk sekali waktu, tetapi sejauh mungkin dapat dilaksanakan. Pengembangan bahan ajar OTAK melalui model Dick, Carey and Carey (2005) dapat memadukan nilai islami yang merupakan karakteristik MAN 2
59
Pekalongan dengan hakikat sains dalam pembelajaran biologi. Selama ini pengintegrasian nilai islami dalam sains merupakan permasalahan umum yang terjadi di madrasah. Hal tersebut sebagaimana paparkan Roziy (2007) dan Kosim (2012) bahwa masalah yang dialami madrasah dalam pengintegrasian nilai islami terutama pada mata pelajaran sains adalah belum adanya bahan ajar yang dirancang khusus untuk mengintegrasikan nilai islami, bahan ajar yang digunakan tidak berbeda dengan yang digunakan pada sekolah umum. Integrasi nilai islami dalam biologi tampak secara komprehensif dan sinergis antar komponen pembelajaran terlihat pada perencanaan pembelajaran yang secara khusus menyediakan kondisi berfokus pada pencapaian tujuan pembelajaran, bahan ajar yang digunakan, strategi pembelajaran yang dikembangkan dan instrumen evaluasi. Karena penelitian ini berfokus pada bahan ajar, maka bahan ajar mendapatkan perhatian lebih. Sebelum diimplementasikan bersama komponen pembelajaran yang lain bahan ajar perlu diuji coba terlebih dahulu. Uji coba pertama adalah uji perorangan yakni proses koreksi bahan ajar yang dilakukan pakar dalam hal ini dosen dan guru. Kriteria yang digunakan untuk uji perorangan sama dengan kriteria validasi bahan ajar. Hasil yang diperoleh dari uji perorangan digunakan sebagai acuan dalam revisi bahan ajar. Setelah dilakukan revisi bahan ajar selanjutnya dilakukan uji kelompok kecil yang bertujuan untuk memperoleh masukan terkait perbandingan bahan ajar yang pernah digunakan dan bahan ajar hasil pengembangan. Hasil dari uji coba kelompok kecil digunakan sebagai acuan untuk revisi bahan ajar agar bahan ajar siap diimplementasikan dalam pembelajaran bersama komponen pembelajaran yang lain. Implementasi bahan ajar beserta komponen pembelajaran yang lain merupakan uji skala lapangan. Bahan ajar diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas X4 MAN 2 Pekalongan dengan jumlah siswa 37 orang. Pembelajaran dilakukan di luar jam pembelajaran namun tidak mengganggu proses pembelajaran karena memanfaatkan waktu kurang efektif saat sekolah memperingati hari ulang tahun kemerdekaan. Pembelajaran dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pada tanggal 18, 19 dan 20 Agustus 2014 dan setiap pertemuan berdurasi 3 x 45 menit sesuai RPP. Implementasi bahan ajar dalam
60
pembelajaran bertujuan untuk memperoleh data hasil belajar siswa meliputi kognitif, psikomotorik dan afektif. Implementasi bahan ajar OTAK didukung dengan sintaks pembelajaran 5M (Menyajikan permasalahan, Mengolah permasalahan, Mengkomunikasikan hasil, Muhasabah/refleksi diri dan Merencanakan perubahan) yang dikembangkan dari sintaks inkuiri. Sintaks 5M tafakur ayat kauniyah menjadikan suasana pembelajaran lebih bermakna. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyajian permasalahan yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Permasalahan yang disajikan guru selanjutnya di tafakuri oleh siswa melalui kegiatan ilmiah yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan data dan mengasosiasikan data dalam bentuk tabel, matrik, atau grafik dan sekaligus dilakukan penarikan kesimpulan. Langkah ini dapat diasosiasikan dengan pencapaian keterampilan proses sains terpadu yang meliputi; identifikasi variabel, merumuskan hipotesis, mengolah data, menyajikan data dalam bentuk tabel atau grafik serta menyimpulkan. Hasil dari kegiatan bertafakur kemudian dikomunikasikan dalam berbagai cara seperti laporan hasil praktik atau presentasi hasil kegiatan. Tahap muhasabah/refleksi diri merupakan tahap dimana siswa melakukan evaluasi terhadap diri mereka terkait dengan permasalahan yang disajikan maupun tingkat kepahaman siswa terhadap materi. Melalui tahap ini diharapkan siswa dapat merefleksi diri secara holistik meliputi aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Melalui tahap ini pula diharapkan nilai karakter siswa dapat terinternalisasi dan berkembang secara optimal. Setelah siswa dibimbing melakukan evaluasi diri, tahap selanjutnya dibimbing untuk merencanakan perubahan ke arah yang lebih baik berdasarkan hasil evaluasi diri. Implementasi bahan ajar OTAK dengan sintaks pembelajaran 5M merupakan proses pembelajaran yang memungkinkan siswa memperoleh hasil belajar yang komprehensif. Dwikoranto (2010) menyatakan tantangan bagi para guru biologi adalah bagaimana melakukan pembelajaran yang menitikberatkan pada proses memanusiakan manusia dan memaknai hidup serta berkembang secara komprehensif aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hasil belajar pada ranah kognitif atau tingkat pemahaman siswa dievaluasi melalui pre-test dan post-test, pre-test dilaksanakan secara serta merta siswa
61
langsung dibagikan soal dan mengerjakan tanpa pembelajaran terlebih dahulu. Hasil pre-test siswa memperoleh nilai rata-rata kelas 41.41 persentase ketuntasan klasikal siswa berdasar KKM 70 sebesar 0%. Sedangkan pada post-test siswa telah dibagikan bahan ajar dan dibimbing dalam pembelajaran materi pencemaran lingkungan. Siswa memperoleh nilai rata-rata kelas 73.45 dengan persentase ketuntasan klasikal siswa mencapai 72.97%. Hasil pre-test dan post-test kemudian di uji N-Gain untuk mengetahui kategori peningkatan pemahaman siswa pada materi pencemaran lingkungan. Nilai N-Gain dari hasil pre-test dan post-test berada pada kategori sedang untuk seluruh siswa. Peningkatan pemahaman siswa dikarenakan pada pre-test siswa belum pernah mendapatkan materi pencemaran lingkungan, terdapat istilah terkait materi pencemaran lingkungan dalam soal yang dianggap asing oleh siswa sehingga siswa kurang memahami makna dari soal dan siswa diminta mengerjakan soal tanpa diberi kesempatan untuk terlebih dahulu membaca bahan ajar. Hal tersebut membuat siswa minim kesiapan dan motivasi dalam mengerjakan soal. Sedangkan pada post-test pembagian bahan ajar memberikan suasana dan motivasi baru pada siswa, sebagaimana diungkapkan Hamalik (2011) bahwa pemanfaatan bahan ajar dalam pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar serta berpengaruh secara psikologi kepada siswa. pembagian bahan ajar membuat siswa memiliki motivasi baru untuk melakukan pembelajaran terlebih tampilan bahan ajar yang lebih menarik dari yang biasa digunakan siswa. Pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar OTAK berlansung lancar dan antusiasme siswa juga tinggi. Hal tersebut membuat penyampaian meteri berjalan efektif. Guru memberikan contoh pemanfaatan glosarium untuk mencari daftar kata asing, karena sebelumnya istilah asing masih menjadi kendala bagi siswa. Bahan ajar memuat beberapa contoh kasus yang termuat pada soal. Hal-hal tersebut menjadikan pengetahuan siswa bertambah dan lebih dapat menguasai materi ketika menghadapi post-test. Hal tersebut sesuai dengan teori belajar asosiasi menurut Thorndike (Slameto 2010) yang menyatakan bahwa kesiapan belajar merupakan prasyarat dalam menempuh tahap belajar selanjutnya.
62
Peningkatan hasil belajar kognitif siswa menunjukkan bahwa tujuan penyusunan bahan ajar salah satunya telah tercapai yakni adanya bahan ajar membantu siswa dalam mempelajari materi pencemaran lingkungan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Prastowo (2010) tujuan penyusunan bahan ajar diantaranya untuk membantu siswa mempelajari sesuatu, menyediakan alternatif bahan ajar untuk mencegah kebosanan pada diri siswa, memudahkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran serta untuk memotivasi siswa dalam belajar. Berdasarkan nilai ketuntasan klasikal pre-test dan post-test implementasi bahan ajar OTAK yang menunjukkan bahwa pada pre-test tidak ada siswa yang mencapai KKM sedangkan pada post-test persentase ketuntasan klasikal siswa mencapai 72.97% mencapai indikator yang ditentukan yaitu minimal 70% siswa tuntas KKM. Hasil uji N-Gain dari pre-test dan post-test memperoleh kriteria sedang. Berdasarkan data ketuntasan klasikal dan hasil uji N-Gain diketahui bahwa indikator keberhasilan telah tercapai, dengan demikian implementasi bahan ajar OTAK mengoptimalkan pemahaman siswa pada materi pencemaran lingkungan. Evaluasi selanjutnya dilakukan pada ranah psikomotorik yakni dengan mengukur tingkat keterampilan proses sains siswa. Tingkat keterampilan proses sains siswa merupakan data yang diperoleh dari evaluasi laporan praktikum siswa secara berkelompok. Praktikum dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi deterjen terhadap daya tahan organisme dalam hal ini ikan. Kegiatan praktikum dimaksudkan untuk pengembangan keterampilan proses sains terintegrasi yang meliputi keterampilan identifikasi variabel, perumusan hipotesis, menyusun data dalam bentuk tabel, pengolahan data/pembahasan dan penarikan kesimpulan (Murdilarto 2002). Keterampilan–keterampilan yang dikembangkan sebelumnya telah disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa setelah menganalisis kemampuan bawaan siswa, hal ini dimaksudkan agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam menjalani proses praktikum, terlebih kegiatan praktikum merupakan pengalaman pertama bagi siswa. Proses praktikum berjalan lancar, siswa melakukan praktikum sesuai dengan prosedur LTS (Lembar Tafakur Siswa) namun beberapa kelompok terutama yang beranggotakan siswa putra terlihat kurang fokus dalam melakukan praktikum dan
63
justru bermain dengan alat maupun bahan praktikum. Sebagian besar siswa antusias mengikuti praktikum karena merasa senang dapat berinteraksi secara langsung dengan objek pembelajaran. Hal tersebut diketahui dari komentar siswa terhadap implementasi bahan ajar OTAK, pada poin kebermaknaan kegiatan praktikum sebanyak 33.33% siswa berkomentar kegiatan praktikum sangat menarik sebab siswa dapat berinteraksi langsung dengan objek pembelajaran, selama ini pembelajaran biologi hanya sebatas tekstual. Hasil dari praktikum relatif seragam untuk seluruh kelompok (8 kelompok) yakni menghasilkan kesimpulan konsentrasi deterjen berpengaruh terhadap daya tahan ikan. Berdasarkan penilaian laporan praktikum siswa, tercatat bahwa tingkat keterampilan proses sains siswa memperoleh nilai 84.12, nilai tersebut masuk dalam kategori sangat terampil. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan praktikum yang termuat dalam bahan ajar OTAK dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan persentase tiap aspek keterampilan proses sains terpadu, keterampilan identifikasi variabel mendapat persentase 95.83%, aspek perumusan hipotesis 87.50%, aspek penyusunan tabel 75%, pembahasan 75% dan penarikan kesimpulan 95.83%. Pengetahuan mengenai identifikasi variabel dan perumusan hipotesis telah diperoleh siswa karena telah menempuh materi hakikat biologi sebagai ilmu sehingga mendapat persentase tinggi demikian, namun untuk keterampilan menyusun data dalam tabel, siswa belum menguasai tabel sesuai standar ilmiah. Slameto (2010) menyatakan bahwa kesiapan belajar merupakan prasyarat dalam menempuh tahap belajar selanjutnya. Sudarisman (2010) menyatakan penerapan keterampilan proses sains pada pembelajaran biologi memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga mengoptimalkan hasil belajar siswa. Pengembangan
kegiatan
praktikum
tidak
hanya
mengembangkan
keterampilan proses sains siswa tetapi juga menyentuh sisi afektif siswa. Hal tersebut diketahui melalui tanggapan siswa terhadap implementasi bahan ajar OTAK pada poin kebermaknaan kegiatan praktikum sebanyak 10 (sepuluh) dari 37 (tiga puluh tujuh) siswa berkomentar kegiatan praktikum menyadarkan bahwa setiap aktivitas yang dilakukan manusia berpengaruh terhadap lingkungan sebagai
64
contoh aktivitas mencuci pakaian yang limbahnya langsung terbuang ke sungai akan berdampak buruk pada ekosistem, sedangkan 8 (delapan) siswa berkomentar kegiatan praktikum menyadarkan siswa bahwa tanpa disadari sebelumnya organisme lain contohnya ikan juga berhak hidup. Akinbobola & Afolabi (2010) menyatakan pendekatan keterampilan proses sains memberikan siswa kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas ilmiah sebagaimana dilakukan ilmuwan sehingga mengembangkan cara berpikir dan bersikap ilmiah. Kesadaran bahwa aktivitas manusia selalu berdampak pada lingkungan yang muncul setelah melakukan praktikum merupakan wujud kesadaran bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah yang bertugas menjaga alam semesta. Supardi (2012) menyatakan bahwa dengan didasari nilai-nilai islami manusia akan menyadari perannya sebagai khalifah di muka bumi yang bertanggungjawab melestarikan lingkungan melalui aplikasi sains dan teknologi sebagai manifestasi dari rasa syukur terhadap anugerah akal. Demikianlah wujud hasil dari pembelajaran orientasi tafakur ayat kauniyah, melalui kajian ilmiah terhadap alam semesta yang dioperasionalkan melalui praktikum, dapat mengantarkan siswa pada pemahaman spiritual. Suroso (2009) menyatakan ayat Allah dikenal ada dua macam, yaitu ayat qauliyah kitab suci Al-Quran sebagai petunjuk bagi orang-orang bertaqwa dan ayat kauniyah, berupa hukum alam yang tersebar di bumi menjadi tanda bagi kaum yang mengambil pelajaran. Melalui kegiatan praktikum yang mengkaji ayat kauniyah secara tak langsung siswa memahami pula ayat qauliyah sebagaimana dalam Q.S Al-An’am ayat 165 Allah berfirman; Dialah Allah yang menjadikan manusia sebagai khalifah-khalifah di bumi. Kegiatan praktikum juga menyadarkan bahwa manusia telah banyak berbuat kerusakan di muka bumi, hal tersebut berkorelasi pada ayat qauliyah dalam Q.S Ar-rum ayat 41 telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. Penerapan pembelajaran biologi berbasis keterampilan proses yang termuat dalam bahan ajar OTAK memiliki keunggulan yang memungkinkan pembentukan karakter siswa sebagaimana dipaparkan Sudarisman (2010) pembelajaran berbasis keterampilan proses memungkinkan dapat dikembangkan sikap ilmiah pada siswa. Sikap ilmiah
65
yang berkembang setelah melakukan keterampilan proses tersebut merupakan sikap dasar dalam membangun landasan karakter moral pada siswa. Evaluasi pembelajaran dengan bahan ajar OTAK juga mencakup ranah efektif. Evaluasi ranah afektif bertujuan untuk mengetahui tingkat internalisasi nilai karakter religius dan nilai karakter peduli lingkungan siswa. Data karakter religius dan peduli lingkungan diperoleh dari angket karakter yang diisi oleh siswa. Angket karakter nilai religius dan peduli lingkungan berisi pernyataan-pernyataan yang dikembangkan dari indikator nilai religius dan peduli lingkungan yang dirumuskan Kemendiknas (2010a) Indikator nilai religius yang relevan dengan penelitian ini adalah; mensyukuri keunggulan manusia sebagai makhluk pencipta dan penguasa dibandingkan makhluk lain, bersyukur kepada Tuhan karena menjadi warga bangsa Indonesia, merasakan kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai keteraturan di alam semesta, mengagumi kebesaran Tuhan melalui pokok bahasan pencemaran lingkungan dalam mata pelajaran Biologi. Sedangkan nilai peduli lingkungan indikatornya merencanakan dan melaksanakan berbagai kegiatan pencegahan kerusakan lingkungan. Hasil analisis angket nilai karakter religius dan peduli lingkungan menunjukkan pencapaian rata-rata untuk nilai karakter religius sebesar 82.97 dan karakter peduli lingkungan sebesar 81.68 nilai dari karakter religius dan peduli lingkungan menurut kemendiknas (2010b) masuk dalam kriteria membudaya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perancangan dan penerapan bahan ajar OTAK turut mempengaruhi internalisasi nilai karakter siswa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Dwikoranto (2010) bahwa pembelajaran biologi yang dirancang dengan baik akan mengoptimalkan pembentukan karakter siswa. Pencapaian internalisasi sikap tidak dapat secara serta merta disimpulkan sebagai hasil mutlak dari implementasi bahan ajar OTAK beserta sintaks pembelajaran khas tafakur 5M, sebab pembentukan sikap sangat kompleks dan dipengaruhi banyak faktor, Azwar (2013) menyebutkan ada enam faktor yang memperngaruhi pembentukan sikap yakni pengalaman pribadi, pengaruh orang yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan agama, dan pengaruh faktor emosional. Pada kesempatan ini pembahasan
66
