PENGELOLAAN DIABETES MELITUS SESUAI STANDAR dr. ZAMHIR SETIAWAN, M.Epid Kepala Subdit Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Direktorat P2PTM Kemenkes RI
Latar belakang dan fakta
•
Kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat
•
Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktifitas fisik, merokok, dll)
1990
2000
Penyakit Tidak Menular 37%
Penyakit Menular 43%
Penyakit Menular 33% Penyakit Tidak Menular 49%
2015 Cedera 13%
Cedera 9%
Cedera 8%
Cedera 7%
Penyakit Menular 56%
2010
Penyakit Tidak Menular 58%
Penyakit Menular 30% Penyakit Tidak Menular 57%
Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs) hilangnya hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles (2014)
PERUBAHAN BEBAN PENYAKIT • • • Peringkat
Tahun 1990: penyakit menular (ISPA, TB, Diare, dll) menjadi penyebab kematian & kesakitan terbesar Sejak Tahun 2010: PTM menjadi penyebab terbesar kematian & kecacatan (stroke, kecelakaan, jantung, kanker, diabetes) Tanpa upaya kuat, tren peningkatan PTM ke depan masih terjadi Tahun 1990
Tahun 2010
Tahun 2015
1
ISPA
1
Stroke
1
Stroke
2
Tuberkulosis
2
Tuberkulosis
2
Kecelakaan Lalin
3
Diare
3
Kecelakaan Lalin
3
Jantung Iskemik
4
Stroke
4
Diare
4
Kanker
5
Kecelakaan Lalin
5
Jantung Iskemik
5
Diabetes Melitus
6
Komplikasi Kelahiran
6
Diabetes Melitus
6
Tuberkulosis
7
Anemia Gizi Besi
7
Low Back Pain
7
ISPA
8
Malaria
9
ISPA
8
Depresi
13
Jantung Iskemik
12
Komplikasi Kelahiran
9
Asfiksia dan Trauma Kelahiran
16
Diabetes Melitus
26
Malaria
10
Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Sumber data: Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014)
7,000
8,000
6,000
7,000
6,000
Beban penyakit katastropik termasuk Penyakit Tidak Menular yang ditanggung oleh JKN tahun 2014-2015.
5,000
4,000
5,000 4,000
3,000 3,000 2,000
2,000
1,000
1,000
KASUS 2014 KASUS 2015 BIAYA 2014 (Rp) BIAYA 2015 (Rp)
JANTUNG
GAGAL GINJAL
KANKER
STROKE
THALASSEMIA
3,418 6,342 4,409 6,938
1,152 2,218 1,626 2,784
702 1,394 1,538 2,470
436 861 742 1,155
61 119 215 448
SIROSIS HEPATIS 76 129 180 255
LEUKEMIA
HEMOFILIA
32 66 126 189
15 28 48 101
Biaya (dalam Milyar Rupiah)
Kasus (dalam ribuan)
BEBAN EKONOMI NEGARA AKIBAT PENYAKIT KATASTROPIK
DOMINASI BIAYA PELAYANAN KESEHATAN OLEH PENYAKIT KRONIS KATASTROPIK JKN TAHUN 2015 Sebanyak 23,90% biaya pelayanan kesehatan tahun 2015 dihabiskan untuk membiayai penyakit Katastropik, yang terdiri dari 1. Penyakit Jantung 2. Gagal Ginjal Kronik 3. Kanker 4. Leukemia 5. Stroke 6. Thalasemia 7. Sirosis Hepatis 8.Haemofilia
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS Target 3.4 1/3 relative reduction on premature morlaity due to NCD in 2030
7
Target Global PTM Penurunan Konsumsi Alkohol 10% Angka nasional 26,1
Penurunan Kurang aktifitas Fisik 10%
Penurunan Polusi Rumah Tangga 50%
Ketersediaan Pengobatan Esensial dan Teknologi PTM 80%
25% Penurunan Kematian Akibat PTM hingga tahun 2025
Penurunan Asupan Garam 30%
Faktor Risiko Sistem Respon Nasional Target Regional
*Obat essensial PTM sudah masuk Fornas & E Catalog *Masalah terkait ketersediaan
