PENGELOLAAN SISTEM PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI PDAM DUA SUDARA KOTA BITUNG UNTUK MELANJUTKAN PELAYANAN Ollivia Zusan Darenoh 1, Joni Hermana2 dan I. D. A. A. Warmadewanthi2 1
Program Studi Manajemen Aset Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, email:
[email protected] 2 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5948886
ABSTRAK Pemerintah daerah melalui PDAM Dua Sudara Kota Bitung diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik, dari cakupan 45,31% (2009) sehingga mencapai sasaran cakupan pelayanan 56% (2015). Hal ini karena konsumen masih mengeluh pendistribusian air yang kuantitasnya tidak memadai dan tidak kontinyu saat ini. Tujuan studi ini adalah melakukan reevaluasi sasaran cakupan pelayanan 56% (2015) dan menetapkan langkah upaya yang diperlukan dalam kurun waktu 5 tahun kedepan untuk meningkatkan pelayanan PDAM Dua Sudara Kota Bitung ini. Penelitian diawali pengumpulan data primer melalui wawancara, survei kebutuhan nyata dan mengukur sisa tekanan, data sekunder dari PDAM Dua Sudara Kota Bitung dan instansi terkait lainnya. Selanjutnya dilakukan analisis dan evaluasi sistem pipa transmisi/distribusi, analisis dan evaluasi sosial ekonomi, analisis dan evaluasi kemampuan perusahaan. Berdasarkan analisis dan evaluasi diperoleh tambahan pelayanan 13,73% sehingga sasaran cakupan pelayanan menjadi 59,04% (2015). Kondisi perusahaan layak untuk dikembangkan dan langkah upaya yang diperlukan untuk melanjutkan pelayanan adalah merevitalisasi sistem pipa transmisi/distribusi dan membuat alternatif usaha produktif/investasi jangka pendek yang meningkatkan pendapatan.
Kata kunci : PDAM Dua Sudara Kota Bitung, reevaluasi sasaran
1. PENDAHULUAN Pemerintah daerah melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Dua Sudara Kota Bitung diharapkan untuk memberikan pelayanan terbaik. Sasaran cakupan pelayanan air bersih Kota Bitung sampai dengan tahun 2010 adalah 50% dari jumlah penduduk [1]. Bila dibandingkan dengan cakupan pelayanan saat ini yaitu 45,31% atau 81.835 jiwa dengan jumlah sambungan 11.306 dari penduduk kota sebanyak 180.618 jiwa [2], maka tingkat pelayanan PDAM Dua Sudara Kota Bitung tergolong cukup baik. Walaupun demikian tingkat pelayanan PDAM Dua Sudara Kota Bitung yang ada saat ini perlu ditingkatkan, dalam rangka mengejar cakupan pelayanan 56% sampai dengan tahun 2015 [3].
Ollivia Z. D.1, Joni Hermana2 dan I.D. A. A. Warmadewanthi3
Dengan total kapasitas produksi 16.091,28 m3/hari, total kebutuhan air 9.820,2 m3/hari (cakupan pelayanan saat ini) masih memadai [4]. Kondisi fisik unit produksi masih cukup baik sedangkan kondisi fisik unit distribusi tidak lagi berfungsi dengan baik, sehingga konsumen mengeluh karena PDAM tersebut dinilai tidak memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggan. Karena itu tujuan penelitian ini adalah melakukan reevaluasi sasaran cakupan pelayanan 56% (2015) dan menetapkan langkah upaya yang diperlukan dalam kurun waktu 5 tahun ke depan untuk melanjutkan pelayanan PDAM Dua Sudara Kota Bitung.
2. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan sebagai berikut : Pengumpulan data Data primer yang diperlukan terdiri dari wawancara dengan Direksi dan Badan Pengawas yang memiliki kewenangan dan pengaruh bagi pengambilan keputusan dalam manajemen PDAM Dua Sudara Kota Bitung, dan survei kebutuhan nyata melalui penyebaran kuisioner untuk pelanggan dan non pelanggan. Jumlah responden dihitung berdasarkan Slovin [5], 100 responden dibedakan atas 60 pelanggan dan 40 non pelanggan. Secara random kuisioner disebar di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Maesa yang jumlah pelanggannya paling banyak dan Kecamatan Ranowulu yang jumlah pelanggannya paling sedikit. Untuk mengetahui nilai tekanan air yang sampai pada SR, dilakukan pengukuran sisa tekanan pada titik tertentu dengan pressure gauge pada saat jam puncak (05.00 – 07.00 dan 17.00 – 19.00). Data sekunder yang diperlukan meliputi data kependudukan, peta jaringan pipa, kapasitas produksi, distribusi dan penjualan, data pelanggan, neraca dan kondisi keuangan perusahaan. Analisis data Dilakukan analisis dan evaluasi sistem pipa transmisi/distribusi dari hasil simulasi Epanet berdasarkan standar tekanan dan kecepatan aliran [6]. Dilakukan analisis dan evaluasi sosial ekonomi menyangkut tingkat pendapatan masyarakat, konsumsi air, tarif, perbaikan dan pemeliharaan, minat dan kemampuan berlangganan. Dilakukan analisis dan evaluasi kemampuan perusahaan terhadap neraca keuangan dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio hutang, rasio aktifitas dan tingkat pengembalian aset [7].
