Pengelolaan Kekayaan Intelektual UNAIR SURABAYA, 13 FEBRUARI 2017
Sadjuga Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual Direkturat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Keunggulan Kekayaaan Alam Indonesia
Sumber: MP3EI, 2013
Basis Ekonomi SDA
Batubara
Minyakbumi
Timah
Tembaga
https://www.google.com/search?
http://alfido.com/2014/08/17/galeri-gambar-bendera-merah-putih-indonesia/
Rotan
Kayu
Kelapasawit 4
SDA Akan Habis, Kekayaan Intelektual Terus Ada
Aset Dunia Didominasi Aset Takberwujud
Tangible Assets 30% Intangible Assets 70% 5
Upaya Membangun Daya Saing Global
Faktor Penentu Dayasaing Global
Sumber: World Economic Forum, 2016
Global Competitiveness Index WEF 2016-2017
63
31 Sumber: World Economic Forum, 2016
Global Competitiveness Index Indonesia Ranking 41. Pilar Pendidikan Tinggi dan Pelatihan 63, Sub-pilar Partisipasi Pendidikan Tinggi 82, Sub-pilar Pendidikan Matematik dan sains 53 Sub-pilar Akses Internet di sekolah 43, Sub-pilar Pengelolaan Pendidikan 49, Sub-pilar Pelatihan Staf 34.
Partisipasi Pendidikan Tinggi, Kualitas Sistem Pendidikan Mmatematik dan Sains di Indonesia masih kurang baik. 9
Global Competitiveness Index WEF 2016-2017
Ranking Pendidikan Tinggi 82 dari 138
Sumber: World Economic Forum, 2016
Indonesia memiliki "Bonus Demografi" Penduduk Indonesia ke-4 terbesar di dunia, dlm 20 tahun Indonesia memasuki periode “bonus demografi”, angka dependency ratio (indeks perbandingan antara usia tidak produktif dibagi usia produktif) mencapai angka minimal (di bawah 50%). Dlm periode ini terdapat lebih banyak tenaga kerja produktif untuk mendorong peningkatan produktivitas nasional. India punya potensi sama, sementara Rusia dan Je-pang menurun, Bonus Demografi ini harus dimanfaatkan secara maksimal di saat negara lain menghadapi situasi “aging population” Periode “Bonus Demografi”
Bonus Demografi Indonesia • Jumlah penduduk Indonesia terbesar ke 4 di dunia. Dependency ratio menurun sejak 1970 dan akan mencapai tingkat terendah pada 2020. • Kondisi negara lain mengalami yang sebaliknya. Kesehatan & Pendidikan yang baik
SDM Unggul
Bonus Demografi
Kesehatan & Pendidikan yangBuruk
SDM lemah
Bencana Demografi
Global Competitiveness Index Indonesia Ranking 41. Pilar Inovasi Ranking 31, Sub-pilar Kapasitas Inovasi Ranking 32, Sub-pilar Belanja Teknologi Tinggi Pemerintah Ranking 12, Sub-pilar Paten Internasional Ranking 99.
Indonesia cukup inovatif, tapi Inovasinya dibeli dari luar. 13
Global Competitiveness Index WEF 2016
Ranking Perolehan Paten 99 dari 138
Sumber: World Economic Forum, 2016
Pengertian KI
Kekayaan Intelektual (KI) adalah hasil dari olah pikir otak manusia yang dapat menghasilkan suatu suatu proses, produk atau jasa yang berguna bagi manusia.
Kekayaan Intelektual Komunal
Hak Cipta (Copyrights) Lebih lanjut yang tercakup dalam Hak Cipta adalah semua expresi dari olah pikir manusia, tidak termasuk ide atau gagasan. Biasanya yang termasuk dalam lingkup Hak Cipta adalah sastra dan karya artistik, yang didalamnya termasuk tulisan (buku), musik, karya seni, dan karya-karya yang berbasis teknologi (program komputer dan basis data elektronik). UU 19/2002 mengatur mengenai Hak Cipta. Prinsipnya bahwa Hak Cipta baik didaftar maupun tidak, tetap dilindungi, sehingga pendaftarannya hanya merupakan pencatatan saja. Jangka waktu pelindungannya adalah 70 thn setelah pemilik haknya meninggal dunia.