Cakupan Terapi Farmakologis dan Konseling 50% Peningkatan Diabetes/ Obesitas 0%
Penurunan Konsumsi Tembakau 30%
Penurunan Tekanan Darah Tinggi 25%
*Angka Prev DM 6,9% *Angka obesitas 15,4%
Angka nasional 25,8%
ESTIMATED NUMBER OF PEOPLE WITH DIABETES WORLDWIDE AND PER REGION IN 2015 AND 2040 (20-79 YEARS)
Prevalence of diabetes IDF Diabetes Atlas Seventh Edition 2015
5 millions annual deaths KASUS DIABETES YANG TIDAK TERDETEKSI DI DUNIA
Affected Over 400 million adults BEBAN MASALAH DIABETES DI DUNIA
More than USD 670 Billions of health Expenditure
NEGARA/ WILAYAH DENGAN KASUS DIABETES TERBANYAK
IDF ATLAS 7thn Edition, 2015
Diabetes is developing much faster than anticipated in Indonesia… RISKESDAS Survey 2013 (pre-JKN) Diagnosed people with Diabetes (T2DM)
Undiagnosed people with Diabetes (T2DM)
Total people with diabetes (T2DM)
Total people with IFT**
2.1%
4.8%
6.9%
36.6%
69,6% Undiagnosed Source: • •
RISKESDAS Survey2013
** IFT = Impaired Fasting Glucose Tolerance
SEPULUH PENYEBAB KEMATIAN UTAMA (SEMUA UMUR) SAMPLE REGISTRATION SYSTEM (SRS) INDONESIA, 2014 No
Penyebab Kematian
%
1
Stroke (I60 - I69)
21.1
2
Penyakit Jantung Koroner (I20 – I25)
12.9
3
Diabetes mellitus dengan komplikasi (E10 – E14)
6.7
4
Tuberkulosis Paru (A15 – A16)
5
Hipertensi dengan komplikasi (I11 – I13)
5.7 5.3
6
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47)
4.9
7
Penyakit Hati (K70 – K76)
2.7
8
Kecelakaan lalu lintas (V01– V99)
2.6
9
Pneumonia (J12 – J18)
10
Diare dan penyakit infeksi saluran pencernaan lain (A09)
2.1 1.9
FAKTOR RISIKO PERILAKU PENYEBAB TERJADINYA PTM YG HARUS DIPERBAIKI
(93,5%) Penduduk>10 thn kurang konsumsi buah & sayur**
(36,3%) penduduk usia>15 thn yg merokok** Perempuan usia>10 thn (1,9%)
(26,1%) Penduduk kurang aktifitas fisik** (4,6%) Penduduk>10 thn minum minuman beralkohol* Sumber: *Riskesdas 2007 & **Riskesdas 2013
Karakteristik DM di Indonesia Tahun 2007 - 2013
Sumber : Riskesdas 2007
Sumber : Riskesdas 2013
Sebagian besar masyarakat tidak mengerti
10 Juta
DIABETES MELITUS
Apakah Diabetes itu ? Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/glukosa akibat kurangnya jumlah insulin atau insulin tidak berfungsi sempurna Diabetes dikenal dengan nama Penyakit kencing manis atau penyakit gula
“The Best Prescription is Knowledge"
glukosa
Energi sel
“The Best Prescription is Knowledge"
Klasifikasi DM DMT1
Kerusakan sel β, umumnya akan menjadi defisiensi insulin,absolut, autoimun, idiopatik
DMT2
Bervariasi, mulai dari resistensi insulin yg disertai defisiensi relatif sampai defek sekresi insulin dengan resistensi insulin
DM Tipe Lain DM Gestational
Defek genetik fungsi sel β, Defek genetik kerja insulin, Endokrinopati, Infeksi, Obat2an Zat kimia, Peny kelenjar eksokrin Pankreas Intoleransi Glukosa dengan onset atau pertama diketahui saat kehamilan
Rudianto et al. Indonesian Society of Endocrinology’s Summary Article of DM National Clinical Practice Guidelines. JAFES. May 2011 26(1)
Membedakan DMT1 dan DMT2 Tipe 1
Tipe 2
Kerusakan sel β, defiisiensi insulin absolut
Resistensi insulin dg defisiensi insulin sampai dengan Defek sekresi insulin dg resistensi insulin