dibatasi pada dua faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yakni faktor pengalaman pribadi dan faktor lembaga pendidikan dan agama. Pengalaman pribadi merupakan kejadian yang telah dan sedang dialami yang turut mempengaruhi individu dalam merespon suatu objek (Azwar 2013), dalam hal ini implementasi bahan ajar OTAK dalam pembelajaran merupakan bagian dari pengalaman pribadi siswa. Lebih lanjut Azwar (2013) menjelaskan bahwa untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Selama ini pembelajaran di sekolah jarang bersentuhan dengan pendidikan nilai yang berorientasi pada pembentukan karakter (Abdurrahman 2007). Hal tersebut mengakibatkan pembelajaran kurang bermakna dan juga mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk mempelajari sains sehingga sains kurang bermakna bagi siswa (Martin, et al. 2005). Kegiatan praktikum pencemaran air oleh deterjen yang dilakukan siswa merupakan kegiatan yang meninggalkan kesan mendalam bagi siswa. Hal ini dikarenakan kegiatan praktikum relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Yew Mei (2007) menyatakan bahan ajar bermuatan keterampilan proses sains perlu menghadirkan relevansi sains dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk memberi kesadaran terhadap siswa bahwa implementasi ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Kegiatan praktikum yang merupakan kegiatan pertama kali bagi siswa, meninggalkan kesan bagi siswa. Banyaknya ikan yang mati setelah dimasukkan ke dalam gelas berisi larutan deterjen membuat siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan yang bermuara pada pemahaman bahwa Tuhan menciptakan lingkungan beserta organisme yang hidup di dalamnya untuk menunjang kehidupan manusia, namun manusia harus bijaksana terhadap lingkungan untuk menjaga kelestariannya. Sebagaimana menurut Masrukhi (2012) keseimbangan antara hak dan kewajiban berlaku pula dalam relasi antara manusia dengan alam sekitar. Ketika nilai-nilai tanggung jawab, kepedulian, kecintaan, kasih sayang, kearifan, kesantunan, terwujud dalam kehidupan sehari-hari melalui relasi dengan alam semesta maka akan terinternalisasikan nilai-nilai itu sebagai sebuah moral knowing,
67
moral feeling, dan moral action yang pada gilirannya akan tumbuh kesadaran terhadap keagungan sang pencipta. Pengalaman pribadi selanjutnya menginspirasi siswa untuk bersikap positif terhadap lingkungan hal ini tercermin dari komentar siswa tentang kebermanfaatan implementasi bahan ajar OTAK dalam menginspirasi sikap peduli lingkungan, 26 (dua puluh enam) siswa menjawab bahwa implementasi bahan ajar menginspirasi siswa untuk peduli dan turut menjaga lingkungan, sebab kerusakan lingkungan akan dirasakan pula dampaknya oleh manusia. Komentar tersebut turut mewakili ketercapaian indikator karakter peduli lingkungan berdasar Kemendiknas (2010a) merencanakan dan melaksanakan berbagai kegiatan pencegahan kerusakan lingkungan. Faktor pembentukan sikap selanjutnya adalah lembaga pendidikan dan lembaga agama. Azwar (2013) memaparkan lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem memiliki pengaruh terhadap pembentukan sikap dikarenakan adanya penanaman dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. MAN 2 Pekalongan sebagai lembaga pendidikan yang berkomitmen menanamkan nilai-nilai agama, diwujudkan melalui visi dan misi yang diusung tentunya memiliki sistem untuk membentuk karakter religius pada diri siswa. Pengembangan bahan ajar OTAK merupakan suatu upaya melengkapi sistem penanaman nilai karakter yang berfokus pada intergrasi dalam pembelajaran biologi. Dengan kata lain pendekatan keagamaan digunakan dalam pembelajaran untuk membentuk sikap kepedulian terhadap lingkungan. Kambuaya (2011) menyatakan pendekatan keagamaan untuk melestarikan lingkungan merupakan salah satu strategi untuk memberikan pengertian tentang pentingnya lingkungan hidup dengan mudah karena dalam agama apapun telah mengajarkan prinsipprinsip yang mengatur keselarasan hidup manusia dengan alam bahkan larangan dan peringatan agar manusia tidak merusak semesta pun telah disampaikan oleh Allah SWT yang tertuang dalam kitab suci Al-Qur’an. Pendekatan keagamaan dalam bahan ajar OTAK berfokus pada hubungan antara manusia dan alam serta posisi manusia terhadap alam. Kutipan Q.S AlAn’am ayat 165 yang menjelaskan tentang posisi manusia sebagai khalifah atau
68
pemimpin di bumi dimaksudkan agar siswa memahami bahwa manusia diberi kelebihan berupa akal pikiran sehingga unggul dibandingkan makhluk lain, keunggulan tersebut bukan untuk menjadikan manusia sebagai makhluk yang berkuasa semena-mena terhadap makhluk lain dengan mengeksplorasi sumber daya alam untuk kepentingan pribadi. Namun akal yang telah diangerahkan seharusnya untuk mengelola sumber daya alam secara bijak melalui penerapan ilmu pengetahuan dan biologi. Sebagaimana dipaparkan Supardi (2012) dengan didasari nilai-nilai islami manusia akan menyadari perannya sebagai khalifah di muka bumi yang bertanggungjawab melestarikan lingkungan melalui aplikasi sains dan teknologi sebagai wujud dari rasa syukur kepada Allah atas anugerah berupa akal. Hal tersebut sejalan dengan salah satu indikator nilai religius rumusan Kemendiknas (2010a) mensyukuri keunggulan manusia sebagai makhluk pencipta dan penguasa dibandingkan makhluk lain. Perwujudan rasa syukur terhadap akal yang telah dianugerahkan oleh Allah, dalam bahan ajar OTAK tampak pada materi yang mengulas kreativitas manusia dalam mengolah limbah menjadi bahan yang lebih bermanfaat, pemanfaatan Eceng gondok (Eichornia crassipes) dalam fitoremediasi pencemaran logam berat dari pewarna teksil kimiawi serta limbah eceng gondok dimanfaatkan untuk kerajinan tangan dan perabot rumah tangga, dan pemanfaatan keanekaragaman flora indonesia dalam pengembangan bahan pewarna alami. Manusia yang senantiasa bersyukur dengan berpikir kreatif mendayaguna akal, akan dapat memahami tandatanda kebesaran Allah melalui apa yang Ia ciptakan. Sejalan dengan kandungan makna dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 190-191 yaitu Allah berfirman dalam setiap ciptaan-Nya terdapat tanda kebesaran Allah bagi orang-orang berakal, yaitu orang yang senantiasa mengingat Allah dalam setiap kesempatan seraya berkata tidak ada yang sia-sia dari apa yang Allah ciptakan. Pemahaman bahwa di Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mengantarkan siswa untuk bersyukur kepada Tuhan karena menjadi warga bangsa Indonesia. Dengan demikian, satu lagi indikator nilai religius Kemendiknas (2010a) tercover dalam implementasi bahan ajar OTAK.
69
Indikator nilai religius lain adalah merasakan kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai keteraturan di alam semesta (Kemendiknas 2010a). Untuk menstimulasi internalisasi nilai religius dengan indikator tersebut upaya yang ditempuh adalah memberikan penjelasan detail mengenai dynamic equilibrium yakni keseimbangan komponen-komponen ekosistem yang selalu berubah namun berada pada kondisi proporsional serta disertai contoh yang terjadi di alam. Upaya pengintegrasian nilai religius dalam materi pencemaran bertujuan untuk memunculkan indikator nilai religius berikut “mengagumi kebesaran Tuhan melalui pokok bahasan pencemaran lingkungan dalam mata pelajaran Biologi” (Kemendiknas 2010a). Indikator nilai karakter peduli lingkungan oleh Kemendiknas (2010a) merencanakan dan melaksanakan berbagai kegiatan pencegahan kerusakan lingkungan. Pada penelitian ini pengukuran sikap dilakukan melalui pengisian angket oleh siswa. Untuk dapat mengekspresikan indikator tersebut, maka dikembangkan pernyataan tentang rencana dan pelaksanaan kegiatan pencegahan kerusakan lingkungan. Berdasarkan hasil analisis angket pencapaian nilai karakter peduli lingkungan siswa berada pada kategori Membudaya. Hal ini tidak terlepas dari peran integrasi nilai-nilai keagamaan dalam lembaga pendidikan, Azwar (2013) menyatakan konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan sehingga berpengaruh dalam menentukan sikap individu. Implementasi bahan ajar OTAK memerlukan data tanggapan guru dan siswa. Data tersebut berguna sebagai pertimbangan revisi bahan ajar serta untuk mengetahui prospek bahan ajar sebagai salah satu alternatif bahan pembelajaran di MAN 2 Pekalongan. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tanggapan guru dan siswa adalah angket. Data tanggapan guru pengampu mata pelajaran biologi terhadap implementasi bahan ajar meliputi aspek kesesuaian materi dengan SK dan KD, kesesuaian bahan ajar dengan visi dan misi MAN 2 Pekalongan, kontekstualitas materi dan potensi lokal daerah pekalongan, efektivitas kegiatan praktikum praktikum dalam pengembangan keterampilan proses sains siswa, keterpahaman siswa terhadap bahasa yang digunakan, keserasian gambar, tata letak dan warna
70
serta efektivitas ilustrasi dalam penyampaian pesan, serta prospek bahan ajar sebagai alternatif bahan ajar di MAN 2 Pekalongan. Berdasarkan data tanggapan guru terhadap bahan ajar OTAK, guru memberikan apresiasi positif terhadap pengembangan bahan ajar OTAK. Hal ini ditunjukkan melalui komentar guru pada setiap aspek penilaian bahan ajar. Saran guru terutama pada aspek kegiatan praktikum pengelolaan kelas perlu dikembangan dan pemberian instruksi perlu dipertegas agar praktikum berjalan efektif dan efisien waktu. Kontekstualitas materi sudah baik terutama karena mengangkat potensi lokal daerah pekalongan yaitu industri batik bukan hanya dalam hal sebagai faktor pencemaran tetapi juga menyajikan solusi alternatif berkaitan dengan aplikasi ilmu biologi dalam mencegah maupun mengurangi dampak pencemaran, namun masih memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Terkait aspek penyajian gambar dan ilustrasi menurut guru apa yang tersaji dalam bahan ajar sudah menarik bagi siswa, namun dalam implementasi pembelajaran guru perlu mengarahkan siswa agar fokus bukan tertuju pada gambar ataupun ilustrasi tetapi pada pesan yang diharapkan tersampai kepada siswa. Tanggapan guru terhadap bahan ajar OTAK sangat sesuai untuk menjadi alternatif bahan ajar yang mendukung visi dan misi sekolah, namun dalam kondisi sebenarnya bahan ajar perlu dimodifikasi untuk menekan biaya produksi. Tanggapan siswa terhadap implementasi bahan ajar OTAK dalam pembelajaran menunjukkan respon sangat baik, 100% siswa menyatakan Ya untuk seluruh aspek penilaian bahan ajar. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai tanggapan siswa, angket tanggapan dirancang dengan kolom komentar. Berdasarkan rekapitulasi komentar siswa terhadap implementasi bahan ajar terlihat jawaban yang sangat variatif, pada aspek bahasa jawaban siswa dikelompokkan dalam tiga variasi jawaban yaitu, bahasa yang digunakan baku dan dapat dipahami dikemukakan oleh 14 (empat belas) siswa, adanya glosarium membantu memberi definisi terhadap istilah asing dikemukaan oleh 12 (dua belas) siswa dan ukuran serta jenis huruf terbaca jelas dikemukaan oleh 11 (sebelas) siswa. Pada aspek yang terkait kegiatan praktikum, 13 (tiga belas) siswa mengemukaan bahwa kegiatan praktikum berkesan karena siswa melakukan kegiatan secara
71
langsung, bukan sekedar teoritis, sedangkan 10 (sepuluh) siswa berkomentar kegiatan praktikum menyadarkan bahwa aktivitas manusia sangat berpengaruh terhadap lingkungan dan 8 (delapan) siswa berkomentar kegiatan praktikum menyadarkan bahwa makhluk hidup lain juga berhak untuk hidup, sisanya 6 (enam) siswa berkomentar Kegiatan praktikum berkesan karena pertama kali dilakukan. Aspek integrasi nilai islami dengan biologi jawaban siswa relatif memiliki makna yang sama yaitu pengintegrasian nilai islami dalam bahan ajar biologi merupakan hal yang bermanfaat, 4 (empat) siswa memberikan saran bahwa pengutipan ayat alquran, bukan hanya dituliskan artinya akan menjadikan bahan ajar semakin menarik. Pada aspek kontekstualitas, materi seluruh siswa berpendapat bahwa contoh kasus yang terdapat dalam bahan ajar terkait dengan kehidpupan sehari-hari. Aspek yang terakhir adalah kebermanfaatan bahan ajar dalam menginspirasi sikap peduli lingkungan 27 (dua puluh tujuh) siswa menjawab bahan ajar menginspirasi untuk peduli lingkungan, karena kerusakan lingkungan dampaknya juga akan dirasakan manusia sedangkan 10 (sepuluh) siswa menjawab manusia memang bertugas menjaga kelesterian lingkungan sebagamana perintah Allah. Berdasarkan data tanggapan siswa dapat dinyatakan bahwa siswa merespon positif terhadap pengembangan dan implementasi bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah di MAN 2 Pekalongan. Berdasarkan tanggapan positif dari guru dan siswa MAN 2 Pekalongan, maka dapat dinyatakan bahwa bahan ajar OTAK hasil penelitian dan pengembangan sesuai untuk diterapkan di MAN 2 Pekalongan. Bahan ajar OTAK dapat menjadi salah satu referensi bahan ajar terintegrasi nilai islami, mesti tidak menutup kemungkinan dalam penerapan di materi yang lebih luas masih perlu penyesuaian mengikuti dinamika dunia pendidikan indonesia. Tahap akhir penelitian ini adalah validasi akhir, validasi akhir dilakukan setelah bahan ajar direvisi berdasarkan pertimbangan setelah melakukan uji coba implementasi bahan ajar. Validasi dilakukan oleh dua orang validator yakni dosen bidang lingkungan dan guru biologi selain pengampu di kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian. Hasil
validasi dari validator pertama memperoleh
persentase sebesar 68.33%, sedangkan validator kedua memberikan persentase
72
sebesar 90%. Nilai rata-rata validasi bahan ajar OTAK memperoleh persentase 79.17% sehingga bahan ajar OTAK dinyatakan layak sesuai kriteria menurut Setyowati (2013). Pertimbangan dalam penentuan validator dari pihak dosen dan guru adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar dari sudut pandang akurasi tiap komponen menurut dosen, sedangkan guru menilai dari sudut pandang tingkat kesesuaian dan keterterapan bahan ajar terutama dengan membandingkan bahan ajar hasil pengembangan dan bahan ajar yang pernah digunakan dalam materi yang sama. Dengan demikian diharapkan hasil validasi merupakan perpaduan antara akurasi setiap komponen kelayakan bahan ajar dan kesesuaian bahan ajar untuk diterapkan di MAN 2 Pekalongan. Berdasarkan rentetan tahap pengembangan bahan ajar melalui prosedur pengembangan sistem pembelajaran Dick, Carey & Carey (2005), maka dihasilkan bahan ajar yang bersifat khas karena sesuai dengan karakteristik pengguna maupun lingkungan tempat bahan ajar diimplementasikan serta memunginkan pencapaian tujuan instruksional mata pelajaran biologi di MAN 2 Pekalongan. Belawati (2003) menyatakan bahwa bahan ajar idealnya bersifat unik dan spesifik. Unik artinya bahan ajar tersebut dapat digunakan untuk audiens tertentu dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Spesifik artinya isi bahan ajar tersebut dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tertentu dan sistematika cara penyampaiannya pun disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa yang menggunakannya. Hasil akhir bahan ajar OTAK memenuhi kriteria spesifikasi produk yang telah ditentukan. Bentuk fisik bahan ajar OTAK berupa bahan ajar cetak dengan ukuran kertas A4, jenis huruf yang digunakan dalam teks inti Times New Roman dengan ukuran huruf 12. Jenis dan ukuran huruf yang digunakan dalam bahan ajar membuat bahan ajar nyaman untuk dibaca. Konten berisi materi yang terintegrasi nilai-nilai islami, gambar ilustrasi berwarna, lembar kerja keterampilan proses sains, rangkuman dan soal evaluasi disertai pula glosarium. Kelengkapan konten bahan ajar OTAK dapat mengoptimalkan manfaat bahan ajar dalam implementasi pada proses pembelajaran. Bahan ajar yang mengacu KTSP sinergis dengan visi dan misi
73
MAN 2 Pekalongan. Karakteristik yang membedakan dengan bahan ajar terdahulu meliputi modifikasi materi pencemaran lingkungan yaitu ulasan mengenai industri batik yang menjadi potensi lokal daerah pekalongan, terintegrasi dengan nilai karakter religius dan peduli lingkungan, dan pengembangan lembar praktikum keterampilan proses sains. Bahan ajar OTAK final terlampir pada Lampiran 24. Pengembangan juga menghasilkan sintaks pembelajaran yang mendukung implementasi bahan ajar OTAK yakni sintaks khas tafakur ayat kauniyah 5M. Sintaks pembelajaran tersebut membantu pemenuhan tujuan pembelajaran yang meliputi ranah kognitif, psikomotorik dan afektif.
