1
PENGARUH ZAT PENGATURTUMBUHDIFENOKONAZOL DANZIRAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSIPADI SAWAH (Oryza sativa L.)
AGUSTIANI JOJOR MANIK A24070149
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
i
RINGKASAN
AGUSTIANI JOJOR MANIK. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Difenokonazol dan Ziram Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa L). (Dibimbing oleh SUGIYANTA). Zat pengatur tumbuh Difenokonazol merupakan golongan Triazol yaitu salah satu zat penghambat tumbuh.Zat penghambat tumbuh mempunyai pengaruh biologis lain disamping menghambat perpanjangan batang yaitu meningkatkan klorofil daun sehingga daun berwarna hijau tua, mendorong pembungaan pada beberapa tanaman tertentu dan menghambat senesen. Zat pengatur tumbuh Ziram merupakan golongan Auksin. Auksin berfungsi
membantu
dalam
proses
mempercepat
pertumbuhan,baik
itu
pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Zat pengatur tumbuh sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangansuatu tanaman. Dalam pertanian modern ZPT digunakan untuk meningkatkan produksi tanaman pangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Difenokonazol dan Ziram terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah. Penelitian inidilaksanakan pada bulan November 2010 hingga Maret 2011 di Kebun Percobaan Sawah Baru,University Farm, Departemen Agronomi dan Hortikutura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitiaan ini menggunakan metode Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). Terdapat 13
perlakuanyaitu
P0
(kontrol),
P1
(Difenokonazol
150
ml/ha),
P2
(Difenokonazol 300 ml/ha), P3 (Difenokonazol 450 ml/ha), P4 Difenokonazol 600 ml/ha), P5 (Ziram 0.75 kg/ha), P6 (Ziram 1.5 kg/ha), P7 (Ziram 3kg/ha), P8 (Ziram 4.5 kg/ha), P9 (Ziram 3 kg/ha ), P10 (Ziram6 kg/ha), P11 (Ziram9 kg/ha), P12 (Ziram 12 kg/ha ).Aplikasi Difenokonazol disemprot ketajuk pada saat 7,14,21,28, dan 90 HST sedangkan aplikasi ziram ada yang disemprot ketajuk
ii
pada saat 50 dan 65 HST (P5-P8) dan di tabur pada saat 1,4, dan 6 MST (P9-P12). Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 39 satuaan percobaan. Petak satuan percobaan berukuran 5m x 5m. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan maka dilakukan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kesalahan 5%. Seluruh perlakuan menghasilkan tinggi tanaman, jumlah anakan, bagan warna daun,komponen hasil, dan hasil tanaman yang tidak berbeda nyata.Hal ini diduga karena pengaruh cuaca maupun waktu aplikasi yang tidak sesuai yaitu pemberiaan golongan Triazolseharusnya pada masa reproduktif dan golongan Auksin pada saat pertumbuhan vegetatif. Terdapat peningkatan hasil per ha pada setiap perlakuan meskipun secara umum tidak berbeda nyata secara statistik. Pada perlakuanZiram 4.5 kg/ha (P8) merupakan perlakuan yang menghasilkan produktivitas padi tertinggi yaitu 7.17 ton/ha. PerlakuanDifenokonazol mengahasilkan produktivitas 5.89-6.64 ton/ha dan Ziram 5.38-7.17 ton/ha sedangkan kontrol 5.63 ton/ha. Walaupun tidak berbeda nyata secara statistik tetapi terdapat peningkatan hasil yang cukup berarti secara agronomi. Pada dosis rendah perlakuan Ziram yang ditabur ketanah tidak efektif hal ini diduga karena ada kemungkinan ZPT tersebut tidak seluruhnya diserap oleh tanaman atau ada kehilangan pada saat aplikasi yang terbawa oleh air. Terdapat peningkatan hasil GKG per ha pada setiap perlakuan meskipun secara umum tidak berbeda nyata secara statistik Peningkatan hasil paling kecil pada perlakuan Difenokonazol sekitar 260 kg/ha sedangkan peningkatan tertinggi mencapai sekitar 1 ton/ha.Peningkatan hasil untuk perlakuanDifenokonazol berkisar 4.42- 15.21%.Pada perlakuan ZPT Ziram umumnya terjadi peningkatan hasil kecuali perlakuan6 kg/ha (P10). Selain perlakuan P10 tersebut, aplikasi ZPT Ziram meningkatkan hasil sekitar 0.5-1.5 ton/ha. Peningkatan hasil untuk perlakuan Ziram berkisar8 - 21.48% dan penurunan hasil pada perlakuanZiram 6 kg/ha (P10) adalah 4.64%.
iii
PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH DIFENOKONAZOL DANZIRAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.)
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas pertanian Institut Pertanian Bogor
AGUSTIANI JOJOR MANIK A24070149
DEPARTEMENAGRONOMI DAN HORTIKULTURAFAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIANBOGOR 2011
iv
Judul
:
PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH DIFENOKONAZOL DAN ZIRAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.)
Nama NIM
: :
AGUSTIANI JOJOR MANIK A24070149
`
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Sugiyanta, MSi. NIP. 19630115 198811 1 002
Mengetahui: Ketua Departemen
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr NIP 19611101 198703 1 003
Tanggal Lulus:
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berMXGXO ³Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Difenokonazol dan Ziram terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa L)³ VHEDJDL salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Dr. Ir. Sugiyanta, MSi yang telah banyak membibing dan mengarahkan penulis untuk lebih baik.
2.
Prof. Ir. Roedhy Purwanto, MSi sebagai pembimbing akedemik di Agronomi dan Hortikultura.
3.
Dr. Ir. Iskandar Lubis, MS dan Dr. Ir. Eko Sulistyono, MSi sebagai Penguji skripsi saya.
4.
Orang tua dan keluargayang telah banyak memberikan kasih sayang,doa serta dukungan.
5.
Daniel, Bambang, Afryan, Loretta, Sri Mey , Eliz, Yusufa, Elfa, Agus Fitri.T, mbak Yusefa dan mbak Sabti yang telah banyak membantu saya dalam penelitian maupun penulisan skripsi.
6.
Teman±teman seperjuangan di Agronomi dan Hortikultura 44 yang telah memberikan dukungan dan semangat.
7.
Mang Marda, Mang Jai, Bi Acih yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian. Semoga informasi yang diperoleh dari penelitian ini bermamfaat bagi
dunia pertanian dan dunia pendidikan serta dapat menciptakan Indonesia sebagai Negara swasembada beras.
Bogor, November 2011
Penulis
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Rimo, Kabupaten Aceh Singkil pada tanggal 15 Agustus 1989 sebagai anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Saor Manik dan Nurhayati Siahaan. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 034781 Sidikalang Kabupaten Dairi pada tahun 2001, kemudian pada tahun 2004 lulus dari SMP swasta HKBP Sidikalang dan tahun 2007 lulus dari SMA Negeri 1 Salak Kabupaten Pakpak Bharat. Penulis diterima di Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Beasiswa Utusan Daerah (BUD).
vii
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL.....................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
ix
DAFTARLAMPIRAN..............................................................................
x
PENDAHULUAAN.................................................................................. Latar Belakang................................................................................. Tujuan.............................................................................................. Hipotesis ..........................................................................................
1 1 2 2
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ Padi Sawah ...................................................................................... Zat Pengatur Tumbuh ......................................................................
4 4 5
BAHAN DAN METODE ......................................................................... Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... Metode Penelitian ............................................................................ Pelaksanaan Penelitiaan................................................................... Pengamatan......................................................................................
10 10 10 11 13
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. Hasil................................................................................................. Kondisi umum ................................................................................. Pertumbuhan Tanaman .................................................................... Tinggi Tanaman............................................................................... Jumlah Anakan ................................................................................ Bagan Warna Daun.......................................................................... Hasil dan Komponen Hasil .............................................................. Dugaan Hasil per ha......................................................................... Peningkatan Hasil ............................................................................ Analisi Usaha Tani Pembahasan ..................................................................................... KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. Kesimpulan ...................................................................................... Saran ................................................................................................
14 14 14 15 16 16 17 18 21 21
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
28
LAMPIRAN..............................................................................................
30
23 27 27 27
viii
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1 . Rekapitulasi Hasil Analisis Sidik Ragam Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Difenokonazol Dan Ziram Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sawah««««««««««««««««««« 2. Pengaruh Beberapa Dosis Zat Pengatur Tumbuh terhadap Tinggi Tanaman ........................................................................................ 3. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh terhadap Jumlah Anakan........... 4. Pengruh Zat Pengatur Tumbuh terhadap Bagan Warna Daun..... 5. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh terhadap Bobot Kering Tajuk dan AkarPada saat 8 MST.................................................................... 6. Jumlah Anakan Produktif, Panjang Malai, Jumlah Gabah/Malai, serta Bobot1000 Butir ................................................................... 7. Pengaruh ZPT terhadap Hasil/Rumpun .........................................
13 14 15 16 17 18 20
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Molekul Ziram.................................................................................... 9 2.Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Dugaan Hasil/ ha ............. 20 3. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Peningkata HasiOKD««21
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang ......................................................... 2.Lay Out Percobaan................................................................................. 3.Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadaptinggi tanaman saat 3 MST .......................................................................... 4. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadaptinggi tanaman saat 4 MST .......................................................................... 5. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 5 MST .......................................................................... 6. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 6 MST .......................................................................... 7. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 7 MST .......................................................................... 8. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 8 MST .......................................................................... 9. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 3 MST............................................................................. 10. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 4 MST............................................................................. 11. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 5 MST............................................................................. 12. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 6 MST............................................................................. 13. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 7 MST............................................................................. 14. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 8 MST............................................................................. 15. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah gabah permalai................................................................................... 16. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap bobot seribu butir ......................................................................................... 17. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap berat basah gabah ubinan............................................................................ 18. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap bobot seribu butir ......................................................................................... 19. Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap berat kering gabah ubinan..........................................................................