Usia
Kapan saja
>30 tahun
Berat Badan
Umumnya kurus
Gemuk
Onset dari tanda/gejala
Cepat
Bertahap
Gejala
Hiperglikemi, ketosis
Sedikit gejala klasik
Pengobatan
Terapi Insulin
Mungkin membutuhkan Insulin
Penyebab
ADA. Medical Management of Type 1 Diabetes. 6th Edition. 2012
Tingkat Kemampuan Dokter Dalam SKPDI 2012 4.mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
2.Membuat
• 4a.ketika lulus dokter • 4b.setelah internship atau PKB
diagnosis klinik, merujuk tepat
3.mendiagnosis, mela kukan penatalaksana an awal, dan merujuk • 3a.bukan gawat darurat • 3b.gawat darurat
1.mengenali, menjelas kan gambaran klinik penyakit,merujuk tepat
Modalities in Diabetes Management Diet Management
Oral Anti Diabetic
Physical Activity Diabetic Patients
And or Insulin Injection
Education ADA Consensus statement,2010
Faktor Risiko Diabetes Mellitus Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan Riwayat diabetes dalam keluarga Umur Jenis kelamin
Faktor risiko yang dapat dikendalikan Kegemukan Tekanan darah tinggi Kadar kolesterol Toleransi glukosa terganggu Kurang gerak
“The Best Prescription is Knowledge"
INTEGRASI PENGENDALIAN PTM (POSBINDU PTM) Kegiatan terintegrasi : • Deteksi dini faktor risiko PTM • Monitoring faktor risiko PTM • Konseling + Rujukan • Kegiatan lainnya Penyuluhan, senam, bersepeda, dll
1.Perluasan Posbindu PTM di 7 Tatanan yaitu tatanan tempat kerja, tatanan sekolah, tatanan kesehatan, tatanan khusus rutan/lapas, tatanan lembaga keagamaan, Tatanan Khusus Haji 2.Integrasi Posbindu PTM ke dalam Rumah Sehat Desa.
KRITERIA PEMERIKSAAN KESEHATAN/SKRINING • Seluruh usia >15 tahun, skrining: • Riwayat Penyakit • Faktor Risiko Perilaku (kurang aktifitas fisik, Diet tidak sehat, merokok/terpapar asap rokok, konsumsi alkohol), • Tensi Darah, • Fungsi mata dan telinga, • Gangguan mental emosional
• Kolesterol • Usia > 35 • Overweight/ Obesitas dan 1 faktor risiko • Gula Darah • Usia > 40 • Overweght/Obesitas dan 1 Faktor risiko • Pemeriksaan IVA dan Sadanis • Wanita, usia 30-49 tahun
Sebaran Posbindu ptm 722 (8.21%) 544 (16.6%)
642 (7.76%)
235 (10.96%)
162 (24.8%)
137 (15.01%)
47 (4.65%)
123 (5.2%)
371 (15.3%)
197 (7.33%) 292 (11.74%)
51 (4.18%)
85 (1.35%)
446 (73.23%)
276 (10.67%)
765 (39.56%) 612 (23.97%)
710 (26.95%)
346 (11.92%) 1610 (14.27%)
267 (15.1%)
199 (8.92%)
1142 (25.62%)
210 (7.11%)
726 (14.87%) 937 (87.27%) 960 (25.43%)
NASIONAL 1500 (13.18%)
4963 (28.71%)
639 (31.76%) 20.785 (15.49%)
447 (53.65%)
94 (10.89%)
278 (6.16%)
Jumlah Posbindu
% Sebaran
Gejala Klinis DMT1
DMT2
Poliuria
Salah satu dari gejala DMT1
Rasa Haus
Sering terjadi infeksi
Rasa Lapar yg ekstrim
Pandangan kabur
Penurunan Berat badan yg tidak lazim
Luka/ Memar lama sembuh
Kelemahan dan iritabilitas
Kesemutan dan Baal di kaki / tangan Infeksi berulang di kulit, gusi dan kandung kemih
Kriteria Diagnostik DMT2 • Terdapat gejala klasik diabetes + Glukosa Darah Sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dL o Glukosa darah sewaktu adalah pemeriksaan gula darah pada suatu waktu (kapan saja) tanpa mempertimbangkan jadwal atau waktu makan tertentu.
