PENGELOLAAN LIMBAH TERPADU BERBASIS MANAJEMEN MASYARAKAT KAMPUS MENUJU ZERO WASTE DI IKIP PGRI SEMARANG (TAHUN KE-1) Suwarno Widodo, Siti Patonah, dan Eko Retno Mulyaningrum
[email protected] IKIP PGRI Semarang Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang
Abstrak – IKIP PGRI Semarang dengan jumlah mahasiswa setiap tahunnya yang tidak kurang dari 5000 mahasiswa baru, merupakan jumlah yang tidak sedikit. Dengan kondisi kampus yang belum memiliki pengolahan limbah terpadu, lambat laun jika tidak ditangani dengan serius, sampah akan menjadi masalah yang krusial. Selain itu pembangunan infra struktur yang semakin memadai kebutuhan kelas belum berbanding lurus dengan pengolahan sampah tersebut. Di sisi lain, penanaman kepedulian terhadap lingkungan perlu digalakkan di lingkungan kampus tidak hanya suatu himbauan saja melainkan merupakan kegiatan rutin dan konkrit yang dapat dilakukan oleh masyarakat kampus sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi jenis, sumber dan jumlah sampah yang ada di IKIP PGRI Semarang serta penanganannya. Metode penelitian ini merupakan gabungan dari metode kuantitatif dan kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi observasi langsung. Instrumen penelitian yang digunakan berupa data harian identifikasi sampah selama satu bulan. Data yang diharapkan diperoleh data ini meliputi identifikasi jenis-jenis dan sumber-sumber sampah di IKIP PGRI Semarang, identifikasi penangangan sampah yang selama ini dilakukan, dan praktik pelaksanaan pengelolaan sampah/ limbah terpadu di lingkungan IKIP PGRI Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis sampah berdasarkan kuantitasnya adalah plastik 1177,7 kg (47%), sampah basah/ organik 876,9 kg (35%), kertas 438,9 kg (17,5%), kaca 6 kg (0,23%) dan logam 0,585 kg (0,02%). Jenis sampah berdasarkan sumbernya adalah sampah dari gedung B, gedung utama dan gedung perpustakaan dan pascasarjana. Urutan tersebut sekaligus sebagai urutan kuantitas sampah dari yang paling banyak ke yang paling sedikit. Yaitu GB = 1.080,1 kg (43,20%); GP = 846,485 kg (33,85%); GU = 469,5 kg (18,7%), dan G.Perpus+Pasca Sarjana = 104 kg (4,15%).Komunitas peduli sampah telah terbentuk yang berjumlah total 35 mahasiswa, komunitas ini baru bergerak dalam hal identifikasi sampah, sosialisasi bank sampah dan penanganan sampah secara sederhana.Pelaksanaan pengolahan sampah yang telah dilaksanakan meliputi komposing dan pembuatan aneka hasta karya.
Kata kunci: sampah, IKIP PGRI Semarang I.
PENDAHULUAN
Sampah merupakan konskuensi logis dari hampir seluruh aktivitas manusia. Tak jarang sampah sering dianggap sebagai hal sepele yang sudah tidak bernilai sama sekali. Sehingga banyak orang masih acuh tak acuh terhadap sampah. Masyarakat kampus adalah masyarakat pilihan yang memiliki standar pemikiran yang hampir sama. Maka, masyarakat kampus mempunyai posisi yang strategis untuk melakukan perubahan (agent of change) dari setiap peradaban yang diharapkan. Masyarakat kampus merupakan dambaan masyarakat menuju kehidupan masyarakat yang lebih baik. Terlebih kampus yang mencetak calon guru di masa yang akan datang. Dengannya, ke arah mana perubahan masih depan ditentukan.
