PENGEMBANGAN AKSES TERBUKA PORTAL DIRJEN HAK KEKAyAAN INTELEKTUAL : STUDI KASUS KOLEKSI INFORMASI PATEN PENELITI LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN ( LPNK) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK Tupan Oleh Tupan Pustakawan PDII LIPI
Abstrak Abstrak Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada penemu selama periode tertentu dan mendorong Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada penemu selama periode tertentu penemu untuk membuka hasil penemuannya demi kemajuan masyarakat. Telah dilakukan kajian terhadap akses dan mendorong penemu untuk membuka hasil penemuannya demi kemajuan masyarakat. Telah dilakukan terbuka koleksi informasi paten digital peneliti Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) di Lingkunkajian terhadap akses terbuka koleksi informasi paten digital peneliti Lembaga Pemerintah Non Kementerian gan Kementerian Riset dan Kementerian Teknologi. Peneltian ini bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data kualitatif. dilakukan (LPNK) di Lingkungan Riset dan Teknologi. Peneltian ini bersifat deskriptif dengan cara melakukan penelusuran pangkalan data paten portal Hak data Kekayaan Intelektual (http:// Pengumpulan data dilakukan dengan ke cara melakukan penelusuran ke Dirjen pangkalan paten portal Dirjen Hak paten-indonesia.dgip.go.id/) selama 3 bulan yaitu Januari –selama Maret 2014. Data yang terkumpul meliputi Kekayaan Intelektual (http://paten-indonesia.dgip.go.id/) 3 bulan yaitu Januari – Maret 2014.jumlah Data paten, status paten yang diberikan perlindungan hukum, patenperlindungan dalam proseshukum, perlindungan, statusdalam paten yang terkumpul meliputi jumlah paten, status paten yangstatus diberikan status paten proses perlindungan, status paten yang dibatalkan dan status paten yang berakhir masa perlindungannya. Data yang dibatalkan dan status paten yang berakhir masa perlindungannya. Data yang terkumpul dianalisis secara yang terkumpul secara deskriptif melalui tabulasi data.Badan HasilPengkajian kajian menunjukkan bahwa Badan deskriptif melaluidianalisis tabulasi data. Hasil kajian menunjukkan bahwa dan Penerapan Teknologi Pengkajian dan Penerapan Teknologi mempunyai sebanyak 62 perlindungan judul paten mempunyai jumlah paten terbanyak yaitu sebanyak jumlah 62 judulpaten paten terbanyak (37,80%), yaitu dan yang diberikan (37,80%), dan yang diberikan perlindungan hukum sebanyak yaitu 42 judul (52,50%.). Lembaga Ilmu hukum sebanyak yaitu 42 judul (52,50%.). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mempunyai jumlah paten Pengetahuan Indonesia mempunyai jumlah paten terbanyak yang dibatalkan yaitu sebanyak 17 paten (50%) terbanyak yang dibatalkan yaitu sebanyak 17 paten (50%) dan yang sedang dalam proses perlindungan yaitu dan yang sedang dalam proses perlindungan yaitu sebanyak 24 paten (57,14%). Jumlah paten yang berakhir sebanyak 24 paten (57,14%). yang berakhir masa perlindungannya paling banyak adalah(75%). Badan masa perlindungannya palingJumlah banyakpaten adalah Badan Tenaga Nuklir Nasional yaitu sebanyak 6 paten Tenaga Nuklir Nasional yaitu sebanyak 6 paten (75%). Paten yangoleh berakhir masakecil perlindungannya diPaten yang berakhir masa perlindungannya dapat dimanfaatkan industri dan menengahdapat dalam manfaatkan olehusahanya. industri kecil dan menengah dalam mengembangan usahanya. mengembangan Kata KataKunci Kunci: :Database Databasepaten; paten;paten patenIndonesia; Indonesia;penelusuran penelusuraninformasi; informasi;Dirjen DirjenHKI HKI Abstract Abstract A patent is a set of exclusive rights granted by a state to an inventor for a certain period of time in exchange A patent is a setofofan exclusive rights granted a state to an inventor forAa certain period time in for public disclosure invention to drive thebyimprovement of society. study has beenofdone onexchange the open for public disclosure of an invention to drive the improvement of society. A study has been done on the open access to collection of digital patents information of researchers in Non-Ministerial Government Institutions access the to collection digital patents information of study researchers in Non-Ministerial Government Institutions within Ministry ofofResearch and Technology. The is descriptive