31 32 31 31 31 31 31 31 40 40 40 41 41 41 42 42 42 42 43
1
PENDAHULUAAN
Latar Belakang Padi merupakan sumber pangan terbesar yang mana peran sentral beras sebagai bahan pangan pokok di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir produksi padi tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan bahkan cenderung menurun. Pemenuhan bahan pangan terutama beras kedepan akan terus menjadi masalah apabila produksi tidak dapat ditingkatkan atau diversifikasi pangan non beras tidak bisa berjalan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tahun 2010 produksi padi Indonesia sebesar 66 469 394 ton(BPS, 2010). Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi perkapita akibat peningkatan pendapatan. Namun dilain pihak upaya peningkatan produksi beras saat ini terganjal oleh berbagai kendala, seperti konversi lahan sawah subur yang masih terus berjalan, penyimpangan iklim (anomalyiklim), gejala kelelahan teknologi (technology fatique), penurunan kualitas sumberdaya lahan (soil sickness) yang berdampak terhadap penurunan atau pelandaian produktivitas. Optimasi produktivitas padi di lahan sawah merupakan salah satu peluang peningkatan produksi gabah nasional. Hal ini sangat dimungkinkan bila dikaitkan dengan hasil padi pada agroekosistem ini masih beragam antar lokasi dan belum optimal. Rata-rata hasil padi 4.7 ton/ha, sedangkan potensinya dapat mencapai 6 ± 7 ton/ha. Belum optimalnya produktivitas padi di lahan sawah, antara lain disebabkan oleh rendahnya efisiensi pemupukan, belum efektifnya pengendalian hama penyakit, penggunaan benih kurang bermutu dan varietas yang dipilih kurang adaptif, kahat hara K dan unsur mikro, sifat fisik tanah tidak optimal, dan pengendalian gulma kurang optimal (Makarim et al., 2000). Upaya peningkatan produksi pertanian terus meningkat terutama dengan menerapkan teknologi tepat guna melalui penelitian-penelitian yang dilakukan oleh pihak pemerintah, lembaga perguruan tinggi, swasta dan petani secara terpadu(Puslitbang Tanaman Pangan, 2003). Salah satu upaya tersebut adalah
2 dengan memberikan zat pengatur tumbuh disamping penerapan teknologi budaya yang intensif. Untuk meningkatkan produktivitas padi dilakukan intensifikasi, salah satu teknologi yang digunakan adalah aplikasi zat pengatur tumbuh (Wattimena, 1988). Konsep zat pengatur tumbuh diawali dengan konsep hormon tanaman. Hormon tanaman adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis (Lowen, 1964). Proses-proses fisiologis ini terutama tentang proses pertumbuhan, diferensiasi, dan perkembangan tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalantanaman, pembukaan stomata, translokasi, dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman. Dengan berkembangnya pengetahuan biokimia dan dengan majunya industri kimia maka ditemukan banyak senyawa-senyawa yang mempunyai pengaruh fisiologis yang serupa dengan hormon tanaman. Senyawa-senyawa sintetik ini pada umumnya dikenal dengan nama zat pengatur tumbuh tanaman (ZPT = Plant Growth Regulator ). Zat pengatur tumbuh yang telah dikenal terdapat beberapa golongan seperti
Auksin,
Giberilin,
Sitokinin,
dan
zat
penghambat
tumbuh
(Wattimena,1988). Akhir-akhir ini dikembangkan zat pengatur tumbuh yang berbahan aktif Difenokonazol yang memiliki mekanisme kerja menyerupai golongan Triazol (zat penghambat tumbuh) dan seperti Auksin untuk Ziram. Keduanya merupakan fungisida yang telah digunakan secara luas namun demikian pengaruh zat tersebut sebagai zat pengatur tumbuh pada tanaman terutama padi sawah belum banyak diketahui. Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh kedua senyawa tersebut (Difenokonazol dan Ziram) sebagai ZPT terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh Difenokonazol dan Ziram terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah. Hipotesis Pemberian zat pengatur tumbuh Difenokonazol dan Ziram dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Padi Sawah Tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk famili Graminae dan subfamili Oryzae.Berdasarkan morfologinya, padi dapat digolongkan menjadi tiga subspecies yaitu Indica, Japonica, dan Javanica.Perbedaan yang menonjol dari subspecies Japonica dan Indica adalah perbedaan ukuran butiran. Japonica memiliki ukuran butiran yang pendek membulat sedangkan Indica memiliki bentuk memanjang. Rasio panjang dan lebarJaponica lebih kecil dari 2.0 dan panjang butiran antara 6.7-7.7 mm sedangkan Indicamemiliki rasio panjang dan lebar yaitu 7.7 mm atau lebih dan 2.1 hingga 4.0 (Patiwiri, 2006). Varietas-varietas yang ada di Indonesia umumnya termasuk subspecies Indica yang disebXW YDULHWDV ³FHPSR´ DWDX ³FHUH´ Selain itu, di Indonesia juga terdapat varietas padi kelompak sub-Japonica atau Indo-Japonica yang lebih dikenal dengan nama varietas bulu atau varietas gundil (Siregar,1981). Varietas padi yang ada sebelumnya memiliki beberapa kelemahan seperti rentan hama sehingga IRRI mengembangkan varietas modern. Pengembangan tersebut ditujukan untuk memperoleh butir yang berkualitas tahan terhadap penyakit, toleran terhadap lingkungan dan mempunyai umur pendek (Dalrymple, 1981). Sejak berkecambah hingga panen tanaman padi membutuhkan waktu 3-6 bulan (tergantung jenis dan varietas) yang terbagi dalam tiga fase pertumbuhan yaitu fase vegetative, fase reproduktif, dan fase pemasakan. Fase vegetatif tanaman dimulai dari perkecambahan biji sampai inisiasi malai. Fase reproduktif dimulai dari masa inisisasi malai sampai pembentukan bunga (flowering) . Fase pemasakan (ripening) dimulai dari pembungaan sampai biji masak penuh siap dipanen (De Datta, 1985). Varietas Ciherang adalah hasil persilangan antara varietas IR64 dengan beberapa varietas/galur padi . Sebagian sifat IR64 juga dimiliki oleh Ciherang, termasuk hasil dan mutu berasnya yang tinggi. Bentuk tanaman dari Ciherang tegak, posisi daun tegak, anak produktif 14 ± 17 batang, rata- rata produksi 6
5 ton/ha, potensi hasil 5.8 ton/ha, bobot 1000 butir 27-28 g dan umur 116- 125 hari (Lesmana etal., 2004). Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi secara umum terbagi atas dua macam faktor yaitu faktor luar (eksternal) yang berupa faktor lingkungan dan faktor dalam (internal) berupa faktor genetik dan hormonal. Faktor luar atau lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi antara lain intensitas cahaya matahari, suhu, air dan unsur hara atau nutrisi. Sedangkan faktor dalam yang mempengaruhi tanaman padi yaitu hormon pertumbuhan seperti auksin, giberilin,sitokoinin, asam absisat dan lain-lain. Selain hormon pertumbuhan, faktor dalam lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi adalah faktor genetik atau faktor keturunan (Grist, 1974 ; Gardner et.al., 1991).
Zat Pengatur Tumbuh Istilah hormon ini berasal dari bahasa Gerika yang berarti pembawa pesan kimiawi (Chemical messenger) yang mula-mula dipergunakan pada fisiologi hewan. Dengan berkembangnya pengetahuan biokimia dan majunya industri kimia maka ditemukan banyak senyawa-senyawa yang mempunyai pengaruh fisiologis yang serupa dengan hormon tanaman. Senyawa-senyawa sintetik ini pada umumnya dikenal dengan nama zat pengatur tumbuh tanaman. Tentang senyawa hormon tanaman dan zat pengatur tumbuh, Moore mencirikannya sebagai berikut :Fitohormon atau hormon tanaman adalah senyawa organik bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil (< 1mM) yang disintesis pada bagian tertentu, pada umumnya ditranslokasikan kebagian lain tanaman dimana senyawa tersebut, menghasilkan suatu tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis.Zat Pengatur Tumbuh adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi rendah (< 1 mM) mendorong, menghambat atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Inhibitor adalah senyawa organik yang menghambat pertumbuhan secara umum dan tidak ada selang konsentrasi yang dapat mendorong pertumbuhan (Widyastuti dan Tjokrokusumo, 2001).
6
Zat pengatur tumbuh menstimulasi pertumbuhan dengan memberi isyarat kepada sel target untuk membelah atau memanjang. Beberapa ZPT menghambat pertumbuhan dengan cara menghambat pembelahan atau pemanjangna sel. Sebagian
besar
molekul
ZPT
dapat
mempengaruhi
metabolisme
dan
perkembangan sel-sel tumbuhan dengan cara mempengaruhi lintasan sinyal tranduksi pada sel target. Lintasan ini menyebabkan respon selular seperti mengekspresikan suatu gen, menghambat atau mengaktivasi enzim serta mengubah membran. Pengaruh dari suatu ZPT tergantung pada spesies tumbuhan, situs aksi ZPT pada tumbuhan dan konsentrasi ZPT (Wattimena,1988). Aplikasi zat pengatur tumbuh pada tanaman merupakan salah satu usaha untuk memaksimalkan hasil tanaman. Zat pengatur tumbuh yang disintesis di dalam tanaman sendiri disebut fitohormon (hormon tanaman) yaitu senyawa yang mengawali reaksi-reaksi biokimia dalam tanaman sehingga memacu berbagai proses fisiologi dan morfogenesis tanaman. Zat Pengatur Tumbuh didefinisikan sebagai senyawa organik bukan nutrisi yang mempunyai aktifitas kerja yang sama dengan hormon tanaman dalam konsentrasi tertentu dapat mendorong, menghambat atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Widyastuti dan Tjokrokusumo, 2001; Hartanto, 2007).Zat pengatur tumbuh dapat digunakan untuk mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta meningkatkan bagian tanaman yang dipanen sebagai komponen hasil (Wattimena, 1988).
Difenokonazol Senyawa Difenokonazol selama ini dikenal sebagai fungisida sistemik untuk berbagai jenis tanaman, namun belakangan diketahui bahwa senyawa ini memiliki fungsi lain, yaitu sebagai ZPT tanaman. Pada konsentrasi rendah senyawa ini diidentifikasi memiliki efek sebagai growth retardanyang termasuk golongan Triazol yaitu zat penghambat tumbuh (Wattimena, 1988). Zat penghambat tumbuh merupakan salah satu golongan ZPT yang memiliki mekanisme menekan pertumbuhan vegetatif, menghambat penuaan (senessence) dan
meningkatkan
pertumbuhan
organ-organ
khusus.
Penghambatan
senessenceberarti akan memperbanyak fotosintat yang dapat diproduksi tanam,
7
sedangkan penghambatan tumbuh bagian vegetatif tanaman akan mengurangi sink vegetatif sehingga organ reproduktif dapat berkembang lebih baik. Difenokonazol memiliki peranan sebagai fungisida yang mengendalikan penyakit hawar pelepah serta bercak coklat sempit. Dari hasil pengamatan dan analisis statistik percobaan yang dilakukan Sugiyanta (2010)menunjukkan bahwa aplikasi Difenokonazol belum cukup mampu untuk meningkatkan pertumbuhan maupun hasil tanaman padi sawah. Mekanisme kerja ZPT golongan Triazol adalah menghambat senessence berarti akan memperbanyak fotosintat dan mengarahkan fotosintat lebih banyak ke pembentukan dan perkembangan bulir padi. Zat pengatur tumbuh ini dapat pula berperan sebagai fungisida yang menghambat pertumbuhan penyakit yang disebabkan oleh cendawan (Wattimena, 1988).