IKIP PGRI Semarang dengan jumlah mahasiswa setiap tahunnya yang tidak kurang dari 5000 mahasiswa baru, merupakan jumlah yang tidak sedikit. Dengan kondisi kampus yang belum memiliki pengolahan limbah terpadu, lambat laun jika tidak ditangani dengan serius, sampah akan menjadi masalah yang krusial. Sampah-sampah yang ada di dalam kampus dan lingkungan dekat sekitanya meliputi sisasisa snack, kertas, plastik dan masih banyak lagi. Selain itu pembangunan infra struktur yang semakin memadai kebutuhan kelas belum berbanding lurus dengan pengolahan sampah tersebut. Di sisi lain, penanaman kepedulian terhadap lingkungan perlu digalakkan di lingkungan kampus tidak hanya suatu himbauan saja melainkan merupakan kegiatan rutin dan konkrit yang dapat dilakukan oleh masyarakat kampus sesuai dengan tugas dan fungsinya. Terkait dengan dua latar belakang tersebut maka sangat perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis, sumber dan jumlah sampah yang ada di IKIP PGRI Semarang serta penanganannya. Harapannya bahwa penyadaran mengenai sampah dimulai dari masyarakat kampus yang pada akhirnya akan membawa perubahan kepada seluruh komponen masyarakat yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu berbagai pengenalan lebih jauh terhadap kondisi riil terhadap keberadaan sampah dan potensi pendayagunaannya perlu segera diketahui untuk ditindaklanjuti. Berdasarkan uraian di atas, maka kami mengusulkan penelitian tentang Pengolahan Limbah Terpadu Berbasis Masyarakat Kampus Menuju “Zero Waste”.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Limbah/ sampah dan jenis-jenisnya Berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengolahan Sampah, sampah didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah dibedakan atas beberapa jenis, diantaranya: a. Pembagian sampah sesuai UU No. 2008, sampah yang dikelolah sesuai UU terdiri atas: 1). Sampah rumah tangga 2). Sampah sejenis sampah rumah tangga 3). Sampah spesifik b. Pembagian sampah berdasarkan asalnya dibedakan menjadi 2, yaitu sampah organik dan sampah anorganik c. Pembagian sampah berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi: 1). Sampah alam
2). Sampah manusia 3). Sampah rumah tangga 4). Sampah konsumsi 5). Sampah perkantoran 6). Sampah daerah industri 7). Sampah nuklir d. Pembagian sampah berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi 2, yaitu sampah padat dan sampah cair. 2.
Penanganan sampah secara konvensional Penangangan sampah yang lazim terjadi di negara kita masih banyak yang dilakukan secara
konvensional. Dalam cara ini tahapan penanganan sampah yang ada dimulai dari pengumpulan sampah pada tingkat rumah tangga, kemudian diangkut ke tempat pembuangan sampah tingkat RW dan kelurahan atau yang umum dikenal dengan nama Tempat Pembuangan sampah Sementara (TPS), hingga akhirnya diangkut oleh Dinas Kebersihan kota ke Tempat Pembuangan sampah Akhir (TPA). Dari hari ke hari sampah terus di timbun ke TPA tanpa melalui proses pemilahan terlebih dahulu sehingga TPA lebih banyak menjadi sumber pencemaran, tempat yang kumuh, serta menjadi lahan yang tidak produktif. Bila kondisi ini tidak segera diperbaiki lambat laun jumlah sampah akan semakin menggunung dan menjadi masalah yang tidak pernah berakhir. Belum lagi jika dilihat dari segi pembiayaan atau efektifitas pendanaan. Khusus untuk penanganan sampah, berdasarkan informasi dari Dinas Kebersihan diketahui bahwa dari tahun ke tahun biaya yang dibutuhkan untuk penyediaan sarana transportasi (gerobak/motor
