PENGEMBANGAN ANAK DHUAFA MELALUI PENDIDIKAN NON FORMAL DI YAYASAN MIZAN AMANAH
NURDIANA RATNA SARI NIM: 106054002053
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
PENGEMBANGAN ANAK DHUAFA MELALUI PENDIDIKAN NON FORMAL DI YAYASAN MIZAN AMANAH
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)
Oleh Nurdiana Ratna Sari 106054002053
Di bawah bimbingan
Dr. Asep Usman Ismail, M.A NIP. 196007201991031001
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENGEMBANGAN ANAK DHUAFA MELALUI PENDIDIKAN NON FORMAL DI YAYASAN MIZAN AMANAH telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 18 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Jakarta, 18 Maret 2011 Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Wati Nilamsari, M. Si NIP: 197105201999632002
M. Hudri M.A NIP: 197206061998031003
Anggota, Penguji I
Penguji II
Wati Nilamsari, M.Si NIP: 197105201999632002
Dr. Sihabudin Noor, M.A NIP: 196902211997031001
Pembimbing
Dr. Asep Usman Ismail, M.A NIP: 196007201991031001
ABSTRAK Nurdiana Ratna Sari PENGEMBANGAN ANAK DHUAFA MELALUI PENDIDIKAN NON FORMAL DI YAYASAN MIZAN AMANAH Yayasan Mizan Amanah ini berdiri untuk mengabdi dan melayani masyarakat, diawali dengan pembukaan klinik bersalin sebagai wujud kepedulian dengan pelayanan kesehatan terjangkau. Dua tahun kemudian didirikanlah asrama yatim dan dhu’afa. Awalnya menyatuni dan membina puluhan anak di tahun 2009 sudah lebih dari seribu anak yatim dan kaum dhu’afa tersantuni. Data ini akan terus bertambah seiring dengan berkembangnya keinginan dan cita-cita Mizan Amanah dan ditambah lagi dengan kenyataan masih banyaknya anak-anak yatim dan kaum dhu'afa terlantar disekitar kita yang membutuhkan uluran tangan. Mizan amanah sesuai dengan visinya menjadikan lembaga sosial kemanusian pengelola kaum dhua’afa yang lebih amanah dan terbaik tingkat nasional merupakan sebuah organisasi sosial (non-profit) yang ingin berdedikasi dalam penyantunan dan pembinaan anak-anak yatim dan pemberdayaan kaum dhu’af. Tujuan dari penelitian ini adalah; Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan program Yayasan Mizan Amanah dalam melakukan Pengembangan Anak Dhu’afa dalam Pendidikan Non Formal?. Dan apa hambatan dan tantangan dalam proses Pengembangan Anak Dhuafa Melalui Pendidikan Non Formal? Metodologi penelitian karya ilmiah ini menggunakan metode penelitian Kualitatif. Dengan analisis deskriptif yang didapatkan dari data-data yang telah berhasil diolah secara sistematis baik berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang diamati. Hasil penelitian yang penulis temukan terkait dengan Pengembangan Anak Dhuafa Melalui Pendidikan Non Formal di Yayasan Mizan Amanah adalah Yayasan Mizan Amanah sebagai mediator, fasilitator, dan pendidik anak-anak agar mereka menjadi anak-anak yang berguna bagi diri mereka sendiri, orang tua dan orang banyak. Selain menjadi pendidik dan mengayomi masyarakat Yayasan mizan Amanah melaksanakan tugas yang kini menjadi program di yayasan tersebut yaitu “Pendidikan Nonformal” yaitu: Pengembangan Fisik, Pengembangan Intelektual, Pengembangan Emosi, Pengembangan Spiritual, Pengembangan Sosial. Dengan demikian, Pengembangan Anak Dhuafa Melalui Pendidikan Non Formal di Yayasan Mizan Amanah adalah untuk memandirikan anak dhuafa agar mereka dapat hidup tanpa adanya ketergantungan terhadap orang lain. Membangun, Mengembangkan, dan membina kehidupannya secara responsif (tanggung jawab) terhadap problem sosial apa pun yang tengah mereka hadapi.
i
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢﺍﷲﺍﻠﺮﺣﻤﻦﺍﻠﺮﺣﻴﻢ Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas karunia yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan tugas akhir ini. Shalawat beriring salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan seluruh umatnya jalan keselamatan dan kemulian dunia akhirat. Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitu pun dengan skripsi ini. Banyak keterbatasan dan kekurangan yang masih butuh kesempurnaan dan perbaikan di berbagai aspek. Namun, terselesaikannya skripsi ini merupakan suatu hasil kerja
keras penulis dan bantuan dari berbagai pihak yang sebenarnya tidak cukup penulis balas kebaikannya hanya dengan ucapan terima kasih. Mengingat akan jasa baik yang telah diberikan oleh semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi, baik moril maupun materil, maka penulis menyampaikan terimakasih terutama kepada: 1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA., sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Asep Usman Ismail, M.A., sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dan dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si., sebagai Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam proses penyelesesaian skripsi ini.
ii
4. Bapak M. Hudri M.A. sebagai Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang telah memberikan kemudahan administrasi. 5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah menyampaikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat kepada penulis, serta masukan dan motivasinya selama perkuliahan. 6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama, serta Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya kepada bapak Andi terimakasih karena telah membantu dan memberikan kemudahan bagi penulis dalam peminjaman buku. 7. Ketua Yayasan Mizan Amanah, Bapak Dede Rohayat dan Para Pengurus Yayasan Mizan Amanah, serta adik-adikku tercinta yang selalu mewarnai setiap perjalanan penulis hingga selesainya skripsi ini. 8. Untuk Papa dan Mamaku tercinta yang selalu memberikan support dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Kakakku tercinta, yang tidak pernah henti-hentinya memberikan perhatian yang diberikan kepada penulis sehingga dapat terselesaikan skripsi ini. 10. Untuk Kekasihku tercinta yang selalu mendukung dan membantu penulis dari awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. 11. Untuk semua keluarga besar jurusan PMI, teman-teman seperjuanganku selama di perkuliahan khususnya PMI angkatan 2006. Lebih khususnya untuk para sahabat-sahabatku, Minarti dan Fitri Rachmawati. Terimakasih atas support dan doa yang diberikan sehingga penulis bisa terus bersemangat walaupun dalam jatuh dan bangunnya penulis dalam penyusunan skripsi.
iii
Akhirnya hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala jualah penulis berdoa, semoga mereka mendapatkan balasan yang mulia. Dengan segala kelemahan, kekurangan dan kelebihan yang ada semoga skripsi ini dapat bermanfaat begi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita, Amin Yaa Rabb al-‘Alamiin.
Jakarta, 18 Maret 2011 Penulis
Nurdiana Ratna Sari
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................ i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah .............................. 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 5 D. Metodologi Penelitian ................................................................... 6 E. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 9 F. Sistematika Penulisan .................................................................... 10
BAB II : TINJAUAN TEORITIS A. Pengembangan .............................................................................. 13 1. Pengertian Pengembangan ....................................................... 13 2. Tahapan Pengembangan........................................................... 14 3. Tujuan Pengembangan ............................................................. 16 4. Strategi Pengembangan ............................................................ 16 B. Anak ...............................................................................................11 1. Pengertian Anak .................................................................... 11 2. Anak sebagai fenomena biologis ......................................... 12 3. Anak sebagai fenomena sosial................................................12 C. Fase Pengembangan Anak ............................................................. 17 D. Aspek Pengembangan Anak .......................................................... 20 E. Dhuafa ........................................................................................... 23 1. Pengertian Dhu’afa................................................................... 23 2. Ruang Lingkup Kaum Dhu’afa ................................................ 24 3. Langkah-Langkah Membantu Pengembangan Kaum Dhu’afa 25 F. Pendidikan Non Formal ................................................................. 27 1. Asas Pendidikan Non Formal................................................... 27
v
2. Tugas-Tugas Pendidikan Non Formal ..................................... 27 3. Sifat-Sifat Pendidikan Non Formal .......................................... 28 4. Syarat-Syarat Pendidikan Non Formal..................................... 28 BAB III
: GAMBARAN UMUM YAYASAN MIZAN AMANAH
BINTARO SEKTOR 3 PONDOK BETUNG A. Sejarah Berdirinya Yayasan Mizan Amanah ................................. 30 B. Visi dan Misi Yayasan Mizan Amanah ......................................... 32 C. Struktur Manajemen Yayasan Mizan Amanah .............................. 33 D. Program Pemberdayaan Yayasan Mizan Amanah ......................... 34
BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS HASIL LAPANGAN A. Pengembangan Anak Dhu’afa Melalui Pendidikan Non Formal di Yayasan Mizan Amanah ................................................................ 35 B. Pengembangan Yang Dilakukan Yayasan Mizan Amanah Untuk Anak Dhu’afa ................................................................................. 37 a. Pengembangan Fisik ................................................................ 38 b. Pengembangan Intelektual ....................................................... 40 c. Pengembangan Emosi .............................................................. 40 d. Pengembangan Spiritual........................................................... 41 e. Pengembangan Sosial............................................................... 43 C. Hambatan, Tantangan Dan Harapan Dalam proses Pengembangan Anak Dhu’afa Melalui Pendidikan Non Formal ............................ 43 BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 46 B. Perguruan Tinggi / Fakultas / Jurusan...................................... 48
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
a. Tabel 1 Tingkat Pendidikan Anak Dhu’afa Di Yayasan Mizan Amanah ........ 33 b. Tabel 2 Sertifikat dan Penghargaan ................................................................. 32 c. Tabel 3 Data Pendidikan Formal Anak Asuh di Yayasan Mizan Amanah ...... 37 d. Tabel 4 Perubahan Tingkat Tinggi Badan Sebelum dan Sesudah Masuk Yayasan Mizan Amanah .................................................................................. 39 e. Tabel 5 Mata Pelajaran Pendidikan Non Formal TPA .................................... 42 f. Tabel 6 TPA SMP ............................................................................................ 42 g. Tabel 7 Nama Keseluruhan Anak Yatim Piatu Dan Dhu’afa Di Yayasan Mizan Amanah ............................................................................................................ 49
vii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah suasana Bangsa yang penuh keprihatinan dengan hantaman badai krisis yang berkepanjangan, telah menjadikan negeri ini menjadi terpuruk. Namun negeri kini tengah berusaha semaksimal mungkin untuk keluar dari berbagai kesulitan. Krisis yang dirasakan amat hebat ini menyentuh seluruh sendisendi kehidupan masyarakat luas baik Ideologi, Politik, Moral (Akhlak), Sosial, Ekonomi, dan Budaya. Dalam bidang perekonomian khususnya, terlihat begitu jelas dengan kenaikan berbagai macam harga-harga kebutuhan pokok yaitu sembako. Fenomena ini telah menyebabkan naiknya tingkat kriminal atau kejahatan yang dilakukan oleh sebagian kelompok demi mencukupi segala kebutuhan agar bisa tetap hidup. Sebagaimana Hadits Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan:
٠ﻜﺎﺩﺍﻠﻔﻘﺭأنﻴﻜﻭنﻜﻓﺭﺍ “Hampir saja kemiskinan (kemiskinan jiwa dan hati) berubah menjadi kekufuran.”(HR. Athabrani).1 Seperti contoh sepenggal hadits di atas yang telah menjelaskan tentang kemiskinan yang begitu berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, yang pada akhirnya mempengaruhi jiwa dan hati masyarakat. Sehingga seseorang itu menjadi kufur, tidak bersyukur terhadap apa yang Allah berikan kepada manusia. Misalnya diberikan nikmat kepada Allah manusia tidak pernah bersyukur, diberikan harta kekayaan manusia tidak pernah bersyukur kepada 1 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) Dr. Muhammad Faiz Almath, (Yogyakarta, Tiara Wacana Yogya, 1995), Cet ke I, h. 98
1
2
Allah. Oleh karena itu sebagai seorang muslim wajib mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kepada manusia. Belum lagi berbagai macam musibah yang telah melanda negeri ini seperti Gempa Bumi, Tanah Longsor, Kebanjiran, Kebakaran Hutan, Tsunami yang merajalela bahkan semburan lumpur panas mendidih yang keluar dari perut bumi hingga saat ini belum dapat terselesaikan secara tuntas. Dengan adanya bencana alam semestinya menyadarkan kembali akan ajaran kemanusiaan yang mulia ini. Dari kesadaran inilah yang membuat kepedulian sosial menjadi lebih bermakna. Dari berbagai problem ini telah nampak di hadapan, jutaan penduduk kehilangan mata pencaharian, banyak wanita menjadi janda, banyak anak-anak yang kehilangan orang tuanya, serta terpaksa keluar dari sekolah atau droop out dari sekolah karena ketidakmampuan mereka membayar iuran sekolah dan berapa banyak anak-anak yatim piatu dan dhu’afa yang terlantar. Sedangkan mereka yang masih memliki orang tua terkadang tidak mampu menghadapi hantaman krisis yang begitu hebat. Apalagi mereka anak-anak yatim piatu dan dhu’afa yang hidup di panti-panti asuhan. Mereka semua adalah anak-anak bangsa sekaligus aset berharga yang harus di berdayakan agar mampu tumbuh dan berkembang menjadi SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas di masa kini maupun di masa yang akan datang. Maka dari pembahasan di atas sangat perlu sekali peran pemerintah dan Masyarakat Indonesia yang turut andil dalam program pemberdayaan kaum lemah lebih khususnya anak-anak terlantar (Duh’afa). Dengan adanya pemberdayaan maka kehidupan mereka sedikit demi sedikit dapat terbantu, bahkan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
3
Pemberdayaan menurut Gunawan Sumohadiningrat adalah “upaya untuk membangun daya yang dimiliki dhu’afa dengan mendorong, memberikan motivasi, dan meningkatkan kesadaran tentang potensi yang dimiliki mereka, serta berupaya untuk mengembangkannya”.2 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan yaitu memberikan motivasi kepada anak-anak khususnya bagi anak dhu’afa tentang pentingnya potensi yang mereka miliki. Sehingga dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari tanpa bergantung kepada orang lain. Serta menjadikan mereka mandiri, dan berkembang menjadi manusiamanusia yang berguna bagi nusa dan bangsa khususnya untuk diri sendiri. Oleh karena itu diperlukanlah lembaga pemerintah seperti yayasan dan panti sosial. Dengan adanya lembaga sosial ini semua masalah-masalah yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan sedikit, demi sedikit akan terbantu, sekalipun tidak sesempurna yang diinginkan memberikan bantuan secara cumacuma, tanpa mengharapkan imbalan sedikitpun. Adapun tujuan dari yayasan itu adalah untuk memandirikan masyarakat yang kurang mampu. Oleh karena itu, diberikan pendidikan untuk anak-anak yang tidak mampu agar dapat melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, mereka akan dilepaskan ke masyarakat, tentunya dengan ilmu-ilmu yang telah diberikan di lembaga sosial ini. Dengan adanya permasalahan sosial seperti diatas ini penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang permasalahan apa saja yang terjadi di lembaga sosial tersebut. Dalam hal ini penulis akan meneliti lembaga atau Yayasan Mizan Amanah. Yayasan Mizan Amanah ini Sudah 14 tahun Mizan Amanah mengabdi