80
BAB V PENUTUP
A. Simpulan 1. Bahan ajar dikembangkan melalui prosedur pengembangan sistem pembelajaran Dick, Carey & Carey (2005) meliputi tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi, sehingga dihasilkan bahan ajar yang sesuai karakteristik dan kebutuhan pembelajaran di MAN 2 Pekalongan. 2. Peningkatan penguasaan materi antara sebelum dan setelah implementasi bahan ajar berada pada kriteria sedang berdasarkan uji N-Gain, ketuntasan klasikal mencapai 72.97% 3. Tingkat Keterampilan Proses Sains siswa memperoleh rata-rata nilai 84.12 sehingga dikategorikan Sangat Terampil 4. Internalisasi nilai karakter setelah implementasi bahan ajar untuk karakter religius mencapai nilai 82.97 masuk kategori Membudaya dan karakter peduli lingkungan mencapai nilai 81.69 masuk dalam kategori Membudaya 5. Tingkat kelayakan bahan ajar memperoleh nilai rata-rata total dari kedua validator 79.17% sehingga mendapat kategori valid. 6. Guru memberikan tanggapan positif terhadap pengembangan bahan ajar OTAK dan menyatakan bahan ajar sesuai dengan visi dan misi sekolah sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar di MAN 2 Pekalongan. Siswa memberikan tanggapan sangat positif terhadap pengembangan bahan ajar OTAK karena integrasi nilai islami merupakan hal bermakna dan bermanfaat, pengembangan kegiatan praktikum memberi pengalaman baru dan menyadarkan siswa pentingnya menjaga lingkungan.
81
B. Saran 1. Pengembangan bahan ajar melalui prosedur pengembangan sistem pembelajaran Dick, Carey & Carey (2005) perlu memperhatikan tujuan tiap tahapan dan memahami keterkaitan antar tahapan sebagai suatu sistem terpadu. 2. Kegiatan praktikum pengembangan keterampilan proses sains dapat dikembangkan lagi dengan variabel yang berbeda, bila sebelumnya variabel bebas adalah konsentrasi deterjen dan variabel terikat adalah daya tahan organisme, maka dapat dikembangkan dengan variabel terikat yang sama namun variabel bebas berbeda misal pengaruh jenis air (air sumur, air tercemar limbah deterjen dan air tercemar limbah batik). 3. Kegiatan keterampilan proses sains dapat dikembangkan sehingga memungkinkan untuk mengevaluasi keterampilan proses sains per individu. 4. Instrumen penilaian karakter siswa perlu divalidasi dan diuji coba terlebih dahulu terutama untuk kepentingan yang lebih mendalam terkait pengukuran karakter siswa.
82
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman. 2007. Meaningful learning re-invensi kebermaknaan pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Abdussalam, A. 2011. Paradigma Tauhid: Kajian Paradigma Alternatif Pengembangan Ilmu dan Pembelajaran. J Pendidikan Agama Islam-Ta’lim 9 (2) Adisendjaja, Y.H. 2007. Analisis Buku Ajar Berdasarkan Literasi Ilmiah Sebagai Dasar untuk Memilih Buku Ajar Sains (Biologi) [makalah] diseminarkan dalam Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi di Jurusan pendidikan Biologi FMIPA UPI, Bandung, 25-26 Mei 2007 Adisendjaja, Y.H. 2009. Analisis Buku Ajar Biologi Sma Kelas X di Kota Bandung Berdasarkan Literasi Sains. [online]. (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19551219198 0021_YUSUF_HILMI_ADISENDJAJA/PENELITIAN_ANALISIS_BUKU_ LITERASI_SAINS.pdf) diakses pada 23 April 2014 Airlanda, G.S & Sudarisman, S. 2011. Festival Sains Dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains. J Prosiding Seminar Nasional Biologi Universitas Sebelas Maret 8 (1) Akinbobola, A.O & Afolabi, F.2010. Analysis of Science Process Skills in West African Senior Secondary School Certificate Physics Practical Examinations In Nigeria. J Bulgarian Journal of Science and Education Policy (BJSEP) 4(1) Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Azwar, S. 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Belawati, T. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Borg, W.R, Gall, M.D. & Gall, J.P. 2007. Educational Research: An Introduction (8th Edition). Boston: Pearson Education. BSNP. 2006.Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP.2013. Deskripsi Instrumen 1 Penilaian Buku Teks Pelajaran Biologi SMA/MA. Jakarta
83
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jendral Manajer Pendidikan Dasar dan Menengah. Dick, W. and Carey, L. 1985. The Systematic Design of Instruction (2nd edition). Glecview, Illionis: Scot, Foresman and Company. Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. 2005. The Systematic Design of Instruction (6th edition). New York: Allyn and Bacon. Djudin, T. 2012. Mempelajari Sains Mengimani Sang Pencipta: Menyisipkan Nilai Religius dalam Pembelajaran Sains. J Pendidikan Matematika dan IPA 3 (1) Dwikoranto. 2010. Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Berbasis Nilai di Fullday School. Proseding Seminar Nasional Pendidikan IPA Tahun 2010 dengan tema Membangun Profesionalisme Guru IPA melalui Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG). FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Penerbit Grasindo. Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Harijanto, M. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajar Sekolah Dasar. J Didaktika 2 (1) Hasruddin & Salwa R. 2012. Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi dan Permasalahannya di SMA Negeri Sekabupaten Karo. J Jurnal Tabularasa PPS Unimed Kambuaya, B. 2011. Pengantar dari Menteri Negara Lingkungan Hidup RI dalam Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan. Deputi Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup dan Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kemendiknas. 2010a. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran dalam Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Kementerian Pendidikan Nasional Badan Pendidikan dan Pengembangan Pusat Kurikulum Kemendiknas. 2010b. Petunjuk Teknis Penyusunan Perangkat Penilaian Afektif di SMA. Jakarta: Ditjen Manjemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA).
84
Kosim, M. 2012. Kandungan Agama Islam dalam Mata Pelajaran IPA di Madrasah. J Tadris 7(230) Martin, et.al. 2005. Teaching science for all children : inquiry methods for constructing understanding-3rd edition. Pearson education. Inc Masrukhi. 2012. Membangun Karakter Berbasis Nilai Konservasi. J Indonesian Journal of Conservation 1 (1) Miarso, Y., 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan: Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, Penerbit Rajawali, Jakarta. Mundilarto. 2002. Kapita Selekta Pendidikan Fisika. Yogyakarta; UNY. Ozgelen, S. 2012. Student science process skills within a cognitive domain framwork. J Journal of Matematics, Science and Tecnologi Education 8(4) Prastowo, A. 2009. Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Roziy, M.F. 2007. Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi (Studi Kasus di SMA Nurul Jadid Paiton Probolonggo [Skripsi]. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Negeri Malang. Rudyatmi, E & Rusilowati, A. 2009. Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran. Semarang : UNNES Rustaman, N.Y. 2011. Pendidikan dan Penelitian Sains dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi untuk Pembangunan Karakter [Makalah]. Dipaparkan pada Seminar Nasional Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret Setiyaningrum, Y & Husamah. 2011. Optimalisasi Penerapan Pendidikan Karakter Di Sekolah Menengah Berbasis Keterampilan Proses: Sebuah Perspektif Guru IPA-Biologi. J Penelitian dan Pemikiran Pendidikan 1 (1) Setyowati, R. 2013. Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan Tema Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 Semarang. J Unnes Science Education Journal 2(2) Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta. Sudarisman, S. 2010. Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Pembelajaran Biologi Berbasis Keterampilan Proses [makalah] disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010
85
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Supa’at. 2007. Transformasi Madrasah sebagai Sekolah Umum Berciri Khas Islam. J Pendidikan Agama Islam 7 (1) Supardi, K.I. 2012. Pendidikan Sains: Ibadah untuk Melestarikan Kemampuan Lingkungan yang Mendukung Pembangunan. J Indonesian Journal of Conservation 1 (1) Suprayogo, I. 2006. Paradigma Pengembangan Keilmuan Islam Perspektif UIN Malang. Malang:UIN-Malang Press Suroso, A.Y. 2009. Pembelajaran sains biologi menggunakan nuansa nilai untuk meningkatkan hasil belajar dan sikap siswa. J Inovasi pendidikan 10 (1) Suroso, A.Y. 2010. Strategi Memahami Konsep Biologi Menggunakan Pendekatan Pasangan Konsep. J Paedagogia 13 (1) Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Uno, H. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Yew Mei, G.T. 2007. Promoting Science Process Skills And The Relevance Of Science Through Science Alive! Programme. Proceedings of the Redesigning Pedagogy: Culture, Knowledge and Understanding Conference, Singapore, May 2007
86
LAMPIRAN Berisi: A. Produk pengembangan (Lampiran 1-24) B. Bukti penelitian (Lampiran 25-44)
87
Lampiran. 1
Ringkasan hasil wawancara analisis kebutuhan bahan ajar Narasumber: Bapak Jaeri S.Pd, M.Si
Peneliti: Apakah pembelajaran Biologi di MAN 2 Pekalongan memiliki ciri khas yang sesuai dengan karakteristik madrasah? Narasumber: Pembelajaran Biologi di MAN 2 Pekalongan, kurang lebih sama dengan pembelajaran di SMA (non-islami). Peneliti: Pada kurikulum 2013, Kompetensi Inti meliputi sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4) apakah dalam pembelajaran Biologi sudah ada integrasi nilai-nilai islami dan komponen inti lainnya? Narasumber: setiap guru memiliki gaya tersendiri dalam menyajikan pembelajaran. Saya pribadi berupaya menyisipkan nilai-nilai islami dan komponen inti dalam kurikulum 2013 setiap kali mengajar, dengan cara menukilkan (mengutip) ayat Al-Quran, hadits, atau hikmah-hikmah dari kisah nabi yang relevan dengan materi pembelajaran. Hanya saja penyisipan tersebut bersifat spontanitas. Peneliti: Mengapa spontanitas, apakah belum diintegrasikan dalam perangkat pembelajaran? Narasumber: Perangkat pembelajaran yang saya gunakan merupakan hasil mengunduh dari internet dan tidak dikembangkan secara signifikan, ada pula yang merupakan hasil MGMP Kota Pekalongan sehingga masih bersifat umum, termasuk bahan ajar yang digunakan siswa. Peneliti: Kendala apa yang Anda alami dalam pengembangan perangkat pembelajaran? Narasumber: kendala utama adalah waktu, kesibukan dalam mengajar dan memberikan tambahan pelajaran untuk siswa kelas XII sudah menyita waktu, selain itu minimnya referensi bahan perangkat pembelajaran berbasis islami juga menjadi kendala.
88
Peneliti: Oh begitu, menurut Anda apakah pengembangan bahan ajar biologi yang terintegrasi nilai islami untuk siswa MAN perlu dilakukan? Narasumber: Saya menilai hal tersebut (pengembangan bahan ajar terintegrasi) adalah hal yang urgen mengingat visi dan misi madrasah kental sekali dengan nuansa islami, namun dari Kementerian Agama belum disediakan, sedangkan guru dengan keterbatasan waktunya menjadi kurang produktif. Peneliti: kira-kira poin apa saja yang perlu dipenuhi dalam pengembangan bahan ajar terintegrasi nilai islami, khususnya pada mata pelajaran biologi? Narasumber: bagi saya bahan ajar terintegrasi jangan sampai lebih dominan unsur agamanya, jadi jiwa biologinya harus tetap kentara, sains sebagai produk, sains sebagai proses dan sains sebagai sikap harus bisa dipenuhi. Peneliti: terimakasih Pak, oh ya, selama ini apakah siswa sudah terbiasa dengan kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi keterampilan proses sains? Narasumber: Selama ini pembelajaran terutama pada materi lingkungan cenderung masih tekstual, kalaupun ada observasi hanya di area sekolah. Sebetulnya saya pernah mengupayakan pembelajaran inovatif melalui PTK (Penelitian Tindakan Kelas) tertutama dalam peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa, untuk pengembangan keterampilan proses sains juga pernah dilaksanakan, hanya saja belum ada dukungan bahan ajar yang inovatif. Peneliti: bagaimana antusiasme siswa saat dilakukan pembelajaran di luar kelas atau di laboratorium? Narasumber: pada umumnya siswa senang saat di lakukan pembelajaran di luar kelas karena merasa lebih bebas, sehingga guru perlu merancang lembar kerja siswa untuk mengontrol siswa. Peneliti: terimakasih Pak, masukan yang berarti, bila saya mengembangkan bahan ajar artinya saya juga perlu mempertimbangkan lembar kerja untuk kegiatan lapangan.
89
Lampiran. 2 SILABUS IMPLEMENTASI BAHAN AJAR OTAK (ORIENTASI TAFAKUR AYAT KAUNIYAH ) MATA PELAJARAN BIOLOGI SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER STANDAR KOMPETENSI ALOKASI WAKTU
KOMPETENSI DASAR 4.2
4.3
Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
Menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah
: : : :
MAN 2 Pekalongan BIOLOGI X/II 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem : 6 45 menit
MATERI POKOK pengertian kerusakan lingkungan .faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan lingkungan pengertian, macam, penyebab, dampak pencemaran lingkungan jenis-jenis limbah daur ulang limbah upaya pelestarian lingkungan
PEMBELAJARAN Kajian pustaka dari bahan ajar OTAK mengenai kerusakan lingkungan. Diskusi kelompok untuk menemukan faktor penyebab terjadinya perusakan lingkungan dan mengobservasi kerusakan di sekitar lingkungan sekolah. Presentasi hasil diskusi dan pengamatan. Melakukan percobaan simulasi polusi air untuk mengetahui pengaruh kegiatan manusia yang
INDIKATOR PENCAPAIAN
PENILAIAN
Kognitif Mengidentifikasi perubahan lingkungan Tes tertulis tentang konsep kerusakan Menjelaskan lingkungan dan upaya pencemaran lingkungan pelestarian Terampil dalam Tes tertulis tentang percobaan pengaruh konsep-konsep kegiatan manusia pelestarian lingkungan terhadap lingkungan dan daur ulang Menjelaskan pengertian dan klasifikasi limbah Psikomotorik Menjelaskan pemanfaatan limbah Penilaian keterampilan proses sains siswa (melalui daur ulang dan melalui laporan tanpa daur ulang) kegiatan perobaan Mendeskripsikan upaya simulasi dampak pelestarian lingkungan kegiatan manusia terhadap organisme Mengintegrasikan karakter religius dan
ALOKASI WAKTU 3 x 2 JP
MEDIA, ALAT, BAHAN Bahan Ajar OTAK (Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah) LKS percobaan pengaruh aktivitas manusia terhadap kondisi organisme Alat dan bahan percobaan
90
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK
PEMBELAJARAN
berdampak pada lingkungan. Melaporkan kegiatan percobaan secara tertulis. Studi literatur mengenai pengertian, macam, penyebab, dampak pencemaran lingkungan Mendiskusikan cara pencegahan dan pemulihan kerusakan lingkungan akibat polusi Mendiskusikan tentang pemanasan global, penipisan lapisan ozon dan efek rumah kaca apa penyebannya dan bagaimana mencegah dan menanggulanginya.
Studi literatur tentang jenis-jenis limbah serta pengaruhnya terhadap kesehatan dan perubahan lingkungan Mendiskusikan tentang penanganan limbah, melalui daur ulang dan tanpa daur ulang.
INDIKATOR PENCAPAIAN
PENILAIAN
peduli lingkungan sebagai implementasi Afektif nilai islami Penilaian keterintegrasian nilai karakter religius dan peduli lingkungan melalui angket karakter siswa.