qualitative. Data is retrieved from the within the Ministry of Research and Technology. The study is descriptive qualitative. Data is retrieved from the Directorate General of Intellectual Property Rights’ portal’s database (http://paten-indonesia.dgip.go.id/) for Directorate General of Intellectual Property Rights’ portal’s database (http://paten-indonesia.dgip.go.id/) for 3 months from January to March 2014. The collected data includes number of patents, patents that are under 3 months from January to March 2014. The collected data includes number of patents, patents that are under legal that are are still still in in the the process process of of legal legal protection, protection, cancelled cancelled patents patentsand andexpired expiredpatents. patents. legal protection, protection, patents patents that Data analyzed by by using using data data tabulation. tabulation. The The result result of of the the study study shows shows that that the theAgency Agencyfor forthe the Data is is descriptively descriptively analyzed Assessment and Application of Technology (BPPT) has the highest highest number number with with 62 62 patents patents (37.80%) (37.80%) and andthe the highest number of patents with legal protection with the the number number of of 42 42 titles titles (52.50%). (52.50%). Indonesian IndonesianInstitute Instituteof of Science has the highest number of cancelled patents with 17 17 titles titles (50%) (50%) and and 24 24 patents patents (57.14%) (57.14%) which whichare are still in the process of legal protection. National Nuclear Energy Agency (BATAN) has the highest number still in the process of legal protection. National Nuclear Energy Agency (BATAN) has the highest number of of expired patents with 6 titles (75%). Patents with expired period of protection can be used by small and medium expired patents with 6 titles (75%). Patents with expired period of protection can be used by small and medium industries to develop their business. industries to develop their business. Keywords: Patent database; Indonesia patents; information retrieval; retrieval; Directorate Directorate General General of of Intellectual Intellectual Property Rights. Property Rights.
VISI PUSTAKA Vol.16 No.3 Desember 2014
235
Pendahuluan Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada penemu selama periode tertentu dan mendorong penemu untuk membuka hasil penemuannya demi kemajuan masyarakat. Informasi paten dapat dimanfaatkan untuk menentukan kebijakan pengembangan teknologi bagi pembangunan nasional, industri, dan riset pengembangan. Sebagai sumber informasi Iptek, dokumen ini dapat menangkal duplikasi kegiatan, mengembangkan produk/proses yang sudah ada, juga untuk menemukan ide-ide guna menciptakan produk baru. Selain itu, dokumen paten dapat membantu kegiatan , terutama mengetahui kemampuan pesaing dalam bidang industri industri, pangsa pasar, dan teknologi yang akan masuk ke pasaran di masa mendatang. Informasi paten sebenarnya merupakan informasi yang relatif murah, namun hingga saat ini pemanfaatan dokumen paten di Indonesia belum optimal. Padahal paten itu juga berguna sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah, baik dalam bentuk laporan maupun makalah atau artikel oleh ilmuwan, peneliti, perekayasa, dan mahasiswa. Gejala ini timbul karena mereka kurang/tidak tahu tentang sumber informasi yang penting ini. Apalagi memang banyak dokumen, khususnya yang dari luar negeri, sulit dimengerti lantaran kendala bahasa Inggris, Jepang, atau Perancis misalnya (Sukirno, 1996). Sehubungan dengan hal tersebut Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Inteletual menyediakan database paten Indonesia untuk mendayagunakan informasi paten. Dalam portal Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Inteletual tersedia fasilitas online meliputi database paten, merek, desain industri, dan berita resmi HKI. Permasalahan Produk intelektual bangsa Indonesia, terutama dalam bentuk publikasi ilmiah dan paten, masih tergolong minim. Berdasarkan data publikasi internasional, Indonesia selama kurun waktu 20012010 hanya menghasilkan 7.843 publikasi ilmiah, jauh tertinggal dibandingkan dengan Singapura, Thailand, dan Malaysia yang menghasilkan lebih dari 30.000 publikasi ilmiah.
