PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
PENGAWASAN PELAKSANAAN PROGRAM BEDAH RUMAH MASYARAKAT MISKIN DI DESA SEMELAGI BESAR TAHUN 2012 Oleh SUPARDI NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Abstrak Pelaksanaan program bedah rumah yang terjadi di Desa Semelagi Besar tahun 2012 masih belum optimal karena ditemukan tindakan penyimpangan. Pemahaman mengenai pelakasanaan program bedah rumah untuk masyarakat miskin yang telah dilakukan di Desa Semelagi Besar oleh pemerintah desa.tujuan penelitian ini juga dimaksudkan, agar proses pengawasan terus dilakukan sehingga masyarakat yang mendapat bantuan program bedah rumah adalah masyarakat yang memang layak untuk dibantu dan mengurangi tindakan penyimpangan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam fungsi pengawasan menurut Winardi terdiri dari: penetapan standar dan metode penilaian kerja. Pelaksanaan program bedah rumah yang sebagian masih tidak tepat sasaran, baik dinilai dari segi ekonomi, umur, pendapatan yang ditinjau berdasarkan standar yang di tetapakan oleh pemerintah kabupaten sambas untuk penerima bantuan bedah rumah. Serta penyimpangan yang dilakuan oleh tim pelaksana kegiatan (TPK) tingkat desa. Adapun biaya pelaksanaan pembangunan bedah rumah banyak dipangkas oleh tim pelaksana kegiatan tingkat desa dalam proses pembelian bahan bangunan yang akhirnya pembangunan tidak sesuai dengan standar yang ditetapakan. Selain itu pengawasan yang dilakukan oleh kepal desa, unit pelaksana kegiatan (UPK) tingkat kecamatan dan unit pelaksana kegiatan (UPK) tingkat kabupaten belum optimal. Adapun saran mengurangi penyimpangan pemerintah kabupaten sambas maupun UPK semua tingkatan harus memiliki ketegasan mengenai standar kerja agar hasil yang dicapai sesuai dengan standar. Kata kunci: Pengawasan, Program, Bedah Rumah, Miskin.
MONITORING OF PROGRAM IMPLEMENTATION OF POOR PEOPLE HOME SURGERY IN SEMELAGI BESAR VILLAGE YEAR 2012 Abstract Program implementation of home surgery that happened in SemelagiBesar village year 2012 still not optimal because found deviation action of the comprehension about program implementation of home surgery for poor people that already done in SemelagiBesar village by village government. The aim of this research be intended, in order to keep doing the monitoring process so that the people who get the help of surgery homeis the people who proper to be helped and cut down the deviation action. Theory that used in this research is steps that be done in monitoring function according to Winardi that consist of standart decision and work assessment method. The implementation of home surgery that some part still not appropriate to the target, right see from economic factors, age, income that observ according to the standart that set by Sambas regency government for receiver of home surgery program, also deviation that be done by activity implementor team (TPK) village level. The implementation cost of the development of home surgery has many cutting by activity implementor team of village level in process of the building materials bought that in the end of the development not suitable with the standart that set before. Besides that the monitoring that be done by the village head, activity implementor unit (UPK) subdistrict level and activity implementor unit (UPK) regency level are not optimal. The suggestion is decrease the deviation of Sambas regency government and activity implementor unit (UPK) all levels must have firmness about the work standart so that the result appropriate with the standart. Key Word : Monitoring, Program, Home Surgery, Poor
1 SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
sering disebut bantuan stimulant perumahan
A. PENDAHULUAN
swadaya.Sebagai harapan dan tujuan kami Manusia adalah mahluk sosial yang
dengan adanya program bedah rumah tidak
tidak bisa hidup sendiri dan dinamis, artinya
layak huni tersebut akan tercipta lingkungan
manusia tidak bersifat tetap akan tetapi
yang bersih, rapi, dan sehat sesuai dengan
selalu tumbuh dan berkembang dengan
visi misi Pemerintah Kabupaten sambas.
adanya pengaruh lingkungan. Tumbuh dan
Adanya
program
ini
bertujuan
berkembangnya manusia ditentukan oleh
meringankan beban masyarakat yang kurang
kemampuan manusia untuk berinteraksi
mampu agar bisa memiliki tempat tinggal
dengan
maupun
yang layak huni. Adapun hal ini juga
masyarakat. Dalam melakukan interaksi
bertujuang mengurangi kemiskinan, dengan
dengan lingkungan
sekitarnya, manusia
demikian kehidupan mereka bisa lebih baik.
perlu memiliki potensi datangnya dari diri
Apa yang di cita-citakan masyarakat dengan
mereka sendiri yaitu berupa pengetahuan,
pelaksanaan program bedah rumah ini
sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan
akhirnya tercapai dengan memiliki tempat
tuntutan lingkungan. Oleh karena itu, wajar
tinggal yang layak.
lingkungan
sekolah
setiap manusia peka terhadap lingkungan
Dalam program ini aparat desa dan
sekitarnya jika ada kepincangan sosial yang
pengurus
kegiatan
banyak
melakukan
terjadi dilingkungannya. Manusia selalu
tindakan penyimpangan. Berdasarkan hasil
respon dan peduli terhadap sesama apabila
penelitian didapat data bahwa Penerima
suatu masyarakat di sekitarnya mendapatkan
Bantuan Program Bedah Rumah Masyarakat
musibah, masalah, maupun tindakan tidak
Miskin di Desa Semelagi Besar Tahun 2012
wajar yang dilakukan oleh seseorang, atau
yang tepat sasaran dan tidak tepat sasaran
sekelompok orang.
kalau di nilai pada usia produktif 17-45
Salah satu program unggulan dari
tahun dan usia tidak produktif/ lanut usia 46
pemerintah adalah pengentasan kemiskinan
tahun ke atas berjumlah 22 orang sedangkan
untuk
golongan
yang tidak tepat sasaran berjumlah 18 orang
berpenghasilan rendah yang tujuannya untuk
kalau dihitung berdasarkan persenan yang
mengangkat taraf hidup masyarakat miskin.
tepat sasaran 55%dan tidak tepat sasaran
Adapun program tersebut adalah program
45%.
masyarakat
dari
bedah rumah untuk mayarakat miskin yang 2 SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Penerima bantuan Program Bedah Rumah
Masyarakat
Miskin
Di
Desa
berlebihan dan kegiatan-kegiatan lain yang menyimpang dari rencana.