Hak Cipta (Copyrights)
Film
Musik - lagu
Hak Kekayaan Industri (Industrial Properti Rights)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Merek Indikasi Geografis Desain Industri Desain Tata Letak Sirkit Terpadu Paten Rahasia Dagang Perlindungan Varitas Tanaman (PVT)
Merek (Trademark)
Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatuh merek tersebut yakni UU No 15/2001 Jangka waktu perlindunga 10 thn dan dapat diperpanjang. Untuk mendapatkan perlindungan merek harus didaftarkan. Merek akan menciptakan brand name yang pada akhirnya akan berhubungan dengan kualitas dari suatu produk produk.
Contoh Merek
02/26/09
Indikasi Geografis (Geographycal Indication)
Indikasi geografi merupakan suatu indikasi yang menunjukkan daerah asal suatu produk produk. Indikasi geografi tercakup dalam Undang-undang Merek. Contohnya Jeruk Garut Ubi Cilembu Apel Malang Salak Bali
Indikasi Geografis (Geographycal Indication)
Indikasi Geografis (Geographycal Indication)
Desain Industri (Industrial Design)
Disain merupakan penampilan dari suatu produk. Jangka waktu perlindungan untuk desain industri 10 thn dan tidak dapat diperpanjang. Diatur dg UU 31/2000 tentang Desain Industri.
Contoh Desain Tata Letak Sirkit Terpadu
UU No. 32/2000 tt Tata Letak Sirkit Terpadu
Rahasia Dagang (Trade Secret)
Rahasia dagang merupakan informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi, dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang. Diatur dg UU 30/2000 tt Rahasia Dagang. Tidak perlu pendaftaran. Contoh : Formula parfum. Formula minuman Coca Cola
Perlindungan Varitas Tanaman (PVT) 3 hal penting yg hrs diperhatikan: Varitas alami, tak ada hak eksklusive Varitas buatan hasil rekayasa, ada hak eksklusif Didaftarkan di Pusat PVT Deptan Contoh: Padi Ciherang, Tomat Buah, Cabe
Paten (Patent)
Paten merupakan pelindungan terhadap olah pikir manusia yang berkaitan dengan inovasi, invensi, dan teknologi. Paten dikelompokkan menjadi paten sederhana dan patenbiasa, dimana paten biasa akan melindungi invensi atas suatu produk, alat, atau proses yang memenuhi kebaruan, langkah inventif dan dapat diterapkan dalam industri. Diatur dg UU 13/2016 tt Perlindungan Paten: paten biasa adalah 20 thn paten sederhana 10 thn masing-masing tidak dapat diperpanjang.
Satu Produk, Banyak KI
Merek Dagang
Disain Industri Hak Cipta
Tata Letak Sirkit Paten
Rahasia Dagang? 02/26/09
Kasus HKI Pembajakan oleh Pihak Luar Negeri Batik, Tari Pendet, Wayang, Reog oleh luar negeri Pembajakan oleh pihak Indonesia: Perangkat Lunak Komputer Film, lagu Barang bermerek terkenal: IKEA, Cap Kaki Tiga
Kasus HKI Nichia Corporation membayar Kepada Inventor RP 84 M Untuk Paten Laser Biru yang memungkinkan lampu LED berwarna putih.
The 2014 Nobel Prize for Physics "for the invention of efficient blue light-emitting diodes
Prof. Shuji Nakamura
Permasalahan Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah dari Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negaranegara ASEAN.