sebanyak 83.000 paten, dari jumlah tersebut hanya 5000 yang berasal dari orang Indonesia, selebihnya dari orang luar negeri. Jumlah permohonan paten selama tiga periode undang-undang paten (UUP No. 6/1989, UUP No. 13/1997, dan UUP No. 2001) terlihat bahwa permohonan paten Indonesia masih tertinggal dari permohonan paten oleh asing. Perbandingan kepemilikan negara-negara Asean di USPTO juga menunjukkan bahwa posisi Indonesia yang didaftarkan di Amerika masih tertinggal dibanding empat negara Asean lainnya (Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand). Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui jumlah paten yang dihasilkan peneliti LPNK di Lingkungan Kementerian Ristek yang diindek oleh database paten Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Tujuan Kajian 1. Mengetahui jumlah paten yang dihasilkan peneliti LPNK Kementerian Ristek. 2. Mengetahui jumlah status paten yang diberikan perlindungan hukum. 3. Mengetahui jumlah status paten yang dibatalkan perlindungan hukumnya. 4. Mengetahui jumlah status paten dalam proses perlindungan. 5. Jumlah status paten yang berakhir masa perlindungannya. Metode Penelitian ini bersifat deskriptif- kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penelusuran ke pangkalan http://paten-indonesia. dgip.go.id/psearch yang dilakukan pada Bulan Januari s.d. Maret 2014. Hasil penelusuran paten yang dihasilkan peneliti LPNK Ristek diseleksi berdasarkan jumlah paten yang dihasilkan, status paten dalam masa perlindungan, dalam proses perlindungan, dibatalkan dan yang berakhir masa perlindungannya. Data yang terkumpul diolah, dan disajikan dalam bentuk tabulasi data, kemudian dilakukan analisis secara deskriptif.
Dari tahun 1991 sampai 2011, jumlah paten yang didaftarkan ke Dirjen Hak Kekayaan Intelektual 236
VISI PUSTAKA Vol.16 No.3 Desember 2014
sistem paten tidak dianggap sebagai hak monopoli (Mastur, 2012).
Ketik Nama Lembaga lalu klik cari
Gambar 1. Cara melakukan penelusuran paten Tinjuan Pustaka Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi, selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. (UU 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 1). Sementara itu, arti Invensi dan Inventor (yang terdapat dalam pengertian di atas, juga menurut undang-undang tersebut, adalah):
Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. (UU 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 2).
Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi. (UU 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 3).
