Prosiding Presentasi llmiah Dour Bahan Bakor Nuklir PEBN-BATAN, Jakarta 18-19Maret 1996
ISSN 14/0-/998
PENGARUHTEKANANPENGOMPAKAN TERHADAPKERAPATANKOMPAKAN DALAM PROSESPELETISASI UOz Widjaksana PusatElemenBakar Nuklir
ABSTRAK PENGARilli TEKANAN PENGOMPAKAN TERHADAP KERAPATAN KOMPAKAN DALAM PROSES PELETI SAS1 UO2. TekwlanpengompakanserbukUO2dalam peletisasisecarawnwn akanmempengaruhikerapatan kompakan. Banyak model korelasi yang menunjukkanpengaruh itu yang diturunkan baik dari fenomenadasar maupun secara empiris, tetapi kebanyakan model tersebut mempunyai keterbatasanbaik karena asumsi yang digunakanmaupunkarena modelyang kllusus untuk suatubahan tertentu ataukarena kondisi alat yang digunakan. Atas dasarpermasalahanitulah penelitiwl ini dilakukan untuk mendapatkangwnbaranpengaruhtersebut terhadap kompakanserbukUO2.Penelitian ini dilakukan denganmenggunakandua kelompok serbukUO2yang berbeda,yaitu kelompok serbuk yang dihasilkan dari granulasidengantekananpengompakanawal sebesar2.5 MPa, dan 3 MPa. Tekananpengompakandivariasi dari 5 MPa sampaidengan18 MPa sebanyaktujuh kali yang masingmasing variasi dikenakanpadareplika sebanyaksepuhlhkali. relet yang dihasilkan diamati keutuhannyadan diukur kerapatannya secarageometris. Data yang diperolehdiolah secarastatistik untuk membuktikanhipotesapengaruhitu dan untuk memformulasikankorelasinya.Hasil yang diperolehmenwljukkan secaranyatape1lgaruhtersebut. Diperoleh pula lima model korelasi yang secara umlnn menunjukkan korelasi yang cukup baik. Model korelasi 5 meJlunjukkan korelasi yang lebih tepat dibandingkan dengan korelasi lailU1yadan manunpu memberikan gambarantentang fenomenadalam pengompakanyang mungkinterjadi. Model ini merupakanpengembangan sendiri dari model I yang mempunyaiketerbatasan.Walaupunmodel ini cukup baik model ini tidak berlaku untuk daerahtekananyang lebih kecil dari 5 MPa dan lebih besar dari 18 MPa. Model korelasi 3 dan 4 mampu memberikangambarantentang karakteristik mekanik bahanyang cukup baik. Ini dibuktikan denganberbagaikomparasidan kesejalanandengan fenomenanya.Karakteristik yang diperolehadalahkekllatwl ballan(yield strength)dan faktor kompresinya.
ABSTRACT The influence ofcompactingpressureon greenpellet density in VO] pelletizingprocess. Generallycompacting pressure on VO] powder in pelletizing process can affect the green density. There are many correlation models presentedthis effect,derivedfrom the basic phenomenaand empiric (experiments) as well. In the other hand, those correlation have many limitation on validation due to their assumptions,material conditions and equipments conditions as well. Based on those limitations this researchwas perfomled. It was perfom/ed with utilizing two different VO] powder, i.e. VO] powder resultedfrom granulation ofpre-compactedpowder with the compactionforce of 2.5 tons, and the other with the compactionforce of 3.0 tons. The compactionforce was seven times variated within the range betweenfive tons up to 18 tons, with ten replication for each. The green pellets were visually observedto seethe defectand their densityweregeometricallymeasured.The data werestatistically proceed to prove the hypothessand to fomlulate the correlation. The result showedthat the hypothesswas accepted.It resultedfive correlations modelfom/ulas within the acceptedrange. Fifth correlation modelshowedbetter correlation than the others,and was able to describethephenomenaof compactionprocess.It was a newmodelas an improvementon the first model. Although, this modelhad limited validation. It was only valid for compactionforce in the range of 5 to 18 tons.The third andfourth modelswereable to describethe mechanicalcharacterisitic of material. It was prove by various comparation,and it compliedwith their phenomena.The obtained characteristics were strength of material and compressabity factor.