Semelagi Besar Tahun 2012 tepat sasaran
Pengawasan adalah suatu aktivitas
dan tidak tepat sasaran kalau di nilai
yang
berdasarkan
yang
dilandasi pemikiran rasional yang telah
dimiliki. Tepat sasaran berjumlah 22 orang
dipersyaratkan dan pola prilaku sesuai
atau 55% dan yang tidak tepat sasaran 18
normatif yang berlaku dalam komunitas
orang atau 45%.
masyarakat tertentu, sehingga efektifitas dan
kendaraan
bermotor
Hal inilah yang melatar belakangi peneliti
untuk
meneliti
mengenai
dilakukan
secara
sadar
dengan
efisiensi pelaksanaan suatu pekerjaan dalam sebuah
manajemen
dapat
tercapai.
pengawasan pelaksanaan program bedah
Pengawasan atas kegiatan atau pekerjaan
rumah di Desa Semelagi Besar, dilihat dari
yang
sudut ketepatan sasaran pelaksanan progam
merupakan
pengentasan kemiskinan dan keefektifan
menentukan
program ini dalam masyarakat.
bersangkutan
dipercayakan
kepada
suatu
kejujuran,
alat
apakah itu dan
seseorang
ukur
untuk
orang
yang
memiliki
komitmen,
kemampuan
dalam
melaksanakan pekerjaan tersebut. Pengawas adalah seseorang yang di berikan otoritas
B. KAJIAN PUSTAKA
oleh
manajemen
melakukan
1. Pengawasan
atau
pengawasan
pimpinan
untuk
terhadap
suatu
Pengawasan merupakan salah satu
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
fungsi manajemen yang sangat penting,
sekelompok orang yang telah diberikan
sehingga berbagai ahli manajemen dalam
kewenangan,
memberikan pendapatnya tentang fungsi
sebenarnya bisa melahirkan pertanggung
manajemen
jawaban
selalu
menempatkan
unsur
yang
pelaksanaan
kewenangan
kemungkinannya
pengawasan sebagai fungsi yang penting.
mengandung
Kasus-kasus yang terjadi dalam banyak
kebenaran dan kedua kebohongan semuanya
organisasi adalah tidak di selesaikannya
akan di uji dalam aktivitas pengawasan.
suatu penugasan, tidak ditepatinya waktu
Winardi (2000:587) menyebutkan bahwa:
dalam penyelesaian suatu anggaran yang
"Pengawasan, berarti mendeterminasi apa yang
telah
makna
ganda,
dapat
dilaksanakan,
pertama
maksudnya 3
SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
mengevaluasi.
Kesejahteraan
Sosial
diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan
Masyarakat dan apabila perlu, menerapkan
berhasil, maka yang dimaksud dengan
tindakan-tindakan korektif sehingga hasil
pengawasan dalam penelitian ini adalah
pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana.
kegiatan untuk mengetahui pengawasan
Controlling atau pengawasan dapat dianggap
dalam pelaksanaan program bedah rumah
sebagai
menemukan,
untuk masyarakat miskin di desa semelagi
penyimpangan-penyimpangan
besar tahun 2012. Pengawasan tersebut
penting dalam hasil yang dicapai dan
merupakan tujuan yang hendak dicapai di
aktivitas-aktivitas
direncanakan.
dalam pelaksanaan program bedah rumah
Winardi mengatakan bahwa pengawasan
guna melakukan pengawasan yang ketat
terdiri dari suatu proses yang dibentuk oleh
terhadap bawahan.
aktivitas
mengoreksi
untuk
yang
tiga macam langkah yang bersifat universal yakni:
2. Pelaksanaan Program Bedah Rumah
Kementerian
sedang dilaksanakan
Program bedah rumah yang digagas
mencari keterangan tentang apa yang
Membandingkan
hasil
dengan
dan
standar
Perumahan
Rakyat
(
pekerjaan
Kemenpera ) melalui Bantuan Stimulan
memastikan
Perumahan Rakyat ( BSPS ) merupakan
perbedaan (apabila ada perbedaan).
sebuah program yang membantu masyarakat
Mengoreksi
miskin untuk mendapatkan hunian yang
penyimpangan
yang
tidak dikehendaki melalui tindakan
layak huni. Undang-Undang
perbaikan. Langkah-langkah
yang
dilakukan
dalam
Dasar
Negara
Replublik Indonesia tahun 1945, Pasal 28 huruf H mengamanatkan bahwa setiap orang
fungsi pengawasan terdiri dari: 1. Penetapan standar dan metode penilaian
berhak
atas
memungkinkan
Kinerja
sosial
pengembangan
3. Penilaian apakah Kinerja memenuhi
bermartabat. Selanjnutnya Undang-Undang
yang
RI no. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
standar ataukah tidak
Sosial Lanjut Usia menetapkan bahwa
4. Pengambilan tindakan koreksi bertujuan
pekerjaan
manusia
dirinya
secara
pelaksanaan
sebagai
yang
2. Penilaian Kinerja
pengawasan
utuh
jaminan
yang
supaya dihasilkan
Pemerintah
berkewajiban
untuk
memeberikan pelayanan dan perlindungan 4
SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
sosial bagi lanjut usia agar mereka dapat
pelaksanaan
mewujudkan dan menikmati taraf hidup
dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.
yang wajar.Lanjut usia secara fisik akan
a. Tujuan Layanan
mengalami
secara
mengalami
alami
penurunan
mereka fisik
akan
bedah
rumah
dapat
1) Tersedianya rumah yang layak untuk
sehingga
tempat tinggal lanjut usia.
mobilitas rendah, interaksi terbatas dan
2) Adanya tempat tinggal yang aman
komunikasi akan mengalami hambatan.
dan nyaman serta akses bagi lanjut
Seiring dengan kondisi dimaksud sebagian
usia.
besar lanjut usia akan mengalami penurunan produktifitas
yang
berdampak
3) Meningkatnya
pada
mengalami
lanjut
usia dalam melaksanakan perannya
penurunan ekonomi, bahkan tidak kurang diantaranya
kemampuan
dalam keluarga maupun masyarakat.
ketidakmampuan
4) Tersedianya lingkungan yang bersih,
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup
sehat, yang memungkinkan lanjut
seperti
usia hidup secara layak.
sandang
pangan
dan
papan/perumahan. Meski belum ada data
b. Manfaat Layanan
yang pasti namun di masyarakat banyak
Dana bantuan dimanfaatkan sesuai
ditemukan para lanjut usia tinggal di rumah
dengan usulan dalam proposal yang diajukan
yang tidak layak huni, tidak memenuhi
agar lanjut usia memiliki rumah yang layak
persyaratan kesehatan.
huni
Mengingat rumah merupakan salah
sehingga
kemungkinan
terlindunginya
terjadinya
resiko
dari sosial.