Ziram Ziram merupakan zat pengatur tumbuh golongan Auksin yang fungsi dan cara kerjanya sama dengan Auksin.Auksin pertama kali ditemukan oleh F.W Went pada tahun 1928. Ia mengemukakan EDKZD ³Ohne wuchsstoff kein wachtum´ WLGDN DGD SHUWXmbuhan tanpa auksin). Kemudian Kogl dan Konstermans (1934) dan Thyman (1935) dalam Gardner et al.,(1991) mengemukakan bahwa Indole Asam Asetat (IAA) adalah suatu auksin. IAA ini kemudian dikenal sebagai auksin utama dalam tanaman. Menurut Wareing dan Phillips (1989) bahan dasar auksin pada proses sintesis alami dalam suatu tanaman adalah asam amino triptopan. Kecepatan transportasi auksin pada organ tanaman berkisar 6-8 mm/jam, transport auksin ini bersipat basipetal dan pada beberapa organ seperti akar bersifat akropetal (Wareing dan Phillips, 1989). Auksin diproduksi dimeristem apikal yang mana fungsi dari Auksin pada tanaman adalah mendorong pembelahan sel (batang, akar, daun) dan mendorong pembelahan sel-sel kambium (pertumbuhan sekunder). Auksin juga berfungsi menghambat pertumbuhan lateral, mengendalikan absisi daun dan pada konsentrasi tinggi menghambat pembesaran sel-sel akar. Indole Asetic Acid (IAA) adalah auksin endogen atau auksin yang terdapat pada tanaman yang mana telah diketahui bahwa IAA mendorong elongasi sel-sel pada koleoptil dan ruas-
8
ruas tanaman. Auksin didefenisikan sebagai zat pengatur tumbuh yang mendorong elongasi dari pada golongan koleoptil pada percobaan-percobaan bio-assay dengan avena atau tanaman lainnya. Elongasi sel terutama terjadi pada arah vertikal diikuti dengan pembesaran dan meningkatnya bobot basah. Peningkatan bobot basah terutama oleh meningkatnya pengambilan air oleh sel tersebut. Peranan IAA dalam proses ini adalah merubah sifat-sifat osmotik dari vakuola (Wattimena, 1988). Hormon Auksin ini berperan dalam membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang masuk secara osmosis (Wattimena, 1988). Auksin sintetik yang beredar di toko-toko pertaniaan yang fungsinya digunakan untuk memaju pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi hasil pertaniaan terutama tanaman pangan. Beberapa contoh auksin sintetik yang banyak beredar ditoko pertanian seperti 2,4 diklorofenoksi asam asetat (2,4-D), Fikloram dan Dinitrofenol (Gardner et al., 1991). Aktivitas auksin, pada konsentrasi yang sangat rendah (sekitar 10-9M), akan berpengaruh terhadap semua proses fisiologi pada tanaman selama masa pertumbuhan dan perkembangannya, pembelahan sel, peningkatan respirasi, dan pengambilan ion K+ serta dormansi. Pada tanaman berkayu auksin berfungsi menginduksi perakaran. Dalam menginduksi akar tergantung pada konsentrasi auksin yang diberikan. Konsentrasi yang tinggi akan menghambat perkembangan akar (van der Salm et al,. 1996). Pemakaian hormon tumbuhan atau ZPT pada tanaman biasanya dilakukan dengan penyemprotan kepermukaan daun. Sebelum disemprotkan ke tanaman, zat pengatur tumbuh tersebut dilarutkan dengan pelarut dengan konsentrasi tertentu
9
sesuai dengan jenis tanaman yang disemprot. Zat pengatur tumbuh tersebut disemprot ke permukaan daun tanaman dan kemudian masuk kedalam tubuh tanaman melalui stomata daun. Zat pengatur tumbuh ini kemudian pada metabolism lebih lanjut digunakan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Pemberian zat pengatur tumbuh yang berlebihan akan mengakibatkan kerusakan tanaman dan bahkan kematian tanaman itu (Moore, 1985 ; Gardneret al., 1991).
Gambar 1. Molekul Ziram
10
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Sawah Baru,University Farm,Institut Pertanian Bogor. Penelitian di lakukan selama empat bulan mulai November
2010 ± Maret 2011. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium
SEAMEO BIOTROP, Bogor. Pengamatan komponen hasil dan hasil tanaman di laboratorium Produksi Tanaman, IPB dan laboratorium Benih Leuwikopo.
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi Ciherang, zat pengatur tumbuh berbahan aktif Ziram dan Difenoconazol, pupuk Urea, SP-36 dan KCl. Alat yang digunakan antara lain: alat-alat budidaya pertanian, Bagan Warna Daun, meteran, timbagan analitik, oven, dan blower separator.
Metode Penelitian Penelitiaan ini menggunakan metode Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). Terdapat 13 perlakuanyaitu P0 (kontrol), P1 (Difenokonazol 150 ml/ha), P2 (Difenokonazol 300 ml/ha), P3 (Difenokonazol 450 ml/ha), P4 (Difenokonazol 600 ml/ha), P5 (Ziram 0.75 kg/ha), P6 (Ziram 1.5 kg/ha), P7 (Ziram 3kg/ha), P8 (Ziram 4.5 kg/ha), P9 (Ziram 3 kg/ha ), P10 (Ziram 6 kg/ha), P11 (Ziram 9 kg/ha), P12 (Ziram 12 kg/ha). Aplikasi Difenokonazol disemprot ketajuk pada saat 7,14,21,28, dan 90 HST sedangkan aplikasi Ziram ada yang disemprot ketajuk pada saat 50 dan 65 HST (P5-P8) dan di tabur pada saat 1,4, dan 6 MST (P9-P12). Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 39 satuaan percobaan. Petak satuan percobaan berukuran 5m x 5m. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan maka dilakukan dianalisis menggunakan uji sidik ragam (uji F), apabila berpengaruh nyata akan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kesalahan 5%. Jarak tanam padi sawah yang digunakan adalah sistem logowo 3:1 dimana jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm x 15 cm x 40 cm. Umur bibit yang
11
digunakan adalah 12 ± 16hari setelah sebar. Jumlah bibit pada tiap lubang adalah dua bibit per lubang tanam. Dosis pupuk yang digunakan yaitu 250 kg Urea/ha, 100 kg/ha KCl, dan 100 kg/ha SP-36. Pengendaliaan organisme penganggu tanaman padi di lahan tidak dilakukan karena tingkat serangan yang rendah..Model rancangan percobaan yang digunakan adalah : Yij= µ + Ki + Mj İij Keterangan: Yij
: Nilai pengamatan pengaruh faktor dosis taraf ke-j, dan kelompok ke-i.
µ
: Rataan umum.
Ki
: Pengaruh kelompok pada taraf ke-i.
Mj
: Pengaruh faktor dosis ZPT pada taraf ke-j.
Ǽijk
: Galat.
I
: 1,2,3,4,5
J
: P0,P1,P2,P3,P4 (dosis ZPT).
(kelompok).
Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji sidik ragam (uji F), apabila berpengaruh nyata akan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kesalahan 5%. Pelaksanaan Penelitiaan Kegiatan penelitiaan ini dimulai dengan pengolahan tanah yang dilakukan dua minggu sebelum tanam, tanah diolah sempurna dengan traktor dua kali dan dilumpurkan hingga siap tanam. Semai benih dilakukan dua minggu sebelum tanam. Penanaman dilakukan saat umur bibit 14 hari dengan jarak tanam tanam sistem legowo 3:1(20 cm x 15 cm x 40 cm) dan 2 bibit perlubang tanam. Petakan yang digunakan dalam setiap satuan percobaan berukuran 5 m x 5 m.Penyulaman dilakukan 1- 3 MST (minggu setelah tanam) dengan bibit yang berumur sama. Urea diberikan 3 kali yaitu 30 % dosis saat tanam, 40 % saat 4 MST, dan 30 % dosis pada 6 MST. Pupuk SP-36 dan KCL diberikan seluruhnya saat tanam. Aplikasi pemupukan dilakukan secara sebar langsung. Tidak dilakukan pengendaliaan hama dan penyakit karena tingkat serangan hama rendah. Penyiangan dilakukan sebelum pemupukan susulan secara manual dengan membersihkan petakan-petakan sawah hingga bersih dari gulma. Aplikasi ZPT
12
Difenokonazol dilakukan pada tanaman berumur 7,14,21,28, dan 90 HST sedangkan Ziram pada 1,4, 6 MST, 50 dan 65 HST.
13
Pengamatan Pengamatan dilakukan mulai tanaman berumur 3 MST. Pengamatan yang dilakukan meliputi : 1.
Tinggi tanaman diamati pada 3 - 8 MST diukur dari pangkal tanaman sampai ujung daun tertinggi.
2.
Warna daun diamati pada 3 MST sampai dengan 8 MST diamati dengan menggunakan alat bagan warna daun.
3.
Jumlah anakan diamati pada 3- 8 MST dihitung semua anakan yang daunnya sudah terbuka penuh.
4.
Pengamatan biomassa yang meliputi: bobot akar,bobot tajuk, danvolume akar diamati pada 8 MST.
5.
Komponen hasil dan hasil yang meliputi: -
Persentasi gabah hampa atau isi pada saat panen.
-
Jumlah butir permalai pada saat panen.
-
Bobot 1000 butir ditentukan dari 1000 butir gabah isi dan ditimbang dengan timbangan analitik.
6.
-
Hasil gabah basah dan kering per tanaman maupun perubinan.
-
Dugaan hasil per ha.
Peningkatan hasil, yang dihitung dengan rumus: Peningkatan hasil = hasil perlakuan ± hasil kontrol X 100 % hasil kontrol
8.
Analisi usaha tani
14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Kondisi umum Lahan penelitian berada diketinggian 250 m diatas permukaan laut (dpl ) dengan jenis tanah latosol darmaga. Curah hujan terendah selama penelitiaan yaitu 312 mm/bulanpada bulan Febuari dan tertinggi yaitu. 323.7 mm/bulan pada bulan Desember. Kondisi curah hujan tersebut sesuai untuk pertanaman padi sawah karena menurut klasifikasi oldeman tanaman padi sawah membutuhkan curah hujan 200 mm/bulan (Handoko, 1995). Pada umur 1-3 MST tanaman diserang keong mas (Pomacea canalicuta). Hama ini menyerang bagian tajuk tanaman danpenyulaman intensif dilakukan pada umur 1-3 MST. Pada umur 6-7 MST tanaman ini terserang penyakit hawar daun,tapi tingkat serangan rendah yaitu sekitar 25 % sehingga pengendaliannya cukup dengan mencabut beberapa tanaman untuk mengurangi penyebaran penyakit hawar daun pada tanaman lain. Pada umur 9 MST hingga panen tanaman ini terkena serangan walangsangit (Laptocorisa oratorius). Hama ini merusak tanaman dengan menghisap bulir padi. Serangan Leptocorisaoratorius menyebabkan gabah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan bulir padi berbintik hitam, akan tetapi tingkat serangan masih cukup rendah sehingga tidak dilakukan pengendalian secara kimiawi. Kandungan hara tanah secara kuantitatif dapat diukur dengan menetapkan kemampuaan tanah menyediakan hara bagi tanaman dan nilai uji tanah (Makarim et al., 1993). Analisis tanah dilakukan untuk mengetahui kandungan hara pada petak percobaan. Dari analisis tanah diperoleh bahwa tanah dilokasi percobaan memiliki pH tanah awal dan akhir setelah percobaan tergolong masam (5.2 dan 5.8),kandungan N awal dan akhir rendah (0.11 % dan 0.16 %) kandungan P sangat rendah begitu juga dengan kandungan K.
