Pengelolaan Arsip Kertas Kerja bagi Tim Auditor Peran dan Propfesionalisme Arsiparis
Volume 5
Nomor 1
Halaman 1-52
Yogyakarta Maret 2012
Arsip Universitas Gadjah Mada Sekip Gedung Unit V lantai I Yogyakarta, telp. (0274) 6492151, 6492152
ISSN : 1978-4880
KHAZANAH BULETIN KEARSIPAN ARSIP UNIVERSITAS GADJAH MADA Volume 5 , Nomor 1, Maret 2012 PENGELOLA BULETIN KHAZANAH Pelindung: Rektor Universitas Gadjah Mada. Penanggung Jawab: Machmoed Effendhie. Pemimpin Redaksi: Yukhron Fathoni. Redaktur Pelaksana: Eny Kusumindarti W., Zudimat, Musliichah. Penyunting/Editor: Ully Isnaeni Effendi. Staf Redaksi: Zaenudin, Fitria Agustina, Heri Santosa, Kurniatun, Anna Riasmiati, Purman, Marsetyo Wahyu R. Sekretariat: Agustinus Mugiono, Isti Maryatun. Desain Grafis: Herman Setyawan, Eko Paris Besteriyana Y.
Diterbitkan oleh: Arsip Universitas Gadjah Mada Alamat Redaksi : Sekip Gedung Unit V lantai 1 Yogyakarta Telp. (0274) 6492151, 6492152 Fax: (0274) 6492152 Website: arsip.ugm.ac.id, e-mail:
[email protected] Gambar Sampul Depan: Gedung Pusat UGM tahun 1956
KHAZANAH diterbitkan tiga kali setahun (Maret, Juli, November) sebagai media sosialisasi dan pembahasan dalam bidang kearsipan. Memuat artikel, berita kegiatan dan resensi buku seputar kearsipan. Redaksi mengundang para penulis untuk mengirimkan naskah berupa kajian lapangan, studi pustaka, hasil seminar, atau opini bebas. Redaksi berhak menyingkat atau memperbaiki tulisan yang akan dimuat sepanjang tidak mengubah isinya.
Terkait rencana penyempurnaan sistem kearsipan Badan Kebijakan Fiskal
Vol. 5, No. 1, Maret 2012
ISSN 1978‐4880
(BKF) Kementrian Keuangan. Kunjungan
DAFTAR ISI
tersebut diketuai oleh Kepala Sub
Bagian Tata Usaha dan Gaji pada Bagian
Prakata Dari Redaksi ........................................................................................ 2 Opini Pengelolaan Arsip Kertas Kerja bagi Tim Auditor Faiz Zamzami ........................................................................................ 3 Peran dan Profesionalisme Arsiparis Burhanudin DR .................................................................................... 11 Telisik Kegiatan Pengenalan Kampus bagi Mahasiswa Baru UGM dari Masa ke Masa Kurniatun ......................................................................................... 28 Sekilas tentang Sebutan Pimpinan Tertinggi di Universitas Gadjah Mada Ully Isnaeni Effendi ............................................................................... 39 Resensi Understanding Archives and Manuscripts Machmoed Effendhie .......................................................................... 46 Informasi Survey Pendataan Kearsipan Unit Kerja Fakultas di Lingkungan Universitas Gadjah Mada Tahun 2012 ..................................................................... 51 Jumlah Arsiparis UGM Bertambah ........................................................ 52 Magang Mahasiswa DIII Kearsipan UGM ............................................. 52 Arsip UGM Menyelenggarakan Seminar ............................................ 53 Berbagai Kunjungan dan Studi Banding di Arsip UGM ........................ 54 Studi Banding Arsip UGM ke Kemendikbud dan ANRI .......................... 56
Umum. Rombongan terdiri dari 5 orang yaitu para pegawai Pelaksana Bagian Umum dan Bagian Data dan Informasi.
Studi Banding Arsip UGM ke Kemendikbud dan ANRI Dalam
rangka
menimba
pengalaman manajemen arsip dan meningkatkan
kemampuan
teknis
pengelolaan dan perawatan, pimpinan Arsip
Universitas
mengadakan
Gadjah
studi
banding
Mada ke
Kemendikbud dan ANRI. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 hari, tanggal 13–15 Desember 2011. Tim studi banding berjumlah 4 orang yang terdiri dari: Drs. Zudimat (Sekretaris Arsip UGM), Yukhron Fatoni, S.H., S.Sos. (Kabid Layanan), Dra. Eny Kusumindarti W (Kabid Database), dan satu arsiparis, Zaenudin, A.Md. Studi banding ke Kemendikbud diantaranya di Subbag Kearsipan, Biro Umum dan Biro Kepegawanian. Sementara kunjungan ke ANRI di tujuh Bagian, yaitu: Bidang Diklat, Direktorat Akreditasi dan Profesi, Direktorat Kearsipan Pusat, Direktorat Pengolahan Arsip Audiovisual, Seksi Penyimpanan Arsip Audiovisual, Bagian Restorasi Arsip Konvensional dan Bagian Layanan Arsip Ruang Baca. (Zaen)
56
1
Perkantoran, melakukan kunjungan ke Arsip UGM pada tanggal 28 dan
PRAKATA
30 November 2011 dipimpin oleh dosen pengampu, Dra. Emmy Indjatmiati, M.Si. (Sekretaris Direktorat SDM UGM).
Ada pepatah yang mengatakan bahwa “lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali”, itu tepat kiranya kami sampaikan pada
3.
Politeknik Manufaktur Negeri Bandung
penerbitan buletin “Khazanah” periode ini karena sesuatu hal sehingga
Pada tanggal 29 Nov 2011, Arsip UGM menerima kunjungan 5 orang
terbit tidak sesuai dengan jadwal yang seharusnya. Untuk itu kami mohon
pegawai dari Politeknik Manufaktur Negeri Bandung dengan tujuan
maaf kepada seluruh pihak atas keterlambatan ini, semoga pada
untuk melakukan studi banding perihal sistem kearsipan, sarana
penerbitan mendatang tidak akan terlambat lagi.
prasarana, pemeliharaan, layanan arsip, dan penyusutan arsip.
Pengelolaan arsip tidak hanya dilakukan oleh Arsiparis saja, tetapi
4.
Tim Sekretariat Jenderal DPR RI
juga dilakukan oleh pelaku kerja di luar arsiparis. Pada opini kali ini kami
Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan yang
menyajikan bagaimana pentingnya “Pengelolaan Arsip Kertas Kerja bagi
makin meningkat, Sekretariat Jenderal DPR RI studi banding ke Arsip
Tim Auditor”. Selain itu juga ada yang menarik untuk dikaji yaitu “Peran
UGM pada tanggal 1 Desember 2011. Rombongan terdiri dari para
dan Profesionalisme Arsiparis”.
Arsiparis. Kunjungan untuk mengetahui stuktur organisasi, peraturan terkait pengelolaan arsip, SDM pengelola arsip, sarana dan prasana
Pembaca yang budiman, telisik kali ini kami sajikan tentang
kearsipan, dan pelayanan berbasis IT di Arsip UGM.
”Kegiatan Pengenalan Kampus bagi Mahasiswa Baru dari Masa ke Masa”, yang begitu menarik, mengingatkan masa lalu kita sebagai mahasiswa baru.
5.
Universitas Sumatera Utara
Serta “Sekilas tentang Sebutan Pimpinan Tertinggi di Universitas Gadjah
Tanggal 9 Desember 2011, 4 pejabat Universitas Sumatera Utara
Mada”.
melakukan studi kearsipan ke Arsip UGM. Kunjungan dipimpin Sekretaris Eksekutif USU, Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec., Ac., Kabag
Untuk menambah wawasan mengenai kearsipan melalui kolom
TU, dan dua orang Staf Bagian TU Sekretariat Eksekutif USU.
resensi kali ini diisi dengan sebuah buku berjudul “Understanding Archives
Kunjungan diterima oleh Kepala,
and Manuscripts”.
Sekretaris, Kabid Layanan, Kabid
Informasi yang kami sajikan dalam penerbitan periode ini yaitu: Survey Pendataan Kearsipan Unit Kerja Fakultas di Lingkungan Universitas
Database,
Gadjah Mada Tahun 2012, Jumlah Arsiparis UGM Bertambah, Magang
Arsiparis Arsip UGM. Rombongan
Mahasiswa DIII Kearsipan UGM, Arsip UGM Menyelenggarakan Seminar,
melihat langsung pengelolaan dan
Berbagai Kunjungan dan Studi Banding di Arsip UGM, Studi Banding Arsip
penyimpanan arsip statis.
UGM ke Kemendikbud dan ANRI.
6.
dan
Koordinator
Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan RI Kunjungan Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan RI tanggal
Akhirnya kami ucapkan selamat membaca dan semoga puas
12 Desember 2011 untuk menambah wawasan dan peningkatan
menikmati sajian ini.
pengetahuan tentang kearsipan.
2
55
OPINI Pembicara II Dra. Mona Lohanda, M.Phil. (peneliti dan sejarawan
Pengelolaan Arsip Kertas Kerja bagi Tim Auditor
UI, penerima Nation Building Award 2011) dengan tema “Pemanfaatan
Faiz Zamzami
Arsip dalam Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa”. Pembicara III
Prof. Dr. H. Nandang A. Deliarnoor, S.H., M.H. (Koordinator Program Doktor
Latar Belakang
Universitas Padjajaran) dengan materi “Arsip, Unit Kearsipan Perguruan Tinggi dan Aspek Hukumnya di Indonesia” dan Pembicara IV Dr. Sri Margana (Sejarawan dan Kaprodi Sejarah FIB UGM) dengan tema “Arsip dan Penelitian Sejarah”. Moderator adalah Waluyo, SS., M.Hum. (Kaprodi DIII Kearsipan UGM) dan Drs. Burhanuddin DR. (Arsiparis BPAD DIY).
Pada kesempatan tersebut juga
diselenggarakan pameran arsip‐arsip foto diantaranya tentang KKN UGM, Pesawat Gelatik UGM, kunjungan Presiden RI ke UGM, dan kegiatan mahasiswa UGM dari tahun 1959 ‐ 2001. Pameran kemudian dilanjutkan di depan Kantor Arsip UGM dari tanggal 12‐17 Desember 2011. (Icha)
Arsip didefinisikan sebagai rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kegiatan pengarsipan juga dikenal oleh auditor (pemeriksa) dalam rangka pembuatan kertas kerja dan pengarsipannya. Manajemen arsip kertas kerja audit (pemeriksaan) bagi auditor baik auditor internal, auditor eksternal dan auditor pemerintah berperan sangat penting mengingat kebutuhan ini akan memberikan pengaruh kualitas bagi auditor dan mendukung dalam mengambil kesimpulan atas hasil audit berupa pendapat hasil audit dan arsip kertas kerja dijadikan sebagai bahan untuk mempelajari hasil audit
Berbagai Kunjungan dan Studi Banding di Arsip UGM Selama bulan November–Desember 2011, Arsip UGM menerima kunjungan dan studi banding dari beberapa instansi, perguruan tinggi dan mahasiswa. Berikut beberapa kunjungan dan studi banding tersebut: 1.
Sesuai dengan Undang Undang No. 43 Tahun 2009:
Sekretariat Kabinet RI Tanggal 21 November 2011, dalam rangka pengembangan digitalisasi arsip, 6 orang pegawai dari Pusat Data dan Informasi Sekretariat
tahun sebelumnya yang digunakan untuk penugasan audit pada periode berjalan, kertas kerja audit juga menjadi alat untuk pengkoordinasian dan pengorganisasian berbagai tahap audit tersebut serta kertas kerja ini akan menjadi bukti hukum jika sewaktu‐waktu ada persoalan terkait dengan masalah hukum di persidangan.
Merujuk pada Standar Profesi Audit internal pada 2330 tentang
dokumentasi informasi disebutkan bahwa: “Auditor internal harus mendokumentasikan informasi yang relevan untuk mendukung kesimpulan dan hasil penugasan.”
Kabinet RI melakukan studi banding kearsipan ke Arsip UGM. 2.
Mahasiswa Program D3 Hukum (Paralegal) UGM Untuk menambah pengetahuan tentang pengelolaan arsip, 126
Menurut Standar Audit yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
mahasiswa D3 Hukum (Paralegal) UGM mata kuliah Administrasi
(IAI) Sesi 339, Paragraf 03 disebutkan bahwa :
54
3
“kertas kerja adalah catatan‐catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya. Contoh kertas kerja adalah program audit, hasil pemahaman terhadap pengendalian intern, analisis, memorandum, surat konfirmasi, representasi klien, ikhtisar dari dokumen‐dokumen perusahaan, dan daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh auditor. Kertas kerja dapat pula berupa data yang disimpan dalam pita magnetik, film atau media lain.” Menurut Penjelasan dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Inventarisasi meliputi:
pengelompokan
arsip,
bok, penyimpanan dan entry data ke komputer. Dari hasil inventarisasi arsip dari P2T UGM menghasilkan DPA Usul Musnah, Inaktif dan Permanen. (Heri)
Arsip UGM Menyelenggarakan Seminar dan Pameran Kearsipan
Arsip UGM menyelenggarakan Seminar Nasional Kearsipan dengan tema ”Arsip sebagai Memori Kolektif Perguruan Tinggi dan Sumber Penelitian”, Sabtu, 11 Desember 2011 di Sekolah Pascasarjana UGM.