Data Publikasi Internasional dari SCOPUS 30000 25000 20000 15000 10000
5000 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Malaysia
Singapore
Thailand
Indonesia
Vietnam
Philippines 49
Tren Meningkat Jumlah Publikasi Internasional Perguruan Tinggi Publikasi Ilmiah Internasional Perguruan Tinggi 9000
8000 7000
Jumlah
6000 5000 4000 3000 2000 1000 0
PTS PTN
2010 246 1395
2011 303 1748
Sumber: http://simlitabmas.dikti.go.id/kinerja
2012 590 2518
2013 955 3505
2014 1368 5097
2015 1921 6177
50
Fasilitasi Publikasi Ilmiah Insentif Artikel Terbit di Jurnal Internasional (100)
50 Insentif Buku 100 Bimbingan Penulisan Buku 300 Pelatihan Penulisan Artikel 1 Peta Publikasi Perguruan Tinggi
Publikasi Nasional
Publikasi Internasi onal
Pelatihan Penulisan Artikel Internasional (400)
Penyelenggaraan Konferensi Internasional di Indonesia (19) Mengikuti Konferensi Internasional di LN (225)
Tantangan Peningkatan Publikasi Membangun awareness pentingnya menulis tidak hanya pada saat mahasiswa tetapi sejak pendidikan dasar dan menengah. Pelatihan menulis artikel ilmiah sejak mahasiswa tingkat pertama. Penulisan tesis atau disertasi tidak perlu tebal, namun diberi lampiran publikasi di jurnal ilmiah. Perguruan Tinggi memfasilitasi penerbitan jurnal ilmiah agar dapat terakreditasi nasional dan internasional. Klinik manuskrip bagi dosen dan mahasiswa agar dapat mempublikasikan hasil penelitian di jurnal ilmiah internasional bereputasi.
Permasalahan Jurnal Ilmiah 600 500
531
400 Indon esia
300 200 108
100 16 2010
Country
29 2011
2011 2015 2016
Malaysia
46
79
84
Thailand
26
26
28
Philiphine
13
22
23
Indonesia
8
20
28
Jurnal Terindex Scopus
0
Singa pura
229
113
45 2012
2013
2014
2015
2016
Jurnal Terindex DOAJ
TERINDEX
DOAJ
TERINDEX
200
Scopus 27
Perlu7.817 Jurnal Terakreditasi untuk 239.625 Mhsw S2 dan 33.298 Lektor Kepala
Perubahan Paradigma Tatakelola Jurnal Ilmiah
Media Cetak
Media Elektronik
Paradigma Lama Akreditasi Cetak
Paradigma Baru Akreditasi elektronik
Fasilitasi Jurnal Ilmiah Bantuan Internasionalisasi Jurnal Ilmiah (25)
(700) Pelatihan Penggunaan OJS (269) Akreditasi Jurnal Ilmiah
(1) Perbaikan Sistem Akreditasi (50) Bantuan Tata Kelola Jurmnal Internasional
Jurnal Nasional
Jurnal Internasi onal
Workshop Internasionalisasi Jurnal Ilmiah (43)
Langganan basis data e-Jurnal (4) Sosialisasi, Monitoring, Evaluasi e-Journal (900)
Kekayaaan Intelektual Dunia Didominasi Asia
Sumber: WIPO 2012
PERMASALAHAN PATEN a. PCT/1 juta penduduk yaitu ranking 99 dari 138. b. Pendafaran di dirjen HKI didominasi oleh paten asing.
