Mari kita tingkatkan produktivitas, mutu dan keamanan pangan produk daging dan susu kita....!
Edisi Februari 2003
Dipersembahkan oleh ISPI (Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia ) DKI Jaya
Pengawasan Keamanan Produk Hortikultura Segar (Fresh Produk) Siapa Berwenang ? AFTA atau globalisasi tingkat ASEAN, segera dimulai pada tahun 2003 bulan Maret. Sejak pemberlakuannya peran instrumen tarif, subsidi hingga yang bersifat mendistorsi pasarsecara bertahap dikurangi. Disisi lain instrumen nontarif seperti yang berkaitan dengan kualitas komoditi pada umumnya, atau komoditi pertanian khususnya, atau berkaitan dengan SPS (Sanitari dan Phitosanitary) akan terus meningkat perannya. Pada saat tersebut, mau tidak mau, suka tidak suka kita harus mulai memperkuat kualitas dan keamanan produk domestik pertanian kita melalui peningkatan kualitas dan jaminan mutu. Pengawasan keamanan terhadap produk hortikultura segar merupakan salah satu perangkat lunak yang sangat diperlukan untuk menjamin bahwa produk hortikultura segar yang beredar telah dijamin keamanannya apabila dikonsumsi oleh masyarakat. Mengapa hanya produk hortikultura segar ? Selama ini untuk produk peternakan segar dan produk peternakan dengan olahan minimal telah ditentukan Institusi yang memiliki kewenangan dan bertanggung jawab sebagai pelaksana, yaitu Direktorat Jenderal Produksi Peternakan, khususnya Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner, sementara itu untuk keamanan produk hortikultura segar belum ada Institusi yang ditunjuk. Padahal dengan derasnya arus komoditi hortikultura segar impor, dan meningkatnya produksi hortikultura dalam negeri disertai dengan peningkatan permintaan konsumen akan produk hortikultura, menuntut segera pemberlakuan peraturan yang dapat menjamin kesehatan dan keamanan konsumen yang mengkonsumsinya. Dari pihak Badan Pengawasan Obat dan Makanan telah melemparkan bola ini kepada Departemen Pertanian. Akan tetapi di Departemen Pertanian sendiri belum ditentukan siapa yang akan diberi kewenangan untuk menangani pengawasan keamanan produk segar hortikultura. Ada beberapa pihak yang dapat ditunjuk, antara lain Ditjen Bina Klik..... Produksi Hortikultura, dalam hal ini Direktorat Perlindungan Tanaman, atau Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (Ditjen BP2HP) dalam hal ini adalah Direktorat Pengolahan
Hortikultura atau Pusat Standardisasi dan Akreditasi sebagai pihak yang berwenang untuk menyusun perangkat lunak peraturan Pengawasan keamanan produk segar hortikultura. Institusi yang berwenang untuk melakukan Pengawasan terhadap produk segar hortikultura ini perlu segera ditetapkan, mengingat kepentingan keberadaannya telah mendesak, terlepas dari siapa yang akan ditunjuk menjadi pengawas tersebut. Perlu digarisbawahi bahwa dari segi tugas pokok dan fungsi, PSA akan bertugas menyediakan payung peraturan dan pedoman Pengawasan produk segar hortikultura yang akan beradar. Sedangkan pelaksana Pengawasan ini mungkin lebih tepat ditunjuk antara Direktorat Perlindungan Tanaman Ditjen Bina Produksi Hortikultura atau Direktorat Pengolahan Hortikultra Ditjen BP2HP. Ada beberapa konsekwensi apabila Institusi tidak segera ditunjuk, antara lain tidak ada Instiusi yang merasa bertanggung jawab terhadap keamanan produk hortikultura segar beredar. Pedoman pengawasan terhadap keamanan produk segar hortikultura tidak ada. Dan dengan tidak adanya pedoman pengawasan produk segar hortikultura beredar maka keamanan masyarakat konsumen tidak terjamin, dan produk hortikultura segar (impor) yang beredar tidak akan terkendali mutunya. Ada beberapa aspek dari keamanan produk segar hortikultura yang akan menjadi berbahaya apabila tidak dikendalikan. Aspek aspek tersebut antara lain : 1. Aspek residu pestisida pada buah-buahan segar, terutama pada buah-buahan impor yang tidak pernah kita ketahui proses produksi sampai dengan pengirimannya ke Indonesia 2. Aspek kelayakan konsumsi secara fisik organoleptis. 3. Aspek kelayakan konsumsi dilihat dari aspek jumlah mikrobanya. 4. Aspek pengawet atau pemberian antibiotik untuk membuat produk segar hortikultura dapat bertahan lebih lama. Ini perlu diperhatikan bagi produk hortikultura segar yang diimpor dari negara-negara yang berada jauh dari Indonesia. Beberapa kepentingan dari aspek ini antara lain; aspek residu pestisida pengawet dan aspek antibiotik yang biasanya diberikan selama proses penanaman, akan mengakibatkan timbulnya reaksi alergi pada individu tertentu, memicu timbulnya reaksi karsinogenik pada beberapa sel tertentu kalau dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang dan memicu terjadinya mutasi gen pada individu tertentu bila dikonsumsi dalam jangka waktu
Edisi Februari 2003
Dari Redaksi…. Mutu produk hortikultura yang dianggap bermutu adalah produk dengan penampakan luar relatif homogen, bersih dan tidak ada ulat. Meskipun hal tersebut merupakan indikator mutu, tetapi sebenarnya kandungan residu senyawa kimia dan mikroorganisme berbahaya pada produk hortikultura adalah indikator mutu yang langsung berhubungan dengan keamanan pangan. Di Indonesia indikator mutu tersebut masih “diabaikan” oleh sebagaian besar konsumen. Seiring dengan berlakunya AFTA sejak Januari 2003, maka produsen, konsumen dan importir Indonesia harus mulai memperhatikan masalah tersebut . Dalam upaya membangun kepedulian terhadap keamanan pangan maka saat ini diperlukan beberapa perangkat kebijakan, diantaranya Sistem Monitoring dan Pengawasan Produk Pertanian Segar. Namun sebagus apapun instrumrumen kebijakan tersebut tidak akan dapat diimplementasikan, jika tingkat kepedulian terhadap keamanan pangan di masyarakat kita masih rendah. Kalau tidak mulai saat ini kapan lagi kita akan mengkonsumsi produk hortikultura segar yang aman ???