Kata paten, berasal dari bahasa inggris patent, yang awalnya berasal dari kata patere yang berarti membuka diri (untuk pemeriksaan publik), dan juga berasal dari istilah letters patent, yaitu surat keputusan yang dikeluarkan kerajaan yang memberikan hak eksklusif kepada individu dan pelaku bisnis tertentu. Dari definisi kata paten itu sendiri, konsep paten mendorong inventor untuk membuka pengetahuan demi kemajuan masyarakat dan sebagai gantinya, inventor mendapat hak eksklusif selama periode tertentu. Mengingat pemberian paten tidak mengatur siapa yang harus melakukan invensi yang dipatenkan, VISI PUSTAKA Vol.16 No.3 Desember 2014
Lingkup paten Menurut E- Tutorial HKI ruang lingkup paten dibagi menjadi 3 yaitu paten sederhana, paten dari beerapa invensi dan invensi yang tidak dapat dipatenkan. Paten sederhana adalah setiap invensi yang berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan karena bentuk, konfigurasi, konstruksi atau komponennya dapat memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk paten sederhana. Paten dari beberapa invensi adalah paten yang terdiri dari satu invensi, atau beberapa invensi akan tetapi merupakan satu kesatuan invensi. Satu kesatuan invensi yang dimaksud adalah beberapa invensi yang memiliki keterkaitan antara satu invensi dengan invensi yang lain. Sedangkan invensi yang tidak dapat dipatenkan adalah 1) Proses atau produk yang penggunaan atau pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, ketertiban umum atau kesusilaan; 2) Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/ atau pembedahan yang diterapkan kepada manusia dan/atau hewan; 3) Teori dan metode dibidang ilmu pengetahuan dan matematika; atau 4) Semua makhluk hidup, kecuali jasad renik serta proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan. Jangka waktu perlindungan Paten Paten sesuai dengan ketentuan Pasal 8 ayat 1 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001) diberikan jangka waktu perlindungan selama 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan dan tidak dapat diperpanjang. Sedangkan untuk paten sederhana sesuai dengan ketentuan Pasal 9 Undangundang Nomor 14 Tahun 2001 diberikan jangka waktu perlindungan selama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan dan tidak dapat diperpanjang. Suatu paten dapat berakhir sebelum jangka waktunya apabila : 1). Selama tiga tahun berturutturut pemegang paten tidak membayar biaya tahunan, maka paten dinyatakan batal demi hukum terhitung sejak tanggal yang menjadi akhir batas waktu kewajiban pembayaran untuk tahun yang 237
ketiga tersebut. 2). Tidak dipenuhinya kewajiban pembayaran biaya tahunan yang berkaitan dengan kewajiban pembayaran biaya tahunan untuk tahun kedelapan belas dan tahun- tahun berikutnya, maka paten dianggap berakhir pada akhir batas waktu kewajiban pembayaran biaya tahunan untuk tahun yang kedelapan belas tersebut. Permohonan Paten Permohonan paten diajukan dengan cara mengisi formulir yang disediakan dalam bahasa Indonesia dan dibuat rangkap 4 (empat). Pemohon wajib melampirkan: a. surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui konsultan paten terdaftar selaku kuasa; b. surat pengalihan hak, apabila permohonan diajukan oleh pihak lain yang bukan penemu; c. deskripsi, klaim, abstrak: masingmasing rangkap 3 (tiga). Deskripsi Deskripsi adalah uraian lengkap tentang invensi yang dimintakan paten. Penulisan deskripsi harus lengkap dan jelas mengungkapkan suatu invensi sehingga dapat dimengerti oleh seorang yang ahli di bidangnya. Deskripsi ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Semua kata atau kalimat dalam deskripsi menggunakan bahasa dan istilah yang lazim digunakan dalam bidang teknologi. Uraian tersebut meliputi : 1). Judul invensi, yaitu susunan kata-kata yang dipilih untuk menjadi topik invensi. Judul tersebut harus dapat menjiwai inti invensi. Dalam menentukan judul harus diperhatikan halhal sebagai berikut: a. Kata-kata atau singkatan yang tidak dapat dipahami maksudnya sebaiknya dihindari; b. Tidak boleh menggunakan istilah merek perdagangan atau perniagaan. 2). Bidang teknik invensi, yaitu menyatakan tentang bidang teknik yang berkaitan dengan invensi; 3). Latar belakang invensi yang mengungkapkan tentang invensi terdahulu beserta kelemahannya dan bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut; 4). Fitur-fitur dari klaim ; 5). Gambar (bila ada) yang dijelaskan secara ringkas keadaan seluruh gambar yang disertakan; 6. Mengungkapkan isi invensi sejelas-jelasnya terutama fitur yang terdapat pada invensi tersebut dan gambar yang disertakan digunakan untuk membantu memperjelas invensi.