2 Gunawan Sumohadiningrat, (Jakarta:Bina Rena Pariwira, 1997), h. 165.
Pembangunan
Daerah
dan
Pengembangan
Masyarakat,
4
dan melayani masyarakat, diawali dengan pembukaan klinik bersalin sebagai wujud kepedulian dengan pelayanan kesehatan terjangkau. Dua tahun kemudian didirikanlah asrama yatim dan dhu’afa. Awalnya menyatuni dan membina puluhan anak di tahun 2009 sudah lebih dari seribu anak yatim dan kaum dhu’afa tersantuni. Data ini akan terus bertambah seiring dengan berkembangnya keinginan dan cita-cita Mizan Amanah dan ditambah lagi dengan kenyataan masih banyaknya anak-anak yatim dan kaum dhu'afa terlantar disekitar kita yang membutuhkan uluran tangan.3 Mizan amanah sesuai dengan visinya menjadikan lembaga sosial kemanusian pengelola kaum dhua’afa yang lebih amanah dan terbaik tingkat nasional merupakan sebuah organisasi sosial (non-profit) yang ingin berdedikasi dalam penyantunan dan pembinaan anak-anak yatim dan pemberdayaan kaum dhu’afa.4 19 juli 1995 dengan nilai kesederhanaan dan kebersamaan para mahasiswa dan aktivisis sosial, mizan amanah didirikan. Dengan kepercayaan penuh dari masyarakat dan pemerintah keberadaan yayasan mizan amanah semakin dipandang oleh masyarakat. Dengan kata Mizan yang artinya timbangan dan Amanah yang berarti terpercaya, Mizan Amanah bangkit menjadi lembaga sosial kemanusiaan yang lebih amanah.5 Oleh karena itu penulis mengambil judul “Pengembangan Anak Dhua’fa Melalui Pendidikan Non Formal Di Yayasan Mizan Amanah”.
3
Hasil wawancara peneliti dengan pengurus yayasan Mizan Amanah daerah Bintaro Jaya Tangerang Selatan tgl: 12 Juni 2010, pkl: 13:00 di kantor Yayasan. 4 Hasil wawancara peneliti dengan pengurus yayasan Mizan Amanah tgl: 13 juni 2010, pkl: 08:00 di tempat belajar anak-anak 5 Hasil wawancara peneliti dengan salah satu pengurus yayasan Mizan Amanah di daerah Bintaro jaya Tanggerang Selatan tgl: 13 Juni 2010 pkl: 12:00 di kantor Yayasan.
5
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar masalah dalam penulisan skripsi ini tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi masalah pada pengembangan apa yang dilakukan Yayasan Mizan Amanah dalam menjalankan program pendidikan non formal untuk anak dhuafa yang tinggal di lingkungan yayasan. 2. Perumusan Masalah Kemudian setelah memberikan pembatasan untuk mempermudah peneliti dalam penulisan skripsi, penulis merasa perlu merumuskan masalah yang ada di Yayasan Mizan Amanah, yang perlu dirumuskan dalam pembahasan skripsi ini yaitu: 1. Bagaimana Yayasan Mizan Amanah dalam melakukan Pengembangan Anak Dhu’afa dalam Pendidikan Non Formal? 2. Apa hambatan dan tantangan dalam proses Pengembangan Anak Dhuafa Melalui Pendidikan Non Formal?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan apa yang ada di perumusan dan pembatasan masalah di atas, peneliti memiliki tujuan yang sama yaitu: a. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan program Yayasan Mizan Amanah dalam melakukan Pengembangan Anak Dhu’afa dalam Pendidikan Non Formal? b. Apa hambatan dan tantangan dalam proses Pengembangan Anak Dhuafa Melalui Pendidikan Non Formal?
6
Sedangkan manfaat dari penelitian ini secara akademis penting untuk meningkatkan kesadaran bagi masyarakat Islam tentang pentingnya suatu lembaga seperti yayasan dalam pengembangan masyarakat yang lebih baik serta memandirikan masyarakat.
D. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah suatu cara kerja untuk memahami objek penelitian dalam rangka menemukan, menguji terhadap suatu kebenaran atau pengetahuan. Dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian Kualitatif. Menurut Taylor penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang diamati.6 Sedangkan menurut Anselm Strauss penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lainnya dari pengukuran.7 1. Lokasi penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Yayasan Mizan Amanah Bintaro Jaya Tangerang Selatan. Yayasan Mizan Amanah adalah salah satu lembaga yang peduli terhadap anak-anak yang tidak mampu dalam bidang ekonomi, kehidupan orang-orang disekitarnya, adapun alasan pemilihan lokasi itu didasari oleh pertimbangan sebagai berikut:
6
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000) cet. Ke-1.
h.3 7 H.M Djunaidi Ghani, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Prosedur. Teknik Dan Teori Grouned. (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2001) cet, ke-1 h. 11.
7
a. Lokasi penelitian mudah di jangkau b. Yayasan
Mizan
Amanah,
adalah
lembaga
independen
yang
mempunyai hubungan kerjasama dengan beberapa perusahaan dan instansi. c. Orientasi
program
menitikberatkan
pada
pengembangan
dari
pemberdayaan potensi anak dhuafa yang ada disekitar yayasan. d. Dalam
rangka
melaksanakan
program,
selain
melakukan
pemberdayaan anak dhuafa dalam bentuk pendidikan nonformal. 2. Subyek penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus yayasan yang melaksanakan program pendidikan nonformal. Adapun pengambilan sampel penelitian kualitatif ini adalah dengan teknik pengambilan sampel teoritis. Maksud sampel teoritis adalah pengambilan data dikendalikan oleh konsep-konsep (pemahaman teoritis) yang muncul dan berkembang sejalan dengan pengambilan data itu sendiri. Penelitian kualitatif cenderung terbuka dalam desain dan metodenya, dalam arti desain dan metode pengambilan data dapat dirubah dan disesuaikan dengan konteks dan setting saat penelitian berlangsung.8
8
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: LP3S, UI, 1998),cet ke 1, h. 54
8
3. Teknik Pengambilan Data. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam peneliti ini sebagai berikut : a. Dokumentasi Yaitu berasal dari kata dokumen, yang berarti barang-barang tertulis. Di dalam penelitian melalui dokumentasi peneiti berusaha menyelidiki benda-benda yang tertulis seperti: buku-buku, data-data jurnal, notulen anggaran dana pendidikan dan lain-lain.9 Dengan menggunakan dokumentasi peneliti dapat mengumpulkan data yang tertulis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengambil data tentang kegiatan panti asuhan terhadap masalah yang diteliti. b. Observasi. Yaitu alat pengamatan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diteliti.10 Dengan demikian penulis diharapkan dapat memperoleh data tentang Yayasan Mizan Amanah yang sesuai dengan penelitian. c. Wawancara. Yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan-keterangan. Wawancara dilakukan kepada ketua yayasan, pengurus yayasan guna untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang yayasan terhadap masalah yang diteliti. Dengan 9
H.M Djunaidi Ghani, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Prosedur. Teknik Dan Teori Grouned. (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2001) cet, ke-1 h. 133 10 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, metodologi penelitian.(Jakarta: Bumi Aksara. 1999). h. 70
9
demikian peneliti memperoleh informasi yang relevan tentang Yayasan Mizan Amanah pada khususnya masalah peranan yayasan dalam pengembangan masyarakat. 4. Sumber Data Sumber data yang utama adalah subjek utama dalam meneliti masalah di atas untuk memperoleh data-data yang kongkrit. Adapun sumber data dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data Primer Yaitu data yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi, wawancara dan dokumentasi Yayasan Mizan Amanah. 2. Data Sekunder Yaitu buku-buku tertentu, internet, majalah dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian yang peneliti buat. 5. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di Yayasan Mizan Amanah dari bulan Juni sampai desember 2010. 6. Analisa Data Yang dimaksud dengan analisa data adalah suatu proses pengumpulan data dan mengurutkan kedalam pola, pengelompokan data tersebut untuk kemudian di analisa agar mendapat kesimpulan berdasarkan data yang ada, yaitu dengan menggunakan data yang bersifat deskriptif untuk
mendapatkan
gambaran
yang
kongkrit
tentang
aktifitas
pengembangan masyarakat yang dilakukan pihak Yayasan Mizan Amanah
10
terhadap anak asuh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.11 Pada
saat
menganalisa
data
hasil
observasi
peneliti
menginterprestasikan catatan lapangan yang ada kemudian disimpulkan setelah itu, di olah kembali hasilnya untuk kemudian hasilnya di baca oleh penguji.
E. Tinjauan Pustaka Penelitian ini disusun dan di analisis berdasarkan beberapa buku dan internet yang menjelaskan teori-teori tentang judul yang penulis ingin bahas, serta data-data yang ditemukan di lapangan. Penulis juga merujuk pada
dua skripsi yang pernah membahas
permasalahan tersebut yaitu skripsi yang berjudul: yang pertama “Peran Sekolah Alam Kandang Jurank Doank Dalam Pengembangan Kreatifitas Anak di Kelurahan Jurang Mangu” kemudian yang kedua “Peran Yayasan Ar-Rasyid Dalam Pemberdayaan Kaum Dhu’afa Di Sawangan Depok. Nama peneliti: Trijadi Risnanto (0054020019), Reni Safitri (105054002052). Mahasiswa dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Masalah: Bagaimana peran sekolah dalam pengembangan kreativitas anak dan Bagaimana memberdayakan kaum dhu’afa. Meskipun penulis melakukan rujukan terhadap skripsi tersebut di atas, penelitian yang dilakukan penulis tetaplah berbeda. Dalam hal ini penulis membahas tentang Pengembangan Anak Dhuafa Melalui Pendidikan Non formal di Yayasan Mizan Amanah.