Redaksi Infomutu: Penanggung jawab: Kepala Pusat Standardisasi dan Akreditasi, Pemimpin Redaksi: Sri Bintang K Redaksi: Erna, Iin, Slamet Hartanto, Chandra, Apriadi Design: M. Nurman Nara sumber/reporter: Erry Wardhana Alamat: Gedung E Lantai 7, J.l Harsono RM No. 3, Pasar Minggu, Jakarta 12550,
2 lama. Memang aspek ini tidak akan segera menimbulkan akibat dalam waktu yang singkat, namun efek negatif ini akan berakumulasi dalam jangka panjang. Kalau selama ini belum dianggap berbahaya, itu lebih disebabkan karena selama ini kita tidak memiliki bank data (database) mengenai mengapa kasus penyakit degeratif di Republik tercinta ini meningkat dengan tajam. Pada kasus penyakit degeneratif seperti penyakit kanker umumnya hanya diberikan tindakan pengobatan, tetapi kita tidak pernah tahu apa akar permasalahannya? apakah karena pola hidup yang telah bergeser, termasuk berubahnya pola makan dan pola konsumsi dengan menganggap buahan impor jauh lebih bergizi dari buah lokal, ataukan karena penyebab lain. Secara fisik organoleptis pada produk segar hortikultura akan sangat
berpengaruh pada kelayakan produk tersebut untuk dikonsumsi. Kasus ini misalnya terjadi pada apel lengkeng yang berukuran kecil, dan mempunyai rasa yang telah berubah. Apapun alasannya sebenarnya buah ini sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Lemahnya infrastruktur pengawasan keamanan produk segar hortikultura, dimanfaatkan oleh importir kita yang hanya melirik kepentngan berlimpah yang akan mengalir tanpa memertimbangkan kepentingan konsumen dalam hal keamanan. Pola pikir yang masih menganggap bahwa produk impor pasti lebih berkualitas daripada produk lok al, nampaknya harus segera ditanggalkan. Pertanyaannya sekarang apa angkah konkret kita untuk merubah pola pikir tersebut.(Bintang).
Profil Laboratorium Lingkup Pertanian Nama Laboratorium Laboratorium Penguji Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Bengkulu Alamat Jl. Mangga V Lingkar Timur, Bengkulu No. telp / fax Telp. (0736) 20189, Fax. (0736) 24002 Ruang Lingkup Komoditi 1.Kopi / Biji Kopi 2.Cacao/Biji Kakao Parameter Pengujian Kopi - Kadar air - Biji berbau asap atau berbau abnormal dan berbau asing - Serangga hidup - Kadar biji pecah dan atau pecah kulit - Jumlah biji per 100 gram - Kadar biji berkapang - Kadar biji tak terfermentasi - Kadar biji berserangga pipih, berkecambah - Kadar benda asing Kakao - Jumlah nilai cacat - Lolos ayakan - Serangga hidup - Biji berbau busuk dan berkapang - Kadar kotoran - Kadar air
Personil Kunci / Contact Person Drs. Marshal Mansur Status Akreditasi Terakreditasi Nama Laboratorium Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Pangkalpinang Alamat Jl. Mentok Raya Km 3 Pangkalpinang No. telp / fax Telp. (0717) 422162, Fax. (0717) 422162 Ruang Lingkup Komoditi Lada Putih Parameter Pengujian - Kebersihan (cemaran binatang) - Kadar benda asing - Kadar kapang - Kadar biji enteng - Kadar air - Kadar piperin - Kadar minyak atsiri - Kadar abu - Kadar lada putih warna kehitam-hitaman Personil Kunci / Contact Person Ir. Mulyadi Piliang Status Akreditasi Terakreditasi (Slamet) Bersambung.................
3
Edisi Februari 2003 Apresiasi Akreditasi Laboratorium Sentral Universitas Brawijaya. Laboratorium Sentral Universitas Brawijaya merupakan laboratorium terpadu yang dimiliki oleh Universitas Brawijaya, dan telah memiliki sejumlah pelanggan yang signifikan. Untuk mengantisipasi berubahnya status Universitas Brawijaya menjadi Badan Hukum Milik negara yang memiliki konsekwensi, bahwa Universitas harus mampu menghidupi diri sendiri melalui semua UPT yang dimilikinya, maka Universitas Brawijaya mengundang PSA apresiasi akreditasi laboratorium berdasarkan SNI 19-17025-2000. Pada kesempatan apresiasi ini, Laboratorium Sentral juga mengundang laboratorium pertanian terkait lainnya seperti laboratorium susu Balai Diklat Pertanian Batu, Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Balai Penelitian Kacangkacangan dan Umbi-umbian ( Balitkabi), Sekolah Tinggi Teknologi Penyuluhan (STTP) dengan total jumlah peserta 25 orang. Tujuan apresiasi yang dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 February 2003 adalah untuk menyamakan presepsi mengenai pentingnya penerapan sistem manajemen mutu laboratorium berdasarkan SNI 19-17025-2000, untuk menjamin akurasi hasil uji yang dilaksanakan oleh laboratorium tsb.