15
Rekapitulasi Hasil Analisi Sidik Ragam Berdasarkan hasil rekapitulasi sidik ragam, pengaruh berbagai dosis ZPTDifenokonazol dan Ziram tidak berpengaruh nyata terhadap peubah pertumbuhan dan hasil serta komponen hasil karena Pr>F pada taraf 5 % (Gomez, 1983) hal tersebut dapat dilihat pada lampiran.Nilai koefisien keragaman terlihat masih normal karena dibawah 30% atau berkisar antara 2-26 %. Secara rinci hasil rekapitulasi analisis sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap beberapa peubah dapat dilihat padaTabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Sidik Ragam Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Difenokonazol Dan Ziram Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sawah Peubah Pengaruh perlakuan Koefisien keragaman Pertumbuhan tanaman 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST Jumlah anakan 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST Indeks luas daun 3 MST 4 MST 5 MST 6MST 7 MST 8 MST Bobot kering akar (8 MST) Berat kering berangkasan (8 MST) Jumlah anakan produktif Jumlah gabah per malai Panjang malai Bobot 1000 butir Bobot gabah basah ubinan Bobot gabah kering ubinan Bobot basah gabah sampel Bobot kering gabah sampel Keterangan: tn : tidak berbeda nyata
tn tn tn tn tn tn
5.70 5.42 5.31 3.67 2.68 2.47
tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
26.87 19.82 4.55 23.15 6.76 23.15
tn tn tn tn tn tn tn tn
9.63 8.93 1.52 4.55 9.42 7.69 16.26 12.57
23.15 23.15 23.15 5.75 2.00 1.80 23.15 10.30
16
Pertumbuhan Tanaman
Tinggi Tanaman Perlakuan zat pengatur tumbuh Difenokonazol dan Ziramsecara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Pada umumnya Difenokonazol menekan pertumbuhantinggi tanaman.Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa semua perlakuan Difenokonazol memiliki tinggi tanaman lebih rendah dibandingkan kontrol. Untuk ZPT Ziram memiliki tinggi tanaman yang sama dengan kontrol. Tabel 2. Pengaruh Beberapa Dosis Zat Pengatur Tumbuh terhadap Tinggi Tanaman Perlakuan
Tanpa ZPT (P0) Difenokonazol 150 ml/ha (P1) Difenokonazol 300 ml/ha (P2) Difenokonazol 450 ml/ha (P3) Difenokonazol 600 ml/ha (P4) Ziram 0.75 kg/ha (P5) Ziram 1.5 kg/ha (P6) Ziram 3 kg/ha (P7) Ziram 4.5 kg/ha (P8) Ziram 3 kg/ha (P9) Ziram 6kg/ (P10) Ziram 9 kg/ha(P11) Ziram 12 kg /ha
Umur tanaman (MST ) 3 4 5 6 7 8 «««««««FP««««««««« 44.26 57.49 72.89 78.74 87.74 96.43 42.30 55.04 68.61 76.93 85.91 91.45 43.99 54.97 69.21 77.93 86.79 93.85 44.02 55.26 70.26 77.66 88.25 95.47 42.39 55.60 69.43 78.83 85.60 92.62 43.56 56.01 69.73 74.20 85.45 93.41 43.99 57.01 70.87 78.12 86.67 94.23 45.23 57.38 72.82 78.25 85.93 92.93 45.85 59.30 71.11 80.82 89.89 96.50 44.08 56.11 69.91 76.59 85.91 92.84 43.61 56.97 70.25 78.83 87.58 96.03 41.1 54.61 69.31 77.03 87.31 93.48 44.13 57.51 71.86 79.03 88.35 94.95
Jumlah Anakan Perlakuan zat pengatur tumbuh secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah anakan. Hal tersebut terlihat secara rinci pada Tabel4 dibawah ini.Walaupun demikian pada Tabel 3terlihat pada Difenokonazol 600 ml/ha (P4) memiliki jumlah anakan yang lebih banyak dibandingkan kontrol, dan untuk Ziram pada perlakuan Ziram 4.5 kg/ha (P8), Ziram 3 kg/ha (P9),
17
Ziram 6 kg/ha (P10), dan Ziram 12 kg/ha (P12) yang lebih banyak dibandingkan kontrol. Tabel 3. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Jumlah Anakan Perlakuan Tanpa ZPT (P0) Difenokonazol 150 ml/ha (P1) Difenokonazol 300 ml/ha (P2) Difenokonazol 450 ml/ha (P3) Difenokonazol 600 ml/ha (P4) Ziram 0.75 kg/ha (P5) Ziram 1.5 kg/ha (P6) Ziram 3 kg/ha (P7) Ziram 4.5 kg/ha (P8) Ziram 3 kg/ha (P9) Ziram 6kg/ (P10) Ziram 9 kg/ha (P11) Ziram 12 kg /ha
3 12 13 12 13 13 13 13 13 16 14 12 12 13
Umur tanaman (MST ) 4 5 6 7 20 23 29 27 19 19 25 27 20 21 25 26 22 24 29 29 20 19 28 25 20 20 25 27 21 23 27 28 20 23 25 26 23 23 28 29 17 20 24 25 22 22 28 30 18 21 25 25 21 24 27 28
8 26 25 25 28 24 25 26 25 27 24 28 23 27
Bagan Warna Daun Perlakuan ZPT Difenokonazol dan Ziram pada tanaman padi sawah tidak berpengaruh terhadap warna daun.Walaupun demikian Respon Defenokonazol dan Ziram terlihatlebih baikpada konsentrasi tertentu (Tabel 4).
.
Tabel 4. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Bagan Warna Daun Perlakuan Tanpa ZPT (P0) Difenokonazol 150 ml/ha (P1) Difenokonazol 300 ml/ha (P2) Difenokonazol 450 ml/ha (P3) Difenokonazol 600 ml/ha (P4) Ziram 0.75 kg/ha (P5) Ziram 1.5 kg/ha (P6) Ziram 3 kg/ha (P7) Ziram 4.5 kg/ha (P8) Ziram 3 kg/ha(P9) Ziram 6 kg/ha (P10) Ziram 9 kg/ha (P11) Ziram 12 kg/ha (P12)
3 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
Umur tanaman (MST) 4 5 6 7 3.00 3.00 3.93 3.93 3.00 3.13 3.93 4.00 3.00 3.00 3.73 4.00 3.00 3.07 3.87 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.93 4.00 3.00 3.00 4.00 3.93 3.00 3.00 3.87 4.00 3.00 3.00 3.93 4.00 3.00 3.00 3.80 3.93 3.00 3.13 3.87 4.00 3.00 3.13 3.87 4.00 3.00 3.13 3.93 4.00
8 3.93 4.00 4.00 3.93 4.00 3.93 4.00 3.93 4.00 3.93 3.93 3.93 3.93
18
Pada perlakuan Difenokonazol dan Ziram terlihat memiliki warna daun lebih hijau dibandingkan
kontrol meskipun tidak berbeda nyata,namun pada
perlakuan Difenokonazol 150 ml/ha (P1), Difenokonazol 300 ml/ha(P2), dan Difenokonazol600 ml/ha (P4) memiliki bagan warna daun 4 yaitu diatas nilai kritis, sedangkan untuk perlakuan Ziram umumnya sama dengan kontrol akan tetapi pada dosis tertentu memiliki warna daun 4 yaitu Ziram 1.5 kg/ha (P6) dan 4.5 kg/ha (P8).
Bobot Kering Biomass Aplikasi perlakuan ZPT terlihat tidak berbeda nyata baik terhadap bobot kering tajuk dan akar.Walaupun tidak berbeda secara statistik tetapi terlihat secara umum aplikasi ZPT Ziram meningkatkan bobot kering tajukyang lebih berat dibandingkan kontrolyaitu pada perlakuan Ziram 1.5 kg/ha (P6), Ziram 3 kg/ha (P7), Ziram 4.5 kg/ha (P8), Ziram 3.75 kg/ha Dan Ziram 5.25 kg/ha (P11) dan Ziram 12 kg/ha (P12). Secara rinci pengaruh ZPT dan terhadap bobot kering biomassa tanaman padi sawah disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh terhadap Bobot Kering Tajuk dan AkarPada saat 8 MST Perlakuan Tanpa ZPT (P0) Difenokonazol 150 ml/ha (P1) Difenokonazol 300 ml/ha (P2) Difenokonazol 450 ml/ha (P3) Difenokonazol 600 ml/ha (P4) Ziram 0.75 kg/ha (P5) Ziram 1.5 kg/ha (P6) Ziram 3 kg/ha (P7) Ziram 4.5 kg/ha (P8) Ziram 3 kg/ha(P9) Ziram 6 kg/ha (P10) Ziram 9 kg/ha (P11) Ziram 12 kg/ha (P12)
Bobot kering Tajuk 62.49 55.64 68.04 54.67 65.18 60.62 73.45 94.30 81.43 62.08 60.50 64.81 86.21
Akar 31.79 18.64 17.33 13.66 29.84 33.43 21.33 35.00 25.70 19.17 25.17 41.45 27.26
Aplikasi Difenokonazol umumnya menghasilkan bobot kering tajuk dan akar yang lebih rendah dibandingkan kontrol.
Perlakuan Difenokonazol
19
150 ml/ha (P1) dan Difenokonazol 450 ml/ha (P3) adalah perlakuan yang menghasilkan bobot kering tajuk yang lebih kecil dibandingkan dengan kontrol.
Hasil dan Komponen Hasil
Jumlah Anakan Produktif, Panjang Malai, Jumlah Gabah/Malai, dan Bobot 1000 Butir Komponen hasil padisawah yang diamati meliputi jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah/malai, bobot 1000 butir gabah, dan persen gabah hampa. Rataan hasil pengamatan dan analisis statistik pengaruh aplikasi ZPT Difenokonazol dan Ziram dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Pengamatan terhadap Jumlah Anakan Produktif, Panjang Malai, Jumlah Gabah/Malai, dan Bobot1000 Butir
Perlakuan Tanpa ZPT (P0) Difenokonazol 150 ml/ha (P1) Difenokonazol 300 ml/ha (P2) Difenokonazol 450 ml/ha (P3) Difenokonazol 600 ml/ha (P4) Ziram 0.75 kg/ha (P5) Ziram 1.5 kg/ha (P6) Ziram 3 kg/ha (P7) Ziram 4.5 kg/ha (P8)
Ziram 3 kg/ha(P9) Ziram 6 kg/ha (P10) Ziram 9 kg/ha (P11) Ziram 12 kg/ha (P12)
Jumlah anakan produktif 18
Panjang malai (cm)
Jumlah gabah/ malai
Bobot 1000 butir (g)
27.15
178
26.33
18.