atau • Terdapat gejala klasik diabetes + Glukosa Darah Puasa ≥ 126 mg/dL o Puasa disini adalah tidak adanya asupan makanan selama minimal 8 jam.
PERKENI Consensus Guidelines, 2011.
Kriteria Diagnostik Prediabetes Pre-Diabetes
Diabetes
100 < GDP < 126
≥ 126
140 < GDPP < 200
≥ 200
5.7 < A1C < 6.5%*
≥ 6.5%*
PERKENI Consensus Guidelines, 2015.
Komplikasi Pada Diabetes Mikrovaskuler;
• Retinopati • Nefropati • Neuropati / Kaki Diabetes
Makrovaskuler; • PJK
BP=blood pressure; QOL=quality of life
• Stroke
Daly A, Power MA. Medical Nutrition Therapy. Diabetes Mellitus and Related Disorders; Medical Management of Type 2 Diabetes, 7th Edition. American Diabetes Association, 2012.
The epidemiology of diabetes and its complications
Atlas of Diabetes 3th edition
Cataract Retinopath y Blindness
Nephropathy (renal failure)
CVA Premature coronary artery disease (angina, MI, CHF) Autonomic (Gastroparesis, diarrhea)
Impotence
Peripheral Vascular Disease (amputation)
KOMPLIKASI DIABETES
Peripheral Neuropathy (pain, loss of sensation
Atlas of Diabetes 3th edition
5 PILAR PENGENDALIAN DM 1. 2. 3. 4. 5.
Edukasi Perencanaan Makan/Diet Aktivitas Fisik Obat-Insulin Pemeriksaan Gula Darah Mandiri
Pedoman Pemberian Makan 3 J (Jadwal, Jumlah, Jenis) 1. Jadwal : 3 x makan utama 2 – 3 x makanan selingan 2. Jumlah : Volume, bahan makanan sehari, kandungan zat gizi sesuai anjuran 3. Jenis : bervariasi, memilih makanan nutritious dan healthy
Gula & makanan yang mengandung gula murni (Hindari/Batasi)
37
Tepung & makanan yang terbuat dari tepung-tepungan (HINDARI / BATASI)
GULA ???
Minyak / makanan yang mengandung lemak tinggi (HINDARI / BATASI)
Makanan Rendah Kalori (DIANJURKAN)
41
Keuntungan Latihan Fisik utk Pasien Diabetes: Umum • Menurunkan faktor risiko kardiovaskular • Meningkatkan peran diet penurunan berat badan
• Memperbaiki kendali Glukosa Darah • Menurunkan penggunaan / kebutuhan akan OAD atau insulin • Menambah kebugaran, memperbaiki kualitas hidup KV= Kardiovascular, BG=blood glucose, OAD=oral anti-diabetic, Horton ES. Exercise. Therapy for Diabetes Mellitus and Related Disorders. In: Medical Management of Type 2 Diabetes. 7th Edition. American Diabetes Association, 2012.