satu kebutuhan utama bagi lanjut usia,
Bantuan hanya digunakan untuk pembelian
dimana
tempat
bahan-bahan / material bukan untuk ongkos
berteduh, tempat perlindungan di hari tua,
kerja, biaya tukang/kuli dan komsumsi.
maka Kementerian Sosial menyelenggarakan
Pelaksanaa Bedah Rumah dikerjakan secara
kegiatan
lansia.
gotong-royong oleh masyarakat setempat
Sehubungan dengan hal tersebut untuk
dibawah koordinasi LKS / Dinas Sosial
menyamakan pemahaman yang sama dengan
Provinsi / Kabupaten / Kota.
pelaksana bedah rumah, Kementerian Sosial
c. Kriteria
lansia
bedah
membutuhkan
rumah
bagi
Cq. Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut usia menyusun Panduan Pelaksanaan Kegiatan
1) Rumah tidak permanen dan dalam kondisi rusak.
Bedah Rumah sehingga perencanaan dan 5 SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
2) Dinding dan atap terbuat dari bahan
3) Penerima
bantuan
bedah
rumah
yang mudah rusak/ lapuk seperti
adalah lanjut usia terlantar berusia 60
papan yang sudah lapuk, gedek atau
tahun keatas, tinggal dikeluarga atau
bambu yang dianyam.
tinggal sendiri dalam kondisi miskin
3) Dinding dan atap sudah rusak
4) Memilki Kartu Tanda Penduduk
sehingga membahayakan
(KTP) /Kartu Keluarga
penghuninya.
5) Dinas Sosial Provinsi/Kab/Kota atau
4) Lantai rumah dan kamar dari tanah
Pelaksana
Bedah
Rumah
harus
atau semen/pelur tapi dalam kondisi
memiliki dana dampingan (sharing
rusak.
budget), dari dana APBD/SCR
5) Rumah yang memilki/ tidak memiliki
6) Adanya kesiapan masyarakat sekitar
fasilitas kamar ataupun MCK yang
untuk
tidak layak, tidak berfentilasi.
melaksanakan bedah rumah
6) Memiliki surat yang sah atas
bergotong
royong
7) Pelaksanaan bedah rumah selesai 1
kepemilikannya serta tidak dalam
(satu) bulan setelah pencairan dana
sengketa.
bantuan
7) Adanya dukungan masyarakat
8) Tanggung Jawab mutlak keberhasilan
setempat atau pihak-pihak lain untuk
pelaksanaan
bedah
rumah
melaksanakan proses bedah rumah
pelaporan keuangan ada di Dinas
sampai dengan selesai secara
Sosial
bersama-sama.
Kabupaten/Kota.
Provinsi/Dinas
dan
Sosial
d. Syarat 1) Rumah lansia yang akan dibedah dalam keadaan rusak, tidak sehat dan
Kerangka fikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
tidak layak huni 2) Status tanah/rumah Tanah dan rumah adalah milik lansia yang dibuktikan dengan
surat/dokumen
status
kepemilikan yang legal dan tidak dalam status sengketa dengan pihak lain 6 SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Gambar kerangka fikir
penelitian. Oleh karena itulah penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif.
Pengawasan Pelaksanaan Program Bedah Rumah Untuk Masyarakat Miskin Di Desa Semelagi Besar Tahun 2012.
2. Tempat Penelitian Pengawasan Pelaksanaan Program Bedah Rumah Untuk Masyarakat Miskin Di Desa Semelagi Besar Tahun 2012 Belum Optimal. Winardi (2000:590) Langkah-langkah yang dilakukan dalam fungsi pengawasan
Penelitian ini dilakukan di Desa Semelagi
Besar
Kecamatan
Selakau
Kabupaten Sambas. Alasan dilakukannya penelitian di Desa Semelagi Besar mengenai pengawasan pelaksanaan program bedah
1. Penetapan standar dan metode penilaian kinerja
rumah untuk masyarakat miskin belum
2. Penilaian kinerja 3. Penilaian apakah kinerja memenuhi standar
pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain. Serta didalam program ini ditemukan
atau tidak
4. Pengambilan tindakan koreksi
penyimpangan
Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Penyebab Pelaksanaan Program Bedah Rumah Untuk Masyarakat Miskin Di Desa Semelagi Besar Tahun 2012 Belum Optimal.
wewenang
dan
oleh
penyalahgunaan
aparat
desa
dalam
pelaksanaan program bedah rumah karena kurangnnya pengawasan.
Hasil Yang Dicapai masyarakat semakin patuh dan mempercayai program yang diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat meyakini program pembangunan yang berpihak pada kepentingan masyarakat untuk membantu mengentaskan kemiskinan.
3. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek peneliti terdiri dari kepala desa dan UPK tingkat kecamatan (unit pelaksana kegiatan) sebagai pengawas
C. METODE PENELITIAN
pelaksana
kegiatan
program bedah rumah, UPK tingkat 1.
desa sebagai pelaksan kegiatan dan
Jenis penelitian Pendekatan
dalam
penelitian
ini
sekaligus penerima bantuan program
menggunakan pendekatan kualitatif karena
bedah
objek dan masalah yang diteliti memerlukan
sebagai
pendalaman
pelaksanaan program bedah rumah.
sebagaimana
untuk
memperoleh
dipahami
oleh
makna subjek
rumah,
dan
masyarakat
pengawas
eksternal
b. Objek Penelitian
7 SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Objek yang diteliti ialah program
Mengingat
data
yang
diperoleh
bedah rumah yang diberikan oleh
melalui wawancara, dan dokumentasi pada
pemerintah daerah.
penelitian ini bersifat data kualitatif, maka teknik analisis data juga menggunakan teknik analisis kualitatif.
4. Teknik Pengumpulan Data Adapun tehnik pengumpulan data
Mengacu pada teori dia atas, maka
yang penulis lakukan adalah
teknik yang digunakan dalam menganalisis
a. Wawancara
data pada penelitian ini yaitu analisis
Metode wawancara mencakup cara
deskriptf
kualitatif.
Uraian
tentang
teknik
analisis
tesebut
yang dipergunakan seseorang untuk tujuan
penggunaan
tertentu, mencoba mendapatkan keterangan
dijelaskan sebagai berikut :
atau pendirian secara lisan dari seseorang
a. Reduksi Data
narasumber
dengan
bercakap-cakap
Mereduksi data, yaitu merangkum
berhadapan muka orang itu. Narasumber itu
data
yang
sudah
terkumpul
tentang
terdiri dari masyarakat, aparat desa, serta
keterkaitan mahasiswa dengan kelompok
unit pelaksana kegiatan (UPK).
yang acuan dalam bertindak dan berperilaku.