11
Lexy. J. Moleong: Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000) cet. Ke-1. h.12
11
F. Sistematika Penulisan Pokok-pokok bahasan dari seluruh rangkaian penulisan skripsi terdiri atas 5 bab, yang setiap bab terdiri dari sub bahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB II
Landasan Teori : Pengertian Pengembangan, Pengertian Anak, Pengembangan Anak (Pengertian Anak, karakteristik dan Tahapan Pengembangan Anak), Dhu’afa (Pengertian Dhu’afa, Ruang Lingkup Dhu’afa, Usaha-Usaha Pengembangan Dhu’afa), dan Pengertian Pendidikan Non formal (Asas Pendidikan Non Formal, Tugas-Tugas Pendidikan Non Formal, Sifat-sifatnya dan Syaratsyarat Pendidikan Non Formal)
BAB III
Gambaran Umum Yayasan Mizan Amanah Dalam Pengembangan Masyarakat di Bintaro Jaya 3 terdiri dari Latar Belakang berdirinya Yayasan, visi dan misi, struktur organisasi, Proses pengrekrutan anak, perolehan dan distribusi dana yayasan, keadaan yayasan, kegiatan yayasan.
BAB IV
Analisis (Pengembangan Anak Dhuafa Melalui Pendidikan Non Formal di Yayasan Mizan Amanah).
BAB V
Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran serta di akhiri dengan daftar pustaka dan lampiran.
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengembangan 1. Pengertian Pengembangan Secara etimologis, pengembangan berasal dari kata kembang yang mempunyai, proses, cara, perbuatan mengembangkan.1 Sedangkan, secara terminologis, pengertian pengembangan antara lain: a. Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Personalia”
berpendapat
bahwa
pengembangan
(development)
mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan sikap dan sifat-sifat kepribadian.2 b. Menurut
Nanih
Machendarawaty
dan
Agus
Ahmad
Syafei
“Pengembangan” adalah membina dan meningkatkan kualitas.3 c. Istilah pengembangan yang merupakan terjemahan dari kata development, sebenarnya mencakup banyak aspek. Jika ditinjau dari berbagai sudut pandang disiplin ilmu yang mencakup bidang ekonomi, sosial budaya, psikologi dan politik. Namun semuanya akan selalu menuju kepada proses perubahan aspek kehidupan manusia, baik individu atau kelompok, menuju ke arah yang lebih positf.4 Pengembangan
secara
bahasa
adalah
proses,
cara,
perbuatan
mengembangkan. Sedangkan mengembangkan diri sendiri adalah membuka lebar-
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1955), h. 44 2 T. Hani Handoko Manajemen Personalia, (Yogyakarta: BPFE, 1996), cet. Ke-10, h. 104 3 Nanih Machendarawaty Dan Agus Ahmad Syafei, Pengembangan Masyarakat Islam: Dari Ideologi, Strategi Sampai Tradisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), cet. Ke-1, h. 29 4 Elly Irawan, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), h. 3
12
13
lebar, membentangkan, menjadikan besar, menjadikan maju (baik, sempurna, dan sebagainya).5 Berdasarkan pengertian tersebut, pengembangan adalah proses menjadikan sesuatu agar lebih banyak dan baik. Menurut pendapat Isbandi Rukminto Adi dalam bukunya yang berjudul Pemberdayaan, Pengembangan dan Investasi Komunitas, menyebutkan bahwa pengembangan
bisa
disebut
juga
pemberdayaan.Pemberdayaan
adalah
mengembangkan dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya, guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan seuai dengan keinginan mereka. Pemberdayaan juga suatu proses yang relatif terus berjalan untuk meningkatakan kepada perubahan.6 2. Tahapan Pengembangan Secara sederhana, tahapan pengembangan dapat dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:7 -
Identifikasi program; tahap identifikasi program dilakukan oleh kelompokkelompok masyarakat, pemda, tim dan lainnya. Dari hasil identifikasi program ini akan dihasilkan skala prioritas program dan sumber-sumber pendanaan yang disepakati secara bersama-sama pertahun anggaran atau selang waktu tertentu. Bentuk identifikasi ini dapat difasilitasi dengan lokakarya khususnya / regular meeting ataupun forum konsultasi yang diadakan secara periodic atau pun pertahun anggaran. 5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), cet. Ke-9, h. 414 6 Isbandi Rukminto Adi. Pemberdayaan, Pengembangan dan Investasi Komunitas, (Jakarta: Fak. Ekonomi UI, 2000), cet. Ke-1, h. 32-33 7 Edi Soeharto, Metodologi Pengembangan, Jakarta, BEMJ PMI Edisi I: 2005), h. 48-51
14
-
Perancangan program. Hasil dari identifikasi program tersebut kemudian digulirkan kepada publik. Kepada kelompok-kelompok masyarakat yang ingin terlibat diberikan guidelines / panduan tentang: a. Proposal yang harus diajukan b. Pagu dana yang diberikan c. Tipe-tipe program yang akan digulirkan d. Skala waktu penerimaan proposal sampai dengan proposal yang disetujui.
-
Rancangan program yang dibuat oleh kelompok masyarakat secara minimal haruslah sudah berisikan tentang: a. Tujuan dari program itu b. Aktivitas yang akan dilakukan c. Hasil yang diharapkan d. Sumber daya yang akan digunakan termasuk persoalan pendanaan.
-
Penilaian program; penilaian program seyogianya dilakukan oleh sebuah tim khusus yang diambil dari jaringan / forum. Penilaian yang dilakukan meliputi hal-hal yang terkait dengan rancangan program yang didasarkan kepada kriteria dan indikator tertentu seperti: pagu dana, keterkaitan usulan program dengan tema program yang disepakati, keterwakilan pelibatan masyarakat dalam program dan lain sebagainya. Hasil dari penilaian ini adalah rekomendasi yang akan diberikan kepada tim yang berisikan program-program yang dianggap layak untuk dijalankan
-
Persetujuan; hasil dari penilaian itu adalah merupakan persetujuan bahwa program tersebut dapat disetujui untuk dijalankan termasuk di dalamnya
15
persetujuan tentang pendanaan dan lembaga-lembaga lain yang terlibat dalam sharing pendanaan program jika ada. 3. Tujuan pengembangan Secara umum, tujuan pengembangan adalah menciptakan lingkungan yang kondusif dan harmonis antara stakeholders, pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta.Selain itu, juga memberikan nilai tambah secara sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar dan pemerintahnya.8 Adapun tujuan pengembangan adalah diarahkan pada terbentuknya masyarakat yang memiliki yang kuat, akhlak mulia dan sikap istiqamah dengan memiliki keahlian.9 4. Strategi Pengembangan Sebagai sebuah praktik sosial dalam rangka membantu sebuah masyarakat menjadi berkembang dan memiliki kapasitas, maka pengembangan memerlukan strategi dalam penerapannya.Hal ini untuk mendukung keberhasilan program ini dalam pelaksanaan di lapangan. Strategi ini terdiri dari perencanaan kegiatan yang terdiri di dalamnnya kajian potensi dan alternatif kegiatan, pelaksanaan kegiatan yang di dalamnya terdiri dari sikap dan perilaku, kemudian pemantauan kegiatan yang di dalamnya terdiri monitoring perkembangan, evaluasi kegiatan yang di dalamnya meliputi kajian hasil akhir sebuah program, dan terakhir adalah penjagaan kebutuhan yang di dalamnya memuat kajian masalah dan kebutuhan.
8
Ibid: h. 41 Sulisyanto, Arah dan Tujuan Pengembangan Masyarakat Islam, dalam jurnal Pengembangan Islam, (Yogyakarta: UIN sunan Kalijaga, 2003), h. 38 9
16
B. Anak 1. Pengertian Anak. Anak merupakan makhluk sosial sama halnya dengan orang dewasa. Anak juga membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan bakat dan kemampuannya, karena pada dasarnya anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak akan mampu mencapai taraf kemanusiaan yang normal, oleh karena itu anak membutuhkan figur seorang guru atau orang yang menjadi pacuan hidupnya dalam hal ini kedua orang tuanya yang menjadi cermin bagi seorang anak. Sobur 1988, mengartikan anak sebagai orang atau manusia yang mempunyai pikiran, sikap, perasaan, dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan segala keterbatasan.10 Sedangkan menurut Jhon Locke, anak merupakan pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan.11 Augustinus mengatakan bahwa anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak-anak lebih mudah belajar dengan contoh-contoh yang diterimanya dari aturan-aturan yang bersifat memaksa. Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa anak adalah pribadi yang sangat polos dalam arti anak mempunyai pikiran dan hati yang bersih serta sensitif terhadap rangsangan yang diterima oleh lingkungan di sekitarnya baik keluarga, teman serta lingkungan diluar rumah dan sekelilingnya. Dan
10
Agus sujanto, Psikologis Perkembangan, (Jakarta: Aksara Baru, 1996), Cet-Ke-7, h. 35.Sobur
1988 11 “ Tentang Pengertian Anak” www.duniapsikologi.dagdigdug.com diperbaharui tanggal 30 April 2010 pukul: 13:20
17
mempunyai kepekaan yang kuat sehingga orang tua harus selalu berhati-hati dalam perketaan dan perbuatan dengan anak-anak terutama bagi anak yang usianya masih labil. 2. Anak sebagai fenomena biologis Secara biologis, anak adalah orang yang mengalami fase perkembangan masa kanak-kanak (childhood), yaitu fase antara balita dengan dewasa. Anak sebagai fenomena biologis, anak juga dapat diartikan sebagai manusia yang masih dalam tahap perkembangan yang belum mencapai tingkat utuh. Kenyataan itu dapat ditandai dari kondisi fisik, organ reproduktif, kemampuan motorik, kemampuan mental dan psikososialnya yang dianggap masih belum terselesaikan. Memahami anak dapat di klasifikasikan ke dalam beberapa tingkatan yaitu masa bayi, balita, kanak-kanak, remaja awal, remaja akhir. 3. Anak sebagai Fenomena Sosial Sebagai fenomena sosial, anak dianggap tidak mempunyai kapasitas untuk melakukan tindak sosial tertentu, karena tingkat perkembangan mental dan psikososialnya yang kurang.
C. Fase Pengembangan Anak Dalam hal ini penulis membagi pengembangan anak dari mulai bayi hingga dewasa serta proses pengembangan secara normal. Proses pengembangan secara normal itu akan menjadikan anak berkembang secara baik dan yang pastinya selalu diharapkan kepada setiap orang tua-orang tua lainnya. Secara umum proses dapat diartikan sebagai runtutan perubahan yang terjadi dalam pengembangan sesuatu, adapun yang dimaksud kata proses dalam
18
pengembangan anak adalah tahapan-tahapan perubahan yang dialami seorang anak, baik yang besifat jasmani maupun rohani, tingkah laku yang baik maupun yang buruk.12 Tahap-tahap
pengembangan
manusia
memiliki
fase
yang cukup
panjang.Untuk tujuan pengorganisasian dan pemahaman, kita umumnya menggambarkan
pengembangan
dalam
pengertian
periode
atau
fase
pengembangan. Klasifikasi periode pengembangan yang paling luas digunakan meliputi urutan sebagai berikut: Periode pra kelahiran, masa bayi, masa awal anak-anak, masa pertengahan dan akhir anak-anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa pertengahan dewasa dan masa akhir dewasa. Perkiraan rata-rata rentang usia menurut periode berikut ini memberi suatu gagasan umum kapan suatu periode mulai dan berakhir. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pada setiap periode tahap tahap pengembangan manusia: -
Periode prakelahiran (prenatal period) ialah di awali dari pembuahan hingga kelahiran. Periode ini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan dalam periode 9 bulan.13
-
Masa bayi (infacy) ialah periode pengembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi 12
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta, Rosda, 2000), h. 48. www.psikologizone.com fase-fase perkembangan manusia (Bandung diperbaharui, 18 Mei 2009) pukul: 21:15 13
19
sensorimotor, dan belajar sosial. -
Masa awal anak-anak (early chidhood) yaitu periode pengembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan teman teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak anak.