Latihan Fisik • Definisi: • Semua kegiatan aktifitas fisik yg terstruktur dan terecana baik bertujuan meningkatkan kesehatan fisik
• Contoh: –Berjalan –Jogging –Sit-up –Push up Ministry of Health, Indonesia
–Stretching –Senam aerobik –bersepeda
Olahraga • Definisi: • Bentuk aktifitas fisik yg terstruktur, terencana dan kontinyu dengan mengikuti aturan tertentu bertujuan utk meningkatkan kesehatan fisik dan dan ada tujuan pencapaian tertentu seperti kompetisi
–Sepakbola –Bulu tangkis –Bola Basket Ministry of Health, Indonesia
–Tenis –Tenis meja –Berenang
Piramida Aktifitas Fisik Batasi semaksimal mungkin Nonton Televisi, Main Komputer Games, Duduk lebih dari 30 menit pada satu ketika 2 - 3 KALI SEMINGGU KEGIATAN WAKTU KELENTUKAN & LUANG KEKUATAN Golf, Bowling, Softball, Kerja Peregangan, yoga, Sit up, di halaman rumah Push up, Angkat beban
3 - 5 KALI SEMINGGU
LATIHAN AEROBIK 20 + MENIT Jalan cepat, loncat tali, bersepeda, berenang,
REKREASI 30 + MENIT Sepak bola, bola basket, tenis, senam aerobik/SKJ, bela diri, naik gunung
SETIAP HARI
Bila di kantor atau pertokoan gunakanlah tangga lebih banyak daripada elevator atau lift
Indonesian Ministry of Health 2012
(SEBANYAK MUNGKIN) Kreatiflah selalu dalam menemukan berbagai cara agar tetap aktif
Berjalan kakilah ke toko, bekerja di kebun, parkirlah kendaraan ditempat jauh, buatlah langkah-langkah ekstra tiap hari
Kalori yg dihasilkan 150 lbs/68 kg
180 lbs/82 kg
200 lbs/91 kg
240 lbs/109 kg
280 lbs/127 kg
300 lbs/136 kg
Bersepeda (16 km/jam)
188
225
250
300
350
375
Golf (tdk ada cart)
150
180
200
240
280
300
Pekerjaan rumah
135
162
180
216
252
270
Jogging (5 mph)
278
333
370
444
518
555
Naik tangga
210
252
280
336
392
420
Renang (23 meters/menit)
180
216
240
288
336
360
Tenis
165
198
220
264
308
330
Berjalan (3 km/jam)
90
108
120
144
168
180
Aktivitas (30 menit)
http://www.nutribase.com/exercala.htm
Pencegahan Diabetes Pengelolaan
Deteksi Dini
Populasi Risiko Tinggi : Usia <30 terdapat: −Riw Keluarga DM −Penyakit Kardiovaskular −Berat Badan Lebih −Gaya Hidup tdk sehat −Terdapat IFG atau IGT −Hipertensi −Trigliserid yg tinggi, HDL yg rendah atau keduanya −Riw DM Gestational −Riw melahirkan bayi > 4000g −PCOS
Perubahan Gaya Hidup
− Terapi Nutrisi medis − Aktifitas Fisik − Penurunan Berat
badan − Jika overweight,
turunkan Berat Badan 5-10% − Latihan Fisik 30 menit, 5x/minggu
Terapi Farmakologik
Belum direkomendasi
Monitoring Gula Darah dan Faktor risiko secara periodik
− Hipertensi − Dislipidemia − Kesehatan
fisik − Kendali berat badan
TTGO adalah metode yg paling sensitif utk deteksi dini dan penapisan
PERKENI Guidelines. Diabetes Mellitus National Clinical Practice Guidelines. 2011
KEY OBJECTIVES Optimize provider & team behavior
Support patient behavior change
Change the care system
• Identify barriers to care (language, culture, understanding) • Use of evidence-based guidelines • Integrate management teams (nurses, pharmacists, and other providers)
• Systematic approach to: • Healthy lifestyle changes • Disease selfmanagement (medication, self BG monitoring) • Prevention of diabetes complications (active participation in screening)
• Expand the role of teams • Implement more intensive disease management strategies • Engage community resources and public policy that support healthy lifestyles • Remove financial barriers
A1c, BP, LDL
Diabetes self management education (DSME) improve blood glucose control
Diabetes Care 2015;38(Suppl. 1):S5–S7 | DOI: 10.2337/dc15-S004
JKN?