Dari diskusi ini didapatkan masukan bahwa kendala yang paling berarti dalam penerapan sistem manajemen mutu ini adalah program kalibrasi peralatan. Hal ini dapat dimengerti mengingat keharusan melakukan kalibrasi bagi peralatan ukur yang berpengaruh terhadap hasil pengujian belum sepenuhnya dipahami oleh personil laboratorium. Sehingga sangat banyak terjadi kasus dimana alat mulai dibeli dan digunakan (sudah lebih dari 10 tahun) namun belum pernah dikalibrasi. Pada saat harus dilakukan program kalibrasi dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Namun demikian dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa dengan atau tanpa proses akreditasi, program kalibrasi harus dilakukan apabila menginginkan hasil uji yang akurat . Pada akhir apresiasi, laboratorium sentral telah menunjuk tim penyusun dokumentasi mutu khususnya penyusun dokumen Panduan Mutu, yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan April 2003, dengan mengundang laboratorium terkait lainnya, dibawah konsultasi PSADeptan. (Bintang/02/03)
Persiapan akreditasi laboratorium Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Perubahan status Institusi pendidikan Negeri, Khususnya Institut Pertanian Bogor menjadi Bahan Hukum milik negara, membawa konsekwensi tersendiri. Konsekwensi tersebut adalah, Institut Pertanian Bogor, harus mampu menghidupi diri sendiri melalui unit pelaksana teknis yang ada, dan atau laboratorium laboratorium yang disiapkan untuk melayani kebutuhan masyarakat. Laboratorium yang disiapkan untuk melayani pengguna jasa, mau tidak mau suka atau tidak suka harus bersaing dengan laboratorium penguji yang sudah ada lebih dahulu. Kalau diera dahulu, nama Institut Pertanian Bogor (IPB), telah menjadi jaminan mutu atau dengan kata lain orang telah percaya hasil pengujiannya hanya dengan nama Institusi, era sekarang kredibilitas suatu hasil uji tidak hanya ditentukan oleh nama Institutusi tetapi juga ditentukan oleh status akreditasi pada ruang lingkup kegiatannya. Untuk meningkatkan kredibilitas hasil uji dari laboratorium lingkup Fakultas peternakan dan untuk meningkatkan jumlah pengguna jasa yang akan dirangkul, dilaksanakan apresiasi persiapan akreditasi laboratorium lingkup Fakultas Peternakan yang terdiridari laboratorium Nurtisi peternakan dan laboratorium hasil peternakan. Apresiasi ini dilaksanakan pada tanggal 27 -28 Januari 2003 bertujuan untuk membuka wawasan dan pengertian tentang pentingnya penerapan sistim manajemen mutu laboratorium berdasarkan SNI 19-17025-2000, dalam menjamin mutu hasil pengujian. Apresiasi ini dilakukan mengingat laboratorium lingkup peternakan khususnya laboratorium nutrisi ternak telah memiliki pelanggan yang cukup banyak dan dengan penerapan sistim
mutu diharapkan jumlah pengguna jasa akan meningkat dengan signifikan, pada gilirannya mampu menghidupi fakultas. Apresiasi ini diikuti oleh wakil wakil dari laboratorium yang dipersiapkan untuk penerapan sistim mutu. Pada awalnya tergambar sedikit rasa pesimis apakah dengan penerapan sistim mutu akan dapat mengdongkrak jumlah pengguna jasa. Akan tetapi dengan proses diskusi yang dilakukan pada akhir apresiasi, disepakati dua laboratorium yang akan diajukan untuk proses akreditasi yaitu laboratorium nutrisi ternak dan laboratorium produksi peternakan. Kesepakatan ini dilanjutk an dengan pembentukan tim inti penyusun dokumen sistim mutu. Pelaksanaan penyusunan dokumentasi sistim mutu akan dilaksanakan segera dan direncanakan selesai pada bulan juli 2003. (Bintang).