-
Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood) ialah periode pengembangan yang merentang dari usia kira kira enam hingga sebelas tahun, yang kira kira setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat.
-
Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada
20
perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. -
Masa awal dewasa (early adulthood) ialah periode pengembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa pengembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
-
Masa pertengahan dewasa (middle adulthood) ialah periode pengembangan yang bermula pada usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
-
Masa akhir dewasa (late adulthood) ialah periode pengembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial baru.
21
D. Aspek pengembangan anak 3.1.Pengembangan Fisik Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relativ seimbang.Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya.Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya. 3.2.Pengembangan Intelektual Pengertian intelektual.Beberapa definisi intelektual menurut para ahli, diantaranya :
Intelektual merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkannya dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul (Gunarsa, 1991).
Pengertian intelektual menurut Cattel (dalam Clark, 1983) adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang terlihat dalam kemampuan memahami hubungan yang lebih kompleks, semua proses berfikir abstrak, menyesuaikan diri dalam pemecahan masalah dan kemampuan memperoleh kemampuan baru.
Jadi, intelektual adalah kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi, berfikir abstrak, menalar, bertindak secara efisien dan efektif, serta dapat menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di lingkungan. Piaget (seorang psikolog dari Swiss) membuat empat tahapan kematangan dalam perkembangan intelektual, yaitu :
22
a. Periode sensori motorik (0-2 tahun) b. Periode pra operasional (2-7 tahun) c. Periode operasional konkrit (7-11 tahun) d. Periode operasional formal (11-16 tahun) Hal tersebut membuktikan bahwa semakin bertambah usia seseorang, intelektualnya makin berfungsi dengan sempurna. Ini berarti faktor kematangan mempengaruhi struktur intelektual, sehingga menimbulkan perubahan-perubahan kualitatif dari fungsi intelektual.Yaitu kemampuan menganalisis (memecahkan suatu permasalahan yang rumit) dengan baik. 3.3.Pengembangan Emosi Pengembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai: merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi. 3.4.Pengembangan Spiritual Menurut Mimi Doe & Marsha Walch mengungkapkan bahwa spiritual adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan rasa memiliki.Ia memberi arah dan arti bagi kehidupan kita tentang kepercayaan mengenai adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari pada kekuatan diri kita; Suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan Tuhan, atau apa pun yang kita
23
namakan sebagai sumber keberadaan kita. Spiritual juga berarti kejiwaan, rohani, batin, mental, moral. Jadi berdasarkan arti spiritual dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menghadapi dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan nilai, batin, dan kejiwaan. 3.5.Pengembangan Sosial Pengembangan Sosial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan bermain bersama teman-teman sebayanya.Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dan pendidik bisa merancang dan memberikan rangsangan serta latihan agar keempat aspek tersebut berkembang secara seimbang. Rangsangan atau latihan tidak bisa terfokus hanya pada satu atau sebagian aspek. Tentunya, rangsangan dan latihan tersebut diberikan dengan tetap memperhatikan kesiapan anak, bukan dengan paksaan.
E. Dhu’afa 1. Pengertian Dhu’afa Makna dhu’afa dalam kosa kata Al-Qur’an merupakan bentuk jamak dari kata “dha’if”.Kata ini berasal dari akar kata “dha’afa atau dha’ufa-yadh’ufudhu’fan atau dha’fan”14 yang secara umum mengandung dua pengertian, lemah dan berlipat ganda.Menurut al-Ashfahani perkataan dhu’fu merupakan lawan dari
14
h.11
Asep Usman Ismail, Pengamalan Al-Qur’an tentang pemberdayaan dhu’afa (jakarta)
24
quwwah yang berarti kuat.15 Dari segi kata dha’if mempunyai dua arti pertama berarti lemah kedua berarti berlipat ganda seperti contoh ayat yang mengandung arti bertambah atau berlipat ganda. Yaitu dalam surat An-Nisa ayat 28, yaitu:
SURAT AN-NISA AYAT 28
ﻋﻧﻜﻢ و ﺧﻠﻖ ﺂﻹ ﻧﺴﻦ ﺿﻌﻴﻔﺎ ۚ ﯾرﯾد ﷲ ﺄن ﳜڧڧ ﴾٢٨﴿ “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu[286], dan manusia dijadikan bersifat lemah.” 2. Ruang Lingkup Kaum Dhu’afa Timbulnya komunitas dhu’afa bukanlah timbul dengan sendirinya fenomena ini merupakan pengejawean dari sunnatullah, layaknya sunnatullah seperti adanya siang dan malam. Kondisi ini yang kerap mendapatkan perlakuan tak layak dikalangan masyarakat bukanlah suatu yang hina dan ajang berputus asa karena boleh jadi yang kita sekarang akan mendatangkan kebahagiaan. Al-qur’an ketika menyinggung masalah ini menyebutkan beberapa kelompok yang tergolong orang-orang yang lemah atau dhu’afa, yaitu:
15
Ibid h. 11
-
Orang Fakir
-
Orang Miskin
-
Anak Yatim
25
-
Ibnu Sabil
-
Tawanan Perang
-
Kaum Cacat
-
Al-Gharim / orang-orang yang berhutang
-
Al-Abdu wa Al-Riqad / hamba sahaya dan budak
Pada dasarnya setiap individu yang lahir kedunia tidak ingin dilahirkan dalam keadaan miskin atau lemah, namun keduanya akan timbul melalui serentetan sebab musabab. Secara garis besar faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan dibagi menjadi 3 macam, yaitu: a. Faktor internal manusia, yaitu faktor yang muncul dari manusia itu sendiri, seperti: sifat malas, kurang disiplin, lemah etos kerja dan lain-lain. b. Faktor non-individu, yaitu kemiskinan yang terjadi berasal dari faktor luar individu seperti penyelenggaraan pemerintah yang korup dan sejenisnya atau sistem ekonomi yang otoriter, yang hanya menguntungkan pemilik modal saja. c. Faktor visi teologi atau refresif, faktor ini terlihat berkembang luas di tengah masyarakat yang beragama yaitu adanya kecenderungan umat beragama memperlakukan kemiskinan sebagai suratan takdir dari Tuhan.16
16
Syahrini Harahap, Islam : Konsep dan Implementasi pemberdayaan (Yogyakarta, PT. Tiara Wacana. 1999), h. 86.
26
3. Langkah-Langkah Membantu Pengembangan Kaum Dhu’afa Kaum dhu’afa adalah orang yang benar-benar dalam keadaan lemah, menderita, sengsara tak berdaya bahkan tertindas, mereka yang lemah dalam ekonomi,
sosial,
politik,
hukum,
pendidikan,
kebudayaan
bahkan
agama.Akibatnya mereka mudah didzolimi, diperdaya, dieksploitasi dan diperlakukan sewenang-wenang. Mereka membutuhkan bantuan, perhatian, pertolongan, perlindungan dan pembelaan.Prinsip-prinsip yang diperlukan dalam mencegah masalah dan membantu kaum dhu’afa agar kehidupan mereka tidak lemah, sengsara dan menderita. Secara global Islam mengajarkan cara memberikan bantuan antara lain: Memberikan pendidikan, Bantuan Sosial, Memberikan Perlindungan Pemberdayaan dan Jaminan Sosial. a. Memberikan Pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi manusia demikian juga bagi kaum dhu’afa untuk menanggulangi kebodohan dan keterbelakangan mereka. Al-Qur’an telah menjelaskan kewajiban orang-orang yang memiliki kelebihan dan kelapangan harta untuk memberikan pendidikan termasuk kepada kaum dhu’afa. b. Bantuan Pemberdayaan Bantuan pemberdayaan perlu di beritakan bagi kaum dhu’afa agar mereka dapat keluar dari masalah kehidupan yang mereka hadapi. Ada beberapa manfaat
27
yang akan mereka peroleh yaitu: 1. Menjadikan mereka hidup mandiri, sehingga tidak bergantung kepada orang lain dan belas kasih orang lain. Dengan kemandirian mereka dapat mengatasi masalahnya sendiri. 2. Mengurangi dan bahkan dapat menghilangkan kelemahan, penderitaan, kesengsaraan, ketidakberdayaan dan keterbatasan mereka. 3. Agar mereka menjadi orang yang berguna dan bermanfaat bagi orang lain bahkan mereka dapat memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan.17
F. Pendidikan Non Formal Pendidikan non formal adalah pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak telalu mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat.18 Dari pengertian diatas, Yayasan Mizan Amanah lebih menekankan kepada anak-anak asuhnya pada pendidikan Non Formal.Dan peneliti pun lebih mengarah kepada pendidikan Non Formal yang berada di Yayasan Mizan Amanah. 1. Asas pendidikan non formal Seperti pendidikan formal, pendidikan non formal mempunyai asas-asas yang menjadi pedoman bagi siapa saja yang terlibat dalam kegiatan pendidikan ini. 1) Asas inovasi 2) Asas penentuan dan perumusan tujuan pendidikan non formal. 3) Asas perencanaan dan pengembangan program pendidikan non 17
MK muhsin, Menyayangi Dhu’afa (jakarta: Gema Insani Press, 1)h.146 18 Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet. Ke 1, h. 79
28
formal.19 2. Tugas-Tugas Pendidikan Non Formal. Tugas pendidikan non formal adalah membantu kualitas dan martabat sebagai individu dan warga Negara yang dengan kemampuan dan kepercayaan pada diri sendiri harus dapat mengendalikan perubahan dan kemajuan.20 Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Fungsi dari pendidikan nonformal mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. 3. Sifat-sifat Pendidikan Non Formal Sifat-sifat yang dimaksud adalah: 1) Pendidikan non formal lebih fleksibel 2) Pendidikan non formal lebih efektif dan efisien untuk bidang-bidang pelajaran tertentu. 3) Pendidikan non formal bersifat quick yielding artinya dalam waktu yang singkat dapat digunakan untuk melatih tenaga kerja yang dibutuhkan, terutama untuk memperoleh tenaga yang memiliki kecakapan. 4) Pendidikan non formal sangat instrumental artinya pendidikan yang bersangkutan bersifat luwes, mudah dan murah serta dapat menghasilkan dalam waktu yang relatif singkat. 19
Sudjana SF, Djudju. (1983). Pendidikan Nonformal (Wawasan-Sejarah-Azas), Theme, Bandung. Hal.4 20 Ibid, Hal. 5
29
4. Syarat-Syarat pendidikan non formal Bila diingat sifat-sifat pendidikan non formal diatas, tampaknya sangat mudah pendidikan non formal tersebut dilaksanakan dan dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan. Akan tetapi tidak demikian prakteknya, karena dalam pelaksanaan pendidikan non formal harus memenuhi syaratsyarat dalam pelaksanaan sebagai berikut: 1) Pendidikan non formal harus jelas tujuannya. 2) Ditinjau dari segi masyarakat, program pendidikan non formal harus menarik
baik
hal
yang
akan
dicapai
maupun
cara-cara
melaksanakannya. 3) Adanya integrasi pendidikan non formal dengan program-program pembangunan masyarakat.21
21
Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet. Ke 1, h. 85
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN MIZAN AMANAH
A. Sejarah Berdirinya Yayasan Mizan Amanah Yayasan Mizan Amanah merupakan yayasan berdiri secara bertahap mempunyai cita-cita membahagiakan masyarakat yang kurang beruntung dalam arti yang kurang mampu baik dalam segi keuangan, serta kemampuan dalam berilmu yang amat sangat kurang sekali dalam kehidupannya. Mizan Amanah sesuai dengan visinya menjadikan lembaga sosial kemanusian pengelola kaum dhua’afa yang lebih amanah dan terbaik tingkat nasional merupakan sebuah organisasi sosial (non-profit) yang ingin berdedikasi dalam penyantunan dan pembinaan anak-anak yatim dan pemberdayaan kaum dhu’afa.1 19 juli 1995 dengan nilai kesederhanaan dan kebersamaan para mahasiswa dan aktivisis sosial, mizan amanah didirikan. Dengan kepercayaan penuh dari masyarakat dan pemerintah keberadaan Yayasan Mizan Amanah semakin exis. Dengan kata Mizan yang artinya timbangan dan Amanah yang berarti terpercaya, mizan amanah bangkit menjadi lembaga sosial kemanusiaan yang lebih amanah.2 Sudah 14 tahun Mizan Amanah mengabdikan dan melayani masyarakat, diawali dengan pembukaan klinik bersalin sebagai wujud kepedulian dengan pelayaanan kesehatan terjangkau dan dua tahun kemudian didirikanlah asrama yatim dan dhu’afa. Di awali dengan menyatuni dan membina puluhan anak,
1
Wawancara dengan bagian Pendidikan Yayasan Mizan Amanah pak Abdul Malik hari Sabtu tanggal 23-10-2010 di tempat belajar anak-anak Yayasan Mizan Amanah 2 Buku panduan Yayasan Mizan Amanah untuk para sumbangan di perbaharui tgl 19 january 2009, pukul: 08:05
30
31
sekarang di tahun 2009 sudah lebih dari seribu anak yatim dan kaum dhu’afa tersantuni. Data
ini akan terus bertambah seiring dengan berkembangnya
keinginan dan cita-cita Mizan Amanah dan ditambah lagi dengan kenyataan masih banyaknya anak-anak yatim dan kaum dhu'afa terlantar disekitar kita yang membutuhkan uluran tangan. Puncak kepercayaan masyarakat dan pemerintah kepada Yatim Piatu dan Dhuafa Mizan Amanah. Alhamdulillah pada tahun 2008 berturut-turut yayasan Mizan Amanah mendapat pengharagaan dari gubernur Jawa Barat dan Menteri Sosial RI sebagai orsos berprestasi tingkat Nasional. Kami percaya bahwa segala bentuk perubahan untuk menuju ke arah yang lebih baik bisa kita lakukan dengan cara memberikan kontribusi nyata dan langsung dengan masyarakat sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita masing-masing. Dari perjalanan atau sejarah berdirinya mizan amanah dapat disimpulkan bahwa yayasan mizan amanah berdiri secara bertahap dan tidak semudah membalik telapak tangan. Di awali dengan membuka klinik bersalin, sehingga pada akhirnya karena dengan niat yang tulus untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung dalam arti kurang mampu untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari sehingga membutuhkan layanan atau uluran tangan dari masyarakat yang beruntung di kehidupannya, maka dari itu berdirilah sebuah yayasan yang mempunyai niat untuk membantu masyarakat yaitu Yayasan Mizan Amanah.
