PENGAWASAN KEUANGAN (KAS) PANTI ASUHAN MUSLIMAT NAHDHLOTULULAMA PURWOGONDO
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Dakwah Univeisitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Sosial Islam
Disusun Oleli:
SAIFUDDIN NUZULI MM. 02241160
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2007
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
MOTTO
Biarlah air mengalir
“dunia adalah contoh dan kenyataan adalah teori”
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk Bapak dan Ibu, adik-adikku, dan saudara-saudaraku, kiaikiaiku, guru-guruku, ustadzustadzahku dan semua teman-temanku serta yang teristimewa dalam diriku.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt, yang dengan pertolongan dan petunjuk-Nya, serta berkat karunia dan hidayat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam Strata-1 (S1) pada Jurusan Manajemen Dakwah Fakkultas Dakwah. Adapun judul skripsi yang penulis ajukan adalah Penulis mengakui bahwa perjalanan untuk menyelesaikan skripsi ini penuh dengan cobaan dan hambatan. Namun karena begitu kuatnya dorongan dan motivasi dari orang tua penulis, dan atas bimbingan pembimbing skripsi serta beberapa teman penulis, akhirnya tugas ini selesai juga. Untuk itu, dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada : 1.
Bapak Drs. Afif Rifai. MS. selaku Dekan Fakultas Dekan Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penulisan Skripsi ini.
2.
Ibu Dra. Siti Fatimah, M.Pd selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah sekaligus jadi pembimbing dalam menyusun skipsi ini Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta.
3.
Bapak Ali Maksum selaku pengasuh panti asuhan Nahdhotul Ulama Purwogondo.
4.
Bapak Kepala Panti Asuhan Nahthdotul Ulama Purwogondo beserta guru juga anak-anak yatim piatu yang telah memberikan izin penelitian dan membantu dalam penulisan Skripsi ini.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
5.
Segenap Bapak/Ibu Dosen dan karyawan Fakultas Dakwah, yang telah membantu dan memperlancar proses penyelesaian studi di Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta.
6.
Kedua orang tuaku, beserta adik-adikku yang telah tulus memberi dorongan dan dukungan baik moril maupun materiil.
7.
Sahabat-sahabat plat KL, Maskara, dan lainnya terima kasih atas bantuannya.
8.
Sahabat-sahabat penulis di komunitas Jumali`s Kost, Musyafa, Sahid, Umam, fuat, Murtando, Rosid, aceh, qomar, dan duqi
9.
Semua teman-teman Manajemen Dakwah 2002. Semua pihak yang tidak dapat
kami
sebutkan
satu
persatu
yang
telah
membantu
dalam
terselesaikannya penulisan Skripsi ini.
Semoga seluruh bantuan dan kebaikan mereka menjadi amal shalih, seraya mengharap semoga skripsi ini dapat membawa manfaat . Yogyakarta, 27 September 2007
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
vii
ABSTRAK
Era globalisasi, dengan pesatnya tekhnologi dan pasar bebas menuntut manusia agar hidup lebih maju sesuai denga perkembangan zaman, oleh karena itu manusia dituntut bijaksana dalam mengambil keputusan yang terbaik. Di era ini, salah satu tempat yang bergerak dibidang social adalah panti asuhan, panti asuhan sebagai lembaga Yang bergerak di bidang social yang berfungsi sebagai sarana peningkatan pendidikan bagi anak-anak sekaligus tempat penyaluran bakat dan minat yang tepat untuk menangani, merawat, memelihara, membina, mengasuh anak yatim, yatim piatu, dan juga anak-anak terlantar. Peran panti asuhan di era globalisasi adalah membimbing, mengarahkan, mendidik anak asuh agar dapat tumbuh dengan akhlak yang mulia dan jiwa yang luhur, mendapat kelembutan kasih sayang dan keikhlasan sesuai dengan mengikuti perkembangan zaman yang lebih maju. Di dalam panti asuhan pengelolaan keungan merupakan tanggung jawab pengurus. Pengurus mengelola keuangan yang bersumber dari para donator maupun dari sumber lainnya sesuai efisiensi dengan syariat dan kaidah yang ada. Penelitian ini bertujuan mengetahui menagemen keuangan untuk mengoptimalkan peran dan fungsi panti asuhan di era globalisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah anak-anak panti asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama’ Purwogondo Kalinyamatan Jepara. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan data primer dan dat sekunder. Data primer dilakukan dengan metode kuisioner dan wawancara, sedangkan data sekunder dilakukan dengan study pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Analisi data dilakukkan dengan menggunakan skala likert yang dimaukkan ke dalam rumus regresi kolerasi spearman Brown dengan menggunakan program SPSS.
viii © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………..………………………………...….
i
PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………
ii
NOTA DINAS……………………………………………………
iii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………
iv
HALAMAN MOTTO……………………………………...…….
v
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………….
vi
KATA PENGANTAR…………………………………………....
vii
ABSTRAK……………………………………………………….
viii
DAFTAR ISI…………………………………………...………...
ix
BAB I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…..……………...……...……………
1
B. Rumusan Masalah……..….……………..…………………….
7
C. Tujuan Penelitian………………………….………………….
7
D. Manfaat Penelitian………………………….………………...
7
E. Tinjauan Pustaka………………………….…………………..
8
F. Kerangka Teoritik………………………………………..……
9
a.
Pengawasan…………………..………………………..
9
b.
Pengawasan Intern……………………………………...
12
c.
Prinsip-prinsip Pengawasan Intern……………………..
13
d.
Elemen-elemen Pengawasan Intern……………………
14
e.
Kas……………………...………………………………
16
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
ix
f.
Prinsip-prinsip Prosedur Penerimaan Kas……………..
20
g.
Prinsip-prinsip Prosedur Pengeluaran Kas……………..
20
h.
Dokumen Panti Asuhan MUSLIMAT Nadhatul Ulama
21
i.
Panti Asuhan……………………………………….......
j.
Manfaat Perencanaan dan Pengawasan Keuangan
22
Terhadap Panti Asuhan MUSLIMAT Nadhatul Ulama k.
Pengawasan Keuangan Dalam Islam…………………..
23
l.
Metode Penelitian……………..………………………..
26 30
BAB II.
GAMBARAN KEUANGAN KAS DI PANTI ASUHAN MUSLIMAT NADHATUL ULAMA A. Sejarah Berdiri Panti Asuhan MUSLIMAT Nadhatul Ulama...
34
B. Letak Geografis Panti Asuhan MUSLIMAT Nadhatul Ulama.
35
C. Dasar Berdirinya Panti Asuhan MUSLIMAT Nadhatul Ulama
35
D. Tujuan Berdirinya Panti Asuhan MUSLIMAT Nadhatul Ulama…………………………………………………………
36
GAMBARAN KEUANGAN A. Bentuk Pengurus…………….………………………………..
39
B. Kewajiban Dan Wewenang Pengurus………….…………….
39
a.
Penasehat…………………………………………...
42
b.
Ketua……………………………………………….
42
c.
Sekretaris…………………………………………..
43
d.
Bendahara………………………………………….
43
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
x
C. Pembantu Sidang….…………………………………………..
44
a.
Pendidikan……………………………………………
44
b.
Humas………………………………………………..
44
c.
Kegiatan Anak………..……………………………...
44
d.
Keamanan……………………………………………
45
e.
Kebersihan…………………………………………..
45
f.
Kesehatan…………………………………………….
45
g.
Perlengkapan…………………………………………
45
h.
Konsumsi…………………………………………….
46
i.
Bimbingan dan Penyuluhan………………………….
46
D. Bentuk Koordinasi Organisasi……………….……………….
48
E. Penerimaan Anak Asuh…………………….…………………
48
F. Gambaran Umum Keuangan (Kas) Di Panti Asuhan MUSLIMAT Nadhatul Ulama…………….…………………. BAB III.
50
HASIL PENELITIAN PENGAWASAN KEUANGAN PANTI ASUHAN MUSLIMAT NADLATUL ULAMA A. Panti Asuhan MUSLIMAT Nadhatul Ulama………………....