sampah,truk sampah dan loader/buldozer) dan lahan tempat pembuangan sampah (baik TPS dan TPA) makin meningkat sementara alokasinya masih terbatas. (Asrul Hoesein, 2009) a. Pengolahan Sampah Terpadu Pengelolaan sampah terpadu adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Tempat pengolahan sampah terpadu adalah tempatdilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan,penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.Melalui kegiatan ini sampah tidak hanya dianggap sebagai hal yang tidak bermanfaat bahkan menijijikkan tempat menjadi obyek yang sebenarnya masih banyak manfaatnya. Diperlukan kesadaran dan kerja sama yang kuat untuk dapat mengoptimalkan program ini. Penangangan limbah yang lebih serius dapat menekan pembiayaan sebagaimana yang dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1. Bagan Penanganan Limbah b. Masyarakat Kampus IKIP PGRI Semarang IKIP PGRI Semarang merupakan satu-satunya LPTK Terbesar di Jawa Tengah yang mencetak para calon guru. Kampus ini memiliki 10 jurusan program studi yang berasal dari 4 fakultas. Setiap tahun jumlah mahasiswa IKIP PGRI Semarang senantiasa meningkat secara signifikan. Berikut data mahasiswa IKIP PGRI Semarang 5 tahun terakhir. Dari data tersebut secara keseluruhan jumlah mahasiswa IKIP PGRI Semarang setiap tahunnya paling sedikit ditempati atau digunakan oleh ± 10.000an mahasiswa. Dari segi SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan, jumlahnya mencakup ± 400 orang dosen dan sekitar 100 orang karyawan. Di kampus I IKIP PGRI Semarang terdapat 4 gedung, yaitu gedung pusat (GP) berlantai 7, gedung Utama (GU) berlantai 6, gedung B berlantai 5, dan gedung perpustakaan + pasca sarjana (berlantai 5). c. “Zero Waste Management” "Zero Waste is a goal that is ethical, economical, efficient and visionary, to guide people in changing their lifestyles and practices to emulate sustainable natural cycles, where all discarded materials are designed to become resources for others to use. Zero Waste means designing and managing products and processes to systematically avoid and eliminate the volume and toxicity of waste and materials, conserve and recover all resources, and not burn or bury them. Implementing Zero Waste will eliminate all discharges to land, water or air that are a threat to planetary, human, animal
or
plant
health."(definition
from
Zero
Waste
International
Alliance).
http://rcbc.bc.ca/education/zero-waste . Zero waste merupakan pengelolaan sampah yang dimulai dari produksi sampai berakhirnya suatu proses produksi dapat dihindari terjadi produksi sampah atau meminimalisasi terjadinya sampah yang
didasarkan pada kebutuhan dan permintaan masyarakat yang direncanakan, dilaksanakan, dikontrol, dan dievaluasi bersama masyarakat. Pengolahan sampah tidak hanya dititikberatkan pada pengolahan sampah yangyang dihasilkan yang dikenal dengan “End of Pipe”, tetapi juga memperhitungkan untuk mereduksi timbulan atau produksi sampah dengan reuse dan reduce. Dengan menerapkan zero waste management, diharapakan lingkungan lebih lestari selain biaya (cost) yang lebih efisien. Untuk lebih jelasnya berikut ditampilkan skema zero waste application:
Gambar 2. Application of Zero Waste Strategy Sumber (http://www.zerowaste.org/case.htm) d. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dari penelitian ini telah dilakukan pada tahun pelajaran 2011/2012 Semester 2, penelitian telah dilakukan yaitu tentang model pembelajaran untuk mata kuliah ilmu alamiah dasar (IAD) dalam rangka meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan melalui “Project of Waste Management” oleh Siti Patonah, Pratjojo, dan Duwi Nuvitalia. Dari penelitian ini diperoleh suatu model pembelajaran alternatif untuk mata kuliah IAD, dimana melalui model tersebut mahasiswa melakukan studi literatur untuk melakukan upaya pengolahan limbah (dari berbagai jenis sumber sampah, sesuai dengan kelompoknya), dilanjutkan dengan melakukan praktik sederhana pengolahan limbah kemudian mempresentasikannya sebagai langkah “vouter education” bagi teman kelompok mahasiswa yang lain. Dari penelitian ini juga terdeteksi karakter tambahan yang muncul dari aktivitas project ini yaitu :keberanian, kreativitas, tanggung jawab dan kerja sama.
III.