32
B. Visi dan Misi Yayasan Mizan Amanah 1. Visi Yayasan Mizan Amanah: Menjadikan Mizan Amanah sebagai lembaga sosial kemanusiaan pengelola anak yatim dan kaum dhua’afa yang lebih amanah dan terbaik tingkat nasional. Penjelasan singkat tentang visi mizan amanah sebagai berikut: a. Mizan Amanah adalah lembaga sosial kemanusiaan yang bergerak dalam penyantunan dan pemberdayaan anak yatim dan kaum dhu’afa. b. Pengertian dhu’afa adalah anak yatim piatu, fakir ,miskin dan atau yang tergolong kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial. c. Lebih amanah artinya pelayanan yang dilakukan bersumber dari nilainilai kepercayaan tanpa ada yang disembunyikan. d. Terbaik tingkat nasional adalah menjadikan kaderbinaan yang mandiri dan berdaya saing tinggi dan diakui secara nasional.
2. Misi Yayasan Mizan Amanah: a. Mengelola, mendidik dan menyantuni kaum dhua’fa sehingga menjadi muslim yang hakiki. b. Menjadi fasilitator maliyah yang amanah dan melayani layanan amal shaleh yang professional Penjelasan singkat tentang Misi Mizan Amanah sebagai berikut: a. Mewujudkan kaderbinaan yang mandiri, kuat secara ilmu dan sehat secara fisik serta berjiwa ihsan. b. Menjadi media terpercaya dalam penyaluran zakat, infak, shadaqah, wakaf dan amal shaleh lainnya yang akuntabel.
33
C. Struktur Manajemen Yayasan Mizan Amanah
Dewan Pembina
: Aos Saepudin : Dedi Effendi
Ketua Dewan Syariah
: Ust. Fuad Hasyim Robbani
Direktur
: Andri Yanto, SHI
Manager Keuangan
: DeniWastiadi, SE
Pelayanan dan Pemberdayaan
: Dindin Suryanto
Fundraising
: Nurdin Latif
Wakaf
: Fuad HR
Manager Area
: Dede Rohayat
Tabel 1 Tingkat Pendidikan Anak Dhu’afa Di Yayasan Mizan Amanah Tahun 2010-20113 No
Tingkat
Jumlah
1.
PraSekolah
4
2.
SD
14
3.
SMP
5
Jumah anak Yatim Piatu dan Dhuafa
3
23
Data Tingkat Pendidikan Anak Dhu’afa Di Yayasan Mizan Amanah Tahun 2010-2011,
data ini diambil tanggal 1 januari 2011
34
D. Program Pemberdayaan Yayasan Mizan Amanah Program Pemberdayaan kaum dhuafa melalui zakat produktif
Dhuafa Bangkit Adalah program pemberdayaan bagi kaum dhuafa yang bertujuan
untuk
memberikan
peluang
kepada
kaum
dhuafa
yang mempunyai motivasi untuk berubah dengan memberikan bantuan stimulant baik berupa motivasi, pengarahan dan bimbingan manajemen, pemberian
bantuan
permodalan
bergulir,
sehingga
menghasilkan
entrepreneur yang mandiri serta dapat menjadi motor penggerak ekonomi baik, bagi dirinya, keluarga dan masyarakat lainya.
Exelent training centre adalah program pendidikan dan latihan untuk pengembangan sumber daya manusia terkhusus dalam pengembangan pendidikan life skill yang diperuntukan untuk anak-anak yatim, kaum dhuafa serta para pengusaha kecil mandiri.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Pengembangan Anak Dhu’afa Melalui Pendidikan Non Formal di Yayasan Mizan Amanah Yayasan Mizan Amanah berperan untuk membantu masyarakat yang sedang dalam keadaan sulit, baik dalam segi perekonomian serta kelanjutan hidup mereka kedepan dan yang lebih penting lagi untuk keberlanjutan hidup anak-anak mereka yang menjadi penerus masa depan kehidupan mereka yang lebih terang. Oleh karena itu Yayasan Mizan Amanah hadir untuk membantu mereka. Serta berusaha untuk memfasilitasi segala kebutuhan mereka. Rumah yatim piatu dan dhuafa ini berdiri karena ingin membantu memfasilitasi layanan amal bagi masyarakat yang membutuhkan khususnya di daerah bintaro. Bintaro adalah lingkungan yang statusnya rata-rata menengah ke atas, dan dari hasil survei pengurus yayasan Mizan Amanah hampir 80% status pendidikanya yaitu S1 ke atas. Tidak jauh dari bintaro seperti di daerah pondok ranji yang minus kumuh sekali, sehingga hampir tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal. Yayasan Mizan amanah hadir dalam rangka menjembatani antara kaum agnia dan kaum dhuafa. Rencana awal Yayasan Mizan Amanah hanya membuka kantor cabang saja, namun karena seiring berjalannya waktu, seperti pengajuan anak-anak yatim salah satunya yaitu ada anak yang terlantar di masjid selama 5 hari, yaitu tepatnya berada di masjid An-nashr, kemudian salah satu warga datang ke Yayasan Mizan Amanah untuk meminta di tampung disini dan sampai saat ini sudah ada 17 anak yang statusnya berbeda-beda yaitu ada yang bapaknya meninggal, ibunya masuk rumah sakit jiwa, sementara keluarganya sangat minus dari ekonomi.
35
36 Dan untuk pertama kali buka pengurus Yayasan Mizan Amanah langsung melakukan uji coba ke warga sekitar Bintaro Jaya kemudian setelah melihat dari respon masyarakat di sini sangat baik dan kemudian kami mencoba membuka cabang baru Yayasan Mizan Amanah di daerah Bintaro Jaya.1 Oleh karena itu dengan adanya Yayasan Mizan Amanah diharapkan dapat memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada di lingkungan sekitar bintaro jaya lebih khususnya bagi perkembangan anak-anak yang berada di lingkungan tersebut, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang seperti layaknya anak-anak yang sebaya dengan mereka. Yayasan Mizan Amanah berdiri untuk anak-anak agar kreatifitas mereka dapat tersalurkan, sehingga mereka bebas untuk mengekspresikan diri disini namun tetap dalam batasbatas tertentu.Kemudian mereka juga diarahkan kearah yang baik, islami, serta berpengetahuan luas. Dan anak-anak di Mizan Amanah sama seperti anak-anak yang sebaya mereka tetap dapat bergaul dengan masyarakat di sekitar Bintaro, namun dengan waktu-waktu tertentu. Karena mereka dibatasi dengan jadwal-jadwal yang sangat padat, jadi waktu bermain pun mereka sangat sempit. Kemudian dari segi pengrekrutan anak Yayasan Mizan Amanah memiliki prosedur persyaratan untuk layak atau tidakkah Anak tersebut masuk ke dalam Yayasan ini. Serta harus memenuhi standar persyaratan yang ada di Yayasan Mizan Amanah yaitu: -
Harus ada surat kematian orang tuanya
-
Harus ada keterangan tidak mampu dari aparat setempat
-
Dan ada bukti dari keluarga yang ditinggalkan, seperti ada Kartu Keluarga atau keterangan anak tersebut sekolah. Dan apabila persyaratan-persyaratan tersebut
1
Hasil wawancara peneliti dengan ketua yayasan Mizan Amanah Bintaro Jaya tgl: 19 Agustus 2010, pukul: 13:00, setelah sholat dzhuhur berjamaah.
37 terpenuhi, dan dari pengurus Yayasan Mizan Amanah mengkroscek ke lapangan apakah data yang diajukan sesuai dengan yang ada di lapangan. Karena banyak ibu atau bapak yang datang ke Yayasan Mizan Amanah untuk meminta bantuan untuk anaknya, kemudian dengan alasan anaknya yatim dan anak yang dibawa tidak sedikit ada yang bawa dua, tiga atau bahkan lima anak yang mereka bawa. Dari Yayasan Mizan Amanah tidak dapat percaya hanya sebatas pengakuan lisan, tanpa ada dokumentasi bukti rujukan untuk kita bisa menerimanya, dan kalau semuanya sudah jelas dari sisi keluarga sudah tidak ada yang merawatnya sudah akan kami asramakan, tetapi kalau misalkan surat keterangan lengkap, dari keluarga yang tidak mampu, dan dari ibunya masih kelihatan sehat, masih bisa mengurus anaknya, dan kami sebagai pengurus Yayasan memberi saran untuk dirawat oleh ibunya sendiri, karena kasih sayang ibu tidak akan tergantikan oleh posisi kami sebagai pengurus, dari pengurus yayasan mizan amanah akan membantu untuk operasional sekolahnya setiap bulan dan sembako, untuk yang kasusnya sama 101 anak yang rutin kami santuni setiap bulan baik sembako, beras, dan lainnya. Serta uang dan transportasi untuk sehari-harinya 100 juta untuk 10 ribu binaan dan total keseluruhan dari jabodetabek 3.652 binaan. Kemudian untuk masalah pendidikan formal atau sekolah mereka tetap melakukan aktivitas sebagaimana anak-anak lain yang sebaya dengan mereka.Untuk sekolahnya itu mereka sendiri yang mencari sekolahnya, karena di Yayasan Mizan Amanah ini belum memfasislitasi sekolah untuk anak-anak.Yayasan Mizan Amanah hanya memfasilitasi rumah dhuafa untuk mereka singgah. Karena dari latar belakang mereka yang berbeda dan sekolah yang berbeda pula, namun bagi yang asal sekolahnya jauh mungkin akan di pindahkan ke sekolah yang lebih dekat agar mereka tidak sulit untuk melakukan kegiatan belajar.