Teknik wawancara yang peneliti
Langkah pertama peneliti melakukan reduksi
gunakan adalah wawancara bebas dan
data hasil wawancara dan dokumentasi.
mendalam melalui pertanyaan yang sifatnya
Berkaitan dengan teknik reduksi data.
tidak
b. Display Data
terstruktur
pedoman
dengan
wawancara
menggunakan
kepada
informan
Display data yaitu, proses penyajian
penelitian.
data ke dalam bagian yang sesuai atau
b. Dokumentasi
membentuk jalinan antar satu faktor dengan
Pemberian atau pengumpulan bukti dan
yang lainnya. Data yang tidak lengkap akan
keterangan
(seperti
guntingan Koran,
gambar,
kutipan,
dilacak kembali di lapangan.
bahan
referensi
c. Kesimpulan
dan
lain.dokumentasi yang didapat berupa fotofoto dan dokumen.
Pengambilan kesimpulan akhir, atau penulisan dari hasil deskriptif berupa laporan ilmiah.Langkah ketiga dari analisis kualitatif
5. Teknik Analisis Data
pada
penelitian
ini
adalah
membuat
kesimpulan sementara sebelum dilakukan 8 SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
verifikasi. Kemudian kesimpulan sementara
kepala desa semelagi besar, ketua kelompok
tersebut
penerima
diverifikasi
untuk
mengecek
kebenarannya dan mencari data pendukung.
bantuan
mengatakan
bahwa
program bedah rumah adalah program yang ditujukan
ke
masyakatat
yang
kurang
mampu dan merupakan bantuan social dari pemerintah daerah. Selain kepala desa dan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
ketua kelompok saya juga mewawancara salah satu masyarakat mengenai apa itu
1. Penetapan standar dan metode
program bedah rumah.
penilaian Kinerja Program bedah rumah masyarakat
Program bedah rumah masyarakat
miskin adalah program perbaikan rumah
miskin
untuk
rumah
KEMENPERA yang dilaksanakan di setiap
masyarakat miskin dan kurang mampu yang
kabupaten, kabupaten membentuk tim. Tim
tidak
yang dibentuk di kabupaten memberikan
meningkatkan
layak
huni
huni.Bangaimana rumah
kualitas
agar
menjadi
meningkatkan
masyarakat
miskin
layak kualitas
dan
merupakan
pengarahan
ke
program
kecamatan
dari
mengenai
kurang
program bedah rumah bagaimana proses
mampu secara swadaya. Dalam hal ini,
administrasi agar program tersebut bisa
pemerintah
sampai ke masyarakat dengan memberikan
memberikan
stimulan/program
dan
pengarahan dan pendampingan di setiap
royong
kecamatan. Kecamatan membentuk tim unit
melaksanakan pembangunan rumah yang
pelaksana kegiatan (UPK) di setiap desa dan
akan diperbaiki.Seperti yang diungkapkan
unit pelaksana kegiatan tersebut di ketuai
oleh beberapa narasumber di desa semelagi
oleh kepala desa.
masyarakat
secara
bedah
bantuan rumah
bergotong
besar. Kepala
desa
mengatakan
bahwa
Pelaku
program
bedah
rumah
desa/kelurahan
terdiri
dari
kepala
program bedah rumah ialah merupakan
desa/kelurahan, tim laksana (TPK/TPK),
program yang lebih mengarah kekebutuhan
LPM (lembaga pemberdayaan masyarakat),
bukan keinginan dari desa untuk membantu
dan tokoh msyarakat. Pelaku program bedah
masyarakat yang memeang benar-benar
rumah kecamatan terdiri dari camamt,
layak untuk di bantu dan benar-benar tidak
penanggung jawab operasi kegiatan (PJOK),
memiliki rumah yang layak huni. Selain
dan
konsultan
pendamping
kecamatan. 9
SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Pelaku program beah rumah kabupaten
ekonominya bisa bangkit atau meningkat.
terdiri dari bupati, tim koordinasi program
Program ini sangat membantu masyarakat
bedah rumah kabupaten, dan konsultan
agar bisa hidup layak. Masyarakat juga
manajemen kabupaten.
mengatakan bahwa tujuan dari pelaksanaan
Tujuan dari program bedah rumah
program
bedah
rumah
ialah
adalah agar dapat memenuhi kebutuhan
meningatkan
rumah yang layak huni bagi masyarakat
mendapatkan
berpenghasilan
mengangkat drajat hidup masyarakat yang
rendah.
Untuk
memberdayakan masyarakat berpenghasian rendah agar mampu membangun meningkatkan
kualitas
rumah
perekonomian
dapat
bantuan
dan
orang juga
bisa
dibantu bisa lebih baik lagi.
atau
Ada beberapa tujuan yang ingin
secara
dicapai dari pelaksanaan program bedah
swadaya sehingga dapat menghuni rumah
rumah:
yang layak dalam lingkungan yang sehat dan
penanggulangan kemiskinan melalui upaya
aman. Pemenuhan kebutuhan rumah yang
peningkatan swadaya, prakaras dan peran
sehat dan layak huni masih jauh dari
serta
harapan,
Kedua peningkatan kapasitas
maka
bekerjasama
pemerintah
dengan
pemerintah
pusat daerah
pertama
masyarakat
percepatan
dalam
upaya
pembangunan. penduduk
miskin. Ketiga pengembangan nilai budaya.
secara terus menerus melaksanakan kegiatan
kegotong-royongan
program bedah rumah agar dapat memenuhi
kesawadayaan
kebutuhan rumah yang sehat dan layak huni
terpenuhinya kebutuhan papan/perumahan
bagi
ynag layak huni dan sehat bagi masyarakat
masyarakat
dengan
berpenghasilan
pengertian
masyarakat
rendah yang
miskin.
masyarakat.
dan
Kelimameningkatnya
Keempat
drajat
mempunyai keterbatasan daya beli sehingga
kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
perlu mendapat dukungan pemerintah untuk
prilaku
memeperoleh rumah yang layak huni.
hidup bersih dan sehat.
Kepala desa mengatakan mengenai tujuan dari
program
bedah
rumah
adalah
2. Penilaian Kinerja
memebantu masyarakat yang tidak memiiki
Pelaksana program bedah rumah
rumah, dan juga membantu masyarakat agar
masyarakat miskin di desa semelagi besar
bisa hidup lebih layak dengan memiliki
dilakukan oleh kepala desa dan jajarannya,
rumah yang baru, maksudnya agar keadaan
kemudian di bentuk kelompok-kelompok 10
SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
yang anggota kelompok adalah masyarakat
juga
penerima bantuan program bedah rumah.
pengawas eksternal.