Ranking Perolehan Paten 99 dari 138
8000 7000
6000
Jmlh
5000
4000 3000
2000 1000
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Domestik 233 Asing
285
283
388
423
500
535
614
678
762
653 1307
4181 4426 4921 4796 4173 5097 5357 6184 7021 7937 7452 8000
Paten Domestik Terdaftar Tahun: 2005 – 2016 1400 1307 1300 1200 1100 1000
900 762
800 678
700 600 500 500
388
400 300
653
614
285
283
2006
2007
535
423
233
200 100 0 2005
2008
Sumber: DJKI tahun 2016 belum lengkap. Disarikan subdit VFKI
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Skema Program Peningkatan Paten Penguatan Sentra KI (20)
Valuasi Teknologi
15 Teknologi
PROGRAM PATEN
Pelatihan Penulisan Draft (400) paten Pendaftaran Paten: Raih KI Non Per Ti (20) Uber KI Per Ti (250)
Fasilitasi Konsultasi dgn Pemeriksa Paten (100) Sumber: Ristekdikti, 2016
62
Tantangan Peningkatan KI Membangun awareness tentang KI tidak hanya pada saat mahasiswa, tetapi sejak pendidikan dasar dan menengah terintegrasi dg kurikulum. Pemberian Materi KI sebelum melakukan penelitian. Penulisan dokumen paten bagi dosen S-2 dan S-3. Penyelenggaraan klinik KI (paten) bagi dosen S-2 dan S-3. Pemberian angka kredit yang tinggi secara bertingkat sejak dari pendaftaran, granted, dan komersialisasi. Perguruan Tinggi memfasilitasi Pengelolaan KI (Sentra KI).
UU 13/2016 tt Paten
RINGKASAN PENGATURAN SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
1. Publikasi di Perguruan Tinggi atau lembaga ilmiah nasional Pasal 6 ayat (1) huruf (c) Invensi tidak dianggap telah diumumkan jika dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan sebelum Tanggal Penerimaan, Invensi telah:
c. diumumkan oleh Inventornya dalam: 1. sidang ilmiah dalam bentuk ujian dan/atau tahap ujian skripsi, tesis, disertasi, atau karya ilmiah lain; dan/atau 2. forum ilmiah lain dalam rangka pembahasan hasil penelitian di lembaga pendidikan atau lembaga penelitian
RINGKASAN PENGATURAN SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
2. Percepatan/Pengurangan waktu penyelesaian pemeriksaan substantif
Pasal 57 Paten, paling lama 30 (tiga puluh) bulan terhitung sejak tanggal pengajuan permohonan substantif
Pasal 124 ayat (1) Paten sederhana, paling lama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak Tanggal Penerimaan Permohonan
3. Pengecualian pembayaran biaya tahunan Paten bagi Perguruan Tinggi dan Litbang Pemerintah, Pasal 126 ayat (4)
pembebasan dan pengurangan biaya pemeliharaan Paten.
RINGKASAN PENGATURAN SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
4.
Pemanfaatan sistem elektronik Kekayaan Intelektual (e-filing) Pasal 24 ayat (4)
Permohonan dapat diajukan baik secara elektronik maupun non- elektronik.
RINGKASAN PENGATURAN SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
5.
Mekanisme Paralel Impor dan Bolar Provision Pasal 167
Dikecualikan dari ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab XVII dan gugatan perdata atas: (2) produksi produk farmasi yang dilindungi Paten di Indonesia dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum berakhirnya pelindungan Paten dengan tujuan untuk proses perizinan kemudian melakukan pemasaran setelah pelindungan Paten tersebut berakhir.