38 Table 2 Data Pendidikan Formal Anak Asuh di Yayasan Mizan Amanah di tahun 2010-20112 No
Kelas
Umur
1.
6 SD
3 orang
2.
2 SMP
2 orang
3.
3 SD
6 orang
4.
Pra Sekolah
4 orang
5.
2 SD
1 orang
6.
5 SD
3 orang
7.
1
3 orang
SMP
B. Pengembangan Yang Dilakukan Yayasan Mizan Amanah Untuk Anak Dhuafa Menurut pendapat Isbandi Rukminto Adi dalam bukunya yang berjudul Pemberdayaan, Pengembangan dan Investasi Komunitas, menyebutkan bahwa pengembangan bisa disebut juga pemberdayaan.Pemberdayaan adalah mengembangkan dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya, guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Pemberdayaan juga suatu proses yang relatif terus berjalan untuk meningkatakan kepada perubahan.3
2
Data Pendidikan Formal Anak Asuh di Yayasan Mizan Amanah di tahun 2010-2011, data ini diambil tanggal 1 januari 2011 3 Isbandi Rukminto Adi. Pemberdayaan, Pengembangan dan Investasi Komunitas, (Jakarta: Fak. Ekonomi UI, 2000), cet. Ke-1, h. 32-33
39 Dari pendapat Rukminto adi, tujuan dari Mizan Amanah yaitu untuk memberdayakan kehidupan mereka sehingga mereka dapat hidup mandiri tanpa ada ketergantungan terhadap orang lain. Oleh karena itu kegiatan-kegiatan Anak Yayasan Mizan Amanah dapat terangkum dan tersususn di sini yaitu: a. Pengembangan Fisik Melihat dari begitu pentingnya kesehatan untuk anak-anak asuh yang berada di Yayasan Mizan Amanah, dan mereka dalam tahap pertumbuhan.Oleh karena itu di yayasan ini mengadakan pembinaan fisik untuk anak-anak asuh. Kegiatan pembinaan fisik yang sampai saat ini dilakukan adalah olah raga pagi seperti lari pagi sudah menjadi kegiatan yang rutin dilakukan sebagai pembinaan fisik.Kemudian pembinaan olah raga renang juga menjadi kegiatan rutin dilakukan oleh anak-anak yang berada di Yayasan Mizan Amanah, tetapi dilakukannya seminggu sekali dan bergiliran dengan olah raga sepak bola Yayasan Mizan Amanah sengaja melakukan ini karena di khawatirkan mereka jenuh melakukan kegiatan ini.4 Kegiatan olahraga ini berguna untuk: -
Menyehatkan tubuh mereka
-
Memperbaiki pertumbuhan mereka sehingga menjadi lebih sehat
-
Menambah wawasan mereka akan dunia luar. Dengan demikian pendidikan itu bukan hanya di dapatkan hanya di sekolah saja.Namun
pendidikan dapat dilakukan dimana saja tanpa ada batasnya seperti mengembangkan intelektual, fisik, emosi, sosial serta spiritual anak pun harus di kembangkan dalam rangka memajukan anak bangsa yang cerah.
4
Hasil wawancara peneliti dengan ketua yayasan Mizan Amanah Pak Dede Rohayat, tempat wawancara di kantor Yayasan Mizan Amanah tgl: 3 Juli 2010, Pukul: 09:00
40 b. Pengembangan Intelektual Di yayasan Mizan Amanah ini ditekankan pada pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal, karena anak-anak disini fikirannya, serta gerak-geriknya itu masih sangat labil dalam arti masih sangat cepat menyerap apa yang dilakukan oleh orang lain jadi, kemungkinan mereka bisa cepat menangkap dan dapat merubah perilakunya menjadi lebih baik. Motifasi dari yayasan Mizan Amanah yang selalu mendorong anak didiknya menjadi lebih berguna untuk dirinya sendiri, masyarakat serta untuk meneruskan kelanjutan hidup mereka yang lebih baik.Jadwal keseharian anak Yayasan Mizan Amanah bagi yang sekolah SD. Mereka masuk sekolah pagi-pagi, seperti anak-anak sekolah lainnya.Mereka belajar dengan giat dan mendapatkan hasil yang memuaskan.Sedangkan untuk anak SMP belajar untuk sekolah setiap harinya, mereka dimulai dari siang hari sekitar pukul 12:00 sampai jam 05:00 sore. c. Pengembangan Emosi Hal yang penting dari pengembangan emosi yaitu, emosional digeneralisasi oleh para pendidik terutama guru, pembimbing, dan orang tua ternyata emosi dengan segala karakteristiknya dapat mempengaruhi tubuh dalam melakukan berbagai tindakan. Akibat dari kurangnya perhatian kasih sayang pada anak-anak ialah terjadi keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan fisik pada anak. Emosi anak yang terlantar akan mempengaruhi perkembangan motorik anak diantaranya perkembangan kemampuan untuk duduk, berdiri, berjalan, serta perkembangan lain dalam diri anak menjadi terhambat. Keadaan ini cenderung menimbulkan keterlambatan apabila disertai kondisi lain yang tidak menyenangkan anak menjadi tidak bahagia, bahkan sampaikan pada tahap pertumbuhan mereka sampai nanti dewasa.
41 Oleh karena itu dari pembahasan diatas yayasan mizan amanah membantu agar pertumbuhan anak sejak dini hingga nanti kedepan, akan menjadi manusia yang berguna. Di mizan amanah setiap subuh akan diadakan pembelajaran keagamaan yaitu: shalat, mengaji agar hati ini selalu di jaga dan selalu dilindungi oleh Allah SWT. d. Pengembangan Spiritual Kegiatan yang dilakukan Yayasan Mizan Amanah dalam pengembangan spiritual yang sampai saat ini dilakukan yaitu: -
Shalat tahajud berjamaah yang dilakukan setiap hari minggu, karena dikhawatirkan mereka lelah atau terkadang mereka tertidur saat waktunya belajar.
-
Shalat subuh, zuhur, asar, magrib dan isya wajib berjamaah Kemudian anak-anak di Mizan Amanah diberikan program bagi anak yang belum
sekolah atau pra sekolah dalam tanda kutip masih kecil sekitar umur 3 atau 4 tahun biasanya masih diberikan kebebasan untuk bermain tetapi harus tetap belajar mengaji paling tidak mengenal huruf-huruf bahasa arab, sedangkan anak yang sudah masuk SD atau minimal anak SD itu sudah harus hafal juz ‘amma, sedangkan anak SMP minimal hafal surat Al-Baqarah. Pelajaran ini dimulai pada sore hari sekitar jam 16:00 sampai jam 17:00 sore. Ini dilakukan setelah mereka melakukan aktifitas belajar di sekolah mereka masing-masing Tabel 3 Mata Pelajaran Pendidikan Non Formal TPA No
Hari
Mata pelajaran
1
Senin
Doa-Doa harian dan membaca Iqra
2
Selasa
Fiqih dan membaca Iqra
3
Rabu
Bahasa Arab dan membaca Iqra
42 4
Kamis
Hafalan Juzama dan membaca Iqra
5
Jumat
Permainan dan membaca Iqra
6
Sabtu
Hadits dan membaca Iqra
7
Minggu
Bahasa Inggris dan Berenang
Sedangkan untuk anak SMP belajar keagamaan dimulai pagi dari jam 08:00 sampai jam 09:00 pagi, sebelum mereka melakukan aktifitas belajar mereka sehari-hari. Untuk anak SMP ini di fokuskan untuk menghafal Al-Quran, dan pada saat ini sudah mencapai surat Al-Baqarah dari ayat pertama sampai ayat terakhir surat Al-Baqarah. Tabel 4 TPA SMP No
Hari
Mata pelajaran
1
Senin
Tahfidz Al-Quran
2
Selasa
Tahfidz Al-Quran
3
Rabu
Tahfidz Al-Quran
4
Kamis
Tahfidz Al-Quran
5
Jumat
Tahfidz Al-Quran
6
Sabtu
Bahasa Arab
7
Minggu
Bahasa Inggris dan Berenang
Di rangkaian ini kita dapat melihat perubahan-perubahan baik dari segi fisik, intelektual, emosi, social, spiritual, yang perubahannya pun semakin lama semakin membaik sehingga menjadi manusia-manusia yang berguna untuk keberlanjutan hidup mereka kedepan.
43 e. Pengembangan Sosial Pengembangan Sosial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan bermain bersama teman-teman sebayanya.Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dan pendidik bisa merancang dan memberikan rangsangan serta latihan agar keempat aspek tersebut berkembang secara seimbang. Rangsangan atau latihan tidak bisa terfokus hanya pada satu atau sebagian aspek. Tentunya, rangsangan dan latihan tersebut diberikan dengan tetap memperhatikan kesiapan anak, bukan dengan paksaan.5 Di yayasan mizan amanah ini anak-anak dididik selalu menjadi anak yang saling sayang menyayangi anatara yang lebih tua dengan yang lebih kecil harus saling bantu membantu dan tolong menolong antara sesama.
C. Hambatan, Tantangan Dan Harapan Dalam Proses Pengembangan Anak Dhuafa Melalui Pendidikan Non Formal Dalam proses perjalanan Yayasan Mizan Amanah dalam pengembangan anak hingga saat ini banyak tantangan dan hambatan yang harus di lalui, mengingat dari latar belakang mereka yang berbeda-beda serta dari pola hidup mereka yang tidak teratur. Sedangkan ketika masuk ke Yayasan Mizan Amanah ini sudah diatur sedemikian rupa, sehingga waktu untuk bermain, dan menonton televisi itu sangat jarang, kalau pun ada itu hanya sabtu dan minggu saja. Proses perubahan ini sangat berat sekali mereka lalui. Namun keinginan dari pengurus yayasan Mizan Amanah ini ingin merubah mereka menjadi anak-anak yang cerdas dan berkualitas itu sangat tinggi. Sehingga sampai saat ini mereka menjadi anak yang semua orang 5
http://www.anneahira.com/kesehatan-anak/index.htm
44 harapkan, namun masih membutuhkan proses yang cukup panjang untuk menjadikan kaderkader yang berguna bagi kelangsungan hidup mereka. Hambatan yang mereka lalui yaitu: 1. Hambatan pemasukan keuangan yang kuarang terpenuhi sehingga pengurus pun terkadang kewalahan dengan pengeluaran yang sangat banyak. 2. Fasilitas sarana dan prasarana anak Yayasan Mizan Amanah untuk mengembangkan kreatifitas, skil mereka agar tersalurkan. Seperti komputer, arena permainan serta kebutuhan-kebutuhan lainnya Kemudian dari pengurus yayasan mempunyai ide untuk mengatasi ini semua. Mereka membuat kotak amal peduli anak-anak yatim dan dhuafa, kotak amal ini di letakan di toko-toko supermarket, swalayan serta di depan yayasan Mizan Amanah. Kotak amal ini dengan sengaja diletakkan agar mempermudah orang-orang untuk beramal, karena mungkin mereka tidak ada waktu untuk mengunjungi yayasan Mizan Amanah ini.Dengan adanya kotak amal ini untuk memudahkan para donatur untuk menyumbangkan hartanya di kotak amal ini. Namun terkadang ada tantangan ketika dari pengurus yayasan meletakkan kotak amal ini ada yang tidak suka menerima kotak amal ini diletakkan di toko mereka dengan alasan dari pengurus Yayasan ini harus izin ke pak RT setempat dan harus izin ke pemilik toko ini.Kemudian ada juga yang membongkar kotak amal Yayasan mizan Amanah, seharusnya kotak amal ini milik anak-anak Yayasan Mizan Amanah untuk membantu kekurangan keuangan mereka. Namun hingga saat ini kejadian seperti itu sudah tidak teulang lagi karena niat dari Yayasan Mizan Amanah ini baik yaitu untuk membantu menolong anak yang kurang
45 mampu.Sehingga kekurangan itu sudah ditutupi dengan adanya para donatur-donatur yang merelakan sedikit hartanya untuk Yayasan Mizan Amanah.6
6
Wawancara Peneliti dengan Ketua Yayasan Mizan Amanah 21-12-2010 pukul 16:00 WIB
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah; Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan program Yayasan Mizan Amanah dalam melakukan Pengembangan Anak Dhu’afa dalam Pendidikan Non Formal?. Dan apa hambatan dan tantangan dalam proses Pengembangan Anak Dhuafa Melalui Pendidikan Non Formal? Sedangkan manfaat dari penelitian ini secara akademis penting untuk meningkatkan kesadaran bagi masyarakat Islam tentang pentingnya suatu lembaga seperti yayasan dalam pengembangan masyarakat yang lebih baik serta memandirikan masyarakat. Sementara untuk menghadapi tantangan, hambatan serta harapan dalam proses pengembangan anak dhuafa melalui pendidikan non formal dapat dilihat sebagai berikut: a. Pengembangan Fisik b. Pengembangan Intelektual c. Pengembangan Emosi d. Pengembangan Spiritual e. Pengembangan Sosial Hambatan, Tantangan Dan Harapan Dalam Proses Pengembangan Anak Dhuafa Melalui Pendidikan Non Formal. Dalam proses perjalanan Yayasan Mizan Amanah dalam pengembangan anak hingga saat ini banyak tantangan dan hambatan yang harus di lalui, mengingat dari latar belakang mereka yang
46
47
berbeda-beda serta dari pola hidup mereka yang tidak teratur. Sedangkan ketika masuk ke Yayasan Mizan Amanah ini sudah diatur sedemikian rupa, sehingga waktu untuk bermain, dan menonton televisi itu sangat jarang, kalau pun ada itu hanya sabtu dan minggu saja. Hambatan yang mereka lalui yaitu: -
Hambatan pemasukan keuangan yang kuarang terpenuhi sehingga pengurus pun terkadang kewalahan dengan pengeluaran yang sangat banyak.