Kelompok penerima bantuan dibagi menjadi
mewawancarai
Penerima
masyarakat
bantuan
atau
selaku
sasaran
3 kelompok yang masing-masing kelompok
program bedah rumah adalah masyarakat
beranggotakan, kelompok 1 terdiri dari 15
miskin yang belum memiliki rumah dan
orang, kelompok 2 terdiri dari 15 keompok,
memiliki rumah tidak layak huni, serta
dan kelompok 3 terdiri dari 10 orang.
masyakat yang memiliki pendapatan di
program kelompok
bedah
yang
rumah
program bedah rumah selain kriteria dasar
kelompok dengan jumlah rumah 40 unit,
yang di jelaskan sebelumnya penerima
untuk 2 kelompok masing-masing mendapat
bantuan adalah orang yang sudah lanjut usia
rumah
satu
yang tidak mampu untuk bekerja keras,
kelompoknya lagi mendapat rumah bantuan
janda tua, orang cacat, serta orang miskin
10 unit. Adapun nama-nama ketua kelompok
dengan melampirkan surat keterangan tidak
penerima bantuan program bedah rumah
mampu dari kantor desa, dan memiliki tanah
ialah bapak Joni, bapak Bujang Perkan, dan
pribadi bukan milik orang lain.
bapak Isai.dalam hal pelaksanaan program
Adapun kriteria penerima bantuan harus
bedah rumah di desa semelagi besar saya
memenuhi persyaratan administrasi lapangan
juga
terdiri dari:
15
mewawancarai
menjadi
bawah upah minimum. Adapun sasaran
tiga
bantuan
terbagi
bersifat
unit,
dan
masyarakat
selaku
pengawas eksternal.
a. warga Negara Indonesia, dibuktikan
pelaksanaan program bedah rumah
dengan KTP;
bersifat kelompok yang terbagi menjadi tiga
b. MBR (penghasilan dibawah UMR
kelompok dengan jumlah rumah 40 unit,
rata-rata nasional) atau masyarakat
untuk 2 kelompok masing-masing mendapat
miskin, dengan menunjukan surat
rumah
keterangan penghasilan;
bantuan
15
unit,
dan
satu
kelompoknya lagi mendapat rumah bantuan 10 unit. Adapun nama-nama ketua kelompok penerima bantuan program bedah rumah
c. Sudah
berkeluarga
dibuktikan
dengan KK (kartu keluarga); d. Memiliki
atau
menguasai
tanah
ialah bapak Joni, bapak Bujang Perkan, dan
dengan dibuktikan dengan sertifikat
bapak Isai.dalam hal pelaksanaan program
atau surat keterangan dari kepala
bedah rumah di desa semelagi besar saya
desa atau lurah; 11
SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
e. Belum/telah memiliki dan menghuni rumah tetapi tidak layak huni;
dihadapi dalam pelaksanaan program bedah
f. Belum pernah mendapat bantuan perumahan dari pemerintah/pemda; g. Didahulukan yang telah berencana membangun/memperbaiki rumah; h. Bersungguh-sungguh
dibuktikan
i. Dapat bekerja secara kelompok. yang
dihadapi
rumah saat ini adalah banyaknya warga masyarakat
yang
pemerintah dalam pemberian program bedah rumah kepada masyarakat yang benar–benar
program
terbatas
disamping
masalah
perbedaan nilai besaran bedah rumah ini disebabkan pembelian bedah
oleh
mengajukan
bedah rumah sementara anggaran yang disediakan
dengan mendatangi surat pernyataan;
kendala
mengaku. Adapun kendala yang masih
rumah
bahan bangunan
setiap
lokasi
berbeda
tergantung jauh dekatnya tempat pembelian bahan bangunan. Dari
keterangan
bapak
Joni
membutuhkan. Salah satu kendala yang
mengatakan kendala yang dihadapi dalam
dihadapi oleh pemerintah yaitu sulitnya
pelaksanaan program bedah rumah masalah
menentukan
pencairan dana ke 2 lambat. Gaji tukang
menerima
masyarakat program
yang
bedah
berhak
rumah
ini
semuanya
terhambat,
bahkan
dalam
mengingat begitu banyaknya kriteria yang
pembelian makanan dan minuman harus
harus dipenuhi oleh calon penerima program
hutang. Sehingga proses pembangunan yang
bedah rumah ini.Sehingga dengan adanya
dilakukan sedikit terhambat.
kendala ini maka pemberian program bedah rumah ini kepada masyarakat kurang tepat
3. Penilaian
apakah
sasaran.Untuk mengatasi hal tersebut maka
standar atau tidak
pemerintah perlu melakukan perhitungan
Menetapkan
Kinerja
standar
pelaksanaan.
program
tepat
sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat
sasaran.kendala masih dihadapi termasuk
dijadikan sebagai “patokan” untuk penilaian
minimnya
keberadaan
hasil hasil. Tujuan, sasaran, kuota, dan target
masyarakat yang memang harus diberikan
adalah yang digunakan sebagai standar.
bantuan. Bahkan diantaranya adabeberapa
Adapun bentuk-bentuknya:
masyarakat yang memang malu mengatakan
1.Standar – standar fisik, meliputi kuantitas,
dirinya
rumah
informasi
miskin,
ini
terkait
setelah
ditanya
baru
mengandung
dari
yang lebih teliti lagi agar pemberian bedah
Standar
memenuhi
arti
jumlah dan kualitas 12
SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
2.Standar
–
standar
moneter,
yang
dilimpahkan kepadanya adalah dengan
ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup
mengimplementasikan
biaya
pengawasan).
tenaga
kerja,
penjualan
dan
sejenisnya 3.Standar
system
Dalam pelaksanaan program bedah –
standar
waktu,
meliputi
kecepatan produksi atau batas waktu.
rumah masyarakat miskin di Desa Semelagi Besar, Kecamatan Selakau perbaikan dalam
Ada beberapa factor yang membuat
proses pengawasan sangat perlu dilakukan
pengaawasan semakin diperlukan oleh setiap
karena banyak terjadi penyimpangan dalam
organisasi. Faktor – faktor itu adalah :
proses pelaksanaan baik dalam penyediaan
1.
organisasi
barang dan jasa serta sasaran yang di tuju
lingkungan
masih ada sebagian yang tidak tepat sasaran.