Merujuk pada standar yang telah disebutkan diatas, baik sebagai auditor internal, auditor eksternal maupun auditor pemerintah diwajibkan untuk mengarsipkan atau mendokumentasikan kertas kerja dengan baik dengan lama waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tanggung
Seminar yang dihadiri para peneliti dan insan kearsipan dari institusi pendidikan maupun pemerintah daerah yang berasal dari wilayah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan tersebut secara resmi dibuka oleh Asisten WRS APPSM UGM Dr. Jamhari, SP.MP.
jawab auditor pada saat melakukan audit pada auditee/ klien diharuskan
Dalam
untuk mendokumentasikan pemahaman unsur‐unsur dalam sistem
institusi. Sebagai contoh di UGM sedang
Tata Cara penyusunan kertas kerja secara umum yang harus dipenuhi
menelusuri perubahan warna dan bentuk
adalah sebagai berikut:
bendera/ duaja fakultas dan universitas.
Lengkap: Semua informasi telah disajikan dengan lengkap, akurat
Pembicara seminar terdiri dari
dengan didukung dengan pengamatan, pengujian, kesimpulan,
Pembicara I Drs. Mustari Irawan, MPA.
dan rekomendasi yang didokumentasikan dalam kertas kerja. 2.
(Deputi Bidang Konservasi ANRI). Dengan
Jelas: Kertas kerja harus mampu menjelaskan informasi secara
materi ”Kebijakan Pembinaan Kearsipan
sistematis tersebut yang seolah‐olah dapat berbicara sendiri
ANRI
sehingga tidak memerlukan penjelasan tambahan secara lisan.
beliau
penyelesaian polemik yang terjadi dalam
audit yang akan dijalankan.
1.
sambutannya,
menyampaikan pentingnya arsip dalam
pengendalian internal yang akan digunakan untuk merancang perencanaan
4
dilakukan
manuver berkas, penomoran , pelabelan
Akuntan Publik disebutkan bahwa: “adalah dokumen tertulis, dokumen elektronik, atau dokumen dalam bentuk lainnya yang menggambarkan proses dan hasil kerja akuntan publik”
yang
Terkait
Lembaga
Kearsipan
Perguruan Tinggi”.
53
arsip inaktif sebaiknya disimpan secara sentral di Records Center Fakultas
3.
Tepat: Informasi yang disajikan dalam kertas kerja harus fokus
agar memudahkan pelaksanaan penyusutan arsip.
pada informasi pokok dan tujuan audit sehingga dokumentasi
kertas kerja akan dapat memberikan keputusan atau opini yang
Bagi Arsip UGM survey ini akan membantu pendampingan dan
pengembangan Records Center di fakultas. Kegiatan ini akan diperluas ke
tepat.
setiap unit kerja selain fakultas yaitu satuan kerja pendukung universitas
4.
Logis: pengarsipan kertas kerja harus mengikuti urutan logis misal
seperti LPPM agar dapat mendukung penyelamatan arsip UGM. (Agus)
kertas kerja didokumentasikan berdasarkan urutan tahapan mulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan.
Jumlah Arsiparis UGM Bertambah
5.
dan teratur sehingga memudahkan jika dilakukan supervisi oleh
Akhir tahun 2011 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.96856‐96859/A4.4/KP/2011 tertanggal 5 Agustus 2011 Arsiparis UGM bertambah 4 orang. Mereka adalah Musliichah, A.Md., S.IP., Kurniatun, A.Md., S.IP., Fitria Agustina, A.Md., dan Ully Isnaeni Effendi, A.Md., SE., dimana satu orang diangkat dalam jabatan Arsiparis Pelaksana Lanjutan dan tiga orang lainnya dalam jabatan Arsiparis Pelaksana. Dengan bertambahnya 4 orang Arsiparis tersebut berarti hingga saat ini UGM telah mempunyai 21 orang Arsiparis dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 3 orang Arsiparis dari Pegawai Tidak Tetap (PTT). 24 orang arsiparis tersebut tersebar di beberapa fakultas dan Arsip UGM. (Anna)
Rapi: Pendokumentasian kertas kerja harus disusun dengan rapi auditor senior.
Kategori Arsip Kertas Kerja Tim Auditor Agar memberikan kualitas atas jasa audit yang telah diberikan dan memenuhi kebutuhan yang ada, diperlukan pengarsipan kertas kerja secara manual dan elektronik. Menurut Undang Undang No. 43 tahun 2009 fungsi arsip dikelompokkan menjadi arsip dinamis dan arsip statis. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu. Sedangkan arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan
Magang Mahasiswa DIII Kearsipan UGM
berketerangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/ atau
Tanggal 23 Januari‐17 Februari 2012 mahasiswa Diploma Kearsipan
lembaga kearsipan. Demikian pula dalam bidang audit, menurut Boynton
angkatan 2010 magang di Arsip UGM, mereka adalah: Rizky Chalalika Laila,
dan Johnson (2006) kertas kerja audit laporan keuangan umumnya
Nurul Hidawati, Ika Sumarsih Handayani, Asyifa Rahmawati, Uswatun
diarsipkan berdasarkan dua kategori, yaitu sebagai berikut:
Hasanah, Intan Utami Dwijayanti, Choirun Sulaiman, dan Riski Anggi
1.
Arsip Permanen
Pratiwi. Pada kesempatan ini peserta magang melakukan inventarisasi arsip
Berisi data yang diperkirakan akan berguna bagi auditor pada banyak
dari P2T UGM dari tahun 1994 – 2002, dan melakukan pendataan arsip
penugasan di masa datang untuk klien yang bersangkutan.
kartografi, gambar tehnik, dan kearsitekturan dari DPPA UGM dari tahun
Hal‐hal yang biasanya dimasukkan kedalam arsip permanen adalah:
1953 – 1998.
52
5
a.
Salinan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
INFORMASI
perusahaan b.
Kode rekening dan buku pedoman prosedur
Survey Pendataan Kearsipan Unit Kerja Fakultas di
c.
Bagan organisasi
Lingkungan Universitas Gadjah Mada Tahun 2012
d.
Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk‐produk utama
e.
Ketentuan‐ketentuan penerbitan saham dan obligasi
f.
Salinan kontrak‐kontrak jangka panjang
UGM melakukan kegiatan survey pendataan kearsipan di unit kerja fakultas
g.
Daftar rencana depresiasi aktiva tetap dan amortisasi utang
di lingkungan UGM. Tujuan kegiatan ini untuk memperoleh gambaran pola
jangka panjang
pengelolaan kearsipan di unit kerja fakultas, menentukan strategi
Ringkasan prinsip‐prinsip akuntansi yang digunakan oleh
penyempurnaan pengelolaan arsip di fakultas lebih berdaya guna,
klien
mengidentifikasi keberadaan arsip yang bernilai guna historis/ permanen,
h. 2.
Tim pendampingan pendirian Pusat Arsip (Records Center) Arsip
Arsip Tahun Berjalan
dan pendampingan pendirian Records Center bagi fakultas yang belum
Berisi informasi penguat yang berhubungan dengan pelaksanaan
memiliki Records Center.
program audit pada tahun berjalan, contoh:
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 14 Februari ‐ 1 Maret 2012. Tim
a.
Neraca saldo
terdiri dari 6 orang Arsiparis UGM. Kegiatan ini disambut baik oleh fakultas
b.
Berita acara kas opname
dan sebagian besar ditanggapi positif untuk ditindaklanjuti. Data kearsipan yang diperoleh meliputi:
c.
Rekonsiliasi bank
d.
Rincian piutang
e.
Rincian persediaan
Surat, Pemberkasan Arsip hingga penyimpanannya, sarana prasarana,
f.
Rincian utang
dan SDM pengelola arsip.
g.
Rincian biaya, dan lain sebagainya
• Pengelolaan arsip aktif mulai dari Tata Persuratan, Tata Pengurusan
• Pengelolaan Arsip Inaktif meliputi keberadaan Records Center,
pengelolaan Records Center, sarana dan parasarana hingga
Pembuatan Kertas Kerja Teknik‐teknik yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas
penyusutan arsip. • Keberadaan Arsip Statis diperoleh gambaran bahwa sebagian besar
kerja audit laporan keuangan menurut Boynton dan Johnson (2006), yaitu: a. b.
6
fakultas masih menyimpan arsip statis.
Judul: setiap kertas kerja berisi informasi mengenai nama klien,
Hasil survey ini akan dilaporkan kepada fakultas agar dapat
judul yang jelas menunjukkan isi kertas kerja yang bersangkutan.
dipergunakan untuk menyempurnakan pengelolaan kearsipannya. Secara
Nomor Index: setiap kertas kerja harus diberi index atau nomor
garis besar dapat diperoleh gambaran bahwa pengelolaan arsip dinamis
referensi, misalnya A‐1, B‐2, dan sebagainya, untuk keperluan
aktif pada umumnya di unit kearsipan fakultas sudah berjalan dengan baik.
pemberian identifikasi dan pengarsipan.
Sedangkan pengelolaan arsip inaktif masih perlu ditingkatkan, misalnya
51
arsiparis, yang juga dapat diadopsi oleh pustakawan ketika harus
c.
Referensi‐Silang: data dalam suatu kertas kerja yang diambil dari
mengelola arsip dan manuskrip. Arsiparis dan pustakawan harus
kertas kerja lain atau dipindah atau dibawa ke kertas kerja lain,
mengembangkan pengetahuannya tentang penciptaan rekod, bagaimana
harus diberi referensi silang dengan nomor index dari kertas‐
rekod itu digunakan, dan jenis kegiatan yang terkait dengan pengelolaan
kertas kerja tersebut.
arsip dan manuskrip. Selain ini, mereka harus juga memahami model
d.
Tanda simbol (tick marks): merupakan simbol, seperti tanda silang,
pengelolaan principles of provenance, principles of originanl order.
centang, atau tanda lainnya, yang digunakan pada kertas kerja
Termasuk juga pengetahuan dasar bagaimana melakukan kontrol
untuk menunjukkan bahwa auditor telah melakukan prosedur
intelektual dan kontrol fisik arsip dan manuskrip yang menjadi tanggung
audit tertentu pada bagian yang diberi tanda pengerjaan, atau
jawabnya.
bahwa tambahan informasi tentang sesuatu hal yang terdapat
Akhirnya, buku tipis ini layak dan “wajib” dibaca baik oleh arsiparis
pada kertas kerja lain yang ditunjukkan oleh tanda pengerjaan
maupun pustakawan yang bekerja menangani manuskrip. Untuk
yang bersangkutan.
menambah pengetahuan tentang pengelolaan manuskrip, tidak ada
e.
Tanda tangan dan Tanggal: setelah menyelesaikan tugas yang
salahnya dilanjutkan membaca “Selecting and Appraising Achives and
terdokumentasi dalam program audit, baik pembuat kertas kerja
Manuscripts” karya Gerald Ham, “Preserving Archives and Manuscripts”
maupun orang yang me‐review (auditor senior) harus
karya Mary Linn Ritzenthaler dan banyak lagi terbitan ASA yang dapat
menandatangani dan mencantumkan tanggal pada kertas kerja
diakses secara on‐line. Untuk artikel‐artikel seperti bagaimana
yang bersangkutan. Hal ini akan mempertegas dengan jelas siapa
menyelenggarakan pameran manuskrip, bagaimana layanan manuskrip, dll.
penanggung jawab yang membuat kertas kerja dan siapa orang
ada puluhan artikel menarik tentang manuskrip yang dimuat di e‐jurnal
yang telah me‐review kertas kerja.
Archival Sciences. Bagi yang mempunyai account email UGM dapat
mengakses jurnal tersebut secara bebas dan gratis di e‐jurnal perpustakaan
Terobosan Pengarsipan Kertas Kerja Audit Perkembangan pesat perusahaan dalam mengaplikasikan
UGM.
teknologi informasi dalam menjalankan operasinya karena adanya tuntutan
kompleksitas operasi bisnis dan transaksi yang frekuensinya tinggi
memberikan dampak yang besar pula bagi auditor dalam melakukan audit
dengan menggunakan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) sehingga
auditor dalam pendokumentasiannya dituntut agar cakap untuk mendokumentasikan langkah dan hasil kerja kedalam kertas kerja audit
secara elektronik. Dalam rangka memudahkan dan memperlancar urusan arsip
50
kertas kerja audit dengan menyelaraskan pada tujuan audit pada auditee/
7
klien maka saat ini dikembangkan pembuatan kertas kerja secara elektronik
saling terkait, memiliki makna sosial, memiliki nilai secara keseluruhan, dan
melalui pengembangan software. Pengembangan software pada umumnya
telah terjadi pergeseran kegunaan.
dikembangkan oleh Kantor Akuntan Publik/ divisi audit internal itu sendiri
Dalam bab kedua, diceritakan mengenai perkembangan kearsipan,
dan dikembangkan pula oleh perusahaan yang secara khusus menyediakan
khususnya di Amerika, dan ia mencatat bahwa ilmu pengetahuan kearsipan
alat bantu audit. Beberapa contoh software yang telah berhasil dibuat oleh
adalah disiplin yang berkembang di Amerika. Dia membahas fakta bahwa
vendor yang mengembangkan kertas kerja audit elektronik, software yang
pada peradaban kuno telah digunakan arsip dalam artian setiap catatan
cukup dikenal diantaranya adalah CaseWare, The ACBA Electronic Working
tertulis. Praktek kearsipan modern baru dimulai pada masa Revolusi
Papers (EWP) dan ProAudit, Mkinsight dan lain sebagainya.