METODE PENELITIAN
1. Penentuan subjek dan populasi penelitian Subjek penelitian ini adalah peneliti, tim komunitas peduli sampah, dan para cleaning services. Objek penelitian berupa sampah dan sumber-sumber sampah. Populasi dalam penelitian ini adalah sampah di seluruh gedung kampus IKIP PGRI Semarang terdiri dari Gedung B, Gedung Pusat, Gedung Utama, dan Gedung Perpustakaan & Pasca Sarjana. Teknik sampling yang digunakan adalah snowball sampling, dimana dalam pengambilan data dimulai dari identifikasi data sumber dan kuantitas sampah.
2. Teknik pengumpulan data Desain dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi observasi langsung. Instrumen penelitian yang digunakan berupa data harian identifikasi sampah selama satu bulan yang dilengkapi dengan daftar peserta piket (berasal dari komunitas peduli sampah) 3. Analisis Data Metode penelitian ini merupakan gabungan dari metode kuantitatif dan kualitatif. Data yang diharapkan diperoleh data ini meliputi: a. Identifikasi jenis-jenis sampah di kampus b. Sumber-sumber sampah di IKIP PGRI Semarang c. Identifikasi penangangan sampah yang selama ini dilakukan d. Praktik pelaksanaan pengelolaan sampah/ limbah terpadu di lingkungan IKIP PGRI Semarang. IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Pengadaan Tempat Sampah Organik dan Anorganik Di lingkungan kampus I IKIP PGRI telah disediakan 2 tempat sampah yang berbeda untuk sampah organik dan sampah anorganik. Setiap keranjang sampah dilengkapi dengan sticker bertuliskan sampah organik dan anorganik. Pada penelitian ini telah ditambahkan sejumlah keranjang sampah berdasarkan pendataan kebutuhan untuk mendukung pemilahan jenis sampah. Penambahan tersebut yaitu sebagai berikut: a. Gedung B dan Pujasera Tong sampah besar hijau kuning : 6 buah Ember besar :1 buah b. Gedung Pusat Lantai 3, keranjang sampah tutup goyang tanggung (r. dosen) : 10 buah Lantai 3, keranjang sampah kecil tanpa tutup : 4 buah Lantai 2, keranjang sampah tutup goyang tanggung (r.pimpinan) : 10 buah Lantai 2, keranjang sampah tanggung tanpa tutup : 1 buah Ember besar : 7 buah c. Gedung Utama dan Gedung D Keranjang sampah tanggung tanpa tutup : 12 buah Keranjang sampah kecil tanpa tutup : 33 buah Ember besar : 13 buah d. Gedung Pascasarjana dan Perpustakaan Tong sampah besar hijau kuning : 7 buah Ember besar : 1 buah 2. Data Identifikasi Jenis Sampah Selama Satu Bulan Sampah yang diidentifikasi berasal dari semua gedung yang ada di kampus IKIP PGRI Semarang, yaitu gedung B, Gedung Pusat, Gedung Utama, serta gedung pasca sarjana dan perpustakaan.
Berikut tabel hasil identifikasi sampah di kampus IKIP PGRI Semarang selama satu bulan. Tabel 3. Hasil Identifikasi Sampah GEDUNG
Jenis sampah (Kg)
No. Organik 1
B
2
Kertas
Plastik
Kaca
Logam
B3
663,4
61
354,2
1
0,5
0
PUSAT
166
252,9
425,5
2
0,085
0
3
UTAMA
28,5
99
342
0
0
0
4
PASCA+PERPUS
19
26
56
3
0
0
876,9
438,9
1177,7
6
0,585
0
Jumlah
Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh grafik mengenai kuantitas sampah sebagai berikut. 700 600 500 B
400
PUSAT
300
UTAMA
200
PASCA+PERPUS
100 0 Organik Kertas
Plastik
Kaca
Logam
B3
Grafik. 1. Pendataan sampah berdasarkan jenis sampah di setiap gedung Berdasarkan tabel dan grafik tersebut dapat diperoleh informasi bahwa jumlah sampah terbanyak ada di gedung B untuk jenis sampah organik (sebanyak 663,4 kg) sedangkan untuk sampah jenis plastik jumlah paling banyak ada di gedung pusat yaitu sebanyak 425,5 kg.