Perubahan
lingkungan
(Berbagai organisasi
2.
perubahan seringkali
dapat
Salah satu masyarakat mengatakan
dihindari , seperti munculnya inovasi
perlu perbaikan dalam pengawasan, karena
baru, peraturan baru dsb.)
selama ini hanya orang-orang yang dekat
Peningkatan kompleksitas Organisasi (Semakin
dalam pelaksanaan program bedah rumah.
semakin memerlukan pengawasan yang
Dalam melakukan penyimpangan mudah
lebih formal, maka segalanya harus bisa
dilakukan karena tidak ada pihak luar yang
dimonitor dengan baik).
atau
bawahan kesalahan,
besar
–
organisasi
dengan aparat desa yang menjadi pengawas
maka
3. Kesalahan
kesalahan
tidak
(Bila
pernah
manajer
sederhana
4.
tidak
pihak
yang
netral
mengawasi
pra
pelaksanaan program bedah rumah.Pihak
membuat
luar/netral adalah masyarakat umum yang
secara
tidak ada hubungan mengenai pelaksanaan
fungsi
program bedah rumah.
dapat
melakukan
pengawasan.sistem
pengawsan
memungkinkan
mendeteksi
perbaikan
kesalahan – kesalahn tersebut sebelum
mengenai
menjadi kritis).
Corrective Action. Berikut ini kutipan
Kebutuhan
manajer
manajer
untuk
Dalam
ISO
diatur
9001:2008 dalam
Tindakan
tindakan
klausul
8.5.2
Perbaikan
atau
klausul persyaratan tersebut:Perusahaan atau
mendelegasikan wewenang (Satu satunya
organisasi melakukan
tindakan
untuk
cara manajer dapat menentukan apakah
menghilangkan penyebab-penyebab ketidak
bawahan telah melakukan tugas yang telah
sesuain untuk mencegah terulang kembali. 13
SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Tindakan korektif harus sesuai dengan
solusi bagaimana mengurangi hal tersebut
dampak
sehingga tidak terjadi permasalahan serupa
dari
ketidak
sesuain
dihadapi. Perusahaan menetapkan terdokumentasi
yang
prosedur
di kemudian hari.
dalam menetapkan
persyaratan untuk
Ruang lingkup Tindakan Perbaikan mencakup
penentuan
1. Peninjauan ketidak sesuaian.
sesuaian,
evaluasi
2. Penetapan penyebab ketidak sesuaian.
pencegahan
terulangnya
3. Penilaian tindakan untuk memastikan bahwa
penerapan
ketidak sesuaian tidak terulang.
tindakan
sumber
ketidak
tindakan
untuk
ketidaksesuaian,
yang
dibutuhkan,
pencatatan tindakan perbaikan, serta evaluasi
4. Penetapan dan penerapan tindakan yang
terhadap efektifitas tindakan perbaikan yang
diperlukan.
dilakukan untuk perbaikan berkelanjutan
5. Rekaman hasil tindakan yang dilakukan.
yang berorientasi pada layanan prima.
6. Peninjauan keefektifan tindakan perbaikan yang dilakukan.
4. Pengambilan tindakan koreksi
Tindakan Perbaikan adalah segala
Program BSPS atau "bedah rumah",
tindakan yang dilakukan oleh organisasi
merupakan salah satu unggulan Kementerian
untuk menghilangkan ketidak sesuaian serta
Perumahan Rakyat sebelum digabungkan
mencegah terulangnya
dengan
tersebut
pada
ketidak sesuaian
pelaksanaan
Sistem
Kementerian
bertujuan
analisa
meningkatkan
permasalahan
yang
Umum
menjadi Kemenpupera. Program tersebut
Manajemen Mutu dengan berdasarkan pada akar
Pekerjaan
antara kualitas
lain,
membantu
tempat
tinggal
menimbulkan terjadinya ketidak sesuaian
masyarakat yang kurang mampu di berbagai
tersebut.
daerah di seluruh Indonesia. Sedangkan
Inti permasalahan yang menimbulkan
target penanganan bedah rumah berdasarkan
terjadinya ketidak sesuaian yang dapat
Rencana
dicarikan
Nasional (RPJMN) pada periode tahun
solusinya
secara
individual
Pemerintah
2015-2019,
permasalahan
Akar
angka 2,2 juta unit untuk pembangunan
permasalahan dapat diidentifikasi dengan
rumah baru dan peningkatan kualitas rumah
menentukan apa yang terjadi, mengapa hal
tidak layak huni sebanyak 1,5 juta unit.
ditemukan.
dapat
Menengah
maupun sistemik tergantung pada akar yang
diharapkan
Jangka
mencapai
tersebut terjadi, serta memberikan alternatif 14 SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Program BSPS merupakan, salah
pemerintahan yang berdasarkan pada
satu upaya pemerintah untuk memberikan
prinsif-prinsif
stimulan
baik.
kepada
mendorong
masyarakat
peduli
perumahan
bagi
direncanakan untuk membantu masyarakakt
masyarakat yang saat ini masih banyak
miskin dalam pemenuhan rumah layak huni
tinggal di RTLH. Jumlah bantuan yang
telah terlaksana susuai tahun anggaran,
diberikan untuk program BSPS tersebut,
namun dalam pelaksanaannya banyak hal
bervariasi mulai Rp 7,5 juta hingga Rp 15
yang telah menyimpang dari tujuan awal
juta tergantung pada kondisi rumah yang
seperti: kualitas bahan dibawah standar,
akan diperbaiki.
terlambatnya waktu dari rencana awal,
program
untuk
Program
bedah
rumah
yang
ikut
terhadap
Pemda
serta
pemerintahan
yang
Permasalahan yang ada dalam proses
tenaga kerja yang tidak sesuai harapan, tidak
pembangunan meliputi permasalahan yang
tepat sasaran, dan berbagai masalah lain
sifatnya mendasar seperti
yang umum
yang menjadi keluhan penerima bantuan.
dialami oleh sebagian besar daerah lain,
Perlu kajiandan evaluasi dari pelaksana
serta permasalahan ikutan yang berkembang
program bedah rumah secara menyeluruh
seiring
untuk
dengan
lajunya
pembangunan.
Berbagai permasalahan tersebut antara lain:
pelaksanaannya
masalah dengan
swadaya
dalam lebih
Belum terpenuhinya kebutuhan dasar
mengedepankan
masyarakat akan pangan, sandang
Berkaitan dengan upaya yang dilakukan jika
dan papan.
hasil yang diharapakan tidak sesuai,
masyarakat.
