PENGARUH WUDU DALAM MEREDUKSI MARAH
SKRIPSi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Kesarjanaan Psikollogi
Oleh
KHOLILUR ROKHMAN hilerima
104070002267
i1~d
-~~
~--"'
·ri'.il··::::rPi···:::::}r;·@·
0
: "' I gl. : .....~,1 .. tT"'"k; ........ln-!.Q....)' ( No. Induk : .O.. LD.:::::-. .. (2.::::.1.'l.,(j;),'o klasifikasi : ............................................. .
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
PENGARUH WUDU DALAM MEREDUKSI MARAH
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Kesarjanaan Psikologi
[
Oleh
- PERPUSTAf
KHOULUR ROKHMAN NIM. 104070002267
Di bawah Bimbingan, Pembimbing I
Pernbimbing II
p{,I,
Yunita Faela Nisa, M.Psi NIP. 150 368 748
S.P•I, M.SI
NIP. 150 389 379
FAKUL TAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul PENGARUH WUDU DALA/\11 MEREDUKSI MARAH telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal ti Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi. Jakarta, 5 Desember 2008 Sidang Munaqasyah gkap Anggota,
Sekretaris Merangkap Anggota
Ora. Nett artati M.Si NIP. 150 2·. 9'315
Pembimbing I
~
Y"n::t.,,
Ni,., M.P•i NIP. 150 368 748
M. Si
Pembimbing I/
gSi NIP. 150 389 379
Penguji I
Penguji II
Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag NIP. 150 238 344
Yunita Faela Nisa, M.Psi NIP. 150 368 748
LEMBAR PENYATAAN Dengan ini saya : Nam a NIM Tempat/Tgl Lahir AlamatAsal
: KHOLILUR ROKHMAN : I 04070002267 : Pasuruan, 07 September 1984 : JI. Hangtuah No. 81 Rt/w 04/04 Gadingrejo Pasuruan Jawa Timur (Hp. 021-91452066).
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul: "Pengaruh Wudu dalam Mereduksi Marah" adalah benar-benar karya asli saya dan bukanjiplakan, kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya. Apabila di kemudian hari tidak benar, saya bersedia menerima sanksi akadernis yang berlaku di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pisangan, 2 Desember 2008
c~, KHOLILUR ROKHMAN Penulis
Persembahan
Skripsi ini ku persembahkan Buat A.ba Madiyani lskandar (aim.) dan lbuku Syuaibah Syihab, yang telah membesarkan dan mendidikku, buat saudara-saudarc:iku tercinta "Mas Syarif, Mbak Mia, Kak Arifin, Neng Ummu, Dik Shohib, Dik Fatir, ponakanku VE=la serta keluarga besar yang kusayangi. Dan tak 1
terlupa buat orang yang akan menjadi pendampingku dalam masa bahagia dan sulit.
MOTTO -Freedom from the self-
"Orang-orang yang beriman jauh lebih kcikoh cintanya kepada Allah." {QS. 2:165}
Tidak ada manusia yang berfikir jernih, ketika genggaman tangan dikepalkan (George Jean Nathan)
Apapun yang m.embuat orang menjadi lupa kepada hakikat persahabatan, maka ia akan lupa pula pada dirinya sendiri
(Kholil Eren Masyah)
Ya Tuhan, Engkau menjadi tujuanku dan akan kuraih rida-Mu (puji-puji seorang pencari tuhan)
la yang bijak akan merasa malu, jika kata-katanya lebih baik daripada tindakannya. (Kung Fu-Tze)
ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Desember 2008 (C) Kholilur Rokhman (D) Pengaruh Wudu dalam Mereduksi Marah (E) 118 halaman (termasuk lampiran) (F) Terapi wudu merupakan sebuah terapi yang mengoptimalkan aspek kesempumaan wudu, kekhusyukan, air yang dipakai, dan doa yang dipanjatkan saat wudu. Wudu harus dilakukan subjek dengan diawali dari niat, lalu membasuh wajah 3 kali, lalu membasuh kedua tangan hingga siku-siku 3 kali, lalu mengusap sebagian kepala 3 kali, lalu mengusap kedua telinga 3 kali, lalu rnernbasuh kedua kaki hingga rnata kaki 3 kali. Jen is penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode peneJitian eksperimen dengan desain A-B-A yang dilengkapi dengan data lrnalitatif. Hasil penelitian eksperimen akan disajikan dalam bentuk analisis grafik dan uji hipotesis dengan menggunakan statistik nonparametrik. Sedangkan untuk hasil penelitian kualitatifyaitu berupa ungkapan-ungkapan yang dirasakan subjek yang diperoleh rnelalui wawancara baik ungkapan sebelurn dilakukan perlakukan wudu ataupun sesudah diberi perlakuan. Partisipan dalam pcnelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ikut organisasi kampus antara semester 3 hingga 5. Partisipan yang dipilih adalah 3 orang dengan teknik pengambilan purposive sampling. lnstrurnen pengumpulan data adalah tensi meter & stetoskop dan pedoman wawancara. Analisis data di!akukan dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik nonparametrik wilcoxon dengan menggunakan program SPSS 13.0. Hasil yang diperoleh dari analisis grafik rnenunjukkan perbedaan antara tahap baseline dan intervensi. Pada pengukuran tekanan darah I dari 3 partisipan menunjukkan basil yang sesuai dengan hipotesis penelitian. Pada pengukuran denyut nadi seluruh partisipan (N=3) menunjukkan basil yang sesuai dengan hipotesis penelitian. Sedangkan pada pengukuran pernapasan, l dari 3 pmtisipan menunjukkan hasil yang sesuai dengan hipotesis penelitian. Pada pengujian statistik diperoleh koefisien tekanan darah sebesar -1.000 dengan angka signifikansi .317 (sig > 0,05). Denyut nadi sebesar -1.604 clengan angka signifikansi .109 (sig > 0,05). Sedangkan koefisien pernapasan sebesar -.816 dengan angka signifikansi .414 (sig > 0,05). Maka dapat disimpulkan dari ketiga pengukuran tersebut HO diterirna. Hal ini berarti bahwa pengukuran tekanan darah, frekuensi denyut nadi, dan pernapasan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara sebelurn dan sesudah diberikan perlakuan wudu.
Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa wudu memiliki daya dan kekuatan untuk meredakan marah, terbukti dengan pernyataan dan pengakuan ketiga subj ek yang merasa rileks, lega, dan tenang setelah melakukan wudu. Saran yang diajukan berdasa.rkan basil penelitian ini, di antaranya yaitu melakukan ekspe.rimen dengan menggunakan kelompok kontrol (N-besar) dan melakukan replikasi penelitian ini, bila menggunakan N-kecil. (G) Bahan Bacaan: 47 (1981-2008)
ABSTRACTS (A) Psychology Faculty (B) December 2008 (C) Kholilur Rokhman (D) The Influence of Wudu In Reducing Anger (E) 118 pages (include attachment) (F) Therapy of wudu represents an optimal therapy of wudu perfection, calmness, water used, and some wudu prayers. Wudu must be done by subject stmi with intention, after that 3 times washing the face, 3 times washing both hand up the elbow, 3 times pass the hand gently over head, 3 times stroking both ear, then 3 times washing both feet until ankle. This research is using experimental metode with A-B-A design and qualitative quantitative approach. The result of quantitative data will be displayed in a graphical analisys form and hypothesis test is using a nonparametrical statistic. Mean while, the qualitative result is some desciption about how the subject feels, which is taken from the interview before and after the treatmen ofwudu. The paiiicipants in this research are the students of UIN SyarifHidayatullah Jakarta, Psychology faculty who are joining the campus organization in between 3rd - 5th semesters. The chosen participants are 3 people, using the purposive sampling technique. Data collector instrument are a tension meter, stethoscope, and interview guidance. The analysis is using graphical and description analysis ofa non parametrical statistical with SPSS 13.0 program. Result nbtained from graph analysis to show difference between phases baseline (low) and intervention (high) ma,ching with purpose of research. Mean while the statistical test showed blood pressure coefisient 1.000 with the significancy of 317 (sig > 0,05). The heart rate is -1.604 with the level of significance is .109 (sig > 0,05). Its also shown the respiratory coefficient is -.816 with the level of significance .414 (sig. > 0,05). Hence inferential from third of the measurement HO is received. This thing means that measurement of blood pressure, heart rate frequency, and respiration doesn't show difforence significant between before and after given treatment wudu. Thereby, can be taken conclusion that wudu doesn't have influence significant in reducing angry. From result of interview it is concluded that wudu has energy and strength to assuage fulminating, proven by third statement and confession of subject feeling relax, easy, and having taken steps peace wudu. Suggestion submitted based on result of this research, among others is using group of control (Large-N) and replication of this research, if using Small-N. (G) Reading lists: 47 ( 1981-2008)
KATA PENGANTAR Bismi/lahirrahmanirrahim Assalamua/aikum Wr. Wb. Puji syukur yang mendalam penulis ucapkan kepada Ilahi Rabbi, Tuhan segala alam yang selalu melimpahkan kasih sayang dan nikmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Salawat dan salam selalu tercurahkan buat Nabi Muhammad Saw, yang telah membawa umat manusia menuju alam penuh ilmu pengetahuan dan penelitian. Berangkat dari sabda Nabi SAW yang diriwayatkan Abu Dawud mengenai anjuran kepada umat Islam supaya melakukan wudu ketika dalam keadaan marah. Maka dari itulah penulis mencoba melakukan penelitian dengan desain eksperimen untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengaruh wudu dalam mengurangi rasa marah. Kemudian, penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga penulisan karya ilmiah ini dapat selesai. Oleh karena :,tu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tak ternilai kepacla : I. !bu Dra. Hj. Netty Hartati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi. Dan para pegawai Fakultas Psikologi. 2. Ibu Dra. I-Ij. Zahrotun Nihayah, M.Si, Bapak Abdurrahman Saleh, M.Si dan 13apak 13ambang Suryadi, M.Pd (pembimbing akademik) selaku pembantu Dekan yang turut berperan membuat karya tulis ini menjadi baik. 3. Ibu Yunita Faela Nisa, M.Psi, Psi selaku pembimbing I yang menerima penulis dengan lapang, ketika penulis membutuhkan bimbingan dan bantuan. Semoga Allah rnembalas semua kebaikan !bu dan memudahkan segala urusan !bu. 4. Bpk. Gazi Shaloom, M.Si selaku pembimbing II yang membantu penulis menyelesaikan karya tulis ini dengan semangat, sehingga karya tulis ini dapat terwujud. Semoga bapak selalu dilimpahkan kesuksesesan dan derajat yang tinggi. Amin. 5. Kepada Abaku KH. Madiyani Iskandar (aim.) dan My Mom Syuaibah Syihab tersayang yang selalu memberikan sentuhan kasih sayang, perhatian, nasehat dengan penuh keikhlasan dalam menghadapi penulis karena mereka menjadi sumber inspirasi bagi penulis. Semoga Allah selalu memberikan rahmat, maunah, rida, rezeki dan kesehatan serta mengampuni segala dosa mereka berdua. Kecintaan mereka pada penulis meleburkan segala hiruk-pikuk dunia. 6. Kepada saudaraku yang tercinta Mas SyarifHidayatullah, M.Hum, Mbak Hilmiah, S.Si, Kak Arifin, S.Hi, Neng Ummu Salamah, Dik Shohibul H1tjjah, Dik Fatira Nadya Makkah, dan sepupuku Miera Alfaicla Villa (Vela) yang selalu
menyemangati penulis serta penampung segala keluhan dan cerita penulis, semoga Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita semua. 7. Bapak dan Ibu dosen yang sudah mengajarkan ilmunya kepadaku, kalianlah yang memberikan gambaran warna pada setiap pemikiran dan tindakanku. 8. Sahabatku (Jazim, Agha, Ical, Vina, Izonk, Anis, Ochie, QQ, Hilmi, Lyna, Tri Agustin, de-el-el yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu) yang menjadi teman diskusi penulis sehingga turut membantu proses penyelesaian skripsi ini. 9. Teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2004 (Ega, Bety, Sai, Nadya, Ijonk, Kresno, Ummil, Ilea, Adist, Dewiningsih, Dewiyanti, Echa, Cia, Adisty, Sabhie, Ferti Sherina, Anggie, Bergas, Abda Alif, Fitri 0, Iqoh, Ratih, Rini, Bayu, Irfan, Darma, Rani, Niken, dll, yang tidak bisa di absen satu persatu). Bafadi (Mas Agus, Rifai, Jarwo, Adi, dan Fadil). Ikatan Mahasiswa Pasuruan di Jakarta (IMPARTA), (Ria, Luluk, Yazid, lit, dan Hani) dan PK.BP (Paguyuban Keluarga Besar Pasuruan di DK! dan Sekitarnya), (Pak Edi, Pak Yongki, Cak Udin). Teman-teman BEM dan TC (Boby, !fa, Hana, Danu, lsmu, Dyah Rabiah dan teman-teman angkatan 2004) yang telah memberikan kebersamaan dan hari-hari indah di organisasi, sehingga banyak ha! yang kita peroleh disana, semoga silaturrahmi kita tetap te1jaga. Teman-Teman EP (Enrichment Program), (Kak Rena, Kak Melok, Kak Eci, Kak Hudan, Kak Adi, Kak Elyana, Dyah, Triani, dan yang lain). Teman-Teman team Talkshow Indigo; Mutie, Nisa, !fa, I-Iamda, Tia dan team yang lain yang tidak disebut namanya satu persatu). Teruntuk adik-adik kelasku, khususnya, Nobel, Desi Pusrikasari, dan Tri I-Iaryono yang telah membantu menjadi sampel dalam penelitian ini, tanpa kalian mungkin skripsi ini tertunda. Terima kasih dan salam sukses buat kalian. Studia Press & Psikologi Kita (Pak Abu, Cak Yudi, Kak Fitri, Riri, dan Dwi) yang memberikan kebaikan buat penulis. Raudhah Community (Kak Rina, Kak Odie, Kak Alya, Kiki, Nia, dan Ai). Tempat berteduh yang nyaman, bagi hati yang sedang kosong. Rental Alicia Komputer (Cak Opik, Cak Habib, Mas Mu, Kaif, Safi'i, Kanjenge, ell!) tempat berbagi menghibur cliri dari rasa jauhnya daerah kita. Banyak ha! yang penulis dapatkan dari sebuah karya tulis ini, tidak hanya sebuah hasil karya, juga pengalaman hidup yang beragam yang melatih penulis untuk menjadi lebih memahami, tahu, mengerti, cinta, ikhlas, sabar, baik dan dewasa dalam menjalani hidup. Penulis menyadari sekali penulisan ini tidak terlepas clari keterbatasan. Oleh karena itu kritik saran sangat diharapkan demi kematangan karya ini. Semoga penulisan ini menjadi karya terbaik yang dapat mernberikan rnanfaat bagi yang membacanya. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb. Pisangan, 2 Desember 2008 Penulis,
DAFTARISI .JUDUL PERSETU.JUAN PENGESAHAN
Ii
PERNYATAAN
Iii
PERSEMBAHAN
Iv
MOTTO
v
ABSTRAK
Vi
ABSTRACTS
Viii
x
KATAPENGANTAR DAFTAR ISi
Xii
DAJITAR TABEL
Vv
DAJITAR GAMBAR
Xvi
DAJITAR LAMPIRAN
Xvii
Bab I PENDAHULUAN
1-11
1.1. Latar Belakang Penelitian ............................................ . 1.2. ldentifikasi Masalah.. .... .. .... .. .. .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. .... .. ..
9
1.3. Pembatasan Masalah... ... . . . . . . .. . .. . . . . . .. . . . ..... . . . . . . . . . . . ......
10
1.4. Rumusan Masalah . . .. .. .. .. .. .. . . .. .. . .. . . . . .. .. . . .. . . .. . .. . . . .. .....
10
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian . . . .. . . . . .. . . . .. .. . . . . .. . . . . . . . . .....
11
1.5.1.
Tujuan penelitian..........................................................
11
1.5.2.
Manfaat penelitian........................................................
11
1.6. Sistematika Penulisan . .. .. . .. . .. .. .. . .. .. . .. .. .. . .. . . . . . . . .. . . .... ...
11
Bab 2 KA.TIAN PUST AKA.........................................................................
13-34
2.1. Mara11 ...................................................................... ,.................
13
2.1.1.
Pengertian Marah ...................................................... .
13
2.1.2.
Respon dan Proses Marah .......................................... .
15
2.1.2.L
ResponMarah...........................................
15
2.1.2.2.
Proses Marah ................................. .
16
2.1.3.
Jenis-Jenis dan Tingkatan Marah ................................
17
2.1.4.
Ciri-Ciri Marah .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. . .. ........... ..................
20
2.1.5.
Faktor-Faktor Marah ..... ... ... . . .. ................................
26
2.1.6.
Perubahan-Perubahan Saat Marah ............ ..................
29
2.1.7.
Dampak Marah . . . . . . .. . . . . . . . . .......................................
29
2.1. 7 .1. Pendekatan Islam .. .. .. .. .. . .. .. . .. .. .. .. .. ........
29
2.1. 7 .1. Pendekatan Psikologi ........................... .
31
Terapi Marah ......................................................... .
34
2.1.8.1. Terapi Psikologi ................................. ..
34
2.1.8.2. Terapi Islam ....................................... .
34
2.2. Wudu ....................................................................................... .
36-50
2.1.8.
2.2.1.
Pengertian Wudu ....................................................... .
36
2.2.2.
Cara Wuclu ............................................................... ..
38
2.2.3.
Hikmah Wudu ............................................... .
39
2.2.4.
Terapi Wudu .................................................. .
40
2.3. Kerangka Berpikir. .................................................................. .
48
2.4. Hipotesis ................................................................................... .
50
Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN .................................................... ..
51-68
3 .1. Jenis Penelitian ......................................................................... .
51
3 .1.1. Pendekatan Penelitian................................................. .
51
3 .1.2. Rancangan Penelitian ................................................. .
51
3.2. Variabel Penelitian ................................................................... .
54
3.2.1. Definisi Konseptual Variabel Penelitian .................... .
54
3.2.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................... .
55
3.2.3. Cara Pengukuran Variabel Terikat ............................. .
56
3.2.4. Variabel Sekuncler dan Teknik Kontrol. .................... ..
58
3.2.4. Valiclitas Peenelitian ................................................ ..
60
3.3. Partisipan Penelitian ...............................................................
61
3.3.1. Partisipan Penelitian ...................................................
61
3.4. Prosedur Penelitian..................................................................
62
3.4.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ..................................
62
3.4.2. Instrumen Penelitian .....................................................
66
3.5. Metode Pengumpulan Data.....................................................
67
3.5.1. Telmik Pengumpulan Data............................................
67
3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data.......................................
68
3.6. Teknik Analisis Data...............................................................
68
Bab 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA.........................................
70-98
4.1. Gambaran Umum Responden...................................................
70
4.2. Presentasi dan Analisis Data...................................................
71
4.2.1.
Analisis Grafilc ............................................................
71
4.2.2.
Analisis Uji Statistik Non-parametrik ....................... .
75
4.2.2.1. Pengukuran Tekanan Darah ......................... .
75
4.2.2.2. Pengukuran Denyut Nacli ............................. ..
77
4.2.2.3. Pengukuran Pernapasa.t1 ................................ .
78
4.2.2.4. Uji Hipotesis ................................................. .
79
4.2.3.
Analisis Wawancara dan Observasi Subjek ...............
81
4.2.4.
Hasil Analisis Kuantitatif dan Kualitatif ....................
98
Bab 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ...................................... .
101 -104
5.1. Kesimpulan ............................................................................... .
IOI
5.2. Diskusi ...................................................................................... ..
102
5.3. Saran .......................................................................................... .
106
DAFT AR PUSTAKA
108-111
DAFTAR LAMPI RAN
112-117
DAFTAR TABEL Tabel 2.1.
Rentang Respon Kemarahan
Tabel 2.2.
Konsep Marah
Tabel 2.3.