PENDAHULUAN Suatu elemenbakar nuklir hasil Cabrikasi harns memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh pemakai. Pemenuhanakan persyaratanitu banyak ditentukan oleh tahapantahapanprosesyang dilaluinya. Salah 5.1tutahap proses yang banyak menentllkan keberhasilan terhadappemenuhanitu adalah prosespeletisasi. Banyak publikasi telah membahasbahwa salah satu tahap dalam proses peletisasi UO2 adalah pengompakanyang banyak berpengaruhterhadap
keberhasilanitu. Agar persyaratan-persyaratan itu selalu dapat dipenuhi, perlu diketahui clan dipahamifaktor-faktoryang berpengaruhterhadap itu, dalam setiap tahapan proses termasuk yang adadalamprosespengompakan.Salah satufaktor yang berpengaruh dalam proses pengompakan ad.'llah tekananpengompakanitu sendiri. Telah banyak publikasi yang menjelaskan pengaruhitu terutamapengaruhterhadapdensitas pelet basil kompakan.Secaraumum publikasi itu menunjukkan bahwa semakin besar tekanan
113
Prosiding Presenta,rlllmiah Daur Bahan Bakar Nuklir PERN-BATAN. Jakarta 18-19 Maret 1996
pengompakan semakin besar pula densitas peletnya. tetapi hila ditinjau dari formulasi yang menyatakan hubungan pengaruh itu, baik berdasarkan pendekatan teoritis maupun bcrdasarkan eksperimen, masih banyak perbedaan.
Jones W. D1 menyajikan fonnulasi dasar dari hubunganitu sebagaiberikut, D = k, + k2 plf2 + k3P
formulasi, kondisi bahanyang digunakanberbeda dan/atau kondisi peralatan yang berbeda, serta kondisi lingkuoganyangberbeda.Oleh karena itu, dalam rangka pemahamanpengaruhdi atas, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh tekanan kompakanini terhadapdensitaspelet mentahUO2 termasuk kajiannya, karena penyebab dari perbedaanitu yang mencirikan keberadaansuatu hat yang khusus untuk setiapjenis bahan, sistem peralatan,dan kondisi lingkungan.
(1)
PERCOBAAN di mana D adalah densitaskompakan.dan k" k2. dan k3 adalah konstanta-konstanta yang dipengaruhi oleh karakteristik bahan. Menurut penjelasannyaformulasi itu tidak berlaku untuk tekanan yang sangat kecil dan tidak pula untuk tekananyang sangatbesar. SelanjutnyaBalshin menurut Lener telah menyajikan formulasi sebagaiberikut. In P = AV+B
(2)
di mana A daD B adalah konstant.1 yang tergantung pada karakteristik bahan daD V adalah volume relatif kompakan. Keberlakuan formula ini pun temyata terbatas. Formulasi ini telah digunakan oleh Belle 3 dalam penentuan pengaruh tekanan pengompakan terhadap densit.1S pelet mentah UO2. Heckel 4 menyajikan korelasi ini sebagai berikut,
In (1/(1-0» = KP + A
(3)
dimanaK adalahkonstantayang tergantungpada karakteristik bahandan A adalah. konstantayang menyatakan densitas serbuk atau kompakan sebelumdikenai beban.SelanjutnyaGermanR.MS menyajikan formulasi yang mirip dengan persamaan(3) yaitu sebagaiberikut, In (s) = B -kIP
-k2P
(4)
dimana B, k., daD k2 adalah konstanta-konstanta daD & adalah fraksi porositas. Selanjutnya Smith menurut Goetzel C.G6 menyajikan formulasi sebagai berikut. p -p. = C(X P 1/3
(5)
dimana p adalahdensitaskompakanrelatif daDp. adalahdensitasnyataserbuk. Dan apa yang diutarakan di alas nampak beberapaformulasi yang berbeda. Perbedaanitu dapatsaja terjadi karenabeberapahat antara lain asumsi-asumsi yang digunakandalam penyusunan
114
Percobaan ini diJakukan dengan rnenggunakan dua keJornpok serbuk U02 yang rnendapatkan perlakuan awal yang berbeda. Kelornpok pertarna adalah serbuk U02 yang dihasilkan dari proses granulasi serbuk U02 yang diterirna dari pernasok dengan pengornPakan awal sebesar2.5 MPa. Serbuk ini rnernpunyai kisaran ukuran butir antara 150 J.1sarnpai dengan 800 J.1. Kelornpok kedua adalah serbuk U02 yang dihasilkan dari proses yang sarna, tetapi dengan pengornpakan awal sebesar3 MPa. Ukuran butir untuk keJornpok ini sarna dengan kelornpok pertarna.