26.02
170
25.67
16
26.42
185
25.67
21
26.21
169
25.67
19
26.62
175
26.33
19 19 17 17 15 19 16 18
26.17 25.66 27.12 25.38 25.87 26.09 26.16 26.80
174 165 191 177 163 175 179 207
25.67 25.33 25.67 25.67 25.00 26.00 26.00 26.00
Secara statistik perlakuan zat pengatur tumbuh Ziram dan Difenokonazol tidak berbeda nyata terhadap jumlah anakan produktifpada seluruh perlakuan ZPT. Pengaruh Difenokonazol dan Ziram terlihat memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan jumlah anakan produktif kecuali perlakuan P2 dengan
20
konsentrasi300 ml/ha.Difenokonazol yang menghasilkan jumlah anakan produktif lebih rendah dari pada kontrol dan perlakuan Ziram 3 kg/ha (P9) yang memiliki jumlah anakan produktif terendah. Perlakuan Difenokonazol dan Ziram terhadap panjang malai tidak berbeda nyata secara statistik.Pada Tabel 7juga dapat dilihat bahwa pemberiaan Ziram secara umum memberikan peningkatan terhadap jumlah bulir gabah meskipun tidak berbeda nyata.Akan tetapi, Difenokonazol secara umummenekan bobot 1000 butir yaitu dapat dilihat pada perlakuan Difenokonazol 150 ml/ha (P1), Difenokonazol 300 ml/ha (P2), dan Difenokonazol 450 ml/ha (P3) memiliki bobot 1000 butir yang lebih rendah dibandingkan kontrol. Hasil per rumpun, Hasil ubinan dan dugaan hasil per Ha Pengaruh ZPT Difenokonazol dan Ziram tidak berbeda nyata secara statistik terhadap hasil gabah per rumpun.Walaupun demikian perlakuan Difenokonazol umumnya meningkatkan hasil gabah per rumpun sedangkan Ziramtidak selalu demikian, pada beberapa perlakuan Ziram memiliki bobot basah per rumpun yang lebih besar dibandingkan Kontrol yaitu pada perlakuan Ziram 0.75 kg/ha (P5), Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Pengaruh ZPT terhadap Hasil/Rumpun Perlakuan Tanpa ZPT (P0) Difenokonazol 150 ml/ha (P1) Difenokonazol 300 ml/ha (P2) Difenokonazol 450 ml/ha (P3) Difenokonazol 600 ml/ha (P4) Ziram 0.75 kg/ha (P5) Ziram 1.5 kg/ha (P6) Ziram 3 kg/ha (P7) Ziram 4.5 kg/ha (P8) Ziram 3 kg/ha(P9) Ziram 6 kg/ha (P10) Ziram 9 kg/ha (P11) Ziram 12 kg/ha (P12)
Hasil/Rumpun Bobot basah Bobot kering 240.67 178.00 243.33 177.00 205.67 147.00 276.67 204.67 257.33 190.33 245.33 177.33 243.00 180.00 236.33 171.00 181.33 140.00 177.00 131.00 246.67 177.00 188.67 131.33 234.33 170.67
21
Ziram 1.5 kg/ha (P6) dan Ziram 6 kg/ha (P10).Perlakuan ZPT Difenokonazol menghasilkan bobot basah per rumpun sekitar 257.3-276 g yang lebih besar dibanding kontrol yaitu 240.67 g, sedangkan Ziram berkisar 177 246 g. Dugaan Hasil per ha PadaGambar 2 terdapat peningkatan hasil per Ha pada setiap perlakuan meskipun secara umum tidak berbeda nyata secara statistik. Perlakuan Ziram 4.5 kg/ha (P8) merupakan perlakuan yang paling baik karenamenghasilkan produktivitas padi tertinggisebesar 7.17 ton/ha. Perlakuan Difenokonazol menghasilakan produktivitas 5.89-6.64 ton/ha dan Ziram 5.38-7.17 ton/ha
Dugaan hasil/ha (ton/ha)
sedangkan kontrol 5.63 ton/ha.
Perlakuan
Gambar 2. Pengaruh Perlakuan Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Dugaan Hasil/ha
Peningkatan Hasil PadaGambar 3 terlihat secara umum terdapatpeningkatan hasil GKG (gabah kering giling) per ha pada setiap perlakuan meskipun secara statistik tidak berbeda nyata. Peningkatan hasil paling kecil pada perlakuan Difenokonazol sekitar 260 kg/ha sedangkan peningkatan tertinggi mencapai sekitar 1 ton/ha. Demikian pula pada perlakuan ZPT Ziram umumnya terjadi peningkatan hasil kecuali perlakuanZiram 6 kg/ha (P10). Selain perlakuan Ziram 6 kg/ha (P10)
22
tersebut, aplikasi ZPT Ziram meningkatkan hasil sekitar 0.5-1.5 ton/ha gabah kering giling/ha.Peningkatan hasil untuk perlakuan Difenokonazol berkisar 4.42 15.21% dan untuk perlakuanZiram berkisar 8.00 - 21.48% dan penurunan hasil pada perlakuan Ziram 6 (P10) adalah 4.64%.
peningkatan ton/ha
Peningkatan Hasil GKG ton/ha
1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 -0.2 -0.4
1.54
1.03
1.01
0.51
0.51
0.51
1.01
1.03
0.51
0.51
0.26 -0.25
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10 P11 P12
Perlakuan
Gambar 3.Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Peningkata Hasil/ha
Analisi Usaha Tani Hasil analisi usaha tani menunjukan bahwa aplikasi dosis zat pengatur tumbuh Difenokonazol memberikan keuntungan Rp. 2.332.600 sampai dengan Rp. 8.370.100 dibandingkan perlakuan kontrol. Aplikasi Difenokonazol dengan dosis 150 ml/ha sudah dapat memberikan tambahan keuntungan sebesar Rp. 4.187.200 di bandingkan aplikasi tanpa menggunakan ZPT tersebut. Aplikasi ZPT Ziram yang diaplikasikan melalui daun semuanya memberikan
keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan yang diaplikasikan
melalui tanah. Aplikasi ZPT Ziram dengan dosis 0.75 kg/ha ± 4.5 kg/ha yang di aplikasikan melalui daun memberikan keuntungan Rp. 3.896.500 sampai dengan Rp 4.170.250 sedangkan yang diaplikasikan melalui tanah hanya memberikan
23
keuntungan sekitar 50 % dibandingkan yang tidak diaplikasikan ZPT. Hal tersebut dapat dilihat secara rinci pada Tabel 8. Tabel 8. Analisis usaha tani ZPT difenokonazol dan Ziram Perlakuaan
Biaya
Penerimaan
Keuntungan
R/C
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(%)
Tanpa ZPT (P0)
5,801,200
14,075,000
6,512,500
1.90
Difenokonazol 150 ml/ha(P1) Difenokonazol 300 ml/ha (P2) Difenokonazol 450 ml/ha (P3) Difenokonazol 600 ml/ha (P4) Ziram 0.75 kg/ha (P5) Ziram 1.5 kg/ha (P6) Ziram 3 kg/ha (P7) Ziram 4.5 kg/ha (P8) Ziram 3 kg/ha(P9) Ziram 6 kg/ha (P10)
5,871,200
16,600,000
10,728,800
2.83
5,879,900
14,725,000
8,845,100
2.50
5,888,600
15,350,000
9,461,400
2.61
5,897,300
16,600,000
10,702,700
2.81
5,897,300
15,350,000
10,682,750
2.81
5,949,500
16,600,000
10,518,500
2.73
6,081,500
16,600,000
10,518,500
2.73
6,191,000
16,600,000
10,409,000
2.68
6,081,500
9,268,500
3,187,000
1.52
6,300,500
7,149,500
849,000
1.13
Ziram 9 kg/ha (P11) Ziram 12 kg/ha (P12)
6,300,500
10,299,500
3,999,000
1.63
6,738,500
9,911,500
3,173,000
1.47
Pembahasan Dari analisis tanah diperoleh bahwa tanah dilokasi percobaan memiliki pH tanah awal dan akhir percobaan tergolong masam (5.2 dan 5.8),kandungan N awal dan akhir rendah (0.11 % dan 0.16 %), serta kandungan P dan K sangat rendah. Berdasarkan analisis tanah tersebut maka status kesuburan tanah tergolong rendah (Soepardi, 1983). Unsur hara atau nutrisi mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi (Grist, 1985 ; Gardner et.al., 1991). Walaupun penelitian ini bukan perlakuan penambahan unsurhara, kesuburan tanah tetap diperhatikan. Hal tersebut untuk mencegah tidak terlihatnya pengaruh zat pengatur tumbuh karena gangguan kekurangan unsur hara. Seluruh perlakuan menghasilkan tinggi tanaman, jumlah anakan, dan bagan warna daun yang tidak berbeda nyata. Walaupundemikian terlihat secara umum bahwa ZPT Difenokonazol menekan tinggi tanaman padi sedangkan Ziram
24
tidak demikian. Penekanan tersebut diduga karena ZPT Difenokonazol merupakan zat penghambat tumbuh, hal ini sesuai dengan pernyataan Wattimena (1988) yang menyatakan bahwa zat penghambat tumbuh memberikan efek penekanan terhadap pertumbuhan vegetatif. Pada peubah bagan warna daun terlihat bahwa perlakuanDifenokonazol memiliki daun yang lebih hijau dibanding kontrol. Beberapa perlakuanDifenokonazol memiliki skala bagan warna daun 4 yang menunjukkan diatas nilai kritis.Hal ini diduga karena pengaruh ZPTgolongan Triazol yang berfungsi meningkatkan kandungan klorofil, menekan tinggi tanaman,menekan jumlah anakan dan mencegah senessence (Wattimena,1988). Dengan meningkatnya kandungan klorofil tanaman maka akan meningkatkan tingkat kehijauan warna daun dan nilai Bagan Warna Daun (BWD) akan semakin besar (IRRI, 2007). Perlakuan ZPT Difenokonazol dan Ziram terlihat tidak berpengaruh terhadap bobot kering tajuk, bobot kering akar,
jumlah anakan produktif,
panjang malai,jumlah gabah per malai, dan bobot 1000 butir.Walaupun tidak berbeda secara statistik tetapi terlihat
umumnya aplikasi ZPT Ziram
meningkatkan bobot kering tajuksedangkan Difenokonazol tidak selalu demikian. Beberapa perlakuan Ziram memiliki bobot kering tajuk yang lebih besar dibanding kontrol kecuali pada perlakuan Ziram 0.75 kg/ha (P5), dan Ziram 3kg/ha (P9). Untuk perlakuan bobot kering akar perlakuan Difenokonazol seluruhnya memiliki bobot kering akar yang lebih rendah dibandingkan kontrol sedangkan perlakuan Ziram tidak demikian. Pada perlakuan Ziram bobot kering akar yang lebih berat dibanding kontrol adalah Ziram 0.75 kg/ha (P5), Ziram 3 kg/ha (P7) dan Ziram 9 kg/ha (P11). Fungsi Ziramadalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang masuk secara osmosis
25
(Wattimena, 1988). Hal tersebut diduga yang menyebabkan bobot biomass perlakuan Ziram lebih tinggi dibandingkan kontrol walaupun tidak berpengaruh nyata secara statistik. Pengaruh berbagai perlakuan ZPT Difenokonazol dan Ziram
tidak
berbeda nyata secara statistik terhadap hasil gabah permalai.Walaupun demikian,perlakuan
Difenokonazol
umumnya
meningkatkan
hasil
gabah