Tabel Ciri-Ciri Marah
Tabel 2.4.
Bagan Kerangka Berfikir Pengamh Wudu dalam Mereduksi Marah
Tabel3.I.
MetodeABA
Tabel 3.2.
Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa
Tabel 3.3.
Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Tabel 4.1.
Keterangan Identitas Subjek
Tabel 4.2.
Hasil Tekanan Darah A-B-A
Tabel 4.3.
Hasil Denyut Nadi A-B-A
Tabel 4.4.
Hasil Pernapasan A-B-A
Tabel 4.5.
Tekanan Darah
Tabel 4.6.
Peringkat. Tekanan Darah
Tabel 4.7.
DenyutNadi
Tabel 4.8.
Peringkat Denyut Nadi
Tabel 4.9.
Pernapasan
Tabel 4.10.
Peringkat Pernapasan
Tabel 4.11.
Uji Statistik Tekanan Darah
Tabel 4.12.
Uji Statistik Denyut Nadi
Tabel 4.13.
Uji Statistik Pernapasan
Tabel 4.14.
Perilaku Pada Saat Penelitian
DAFTAR GRAFIK Grafilc 4.1.
Tekanan Darah A-B-A
Grafik 4.2.
Denyut Nadi A-B-A
Grafik 4.3.
Pernapasan A-B-A
DAFTAR GRAFII( Grafik 4.1.
Tekanan Darah A-B-A
Grafik 4.2.
Denyut Nadi A-B-A
Grafik 4.3.
Pernapasan A-B-A
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Inform Consent
Lampiran 2
Identitas Diri
Lampiran 3
Lembar Observasi
Lampiran 4
Pedoman wawancara
Lampiran 5
Laporan Pengukuran Tekanan Darah
Lampiran 6
Laporan Pengukuran Denyut Nadi
Lampiran 7
Laporan Pengukuran Pernapasan
Lampiran 8
Lembar Observasi dan Catatan Subjek
BABl PENDAHULUAN'
1.1 Latar Belakang Penelitian Marah adalah bagian dari emosi. Sudah lama dikenal bahwa ernosi merupakan salah satu aspek yang berpengaruh besar terhadap sikap manusia. Emosi erat sekal i kaitannya dengan pola berpikir kita terhadap stimulus yang cliterima. Menurut Du Preez (dalam Martin, 2003). emosi aclalah hasil reaksi kognitifterhaclap situasi spesifik.
Teori emosi pertarna kali dipopulerkan oleh Wiliarn James dan Carl Lange di tahun 1980. Menurutnya emosi te1jadi karena reaksi fisik. Misalnya kita. sedih karena rnenangis, kita takut karena badan kita gemetar, clan kita marah karena syaraf rnenjadi tegang. Kemudian muncul teori baru yang disampaikan oleh Walter Cannon clan Philip Bard. Menurut mereka teori terdahulu memiliki kelemahan dan ia memberikan pengertian emosi yaitu suatu stimulus yang akan mengaktifkan Thalamus untuk membuat reaksi pada perubahan tubuh. Aki bat dari reaksi Thalamus· inilah te1jadi perubahan fisik sekaligus perubahan emosi. Mereka juga memaparkan bahwa emosi manusia terkait dengan aspek pembelajaran (pengalaman sosial budaya) (Martin, 2003:99).
2
Emosi tidak digolongkan pada kutub positif dan negati1: melainkan menyenangkan dan tidak menyenangkan, sebagaimana diungkapkan oleh Wund yang membagi emosi menjadi 3 pasang kutub; yaitu senang-tak senang, tegang-tak tegang, dan semangat-tenang. Hal ini memberikan sebuah pemahaman supaya kita tidak menolak emosi yang kita anggap negatifyang sebenarnya penting bagi keseimbangan
(homeostatis) bagi tubuh dan mental. Contoh, Tino diajari bapaknya dengan kalimat "Anak laki-laki tak boleh menangis", namun kenyataannya, penolakan emosi sedih pada Tino justru menyebabkan gangguan mental (Martin, 2003:103). Sedangkan J.B. Watson membagi ernosi dasar menjadi 3, yaitu; takut yang berkembang menjacli cemas, kemarahan menjadi marah, clan cinta menjadi simpati (Hartati dkk, 2004). Contoh; takut akan dipecat, padahal belum terjadi, kemudian timbul rasa cemas.
Emosi pada prinsipnya adalah kondisi yang netral. Emosi barn menjadi negatif atau positiftergantung pada akibat yang ditimbulkannya. Misalnya, marah yang selama ini kita anggap sebagai emosi negatit; sebenamya bisa juga berpengaruh sebagai emosi positif (Martin, 2003: I 03 ).
Marah bisa timbul dari rnana saja, seperti melakukan sesuatu yang tidak kunjung selesai, tekanan dari bos, tidak dapat menerima kenyataan, menunggu orang, ke1ja anak buah yang kurang cepat, tetangga mengeraskan suara radio, hujan belum turun, dan saat hujan turun pun juga tetap marah, karena jalanjadi banjir. Penyebab marah bisa bermacam-macam, mulai dari yang sederhana hingga yang serius. Bahkan
3
akhir-akhir ini, kita sering kali mendengar berita dari televisi tentang bentuk-bentuk kemarahan. Contoh, Tragedi Monas yaitu kemarahan anggota FPI (Front Pembela Islam) dengan menyerang anggota AKKBB hingga Iuka-Iuka. Kemarahan mahasiswa menolak kenaikan harga BBM. Kemarahan warga Siring Porong Sidomjo pada PT. LAPINDO Brantas.
Setiap orang pasti pernah mengalami marah. Pada kondisi tertentu seseorang boleh marah, namun disarankan tidak berlebihan (Daradjat, 2001 ). Marah merupakan kondisi ketika orang kehilangan kontrol terhadap dirinya sendiri. Pada saat marah, seseorang akan mengalami ketidakseimbangan pikiran berupa hilangnya kemampuan untuk berpikir sehat. Sepe11i yang diungkapkan Imam Ja'far AshShadiq, ''Marah membinasakan hati dan kebijaksanaan, siapa saja yang tidak dapat menguasainya, maka ia tidak akan dapat mengendalikan pikirannya" (dalam Mulyono, 2005:4).
Kadang, marah lebih diperbolehkan daripada takut. Ini terbukti dari penelilian Jennifer Lerner, Psikolog dari Universitas Carnegie-Mellon mengenai perbedaan efek yang ditimbulkan dari reaksi marah atau takut pada situasi yang penuh sires pada tahun 2005 (Llyod, 2008). Penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang marah menunjukkan sense of control (merasa dapat mengontrol situasi) dan optimisme, sementara ha! yang sama tidak terlihat pada subjek yang merasa takut.
4
Dalam kondisi marah seseorang dapat melakukan sesuatu yang tidak diinginkannya. Marah juga tidak baik secara fisik, psikis, sosial, dan keberagamaan. Dampak marah mengakibatkan fisik mengalami hipertensi, depresi, maag, gangguan fungsi jantung, insomnia, kelelahan, bahkan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian secara mendadak. Sedangkan pada psikis mengakibatkan perasaan takut, sedih, sulit berpikir sehat dan rasa bersalah. Adapun dampak sosial mengakibatkan renggangnya atau putusnya hubungan dengan seseorang (Purwanto & Mulyono, 2006).
Marah merupakan tindakan yang sifatnya cenderung merusak. Maka dari itu, diperlukan sebuah solusi untuk mengendalikan marah dengan mereduksi marah tersebut. Dalam mereduksi marah setiap orang harus memberikan kesadaran pada dirinya sendiri bahwa kemarahan tidak akan pernah mencapai suatu tujuan apapun.
McKay dan Dinkmeyer (2002) menyarankar1 pada orang yang sedang marah untuk mengelola kemarahan dengan berpikir jernih. Sedangkan Maltz dan Dyer (l 977) pun memberi saran supaya seseorang dapat mengendalikan dirinya dari emosi marah.
Selain terapi mengendalikan marah yang diungkapkan para ahli di atas. Perlu juga diketahui dan diteliti tentang pengaruh wudu untuk meredakan marah sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW bahwa marah itu bersumber dari setan. dan setan tercipta dari unsur api. Bila ingin meredakan marah maka dianjurkan untuk
5
melakukan wudu sebagaimana hadis yang yang diriwayatkan Abu Dawud (Dawud, 1998: hadis no. 4152) berikut:
Diceritakan dari kakekku Athiyah, ia berkata bahwa Rasul/ah SAW bersabda, "1\1arah itu sebagian perilaku setan dan setan itu lercipla dari api. Api akan padam dengan air, bila kalian marah maka benvudulah!"
Wudu dapat disebut sebagai terapi air, sebab pelaksanaan wudu unsur yang paling utama adalah air. Hydrotherapy adalah penggunaan air yang digunakan untuk perawatan dari berbagi penyakit (Red. Holisticonline.corn). Dalarn karnus lengkap Psikologi yang ditulis oleh Chaplin (2002:232) disebutkan bahwa terapi air atau
hydrotherapy adalah perlakuan pengobatan dengan bantuan kornpres-kompres air, mandi dan botol-botol berisi air panas.
Wudu adalah bagian kegiatan muslim yang dilakukan sebelurn melaksanakan salat dan ibadah-ibadah Jain yang menjadikan wudu sebagai syaratnya dengan membasuh dan mengusap air ke bagian utama anggota tubuh yaitu, wajah, tangan, sebagian kepala, dan kaki. Selain yang utama, ada yang harus cliperhatikan pengoptimalannya
6
yaitu menyela-nyela jari, berkumur, memasukkan air ke dalam hidung dan mengeluarkannya kembali dan mengurut.
Hasanuddin dalam tesis yang sudah diterbitkan oleh penerbit Qultummedia berjudul Mukj izat Wudu memaparkan bahwa anggota badan yang terkena air wudu terdapat ratusan titik akupunktur yang bersifat reseptor memiliki stimulus berupa usapan, tekanan dan basuhan. Stimulus tersebut akan dihantarkan melalui meridien ke sel, jaringan, organ, dan sistem organ bersi fat terapetik. Mengapa? Sebab sistem regnlasi yaitu sistem syaraf dan hormon bekerja membnat homeostatis (keseirnbangan) tubuh (Hasanuddin, 2007:3).
Dalam dunia pengobatan, air menjadi salah satu substansi yang sangat penting, baik sebagai media perantara pelarut obat-obatan maupun langsung sebagai media pengobatan. Contoh untuk rnencegah te1jadinya radangipenyakit kulit (dermatitis) yaitu dengan teraturnya frekuensi mandi. Kernudian sebagai upaya penyembuhan bagi penderita demam tinggi dengan cara mengompres atau mengusap tubuh dengan air dingin (Hasanuddin, 2007:64).
Wudu bisa menjadi sarana cooling down (menurunkan temperatur) dalam setiap jangka waktu aktivitas yang memunculkan eskalasi stres. Karena air itu bersifat penetralisir/penyeimbang, baik fisik maupun jiwa yang sedang 1rn:muncak karena aktivitas dan ketegangan (Hasanuddin, 2007:69). Hal senada juga diungkapkan oleh Haryanto (2003: l 06).
7
Lebih lanjut, Hasanuddin (2007: 154) menjelaskan hikmah wudu bagi kesucian baik jasmani maupun rohani sangatlah tinggi. Cara wudu selain secara konkrit berfungsi membersihkan kesehatan jasmani, juga dijadikan sebagai simbol pertaubatan untuk membersihkan diri dari dosa guna kesucian dan kesehatan rohani yang nantinya akan terbentuk dan terbangun kecerdasan sipiritual (Spiritual Quotioent), kecerdasan emosional (Emotional Quotient) dan kecerdasan intelektual (Intellectual Quotient).
Seseorang yang telah berwudu, secara lahiriah ia telah membersihkan badan dari kotoran lahir. khususnya anggota bagian wudu. Sedangkan pada bakikatnya ia telah membersihkan rohani dari kotoran batin berupa dosa-dosa. Pembersihan itu tercermin dari doa seusai wudu, yaitu pennohonan untuk dijadikan kelompok orang yang bertaubat dan orang yang suci (Hasanuddin, 2007: 151). Selain itu, wudu juga menjadi terapi penyembuhan seseorang untuk menghilangkan kebiasaan mengkonsumsi narkoba sebagaimana yang telah dilakukan oleh Pesantren lnabah dan lnterzone Treatment Center (ITC) Bogor.
Wudu tidak terlepas dari membacakan doa-doa. Doa dipa11jatkan mengiringi kegiatan wudu hingga wudu selesai dikerjakan. Doa akan memberikan motivasi untuk melakukan sesuatu dan memberikan ketentraman jiwa seiring dengan kepasrahan dan keyakinan akan pe1iolongan Allah SWT Doa adalah obat yang mujarab penolak penyakit serta bencana (Hasanuddin, 2007:141).
8
Doa yang dipanjatkan mengiringi wudu dapat memberikan sebuah energi positif pada air untuk membentuk sebuah kristal. Hal ini telah dibuktikan pada penelitian ilmuwan dari Yokohama, Emoto (2006) bahwa air memiliki rahasia tersendiri. Air mampu menerima ungkapan manusia baik positif maupun negatif dan kernudian ia membentuk sebuah kristal, atau bunga yang merekah indah, atau potongan permata dan sebaliknya. Menurutnya, air dapat merespon beraneka ragam bahasa dunia, seperti kata thank you (lnggris), duoxie (Cina), merci (Perancis), danke (Jerman),
grazie (!tali), kamusamunida (Korea) (Emoto, 2006: l 5-16).
Dari subtansi air yang membentuk sebuah kristal, maka air memiliki kekuatan yang mampu memberikan kesehatan pada setiap manusia yang meminum atau membasuhnya, karena air yang diberikan energi positif berupa doa mampu mengubah air biasa menjadi air alami yang membentuk sebuah kristal yang cantik bersifat menyehatkan, sebagaimana penelitian Masaru Emoto yang diungkapkan jelas pada bukunya The Power of Water.
Dalam penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Wiliam R. Parker dan Elaine St. John (Martin, 2003: 132-133) mengungkapkan keilrniahan suatu doa yang mampu menyembuhkan penyakit fisik dan mental dikaitkan dengan proses doa para subjek. Parker & John melakukan penelitian ini di Universitas Redland dcngan membandingkan tingkat kesembuhan dan perubahan pada pasien mental yang diobati dengan cara: I) Psikoterapi; 2) Berdoa biasa secara random; dan 3) terapi doa (Prayer
9
Therapy). Pengobatan simton-simton dan mental yang berat sepe1ti stres, ketakutanlphobia, rasa bersalah berkepanjangan, kebencian, dan depresi berat yang diobati dengan treatment itu menunjukkan berbagai hasil yang berbeda, sebagai berikut: Group I Teknik Psikoterapi (tingkat kemajuan 65%), Group II Teknik berdoa biasa secara random (tingkat kemajuan tidak ada kemajuan bera1ti), Group Ill Teknik
Prayer Therapy (Tingkat kemajuan 75%).
Banyak solusi untuk meredakan marah baik dari aspek psikologi atau yang lain. Dari fenomena di atas penulis merasa tertarik dan ingin mencoba meneliti untuk mengetahui secara mendalam sebuah cara alternatifyang dianjurkan oleh Rasulullah SAW supaya kondisi marah dapat direduksi dengan melaksanakan wudu.
1. 2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah penelitian sebagai berikut: I. Apakah wudu bisa disebut terapi air? 2. Apakah marah cenderung bersifat negatif? 3. Dapatkah wudu menjadi terapi untuk mereduksi rasa marah? 4. Bagaimana terapi/cara wudu yang dapat mereduksi rasa marah? 5. Sejauh mana pengaruh wudu terhadap perecluksian rasa marah?
10
1.3 Pembatasan Masalah Agar penelitian tidak melebar dan peneliti lebih mudah melaksanakan penelitian ini, maka dalam penelitian ini, peneliti memberi batasan sebagai berikut: I. Terapi wudu. Perintah ini berdasarkan sabda Nabi SAW bila marah dalam keadaan apapun tidak bisa diredakan, maka gunakanlah wudu sebagai terapinya. Terapi wudu merupakan sebuah terapi yang dibantu dari berbagai aspek kesempurnaan wudu, kekhusyukan, air yang dipakai, dan doa yang dipanjatkan saat wudu. 2. Marah adalah keadaan emosional yang intensitasnya bervariasi dari iritasi ringan hingga kemarahan yang intens dan balas dendam. Seperti bentuk emosi lainnya, marah juga diikuti dengan perubahan psikologis clan biologis. Ketika marah, denyut nadi dan tekanan darah meningkat, begitu juga dengan level hormon, adrenaline, dan noradrenaline (Spielberger, 2008).
1. 4 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh yang signifikan wudu terhadap pengendalian marah?
1I
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan tema di atas, maka dalam penelitian ini mempunyai tujuan, yaitu; Untuk mengetahui pengaruh wudu terhadap pengendalian marah
1.5.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut: I. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan akan menambah khazanah ilmu psikologi pada umumnya, khususnya mengenai pengaruh wudu dan terhadap pengendalian marah. 2. Secara praktisnya adalah agar dapat memberikan sebuah informasi mengenai pengaruh wudu terhadap pengendalian marah dan juga diharapkan dapat menjadi
bahan
rujukan
dan
pembanding
untuk
penelitian-penelitian
selanjutnya yang relevan.
1.6. Sistematika Penulisan Pada penulisan skripsi ini penulis menggunakan kaidah American P>ychological As-
sociation (APA) style. Adapun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
12
Bab 1 PENDAHULUAN Pada bab ini penulis membaginya ke dalam beberapa bagian, yaitu latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
Bab 2 KAJIAN PUSTAKA Pada bagian kedua merupakan kajian pustaka dari penulis yang berisi tentang teoriteori dari penelitian ini, di antaranya yang terdiri dari pengertian wudu dan penjelasannya. Se lain itu juga teori tentang marah dan penjelasannya. Dalam kajian pustaka ini juga ada kemungkinan pengaruh X terhadap Y dan hipotesis.
Bab 3 METODE PENELITIAN Pad a bagian ini penulis juga membagi ke dalam beberapa bagian, di antaranya pendekatan penelitian, metode pengurnpulan data, subjek penelitian yang terb8gi menjadi karakteristik dan jumlah subjek penelitian, banyaknya alat bantu pengurnpulan data, prosedur pengumpulan data dan terakhir adalah analisis data.
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISJS DA TA Di bagian ini terdapat gambaran umum responden, presentasi, analisis data, uji instrumen penelitian, uji hipotesis serta hasil utama penelitian
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
BAB2 KAJIAN PUSTAKA Bab ini terdiri dari beberapa bagian yang menjelaskan tentang leori marah, wudu, kerangka berfikir dan hipotesis.
2.l. Marah 2.1.1. Pengertian Marab Menurut Spielberger (2008). seorang psikolog spesialis dalam studi tentang kemarahan, mengatakan :
"Anger is an emotional state Iha! varies in intensify ji-om mild irritation lo in/ensefiay and rage. Like olher emotions, anger is accompanied by physiological and biological ch :mges; when you get ang1y, your hear/ rate and blood pressure go up, as do the levels ofyour energy hormones, adrenaline, and noradrenaline. "
Kemarahan adalah keadaan emosional yang intensitasnya bervariasi dari iritasi ringan hingga kemarahan yang intens dan balas dendam. Seperti bentuk emosi lainnya, rnarah juga diikuti dengan perubahan psikologis dan biologis. Ketika Anda marah, denyut nadi dan tekanan darah meningkat, begitu juga dengan Jev,"I hormon, adrenaline, dan noradrenaline.
14
Menu rut Davidoff ( 1991 :72), marah adalah suatu emosi yang mempunyai ciri-ciri aktivitas sistem syaraf simpatetik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang disebabkan adanya kesalahan yang mungkin nyata salah atau mungkin tidak.