Sedangkan berdasarkan kuantitas total seluruh sampah yang ada di kampus dapat ditampilkan pada grafik berikut ini:
1400 1200 1000 800 600 400 200 0 Organik
Kertas
Plastik
Kaca
Logam
B3
Grafik 2. Jumlah total sampah di semua gedung Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa produksi sampah plastik menduduki peringkat pertama disusul dengan sampah organik/ basah diurutan kedua. Spesifikasi plastik yang dihasilkan berupa plastik-plastik botol dan gelas minuman serta plastik pembungkus makanan.
3. Pembentukan Komunitas Peduli Sampah Komunitas peduli sampah terbentuk dari para mahasiswa dengan deskripsi kerja sebagai berikut: -
Melakukan pemilahan sampah untuk diidentifikasi, kegiatan ini berlangsung selama satu bulan dimulai sejak tanggal 25 Februari 2013 sampai dengan tanggal 17 April 2013. Data yang dikumpulkan dalam satu bulan berlangsung cukup lama. Hal ini dikarenakan terbentur dengan adanya beberapa hari yang tidak efektif. Jumlah awal mahasiswa yang terdata dalam kegiatan ini ada 10 mahasiswa akan tetapi dalam perjalanannya ditambah dengan 3 mahasiswa dan pada akhirnya kembali menjadi 10 mahasiswa yang aktif. Mahasiswa berasal dari UKM Kamapala dan perwakilan masing-masing jurusan di IKIP PGRI Semarang.
-
Diadakan pelatihan penangangan sampah, kegiatan ini dilakukan
setelah identifikasi
sampah selesai. Pelatihan ini diikuti oleh 30 mahasiswa. Pelatihan ini berisi materi mengenai komposting sampah cair dan padat, serta praktik pembuatan hasta karya dari sampah. Dari kegiatan ini peserta diberi tugas untuk membuat satu produk kerajingan tangan
-
Untuk keperluan komposting maka di kampus sebagai penangangan sampah organik, maka diadakan pembuatan tong komposting di tiga tempat strategis, yaitu GB (untuk pujasera dan PKL) 2 buah dan gedung pusat 1 buah.
4. Penanganan Sampah a. Sampah organik Banyaknya sampah organik berdasarkan data di atas perlu adanya penanganan yaitu melalui pengolahan menjadi pupuk kompos. Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang diperlukan tumbuhan akan tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh lebih baik. Pelatihan pembuatan pupuk kompos telah dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2013, diikuti oleh 30 orang mahasiswa komunitas peduli sampah. Pelatihan komposing bagi mahasiswa ini sangat penting untuk memberikan pengetahuan dan praktik dalam membuat kompos yang lebih efektif dan efisien, karena jika dibuat dengan mikroorganisme alami memakan waktu yang cukup lama empat minggu sampai dua belas minggu. Hal ini disebabkan oleh mikroorganisme yang tumbuh pada bahan baku kompos adalah mikroorganisme liar yang tidak selektif untuk proses pengkomposan. Oleh karena itu pada pembuatan kompos ini, dilakukan pelatihan menggunakan mikroorganisme yang selektif untuk kompos yang disebut efective microorganism yang nantinya dapat dibuat sendiri oleh komunitas peduli sampah di kampus. Disamping itu perbandingan bahan-bahan yang merupakan sumber dari Karbon dan Nitrogen seringkali tidak terukur dengan tepat
sehingga
ketidakseimbangan
unsur-unsur
tersebut
dapat
mempengaruhi
waktu
pengkomposan dan kualitas kompos. Proses pengomposan dapat berjalan dengan baik apabila perbandingan antara komposisi C dengan N berkisar antara 25 : 1 sampai 30 : 1. Pada pelaksanaan pelatihan pembuatan kompos, dijelaskan pula proses pencacahan bahan baku sampah. Ukuran bahan yang relatif kecil akan memudahkan proses pengkomposan oleh mikroorganisme dan waktu pengkomposan menjadi lebih singkat. Evaluasi kegiatan partisipatif komunitas peduli sampah dilakukan dengan melihat produk yang dihasilkan yaitu kompos yang sudah jadi dengan ciri-ciri warna berubah menjadi hitam dan remuk. Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak, ialah makanan cukup (bahan organic), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas. Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil, yang dapat dibantu dengan alat penghancur sampah. Untuk mempercepat
pengomposan,
microorganism (EM).