ALOKASI WAKTU
MEDIA, ALAT, BAHAN
91
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK
PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
Kajian literatur mengenai upaya pelestarian lingkungan yang meliputi upaya administratif, teknologi dan edukatif
Mengetahui, Kepala MAN 2 Pekalongan
Pekalongan, Agustus 2014 Guru mapel Biologi
Drs. H. Ahmad Najid,M.Pd.I. NIP : 19650808 199103 1 002
Jaeri, S. Pd., M. Si. NIP:19701223 199703 1 002
MEDIA, ALAT, BAHAN
Lampiran. 3
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) UJI COBA BAHAN AJAR ORIENTASI TAFAKUR AYAT KAUNIYAH Sekolah Mata Pelajaran Kelas Topik Alokasi Waktu
: MAN 2 Pekalongan : Biologi :X : Perubahan Lingkungan dan Daur ulang limbah : 3 X 2 jp
A. Standar Kompetensi : 4.
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
B. Kompetensi Dasar : 4.2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan 4.3. Menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah Indikator Pencapaian Kompetensi: 1. Mengidentifikasi perubahan lingkungan 2. Menjelaskan pencemaran lingkungan 3. Terampil dalam percobaan pengaruh kegiatan manusia terhadap lingkungan 4. Menjelaskan pengertian dan klasifikasi limbah 5. Menjelaskan pemanfaatan limbah (melalui daur ulang dan tanpa daur ulang) 6. Mendeskripsikan upaya pelestarian lingkungan 7. Mengintegrasikan karakter religius dan peduli lingkungan sebagai implementasi nilai islami C. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu mengidentifikasi kerusakan melalui kajian pustaka lingkungan dengan tepat 2. Siswa mampu menjelaskan macam-macam pencemaran lingkungan melalui kajian pustaka dengan tepat 3. Siswa dapat mengembangkan keterampilan proses sains melalui percobaan pengaruh kegiatan manusia terhadap lingkungan secara sistematis 4. Siswa dapat menjelaskan pengertian dan klasifikasi limbah melalui kajian pustaka secara tepat 5. Siswa dapat menjelaskan pemanfaatan limbah melalui kajian pustaka secara tepat guna
93
6. Siswa dapat mendeskripsikan upaya pelestarian lingkungan melalui kajian pustaka dengan relevansi pada aplikasi ilmu Biologi. 7. Siswa dapat menginternalisasi nilai karakter religius dan peduli lingkungan melalui rangkaian kegiatan pembelajaran biologi yang tercermin dalam sikap siswa. D. Materi ajar: 1. pengertian kerusakan lingkungan 2. faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan lingkungan 3. klasifikasikan jenis sampah; organik dan anorganik 4. pengertian, macam, penyebab, dampak pencemaran lingkungan 5. jenis-jenis limbah 6. daur ulang limbah 7. upaya pelestarian lingkungan E.Metode pembelajaran : Inquiry / discovery •
Kajian pustaka
•
Diskusi
•
Eksperimen
Sintaks Khas Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah 5M (Menyajikan permasalahan, Mentafakuri permasalahan, Mengkomunikasikan hasil, Muhasabah/refleksi diri dan Merencanakan perubahan). F. Alat dan Sumber Pembelajaran Sumber belajar: 1. Bahan ajar Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah (OTAK) 2. Power Point Alat
: 1.LCD 2. Laptop 3. Peralatan praktikum
94
G. Kegiatan Pembelajaran /Langkah – Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 ( 2 x 45 menit) Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Awal (5 menit)
Pembukaan: salam pembuka, Guru mempersilahkan siswa berdoa
Apersepsi: apakah ada yang pernah mendengar cerita dari orangtua tenang kondisi alam di Kota Pekalongan 20 tahun lalu?, bagamana kondisi sungainya?, bagaimana udaranya? Adakah perbedaan? Kira-kira apa faktor yang menyebabkan perubahan tersebut?
Motivasi: kerusakan alam banyak terjadi karena ulah tangan manusia tetapi melalui tangan manusia pula alam dapat dilestarikan
Penyampaian tujuan pembelajaran: 1. mengidentifikasi kerusakan lingkungan dengan tepat 2. menjelaskan definisi dan macam-macam pencemaran lingkungan
B. Kegiatan Inti (75 menit) Menyajikan Permasalahan
Guru menampilkan berbagai contoh perubahan lingkungan melalui slide power point
Siswa dikelompokkan dengan anggota 4 orang
Siswa ditugasi untuk mendiskusikan mengenai kerusakan lingkungan, macam-macam pencemaran lingkungan
Guru menyajikan permasalahan penipisan lapisan ozon dan pemanasan global, apa penyebab dan dampaknya dan bagaimana cara pencegahannya
Mengolah permasalahan (Bertafakur) Mengamati
Siswa secara berkelompok melakukan kajian pustaka untuk mengetahui pengertian kerusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan, serta macam-macam pencemaran
Menanya
Siswa menanyakan bagaimana kondisi lingkungan di sekitar sekolah, apa saja pencemaran yang terjadi dan apa penyebab terjadinya pencemaran
Mengumpulkan data
Siswa melakukan observasi di area sekolah untuk memperoleh data mengenai pencemaran yang terjadi di area sekolah kemudian hasil tersebut di diskusikan di kelas
Siswa melakukan studi literatur mengenai pemanasan global dan penipisan lapisan ozon
Mengasosiasikan
Siswa menyimpulkan hasil observasi lingkungan sekitar sekolah dan hasil diskusi mengenai lapisan ozon serta pemanasan global
95
Guru melakukan penguatan terhadap konsep dan menambahkan konsep-konsep kerusakan lingkungan dan pencemaran yang tidak ditemui di sekitar sekolah.
Mengkomunikasikan Hasil
Laporan observasi siswa ditulis dan dipresentasikan secara lisan
Guru dan kelompok lain menanggapi
Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
Muhasabah/Refleksi diri
Guru membimbing siswa untuk merefleksi diri atas kerusakan dan pencemaran yang terjadi di sekitar sekolah agar siswa memiliki sikap peduli lingkungan sebagai implementasi nilai keimanan (religius) siswa
Merencanakan perubahan
Setelah mengetahui bahwa siswa memiliki tanggungjawab menjaga lingkungan, guru membimbing siswa untuk melakukan perubahan terhadap kebiasaan negatif yang merusak dan mencemari lingkungan.
C. Penutup (10 menit)
Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya
Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya dilakukan praktikum pengaruh pencemaran air oleh deterjen terhadap ikan agar siswa mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
Salam penutup
Pertemuan 2 ( 2 x 45 menit) Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Awal (10 menit)
Pembukaan: salam pembuka, Guru mempersilahkan siswa berdoa
Apersepsi: bagaimanakah dampak penggunaan deterjen terhadap makhluk hidup?
Motivasi: terkadang aktivitas kita tak menyadari bahwa aktivitas kita memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, semoga melalui pembelajaran ini kita dapat menjadi lebih bijak dalam beraktivitas.
Guru memeriksa alat dan bahan praktikum masing-masing kelompok
Penyampaian tujuan pembelajaran: 1. melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh pencemar air oleh deterjen terhadap aktivitas kehidupan ikan 2.
membuat laporan hasil percobaan keterampilan proses sains siswa
96 B. Kegiatan Inti (75 menit) Menyajikan Permasalahan
Guru menyajikan permasalahan: apakah deterjer yang mencemari air berpengeruh terhadap aktivitas kehidupan ikan? Apakah konsentrasi deterjen berpengaruh terhadap daya tahan ikan?
Mengoleh permasalahan (Bertafakur) Mengamati
Siswa secara berkelompok mengamati LTS (Lembar Tafakur Siswa) untuk mengetahui alat dan bahan yang perlu disiapkan serta langkah-langkah percobaan
Menanya
Siswa menanyakan bagaimana pengaruh konsentasi deterjen terhadap daya tahan ikan
Mengumpulkan data
Siswa mempersiapkan alat dan bahan percobaan dan melakukan percobaan sesuai prosedur percobaan
Siswa mencatat data hasil percobaan
Mengasosiasikan
Siswa mengasosiasikan data dalam bentuk tabel dan menyimpulkan hasil percobaan
Mengkomunikasikan Hasil
Laporan hasil percobaan ditulis dan dipresentasikan secara lisan
Guru dan kelompok lain menanggapi
Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
Muhasabah/Refleksi diri
Guru membimbing siswa untuk merefleksi diri terhadap hasil percobaan agar siswa memiliki sikap peduli lingkungan sebagai implementasi nilai keimanan (religius) siswa
Merencanakan perubahan
Setelah mengetahui bahwa siswa memiliki tanggungjawab menjaga lingkungan, guru membimbing siswa untuk melakukan perubahan terhadap kebiasaan negatif yang merusak dan mencemari lingkungan.
C. Penutup (5 menit)
Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya
Salam penutup
97
Pertemuan 3 ( 2 x 45 menit) Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Awal (10 menit)
Pembukaan: salam pembuka, Guru mempersilahkan siswa berdoa
Apersepsi: limbah dihasilkan dari setiap aktivitas sehari-hari kita, baik dari kemasan makanan yang kita makan, sisa-sisa makanan yang tidak habis termakan maupun barangbarang bekas yang tidak terpakai lagi. Bagaimanakah kelanjutan limbah-limbah tersebut? Bagaimana pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mendayagunakan limbah tersebut?
Motivasi: dengan berpikir kreatif dan inovatif limbah dapat dimanfaatkan menjadi produk yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomi.
Penyampaian tujuan pembelajaran: 1. Menjelaskan pengertian limbah dan klasifikasi jenis limbah 2. Menjelaskan pengelolaan limbah 3. Menjelaskan upaya pencegahan kerusakan lingkungan
B. Kegiatan Inti (70 menit) Menyajikan Permasalahan
Guru menyajikan permasalahan: bagaimanakah kelanjutan dari sampah-sampah yang kita hasilkan setiap hari?, apakah semuanya dapat terurai secara alami oleh aktivitas bakteri pengurai? Upaya apa yang dapat kita lakukan untuk mendayagunakan limbah?
Mengolah permasalahan (Bertafakur) Mengamati
Siswa secara berkelompok mendiskusikan permasalahan yang disajikan guru
Siswa melakukan kajian pustaka untuk menjawab permasalahan dari guru
Menanya
Siswa menanyakan upaya yang dilakukan untuk mengelola limbah
Mengumpulkan data
Guru menyajikan berbagai upaya pengelolaan limbah melalui slide power point
Siswa mencatat dan merespon
Guru menjelaskan berbagai upaya pencegahan kerusakan lingkungan
Mengasosiasikan
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pengertian limbah, klasifikasi limbah dan pengelolaan limbah serta upaya-upaya pencegahan kerusakan lingkungan.
Mengkomunikasikan Hasil
Guru menunjuk beberapa siswa untuk menjelaskan pengertian limbah, klasifikasi limbah dan pengelolaan limbah
Guru meminta beberapa siswa memberi contoh upaya pencegahan kerusakan lingkungan
98 Muhasabah/Refleksi diri
Guru membimbing siswa untuk merefleksi diri atas hasil pembelajaran agar siswa memiliki sikap peduli lingkungan terutama mengenai limbah dan pengelolaannya sebagai implementasi nilai keimanan (religius) siswa
Merencanakan perubahan
Setelah mengetahui bahwa siswa memiliki tanggungjawab menjaga lingkungan, guru membimbing siswa untuk melakukan perubahan terhadap kebiasaan negatif yang merusak dan mencemari lingkungan serta menumbuhkan kreativitas dalam mengolah limbah menjadi produk yang lebih bermanfaat.
C. Penutup (10 menit)
Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya
Salam penutup
H. Penilaian 1. Aspek sikap : menggunakan instrumen penilaian sikap peduli lingkungan dan nilai religius 2. Aspek pengetahuan: menggunakan instrumen tes pilihan ganda 3. Aspek keterampilan: menggunakan instumen penilaian keterampilan proses sains siswa
Mengetahui, Kepala MAN 2 Pekalongan
Pekalongan, Agustus 2014 Guru mapel Biologi
Drs. H. Ahmad Najid, M.Pd.I. NIP : 19650808 199103 1 002
Jaeri, S. Pd., M. Si. NIP: 19701223 199703 1 002
Peneliti
Syukron Rizqi NIM : 4401410047
99
Lampiran. 4 KISI-KISI SOAL UJI COBA Sekolah
: MAN 2 Pekalongan
Bentuksoal
: pilihanganda
Mapel
: Biologi
Jumlah butir soal
: 44
Kelas
:X
Alokasi Waktu
: 90menit
KD 4.2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
Indikator Mengidentifikasi
No soal
Kunci
perubahan 2,3,4,5,33,42
C,C,E, A,B,A
1,6,13,18,30, pencemaran 32,34
D,A,B,B,E,B, A
lingkungan Menjelaskan
C1 1,4,19,27, 34,35,37,4 2
Jenjang Kemampuan C2 C3 C4 C5 3,6,11,13, 2,5,7,9, 8,10,14,18, 20,21,25,3 15,17,22,2 12,16,2 24,28,40,4 0,36 9,33,38,39 3,26,31 3 ,32,41, 44
lingkungan 8,10,11,12,1 Menjelaskan dampak 9,21,31,35,3 6,43 pencemaran lingkungan
D,E,C,A,C,A, C,D,E,C
Keterangan: nomor soal yang dicetak tebal merupakan soal dengan kriteria layak pakai berdasarkan hasil uji coba soal dan analisis validitas, reliabilitas serta daya pembeda soal
100
4.3.Menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah
Menjelaskan
pengertian
klasifikasi limbah
Mendeskripsikan upaya pelestarian lingkungan
dan 7,9,14,15,16, 17,20,26,37, 38
22,23,24,25, 27,28,29,39, 40,41,44
B,C,C,D,A,C, E,C,A,A
B,D,C,D,B,C, D,A,C,B,B
101
Lampiran. 5 Soal Uji Coba Mata Pelajaran Kelas Materi
: Biologi : X : Perubahan dan Pencemaran lingkungan : 90 menit
Waktu Petunjuk: 1. Sebelum mengerjakan soal, tulislah terlebih dahulu nama, kelas dan nomor absen anda pada lembar jawab yang disediakan. 2. Kerjakan semua soal pada lembar jawab yang disediakan 3. Bacalah dengan teliti semua soal sebelum anda menjawab 4. Soal tipe pilihan ganda, berilah tanda silang (X) untuk pilihan jawaban yang dianggap paling benar 5. Telitilah hasil pekerjaan anda sekali lagi sebelum dikumpulkan 6. Berdoalah sebelum mengerjakan 1.
Proses masuknya zat pencemar ke dalam suatu lingkungan sehingga menurunkan mutu lingkungan disebut…. a. Akumulasi d. Polusi b. Polutan e. Resistensi c. Kontaminasi
2.
Pada musim panen populasi tikus di daerah Pekalongan mengalami peningkatan, hal ini ternyata diikuti pula kenaikan populasi ular, sedangkan pada pasca musim panen populasi tikus menurun demikian pula dengan populasi ular. Hal tersebut menunjukkan bahwa keseimbangan lingkungan bersifat? a. Static equilibrium b. Environmenal equilibrium c. Dynamic equilibrium d. Ecosystem equilibrium e. Ecologycal equilibrium
3.
Yang bukan merupakan dampak negatif dari intensifikasi pertanian adalah a. Pencemaran akibat residu pestisida dan herbisida b. Munculnya jenis-jenis hama yang resisten c. Konversi lahan menjadi pemukiman d. Hilangnya keanekaragaman hayati akibat pertanian monokultur e. Blooming eceng gondok akibat eutrofikasi
4.
Perubahan lingkungan yang murni disebabkan faktor alam adalah: a. Banjir b. Tanah longsor c. Kebakaran hutan d. Hujan asam e. Letusan gunung berapi
5.
Manfaat dari penerapan sistem pertanian multikultur terhadap kondisi tanah adalah? a. Menjaga kesuburan tanah karena tiap jenis tanaman membutuhkan jenis nutrien berbeda b. Menjaga kesuburan tanah karena tiap jenis tanaman memiliki tingkat kesuburan yang berbeda c. Menjaga kesuburan tanah karena beberapa jenis tumbuhan mampu menyerap nitrogen dari udara untuk masuk ke dalam tanah
102 d. e.
Menjaga kesuburan tanah karena tiap jenis tanaman memiliki daya serap terhadap air yang berbeda-beda Menjaga kesuburan tanah karena tiap jenis tanaman memiliki waktu tanam yang berbeda
6.
Suatu bahan disebut polutan apabila memiliki ciri-ciri .... a. jumlahnya melebihi jumlah normal b. jumlahnya di bawah nilai ambang batas c. berada pada waktu dan tempat yang seharusnya d. keberadaannya tidak merugikan e. mengandung senyawa kimia
7.
Limbah dari aktivitas membatik di Pekalongan terutama disebabkan oleh... a. Penggunaan pewarna organik yang mudah terurai b. Pengunaan pewarna kimiawi sulit terurai c. Pengunaan pewarna kimiawi mudah terurai d. Penggunaan lilin malam dari bahan kimiawi e. Penggunaan pewarna yang larut air
8.
Tumpahan minyak di laut lepas dapat menyebabkan terganggunya ekosistem bawah laut hal ini karena? a. Minyak menghalangi masuknya oksigen ke dalam laut sehingga tumbuhan laut tak dapat melakukan fotosintesis b. Minyak mengikat oksigen sehingga oksigen tidak dapat terlarut dan tumbuhan laut tidak bisa melakukan fotosintesis c. Tumpahan minyak meracuni tanaman bawah laut sehingga tumbuhan tak bisa berfotosintesis d. Tumpahan minyak menghalangi cahaya matahari menembus masuk sampai ke dasar lautan sehingga tumbuhan laut tak dapat berfotosintesis e. Tumpahan minyak menghambat penyerapan nutrien yang diperlukan tumbuhan laut dalam berfotosintesis
9.