54
B. Pengawasan Keuangan Terhadap Kas di Panti Asuhan MUSLIMAT Nadhatul Ulama………………………………….. BAB IV.
58
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………
72
B. Saran…………………………………………………………..
75
C. Penutup......................................................................................
76
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xi
DAFTAR PUSTAKA
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
7
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Panti asuhan merupakan lembaga atau yayasan yang penyaluran bakat dan minat sekaligus sebagai sarana peningkatan pendidikan bagi anak-anak, yaitu tempat untuk merawat, memelihara, membina dan mengasuh anak yatim, yatim piatu dan juga anak-anak terlantar karena keadaan tertentu. Islam dengan syari’atnya, memerintahkan kaumnya agar memperlakukannya dengan anak yatim dengan baik, menjamin kebutuhannya, membimbing dan mengarahkan sehingga anak tersebut terbina dan terdidik dengan baik, tumbuh dengan akhlak yang mulia dan jiwa yang luhur, mendapat kelembutan, kasih sayang dan keikhlasan. Berpijak pada syari’atnya Islam, kesadaran para dermawan dan orang-orang yang mengerti atas keadaan bangsa dan memahami bagaimana nasib para penerus bangsa yang berada dipundak para generasi berikutnya menjadi suatu kontribusi berupa pemikiran dan materi. Panti Asuhan Muslimat Nahdhotul Ulama’ Purwogondo Kalinyamatan Jepara merupakan yayasan yang penyaluran bakat dan minat sekaligus sebagai sarana peningkatan pendidikan bagi anak-anak yatim piatu yang terbentuk dari gagasan warga yang semula setiap tahun mengadakan santunan kepada anak yatim piatu. Panti asuhan ini semula hanya membina beberapa anak yatim piatu saja, tetapi pada perkembangannya membina semakin banyak anak yatim piatu. Untuk memenuhi kebutuhan mereka salah satunya harus ditopang dengan materi, 1 © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2
dalam hal ini dana yang mencukupi kebutuhan sehari-hari, yakni membutuhkan suplai dana untuk bisa menjalankan dan mengembangkan panti ke arah yang lebih baik. Selama kurun waktu dari berdirinya panti asuhan telah menerapkan pengawasan keuangan terhadap kas dengan sederhana, namun saat ini dengan berkembangnya panti asuhan dan sistem keuangan (kas) tidak bisa hanya dilakukan sistem pengawasan yang sederhana namun harus memiliki sistem pengawasan yang lebih baik. Kekurangan-kekurangan selalu melekat pada semua sektor dan perangkat dari kehidupan di panti asuhan dapat segera dibenahi. Kelemahan administratif, organisatoris, dan manajemen, masih memerlukan pembenahan. Realitas yang ada, tidak jarang sebuah keberhasilan suatu organisasi tergantung dari kemampuaan dalam mengendalikan kas. Pengendalian kas realitasnya dengan semakin baik sistem keuangan walaupun dengan dana yang minimal atau biaya yang tidak begitu banyak tetapi dikelola dengan manajemen keungan yang baik dan adanya transparansi pembukuan maka suatu lembaga akan berjalan dengan baik. Manajemen pembukuan pada Panti Asuhan Muslimat Nahdhotul Ulama’ Purwogondo Kalinyamatan Jepara dibukukan dalam pembukuan kas. Pembukuan keuangan atau kas adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk seperti deposito dan rekening koran". Kas merupakan suatu alat yang paling fleksibel dan likuid yang berguna sebagai alat tukar yang memungkinkan manajemen dalam menjalankan kegiatan usahanya, agar proses pencapaian tujuan dapat berjalan sesuai dengan
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
3
rencana, maka perlu adanya pengawasan untuk menjaga agar kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan kebijaksanaan aturan main dan tujuan organisasi. Pengawasan adalah merupakan bagian dari fungsi manajemen yang khusus berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai sebagaimana mestinya. Pengawasan sering diartikan sebagaimana beberapa definisi berikut ini. “Pengawasan adalah segala usaha dan kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak”1. Sedangkan beberapa difinisi tentang pengawasan dari beberapa ahli adalah sebagai berikut Pengawasan adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud agar tujuan yang ditetapkan tercapai dengan mulus tanpa penyimpanganpenyimpangan yang berarti2 Ahmed Belkaoul mendifinisikan pengawasan adalah Kontrol yang dianggap memiliki suatu fungsi pokok : untuk membantu menjamin agar perilaku manusia dalam organisasi itu tetap sejalan dengan tujuan organisasi. Dan strategi ini harus merupakan jalan terbaik yang dipilih untuk mencapai tujuan organisasi3. Pengawasan keuangan pada Panti Asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama Purwogondo bertujuan agar setiap kegiatan keuangan sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya dan tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan.
1
Sofyan Syafri Harahap. 1995. Akuntansi Pengawasan dan manajemen Dalam Perspektif Islam. (Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Trisaksi,), hal.77. 2
Ibid. hlm 107
3
Ibid. hlm 82
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
4
Dalam pengawasan keuangan Panti Asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama ada dua hal yang diperoleh yaitu informasi dan pertanggungjawaban. Dari sistem akuntansi pada Panti Asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama dapat menyusun informasi aktual sekaligus merupakan suatu pertanggungjawaban (Accountability) dari kegiatan operasional yang dilaksanakan setiap pusat-pusat pertanggung (Responsibility Center). Sejalan dengan ini pada Panti Asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama telah memiliki sistem akuntansi disusun sedemikian rupa dengan maksud untuk : a. Mendapatkan data dan informasi yang up to date b. Meningkatkan Internal Control (Pengawasan Interen) c. Meningkatkan efisiensi dan keteraturan administrasi4 Akuntansi Panti Asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama sangat berperan dalam melakukan fungsi pengawasan khususnya melalui pendekatan sistem. Pada Panti Asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama, telah memiliki lembaga pengawasan (Internal audit/controller) yang posisinya independen. Otorisasi yang disebar, yakni tidak membiarkan satu unit berkuasa untuk menyelesaikan keseluruhan urusan dari A sampai Z. Memisahkan petugas mencatat dengan petugas yang menguasai AKTIVA tertentu. Misalnya kasir dengan pembukuan. Pengawasan dilakukan sewaktu-waktu secara “surprise” tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan harus “continous”. Telah menggunakan alat-alat pengawasan formulir dan otorisasi, misalnya bukti pengeluaran kas yang harus ditandatangani tiga pejabat. Slips
4
Ibid 83
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
5
penyetoran dan lain-lain. Mengunakan alat-alat mekanis seperti komputer, mesin hitung, cash register dan lain-lain. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan keuangan memiliki suatu fungsi pokok untuk membantu menjamin agar dalam organisasi itu tetap sejalan dengan tujuan organisasi dengan meningkatkan Internal Control (Pengawasan Interen), meningkatkan efisiensi dan keteraturan administrasi dan mendapatkan data keuangan secara up to date. Beberapa sifat pengawasan yang efektif sebagai berikut : a. Pengawasan harus dipahami sifat dan kegunaannya oleh karena itu harus dikomunikasikan. b. Pengawasn harus mengikuti pola yang dianut oleh organisasi. c. Pengawasan harus diidentifikasi segera. d. Pengawasan harus fleksibel e. Pengawasan harus ekonomis. Agar pengawasan dapat berjalan dengan efektif dari segi akuntansi. a. Struktur organisasi yang baik b. Sistem otorisasi dan tanggungjawab yang jelas c. Struktur akuntansi yang baik yang mempunyai ciri : -
Adanya bagian perkiraan
-
Pedoman akuntansi
-
Daftar tugas
-
Perkiraan kontrol
-
Dokumen yang sudah dinomori kian
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
6
-
Metode lainnya
d. Kebijaksanaan personalia yang baik e. Adanya badan atau staf internal auditor f. Dewan Pengawasan (Komisaris) yang kompeten dan aktif.5
Dari uraian diatas pengawasan terhadap keuangan sangatlah penting bagi kelangsungan kesuksesan suatu organisasi, dengan pengawasan keuangan maka dapat minimalisasi kesalahan suatu kegiatan keuangan, bahkan jika ada kesalahan akan dapat dihindarkan, karena sebelum terjadi penyimpangan sedini mungkin penyimpangan itu dapat diketahui. Inti dari pengawasan adalah terselenggaranya suatu kegiatan yang sesuai dengan rencana yang dibuat dengan realisasi kegiatan. Selaras dengan inti pengawasan keuangan yang diuraikan diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pengawasan di bidang keuangan (kas) dengan mengambil obyek pengawasan kas di Panti Asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama’ Purwogondo. Panti asuhan merupakan tempat khusus untuk memelihara anak yatim yang dipelihara dipanti asuhan diharapkan akan menjadi generasi penerus dan manusia yang berpendidikan, Memelihara anak yatim bukan hanya memberi makan, minum, dan memenuhi kebutuhannya saja, akan tetapi harus meliputi pemberian pendidikan jasmani dan rohani, hal ini agar kelak mereka menjadi manusia dewasa yang taat pada agama, dapat mendiri dan tidak menggantungkan diri pada ornag lain serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat dan dapat berguna bagi nusa, banga, dan agama. 5
Vincent Gospersz. 2004. Perencanaan Strategik Untuk Peningkatan Kinerja Sektor Publik Suatu Petunjuk Praktek, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama).hal.2
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
7
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian maka dapat dirumuskan : 1. Apakah fungsi pengawasan yang terdapat di dalam fungsi manajemen yaitu pada perencanaan, mengorganisasi sampai dengan kontroling atau pengawasan sudah berfungsi secara optimal ? 2. Apakah manajemen kas dari segi pengendalian sudah berfungsi secara optimal ? 3. Apakah sistem pengawasan intern terhadap kas yang ada di Panti Asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama’ Purwogondo sudah berfungsi secara optimal ?
C. Tujuan Penelitian Untuk menggambarkan pengawasan keuangan terhadap kas di Panti Asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama’ Purwogondo.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis. Memberikan konstribusi keilmuan kepada semua civitas akademik dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam bidang Manajeman Dakwah. Selain itu penelitian ini diharapkan bisa berguna sebagai pertimbangan dan informasi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
8
2. Manfaat Praktis. Sebagai usaha mendokumentasikan sebuah Panti Asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama’ Purwogondo dalam bentuk karya ilmiah, dan tentunya dapat dibaca bagi masyarakat muslim khususnya dan khalayak ramai umumnya demi lebih menghayati nilai-nilai yang terkandung didalam suatu lembaga keuangan syari’ah. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan kepada Manajemen Dakwah dan masyarakat untuk kelangsungan hidup bersama. 3. Manfaat bagi Panti Asuhan Nahdlotul Ulama’ Purwogondo Manfaat yang didapat bagi panti asuhan lebih dapat meningkatkan pengawasan keuangan (kas), dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam sistem pengawasan keuangan sehingga Panti Asuhan Nadhatul Ulama Purwogondo dapat lebih maju di kemudian hari.