Edisi Februari 2003
4
STRATEGI PEMASARAN DI ARAB SAUDI Dalam beberapa tahun belakangan ini, konsumen Arab Saudi sangat senang dengan barang-barang bermerek terkenal yang bertaraf internasional. Pasar Arab Saudi yang kondusif dengan dukungan kebijaksanaan perdagangan bebas, membuat konsumen Arab Saudi terbiasa mendapat kemudahan dan banyak pilihan barang dengan kualitas bervariasi dan harga yang kompetitif. Tingkat daya beli yang tinggi, kebebasan transfer mata uang, tingginya tingkat perkembangan penduduk yang diperkirakan 3,5% per tahun, dengan jumlah orang muda yang besar, hadirnya sejumlah besar pekerja / pendatang asing, semuanya menjadikan tantangan dan kesempatan baru untuk pemasaran barang--barang konsumsi atau barang-barang modal di Arab Saudi. Dengan adanya kebebasan keluar masuknya barang, menjadikan pasar Arab Saudi sangat bersaing, terutama dalam hal harga, kualitas dan pelayanan. Kesadaran yang tinggi atas merek di Arab Saudi, tidak hanya kepada barangbarang konsumsi, tetapi juga kepada barang-barang tahun lama seperti elektronik dan mobil. Calon-calon pemasok ke pasar ini harus selalu siap untuk menggunakan teknik pemasaran yang cocok. Beberapa aspek yang harus diperhitungkan dalam merumuskan strategi pemasaran di Arab Saudi adalah : a. Saluran-saluran Perdagangan Agar berhasil dalam pemasaran barang di Arab Saudi, perlu dicatat bahwa pemasaran yang dikendalikan dari jauh tidak akan pernah bisa dijalankan. Mempunyai agen-agen setempat dan dealer-dealer khusus adalah suatu kaharusan, yaitu untuk membantu menciptakan lingkungan pasar yang agresif, dimana peran utamanya adalah sebagai market intelligence, Lebih baik lagi bila bermitra dengan pengusaha Arab Saudi dalam usaha joint venture, karena memberikan keuntungan dalam hal resiko dan biaya. Untuk barang konsumsi, maka pasar retail Arab Saudi cukup baik, karena semua kota-kota telah memiliki komplek dan pusat perbelanjaan yang cukup besar. Oleh karena itu kebijaksanaan distribusi harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar setempat dan sarana pasar modern yang sudah tersedia. b. Harga Pada waktu bom minyak di tahun 1970-an, pembeli Arab Saudi memiliki dana yang melimpah, sehingga terbiasa membeli barang dengan tidak mempedulikan berapapun harganya. Kini hal tersebut tidak berlaku lagi. Pembeli menjadi suka memilih, khususnya terhadap barang-barang konsumsi. Oleh karena itu penetapan harga harus rasionil, dengan selalu memperhitungkan keadaan pasar. Untuk konsumen kelas atas, harga mungkin tidak menjadi faktor yang menenentukan, tetapi umumnya kualitas dan pelayanan lebih diutamakan. Walaupun bukanlah suatu ketentuan umum, karena biasanya dipasar selalu tersedia barang-barang murah maupun mahal. Barang-barang dari Taiwan dan Cina umumnya ditujukan
kepada segmen pasar yang terendah, untuk ini mereka melakukan strategi dagang yang cukup baik, Sebagai contoh toko-toko yang menjual barang-barangnya dengan harga murah (Toko Sepuluh Riyal) banyak diisi barang-barang Taiwan, India & Cina dan telah berhasil menarik konsumen segmen rendah di kota-kota. c. Produk (barang-barang) Pasar Arab Saudi memiliki karakter tersendiri, disebabkan karena lklim dan keadaan alamnya, serta adanya kebiasaan atau adat istiadat setempat. Mitra usaha Arab Saudi atau agen-agen setempat sudah terbiasa dengan konstruktur pasar tersebut. Oleh karena itu sangat penting bahwa barang-barang yang dipasarkan disesuaikan dengan selera pasar dan menimbulkan keinginan untuk memiliki Faktor kemasan barang sangat penting. Ketentuan dan SASO (Saudi Arabia Standard Organization) mengenai label, tanggal masa berlaku, bahan-bahan yang digunakan dan ketentuan-ketentuan umum lainnya juga harus diikuti dengan sebaik-baiknya. d. Promosi Berpromosi di pasar Arab Saudi merupakan suatu keharusan pemasaran. Disamping media cetak dan radio, televisi menjadi salah satu media yang efektif. Akhir-akhir ini belanja atau mengorder barang melalui internet (e-mail) mulai berkembang pesat dikalangan pegusaha Arab Saudi. Pemasaran melalui pameran-pameran dagang yang diselenggarakan hampir di semua kota-kota besar, juga sangat efektif. Pemerintah terus memperbaiki sistem manajemennya untuk meningkatkan jasa pelayanannya. Kegiatan pelayanan di pelabuhan, airport, bea cukai, dan laboratorium pemeriksaan telah mulai bekerja 24 jam termasuk bekerja pada hari-hari libur dan hari raya. Fasilitas-fasilitas transportasi laut juga sangat baik. Arab Saudi mempunyai tujuh pelabuhan laut yang tersebar di pantai laut Merah dan Teluk Arab. Pelabuhan-pelabuhan tersebut dilengkapi dengan fasilitas cargo yang canggih dan modern. Fasilitas transportasi udara juga sangat baik. Terdapat 25 lapangan udara yang melayani kegiatan ekspor-impor. Sistem pengangkutan dan komunikasi Arab Saudi sama efisiennya dengan negara-negara maju (Barat). Kereta api mempunyai peranan penting dalam perdagangan, yaitu sebagai penghubung antara pelabuhan dengan daerah pedalaman. Fasilitas pelabuhan darat (Dry Port Facility) terdapat di kota Riyadh digunakan bagi barang-barang yang di bongkar-muat di Dammam. Selain itu fasilitas-fasilitas keuangan dan asuransi cukup memadai. Terdapat juga sejumlah besar perusahaan agen-agen clearing yang dilengkapi dengan peralatan komunikasi modern dan fasilitas lainnya. Beberapa diantaranya merupakan perusahaan internasional yang cukup terkenal.(Nurman)
Edisi Februari 2003
5
KETENTUAN DAN KEBIJAKSANAAN PERDAGANGAN ARAB Arab Saudi secara tradisional menerapkan kebijaksanaan perdagangan bebas. Negara ini tidak mempunyai pembatasan kuantitas, tidak pula mengenal diskriminasi tarif atau halangan-halangan non-tarif lainnya. Pemerintah Arab Saudi tidak menjalankan segala bentuk apa yang disebut dengan Perdagangan Negara. Sektor swasta didorong untuk mengembangkan organisasi perdagangan yang kuat dan spesialisasi. Spesialisasi tersebut akan mendorong pembangunan instalasi fasilitas modern seperti gudang-gudang yang berpendingin, alat pengangkutan berpendingin dan import secara bulk (jumlah besar yang belum dikemas) dengan keuntungan besar, serta penerapan metode modern dalam menerapkan harga, kontrol kualitas dan pelayanan konsumer.