238
Klaim Klaim adalah bagian dari permohonan paten yang menggambarkan inti invensi yang dimintakan perlindungan hukum, yang diuraikan secara jelas dan didukung dengan deskripsi. Klaim tersebut menggabarkan tentang semua keistimewaaan teknik yang ada dalam invensi. Penulisan klaim menggunakan kaidah bahasa Indonesia dan bahasa teknik yang baik dan benar serta ditulis secara terpisah dari uraian invensi. Hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan klaim adalah: 1). Klaim tidak boleh berisi gambar atau grafik tetapi berisi tabel, rumus matematika ataupun rumus kimia; 2). Klaim tidak berisi kata-kata yang sifatnya meragukan. Dalam penulisannya, klaim dibuat dengan dua cara: a. Klaim mandiri (independent claim) yang ditulis dalam dua bagian. Bagian pertama, mengungkapkan tentang fitur invensi terdahulu dan bagian kedua mengungkapkan tentang fitur invensi merupakan ciri invensi yang diajukan. Dalam penulisannya, dimulai dari keistimewaan yang paling luas (broadest) lalu diikuti dengan keistimewaan yang lebih spesifik (narrower). Klaim turunan (dependent claim) mengungkapkan fitur yang lebih spesifik dari pada keistimewaan pada klaim mandiri dan ditulis secara terpisah dari klaim mandirinya. b. Klaim mandiri yang ditulis dalam satu bagian dan mengungkapkan secara langsung keistimewa invensi tanpa menyebutkan keistimewaan dari invensi terdahulu. Cara penulisannya biasanya juga dimulai dari keistimewaan yang paling luas lalu diikuti dengan keistimewaan yang lebih spesifik. Penulisan klaim turunan, sama dengan penulisan pada cara 1 tersebut diatas. Abstrak Abstrak adalah bagian spesifikasi paten yang disertakan dalam lembaran pengumuman yang merupakan ringkasan uraian lengkap penemuan, yang ditulis secara terpisah dari uraian invensi. Abstrak ditulis tidak lebih dari 200 (dua ratus) kata, dimulai dengan judul invensi sesuai dengan judul yang ada pada deskripsi invensi. Isi abstrak merupakan intisari dari deskripsi dan klaim-klaim invensi, atau sama dengan klaim mandirinya. Rumus kimia atau matematika yang benar-benar diperlukan, dapat dimasukan ke dalam abstrak. Dalam abstrak, tidak boleh ada kata-kata di luar lingkup invensi, terdapat kata-kata sanjungan, reklame atau bersifat VISI PUSTAKA Vol.16 No.3 Desember 2014
subyektivitas orang yang mengajukan permohonan paten. Jika dalam abstrak menunjuk beberapa keterangan bagian-bagian dari gambar maka harus mencantumkan indikasi penomoran dari bagian gambar yang ditunjuk dan diberikan dalam tanda kurung. Jika diperlukan gambar secara penuh disertakan dalam abstrak, maka gambar yang dimaksud harus dicantumkan nomor gambarnya.
Dari Tabel 1. dan Gambar 2. terlihat bahwa peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mengahsilkan paten terbanyak yaitu sebanyak 62 judul (37.80%), disusul Lembaga Ilmu Penegtahuan Indonesia 57 judul (34.76%), Badan Tenaga Nuklir Nasional 38 judul (23.17%) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional sebanyak 7 judul (4.27%).
Permohonan Pemeriksaan Substansi Permohonan pemeriksaan substantif diajukan dengan cara mengisi formulir yang telah disediakan dalam bahasa Indonesia dengan melampirkan bukti pembayaran biaya permohonan sebesar Rp 2.000.000,- (Dua juta rupiah) untuk Paten, sedangkan untuk Paten Sederhana dengan membayar biaya sebesar Rp 350.000. Hasil dan Pembahasan 1.