Perancis. Catatan‐catatan tertulis disimpan rapi dengan tujuan untuk
Kertas kerja secara elektronik dapat didefinisikan sebagai setiap
melindungi hak‐hak rakyat. O'Toole mencatat bahwa pendirian institusi
audit yang pada tiap tahapan yaitu perencanaan, pendokumentasian,
kearsipan publik, Jamestown, pada akhir abad ke‐18 merupakan babakan
pemberian indeks, referensi, laporan, dan penyimpanan yang dilakukan
baru tentang “layanan informasi kearsipan kepada publik”. Disana juga
secara elektronik. Beberapa kelebihan ketika menggunakan kertas kerja
dikembangkan tradisi pengelolaan manuskrip sejarah yang dimulai dengan
secara elektronik, diantaranya sebagai berikut:
karya Massachusetts Historical Society, yang didirikan pada 1791. Tradisi ini
a.
Meningkatkan efisiensi & efektifitas bagi auditor.
difokuskan pada pengumpulan, penyimpanann, pelestarian, dan
b.
Mengurangi, atau bahkan menghilangkan, kegiatan yang tidak
penerbitan manuskrip sejarah untuk memastikan bahwa publik dapat
memberikan nilai tambah dalam pembuatan kertas kerja audit.
mengakses secara terus menerus. Selama abad ke‐19, fokus pada tradisi
c. d.
Meningkatkan keakuratan dalam pengambilan kesimpulan hasil
pengelolaan manuskrip sejarah di AS jauh melebihi fokus pada tradisi
audit .
pengelolaan arsip publik. Tren ini mulai berubah sesaat sebelum awal abad
Mempromosikan ketepatan waktu dalam pelaporan.
ke‐20 dengan berdirinya Public Archives Commission oleh American
Historical
Association.
Pada
tahun
1930‐an
terjadi
beberapa
Beberapa software yang berhasil dikembangkan misalnya CaseWare, The
perkembangan pesat di bidang kearsipan termasuk pembangunan Arsip
ACBA Electronic Working Papers (EWP), ProAudit, dan Mkinsight
Nasional, pembentukan Masyarakat Arsiparis Amerika, dan survei
memberikan kelebihan secara umum diantaranya adalah:
manuskrip sejarah untuk layanan publik. Dalam dekade berikutnya, ilmu
a. b. c.
Fitur yang ada dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan
kearsipan mengalami diversifikasi, atau tepatnya muncul spesialisasi
sehingga mengurangi upaya pengembangan.
seperti records management yang melahirkan profesi records manager, dll.
Mengelola proses audit lengkap, mulai dari Perencanaan sampai
Sementara itu, konsolidasi identitas profesionalitas juga mengalami
dengan penyusunan laporan hasil audit.
perkembangan yang ditandai dengan berbagai jenis standardisasi
Mampu terintegrasi dengan perangkat lunak lain misal Microsoft
kearsipan. Dalam dua bab terakhir digambarkan mengenai pekerjaan
Office untuk memungkinkan bekerja secara offline.
arsiparis dan jenis‐jenis pengetahuan dan tata nilai yang perlu dimiliki
8
49
Karya lama James M. O’Toole “Understanding Archives and
d.
Manuscripts” ini kemudian pada tahun 2006 ditulis kembali bersama
Setiap auditor dapat melihat dan mencetak jadwal dan mengirim update status audit pada titik waktu tertentu.
Richard J. Cok dengan judul “Understanding Archives & Manuscripts
e.
Menyediakan fasilitas untuk membuat indeks dan kertas kerja
(Archival Fundamentals Series)” setebal 237 halaman. Karya O’Toole
baru secara otomatis, menyediakan fasilitas otomatis untuk cross
setebal 87 halaman ini dibagi ke dalam empat bab. Bab pertama
index antara kertas kerja.
“Recording, Keeping, and using Informtion”, Bab dua “The Hostory of
f.
Menyediakan fasilitas untuk mengindeks dan membuat hyperlink ke bukti‐bukti eksternal atau informasi yang diperlukan.
Archives and the Archives Profession”, Bab tiga “The Archivists Perspective: Konowledge and Values”, dan Bab terakhir “The Archivists Task:
Responsibilities and Duties”.
Kesimpulan
Karya James O'Toole ini berguna sebagai panduan untuk
Pengarsipan kertas kerja dalam pelaksanaan audit laporan
memahami informasi dasar tentang sejarah dan perkembangan ilmu
keuangan yang baik memberikan kontribusi yang besar bagi auditor dalam
kearsipan. O'Toole berpendapat bahwa mengetahui bagaimana rekod itu
mengambil kesimpulan atas hasil audit yang dilakukan dan memudahkan
lahir, apa fungsinya, informasi apa yang dikandungnya, dan bagaimana
bagi auditor mempelajari kertas kerja hasil audit tahun sebelumnya.
mengelola informasi itu agar dapat digunakan, adalah dasar pemahaman
Pergeseran menuju kertas kerja secara elektronik memberikan dampak
arsip dan manuskrip. Dalam bab pertama, membahas bagaimana rekod
pada tiap tahapan mulai dari perencanaan, pendokumentasian, pemberian
lahir yang berkembang dari transmisi oral yang digunakan oleh masyarakat
indeks, referensi, laporan, dan penyimpanan yang dilakukan secara
belum melek huruf sampai perkembangan tulisan dan teks modern dalam
elektronik.
masyarakat melek huruf melalui berbagai cara. O'Toole mencatat bahwa
Dalam konteks Kantor Akuntan Publik, pengarsipan kertas kerja
pergeseran dari lisan ke teks tertulis yang dihasilkan itu lebih presisi,
yang baik akan menghindarkan potensi persoalan pidana yang mungkin
permanen, dan mengalami perkembangan yang sangat cepat terutama
akan dihadapi, sebagaimana dalam UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
ketika tulis menulis digunakan menjadi media komunikasi. Ketika tata‐tulis
Publik pada Bab XIII poin b disebutkan “dengan sengaja melakukan
mengalami peningkatan di masyarakat, begitu juga proliferasi rekod
manipulasi, memalsukan, dan/ atau menghilangkan data atau catatan pada
meningkat, yang pada gilirannya rekod tidak lagi sebagai bagian dari
kertas kerja atau tidak membuat kertas kerja yang berkaitan dengan jasa
individu tetapi telah berkembang pesat sebagai bagian dari masyarakat itu
yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) sehingga
sendiri. Dalam bab satu ditunjukkan bahwa ada enam alasan dasar untuk
tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya dalam rangka pemeriksaan
pembuatan rekod: pribadi, sosial, ekonomi, hukum, instrumental, dan
oleh pihak yang berwenang dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
simbolis. Orang menyimpan rekod bisa saja karena hanya alasan praktis.
(lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.300.000.000,00 (tiga ratus
Dalam bab ini juga dijelaskan perkembangan berbagai instrumen yang
juta rupiah)”.
telah digunakan untuk merekam informasi. Intinya dalam bab ini dijelskan
dan ditunjukkan bahwa rekod modern berlimpah (archives dan manuskrip)
48
9
Daftar Pustaka:
Dowler, ketika ia masih menjadi Ketua Departemen Arsip dan Perpustakaan
Arsip Nasional Republik Indonesia, Undang Undang No. 43 Tahun 2009
di Universitas Yale, menggambarkan situasi itu cukup menarik: “bahwa
tentang Kearsipan, Jakarta, 2009. Departemen Hukum dan HAM, Undang Undang No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik, Jakarta, 2011.
arsip dan manuskrip itu seperti rumput liar yang semula ditanam secara hati‐hati di taman perpustakaan. Sekalipun, rumput itu akan tumbuh liar dan deras bukan berarti rumput itu harus dibasmi dan dihancurkan”.
Dewan SPAP Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan
Dowler kemudian memberikan solusi tentang “bagaimana rumput liar yang
Publik: per 1 Januari 2001. Salemba Empat, Jakarta.
seperti gulma itu dirubah menjadi tanaman obat atau tanaman yang dapat
Boynton, William C., Johnson, Raymond N., and Kell, Walter G., Modern Auditing, Seventh Edition, John Wiley and Sons, Inc, 2001. Mulyadi. Auditing Buku I, Jilid 3, Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta, 2002.
dimakan. Dowler menawarkan solusi “merubah gulma itu menjadi tanaman yang bermanfaat” dengan menggunakan dasar dan prinsip pengelolaan kearsipan. Hampir sama persis seperti yang ditawarkan oleh James M. O’Toole. Archives are “The document created or received and accumulated
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, Standar Profesi Audit Internal, YPIA, Jakarta, 2004 Software Kertas Kerja Elektronik, Sumber: http://dailyrudy.wordpress.com/
by a person or organization in the course of the conduct of affairs, and preserved because of their continuing value” (Bellardo and Bellardo, 1992).
2009/03/22/ software‐kertas‐kerja‐elektronik/
The manuscripts are “the papers of s person, an artificial collection of
Overview Kertas Kerja Elektronik, Sumber: http://apexauditsystem.com/
materials from a variety pf place or person, or individual items acquired
apex_features_overview_en.html
because of some special significance'' (Yakel, 1994). Kedua terminologi tersebut, archives dan manuskrip, seringkali digunakan secara bergantian, dan sering pula diperlakukan sama karena keduanya merujuk kepada sumber‐sumber asli yang tidak dipublikasikan, kesamaan karakteristik, dan unik. Tidak seperti buku, jurnal dan sumber tercetak lainnya yang berupa information products (bukan information by‐products) yang biasa dikoleksi perpustakaan, arsip dan manuskrip yang dikoleksi perpustakaan maupun lembaga kearsipan biasanya tidak ada salinannya. Arsip dan manuskrip adalah catatan‐catatan organik yang timbul dari fungsi dan kegiatan instansi, perkantoran, dan individu. Kehadiran arsip dan manuskrip, ditentukan oleh keadaan penciptaannya. Oleh karena itu, keduanya memiliki karakteristik sebagai berikut: alami, imparsial, otentik, organik, dan unik (Jenkinson, 1944)
10
47
Peran dan Profesionalisme Arsiparis
RESENSI Understanding Archives and Manuscripts Machmoed Effendhie
Judul
: Understanding Archives and Manuscripts
Penulis
: James M. O’Toole
Edisi
: ‐
Cetakan : ‐ Penerbit : Society of American Archivists
Burhanudin DR Pendahuluan “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia” Dalam beberapa referensi disebutkan bahwa arsip merupakan informasi yang terekam. Artinya, arsip merupakan salah satu sumber
Tahun
: 1990
informasi. Dikaitkan dengan Pasal 28F Undang‐undang Dasar 1945 arsip
ISBN
: 0931828‐77‐5
merupakan salah satu kebutuhan mendasar dari setiap manusia.
Halaman : 86 disertai indeks
Apabila
kearsipan
hanya
diidentikkan
dengan
kegiatan
penyimpanan surat‐surat purna pakai semata, atau sekedar pencatatan
Arsip (archives) dan manuskrip, penanganannya memerlukan
masuk keluarnya surat, maka pengelolanya pun tidak perlu orang yang
teknik khusus berdasarkan sifat khas mereka sebagai produk samping (by‐
professional. Cukup orang yang bisa membaca dan menulis. Dengan kata
product) dari transaksi, bukan dari hasil deliverasi atau upaya‐upaya kreatif.
lain tidak perlu adanya profesi di bidang kearsipan.