Adapun impor produk-produk yang dilarang adalah : senjata, alkohol dan ethyl alkohol, narkotik, bahan publikasi, buku-buku pornographi, peralatan / permainan judi kecuali remi dan billiard, peralatan distilasi / penyulingan dan benda-benda seni pahat. Impor produk yang memerlukan izin khusus antara lain : biji-bijian untuk pertanian, tanaman, bahan makanan, buku-buku, majalah berkala, film dan kaset, kitab suci AlQur’an, publikasi keagamaan, barang-barang kimia dan bahanbahan berbahaya, obat-obatan, peralatan tele-komunikasi tanpa kabel, kuda, parfum dan benda kuno / antik. c. Food Products Export Documents
Eksportir produk bahan makanan harus mengikuti peraturan Mandatory Standards SSAI / 1984, (Standars SASO) baik untuk bahan / produk makanan contoh (sample) ataupun untuk a. Ketentuan impor Setiap eksportir yang akan memasuki pasar Arab Saudi, kepentingan perdagangan. Bahan / produk makanan yang diharuskan mematuhi segala peraturan-peraturan yang berlaku diekspor harus memiliki sertifikat kelayakan yaitu : dalam hal impor. 1. Food manufacturer’s Certificate Adapun tujuan utama dari kebijaksanaan impor Arab Saudi Didalam sertifikat tersebut tercantum data bahan makanan adalah : (berisi persentasi setiap ramuan/bahan), kandungan kimia, 1. Menjamin pasokan secara teratur atas barang-barang standard microbiologi, waktu penyimpanan dan penggunaan kebutuhan dasar dengan harga yang pantas melalui (tanggal produk, dan masa akhirnya). Apabila produk makanan tersebut menggunakan minyak pemantauan pasar setempat maupun pasar luar negeri. 2. Menyediakan perlindungan konsumen melalui kontrol hewani, harus dijelaskan jenis hewannya, tidak mengandung minyak babi atau menggunakan rasa tiruan. Sertifikat tersebut kualitas dan inspeksi atas barang-barang impor. 3. Melindungi pedagang lokal terhadap dumping dan praktek harus dilegalisir dan ditandatangani oleh Kantor Departemen tidak jujur lainnya serta memberikan bantuan kepada Kesehatan setempat. eksportir dari luar negeri untuk mengembangkan pasar. 2. Consumer Protection Certificate b. Pengiriman barang Sertifikat tersebut mencantumkan data kelayakan yang Setiap pengiriman barang yang memasuki negara ini harus menyatakan makanan tersebut aman dan dapat dikonsumsikan manusia, dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal disertai: Pengawasan Mutu Makanan, Departemen Perdagangan dan 1. Surat Keterangan Asal yang dilegalisir oleh Kedutaan Arab SASO. Saudi di negara asal yang mengekspor. 2. Faktur yang disyahkan dengan menyebutkan negara asal, 3. Price List nama kapal, cap dan nomor barang, uraian barang, termasuk Daftar harga dikeluarkan oleh eksportir menurut standar harga berat dan nilainya. pasar setempat. 3. Bill of Lading. 4. Dokumen-dokumen yang menyatakan sesuai dengan Ketentuan dalam pembuatan label bahan makanan dan peraturan kesehatan. 5. Dokumentasi asuransi, jika barang yang dikirim termasuk penjualan produk makanan di Arab Saudi ditetapkan oleh SASO. Maya / ongkos muat-diasuransikan. 6. Surat Keterangan Asal, Faktur, Bill of Lading dan dokumen lainnya juga harus dilegalisir oleh KADIN setempat (negara d. Daging Impor asal). Pemerintah Arab Saudi hanya mengimpor daging sapi atau Dasar dari dokumentasi dan prosedur sebenarnya kambing dari jenis jantan (male) saja, baik segar maupun beku. sama dalam bentuknya, tetapi setiap negara mempunyai hal- Pemotongan hewan harus sesuai dengan Syariat Islam. hal khusus yang disebabkan oleh kebutuhan atau untuk Dokumen pengiriman barang (shipping document) untuk melindungi / menghormati konsumen setempat; keparcayaan daging terdiri dari : agama dan adat istiadat. Sehubungan dengan itu terdapat 1. Sebuah sertifikat yang menyatakan bahwa pemotongan produk yang dilarang untuk diimpor. ternak dirumah pemotongan hewan resmi sesuai dengan
Edisi Februari 2003
6
syari’at Islam / halal, dan sertifikat tersebut dilegalisir oleh Dewan Islamiah setempat. Sertifikat ini juga merupakan persyaratan bagi pengapalan ternak ayam. 2. Official Health Certificate Setiap pengapalan yang menunjukkan tanggal pemotongannya, jenis kelamin ternak dan umur rata-rata, 12 jam sebelum dipotong sudah diadakan pemeriksaan langsung oleh dokter hewan, bebas dari penyakit menular dan layak untuk konsumsi manusia. Catatan : Health Certificate (sertifikat kesehatan) merupakan keharusan bagi setiap produk makanan yang di impor Arab Saudi seperti seluruh jenis daging (termasuk ternak ayam dan hasil laut), produk daging, ternak potong, sayuran dan buah-buahan. Ketentuan lainnya adalah umur ternak yang pada waktu pemotongan tidak lebih dari 3 tahun bagi kambing / domba dan lima tahun bagi sapi. a. Impor Biji padi-padian dan Benih (bibit) Eksportir biji padi-padian dan benih harus menggunakan label dengan tulisan dalam bahasa Arab disetiap kemasan yang digunakan, dengan rincian sebagai berikut : 1. Barley atau Sorghum (tanaman yang menyerupai gandum / jagung) untuk makanan ternak : - Nama eksportir; - Berat kemasan; - Nama negara asal produk; - Tanggal produksi; dan masa berlakunya.