Diet Management
Oral Anti Diabetic
And or Insulin Injection
JEJARING SISTEM LAYANAN: 1. Kompetensi dokter dan kerjasama tim 2. SCM dan Ketersediaan Obat 3. Pemeriksaan Lab penunjang
Physical Activity
Education
PENATALAKSANAAN DM DALAM JKN Skrining Preventif Primer Sehat/Risiko rendah
Perilaku hidup sehat (edukasi, olahraga) High Risk but Un-diagnosed as Chronic
Pencegahan Primer • •
Gaya hidup sehat Konseling pada Faskes primer
Paparan Resmi PT Askes (Persero)
Risiko Tinggi
Skrining Preventif Sekunder Diagnosa penyakit kronis
Pencegahan Sekunder & Tersier (Disease Management Program PROLANIS PPDM - PPHT
Peserta BPJSK: Peningkatan benefit (Promotif & Preventif), Peningkatan kualitas kesehatan BPJS Kesehatan: Pengelompokan & pencegahan risiko sakit dan strategi pengendalian biaya
www.ptaskes.com
Program rujuk balik Permenkes No 59 Tahun 2014 Program Rujuk Balik (PRB) pada penyakit-penyakit kronis: 1. Diabetes mellitus 2. Hipertensi 3. Jantung 4. Asma 5. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) 6. Epilepsy 7. Gangguan kesehatan jiwa 8. Stroke, dan 9. Sindroma Lupus Eritematosus (SLE) 10. Penyakit kronis lain yang ditetapkan Menteri Kesehatan bersama Organisasi Profesi wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam keadaan stabil, disertai dengan surat keterangan rujuk balik yang dibuat dokter spesialis/sub spesialis.
Optimalisasi peran Dokter Layanan Primer sebagai Gatekeeper sekaligus Manager Kesehatan bagi Peserta
Transfer Of Knowledge dari Dokter Spesialis /Sub Spesialis ke Dokter Layanan Primer
Meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan bagi peserta penderita penyakit kronis
Konsep Penyediaan Obat DM dalam JKN
Dalam Kondisi tertentu Dokter FKTP dapat melakukan Penyesuaian Dosis Insulin hingga 20 IU/hari
52
TWO THIRDS OF INDIVIDUALS DO NOT ACHIEVE TARGET HBA1C
Saydah SH, et al. JAMA 2004; 291:335–342. Liebl A, et al. Diabetologia 2002; 45:S23–S28.
54
MAJORITY OF TYPE 2 DM PATIENTS IN ASIA PACIFIC FAIL TO ACHIEVE GLYCEMIC CONTROL (HBA1C < 7.0%) Australia (St
Vincent’s1)
Thailand (Diab
Registry2)
Singapore
India
Indonesia
(Diabcare3)
(DEDICOM4)
(Diabcare5)
30.0%
30.2% 70.0%
Hong Kong (Diab
Registry6)
39.7%
33.0% 69.8%
China (Diabcare7)
41.1% 60.3%
37.8% 67.0%
S. Korea (KNHANES8)
62.2%
56.5%
67.9%
Malaysia (DiabCare9) HbA1c at or below target
22.0%
43.5% 58.9%
37.8
32.1%
HbA1c above target
78.0%
DM, diabetes mellitus; HbA1c, glycated hemoglobin. 1. Bryant W, et al. MJA 2006;185:305–9. 2. Kosachunhanun N, et al. J Med Assoc Thai 2006;89:S66–71. 3. Lee WRW, et al. Singapore Med J 2001;42:501–7. 4. Nagpal J & Bhartia A. Diabetes Care 2006;29:2341–8. 5. Soewondo P, et al. Med J Indoes 2010;19:235–44. 6. Tong PCY, et al. Diab Res Clin Pract 2008;82:346–52. 7. Pan C, et al. Curr Med Res Opin 2009;25:39–45. 8. Choi YJ, et al. Diabetes Care 2009;32:2016–20. 9. Mafauzy M, et al. Med J Malaysia 2011;66:175–81.