Harapan dengan adanya program
Tingginya angka pengangguran dan kemiskinan.
bedah rumah dapat membantu masyarakat,
Laju pertumbuhan ekonomi yang
terutama masyarakat usia lanjut dengan
masih lambat.
kondisi rumah yang sangat memprihatinkan.
Terbatasnya
sumber
pembiayaan
Terbatasnya
kualitas
Serta program ini memberikan perubahan dalam
pembangunan daerah.
meminimalkan
kenyaman,
keamanan,
serta
sumberdaya
masyarakat yang mendapat bantuan dalam
manusia
termasuk
prilakunya,
program ini jenjang kehidupannya tidak
sehingga
belum
mamapu
terlalu jauh dengan masyarakat yang lain.
mewujudkan
penyelenggaraan 15
SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Inti dari program ini sangat membatu sekali bagi masyarakat yang sangat membutuhkan. Narasumber
mengatakan
harapan
Upaya yang dilakukan jika dalam proses pelaksanaan program bedah rumah tidak sesuai dengan rencana masyarakat
masyarakat dengan adanya program ini
memprotes
masyayakakt yang mendapatkan bantuan
Biasanya
dapat meningkatkan perekonomiannya serta
mendapatkan
memiliki
rumah.Masyarakat tidak boleh main hakim
kehidupan
Kehidupan
yang
masyarakata
sejahtera.
yang
dibantu
sendiri
dan dari
memberikan pihak
keluarga
bantuan
jika
program
terjadi
teguran. yang bedah
penyimpangan.
menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya,
Masyarakat mengajukan permasalahan yang
yang dulunya uang untuk membangun
terjadi
rumah dengan adanya bantuan program
penyimpangan dalam pelaksanaan yang
bedah rumah uang tersebut bisa digunakan
dilakukan oleh pelaksana program bedah
untuk kebutuhan yang lain.
rumah.
Program
bedah
rumah
ke
kepala
desa
bahwa
terjadi
yang
Penyimpangan adalah segala bentuk
direncanakan untuk membantu masyarakakt
perilaku yang tidak menyesuaikan diri
miskin dalam pemenuhan rumah layak huni
dengan kehendak masyarakat. Dengan kata
telah terlaksana susuai tahun anggaran,
lain, penyimpangan adalah tindakan atau
namun dalam pelaksanaannya banyak hal
perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan
yang telah menyimpang dari tujuan awal
nilai yang dianut dalam lingkungan baik
seperti: kualitas bahan dibawah standar,
lingkungan keluarga maupun masyarakat.
terlambatnya waktu dari rencana awal,
Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau
tenaga kerja yang tidak sesuai harapan, tidak
kelompok tidak mematuhi norma dan nilai
tepat sasaran, dan berbagai masalah lain
yang berlaku dalam masyarakat.
yang menjadi keluhan penerima bantuan.
Kesadaran
moral
dari
semua
Perlu kajiandan evaluasi dari pelaksana
masyarakat adalah karena faktor keturunan,
program bedah rumah secara menyeluruh
perbedaan lingkungan fisik, dan lingkungan
untuk
dalam
sosial. Jadi kejahatan akan selalu ada karena
lebih
orang selalu ada yang berwatak jahat. Ia juga
meminimalkan
pelaksanaannya mengedepankan
masalah dengan
swadaya
masyarakat.
menjelaskan bahwa suatu
Berkaitan dengan upaya yang dilakukan jika
kejahatan
memang
diperlukan
bagi
hasil yang diharapakan tidak sesuai.
masyarakat, karena dengan adanya kejahatan 16
SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
moralitas dan hukum dapat berjalan dengan
dilakukan
normal. Dengan dimikian peraturan akan
kecamatan
dibuat setelah terjadi penyimpangan atau
penyimpangan yang dilakukan oleh aparat
kejahatan.
desa dan pelaksan kegiatan diantanranya
Beberapa
faktor
yang
terjadinya
penyimpangan
menyebabkan sosial
adalah
banyak
di
desa
Semelagi
Besar,
banyak
terjadi
Selakau
masyarakt
mendapatkan
yang
bantuan,
usia
adanya
muda sistem
sebagai berikut ini :
kekeluargaan, serta pembelian bahan yang
a)
tidak sesuai dengan prosedur yang ada.
Sikap mental yang tidak sehat.
b) Ketidakharmonisan dalam keluarga. c)
Pelampiasan rasa kecewa.
Hal
ini
menjelaskan
bahwa
pelaksanan program bedah rumah di desa
d) Doronga kebutuhan ekonomi.
Semelagi
Besar,
kecamatan
Selakau,
e)
Pengaruh lingkungan dan media massa.
ksbupaten Sambas pada tahun 2012 terjadi
f)
Keinginan untuk dipuji.
tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh
g) Proses belajar yang menyimpang.
kepal desa dan TPK/UPK baik dalam
h) Ketidaksanggupan menyerap norma.
penyediaan barang dan jasa,serta sasaran
i)
yang dituju.
Adanya ikatan sosial yang berlain – lainan.
j)
Proses sosialisasi nilai – nilai subkebudayaan yang menyimpang.
E. Kesimpulan
k) Kegagalan dalam proses sosialisasi. Suatu kegiatan atau program yang dilakukan
pemrintah
maupun
Dalam pelaksanaan
proses program
pengawasan bedah
rumah
aparat
masyarakat miskin di desa Semelagi Besar
pemerintahan baik dari tingkat atas sampai
tahun 2012 terdiri dari Langkah-langkah
tingakat terbawah tindakan penyimpangan
yang dilakukan dalam fungsi pengawasan
tidak bisa kita hidarkan apalagi menyangkun
yaitu:
masalah
1. Penetapan standar dan metode penilaian
uang.Penyimpangan
mudah
dilakukan karena factor lingkungan yang
Kinerja
menyebabkan
melakukan
Hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh
tindakan-tidakan
pelaksan program bedah rumah dikatakan
yang diluar aturan yang berlaku. Mengenai
terjadi penyimpangan karena tidak sesuai
pelaksanaan program bedah rumah yang
dengan standar yang ditetapkan oleh
penyimpangan
mudahnya maupun
17 SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Kementerian Perumahan Rakyat, baik
kerja agar hasil yang ingin dicapai sesuai
dalam penyediaan barang dan jasa serta
yang harapan.
sasaran yang dituju. Stadar yang telah
2. Pemerintahan Kabupaten Sambas, dan
ditetapakan tidak sesuai dengan hasil
Pemerintahan Tingkat Kecamatan dalam
pekerjaan
bahwa
penilaian kinerja perlu meningkatkan
pelaksanaan program bedah rumah belum
pengawasan terhadap aparatur desa dan
terlaksana dengan baik.
juga
dapat
disimpulkan
2. Penilaian Kinerja Pelaksanaan Program bedah rumah yang dibuat sebenarnya
terhadap
pelaksana
program,
sehingga dalam pelaksanaan program sulit untuk melakukan penyimpangan.
merupakan program yang ideal dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tidak memiliki rumah layak huni
G. REFERENSI
sehingga memiliki rumah yang layak huni. Akan tetapi dalam pelaksanaannya di Desa Semelagi Besar menjadi tidak berhasil
dikarenakan
kurangnya
pengawasan terhadap pelaksana program bedah
rumah.
penyimpangan
Akibatnya yang
banyak
dilakukan
oleh
pelaksana program bedah rumah.