E. Tinjauan Pustaka 1. Dalam
telaah
pustaka
“PENGAWASAN NAHDLOTUL
ini
menegaskan
KEUANGAN
ULAMA’
(KAS)
bahwa DI
PURWOGONDO.”
judul
PANTI Telaah
skripsi
ASUHAN atas
fungsi
pengawasan pada program keuangan di panti asuhan belum ditemukan pembahasan yang sama di dalam skripsi atau karya tulis yang lain. 2. Kemudian skripsi Elida Nur Fitriniati yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Menilai Tingkat Kesehatan Dengan Metode Camel”. Skripsi ini membahas tentang analisis keuangan yang diterapkan di Bank Muamalat,
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
9
seharusnya ada desentralisasi manajemen keuangan yang mampu memberikan kewenangan Bank Muamalat. 3. Terkait dengan temuan di atas, penulis melanjutkan penelitian yang telah di lakukan oleh para peneliti sebelumnya. Adapun penelitian ini berjudul: “PENGAWASAN
KEUANGAN
(KAS)
DI
PANTI
ASUHAN
NAHDLOTUL ULAMA’ PURWOGONDO.” (telaah atas fungsi strategi manajemen pengawasan keuangan
di panti asuhan). Dalam penelitian
ini akan membahas tentang pengawasan keuangan sehingga lembaga organisasi untuk meningkatkan mutu organisasi dan pendidikan anak yatim piatu di Panti Asuhan Nahdlotul Ulama’. Penelitian tentang pengawasan keuangan pada panti asuhan masih sangat terbatas, maka pada penelitian ini penulis sangat tertarik dengan pengawasan keuangan pada panti asuhan yang memfokuskan pada pengawasan keuangan terutama pada pengawasan kas.
F. Kerangka Teoritik 1. Pengawasan Pengawasan adalah merupakan bagian dari fungsi manajemen yang khusus berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai sebagaimana mestinya, agar proses pencapaian tujuan dapat berjalan sesuai dengan rencana, pengawasan merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
10
kebijaksanaan aturan main dan tujuan organisasi. Sedangkan pengertian pengawasan adalah sebagai berikut : “Pengawasan adalah segala usaha dan kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak”.6 Menurut Abdul Halim pengertian pengawasan yaitu: “suatu proses yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan hasil yang diharapkan."7 Berbagai pengertian pengawasan diatas pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan dan diharapkan pengawasan dapat membantu dalam mengambil keputusan yang lebih baik. Apabila dalam pengawasan ditemukan penyimpangan maka langsung diadakan tindak koreksi. Pengawasan menjadi tugas pimpinan/manajer harus menguasai apa yang direncanakan, dengan demikian akan dapat melakukan pengawasan secara efektif dan efisien. Antara perencanaan dan pengawasan ada keterkaitan yang sangat erat. Tidaklah berlebihan bila dikatakan perencanaan yang sempurna akan memberikan mekanisme kontrol dan efektif dan efisien. Pelaksanaan harus sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan pada perencanaan. Proses dasar pengawasan ada tiga tahap, yakni antara lain :
6
Sofyan Syafri Harahap. 1995. Akuntansi Pengawasan dan Manajemen Dalam Perspektif Islam, (Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Trisaksi). hal.77 7
Abdul Halim, Bambang Supomo.1990. Manajemen. Yogyakarta:BPFE). hal.119.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
11
a. Menyusun standar kerja (standart operating procedure dan petunjuk pelaksanaan) b. Ukuran pelaksanaan atas dasar standar yang ada dengan melakukan koreksi pada standar dan perencanaan.8 Pada dasarnya, langkah pengawasan adalah sistem/mekanisme untuk mengetahui informasi tentang : “Apa yang terjadi pada saat proses pelaksanaan sedang berlangsung”. Data yang diperoleh merupakan data yang pada waktu tertentu dalam proses pelaksanaan. Dari beberapa kajian tentang pengawasan pelaku-pelaku pengawasan itu sebagai berikut9 : 1. Tuhan sebagai penguasa alam semesta, dimanifestasikan dalam agama. 2. Manusia pribadi baik atasan, bawahan, atau pribadi sendiri. 3. Sistem intern yang didesain dalam suatu unit lembaga. 4. Lingkungan masyarakat baik sosial, budaya, adat, kebiasaan. 5. Gabungan dari masing-masing unsur. Manajemen pengawasan harus berusaha semaksimal mungkin untuk mampu mengelola kas dan meminimumkan resiko kehilangan, kecurangan atau penyelewengan yang ada agar kegiatan perusahaan dapat berjalan lancar dan tidak terjadi kondisi likuid. Pengawasan merupakan suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan,
8
Ibid, hal 94.
9 Sofyan Syafri Harahap. 1995. Akuntansi Pengawasan dan Manajemen Dalam Perspektif Islam. Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Trisaksi. hal.80
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
12
menilai dan mengoreksinya dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana.
2. Pengawasan Interen Selaras dengan pengertian pengawasan secara umum, pengawasan intern adalah suatu tipe pengawasan yang dirancang dan diintegrasikan ke dalam sistem pembagian dan pendelegasian tugas, tanggung jawab, wewenang dalam struktur organisasi panti asuhan. Sedangkan pengertian pengawasan intern secara umum adalah : Pengawasan intern meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan didalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.9 Menurut Ashari, pengertian kontrol intern yaitu aktivitas penelitian yang membahas dalam suatu perusahaan mengenai pembukuan, keuangan dan operasi-operasi lainnya sebagai dasar untuk bantuan yang melindungi dan konstruktif kepada pimpinan perusahaan.10 Tujuan diadakan pengawasan interen yaitu: (1) Menjaga kekayaan organisasi, (2) Mengecek ketelitian dan dapat dipercayanya data akuntansi (3) Mendorong efisiensi (4) Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.
9
Zaki Boridwan. 1988. Intermedia Accounting. Yogyakarta: BPFE. hal.13
10
Ashari. 1986. Auditing.Yogyakarta: FPIS IKIP. hal.57
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
13
2.1 Prinsip-prinsip Pengawasan Intern Berdasarkan pada pengawasan intern. yang efektif dengan konsepsi pertanggungjawabannya maka prinsip-prinsip pengawasan intern adalah: a. Tanggung jawab untuk melaksanakan tiap tugas harus ditetapkan. b. Pembukuan dan operasi keuangan harus dipisahkan c. Semua cara pemeriksaan mengenai ketelitian harus dipergunakan untuk mendapat kepastian tentang kebenaran dari operasi dan pembukuan d. Tidak seorang pun boleh diserahi juga mengerjakan suatu transaksi perusahaan secara keseluruhan artinya tanpa campur tangan orang lain. e. Para petugas harus diikat dalam suatu perjanjian f. Para petugas harus digilir dalam pekerjaannya, bila mungkin petugas yang mempunyai kedudukan kepercayaan harus secara berkala mengambil cuti (adanya rotasi jabatan/tour of duty) g. Para petugas harus dipilih secara seksama dan dilatih h. Instruksi untuk tiap fungsi harus diberikan secara tertulis harus dibuat suatu manual mengenai berbagai prosedur yang akan meningkatkan efisiensi dan menghindarkan kesalahpahaman. i. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari sistem tata buku berpasangan sebagai alat pengamanan tidak boleh dilebihkan. j. Controlling account harus dipergunakan sebanyak mungkin k. Alat-alat mekanis dimana mungkin harus dipergunakan walaupun harus dijaga jangan sampai terjadi kesalahan atau manipulasi data
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
14
dalam pemakaian alat mekanis, namun dengan menggunakan prosedur kerja dapat dipermudah 11
2.2 Elemen-elemen Pengawasan Intern Elemen-elemen pengawasan intern secara langsung berhubungan dengan tujuan pengawasan intern menurut Bambang Hartadi ada 4 elemen yaitu: a. Struktur organisasi yang memisahkan
tanggung jawab fungsional
secara tegas. Dalam pemisahan tanggung jawab ini ada 4 hal yang harus diperhatikan: 1. Bagian penyimpanan aktiva harus dipisahkan dari bagian akuntansi. Tujuannya menghindari kecurangan/penyalahgunaan aktiva. 2. Bagian yang melakukan otorisasi harus dipisahkan dengan bagian yang menyimpan. Tujuannya agar ada internal check antara bagian otorisasi dengan bagian yang menyimpan, sehingga dapat dihindari apabila ada penyalahgunaan. 3. Adanya pemisahan fungsi operasi dan pencatatan. Tujuannya agar bagian operasi dapat melaksanakan kegiatan tugas atau tanggung jawabnya secara benar. 4. Pemisahan fungsi dalam bagian pencatatan atau akuntansi.
11
Sumerjo. Anditing. Jakarta: SMAS Study Club. hal.136
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
15
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengendalian atau pengawasan terhadap kegiatan Panti Asuhan dan pengawasan akuntansinya. Sistem wewenang merupakan sistem yang mengarah pada dapat tidaknya suatu kegiatan dilaksanakan. Prosedur dapat diatikan: urutan kegiatan tulis-menulis yang biasanya menyangkut beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, guna menjamin adanya penanganan yang seragam terhadap transaksi yang sering berulang 12 c. Praktek yang sehat yang dijalankan didalam pelaksanaan tugas dan fungsi tiap-tiap bagian organisasi. Praktek yang sehat adalah setiap karyawan dalam perusahaan melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya Dari keempat elemen pengawasan intern tersebut elemen karyawan yang bermutu merupakan elemen yang paling penting. Jika karyawan kompeten dan dapat dipercaya, berbagai elemen pengawasan intern yang lainnya dapat ditiadakan. Namun karyawan yang bermutu dan dapat dipercaya belum cukup untuk menjadi satu-satunya elemen pengawasan intern untuk tercapainya tujuan pengawasan intern, ketiga elemen lainnya juga mengatasi adanya kelemahan-kelemahan yang 12 Bambang Hartadi, 1997.Sistem Pengendalian Intern dalam Hubungan demgam Manajemen dan Audit. Yoyakarta: BPFE. hal.61
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
16
bersifat manusiawi.
