~ Tunjung lndrati 1-:,dkk.
133
ISSN 0216 -3128
PENGARUR SURU DAN PENGADUKAN PROSES PENGENDAPAN TO~ OKSALAT TERHADAP ENERGI PEMBENTUKANOKSIDANYA Tundjung lndrati Y, Pristi Hartati, Nurwidjayadi daDEndang Nawangsih Puslitbang TeknologiMaju Batan,Yogyakarta.
2/
ABSTRAK PENGARUHSUHU DANPENGADUKAN PROSESPENGENDAPANTORIUMOKSALAT TERHADAP ENERGIPEMBENTUKANOKSIDANYA. Telahdilakukanprosespengendapan Th(COO)4'H2O. endapan tersebutkemudiandidekomposisiuntuk memperolehThO2 denganolaf TGIDTA. Pengendapandilakukon secaracatu denganperbandinganvolume 1:4 dari larutan 0,5 M Th(NOY4 don 0,5 M H2C204 dengan memvariasikansuhu serlo kecepatanpengadukon. Dari kurva DTA dapat dihitung energi dekomposisi Th(COO)4.H2O don energi pembentukanoksidanya.Data luas mula don gambar morfologi serbuk Th(COO)4. H2O mendukung hasil penelitian ini. Energi pembentukanThO2 dari hasil kondisi pengendapanoptimal (50 °C don 600 rpm) sebesar6.040 kalori/mol adalah lebih kecil 58,04 % dari energi pembentukanoksida tersebutdari hasil pengendapanyang belumoptimal. Dalam hal yang sarna, energidekomposisiTh(COO)42H20 sebesar4.183,945kallmol don ini lebih kecil55,9 %.
ABSTRACT THE EFFECT OF THE Th(COO)4.H20 SOLIDIFICATION TEMPARATURE AND ITS STIRRINGRATE TO ITS OXIDE FORMATIONENERGY. TheTh(COO)4.H20solidification and its decompositionto get ThO2 using TG/DTA havebeendone. The batch solidification was done byusing the volumeratio of0.5 MTh(NOY4 : 0.5 M H2C20t "ar;..d :;-"1peratureand varied stirring rate. The ThO2formation and decompositionenergy were determinedby using DTA curve. The Th(COO)4.H]Osurface area and its morfolcgy suportedin its experiment. The ThO2formation energy. which was gottenfrom the optimal solodification condition (50 °C and 600 rpm), was 6.040 cal/mol and it was smaller 58.04 % than its energyfrom the not optimal condition. In the samecase,the decompositionenergywas 4.183,945cal/mol and it wassmaller55.9 %.
PENDAHULUAN T
orium oksida (ThOJ adalah bahan baku untuk membuat pellet (Th,U)O2 dimana pellet tersebut digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir jenis PHWR dan CANDU (I). Telah dilakukan dua tahapan penelitian mengenai pembuatan ThO2 yaitu peilbendapan dan dekomposisi temtal endapan torium oksalat (Th(COO)42H2O). Kajian yang dilakukan cukup lengkap mengenai optimasi kondisi operasi kedua proses tersebut, karakterisasi basil kedua proses tersebut (yang meliputi berat jenis, morfologi serbuk, struktur kristal) dan kinetika serta mekanisme reaksinya (2.].4.5). Pacta kajian kinetika dan mekanisme dekomposisi Th(COO)4.2H2O telah didapat kan. bahwa mekanisme pembentukanThO2 mengikuti fenomena kristalisasi internal sehingga mempunyai konstanta kinetika n = 3. Berdasarkan kajian tersebut maka dapat ditentukan energi dekomposisi torium oksalat atau energi pembentukan oksidanya. Energi pcmbcnlukan oksida ThO2 adalah mcrupakan energi
-Proslding
exotennis sebesar 14.414 kaVmol tetapi Th(COO)4.2H2O yang digunakan belum dari hasil pengendapan yang optimal. Ini terbukti masih ada sedikit kegagalan dimana pori-pori yang seharusnya terbentuk pada struktunnikro pellet (Th,U)02 tidak banyak terdeteksi. Berdasarkan evaluasi kegagalan, hal tersebut kecuali disebabkan jumlah campuran U)08 belum optimal juga karena Th02 yang diperoleh dari torium oksalat berupa serbuk yang sebagian besar packed flake dan pori-pori Th(COO)4.2H2O belum tennonitor (4,5.6). Kondisi optimal proses pengendapan telah didapat pada penelitian yang terdahulu. Pengendapan yang paling baik terjadi saat pencampuran larutan 0,5 M Th(N0)4 yang ditetesi perlahan dengan larutan 0,5 M H2C2O4 dengan perbandingan volume 1:4 pada suhu 50 °C serta kecepatan pengadukan 600 rpm. Berdasarkan karakterisasi serbuk, Th(COO)4.2H2O yang dihasilkan telah memenuhi syarat sebagai bahan baku pembentukan pellet (Th,U)02 dimana serbuknya berupafree flake dan pori-pori nya tennonitor dominan dengan ukuran 57 A dan yang terbesar 386 A. Pori-pori ini
Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 7 -8 Agustus 2001
134
ISSN 0216 -3128
Tunjung /ndrati 1':, dkk.