Marah adalah suatu emosi yang terentang mulai dari iritabilitas sampai agresivitas yang dialami oleh semua orang. Biasanya, kemarahan adalah reaksi terhadap stimulus yang tidak menyenangkan atau mengancam (Widjaya Kusuma dalam Y osep, 2007: 113).
Stuart dan Sundeen (dalam Yosep, 2007) juga menyatakan bahwa marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancarnan.
Dalarn A Critical Dictionmy of Poychoanalysis yang disusun oleh Charles Rycrof (dalam Purwanto & Mulyono, 2006), pengertian marah sebagai emosi dasar yang dibangkitkan secara khusus oleh frustasi (Primmy emotion, provoked typically by
fi·ustration). Sedangkan pada Dictionary ofBehavior Science dengan editor Benjamin wohnen (Purwanto & Mulyono, 2006), marah dimtkan sebagai suatu reaksi ernosional kuat yang didatangkan oleh ancarnan, carnpur tangan, :;erangan kata-kata, penyerangan jelas, atau frustasi dan dicirikan dengan reaksi-reaksi gawat dari sistern syarafyang bebas dan dengan balasan-balasan serangan yangjelas atau tersembunyi.
15
Marah adalah reaksi emosional akut yang ditimbulkan oleh sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, agresi lahiriah, pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan atau frustasi, dan dicirikan oleh reaksi kuat pada sistcm syaraf otonomik, khususnya oleh reaksi darurat pada bagian simpatetik; dan secara implisit disebabkan oleh reaksi serangan lahiriah, baik yang bersifat somatis ataujasmani maupun yang verbal atau lisan (Chaplin, 2002).
Berdasarkan teori-teori para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa marah adalah suatu reaksi emosional akut dan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman yang ditimbu\kan oleh suatu rangsangan dari luar ataupun dalam dirinya, disertai dengan perasaan tidak suka yang sangat kuat.
2.1.2. Respon dan Proses Marah 2.1.2.1. Respon Marah Respon marah sifatnya fluktuatif (naik-turun) dalam rentang adaptif:nwladaptif(menerima dan menolak). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Rentang Rcspon Kemarahan
Respon adaptif
Pernyataan (assertion)
Respon maladaptif
Frustasi
Pas if
Agresif
Ngamuk
16
a. Pernyataan (assertion) adalah kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan atau diungkapkan tanpa menyakiti orang lain akan memberi kelegaan pada individu dan tidak akan menimbulkan masalah. b. Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagalnya mencapai tujuan yang tidak realistis atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan. Dalam keadaan ini tidak ditemukan alternatiflain. Selanjutnya seseorang merasa tidak mampu mengungkapkan perasaan, dan terlihat pasif. c. Pasifadalah individu tidak mampu mengungkapkan perasaannya. klien nampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara, karena rendah diri dan merasa kurang mampu. d. Agresif adalah perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol. Perilaku yang tampak dapat berupa: muka masam, bicara kasar, menuntut, kasar disertai kekerasan. e. Ngamuk adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri, orang lain dan lingkungan.
2.1.2.2. Proses Marab Stres dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat menimbulkan kemarahan. Adapun respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui tiga earn yaitu:;
17
1. Mengungkapkan secara verbal 2. Menekan; dan 3. Menantang. Dari tiga cara ini yang pertama adalah konstruktif (membangun) sedangkan dua cara yang lain adalah destruktif (merusak). Dengan melarikan diri atau menantang akan menimbulkan rasa bermusuhan, dan bila cara ini dipakai terus-menerus, maka kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri atau lingkungan dan akan tampak sebagai depresi psikomatik atau agresif dan ngamuk (Yosep 2007: 1 14).
2.1.3. Jcnis-Jenis dan Tingkatan Marah Kemarahan manusia terdiri dari berbagai macam dan tingkatan. Masing-masing manusia memiliki tingkatan dan perilaku yang berbeda-beda.
Ghazali (dalam Purwanto & Mulyono, 2006) mengungkapkan bahwa kemarahan manusia itu banyak macamnya, ada yang cepat marah, cepat marah lalu cepat pula tenangnya, lam bat marah tapi cepat tenangya. Gymnastiar ( dalam Purwanto & Mulyono, 2006) juga menjelaskan lebih lanjut tentang macam-macam marah yang disebutkan Ghazali. Menurutnyajika ditimbang dari sudut kernarahan, ternyata orang dapat dikelompokkan dalarn ernpat jenis sebagai berikut:
18
1. Lambat marah, lambat reda orang yang memiliki tipe ini rnemiliki kesulitan dalam menjalin kembali hubungan harmonis yang sudah clijalin, hal ini disebabkan durasi marah yang terlalu lama. 2. Lambat marah dan cepat redanya Orang yang memiliki sifat seperti ini sangat sulit tersinggung, meskipun di depan matanya te~jadi sesuatu yang benar-benar salah. la akan mencari seribu alasan untuk memaklumi kesalahan orang, memaalkan lalu melupakannya. 3. Cepat marah dan lambat redanya Tipe sifat seperti ini akan menimbulkan kemarahan yang sangat berkepanjangan dan membekas. 4. Cepat marah dan cepat redanya Tipe sifat ini cenderung fluktuatif. la mudah sekali marah dan mudah pula redanya. Marah dibagi men.:adi beberapa tingkatan (Hamzah dalam Purwanto & Mulyono, 2006), yaitu: I. Marah Berlebihan Suatu kondisi, dimana seseorang didominasi oleh marah yang dapat membuatnya keluar dari sifat rasional dan aturan agama. Terjadinya kondisi semacam ini karena timbul dari dua faktor, yakni faktor pembawaan dan kebiasaan. Tidak sedikit orang mempunyai kebiasaan pemarah sebagai sifat bawaan, seakan-akan wajahnya cetminan dari sifat itu. Pembawaan itulah yang dapat
19
menyulut panasnya kebiasaan hati, karena sifat marah memang disimbolkan bersumber dari api, sebagaimana Rasulullah SAW bersabcla, "Marah itu
menyulut api di hali bani Adam. Tidakkah engkau perhatikan ma/anya memerah dan ural lehernya mengembang. " (HR Tirmidzi). Faktor yang kedua sering diakibatkan oleh lingkungan yang gemar melampiaskan kemarahannya dan menyebut itu sebagai keberanian dan kejantanan. Sifat orang sepe1ti ini, bila diberitahu atau dinasihati, ia ticlak mampu mendengarkannya sebaliknya akan semakin meningkatkan kemarahannya. 2. Marah yang Sedang Pada kondisi sepe1ti ini seseorang kehilangan kekuatan, ticlak berdaya. Imam Syafi'i berkata, "Siapa yang ditunlul oleh sualu kondisi unluk marah akan
tetapi tidak marah, maka ia adalah keledai. " Dalam Alquran disebutkan, "AJuhammad ilu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya adalah keras terhadap orang-orang kl!fir, tetapi berkasih sayang sesama mereka ... " (QS Al-Fath:29). 3. Kornbinasi antara keduanya Kondisi ini menunjukkan terdapat dorongan kuat yang ditimbulkan oleh rangsangan dari faktor rasional dan agarna. Seperti halnya ketika terpancing marah yang rnengharuskan agar melakukan pernbelaan atau pembalasan dan segera reda pada kondisi di mana diharuskan untuk kernbali berlaku seperti biasanya.
20
Menu rut Daradjat (200 I), marah itu boleh dilakukan oleh seseorang pada kondisi te1tentu. Bila marah sering dilakukan oleh seseorang pada kondisi yang salah atau sebab yang tidak jelas, maka ha! itu merupakan tanda dari gangguan mental.
2.1.4. Ciri-Ciri Marah Menurut Beck (dalam Purwanto & Mulyono, 2006), ciri-ciri marah yang terjadi pada seseorang bisa dilihat dari beberapa aspek biopsikososial-kultural-spiritual, seperti yang akan dijelaskan berikut: I. Aspek Biologis Respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem syaraf otonom bereaksi terhadap sekresi epinerpin, sehingga tekanan darah meningkat, takikardi (frekuensi denyut jantung meningkat), W!\jah merah, pupil melebar dan frekuensi pengeluaran urin meningkat. Ada g('.jala yang sama dengan kecemasan seperti meningkatnya kewaspadaan, ketegangan otot sepe1ti rahang terkatup, tangan dikepal. tubuh kaku dan retleks cepat. Hal ini disebabkan energi yang dikeluarkan saat marah bertambah. 2. Aspek Emosional Seseorang yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya,jengkel, frustasi, dendam, ingin berkelahi, mengamuk, bermusuhan, sakit hati, menyalahkan dan menuntut. 3. Aspek Intelektual
21
Pada gangguan fungsi pancaindera dapat te~jadi penyimpangan persepsi seseorang sehingga hal itu dapat menimbulkan marah. Sebagian besar pengalaman kehidupan seseorang melalui proses intelektual. Peran pancaindera sangat penting untuk beradaptasi pada lingkungan yang selanjutnya diolah dalam proses intelektual sebagai suatu pengalaman. Oleh karena itu, perlu diperhatikan cara seseorang marah, mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan marah, bagaimana informasi diproses, diklasifikasikan dan diintegrasikan. 4. Aspek Sosial Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan ketergantungan emosi marah sering merangsang kemarahan dari orang lain, dan menimbulkan penolakan dari orang lain. Sebagian orang menyalurkan kemarahan dengan menilai dan mengkritik tingkah Jaku orang lain, sehingga orang lain merasa sakit hati. Proses tersebut dapat menyebabkan seseorang mf narik diri dari orang lain. 5. Dalam memenuhi kebutuhan, seseorang memerlukan saling berhubungan dengan orang lain. Pengalaman marah dapat mengganggu hubungan interpersonal sehingga beberapa orang memilih menyangka atau berpura-pura tidak marah uniuk memperlahankan hubungan tersebut. Pengungkapan marah bisa juga merefleksikan budaya. Aspek Spiritual Keyakinan, nilai dan moral mempengaruhi ungkapan marah seseorang. Aspek tersebut mempengaruhi hubungan seseorang dengan lingkungan. Hal yang
22
bertentangan dengan norma yang dimilikinya akan dapat rnenimbulkan kernarahan dan dirnanifestasi dengan amoral dan rasa tidak berdosa.
Nuh (2005) juga menjelaskan beberapa ciri-ciri marah yang dapat dideteksi, di antaranya: •
Membesarnya pembuluh darah dan urat leher disertai merahnya wajah dan kedua mata.
•
Cemberut dan mengerutnya wajah dan dahi.
•
Tetjadi permusuhan kepada pihak lain melalui lisan, tangan. kaki atau saran lainnya.
•
Membalas permusuhan orang lain dengan permusuhan pula tanpa memperhitungkan akibat yang ditimbulkannya.
Hawwa (2003) menjabarkan ciri-ciri marah secara rinci sebagai berikut: •
Pada wajah. Terlihat perubahan warna kulit rnenjadi kurang pucat, ujung-ujungjari bergetar keras, tirnbul buih pada >.udut rnulut, bola mata mernerah, hidung kernbang-kernpis, gerakan rnenjadi tidak terkendali serta te1jadi perubahan-peruhahan lain pada fisik.
•
Pada mulut. Yaitu dengan mudahnya mengeluarkan kata makian, celaan, kata-kata yang menyakitkan, dan ucapan-ucapan keji.
23
Tabel 2.2. Konsep Marah Ancaman atau kebutuhan
Stress
Cemas
Marah
v
Mengungkapkan secara verbal
Merasa tidak kuat
Menantang
Menjaga keutuhan orang lain
Melarikan diri
Masalah tidak selesai
lega
f\tfengingkari 1narah
I<etegangan menurun
Marah tidak terungkap
Merasa kuat
f
Marah berkepanjangan
L~
f
Muncul rasa bermusuhan
f
_J
f
Rasa bemrnsuhan menahun
"
Marah pada diri sendiri
Marah pacla orang lain/lingkungan
Depresi psikosomatik
Agresi:f mengamuk
24
•
Pada anggota tubuh. Yaitu perasaan ingin mernukul, melukai, rnerobek, bahkan membunuh. Jika marah itu tidak i:erlarnpiaskan pada orang yang dimarahinya, kekesalannya akan berbalik kepada dirinya sendiri. Iajuga akan merobek-robel pakaiannya, rnernukuli tubuhnya, mernukulkan tangannya ke tanah dan jatuh pingsan karena sangat kesalnya. Kalaupun tidak melakukan demikian, besar kemungkinan ia akan mencari sasaran lain, sepe1ii melemparkan piring, memukul binatang, dan mencaci-rnaki sebagaimana tingkah Jaku orang yang kurang waras.
•
Pada hati. Di dalam hatinya akan timbul rasa benci. dendam dan dengki, menyembunyikan keburukan, merasa gembira dalam dukanya, dan merasa sedih atas kegembiraannya, rnernutuskan hubungan dan menjelek-jelekkannya.
Muchtar (dalarn Purwanto & Mulyono, 2006) rnenambahkan bahwa ciri-ciri orang marah itu mukanya menjadi rnerah, matanya melotot, gugup dan gelisah, tekanan darah naik, nafas tidak teratur, hidung kembang-kempis, dan setan rnengusai dirinya. Dari beberapa teori tentang ciri-ciri marah yang telah disebutkan, rnaka dapat diringkas dalam tabel 2.3. berikut;
25
Tabel 2.3. Ciri-Ciri Marah Ciri-Ciri Mara h
Menu rut
Beck (2006)
Hawwa (2003)
Nuh (2005)
•
Aspek Biologis
•
Aspek Emosional
•
Aspek Intelektual
•
Aspek Sosial
•
Aspek Spiritual
•
Pada wajah .
•
Pada lidah .
•
Pada anggota tubuh .
•
Pada hati .
Pembuluh darah dan urat leher membesar, wajah d<m kedua mata memerah. Cemberut dan mengerutnya wajah dan dahi. Terjadi permusuhan kepa:da pihak lain melalui lisan, tangan, kaki atau saran lainnya. Membalas pe11nusuhan orang lain dengan permusuhan pula tanpa memperhitungkan akibat yang ditimbulkannya.
Muchtar (2006)
Muka merah, mata melotot, gugup dan gelisah, tekanan darah naik, nafas tidak teratur, hidung kembang-kempis,
26
I dan setan mengusai dirinya 2.1.5. Faktor-Faktor Penyebab Marah Penyebab orang marah sebenarnya dapat datang dari luar dan dalam diri orang itu, sehingga secara garis besar sebab yang menimbulkan marah itu terdiri dari faktor fisik dan psikis (Purwanto & Mulyono, 2006). 1. Faktor Fisik Sebab-sebab yang mempengaruhi faktor fisik antara lain: •
Kelelahan yang berlebihan. Misalnya orang yang terlalu lelah karena ke~ja
•
keras, akan lebih mudah marah dan mudah sekali tersinggung.
Zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan marah. M.isalnya jika otak kurang mendapatkan zat asam, orang itu akan lebih mudah marah.
•
Hormon kelamin pun dapat mempengaruhi kemarahan seseorang. Hal ini dapat dibuktikan pada sebagmn wanita yang sedang haid, rasa marah merupakan ciri khasnya yang utarna.
2. Faktor Psikis Faktor fisik yang menimbulkan marah adalah era! kaitannya dengan kepribadian seseorang. Terutama yang menyangkut "self-concept yang salah" yaitu anggapan seseorang terhadap dirinya sendiri salah. Self-concept yang salah menghasilkan pribadi yang tidak seimbang dan tidak matang. Karena,
27
seseorang akan menilai dirinya sangat berlainan sekali dengan kenyataan yang ada. Beberapa selj:concept yang salah dapat kita bagi menjadi: •
Rasa rendah diri (MC= iVlindenvaardigheid Complex), yaitu menilai dirinya sendiri lebih rendah dari yang sebenamya. Orang ini akan mudah sekali tersinggung karena segala sesuatu dinilai sebagai yang merendahkannya, akibatnya wajar ia mudah marah.
•
Sombong (Superiority Complex) yaitu menilai dirinya sendiri lebih dari kenyataanya yang sebenamya. Jadi merupakan sifat kebalikan sifat dari rasa rendah diri. Orang yang sombong terlalu menuntut banyak pujian bagi dirinya. Jika yang diharapkan tidak terpenuhi, ia wajar sekali marahnya.
•
Egoistis atau terlalu mementingkan diri sendiri atau menilai dirinya sangat penting melebihi kenyataan. Orang yang bersifat demikian akan mudah marah karena selalu terbentur pada pergaulan sosial yang bersifat apatis, sehingga orang yang egoistis tersebut merasa tidak diperlakukan dengan semestinya dalam pergaulan sosial. Biasanya orang seperti ini diselimuti rasa marah yang berkepanjangan.
Menurut Stearen (Keliat, 2006), kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu yang tidak menyenangkan, cemas, tegang, dendam, sakit hati, dan frnstasi. Beberapa
28
faktor yang mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu frustasi, hilangnya harga diri, kebutuhan akan status dan prestise yang tidak terpenuhi. Berikut penjelasannya:
1. Frustasi, sesorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan/keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. la merasa terancam dan cemas. Jika ia tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya dengan kekerasan. 2. Hilangnya harga diri ; pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah, dan sebagainya. 3. Kebutuhan akan status dan prestise; Manusia pada umumnya mempunyai keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya, ingin dihargai dan diakui statusnya. Menumt Hawwa (2003 :282) ada beberapa sebab yang dapat menimbulkan marah, yaitu; kesombongan, riya, bersenda gurau, perselisihan, penghinaan, khianat, pemaksaan, kezaliman dan menuntut.
2.1.6. Perubahan-Perubahan Saat Marah Perubahan-perubahan yang timbul pada saat orang marah (Keliat, 2006) di antaranya adalah;
29
I. Perubahan fisiologik : Tekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernapasan meningkat, pupil dilatasi, tonus otot meningkat, mual, frekuensi buang air hesar meningkat, kadang-kadang konstipasi, refleks tendon tinggi. 2. Perubahan emosional : Mudah tersinggung , tidak sabar, frustasi, ekspresi wajah nampak tegang, bila mengamuk kehilangan kontrol diri. 3. Perubahan perilaku : Agresif, pasif, menarik diri, bermusuhan, sinis, curiga, mengamuk, nada suara keras dan kasar.
2.1.7. Dampak Marah 2. l.7.1. Pendekatan Islam Nuh (dalam Purwanto & Mulyono. 2006) menjelaskan lebih rinci lagi tentang dampak/bahaya marah, atara lain: I. Membahayakan tubuh Marah tumbuh dari gejolak darah dalam hati. Kemudian bertahan pada uraturat nadi, seperti terlihat pada wajah dan kedua mata yang memerah. Jika hal itu te1jadi beru]ang-ulang, maka biasanya ia akan menimbulkan hipe1tensi bahkan mengakibatkan terpecahnya pembuluh darah yang menyebabkan kelumpuhan. ltulah dampak dari bahaya marah terhadap tubuh. 2. Menodai agama
30
Marah kadang-kadang menyeret pelakunya untuk mengurnpat orang lain, bahkan melecehkan kehormatan, merampas harta, dan menumpahkan darah mereka. Semua itu adalah dosa dan menodai agama. 3. Tidak mampu mengendalikan diri Marah menjadikan aka! seolah-olah te1tutup dan terhalang. Jika aka! tertutup atau terhalang, maka manusia rnenjadi tidak rnarnpu mengendalikan dirinya. Pada saat itulah rntmcul dari dalam dirinya sesuatu yang tidak terpuji, sesuatu yang membawa kepada penyesalan yang tidak berguna. Sulaiman bin Dawud a.s. berkata, ".Jangan banyak marah. karena marah dapat merendahkan hati orang yang sabar." Seorang ulama berkata pada anaknya, "Hai anakku, aka! tidak kokoh saat marah seperti tidak tetapnya ruh kehidupan pada tungku yang dinyalakan. Manusia yang paling sedikit marahnya adalah orang yang banyak akalnya." 4. Te1jerumus ke dalam dalih yang hina Orang yang marah suka melakukan sesuatu yang tidak diketahui dan didasarinya. Hal ini dapat menjerumuskannya ke dalam dalih yang hina. Rasulullah SAW melarang pelaksanaan setiap perkara yang menjerumuskan ke dalarn alasan yang hina. Beliau bersabda, "Jauhkanlah dirimu dari setiap
perkara yang menuntut pemberian alasan. .. 5. Azab Kerns Marah menimbulkan banyak kesalahan serta membuat seseorang te1jeru111us ke dalam kemaksiatan dan keburukan. Akibatnya ia memperoleh azab yang
31
berat di dunia ataupun di akhirat. Dalam surah Al-Jin ayat 17 Allah SWT berfinnan, "Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa
yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat. " Dan surah Thaha ayat 124, "Siapa saja yang be1pa/ing dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
2.1.7.2. Pendekatan Psikologi Banyak pendapat yang diuraikan oleh para ahli psikologi mengenai dampak marah. Ada tiga aspek bahaya marah menurut para ahli psikologi. Pertama, aspek fisiologis.