Berikut ini pencemaran udara yang terjadi akibat kegiatan manusia, kecuali…. a. Kegiatan pabrik yang menimbulkan gas berbahaya b. Kegiatan pembukaan lahan dengan cara pembakaran hutan c. Kegiatan rumah tangga yang menimbulkan limbah d. Konsumsi masyarakat terhadap berbagai produk industri yang menghasilkan gas CFC e. Transportasi yang menimbulkan asap
10. Meningkatnya penderita penyakit kanker kulit berhubungan erat dengan penggunaan CFC. Hipotesis yang menunjang pernyataan tersebut adalah .... a. reaksi antara CFC dengan lapisan ozon dapat menghasilkan senyawa perangsang terbentuknya kanker kulit b. CFC merupakan bahan kimia yang mendorong kanker kulit c. CFC bila mengenai kulit akan merusak sistem pertahanan tubuh dan merangsang munculnya kanker d. CFC menyebabkan sel kulit mudah membelah sehingga timbul kanker e. CFC yang mengikat ozon menyebabkan intensitas sinar ultraviolet meningkat dan merangsang kanker kulit 11. Penggunaan pupuk pertanian yang berlebihan dapat menyebabkan eutrofikasi, efek lebih lanjut dari eutrofikasi adalah.... a. Ledakan populasi pengurai b. Ledakan pertumbuhan tanaman produksi c. Ledakan populasi gulma seperti eceng gondok d. Gulma misalnya eceng gondok menjadi resisten terhadap hama e. Gulma menjadi resisten terhadap herbisida
103
12. Menumpuknya gas CO2 dapat menyebabkan terhalangnya bumi melepas kembali panas ke atmosfer akibatnya suhu panas terperangkap di permukaan bumi hal ini mengakibatkan... a. Mencairnya es di daerah kutub b. Turunnya permukaan air laut c. Hujan di daerah gurun d. Turunnya hujan salju e. Manusia terkena kanker kulit 13. Gas hasil pembakaran tidak sempurna yang memiliki daya afinitas yang tinggi terhadap Hb sehingga dapat menyebabkan keracunan ialah .... a. karbondioksida b. karbonmonoksida c. nitrogen d. oksigen e. halogen 14. Sampah plastik anorganik yang terkubur di tanah akan mengganggu pertumbuhan tanaman hal ini karena... a. Mengganggu pertumbuhan akar tanaman b. Mengurangi bakteri pengurai di tanah c. Mengurangi peresapan air tanah oleh akar tanaman d. Mencemari tanah e. Menambah jumlah mokroorganisme tanah 15. 1) Gulma 2) Virus 3) Herbisida 4) Pestisida 5) Bakteri Dari daftar polutan di atas, yang termasuk polutan biologi adalah... a. 1,2,3 b. 1,2,4 c. 1,2,5 d. 1,3,4 e. 1,3,5 16. Jenis pencemar biologi yang berupa bakteri dan virus terutama bersumber dari... a. Limbah rumah sakit b. Limbah rumah tangga c. Limbah industri batik d. Limbah bengkel e. Limbah pertanian 17. Oli bekas yang dapat mencemari tanah dan perairan termasuk jenis limbah.... a. Fisik b. Biologi c. Kimia d. Mekanik e. Teknik 18. Alasan mengapa suara dapat dianggap sebagai bahan pencemar serius adalah karena…. a. Suara dapat mencapai intensitas kekuatan desibel minimal b. Suara yang dikeluarkan secara terus menerus dalam jangka waktu lama dapat mengganggu manusia c. Pencemaran suara berdampak pada pencemaran lainnya d. Suara keras atau bising dapat memutus sinyal gelombang suara e. Pencemaran suara sulit untuk dilakukan pengelolaan.
104 19. Penggunaan pupuk buatan yang berlebihan pada lahan pertanian dapat menyebabkan peningkatan kesuburan ekosistem perairan. Sebagian pupuk yang tidak diserap tumbuhan akan terbuang bersama aliran air dan akibatnya perkembangbiakan tumbuhan air menjadi sangat cepat. Peristiwa ini disebut…. a. Kondensasi b. Resistensi c. Eutrofikasi d. Enterofikasi e. Sedimentasi 20. Di suatu perairan yang ditemukan banyak cacing Tubifex sp berkembang baik dan tidak ditemukan Planaria sp mengindikasikan bahwa kondisi perairan tersebut... a. Belum terjadi pencemaran, karena Planaria absen dari perairan b. Belum terjadi pencemaran, karena Tubifex sp berkembang baik c. Terjadi pencemaran, karena Tubifex sp absen dari perairan d. Terjadi pencemaran, karena Planaria berkembang baik e. Terjadi pencemaran, karena , karena Tubifex sp berkembang baik 21. Berdasarkan penelitian kondisi air Sungai Pekalongan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pekalongan, kondisi air sungai per 9 april 2012 di Sungai Pekalongan No Kategori BOD COD 1 Nilai Standar 2 Mg/l 10 Mg/l 2 Kadar di Sungai 5 Mg/l 58, 4 Mg/l Pekalongan Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa: a. Telah terjadi pencemaran di sungai Pekalongan karena kadar BOD & COD melebihi nilai standar b. Telah terjadi pencemaran di sungai Pekalongan karena kadar BOD & COD kurang dari nilai standar c. Telah terjadi pencemaran di sungai Pekalongan karena kadar BOD kurang dari nilai standar dan kadar COD melebihi nilai standar d. Kadar BOD & COD sungai Pekalongan masih dalam standar nilai baku mutu air e. Kadar BOD & COD sungai Pekalongan dapat berubah seiring berjalannya waktu 22. Upaya pemerintah menanggulangi pencemaran dengan jalan mengeluarkan peraturan merupakan upaya pengelolaan lingkungan secara a. Formatif b. Administratif c. Yudikatif d. Edukatif e. Teknologis 23. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pengolahan sampah menggunakan teknologi sederhana keranjang takakura merupakan upaya pengelolaan lingkungan secara a. formatif b. Administratif c. Yudikatif d. Edukatif e. Teknologis 24. Langkah terbaik untuk menjaga lingkungan dari pencemaran limbah pertanian adalah…. a. Meningkatkan penggunaan pupuk alami b. Menanam tanaman yang kebal hama c. Pengaturan penggunaan pupuk dan pestisida d. Membasmi hama dengan pestisida e. Membasmi gulma dengan herbisida 25. Penggunaan eceng gondok dalam fitoremediasi limbah batik tidak dapat diterapkan secara langsung di lingkungan, melainkan perlu kontrol dan pengkondisian di lab, hal ini dikarenakan.. a. Penggunaan eceng gondok beresiko menyebabkan terganggunya keanekaragaman hayati sungai b. Penggunaan eceng gondok akan menyebabkan eutrofikasi sehingga populasi eceng gondok menurun c. Penggunaan eceng gondok sebagai fitoremediator dapat meracuni organisme sungai
105 d. e.
Penggunaan eceng gondok dalam fitoremediasi dapat memicu masalah baru seperti banjir akibat blooming populasi eceng gondok Penggunaan eceng gondok dalam fitoremediasi dapat menyebabkan gangguan genetis sehingga perlu dilakukan kontrol di laboratorium.
26. Kotoran hewan merupakan limbah organik yang dapat diolah menjadi sumber energi alternatif yakni dengan pembuatan... a. Briket b. Pupuk kandang c. Biogas d. Bioetanol e. Gas alam 27. Pemanfaatan agen biologi dalam upaya memperbaiki kualitas lingkungan dinamakan proses.... a. Bioremediator b. Bioremediasi c. Biorecycle d. Bioremoval e. Bioenvironmental 28. Syarat utama tumbuhan agar dapat dimanfaatkan dalam fitoremediasi adalah.... a. Hidup di air b. Berkembangbiak secara cepat c. Dapat menyerap dan menimbun polutan d. Mudah mengalami blooming e. Tahan terhadap eutrofikasi 29. Tindakan paling baik dari pengelolaan limbah plastik adalah.... a. Dibakar b. Dikubur c. Dibuang ke sungai d. Di daur ulang e. Dibuang di permukaan tanah 30. Kadar CFC yang tinggi di udara dapat mengakibatkan berlubangnya lapisan ozon hal ini karena..... a. CFC bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker kulit b. CFC dapat melubangi lapisan ozon dengan cara bersenyawa dengan UV c. CFC adalah gas rumah kaca yang memiliki afinitas tinggi untuk membentuk senyawa dengan ozon d. CFC dapat berikatan dengan ozon mengakibatkan jumlah ozon murni berkurang. e. CFC dapat berikatan dengan unsur O dari ozon, karena ozon adalah senyawa yang tak stabil dan mudah terpecah. 31. Perhatikan poin-poin berikut: 1) Kanker kulit 2) mencairnya es di kutub 3) suhu bumi meingkat 4) Tenggelamnya pulau terendam air laut 5) Penyakit katarak Yang merupakan dampak dari penggunaan CFC adalah: a. b. c.
1 dan 2 1 dan 3 1 dan 5
106 d. e.
2 dan 4 2 dan 5
32. Polutan yang dapat menyebabkan hujan asam adalah…. a. Asap dari pembakaran kayu b. Sulfur dioksida(SO2) dari pembakaran batubara di pembangkit listrik c. Penguapan air pada menara pendingin pembangkit tenaga listrik d. Kandungan timah hitam (Pb) dari pembuangan kendaraan bermotor e. Gas yang digunakan dalam parfum semprot 33. Untuk menjaga agar lingkungan tetap bermanfaat bagi kelangsungan hidup, maka petani disarankan untuk melakukan rotasi tanaman yang bertujuan untuk .... a. menghindari erosi b. mengembalikan kesuburan tanah c. mengawetkan tanah d. meningkatkan produksi e. melindungi kepunahan tanaman 34. Jenis-jenis polusi dibedakan atas polusi udara, air, tanah, dan suara. Pembagian ini didasarkan atas .... a. tempat terjadinya pencemaran b. jenis bahan pencemar c. sumber bahan pencemar d. kandungan racun bahan pencemar e. usaha penanggulangan bahan pencemar 35. Penyebab terjadinyaefek rumah kaca, antara lain .... a. pencemaran udara oleh belerang dan nitrogen b. penggunaan bahan bangunan pengganti berupa kaca c. meningkatnya intensitas sinar matahari d. pencemaran udara oleh karbon dioksida e. penggunaan CFC untuk AC secara terus menerus 36. Sesudah penyemprotan insektisida diperoleh data bahwa beberapa serangga menjadi resisten terhadap insektisida tersebut, hal ini disebabkan karena .... a. adaptasi serangga terhadap insektisida sangat tinggi b. dalam tubuh serangga insektisida akan terurai dan tidak berbahaya c. serangga yang di semprot oleh insektisida akan mengalami mutasi d. serangga yang di semprot oleh insektisida akan mengalami resistensi e. serangga yang di semprot oleh insektisida akan mengahasilkan keturunan baru yang resisten 37. Limbah yang berasal dari bagian organisme dan dapat terurai secara alami disebut .... a. limbah organik b. limbah anorganik c. bahan beracun d. entropi e. limbah rumah tangga 38. Berikut adalah beberapa proses daur ulang ulang: 1) Pembuatan pupuk kompos 2) Pembuatan biogas 3) Pembuatan kertas daur ulang 4) Peleburan biji besi Yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme adalah …. a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3 d. 2 dan 4 e. 3 dan 4
107 39. Pemanfaatan sampah rumah tangga berupa sayuran, daun-daun bekas atau bungkus makanan untuk makanan ternak merupakan …. a. pemanfaatan secara langsung limbah organik b. pemanfaatan secara langsung limbah anorganik c. pemanfaatan tidak langsung limbah organik d. pemanfaatan tidak langsung limbah anorganik e. fermentasi limbah organik 40. Pemanfaatan keanekaragaman hayati dalam upaya mengurangi pencemaran akibat limbah batik dapat diwujudkan melalui... a. Memanfaatkan aliran sungai sebagai tempat pembilasan kain batik b. Memanfaatkan keanekaragaman flora dan fauna sebagai inspirasi dari motif batik c. Memanfaatkan tanaman berpigmen sebagai pewarna organik d. Menanam tanaman yang bersifat akumulator di sepanjang aliran sungai pembuangan limbah e. Membuang limbah di tempat yang terdapat banyak tanaman potensial fitoremediasi 41. Sasaran pengelolaan lingkungan hidup antara lain …. a. tercapainya kepentingan para pengelola lingkungan hidup b. terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana c. terwujudnya manusia yang mampu mengeksploitasi lingkungan hidup d. terjaminnya kepentingan generasi masa kini e. terpenuhinya semua kepentingan manusia akan lingkungan hidup 42. Perubahan lingkungan yang tidak disebabkan oleh manusia adalah …. a. kemarau panjang b. penebangan hutan secara liar c. konversi lahan subur menjadi pemukiman d. efek samping intensifi kasi pertanian e. kebakaran hutan 43. Pencemaran air oleh bahan organik sangat merugikan hewan air karena kadar oksigen dalam air rendah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan .... a. hewan air memerlukan banyak oksigen (O2) dalam pernapasan b. bahan organik akan menurunkan oksigen (O2) dalam penguraiannya c. bahan organik membutuhkan banyak oksigen (O2) dalam penguraiannya d. bahan organik banyak membebaskan oksigen (O2) dalam penguraiannya e. bahan organik akan menutup permukaan air sehingga kadar oksigen (O2) menjadi rendah 44. Perhatikan gambar di bawah ini!
Cara penanggulangan pencemaran air yang merupakan dampak kemajuan ilmu dan teknologi industri adalah…. a. Melarang penggunaan semua zat-zat kimia b. Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai c. Memberi sanksi kepada pengusaha industri d. Membuang limbah sedikit demi sedikit e. Melakukan pengawasan terhadap zat-zat kimia
108
Lampiran. 6 KUNCI JAWABAN 1.D 2.C 3.C 4.E 5.A 6.A 7.B 8.D 9.C 10.E
11.C 12.A 13.B 14.C 15.C 16.A 17.C 18.B 19.C 20.E
21.A 22.B 23.D 24.C 25.D 26.C 27.B 28.C 29.D 30.E
31.C 32.B 33.B 34.A 35.D 36.E 37.A 38.A 39.A 40.C
41.B 42.A 43.C 44..B
109
Lampiran. 7 HASIL ANALISIS UJI COBA SOAL No.