Peraturan Menteri Keuangan 72/2014 FORMULA PENGHITUNGAN IMBALAN ATAS PNBP ROYALTI PATEN
I. Tarif Imbalan Paten Tarif Imbalan tertentu tertinggi adalah 40% sampai dengan sebesar Rpl00.000.000,00 (seratus juta rupiah) pertama dan selanjutnya dengan persentase menurun dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai Sampai 100 jt
Nilai 100 jt – 500 jt Nilai 500 jt – 1 M
: 40%
: 30% : 20%
Nilai Lebih dari 1 M :10%
Contoh Penghitungan Imbalan Atas 1 Paten, 1 Inventor Paten Z pada Satker Litbang A menghasilkan nilai kumulatif PNBP Royalti pada tahun 20xx sebesar Rpl.250.000.000,-. Persetujuan penggunaan atas PNBP pada Satker Litbang A sebesar 80%. Dasar penghitungan Imbalan sebesar: DPI
Penghitungan Imbalan: Lapisan DPI (Rp) 1 s.d 100.000.000,Lebih dari 100.000.000,- s.d. 500.000.000,Lebih dari 500.000.000,- s.d. 1.000.000.000,Lebih dari 1.000.000.000,-
= Rpl.250.000.000,- × 80% = Rpl.000.000.000,-
Penghitungan DPI (Rp) 2 100.000.000,- – 0,00 500.000.000,- – 100.000.000,-
Nilai DPI (Rp) 3 100.000.000,400.000.000,-
Tarif 4 40% 30%
Penghitungan 5=3×4 40.000.000,120.000.000,-
1.000.000.000,- – 500.000.000,-
500.000.000,-
20%
100.000.000,-
0
10%
0
1.000.000.000,- – 1.000.000.000,Total
l.000.000.000,-
Imbalan yang diberikan kepada Inventor sebesar Rp260.000.000,-.
260.000.000,-
Peraturan Menteri Keuangan 106/2016 Satuan Biaya Keluaran Penelitian Mempermudah Pertanggungjawaban Keuangan Riset
73
PARADIGMA BARU PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN RISET
Kendala Dan Upaya
Permenristekdikti 42/2016
PERMENRISTEKDIKTI 42/2016 TKT Tujuan Permen42/2016 mengetahui status Kesiapterapan Teknologi, membantu pemetaan kesiapterapan teknologi, mengevaluasi pelaksanaan program atau kegiatan riset dan pengembangan; mengurangi risiko kegagalan dalam pemanfaatan teknologi; dan meningkatkan pemanfaatan hasil riset dan pengembangan. Hasil Pengukuran TKTdigunakan oleh pengambil kebijakan dalam merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi program riset dan pengembangan; pelaku kegiatan dalam menentukan tingkat kesiapterapan teknologi untuk dimanfaatkan dan diadopsi; dan pengguna dalam memanfaatkanhasilrisetdanpengembangan.
9 Tingkat TKT
Sumber: Ristekdikti, 2016
RENCANA INDUK RISET NASIONAL
Bidang Fokus RIRN 2015-2040
Sesuai RPJPN 2005-2025 dan RPJMN 2015, serta isu aktual, RIRN 2015-2040 difokuskan pada 10 bidang: 1. Ketahanan Pangan 2. Penciptaan dan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan 3. Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat 4. Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi 5. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 6. Pengembangan Teknologi Pertahanan dan Keamanan 7. Material Maju 8. Kemaritiman 9. Manajemen Penanggulangan Bencana 10. Sosial Humaniora – Seni Budaya – Pendidikan 79 Masing-masing bidang berisi 3-4 tema riset unggulan
SOSIAL HUMANIORA - SENI BUDAYA - PENDIDIKAN Topik dan Sub-topik Penelitian Ketahanan Pangan KAJIAN PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA Kearifan Lokal
Indigenous Studies
Global Village
KAJIAN SUSTAINABLE MOBILITY Urban Planning & Transportation
KAJIAN PENGUATAN MODAL SOSIAL
Reforma Agraria
Pengentasan Kmeiskinan & Kemandirian Pangan Rekayasa Sosial & Pengembangan Pedesaan
KAJIAN EKONOMI DAN SUMBER DAYA MANUSIA Kewirausahaan, Koperasi, dan UMKM
Dari Ide Produk Invensi EKSPLORASI 1. Ide/Konsep 2. Riset Eksplorasi 3. Feasibility/Scanning
UJI ALPHA (α) 1. prototype 2. Replikasi 3. Uji laboratorium Inovasi & Transfer Teknologi
UJI BETA (β) 1. Uji Lapangan (lingkungan pengguna/nyata) 2. Pengembangan Lanjut
DIFUSI 1. Aplikasi di pengguna 2. Komersialisasi awal 3. Pengembangan pasar 4. Komersialisasi lanjut
Tingkat Keberhasilan Inovasi Rendah Invensi
Inovasi
Difusi
Diperkenalkan ke pasar
22%
Sukses secara ekonomis
60%
18%
Kegagalan Teknis
Berhenti karena potensi kesuksesan ekonominya kecil
60%
40%
8.8% dari seluruh projek
Kegagalan secara ekonomis 83
Sumber: Bahan Kuliah DR. M Tasrif, ITB, 2013
Kesuksesan Senyawa Calon Obat Hingga Disetujui
5000
250
1
5
Disetujui Regulator
Skrining
Pengujian Praklinis
Pengujian Klinis
Sumber: Hine & Kapeleris, 2006, Innovation And Entrepreneurship In Biotechnology, An International Perspective.