perumpunsedangkan Ziram tidak selalu demikian. Perlakuan ZPT Difenokonazol mengasilkan bobot basah per rumpun sekitar 257.3-276 g yang lebih besar dibanding kontrol yaitu 240.67 g. Bobot gabah permalai untuk perlakuan Ziram berkisar 177-246 g. Terdapat beberapa perlakuan Ziram yang lebih besar dibandingkan
kontrol
yaitu
pada
perlakuan
Ziram
0.75
kg/ha
(P5),
Ziram 1.5 kg/ha (P6) dan Ziram 6 kg/ha (P10) akan tetapi secara umum perlakuan Ziram memiliki bobot basah per rumpun yang lebih kecil dibandingkan kontrol. Hal ini diduga karena pengaruh yang ditimbulkan ZPT tersebut sangat kecil akibat waktu aplikasi yang tidak tepat dan cuaca yang tidak mendukung. Terdapat
peningkatan hasil dari dugaan hasil per ha pada perlakuan
Difenokonazol dan Ziram meskipun secara umum tidak berbeda nyata secara statistik. Perlakuan Difenokonazol menghasilkan produktivitas 5.89- 6.64 ton/ha dan Ziram5.38-7.17 ton/ha sedangkan kontrol 5.63 ton/ha. Walaupun tidak berbeda nyata secara statistik tetapi terdapat peningkatan hasil yang cukup berarti secara agronomi. Dari data tersebut diduga bahwa pelakuan Ziram yang disemprot ke daun lebih efektif pada dosis 4.5 kg/ha (P8) dengan dugaan hasil 7.17 ton/ha dan untuk yang ditabur atau di aplikasikan ke tanah lebih efektif pada dosis yang lebih besar yaitu pada perlakuan
Ziram 9 kg/ha (P11) dengan dugaan hasil
6.64 ton/ha dan Ziram 12 kg/ha (P12) dengan dugaan hasil 6.64 ton/ha. Pada konsentrasi rendah perlakuan Ziram yang ditabur ketanahtidak efektif. Hal ini diduga karena ada kemungkinan ZPT tersebut tidak seluruhnya diserap oleh tanaman atau ada kehilangan pada saat aplikasi yang terbawa oleh air. Menurut Wereing dan Phillips (1989) bahan dasar auksin pada proses sintesis alami dalam suatu tanaman adalah asam amino Triptopan. Kecepatan transportasi auksin pada transportasi tanaman berkisar 6-8 mm/jam. Transpor auksin ini bersifat basipetal dan pada beberapa organ seperti akar bersifat akropetal. Pemberiaan ZPT
26
umumnya disemprotkan ke permukaan daun
tanaman dan kemudian masuk
kedalam tubuh tanaman melalui stomata daun. ZPT ini kemudian pada metabolism lebih lanjut digunakan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut (Moore, 1985 ; Gardner et al., 1991). Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil GKG per ha pada setiap perlakuan meskipun secara umum tidak berbeda nyata secara statistik dengan kontrol. Peningkatan hasil paling kecil pada perlakuan Difenokonazolyaitu perlakuan Difenokonazol 300 ml/ha(P2) sekitar 260 kg/ha sedangkan peningkatan tertinggi mencapai sekitar 1 ton/ha yaitu perlakuan Difenokonazol 150 ml/ha (P1). Peningkatan hasil untuk perlakuan Difenokonazol berkisar 4.42 - 15.21 %.Demikiaan pula pada perlakuan ZPT Ziram umumnya terjadi peningkatan hasil kecuali perlakuan Ziram 6 kg/ha (P10). Selain perlakuan P10 tersebut, aplikasi ZPT Ziram meningkatkan hasil sekitar 0.5-1.5 ton/ha gabah kering giling. Untuk peningkatan perlakuan Ziram berkisar 8.00 - 21.48% dan penurunan hasil pada perlakuanZiram 6 kg/ha (P10) adalah 4.64%. Difenokonazol merupakan zat penghambat tumbuh yang memiliki mekanisme menekan pertumbuhan vegetatif, menghambat penuaan (senessence) dan meningkatkan pertumbuhan organ-organ khusus. Penghambatan senessence berarti akan memperbanyak fotosintat yang dapat diproduksi tanam, sedangkan penghambatan tumbuh bagian vegetatif tanaman akan mengurangi sink vegetatif sehingga organ reproduktif dapat berkembang lebih baik. Auksin fungsinya digunakan untuk memaju pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi hasil pertaniaan terutama tanaman pangan(van der Salm et al,. 1996). Aktivitas auksin, akan berpengaruh terhadap semua proses fisiologi pada tanaman selama masa pertumbuhan dan perkembangannya, pembelahan sel, peningkatan respirasi, dan pengambilan ion K+.ZPT dapat merubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta meningkatkan bagian tanaman yang dipanen sebagai hasil (Wattimena, 1988).
27
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Penggunaan zat pengatur tumbuh berbahan aktif Difenokonazol dan Ziram tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif maupun hasil dan komponen hasil. Walaupun peningkatan hasilnya kecil dan tidak berpengaruh nyata secara statistikakan tetapi cukup berarti secara agronomi. Peningkatan hasil sekitar 0.5 - 1 ton/ha pada perlakuan ZPT Difenokonazol dan 0.5 - 1.5 ton/ha pada ZPT
Ziram.Peningkatan
hasil
untuk
perlakuan
Difenokonazol
berkisar
4.42- 15.21% dan untuk perelakuan Ziram berkisar 8.00 - 21.48%. Perlakuan Ziram yang di aplikasikan ke tanah tidak efektif . Aplikasi dosis zat pengatur tumbuh Difenokonazol memberikan keuntungan Rp. 2.332.600 sampai deengan Rp. 8.370.100 dibandingkan perlakuan kontrol sedangkan aplikasi ZPT Ziram dengan dosis 0.75 kg/ha ± 4.5 kg/ha yang di aplikasikan melalui daun memberikan keuntungan Rp. 3.896.500 sampai dengan Rp 4.170.250 dan yang diaplikasikan melalui tanah hanya memberikan keuntungan sekitar 50 % dibandingkan yang tidak diaplikasikan ZPT. Saran Perlu dilakukan penelitiaan lebih lanjut dengan perlakuan dosis dan waktu aplikasi yang lebih tepat dan dilakukan dirumah kaca agar lingkungan terkendaliserta melakukan penelitian dengan taraf perlakuan dosis dan waktu yang lebih banyak.
28
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2010.Produktivitas Tanaman Padi. http://www.bps.go.id/. [20 November2011]. Dalrymple, D. G. 1986. Development and Spreed of High- Yielding Rice Varietas inDevoloped Countries. Bureau for Science and Technology, Agency forInternational Development. Washington, DC. 117p. De Datta, S.K., 1985, Principle and Practices of Rice Production, John Wiley and Sons inc., New York. 230p Gardner F. P., R.B. Pearce, R.L. Mitchel, 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya, (penerjemah) H. Susilo dan Subiyanto. Penerbit UI Press. Jakarta. 65hal. Gomez, K. A., and A.A Gomez, 1983, Statistical Procedures for Agriculture Research 2nd edition, John Wiley and Sons inc., New York. 260hal. Grist, D.H., 1974, Rice, Tropical Agriculture Series, 5 th edition, Logman, London and New York. IRRI- CREMENT. 1998. Progress Report for 1997. International Rice Research Institut ± Crop and Research Management Network IRRI, Los Bonos, Philippines. 211p Lesmana, O.S. H.M. Toha, I. Las dan B. Suprihantno. 2004. Deskripsi VarietasUnggul Baru Padi. Badan Penelitiaan dan Pengembangan Pertanian, BalaiPenelitian Tanaman Padi. Sukamandi. 74 hal. Lowen, W. K. and H. Pease, L. 1964.Plant Growth Regul.Food Addit, 3.:69. Makarim, A.K., U.S. Nugraha, dan U.G. Kartasasmita. 2000. Teknologi ProduksiPadi Sawah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Moore, T.C. 1989. Biochemistry and Phisiology of Plant Hormones, Springer Verlag., New York, Heedelberg, Berlin, London, Paris, Tokyo, Hongkong.196p Pusat Perizinan dan Investasi. 2006. Pestisida Terdaftar (Pertanian dan Kehutanan).Sekretariat Jenderal, Departemen Pertanian. 574 p.
Syam M, Hermanto. 1995. Teknologi Produksi Padi Mendukung Swasembada Beras.46 hal
29
PusatPenelitiaan dan PengembanganTanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. 26 hal. Taiz, L. and E. Zeiger. 1991. Plant Physiology.The Benjamin/Cummings PublishingCompany, Inc. California. 559p. Van der Salm, Theo P. M., Carolin J. G. van der Toorn, C. H. Hanissch ten Cate, W. M. van der Krieken, dan H. J. M. Dons. 1996. The Effects of exogenous auxin and rol genes on root formation in Rosa hybrid L. ³0RQH\ZD\´3ODQW*URZWK5HJXODWLRQ-131 Wattimena, G.A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. PAU IPB. Bogor. 247hal. Widyastuti, N. Dan D. Tjokrokusumo. 2001. Peranan beberapa zat pengatur tumbuh(ZPT ) tanaman pada kultur invitro. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia(5):55-63.
30
LAMPIRAN
31
Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas Kelompok Nomor Seleksi Asal persilangan
: : : :
Golongan
:
Ciherang Padi sawah S3383-1d-Pn-41²3-1 IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-31//IR19661131-31///IR64////IR64 Cere
Umur Tanaman Bentuk Tanaman Tinggi Tanaman
: : :
116-125 Tegak 107 - 115 cm
Anakan Produktif Warna Kaki Warna Batang Warna Daun Telinga Warna Daun Muka Daun
: : : :
14 - 17 batang Hijau Hijau Putih
: :
Hijau Kasar pada sebelah bawah
Posisi Daun Daun Bendera Bentuk Gabah Warna Gabah Kerontokan Kerebahan Tekstur Nasi Kadar Amilosa
: : : : : : : :
Tegak Tegak Panjang ramping Kuning bersih Sedang Sedang Pulen 23 %
Bobot 1000 Butir
:
27 - 28 kg
Rata-rata Produksi
:
6,0 ton/ha
Potensi Hasil Ketahanan Terhadap Hama Ketahanan Terhadap Penyakit
: :
5 - 8,5 ton/ha Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3
:
Tahan terhadap bakteri hawar daun (HDB) StrainIII dan
Anjuran
:
IV Cocok ditanam pada musim hujan dan kemaraudengan ketinggian dibawah 500 m dpl
Dilepas Tahun
:
2000
Sumber: Lesmana, O.S. H.M. Toha, I. Las dan B. Suprihantno. 2004. Deskripsi Varietas Unggul Baru Padi. Badan Penelitiaan dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi. 74 hal.
