PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. AGOESDJAM KETAPANG Darmawati, Zainal Akhmadi dan Moh. Adib Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail:
[email protected]
Abstrak: Pengelolaan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Agoesdjam Ketapang. Penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan deskriptif. Pengamatan di lakukan dengan menggunakan kuesioner dan form ceklis. Analisa data dengan membandingkan hasil pengamatan dengan peraturan Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004. Hasil penelitian selama 2 minggu, total volume dari 7 ruangan yang menghasilkan limbah padat medis ±0,18 m³/hari dengan jumlah pasien 95 org/hari. item keseluruhan pengelolaan limbah padat medis yang di nilai dari keseluruhan pengelolaan limbah padat medis, yang memiliki persentase yang bervariasi, yaitu minimisasi 71,43%, pemilahan 14,28%, pewadahan 73,39%, Pengumpulan 100%, penampungan sementara 0%, pengangkutan 100% pemusnahan dan pembuangan akhir 85,71%. Rata-rata persentase keseluruhaan 68,5% diartikan bahwa pengelolaan limbah medis padat Rumah sakit sudah memenuhi syarat Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 pada persyaratan rumah sakit tipe C. Kesimpulan dari observasi dan penelitian pengelolaan secara keseluruhan sudah memenuhi persyaratan. Namun perlu diperbaiki pada proses pemilahan, pewadahan yaitu safety box untuk penampungan jarum suntik dan tempat penampungan sementara. Kata Kunci: Limbah Padat Medis, Pengelolaan, Rumah Sakit Abstract: The Describe The Solid Waste at Home Regional General Hospital Dr. Agoesdjam Ketapang. This research is observational with descriptive approach. Observation is done by using a questionnaire and checklist form.The Analysis of the data by comparing the results of observations with the rules Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004. The results of the study for 2 weeks, total volume of 7 rooms which produces medical solid waste ± 0.18 m³/day by the number of patients 95 person/day.The whole item of medical solid waste management in the value of the overall management of medical solid waste, which has a varying percentage, is 71.43% minimization, segregation 14.28%, 73.39% lug, 100% collection, temporary shelters, 0%, 100% destruction of the transport and disposal end 85.71%. The average percentage of 68.5% of the total sum means that the management of solid medical waste Hospitals already qualified Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 on the requirements of hospitals type C. Conclusion of observation and research management as a whole meets the requirements. However, it should be fixed in the sorting process, lug safety box for holding a syringe and temporary shelter. Keywords: Medical Solid Waste, Management, Hospital
Limbah medis padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non-medis. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi. Sedangkan limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia 305
306 Sanitarian, Volume 8 Nomor 3, Desember 2016, hlm.305 - 309
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI, 2004). Berbagai jenis limbah yang di hasilkan rumah sakit dan unit-unit pelayanankesehatan dapat membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi pengunjung, masyarakat, dan petugas yang menanganinya (Depkes RI, 2004). Timbulan limbah padat yang berbahaya disebut limbah padat klinis atau medis. Limbah medis tersebut berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, farmasi atau yang sejenisnya. Berdasarkan potensi bahaya yang di timbulkan limbah padat medis, limbah medis tersebut dapat di golongkan sebagai berikut: limbah benda tajam, limbah infeksius, limbah patologis,limbah sitotoksik,limbah kimia, limbah radioaktif. Berdasarkan undang-undang RI No. 18 tahun 2008 pengelolaan limbah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan limbah. Menurut kepmenkes 1204. METODE PENELITIAN Penelitian gambaran pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Agoesdjam ketapang, termasuk penelitian Deskriptif yaitu pematauan langsung yang di lakukan untuk memperoleh data tentang gambaran pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Agoesjam Ketapang dengan menggunkan kuesioner dan ceklis yang di dasari pada keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1204/Menkes/SK/X/2004.
Dari hasil observasi jenis limbah padat medis yang dihasilkan pada pelayanan kesehatan di rumah sakit Dr. Agoesdjam Ketapang berbagai jenis Limbah Medis yaitu jarum suntik, botol obat, kaca opceat, kapas, perban, masker, gelang pasien, kateter, sarung tangan, botol infus, selang oksigen, peralatan bedah, botol sampel, strip reagen, kaca tutup, jarum nidel, botol pencuci darah. Volume Limbah Padat Medis Pengukuran volume limbah bertujuan untuk mengetahui timbulan limbah yang di hasilkan dari rumah sakit. Selain itu pengukuran volume juga dapat mengetahui kapsitas bak sampah, kapasitas troly dan kapasitas insinerator. Pengukuran dapat dilakukan dengan mengunakan box dengan ukuran 30x50x50 cm³. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pasien rata rata selama 2 minggu adalah 95 orang/hari dan timbulan limbah yang dihasilkan adalah ± 0,18 m³/ hari. Pengelolaan padat medis harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk mengurangi risiko bagi pengunjung dan petugas rumah sakit. PEMBAHASAN Tahap-Tahap Pengelolaan Limbah Padat Medis Minimimasi
Rumah sakit Dr. Agoesdjam Ketapang selama kegiatan pelayanan kesehatan menghasilkan limbah medis, yaitu limbah medis infeksius, kimia, radioaktif, farmasi dan genotosik. Dari hasil observasi yang dilakukan sumber limbah yang di hasilkan rumah sakit ini berasal dari ruang poli rawat jalan, ruang inap, kamar operasi, ruang laboratorium, ruang kebidanan, ruang HD, dan ruang IGD dengan jenis limbah padat medis.
Minimisasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi timbulan limbah medis, ini adalah langkah awal dalam melakukan pengelolaan limbah. Pada hasil penelitian bahwa rumah sakit Dr. Agoesdjam Ketapang sudah melakukan minimisasi di katagorikan sudah memenuhi syarat, yaitu memiliki nilai 71,43%. Kegiatan minimisasi yang dilakukan rumah sakit ini antara lain rumah sakit sudah mengelola dan mengawasi pengunaan bahan kimia, selain itu rumah sakit juga telah menyeleksi bahan yang menimbulkan limbah sebelum membelinya, rumah sakit juga sudah mengecek tanggal kadarluasa seperti obat-obatan dan memesan bahan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
Jenis Limbah Padat Medis
Pemilahan
HASIL Sumber Limbah Padat Medis
Darmawati, dkk, Pengelolaan Limbah Padat Medis... 307
Pemilahan di lakukan berdasarkan jenis limbah padat medis mulai dari sumber yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah farmasi dan limbah radioaktif. Setelah di lihat dari hasil penelitian kegiatan pemilahan yang yang di lakukan rumah sakit Agoesdjam Ketapang di kategorikan belum memenuhi syarat karena persentase penilaian hanya 14,28% ini di sebabkan karena rumah sakit tidak melakukan pemilahan. Pada hasil penelitian ruanganruangan tersebut tidak melakukan pemilahan dari awal karena rumah sakit ini belum membuat kebijakan tentang bagaimana cara pemilahan yang di tentukan oleh pemerintah. Ini sangat membahayakan bagi pengelola limbah karena pengelola atau petugas kontak langsung dengan limbah tersebut. Bahaya yang ditimbulkan akibat dari tidak dilakukan pemilahan adalah pengelola atau petugas pengangkut bisa tertular penyakit. Selain itu pemilahan limbah yang dimanfaatkan kembali tidak dillakukan, apabila dilaksanakan ini juga mengurangi volume limbah yang di hasilkan oleh rumah sakit. Rumah sakit ini tidak melakukan pemilahan limbah yang bermanfaat karena fasilitas yang di sediakan rumah sakit tidak ada. Limbah limbah tersebut hanya di ambil oleh pemulung. Pewadahan Pewadahan adalah tempat penampungan limbah yang berasal dari sumber limbah medis, ketentuan pewadahan harus sesuai dengan jenis limbah yang dihasilkan. Jenis jenis pewadahan menurut Kepmenkes 1204 adalah sesuai dengan katagorinya antara lain limbah radioaktif bewarna merah, sangat infeksius dan patologi bewarna kuning, genotoksik bewarna ungu serta limbah kimia dan farmasi bewarna coklat. Dari hasil penelitian pewadahan hanya memiliki 3 jenis pewadahan yaitu pewadahan limbah infeksius, limbah non infeksius dan daur ulang, Dengan hasil 73,38%, Seharusnya rumah sakit harus menyediakan 4 jenis pewadahan yaitu untuk limbah genotoksik, limbah farmasi, limbah infeksius dan radioaktif, ini bertujuan agar memudahkan saat melakukan pengelolaan limbah tersebut. rumah sakit ini hanya menyediakan safety box di ruangan rawat inap, kamar operasi, ruang laboratorium, dan ruang hemodelisa. wadah yang di sediakan pada limbah benda tajam hanya berupa kardus yang
diberi lubang diatasnya itupun tidak semua ruang menyediakan kardus. ini sangat berbahaya bagi petugas pengangkut limbah padat tersebut karena kardus tersebut mudah tertembus oleh jarum suntik atau limbah benda tajam lainya. Pemberian kantong pada pewadahan tidak sesuai dengan katagorinya, rumah sakit ini hanya menyediakan kantong plastik bewarna hitam pada pewadahan tersebut. Seharusnya pengelola limbah rumah sakit harus mengajukan wadah limbah yang sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan oleh pemerintah agar mengurangi risiko kecelakaan pagi pengelola limbah medis tersebut. Pengumpulan Pengumpulan adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas pengelola limbah untuk mengumpulkan limbah-limbah yang berasal dari sumber limbah. Dari hasil penelitian hasil penilaian pada pengumpulan adalah 100% ini sudah memenuhi syarat yang telah di tentukan oleh permenkes 1204. Pengumpulan liimbah medis dilakukan sebanyak 2 kali dan jadwal pengumpulan limbah dilakukan pada pagi dan sore oleh cleaning service rumah sakit tersebut. jumlah tenaga pengangkut limbah medis dari setiap ruangan berjumlah 2 orang. Petugas pengangkut limbah sudah mengunakan APD yang lengkap, pengunaan APD yang