Kedua, aspek Psikologis. dan ketiga, aspek sosial (dalam Purwanto & Mulyono, 2006). I. Aspek Fisiologis Menurut pakar medis, marah dan kekecewaan yang terjadi akan mempengaruhi kesehatan seseorang. Hal itu dapat rnenimbulkan hipe1iensi, stress, depresi, maag, gangguan fungsi jantung, insomnia, kelelahan, bahkan serangan jantung yang dapat rnenyebabkan kernatian secara mendadak, jika ha! itu mencapai tingkat intensitas tertentu.
Menurut Mardin (Lari, 1990), mereka yang rnemiliki mental lernah harus rnenyadari bahwa beberapa kekecewaan dapat mengorbankan hidupnya.
32
Mereka mungkin tidak mengetahui, ternyata banyak orang yang sehat menjadi korban akibat marah yang hebat, sehingga ia mati karena :;erangan jantung. Marah juga dapat berakibat hilangnya nafsu makan serta terganggunya otot dan saraf selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Marah, sangat merugikan, mempengaruhi seluruh fungsi spiritual dan tubuh bahkan marah seorang ibu yang sedang menyusui dapat mengakibatkan peracunan yang berbahaya terhadap air susunya.
Menurut Frank Rose (dalam Purwanto & Mulyono, 2006), para dokter memperingatkan bahwa marah dapat menyebabkan pembuluh-pembuluh darah jantung seseorang menyempit secara ketat. Penyempitan itu selanjutnya akan mengakibatkan serangan jantung yang mematikan. Wayne Dyer (dalam Purwanto & Mulyono, 2006) menyatakan bahwa pada faal manusia, marah dapat menimbulkan tekanan darah tinggi, bisul, bintik-·bintik 1mrnh pada kulit, jantung berdebar, sukar tidur, letih dan juga penyakit jantung.
Menurut Charles W. Sheed (dalam Purwanto & Mulyono, 2006), tiga menit marah akan melemahkan kekuatan dan lebih cepat daripada delapan jam beke1ja. Hal ini menunjukkan bahwa marah merupakan suatu beban ketegangan dahsyat pada tubuh seseorang. Saat orang marah, darahnya membanjiri otot-otot utama pada tangan dan kaki sehingga ia memiliki kekuatan yang lebih besar daripada biasanya. Tetapi sebaliknya, persediaan darah pada otaknya
33
banyak berkurang sehingga ia dapat lupa diri dan melakukan perbuatanperbuatan keji seperti halnya orang mengucapkan makian-makian yang keji. Perbuatan itu sesaat kemudian sangat disesali olehnya setelah tenang kembali.
2. Aspek Psikologis Marah menimbulkan sebuah efek yang berakibat pada psikis seseorang. Orang yang usai marah akan merasa menyesal telah melakukan
~;uatu
hal yang
dianggapnya tidak pantas dilakukannya. Purwanto & Mulyono (2006) menyebutkan bahwa penyesalan yang dirasakan setelah marah itu akan menjadikan pengutukan terhadap dirinya sendirL penghukuman diri, hingga depresi atau suatu rasa bersalah yang menghantui untuk waktu yang lama. Mungkin juga ia tidak dapat mernaafkan dirinya dan ini selanjutnya rnenjadi beban penyakitjiwa (sick ofsoul) yang sangat rnerugikan dirinya. Marah juga dapat rnenimbulkan kondisi psikologis yang rnerugikan, seperti sulitnya berpikir atau tadabur, sulit melakukan hubungan baik di antara sesama dan sulit menerirna maaf 3. Aspek Sosial Marah dapat menimbulkan biaya sosial yang sangat mahal. Watak pemarah mengakibatkan te1jadinya disharmonis, seperti putusnya hubungan dengan yang dicintai, terputusnya persahabatan dengan teman, kehilangan pekei;jaan, atau bahkan sampai terkena hukurnan pidana dalam kasus-kasus marah yang berujung pada penganiayaan atau pembunuhan.
34
2.1.8. Terapi Marah 2.1.8.1. Terapi Psikologi McKay dan Dinkmeyer menyarankan pada orang yang sedang marah melakukan strategi-strategi penanganan marah sebagai berikut; l. Menakar kemarahan. 2. Memvisualisasi dan bicara pada diri sendiri. 3. Memakai humor 4. Berempati yakni menempatkan diri pada posisi orang lain. 5. Memperhatikan bahasa tubuh. Sedangkan Maltz (dalam Purwanto & Mulyono, 2006) menyarankan tiga cara untuk mencegah kemarahan: l. Memandang cermin. 2. Mengalihkan energi marah dengan melakukan aktivitas, rnisalnya t· e1:jalan. 3. Menulis surat paling keji dengan semua kata-kata kasar.
2.1.8.2. Tcrapi Islam Dalam Islam Rasulullah SAW memberikan banyak cara altematifuntuk mengendalikan marah, cara tersebut disebutkan sebagai berikut: I. Membaca Taawuz. Berdasarkan sabda Rasulullah, '"Ada kalimat kalau
diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A 'uudzu billah
35
mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan ;yaitan yang terkutuk" (HR Bukhari-Muslim). 2. Berwudu. Rasulullah SAW Bersabda, "Diceritakan dari kakekku Athzyah, ia berkata bahwa Rasul/ah SAW bersabda, "Jvfarah itu sebagian perilaku setan dan setan ilu tercipta dari api. Api akan padam dengan air, bila kalian marah maka berwudulah'" (HR Abu Dawud).
3. Duduk atau Tidur. Dalam sebuah hadis dikatakan, "Bila kalian sedang marah maka duduklah, bi/a tidak hilangjuga maka tidurlah" (HR Abu Dawud).
4. Diam. Dalam sebuah had is dikatakan, "Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka dzamlah" (HR Ahmad).
5. Bersujud, maksuclnya melaksanakan salat sunah mininal dua rakaat. Dalam sebuah hadis dikatakan, "Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api
dalam hati manusia. Tidak/ah en;skau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka siapa saja yang mendapatkan ha/ itu, hendak/ah ia menempe/kan pipinya pada tanah (sujuct)." (HR Tirrniclzi) Untuk penelitian ini, peneliti memilih wudu sebagai terapi dalam mengurangi atau mereclakan marah.
36
2.2. WUDU 2.2.1. Pcngertian Wudu
Kata wudu atau wudhu' merupakan istilah yang dipakai untuk bebersih/bersuci. Malena ini bersifat umum meliputi makna syar'i (pengertian secara syariat), karena penge11iannya secara syariat adalah bebersih/bersuci secara khusus, baik itu secara inderawi (konkrit) ataupun abstrak (Jaziri, 200 I). Sedangkan menurut Zuhaili (2002) wudu menurut syara' yaitu bebersih dengan cara yang khusus disertai dengan niat.
Para ahli Fikih mengartikan wudu sebagai pekei:jaan menggunakan air yang dibasuhkan pada anggota-anggota badan tertentu yang diawali clengan niat dise11ai cara yang khusus. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Alquran sltl'ah Al-Maidah 5: 6
"Hai orang-orang yang beriman, apabi/a kamu hendak me11ge1.fakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan sik:u, dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, "
Cara khusus ini menjelaskan akan pentingnya wudu dilihat clari segi inderawi supaya wudunya menjadi sempuma dan tidak meninggalkan sedikit pun faktor-faktor yang menjadikan wudu sah.
Wudu secara maknawiyyah sebagai pelebltl' setiap dosa-dosa yang dilakukan oleh umat muslim sehingga ada anjuran teliti dan tidak bertindak lalai. Selain itu, pada setiap basuhan terkandung doa-doa yang dapat menghilangkan dosa kecil. Hal itu telah
37
dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadisnya, "Apabila seorang muslim sedang
berwudu, saat ia membasuh wajah, maka keluarlah setiap dosa-dosa yang dibuat oleh kedua matanya dari wajahnya bersama tetesan air yangjatuh. Saal ia membasuh kedua tangan, maka keluarlah setiap dosa-dosa yang dilakukan kedua tangannya bersama dengan tetesan yang terakhir. Saat membasuh kedua kakinya. maka keluar!ah pula dosa-dosa yang dilakukan kedua kakinya bersama tetesan air sehingga ia terbebas dari dosa-dosa sehabis berwudu. "
Dalam berwudu. pada tiap-tiap basuhan mulai niat hingga selesai, seorang mukmin seialu memanjatkan doa-doa. Hal itu tidak lain adalah untuk memberikan kekhusyukan dan ritual dalam melaksanakan wudu (Ghazali, 1998).
2.2.2. Cara Wudu Secara rincinya, cara wudu dijelaskan sebagai berikut: I. Membaca basmalah, karena sesuatu yang diawali dengan bacaan basmalah akan membuahkan basil yang baik. 2. Berkumur sebanyak tiga kali, kemudian membersihkan luhang hidung sebanyak tiga kali juga. 3. Membasuh wajah 1 tiga kali, diawali dari pennukaan dahi (tempat tumbuhnya rambut) sampai ke ujung dagu bagian depan, dan dari telinga kiri kanan sampai telinga kiri, seraya membaca niat wudu seperti lafal berikut:
1 Oalam membasuh wajah, air yang akan dialirkan harus merata ke seluruh wajah sampai pada bagian antara bagian alas telinga dan tepi pelipis.
38
Nawaitu-1-wudhG'a Ii rafi-l-hadatsi-1-asghari fardhal lillilhi ta'iila
"Saya hernial wudu untuk menghilangkan hadas kecilfardu karena Allah Ta'ala" Lafal di atas adalah lafal yang biasa clipakai. Sebenarnya lafal wudu itu boleh berupa apa saja asal tidak menghilangkan makna hadas (Ghazali, 1998) 4. Membasuh kedua tangan hingga siku-siku sebanyak tiga kali. dengan menclahulukan tangan kanan. 5. Mengusap sebagian rambut tiga kali, dengan cara membasahi kedua telapak tangan terlebih dahulu. 6. Mengusap kedua telinga sebanyak tiga kali, dengan cara memasukkan keclua jari telunjuk kedalam dua lubang telinga, lalu usaplah bagian luar daun telingamu dengan ibu jari bagian dalam. 7. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki tiga kali, dengan mendahulukan kaki kanan daripada kaki kiri. 8. Setelah membasuh kedua kaki, maka berdoalah kepada Allah dengan meminta segala ampunan dari-Nya.
2.2.3. Hikmah Wudu Adapun wudu memiliki beberapa hikmah, antara lain:
39
1. Membersihkan badan dari kotoran, khususnya anggota wudu 2. Mencegah dan menghambat perkembangan atau pertumbuhan bakteri, virus dan sel kanker 3. Meningkatkan kekebalan tubuh 4. Pembersih dari dosa dan penambah amal kebajikan 5. Anggota wudu akan bercahaya pada hari kiamat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, '· '.I\
>-y-<>y oJ
\:l\ 0" '· ~ ·.. I~~:. i'y:'· ;\.;.\J:i]\ ., ••uJC _,. :i_;_ ~ ··' i '·u.\ . •. r>.!
"Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan dahi. kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudu." (HR Al Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246) Hadis ini menjelaskan bahwa wudu menyebabkan seseorang bercahaya nanti di Hari Kiamat 6. Terangkat derajatnya disisi Allah SAW Rasulullah Saw bersabda, "Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang clengannya Allah akan menghapus dosa-dosa dan rnengangkat clerajatnya! Para Sahabat berkata, "Tentu, wahai Rasulullah. Kemudian Rasulullah SAW, 'Menyernpurnakan wudu walaupun dalam kondisi sulit, rnemperbanyakjalan ke masjid, clan rnenunggu salat setelah salat, rnaka itulah yang disebut dengan ar-Ribath." (HR Muslim no. 251 ).
40
Hamka menjelaskan bahwa keutamaan wudu tidak hanya membersihkan anggota yang kotor pada bagian lahirnya saja, Akan tetapi, bagian yang batin juga harus dibersihkan (Syazuan, 2008).
2.2.4. Terapi Wudu Wudu adalah kegiatan rnenggunakan air yang suci dan bersih dengan rnernbasuh, mengusap, menyela-nyela pada organ-organ tubuh yang terletak pada wajah, tangan, kepala, telinga. dan kaki. Terapi wudu dapat dikategorikan dengan terapi air.
Dalam dunia kedokteran terapi air tel ah lama dikenal. Simon Baruch ( l 840-192 l) seorang dokter dari Amerika telah menciptakan sebuah teori tentang hukum Baruch, teori ini menjelaskan bahwa air memiliki daya penenang j ika suhu air sama dengan suhu kulit, sedang bi la suhu air lebih tinggi atau rendah, maka ia akan mernberikan efek stimulasi atau merangsang (Efendy, clalam Haryanto: 2003). Pengobatan air atau clisebut terapi air (hydro-therapy) memiliki beberapa rnanfaat dan efek, yang akan disebutkan sebagai berikut:
I. Berendam atau menyeka tubuh dengan air dingin akan memberikan efek mendinginkan dan merangsang tubuh atau bagian tubuh. Sebab air dingin akan mengerutkan kapiler. 2. Menyeka dengan air dingin dan air hangat secara bergantian akan merangsang sistem kardiovaskuler.
41
3. Berendam dalam air atau mandi di pancuran yang hangat akan berkhasiat melemaskan semua otot tubuh. 4. Mandi air hangat akan melemaskan jaringan dan berefek pada kapiler-kapiler di kulit, hal ini karena ban yak darah dari jaringan yang akan ditarik ke kulit. Di samping itu juga dapat mengurangi rasa nyeri.
5. Berendam dan mandi air hangat dalam waktu pendek berkhasiat menghilangkan rasa lelah dan rnenghilangkan ketegangan. 6. Mandi dan menyeka dengan air dingin atau air hangat akan rnenjinakkan syarafkulit dan syaraf organ-organ intern. Menurut Haryanto (2003), saat ini banyak orang rnenggunakan air sebagai terapi untuk mempengaruhi kejiwaan seseorang, terbukti dengan banyaknya pusat kebugaran di kota-kota besar di Indonesia yang menggunakan efek air. Seperti yang dilansir oleh ASP! (Asosiasi Spa Indonesia) bahwa pertumbuhan i.ndustri Spa di Indonesia sangat pesat. Hal itu terbukti dengan meningkatnya pengusaha membuka Spa pada tahun 2003 berjumlah 600 Spa dan naik 50% satu tahun kemudian menjadi 900 Spa (Rondonuwu, 2007).
Menurut Mujib (2006:266) wudu merupakan kegiatan untuk membersihkan dan mensucikan diri sebelum melakukan salat. Bersih berarti terhindar dari dari kotoran, sedang suci terhindar dari najis. Kebersihan dan kesucian tidak hanya pada aspek fisik (jasmani) , tetapi juga pada aspek psikis (ruhani). Kebersihan dan kesucian fisik mencegah individu berpenyakit fisik (flu, penyakit kulit, sakit gigi, dan seterusnya),
42
sedangkan kebersihan dan kesucian psikis menghindarkannya dari penyakit ruhani (marah, benci, iri hati, dendam, penakut, dan seterusnya). Wudu sebelum salat merupakan proses pencemerlangan wajah yang memiliki affect display (perasaanperasaan yang disampaikan lewat gerak-gerak wajah) yang baik, sehingga wajah tampak berseri. Masih menurutnya, dalam perspektif kesehatan, wudu memiliki makna terapi, baik jasmani maupun ruhani. Terapi jasmani dijelaskan dalam (1) hydro-therapy, yaitu terapi air. Terapi ini sangat baik dilakukan bagi individu yang memiliki penyakit insomnia, stres, dan gampang naik darah (marah) (2) massage-therapy, yaitu terapi dengan pijatan-pijatan refleksi pada bagian-bagian tertentu di muka, tangan dan kaki. Pijatan ini selain dapat memiliki makna relaksasi dengan mengendorkan otot atau urat syarat; juga untuk melancarkan aliran darah yang pada akhirnya dapat berfungsi sebagai perawatan wajah dan tubuh secara keseluruhan, sebab dalam teknik pijatan refleksi tangan dan kaki merupakan tusukan. Sedang terapi ruhani, wudu dapat mengkikis dan menghapus dosa akibat perilaku rnaksiat. Rukun-rukun wudu dapat rnenghilangkan dosa yang dilakukan oleh mata, mulut, hidung, telinga, tangan dan kaki. Bagian terakhir ini terkait dengan penyembuhan kelaianan kepribadian Islam
(character disorder).
Emoto (2006) seorang ilmuwan dari Yokohama menyebutkan bahwa air memiliki rahasia tersendiri. Air mampu menerima ungkapan manusia baik positif maupun negatif dan kemudian ia membentuk sebuah kristal, atau bunga yang merekah indah,
43
atau potongan permata. Bentuk yang indah tadi tampak di mikroskop setelah proses pendinginan lalu diberikan kata-kata atau ungkapan yang positif dan diambil gambarnya. Namun, bi la kata-kata atau ungkapan yang diberikan itu berupa kalimat negatifmaka air tidak dapat menampakkan keindahannya. Menurutnyajuga, air dapat merespon beraneka ragam bahasa dunia, seperti kata thank you (lnggris), duoxie (Cina), merci (Perancis), danke (Jerman), grazie (!tali), kamusamunida (Korea) (Emoto, 2006:15-16).
Air yang sensitifterhadap suatu bentuk energi yang sulit dilihat disebut Hado. Bentuk energi yang sulit dilihat inilah yang dapat mempengaruhi kualitas air dan kristal air yang terbentuk. Semua benda yang ada di dunia ini memiliki gelombang Hada. Energi ini bisa berbentuk positif dan negatif, dan mudah dipindahkan dari satu benda ke benda lainnya.
Emoto (2006) berkata, "Penelitian saya rnembuktikan bahwa Hado d 1pat mengubah air. Apabila kita berbicara ke air dengan sikap positif dan pen uh penghargaan, rnaka air pasti akan berubah. Bahkan, air dalarn danau yang besar pun bisa berubah. Air dalarn tubuh Andajuga bisa berubah."
Begitu besarnya air rnenjadi unsur terpenting dari bagian tubuh rnanusia dan sebagai pelengkap dari sebuah zat lain sehingga di Alquran terdapat sejumlah ayat-ayat yang menjelaskan sesuatu yang berkenaan dengan air, antara lain:
44
I. Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya. lalu Kami ber:firman: "Pulr:ullah batu itu dengan tongkatmu". Latu memancarlah daripadanya dua be/as mata air. Sungguh tiap-tiap suku lelah mengetahui tempat minumnya (masing-masing) ... (QS. 2:60) 2. Dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya ma/am dan siang, bahtera yang berlayar di taut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya ... (QS. 2: 164) 3. ... dan dari air Kamijadikan segala sesuatu yang hidup... (QS. 2 J :30) 4.
... dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabi!a telah Kami turunkan air di alast(va, hiduplah bumi itu dan suburfah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (QS. 22:5)
5. Lalu dengan air itu, Kami twnbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-k<-bun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kamu makan, (QS. 23: J9) 6. Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Diajadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa. (QS 25:54) 7. Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,
(QS. 78: I 5)
45
Ayat-ayat di atas menjadi indikator bahwa segala sesuatu tidak terlepas dari substansi air, apalagi manusia. Tidak seorang/makhluk pun yang dapat hidup tanpa air. Substansi manusia itu sendiri lebih dari setengahnya (57%) terdiri dari air.
Dalam dunia pengobatan, air menjadi salah satu substansi yang sangat penting, baik sebagai media perantara pelarut obat-obatan maupun langsung sebagai media pengobatan. Contoh untuk mencegah terjadinya radang/penyakit kulit (dermatitis) yaitu dengan teraturnya frekuensi mandi. Kemudian sebagai upaya penyembuhan bagi penderita demam tinggi dengan cara mengompres atau mengusap tubuh dengan air din gin.
Amin Ruwaihah, Dokter Muslim dari Arab, telah menyusun pedoman yang khusus membahas tentang pengobatan dengan air. Buku yang berjudul al-Tadawy bi al-Ma' telah menjelaskan lebih dari seratus metode pengobatan dengan media air yang mengobati lebih dari seratus jenis penyakit. Bermacam penyakit dapat disembuhkan dengan air melalui beberapa metode, antara lain dengan cara mernndam, mencurahkan, membalut, menyelimuti, membasuh, mengusap, mengompres, dan meminum (Hasanuddin, 2007:64).
Karena air adalah media yang digunakan untuk melakukan wudu maka beberapa ilmuwan telah meneliti manfaat dari wudu itu. Seperti halnya Adi. dan Efendy, (dalam Haryanto: 2003), yang menyatakan bahwa wudu ternyata memiliki efek refi·eshing, penyegaran, membersihkan badan dan jiwa, se1ia pemulihan tenaga. Ditambahkan
46
oleh Najati ( 1985), wudu disamping sebagai persiapan untuk salat ia juga berfungsi untuk membersihkan tubuh dan jiwa dari kotoran.
Manusia merupakan kesatuan antara jasmani dan rohani. Keselarasan dari kedua unsur itu melahirkan keseimbangan (homeostatis). Gangguan keseimbangan karena berbagai sebab dapat menimbulkan penyakit, baik penyakit fisik maupun psikis.
Oleh karena itu, apabila seseorang sehat fisiknya bisa mempengaruhi kesehatan rohaninya, clan juga sebaliknya. Sepetii contoh, seseorang yang menderita benjolan pada salah satu anggota tubuhnya, kemudian ia berpikir dan menduga kalau benjolan tersebut berupa kanker. Hal ini memberikan ketakutan pada jiwa orang tersebut yang kernudian hatinya tidak tenang, risau. dan takut dalarn waktu rel a ti f lama, sehingga akhirnya muncul penyakit fisik lain seperti insomnia dan palpitasi (jantung berdebar) (Hasanuddin, 2007:62).
Haryanto (2003) membagi V>'l!du menjadi dua macam, yaitu wudu labir dan wudu batin. Selanjutnya dijelaskan bahwa wudu memiliki dampak manfaat fisiologis. Seperti, tubuh lebih rileks. Hal ini terbukti bahwa dibasuhnya tubuh dengan air sebanyak lima kali sehari akan membantu dalam mengistirahatkan organ-organ tubuh dan meredakan ketegangan fisik. Dan dampak psikologis. Seperti, marah.
Marah adalah suatu reaksi emosional akut yang ditimbulkan oleh suatu rangsangan dari luar ataupun dalam dirinya, disertai dengan perasaan tidak suka yang sangat kuat.
47
Orang yang sedang marah sangat disarankan berwudu agar marahnya menjadi reda. Hal itu sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abu Dawud Rasulullah SAW.
48
2.3. Kerangka Berpikir Seseorang akan menjadi tidak terkendali ketika ia dalam keadaan marah. Marah akan menyebabkan seseorang bertindak secara tidak rasional. Sebenarnya, marah rnerupakan luapan emosi untuk mengungkapkan rasa tidak senang. Emosi marah lebih dilekatkan pada insting hewani. Marah juga menimbulkan hilangnya rasa berpikir logis hingga menimbulkan sebuah tindakan kekerasan yang sadis. Selain itu, rnarah rnenyebabkan seseorang tidak sehat secara fisik dan psikis.
Pada dasarnya marah tidak dilarang, namun untuk lebih baiknya bagi kesehatan, maka disarankan untuk mengendalikan marah dengan cara apapun hingga marah tersebut reda. Marah juga diperbolehkan pad a situasi dan kondisi tertentu, namun jangan berlebihan. Sebagaimana yang diungkapkan Daradjat (2001).
Marah menimbulkan darnpak pada fisik, psikis, dan sosial. Dampak yang ditimbulkan marah pada fisik mengakibatkan tekanan darah meningkat, hormon stress meninggi, nafas jadi pendek, jantung berdebar, gemetar, membentak, pupil berkontraksi tidak teratur, kekuatan fisik meningkat, cara bicara clan gerak lebih cepat dan sering, lebih sensitif. Jelas tanda-tanda ini akan mengakibatkan pergerakan sel dan hormon dalam tubuh jadi tak sesuai, misalnya hipertensi, depresi, maag, gangguan fongsi jantung, insomnia, kelelahan, bahkan serangan jantung yang dapat rnenyebabkan kematian secara mendadak. Sedangkan pada psikis mengakibatkan perasaan cemas, takut, sedih, sulit berpikir sehat dan rasa bersalah. Selain berdampak
49
pada fisik dan psikis, marah juga berdampak pada interaksi sosial seseorang yang mengakibatkan renggangnya atau putusnya hubungan dengan
sesi~orang
(Purwanto
& Mulyono, 2006).
Marah merupakan tindakan yang sifatnya cenderung merusak dan membawa seseorang kepada ketidaksadaran dan penyesalan. Maka dari itu marah hams dikendalikan, supaya tidak menimbulkan bahaya pada fisik dan psikis.
Perlu diketahui bahwa setiap orang yang ingin mengenclalikan marah, terlebih clahulu menyaclari pada clirinya sendiri bahwa setiap tindakan yang membuat dirinya marah ticlak akan pernah mencapai suatu tujuan apapun kecuali penyesalan. Karena dengan begitu, kemarahan akan mudah di atasi dengan mudah. Apapun bentuk ketidalcsukaan pada sesuatu harusnya tidak bertindak dengan marah, karena marah begitu besar clampaknya.
Banyak para ahli memberikan terapi-terapinya untuk dapat mengenclalikan marah. Berdasarkan had is Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang menjelaskan bahwa marah diibaratkan sebagai perilaku setan, setan tercipta dari unsur api, api bisa dipadamkan dengan air. Maka bila sedang marah dianjurkan melakukan wudu. Maka dari situlah yang menjadi dasar penulis untuk meneliti te1Jtang keutamaan wudu dalam mereduksi marah.
)
50
Bagan 2.4. Bagan Pengaruh Wudu Dalam Mereduksi Marah
Subjek
Ma rah
Dampak
Fisik
Terapi Wudu
Reduksi marah
2. 4. Hipotesis Untuk rnenelaah dan rnenguj i secara empiris tentang ada tidaknya pengaruh wudu dalam rnereduksi rnarah, maka hipotesis yang diajukan yaitu: Hi
: Ada pengaruh yang signifikan wudu dalam mereduksi marnh.
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan wudu dalarn mereduksi marah.
BAB3 METODOLOGI PENELITlAN
3.1. Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk mendapatkan hasil penelitian yang komprehensif dengan model two phase design
approach. Two phase design approach adalah melakukan satu pendekatan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan melakukan pendekatan yang lain (Cresswel, 1994).
Adapun jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu suatu metode yang bertujuan untuk membuktikan sebab-akibat dari suatu perlakuan (treatment). Metode ini dipandang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh wudu dalam mereduksi marah.
3.1.2. Rancangan Penelitian Penelitian eksperimen dapat dilakukan dengan menggunakan N-besar ataupun Nkecil. Pada saat ini, penggunaan N-besar dan N-kecil sama-sama digunakan dalam penelitian eksperimen, seperti yang dapat dilihat pada jurnal-jurnal yang diterbitkan (APA Journals, Experimental Journal, dll) (Robinson, 81: 380) ~l
52
Dengan demikian, peneliti menggunakan rancangan eksperimen dengan N-kecil atau subjek penelitian tunggal (single subject research). Adapun desain yang dipakai adalah desain satu kelompok yaitu A-B-A. Desain ini dapat menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas.
Desain satu kelompok adalah sebuah desain penelitian untuk mengevaluasi efek suatu perlakuan dengan kasus tunggal (Kazdin dalam Latipun, 2002: l 39) danjuga untuk menghindari masalah etik, misalnya berkaitan dengan perlakuan terhadap kelompok kontrol (Kerlinger & Lee, 1990) Desain ini dimodifikasi w1tuk melihat pengaruh wudu dalam mereduksi marah.
Tabel 3.1. A-B-A
A
-+
1. Tekanan darah 2. Denyut nadi 3. Pernapasan
Perlakuan/lntervensi (8) Stimulasi Marah
1. Tekanan darah 2. Denyut nadi 3. pernapasan
c:~
Keterangan : A
= Pengukuran (fase baseline)
B = Perlakuan (Intervensi)/pretest untuk uji Wilcoxon A
=
Pengukuran (fase baseline)lposttest untuk uji Wilcoxon
-+
A
1. Tekanan darah 2. Denyut nadi 3. Pernapasan
53
Desain ini memiliki tiga tahap:A (baseline), B (treatment), A (baseline). • A =baseline yaitu pengukuran tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan sebelum diberikan perlakuan (treatment).
• B = Treatment/Intervensi, yaitu perlakuan stimulasi marah untuk membangkitkan rasa marah subjek, lalu pengukuran tekanan darah, denyut nadi,, dan pernapasan. Lalu perlakuan wudu yang dilakukan oleh subjek dengan tujuan mereduksi kemarahan yang dialami subjek. • A =baseline, yaitu pengukuran tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan setelah diberikan treatment.
Keadaan Awai (Baseline) Keadaan awal merupakan pengukuran aspek dari perilaku subjek selarna bcberapa waktu sebelwn perlakuan. Rentangan waktu pengukuran untuk rnenetapkan baseline ini disebut fase keadaan awal (Latipun, 2004).
Baseline ini harus dilakukan pada desain ini, karena berfungsi sebagai pretes. Fase tersebut dibagi 2 fungsi yaitu (Latipun, 2004); 1. Fungsi deskriptif. Yaitu untuk rnenggambarkan keberadaan level perfonnansi (keadaan perilaku) subjek yang dieksperimen clalam keaclaan alamiah, tanpa adanya suatu perlakuan. 2. Fungsi proyektif. Yaitu untuk meramalkan level performansi (perilaku) subjek jika ticlak ada intervensi.
54
Dalam penelitian ini, kondisi baseline dilakukan dengan mengukur, tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan sehingga dapat melihat kondisi tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan dalam keadaan subjek normal.
3.2. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel penelitian, yaitu variabel bebas
(independent variable) serta variabel terikat (dependent variable). Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Kerlinger, 1986). Dalam penelitian ini, variabel-variabel penelitian yang dimaksud adalah: 1. Variabel bebas (independent variable), yaitu wudu. 2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu marah.
3.2.1. Definisi Konseptual Variabel Penelitian Secara konseptual, definisi dari variabel-variabel penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah scbagai berikut: l. Wudu adalah bebersih/bersuci secara khusus, baik itu secara inderawi
(konkrit) ataupun abstrak (Jaziri, 200 I)
55
2. Marah adalah keadaan emosional yang intensitasnya bervariasi dari iritasi ringan hingga kemarahan yang intens dan balas dendam. Seperti bentuk emosi lainnya, marah juga diikuti dengan perubahan psikologis dan biologis. Ketika marah, denyut nadi dan tekanan darah meningkal, begitu juga dengan level hormon, adrenaline, dan noradrenaline (Spielberger, 2008).
3.2.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian Secara operasional, variabel-variabel penelitian tersebut dapat didefinisikan dengan batasan sebagai berikut: 1. Wudu merupakan sebuah terapi yang mengoptimalkan aspek kesempurnaan wudu, kekhusyukan, air yang dipakai, dan doa yang dipanjatkan saat wudu. Wudu harus dilakukan subjek dengan diawali dari niat, Jalu membasuh wajah 3 kali, lalu membasuh kedua tangan hingga siku-siku 3 kali, laltr rnengusap sebagian kepala 3 kali, lalu mengusap kedua telinga 3 kali, lalu membasuh kedua kaki hingga mata kaki 3 kali. 2. Marah yaitu reaksi emosional individu terhadap stimulus dari luar ataupun dalam dirinya sebagai ancaman dan tidak menyenangkan bagi individu. Reaksi emosional ini berupa tindakan untuk mencaci-maki, membenci, menghindar, membentak, memendam dengki, rnerusak benda, dan memukul. Variabel ini akan diketahui dari perubahan-perubahan sikap, perilaku, bentuk tubuh dan reaksi yang ditunjukkan subjek pada saat diberikan stimulasi marah. Ketika marah, denyut nadi dan tekanan darah meningkat. Untuk
56
mengetahui dan membuktikan perubahan tersebut, maka. dibutuhkan alat ukur dan pengamatan. Alat ukur yang digunakan yakni tensi meter untuk mengetahui tekanan darah dan stetoskop untuk mengetahui detakan denyut nadi, dan pernapasan subjek.
3.2.3. Cara Pengukuran Variabel Terikat Dalam melakukan pengukuran terhadap tingkat marah pada penelitian ini, maka cara yang digunakan adalah mengukur tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan subjek dengan alat ukur tensi meter dan stetoskop. Pengukuran tersebut merupakan earn mengetahui tingkat marah yang dimunculkan oleh masing-masing subjek. Pacla pelaksanaannya, subjek climinta kesecliaannya untuk diukur tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasannya pada tahap sebelum pengkondisian dan tahap scbelum dan sesudah diberi perlakuan.
Adapun untuk mengetahui keadaan normal dari setiap jenis pengukuran tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan (Markum, 2007) yaitu akan dijelaskan sebagai berikut; I. Tekanan Darah. Frekuensi tekanan darah normal yaitu antara 120/80 (sistolik/cliastolik) untuk ukuran laki-laki dan 110/70 untuk ukuran perempuan. Bila di bawah batas normal, maim disebut Hipotensi. Bila di atas batas normal, maka disebut Hipertensi.
57
Tabet 3.2. Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa
Normal
Dibawah 130 mmHg
Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi
130-139 mmHg
85-89 mmHg
Stadium I (Hipertensi ringan)
140-159 mmHg
90-99 mmHg
Stadium 2 (Hipertensi sedang)
160-179 mmHg
I 00-109 mmHg
Stadium 3 (Hipertensi berat)
180-209 mmHg
110-119 mmHg
Stadium 4 (Hipertensi maligna) 210 mml-Ig atau lebih
120 mmHg atau lebih
Tekanan darah ini untuk mengetahui naik/turunnya tekanan darah subjek dari tingkat stabil ke tingkat yang tidak stabil (kondisi hipertensi) dan kembali ke tingkat stabil, sebagaimana yang telah dijelaskan Spielberger (2008). Dalam penelitian ini, subjek dianggap marah, bila tekanan darah subjek berada pada kondisi tekanan darah yang lebih tinggi (hipe11ensi sementara) deibandingkan clengan kondisi nomal subjek. Lalu setelah diberikan perlakukan wudu, tekanan darah subjek turun/kembali ke keadaan normal, maka marah subjek clianggap suclah recla. 2. Denyut Nacli.
58
Frekuensi denyut nadi normal yaitu antara 60-100 kali permenit. Bila kurang dari 60 kali permenit maka disebut Bradikardia. Dan bila lebih dari 100 kali permenit malca disebut Takikardia. Denyut nadi ini untuk mengetahui naik/turunnya frekuensi kecepatan nadi subjek dari tingkat normal ke tingkat yang tidak normal dan ke tingkat normal. Subjek dianggap marah, bila frekuensi kecepatan denyut nadi subjek meningkat. Denyut nadi sangat dekat kaitannya dengan tekanan darah, bila tekanan darah meningkat, maka denyut nadi meningkat atau te1jadi ketegangan (Markum, 2007) 3. Pernapasan. Frekuensi pernapasan normal yaitu antara 12-18- kali permenit. Bila kurang dari 12 kali permenit maka disebut Bradipnea. Dan bila lebih dari 18 kaii permenit maka disebut Takipnea. Pernapasan ini untuk mengetahui naiklturunnya frekuensi kecepatan napas subjek dari tingkat normal ke tingkat yang tidak normal dan ke tingkat normal. Subjek dianggap marah, bila frekuensi kecepate.n pernapasan subjek meningkat. Sebagaimana yang diungkapkan Beck (dalam Purwanto & Mulyono, 2006).
3.2.5. Variabel Sekunder dan Teknik Kontrolnya Selain variabel bebas, terdapat variabel lainnya yang dapat mempengaruhi variabel terikat yang disebut sebagai variabel sekunder. Variabel sekuncler dalam penelitian ini
59
adalah berupa perbedaan karakteristik subjek, seperti; usia, jenis kelamin, kepribadian dan inteligensi.
Agar lebih memperjelas adanya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat pada penelitian ini, maka perlu dilakukan kontrol terhadap variabel sekunder. Kontrol merupakan salah satu ciri dari penelitian ilmiah (Seniati dkk, 2005).
Pada penelitian ini, teknik kontrol yang dilakukan untuk mengontrol variabel sekunder yaitu dengan konstansi (Robinson, 1981 ); Konstansi merupakan suatu prosedur yang dilakukan dengan cara menyamakan variabel-variabel Jain yang terdapat dalam penelitian pada subjek penelitian. Konstansi berarti sama atau setara, dalam hal ini kesetaraan yang dimaksucl adalah ketika setiap subjek penelitian mendapatkan kondisi yang sama. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknik kontrol konstansi pacla penelitian eksperimental ini mengacu pada dua ha!, yaitu konstansi terhadap kondisi penelitian dan konstansi terhadap karakteristik subjek (Seniati dkk, 2005). a. Konstansi kondisi yang clilakukan dalam penelitian ini pada prakteknya tergambar dalan1 beberapa cara yang digunakan dalam mengontrol kondisi penelitian. Cara-cam tersebut berupa: I. Pengaturan setiap ruangan penelitian yang cligunakan untuk subjek penelitian, yang cliusahakan agar memiliki kondisi yang pacla umumnya sama, seperti seperti clalam ha! ukuran clan tata rmmg,
60
kepadatan ruang, suhu ruang, ventilasi udara, intensitas kebisingan, serta intensitas cahaya dan penerangan. Setiap ruangan yang digunakan adalah sama. 2. Stimulan dan stimulus yang sama ditujukan untuk setiap subjek. 3. Kesamaan pengukuran pada setiap subjek yang dilakukan oleh tiga mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakaita semester 5. 4. Alat ukur yang sama digunakan untuk menguku:r subjek, yaitu tensi meter dan stetoskop. a. Konstansi karakteristik subjek, yaitu usia subjek 19-21, mahasiswa semester 2-4, sama-sama aktif dalain kegiatan kemahasiswaan.
3.2.6. Validitas Penelitian
Validitas penelitian terbagi menjadi 2: 1. Validitas Internal. Yaitu sejauhmana hubungan sebab-akibat antara IV mempengai·uhi DV. 2. Validitas Eksternal. Yaitu sejauhmana hasil penelitian dapat diterapkan pada subjek, situasi, dan waktu di luar situasi penelitian. Pada penelitian eksperimental, validitas yang ingin dicapai adalah validitas internal, karena penelitian eksperimental merupakan penelitian yang memberikan IV untuk dilihat pengaruhnya pada DV (Seniati, dick 2005). Dengan kata lain, penelitian eksperimental ingin membuktikan hubungan sebab-akibat.