Presensi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Σ
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 N benar r xy r tabel kriteria p q pq ΣS² r 11 r tabel kriteria TK kriteria MA MB DP kriteria
Validitas
Reliabilitas
TK
Daya beda ket
1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20
2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 23
3 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18
4 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24
Nomor soal 5 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 14
-0,13 0,396 tidak 0,67 0,33 0,22 0,3 9,667 0,396 reliabel 0,83 Mudah 0,42 0,58 -0,17 Jelek buang
0,40 0,396 valid 0,77 0,23 0,18 0,2 9,671 0,396 reliabel 0,96 Mudah 0,75 0,75 0,30 Cukup pakai
0,31 0,396 tidak 0,60 0,40 0,24 0,3 9,665 0,396 reliabel 0,75 Mudah 0,42 0,50 -0,08 Jelek buang
0,41 0,396 valid 0,80 0,20 0,16 0,2 9,673 0,396 reliabel 1,00 Mudah 0,58 0,83 0,33 Cukup pakai
0,52 0,396 valid 0,47 0,53 0,25 0,3 9,664 0,396 reliabel 0,58 Sedang 0,33 0,67 0,34 Cukup buang
6 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 13
7 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 17
8 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 21
9 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 17
0,41 0,396 valid 0,43 0,57 0,25 0,3 9,664 0,396 reliabel 0,54 Sedang 0,58 0,33 0,47 Baik pakai
0,55 0,396 valid 0,57 0,43 0,25 0,3 8,581 0,396 reliabel 0,71 Mudah 0,58 0,58 0,32 Cukup pakai
0,43 0,396 valid 0,70 0,30 0,21 0,2 8,584 0,396 reliabel 0,88 Mudah 0,50 0,92 -0,42 Jelek buang
0,52 0,396 valid 0,57 0,43 0,25 0,2 8,581 0,396 reliabel 0,71 Mudah 0,58 0,67 -0,08 Jelek buang
110
10 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19
11 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 10
12 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 23
13 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 18
14 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 18
0,41 0,396 valid 0,63 0,37 0,23 0,3 8,582 0,396 reliabe l 0,79 Mudah 0,50 0,58 0,37 Cukup pakai
0,24 0,396 tidak 0,33 0,67 0,22 0,2 8,583 0,396 reliabe l 0,42 Sedang 0,42 0,33 0,08 Jelek buang
0,55 0,396 valid 0,77 0,23 0,18 0,2 8,587 0,396 reliabe l 0,96 Mudah 0,67 0,83 0,42 Baik pakai
0,42 0,396 valid 0,60 0,40 0,24 0,3 8,581 0,396 reliabe l 0,75 Mudah 0,42 0,75 0,33 Cukup buang
0,45 0,396 valid 0,60 0,40 0,24 0,3 8,581 0,396 reliabe l 0,75 Mudah 0,50 0,67 0,33 Cukup pakai
Nomor soal 15 16 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 18 15 0,64 0,396 valid 0,60 0,40 0,24 0,3 8,581 0,396 reliabe l 0,75 Mudah 0,42 0,75 0,33 Cukup pakai
0,42 0,396 valid 0,50 0,50 0,25 0,3 8,581 0,396 reliabe l 0,63 Sedang 0,67 0,33 0,33 Cukup pakai
17 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 17
18 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 17
19 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 13
20 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 16
21 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15
0,49 0,396 valid 0,57 0,43 0,25 0,3 8,581 0,396 reliabe l 0,71 Mudah 0,58 0,58 0,33 Cukup pakai
0,46 0,396 valid 0,57 0,43 0,25 0,3 8,581 0,396 reliabe l 0,71 Mudah 0,50 0,67 0,33 Cukup pakai
-0,01 0,396 tidak 0,43 0,57 0,25 0,2 8,581 0,396 reliabe l 0,54 Sedang 0,25 0,50 -0,25 Jelek buang
0,49 0,396 valid 0,53 0,47 0,25 0,2 8,581 0,396 reliabe l 0,67 Sedang 0,50 0,75 0,41 Baik pakai
0,45 0,396 valid 0,50 0,50 0,25 0,3 8,581 0,396 reliabe l 0,63 Sedang 0,42 0,50 0,37 Cukup pakai
111
22 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 14
23 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 9
24 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 12
25 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 16
26 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 12
0,52 0,396 valid 0,47 0,53 0,25 0,3 8,581 0,396 reliabe l 0,58 Sedang 0,42 0,58 0,33 Cukup pakai
0,49 0,396 valid 0,30 0,70 0,21 0,2 8,584 0,396 reliabe l 0,38 Sedang 0,17 0,33 -0,17 Jelek buang
-0,08 0,396 tidak 0,40 0,60 0,24 0,3 8,581 0,396 reliabe l 0,50 Sedang 0,50 0,33 0,17 Jelek buang
0,41 0,396 valid 0,53 0,47 0,25 0,3 8,581 0,396 reliabe l 0,67 Sedang 0,42 0,67 0,33 Cukup pakai
0,42 0,396 valid 0,40 0,60 0,24 0,3 8,581 0,396 reliabe l 0,50 Sedang 0,50 0,33 0,41 Baik pakai
Nomor soal 27 28 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 17 11 0,12 0,396 tidak 0,57 0,43 0,25 0,3 8,581 0,396 reliabe l 0,71 Mudah 0,67 0,50 0,17 Jelek buang
0,59 0,396 valid 0,37 0,63 0,23 0,2 8,582 0,396 reliabe l 0,46 Sedang 0,08 0,58 0,33 Cukup pakai
29 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 28
30 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 8
31 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4
32 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 16
33 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 10
0,52 0,396 valid 0,93 0,07 0,06 0,1 8,598 0,396 reliabe l 1,17 Mudah 0,75 1,00 -0,25 Jelek buang
0,50 0,396 valid 0,27 0,73 0,20 0,2 8,586 0,396 reliabe l 0,33 Sedang 0,08 0,42 0,33 Cukup pakai
-0,13 0,396 tidak 0,13 0,87 0,12 0,1 8,593 0,396 reliabe l 0,17 Sukar 0,08 0,17 -0,08 Jelek buang
0,42 0,396 valid 0,53 0,47 0,25 0,3 8,581 0,396 reliabe l 0,67 Sedang 0,58 0,58 0,42 Baik pakai
-0,19 0,396 tidak 0,33 0,67 0,22 0,2 8,583 0,396 reliabe l 0,42 Sedang 0,42 0,33 0,08 Jelek buang
112
34 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 15
35 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2
36 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 9
37 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 27
38 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 13
Nomor soal 39 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 18
0,41 0,396 valid 0,50 0,50 0,25 0,3 8,581 0,396 reliabel 0,63 Sedang 0,50 0,42 0,08 Jelek buang
0,10 0,396 tidak 0,07 0,93 0,06 0,1 8,598 0,396 reliabel 0,08 Sukar 0,08 0,08 0,00 Jelek buang
0,40 0,396 valid 0,30 0,70 0,21 0,1 8,584 0,396 reliabel 0,13 Sukar 0,17 0,17 0,42 Baik pakai
0,45 0,396 valid 0,90 0,10 0,09 0,1 8,595 0,396 reliabel 1,13 Mudah 0,75 0,92 -0,17 Jelek buang
0,47 0,396 valid 0,43 0,57 0,25 0,3 8,581 0,396 reliabel 0,54 Sedang 0,33 0,50 -0,17 Jelek buang
0,22 0,396 tidak 0,60 0,40 0,24 0,3 8,581 0,396 reliabel 0,75 Mudah 0,67 0,50 0,17 Jelek buang
40 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 12
41 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 15
42 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 25
43 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 13
44 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 21
0,54 0,396 valid 0,40 0,60 0,24 0,2 8,581 0,396 reliabel 0,50 Sedang 0,17 0,50 0,33 Cukup pakai
0,25 0,396 tidak 0,50 0,50 0,25 0,3 8,581 0,396 reliabel 0,63 Sedang 0,42 0,42 0,00 Jelek buang
0,67 0,396 valid 0,83 0,17 0,14 0,2 8,591 0,396 reliabel 1,04 Mudah 0,58 1,00 -0,42 Jelek buang
0,42 0,396 valid 0,43 0,57 0,25 0,3 8,581 0,396 reliabel 0,37 Sedang 0,42 0,42 0,30 Cukup pakai
0,24 0,396 tidak 0,70 0,30 0,21 0,2 8,584 0,396 reliabel 0,88 Mudah 0,42 0,83 -0,42 Jelek buang
Lampiran 8
113
SOAL RANAH KOGNITIF Mata Pelajaran : Biologi Kelas : X Materi : Perubahan dan Pencemaran lingkungan Waktu : 45 menit Petunjuk: 1. Sebelum mengerjakan soal, tulislah terlebih dahulu nama, kelas dan nomor absen anda pada lembar jawab yang disediakan. 2. Kerjakan semua soal pada lembar jawab yang disediakan 3. Bacalah dengan teliti semua soal sebelum anda menjawab 4. Soal tipe pilihan ganda, berilah tanda silang (X) untuk pilihan jawaban yang dianggap paling benar 5. Telitilah hasil pekerjaan anda sekali lagi sebelum dikumpulkan 6. Berdoalah sebelum mengerjakan 1. Pada musim panen populasi tikus di daerah Pekalongan mengalami peningkatan, hal ini ternyata diikuti pula kenaikan populasi ular, sedangkan pada pasca musim panen populasi tikus menurun demikian pula dengan populasi ular. Hal tersebut menunjukkan bahwa keseimbangan lingkungan bersifat…. a. static equilibrium b. environmenal equilibrium c. dynamic equilibrium d. ecosystem equilibrium e. ecologycal equilibrium 2. Perubahan lingkungan yang murni disebabkan faktor alam adalah…. a. banjir b. tanah longsor c. kebakaran hutan d. hujan asam e. letusan gunung berapi 3.
Manfaat dari penerapan sistem pertanian multikultur terhadap kondisi tanah adalah…. a. menjaga kesuburan tanah karena tiap jenis tanaman membutuhkan jenis nutrien berbeda b. menjaga kesuburan tanah karena tiap jenis tanaman memiliki tingkat kesuburan yang berbeda c. menjaga kesuburan tanah karena beberapa jenis tumbuhan mampu menyerap nitrogen dari udara untuk masuk ke dalam tanah d. menjaga kesuburan tanah karena tiap jenis tanaman memiliki daya serap terhadap air yang berbeda-beda e. menjaga kesuburan tanah karena tiap jenis tanaman memiliki waktu tanam yang berbeda
4. Limbah dari aktivitas membatik di Pekalongan terutama disebabkan oleh .... a. penggunaan pewarna organik yang mudah terurai b. pengunaan pewarna kimiawi sulit terurai c. pengunaan pewarna kimiawi mudah terurai
114 d. penggunaan lilin malam dari bahan kimiawi e. penggunaan pewarna yang larut air 5. Meningkatnya penderita penyakit kanker kulit berhubungan erat dengan penggunaan CFC. Hipotesis yang menunjang pernyataan tersebut adalah .... a. reaksi antara CFC dengan lapisan ozon dapat menghasilkan senyawa perangsang terbentuknya kanker kulit b. CFC merupakan bahan kimia yang mendorong kanker kulit c. CFC bila mengenai kulit akan merusak sistem pertahanan tubuh dan merangsang munculnya kanker d. CFC menyebabkan sel kulit mudah membelah sehingga timbul kanker e. CFC yang mengikat ozon menyebabkan intensitas sinar ultraviolet meningkat dan merangsang kanker kulit 6.
Menumpuknya gas CO2 dapat menyebabkan terhalangnya bumi melepas kembali panas ke atmosfer akibatnya suhu panas terperangkap di permukaan bumi hal ini mengakibatkan .... a. mencairnya es di daerah kutub b. turunnya permukaan air laut c. hujan di daerah gurun d. turunnya hujan salju e. manusia terkena kanker kulit
7. Sampah plastik anorganik yang terkubur di tanah akan mengganggu pertumbuhan tanaman hal ini karena.... a. mengganggu pertumbuhan akar tanaman b. mengurangi bakteri pengurai di tanah c. mengurangi peresapan air tanah oleh akar tanaman d. mencemari tanah e. menambah jumlah mokroorganisme tanah 8.
1) Gulma 2) Virus 3) Herbisida 4) Pestisida 5) Bakteri Dari daftar polutan di atas, yang termasuk polutan biologi adalah.... a. 1, 2, 3 b. 1, 2, 4 c. 1, 2, 5 d. 1, 3, 4 e. 1, 3, 5
9.
Jenis pencemar biologi yang berupa bakteri dan virus terutama bersumber dari.... a. limbah rumah sakit b. limbah rumah tangga c. limbah industri batik d. limbah bengkel e. limbah pertanian
10. Oli bekas yang dapat mencemari tanah dan perairan termasuk jenis limbah.... a. fisik b. biologi c. kimia d. mekanik
115 e. teknik 11. Alasan mengapa suara dapat dianggap sebagai bahan pencemar serius adalah karena…. a. suara dapat mencapai intensitas kekuatan desibel minimal b. suara yang dikeluarkan secara terus menerus dalam jangka waktu lama dapat mengganggu manusia c. pencemaran suara berdampak pada pencemaran lainnya d. suara keras atau bising dapat memutus sinyal gelombang suara e. pencemaran suara sulit untuk dilakukan pengelolaan. 12. Di suatu perairan yang ditemukan banyak cacing Tubifex sp berkembang baik dan tidak ditemukan Planaria sp mengindikasikan bahwa kondisi perairan tersebut.... a. belum terjadi pencemaran, karena Planaria absen dari perairan b. belum terjadi pencemaran, karena Tubifex sp berkembang baik c. terjadi pencemaran, karena Tubifex sp absen dari perairan d. terjadi pencemaran, karena Planaria berkembang baik e. terjadi pencemaran, karena Tubifex sp berkembang baik 13. Berdasarkan penelitian kondisi air Sungai Pekalongan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pekalongan, kondisi air sungai per 9 april 2012 di Sungai Pekalongan No Kategori BOD COD 1 Nilai Standar 2 Mg/l 10 Mg/l 2 Kadar di Sungai 5 Mg/l 58, 4 Pekalongan Mg/l Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa …. a. telah terjadi pencemaran di sungai Pekalongan karena kadar BOD & COD melebihi nilai standar b. telah terjadi pencemaran di sungai Pekalongan karena kadar BOD & COD kurang dari nilai standar c. telah terjadi pencemaran di sungai Pekalongan karena kadar BOD kurang dari nilai standar dan kadar COD melebihi nilai standar d. Kadar BOD & COD sungai Pekalongan masih dalam standar nilai baku mutu air e. Kadar BOD & COD sungai Pekalongan dapat berubah seiring berjalannya waktu 14. Upaya pemerintah menanggulangi pencemaran dengan jalan mengeluarkan peraturan merupakan upaya pengelolaan lingkungan secara…. a. formatif b. administratif c. yudikatif d. edukatif e. teknologis 15. Penggunaan eceng gondok dalam fitoremediasi limbah batik tidak dapat diterapkan secara langsung di lingkungan, melainkan perlu kontrol dan pengkondisian di lab, hal ini dikarenakan …. a. penggunaan eceng gondok beresiko menyebabkan terganggunya keanekaragaman hayati sungai b. penggunaan eceng gondok akan menyebabkan eutrofikasi sehingga populasi eceng gondok menurun c. penggunaan eceng gondok sebagai fitoremediator dapat meracuni organisme sungai d. penggunaan eceng gondok dalam fitoremediasi dapat memicu masalah baru seperti banjir akibat blooming populasi eceng gondok e. penggunaan eceng gondok dalam fitoremediasi dapat menyebabkan gangguan genetis sehingga perlu dilakukan kontrol di laboratorium.
116
16. Kotoran hewan merupakan limbah organik yang dapat diolah menjadi sumber energi alternatif yakni dengan pembuatan .... a. briket b. pupuk kandang c. biogas d. bioetanol e. gas alam 17. Syarat utama tumbuhan agar dapat dimanfaatkan dalam fitoremediasi adalah.... a. hidup di air b. berkembangbiak secara cepat c. dapat menyerap dan menimbun polutan d. mudah mengalami blooming e. tahan terhadap eutrofikasi 18. Kadar CFC yang tinggi di udara dapat mengakibatkan berlubangnya lapisan ozon hal ini karena…. a. CFC bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker kulit b. CFC dapat melubangi lapisan ozon dengan cara bersenyawa dengan UV c. CFC adalah gas rumah kaca yang memiliki afinitas tinggi untuk membentuk senyawa dengan ozon d. CFC dapat berikatan dengan ozon mengakibatkan jumlah ozon murni berkurang. e. CFC dapat berikatan dengan unsur O dari ozon, karena ozon adalah senyawa yang tak stabil dan mudah terpecah. 19. Perhatikan poin-poin berikut: 1) Kanker kulit 2) mencairnya es di kutub 3) suhu bumi meingkat 4) Tenggelamnya pulau terendam air laut 5) Penyakit katarak Yang merupakan dampak dari penggunaan CFC adalah …. a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 5 d. 2 dan 4 e. 2 dan 5 20. Sesudah penyemprotan insektisida diperoleh data bahwa beberapa serangga menjadi resisten terhadap insektisida tersebut, hal ini disebabkan karena .... a. adaptasi serangga terhadap insektisida sangat tinggi b. dalam tubuh serangga insektisida akan terurai dan tidak berbahaya c. serangga yang di semprot oleh insektisida akan mengalami mutasi d. serangga yang di semprot oleh insektisida akan mengalami resistensi e. serangga yang di semprot oleh insektisida akan mengahasilkan keturunan baru yang resisten
117
21. Pemanfaatan keanekaragaman hayati dalam upaya mengurangi pencemaran akibat limbah batik dapat diwujudkan melalui .... a. memanfaatkan aliran sungai sebagai tempat pembilasan kain batik b. memanfaatkan keanekaragaman flora dan fauna sebagai inspirasi dari motif batik c. memanfaatkan tanaman berpigmen sebagai pewarna organik d. menanam tanaman yang bersifat akumulator di sepanjang aliran sungai pembuangan limbah e. membuang limbah di tempat yang terdapat banyak tanaman potensial fitoremediasi 22. Pencemaran air oleh bahan organik sangat merugikan hewan air karena kadar oksigen dalam air rendah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan .... a. hewan air memerlukan banyak oksigen (O2) dalam pernapasan b. bahan organik akan menurunkan oksigen (O2) dalam penguraiannya c. bahan organik membutuhkan banyak oksigen (O2) dalam penguraiannya d. bahan organik banyak membebaskan oksigen (O2) dalam penguraiannya e. bahan organik akan menutup permukaan air sehingga kadar oksigen (O2) menjadi rendah
118
Lampiran 9 KUNCI JAWABAN 1.c 2.e 3.a 4.b 5.e 6.a 7.c 8.c 9.a 10.c 11.b
12.e 13.a 14.b 15.d 16.c 17.c 18.e 19.c 20.e 21.c 22.c
119
Lampiran 10 LEMBAR KERJA SISWA PENGARUH AKTIVITAS MANUSIA TERHADAP ORGANISME LAIN Air merupakan kebutuhan utama bagi makhluk hidup. Disadari atau tanpa disadari aktivitas manusia kerap menimbulkan pencemaran air. Bagaimanakah pengaruh pencemaran air terhadap kehidupan organisme yang hidup di air? Melalui kegiatan praktikum ini akan kita mensimulasikan bagaimana pengaruh aktivitas manusia yang dapat mengakibatkan pencemaran air oleh deterjer terhadap daya tahan organisme.
A. Tujuan 1. Mengetahui pengaruh konsentrasi deterjen dalam air terhadap aktivitas daya tahan makhluk hidup B. Identifikasi Variabel Variabel Terikat:…………………………………………………………………………………… Variabel Bebas:……………………………………………………………………………………. C. Hipotesis ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… D. Alat dan Bahan 1. Beker gelas atau gelas plastik ukuran 200 ml 4 buah 2. Stopwatch 3. Alat pengaduk 3. Deterjer cair 10 ml 4. Air kran 5. Pipet 6. Gelas ukur volume 100 ml 7. Kertas label 8. Empat ekor ikan berukuran sesuai dengan wadah gelas plastik
120
E. Langkah Kerja 1. Siapkan empat buah gelas plastik dan masing-masing tandai dengan label A, B, C dan D. 2. Isikan air kran ke dalam gelas dengan volume masing-masing 150 ml 3. Tambahkan deterjen cair pada masing-masing gelas dengan konsentrasi berbeda
Gelas A: konsentasi 0 ml
Gelas B: konsentrasi 1 ml
Gelas C: konsentrasi 2 ml
Gelas D: konsentasi 3 ml
4. Aduk gelas B, C dan D hingga deterjen larut dan berbusa 5. Masukkan ikan ke dalam masing-masing gelas 6. Amatilah perilaku ikan pada masing-masing gelas selama 30 menit. Hitunglah kecepatan pernapasan ikan dengan cara menghitung gerak membuka dan menutup mulut ikan selama satu menit. 7. Bandingkan keadaan ikan pada masing-masing gelas, kemudian catat hasilnya dalam bentuk tabel pengamatan F. Pertanyaan 1. Bagaimanakah kecepatan pernapasan ikan pada masing-masing gelas? 2. Bagaimanakah keadaan akhir ikan pada masing-masing gelas setelah pengamatan selama 30 menit? 3. Bagaimanakah solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menanggulangi permasalahan tersebut? G. Kesimpulan Berikanlah kesimpulan terhadap percobaan ini!