3. Kas Agus Sartono menyatakan bahwa "Kas adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk seperti deposito dan rekening koran". Kas merupakan suatu alat yang paling fleksibel dan likuid yang berguna sebagai alat tukar yang memungkinkan manajemen dalam menjalankan kegiatannya 13 Manajemen kas meliputi tiga hal pokok yaitu penentuan aktiva yang
optimal,
menentukan
metode
yang
paling
efisien
dalam
mengendalikan pengumpulan dan penggunaan dana, dan menentukan jenis investasi jangka pendek yang tepat. Manajemen kas juga meliputi sebuah perencanaan kas (budged cash) dan pengendalian kas, sehingga kas akan selalu dalam kondisi yang optimal (cukup). Kondisi kas yang terlalu besar (excess cash) atau bisa dikatakan kas berada pada batas atas, perusahaan tentunya akan mengambil kebijakan untuk membeli surat berharga, mengadakan diversifikasi produk atau pengalokasian kas yang ada ke arah pengembangan perusahaan. Manajemen kas meliputi tiga hal pokok yaitu penentuan aktiva yang
optimal,
menentukan
metode
yang
paling
efisien
dalam
mengendalikan pengumpulan dan penggunaan dana, dan menentukan jenis investasi jangka pendek yang tepat bagi perusahaan. Manajemen kas juga
13
Agus Sartono. 1997. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. hal.519
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
17
meliputi sebuah perencanaan kas (budged cash) dan pengendalian kas, sehingga kas akan selalu dalam kondisi yang optimal (cukup). Kondisi kas yang terlalu besar (excess cash) atau bisa dikatakan kas berada pada batas atas, perusahaan tentunya akan mengamhil kebijakan untuk membeli surat berharga, mengadakan diversifikasi produk atau pengalokasian kas yang ada ke arah pengembangan perusahaan. Dalam pengawasan keuangan ada dua hal yang diperoleh yaitu informasi dan pertanggungjawaban. Dari sistem akuntansi dapat menyusun informasi aktual sekaligus merupakan suatu pertanggungjawaban (Accountability) dari kegiatan operasional yang dilaksanakan setiap pusat-pusat pertanggung (Responsibility Center). Sejalan dengan ini perlu diketahui bahwa sistem akuntansi disusun sedemikian rupa dengan maksud untuk : a. Mendapatkan data dan informasi yang up to date b. Meningkatkan Internal Control (Pengawasan Interen) c. Meningkatkan efisiensi dan keteraturan administrasi14 Akuntansi sangat berperan dalam melakukan fungsi pengawasan khususnya melalui pendekatan sistem. sistem yang baik yaitu : a. Harus ada lembaga pengawasan (Internal audit/controller) yang posisinya independen. b. Otorisasi harus disebar, jangan dibiarkan satu unit berkuasa untuk menyelesaikan keseluruhan urusan dari A sampai Z.
14
Ibid, hal. 45
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
18
c. Memisahkan petugas mencatat dengan petugas yang menguasai AKTIVA tertentu. Misalnya kasir dengan pembukuan. d. Pengawasan harus dilakukan sewaktu-waktu secara “surprise” tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan harus “continous” e. Mutasi juga memungkinkan terjadinya pengawasan. f. Mengunakan alat-alat pengawasan formulir dan otorisasi, misalnya bukti pengeluaran kas yang harus ditandatangani tiga pejabat. Slips penyetoran dan lain-lain. g. Mengunakan alat-alat mekanis seperti komputer, mesin hitung, cash register dan lain-lain.15 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan keuangan memiliki suatu fungsi pokok untuk membantu menjamin agar dalam organisasi itu tetap sejalan dengan tujuan organisasi dengan meningkatkan Internal Control (Pengawasan Interen), meningkatkan efisiensi dan keteraturan administrasi dan mendapatkan data keuangan secara up to date. Beberapa sifat pengawasan yang efektif sebagai berikut : a. Pengawasan harus dipahami sifat dan kegunaannya oleh karena itu harus dikomunikasikan. d. Pengawasn harus mengikuti pola yang dianut oleh organisasi. e.
Pengawasan harus diidentifikasi segera.
f.
Pengawasan harus fleksibel
g. Pengawasan harus ekonomis.
15
Ibid, hal.78
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
19
Agar pengawasan dapat berjalan dengan efektif dari segi akuntansi. a. Struktur organisasi yang baik b. Sistem otorisasi dan tanggungjawab yang jelas c. Struktur akuntansi yang baik yang mempunyai ciri : - Adanya bagian perkiraan - Pedoman akuntansi - Daftar tugas - Perkiraan kontrol - Dokumen yang sudah dinomori kian - Metode lainnya d. Kebijaksanaan personalia yang baik e. Adanya badan atau staf internal auditor f. Dewan Pengawasan (Komisaris) yang kompeten dan aktif.16 Sebuah manajemen kas yang baik dibutuhkan control intern yang baik dan tepat guna. Mulyadi, menyatakan bahwa "Pengawasan intern ini sangat penting ditujukan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan dapat dipercayanya data akuntansi, mendorong efisiensi, mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen”17
16 Vincent Gospersz. 2004Perencanaan Strategik Untuk Peningkatan Kinerja Sektor Publik Suatu Petunjuk Praktek. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. hal.2 17
Mulyadi.1993.Sistem Akuntasi. Yogyakarta : STIE YKPN. hal.165
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
20
Pengawasan intern dalam arti luas dibedakan menjadi dua macam yaitu : 1. Pengawasan akuntansi (internal accounting control) yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasikan, terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan dapat dipercaya tidaknya data akuntansi. 2. Pengawasan administratif (internal administrative control) yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen 18 Dalam rangka menciptakan sistem pengawasan intern yang baik dalam suatu organisasi ada empat elemen pokok yang harus dipenuhi: 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan terhadap kekayaan utang, pendapatan dan biaya. 3. Praktek yang sehat dalarn melaksanakan tugas dan fungsi tiap bagian organisasi. 4. Karyawan yang sesuai dengan tanggung jawabnya Elemen-elemen pokok diatas pada dasarnya untuk mengurangi resiko terjadinya kecurangan dan penyelewengan yang rnengakibatkan kerugian terhadap harta kekayaan panti asuhan. Oleh karena itu keempat
18
Ibid, hal.166
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
21
elemen pokok ini harus ada untuk menciptakan suatu sistem pengawasan intern terhadap kas yang baik di dalam suatu panti asuhan. Keberadaan suatu sistem pengawasan intern terhadap kas sangatlah diharapkan, supaya segala tindakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan kalau ada kcmungkinan-kcmungkinan penyimpangan yang merugikan maka dapat ditekan sekecil mungkin. Oleh karena itu, sistem pengawasan intern terhadap kas merupakan bagian integral dari fungsi manajernen yang tidak boleh diabaikan, karena sistem pengawasan intern sangat mendukung tercapainya tujuan panti asuhan dan mampu menghasilkan output seperti yang diharapkan manajemen.
3.1 Prinsip-prinsip Prosedur Penerimaan Kas Beberapa prinsip prosedur penerimaan kas yang dijadikan pedoman antara lain: a. Tanggung jawab yang berhubungan dengan penerimaan kas harus ditetapkan dengan jelas. b. Penanganan fisik penerimaan dan pembukuannya harus dipisahkan c. Kasir tidak boleh melakukan tugas pembukuan piutang dan utang d. Setiap kali terjadi penerimaan kas harus segera dicatat dan penerimaan kas harus dibuat buku penerimaan e. Semua kas yang diterima harus disetor ke bank pada hari penerimaannya/hari berikutnya dan harus ada bukti setorannya. f. Dokumen harus diberi nomor urut tercetak agar penggunaannya dapat
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
22
diawasi g. Sedapat mungkin dipergunakan peralatan yang berguna untuk pelaksanaan pengawasan h. Harus ada pencocokan dokumen yang dibuat oleh bagian perusahaan untuk mencegah kecurangan.
3.2 Prinsip-prinsip Prosedur Pengeluaran Kas Untuk menciptakan suatu pengawasan intern yang baik prosedur pengeluaran kas harus sesuai dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: a.
Tanggung jawab yang berhubungan dengan pengeluaran kas harus ditetapkan dengan jelas.
b.
Tugas pengeluaran kas dipisahkan dari tugas pembukuan kas, utang dan piutang.
c.
Pengeluaran kas hanya dilakukan, setelah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.
d.
Semua pembayaran dilakukan dengan cek kecuali untuk pembayaran dalam jumlah kecil.
e.
Setelah pembayaran dilakukan, semua dokumen pendukungnya harus diberi tanda untuk mencegah penggunaan kembali dokumen tersebut.
f.
Sedapat mungkin dipergunakan peralatan yang berguna untuk pengawasan.
g.
Harus ada pencocokan dokumen-dokumen yang dibuat oleh bagian-
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
23
bagian perusahaan atau pihak lain untuk mencegah kecurangan.
3.3 Dokumen Dokumen yang digunakan dalam sistem kas adalah: a.
Bukti kas masuk Dokumen ini yang membuat adalah bagian piutang sebagai tanda terima uang yang dikirimkan kepada kreditur dan sebagai bukti dasar penerimaan kas dari piutang.
b.
Surat pemberitahuan dari debitur Dokumen ini dimaksudkan sebagai pemberitahuan untuk apa pembayaran debitur tersebut dilakukan.
c.
Daftar surat pemberitahuan Dokumen ini berisi daftar surat pemberitahuan yang diterima debitur beserta jumlah rupiahnya dokumen ini dibuat oleh bagian sekretariat - Bukti setor bank Dokumen ini untuk menyetorkan uang tunai ke bank yang dibuat oleh bagian kasir. -
Bukti kas keluar Berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kasa sebesar yang tercantum dalam dokumen.