BARRIERS TO ACHIEVING GOOD GLYCEMIC CONTROL Lack of clarity over definition of good glycemic control Inadequate monitoring of glycemia
Complexity of managing hyperglycemia relative to dyslipidemia and hypertension Insufficient involvement of specialist care units
CHALLENGES IN INCREASING ADHERENCE 62% took tablets correctly in relation to food
20% regularly forgot to take their tablets
5% omitted tablets if their blood glucose was too high
2% omitted tablets if their blood glucose was too low
Browne DL, et al. Diabet Med 2000; 17:528–531.
CHALLENGES IN IMPROVING PATIENT UNDERSTANDING 35% recalled receiving advice about their medication
15% knew the mechanism of action of their therapy
10% taking sulfonylureas knew that they could cause hypoglycemia
20% taking metformin knew it could cause gastrointestinal side effects
Browne DL, et al. Diabet Med 2000; 17:528–531.
DEPICTED ARE PATIENT AND DISEASE FACTORS USED TO DETERMINE OPTIMAL A1C TARGETS (ADA, 2016)
ADA. Diabetes Care 2016;39(Suppl. 1):S39–S46 | DOI: 10.2337/dc16-S008
BARRIERS TO INITIATION OF INSULIN THERAPY IN PRIMARY CARE Providers
Patients
• Beliefs that insulin therapy • May not be effective • May results in weight gain • May increase the risk for hypoglycemia • Is inconvenient and painful for patients • Will result in dissatisfaction of patients
• Concerns about • • • •
Efficacy, saftey, weight gain Convenience Interference with daily living Social stigma
• Beliefs that insulin therapy
• Causes late-stage diabetes complications • Is an indication of imminent deterioration or death • Is a result of patient’s failure to take good care of themselves
• Practicalities
• Cost and access
Ishii H, et al. Plos. 20012; 7: e36361 Peyrot M et al. Diabetes care 2005; 28: 2673-2679 Peyrot M et al. Prim Care Diabetes 2010; 4 Suppl 1: S11-S18
SUMMARY • The majority of patients with Type 2 diabetes worldwide fail to control HbA1c • HbA1c becomes increasingly difficult to control with time • Challenges in increasing patient’s adherence to therapy • Type 2 diabetes is also associated with comorbidities such as hypertension, obesity and dyslipidaemia and these can lead to severe consequences, therefore, CV risk management should be intensified to patient known history of CVD or have multiple risk factors to CVD • Good glycemic control, including early intervention, remains the cornerstone of diabetes care, however, strategies to achieve glycemic targets should always ensure patient safety • Treatment should be individualized to the patient
PERATURAN PENDUKUNG KEBIJAKAN • Permenkes 71/2015 tentang penanggulangan PTM • INPRES NO 1 TAHUN 2017 TENTANG GERMAS • PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN • PERMENDAGRI 18/2016, PERMENKES 43/2016 STANDARD PELAYANAN MINIMAL 1.PEMERIKSAAN/SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR USIA 15-59 TAHUN 2.PEMERIKSAAN/SKTINING KESEHATAN SESUAI STANDAR USIA 60 TAHUN KEATAS 3.PELAYANAN KESEHATAN HIPERTENSI SESUAI STANDAR 4.PELEYANAN KESEHATAN DIABETES MELITUS SESUAI STANDAR
Terima kasih