akan merupakan embrio pembentukan pori pacta pellet (Th,0)02 dimana pori-pori pellet sangat diperlukan untuk menampung produk fisi saat bahan bakar tersebut digunakan (1,2,5), Berdasarkan evaluasi diatas maka kertas kerja ini bertujuan untuk menghitung energi pembentukan oksida Th02 yang diperoleh daTi dekomposisi Th(COO)4.2H2O dengan analisis diferential termal. Torium oksalat yang digunakan adalah basil pengendapan yang dipengaruhi suhu dan pengadukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah energi yang diperlukan untuk pembentukan oksida daTi Th(COO)4.2H2O basil pengendapan optimal lebih kecil dibandingkan dengan energi yang telah dihitung pacta penelitian yang terdahulu. Dengan menghitung energi pembentukan Th02 tersebut maka dapat juga untuk memastikan dengan lebih yakin kondisi optimal proses pengendapan. Kecuali hal tersebut energi
perubahan secara tennal. Metoda perhitungan besarnyaenergi dapat dihitung dengan mempelajari kurva DTA secaraskematis(Gambar1). Suhu puncakterjadinya
yang terhitung nantinya dapat digunakan sebagai data dalam merancang alat dan juga acta kemungkinan suatu l~-gkah perhitungan untuk mengefisiensikan energi.
Gambar 1. Skemapuncak kurva DTA do/amproses dekompos;s; suatubahan
TEORI Proses pengendapan dipengaruhi oleh beberapa parameter yaitu pH, konsentrasi reaktan, sub\! dan pengadukan. Kebutuhan konsentrasi reaktan dan pH dapat didasarkan dari perhitungan stoichiometri. Konstanta kecepatan reaksi sangat dipengaruhi oleh suhu dimana hal ini didasari dengan hukum Arhenius. Pengadukan berpengaruh pada morfologi serbuk terutama bentuknya dan ini telah terbukti pada penelitian mengenai pengaruh suhu dan pengadukan terhadap sifat fisis Th(COO)4,2H2O (5,7)
Dekomposisi Th(COO)4.2H2O menjadi ThO2 mengalami tiga tahapan seperti persamaan reaksi sebagaiberikut. Th(COO)4.2H20 -+ Th(COO)4.H20+ H2O (1) Th(COO)4.H20 -+ Th(COO)4+ H2O
(2)
Th(COO)4 -+ ThO2 + CO2
(3)
Berdasarkan reaksi diatas maka thermogram DTA (Differential Thermal Analysis) yang diperoleh mempunyai 3 puncak .Puncak pertarna dan kedua adalah pelepasan air kristal sedangkan puncak ketiga merupakan pembentukan Th02 yang pada penelitian terdahulu terbukti mengikuti fenomena kristalisasi internal yaitu n = 3(2.4) . Menurut CHANDRA (8) , kurva DT A kecuali secara kualitatif dapat untuk menentukan jenis energi yang terjadi yaitu exotermis atau endotermis, kurva ini secara kuantitatif dapat untuk menentukan besarnya energi terjadinya dekomposisi atau
~
suhu,oC
kurva DT A disebut Tp sedangkan (A T)p merupakan lebar dari setengah puncak kurva DTA maksimum atau disebut lebar puncak. Perbandingan antara harga kuadrat suhu puncak (Tp)2 daD lebar puncak merupakan harga puncak maksimum kurva DT A pada temperatur Tp dengan notasi (oT)p. Harga puncak maksimum ini tergantung pada ukuran partikel serbuk yang dipanskan termasuk luas muka daD mungkin pori-porinya. KISSINGER(9) yang mencermati tentang terjadinya fenomena pembentukan kristal dengan perlakuan panas menyatakan konstanta kinetika yang berhubungan dengan pembentukan energi daD tentunya dengan kurva DT A mempunyai hubungan matematis sebagaiberikut
E = (2,5/n)(1,987)(oT)p)
(4 )
Harganomina! 1,987 ada!ahmerupakankonstanta R yang mempunyaisatuancaVmo!(OK) sedangkann merupakankonstantakinetika. Konstantakinetika untuk pembentukan ThO2 berharga 3.