lengkap merupakan ketentuan yang ditetapkan oleh Kepmenkes 1204, dengan tujuan mengurangi risiko kecelakaan bagi petugas. pengumpulan limbah padat medis di rumah sakit ini sudah mengunkan troly yang tertutup kedap air dan troly tidak memiliki sudut yang tajam. Tempat Penampungan Sementara Tempat penempungan sementara adalah wadah atau penampungan limbah yang berasal dari setiap ruangan dan tempat penampungan sementara harus jauh dari aktifitas kegiatan rumah sakit. Pengumpulan dan pengangkutan semua limbah padat medis menggunakan kendaraan khusus dan menggunakan wadah yang aman ke tempat penampungan sementara yang tertutup dan terhindar dari ganguan vektor. Dari hasil penelitian penilaian tempat penampungan sementara 0% di artikan bahwa rumah sakit tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. rumah sakit Dr.
308 Sanitarian, Volume 8 Nomor 3, Desember 2016, hlm.305 - 309
Agoesdjam tidak memiliki kebijakan untuk membuat tempat penampungan sementara (TPS), limbah diletakan di samping IPAL, sehingga petugas pengelolaan limbah padat medis sulit untuk mengumpulkan limbah medis yang berasal di setiap ruangan karena ketiadaan tempat penampungan sementara tersebut dan limbah yang sudah dilakukan pengangkutan hanya di letakan lebih dari 24 jam . tempat penampungan sementara sangatlah perlu, karena jika rumah sakit tidak memiliki TPS ini sangat berbahaya karena bisa menimbulkan sumber penyakit dan berkembangnya vector. Pengangkutan Pengangkutan adalah kegiatan mengangkut limbah medis dari ruangan ke TPS, TPS ke TPA. Jadwal pengangkutan limbah medis harus tepat agar pengunjung rumah sakit menjadi tidak terganggu. Dari hasil penilaian pada pengangkutan persentase penilainya adalah 100% diartikan dalam proses pengangkutan sudah memenuhi syarat. Rumah sakit Dr. agoesdjam melakukan pengangkutan limbah padat medis sebanyak 2 kali yaitu pagi dan sore pada pukul 06.00 wib dan sore 15.00 wib dan pengangkutan limbah medis dari ruangan ke TPS sudah mengunakan troly yang tertutup dan kedap air sehingga mudah di bersihkan , namun dari TPS ke TPA tidak mengunakan troly karena limbah medis tersebut di letakan berdekatan dengan pengelolaan akhir. Pemusnahan dan Pembuangan Akhir Pemusnahan dan pembuangan akhir adalah penanganan yang di lakukan pada limbah padat medis yaitu dengan menggunakan incenerator. Limbah padat medis tidak diperbolehkan dibuang langsung ke tempat pembuangan akhir limbah domestik sebelum aman bagi kesehatan. Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah padat medis disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit, rumah sakit Dr. Agoesdjam sudah memiliki 1 alat incenerator dan kapasitasnya 0,5 m³ .dari hasil penelitian penilaian pada pemusnahan dan pembuangan akhir memiliki nilai 75% di kategorikan sudah memenuhi syarat. Timbulan limbah yang di hasilkan oleh kegiatan pelayanan kesehatan perhari sebanyak 0,18 m³/hari. Jadi kegiatan pemusnahan mengunakan incinerator cukup satu kali dalam
sehari namun realita di lapangan limbah medis padat terjadi penumpungan karena petugas pengelola akhir tidak melakukan pemusnahan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah bahwa seharusnya pemusnahan paling lambat selama 24 jam di suhu ruang. Penumpunakan ini akan berdampak negatif karena bisa menjadi sumber penyakit dan berkembangnya vektor. Rumah sakit seharusnya harus memiliki kebijakan dan melakukan pengawasan terhadap pengelolaan limbah medis, bahwa tingkat risiko yang ditimbulkan oleh limbah ini sangat berbahaya. Oleh karena itu sebaiknya kepala penggelola limbah harus memantau kinerja bawahanya dan harus bekerja sama untuk melakukan pemusnahan limbah padat medis sehingga mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah tentang pemusnahan paling lama 24 jam. Pada proses pemusnahan suhu yang digunakan untuk memusnahkan limbah medis di rumah sakit ini adalah 1000°C, dan abu sisa pembakaran di hanya masukan ke dalam tong besar karena tempat TPA limbah ini baru selesai dibangun dan belum pernah digunakan. Petugas pengelola limbah saat melakukan proses pembakaran sudah melengkapi APD seperti sarung tangan, masker dan sepatu boot. Tabel 1. Hasil Penilaian No
1. 2.