-
Fasilitas sarana dan prasarana anak Yayasan Mizan Amanah untuk mengembangkan kreatifitas, skil mereka agar tersalurkan. Seperti komputer, arena permainan serta kebutuhan-kebutuhan lainnya Kemudian dari pengurus yayasan mempunyai ide untuk mengatasi ini
semua. Mereka membuat kotak amal peduli anak-anak yatim dan dhuafa, kotak amal ini di letakan di toko-toko supermarket, swalayan serta di depan yayasan Mizan Amanah. Kotak amal ini dengan sengaja diletakkan agar mempermudah orang-orang untuk beramal, karena mungkin mereka tidak ada waktu untuk mengunjungi yayasan Mizan Amanah ini.Dengan adanya kotak amal ini untuk memudahkan para donatur untuk menyumbangkan hartanya di kotak amal ini.
B. Perguruan Tinggi/ Fakultas/ Jurusan Lebih memperbanyak literatur serta buku referensi yang berhubungan dengan bidang pengembangan masyarakat, dan buku-buku yang membahas tentang pengembangan anak dhuafa melalui pendidikan non formal.
DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, (Jakarta: LP FEUI, 2000). Cholid Narbuko, Abu Achmadi, metodologi penelitian.(Jakarta: Bumi Aksara. 1999). h. 70 Data (tabel) anak dhuafa dalam program pengembangan fisik di Yayasan Mizan Amanah dimulai dari tahun 2009 sampai 2010 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), cet. Ke-9, Djudju, Sudjana SF, . (1983). Pendidikan Nonformal (Wawasan-Sejarah-Azas), Theme, Bandung. E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: LP3S, UI, 1998),cet ke 1, h. 54 Ghani, H.M Djunaidi, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Prosedur. Teknik Dan Teori Grouned. (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2001) cet, ke-1 h. 11. Handoko, T. Hani Manajemen Personalia, (Yogyakarta: BPFE, 1996), cet. Ke-10, h. 104 Harahap, Syahrini Islam : Konsep dan Implementasi pemberdayaan (Yogyakarta, PT. Tiara Wacana. 1999), h. 86. Hadits, 1100 Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) Dr. Muhammad Faiz Almath, (Yogyakarta, Tiara Wacana Yogya, 1995), Cet ke I, Irawan, Elly, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), Ismail, Asep Usman. Pengalaman Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa. Jakarta : Dakwah Press, 2008. Joesoef, Soelaiman , Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet. Ke 1, h. 79 Machendrawaty, Nanih Dan Agus Ahmad Syafei, Pengembangan Masyarakat Islam: Dari Ideologi, Strategi Sampai Tradisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), cet. Ke-1, Meleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, Cet. Ke-23. Muhsin, MK, Menyayangi Dhu’afa (jakarta: Gema Insani Press, 1)h.146 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta, Rosda, 2000), h. 48. Mubyarto. Membangun Sistem Ekonomi. Yogyakarta: BPFE, 2000.
Murdiyatmoko, Janu dan Handayani, Citra. Sosiologi. Bandung: PT. Grafindo Media Pratama, 2006. Nasution, Metode Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 1988). Noerdin, Edriana dkk. Potret Kemiskinan Perempuan. Jakarta: Women Research Institute, 2006. Poerwandari, E. Kristi. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: LPSP3 UI, 2005. Cet. ke-3. Sujanto, Agus , Psikologis Perkembangan, (Jakarta: Aksara Baru, 1996), Cet-Ke7, h. 35.Sobur 1988 Sulisyanto, Arah dan Tujuan Pengembangan Masyarakat Islam, dalam jurnal Pengembangan Islam, (Yogyakarta: UIN sunan Kalijaga, 2003), Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), Cet ke I. Sumodiningrat, Gunawan. Pembangunan Daerah dan Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Bina Rena Pariwira, 1997. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1955), h. 44 “ Tentang Pengertian Anak” www.duniapsikologi.dagdigdug.com diperbaharui tanggal 30 April 2010 pukul: 13:20 Wawancara dengan bagian Pendidikan Yayasan Mizan Amanah pak Abdul Malik hari Sabtu tanggal 23-10-2010 di tempat belajar anak-anak Yayasan Mizan Amanah Wawancara Peneliti dengan Ketua Yayasan Mizan Amanah 21-12-2010 pukul 16:00 WIB Wawancara dengan bagian Pendidikan Yayasan Mizan Amanah pak Abdul Malik hari Sabtu tanggal 23-10-2010 di tempat belajar anak-anak Yayasan Mizan Amanah Buku panduan Yayasan Mizan Amanah untuk para sumbangan di perbaharui tgl 19 january 2009, pukul: 08:05 Hasil wawancara peneliti dengan ketua yayasan Mizan Amanah Bintaro Jaya tgl: 19 Agustus 2010, pukul: 13:00, setelah sholat dzhuhur berjamaah. www.psikologizone.com fase-fase perkembangan diperbaharui, 18 Mei 2009) pukul: 21:15
manusia
(Bandung
Hasil wawancara peneliti dengan pengurus yayasan Mizan Amanah daerah Bintaro Jaya Tangerang Selatan tgl: 12 Juni 2010, pkl: 13:00 di kantor Yayasan. Hasil wawancara peneliti dengan pengurus yayasan Mizan Amanah tgl: 13 juni 2010, pkl: 08:00 di tempat belajar anak-anak Hasil wawancara peneliti dengan salah satu pengurus yayasan Mizan Amanah di daerah Bintaro jaya Tanggerang Selatan tgl: 13 Juni 2010 pkl: 12:00 di kantor Yayasan.
Sertifikat dan Penghargaan No Nama Penghargaan
Tahun Perolehan
Badan pemberi penghargaan
1
Yayasan sosial terbaik tingkat Kota
2008
Walikota Cimahi
2008
Gubernur Jawa Barat
2008
Menteri Sosial RI
Cimahi 2
Yayasan Sosial terbaik juara 1 Tingkat Prop. Jawa Barat
3
Yayasan Berprestasi Tingkat Nasional
PIMPINAN YAYASAN MIZAN AMANAH SEJABODETABEK
Pedoman wawancara Nama
: Dede Rohayat
Tempat wawancara
: Kantor Yayasan Mizan Amanah Bintaro Utama
Tanggal
: 27 November 2010
Jam
: 17.15
Jabatan
: Manager Jabodetabek di Yayasan Mizan Amanah
1. Bagaimana tentang sejarah berdirinya Yayasan Mizan Amanah Bintaro? Jawab: Rumah yatim piatu dan dhuafa atau Yayasan Mizan Amanah ini berdiri karena ingin membantu memfasilitasi layanan amal bagi masyarakat yang membutuhkan khususnya di daerah bintaro. Bintaro adalah lingkungan yang statusnya rata-rata menengah ke atas, dan dari hasil survei hampir 80% status pendidikanya yaitu S1 ke atas. Tidak jauh dari bintaro seperti di daerah pondok ranji yang minus kumuh sekali. Yayasan Mizan amanah hadir dalam rangka menjembatani antara kaum agnia dan kaum dhuafa. Rencana awal Yayasan Mizan Amanah hanya membuka kantor cabang saja, namun karena seiring berjalannya waktu, seperti pengajuan anak-anak yatim salah satunya yaitu ada anak yang terlantar di masjid selama 5 hari, yaitu tepatnya berada di masjid An-nashr. Kemudian salah satu warga datang ke Yayasan Mizan Amanah untuk meminta di tampung disini dan sampai saat ini sudah ada 17 anak yang statusnya berbeda-beda yaitu ada yang bapaknya meninggal, ibunya masuk rumah sakit jiwa, sementara keluarganya sangat minus dari ekonomi. Dan untuk pertama kali buka kita langsung melakukan uji coba ke warga sekitar Bintaro Jaya kemudian setelah melihat dari respon masyarakat di sini sangat baik dan kemudian kami mencoba membuka cabang baru Yayasan Mizan Amanah di daerah Bintaro Jaya. Dan Alhamdulillah mempunyai respon yang sangat baik dari masyarakat disekitar Bintaro dengan adanya yayasan ini.
2. Kemudian dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana? Apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawat? Jawab: Yah, yang pastinya Jauh lebih baik dari sebelum masuk ke Yayasan Mizan Amanah, dan lebih semangat dalam menjalani kehidupannya dengan teman-teman sebayanya. Di yayasan Mizan Amanah ini juga bekerjasama dengan Lembaga Kesehatan Umat, jadi mereka apabila mengalami gangguan kesehatan kami sudah menyediakan layanan kesehatan, jadi dapat di tanggulangi sejak dini agar tidak berkelanjutan.
3. Bagaimana dari segi perkembangan intelektual, dan apa perubahan mereka dari awal masuk Yayasan Mizan Amanah hingga sekarang? Apakah ada perubahan dari segi intelektual? Jawab: Motifasi dari pengurus yayasan Mizan Amanah yang selalu mendorong anak didiknya menjadi lebih berguna untuk dirinya sendiri, masyarakat serta untuk meneruskan kelanjutan hidup mereka yang lebih baik.
4. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? Jawab: Pembinanan anak-anak di mulai sejak ba’da subuh yaitu membimbing mereka agar dapat lebih menghargai waktu, memanajemn waktu sejak dini. Agar nantinya mereka menjadi anak yang dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya.
5. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? Jawab: Anak-anak di Mizan Amanah diberikan program bagi anak yang masih prasekolah atau dalam tanda kutip masih kecil sekitar umur 3 atau 4 tahun biasanya masih diberkan kebebasan untuk bermain tetapi harus tetap belajar mengaji paling tidak mengenal hurufhuruf bahasa arab, sedangkan anak yang sudah masuk SD atau minimal anak SD itu sudah harus hafal juz ‘amma, sedangkan anak SMP minimal hafal surat Al-Baqarah.
6. Bagaimana dari segi perkembangan sosial? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? Jawab: Di yayasan mizan amanah ini anak-anak dididik untuk selalu menjadi anak yang saling sayang menyayangi antara yang lebih tua dengan yang lebih kecil harus saling bantu membantu dan tolong menolong antar sesama. Serta saling bantu membantu untuk masalah Pekerjaan Sekolah (PR) mereka saling membantu antara anak yang kelas 1 SD belajar dengan kakak kelasnya yang duduk di kelas 5 SD jadi mereka selalu saling mengisi satu sama lain.