Arsip (archives) dan manuskrip adalah bahan yang bersifat alami, organik,
Dunia kearsipan dewasa ini sedang mengalami perubahan.
impartial, otentik, dan unik yang bermakna karena dari konteks
Demikian halnya di Indonesia, walaupun terlambat dan berjalan lambat,
penciptaannya. Prinsip asal usul (priciples of provenance), prinsip aturan
dunia kearsipan di Indonesia sedang mengalami pergeseran dari nilai‐nilai
asli (principles of original order), dan diskripsi kolektif (collective
lama yang selama ini akrab dalam pandangan masyarakat Indonesia.
description) serta standar preservasi akan menjamin kualitas informasi
Praktisi kearsipan yang selama ini lekat sebagai ‘danyangnya gudang arsip'
dalam Arsip dam manuskrip. Pemahaman terhadap karakteristik archives
secara pelan diakui sebagai profesi yang dianggap sejajar dengan profesi
dan manuskrip serta pemahaman dasar teori serta praktik kearsipan bagi
lain. Hal ini merupakan langkah antisipasi terhadap perkembangan
arsiparis maupun pustakawan menjadi sangat penting.
kebutuhan informasi. Perubahan yang cukup signifikan adalah yang
Bagi pustakawan dan juga arsiparis yang bekerja di perpustakaan
menyangkut upaya membangun Sumber Daya Manusia. Apabila
mungkin akan mengalami kebingungan ketika melihat tumpukan arsip dan
sebelumnya mereka yang bekerja di bidang kearsipan hanya merupakan
manuskrip. Bagaimana mengelola dan memperlakukannya. Lawrence
pekerja arsip, saat ini diarahkan menjadi tenaga yang profesional. Dengan
46
11
kata lain terjadi perubahan dari bidang pekerjaan, yang diharapkan kelak,
perencanaan dan pengembangan...”. Dan hingga saat ini Universitas
menjadi profesi di bidang kearsipan,
Gadjah Mada masih menggunakan sebutan Rektor.
Sebagai jawaban terhadap hal tersebut, melalui Keputusan
Menteri PAN telah ditetapkan bahwa pekerjaan di bidang kearsipan diakui
Referensi
sebagai profesi. Secara formal pelaksana di bidang kearsipan disahkan
1.
Undang‐undang No 22 tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi
sebagai pejabat fungsional arsiparis. Walaupun demikian pada hakekatnya
2.
Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 1949 tentang Peraturan
profesi kearsipan bukan semata‐mata dilihat dari aspek formal saja tetapi
tentang Penggabungan Perguruan Tinggi menjadi Universiteit 3.
lebih pada aspek kompetensi, sikap, dan perilaku.
Keputusan Presiden RI No.53 Tahun 1982 tentang Susunan Organisasi UGM
Pengertian Secara
4. terminologis
istilah
arsiparis
dibakukan
sejak
Salinan Surat Keputusan Direktur Djenderal Perguruan TInggi RI No.2580/SEKRET/BUP/67
diterbitkannya Keputusan Menteri PAN Nomor: 36/ 1990 tentang Angka
5.
Petikan Surat Keputusan Presiden RI No.143/A/50
Kredit bagi Jabatan Arsiparis. Dengan pembakuan tersebut kemudian
6.
Dari Revolusi Ke Reformasi, 50 Tahun UGM editor Bambang
dikenal istilah profesi kearsipan sebagai substansi yang melekat pada
Purwanto, Djoko Suryo, Soegijanto Padmo, 1999
manajemen arsip. Dalam keputusan tersebut arsiparis masih terbatas
7.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.0233/U/1977 tentang Statuta Universitas Negeri
pegawai negeri sipil. Seiring dinamika dalam kehidupan berbangsa dan
Gadjah Mada Yogyakarta
bernegara, pemikiran mengenai profesi arsiparis pun semakin berkembang. 8.
Peraturan Menteri PAN Nomor: PER/3/M.PAN/3/2009 tentang Jabatan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya, istilah profesi kearsipan sebagai
Indonesia No.0440/0/1992 tentang Statuta Universitas Gadjah
substansi yang melekat pada manajemen arsip. Dalam hal ini arsiparis
Mada
diberi pengertian yang terbatas yaitu ”jabatan yang mempunyai ruang
lingkup, tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang”. Arsiparis sebagai profesi harus didukung oleh substansi teoritis sebagaimana profesi pada umumnya. Apabila arsiparis dianggap sebagai tenaga profesional dituntut persyaratan‐persyaratan yang sesuai standar kompetensi yang telah dibakukan. Dalam pemahaman secara umum tenaga profesional kearsipan dapat dipahami orang yang memiliki ketrampilan, perilaku, sikap yang
12
45
disebutkan bahwa “jang dapat memilih rektor adalah salah satunya
profesional serta memiliki latar belakang teori dan minat di bidang
anggota‐anggota presidium sekarang”.
kearsipan. Perlu diingat bahwa arsip perlu dikelola khusus oleh mereka
Keputusan senat mengenai pencalonan rektor hanya merupakan
yang bertanggungjawab atas kelangsungan operasional organisasi.
bahan pertimbangan bagi Dirjen Perguruan Tinggi/ Menteri Pendidikan dan
Kegunaan arsip sebagai sumber informasi yang tercipta dan diterima untuk
Kebudajaan untuk diusulkan kepada Pemerintah RI guna mendapatkan
keperluan penyelenggaraan organisasi serta kegunaan di luar proses
persetujuan (Pasal 7).
penciptaan yang tidak secara langsung berkaitan dengan operasionalisasi
organisasi.
Rektor Universitas
Berbagai kegunaan arsip, selain sebagai sumber informasi yang
Setelah sempat berubah ke presidium, akhirnya pada awal
berkaitan dengan operasional organisasi adalah sebagai referensi, sumber
September 1968 berubah kembali ke rektor universitas. Dari Salinan
informasi bagi sistem informasi manajemen, juga sebagai identitas suatu
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudajaan RI No.2693/KT/I/SP/68
komunitas daerah atau bangsa melalui pemupukan kebanggaan atas hasil
menyebutkan bahwa:
yang dicapai oleh suatu daerah atau bangsa pada masa silam.
“…memutuskan terhitung mulai tanggal 1 September 1968 memberhentikan Drs. Soepojo Padmodipoetro, MA. dari jabatannya sebagai Ketua Presidium………sambil menunggu keputusan Presiden RI mengangkat Drs. Soeroso H Prawirohardjo, MA. sebagai Pd. Rektor Universitas Gadjah Mada”. Sebutan rektor ini juga dijelaskan juga pada Keputusan Presiden RI No.53 Tahun 1982 tentang Susunan Organisasi UGM pada pasal 1 “UGM adalah unit organik di lingkungan Departemen Pendidikan Kebudayaan, dipimpin oleh Rektor yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan”. Ditambahkan pula seperti yang tercantum pada UGM Dalam Angka Tahun 1999 “...Organisasi dan kelembagaan di UGM mengacu pada SK Mendikbud RI No.0204/O/1995 tanggal 18 Juli 1995 tentang OTK UGM. Dalam rangka persiapan otonomi perguruan tinggi, UGM sedang mempersiapkan penataannya berdasarkan PP RI No.60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. Rektor dibantu 5 pembantu rektor. PR 1 bidang kegiatan akademis, PR 2 bidang kegiatan administrasi umum, PR 3 bidang kegiatan kemahasiswaan, PR 4 bidang kegiatan kerjasama, PR 5 bidang kegiatan
44
Dalam pelaksanaan tugas profesinya, arsiparis memerlukan latar belakang ilmu dan teori kearsipan, disamping ketrampilan yang profesional serta penguasaan tentang fungsi dan tugas organisasi pencipta arsip. Selain itu, berkaitan dengan nilai guna eksternal suatu arsip diperlukan arsiparis yang memiliki cakrawala yang luas yang menjadi background dari terciptanya suatu arsip. Hal ini karena nilai guna ini hanya dapat ditangkap melalui interpretasi, tersembunyi di belakang struktur organisasi maupun latar belakang kegiatan atau peristiwa saat arsip tersebut tercipta. Hal yang tidak dapat diabaikan adalah penguasaan keahlian dan ketrampilan penunjang, seperti penguasaan teknologi informasi, manajemen, administrasi, pengetahuan sejarah, penulisan karya ilmiah, kemampuan berbahasa, dan sebagainya. Bekal dan latar belakang teori sebagaimana tersebut dapat melengkapi keprofesionalan arsiparis, suatu catatan penting adalah bahwa manajemen arsip tidak ditujukan bagi kepentingan kearsipan atau arsiparis sendiri tetapi bagi ketersediaan informasi.
13
Arti Penting Arsip dan Peran Arsiparis
Rektor Universitas
Secara mendasar sebenarnya arsip memiliki arti penting dalam
Melihat dari beberapa surat keputusan yang ada, salah satunya
kehidupan manusia modern. Arti penting tersebut secara global dapat
adalah Surat Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada No.8 tahun 1963
dikelompokkan dalam 5 kepentingan yaitu:
Tanggal 29 Mei 1963 yang sudah menggunakan “Rektor Universitas Gadjah
1.
Kebutuhan hidup manusia sejak sebelum hidup sampai sesudah
Mada” yaitu Prof. Ir. H. Johannes. Sebutan Rektor ini berlangsung sejak
mati;
tahun 1963 sampai dengan bulan April tahun 1967.
Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan modern menuntut
ketersediaan dokumen yang menyertai kehidupan seseorang.
Ketua Presidium
Ketiadaan dokumen pribadi ini akan menimbulkan kesulitan bagi
Setelah sempat berubah menjadi rektor kemudian pada tahun
yang bersangkutan. Bukan hanya menyangkut identitas tetapi
1967 sempat terjadi pergantian jabatan rektor menjadi presidium karena
lebih dari itu juga menyangkut status dan hak seseorang dalam
hal yang mendesak. Hal tersebut sesuai dengan Salinan Surat Keputusan
komunitasnya. Oleh karena itu keberadaan dokumen pribadi ini
Direktur Djenderal Perguruan TInggi RI No.2580/SEKRET/BUP/67:
seolah‐olah memiliki kedudukan yang sama dengan pemiliknya.
Organisasi sebagai suatu bentuk administrasi tidak mungkin
“…berhubung dengan penugasan/ perbantuan drg. Nazir Alwi pada Koordinator Perguruan Tinggi Daerah Djawa Tengah bagian Selatan jang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Djenderal Perguruan Tinggi tgl 19 Mei 1967 No.2566/SEKRET/BUP/67, sambil menunggu penundjukan/ pengangkatan Rektor perlu menjerahkan pimpinan UGM kepada sebuah Presidium …….dengan Drs. Soepojo Padmodipoetro, MA sebagai ketuanya dan 4 orang anggota...” Ditambahkan pula pada Surat Keputusan No. 7 tahun 1967 dimana surat
mengabaikan keberadaan arsip. Setiap bentuk kegiatan mesti
keputusan tersebut masih atas nama Rektor Nazir Alwi (tanggal 19 Mei
melahirkan arsip. Oleh karena itu muncullah istilah arsip sebagai
1967) namun pada Surat Keputusan No. 10 tahun 1967 sudah
by product organisasi. Bagi sebuah organisasi arsip ibarat darah.
menggunakan Ketua Presidium Universitas Gadjah Mada (tanggal 27 Djuli
Tanpa arsip sebuah organisasi akan mengalami hambatan dalam
1967). Dan hingga akhir tahun 1967 masih menggunakan sebutan ketua
melaksanakan tugas dan fungsinya. Banyak kasus yang
presidium.
Beberapa dokumen pribadi yang tercipta dalam kehidupan seseorang secara general dapat disebutkan antara lain: 2.
Urat nadi bagi administrasi dan bukti kinerja; Tidak dapat dipungkiri bahwa arsip merupakan urat nadi bagi kehidupan administrasi bagi sebuah organisasi. Selain itu arsip juga menjadi bukti kinerja sebuah organisasi.
Sebutan ketua presidium dapat terlihat pada Keputusan Presidium
mencerminkan peran arsip dalam sebuah organisasi. 3.
14
Bukti dan sumber informasi otentik;
UGM No.35 tahun 1967 tentang Pemilihan Tjalon Rektor. Dalam Surat
Kehidupan modern yang tertumpu pada ketersediaan arsip.
Keputusan Presidium ini disebutkan pada bagian paling awal “mengingat”
Status, kewenangan, hak, tanggungjawab, identitas, maupun hasil
yaitu “....bahwa presidium Universitas Gadjah Mada sekarang ini hanja
kegiatan dari suatu organisasi ataupun individu tertumpu pada
merupakan pimpinan sementara...”. Diperjelas dengan isi pasal 2 yang
43
Berdasarkan Undang‐undang No 22 tahun 1961 tentang
arsip yang tersedia. Sebagai sumber informasi otentik karena arsip
Perguruan Tinggi, Pasal 1 disebutkan bahwa “perguruan tinggi adalah
merupakan data yang tercipta paling dekat dengan kegiatan atau
lembaga ilmiah jang mempunjai tugas menjelenggarakan pendidikan dan
peristiwa yang mengiringi.
pengadjaran diatas perguruan tingkat menengah dan jang memberikan
4.