Jumlah Paten Peneliti LPNK Kementerian Ristek
Paten yang dihasilkan oleh para peneliti LPNK di bawah Koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi yang paling banyak adalah peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, disusul Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Tenaga Nuklir Nasional dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah paten yang dihasilkan oleh peneliti LPNK dapat dilihat pada Tabel 1. berikut. Tabel 1. Jumlah Paten yang Dihasilkan LPNK Kementerian Ristek No Nama LPNK 1 Badan Pengkajian 2 3 4 5
dan
Penerapan Teknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Badan Tenaga
Nuklir
Nasional Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jumlah
Jumlah 62
Persentase 37.80
57
34.76
38 7 164
VISI PUSTAKA Vol.16 No.3 Desember 2014
Gambar 2. Jumlah paten yang dihasilakan LPNK Kementerian Ristek 2. Jumlah Status Paten perlindungan hukum
yang
diberikan
Jumlah status paten peneliti LPNK yang diberikan perlindungan hukum yang paling banyak adalah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, disusul Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Tenaga Nuklir Nasional, dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Untuk lebih jelasnya jumlah status paten yang mendapat perlindungan hukum dapat dilihat pada Tabel 2. berikut. Tabel 2. Jumlah status paten yang diberikan perlindungan hukum No Nama LPNK 1 Badan Pengkajian dan
Jumlah 42
Persentase 52.50
2
Penerapan Teknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
15
18.75
3
Indonesia Badan Tenaga Nuklir
17
21.25
4
Nasional Lembaga Penerbangan dan
6
7.50
5
Antariksa Nasional Jumlah
80
100
23.17 4.27 100
239
Berdasarkan Tabel 2. dan Gambar 3. menunjukkan bahwa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mempunyai jumlah paten yang diberikan perlindungan hukum paling banyak yaitu 42 judul (52.50%), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 15 judul (18.75%), Badan Tenaga Nuklir Nasional 17 judul (21.25%), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 6 judul (7.50%).
Dari Tabel 3. dan Gambar 4. menunjukkan bahwa paten yang paling banyak dibatalkan perlindungan hukumnya adalah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia sebanyak 17 paten (50%), disusul Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi sebanyak 11 paten (32.35%) dan Badan tenaga Nuklir Nasional sebanyak 6 paten (17.65%).
Gambar 3. Jumlah Status Paten yang diberikan perlindungan hukum
Gambar 4. Jumlah Status Paten yang dibatalkan perlindungan hukumnya
3.
dibatalkan
4. Jumlah status paten dalam proses perlindungan hukum
Dari hasil penelusuran melalui database paten Indonesia menunjukkan bahwa paten yang paling banyak dibatalkan perlindungan hukumnya adalah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, disusul Badan Pengkajian dan Perapan Teknologi serta Badan Tenaga Nuklir Nasional. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah paten yang dibatalkan dapat dilhat pada tabel 1. berikut.
Status paten peneliti LPNK Kementerian Riset dan Teknologi yang terdaftar di database paten Indonesia Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang sedang dalam proses perlindungan paling banyak adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, disusul Badan Tenaga Nuklir Nasional, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Untuk lebih jelasnya jumlah status paten peneliti LPNK yang dalam proses perlindungan dapat dilihat pada Tabel 4. berikut.