61
3.3. Partisipan Penelitian 3.3.1. l'artisipan l'enclitian
Penggunaan istilah partisipan untuk subjek penelitian banyak dilakukan pada laporanlaporan penelitian psikologi di jurnal (Nisa, 2008). Hal ini dikarenakan penelitian ini ingin lebih menitikberatkan pada pencapaian validitas internal yaitu seberapa jauh IV mempengaruhi DV.
Pacla penelitian ini, partisipan yang dilibatkan yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hiclayatullah Jakarta yang ikut organisasi kampus antara semester 3 hingga 5. Pertimbangan pemilihan ini berclasarkan pacla anggapan banyaknya faktor penyebab stres di kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif 1-lidayatullah Jakarta (1-lartaty & dick, 2004), menyebabkan rentannya mahasiswa Psikologi dirangsang rasa marahnya dan mahasiswa yang memiliki karakteristik marah. Untuk mengetahui mahasiswa itu memiliki karaktersitik marah, penehti mengamati dan mengobservasinya sebelum dilakukan eksperimen.
Penelitian ini menggunakan N-kecil (3 orang partisipan). Teknik pwposive sampling cligunakan untuk mendapatkan partisipan. Adapun ciri-ciri secara um um clari partisipan yang akan cliambil sebagai berikut: partisipan terdiri dari mahasiswa Fakultas Psikologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang ikut organisasi !campus dengan rentang usia antara 18-22 tahun.
62
Penelitian ini merupakan penelitian yang mengacu pada desain A-B-A Genis penelitian kasus tunggal), maka dari itu subjek (N-kecil) pada penelitian ini bisa diambil minimal dari dua orang subjek (Robinson, 1981 ). Karena partisipan yang dipilih mahasiswa, eksperimen dilakukan di Laboratorium, dan perlakuan yang diberikan adalah marah. Untuk menghindari masalah etik, maka penelitian dengan Nkecil dianggap yang paling tepat.
3.4. Prosedur Penelitian 3.4.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini terdiri dari dua tahapan, yaitu: l. Tahap Pra-Eksperimen/Persiapan Penelitian Pada tahap ini peneliti mempersiapkan beberapa hal yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian, antara lain: b. Merumuskan permasalahan yang akan dibahas serta menentukan batasan variabel yang akan diteliti dan kemudian melakukan studi pustaka untuk memperoleh gambaran konseptual serta landasan teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian. c. Mengamati subjek yang akan dijadikan sampel peneiitian cl. Perkenalan dengan ealon subjek.
63
r PERPUSTAKA1\N !
-_L_A_J
u._'1'_J_s_Y_A_H_I[-)_"_'A_KJ_o.R_,
e. Meminta kesediaan calon subjek untuk menjadi subjek dalam penelitian. f.
Subjek diminta untuk mengisi formulir kesediaan menjadi partisipan dalam penelitian ini.
g. Menjelaskan tabap-tahap penelitian eksperimen dan tahap perlakuan (perlakuan wudu) yang akan diberikan pada individu yang menjadi subjek penelitian. 2. Tahap Eksperimen Tahap eksperimen dilakukan pada hari selasa 26 Agustus 2008 clari jam 15.00 s/d 18.30 di ruang Laboratorium Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebelum dimulai eksperimen, subjek diberi penjelasan tentang prosedur eksperimen yang akan clilaksanakan. Kemudian subjek dikenalkan dengan stimulan dan tiga mahasiswa kedokteran oleh peneliti. Setelah itu, dilakukan eksperimen pada satu subjek terlebih dahulu, sedangkan untuk kedua subjek yang lain diminta menunggu dan ditempatkan berbeda dengan subjek yang sedang diteliti. Adapun untuk rincian dari tahap eksperimen yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Tahap baseline, yaitu tahap pengukuran tekanan darah, denyut nadi dan pernapasan dengan alat ukur tensi meter dan stetoskop oleh tiga mahasiswa kedokteran yang masing-masing bertuga,; pada satu jenis pengukuran. b. Tahap Treatmentllntervensi yaitu perlakuan stimulasi marah untuk membangkitkan rasa marah subjek, lalu pengukuran tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan dengan alat ukur tensi meter dan stetoskop oleh tiga
64
mahasiswa kedokteran. Lalu perlakuan wudu yang dilakukan oleh subjek dengan tujuan mereduksi kemarahan yang clialarni subj ek. Stimulasi pengkonclisian marah clibuat clengan perencanaan (skenario) clari awal penelitian, yalmi subjek cliberi stimulus clengan kalimat-kalimat yang membuat subjek ticlak suka, merasa ticlak nyaman, clan ticlak sesuai clengan clirinya. Seperti memojokkan persepsi tujuan hiclupnya, merenclahkan prinsip-prinsip sebagai mahasiswa iclealis, clan mencela fisik. Sebelum cliberi stimulus, subjek clibuat menunggu stimulan selama 5 menit. Kemuclian setelah itu subjek climinta melakukan wuclu sesuai clengan cara tertentu, meliputi berbagai aspek kesempurnaan wuclu, kekhusyukan, air yang clipakai, clan cloa yang clipanjatkan saat wuclu. Data pengukuran tahap ini cligunakan sebagai data pretest untuk uji statistik nonparametrik wilcoxon. c. Tahap baseline yaitu tahap pengukuran tekanan clarah, clenyut nacli clan pernapasan clengan tensi meter clan stetoskop oleh tiga mahasiswa keclokteran yang masing-masing bertugas pacla satu jenis pengukuran. Data pengukuran tahap ini cligunakan sebagai data pastiest untuk uji statistik nonparametrik wilcoxon. cl. Tahap Wawancara. Wawancara clilakukan untuk menclapatkan gambaran langsung bagaimana keaclaan, perasaan, sikap, clan tinclakan subjek serta tingkat frekuensi clenyutan sesuclah cliberi perlakuan wuclu.
65
Agar memperjelas gambaran prosedural dari tahapan pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan, maka berikut ini akan disajikan tabel yang memuat tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.3. Tahapan Pelaksanaan Penelitian No.
1.
Tahapan
Tahap baseline
Subjek Penelitian
~
Tahap 2.
Treatment/lntervensi
3. Tahap baseline
~
~
Keterangan yaitu tahap pengukuran tekanan darah, denyut nadi dan pernapasan dengan alat ukur tensi meter dan stetoskop oleh tiga mahasiswa kedokteran yang masing-masing bertugas pada satu jenis pengukuran yaitu perlakuan stimulasi marah untuk membangkitkan rasa marah subjek, lalu pengukuran tekanan d.arah, denyut nadi, dan pernapasan dengan alat ukur tensi meter dan stetoskop oleh tiga mahasiswa keclokteran. Lalu perlakuan wuclu yang clilakukan oleh subjek dengan tujuan mereduksi kemarahan yang clialami subjek. yaitu tahap pengukuran tekanan clarah, denyut nadi clan pernapasan clengan tensi meter clan stetoskop oleh tiga mahasiswa keclokteran . . yang rnasmg-masmg
66
bertugas pada satu jenis pengukuran.
4. Wawancara
'1
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran langsung bagaimana keadaan, perasaan, sikap dan, tindakan subjek serta tingkat frekuensi denyutan sesudah diberi perlakuan wudu
3.4.2. Instrumen Penelitian
Dalam menunjang pelaksanaan penelitian, maka penggunaan beragam instrumen penelitian, seperti alat bantu atau alat peraga, amat dibutuhkan dalarn penelitian. Berikut beberapa alat bantu yang digunakan dalam penelitian: I. Alat bantu ruang, kursi, serta ternpat wudu. 2. Satt1 fasilitator (stimulan) yang menstirnulasi marah subjek. 3. Tiga Mahasiswa kedokteran yang membantu mengukur tekanan darah, denyut nadi dan pernapasan subjek. 4. Alat ukur penelitian; tensi meter (cuff air raksa [sphygmomanometer]) dan stetoskop digunakan pada tahap pengukuran. 5. Pedoman wawancara. 6. Alat Tulis, buku, dan penghapus (Tipe-X) 7. Alat perekarn (tape recorder) MP4.
67
3.5. Metode Pengumpulan Data 3.5.1. Tcknik Pcngumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan alat ukur tensi meter, stetoskop dan wawancara. Ada 2 jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini, yaitu : I. Data Kuantitatif. Menggunakan tensi meter dan stetoskop Penggunaan tensi meter ini didasarkan bahwa denyut nadi bisa menjadi patokan nilai tingkat kemarahan subje!Gn, karena alat ukur ini memiliki ketepatan dalam ha! mengukur. 2. Data Kualitatif. Wawancara yakni untuk mengetahui dan menggali lebihjelas apa yang dirasakan oleh subjek selama penelitian berlangsung. Wawancara dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang clikemukakan Mo Jeong (2006), yaitu percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh peneliti sebagai pewawancara clengan mengajukan pertanyaan kepacla responclen. Untuk memperkaya data yang clidapat clari wawancara rnaka observasi dilakukan sebagai metode penunjang. Yin (2003) menjelaskan bahwa observasi seringkali memberikan informasi tambahan, yaitu dengan menclapatkan gambar terperinci mengenai perilaku, sikap, tinclakan indiviclu selama proses wawancara. Observasi juga biasa disebut pengamatan, yang bertujuan untuk melihat tingkah laku, pe1formance (penampilan) subjek, aktivitas snbjek.
68
3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah t·ensi darah dan stetoskop dan pedoman wawancara yang dapat dilihat pada lampiran 4.
3.6 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, bentuk analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Berikut beberapa teknik yang digunakan untuk menganalisis data:
1. Analisis kuantitatif yang digunakan yakni teknik analisi;; data grafik dan
analisis data non-parametrik dengan menggunakan uji Wilcoxon Match Pairs Test. Analisis data grafik memiliki dua tujuan utama yaitu, (I) untuk rnembantu mengorganisasi data sepanjang proses pengumpulan data yang nantinya akan mempermudah untuk mengevaluasi, dm1 (2) untuk memberikan rangkuman data kuantitatif serta mendeskripsikan pengaruh wudu clalam merecluksi marah. Dengan menampilkan grafik, peneliti akan lebih mudah untuk menjelaskan perilaku subjek secara efisien, kompak, dan detail. Di samping itu, grafik juga akan mempermudah untuk mengomunikasikan kepacla pembaca mengenai urutan konclisi eksperimen, dan disain yang digunakan (Sunanto click, 2005). Seclangkan uji Wilcoxon cligunakan untuk mengetahui perbeclaan antara sebelum dan sesuclah diberikan perlakuan (treatment) wudu. Kedua nilai yaitu
69
sebelum dan sesudah perlakuan dibandingkan dan dianalisis. Penyusunan statistik ini didasarkan atas pertimbangan: (1) sampel penelitian tidak berasal dari populasi yang diambil secara acak atau sampel penelitiannya diambil secara purposive, (2) sampel ujicoba relatifkecil, sehingga dengan menggunakan uj i wilcoxon diharapkan dapat cliketahui perbedaan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Dalam pelaksanaan uji wilcoxon untuk menganalisis kedua data yang berpasangan tersebut, dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package.for Social Science). Hasil pengujian ini kemudian clisimpulkan untuk membuktikan pengaruh wudu dalam mereduksi marah. Pengujian clilakukan dengan rnemasukkan data yang sudah berbentuk kuantitatifyakni hasil skor pengukuran dari setiap subjek. Adapun rumus wilcoxon yang cligunakan sebagai berikut :
I Di= Yi-Xi
Keterangan : Di = Nilai-nilai kritis Yi = Keadaan pretest Xi = Keadaanposttest
2. Kualitatif. Analisis data kualitatif menurut Patton (Moleong, 2001) adalah proses pengatur mutan data, mengorganisasikan kedalam satu po la, kategori dan uraian dasar. Untuk melakukan analisis kualitatif terhadap data hasil penelitian ini, akan dilakukan cara-cara sebagai berikut: a. Mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman suara menjadi bentuk tertulis secara verbatim. b. Mengkategorikan data yang relevan clengan permasalahan. c. Membuat analisis antar subjek secara keseluruhan clan membandingkan tiap subjek untuk masing-masing kategori. d. Membuat kesimpulan dari seluruh data yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian.
BAB4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Responden Dalam bagian ini akan dijelaskan data-data mengenai identitas pribadi subjek yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, sehingga dapat diperoleh garnbaran yang lebih baik mengenai subjek-subjek dalam penelitian ini.
Tabel 4.1. Keterangan Identitas Pribadi Subjek Subjek I
Subjek
II·-+
S•bj
TH
Nama
NH
DP
Usia
19 tahun
20 tahun
Agama
Islam
:slan1
Suku Bangsa
Indonesia
Indonesia
Pendidikan
MA
SMU
Aktifitas/Pekerjaan
Mahasiswa
Mahasiswa
Semester
2
4
2
Hobby/Kegemaran
Jalan-J alan
Baca
Bermain
Riwayat Penyakit
-
Maag
·-·
18 tahun
Islam ---·---
Indonesia i----··
SMA -~
70
--··-·
Mahasiswa
Hipertensi
_J__
71
Ketiga subjek penelitian sudah memasuki masa remaja akhir. Ketiga subjek menganut agama yang sama. Tingkat pendidikan ketiga subjek yaitu lulusan sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK), sehingga cukup berpengaruh positif dalam kelancaran jalannya wawancara. NH lulusan Madrasah Aliyah, sedangkan DP lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan TH lulusan Sekolah Menengah Umum (SMU). Ketiga subjek mempunyai status sebagai mahasiswa. Dua dari 3 subjek adalah semester 2 dan yang satu semester 4. Masing-masing subjek memiliki kegemaran atau hobi yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. NH senangjalan-jalan. DP senang membaca dan TH senang bermain.
4.2. Presentasi dan Analisis Data 4.2.1. Analisis Grafik Hasil penelitian A-B-A harus ditampilkan dengan grafik (Sunanto, 2005). Berikut bentuk grafiknya; Tabel 4.2. Hasil Tekanan Darah A-B-A NO. I 2 "J
Nama Subjek
NH DP TH
Baseline 120/90 110/80 130/90
Tahap Intervensi 120/100 110/90 140/100
Baseline 120/80 110/90 130/100
I
72
Tekanan Darah DP
NH
160 140 120 . 100 0'" 80 .!a Cl) 60 40 20 0
TH
-
Tekanan Darah
DP
NH
'" "'"' Ci
0
TH
80 60 40 20 0 o A (Baseline) 11 B (lntervensi) o A (Baseline)
Grafik 4.1. Tekanan Darah Dari grafik tekanan darah di atas menunjukkan bahwa pada tekanan darah sistole tidak terjadi penurunan yang signifikan pada NH dan DP, namun pada TH te1jadi kenaikan ke angka hipertensi (tekanan darah tinggi) saat stimulasi marah (Intervensi) dan penurunan secara drastis setelah melakukan wudu.
73
Sedangkan pada tekanan darah diastole terjadi penurunan grafik pada baseline setelah grafik intervensi pada NH, sedangkan grafik pada DP dan TH setelah intervensi tidak berubah. Perubahan angka yang memiliki fluktuasi pacla penyaji.an grafik di atas adalah angka diastole. Hal ini sudah dianggap te1jadi tekanan clarah subjek meningkat, meskipun tidak terlalu tinggi sekali dan penurunan tekanan darah pacla NHdan TH. Maka dari ketiga pengukuran ini, memberikan arti bahwa eksperirnen ini rnernbuktikan wuclu memiliki daya untuk menurunkan clan juga menstabilkan tekanan darah, bila seseorang seclang marah. Meskipun marah subjek tidak bersifat marah yang rnenyerang.
Tabel 4.3. Hasil Denyut Nadi A-B-A NO.
1 2 3
Nama Subyek NH DP TH
Baseline
Tahap Intervensi
85 78 68
90 120 96
Baseline 78
88 80
74
Denyut Nadi NH
DP
TH
140 120
·;;;
100
c:
"' "'u.""'
80
~
40 20 0 f
-
-
-
-
-
-
'DA (Baseline) Ill B (lntervensi) o A (Baseline)
Grafik 4.2. Denyut Nadi Pada ketiga grafik denyut nadi subjek di atas sudah terlihatjelas perbeclaan antara proses baseline dan intervensi. Untuk grafik NH, kenaikan grafik (intervensi) nya tidak begitu tinggi dan kanaikan grafik (intervensi) TH cukup tinggi, sedangkan pada
DP kenaikan grafik (intervensi) tinggi sekali. Hal ini memberikan arti bahwa eksperimen ini membuktikan bahwa wudu memiliki daya untuk menurunkan dan juga menstabilkan denyut nadi, b; la seseorang sedang marah.
Tabel 4.4. Hasil Pernapasan A-B-A NO.
1 2 3
Nama Subyek NH DP TH
Baseline
Tahap lntervensi
Baseline
13 20 16
13 20 16
15 18 20
75
Pernapasan DP
NH
"'c: "" "" ! "' ~
TH
15 10
u.
5 0 ---------
-
·-----
; o A (Baseline)
-
--
.
Iii B (ntervensi)
DA (Baseline)
Grafik 4.3. Pernapasan Dari grafik pernapasan di atas terlihat bahwa NH dan TH menunjukkan pola yang sama, yaitu terjadi kenaikan grafik pada proses baseline pertama dan intervensi pengukuran pernapasan berada pada posisi yang setara, namun setelah intervensi te1jadi kenaikan frekuensi. Sedangkan pada DP terjadi pola yang sebaliknya dari NH dan TH. Yakni pada baseline dan intervensi pengukuran pernapasan berada pada tingkat yang sama (20/menit) dan setelah intervensi terjadi penurunan ( 18/menit).
4.2.2. Analisis Uji Statistik Non-Parametrik Wilcoxon Analisis statistik nonparametrik wilcoxon bertujuan untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Penggunaannya didasarkan atas pertimbangan yaitu: subjek penelitian diambil secara purposive, dan jumlah subjek relatif kecil (3 orang).
76
Tingkat signifikansi tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan dari subjek dapat dilihat melalui pengujian dengan menggunakan analisis nonpararnetrik, karena sifat datanya yang bebas distribusi. Analisis data dilakukan dengan cara rnernbandingkan hasil pre-test dengan post-test, yaitu untuk menguji signifikansi dari hasil setiap pengukuran subjek penelitian.
4.2.2.1. Pengukuran Tekanan Darah Basil pre-test dan post-test dari pengukuran tekanan darah, dari 3 subjek yang diuji dapat dilihat pada tabel 4 .4. berikut :
Tabel 4.5. Tekanan Darah NO. 1 2 3
Nama Subjek DP NH TH Rata-rata
Tahap Pretest Posttest 90 90 100 80 100 100 290 270
Penurunan 0 20 10 30
Dari tabel 4,5. menunjukkan bahwa ternyata hasil post-test 270 lebih besar dari pretest 290, yang berarti terjadi penurunan frekuensi tekanan darah setelah diberikan per!akuan wudu.
Berikut Peringkat Tekanan Darah Uji Wilcoxon sebelum dan sesudah perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut:
77
Tabet 4.6. Peringkat Tekanan Darah
I
N Sesudah - sebe!um
Mean Rank
Sutn of Ranks
Negative Ranks
J(a)
1.00
1.00
Positive Ranks
O(b)
.00
.00
Ties
2(c)
Total
3
a sesudah < sebelum b sesudah > sebelum
c sesudah
= sebelum
4.2.2.2. Pengukuran Denyut Nadi Hasil pre-test dan post-test dari pengukuran denyut nadi, dari 3 subjek yang diuji dapat dilihat pada tabel 4.7. berikut:
Tabel 4. 7. Dcnyut Nadi NO. I 2 3
Nama Subjek NH TH DP Rata-rata
Tahan Pretest Posttest 90 78 96 80 120 88 306 246
Penurunan 12 16 32 60
Dari tabel 4,7. menunjukkan bahwa ternyata hasil post-test (246) lebih besar dari pretest (306), yang berarti terjadi penurunan frekuensi denyut nadi setelah diberikan perlakuan wudu.