Rekaman kegiatan/ peristiwa;
pendidikan dan pengadjaran berdasarkan kebudajaan kebangsaan
Kehidupan modern yang memiliki kecanggihan teknologi yang
Indonesia dan dengan tjara ilmiah”. Pasal 6 “perguruan tinggi dapat
cukup mengagumkan semakin memberi kemungkinan untuk
berbentuk: universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, bentuk lain jang
menempatkan arsip sebagai rekaman kegiatan/ peristiwa. Arsip
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah”. Pada Bab IV Kelengkapan
tekstual cenderung memiliki nilai formalitas yang cukup tinggi
Perguruan Tinggi Pasal 12 (1) disebutkan bahwa universitas/ institut
sebagai bukti kegiatan/ peristiwa tetapi arsip dalam bentuk non
dipimpin oleh Presiden Universitas/ Institut jang dalam segala segi
tekstual lebih memberi kemungkinan untuk merekam berbagai
kedudukannja, baik jang bersifat penjelenggaraan pendidikan maupun tata
kegiatan/ peristiwa. Apalagi ada kecenderungan terjadinya
usaha, didampingi oleh Senat Universitas/ Institut atas dasar musjawarah.
peristiwa yang tidak terencana, seperti bencana alam, musibah,
Hal ini sesuai dengan asas demokrasi terpimpin maka presiden universitas/
atau insiden lain yang tidak terencana. Kecanggihan teknologi
Institut berkedudukan sebagai tokoh pusat dan pemimpin utama.
yang kepemilikannya juga tidak terbatas menjadikan semakin tersedianya bukti kegiatan/ bukti dari suatu peristiwa.
Berdasarkan pada Pasal 18 Perguruan tinggi negeri ialah perguruan tinggi jang dimiliki dan diselenggarakan oleh Negara, pendirian
5.
Bukti Prestasi Kerja;
suatu perguruan tinggi negeri dilakukan oleh presiden RI. Masa jabatan
Dalam pelaksanaan operasional organisasi, baik bisnis maupun
presiden universitas disebutkan pada Pasal 20 (2) presiden universitas/
publik, senantiasa bertumpu pada ketersediaan data. Demikian
institute negeri diangkat dan diberhentikan oleh presiden RI atas usul
halnya dengan prestasi kerja yang telah dicapai. Setiap kegiatan
menteri setelah mendengar pertimbangan senat, dan memangku djabatan
dalam suatu organisasi didasarkan pada catatan. Demikian halnya
selama masa empat tahun dan djika perlu diangkat kembali
hasil dari kegiatan tersebut akan dituangkan dalam bentuk catatan. Catatan inilah yang menjadi dasar dalam penilaian
Sebutan presiden universitas masih digunakan sampai dengan awal tahun 1963. Hal tersebut dilihat dari surat keputusan yang tersimpan
prestasi kerja.
di Arsip Universitas Gadjah Mada yang salah satunya adalah surat
keputusan atau Penetapan Presiden Universitas Gadjah Mada No.7 Tahun
Kearsipan menjabarkan arti penting arsip dalam kehidupan berbangsa dan
1963 tentang Penjempurnaan Peraturan Senat UGM Tahun 1960 No.3
bernegara. Hal tersebut dapat dilihat dari kewajiban pejabat maupun
mengenai BPA (tertanggal 19 April 1963).
lembaga pencipta arsip, lembaga kearsipan, maupun ancaman‐ancaman
Secara legal, Undang‐undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
pidana yang tersebut dalam undang‐undang tersebut.
bahwa arsip memiliki arti penting baik dalam kaitannya dengan
42
Dalam undang‐undang kearsipan tersebut secara jelas disebutkan
15
administrasi, status, kepemilikan, kesejarahan, kebuktian, bahkan
Perubahan Nama
menyangkut keutuhan dan keselamatan negara. Apabila dilihat dari
Universitas Gadjah Mada telah beberapa kali mengalami
kewenangan dan tanggungjawab, undang‐undang tersebut juga
perubahan mengenai sebutan atau istilah pimpinan tertinggi bagi
menghapus stikma bahwa arsip ‘hanya’ terkait dengan tumpukan surat‐
perguruan tinggi atau rektor, yaitu:
surat tua. Juga menghapus image sebagai pekerjaan sampingan yang cukup
Presiden Universitit
dikerjakan oleh agendaris atau ‘tukang’ arsip. Apalagi kedepan arsip juga
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.37 Tahun 1950 tentang
tidak berkutat pada pengelolaan yang bersifat konvensional, baik media
Universitit Gadjah Mada sebutan presiden universitit dapat terlihat pada
arsipnya maupun sarana pengendaliannya.
bagian kedua hal Perlengkapan Universitit bab VIII hal Susunan
Demikian juga terkait dengan ancaman sangsi yang terdapat
Perlengkapan pasal 30 yang menyebutkan bahwa Universitit Negeri Gadjah
dalam undang‐undang ini menunjukkan bahwa sejak terciptanya suatu
Mada mempunjai alat‐alat perlengkapan jang meliputi: seluruh universitit
arsip menjadi komponen yang menentukan. Bagi seorang pegawai, sangsi
jang terdiri atas penjelenggara peraturan ialah Presiden Universitit….”.
berupa pembebasan dari jabatan merupakan suatu sangsi administrasi
Ditambahkan pula pada pengangkatan presiden universitit yang tercantum
yang cukup membuat aib. Tidak hanya itu, ancaman sangsi pidana
dalam Petikan Surat Keputusan Presiden RI No.143/A/50 yang menyatakan
maksimal 10 tahun penjara dan denda yang mencapai 500 juta rupiah
bahwa:
adalah bukti bahwa perlu keseriusan dalam pengelolaan arsip.
mengantisipasi tuntutan tersebut. Dalam undang‐undang kearsipan secara
“….memutuskan mengangkat Prof. Dr. M. Sardjito sebagai Presiden Universitit Negeri Gadjah Mada di Jogjakarta terhitung mulai tanggal 1 Agustus 1950…”. Selain itu pada beberapa arsip yang tersimpan di Arsip Universitas Gadjah
gamblang juga disebutkan bahwa pengembangan sumber daya manusia
Mada yang berupa Laporan Tahunan Universitit Negeri Gadjah Mada bagi
terdiri atas arsiparis dan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
Tahun Pengadjaran 1951/1952 sampai dengan Tahun Pengadjaran
dan profesionalitas di bidang kearsipan. Sekalipun kearsipan bukan saja
1954/1955 menyebutkan presiden universitit, dimana saat itu yang
menjadi kewenangan dan tanggungjawab arsiparis akan tetapi dalam
menjabat sebagai presiden universitit adalah Prof. Dr. M. Sardjito.
implementasinya arsiparis menjadi key person. Arsiparis memerankan
fungsi ganda, sebagai thing tank dan sebagai praktisi. Konsep dan
Presiden Universitas
Sudah tentu mengingat fungsi arsip yang demikian penting dan
strategis diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) kearsipan yang mampu
pemikiran arsiparis dalam pelaksanaan manajeman kearsipan, baik pada
Pada tahun 1954, kata “universiteit” berubah menjadi
unit kerja maupun tataran yang lebih makro, menjadi pijakan pengambil
“universitas” dan sejak saat itu kata “negeri” pada Universiteit Negeri
keputusan untuk menyusun kebijakan. Pada aspek teknis arsiparis adalah
Gadjah Mada dihilangkan sehingga menjadi Universitas Gadjah Mada.
motor, baik untuk pelaksanaan sistem maupun pemecahan terhadap
Ditambahkan pula pada Laporan Tahunan Universitas Gadjah Mada Tahun
permasalahan yang timbul.
Pengadjaran 1955/1956 sampai dengan Tahun Pengadjaran 1960/1961
menyebutkan presiden universitit, yaitu Prof. Dr. M. Sardjito.
16
41
Definisi Rektor
Secara lebih terinci fungsi arsip dalam pelaksanaan manajemen
Ada beberapa definisi kata rektor yaitu: dalam pengertian
meliputi beberapa hal, yaitu: Mendukung proses pengambilan keputusan;
akademis, agama, dan politik. Rektor dalam lingkup akademis merupakan
Menunjang proses perencanaan; Mendukung pelaksanaan pengawasan;
jabatan pimpinan utama dari lembaga pendidikan formal, pada umumnya
Sebagai alat bukti; Sebagai pusat ingatan; dan Menunjang kegiatan
di lingkup Perguruan Tinggi (universitas dan institut). Rektor dalam bahasa
ekonomi dan politik.
Indonesia diartikan sebagai pimpinan lembaga perguruan tinggi. Menurut
Fungsi tersebut sebagaimana skema berikut :
Undang‐Undang Sistem Pendidikan Nasional 2009 (UU SISDIKNAS), Rektor
adalah pimpinan tertinggi perguruan tinggi yang berkewajiban memajukan ilmu pengetahuan di masing‐masing institusi melalui pendidikan dan penelitian, serta memberikan kontribusi maksimal kepada khalayak luas. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.0233/U/1977 tentang Statuta Universitas Negeri Gadjah Mada Yogyakarta, pada Bab VIII Alat‐Alat Pelengkapan dan Kelengkapan, pasal 23 Universitas mempunyai alat‐alat kelengkapan: a. Universitas terdiri dari Rektor dan Senat. Pasal 24 (2) Rektor sebagai penanggung jawab utama memimpin universitas yang dalam segala segi kedudukan dan tugasnya dibantu oleh sekretaris universitas dan seorang pembantu rektor atau lebih. Mengenai pengangkatan rektor tercantum dalam Bab X Pengangkatan Unsur‐Unsur Pimpinan Universitas, pasal 36 (1)
yaitu rektor dicalonkan oleh senat dari antara para guru besar luar biasa,
diusulkan melalui pimpinan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Beberapa butir yang menjadi dasar pengembangan arsiparis sebagai tenaga
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Republik Indonesia, memangku
profesional diupayakan melalui:
jabatan selama empat tahun dan jika perlu dapat diangkat kembali dengan
a.
pengadaan arsiparis;
cara yang sama. Masa jabatan rektor tercantum juga pada Statuta
b.
pengembangan kompetensi dan keprofesionalan arsiparis melalui
Universitas Gadjah Mada Tahun 1992 menyebutkan pada pasal 32 (1)
penyelengaraan, pengaturan, serta pengawasan pendidikan dan
bahwa masa jabatan rektor dan pembantu rektor adalah 4 (empat) tahun.
pelatihan kearsipan;
Pasal (2) Rektor dan pembantu rektor dapat diangkat kembali dengan
c.
pengaturan peran dan kedudukan hukum arsiparis, serta
ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut‐turut.
d.
penyediaan jaminan kesehatan dan tunjangan profesi untuk
40
sumber daya manusia kearsipan.
17
Profesionalisme
Sekilas tentang Sebutan Pimpinan Tertinggi
Pada umumnya orang mempunyai okupasi atau jenis pekerjaan
di Universitas Gadjah Mada
sebagai mata pencaharian. Untuk melaksanakan pekejaan tersebut ada beberapa tingkatan yaitu pertama, delitan atau suatu ketrampilan tertentu berdasarkan pengalaman atau mencontoh orang lain tanpa dasar teori dan dasar‐dasar ilmiah lain. Kedua, adalah tingkat amatir. yaitu orang yang sangat terampil menjalankan okupasi tapi tanpa latar belakang ilmiah atau pendidikan khusus. Ketiga, adalah profesional, tingkatan paling tinggi yaitu para ahli pada bidangnya yang telah memperoleh pendidikan atau pelatihan secara khusus untuk pekerjaan tersebut serta memiliki kecenderungan untuk pengembangan bidang yang ditekuninya.
Profesional, merupakan mimpi insan kearsipan di Indonesia yang tidak mudah untuk dicapai. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, profesional berarti sesuatu yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Adapun profesionalisme berarti mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996). Profesionalisme juga dapat berarti ketrampilan, sikap, dan perilaku yang profesional yang dimiliki seseorang (Nurhadi, 1992).
Dari uraian tersebut dapat ditarik pengertian bahwa arsiparis yang
profesional memerlukan tiga elemen dasar yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Dalam hal ini dilihat dari dimensi psikologis diperlukan elemen yang menyangkut aspek kognitif, psikomotorik, dan
Ully Isnaeni Effendi Awal Berdiri Merunut kembali perjalanan panjang Universitas Gadjah Mada menjadi universitas nasional yang pertama tidak akan terlepas dari penggabungan perguruan tinggi yang berada dibawah naungan kementrian seperti Kementrian Kesehatan yang menaungi perguruan tinggi kedokteran, kedokteran gigi, dan farmasi. Kemudian Kementrian Kehakiman menyelenggarakan Sekolah Tinggi Hukum serta Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada milik swasta yang menyelenggarakan Fakultas Hukum dan Fakultas Sastra. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 tanggal 16 Desember 1949 tentang Peraturan Sementara Penggabungan Perguruan Tinggi menjadi Universiteit, merupakan jalan pembuka untuk menyelenggarakan sebuah universitas nasional yang bernama Universitas Gadjah Mada. Hal tersebut bagi dunia pendidikan tinggi Republik Indonesia merupakan sebuah lembaran baru dimana sejak tanggal 19 Desember 1949 pemerintah Republik Indonesia secara resmi mulai menyelenggarakan perguruan tinggi negeri yang dikenal sebagai Universiteit Negeri Gadjah Mada yang berkedudukan di Yogyakarta. “...bahwa menunggu UU ttg perguruan tinggi, semua Perguruan Tinggi Negeri di Jogjakarta untuk sementara dengan tidak mengubah keadaan dan susunanja masing‐masing, digabungkan mendjadi suatu Universiteit dengan nama Universiteit Negeri Gadjah Mada berkedudukan di Jogjakarta…”(Pasal 1 Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 1949 tentang Peraturan tentang Penggabungan Perguruan Tinggi menjadi Universiteit).
afektif. Artinya menyangkut kemampuan seseorang untuk menguasai knowledge, kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan untuk bermental dan bermoral yang sportif. Hal ini karena dalam pengelolaan arsip, arsiparis bukan sekedar melaksanakan tugas yang berhubungan dengan pekerjaan teknis kearsipan tetapi seorang arsiparis dituntut untuk mampu mengatasi problema di bidang kearsipan (Sauki, 1992). Oleh karena itu merupakan kesalahan fatal jika menafsirkan
18
39
3.