Lampiran 11
121
KISI-KISI PENILAIAN LAPORAN HASIL PERCOBAAN Simulasi Pengaruh Aktivitas Manusia Terhadap Lingkungan
No
Aspek
Nomor Butir
1.
Keterampilan identifikasi variabel
1
2.
Keterampilan merumuskan hipotesis
2
3.
Keterampilan menyusun tabel
3
4.
Keterampilan mengolah data/pembahasan
4
5.
Keterampilan menyimpulkan
5
Jumlah
5
122
Lampiran 12
PEDOMAN PENILAIAN LAPORAN HASIL PERCOBAAN Simulasi Pengaruh Aktivitas Manusia Terhadap Lingkungan Materi Pokok No 1.
: Pencemaran lingkungan Aspek yang dinilai
Skor
4.
Identifikasi variable a. Variabel sesuai dengan permasalahan percobaan b. Variabel dibedakan menjadi variabel terikat dan variabel bebas c. Variabel operasional sehingga dapat diukur Bila dua aspek terpenuhi Bila satu aspek terpenuhi Hipotesis a. Hipotesis merupakan dugaan sementara hasil percobaan b. Hipotesis menggambarkan hubungan antar variabel c. Hipotesis ditulis singkat, padat dan jelas Bila dua aspek terpenuhi Bila satu aspek terpenuhi Tabel percobaan a. Tabel hasil percobaan memuat seluruh aspek percobaan secara logis b. Tabel hasil percobaan disusun efektif, efisien dan sistematis c. Tabel hasil percobaan disusun berdasarkan kaidah ilmiah Bila dua aspek terpenuhi Bila satu aspek terpenuhi Olah data/pembahasan
3
5.
a. Pembahasan benar-benar merupakan hasil olah data (sesuai data lapangan) b. Pembahasan disesuaikan dengan tujuan percobaan c. Pembahasan ditulis singkat, padat, dan jelas Bila dua aspek terpenuhi Bila satu aspek terpenuhi Kesimpulan
Kesimpulan menjawab tujuan percobaan Kesimpulan ditulis menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar Kesimpulan ditulis singkat, padat, dan jelas Bila dua aspek terpenuhi Bila satu apek terpenuhi
3
2.
3.
3 2 1 3 2 1 3 2 1
2 1
2 1
123
Lampiran 13
KISI-KISI ANGKET KETERINTEGRASIAN NILAI RELIGIUS DAN PEDULI LINGKUNGAN Nilai Karakter
Religius
Peduli lingkungan Jumlah Butir:
Indikator Mensyukuri keunggulan manusia sebagai makhluk pencipta dan penguasa dibandingkan makhluk lain Bersyukur kepada Tuhan karena menjadi warga bangsa Indonesia Merasakan kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai keteraturan di alam semesta Mengagumi kebesaran Tuhan melalui pokok bahasan pencemaran lingkungan dalam mata pelajaran Biologi Merencanakan dan melaksanakan berbagai kegiatan pencegahan kerusakan lingkungan.
Nomor Butir Pernyataan positif Pernyataan negatif 1,2 3,4
5,6
7,8
9,10
11,12
13,14
15,16
17,18, 19,20
21,22,23,24
24
124
Lampiran 14
ANGKET KETERINTEGRASIAN NILAI RELIGIUS DAN PEDULI LINGKUNGAN Petunjuk :
Tuliskanlah identitas Anda pada kolom yang telah disediakan
Angket ini tidak mempengaruhi prestasi Anda, jadi mohon berikan tanggapan dengan JUJUR
Berikan tanggapan terhadap pernyataan yang disajikan dengan cara memberi tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia dengan alternatif pilihan berikut: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Satuju (STS)
Silakan bertanya apabila ada hal yang kurang dipahami
Kolom identitas Nama : ………………………………………………………………………………….. Kelas : ………………………………………………………………………………….. No. absen : ………………………………………………………………………………….. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pernyataan Sebagai makhluk yang dikarunia akal, manusia memiliki tanggungjawab yang besar dalam menjaga kelestarian alam Manusia harus berpikir kreatif dalam mendayagunakan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup Sebagai khalifah, manusia dapat sesuka hati memanfaatkan sumber daya alam untuk kebutuhan hidup dirinya Tuhan menciptakan alam semesta ini hanya untuk memenuhi segala kebutuhan hidup manusia saja Hidup di indonesia yang kaya dengan sumber daya alam merupakan anugerah tersendiri bagi diri saya Berada di tengah keberagaman adat dan budaya bangsa indonesia membuat saya semakin sadar akan kekuasaan Tuhan Kemajemukan struktur warga bangsa indonesia hanya memicu terjadinya konflik SARA Sumber daya alam indonesia yang melimpah justru membuat bangsa indonesia terancam serangan dan penjajahan dari luar negeri Pembelajaran biologi mengajak saya merasakan keagungan Tuhan melalui segala keteraturan sistem dalam diri ini dan alam semesta Saya merasa keteraturan alam semesta adalah hal yang luar biasa dan hal ini menjadikan saya semakin yakin akan kuasa Tuhan Bagi saya keteraturan alam semesta adalah hal yang wajar jadi tak perlu merasa kagum berlebihan Bagi saya keindahan alam muncul karena persepsi dari manusia saja Pembelajaran tentang pencemaran lingkungan menyadarkan saya bahwa aktivitas manusia sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan Manusia perlu bersikap bijak dalam beraktivitas dan memenuhi kebutuhan agar tak menganggu keseimbangan alam ini
SS
S
TS
STS
125 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Lingkungan adalah pendukung aktivitas manusia, jadi manusia tetaplah pusat dari kehidupan Bencana seperti banjir dan tanah longsor terjadi karena daya dukung lingkungan yang rendah bukan karena faktor manusia Saya membawa dulu sampah kemasan makanan atau minuman bila tidak saya temui tempat sampah di dekat saya Penggunaan pewarna alami untuk industri batik merupakan hal yang perlu dikembangan di pekalongan Kegiatan penanaman bakau di daerah pantai pekalongan merupakan hal yang menyenangkan sekalipun harus berpanas-panasan Melaksanakan kebersihan kelas dan merawat taman kelas seharusnya dilakukan secara rutin bukan hanya saat ada lomba kebersihan kelas saja. Melakukan penghematan energi listrik pada jam 17.00-22.00 hanya menurunkan produktivitas kerja dan tak berpengaruh bagi lingkungan Membuat kompos atau pupuk cair dari sampah rumah tangga adalah hal merepotkan dan kurang bermanfaat Pewarna alami untuk batik menghasilkan warna yang tidak terlalu cerah, jadi lebih baik menggunakan pewarna kimia Sebagai remaja saya lebih suka menggunakan parfum semprot karena keren dan wanginya tahan lama, masalah kandungan CFC pada parfum semprot menurut saya terlalu berlebihan
126
Lampiran 15 PEDOMAN PENSKORAN ANGKET KARAKTER RELIGIUS DAN PEDULI LINGKUNGAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pernyataan Sebagai makhluk yang dikarunia akal, manusia memiliki tanggungjawab yang besar dalam menjaga kelestarian alam Manusia harus berpikir kreatif dalam mendayagunakan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup Sebagai khalifah, manusia dapat sesuka hati memanfaatkan sumber daya alam untuk kebutuhan hidup dirinya Tuhan menciptakan alam semesta ini hanya untuk memenuhi segala kebutuhan hidup manusia saja Hidup di indonesia yang kaya dengan sumber daya alam merupakan anugerah tersendiri bagi diri saya Berada di tengah keberagaman adat dan budaya bangsa indonesia membuat saya semakin sadar akan kekuasaan Tuhan Kemajemukan struktur warga bangsa indonesia hanya memicu terjadinya konflik SARA Sumber daya alam indonesia yang melimpah justru membuat bangsa indonesia terancam serangan dan penjajahan dari luar negeri Pembelajaran biologi mengajak saya merasakan keagungan Tuhan melalui segala keteraturan sistem dalam diri ini dan alam semesta Saya merasa keteraturan alam semesta adalah hal yang luar biasa dan hal ini menjadikan saya semakin yakin akan kuasa Tuhan Bagi saya keteraturan alam semesta adalah hal yang wajar jadi tak perlu merasa kagum berlebihan Bagi saya keindahan alam muncul karena persepsi dari manusia saja Pembelajaran tentang pencemaran lingkungan menyadarkan saya bahwa aktivitas manusia sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan Manusia perlu bersikap bijak dalam beraktivitas dan memenuhi kebutuhan agar tak menganggu keseimbangan alam ini Lingkungan adalah pendukung aktivitas manusia, jadi manusia tetaplah pusat dari kehidupan Bencana seperti banjir dan tanah longsor terjadi karena daya dukung lingkungan yang rendah bukan karena faktor manusia Saya membawa dulu sampah kemasan makanan atau minuman bila tidak saya temui tempat sampah di dekat saya Penggunaan pewarna alami untuk industri batik merupakan hal yang perlu dikembangan di pekalongan Kegiatan penanaman bakau di daerah pantai pekalongan merupakan hal yang menyenangkan sekalipun harus berpanaspanasan Melaksanakan kebersihan kelas dan merawat taman kelas seharusnya dilakukan secara rutin bukan hanya saat ada lomba kebersihan kelas saja. Melakukan penghematan energi listrik pada jam 17.00-22.00 hanya menurunkan produktivitas kerja dan tak berpengaruh bagi lingkungan
SS 4
S 3
TS 2
STS 1
4
3
2
1
1
2
3
4
1
2
3
4
4
3
2
1
4
3
2
1
1
2
3
4
1
2
3
4
4
3
2
1
4
3
2
1
1
2
3
4
1
2
3
4
4
3
2
1
4
3
2
1
1
2
3
4
1
2
3
4
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
1
2
3
4
127 22 23 24
Membuat kompos atau pupuk cair dari sampah rumah tangga adalah hal merepotkan dan kurang bermanfaat Pewarna alami untuk batik menghasilkan warna yang tidak terlalu cerah, jadi lebih baik menggunakan pewarna kimia Sebagai remaja saya lebih suka menggunakan parfum semprot karena keren dan wanginya tahan lama, masalah kandungan CFC pada parfum semprot menurut saya terlalu berlebihan
Keterangan: *Skor maksimal 4 x 24 = 64 *Penghitungan skor menjadi nilai menggunakan rumus berikut: skor yang diperoleh Nilai x 100 Skor maksimal
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
128
Lampiran 16 Kisi-Kisi Angket Uji Validitas
Variabel
Dimensi
Indikator
Item
∑ item
Bahan
Komponen
Pengembangan
Kelayakan
proses sains siswa
Isi
Ajar
keterampilan 1, 2
2
stimulus 3, 4
2
Materi
5, 6
2
Tata bahasa
7, 8,
2
Susunan bahan ajar
9, 10,
2
Adanya
variasi
penanaman karakter
Komponen Kebahasaan
Kesesuaian
dengan 11, 12, 13
3
perkembangan peserta didik Komponen Penyajian
Kesesuaian ukuran huruf
14, 16
keserasian gambar, warna dan 15, 17, 18
2 3
tata letak Kelengkapan penyajian
19, 20
2
Total
20
129
Lampiran 17 LEMBAR VALIDASI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR OTAK (ORIENTASI TAFAKUR AYAT KAUNIYAH) MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN Mata Pelajaran/Kelas Materi Peneliti
: Biologi/X : Pencemaran Lingkungan : Syukron Rizqi
Tujuan : Untuk mengetahui kelayakan Bahan Ajar OTAK (Orientasi Tafakur
Ayat
Kauniyah) Materi Pencemaran Lingkungan Petunjuk :
Mohon Bapak/Ibu berkenan menuliskan identitas yang meliputi nama dan NIP pada bagian yang tersedia
Mohon Bapak/Ibu dosen berkenan memberikan penilaian terhadap bahan ajar OTAK (Orientasi Tafakur Ayat Kauniyah) Materi Pencemaran Lingkungan dengan cara memberi tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia dengan alternatif pilihan berikut: Sangat Baik (SB) = skor 3, Baik (B) = skor 2 dan Kurang Baik (KB) = skor 1.
Apabila Bapak/Ibu menganggap perlu ada revisi, mohon menuliskannya pada lembar komentar/saran yang tersedia
Identitas Validator Nama
:
NIP
:
No
Aspek
KOMPONEN KELAYAKAN ISI 1 2 3 4
Materi yang disajikan terkait dengan aplikasi Biologi dalam kehidupan sehari-hari Terdapat praktikum sederhana yang dapat mengakomodasi pengembangan keterampilan proses sains siswa Memuat stimulus karakter religius dan peduli lingkungan Memungkinkan siswa untuk memunculkan karakter melalui kegiatan pembelajaran
Penilaian SB B KB
130
5
Materi sesuai KI dan KD kurikulum 2013
6
Akurasi konsep/hukum/teori KOMPONEN KEBAHASAAN 7
Menggunakan struktur kalimat yang jelas
8
Sesuai dengan ejaan yang disempurnakan
9
Susunan materi tersaji secara sistematis
10
Mencantumkan tujuan belajar yang jelas Menggunaan bahasa yang mudah dipahami siswa
11 12 13
Keterpahaman peserta didik terhadap pesan Bahasa yang digunakan dapat memotivasi siswa untuk belajar
KOMPONEN PENYAJIAN 14 Proporsi antara tulisan dan gambar seimbang 15 16
Gambar yang digunakan dapat menyampaikan pesan secara efektif Komposisi ukuran dan jenis huruf seimbang
17
Kombinasi warna serasi
18
Tata letak seimbang 19 Dilengkapi rangkuman dan peta konsep yang membantu pemahaman siswa 20 Dilengkapi glosarium yang membantu siswa memahami istilah asing Komentar/saran : ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... .......,............................2014
Validator
NIP.
131
Lampiran 18 KISI- KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI SKALA KECIL BAHAN AJAR OTAK No 1 2
Aspek Kebahasaan
3
Kebermanfaatan pengintegrasian bahan ajar Kontekstualitas
4
Penyajian
5
Nilai lebih bahan ajar
Indikator Keterpahaman siswa terhadap tata bahasa yang digunakan Kebermanfaatan integrasi nilai islami dalam biologi Keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari Keserasian penyajian gambar, tata letak dan warna Kebernilaian lebih dibanding bahan ajar sebelumnya
No.item
∑ item
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
132
Lampiran 19
ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP BAHAN AJAR ORIENTASI TAFAKUR AYAT KAUNIYAH (OTAK) (UJI PRODUK SKALA KECIL) Nama Tanggal
:..................................................... :…………………………………
Petunjuk pengisian: 1. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan yang ada sebelum anda mengisi 2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar anda, jadi jawablah dengan sejujurjujurnya 3. Berilah tanda silang pada pilihan jawaban a atau b dan berilah komentar atau alasan jawaban yang anda pilih. Pertanyaan: 1. Apakah bahasa yang digunakan dalam bahan ajar OTAK mudah untuk dipahami? a. Ya b. Tidak Komentar:......................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 2. Apakah penyajian materi biologi yang terpadu nilai-nilai islami dalam bahan ajar OTAK memberi manfaat lebih bagi anda? a. Ya b. Tidak Komentar:......................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 3. Apakah materi pembelajaran yang tersaji di bahan ajar OTAK terkait dengan kehidupan sehari-hari? a. Ya b. Tidak Komentar:......................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 4. Apakah penyajian gambar, tata letak dan warna dalam bahan ajar OTAK terlihat serasi dan menarik? a. Ya b. Tidak Komentar:......................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 5. Apakah bahan ajar OTAK memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan bahan ajar yang pernah anda gunakan dalam materi pencemaran ? a. Ya b. Tidak Komentar:......................................................................................................................... .......................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................
133
Lampiran 20 KISI- KISI ANGKET TANGGAPAN GURU
No 1 2 3 4 5 6 7
Aspek Kesesuaian bahan ajar dengan kurikulum Kesesuaian bahan ajar dengan karakteristik sekolah Kesesuaian materi terhadap potensi lokal daerah Efektivitas bahan ajar dalam pengembangan keterampilan proses sains siswa Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan tingkat pemahaman siswa Efektivitas gambar dan ilustrasi Prospek pengembangan bahan ajar di sekolah
Indikator Kesesuaian SK, KD dan tujuan pembelajaran KTSP Kesesuaian bahan ajar dalam menunjang perwujudan visi dan misi MAN 2 Pekalongan Kontekstualitas dan kesesuaian materi dengan potensi lokal daerah Pekalongan Efektivitas kegiatan praktikum dalam menstimulasi perkembangan keterampilan proses sains siswa Kesesuaian bahasa yang digunakan dalam bahan ajar OTAK sesuai dengan tingkat pemahaman siswa Efektivitas penyajian gambar dan ilustrasi dalam penyampaian pesan Prospek pengembangan dan implementasi bahan ajar di sekolah
134
Lampiran 21 ANGKET TANGGAPAN GURU TERHADAP PENERAPAN BAHAN AJAR ORIENTASI TAFAKUR AYAT KAUNIYAH (OTAK) PADA MATERI PENCEMARAN DALAM PEMBELAJARAN No 1
2
3
4
5
6
7
Pertanyaan Menurut Bapak, apakah materi yang termuat dalam bahan ajar OTAK sudah sesuai dengan SK, KD dan tujuan pembelajaran? Apakah integrasi nilai islami dalam pengembangan bahan ajar OTAK dapat menunjang perwujudan visi dan misi MAN 2 Pekalongan? Apakah materi yang termuat di dalam bahan ajar OTAK kontekstual dan mengangkat potensi lokal daerah Pekalongan? Bagaimana tanggapan Bapak mengenai kegiatan praktikum yang termuat dalam bahan ajar OTAK, dapatkah menstimulasi perkembangan keterampilan proses sains siswa? Menurut Bapak apakah bahasa yang digunakan dalam bahan ajar OTAK sesuai dengan tingkat pemahaman siswa? Menurut Bapak apakah penyajian gambar dan ilustrasi dalam bahan ajar efektif dan menarik untuk penyampaian pesan? Menurut Bapak, apakah bahan ajar OTAK dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar bagi siswa nantinya?