Berikut Peringkat Tekanan Darah Uji Wilcoxon sebelum dan sesudah perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.8. berikut:
78
Tabel 4.8. Peringkat Denyut Nadi
I SESUDAHSEBELUM
N
Negative Ranks Positive Ranks Ties Total
I 3(a) I O(b) O(c;
Mean Rank
Sum of Ranks 6.00 .00
2.00 .00
I
I
l
a SESUDAH < SEBELUM b SESUDAH > SEBELUM c SESUDAH ~ SEBELUM
4.2.2.3. Pengukuran Pernapasan Hasil pre-test dan post-test dari pengukuran pernapasan, dari 3 :>ubjek yang diuji dapat dilihat pada tabel 4.9. berikut :
Tabel 4.9. Pernapasan NO. 1 2 3
Nama Subjek NH TH DP rata-rata
Tahap Pretest 13 16 20 49
Penurunan
Posttest 15 20 18
2 4 -2
53
4
Dari tabel 4,9. menunjukkan bahwa ternyata hasil post-test (53) lebih besar dari pretest (49), yang beraiii te1jadi peningkatan frekuensi pernapasan setelah cliberikan perlakuan wudu.
Berikut Peringkat Tekai1ai1 Darah Uji Wilcoxon sebelum dan sesudah perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.10. berikut:
79
Berikut Peringkat Tekanan Darah Uji Wilcoxon sebelum dan sesudah perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.10. berikut:
Tabel 4.10. Peringkat Pernapasan
I SESUDAHSEBELUM
Mean Rank
N
Negative Ranks Positive Ranks
I (a) 2(b)
Ties
O(c)
Total
1.50 2.25
Su111 of Ranks
I
1.50 4.50
3
a SESUDAH < SEBELUM b SESUDAH > SEBELUM c SESUDAH ~ SEBELUM
4.2.2.4. Uji Hipotesis Langkah pengujian hipotesis setelah memperoleh hasil dari pengukuran tekanan darah, denyut nadi dan pernapasan adalah dengan menggunakan uji statistik nonparametrik yaitu dengan metode wilcoxon. Uji statistik nonparametrik dengan metode wilcoxon merupakan uji dua rata-rata untuk dua sampel yang berkaitan. Perhitungan pengujian statistik ini menggunakan program SPSS 13.0. Kriteria penerimaan atau penolakan HO pada SPSS 13 .0 adalah dengan melihat Asymp.Sig. (2tailed). JikaAsymp.Sig.(2-tailed) >a, maka HO diterima dan sebaliknyajika Asymp.Sig. (2-tailed) < a, maka HO ditolak. Sedangkan a yang dipakai adalah 5%. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunalcan rumus uji statisitik untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan yakni Wilcoxon. Untuk penghitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 13.0
80
Tabcl 4.11. Uji Statistik Tekanan Darah Test Stntistics(b) Sesudah sebelum
z
-1.000(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.317
..
a Based on positive ranks . b Wilcoxon Signed Ranks Test
Berdasarkan tabel 4.11. diketahui bahwa koefisien tekanan darah adalah sebesar 1.000 dengan angka signifikansi .317 (sig > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa HO ditetima. Hal ini memberikan arti bahwa pengukuran tekanan darah tidak ada perbeclaan yang signifikan antara sebelum clan sesuclah perlakua.n wuclu, maka diambil kesimpulan bahwa wuclu ticlak memiliki pengaruh clalam merecluksi marah.
Tabel 4.12. Uji Statistik Dcnyut Nadi Test Statistics(b)
Sesudah sebelu1n
z
-l.604(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.109
..
a Based on pos1t1ve ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test
Berdasarkan tabel 4.12. diketahui bahwa koefisien clenyut nadi aclalah sebesar -1.604 clengan angka signifikansi .109 (sig > 0,05) maka clapat clisimpulkan bahwa HO cliterima. Hal ini memberikan arti bahwa pengukuran frekuensi denyut nadi tidak ada
81
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan wudu. maka diambil kesimpulan bahwa wudu tidak memiliki pengaruh dalam mereduksi marah.
Tabel 4.13. Pernapasan Test Statistics(b)
sesudahsebelum
z Asymp. Sig. (2-tailed)
-.816(a) .414
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Berdasarkan tabel 4.13. diketahui bahwa koefisien pernapasan adalah sebesar -.816 dengan angka signifikansi .414 (sig > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa HO diterima. Hal ini memberikan arti bahwa pengukuran frekuensi pernapasan tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan wudu, maka diambil kesimpulan bahwa wudu tidak memiliki pengaruh dalam mereduksi marah.
4.2.3. Analisis Wawancara dan Observasi Subjek Setelah melakukan pengukuran tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan pacla 3 subjek penelitian, maka dilanjutkan tahap wawancara clan observasi. Untuk tahap observasi dilakukan pada saat penelitian dan saat wawancara. Hasil wawancara dan observasi dijelaskan sebagai berikut;
82
Tabet. 3.14. Perilaku Pada Saat Penelitian
TAHAP
NH
NAMA DP
..
TH
s
NH merasa kesal,
DP sudah merasa kesal
E
karena ia menunggu
karena menjadi urutan
karena menjadi urutan
B
stimulan datang.
kedua yang disuruh
ketiga yang disuruh
E
Sesekali ia melihat jam
menunggu, ia terlihat
menunggu. Namun, ia
L
dan mebalikkan-
kurang tenang, sesekali
masih tetap mau
u
balikkan badan ke
ia menghentakkan
mengikuti jalannya
M
kanan dan ke kiri.
kakinya ke lantai
eksperimen.
TH sudah merasa kesal
karena harus menunggu stimulan untuk memulai stimulasi.
M A
R
A H
s
NH tegang dan sering
DP tegang dan sering
TH tegang dan sering
A
melakukan gerakan-
melakukan gerakan-
melakukan gerakan-
A
gerakan seperti gerakan
gerakan
gerakan badan ke depan
T
kepala ke depan dan
menghentakkan kaki ke
dan ke belakang di
belakang, menyilangkan
lantai saat duduk
tempat duduk. Faktor
M
tangan, menyilangkan
berhadapan dengan
yang mendukung TH
A
kaki, raut muka terlihat
stimulan. Faktor yang
marah terperinci
R
tegang,dua tangan
menunjukkan DP
sebagai berikut di
83
A
mengepal, alis
marah, terperinci dari ;
antaranya ; wajah
H
mengkerut dan
wajah memerah, pupil
memerah, pupil
mengangkat, mulut
membesar, alis
membesar, alis
ditutup rapat, wajah
mengkerut dan
mengkerut dan
memerah,pupil
mengangkat, mata
mengangkat, mata
membesar, mata
berkedip atau
berkedip atau
berkedip atau terbelalak
terbelalak, sikap kaku,
terbelalak, mengerak-
berulang kali, ngomel,
ngomel, menyilangkan
gerakkan tangan, posisi
dan menghela napas
dada, suara meninggi,
kaki terbuka, memgang
dengan berat. Sikap NH
nada yang keras, mulut
kertas, mulut melebar,
adalah melawan (dengan
ditutup rapat, dan Jebih
dan sikap kaku. Sikap
menimpali perkataan
agresif. Sikap DP
TH adalah kesal. Marah
stimulan) dan membela
adalah melawan
TH dari tahap stimulasi
diri (terlihat dari bentuk
(dengan menimpali
n1arah agak lan1a.
nada yang meninggi).
perkataan stimulan)
stimulasi marah, TH
Marah NH dari tahap
dan menghindar
tegang, bosan, jengkel,
stimulasi, agak lama
(terlihat dari bentuk
menahan emosi, dan
ingin pergi dari proses
marah kepada stimulan.
eksperimen) kemudian
Perasaan ingin pergi
DP menangis begitu
TH sangat kuat.
dalam (diam dengan
Perasaan TH sangat
raut muka yang kurang
marah, ia merasa
bersahabat kepacla
kepalanya pusing,
orang yang
tekanan darah terasa
clisekitarnya). Marah
naik, detakan j antung
DP dari tahap stimulasi
kencang, clan napas
begitu sangat cepat.
terengal-engal.
Perasaan DP lebih
Perasaan TH lebih
s
Perasaan NH lebih
84
E
tenang, lega dibanding
nyaman, tenang, lega
1:enang dan lega
T
sebelum melakukan
dibanding sebelum
dibanding sebelum
E
wudu.
melakukan wudu.
melakukan wudu.
L A
H
w u D
u ~
Kesimp ulan
Wudu dapat menurunkan Wudu dapat
Wudu dapat
rasa marah NH. Terbukti
menurunkan rasa
menurunkan rasa marah
dari penjelasan NH pada
marah DP. Terbukti
TH. Terbukti dari
peneliti
dari penjelasan DP
penjelasan TH pada
pada penel iti
peneliti
1. SUBJEK I (NH) 1.1. Gambaran NH pada saat penelitian eksperimen
Subjek merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, saat ini NH semester 3. NH adalah laki-laki berkulit coklat, bertubuh kurus, tinggi kurang lebih 165, dan memakai kacamata. NH juga aktivis salah satu organisasi kemahasiswaan di sekitar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. NH tergolong orang yang suka bergaul dan gampang untuk diajak melakukan sebuah kegiatan sosial.
85
Sehari-hari NH lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berkumpul c\engan teman-teman seorganisasinya. NH bertempat tinggal di kos-kosan yang sangat c\ekat c\engan kampus Psikologi clan kantor >Jrganisasinya, jac\i hal itulah yang membuat NH banyak menghabiskan waktunya c\engan temanteman seorganisasinya.
NH termasuk orang yang penc\iam c\engan orang yang baru c\ikenalnya, tapi bila suc\ah kenal ia tergolong orang yang terbuka.
Pac\a saat penelitian eksperimen, NH aclalah orang pertama yang c\ieksperimen. Sebelum NH cliukur clan cliberikan stimulasi NH merasa kesal, karena ia menunggu stimulan c\atang. Sesekali ia melihat jam clan mebalikkanbalikkan baclan ke kanan clan ke kiri.
Pacla saat tahap pengukuran sebelum stimulasi, tekanan darah NH terukur 120/90 yang menunjukkan bahwa tekanan darah NH termasuk clalam kategori hipertensi ringan. Sedangkan untuk kecepatan frekuensi denyut nacli terukur pada kecepatan 85 kali permenit yang menunjukkan kondisi kecepatan NH normal. Adapun pernapasan NH terukur pada frekuensi 13 kali permenit yang menunjukkan bahwa napas NH normal. Kemudian setelah itu clilakukan tahap berikutnya yaitu stimulasi marah.
86
Saat proses stimulasi marah NH terlihat tegang dan sering melakukan gerakan-gerakan seperti gerakan kepala ke depan dan belakang, menyilangkan tangan, menyilangkan kaki, raut muka terlihat tegang, dua tangan mengepal, alis mengkerut dan mengangkat, mulut ditutup rapat, wajah memerah, pupil membesar, mata berkedip atau terbelalak berulang kali, ngomeL dan menghela napas dengan berat. Sedangkan sikap yang ditunjukkan oleh NH adalah melawan (dengan menimpali perkataan stimulan) dan membela diri (terlihat dari bentuk nada yang meninggi). Dari bentuk perilaku dan sikap tersebut, NH dianggap sudah marah. Marah NH dari tahap stimulasi, agak lama.
Setelah diberikan stimulasi rnarah, NH kemudian diukur tekanan darahnya dan didapat angka 1201100. Pada pengukuran kali ini te1jadi kenaikan pada diastole tekanan darah subjek setelah pengukuran pertama. Kemudian terjadi peningkatan pada pengukuran denyut nadi NH yakni 90 kali permenit, narnun angka 90 rnasih berada pada ukuran normal.
Kernudian pada pengukuran frekuensi pernapasan menunjukkan angka 13 kali permenit. Anglea ini sama seperti pada angka sebelum diberikan stimulasi rnarah. Dan angka I 3 merupakan angka yang rnasih berada pada ukuran nornal.
87
Lalu setelah NH diberi perlakuan wudu. Pengukuran frekuensi tekanan darah subjek terjadi penurunan yang didapat 120/80. Dan juga penurunan detakan denyut nadi didapat kecepatan 78 kali permenit. Sedangkan pada pernapasan terj adi peningkatan pada angka 15 kali permenit.
Setelah tahap ekperimen dengan menggunakan pengukuran tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan. NH kemudian diwawancara oleh peneliti untuk mengetahui pengaruh wudu dalam mereduksi marah NH.
Saat tahap wawancara dilakukan NH memberikan kesan-kesannya bahwa pada saat tahap stimulasi marah, NH merasa sebal, jengkeL dan menahan emosi kepada stimulan. Perasaan membela diri NH pun kuat. Reaksi NH saat diberi stimulasi marah ditunjukkan dengan menahan emosi untuk tidak melakukan tindakan yang macam-macam. Perasaan sebal clan marahnya NH tidak ditampilkan dengan bentuk menyerang, tapi ia menahan biar marahnya tidak meluap.
"... tadi aku sebel, benci, dan marah dengan kakak stimulan, sebab ia tidak berhenti-henti menanyakan sesuatu yang tzdak aku sukai. Aku tidak mau marahku ini akan menjadi keburukan pada diriku. makanya aku lebih baik diem ... " Kemudian NH melakukan wudu sesuai dengan petunjuk peneliti. Setelah NH melakukan wudu, ia merasa perasaannya lebih tenang, lega dibanding sebelum melakukan wudu. lajuga berjanji akan menggunakan wudu sebagai
88
suatu alternatif untuk mengurangi rasa marah, bila di kemudian hari nanti, ia sedang marah.
"... rasanya, aku tenang dan terasa Zega setelah melakukan wudu ini, aku jadi berpikir kalo wudu memang bisa menenangkan marah yang kurasakan ta di ... "
1.2. Analisis NH Berdasarkan dari eksperimen yang dilakukan pada NH menunjukkan bahwa metode wudu signifikan untuk dijadikan sebagai alternatif terapi dalarn mereduksi rasa marah. Terbukti dari setiap pengukuran yang diberikan pada NH terjadi perbedaan angka antara sebelum dan sesudah wudu baik itu turun (tekanan darah dan denyut nadi). Kecuali pada pengukuran pernapasan, karena frekuensinya sesudah wudu naik.
Dari pengamatan yang dilakukan peneliti saat eksperimen berlangsung, melihat dan memperhatikan bahwa subjek merasa tegang sebelum dilakukan stimulasi marah, dan saat stimlllasi marah berlangsung subjek memperlihatkan sikap dan perilaku yang yang tidak nyaman berinteraksi dengan stimulan. Hal inilah yang menandakan bahwa dirinya marah. Tapi sikap dan perilaku tadi berbeda sesudah subjek berwudu, wajahnya tampak segar dan ceria, meski terlihat sedikit raut muka kurang sedap dipandang. Subjek sendiri mengakui dan merasakan bahwa wudu mempunyai daya untulc mengurangi rasa marah.
89
2. SUBJEK II (DP) 2.1. Gambaran DP pada saat penelitian eksperimen DP adalah perempuan yang berstatus mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, saat ini DP semester 5 dan mengikuti salah satu organisasi kemahasiswaan di dalam atau luar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. DP suka menyapa dengan orang yang dikenalnya.
DP lebih sering menghabiskan waktunya untuk membaca buku, ia sering sekali terlihat di perpustakaan Psikologi untuk membaca buku oleh peneliti. DP berternpat tinggal di kos-kosan yang jauh (500111) dengan kampus Psikologi. DP termasuk orang yang pendiam, tidak bisa diajak bercanda, serius, dan mudah dibuat marah.
Pada saat penelitian eksperimen, DP adalah orang kedua yang clieksperimen. Sebelum DP diukur dan diberikan stimulasi, DP sudah merasa sebal karena menjadi urutan kedua yang disuruh menunggu, ia terlihat kurang tenang, sesekali ia menghentakkan kakinya ke lantai karena harus menunggu stirnulan untuk memulai stimulasi.
Pada saat tahap pengukuran sebelum stimulasi, tekanan darab DP terukur 110/80 yang menunjukkan bahwa tekanan clarah DP naik, karena diastole DP naik untuk ukuran perempuan. Untuk kecepatan frekuensi denyut nadi terukur
90
pada kecepatan 78 kali permenit yang menunjukkan kondisi kcccpatan DP normal. Dan Untuk pernapasan DP terukur pada frekuensi 20 kali permenit (takipnea) yang menunjukkan bahwa napas DP berada pada batas tidak normal. Kemudian setelah itu dilakukan tahap berikutnya yaitu stimulasi marah.
Saat proses stimulasi marah, DP terlihat tegang dan sering melakukan gerakan-gerakan menghentakkan kaki ke lantai saat duduk berhadapan dengan stimulan. Dan saat tahap ini tampak faktor-faktor yang menunjukkan DP sedang marah, hal itu terlihat dari ; wajah memerah, pupil membesar, alis mengkerut dan mengangkat, mata berkedip atau terbelalak, sikap kaku, ngomel, menyilangkan dacla, suara meninggi, nada yang keras, mulut clitutup rapat, clan lebih agresif. Seclangkan sikap yang clitunjukkan oleh DP adalah melawan (clengan menimpali perkataan stimulan) dan rnenghindar (terlihat dari bentuk ingin pergi dari proses eksperimen) kemuclian DP rnenangis begitu clalam (diam dengan raut muka yang kurang bersahabat kepada orang yang disekitarnya). Marah DP clari tahap stimulasi begitu sangat cepat.
Setelah diberikan stimulasi marah, DP kemuclian diukur tekanan clarahnya yang menunjukkan angka 110/90. Pada pengukuran kali ini terjadi kenaikan pada diastole dan tidak terjadi kenaikan pada sistole tekanan darah subjek. Kenaikan ini dianggap subjek telah marah.
91
Kemudian terjadi peningkatan pada pengukuran denyut nadi DP yakni 120 kali pennenit (takikardi), angka ini dianggap sudah melebihi dari batas ketentuan kenormalan kecepatan frekuensi denyut nadi.
Kemudian pada pengukuran frekuensi pemapasan menunjukkan angka 20 kali pennenit (takipnea). Angka ini sama seperti pada angka sebelum diberikan stimulasi marah. Dan angka 20 adalah a.ngka yang tidak normal.
Lalu setelah DP diberi stimulasi marah dan perlakuan wudu. Pengukuran frekuensi tekanan darah DP didapat 110/90, angka terse but sama seperti sebelum diberikan stimulasi. Pada pengukuran frekuensi kecepatan detakan denyut nadi, terjadi penurunan secara drastis. Pengukuran terscbut cliclapat pada kecepatan 88 kali permenit (normal). Sedangkan pada pernapasan terjadi penurunan dari angka 20 ke 18 kali permenit (normal).
Setelah tahap ekperimen dengan menggunakan pengukuran tekanan darah, denyut nacli, clan pemapasan. DP kemuclian diwawancara oleh peneliti untuk mengetahui pengaruh wuclu clalam merecluksi marah DP.
Saat tahap wawancara clilakukan, DP menceritakan kebenciannya pacla stimulan, sebenamya ia ingin memukul clan melawan sti.rnulan, namun ia tahu tak mungkin ia lakukan pacla orang lelaki yang berusia lebih tua clan baru clikenalnya. Perasaan yang clirasakan.nya bermacam-macam; seperti sebal,
92
jengkel, menahan emosi, dan marah. Perasaan ingin pergi DP pun sangat kuat. Reaksi marah DP ditunjukkan dengan cara menangis, mata DP menatap tajam pada peneliti. Perasaan DP sangat marah, ia merasa kepalanya pusing, tekanan darah terasa naik, detakan jantung kencang, dan napas terengal-engal.
"... gw benci banget sama kakak stimulan tadi. Rasanya ingin memukul, tapi gak mungkin gw lakukan, diakan cowok. Gw pengen banget pergi dari situ, tapi malu sama peneliti. Saking sebalnya gw gak bisa ngapa-ngapain, terus nangis aja gw dan gw gak mau ngeliat kakak stimulan tadi... "
Kemudian DP melakukan wudu sesuai dengan petunjuk peneliti. Setelah DP melakukan wudu, ia merasa perasaannya lebih nyaman, tenang, lega dibanding sebelum melakukan wudu. Iajuga bilang kepada peneliti akan menggunakan wudu sebagai suatu alternatif untuk mengurangi rasa marah, bila di kemudian hari nanti, ia sedang marah.