2. Benih yang digunakan dari biji-bijian : - Nama eksportir; - Nama negara asal produk; - Mengandung racun bagi manusia dan hewan atau tidak; - Tanggal produksi; - Masa berlaku; 3. Eksportir harus menunjukkan Certificate of Inspection yang asli, sbb. : - Nama dan alamat pembeli; - Nama dan alamat penjual; - Jenis dan jumlah; - Nama perusahaan angkutan kapal laut; - Jenis kemasan; - Informasi tertulis disetiap masing-masing kemasan; Hasil pemeriksaan dan persentase bahan / unsur / ramuan; - Metoda penggunaan bahan kimia terhadap benih; - Konfirmasi bahwa benih bebas dari kuman, hama binatang dan penyakit menular 4. Phytosanitari Certificate Sertifikat ini membuktikan bahwa biji-bijian atau benih tersebut bebas dari penyakit atau hama tanaman lainnya. Dilegalisir oleh perwakilan/instansi Departemen Pertanian negara asal. Sertifikat ini harus terlampir dalam dokumen kapal untuk komoditi tepung terigu, beras, biji-bijian, padi-padian, benih tanaman kayu, tanam-tanaman, bahan tanaman, dan lain-lain. 5. Seed Analysis Certificate Sertifikat tersebut untuk membuktikan tingkat derajat keaslian benih untuk “shipment” tujuan Arab Saudi, dilegalisir oleh instansi yang ditetapkan oleh pemerintah. (Nurman)
MUTU DAN PROSES PEMATANGAN SETELAH DIPANEN PADA BUAH TOMAT CHERRY (Kajian Tentang Pengaruh Tingkat Kematangan Buah Pada Saat Dipanen dengan Mutu Organoletik Buah Tomat Cherry) Tingkat kematangan buah tomat pada saat pemanenan menentukan mutu dan lama proses pematangan setelah buah dipanen (life poscosecha). Penelitian terbaru di Amerika Serikat mengamati mutu organoleptik buah Tomat Cherry yang dipanen pada tiga tingkat kematangan yang berbeda. Tomat Cherry (Lycopersicon esculentum variety cerasiforme Aleph cv. Super sweet 100 VF) di panen pada tingkat kematangan tertentu sesuai dengan Daftar Tingkat Kematangan Buah Tomat yang dimiliki oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat, yaitu : ¨ Grade 3 (Pinton) : Warna kemerahan pada permukaan buah lebih besar dari 10%. ¨ Grade 4 (Rosy) : buah 30% - 60 %.
Warna kemerahan pada permukaan
¨ Grade 6 (Red) : berwarna merah.
Lebih dari 90% permukaan buah
Bahan dan Metoda Buah tomat yang diteliti adalah buah tomat cherry (Lycopersicon esculentum var. cerasiforme Aleph, cv. Super sweet 100 VF) yang ditanam di Greenhouse yang dipanen dan diklasifikasikan pada tiga tingkat kematangan tersebut diatas sesuai dengan Daftar Tingkat Kematangan Buah Tomat menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat. Mutu buah tomat cherry pada masing-masing tingkat kematangan di atas diamati mulai dari saat pemanenan. Buah tomat cherry grade 3 dan grade 4 juga diamati kapan mencapai penampakan visual (warna merah) yang menyerupai buah tomat cherry yang dipanen pada grade 6. Jumlah buah tomat cherry yang diamati pada masing-masing tingkat kematangan adalah 10. Pengamatan pada masing-masing tingkat kematangan diulang sebanyak tiga kali. Parameter yang digunakan untuk mengamati mutu buah tomat cherry adalah :
Edisi Februari 2003 ¨
¨
¨ ¨ ¨
Total Padatan Terlarut (Soluble Solid/SS) : Total Padatan Terlarut diukur dengan menggunakan Refractometer Atago dalam satuan Brix. Ekstraksi juice tomat tanpa melarutkan sampel menggunakan Centrifugal juguera PHILIPS HR 2823 / 88. Acidity Titulable (AT) / Tingkat Keasaman Acidity Titulable (AT) diukur dengan melarutkan 10 ml juice tomat cherry dalam 100 ml air murni dan dititrasi dengan NaOH 0.1 N sampai pH 8.2. Hasil akhir adalah persen asam sitrat (Citiric acid) Rasio Total Padatan Terlarut (Soluble Solids) dengan Tingkat Keasaman (SS/AT) Chromatic index (Icm) : Chromatic index (Icm) diukur dengan Colorimeter Minolta CR 300EL . Ethylene : Ethylene dianalisis dengan Gas Kromatografi Hewlett Packard 5890 series II, dilengkapi dengan detektor of Flame Ionization (FID) dan kolom Poropack Q (80/100).