- Permintaan pengeluaran kas kecil Berfungsi sebagai dokumen untuk meminta uang ke pemegang dana kas kecil bagi pemegang dana kas kecil dokumen ini
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
24
berfungsi untuk bukti dikeluarkannya kas kecil. -
Bukti pengeluaran kas kecil Berfungsi sebagai alat pertanggungjawaban pemakaian dana kas kecil, yang dibuat oleh pemakai kas kecil.
4. Panti Asuhan Panti asuhan adalah suatu lembaga atau yayasan yang tepat untuk menangani masalah tersebut di atas dalam rangka penyaluran bakat dan minat sekaligus sebagai saran peningkatan pendidikan bagi anak-anak. Maksudnya yaitu tempat untuk merawat, memelihara, membina dan mengasuh anak yatim, yatim piatu dan juga anak-anak terlantar. Mereka ada karena keadaan tertentu, sebagaimana yang kita ketahui yaitu karena krisis di segala bidang terlebih krisis keuangan dan krisis kepercayaan yang berkepanjangan menyebabkan penderitaan, kelaparan dan putusnya pendidikan. Kondisi itulah yang menyebabkan bertambahnya anak terlantar, yatim piatu. Para anak asuh menginginkan kebutuhan mereka terpenuhi seperti anak yang lainnya, akan tetapi karena suatu keadaan yang tidak memungkinkan menyebabkan mereka menjadi terlantar. Untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari mereka kadang tak mampu apalagi kebutuhan yang lainnya seperti sekunder19.
19
Panti Asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama’ Purwogondo Kalimayatan Jepara, Dalam Laporan Tahunan
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
25
5. Manfaat Perencanaan dan Pengawasan Keuangan terhadap Panti Asuhan Yatim, dan anak yatim piatu merupakan permasalahan yang serius untuk mendapat perhatian. Anak-anak terlantar adalah komunitas yang terabaikan oleh sebagian besar masyarakat, mereka hidup terlunta-lunta dan tidak memiliki masa depan yang baik. Problem kemiskinan yang menghimpit disatu sisi dan problem keterbelakangan disisi lain, menjadikan mereka terpaksa menjalani hidup yang keras. Menjadi peminta-minta dan pengamen di perempatan jalan dilakukan sekedar untuk mengais rejeki. Keberadaan mereka di jalanan memiliki dampak tersendiri bagi diri mereka khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menjadi peminta-minta memiliki dampak psikologis, anak-anak bekerja, namun pekerjaan yang dilakukan tidak menumbuhkan kreativitas mereka, bahkan semakin menjadikan mereka terpuruk dalam ketidak berdayaan. Implikasinya adalah jiwa peminta-minta yang tumbuh, bukannya jiwa kemandirian. Dampak buruk keberadaan mereka dijalanan adalah ancaman kekerasan, baik fisik maupun psikis. Kekerasan tersebut bisa datang dari sesama anak jalanan maupun masyarakat. Stigma negatif dari masyarakat, seperti anak-anak nakal, sampah masyarakat, pembuat onar, menjadikan mereka semakin terasing dari lingkungan. Sehingga yang terjadi adalah rasa putus asa yang mereka dapatkan. Hal tersebut yang mejadikan mereka melakukan tindakan yang kurang terpuji. Memaksa, menipu, mencuri, dan sebagainya. Segala perilaku menyimpang dan berentangan denag moralitas ynag berujung pada dekadensi akhlak.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
26
“Nabi Muhammad diutus oleh Allah adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia”. Pada konteks ini, dekadensi moral anak-anak terlantar sudah semestinya mendapat perhatian yang serius dari lembaga-lembaga sosial (Panti Asuhan) melalui dakwah yang dilakukan20 Manfaat perencanaan strategik pengawasan pada panti asuhan, Berguna bagi perencanaan untuk perubahan dalam lingkungan dinamik yang kompleks. Perencanaan strategik adalah proaktif, sehingga organisasi publik disarankan untuk proaktif mencari dan melakukan perubahan, dan bukannya bersifat reaktif terhadap situasi, Berguna untuk pengelolaan hasil-hasil (managing for result) perencanaan strategik merupakan suatu proses dari diagnosis, penerapan tujuan (objective setting), dan pembangunan strategi (strategy building) yang merupakan bagian penting dari manajemen yang berorientasi pada hasil. Perencanaan strategik berlandaskan pada pertimbangan yang hati-hati dari suatu kapasitas dan lingkungan.
Organisasi
yang
mengarahkan
pada
keputusan-keputusan
pengalokasian sumber-sumber daya yang signifikan. Perencanaan strategik merupakan suatu alat manajerial yang penting sektor public diharapkan untuk memfokuskan perhatian pada pencapaian dan peningkatan output setiap tahun. Dengan kata lain, hasil-hasil seyogyanya mulai difokuskan pada efisiensi dan efektivitas operasional. Perencanaan strategik memungkinkan sektor public mengembangkan suatu sistem yang memfasilitasi peningkatan terus-menerus pada semua tingkat dalam manajemen organisasi. Perencanaan strategic berorientasi masa depan. Perencanaan strategic melibatkan suatu usaha yang disiplin untuk 20
Widjaja A.W. 1993. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara: Jakarta.
hal 14
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
27
membantu membentuk dan membimbing pada apa yang diharapkan oleh manajemen, apa yang harus dilakukan, dan mengapa itu dilakukan. Perencanaan strategik membutuhkan pengumpulan informasi berskala makro, suatu eksplorasi alternatif-alternatif, dan merupakan suatu landasan bagi implikasi masa depan dan keputusan-keputusan sekarang. Perencanaan strategik mampu beradaptasi (adaptable). Meskipun perencanaan dilakukan untuk jangka panjang, peninjauan ulang dan pembaharuan secara teratur untuk menentukan kemajuan dan menilai ulang validitas dan rencana - berdasarkan pada isu-isu strategik yang tidak tercakup dalam penilaian internal maupun eksternal akan membuat perencanaan strategik menjadi fleksibel dan mampu beradaptasi. Dengan demikian rencana dapat diperbaharui untuk membuat penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan untuk menanggapi lingkungan yang berubah dan memanfaatkan peluang atau kesempatan yang menetapkan target untuk kinerja (targets for performance), memfasilitasi cara-cara untuk memeriksa kemajuan, dan memberikan panduan atau penunjuk untuk rencana-rencana operasional dan anggaran (budgets) yang sedang berlangsung. Perencanaan strategik adalah penting untuk mendukung pelanggan perencanan strategik menetapkan hal-hal yang dapat dilakukan oleh organisasi untuk memenuhi ekspektasi pelanggan. Agen-agen pemerintah harus mengakui bahwa mereka memiliki pelanggan (customer) dan pihak-pihak berkepentingan (stakebolders). Hal ini mengharuskan adanya perubahan sikap yang didukung oleh proses perencanaan strategik, di mana identifikasi kebutuhan pelanggan menjadi hal yang mendasar. Perencanaan strategik mempromosikan komunikasi perencanaan strategik memudahkan komunikasi dan partisipasi,
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
28
mengakomodasi keinginan dan nilai-nilai yang berbeda, membantu pembuatan keputusan yang teratur, dan menjamin keberhasilan dan implementasi sasaransasaran dan tujuan-tujuan (goals and objectives). Perencanaan strategik meningkatkan komunikasi tidak hanya dari manajer atas kepala karyawan atau sebaliknya, tetapi juga lintas fungsi/divisi dan program-program.
6.
Pengawasan Keuangan dalam Islam Penulis merumuskan teori tentang keuangan dan akuntan Islam. Qur`an
mengakui pentingnya membuat catatan sebagaimana diatur dalam Surat AlBaqarah ayat 282
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
29
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka haendaklah dia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang hendak ditulis itu), dan hendaklah bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan jangnlah ia mengurangi sedikitpun dari pada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
30
dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil: dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil disisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika mu`amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara kamu, mak tidak ada dosa bagi kamu, (jika kamu tidak menulisnya). Dan persaksikanlah jika kamu berjual beli; dan jangnlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan hal itu, maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. Hal ini membuktikan pengalaman yang biasa menimbulkan kontroversi tentang bagaimana melaksanakan bisnis yang benar sesuai degan ketentuan Allah.