Jumlah Status Paten yang perlindungan hukumnya
Tabel 3. Jumlah Status Paten yang dibatatalkan perlindungan hukumnya No Nama LPNK
Jumlah paten yang dibatalkan
Persentase
1
Lembaga Ilmu 17 Pengetahuan Indonesia
50.00
2
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Badan Tenaga Nuklir Nasional Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jumlah
11
32.35
6
17.65
0
0
34
100
3 4 5 240
Tabel 4. Jumlah Status paten dalam proses perlindungan hukum No
Nama LPNK
Jumlah
Persentase
status paten dalam proses perlindungan 1
Lembaga Ilmu
24
57.14
Pengetahuan Indonesia VISI PUSTAKA Vol.16 No.3 Desember 2014
2
Badan Tenaga Nuklir 9
21.43
Nasional 3
Badan Pengkajian
8
19.05
jumlah paten yang berakhir masa perlindungannya dapat dilihat pada Tabel 5. berikut. Tabel 5. Jumlah status paten yang berakhir masa perlindungan hukumnya No
Nama LPNK
Jumlah
dan Penerapan
paten yang
Teknologi 4
Lembaga
berakhir masa 1
2.38
Penerbangan dan Antariksa Nasional 5
Jumlah
Persentase
42
100
Dari Tabel 4. dan Gambar 5. terlihat bahwa status paten dalam proses perlindungan hukum yang paling banyak adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yaitu sebanyak 24 paten (57.14%), disusul Badan Tenaga Nuklir Nasional 9 paten (21.43%), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi sebanyak 8 paten (19.05) dan Lembaga dan Penerbangan dan Antariksa Nasional sebanyak 1 paten (2.38%).
perlindungan hukumnya
1
Badan Tenaga
6
2
Nuklir Nasional Badan Pengkajian
1
12.50
1
12.50
0
0
8
100
75.00
dan Penerapan 3
Teknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
4
Indonesia Lembaga Penerbangan dan
5
Antariksa Nasional Jumlah
Dari Tabel 5. dan Gambar 6. terlihat bahwa paten yang berakhir masa perlindungannya yang paling banyak adalah Badan Tenaga Nuklir Nasional yaitu sebanyak 6 paten (75%) disusul Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia masing-masing 1 paten (12.5%).
Gambar 5. Jumlah status Paten dalam Proses Perlindungan hukum 5. Jumlah status paten yang berakhir masa perlindungan hukumnya Dari hasil penelusuran diperoleh bahwa paten yang berakhir masa perlindungan hukumnya dari peneliti LPNK yang paling banyak adalah Badan Tenga Nuklir Nasional, disusul Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Untuk lebih jelasnya tentang
VISI PUSTAKA Vol.16 No.3 Desember 2014
Gambar 6. Jumlah Status Paten yang Berakhir Masa Perlindungannya.
241
Kesimpulan Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1.
2.
3.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mempunyai jumlah paten terbanyak yaitu sebanyak 62 judul paten (37.80%), dan yang diberikan perlindungan hukum sebanyak yaitu 42 judul (52.50%). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mempunyai jumlah paten terbanyak yang dibatalkan yaitu sebanyak 17 paten (50%) dan yang sedang dalam proses perlindungan yaitu sebanyak 24 paten (57.14%). Jumlah paten yang berakhir masa perlindungannya paling banyak adalah Badan Tenaga Nuklir Nasional yaitu sebanyak 6 paten (75%).
Daftar Pustaka Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Fasilitas E-Tutorial HKI. http://www.dgip.go.id/. Akes Tanggal 9 Mei 2014
242
Kardoyo, Hadi dkk. 2010. Kebijakan Paten dalam mendorong aktivitas inovasi di Indonesia. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek. Mastur. 2012. Perlindungan Hukum Hak kekayaan Intelektual di Bidang Paten. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum QISTI Vol. 6 No. 1 Januari 2012. Soekirno. 1996. Pendayagunaan Informasi Paten. BACA 20 (6) 1996. Suratmaja, Agus Candra. Korelasi Peningkatan Anggaran Riset dengan Jumlah Penelitian dan Paten Internasional yang Dihasilkan diantara Negara Indonesia, Malaysia danThailand. http://www.ambadar.com . Akes tanggal 19 Mei 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/Paten akses tanggal 24 April 2014UU Nomer 14 Tahun 2001 tentang paten
VISI PUSTAKA Vol.16 No.3 Desember 2014