Analisis varians terhadap hasil pengamatan menggunakan uji LSD (Limit of Standar Deviation) dengan tingkat signifikan 5 %. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan mutu organoleptik buah tomat cherry yang dipanen pada tiga tingkat kematangan yang berbeda. Hasil dan Pembahasan Perubahan warna buah tomat cherry yang dipanen pada grade 3 (Pinton) dan grade 4 (Rosy) dan disimpan pada suhu 20oC berlangsung normal sampai memiliki nilai chromatic index sama dengan buah tomat cherry yang dipanen pada grade 6 (Red Harvested). Dari penelitian ini terlihat bahwa berdasarkan perubahan warna buah tomat cherry dan rasio Total Padatan Terlarut dengan Acidity Titulable (SS/AT), mutu organoletik buah tomat cherry yang dipanen pada grade 3 (Pinton) dan grade 4 (Rosy) akan menyerupai mutu buah tomat cherry yang dipanen pada grade 6 setelah 4 – 7 hari proses pematangan. Tomat cherry yang dipanen pada tingkat pematangan grade 3 (Pinton) akan berwarna merah setelah 7 hari, sedangkan tomat cherry yang dipanen pada grade 4 (Rosy) memerlukan 4 hari untuk berwarna merah. Proses pematangan buah tomat cherry diikuti oleh perubahan fisik dan kimiawi yang secara fisiologis membuat buah tomat cherry menjadi komoditas yang memiliki penampilan, aroma dan rasa yang menarik. Pada buah tomat cherry dengan bentuk normal, perubahan ini merupakan proses transformasi penting berkaitan dengan aktivitas enzim dan komposisinya yang menentukan karakteristik rasa. Warna adalah salah satu aspek yang spesifik selama proses pematangan buah tomat. Kehilangan Chlorophyll dalam Chloropastos diikuti dengan terbentuknya Carotenos dan Licopenos. Selama proses pematangan buah tomat cherry mengalami penurunan kandungan pati dan peningkatan gula reduksi, sedangkan kandungan asam organik mengalami penurunan. Disamping itu selama proses pematangan,
7 produksi buah ethylene pada buah cherry mengalami peningkatan. Terdapat perbedaan dengan tingkat signifikansi 5 % produksi ethylene pada buah tomat cherry untuk berbagai tingkat kematangan. Penelitian menunjukan bahwa buah tomat cherry yang dipanen pada grade 6 (Red Harvested) memproduksi ethylene paling besar diikuti oleh buah tomat yang dipanen pada tingkat kematangan grade 4 dan produksi ethylene terrendah untuk grade 3. Hasil penelitian ini selaras dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mengamati hubungan produksi ethylene dengan tingkat kematangan buah. Hingga berwarna merah sempurna buah tomat cherry yang dipanen pada grade 4 memproduksi ethylene dalam jumlah konstan. Buah tomat cherry yang dipanen pada grade 3 memproduksi ethylene sampai mencapai maxium. Proses pematangan buah tomat cherry juga diikuti meningkatnya kandungan Fructosa dan Glukosa, dengan fructosa sebagai gula utamanya. Disamping asam organik, peningkatan kandungan asam sitrat buah tomat cherry mulai dari buah tomat cherry yang masih berwarna hijau dan mentah (green-immature state) hingga berwarna hijau tetapi matang (green-mature), kemudian menjadi stabil. Perubahan buah tomat cherry terjadi sejak buah pisah dari pohon. Hal ini menunjukan bahwa setelah dipanen proses pematangan buah cherry tetap berlangsung. Kandungan asam sitrat pada buah tomat cherry pada grade 4 dan 6 berbeda dengan kandungan asam sitrat pada grade 3 (Pinton). Selama penyimpanan pada suhu 20oC kandungan asam sitrat pada buah cherry yang dipanen pada grade 3 tidak mengalami penurunan. Sedangkan pada buah tomat cherry yang dipanen pada grade 4 dan 6 mengalami penurunan yang kurang signifikans. Perbedaan Kandungan Total Padatan Terlarut (SS) pada berbagai tingkat kematangan buah cukup signifikans. Kandungan Total Padatan Terlarut tertinggi terdapat pada buah tomat cherry yang dipanen pada grade 6 kemudian diikuti oleh buah tomat cherry yang dipanen pada grade 4 kemudian grade 3. Rasio antara Total Padatan Terlarut dengan Tingkat Keasaman (SS/AT) meningkat pada tomat cherry yang dipanen pada grade 4 dan grade 3. Peningkatan SS/AT pada tomat cherry yang dipanen pada grade 6 tidak signifikans. Kesimpulan Perubahan warna buah tomat cherry yang dipanen pada tingkat kematangan awal akan mencapai warna merah dengan chromatic index yang sama dengan tomat cherry yang dipanen pada tingkat kematangan 6 (Red Harvested). Angka Total Padatan terlarut buah tomat cerry yang dipanen pada grade 3 (Pinton) dan grade 4 (Rosy) akan mencapai angka SS pada tomat cherry yang dipanen pada grade 6 (red harvested) (Penyimpanan pada suhu 20oC). Dilihat dari perubahan warna dan rasio antara Total Padatan Terlarut dengan Tingkat Keasaman (SS/AT) mutu organoleptik buah tomat cherry yang dipanen pada grade 3 (Pintones) dan grade 4 (Rosy) akan sama dengan buah tomat cherry yang dipanen pada grade 6 (Red harvested) dengan lama proses pematangan 4 sampai 7 hari.(Sumber:Inta)