Pengelolaan sistem pipa transmisi dan distribusi PDAM Dua Sudara Kota Bitung untuk melanjutkan pelayanan
3. HASIL DAN DISKUSI 3.1 Analisis dan evaluasi sistem pipa transmisi/distribusi Hasil pengukuran sisa tekanan di tengah kota (Bitung Tengah) dan daerah bertopografi tinggi (Karondoran) rata-rata 10 sd. 40 mka dengan debit rata-rata 0,07 sd. 0,25 L/detik, di daerah ujung pelayanan (Tanjung Merah) sisa tekanan dibawah 10 mka dengan debit rata-rata 0,02 sd. 0,06 L/detik dan di daerah bertopografi paling tinggi (Kakenturan Satu) dibawah 0 mka dengan debit 0,002 sd. 0,004 L/detik. Peta jaringan pipa seperti pada Gambar 1.
Gambar 1 : Peta jaringan pipa
Berdasarkan hasil simulasi Epanet untuk zona I dari 7 titik junction 85,714% memenuhi tekanan yang disyaratkan dan dari 9 sambungan pipa 77,778% memenuhi standar kecepatan aliran, untuk zona II dari 82 titik junction 86,585% memenuhi tekanan yang disyaratkan dan dari 95 sambungan pipa 56,842% memenuhi standar kecepatan aliran, untuk zona III semua titik junction memenuhi tekanan yang disyaratkan namun dari 6 sambungan pipa hanya 16,667% memenuhi standar kecepatan aliran. Berdasarkan hasil analisis diatas cakupan pelayanan seperti Tabel 1. Tabel 1 : Cakupan pelayanan berdasarkan sistem Cakupan Pelayanan Zona Eksisting (%) Sasaran (%) I 4,64 5,68 II 39,70 55,36 III 0,97 1,66 Total 45,31 62,70 Sumber : Hasil perhitungan
Ollivia Z. D.1, Joni Hermana2 dan I.D. A. A. Warmadewanthi3
Dalam upaya meningkatkan cakupan pelayanan terutama dalam kaitan dengan kondisi sistem pipa transmisi/distribusi, beberapa hal yang dapat direkomendasikan yaitu merevitalisasi sistem misalnya dalam bentuk penggunaan BPT atau valve untuk menurunkan tekanan, penggantian pipa dengan diameter yang lebih kecil untuk menaikan kecepatan aliran, penggunakan air valve, menaikan head dan kapasitas pompa, penggantian pipa dengan diameter yang lebih besar untuk memperkecil kehilangan tekanan. 3.2 Analisis dan evaluasi sosial ekonomi Tingkat pendapatan masyarakat Berdasarkan hasil survei diketahui jumlah pendapatan rata-rata perbulan kurang lebih sama dengan jumlah pengeluaran rata-rata per bulan (Gambar 2).