BAGIAN PENDIDIKAN
Pedoman wawancara Nama
: Abdul Malik
Tempat wawancara
: di ruang tamu Mizan Amanah
Tanggal
: 29 November 2010
Jabatan
: Mizan Amanah Bagian Pendidikan
Jam
: 17:45
1. Sudah berapa lama bapak mengabdikan diri di Yayasan Mizan Amanah ini? Jawab: Sejak Mizan Amanah ini berdiri di Bintaro Jaya Utama, yah, mungkin sekitar 2 tahun di mulai sejak tahun 2009. Pasti bapak tahu dong tentang perkembangan anak-anak di yayasan Mizan Amanah
2. Lanjut pada pertanyaan selanjutnya, Bagaimana dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana? Apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawat? Jawab: Kalau dulu dari awal masuk ke Yayasan Mizan Amanah ini, kasihan sekali mba, mereka Kurus-kurus, tidak bersih alias tidak terawat dari segi makan, tempat mereka tinggal serta pakaian yang mereka pakai pun sungguh tidak layak pakai.
3. Bagaimana dari segi perkembangan intelektual, bagaimana perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? Jawab: Kami disini memberikan bekal pendidikan yang cukup SMP Negeri 13 minimal mereka masuk SLTA Dari awal mereka masuk ke yayasan Mizan Amanah ini dengan jadwal yang sangat padat, mereka menjadi lebih menghargai waktu, dan yang pasti dari yayasan selalu mendorong anak didiknya menjadi lebih berguna untuk dirinya sendiri, masyarakat serta untuk meneruskan kelanjutan hidup mereka yang lebih baik.
4. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? Jawab: Penekanan pada akhlak yang baik karena latar belakang mereka yang berbeda, dan latar belakang yang kurang kasih sayang dari orang tuanya, dan mereka pun membutuhkan sosok pengganti kasih sayang ayah dan ibu atau orang tua asuh. Di yayasan Mizan Amanah ada anak asuh yang berasal dari dayak, Alhamdulillah mereka dapat terkontrol dengan adanya ibadah, dan pemberdayaan ini dilakukan setelah shalat subuh.
5. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? Jawab: Penekan ibadah mahdhar minimal ibadah yang tepat waktu. SMP juz 30 dan AlbaQarah 100 ayat lebih, puasa senin kamis
6. Bagaimana dari segi perkembangan sosial?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? Jawab: Berkasih sayang satu sama lain adalah salah satu ciri khas dari Yayasan Mizan Amanah
GURU NGAJI DI YAYASAN MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
: Shalahudin Al-Bukhari
Tempat wawancara
: Ruang Tamu di Yayasan Mizan Amanah
Tanggal
: 29 November 2010
Jabatan
: 17:30
1. Sudah berapa lama mas mengabdikan diri di Yayasan Mizan Amanah ini? Jawab: Saya mengabdikan diri disini untuk anak-anak yatim piatu dan dhuafa, sekitar 1½ tahunan deh saya di sini. Atau sekitar 6 atau 7 bulanan deh disini.
2. Bagaimana mas dari segi perkembangan intelektual anak-anak, dan apakah ada perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? Jawab: Kecerdasan anak-anak di yayasan ini sangat tinggi, namun ada beberapa anak yang sangat trauma akan kekerasan karena dari orang tua si anak tersebut mengajarkannya dengan cara kekerasan karena mereka adalah korban Kekerasan Dalam Berrumah Tangga. Sehingga mereka takut terhadap apa-apa yang menyangkut trauma terhadap sesuatu yang bersifat kekerasan.
3. Kemudian Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada hambatan atau rintangan dari salah satu santri disini? Jawab: kalau dari segi emosi itu Alhamdulillah dengan kesabaran yang penuh untuk mengajar anak-anak saya pribadi sampai saat ini dapat tertangani dengan sendirinya. Kalau hambatan dari salah satu santri disini ada mba, yaitu hadi, dia adalah salah satu santri disini, saya sendiri harus ekstra sabar untuk menangani santri ini dan saya juga tidak boleh terlihat marah, apa lagi kesal didepan hadi, mungkin dia trauma karena dulu orang tuanya sering sekali memarahi dia sampai dia sendri ketakutan karena sering dimarahi orang tuanya.
SANTRI YAYASAN MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
: Abdullah Azam
Tempat wawancara
: di kantor Yayasan Mizan Amanah
Tanggal
: 30 November 2010
Jam
: 12:00
Jabatan
: Santri / kelas 2 SMP
1. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? Jawab: Harapan saya dapat membantu orang tua saya, dan nanti setelah keluar dari yayasan saya dapat memperbaiki kehidupan keluarga dengan baik 2. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? Jawab: Ya kak saya sudah pernah masuk jadi ketua OSIS di sekolah sampai sekarang juga, dan di Yayasan ini juga bakat-bakat terpendam saya dapat tersalurkan di yayasan ini. Pokoknya saya senang di yayasan ini. 3. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? Jawab: Insya Allah Saya akan mengabdi disini dan membantu kakak-kakak pengurus di yayasan mizan amanah
SANTRI YAYASAN MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
: Hanif
Tempat wawancara
: di kantor Yayasan Mizan Amanah
Tanggal
: 30 November 2010
Jabatan
: Santri / kelas 2 SMP
1. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? Jawab: Menjadi anak yang berguna buat orang tua dan menjadi anak yang berbakti pada orang tua 2. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? Jawab: Hafal 30 juzamma, dan sekarang lagi melanjutkan surat Al-Baqarah 3. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? Jawab: Membantu orang tua mencari rizki yang halal, dan mengembangkan bakat yang sudah diajarkan di Yayasan Mizan Amanah
SANTRI YAYASAN MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
: Dani
Tempat wawancara
: kantor Yayasan Mizan Amanah
Tanggal
: 30 November 2010
Jabatan
: Santri / 1 SMP
1. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? Jawab: Harapan saya merubah kehidupan saya yang cerah dan dapat membangun kehidupan yang lebih baik 2. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? Jawab: Hafal 30 juz amma 3. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? Jawab: Memperbaiki lagi kehidupan yang baik, dan beribadah dengan lebih ditingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
SANTRI YAYASAN MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
:
Tempat wawancara
:
Tanggal
:
Jabatan
:
1. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? 2. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? 3. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? 4. Kemudian dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana?apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawatt? 5. Bagamana dari segi perkembangan intelektual, bagaimana perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? 6. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 7. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 8. Bagaimana dari segi perkembangan sosial?apakah ada perubahan menjadi lebih baik?
SANTRI YAYASAN MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
:
Tempat wawancara
:
Tanggal
:
Jabatan
:
1. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? 2. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? 3. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan?
7. Kemudian dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana?apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawatt? 8. Bagamana dari segi perkembangan intelektual, bagaimana perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? 9. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 10. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 11. Bagaimana dari segi perkembangan sosial?apakah ada perubahan menjadi lebih baik?
SANTRI YAYASAN MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
:
Tempat wawancara
:
Tanggal
:
Jabatan
:
1. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? 2. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? 3. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? 4. Kemudian dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana?apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawatt? 5. Bagamana dari segi perkembangan intelektual, bagaimana perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? 6. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 7. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 8. Bagaimana dari segi perkembangan sosial?apakah ada perubahan menjadi lebih baik?
SANTRI YAYASAN MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
:
Tempat wawancara
:
Tanggal
:
Jabatan
:
1. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? 2. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? 3. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? 4. Kemudian dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana?apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawatt? 5. Bagamana dari segi perkembangan intelektual, bagaimana perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? 6. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 7. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 8. Bagaimana dari segi perkembangan sosial?apakah ada perubahan menjadi lebih baik?
SANTRI YAYASAN MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
:
Tempat wawancara
:
Tanggal
:
Jabatan
:
1. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? 2. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? 3. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? 4. Kemudian dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana?apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawatt? 5. Bagamana dari segi perkembangan intelektual, bagaimana perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? 6. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 7. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 8. Bagaimana dari segi perkembangan sosial?apakah ada perubahan menjadi lebih baik?
SANTRI MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
:
Tempat wawancara
:
Tanggal
:
Jabatan
:
1. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? 2. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? 3. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? 4. Kemudian dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana?apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawatt? 5. Bagamana dari segi perkembangan intelektual, bagaimana perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? 6. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 7. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 8. Bagaimana dari segi perkembangan sosial?apakah ada perubahan menjadi lebih baik?
SANTRI MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
:
Tempat wawancara
:
Tanggal
:
Jabatan
:
1. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? 2. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? 3. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? 4. Kemudian dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana?apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawatt? 5. Bagamana dari segi perkembangan intelektual, bagaimana perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? 6. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 7. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 8. Bagaimana dari segi perkembangan sosial?apakah ada perubahan menjadi lebih baik?
SANTRI MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
:
Tempat wawancara
:
Tanggal
:
Jabatan
:
1. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? 2. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? 3. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? 4. Kemudian dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana?apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawatt? 5. Bagamana dari segi perkembangan intelektual, bagaimana perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? 6. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 7. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 8. Bagaimana dari segi perkembangan sosial?apakah ada perubahan menjadi lebih baik?
SANTRI MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
:
Tempat wawancara
:
Tanggal
:
Jabatan
:
1. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? 2. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? 3. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? 4. Kemudian dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana?apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawatt? 5. Bagamana dari segi perkembangan intelektual, bagaimana perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? 6. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 7. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 8. Bagaimana dari segi perkembangan sosial?apakah ada perubahan menjadi lebih baik?
SANTRI MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
:
Tempat wawancara
:
Tanggal
:
Jabatan
:
1. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? 2. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? 3. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? 4. Kemudian dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana?apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawatt? 5. Bagamana dari segi perkembangan intelektual, bagaimana perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? 6. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 7. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 8. Bagaimana dari segi perkembangan sosial?apakah ada perubahan menjadi lebih baik?
SANTRI MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
:
Tempat wawancara
:
Tanggal
:
Jabatan
:
1. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? 2. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? 3. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? 4. Kemudian dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana?apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawatt? 5. Bagamana dari segi perkembangan intelektual, bagaimana perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? 6. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 7. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 8. Bagaimana dari segi perkembangan sosial?apakah ada perubahan menjadi lebih baik?
SANTRI MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
:
Tempat wawancara
:
Tanggal
:
Jabatan
:
4. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? 5. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? 6. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? 7. Kemudian dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana?apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawatt? 8. Bagamana dari segi perkembangan intelektual, bagaimana perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? 9. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 10. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 11. Bagaimana dari segi perkembangan sosial?apakah ada perubahan menjadi lebih baik?
SANTRI MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
:
Tempat wawancara
:
Tanggal
:
Jabatan
:
12. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? 13. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? 14. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? 15. Kemudian dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana?apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawatt? 16. Bagamana dari segi perkembangan intelektual, bagaimana perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? 17. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 18. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 19. Bagaimana dari segi perkembangan sosial?apakah ada perubahan menjadi lebih baik?
SANTRI MIZAN AMANAH
Pedoman wawancara Nama
:
Tempat wawancara
:
Tanggal
:
Jabatan
:
20. Apa harapan anda masuk ke Yayasan Mizan Amanah? 21. Prestasi apa yang sudah anda perolah disini (Yayasan Mizan Amanah)? 22. Setelah lulus nanti sebagai alumni apa yang akan anda lakukan? 23. Kemudian dari segi perkembangan fisik mereka bagaimana?apakah anak-anak disini sehat semua, serta terawatt? 24. Bagamana dari segi perkembangan intelektual, bagaimana perubahan mereka dari awal masuk yayasan Mizan Amanah hingga sekarang ada perubahan dari segi intelektual? 25. Bagaimana dari segi perkembangan emosi? Apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 26. Bagaimana dari segi perkembangan spiritual?apakah ada perubahan menjadi lebih baik? 27. Bagaimana dari segi perkembangan sosial?apakah ada perubahan menjadi lebih baik?
Fotoanak-anaksetelahbelajarngaji di YayasanMizanAmanah
MengikutilombabalapKarung 17 Agustus 2010, walaupundalamkeadaanpuasamerekatetapsemangat
Setelahmelakukanaktifitasbelajarpadapagihari.
Ibuasramasertapengurusasramadansantrisantrisedangmembuatkreatifitasdankerajinantangandi depanasrama.
Sebelumberaktifitasbelajarmengajar
Setelahmelakukanaktifitasshalatjumat
Kunjunganketaksi blue bird
DepanYayasanMizanAmanah
Belajarsambilbermainadalahcaraefektifdalammenuangkaninspirasi