32
Lampiran 2. Lay Out Percobaan P2 U1
P9 U1
P1 UI
P5 U2
P12 U2
P3 U2
P2 U3
P7 U3
P12 U1
P9 U2
P4 U2
P10 U2
P4 U3
P11 U3
P9 U3
P7 U1
P10 U1
P6 U1
P0 U2
P8 U2
P8 U3
P5 U3
P6 U3
P11 U1
P5 U1
P3 U1
P7 U2
P1 U2
P2 U3
P0 U3
P10 U3
P0 UI
P8 U1
P4 U1
P11 U2
P6 U2
P3 U3
P1 U3
P12 U3
Keterangan : P0
: kontrol/tanpa ZPT
P1
: Difenokonazol 150 ml/ha
P2
: Difenokonazol 300 ml/ha
P3
: Difenokonazol 450ml/ha
P4
: Difenokonazol 600 ml/ha )
P5
: Ziram 0.75kg/ha
P6
: Ziram 1.5 kg /ha
P7
: Ziram 3 kg/ha
P8
: Ziram 4.5 kg/ha
P9
: Ziram 3kg/ha
P10
: Ziram 6kg/ha
P11
: Ziram 9 kg/ha
P12
: Ziram 12 kg/ha
33
Lampiran 3 : Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 3 MST Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
69.9519251
4.9965661
0.80
0.6594
Ulangan
2
14.93156612
7.46578306
1.20
0.3191
galat
24
149.5190339
6.2299597
total
38
219.4709590
Lampiran 4 : Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 4 MST Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
65.24662564
5.43721880
0.58
0.8361
Ulangan
2
5.86445128
2.93222564
0.31
0.7340
galat
24
224.6496821
9.3604034
total
38
295.7607590
Lampiran 5 : Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 5 MST Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
66.79027692
5.56585641
0.40
0.9511
Ulangan
2
2.88518974
1.44259487
0.10
0.9027
galat
24
336.6926769
14.0288615
total
38
406.3681436
34
Lampiran 6 : Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 6 MST Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
88.78022564
7.39835214
0.91
0.5547
Ulangan
2
22.60162051
11.30081026
1.38
0.2699
galat
24
195.9997128
8.1666547
total
38
307.3815590
Lampiran 7: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 7 MST Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
62.30123077
5.19176923
0.95
0.5151
Ulangan
2
37.26426667
18.63213333
3.42
0.0493
galat
24
130.6920000
5.4455000
total
38
230.2574974
Lampiran 8: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap tinggi tanaman saat 8 MST Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
91.67583590
7.63965299
1.41
0.2293
Ulangan
2
29.68666667
14.84333333
2.73
0.0851
galat
24
130.2741333
5.4280889
total
38
251.6366359
35
Lampiran 9: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 3 MST Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
37.40064103
3.11672009
0.36
0.9671
Ulangan
2
8.09935897
4.04967949
0.46
0.6352
Galat
24
210.1089744
8.7545406
Total
38
255.6089744
Lampiran 10: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 4 MST Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
94.59692308
7.88307692
0.65
0.7785
Ulangan
2
6.89435897
3.44717949
0.28
0.7547
Galat
24
290.4923077
12.1038462
Total
38
391.9835897
Lampiran 11: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 5 MST Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
124.4533333
10.3711111
0.84
0.6125
Ulangan
2
61.6266667
30.8133333
2.49
0.1038
Galat
24
296.5866667
12.3577778
Total
38
482.6666667
36
Lampiran 12: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 6 MST Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
125.6758974
10.4729915
0.62
0.8038
Ulangan
2
43.1035897
21.5517949
1.28
0.2969
Galat
24
404.7364103
16.8640171
Total
38
573.5158974
Lampiran 13: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 7 MST Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
89.32307692
7.44358974
0.86
0.5961
Ulangan
2
13.41743590
6.70871795
0.77
0.4726
Galat
24
208.2092308
8.6753846
Total
38
310.9497436
Lampiran 14: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah anakan saat 8 MST Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
101.238974
8.4365812
0.81
0.6406
Ulangan
2
34.7097436
17.3548718
1.66
0.2110
Galat
24
250.7302564
10.4470940
Total
38
386.6789744
37
Table lampiran 15: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap jumlah gabah permalai Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
121126.3590
10093.8632
0.63
0.7962
Ulangan
2
45282.4615
22641.2308
1.41
0.2628
galat
24
384372.8718
16015.5363
total
38
550781.6923
Table lampiran 16: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap bobot seribu butir Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
4.92307692
0.41025641
0.45
0.9259
Ulangan
2
2.00000000
1.00000000
1.09
0.3520
Galat
24
22.00000000
0.91666667
Total
38
28.92307692
Table lampiran 17: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap berat basah gabah ubinan Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
1.63076923
0.13589744
0.72
0.7213
Ulangan
2
0.45743590
0.22871795
1.21
0.3167
Galat
24
4.54923077
0.18955128
Total
38
6.63743590
38
Table lampiran 18: Rekapitulasi sidik ragam perlakuan ZPT beberapa dosis terhadap berat kering gabah ubinan Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F hitung
Pr > F hitung
Perlakuan
12
0.97256410
0.08104701
0.93
0.5369
Ulangan
2
0.20012821
0.10006410
1.14
0.3351
Galat
24
2.09820513
0.08742521
Total
38
3.27089744
39
Table 19. Analisis Usaha tani Perlakuan Kontrol (P0) Uraian A. Penerimaan
Satuan kg
Harga/Satuan (Rp) 2,500
Volume
Total
5630 14,075,000
B. Biaya 1. Sarana Produksi: a. Benih Padi
kg
7,500
25
b. Pupuk Urea
kg
2,200
250
c. Pupuk SP-18
kg
2,500
200
d. Pupuk KCl
kg
10,000
100
22,200
575
187,500 550,000
total
500,000 1 ,000,000 1,237,500
2. Tenaga Kerja a. Pengolahan Tanah + Pesemaian b. Penanaman
HKP
25,000
60 1,500,000 -
b.1. Tanam
HKP
25,000
5
b.2. Tanam
HKW
15,000
25
125,000 375,000 c. Pemeliharaan c.1. Penyiangan, pemupukan, pengairan c.2. Penyemprotan Pestisida dan Pupuk d. Pemanenan
HKP
25,000
60
HKP
25,000
20
1,500,000 500,000 -
d.1. Pria
HKP
25,000
10
d.2. Wanita
HKW
15,000
25
250,000 375,000 Total Biaya 5,801,200 C.Keuntungan 6,512,500 D. Pendapatan E. R/C rasio
14,075,000 1.9
40
Tabel Lampiran 20. Analisis Usahatani Perlakuan Difenokonazol 150 ml (P1) Uraian A. Penerimaan
Satuan Kg
Harga/Satuan (Rp) 2,500
Volume
Total
6640 16,600,000
B. Biaya 1. Sarana Produksi: a. Benih Padi
Kg
7,500
25
b. Pupuk Urea
Kg
2,200
250
c. Pupuk SP-18
Kg
2,500
200
d. Pupuk KCl
Kg
10,000
100
e. Difenokonazol
L
58,000
0
187,500 550,000 500,000 1 ,000,000 8,700 1,246,200
2. Tenaga Kerja a. Pengolahan Tanah b. Penanaman b.1. Tanam
HKP
25,000
5
b.2. Tanam
HKW
15,000
25
HKP
25,000
60 1,500,000 125,000 375,000
c. Pemeliharaan c.1. Penyiangan, pemupukan, pengairan c.2. Penyemprotan Pestisida dan Pupuk d. Pemanenan d.1. Pria
HKP
25,000
60
HKP
25,000
20
1,500,000 500,000 HKP
25,000
10
HKW
15,000
25
250,000 d.2. Wanita
375,000 4,625,000 Total Biaya 5,871,200 C. Pendapatan 16,600,000 D.Keuntungan 10,728,800 D. R/C rasio 2.83
41
Tabel Lampiran 21. Analisis Usahatani Perlakuan Difenokonazol 300 ml (P2) Uraian A. Penerimaan
Satuan Kg
Harga/Satuan (Rp) 2,500
Volume
Total
5890 14,725,000
B. Biaya 1. Sarana Produksi: a. Benih Padi
Kg
7,500
25
b. Pupuk Urea
Kg
2,200
250
c. Pupuk SP-18
Kg
2,500
200
d. Pupuk KCl
Kg
10,000
100
e. Difenokonazol
L
58,000
0
187,500 550,000 500,000 1 ,000,000 17,400 1,254,900 2. Tenaga Kerja a. Pengolahan Tanah b. Penanaman b.1. Tanam
HKP
25,000
5
b.2. Tanam
HKW
15,000
25
HKP
25,000
60 1,500,000 125,000 375,000
c. Pemeliharaan c.1. Penyiangan, pemupukan, pengairan c.2. Penyemprotan Pestisida dan Pupuk d. Pemanenan d.1. Pria
HKP
25,000
60
HKP
25,000
20
1,500,000 500,000 HKP
25,000
10
HKW
15,000
25
250,000 d.2. Wanita
375,000 4,625,000 Total Biaya 5,879,900 C. Pendapatan 14,725,000 D.Keuntungan 8,845,100 D. R/C rasio 2.50
42
Tabel Lampiran 22. Analisis Usahatani Perlakuan Difenokonazol 450 ml (P3) Uraian
Satuan
Harga/Satuan
Volume
Total
(Rp) A. Penerimaan
kg
2,500
6140 15,350,000
B. Biaya 1. Sarana Produksi: a. Benih Padi
kg
7,500
b. Pupuk Urea
kg
2,200
c. Pupuk SP-18
kg
2,500
d. Pupuk KCl
kg
10,000
e. Difenokonazol
L
58,000
25
187,500
250
550,000
200 100
500,000 1 ,000,000
0
26,100 1,263,600
2. Tenaga Kerja a. Pengolahan Tanah
HKP
25,000 60
b. Penanaman b.1. Tanam
HKP
25,000