G. Metode Penelitian. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mencari fakta, facta finding, dengan interprestasi yang bertujuan untuk membuat deskriptif yang tepat, secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diteliti.21 Untuk memperoleh data subyektif mungkin dalam penelitian ini, maka akan digunakan beberapa hal yang meliputi : metode penentuan sumber data, fokus penelitian, metode pengumpulan data, dan metode penelitian data. 21
Irwan Soehartono. 2000. Metode Penelitian Sosial. Bandung:Remaja Rosda Karya.
hal.35
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
31
1. Subyek dan Fokus Penelitian Pada penelitian ini, yang mejadi subyek penelitian adalah dewan pengurus Panti Asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama’ Purwogondo pada umumnya dan pengurus keuangan pada khususnya, yaitu sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang sosial yang mengasuh dan membina akhlak al-karimah anak-anak yatim piatu, anak-anak putus sekolah, dan anakanak yang kurang beruntung akibat keadaan ekonomi yang lemah. Sedangkan yang menjadi fokus penelitian adalah strategi pengawasan di bidang keuangan terhadap kas di Panti Asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama’ Purwogondo. 2. Metode Pengumpula Data Agar data dapat terkumpul denga lengkap, obyektif, dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, dibawah ini akan digunakan beberapa metode : a. Observasi Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode observasi yang digunakan adalah metode observasi non partisi, dimana observer tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang sedang diobservasi.22 Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi obyektif panti asuhan, data keuangan, data kas, data pengawasan terhadap kas. 22
Sutrisno Hadi. 1992. Metode Research. Jogjakarta, Andi Offset. hal.136
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
32
b. Dokumentasi Yaitu metode pengumpulan data melalui penyelidikan bendabenda tertulis, seperti buku-buku, peraturan-peraturan, notulen, catatan harian dan sebagainya.23 Digunakan untuk mendapatkan informasi terutama untuk gambaran umum pengawasan keuangan terhadap kas. c. Wawancara, Interview Yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara terhadap pihak-pihak yang
terlibat, yang disajikan dalam bentuk
pertanyaan. Dalam penelitian ini digunakan wawancara, interview bebas terpimpin,
dimana
pewawancara,
interviwer
membawa
kerangka
pertanyaan, frame work of question untuk disajikan dan bersifat longgar tanpa keluar dari pedoman yang dipakai memalui wawancara tidak berstruktur, yaitu dengan hanya memuat garis-garis besar yang dipertanyakan.24 Pengumpulan data melalui wawancara terhadap dewan pengurus Panti Asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama’ Purwogondo pada umumnya dan pengurus keuangan pada khususnya. 3. Metode Analisa Data Untuk mengolah data yang diperoleh dari penelitian ini, akan digunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Metode deskriptif yang dimaksud adalah metode deskriptif non statistic dengan penyajian dari umum ke khusus (deduktif-induktif).25 Yakni peneliti mengamati strategi
23
Ibid, hal.31
24
Ibid, hal.132 Lexy J. Moleong. 1993. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:Rosda Karya.
25
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
33
pengawasan keuangan yang dilakukan di panti asuhan. Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menganalisa keseluruhan data yang diperoleh, kemudian dipaparkan secara sistematis dalam bentuk kalimat berdasarkan data-data yang diperoleh.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada Panti Asuhan Muslimat Nadhatul Ulama PurwogondoKalinyamatan-Jepara telah menyelenggarakan sistem pengawasan keuangan (kas) yang baik, dapat dipercaya, dan transparan. Sistem pengawasan keuangan (kas) tersebut dikatakan baik setelah peneliti mengadakan penelitian sebagai berikut : 1. Pembukuan keuangan kas pada Panti Asuhan Muslimat Nadhatul Ulama Purwogondo telah tercatat secara sederhana, tertip, dan rapi. Pada laporan keuangan telah tercatat uang masuk, uang keluar, dan saldo, dengan disertakan tanggal, uraian serta keterangan. Pada pencatatan diadakan tutup buku ditiap bulannya, dengan ditanda tangani oleh ketua Panti Asuhan, sekretaris, dan dengan mengetahui kapala desa setempat. Hal ini membuktikan bahwa pencatatan keuangan (kas) tercatat dengan sederhana dan transparan. 2. Struktur akuntansi Panti Asuhan Muslimat Nadhatul Ulama telah memiliki adanya bagian perkiraan misalnya perkiraan uang pengeluaran untuk jangka waktu bulan kedepan, adanya pedoman akuntansi, daftar tugas yang jelas, perkiraan kontrol, dokumen yang tercatat beserta tanggal.
72 © 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
73
3. Panti Asuhan Muslimat Nadhatul Ulama ini telah melaksanakan strategi manajemen yaitu pada fungsi pengawasan pada panti asuhan. Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang khusus berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai sebagaimana mestinya, agar proses pencapaian tujuan dapat berjalan sesuai dengan rencana. 4. Proses pengawasan pada Panti Asuhan Muslimat Nadhatul Ulama dilakukan pada sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya pengawasan secara langung dilakukan dengan mengontrol kegiatan pembukuan yang dilakukan oleh petugas pembukuan di panti asuhan. Sedangkan pengawasan secara tidak langsung dilakukan dengan melihat langsung hasil dari pengeluaran. 5. Panti Asuhan Muslimat Nadhatul Ulama telah mengadakan tindakan preventif
terhadap pengawasan keuangan (kas), dengan mengadakan
pengawasan maka pabila terjadi penyimpangan pada Panti Asuhan Muslimat Nadhatul Ulama, maka sedini mungkin dapat diketahui atau dihindari guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu strategi pengawasan digunakan untuk perencanaan dengan melihat ke depan yang dipadukan dengan konsep dasar atau misi panti asuhan.
Dan apabila
perencanaan tersebut untuk menghindari penyimpangan sehingga strategi merupakan pola-pola berbagai tujuan serta kebijakan dasar dan rencanarencana untuk mencapai tujuan dimaksud, dirumuskan sedemikian rupa sehingga jelas usaha apa yang sedang dan akan dilaksanakan oleh panti asuhan.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
74
6. Pada Panti Asuhan Muslimat Nahdlatul Ulama, telah memiliki lembaga pengawasan (Internal audit/controller) yang posisinya independent yang berarti posisi lembaga pengawasan ini tidak bisa dipengaruhi oleh siapapun. 7. Pengawasan pada Panti Asuhan Muslimat Nahdlatul Ulama, selalu dilakukan dengan didahului oleh perencanaan untuk menghindari penyimpangan, penyelewengan-penyelewengan, 8. Pengawasan intern pada Panti Asuhan Muslimat Nahdlatul Ulama merupakan pengawasan yang dirancang dan diintegrasikan ke dalam sistem pembagian dan pendelegasian tugas, tanggung jawab, wewenang dalam struktur organisasi di panti asuhan. 9. Pengawasan intern pada Panti Asuhan Muslimat Nahdlatul Ulama meliputi struktur
organisasi
dan
semua
cara-cara
serta
alat-alat
yang
dikoordinasikan yang digunakan didalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik panti asuhan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu. 10. Pelaku pengawasan keuangan dituntut untuk menguasai seluk-beluk pekerjaan yang diawasinya dan kemampuan yang dimilikinya dalam melakukan tugasnya. Pemerintah baru-baru ini memberikan masukan berupa dana yang diperuntukkan sebagi biaya logistik untuk panti asuhan.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
75
secara tidak langsung pejabat berwenang juga memberikan masukan pengawasan tetapi tidak mempengaruhi keputusan mutlak pada panti asuhan Muslimat Nahdhatul Ulama.
B. Saran Setelah melakukan penelitian ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan : 1. Bagi Panti Asuhan Hendaknya dengan semakin berkembangan Panti Asuhan Muslimat Nahdhatul Ulama, maka laporan keuangan untuk lebih ditingkatkan kearah laporan keuangan yang sistematis dengan disertakan tanggal masuk dan keluarnya uang, nomer kwitansi, pejabat yang menyetujui keluarnya uang. kesejahteraan pengurus pada Panti Asuhan Muslimat Nahdhatul Ulama sama sekali belum diperhatikan. Oleh karenanya, untuk meningkatkan kerja pengurus, maka perlu kiranya kesejahteraan lebih diperhatikan. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Dengan membandingkan pengawasan keuangan antara Panti Asuhan Muslimat Nahdhatul dengan Panti Asuhan yang lain, didapatkan bahwa manajemen di pantai asuhan tersebut dapat diblang cukup bagus. Dan hendaknya prestasi tersebut dapat dipertahankan, agar kedepan dapat lebih maju dalam hal pengelolaan pendidikan dan terbuka lebar peluang membuka layanan social lainnya. Seperti perngobatan gratis, konsultasi kesehatan dan lain sebagainya.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