Kedua kelompok serbuk itu selanjutnya dikenai proses pengompakandengan parameter pengompakanyang sarna.Tekanan pengompakan divariasikan sebanyak 7 variasi dari 5 MFa sampai dengan 18 MFa. Masing masing variasi tekanan itu dikenakan pada replika proses sebanyak 10 kali. Parameter lain dati pengompakan ini dijaga tetap kecuali waktu pengompakan yang divariasikandua kali yaitu 0.1 daD 0.3 detik. Pelet mentah yang dihasilkan selanjutnya diamati keutuhannya daD diukur densitasnya. Pengukuran densitas dilakukan berdasarkan pada densitas geometri. Hasil pengamatanyang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik melalui ANOVA ( ANalysis Of V Arians) daD regresi untuk membuktikan kcberadaan pengaruh tersebut daD untuk mendapatkanformulasi yang sesuai. Penyusunan formula dilakukan dengan pemodelanbaik yang sesuaidenganpustaka maupun tidak. Pemihan formula yang sesuaididasarkanalas besaranharga koefisien korelasi dan simpangan bakunya. Kurva-kurva yang diperoleh juga dibandingkan dengan kurva yang ada di pustaka, walaupun kondisinya mungkin berbeda. Data yang dihasilkan dari percoba.'lnini ditunjukkan dalam Tabel I.
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakor Nuklir PEBN-BATAN.Jakarta 18-19Maret 1996
Tabel
Data Pengamatan
Tabel~2~~~aan I Model
l~elomDOk
Korelasi Untuk Berba~aiModel -I
I~
I Kelompok-~
Tabe)3. ParameterKorelasi MODEL KESALAHAN BAKU
P11staka
KOEFlSIENKORElASI KELt 0.7504
2
0.5849
3 4 5
0.6483 0.6058 0.9998
KEL2 0.80580.5796 0.6578 0.6060 0.9995 ~~
I
115
ProsidingPresentasilllniah Daur BahanBakar Nuklir PEBN-BATAN. Jakarta /8-/9 Maret /996
dimana P ada!ahtekananpengompakan,p ada!ah densitaskompakandalam gram/cc,&ada!ahfraksi porositasdan D ada!ah dcnsitas re!atif. Adapun barga-harga koefisien kore!asi daD simpangan baku untuk masing masing mode! ditunjukkan padaTabel3 berikut ini. Dari persamaankorelasi daD harga harga simpanganbaku daDkoefisienkorelasinyatampak bahwa semua model mempunyaikorelasi yang cukup baik. Korelasi model 5 mencirikan suatu korelasi yang paling baik dengan koefisien korelasi yang mendekati harga I daD dengan kesalabanbaku yang paling kecil. Korelasi yang dihasilkan dari data pustaka mencirikan keberlakuan korelasi untuk berbagai model, walaupun kondisi serbuk yang memberikandata itu tidak diketahui. Korelasi dari data yang diperolehdari pustakamasihtetap dapatdijadikan pembanding.. Selanjutnya bila korelasi dari model-model itu dinyatakan dalam grafik, maka akan tampak ada beberapa hal yang menjadi perhatian. a. Gambar I, 2, 4 daD 5 menunjukkan posisi kurva yang sarna , yaitu kurva I berada di tengah , kurva 3 berada di bawah daD kurva 2 berada paling atas. Sedangkan Gambar 3 menunjukkan posisi kurva I paling bawah daD k\ltVa 2 berada ditengah. Posisi tersebut tampaknya tergantung pada besaran besaran koefisien dati suku-suku persamaan daD konstantanya. Kurva 3 dari semua Gambar tarnpak mirip, sedangkan Gambar 2 daD 4 menunjukkan arab kurva yang mirip untuk ketiga kurva. Gambar 6 daD 