TAT A KERJA Tahapan penelitian, bahan, peralatan dan cara kerja pengaruhsuhu dan pengadukanpada proses pengendapan terhadapsifat fisis torium oksalatdiuraikandibawahini. a. Bahan: I.Kristal ThCNOJ)4'5 H2O Merck art 8162 2 H2C2O4-2H2O Merck art 495
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
Tunjung lndrati 1':,dkk.
ISSN 0216 -3128
b. Alat: 1. ThennalGravimetryAnalyzer 2. ScanningElectronMicroscope 3. SurfaceArea Analyzer 4. Alat gelas 5. Alat timbang C. Cara penelitian: Sesuai dengan Gambar 2, larutan 0,5 M Th(NOJ4 denganvolume 5 ml dimasukkankedalam bekergelaspemanasdinyalakan sesuaidengan suhu yang dikehendakidemikian juga kecepatan pengadukkannya.Teteskanperlahanlarutan0,5 M H2C2O4dan tidak terjadi endapanlagi. Volume larutanm 0,5 M H2~O4 yang diper-lukan untuk
135
proses pengendapan diatas :t 20 mi. Endapan dicuci sampai PH filtrat netral kemudian dikeringkan pacta 100 °C, didinginkan dan disimpan dalam eksikator sebelum dianalisis dengan Surface Areameter Analyzer, Scanning Electron Microscope (SEM) daD Thermal Gravimetry / Differential Thermal Analyzer (TG/DT A). Pacta dekomposisi termal menggunakan TGI DTA, Th(COO)4.2H2O ditimbang 40 mgram kemudian diletakkan pada tungku. Tungku bagian dalam dialiri udara sampai kondisi stabil baru dipanaskan dengan laju pemanasan 4,5 °C/menit. Perubahan berat daDkurva DT A akan tercatat secara otomatis sesuaidengan perubahan suhu.
LARUTAN H2C2O40,SM
LARUTAN ThNO3 0,5 M (T, rpm) 'fr
~ KESIMPULAN
Gambar 2.
TahapanPenelitian Pengaruh Suhu don PengadukanPada ProsesPengendapanTerhadap Pembentukan Energi Oksidanya
Proslding Pertemuan dan Presentasillmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologll~ukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
136
ISSN 0216 -3128
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengaruh Suhu Tabel I merupakandata pengaruh suhu pengendapan terhadap luas muka serbuk Th(COO)4.2H2O,data primer dari kurva DTA (dimana salahsatutermogramhasil analisisdengan TG/DTA dapat dilihat pada Gambar 3), hasil perhitungan energi pelepasan air kristal clan pembentukanThO2.sebagaikelengkapanmorfologi serbukbasilpengendapan disajikanpadaGambar4. Pada Gambar 3 terlihat ada kurva yang terdidri dari kurva kenaikan suhu dekompoosisi, kurva perubahanberat,kurva DTAnya walaupunhal ini tindakan lepas daTi pengaruh kurva lainnya terutama kurva kenaikansuhu. Berdasarkankurva DTA terjadi pelepasanair kristal pertama yang merupakanreaksi eksotermis,pelepasanair kristal kedua yang merupakan reaksi endotermis clan pembentukan ThO2 yang merupakan reaksi ek:;otermis. Kelengkapan data suhu terjadinya peristiwa tersebutterterapadaTabell.
Tunjung lndrati J':,dkk.