Tanggapan
Pekalongan, Guru Biologi
NIP.
135
Lampiran 22
KISI- KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI SKALA BESAR BAHAN AJAR OTAK No 1 2
3 4 5
Aspek Kebahasaan Praktikum sebagai pengembangan keterampilan proses sains Keterintegrasian bahan ajar Kontekstualitas Kebermaknaan bahan ajar dalam menumbuhkan peduli lingkungan
Indikator Keterpahaman siswa terhadap tata bahasa yang digunakan Kebermaknaan kegiatan praktikum yang termuat dalam bahan ajar Kebermanfaatan integrasi nilai islami dalam biologi Keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari Kebermanfaatan bahan ajar OTAK dalam menginspirasi sikap peduli lingkungan
No.item
∑ item
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
136
Lampiran 23 ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BAHAN AJAR ORIENTASI TAFAKUR AYAT KAUNIYAH (OTAK) Nama Tanggal
:..................................................... :.....................................................
Petunjuk pengisian: 1. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan yang ada sebelum anda mengisi 2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar anda, jadi jawablah dengan sejujurjujurnya 3. Berilah tanda silang pada pilihan jawaban a atau b dan berilah komentar atau alasan jawaban yang anda pilih. 4. Tanyakan bila mengalami kesulitan Pertanyaan: 1. Apakah bahasa yang digunakan dalam bahan ajar OTAK mudah untuk dipahami? b. Ya b. Tidak Komentar:......................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 2. Apakah kegiatan praktikum yang termuat dalam bahan ajar OTAK memberikan pengalaman belajar baru bagi anda? b. Ya b. Tidak Komentar:......................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 3. Apakah anda mendapatkan manfaat yang lebih dari penyajian materi biologi yang terpadu nilai-nilai islami dalam bahan ajar OTAK? b. Ya b. Tidak Komentar:......................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 4. Apakah materi pembelajaran yang tersaji di bahan ajar OTAK terkait dengan kehidupan sehari-hari? b. Ya b. Tidak Komentar:......................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 5. Apakah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar OTAK dapat menginspirasi anda untuk lebih peduli lingkungan? b. Ya b. Tidak Komentar:......................................................................................................................... .......................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................
137
Lampiran. 24 BAHAN AJAR OTAK FINAL
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
Lampiran 25 REKAPITULASI DATA TANGGAPAN SISWA PADA UJI COBA SKALA KECIL 1. Persentase Respon Siswa No 1 2 3 4 5
Aspek
Keterpahaman siswa terhadap tata bahasa yang digunakan Kebermanfaatan integrasi nilai islami dalam biologi Keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari Keserasian penyajian gambar, tata letak dan warna Kebernilaian lebih dibanding bahan ajar sebelumnya
Respon (%) Ya Tidak 100 0 100 100 66.67 100
0 0 33.37 0
*Jumlah responden 6 siswa *Perhitungan persentase menggunakan rumus berikut:
Prosentase
Siswa yang menjawab Ya x 100% Siswa total
2. Rekapitulasi Komentar Siswa No Aspek Komentar frekuensi 1 Poin 1 * Terdapat istilah asing namun terbantu glosarium 3 * Penggunaan bahasa mudah dipahami 3 * Ukuran dan jenis huruf terbaca jelas 1 2 Poin 2 * Intergrasi nilai islami dengan materi biologi merupakan hal yang 6 bermanfaat 3 Poin 3 * Materi memuat contoh pencemaran akibat industri batik 4 pekalongan * Kerusakan lingkungan sering ditemui di kehidupan sehari-hari 2 4 Poin 4 * Gambar dan tata letak menarik dan warna sesuai 4 * Beberapa gambar ukurannya terlalu besar 1 * Beberapa gambar sering dijumpai di internet 1 5 Poin 5 * Pengintegrasian nilai islami dalam biologi menjadi pembeda 5 dengan bahan ajar sebelumnya * Bahan ajar sebelumnya tidak menarik karena tidak berwarna dan 1 minim gambar ilustrasi * Frekuensi merupakan jumlah responden yang dikelompokkan berdasar komentar tiap aspek
175
Lampiran 26
176
Lampiran. 27 DATA HASIL PRETEST DAN POSTTEST No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama AFIF AFANDI H AFRIZON SAEFULLAH AISATUL LAELI ALI ASRI LESTARI AMELIA HIDAYATUL J ANI VIKA NINGRUM ASTRIT PRAYOGA W DESY RIZQIYANI DIDIN KURNIAWAN P FAUZIYATUN NAHDYAH HENI MAEHIROH KHASNA FIKRI AMALIA LAILATUL NIKMAH MAGHFIROTUN NISA M. ARIF WIBOWO M. LABIB NAJA M. NAJIB ROSYADA MUNAZILAH NAILATUL FAIZAH NUR HIDAYAH NURMA EVA SOFIANA NURMA YUNITA NURUL IKMALIA R. MUHAMMAD YUSUF M RIZQI MUBAROK S. ALIF RAMADHAN SAPTA INDRASUARI SATRIYO SIDIK SELLA SEFIA SITI KHALIMAH SRI HIDAYATI SUFIANA SUKMANAH ARUM SYADID THORIFUL BAIRIZQI VIVI ANINGSIH WINASRI
PRETEST POSTEST Skor Nilai Skor Nilai 11/22 50.00 18/22 81.81 9/22 40.90 18/22 81.81 7/22 31.81 16/22 72.72 7/22 31.81 15/22 68.18 8/22 36.36 16/22 72.72 8/22 36.36 14/22 63.63 4/22 18.18 12/22 54.54 7/22 31.81 16/22 72.72 4/22 18.81 15/22 68.18 6/22 27.27 16/22 72.72 11/22 50.00 16/22 72.72 6/22 27.27 15/22 68.18 10/22 45.45 18/22 81.81 12/22 54.54 18/22 81.81 11/22 50.00 17/22 77.27 7/22 31.81 16/22 72.72 7/22 31.81 15/22 68.18 9/22 40.90 14/22 63.63 12/22 54.54 19/22 86.36 9/22 40.90 13/22 59.09 7/22 31.81 15/22 68.18 7/22 31.81 16/22 72.72 12/22 54.54 17/22 77.27 11/22 50.00 18/22 81.81 4/22 18.18 12/22 54.54 11/22 50.00 18/22 81.81 15/22 68.18 19/22 86.36 9/22 40.90 17/22 77.27 10/22 45.45 16/22 72.72 11/22 50.00 18/22 81.80 12/22 54.54 17/22 77.27 9/22 40.90 16/22 72.72 8/22 36.36 14/22 63.63 13/22 59.09 18/22 81.81 11/22 50.00 17/22 77.27 13/22 59.09 17/22 77.27 9/22 40.90 16/22 72.72
Rata-rata
41.41
No
Jenis test
Rata-rata
1 2
Pre-test Post-test
41.41 73.45
Persentase ketuntasan (KKM 70) 0% 72.97%
73.45
177
Lampiran. 28
Rekapitulasi Perhitungan Skor N-Gain Kelas X4 MAN 2 Pekalongan Nilai Skor max Skor N-Gain Pretest Posttest 50 81,81 100 0,64 40,9 81,81 100 0,69 31,81 72,72 100 0,60 31,81 68,18 100 0,53 36,36 72,72 100 0,57 18,18 54,54 100 0,44 31,81 72,72 100 0,60 18,81 68,18 100 0,61 27,27 72,72 100 0,62 50 72,72 100 0,45 27,27 68,18 100 0,56 45,45 81,81 100 0,67 54,54 81,81 100 0,60 50 77,27 100 0,55 31,81 72,72 100 0,60 31,81 68,18 100 0,53 40,9 63,63 100 0,38 54,54 86,36 100 0,70 40,9 59,09 100 0,31 31,81 68,18 100 0,53 31,81 72,72 100 0,60 54,54 77,72 100 0,51 50 81,81 100 0,64 18,18 54,54 100 0,44 50 81,81 100 0,64 68,18 86,36 100 0,57 40,9 77,27 100 0,62 45,45 72,72 100 0,50 50 81,81 100 0,64 54,54 77,27 100 0,50 40,9 72,72 100 0,54 36,36 63,63 100 0,43 59,09 81,81 100 0,56 50 77,27 100 0,55 59,09 77,27 100 0,44 40,9 72,72 100 0,54 53,3 80 100 0,57 Rata-rata Skor N-gain 0,55
Presensi Siswa
Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
178
Lampiran. 29
179
Lampiran. 30
180
Lampiran. 31 DAFTAR NILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERPADU KEL.
NAMA ANGGOTA
1
SKOR ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS IDENTIFIKASI HIPOTESIS TABEL OLAH KESIMPULAN VARIABEL DATA 3 1 2 3 2 3 1 2 3 2 3 1 2 3 2 3 1 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 1 3 3 3 2 1 3 3 3 2 1 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3
AFIF AFANDI ARIF WIBOWO RISKI MUBAROK SATRIYO SIDIK NAJIB ROSYADA 2 SUFIANA MUNAZILAH DESI RISQIANI ANI VIKA N ALI ASRI L 3 MAGHFIROTUNNISA NAILUL FAIZAH SITI KHALIMAH SRI HIDAYATI NURMA YUNITA 4 THORIFUL BAIRIZQI S. ARIF RAMADHAN DIDIN KURNIAWAN ASTRIT PRAYOGA 5 LAILATUL NIKMAH SAPTA INDRASUARI SELLA SEFIA VIVI ANNINGSIH 6 SUKMANAH ARUM AISATUL LAELI NURMA EVA S NUR HIDAYAH FAUZIATUN N 7 M. LABIB NAJA R. YUSUF AFRIZON S SYADID 8 AMELIA H HENI MAGHFIROH KHASNA FIKRI A NURUL AMALIA WINASRI Rata-Rata Keterangan: * Nilai maksimal untuk tiap aspek 3 (tiga) poin. *Perhitungan menggunakan rumus:
Nilai
skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal
NILAI 67 67 67 67 67 80 80 80 80 80 87 87 87 87 87 80 80 80 80 93 93 93 93 80 80 80 80 80 93 93 93 93 93 93 93 93 93 84,12
181
Lampiran. 32
182
Lampiran. 33 DATA NILAI KARAKTER RELIGIUS DAN PEDULI LINGKUNGAN SISWA No 1 2 3 4
AFIF AFANDI H AFRIZON SAEFULLAH AISATUL LAELI ALI ASRI LESTARI AMELIA HIDAYATUL 5 JANAH 6 ANI VIKA NINGRUM 7 ASTRIT PRAYOGA W 8 DESY RIZQIYANI 9 DIDIN KURNIAWAN P 10 FAUZIYATUN NAHDYAH 11 HENI MAEHIROH 12 KHASNA FIKRI AMALIA 13 LAILATUL NIKMAH 14 MAGHFIROTUN NISA 15 M. ARIF WIBOWO 16 M. LABIB NAJA 17 M. NAJIB ROSYADA 18 MUNAZILAH 19 NAILATUL FAIZAH 20 NUR HIDAYAH 21 NURMA EVA SOFIANA 22 NURMA YUNITA 23 NURUL IKMALIA 24 R. MUHAMMAD YUSUF M 25 RIZQI MUBAROK 26 S. ALIF RAMADHAN 27 SAPTA INDRASUARI 28 SATRIYO SIDIK 29 SELLA SEFIA 30 SITI KHALIMAH 31 SRI HIDAYATI 32 SUFIANA 33 SUKMANAH ARUM 34 SYADID 35 THORIFUL BAIRIZQI 36 VIVI ANINGSIH 37 WINASRI Rata-rata Kategori
Religius Skor
Peduli lingkungan Persentase Skor Persentase
54/64 58/64 54/64 51/64 49/64 52/64 48/64 53/64 49/64 52/64 57/64 49/64 53/64 52/64 49/64 49/64 54/64 54/64 53/64 55/64 59/64 49/64 54/64 57/64 49/64 55/64 57/64 56/64 55/64 53/64 55/64 53/64 58/64 49/64 52/64 56/64 53/64 Membudaya
84.37 90.62 84.37 79.68 76.56
26/32 28/32 24/32 26/32 24/32
81.25 87.50 75.00 81.25 75.00
81.25 75.00 82.81 76.56 81.25 89.06 76.56 82.81 81.25 76.56 76.56 84.37 84.37 82.81 85.93 92.18 76.56 84.37 89.06 76.56 85.93 89.06 87.50 85.93 82.81 85.93 82.81 90.62 76.56 81.25 87.50 82.81 82.97
25/32 25/32 28/32 25/32 26/32 24/32 23/32 24/32 26/32 24/32 24/32 26/32 25/32 28/32 26/32 31/32 24/32 26/32 29/32 25/32 28/32 29/32 28/32 25/32 28/32 28/32 25/32 31/32 23/32 25/32 26/32 29/32
78.12 78.12 87.50 78.12 81.25 75.00 71.87 75.00 81.25 75.00 75.00 81.25 78.12 87.50 81.25 96.87 75.00 81.25 90.62 78.12 87.50 90.62 87.50 78.12 87.50 87.50 78.12 96.87 71.87 78.12 81.25 90.62 81.67
Membudaya
183
Lampiran. 34
184
185
Lampiran 35
186
Lampiran. 36 REKAPITULASI DATA TANGGAPAN SISWA PADA UJI COBA SKALA BESAR 1. Persentase Respon Siswa No Aspek 1 2 3 4 5
Keterpahaman siswa terhadap tata bahasa yang digunakan Kebermaknaan kegiatan praktikum yang termuat dalam bahan ajar Kebermanfaatan integrasi nilai islami dalam biologi Keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari Kebermanfaatan bahan ajar OTAK dalam menginspirasi sikap peduli lingkungan
Respon (%) Ya Tidak 100 0 100 0 100 100 100
0 0 0
*Jumlah responden 37 siswa *Perhitungan persentase menggunakan rumus berikut:
Prosentase
Siswa yang menjawab Ya x 100% Siswa total
2. Rekapitulasi Komentar Siswa No Aspek 1
Poin 1
2
Poin 2
* * * * * *
3
Poin 3
* * *
4
Poin 4
*
5
Poin 5
* *
Komentar
Bahasa baku, dapat dipahami Glosarium membantu istilah asing yang belum dimengerti Ukuran dan jenis huruf terbaca jelas Kegiatan praktikum berkesan karena siswa melakukan kegiatan secara langsung, bukan sekedar teoritis Kegiatan praktikum menyadarkan bahwa aktivitas manusia sangat berpengaruh terhadap lingkungan Kegiatan praktikum menyadarkan bahwa makhluk hidup lain juga berhak untuk hidup Kegiatan praktikum berkesan karena pertama kali dilakukan Integrasi nilai islami dalam biologi bermanfaat dan membuka wawasan siswa Integrasi nilai islami dalam biologi bermanfaat, namun akan lebih menarik bila dikutip pula ayat al-quran dalam tulisan arab Contoh kasus pencemaran sering ditemui dikehidupan seharihari Terinspirasi, karena kerusakan lingkungan dampaknya juga akan dirasakan manusia Manusia memang sudah seharusnya menjaga lingkungan, sebagaimana diperintahkan Tuhan
Keterangan: * Frekuensi merupakan jumlah responden yang dikelompokkan berdasar komentar tiap aspek
Frekuens i 14 12 11 13 10 8 6 33 4 37 27 10
187
Lampiran. 37
188
Lampiran. 38
189
190
Lampiran. 39
191
192
Lampiran. 40
REKAPITULASI DATA VALIDASI AKHIR BAHAN AJAR No Validator Skor Persentase Kategori 1 Pertama 41 68.33% Valid 2 Kedua 54 90.00% Sangat Valid Rata-rata 47.5 79.17% Valid Keterangan: Validator 1: Dosen Pengampu Mata Kuliah Lingkungan Validator 2: Guru Pengampu Mata Pelajaran Biologi MAN 2 Pekalongan
Perhitungan kelayakan bahan ajar menggunakan rumus berikut:
Nilai
skor yang diperoleh x 100% Skor maksimal
Kriteria validitas (Setyowati 2013) 81% - 100 : Sangat Valid 61% - 80% : Valid 41% - 60% : Cukup Valid 21% - 40% : Kurang Valid <20% : Tidak Valid
193
Lampiran. 41
194
Lampiran. 42
Foto Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi proses validasi bahan ajar OTAK
Dokumentasi uji coba skala kecil
195
Dokumentasi kegiatan diskusi siswa
Presentasi hasil diskusi
Alat dan bahan praktikum
196
Dokumentasi kegiatan praktikum
Dokumentasi kegiatan praktikum
197
Dokumentasi test kognitif
Dokumentasi ranah afektf
198
Lampiran. 43
199
Lampiran. 44