Mengapa RI Mematuhi HKI? Indonesia Negara Terbuka, Anggota: • WTO (World Trade Organization) • TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights) th 1997 • APEC Ratifikasinya konvensi-konvensi internasional di bidang Hak Kekayaan Intelektual
Mengapa HKI? Mendukung kegiatan litbang: Sebagai sumber rujukan teknologi terkini, menilai trend teknologi, monitoring kompetitor teknologi dll. HKI merupakan elemen kunci di dalam menciptakan daya saing individu dan/atau nasional/internasional; Perubahan fungsi HKI dari fungsi perlindungan menjadi elemen kunci strategi pembangunan bangsa atau pengembangan usaha
Mengapa HKI? Memenuhi ketentuan Permenristekdikti 20/2017
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah di Indonesia, bagi Dosen yang memiliki jabatan akademik Lektor Kepala harus menghasilkan: a. paling sedikit 3 (tiga) karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal nasional terakreditasi; atau b. paling sedikit 1 (satu) karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional, paten, atau karya seni monumental/desain monumental, dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun.
Mengapa HKI? Memenuhi ketentuan Permenristekdikti 20/2017
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah di Indonesia, bagi Dosen yang memiliki jabatan akademik Guru Besar harus menghasilkan: a. paling sedikit 3 (tiga) karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal Internasional; atau b. paling sedikit 1 (satu) karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional bereputasi, paten, atau karya seni monumental/desain monumental, dlm kurun waktu 3 (tiga) tahun.
Mengapa HKI? Memenuhi ketentuan Permenristekdikti 20/2017
Sumber: Ristekdikti 2017
Mengapa HKI? Memenuhi ketentuan PMK 106/2016 B. SUB KELUARAN (SUB OUTPUT) PENELITIAN 1. SBK Riset Pembinaan/Kapasitas 2. SBK Riset Dasar 3. SBK Riset Terapan 4. SBK Riset Pengembanga 5. SBK Kajian Aktual Strategis Catatan Umum: a.artikel jurnal nasional tidak terakreditasi; b.artikel jurnal nasional terakreditasi; c.artikel jurnal regional/internasional tidak terindeks; d.artikel jurnal regional/internasional terindeks; e.prototipe R&D/digunakan dalam kebijakan; f. prototipe laik industri/digunakan dalam kebijakan; g.paten/hak cipta terdaftar; h.paten/hak cipta granted; dan/ atau i. paten/hak cipta terpakai di industri.
Mengapa HKI? Memenuhi ketentuan PMK 106/2016
Amikom Yogya
Rp41M
PT DI - LAPAN
Rp65M
Garam Farmasi PT KIMIA FARMA - BPPT
Padi Ciherang 60% Pangsa Pasar -> Trilyun Rp
Dr. Aan Andang Daradjat Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, DEPTAN
Catatan Penutup:
TERIMA KASIH
99