3. 4. 5.
6 7
Pengelolaan Hasil 65% Hasil Limbah Padat Penilaian ketentuan Medis Permenkes 1204 Minimasi 71,43% 65% Memenuhi Syarat Pemilahan 14,28% 65% Belum Memenuhi Syarat Pewadahan 73,38% 65% Memenuhi Syarat Pengumpulan 100% 65% Memenuhi Syarat Penampungan 0% 65% Belum Sementara Memenuhi Syarat Pengangkutan 100% 65% Memenuhi Syarat Pemusnahan 75 % 65% Memenuhi dan TPA Syarat
Sumber: Data Primer, 2016.
SIMPULAN Dari hasil observasi dan penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Agoesdjam
Darmawati, dkk, Pengelolaan Limbah Padat Medis... 309
Ketapang yang di mulai pada tanggal 30 juni sampai 13 juli 2016, penelitian dapat disimpulkan bahwa proses pengelolaan limbah padat medis yang ada di rumah sakit ini, sebagai berikut: Sumber-sumber limbah padat medis yang dihasilkan rumah sakit Dr. Agoesdjam Ketapang berasal dari ruang rawat jalan, ruang rawat inap, ruang kebidanan, ruang HD, ruang laboratorium, IGD dan ruang kamar operasi. Jenis limbah padat medis Rumah sakit Dr. Agoesdjam ketapang menghasilkan limbah padat medis yang meliputi, jarum suntik, sarung tangan, perban, dan kapas terkontaminasi, botol dan selang infus yang terkontaminasi, masker, botol obat, kaca opcet, strip reagen, botol
sampel, jarum nidel,kaca tutup,botol pencuci darah. Hasil pelayanan rumah sakit tentunya akan menghasilkan limbah padat medis. volume limbah medis padat yang dihasilkan dari rumah sakit selama pelayanan medis, rata-rata volume yang dihasilkan adalah ± 0,18 m³ dengan jumlah pasien rata-rata perhari adalah 95 orang/hari. Tahap pengelolaan limbah padat medis di rumah sakit Dr. Agoesdjam Ketapang dapat di simpulkan sebagai berikut : minimisasi 71,43%, pemilahan 14,28%, pewadahan 73,38%, pengumpulan 100%, TPS 0%, pengangkutan 100%, pemusnahan dan pembuangan akhir 75%
DAFTAR PUSTAKA Adisasmito, Wiku, 2009, Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bastari, Alamsyah, 2007. Pengelolaan Limbah di Rumah Sakit Pupuk Kaltim Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas diponegoro. Depkes RI, 2002. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit Di Indonesia. Dir. Jen PPM&PL dan Dir. Jen Yan. Med. Jakarta. Depkes RI, 2004a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 Tahun 2004 Persyaratan Kesehatan Rumah Sakit. Dirjen.Yan.Med. Jakarta. Depkes RI, 2004b. Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta. Depkes RI, 2011c. Klasifikasi Rumah Sakit, Jakarta DPR RI, Undang-Undang RI No 44, Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit. Jakarta Juli Soemirat Slamet. 2002, Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS. Munif, Arifin, 2008. Berbagai Jenis Sampah Medis Yang Perlu Diketahui. Diunduh
dari: http://publichealt-jurnal.helpingpeo pleideas.com/sampah-medis.html/ Munif, Arifin, 2008. Pengaruh Limbah Medis Rumah Sakit. Yogyakarta. Munif, Arifin, 2010. Pengangkutan Sampah Medis, diunduh dari: http://publichealth journal.helpingpeopleideas.com/pengang kutan-sampah-medis. Munif, Arifin, 2013. Berbagai Upaya Minimisasi Limbah. Diunduh dari: http://helping peopleideas.com/publichealt/minimisasiLimbah.html Pruss, A.,dkk.,2005, Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Susilawati, S., Asmadi, A., & Nasip, M. (2016). Kajian Metode Biofiltrasi Menggunakan Media Spuit Bekas Untuk Menurunkan Kadar Bod Dan Cod Pada Air Limbah Laundry Rsud Dr. Soedarso Pontianak. Jurnal Vokasi Kesehatan, 2(2), 323-329. Retrieved from http://ejournal.poltekkespontianak.ac.id/index.php/JVK/article/vie w/52/49 WHO, 2002. Medical Record Manual A Guide for Devolping Countries. Geneva Word Health Organization.