(%) Gambar 2 : Pendapatan dan pengeluaran responden (hasil perhitungan) A =
Rp. 500.000,-
Upah minimum provinsi (UMP) Sulawesi Utara tahun 2009 adalah Rp. 929.500,dengan kebutuhan hidup layak (KHL) sebesar Rp. 863.731,- (Ditjen. PHI dan Jamsostek, Depnakertrans). Kondisi pendapatan dibawah UMP dan KHL dapat menyebabkan daya beli masyarakat menjadi kurang sehingga masyarakat akan lebih kritis dalam menggunakan sesuatu barang/jasa. Kemampuan membayar air bersih yang dianggap wajar adalah 4% sd. 5% dari penghasilan perbulan [8], maka diperoleh pendapatan minimal perbulan yang memiliki kemampuan membayar air bersih yang dianggap wajar adalah Rp. 999.000,-. Konsumsi air Berdasarkan hasil survei kebutuhan air untuk pelanggan domestik (rumah tangga A, rumah tangga B) adalah 97 L/orang/hari, jumlah ini lebih sedikit dari parameter pemakaian air untuk SR [8]. Namun demikian jumlah tersebut masih masuk dalam rentang standar 90–125 L/orang/hari untuk kategori kota sedang (P3KT DPU Cipta
Pengelolaan sistem pipa transmisi dan distribusi PDAM Dua Sudara Kota Bitung untuk melanjutkan pelayanan
Karya). Untuk pelanggan domestik lainnya (HU/MCK) berdasarkan penggunaan air yang tercatat pada bulan Desember 2009 kebutuhan air adalah 13,360 L/orang/hari, jumlah ini juga lebih sedikit dari parameter pemakaian air untuk HU [8]. Perbedaan jumlah kebutuhan air domestik ini disebabkan kecenderungan masyarakat pelanggan yang juga menggunakan sumber air lain. Kebutuhan air non domestik diperhitungkan berdasarkan rata-rata penggunaan air yang tercatat pada bulan Nopember dan Desember 2009 serta data tipikal unit konsumsi [8] seperti Tabel 2. Tabel 2 : Jenis pelanggan non domestik dan jumlah pemakaian air Pemakaian Pemakaian Jumlah Jenis Pelanggan Nop 2009 Des 2009 (unit) (L/unit/hari) (L/unit/hari) Sosial khusus 200 1.185 1.276
Rata-Rata (L/unit/hari) 1.230,5
Pemerintah
81
1.156
1.103
1.129,5
Hankam
69
4.234
4.464
4.349
Toko
212
805
758
781,5
Praktek dokter
8
408
467
437,5
Kantor
82
1.303
1.398
1.350,5
Rumah makan
19
1.140
1.281
1.210,5
Hotel
4
2.392
2.008
2.200
Niaga besar
7
3.481
2.981
3.231
Industri kecil
2
583
650
616,5
Industri sedang
1
600
667
633,5
Industri besar
6
3.011
3.150
3.080,5
Pelabuhan niaga
22
18.188
16.891
17.539,5
Pelabuhan hankam
1
7.833
7.167
7.500
Pelabuhan pertamina 1 Sumber : Hasil perhitungan
18.167
25.333
21.750
Gambaran tingkat kepuasan responden pelanggan terhadap kualitas, kuantitas, tekanan, dan kontinuitas air seperti Tabel 3. Tabel 3 : Tingkat kepuasan pelanggan Aspek Penilaian Sangat Puas (%) Kualitas 6,667 Kuantitas 0 Tekanan 0 Kontinuitas 0 Sumber : Hasil perhitungan
Puas (%) 81,667 63,333 51,667 41,667
Cukup Puas (%) 11,667 16,667 20 25
Tidak Puas (%) 0 20 28,333 33,333
Ollivia Z. D.1, Joni Hermana2 dan I.D. A. A. Warmadewanthi3
Tarif Berdasarkan konsumsi air 97 L/orang/hari maka untuk 1 KK (5 orang) diperoleh jumlah pemakaian air dalam 1 bulan 14,55 m3/bulan. Dengan tarif Rp. 2.500,-/m3 (0-10 m3), Rp. 3.550,-/m3 (11-20 m3), Rp. 4.500,-/m3 (>20 m3 ), ditambah biaya pemeliharaan meter air Rp. 5.000,-, biaya administrasi Rp. 4.000,- dan biaya kebersihan Rp. 3.500,- maka biaya yang harus dikeluarkan per bulan untuk membayar rekening air adalah Rp. 53.425,-/bulan. Berdasarkan hasil survei diketahui sebagian besar responden pelanggan (58,333%) mengeluarkan Rp. 30.000,- sd. Rp. 49.900,- untuk membayar tagihan rekening air. Dengan tarif dasar air yang diberlakukan responden berpendapat tarif tersebut murah (60%). Perbaikan dan pemeliharaan Berdasarkan hasil survei respon pelanggan akan perbaikan dan pemeliharaan cukup baik demikian pula tanggapan petugas perbaikan dari PDAM diketahui 45,833% segera diperbaiki, 20,833% diperbaiki kurang dari 2 minggu, namun masih ada 14,583% yang tidak/belum diperbaiki. Terhadap rasio karyawan per 1.000 pelanggan [9] diperoleh rasio 15,390 menunjukkan bahwa rasio antara jumlah pegawai dan jumlah pelanggan tidak efektif, melebihi kriteria jumlah pegawai yang diijinkan. Minat dan kemampuan berlangganan Minat berlangganan air PDAM adalah 70%, lebih besar dari persentase non pelanggan yang dinyatakan mampu secara finansial dan berminat berlangganan yaitu 42,5%. Bagi non pelanggan dengan pendapatan