7 menunjukkan perbandingan dari model-model korelasi untuk masing-masing bahan kelompok I daD kelompok 2. Berdasarkan penurunan persamaan, menurut' koefisien suku-sllku persamaan itu mengandung besaran karakteristik mekanis yaitu besaran tegangan maksimum sebagai respon akibat gaya. Sudah tentu ini berlaku untuk korelasi model pertama. Sedangkan menurut 4 besaran koefisien suku pertama dari korelasi model 3 mencirikan kekuatan bahan (yield strength) dengan formulasi sebagaiberikut: K = 2.08 X 10-6+ 0.320(1/0"0)
dimana 0"0adalahkekuatanbahandalam satuan psi. Bila persamaanitu digunakanuntuk ketiga bahan. maka akan diperoleh keku.'ltan bahan kelompok 1 adalah 24512.01 psi, kekuatan bahan kelompok 2 adalah 26685.51 psi daD kekuatan bahan dari data pustaka adalah
116
20238.07 psi. Untuk kelompok 1 dan 2, kekuatan itu sejalan dengan kondisi bahannya karena serbuk kelompok 2 telah mengalami pengompakanawal dengan tekananyang lebih besardaripadatekananuntuk serbukkelompok I. Hal ini diperkuatpula denganbukti sepertiyang ditunjukkan pada Gambar 8 yang didasarkan atas korelasi model 3. Garnbar 8 ini menunjukkanperbandingan pengaruh tekanan terhadap kerapatan kompakan untuk UO2 dengan pengaruh itu untuk logam yang mempunyai sifat mekanik yang lebih ulet. Menurut6 koefisien suku yang ada pada persamaan model 4 mencirikan faktor kompresibilitas. Dalam hal ini bahanyang lebih kuat pada umumnya akan mempunyai faktor kompresibilitasyang lebih rendah. Oleh karena itu, korelasi model 4 ini menunjukkanbahwa, besaran faktor kompresibilitas untuk serbuk kelompok 1 adalah O. 145, untuk serbuk kelompok2 adalahO. 143daDuntuk serbukdari data pustaka adalah 0.713. Besaran ini memberikan arti bahwa, serbuk kelompok 2 lebih kuat dibandingkan dengan kelompok pertama daD sebuk daTi data pustaka, daD serbuk daTi data pustakamenunjukkan serbuk paling lemah sehingga lebih mudah dikompresikan. Kesimpulan ini sejaJandengan kesimpulanmenurut4. b. Gambar I pada dasamya mempunyai keterbatasanyang cukup besar karena asumsiyang digunakan dalam penurunannya. Hal itu nampak daTi besaran kesalahan baku dan konstantanya. walaupun besaran koefisien korelasinyacukupbesar. Menurut I persamaan korelasiitu diturunkandenganberbagaiasumsi yang menunjukkan bahwa, gaya gaya yang diperhitungkanhanyaberadapada satubidang, daD gaya gaya yang terjadi menimbulkan deformasiplastis. Sudah tentu pada kenyataannyatidak demikian, karena keheterogenan ukuran butir dan sifat mekanik butiran serta kekasaran permukaan dan ketidakberaturan susunanbutir dapatmengakibatkanefekmang. c. Gambar 5 nampaknya mencirikan suatu kesesuaiandengan fenomena yang mungkin terjadi. Gambar ini dikembangkandari korelasi model pertama dengan membebaskan penambahansuku-sukutekanan untuk mengalokasikan efek ruang. Bila ditinjau dari besarankesalahanbaku daD koefisien korelasi sertasebarandatanyatarnpak bahwa, korelasi ini lebih mendekatidataatau data lebih banyak berada pada kurvanya. Hal ini mencirikan ketepatankorelasi, tetapi model korelasi ini