Temu orang tua mahasiswa baru di tingkat universitas
arsiparis ’hanya’ sebatas agendaris atau ’tukang’ mencatat surat,
4.
Temu orang tua mahasiswa baru di tingkat fakultas
mendiskripsi arsip, atau sebagai ’mesin’ anggaran dari kegiatan kantor.
5.
Pengenalan pembelajaran tingkat universitas oleh BEM – KM
6.
Success Skills, pengenalan pembelajaran tingkat fakultas, pengenalan
profesionalisme yang diharapkan, yaitu:
materi keuniversitasan, dan termasuk inagurasi pada hari terakhir.
Dilihat dari prestasi pengembangan kemampuan, ada 3 tingkatan 1.
Arsiparis ilmuwan yang merupakan arsiparis dengan kemampuan
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa seiring dengan
top management yang profesional untuk memimpin suatu lembaga atau bidang pada profesinya;
berjalannya kegiatan pengenalan kampus bagi mahasiswa baru UGM 2.
mengalami berbagai perubahan. Berbagai perubahan tersebut dapat dilihat
Arsiparis profesional dengan kemampuan middle management
antara lain: perubahan nama, aturan‐aturan kegiatan, rangkaian acara
yang profesional untuk memimpin divisi atau pekerjaan dengan
kegiatan, waktu/ lama kegiatan dan biaya yang dipungut dari mahasiswa.
spesifikasi khusus;
Daftar Istilah: crew cut : potongan rambut laki‐laki yang pendek sekali. slack : celana panjang untuk wanita. Referensi: Surat Keputusan Rektor UGM No. 5 Tahun 1969 Surat Keputusan Rektor UGM No. 3 Tahun 1972 Surat Keputusan Rektor UGM No. 185/D.III/1974 Surat Keputusan Rektor UGM No 7 Tahun 1975 Surat Keputusan Rektor UGM No. 4 Tahun 1977 Surat Keputusan Rektor UGM No. UGM/117/6420/UM/01/37 Tahun 1990 Surat Keputusan Rektor UGM No. UGM/94/4807/UM/01/37 Tahun 1992 Surat Keputusan Rektor UGM No. UGM/117/6420/UM/01/37 Tahun 1993 Surat Keputusan Rektor UGM No. 142/J01/KM/99 Buku Panduan OPSPEK 1991, Panitia Pusat OPSPEK UGM. Buku Panduan OPSPEK 1992, Panitia Pusat OPSPEK UGM. Transkripsi Kaset: Upacara Pembukaan Pekan Orientasi Mahasiswa (POSMA) UGM Tahun 1974. Website: http://id.wikipedia.org/wiki/Orientasi_Studi_dan_Pengenalan_Kampus http://kamusbahasainggris.com/
38
3.
Arsiparis terampil yaitu arsiparis yang handal untuk menjalankan tugas ’profesi’nya. Dengan kata lain dapat disebut 3 tingkatan arsiparis yaitu arsiparis
pemikir,
arsiparis
profesional,
dan
arsiparis
terampil.
Jenjang
profesionalisme arsiparis mencerminkan adanya tuntutan persyaratan khusus. Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan diselenggarakan harus sejalan dengan upaya pemenuhan kebutuhan tersebut. Dengan kata lain pendidikan kearsipan bersifat must educationally walk before it can run, harus didasarkan pada pengetahuan dan menggunakan pendidikan sebagai landasan untuk pengembangan prasarana pendukungnya. Untuk mewujudkan hal tersebut bukan perkara mudah. Pengembangan arsiparis adalah upaya mengembangkan sumber daya manusia. Bidang garap yang menyangkut manusia adalah sesuatu yang memerlukan sentuhan yang sistematis dan manusiawi. Ketimpangan dari beberapa komponen dasar akan berpengaruh pada pencapaian tujuan.
Para profesional melaksanakan tugas profesinya sebagai
pengabdian pada bidang garapnya. Menurut HAR Tilaar ada beberapa ciri yang melekat pada para profesional yaitu: Memiliki keahlian khusus; Merupakan panggilan hidup; Memiliki teori baku secara universal;
19
Mengabdikan diri untuk masyarakat; Memiliki kecakapan diagnostik dan
Tahun 2005 kegiatan pengenalan kampus bagi mahasiswa baru
kompetensi yang aplikatif; Memiliki otonomi dalam melaksanakan;
masih sama dengan tahun 2004. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan
Memiliki kode etik; Mempunyai klien yang jelas; Memiliki organisasi
Rektor UGM Nomor 200/P/SK/PBMHS/2005 tentang Peresmian dan
profesi; dan Memiliki hubungan dengan profesi pada bidang lain.
Pengenalan Pembelajaran Mahasiswa Baru UGM, dengan peraturan dan
Selain ciri yang melekat secara intern tersebut dapat ditambahkan
susunan acara pembelajaran yang hampir sama dengan tahun 2004.
faktor ekstern yang menjadi ciri profesionalisme yaitu berupa penghargaan
Perbedaan terletak pada pemakaian topi UGM, dimana dalam lampiran SK
terhadap keprofesionalan berupa tunjangan profesi, kontrak, gaji dan
tersebut tidak menyebutkan aturan memakai topi UGM.
penghargaan lain.
Tahun 2006 terjadi perubahan pengenalan kampus bagi
Profesi senantiasa bersifat dinamis, berkembang sejalan dengan
mahasiswa baru. Perubahan tersebut dapat dilihat pada Surat Keputusan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika di
Rektor Nomor 272/P/SK/PBMHS/2006 tentang Penerimaan dan
sekelilingnya. Oleh karena itu seorang yang profesional adalah seorang
Pengenalan Pembelajaran Mahasiswa Baru UGM. Aturan pelaksanaan
yang secara terus menerus berkembang (trainable). Dengan kata lain ilmu
kegiatan ini terjadi sedikit perubahan dari tahun sebelumnya, aturan
pengetahuan dan teknologi berkembang menurut deret hitung. Oleh
kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: tidak diperkenankan adanya
karenanya memerlukan profesional yang bersifat membuka diri dan mau
pelecehan, pemerasan, pemaksaan kehendak, kekerasan verbal,
mengembangkan diri secara terus menerus. Seorang profesional yang
penganiayaan dan pelanggaran HAM lainnya termasuk fisik, tindakan‐
merasa serba tahu berarti profesional yang sudah masuk liang kubur bagi
tindakan yang bersifat militeristik, dan pembodohan kepada para peserta
kariernya. Tuntutan profesionalisme agar tetap survive dibutuhkan upaya
serta tidak diizinkan memberikan tugas‐tugas di luar acara akademis; baju
pengembangan pemahaman kearsipan dan nilai informasi secara terus
lengan panjang putih; celana panjang hitam (pa) dan rok/ celana panjang
menerus. Belajar merupakan keharusan yang tidak dapat dihindarkan. baik
hitam (pi); berdasi hitam panjang; jaket almamater; bersepatu; tidak ada
secara formal maupun informal.
atribut lainnya kecuali telah disepakati dengan pengurus fakultas
Tiga bentuk proses belajar untuk menunjang terwujudnya
berdasarkan asas kepatutan dan kewajaran. Panitia pembelajaran
profesionalisme yaitu pendidikan (education), pelatihan (training), dan
mahasiswa baru harus berpakaian rapi, berjaket almamater dan bersepatu.
organisasi profesi. Pendidikan dimaksudkan untuk mengembangkan
Apabila pelaksanaan kegiatan ini melanggar tata tertib dapat dihentikan
kemampuan intelektual dan menemukan induk pengetahuan yang
oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni pada tingkat
bertujuan untuk memahami, membandingkan, mentransfer, dan
universitas, dan pada tingkat fakultas dapat dihentikan oleh Wakil Dekan
mengaplikasikan
Bidang Kemahasiswaan.
konsep
maupun
prinsip‐prinsip
umum
untuk
memecahkan berbagai problem dalam situasi yang spesifik. Adapun
Adapun susunan acara Penerimaan dan Pengenalan Pembelajaran
training dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian
Mahasiswa Baru UGM tahun 2006 adalah:
tugas‐tugas tertentu yang spesifik. Sedangkan organisasi profesi
1.
Penerimaan mahasiswa baru oleh Rektor UGM
merupakan wadah untuk sarana pengembangan profesionalisme melalui
2.
Briefing MABA dan kegiatan lain fakultas
20
37
tembusan kepada Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas yang
penciptaan kondisi lingkungan serta advokasi untuk mendorong
bersangkutan dengan membawa surat keterangan dokter.
pengembangan pemahaman tugas profesi.
Keputusan
Rektor
Sebagai profesi yang unik, yang berkecimpung dalam rumpun
UGM Nomor 171/P/SK/MPIK/
penyediaan informasi, arsiparis dituntut:
2004 tentang Peresmian dan
1. mengikuti perkembangan teknologi yang diperlukan untuk melindungi
Pengenalan
Pembelajaran
Mahasiswa
Baru
UGM
menyatakan
bahwa
dalam
kegiatan ini tidak diperkenankan
integrity archives in a new way; 2. memberikan jaminan kepada masyarakat untuk memperoleh valid documents; 3. mengamankan dan menyediakan a documentary heritage for the society
adanya pelecehan, pemerasan, Rektor UGM Prof. Dr. Sofian Effendi, MPIA memasangkan jas almamater kepada perwakilan mahasiswa pada Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru 2003
pemaksaan
kehendak,
penganiayaan dan pelanggaran
of today and tomorrow. Permasalahan Pengembangan Sumber Daya Manusia
HAM lainnya.
Termasuk hukuman fisik, tindakan‐tindakan yang bersifat
Dari dimensi kearsipan, profesionalisme dalam artian yang sesungguhnya masih sangat jauh. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor,
militeristik dan pembodohan kepada para peserta, serta tidak diizinkan
antara lain:
memberikan tugas‐tugas tambahan di luar acara akademik. Pakaian yang
1. Strategi pembangunan nasional yang lebih berorientasi pada hal‐hal
dikenakan pada saat kegiatan peresmian dan pengenalan pembelajaran di
yang bersifat material;
UGM adalah baju lengan panjang putih, celana panjang/ rok panjang atau
2. Rendahnya budaya membaca;
celana panjang hitam (pi), dasi hitam, jaket almamater dan topi UGM,
3. Rendahnya apresiasi terhadap bidang kearsipan;
bersepatu dan tidak ada atribut tambahan kecuali identitas diri. Apabila
4. Kuatnya feodalisme dalam kehidupan sosial.
pelaksanaan kegiatan ini melanggar tata tertib dapat dihentikan oleh Wakil
Selain itu ditinjau dari kacamata sosiologis, masyarakat Indonesia,
Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, sedangkan pada tingkat
termasuk para pelaksana di bidang kearsipan atau arsiparis, tidak memiliki
fakultas dapat dihentikan oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
apa yang disebut oleh David McClelland sebagai Needs for Achievement
Alumni.
(Nach), kebutuhan untuk berprestasi. Sebagai profesi yang relatif baru, permasalahan arsiparis
Adapun acara Peresmian dan Pengenalan Pembelajaran Mahasiswa Baru UGM adalah:
sebenarnya tidak bisa lepas dari kondisi umum SDM yang tersedia.
1.
Penerimaan mahasiswa baru oleh Rektor UGM
Rendahnya kualitas, kuatnya kultur feodal, serta minimnya basis kearsipan
2.
Materi Universitas
merupakan kondisi yang menyelimuti arsiparis. Permasalahan ini
3.
Pengenalan pembelajaran tingkat universitas oleh BEM KM UGM
sebenarnya muncul sejak pertama kali ditetapkannya jabatan fungsional
4.
Pengenalan pembelajaran tingkat fakultas
arsiparis. Selain belum banyak dikenal, bidang kearsipan belum memiliki
36
21
citra yang menguntungkan. Sayangnya beberapa kemudahan‐kemudahan
3.
Pengenalan organisasi kemahasiswaan
yang diberikan pada pejabat fungsional arsiparis tidak memiliki daya tarik.
4.
Diskusi fakultas
Dibanding dengan jabatan fungsional lain, arsiparis masih jauh dari
5.
Keakraban
kesejajaran. Bahkan apabila dibanding dengan tanggungjawab di bidang
6.