suhu 30°C, Th(COO)4 H2O mempunyai energi pembentukan menjadi ThO2 sebesar 10.897,5 kallmol atau 11.069,9 kallmol dan hila dihitung energirata-ratadidapatkan10.983,7kallmol. Hasil endapanpactasuhu50°C mempunyaienergiratarata pembentukanThO2 jauh lebih kecil yaitu 6.437,875kallmol. Sedangkanbasil endapanpacta suhu70°C mempunyai energi pembentukan
Pelepasan air kristal pertama rata-rata terjadi sekitar suhu 110 -120 °c, pelepasan air kristal kedua terjadi pada suhu sekitar 230 -250 °c dan pembentukan ThO, terjadi sekitar suhu 355°C -
Gambar 4. Morfologi serbuk Th(COOJ4 2H20 hasil pengendapan pada berbagai suhu
380°C. Tetapi setelah dihitung energi pembentukan oksidanya temyata ada perbedaan yang jelas karena pengaruh proses pengendapan walaupun energi pelepasan air kristalnya tidak terlalu banyak beberbeda. Hasil endapan pada
9.568,3 kal/mol. Hal tersebut sangat beralasan bila ditinjau dari luas muka dan morfologi serbuk yang gambamya dapat dicermati pada Gambar 4a, 4b dan 4c. Luas muka serbuk Th(COO)4. H2O hasil pengendapan pada suhu 50 °c paling tinggi
Prosiding Pertemuan dan Presentasl IImlah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
I-Lua~~uka
Tunjung lndrati J:, dkk.
ISSN 0216 -3128
137
Tabell. Pengaruhsuhupengedapanterhadapenergipembentukanoksidanya .Larutan
0,5 Th(NO3h: 0,5 M H2C2O4= 1 : 4 (perbandingan volume)
.Kecepatan pengadukan : 450 rpm .pH filtrat [mal: netral
No
Data
T -;;-jO \IC
T = 50uC
T = 70"C
M27gram)
0,585
1,9525
1,2~
110 120
107
115,~
245,2
230
233
246 379
246 356 370
371
2.
380 3
(AT)p ("C) I. pelepasan air kristal 1 (a) pelepasanair kristall (b) 2. pelepasan air kristal 2 (a) pelepasanair kristal 2 (b) 3. pembentukan Th02 (a) pembentukan ~2 (b)
12,8 12,7 22,4 22
22,4 23
112
12 12,3 25 28 35 35
10
25 25
4
945,3 1.134 2.684,06
5
6
965,7
1.109,.76
1.1019,8 2.116
2.750,7
.1.161,1
6.412,5 6.278,26
3.540,11
2.017,2 2.329,47 4.896,3 5.006,5 11.069,9 10.897,5 --
2.051 2.140,06 3.957 4.038,51 6.447,75 6.428
2.171,.56 5.505,.64
3.911,0 2289
Monolo&!serbuk
Gambar 4a
Gambar 4b
packedflake
packedflake < free flake
diantara hasil endapan lainnya sehingga kontak antara udara panas dengan Th(COO)4.2H2O lebih efektif. Pada Gambar 4b juga terlihat serbuknya banyak yang free flake dibandingkan yang berupa packed flake. Oemikian halnya dengan hasil endapan pada suhu 70 °c banyak serpihan kecil yang menumpuk pada serpihan kecil. Oleh sebab itu energi pembentukan yang diperlukan untuk serbuk yang packed flake lebih besar mengingat fenomena pembentukan Th02 mengikuti kristalisasi internal. Pengaruh kecepatan pengadukan Tabel 2 merupakan data pengaruh kecepatan pengadukan pada suhu 50°C terhadap luas muka, data primer kurva DT A, hasil perhitungan energi pelepasanair kristal dan pembentukan oksida THO2o
4.047,7 ;. '.
9.568,3
Gambar4c packedflake dan sebagianhancur
Sebagai kelengkapan untuk membahas hasil penelitian ini, maka morfologi serbuk perlu disajikan pada Gambar 5a, 5b dan 5c. Pelepasan air kristal pertama, kedua dan pembentukan Th02 terlihat bahwa untuk hasil endapan dengan kecepatan 450 rpm dan 900 rpm. Oleh sebab itu perhitungan energi pelepasan air kristal daD pembentukan Th02 untuk endapan yang dihasilkan dari pengendapan dengan kecepatan pengadukan 600 rpm lebih rendah dibandingkan dengan energi pelepasan air kristal daD pembentukan Th02 untuk hasil endapan yang diperoleh dari proses penegendapan dengan kecepatan pengadukan 450 rpm daD 900 rpm. Hal tersebut dikarenakan serbuk Th(COQ)4" 2H2O mempunyai morfologi yang free flake untuk endapan pada kondisi 600 rpm, sedangkan endapan
Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi fIluklil P3TM-BATAN Yogyakarta. 7.8 Agustus 2001
K 138
ISSN 0216-3128 yang dihasilkan pada 450 rpm sebagian masih berupapackedflake clanuntuk basil endapanpada 900 rpm berupapackedflake yang hancurwalaupun luas muka endapan ini cukup besar yaitu 15,43 m2/gram.Adanya serbuk yang didominasi bentuk packed flake maka energi yang dibutuhkan lebih besar. Energi tersebut sebesar6,437,875 kaVmol, 6.048,05kaVmolkai/mol clan8.317,8kaVmoluntuk endapandengan kecepatanpengadukan450 rpm, 600 rpm clan900rpm. Hasil perhitungan energi pembentukan oksida THO2 dari Th(COO)4.H2O dari basil
Tunjung Indl'ati l';, dkk.