Prosiding Presenta.ri /lmiah Daur Bahan Bakar Nuklir PEBN-BATAN. Jakarta /8-/9Maret /996
tampaknya tidak berlaku untuk tekananyang sangat kecil (mendekatinol). Hal ini ditunjukkan denganhargakonstantanya. Memurut 4 clan beberapapustaka lainnya, ternyata ada tiga fenomenaumum dalain proses pengompakan, yaitu pengompakan pada saat pengisian wadah (dies) dilanjutkan dengan pengompakan,karena pergerakanbutiran secara individu clan proses penyusunanulang butiran, daD pengompakankarena butiran secaramerata mengalamideformasi. Pengompakanpada saat pengisian wadah akan memberikan kerapatan serouk yang kira-kira sarna dengan kerapatan ketuk serouk. Pada saat ini kekuatankompakan belum ada atau kecil sekali, Pengompakan selanjutnya menghasilkan kenaikan kerapatan yang terjadi akibat pergerakan butiran clan penyusunan ulang. Pada 5.'lat ini sebagian butiran mengalami deformasi yang mengakibatkan daerahkontak antc'lrbutir menjadibesar. Pada beberapa bagian butiran dapat pecah membentuk butiran yang lebih kecil yang selanjutnya mengalami penyusunanulang. Hal itu dapat mengakibatkanterjadinya pengikatan antar butir clan penguncianmekanik (mechanical locking) juga mungkin terjadi, Keadaan itu meng-akibatkankompakanmempunyaikekuatan. Pada saat ini bila tekanan ditambah, maka kekuatan pun bertambah. Sejalan dengan itu akan ada pula apa yang disebut dengan pemulihan elastis (elastic recovery) yang akan mengakibatkan kompakan mengembang bila beban ditiadakan atau pada saat kompakan dikeluarkan daTiwadah. Fenomenaini mengakibatkan kenaikan kerapatan kompakan pada saat dikeluarkan mulai mengecil sampaikondisi tertentu, kemudianbahkan mungkin akan terjadi penurunankerapatansarnpai suatu kondisi yang mencirikan deforrnasi plastis telah homogen disemuatempat. Bila kondisi ini tercapai,maka kerapatan kompakan akan terns naik sampai batas tertentu sedemikian hingga penambahan tekanan tidak lagi menambahkerapatan. Pada saat ini karakteristik kompakan mendekati karakteristik bahan pejal yang sarna. Bila fenomena itu digambarkandalam grafik antara kerapatan dengan tekanan, maka tampak kurva yang terjadi seperti yang ditunjllkkan dalam Gambar 5. Sudahtentu tidak semuabahan akan mengalami hal itu tergantungpada karakteristik bahan itu sendiri clan besar tekanan awal yang digunakan. Pustaka3menunjukkanbahwa, pada umumnya pengompakan serbuk U02 untuk peletisasi di atas 30 MPa seperti data yang digunakan untuk kurva pembanding. Pada kondisi ini, fenomenapertama clankedua tidak~
tampak terjadi, karena dengan tekanan yang cukup besaritu kondisi itu terlewati. Dari uraian tersebut nampak bahwa, meskipun model-model korelasi mencirikan korelasi yang cukup baik, namun keberlakuan korelasi-korelasi itu masih tetap terbatas pada daerahtekanantertentusaja. Walaupundemikian korelasi-korelasi
ini
masih
tetap
mampu
memberikangambaranpengaruhtekananterhadap kerapatankompakanyang akan bermanfaatuntuk menentukan
daerah
operasi
atau
parameter
operasinya.