Tugas penunjang.
arsip yang merupakan salah satu unsur penting di dunia informasi, apa
Untuk tahun 1993 kegiatan orientasi bagi mahasiswa baru masih
yang diperoleh dalam jabatan arsiparis dapat dikatakan tidak sebanding.
sama dengan tahun 1992, hanya saja terjadi kenaikan biaya
Hal ini karena rekruitmen pertama kali untuk jabatan arsiparis dilaksanakan
penyelenggaraan yang ditanggung oleh mahasiswa baru, yaitu sebesar
dengan model impassing.
Rp.13.500,00. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Rektor UGM Nomor
Ditinjau dari komponen dasar manajemen, permasalahan yang
UGM/111/4402/UM/01/37 tentang Penyelenggaraan Orientasi Program
menyangkut arsiparis dapat dilihat dari 4 unsur, yaitu unsur SDM, unsur
Studi dan Pengenalan Kampus (OPSPEK) dan Penyelenggaraan Pameran
sistem, unsur anggaran, dan unsur sarana.
Ilmiah dan Kegiatan Mahasiswa (PIKM) Tahun 1993.
1.
Sumber Daya Manusia
2.
Problem utama berawal dari rekruitmen yang dilakukan
dengan kegiatan PIKM. Akan tetapi, ada perubahan, sesuai dengan Surat
secara impassing. Hal ini menjadi permasalahan karena tidak ada
Keputusan Rektor UGM Nomor 142/J01/KM/99 tentang Penyelenggaraan
sistem seleksi ataupun fit dan proper test yang memadai. Pada sistem
Orientasi Kampus dan Penyelenggaraan Pameran Ilmiah dan Kegiatan
impassing ini seolah‐olah hanya didasarkan pada pola ’siapa yang
Mahasiswa tahun 1999. Kegiatan ini kemudian lebih dikenal dengan
bersedia’, bahkan ’siapa yang paling tidak berdaya’. Tidak heran
sebutan OK dan PIKM. Kegiatan OK berlangsung tanggal 8 s.d 11
perjalanan selanjutnya banyak yang mengundurkan diri. Hal lebih
September 1999, dilanjutkan dengan PIKM tanggal 13 s.d. 18 September
parah adalah kemampuan arsiparis yang diangkat mayoritas ’tidak
1992. Setiap mahasiswa baru diwajibkan mengikuti kegiatan ini dan
memahami’ apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Apalagi
membayar uang penyelenggaraan sebesar Rp.25.000,00 di Bank BNI 1946
tidak diikuti dengan pendidikan dan latihan yang memadai. Tidak
Cabang UGM.
sedikit arsiparis dengan pangkat dan jabatan yang cukup tinggi tapi
Keputusan Rektor UGM Nomor 139/P/SK/MPIK/2002 tentang
kemampuannya jauh di bawah standar yang sesuai dengan pangkat
Penyelenggaraan Program Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru Program
dan jabatan tersebut. Dapat diibaratkan pangkat jendral, kemampuan
Sarjana dan Program Diploma UGM. Setiap mahasiswa baru diwajibkan
kopral.
mengikuti kegiatan Pengenalan Kampus dan membayar uang
Sistem
penyelenggaraan sebesar Rp 25.000,00 di Bank BNI 1946 cabang UGM. Sistem disini diartikan dalam pengertian yang luas.
Mahasiswa baru diwajibkan memakai jaket almamater dengan baju putih
Pembakuan sistem pembinaan yang tertuang dalam Keputusan
(lengan panjang), dasi hitam dan celana panjang/ rok hitam. Bagi
Menteri PAN adalah salah satu bentuk dari sistem yang diciptakan.
mahasiswa baru yang memiliki hambatan kesehatan dalam mengikuti acara
Pada awal pengangkatan arsiparis diberlakukan Keputusan Menteri
program pengenalan Kampus 2002 dapat melapor ke panitia dengan
22
Tahun 1999 kegiatan orientasi mahasiswa baru masih serangkai
35
7.
Tugas penunjang lainnya: Membuat paper kelompok, resume kegiatan
PAN Nomor: 36/1990. Secara global apa yang terkandung dalam
harian dan mengumpulkan kliping.
keputusan tersebut ’tidak membumi’ untuk diaplikasikan di unit kerja Tahun
terjadi
yang ada di daerah. Butir‐butir kegiatan yang ditentukan angka
perubahan kegiatan Opspek, hal ini
kreditnya cenderung ‘Arsip Nasional sentrisme’. Banyak kegiatan yang
berdasarkan
Keputusan
hanya dapat dilaksanakan di lembaga kearsipan. Apalagi di daerah
Nomor
arsiparis banyak tersebut di unit‐unit kerja yang kecil, seperti kantor
UGM/94/4807/UM/01/37 tentang
camat ataupun kalurahan. Dampak dari hal tersebut banyak arsiparis
Penyelenggaraan
Orientasi
yang terancam kesulitan mengumpulkan angka kredit sehingga tidak
Program Studi dan Pengenalan
dapat naik pangkat ’lewat jalan tol’ sebagaimana dijanjikan. Oleh
Kampus serta Penyelenggaraan
karena itu di beberapa daerah, menempuh ’kebijaksanaan’ yang
Pameran Ilmiah dan Kegiatan
disebut dengan penyetaraan yaitu memberi angka kredit pada
Mahasiswa tahun 1992.
kegiatan kearsipan yang tidak ditentukan angka kreditnya dengan
Rektor
Para mahasiswa dengan berbagai atribut mengikuti jalannya Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru, 2002
1992 Surat UGM
Kegiatan ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan Opspek dan
memasukkan dalam butir yang sepadan. Demikian halnya dengan
PIKM. Kegiatan Opspek berlangsung tanggal 10 s.d 13 September 1992,
Keputusan Menteri PAN Nomor: 09/KEP/MEN/2002 maupun
dilanjutkan dengan PIKM tanggal 14 s.d. 16 September 1992. Setiap
Peraturan Menteri PAN Nomor: PER/3/M.PAN/3/2009 tentang
mahasiswa baru diwajibkan mengikuti kegiatan ini dan membayar uang
Jabatan Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya.
penyelenggaraan sebesar Rp.12.500,00 di Bank BNI cabang UGM.
Permasalahan
yang
lebih
mendasar
bagi
upaya
Opspek 1992 mempunyai tema ”Mewujudkan Masyarakat Ilmiah
profesionalisasi arsiparis adalah menyangkut eksistensi arsiparis di
yang Berorientasi Kerakyatan” sebagai upaya untuk pengenalan kehidupan
unit kerja. Secara konseptual arsiparis dikatakan sebagai jabatan
kampus sebagai lingkungan baru bagi para mahasiswa yang baru saja
mandiri, profesional, serta memiliki kesejajaran dengan jabatan
menginjakkan kakinya di perguruan tinggi. Hal ini merupakan salah satu
struktural. Akan tetapi kenyataan yang ada cenderung pengangkatan
kaderisasi di dalam kampus untuk menciptakan kader‐kader bangsa yang
arsiparis sebagai ’kanalisasi’ pegawai. Tidak jarang sebutan jabatan
tangguh sehingga kegiatan ini diarahkan pada pengembangan integritas
fungsional hanya melekat di atas kertas tetapi dalam pelaksanaannya
kepribadian mahasiswa yang mandiri, kreatif, bertanggung jawab dan
tidak jauh berbeda dengan jabatan fungsional umum, atau yang lebih
memiliki sikap kepedulian terhadap masyarakat yang ada di sekelilingnya,
populer dengan sebutan staf. Bahkan tidak jarang arsiparis hanya
serta semangat untuk terus berprestasi dan mengabdi kepada ibu asuh
menjadi ’hantu penunggu’ ruang simpan arsip tidak teratur. Oleh
yang bernama UGM demi kepentingan bangsa dan negara.
karena itu regulasi bagi keberadaan arsiparis menjadi sesuatu yang
Acara Opspek 1992 mempunyai kegiatan sebagai berikut:
cukup strategis.
1.
Permainan besar
2.
Ceramah umum
34
23
3. Keuangan
Tujuan Opspek pada waktu itu adalah agar anggota sivitas
Dalam konteks ini yang dimaksud anggaran harus dipahami
akademika muda dapat dan mampu menyesuaikan diri dengan budaya
secara bebas yang terkait dengan masalah keuangan. Tunjangan
ilmiah atau kampus yang memiliki norma dan nilai keilmuan yang khas.
arsiparis termasuk kecil dibanding dengan tanggungjawab maupun
Dengan demikian Opspek merupakan wahana dan sarana untuk
tunjangan jabatan lain. Walaupun hal ini wajar, terkait dengan tingkat
memperkenalkan tradisi dan aktivitas masyarakat ilmiah kepada
profesionalisme arsiparis yang memang belum layak untuk diberi
mahasiswa baru.
tunjangan yang tinggi. Akan tetapi bagaimana pun apabila dikaitkan
Tema Opspek 1991 adalah Membina Keutuhan Sivitas Akademika
dengan resiko jabatan, baik resiko hukum maupun resiko yang
yang Berwawasan Kerakyatan, dengan tujuan:
mengancam kesehatan arsiparis, jauh dari memadai. Tunjangan yang
1.
Memperkenalkan prinsip dasar keilmuan dan tradisi ilmiah UGM
diberikan tidak memberikan daya tarik untuk berkarier menjadi
sebagai lembaga pendidikan, pusat penelitian dengan segala bentuk
arsiparis. Tuntutan terhadap kenaikan tunjangan selalu dijawab
aktivitas dan pengabdiannya.
dengan hal yang bersifat normatif, seperti ”...toh arsiparis diberi
2.
Memperkuat Ketuhanan para sivitas akademika dalam rangka
kemudahan untuk naik pangkat setiap 2 tahun...’ dan sebagainya.
mengurangi kesenjangan sosial dan kompartementalisasi (pengotakan)
Konsep ”miskin struktur struktur kaya fungsi” tidak serta merta
program studi dan profesi.
memberikan kemanjaan pada jabatan fungsional. Dengan logika yang
3.
Mempertegas komitmen kerakyatan UGM sebagai wujud misi dan visi
sulit dipahami pemerintah justru menaikkan tunjangan struktural
perguruan tinggi dalam mengemban amanah mencerdaskan
secara spektakuler. Selain tunjangan, insentif bagi arsiparis juga tidak
kehidupan bangsa.
terpikirkan secara proporsional. 4. Sarana
Kegiatan Opspek pada tahun ini adalah sebagai berikut: 1.
Setinggi apapun kualitas seorang arsiparis tanpa diikuti
dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sulit untuk
besar (500 mahasiswa/ gugus). 2. 3.
utama pelaksanaan tugas profesi adalah pengelolaan arsip dalam artian yang utuh dan menyeluruh. Hal ini menuntut ketersediaan
4.
Diskusi fakultas: Diskusi dengan menyajikan 3 kelompok makalah terbaik masing‐masing kelompok terdiri atas 10 orang.
5.
Penjelasan tentang SEMA (Senat Mahasiswa) dan BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa) Fakultas.
prasarana dan sarana yang memadai.
Ceramah umum: Ceramah tentang dunia perguruan tinggi yang disampaikan oleh guru besar.
melaksanakan tugas kearsipan. Artinya arsiparis akan menghadapi kendala dalam melaksanakan tugas profesinya. Bagaimana pun basis
Permainan besar: membagi mahasiswa secara acak dalam kelompok
Lingkar akrab: Kegiatan untuk mengakrabkan mahasiswa lama dan mahasiswa baru dengan berbagai pertukaran pengalaman.
6.
Gerakan pustaka: Mengumpulkan buku‐buku bacaan non fiksi untuk
mendukung program perpustakaan desa yang dirintis oleh SEMA UGM.
24
33
pengertian, kesadaran dan penyesuaian diri dengan kehidupan universitas
Alternatif Pemecahan
sedemikian rupa sehingga melalui kegiatan Posma ini mahasiswa dapat
Sebenarnya akar permasalahan yang menjadi kendala bagi
memahami suasana dan tugas‐tugas yang segera dihadapi di dalam
profesionalisasi arsiparis adalah pada rendahnya kesadaran akan arti
kehidupan universitas.
penting arsip dalam segala aspek kehidupan. Hal ini akan menjadi
Tahun 1975, kegiatan pengenalan kampus bagi mahasiswa baru
persoalan yang lebih serius apabila rendahnya kesadaran ini menghinggapi
masih bernama Pekan Orientasi Studi Mahasiswa UGM (Posma), sesuai
para pengambil keputusan. Keputusan yang diambil oleh mereka yang tidak
dengan Keputusan Rektor UGM Nomor 7 Tahun 1975. Tahun 1977 ada
memahami, apalagi tidak memiliki kesadaran akan arti kearsipan, maka
sedikit perubahan nama kegiatan orientasi bagi mahasiswa baru, yaitu dari
akan melahirkan suatu kebijakan yang tidak menguntungkan bagi upaya
Posma menjadi Osma, hal ini sesuai dengan Keputusan Rektor UGM Nomor
pengembangan di bidang kearsipan. Bahkan tidak tertutup kemungkinan
4 Tahun 1977 tentang Penyelenggaraan Orientasi Studi Mahasiswa UGM
untuk menjadi penghalang.
Tahun 1977. Kegiatan penyelenggaraan Orientasi Studi Mahasiswa dikenal dengan istilah “Osma”.