optimalisasi kondisi pengendapantemyata jauh lebih kecil 58,04 % dibandingkandenganendapan pacta penelitian yang terdahulu yaitu 14.414 kaVmol. Secarakeseluruhanenergiyang diperlukan untuk proses dekomposisiTh(COO)4' 2H2O hasil optimalisasikondisi pengendapan lebih kecil 55,9% dibandingkan dengan energi dekomposisi Th(COO)..2H2Ohasil penelitian yang terdahuylu. Hal tersebutdapatdilihat dari hasil perhitungannya (2.048,9 -3.913,005 + 6.048,05) kaVmol = 4.183,945 kaVmol dibandingkandengan (2.780 7.700+ 14.414)kaVmol = 9.494kaVmol.
Tabel2. Pengaruhsuhupengedapanterhadapenergipemhentukanokridanya .Larutan 0,5 Th(NO3h: 0,5 M H2C2O4 = I : 4 (perbandinganvolume) .Kecepatan pengadukan: 450 rpm .pH filtrat final: netral Data Luas muka M27gi=am)
T = 30"C
T = 50.C
T = 70"C
1,9525
4,04
15,~
107 112 230 246
107,5
110,5
98
114 240
TP~C) 1. pelepasan air kristal 1 pelepasanair kristal 1 (b) 2. pelepasan air kristal 2 pelepasanair kristal2 (b) 3. pembentukan ThQ2 pembentukanThO~ 3
4
5
(a) (a) (b)
356 370
(a)
12 12,3 25
230,5 225 352 360
245 375 380
(A T)p C-C)
1. pelepasan air kristal 1 pelepasanair kristall (b) 2. pelepasan air kristal 2 pelepasanair kristal 2 (b) 3. pembentukan ThO2 pembentukanThO, (oT)p ('C) 1. pelepasan air kristal 1 pelepasanair kristall (b) 2. pe!epasan air krista! 2 pe!epasan air kristal 2 3. pembentukan Th02 pembentukanTh02 Energi(kalori/mol) 4.
pelepasan air kristal pelepasanair kristal 1 5. pelepasan air kristal pelepasan air kristal 2 6. pembentukan Th02 ---~mbentukan ThO,
6
(r.)
(a)
12 15 25 28 37 38
28 (a) (b)
35 35
(a)
965,7 1.059,8 2.116 2.163,1
(a) (b) (a) (b)
1 (a) (b) 2 (a) (b) (a) (b)
Morfolog! serbuk
3.894 3.911 2.051 2.140,06 3.957 4.380,5 6.447,75 6.428 Garnbar 5a
Packedflake
825,4 964,124 2.125 2.025 3.398,15 3.410,5 2.048,76 2.049,06 3.970,95 3.855,06 5.974,4 5.099,2 Gambar5b freeflake
flake
16 16
20 20 30
30 763,24 812,25 2.88q,5
3.001,25 3.687,5 4.813,3 1.725,64 1.796,96 5.220,724 5.431,5 8.213,6 8.'~22 Gambar5c packedflake dan hancur
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN
Yogyakarta,
7 -8 Agustus
2001
Tunjung Indrati Y:,dkk.
"
ISSN 0216-3128
2.
139
Kondisi optimal tersebut adalah perbandingan volume reaktan I : 4 untuk 0,5 M Th(NO))4 dan 0,5 H2C2O4,suhu 50°C dan laju pengadukan 600 rpm. Besarnya energi pembentukan Th02 dan energi dekomposisi Th(COO)4 2H2O hasil endapan yang optimal adalah 6.040 kaVmol dan 4.183,945 kaVmol, ternyata 58,04% dan 55,9% lebih kecil dibandingkan energi pembentukan Th02 dan energi dekomposisi Th(COO)4 2H2O pada penelitian yang terdahulu.
DAFT AR PUSTAKA 1.
BENY AMIN M.MA, "Nuclear reactor material and Applicatipon, Van Nostrand Reinhold Company, New York (1983).