SIMPULAN. Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa: I.Secara umum daD berdasarkan pembuktian secara statistik, tekanan pengompakansecara nyata berpengaruh terhadap kerapatan kompakan. Pengaruh itupun telah dapat ditunjukkan denganberbagaimodelkorelasi. 2. Korelasi yang disusun didasarkanatas modelmodel korelasiyang sudahada dan berdasarkan pengembangannya. Berdasarkan parameter statistik pada umumnya model model itu memberikan korelasi yang benar, namun keberlakuannyamasihterbatas. Korelasi model 5 menunjukkanmodel korelasi yang lebib baik dibandingkandenganmodellainnya akan tetapi masihterbatas. 3. Korelasi model 3 mampu memberikan gambaran sifat mekanik bahan yang dikompakkan yaitu kekuatannya (yield strength). Serbuk kelompok I berdasarkan korelasi ini mempunyai kekuatan sebesar 24512,01 psi, serbuk kelompok 2 sebesar 26685,.51 psi, daD serbuk dari data pustaka sebesar20238,07psi. 4.Besaran-bes.'lran itu sejalan pula dengan sifat kompresibilitasnyayaitu faktor kompresibilitas yang diperoleb dari korelasi model 4, yaitu serbuk kelompok 1 mempunyai faktor kompresibilitas sebesar 0. 145, serbuk kelompok2 sebesar0, 143 daD serbuk dengan datapustakasebesar0,713. 5. Kesimpulan 3 daD 4 diperkuat pula dengan bukti pembandingan pengaruh tekanan pengompakanterhadap kerapatan kompakan untuk bahanlogamyang lebih ulet. 6.Korelasi model 5 lebih banyak mencirikan fenomena yang terjadi pada proses pengompakan, walaupun korelasi ini tidak berlaku untuk tekanan menuju barga nolo (tekanansangatkecil). 7.Harga-hargakoefisien dari suku-suku tekanan pada semua model korelasi pada umumnya
117
.
Pro.fiding Pre.fentasi Ilmiah DOIIr Bahan Bakar Nuklir PEEN-BArAN. Jaka,ta 18-19 Maret 1996
mencirikan karakteristik bahan yang dikompakan. 8. Korelasi-korelasiyang diperolehpadadasamya dapat dijadikan sebagai bahan untuk mempertimbangkan parameter operasi peletisasi.
UCAPANTERIMA KASIH Padakesempatanini penulis berterimakasih kepada kelompok peletisasi subbidang teknologi fabrikasi BEBE yang telah memberikandata dan melaksanakan peletisasi untuk percobaan ini. Ucapan terima kasih pun penulis sampaikan kepada semuapihak yang telah membantudalatn percobaanini. DAFTAR PUSTAKA. 1. Jones W. D. M.Eng, Ph.D, F. 1. M., "Fundamental Principles of Powder Metallurgy", Ed. I, Edward Arnold (Publisher) Lm, London,1960. 2. Fritz ,L.Y., "PowderMetallurgy, Principlesand Application", Metal Powder Industries Federation,Princeton,New Jersey,April 1980. 3.Belle, J., "Uranium Dioxide: Property and Nuclear Application", Atomic Energy Conunission,WashingtonDC, 1961. 4.Heckel, R. W., "An Analysis of Powder Compaction Phenomena",Transaction of The Metallurgical Sosiety of AIME, vol 22 I, October19617 J 00 1. S. Randall, G.M.., "Powder Metallurgy Science", ed. 2, Metal Powder Industries Federation, Princeton,New Jersey,1989. 6. Goetzel, C.G., "Treatise on Powder Metallurgy", ed. I, IntersciencePublishersLm, 1949. TANYAJAWAB 1. Nita S. .Kenapa anda mamilih tekananpengompakan antara 5 Mpa s.d. 18Mpa .Kenapa model yang anda gunakan tidak berlaku untuk tekanan pengompakanlebih kecil dari 5 Mpa daft 8 Mpa. .Apakah ukuran butir juga dapat mempengaruhi kerapatankompakan? Widjaksana .5 Mpa adalah bat.:'1S terendah hingga serbuk dapat mengompak, sedangkan 18 Mpa didasarkan alas pengalaman yang telah dilakukan sebelumnya.