76
PENUTUP
Panti Asuhan Muslimat Nahdhatul Ulama’ Purwogondo-KalinyamatanJepara telah melakukan manajemen pembukuan kas keuangan dengan sangat baik. Berawal dari sini, membawa dampak positif terhadap pelaksanaan kegaitan di pantai Asuhan tersebut. Sehingga, pemenuhan kebutuhan anak-anak asuh diperhatikan dengan baik. Walaupun dilakukan dengan sangat sederhana, tertib dan rapi, namun bertanggung jawab dan transparan. Pada laporan keuangan telah tercatat laporan uang masuk, uang keluar, dan saldo, dengan disertakan tanggal, uraian dan keterangan. Pada pencatatan diadakan tutup buku tiap bulannya, dengan ditanda tangani oleh ketua Panti Asuhan, sekretaris, dan dengan mengetahui kapala desa setempat. Pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pengawasan pada Panti Asuhan Muslimat Nahdhatul Ulama, kegiatan yang dilakukan oleh pengawas keuangan antara lain dengan meneliti atau mengawasi terus jalannya pekerjaan, menilai atau mengukur sampai di mana pekerjaan ini sesuai dengan rencana atau standar hasil kerja yang diinginkan, jika terdapat kesalahan segera memperbaiki kesalahan, kekurangan, kelemahan dan kegagalan serta menjauhkan rintanganrintangan yang dihadapi. Hal ini membuktikan bahwa pengawasan keuangan pada Panti Asuhan Muslimat Nadhatul Ulama Purwogondo, telah terlaksana dengan baik dan sebagaimana diharapkan. Dari penelitian ini diharapkan, dapat memberikan informasi kepada pihakpihak yang berkepentingan. Pantai asuhan yang notabene menjadi salah satu
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
77
lembaga sosial di Negara ini, mampu menjadi lokomotif terdepan dalam hal managerial. Dengan syarat, pengelola, anak asuh, dan sumber dana dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Untuk saat ini banyak lembaga-lembaga yang menamakan diri sebagai lembaga bantuan social, apapun namanya itu, orientasi mereka masih sebatas pada orientasi meteriil atau mencari keuntungan dari pendirian lembaga social tersebut. Beda halnya ketika penelitian ini dilakukan. Pantai asuhan nahdhatul ulama di Purwagondho mampu menjawab semua itu. Terlepas dari semua kekurangan dan kelebihan yang ada. Oleh karena kita semua berharap, lembagalembaga social yang ada di negeri ini, mampu memainkan perannya sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan oleh masyarakat kepadanya. Baik sebagai manusia yang peduli kepada sesama, maupun sebagai warga Negara yang baik. Akhirnya, semoga apa yang telah dihasilkan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Mampu memberikan kontribusi yang banyak kepada lembaga semisalnya. Dan kami, penyusun berharap agar penelitian in tidak berhenti sampai disini, kesejahteraan masyarakat Indonesia masih belum merata. Bagaimana kita berusaha mengentaskannya? Itu yang menjadi pekerjaan kita bersama. Penelitianpenelitian serupa berharap dapat dilakukan, demi menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang entitas yang mulai dipandang negative ini. Kami tidak pernah melihat kesempurnaan sedikitpun dari karya kecil ini. Oleh karenanya, saran dan kritik yang membangun selalu penyusun nantikan, demi terciptanya sempurnanya penelitian ini. Tidak lupa, penyusun mengucapkan terima kasih kepada pengurus di panti asuhan nahdhatul ulama Purwogondo, atas
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
78
kerjasamanya. Hingga terselesaikannya laporan akhir dari studi penyusun. Semoga amal baiknya, menjadikan barokah kepada semuanya, baik keluarga maupun keturunannya. Tiada kesempurnaan dimata manusia, segala kelebihan didalam karya ini, semata-mata dating dari Allah swt. Adapun kekurangankekurangannya menunjukkan pengusun, bahwa kami masih jauh dari sifat kesempurnaan dan kebenaran. Kebenaran mutlak hanya milik Tuhan semata. Semoga amal baik kita selalu menyertai langkah dan doa orang-orang yang selalu berbuat baik kepada kita semua. Sekian dari kami, wassalam.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
Sofyan Syafri Harahap. Akuntansi Pengawasan dan manajemen Dalam Perspektif Islam. Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Trisaksi. Perencanaan Strategik Untuk Peningkatan Kinerja Sektor Publik Suatu Petunjuk Praktek Vincent Gospersz. 2004. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Abdul Halim, Bambang Supomo, 1990. Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Zaki boridwan. 1988. Intermedia Accounting. Yogyakarta:BPFE, Ashari. 1986. Auditing. Yogyakarta: FPIS IKIP Sumerjo. Anditing. Jakarta: SMAS Study Club. Bambang Hartadi. 1997. Sistem Pengendalian Intern dalam Hubungan dengan Manajemen dan Audit. Yoyakarta: BPFE. Agus Sartono. 1997. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Mulyadi. 1993. Sistem Akuntasi. Yogyakarta : STIE YKPN. Panti Asuhan Muslimat Nahdlotul Ulama’ Purwogondo Kalimayatan Jepara. Irwan Soehartono. 2000. Metode Penelitian Sosial. Bandung:Remaja Rosda Karya. Sutrisno Hadi. 1992. Metode Research. Jogjakarta, Andi Offset,. Lexy J. Moleong. 1993. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung:Rosda Karya. Prof. Dr. Winarno Suratman, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik, Bandung: Tarsindo, 1990. Dr. Heflin Frinces, BSc, MSc.Soc, MA. 2006. Manajemen Stratejik. Jogjakarta: Penerbit MIDA PUSTAKA. Vincent Gospersz. 2004. Perencanaan Strategik Untuk Peningkatan Kinerja Sektor Publik Suatu Petunjuk Praktek. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama:.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Widjaja A.W. 1993. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara. Imam Jalaluddin Muhammad bin Ali Mahalli dan Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar, Tafsir Jalalain, Semarang: Toha Putra, tt. Ali Muhammad Taufik, Praktek Manajemen Berbasis al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
LAMPIRAN-LAMPIRAN
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
PANTI ASUHAN
MUSLIMAT NAHDLATUL ULAMA Jl..Kenari Purwogondo kalinyamatan Porwogondo - Jepara
BUKTI PENELITIAN No :
Yang bertanda di bawah ini adalah Panti Asuhan Muslimat Nahdlatul Ulama Purwogondo Jepara menerangkan bahwa :
Nama
: Saifuddin Nuzuli
NIM
: 02241160
Institusi
: Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta
Telah selesai menjalankan penelitian di Panti Asuhan Muslimat Nahdlatul Ulama Purwogondo Jepara, pada tanggal 1 Agustus – 1 Oktober 2007. Sesuai pernyataan yang bersangkutan, bahwa data hasil penelitian tersebut hanya akan dipergunakan untuk kepentingan ilmiah. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Jepara, 21 November 2007 Pimpinan Panti asuhan
Hj. CHULAIMAH
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
No
Tanggal
1 2 3
9 Agustus 2006 1 Januari 2006 2 Januari 2006
4
BUKU KAS UMUM ORGANISASI SOSIAL Uraian Jumlah Rupiah Masuk Keluar
Terima bantuan dinkesos prop. I Saldo Terima Dana dari Donatur Terima sodaqoh Romadhon Terima uang kalender 4 Januari Terima dana dari H. Ali Dahrom 2006 Bayar biaya pendidikan anak asuh (SPP Madrasah) Bayar FC + setting + Rol film dll Bayar pengumuman siop dan uang saku alumnus ke pelatihan Smg
No
Tanggal
1 2 3 4 5 6
1 Februari 2006 4 Februari 2006 17 Februari 2006 23 Februari 2006 26 Februari 2006
Rp 2.000.000 Rp. 6.185.500 Rp. 1.300.000 Rp. 570.000 Rp. 1.575.000 Rp. 50.000 Rp. 336.000 Rp. 354.700 Rp. 150.000
Rp. 8.185.500 Rp. 9.485.500 Rp. 10.055.500 Rp. 11.630.500 Rp. 11.680.500 Rp. 11.344.500
Keterangan
Dana bantuan masuk
Biaya pendidikan Biaya akomodasi
Biaya pelatihan/lainlain
Rp. 10.989.800 Rp. 10.839.800
Rp.11.680.500
Rp. 840.700
BUKU KAS UMUM ORGANISASI SOSIAL (ORSOS) Uraian Jumlah Rupiah Masuk Keluar Saldo Terima Dana masuk Bayar beaya pendidikan MTS Bayar biaya pendidikan Madrasah Bayar biaya pendidikan Aliyah Bayar Fotocopy
Sisa
Rp. 1.662.500
Rp. 10.839.800
Sisa
Rp. 10.839.800 Rp. 596.000 Rp. 256.500 Rp. 794.000 Rp. 6.000 Rp. 10.849.300
Rp. 1.662.000
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Rp.1.652.500