Pengelolaan sistem pipa transmisi dan distribusi PDAM Dua Sudara Kota Bitung untuk melanjutkan pelayanan
Berdasarkan analisis dan evaluasi maka sasaran cakupan pelayanan adalah seperti Tabel 5. Tabel 5 : Sasaran cakupan pelayanan Cakupan Pelayanan Berdasarkan : Zona Sistem (%) Sosial Ekonomi (%) I 5,68 7,61 II 55,36 51,70 III 1,66 6,82 Total 62,70 66,13 Sumber : Hasil perhitungan
Sasaran Cakupan Pelayanan (%) 5,68 51,70 1,66 59,04
3.3 Analisis dan evaluasi kemampuan PDAM Evaluasi kemampuan PDAM dengan menggunakan analisis rasio keuangan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 : Rasio keuangan Jenis Rasio Rasio likuiditas Current ratio Current debt to inventory Quick ratio/acid test ratio Rasio hutang Total debt to tangible net worth Current debt to tangible net worth Rasio aktifitas Perputaran persediaan Perputaran harta tetap Perputaran seluruh modal kerja Tingkat pengembalian aset Sumber : Hasil perhitungan
2005
2006
Tahun 2007 2008
2009
1,723 17,079 1,664
4,121 0,923 3,038
3,865 17,641 3,808
3,848 1,098 2,938
8,137 7,102 7,996
6,286
4,179
0,262
0,251
0,078
5,092
2,527
0,257
0,250
0,071
5,696 1,177 0,461
0,786 0,799 0,273
52,234 2,755 1,033
3,239 1,684 1,035
64,061 12,353 1,264
0,195
0,280
0,510
0,469
0,570
Berdasarkan analisis rasio keuangan didapatkan hasil sebagai berikut : Sejak tahun 2005 sampai 2009 kondisi likuiditas perusahaan berubah-ubah, cenderung menjadi lebih baik dan perusahaan memiliki kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya Perusahaan tidak begitu bergantung pada pembiayaan pihak luar/hutang dalam kegiatan operasional perusahaan Perusahaan belum secara efektif dan efisien dalam mengelola aset yang dimiliki guna operasional perusahaan dilihat dari kondisi aktifitas Tingkat pengembalian aset perusahaan cukup baik, cenderung meningkat dari tahun 2005 sampai 2009.
Ollivia Z. D.1, Joni Hermana2 dan I.D. A. A. Warmadewanthi3
Dalam upaya meningkatkan cakupan pelayanan terutama dalam kaitan dengan kondisi keuangan perusahaan, beberapa hal yang dapat direkomendasikan yaitu membuat alternatif usaha produktif atau investasi jangka pendek yang meningkatkan pendapatan misalnya dalam bentuk kemitraan; dan melakukan efisiensi terhadap pengeluaran biaya operasional terutama biaya langsung usaha, biaya umum dan administrasi.
4. KESIMPULAN
Sasaran cakupan pelayanan adalah 59,04% (2015) Kondisi perusahaan layak untuk dikembangkan dan langkah upaya yang diperlukan untuk melanjutkan pelayanan adalah merevitalisasi sistem pipa transmisi/distribusi dan membuat alternatif usaha produktif/investasi jangka pendek yang meningkatkan pendapatan.
5. DAFTAR PUSTAKA 1.
PDAM Dua Sudara Kota Bitung (2008) Businness Plan PDAM Bitung. Bitung.
2.
Badan Pusat Statistik Kota Bitung (2010) Bitung Dalam Angka 2010. Bitung.
3.
PDAM Dua Sudara Kota Bitung (2007) Program Jangka Menengah. Bitung.
4.
PDAM Dua Sudara Kota Bitung (2009) Laporan Bulanan Bidang Umum dan Bidang Teknik Bulan Desember 2009. Bitung.
5.
Riduwan, M.B.A. (2003) Dasar-Dasar Statistik. Bandung : ALFABETA.
6.
BPAB dan PLP, Tirta Dharma (2001) Pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Perpipaan. Magelang.
7.
Hilton R. W., Maher M. W. and Selto F. H. (2003) Cost Management : Strategies for Business Decision. 2ed. New York : Mc Graw-Hill Companies Inc.
8.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Balitbang (2002) Pedoman/Petunjuk Teknik dan Manual Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan. Jakarta.
9.
Departemen Dalam Negeri (1999) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum. Jakarta.