8
Edisi Februari 2003
Syarat mutu gula kristal mentah (raw sugar)
Sekilas Info PSA SOSIALISASI SNI WAJIB GULA KRISTAL MENTAH DAN PERSIAPAN WAJIB SNI GULA KRISTAL PUTIH Sosialisasi SNI wajib Gula Kristal Mentah dan pengkajian wajib SNI gula kristal putih dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2003 di Ruang Rapat Nusantara V. Pusat Standardisasi dan Akreditasi Departemen Pertanian, Gd E Lt VII, JI Harsono RM No 3 Ragunan. Sosialisasi dipimpin oleh Kepala Pusat Standardisasi dan Akreditasi Departemen Pertanian dan dihadiri oleh Ditjen BP2HP, Direktorat Industri Agro, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Direktorat Tanaman Semusim Ditjen Bina Produksi Perkebunan, Direktur Pengawasan dan Pengendalian Mutu Barang, Ditjen PLN, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Dit. Bina Pengawasan Barang Beredar dan Jasa, Ditjen PDN, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Balai Pengujian Mutu Barang, Direktorat Standardisasi Produk Pangan, Badan PQM, Dirjen Bea dan Cukai, Departemen Keuangan, Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), Pasuruan, Dewan Gula, Asosiasi Gula Indonesia, Korwil I, PT. Gunung Madu Plantation, PTPN II (Persero), PTPN VII (Persero), PTPN IX (Persero), PTPN X (Persero), PTPN XI (Persero), PT. Gula Putih Mataram, APTRI Wllayah VII. Hasil dari bahasan : - Sosialisasi SK 03 /Kpts/KB.410/1/2003 tentang pemberlakuan wajib Gula Kristal Mentah mendapat tanggapan dari pasal pasal tertentu yang perlu ads penjelasan dalam petunjuk teknis - Untuk pasal pasal yang dianggap lemah dalam pengaturan pada SK Mentan, agar lebih tegas diatur
-
-
-
-
dalam juknisnya, sehingga dalam pelaksanaan dilapangan tidak terjadi dispute Dalam penyusunan juknis agar SK Menperindag No 818/MPP/ Kep/12/2002 yang mengatur tentang penunjukan lembaga sertifikasi produk, laboratorium penguji dan lembaga inspeksi dalam rangka pemberlakuan dan pengawasan SNI wajib, dan SK Menperindag No 753/MPP/Kep/11/2002 tentang standardisasi dan pengawasan standar nasional Indonesia dimasukan sebagai konsideran. Draf SK Mentan tentang Penunjukan Laboratorium Uji Gula Kristal Mentah perlu penambahan satu pasal yang memperjelas tentang lamanya waktu pengujian dan sanksinya perlu diperjelas . Untuk pemberlakuan wajib SNI Gula kristal putih disepakati oleh para peserta rapat, pada tabel syarat mutu pada warna kristal, dan warna larutan (ICUMSA) perlu dikaji ulang, sehingga disimpulkan SNI tersebut perlu dilakukan revisi. Untuk merevisi SNI Gula kristal putih dan Gula kristal rafinasi tahap pertama (rapat teknis dan pra konsensus) akan ditangani oleh panitia teknik bahan makanan dan minuman yaitu Ditjen BP2HP. Industri gula pada dasarnya setuju untuk memberlakukan wajib SNI gula kristal putih agar produk gula dalam negeri sesuai dengan SNI yang nantinya akan direvisi tersebut. Namun, sebelum diberlakukan wajib, baik industri maupun petani perlu diberikan waktu untuk pembenahan manajemen dan teknologi.
Potensi Bahaya Bahaya keamanan pangan dapat dibagi menjadi tiga bidang kategori yaitu biologi, kimia dan fisika. Di bawah ini Tabel Daftar Potensi Bahaya untuk setiap kategori dan sumber yang memungkinkan untuk terjadinya kontaminasi. Kontaminasi produk dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung terhadap produk hubungan kontaminasi permukaan atau zat
Kontaminasi kimia
Racun alami
§
kondisi penyimpanan yang tidak nyaman – misalnya penyimpanan kentang dalam cahaya
Kontaminasi kimia non pestisida
§ § § §
zat kimia dan pupuk yang jatuh pada tumpukan jerami. kebocoran zat kimia dan pupuk yang diangkut bersama produk. tirisan minyak dan lemak pada peralatan yang berhubungan dengan produk jatuhan bahan kimia – eg. kutu-kutu pada bahan kimia yang ada di dekat produk atau bahan pengemasan. penggunaan pembersih kimia yang tidak pantas. residu yang terdapat pada kotak pengangkut yang digunakan untuk penyimpanan bahan kimia, pupuk, minyak dan lain-lain. Bersambung........................
§ §
TOKO
ORGANIK
Menyediakan: Beras organik, Pupuk organik, Jasa Konsultan Pertanian organik dll. Alamat: Jl. KH. Agus Salim No. 7 Yogyakarta Telp. (0274)381661 Fax. (0274)373262
Jadikan Standar Nasional Indonesia (SNI) sektor pertanian sebagai referensi untuk jaminan mutu produk anda! (PSA-Deptan)