dapat
ditambahkan
bio-activator
berupa
larutan
effective
b. Sampah anorganik Sampah anorganik yang berupa botol, kertas, plastik, kaleng dan lain-lain sifatnya sukar diurai oleh mikroorganisma, sehingga akan bertahan lama menjadi sampah. Sampah plastik bisa bertahan sampai ratusan tahun, sehingga dampaknya akan sangat lama. Untuk mengatasi masalah sampah anorganik berupa kaleng bekas dapat dimanfaatkan lagi untuk pot tanaman, atau diberikan kepada pengumpul barang bekas untuk diolah lagi di pabrik/industri daur ulang begitu pula botol bekas minuman. Untuk sampah bungkus makanan, minuman, minyak, sabun dapat digunakan untuk berbagai kerajinan tangan (handycraft).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Identifikasi sampah di lingkungan kampus telah dilakukan selama satu bulan dengan hasil sebagai berikut: 1). Jenis sampah berdasarkan kuantitasnya adalah plastik 1177,7 kg (47%), sampah basah/ organik 876,9 kg (35%), kertas 438,9 kg (17,5%), kaca 6 kg (0,23%) dan logam 0,585 kg (0,02%) 2). Jenis sampah berdasarkan sumbernya adalah sampah dari gedung B, gedung utama dan gedung perpustkaan dan pasca. Urutan tersebut sekaligus sebagai urutan kuantitas sampah dari yang paling banyak ke yang paling sedikit. Yaitu GB = 1.080,1 kg (43,20%); GP =
846,485 kg (33,85%); GU = 469,5 kg (18,7%), dan G.Perpus+Pasca Sarjana = 104 kg (4,15%). b. Komunitas peduli sampah telah terbentuk yang berjumlah total 35 mahasiswa, komunitas ini baru bergerak dalam hal identifikasi sampah, sosialisasi bank sampah dan penanganan sampah secara sederhana. c. Pelaksanaan pengolahan sampah yang telah dilaksanakan meliputi komposing dan pembuatan aneka hasta karya.
2. Saran a. Hendaknya program ini ditindaklanjuti dengan kebijakan kampus mengenai pemilahan sampah dari sumbernya. b. Perlu diadakan Unit Kegitan Mahasiswa (UKM) peduli sampah agar program dapat berlanjut dengan lebih terorganisir.
PUSTAKA RUJUKAN Alex S, ...., Sukses Mengolah Sampah Organik menjadi Pupuk Organik, Solo: Pustaka Baru Press Bachrudin, 2009, Ide Keren Kreasi dari Kertas Koran, Jakarta: Jakarta Kawan Pustaka Lilis Sulistyorini, 2005, Pengelolaan Sampah Dengan Cara Menjadikannya Kompos, JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL. 2, NO. 1, 78 JULI 2005 : 77 – 84 Purwaningsih, Dyah, 2011, Pemanfaatan Daur Ulang Limbah Plastik Dan Logam Untuk Sumber Pembuatan Peraga Pendidikan Inovatif. Su’ud, Abu, dkk, 2011, Pendidikan Karakter di Sekolah dan Perguruan Tinggi, Semarang: IKIP PGRI Semarang Press http://psw.unila.ac.id/index.php/en/component/content/article/73-kerjasama/1871-pengelolaan-sampahkota-harus-maksimal, Penulis: Hisna Caca H, diakses tanggal 16 Maret 2012 http://andreasandre.net/ayo-kurangi-penggunaan-tas-plastikuntuk-lomba , Penulis: Andrea, diakses tanggal 16 Maret 2012 http://www.antaranews.com/view/?i=1241530515&c=WBM&s=DAM, Penulis : Marwan Aziz, diakses tanggal 16 Maret 2012