F. SARAN Adapun penulis
berikan
saran-saran agar
yang
dapat
setidaknya
dapat
mengurangi penyimpangan penyimpangan yang ada yaitu: 1. Pemerintahan Kabupaten Sambas, dan
Afiffuddin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan, Alfabeta, Bandung. Bungin, Burhan.2005. Analisis Data Penelitian Kuaitatif. Jakarta. Raja Grafindo. Duhari. November 2013. Proposal bedah rumah penduduk, diambil pada tanggal 27 maret 2015 dari http://duhari daya.blogspot.com/2013/11/proposal-bedahrumah-penduduk.html Hazin, Nur Kholit. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indoesia. Surabaya. Terbit Terang. Ika. April 2014. Pengertian Dokumentasi, Dokumen, Rekod, Dan Arsip. Diambil pada tanggal 21 april 2015 darihttp://ikapelajaran.blogspot.com/2014/04 /pengertian-dokumentasi-dokumenrekod.html
Pemerintahan Tingkat Kecamatan dalam Penetapan standar dan metode penilaian Kinerja perlu ketegasan mengenai standar
Inggraini. 2014.“Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Di Kabupaten Dharmasraya”.(skripsi) evaluasi, 18
SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
implementasi kebijakan sosial. Januari-april 2014. Koontz, Harold, Cyril O’donnel, and Heinz Weihrich. 1996. Management, Alih Bahasa AlfonsusSirait, Management, Erlangga, Jakarta. Mudjia, Raharjdjo.15 0ktober 2010.Trangulasi dalam Penelitian Kualitatif, diambil pada tanggal 20 maret 2015 dari http://teori%20 pengawasan/270-triangulasidalam-penelitian-kualitatif.html Muhamad fadhli. 09/01/2013. Pengertian pengawasan, diambil pada tanggal 27 maret 2015 dari http://iamfadhli.wordpress.com/2013/01/09/ 39pengertian-pengawasan.html Muhammad samin. 12/10/2013. Penerima bedah rumah dari kemenpera, diambil pada tanggal 10 januari 2016 darihttp://www.kompasiana.com/muhamma dsamin/derita-penerima-bedah-rumah-dari kemenpera_54f426f77455139f2b6c8888
Jember”.(jurnal) evaluasi, kebijakan. POLITICO Vol. XII No. 1 Maret 2012-: 2012-10-19. Soebandi, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Bandung. Pustaka Setia. Undang-Undang Dasar RI tahun 1945 Widiyono. 2012.”Dampak Program Stimulan Pemugaran Rumah Keluarga Miskin (PSPR) Terhadap Peningkatan Modal Sosial Di Kabupaten Purbalingga”.(jurnal) evaluasikebijakan, program stimulant pemugaran rumah keluarga miskin, modal sosial, kepercayaan, jaringan sosial. Febuari-mei 2012. Widodo, Erna dan Mukhtar. 2000. Konstruksi ke Arah Penelitian Deskriptif. Yogyakarta.Avyrrouz. Winardi.2000:590. Asas-Asas Manajemen, Rajagrafindo, Persada, Jakarta. Yusuf, Adriani. 2012. Profil Desa Semelagi Besar. Pemerintahan Desa Semelagi Besar, Sambas.
Mulyadi.S. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada. Nawawi, H. Hadari. 2005. Managemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. PerarturanMenteri No 14 Tahun 2011 Siraj, nurdin.Agustus 2011.Nuklian teori pengawasan. Di ambil pad tanggal 10 maret 2015 darihttp://nurudinsiraj.blogspot.com/2011/08 /bberapa-nukilan-teori-pengawasan.html Siswanto, edhi. 2012. “Evaliasi Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah Bagi Warga Miskin Tahun 2006 Di Kecamatan Mumbulsari Kabupaten 19 SUPARDI, NIM. E01110069 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
KEMENTERlAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
I
TINGGI
·PENGELOLAJURNAL·MAHASISWA '.
JalaB Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontlanak
Kotak Pos 78124
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAH I PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama Lengkap NIM I Periode tutus Tanggal Lulus FakultaSl Jurusan .E-mail
addresIHP:
: .
S.1i!'l.1RPJ.
: .¢
[email protected][ . : •..11/."''51~~1 ..~.~~ . : ISIP I U~.'!. it.1!.~1.~! .....•.•...•...••.
J.Cfl..!5.dJ.]9.fj~.lR .•
demi pengembangan ihnu pengetahuan dan pemenuban syarat ~J(elulusan mabasiswa (SI), menyetujui ~ m~berikan kepada pengetola Jumal Mahasiswa .~Y.Y.l!.~ ,.) pada Program Studi .l(~ (}.Jw.lI.':I.0i.~~•._ Fakultas lImu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exc1usive Royalty-Free Right) atas Icarya ilmiah saya yang berjudul •• ) :
\AA#,:&~~·-h~~~-~d~L~ __ :::~~:::==::::::::::=:=:=:.::::: ...:::::....::::::==: ..=-:::::::::::::::.:::::: ....:..::....:.:::::::...:::.::.... ........
beserta perangk:at yang diperIukan (hila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Peogelola Jumal berhak menyimpan, mengalib-medial format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkaIan data (database), mendistribusikaya, dan menampilkanl meDtpublikasikannya di Internet atau media lain): rtr(,Secarafo/ltex . content artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku.
[E5
untuk. kepentingan akademis tanpa tanpa perIu meminta ijin dati saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penutisl pencipta dan atan penerbit yang bersanglrutan. Saya bersedia 1intuk menanggung secara pribadi, tanpa melibattcan pihak Pengelola Jwnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbuI atas pelanggaran Hak Cipta dalam Icarya ilmiah saya ini. DemiIdan pemyataan ini yang saya buat dengan sebenamya. .....
Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jumal, berkas ini harus di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)