2.
ENDANG NA WANGSIH Dekomposisi Termal Torium,
dkk, "Sifat Oksa1at pada
Berbagai Suhu dan Kecepatan Pengadukan dalam Proses Pengendapan", Pro.c:~dingPranata nuklir (1999). 3.
TUNJUNG. INDRATI y. dkk, "Perubahan Struktur Kristal Dekompoosisi Termal Torium Oksa1at", Seminar Pranata Nuklir, Serpong (2000).
4.
TUNJUNG INDRA TI Y. dkk, "Studi Kinenika Dekomposisi Torium Oksalat dengan Metoda Analisa Diferensial Terma1", Prosiding Seminar Nasional, JASAKIAI, Yogyakarta (2000).
5.
TUNJUNG IN ORA TI Y. dkk, "Pengaruh Suhu dan Pengadukan Terhadap Sifat Fisis Torim Oksalat", dipresentasikan pada seminar JASAKIAI di Yogyakarta (2001)
6.
Gambar 5. Morfologi serbuk Th(;QO)4 2H20 pada berbagai kecepatan pengadukan
TUNJUNG INDARTI Y. dkk, "Pengaruh Atom Oksigen dari Oksida Logamnya Terhadap Pertumbuhan Pori pada Struturmkro..Pellet U02 dan (Th, U)02' seminar Nasional Riset dan Teknologi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2001. 7. SMITH. JM, " Chemical Engineering Kinetics", Mc. Graw Hill (1981).
KESIMPULAN Penelitian pengaruh suhu dan pengadukan proses pengendapan torium oksalat terhadap energi pembentukan oksidanya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kondisi optimal proses pengendapanTh(COO)4 2H2O berdasarkan evaluasi enegi pembentukan oksidanya sarna dengan kondisi optimal yang didasarkan dengan sifat fisis torium oksalat.
8.
CHANDRA S. RAY, QUAZU YANG, WEN HAl HUANG and DELBERT E. 0, " Surface and Internal Crystalization in Glasses as Determination by DTA', Am. Ceramic Soc. T9 (12)3155-60(1996).
9.
AIUGIS, JA, BENNET. JE," calculation of the Avrami Parameters of Heterogenions Solid Stated Reaction Using a Modification of KISSINGER METHODE", J. Therm. Anal, 1392) 283 -292 (1978)
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
ISSN 0216 -3128
TunjungIndrati Y.,dkk.
Hadi Suwarno
TANYAJAWAB
-Bagaimana saudara mengidentiftkasi bahwa prosesdekomposisiadalahak I ~ ak 2~ ThO2-
Busron Masduki
-Dari dataDTA terlihat ak 1 berlawanandengan dataak 2 mohondijelaskanmengapaberlawanan
-Apakah metodologi pengendapan ThOx yang penyaji jelaskan clan basil optimum yang diperoleh menjamin persyaratan mikrostruktur serbuk ThOzo
Tunjung lndrati -Persyaratan serbuk Th02 untuk membuatpe/et (Th, U)°2 ada/ahmemenuhikemurnian,betu/betu/memenuhistruktur krista/FCC fiFefluorite dan serbuk yang tidak tertumpuk. Dua persyaratan te/ah dipenuhi, sedangkanyang ke tiga be/urn terpenuhi karena UjOS bahan pencampurtidak terse/iFdiantara serpihanyang tertumpuksecarasempurna,sehingapercen°2dari UjOS membentukpori tidak sempurna pula. Maka dengan mengvptima/kan suhu pengendapan dan terutama rpm ternyata hasi/nyaserbukTh02 yang ':freeflake".
Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah P3TM-BATAN
-Mengapa E dekompsisi50°C < 70°Cjelaskan. Tunjung lndrati -Dari kurva DTA don didampingi dengan hasil kurvadefraks-isinor X -Karena
reaksinyaendotermisdon eks-otermis.
-Energi dekomposisi Th oks-olaf hasil pengendapanT =700C. Ini dikarenakan serbuk Th oks-olafhasil pengendapan T = 50oc serbuknya"free flake". SedangkanTh oks-olaf hasil pengendapanT = 70oc yang berupa "packedflake" .Serb uk yang "packedflake" pada dekomposisinyamemerlukanenergi yang lebih tinggi karena dipengaruhi adanya pembentukankristal internal akibat penumpukan serpihanserbuk ThO2.
Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir Yogyakarta,
7 -8 Agustus
2001