b.2. Tanam
HKW
15,000
c. Pemeliharaan c.1. Penyiangan, pemupukan, pengairan c.2. Penyemprotan Pestisida dan Pupuk d. Pemanenan d.1. Pria d.2. Wanita
1,500,000 -
5
125,000
25
375,000 -
HKP
25,000
HKP
25,000
HKP
25,000
HKW
15,000
60
1,500,000
20
500,000
10
250,000
25
375,000 4,625,000
Total Biaya 5,888,600 C. Pendapatan 15,350,000 D.Keuntungan 9,461,400 D. R/C rasio 2.61
43
Tabel Lampiran 23. Analisis Usahatani Perlakuan Difenokonazol 600 ml (P4) Uraian
Satuan
A. Penerimaan
Harga/Satuan (Rp)
kg
2,500
Volume
Total
6640 16,600,000
B. Biaya 1. Sarana Produksi: a. Benih Padi
kg
7,500
b. Pupuk Urea
kg
2,200
c. Pupuk SP-18
kg
2,500
d. Pupuk KCl
kg
10,000
e. Difenokonazol
L
58,000
25
187,500
250
550,000
200 100
500,000 1 ,000,000
1
34,800 1,272,300
2. Tenaga Kerja a. Pengolahan Tanah
HKP
25,000 60
b. Penanaman b.1. Tanam
HKP
25,000
b.2. Tanam
HKW
15,000
1,500,000 -
5
125,000
25
375,000
c. Pemeliharaan c.1. Penyiangan, pemupukan, pengairan c.2. Penyemprotan Pestisida dan Pupuk d. Pemanenan d.1. Pria d.2. Wanita
HKP
25,000
HKP
25,000
HKP
25,000
HKW
15,000
60
1,500,000
20
500,000
10
250,000
25
375,000 4,625,000
Total Biaya 5,897,300 C. Pendapatan 16,600,000 D.Keuntungan D. R/C rasio
10,702,700 2.81
44
Tabel Lampiran 24. Analisis Usahatani Perlakuan DZiram 0.75 kg (P5) Uraian
Satuan
Harga/Satuan
Volume
Total
(Rp) A. Penerimaan
kg
2,500
6140 15,350,000
B. Biaya 1. Sarana Produksi: a. Benih Padi
kg
7,500
b. Pupuk Urea
kg
2,200
c. Pupuk SP-18
kg
2,500
d. Pupuk KCl
kg
10,000
e. Ziram
kg
73,000
25
187,500
250
550,000
200 100
500,000 1 ,000,000
1
54,750 1,292,250
2. Tenaga Kerja a. Pengolahan Tanah
HKP
25,000 60
b. Penanaman b.1. Tanam
HKP
25,000
b.2. Tanam
HKW
15,000
c. Pemeliharaan c.1. Penyiangan, pemupukan, pengairan c.2. Penyemprotan Pestisida dan Pupuk d. Pemanenan d.1. Pria d.2. Wanita
1,500,000 -
5
125,000
25
375,000 -
HKP
25,000
HKP
25,000
HKP
25,000
HKW
15,000
60
1,500,000
20
500,000
10
250,000
25
375,000 4,625,000
Total Biaya 5,917,250 C. Pendapatan 16,600,000 D.Keuntungan D. R/C rasio
10,682,750 2.81
45
Tabel Lampiran 25. Analisis Usahatani Perlakuan Ziram 1.5 kg (P6) Uraian
Satuan
A. Penerimaan
Harga/Satuan (Rp) kg
2,500
Volume
Total
6140 15,350,000
B. Biaya 1. Sarana Produksi: a. Benih Padi
kg
7,500
b. Pupuk Urea
kg
2,200
c. Pupuk SP-18
kg
2,500
d. Pupuk KCl
kg
10,000
e. Difenokonazol
L
58,000
25
187,500
250
550,000
200 100
500,000 1 ,000,000
2
87,000 1,324,500
2. Tenaga Kerja a. Pengolahan Tanah
HKP
25,000 60
b. Penanaman b.1. Tanam
HKP
25,000
b.2. Tanam
HKW
15,000
c. Pemeliharaan c.1. Penyiangan, pemupukan, pengairan c.2. Penyemprotan Pestisida dan Pupuk d. Pemanenan d.1. Pria d.2. Wanita
1,500,000 -
5
125,000
25
375,000 -
HKP
25,000
HKP
25,000
HKP
25,000
HKW
15,000
60
1,500,000
20
500,000
10
250,000
25
375,000 4,625,000
Total Biaya 5,949,500 C. Pendapatan 16,600,000 D.Keuntungan 10,650,500 D. R/C rasio 2.79
46
Tabel Lampiran 26. Analisis Usahatani Perlakuan Ziram 3 kg (P7) Uraian
Satuan
A. Penerimaan
kg
Harga/Satuan (Rp) 2,500
Volume
Total
6660 16,650,000
B. Biaya 1. Sarana Produksi: a. Benih Padi
kg
7,500
b. Pupuk Urea
kg
2,200
c. Pupuk SP-18
kg
2,500
d. Pupuk KCl
kg
10,000
e. Difenokonazol
L
73,000
25
187,500
250
550,000
200 100
500,000 1 ,000,000
3
219,000 1,456,500
2. Tenaga Kerja a. Pengolahan Tanah
HKP
25,000 60
b. Penanaman b.1. Tanam
HKP
25,000
b.2. Tanam
HKW
15,000
c. Pemeliharaan c.1. Penyiangan, pemupukan, pengairan c.2. Penyemprotan Pestisida dan Pupuk d. Pemanenan d.1. Pria d.2. Wanita
1,500,000 -
5
125,000
25
375,000 -
HKP
25,000
HKP
25,000
HKP
25,000
HKW
15,000
60
1,500,000
20
500,000
10
250,000
25
375,000 4,625,000
Total Biaya 6,081,500 C. Pendapatan 16,600,000 D.Keuntungan 10,518,500 D. R/C rasio 2.73
47
Tabel Lampiran 27. Analisis Usahatani Perlakuan Ziram 4.5 kg (P8) Uraian
Satuan
A. Penerimaan
kg
Harga/Satuan (Rp) 2,500
Volume
Total
7170 17,925,000
B. Biaya 1. Sarana Produksi: a. Benih Padi
kg
7,500
b. Pupuk Urea
kg
2,200
c. Pupuk SP-18
kg
2,500
d. Pupuk KCl
kg
10,000
e. Difenokonazol
L
73,000
25
187,500
250
550,000
200 100
500,000 1 ,000,000
5
328,500 1,566,000
2. Tenaga Kerja a. Pengolahan Tanah
HKP
25,000 60
b. Penanaman b.1. Tanam
HKP
25,000
b.2. Tanam
HKW
15,000
c. Pemeliharaan c.1. Penyiangan, pemupukan, pengairan c.2. Penyemprotan Pestisida dan Pupuk d. Pemanenan d.1. Pria d.2. Wanita
1,500,000 -
5
125,000
25
375,000 -
HKP
25,000
HKP
25,000
HKP
25,000
HKW
15,000
60
1,500,000
20
500,000
10
250,000
25
375,000 4,625,000
Total Biaya 6,191,000 C. Pendapatan 16,600,000 D.Keuntungan 10,409,000 D. R/C rasio 2.68
48
49
Tabel Lampiran 28. Analisis Usahatani Perlakuan Ziram 3 kg (P9) Uraian A. Penerimaan
Satuan kg
Harga/Satuan (Rp) 2,500
Volume
Total
6140 15,350,000
B. Biaya 1. Sarana Produksi: a. Benih Padi
kg
7,500
b. Pupuk Urea
kg
2,200
c. Pupuk SP-18
kg
2,500
d. Pupuk KCl
kg
10,000
e. Difenokonazol
L
73,000
25
187,500
250
550,000
200 100
500,000 1 ,000,000
3
219,000 1,456,500
2. Tenaga Kerja a. Pengolahan Tanah
HKP
25,000 60
b. Penanaman b.1. Tanam
HKP
25,000
b.2. Tanam
HKW
15,000
1,500,000 -
5
125,000
25
375,000
c. Pemeliharaan c.1. Penyiangan, pemupukan, pengairan c.2. Penyemprotan Pestisida dan Pupuk d. Pemanenan d.1. Pria d.2. Wanita
HKP
25,000
HKP
25,000
HKP
25,000
HKW
15,000
60
1,500,000
20
500,000
10
250,000
25
375,000 4,625,000
Total Biaya 6,081,500 C. Pendapatan 9,268,500 D.Keuntungan 3,187,000 D. R/C rasio 1.52
50
Tabel Lampiran 29. Analisis Usahatani Perlakuan Ziram 6 kg (P10) Uraian A. Penerimaan
Satuan kg
Harga/Satuan (Rp) 2,500
Volume
Total
5380 13,450,000
B. Biaya 1. Sarana Produksi: a. Benih Padi
kg
7,500
25
b. Pupuk Urea
kg
2,200
250
c. Pupuk SP-18
kg
2,500
200
d. Pupuk KCl
kg
10,000
100
e. Difenokonazol
L
73,000
6
187,500 550,000 500,000 1 ,000,000 438,000 1,675,500
2. Tenaga Kerja a. Pengolahan Tanah
HKP
25,000
60 1,500,000
b. Penanaman b.1. Tanam
HKP
25,000
5
-
b.2. Tanam
HKW
15,000
25
125,000 375,000 c. Pemeliharaan c.1. Penyiangan, pemupukan, pengairan c.2. Penyemprotan Pestisida dan Pupuk d. Pemanenan d.1. Pria
HKP
25,000
60
HKP
25,000
20
1,500,000 500,000 HKP
25,000
10
HKW
15,000
25
250,000 d.2. Wanita
375,000 4,625,000 Total Biaya 6,300,500 C. Pendapatan 7,149,500 D.Keuntungan 849,000 D. R/C rasio 1.13
51
Tabel Lampiran 30. Analisis Usahatani Perlakuan Ziram 9 kg (P11) Uraian A. Penerimaan
Satuan kg
Harga/Satuan (Rp)
Volume
2,500
Total
6640 16,600,000
B. Biaya 1. Sarana Produksi: a. Benih Padi
kg
7,500
25
b. Pupuk Urea
kg
2,200
250
c. Pupuk SP-18
kg
2,500
200
d. Pupuk KCl
kg
10,000
100
500,000 1 ,000,000
e. Difenokonazol
L
73,000
9
657,000
187,500 550,000
1,894,500
2. Tenaga Kerja a. Pengolahan Tanah b. Penanaman
HKP
b.1. Tanam
HKP
25,000
5
b.2. Tanam
HKW
15,000
25
25,000
60 1,500,000 125,000 375,000
c. Pemeliharaan c.1. Penyiangan, pemupukan, pengairan c.2. Penyemprotan Pestisida dan Pupuk d. Pemanenan d.1. Pria
HKP
25,000
60
HKP
25,000
20
1,500,000 500,000 HKP
25,000
10
HKW
15,000
25
250,000 d.2. Wanita
375,000 4,625,000 Total Biaya 6,300,500 C. Pendapatan 10,299,500 D.Keuntungan 3,999,000 D. R/C rasio 1.63
52
Lampiran 31. Analisis Usahatani Perlakuan Ziram 12 kg (P12) Uraian A. Penerimaan
Satuan kg
Harga/Satuan (Rp) 2,500
Volume
Total
6660 16,650,000
B. Biaya 1. Sarana Produksi: a. Benih Padi
kg
7,500
25
b. Pupuk Urea
kg
2,200
250
c. Pupuk SP-18
kg
2,500
200
d. Pupuk KCl
kg
10,000
100
e. Difenokonazol
L
73,000
12
187,500 550,000 500,000 1 ,000,000 876,000 2,113,500
2. Tenaga Kerja a. Pengolahan Tanah
HKP
25,000
60 1,500,000
b. Penanaman b.1. Tanam
HKP
25,000
5
-
b.2. Tanam
HKW
15,000
25
125,000 375,000 c. Pemeliharaan c.1. Penyiangan, pemupukan, pengairan c.2. Penyemprotan Pestisida dan Pupuk d. Pemanenan d.1. Pria
HKP
25,000
60
HKP
25,000
20
1,500,000 500,000 HKP
25,000
10
HKW
15,000
25
250,000 d.2. Wanita
375,000 4,625,000 Total Biaya 6,738,500 C. Pendapatan 9,911,500 D.Keuntungan 3,173,000 D. R/C rasio 1.47