Rp. 10.849.300
Keterangan
Kas Dana bantuan Biaya pendidikan
No
Tanggal
1 2
1 Maret 2006 6 Maret 2006 16 Maret 2006
3
4 5
6 7
No
1 2 3 4 5 6 7
BUKU KAS UMUM ORGANISASI SOSIAL (ORSOS) Uraian Jumlah Rupiah Masuk Keluar
Saldo Terima Dana masuk Bayar konsumsi Rapat Pengurus Beli bola lampu + kabel 18 Maret Beli alat tulis, transport Smg 2006 Konsumsi 27 Maret kunjungan Beli kekurangan 2006 31 Maret alat-alat dapur Bayar biaya 2006 pendidikan Madrasah Beli mic Beaya permakanan panti, konsumsi ½ bulan Beaya administrasi dinding Bayar biaya pendidikan Aliyah
Tanggal
1 2006 3 2006 4 2006 5 2006 7 2006 15 2006 27 2006
Rp. 2.780.500 Rp. 645.500 Rp. 1.560.000 Rp. 75.000
Rp. 2.780.500
Rp. 10.849.300 Rp. 110.000 Rp. 183.000 Rp. 223.000 Rp. 666.000 Rp. 152.000 Rp. 195.000 Rp. 800.000 Rp. 100.000 Rp. 1.120.000 Rp. 3.550.400
BUKU KAS UMUM ORGANISASI SOSIAL (ORSOS) Uraian Jumlah Rupiah Masuk Keluar
April Saldo Terima dana Rp. 5.418.000 April donatur Bayar alat tulis biaya April Bayar pendidikan MTS biaya April Bayar pendidikan Aliyah biaya April Bayar pendidikan April Madrasah Bayar pembelian April busa kasur Bayar jasa juru masak Bayar biaya permakanan
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sisa
Kas Dana bantuan Biaya peralatan Biaya panti, dll
Biaya pendidikan Beli peralatan Rp. 10.079.400 Biaya pendidikan
Rp. 10..079.400
Sisa
Rp. 10..079.400 Rp. 212.300 Rp. 642.000 Rp. 3.700.000 Rp. 152.000 Rp. 2.280.000 Rp. 250.000 Rp. 1.710.500
Keterangan
Rp. 6.550.600
Keterangan
Kas Dana masuk
Rp. 5.418.000
No
1 2 3
4 5 6
Tanggal
Rp. 8.946.800
BUKU KAS UMUM ORGANISASI SOSIAL (ORSOS) Uraian Jumlah Rupiah Masuk Keluar
1 Mei Saldo Terima Dinkesos 2006 2 Mei KAB Terima dana donator 2006 Beli kursi lipat 3 Mei Bayar permakanan pindahan 2006 Bayar alat-alat tulis Bayar Forum di 13 Mei Komunikasi Jepara 2006 biaya 20 Mei Bayar pendidikan 2006 Madrasah biaya 31 Mei Bayar pendidikan Aliyah 2006 Bayar permakanan panti Bayar jasa juru masak
Rp. 3.000.000 Rp. 4.553.500
Rp. 4.553.500
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Rp. 6.550.600
Sisa
Rp. 6.550.600 Rp. 3.000.000 Rp. 320.000 Rp. 109.700 Rp. 150.000 Rp. 262.500 Rp. 1.170.000 Rp. 2.000.000 Rp. 250.000 Rp. 7.262.200
Rp. 6.841.000
Rp. 6.841.000
Keterangan
Kas
No
1 2
3
No
1 2
7
Tanggal
BUKU KAS UMUM ORGANISASI SOSIAL (ORSOS) Uraian Jumlah Rupiah Masuk Keluar
1 Juni Saldo Dana donator masuk Rp. 2006 Bayar biaya 5.455.000 13 Juni pendidikan SD (6 Bl) 2006 Bayar cetak kartu donatur biaya 30 Juni Bayar pendidikan MTS 2006 Bayar tambahan beli kursi Bayar buat SPJ (Kab Jpr) Bayar biaya permakanan Bayar jasa juru masak Bayar (uang saku penglepasan anak) Bayar transport ke Semarang Bayar biaya pendidikan Madrasah Rp. 5.455.000
Tanggal
Rp. 6.841.000 Rp. 1.514.000 Rp. 62.000 Rp. 1.024.500 Rp. 108.000 Rp. 25.000 Rp. 2.000.000 Rp. 250.000 Rp. 600.000 Rp. 55.000 Rp. 160.000 Rp. 5.798.500
BUKU KAS UMUM ORGANISASI SOSIAL (ORSOS) Uraian Jumlah Rupiah Masuk Keluar
1 Juli Saldo Dana Masuk 2006 Terima bantuan 19 Juli prop Bayar daftar ulang 2006 SMP & MTS Bayar daftar ulang SMK Jpr Bayar daftar ulang MA Bayar fotocopy Bayar beli pecis Bayar jasa juru masak Bayar listrik
Rp. 5.483.000 Rp. 50.000.000
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sisa
Kas
Rp. 6.498.400
Rp. 6.498.400
Sisa
Rp. 6.498.400 Rp. 1.428.500 Rp. 430.000 Rp. 466.000 Rp. 8.000 Rp. 12.000 Rp. 250.000
Keterangan
Keterangan
Kas
Bayar permakanan 30 Juli Bayar pembelian 2006 seragam Bayar pembelian sepatu Bayar buku tulis Bayar pembangunan
Rp. 55.483.000
No
Tanggal
3 Agustus 2006 10 Agustus 2006
31 Agustus 2006
Rp. 100.000 Rp. 1.500.000 Rp. 1.760.000 Rp. 1.490.000 Rp. 274.000 Rp. 50.000.000 Rp. 57.718.500
BUKU KAS UMUM ORGANISASI SOSIAL (ORSOS) Uraian Jumlah Rupiah Masuk Keluar Saldo Dana masuk Terima bantuan dari pusat Jkt Bayar pendidikan madrasah (j akhir) Bayar alat tulis + transport Smrg Bayar pendidikan madrasah + ujian Bayar pendidikan madrasah Sa’ban Ramadhan Bayar jasa juru masak (ibu asuh) Bayar bapak asuh 2 bulan Bayar SPP STM 2 bulan Bayar biaya permakanan ll
Rp. 4.032.000 Rp. 16.425.000
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Rp. 4.262.900
Sisa
Rp. 4.262.900 Rp. 144.000 Rp. 151.000 Rp. 534.000 Rp. 636.500 Rp. 250.000 Rp. 200.000 Rp. 100.000 Rp. 2.000.000
Rp. 20.457.000
Rp. 4.262.900
Rp. 4.015.500
Rp. 20.704.400
Rp. 20.704.400
Keterangan
Kas
No
Tanggal
1-10-2006
BUKU KAS UMUM ORGANISASI SOSIAL (ORSOS) Uraian Jumlah Rupiah Masuk Keluar Saldo Dana masuk Peresmian gedung (Bupati), dll Terima bantuan prop Bayar pendidikan MA Ziarah Madrasah Bayar seragam susulan 3 Bayar ahirusanah Wustho Bayar bunga untuk peresmian panti Bayar perpisahan madrasah Bayar seragam PMR Bayar konsumsi kunjungan Bayar jasa ibu asuh Bayar bapak asuh Bayar pendidikan STM Permakanan
Rp. 3.861.00 0 Rp. 3.000.00 0
Rp. 6.861.00 0
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sisa
Rp. 20.704.400 Rp. 500.000 Rp. 579.000 Rp. 250.000 Rp. 85.000 Rp. 44.000 Rp. 27.500 Rp. 50.000 Rp. 40.000 Rp. 240.000 Rp. 250.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 500.000 Rp. 2.765.800
Rp. 24.799.600
Rp. 24.799.600
Keterangan
Kas
No
Tanggal
BUKU KAS UMUM ORGANISASI SOSIAL (ORSOS) Uraian Jumlah Rupiah Masuk Keluar
1 Oktober Saldo Dana masuk 2006 Bayar kostum, LKS 2 Oktober (MTS) Bayar pendidikan 2006 MA Bayar pendidikan SMIK Bayar MID Semester SMK Bayar ibu asuh Bayar bapak asuh Bayar buku SD Bayar listrik Bayar biaya pemakaman Bayar untuk uang lebaran Ibu Asuh Beli tustel Sumbangan turun bantuan Terima bantuan Jpr Beli alat olah raga Terima bantuan prop
Rp. 4.740.00 0
Rp. 1.000.00 0 Rp. 6.000.00 0
Rp.11.74 0.000
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sisa
Rp. 24.799.600 Rp. 524.500 Rp. 367.000 Rp. 645.000 Rp. 152.000 Rp. 250.000 Rp. 100.000 Rp. 28.000 Rp. 76.200 Rp. 2.000.000 Rp. 150.000 Rp. 2.345.000 Rp. 500.000 Rp. 435.000 Rp. 7.572.700
Rp. 28.966.900
Rp. 28.966.900
Keterangan
Kas
No
Tanggal
1.
1 November 2006
16 November 2006
BUKU KAS UMUM ORGANISASI SOSIAL (ORSOS) Uraian Jumlah Rupiah Masuk Keluar Saldo Rp. Dana masuk 13.015.0 Transport ke SMG 00 Beli alat tulis Beli susu bendera Uang lebaran untuk Bp. Asuh Uang lebaran guru ngaji Bayar pakaian lebaran Bayar pend. madrasah dan pendaftran Bayar listrik Jasa ibu asuh Jasa bapak asuh Bayar seragam madrasah Bayar/bantu pembangunan Biaya permakanan
Rp. 13.015.0 00
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sisa
Rp. 28.966.900 Rp. 150.000 Rp. 476.800 Rp. 246.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 480.000 Rp. 450.000 Rp. 119.000 Rp. 250.000 Rp. 100.000 Rp. 140.000 Rp. 7.500.000 Rp. 2.500.000 Rp. 12.711.800
Rp. 29.270.100
Rp. 29.270.100
Keterangan
No
Tanggal
1.
1 Desember 2006
14 Desember 2006
BUKU KAS UMUM ORGANISASI SOSIAL (ORSOS) Uraian Jumlah Rupiah Masuk Keluar Saldo Dana masuk Bantuan pemda Jpr Beli kursi lipat 26 Forum komunikasi, materai Bantuan Dinsos IPR Beli kursi lipat 31 Sumbangan + Spj Biaya pendidikan MA Biaya madrasah Bayar alat tulis Bayar Ibu asuh Bayar Bapak asuh Bayar listrik permakanan
Rp. 3.255.00 0 Rp. 3.500.00 0
Rp. 4.000.00 0
Rp. 3.255.00 0 Mengetahui Kepala Desa/ Kelurahan
(
)
Sisa
Keterangan
Rp. 29.270.100 Rp. 3.380.000 Rp. 216.500 Rp. 4.107.500 Rp. 210.000 Rp. 1.285.000 Rp. 165.000 Rp. 99.600 Rp. 250.000 Rp. 100.000 Rp. 51.000 Rp. 2.000.000
Rp. 28.161.100
Rp. 3.950.600
Rp. 28.161.100
31 Desember 2006 Mengetahui Ketua Organisasi Sosial
Sekretaris Orsos
(
(
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
)
)
NO .
TGL. TERIMA
1. 2.
9 Agustus 2006 12 Mei 2006
3.
12 Juli 2006
4.
19 Juli 2006
5.
10 Agustus 2006 8 September 2006 26 Oktober 2006 12 Desember 2006 25 Desember 2006 2 Januari 2006 12 Januari 2006
6. 7. 8. 9. 10. 11.
BUKU DAFTAR PENERIMAAN BANTUAN ORGANISASI SOSIAL (ORSOS) JENIS BANYAK ASAL NILAI BANT NYA Rp. UAN DINKESOSPRO 2.000.000 Uang P 3.000.000 KAB. JEPARA Uang Beras, Mie Uang
250 Kg + 3 Dos -
Uang
-
Uang
-
Uang
-
Uang
KESBANGUNS 50.000.000 OS 16.425.000 DINKESOS PROP DINKESOS JKT 3.000.000
KONVEKSI KURSI (24) ANAK ASUH
3.500.000
SARANA PRASARANA PERMAKAN AN PERMAKAN AN KURSI (26)
4.000.000
KURSI (31)
6.000.000
-
DINKESOS PROP DINKESOS PROP PEMDA JPR
Uang
-
DINKESOS JPR
2.000.000
Uang
-
PEMDA JPR
6.000.000
Uang
-
DINKESOS PROP
Mengetahui
Mengetahui
Kepala Desa/Kelurahan
(
SASARAN
Ketua Organisasi Sosial
)
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
(
)
K E T