Pada tataran teknis rendahnya kesadaran akan melahirkan sikap
setengah hati. Artinya bidang kearsipan akan dikelola atas dasar
Kegiatan Osma berubah nama menjadi Opspek pada tahun 1990.
keterpaksaan. Kondisi ini akan memhayakan bagi keselamatan dan
Sesuai dengan yang tertuang dalam Surat Keputusan Rektor UGM Nomor
keutuhan arsip itu sendiri karena pengelolaan arsip yang didasarkan pada
UGM/117/6420/UM/01/37 tentang Penyelenggaraan Orientasi Program
keterpaksaan akan menghasilkan produk yang jauh dari standar
Studi dan Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru UGM 1990. Kegiatan ini
pengelolaan yang telah ditentukan. Bahkan tidak tertutup kemungkinan
dikenal dengan sebutan Opspek dan dilaksanakan dari tanggal 23 s.d. 25
justru akan menyebabkan kerusakan atau kehilangan arsip tersebut.
Agustus 1990. Setiap mahasiswa baru diwajibkan mengikuti kegiatan
Oleh karena itu, harus menjadi kesadaran bagi lembaga pembina
Opspek dengan membayar uang penyelenggaraan sebesar Rp.3.000,‐ di
kearsipan, baik ANRI maupun lembaga kearsipan daerah untuk tidak
Bank BNI 1946 cabang UGM.
terjebak pada program kerja yang semata‐mata berdimensi teknis. Selama Pada tahun 1991, Universitas
ini banyak lembaga kearsipan yang merasa tidak mempunyai pekerjaan
Gadjah Mada mengambil kebijakan
karena terjebak pada penanganan arsip yang dikarungi. Atau banyak yang
bagi para mahasiswa baru untuk
terjebak pada urusan kartu kendali. Mestinya pengembangan SDM harus
mengikuti Orientasi Program Studi
menjadi prioritas. Dalam artian ini bukan sekedar pengembangan SDM
dan Pengenalan Kampus atau yang
dengan bimbingan teknis atau pelatihan yang sifatnya teknis, tetapi
dikenal
yang
sosialisasi secara berjenjang dan berkelanjutan, baik melalui diklat
paket
Pimpinan, diklat fungsional, diklat teknis, maupun bentuk‐bentuk apresiasi
sebagai
merupakan
Opspek,
bagian
dari
pelaksanaan program P4 100 jam. Rektor UGM memakaikan topi pada mahasiswa baru pada Upacara Pembukaan OSPEK 1990
32
lain. Boleh dikatakan aspek ini merupakan kunci bagi seluruh alternatif pemecahan terhadap permasalahan di bidang kearsipan. Apabila permasalahan SDM terpecahkan akan mempermudah pemecahan
25
permasalahan yang menyangkut regulasi, anggaran, maupun pemenuhan
“Maperma UGM” berubah menjadi “Posma UGM”, hal ini sesuai
prasarana dan sarana.
dengan Keputusan Rektor UGM Nomor 3 Tahun 1972 tentang Pekan
Orientasi Studi Mahasiswa UGM. Pekan Orientasi Studi Mahasiswa UGM
Penutup
(Posma UGM). Posma berlangsung selama 8 hari, yaitu dari tanggal 8 s.d.
Profesi di bidang kearsipan yang diawali dengan dibukanya ’kran’
13 Maret 1972, dari jam 06.00 s.d jam 16.00. Pengumpulan tanda tangan
jabatan fungsional arsiparis pada hakekatnya merupakan upaya untuk
bagi Tjama‐tjami juga mengalami perubahan. Untuk perkenalan Tjama‐
membentuk SDM yang profesional di bidang kearsipan. Akan tetapi oleh
tjami wajib mengumpulkan tanda tangan sebanyak 124 orang, yang terdiri
karena ketidakjelasan konsep serta citra di bidang kearsipan yang relatif
dari unsur Rektor/ Pembantu Rektor, pengurus fakultas, dosen/ asisten,
tidak menguntungkan maka yang terjadi adalah proses kanalisasi bagi PNS
Dema/ Kodema/ majelis, panitia dan gamawan/ gamawati. Tjama pada
yang tidak ’kebagian’ jabatan struktural. Artinya seorang yang diangkat
tahun 1972 harus potong crew cut, dan Tjami diharuskan memakai “slack”
dalam jabatan fungsional lebih cenderung ‘terpaksa diarsipariskan’
(hanya di dalam kampus).
daripada tidak dapat jabatan. Akibatnya SDM yang direkrut pun jauh dari
standar yang diharapkan.
Profesionalisme SDM bidang kearsipan merupakan suatu
keharusan. Di Indonesia hal tersebut masih merupakan impian. Saat ini
sebenarnya me1upakan fase pembuka jalan untuk menuju kondisi yang
Menteri P&K, Mashuri, SH., sedang memasangkan atribut POSMA kepada mahasiswa didampingi Rektor UGM, 1972
profesional. Banyak faktor yang berpengaruh dalam upaya mewujudkan
profesionalisme. Pemecahannya diperlukan langkah yang bersifat
komprehensif dan sungguh‐sungguh. Lebih dari itu harus ada kesadaran
dan apresiasi di bidang kearsipan sebagai dasarnya.
Pelaksanaan Pekan Orientasi Studi Mahasiswa UGM (Posma)
tahun 1974, setiap mahasiswa peserta Posma diwajibkan membayar uang sumbangan untuk pelaksanaan Posma sebesar Rp 500,‐. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Rektor UGM Nomor 185/D.III/1974. Pemungutan biaya ini dilakukan karena kegiatan Posma yang dilakukan sekali dalam setahun ini memerlukan biaya yang cukup besar. Berdasarkan arsip kaset yang tersimpan di Arsip UGM tentang Pembukaan Posma UGM tahun 1974, Rektor UGM menyebutkan tentang arti Posma. Posma adalah suatu kegiatan akademis dalam arti kegiatan yang sifatnya intrakulikuler yang bertujuan untuk membimbing dan mengantarkan mahasiswa baru ke arah
26
31
diselenggarkan selama 5 hari (diluar acara pembukaan dan penutupan).
BIODATA PENULIS
Dalam Maperma dikenal beberapa sebutan: 1.
Tjama/ tjami bagi para tjalon mahasiswa
Faiz Zamzami, SE., M.Acc., QIA
2.
Kakak Gamawan/ Gamawati bagi mahasiswa lama
Beralamat di Griya Asri Pratama 7a, Ngaglik, Sleman. Lulusan Program S2
3.
Bapak/ Ibu terhadap dosen dan pegawai.
Magister Akuntansi UGM. Aktif menulis buku dan artikel. Saat ini aktif di
Tjama pada tahun 1969 dilarang berambut gondrong, harus potong crew
Auditor Muda di Universitas Gadjah Mada.
cut.
Burhanudin DR
Kegiatan acara Maperma tahun 1969 adalah sebagai berikut: 1.
Acara pembinaan mental:
Arsiparis Madya Golongan IV/b di BPAD Provinsi DIY. Saat ini masih aktif
a.
Ceramah umum, antara lain tentang Pancasila, Tridharma
sebagai tenaga pengajar pada program studi DIII Kearsipan Universitas
Perguruan Tinggi, loyalitas kepada almamater, dsb.
Gadjah Mada.
b.
Acara kesenian, antara lain lagu‐lagu nasional & kemahasiswaan, tari‐tarian, dsb.
c. 2.
Acara keagamaan, diisi dengan peribadatan dan ceramah.
Acara jasmaniah, diisi dengan olah raga, kerja bakti, pengabdian kepada masyarakat dan rekreasi.
3.
Acara universitas
4.
Acara khusus Untuk
perkenalan
Tjama‐tjami
wajib
mengumpulkan tanda tangan sebanyak 100 orang, yang terdiri dari unsur pimpinan universitas, pimpinan fakultas, dosen/ Kodema,
Pembukaan secara resmi Penerimaan Mahasiswa Baru, tampak Rektor UGM Drs. Soeroso H. Prawirohardjo, M.A. menyematkan topi kepada mahasiswa baru, 1969
asisten, panitia
Dema/ dan
Gamawan/ Gamawati.
30
27
TELISIK 6.
Kegiatan Pengenalan Kampus bagi Mahasiswa Baru UGM dari Masa ke Masa
Menumbuhkan kesadaran mahasiswa baru akan tanggungjawab akademik dan sosialnya sebagaimana tertuang dalam Tridharma
Kurniatun
Perguruan Tinggi.
Orientasi studi dan pengenalan kampus atau yang sering kita
(http://id.wikipedia.org/wiki/Orientasi_Studi_dan_Pengenalan_Kampus)
Ospek merupakan kelengkapan non‐struktural bagi suatu
dengar dengan istilah ”Ospek ”merupakan pintu gerbang memasuki perguruan tinggi bagi setiap mahasiswa baru. Ospek merupakan salah satu
perguruan tinggi. Adapun fungsi Ospek adalah:
sarana untuk membentuk watak dan kepribadian bagi seorang mahasiswa
1.
Fungsi orientasi bagi mahasiswa baru untuk memasuki dunia Perguruan Tinggi yang berbeda dengan belajar di sekolah lanjutan.
baru. Kegiatan Ospek bagi mahasiswa baru
2.
pegawai administrasi kampus.
bertujuan untuk: 1. Mengenal
dan
memahami
lingkungan kampus sebagai suatu lingkungan
akademis
serta
memahami
mekanisme
yang
3.
Fungsi normatif yakni mahasiswa baru mulai memahami, menghayati dan mengamalkan aturan‐aturan yang berlaku di kampus.
4. Fungsi akademis yakni pengembangan intelektual, bakat, minat dan kepemimpinan mahasiswa. (http://id.wikipedia.org/wiki/OrientasiStudi_dan_PengenalanKampus)
berlaku di dalamnya.
Peragaan busana daerah pada Pembukaan OSMA, 1977
Fungsi komunikatif yakni komunikasi antara sivitas akademika dan
2. Menambah wawasan mahasiswa
Sebagai lembaga kearsipan perguruan tinggi, Arsip UGM memiliki
baru dalam penggunaan sarana
khasanah arsip tentang kegiatan pengenalan kampus bagi mahasiswa baru,
akademik
baik arsip tekstual, arsip foto dan arsip audiovisual. Dari beberapa Surat
yang
tersedia
di
kampus secara maksimal. 3. Memberikan pemahaman awal tentang wacana kebangsaan serta
Keputusan Rektor UGM dapat diketahui tentang perubahan dan perkembangan kegiatan ini. Berdasarkaan Surat Keputusan Rektor UGM Nomor 5 Tahun 1969
pendidikan yang mencerdaskan berdasarkan pada nilai‐nilai 4.
5.
kemanusiaan.
tentang pelaksanaan Masa Perkenalan Mahasiswa UGM Tahun Adjaran
Mempersiapkan mahasiswa agar mampu belajar di Perguruan Tinggi
1969, dapat diketahui bahwa pada tahun tersebut sudah ada kegiatan
serta mematuhi dan melaksanakan norma‐norma yang berlaku di
Ospek. Kegiatan Ospek pada tahun 1969 disebut dengan istilah Masa
kampus, khususnya yang terkait dengan Kode Etik dan Tata Tertib
Perkenalan Mahasiswa (Maperma). Maperma bersifat wajib bagi
Mahasiswa.
mahasiswa baru UGM. Tema kegiatan Maperma Tahun Adjaran 1969
Menumbuhkan rasa persaudaraan kemanusiaan di kalangan sivitas
adalah “Dengan landasan moral Pancasila meningkatkan pengalaman
akademika dalam rangka menciptakan lingkungan kampus yang
Tridharma Perguruan Tinggi untuk mensukseskan Repelita; dan
nyaman, tertib, dan dinamis.
menanamkan dan memupuk rasa cinta kepada almamater”. Maperma
28
29
PETUNJUK BAGI PENULIS Redaksi menerima kiriman naskah dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak lain. 2. Naskah bisa berupa hasil penelitian (lapangan, laboratorium, kepustakaan), kajian teori, resensi buku, maupun opini bebas, seputar masalah kearsipan. 3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris, diketik dengan spasi 1,5 pada kertas kuarto, maksimal 7 halaman. 4. Naskah dikirim sebanyak dua eksemplar disertai soft copy dalam CD. 5. Daftar Pustaka yang dicantumkan harus dipakai dan masuk dalam teks artikel. Buku yang tidak dirujuk dalam artikel tidak perlu dicantumkan dalam Daftar Pustaka. 6. Naskah dilampiri biodata atau identitas penulis seperti nama lembaga tempat bekerja, alamat surat, faksimili, atau nomor telepon yang mudah dihubungi. 7. Naskah disertai surat permohonan penerbitan tulisan dan pernyataan bahwa naskah tersebut tidak sedang dalam proses penerbitan pada media cetak lain. 8. Naskah yang tidak lolos seleksi tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis. 9. Penulis yang naskahnya dimuat akan mendapatkan 3 (tiga) eksemplar bulletin sebagai nomor bukti pemuatan.