118
Sebelumnyabukan8 Mpa akan tetapi 18 Mpa yang menunjukkan daerah percobaan daD kenyataan setelah diekstrpolasi dan interpolasi. Di luar daerah itu penyimpangannya menjadibesar. Ya. bisa. akan tetapi selain itu juga tergantung padadistribusinya. 2. Mulyadi R .Bagaimana pengaruh tekanan dan ukuran butir terhadapkekuatanbahan ? Widjaksana .Pengaruh tekana terhadap kekuatan bahan adalah bahwa senakin besar tekanan, maka kekuatan bahan akan meningkat sampai suatu batas tertentu tergantungpada rongga daDkandungannyapada saatdikompakkan. .Ukuran butir pada dasamya akan berpengaruhpada luas kontak butiran yang pada saat dikompakkan memungkinkan pengikatanyang lebih banyak. Ukuran itu sendiri tidak berpengaruh pada kekuatan, akan tetapi kompakan pada suatu kondisi akan mempengaruhikekuatan 3. Sugondo .Dalam membuat korelasi antara tekanan pengompakan dengan kerapatan kompakan pelat mengapa tidak disinggung suhunya atau pengertian fisi. mohon penjelasan
Widjaksana .Pada kondisi makro, temperatur dapat dianggap konstan, karena proses yang dilakukan ada pada kondisi dingin (cold pressing). Tetapi pada kondisi mikro ada perubahan/perbedaan temperatur akibat gesekandari butiran, Perbedaan/perubahan temperatur itu mampu memberikan daya gerak pada difusi atomik di permukaan anatarbutir. 4. Gunanjar .Disebutkan tekanan pengompakanantara 5 MPa s.d. 18 MPa yaitu 50-180 kg/cm2 (1 MPa=IO kg/cm2). Orde tekanan tersebut mengapa relatif kecil, padahal biasanya digunakan dalam orde ton/cm2. Mohon penjelasan. Widjaksana .Ukuran yang ditunjukkan pada dasarnya bukan ukuran MPa (pascal) tetapi ukuran skala tekananyang kesannyasarna dengan skalapenunjukkan.
ta,,1
Prosiding
Ilmlah /II-BArAN,
LAMI)lltAN
08.'1(°'.'.""°"." Ket.t. Kel.I. d.. d.'. p.".'.
I~
w
I w
I
I M 0
,
,M'.,
119
Pro.fiding Pre.tenta.fi Ilmiah Dour Bahan Bakar NukIir PEBN-BATAN. Jakarta 18-19 Maret 1996
LAMPI RAN 08.ll(or.'..' No...'. ,.aet. ..". D.,.P ,.
i~~:-"'
'..'.'.1
~.,."',
,...~
""""'"
---~---
--
.,
:':?""~-
'-"~'"
120
ic::;::::~~ 1 ~ :;:;:';"--~~ ./.~~:~= ~~;;~~ I
'
~
.=::::::::~~-. I"~
-"~'"
, -OlD.'...",;;
, 1
,
I'rO$/J/", Pr.$.,,'o$/1""/0" Dour°""0" O"kor N"kl/r "EON-BATAN.Jokorlo 18-19M"r.' 1996
LAMrlJtAN
09.8.
PENOAnUff TEKANI\tI PENGOMPAKAN T!RHADAP
D!NSITAS
P!l!T
MENTAH
4
o.,s.
~ ~ ~ ~
0.7 2 3
I/)
~ I/)
ffi 0
,
0.55
0.5 to 28
30
121