"... alhamdulillah rasanya abis wudu gw ngerasc1 lebih enakan, tenang, terus terang wudu mang bisa ngeredain marah gw, ntar kalo gw marah bakal nyari tempat wudu dulu aja deh. .. " 2.2. Analisis Kasus DP Berdasarkan dari eksperimen yang dilakukan pada DP menunjukkan bahwa metode wudu signifikan untuk dijadikan sebagai alternatif terapi dalam mereduksi rasa marah. Terbukti dari setiap pengukuran yang diberikan pada DP terjadi perbedaan angka antara sebelum dan sesudah wudu pada frekuensi denyut nadi dan pernapasan. Kecuali pada frekuensi tekanan darah yang tidal<
93
terjadi perbedaan antara sebelum dan sesudah berwudu. Tidak terjadinya perbedaan untuk tekanan darah ini memberikan arti bahwa DP letap dianggap marah meski angka aliran darahnya tidak berbeda.
Dari pengarnatan yang dilakukan peneliti saat eksperimen berlangsung, melihat dan memperhatikan bahwa subj ek merasa tegang, bosan dan terlihat tidak bersahabat sebelum dilakukan stimulasi marah, dan saat stimulasi marah berlangsung subjek memperlihatkan sikap dan perilaku egois, kurang perhatian, menginjakkan kaki ke lantai berkali-kali, sering memutar balik badan, dan akhimya menangis. Tangisan DP merupakan bentuk ckspresi marah DP kepada orang yang belum dikenalnya, karena tidak bisa berbnat apa-apa, berhadapan dengan laki-laki yang lebih tua darinya, dan dalam keadaan terkondisi. Proses membuat marah DP begitu cepat di banding dengan NH dan TH, hal itu disebabkan oleh stimulus yang tidak dapat diterima oleh dirinya.
Setelah itu kemudian dilakukan pengukuran dan DP diminta untuk berwudu. Pada tahap setelah pengukuran terlihat sekali DP enggan bergerak melakukan wudu, narnun itu terjadi hanya beberapa detik. Kemudian ia berwudu seperti yang semestinya.
94
Setelah berwudu raut muka DP masih terlihat marah dan sedikit kebencian. Kemudian setelah itu dilakukan pengukuran dan pengukuran ini memberikan hasil dengan angka yang menurun secara drastis.
3. SUBJEK III (TH) 3.1. Gambaran TH pada saat penelitian eksperimen TH seorang laki-laki yang berstatus mahasiswa Fakulta>: Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, saat ini TH semester 3 dan ia mengikuti salah satu organisasi kemahasiswaan extra kampus di sekitar UIN SyarifHidayatullab Jakarta. TH suka menyapa dengan siapa saja baik yang baru dikenalnya maupun yang lama.
TH lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain, ia senang bermain ke rumab teman-temannya. TH bertempat tinggal dengan ayah ibunya di daerah bogor. TH termasuk orang yang ceria.
Pada saat penelitian eksperimen, TH adalah orang ketiga yang dieksperimen. Sebelum TH diukur dan diberikan stimulasi, TH sudah rnerasa sebal karena menjadi urutan ketiga yang disuruh menunggu. Namun, ia masih tetap mau mengikuti jalannya eksperimen.
95
Pada saat tahap pengukuran sebelurn stirnulasi, tekanan darah TH terukur 130/90 yang rnenunjukkan bahwa tekanan darah TH berada pada level yang tidak normal/ termasuk dalam kategori Hipertensi ringan untuk ukuran lakilaki, level tinggi ini dianggap bahwa TH memiliki tekanan darah tinggi ringan. Sedangkan untuk kecepatan frekuensi denyut nadi terukur pada kecepatan 68 kali permenit yang menunjukkan kondisi kecepatan TH normal. Adapun pernapasan TH terukur pada frekuensi 16 kali permenit yang rnenunjukkan bahwa napas TH berada pada batas normal. Kemudian setelah itu dilakukan tahap berikutnya yaitu stimulasi marah.
Saat proses stimulasi marah, TH terlihat tegang dan sering rnclakukan gerakan-gerakan badan ke dcpan dan ke belakang di tempat duduk. Hal ini mengindikasikan bahwa TH sedang marah, faktor yang mendukung TH marah juga terperinci sebagai berikut di antaranya; wajah memerah, pupil rnembesar, alis mengkerut dan mengangkat, rnata berkedip atau terbelalak, mengerak-gerakkan tangan, posisi kaki terbuka, memgang kertas, rnulut rnelebar, dan sikap kaku. Sedangkan sikap yang ditunjukkan oleh TH adalah kesal. Marah TH dari tahap stimulasi marah agak lama.
Setelah diberikan stimulasi marah, TH kemudian diukur tekanan darahnya yang menunjukkan angka 140/l 00. Pada pengukuran kali ini tcrjadi kenaikan pada sistole clan diastole subjek. Kenaikan ini dianggap subjek telah marah.
96
Kemudian terjadi peningkatan pada pengukuran denyut nadi TH yakni 96 kali permenit (normal).
Kemudian pada pengukuran frekuensi pernapasan menunjukkan angka 16 kali permenit (normal). Angka ini sama seperti pada angka sebelum diberikan stimulasi marah.
Lalu setelah TH diberi stimulasi marah dan perlakuan wudu. Pengukuran frekuensi tekanan darah TH didapat 130/100, ha! ini menunjukkan
te~jadi
penurunan setelah diberi perlakuan wudu. Pada pengukuran frekuensi kecepatan detakan denyut nadi, terjadi penurunan tapi masih dalam batas normal. Pengukuran tersebut didapat pada kecepatan 80 kali permenit (normal). Sedangkan pada pernapasan terjadi peningkatan pada angka 20 kali permenit (normal).
Setelah tahap ekperimen dengan menggunakan pengukuran tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan. TH kemudian diwawancara oleh pcneliti untuk mengetahui pengaruh wudu dalam mereduksi marah TH. Saat tahap wawancara dilakukan, TH memberikan kesan-kesannya bahwa pada saat tahap stimulasi marah, TH tegang, bosan, kesal, menahan emosi, menimpali perkataan stimulan dan marah kepada stimulan.
97
"... gw bete sama kakak stimulan tadi, gw timpalin aja apa yang ia bilang kalo gw ngerasa g cocok sama dia. Sebenernya gw pengen pergi tapi gw coba bertahan sampe selesai. "
Kemudian TH melakukan wudu sesuai dengan petunjuk peneliti. Setelah TH melakukan wudu, ia merasa perasaannya lebih tenang dan lega di banding sebelum melakukan wudu. Iajuga bilang kepada peneliti akan menggunakan wudu sebagai suatu alternatif untuk mengurangi rasa marah, bila di kemudian hari nanti, ia sedang marah.
"... wudu. Tadi pas gw wudu, gw berasa lega dan lebih rileks daripada pas gw sama kakak stimulan. " 3.2. Analisis TH Berdasarkan dari eksperimen yang dilakukan pada TH menunjukkan bahwa metode wudu signifikan untuk dijadikan sebagai alternatif tempi dalam mereduksi rasa marah. Terbukti dari setiap pengukuran yang dibcrikan pada NH terjadi perbedaan angka antara sebelum dan sesudah wudu baik itu turun (tekanan darah dan denyut nadi). Kecuali pada pengukuran pernapasa, karena frekuensinya sesudah wudu naik.
Dari pengamatan yang dilakukan peneliti saat eksperimen berlangsung, melihat dan memperhatikan bahwa subjek merasa tegang dan agak sebal sebelum dilakukan stimulasi marah, dan saat stimulasi marah berlangsung subjek memperlihatkan sikap dan perilaku yang yang tidak nyarnan berinteraksi dengan stimulan. Hal inilah yang menandakan bahwa dirinya
98
marah. Sikap dan perilaku tadi berbeda saat sesudah sut0ck bcrwudu, wajahnya tampak segar, dan lebih tenang. Subjek sendiri mengakui dan merasakan bahwa wudu mempunyai daya untuk mengurangi rasa marah.
4.1.2
Analisis Hasil Penelitian Eksperimen Antar Subjek Dari pengamatan yang dilakukan peneliti saat eksperimen berlangsung, melihat dan memperhatikan bahwa ketiga subjek merasa tegang, bosan dan terlihat tidak bersahabat sebelum dilakukan stimulasi marah, dan saat stimulasi marah berlangsung mereka juga memperlihatkan tanda-tanda orang marah, terbukti dari ungkapan bahasa tubuh mereka yang menunj ukkan ketidaknyamanan saat diberikan stimulus marah. Proses membuat marah ketiga subjek beragam, ada yang begitu lama seperti yang terjadi pada NH clan TH, clan begitu cepat yang terjadi pada DP. Setelah berwudu, ketiga subjek merasakan marah mereka berkurang. Ketegangan otot mereka berkurang, merasa segar, tenang, dan rileks.
4.2.4. Hasil Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Hasil grafik tekanan darah sistole dan diastole NH terjadi penurnnan setelah perlakuan wudu, clan tidak terjadi penurunan tekanan darah diastole TH setelah melakukan wudu, namun tekanan darah sistole TH berada pada level tingkat
99
hipertensi ringan. Sedangkan pada tekanan darah sistole dan diastole DP tidak terjadi perubahan setelah perlakuan wudu.
Untuk grafik denyut nadi dari ketiga subjek terdapat perubahan pada tahap baseline dan intervensi. Yakni te1jadi penunman setelah perlakuan wudv..
Namun untuk pernapasan pada tahap baseline clan intervensi, grafik ketiga subjek berada pada level yang sama. Tapi setelah tahap intervensi grafik NH dan TH meningkat dan DP menurun. Maka dengan begitu dianggap bahwa te1jadi perubahan antara grafik pada kondisi baseline clan intervensi.
Hasil uji statistik nonparametrik wilcoxon menunjukkan bahwa dari ketiga pengukuran (tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan) tersebut diperoleh kesimpulan Ha ditolak yang berarti hasil tidak signifikan.
Namun demikian, dari wawancara dan observasi dari setiap subjek mengungkapkan bahwa mereka marah pada saat tahap stimulasi hingga dari salah satu (DP) subjek meluapkan marahnya dengan menangis. Kemudian setelah perlakuan wudu mereka merasa tenang, lega, dan nyaman. Secara lebih ringkas, hasil analisis data kuantitatif dan kualitatif dapat dilihat pada tabel 4.15 sebagai berikut;
100
Tabcl 4.15. Analisis
Grafik
Has ii
Kctcrangan
Hasil yang diperoleh dari
Pada tiap tahap
analisis grafik menunjukkan
pengukuran baik tahap
perbedaan antara tahap baseline
baseline maupun
dan intervensi. Pada pengukuran
intervensi menunjukkan
tekanan darah dari 3 partisipan
grafik yang fluktuatif.
menunjukkan hasil yang sesuai
Namun pada tekanan
dengan hipotesis penelitian. Pacla
clarah sistole dan diastole
pengukuran denyut nacli seluruh
DP terlihat ticlak acla
partisipan (N=3) menunjukkan
penurunan setelah
hasil yang sesuai clengan
melakukan wudu. Dan
hipotesis penelitian. Seclangkan
grafik frekuensi
pacla pengukuran pernapasan, 1
pernapasan NH clan TH
clari 3 partisipan yang
setelah wuclu meningkat
menunjukkan basil yang sesuai clengan hipotesis penelitian HO cliterima <> ticlak signifikan
Dari pengukuran tekanan
Uji statistik
clarah, clenyut nadi, clan
wilcoxon
pernapasan yang cliberikan pada subjek Berclasmlan wawancara dari
Setiap subjek
ketiga subjek mereka merasakan
mengungkapkan bahwa
bahwa wuclu memiliki pengaruh
mereka marah pacla saat
clalam merecluksi rasa marah
stimulasi dan merasa
subjek
sejuk, tenang, lega setelah
Wawancara
melakukan wudu .
BABS KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan di bab 4, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Dari analisis grafik tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan diperoleh perbedaan grafik antara tahap baseline dan intervensi, ha! ini memberikan arti acla perubahan dari grafik yang rendah ke tinggi dan ke rendah (A-B-A).
Aclapun clari perhitungan uji statistik nonpararnetrik cliperoleh koefisien tekanan darah adalah sebesar -1.000 dengan angka signifikansi .317 (sig > 0,05). Pengukuran yang lain diperoleh koefisien denyut nadi sebesar -1.604 dengan angka signifikansi . l 09 (sig > 0,05). Danjuga diperoleh
koefisi~n
pernapasan sebesar -.816 dengan
angka signifikansi .414 (sig > 0,05). Maka dapat disimpulkan clari ketiga pengukuran tersebut HO cliterima. Hal ini berarti bahwa pengukuran tekanan clarah, frekuensi clenyut nacli, dan pernapasan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan wuclu. Dengan demikian, dapat cliambil kesimpulan bahwa wuclu ticlak memiliki pengaruh yang signifikan clalam mereduksi marah.
102
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap ketiga subjek, clapat disimpulkan bahwa wudu memiliki daya dan kekuatan untuk mereclakan marah, terbukti dengan pernyataan clan pengakuan ketiga subjek yang merasakan kesejukan air wuclu pada baclan clan ketenangan hati setelah clibangkitkan rasa marahnya.
5.2. Diskusi Hasil penelitian menunjukkan bahwa wuclu memiliki pengaruh yang signifikan dalam rnerccluksi marah. Pengaruh yang positif clan signifikan wuclu clalam rnerecluksi marah cliclasarkan pacla analisis grafik dan wawaneara namun tidak clcmikian pacla uji statistik nonparametrik.
Penelitian ini mcnunjukkan bahwa dari proses grafik baseline clan intervensi terjadi perubahan serta grafiknya beracla di tingkat tinggi atau renclah. Hal itu memberikan arti bahwa penelitian tentang wuclu dalam mereduksi marah yang clilihat clari penurunan tekanan clarah, clenyut nacli, clan pernapasan telah sesuai dengan penjelesan Hasanuddin (2007) tentang wudu dapat menjacli sarana cooling down (menurunkan temperatur) dalam setiap jangka waktu aktivitas yang memunculkan eskalasi stres clan marah. Karena air itu bersifat penetralisir/penyeimbang, baik fisik maupun jiwa yang seclang memuncak karena aktivitas clan ketegangan.
Penjelasan tentang pengukuran tekanan clarah pacla DP yang diastole-nya tidak berubah pada tahap setelah cliberikan wudu, bukan berarti DP tidak rnarah, karena
103
pada pengukuran denyut nadi dan pernapasan terlihat nilai yang sangat signifikan penurunannya dan menjadi alasan bahwa DP marah. Dan penjelasan pernapasan NH dan TH menjadi naik setelah perlakuan wudu, bukan berarti pengukuran pada kedua subjek salah. Akan tetapi, kemarahan yang dikondisikan dalam penelitian ini tidak mencapai kemarahan yang memuncak, sebab saat penelitian eksperimen berlangsung peneliti melihat kedua subjek tersebut masih tetap menjaga perlakuannya.
Naik atau turunnya setiap jenis pengukuran ini membantu dan rnendukung hasil dari penelitian eksperimen yang dilakukan oleh peneliti bahwa dengan begitu dapat cliketahui kondisi marah yang clialami oleh subjek saat penelitian eksperimen berlangsung dan juga kondisi tenang, lega, nyaman setelah melakukan wudu.
Stimulasi marah yang diberikan pada setiap subjek berhasil dilakukan oleh stirnulan dengan cukup optimal, meskipun tingkat kemarahan subjek tidak mencapai kemarahan yang menyerang atau juga ngamuk (Stuart dan Sundeen dalam Yosep, 2007) seperti kemarahan seorang clemonstran pacla polisi. Namun perlu clicermati bahwa stimulan suclah membuat DP hingga menangis. Tangisan DP ini adalah bentuk kemarahan karena ia menyadari ticlak mampu untuk melawan stimulan. Saat DP marah ia begitu susah untuk cliajak ke1jasama saat prosesi perlakuan vruclu namun itu terjadi hanya beberapa saat. Kemarahan yang dialami DP tersebut, suclab termasuk ciri-ciri marah pacla aspek interaksi sosial. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Beck (clalam Purwanto & Mulyono, 2006) bahwa kemarahan clengan menilai clan
104
mengkritik tingkah laku orang lain akan membangkitkan rasa sakit hati clan prosesnya clapat menyebabkan seseorang menarik cliri clari orang lain. Dan juga termasuk marah yang clitekan atau pura-pura, seperti yang diungkapkan oleh Harnawatiaj (2008), kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah akan mempersulit sendiri dan mengganggu hubungan interpersonal.
Saat ditanya oleh peneliti, DP menjelaskan pada peneliti bahwa ia merasa sakit hati, kesal, jengkel, marah, dan merasa tidak dihargai, karena stimulan melontarkan kalimat yang menanyakan identitas diri/eksistensi pada DP, seperti karnu memang anak siapa? Menurut Stearen (Keliat, 2006), pada dasarnya manusia rnernpunyai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut akan merasa rendah diri, ticlak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas rnarah, dan sebagainya.
Saat proses wawancara, ketiga subjek menjelaskan dengan yakin bahwa rncreka rnerasakan keadaan yang sejuk, rileks, segar, lega, tenang setelah rnereka melakukan wudu. Merekajuga menyadari bahwa selain wudu sebagai anjuran wajib dilakukan sebelum melakukan salat lima waktu, wudu juga bisa clilakukan pada waklu kapan saja selain akan melakukan salat. Karena wuclu memiliki khasiat tersencliri bagi pencegahan dan pengobatan dari berbagai penyakit. Menurut DP saat ia rnenyiramkan air ke wajah, tangan, dan kakinya ia merasa kenikmatan kesejukan basuban air clan
105
kerileks-an syaraf-syaraf. Hal yang dirasakan DP sama dengan yang clirasakan dua subjek yang lain.
Kesejukan clari ketiga subjek itu sesuai dengan pemaparan Hasanudclin (2007) yakni basuhan dan usapan yang diwajibkan dan disunahkan dalam wudu memiliki ratusan titik akunpuntur yang bersifat reseptor terhadap stimulus berupa basuhan, gosokan usapan, dan tekanan/urulan ketika melakukan wudu.
Hasil penelitian dari analisis grafik clan wawancara yang didapat sesuai clengan tujuan penelitian clan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (hadis no. 4152), menganjurkan pada umat Islam untuk melakukan wudu saat mereka dalam keadaan marah.
Penggunaan alat ukur tensi meter dan stetoskop dalam penelitian ini membantu penelitian eksperimen yang dilakukan oleh peneliti untuk mengungkap dan menjelaskan dengan cara yang ilmiah sabda-sabda Rasulullah SAW, meskipun kemarahan yang dikondisikan dalam penelitian ini tidak menclapatkan keaclaan marah yang sangat tinggi. Sebenarnya banyak sekali sabcla-sabda Rasulullah yang harus clicoba untuk dilakukan penelitian psikologis, sehingga hasil penelitian tersebut dapat menjadi rujukan bagi kalangan intelektual Muslim khususnya. Seperti yang sudah dilakukan oleh Drs. Oan Hasanudclin, MA., menulis Tesisnya tentang Rahasia Wudu dari Aspek Ilmu Akunpuntur yang menghasilkan bahwa wudu memiliki korelasi clan pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan.
106
Pada perhitungan uji statistik tidak didapat angka yang signifikan atau HO diterima, dikarenakan perbedaan angka yang didapat pada tiap pengukuran tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan itu terlalu dekat antara angka pretest dan posttcst. Sebab uji statistik nonparametrik wilcoxon mencari perbedaan antara angka pretest dan posttest.
Dalam penelitian eksperimen ini, tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan, adapun kekurangan itu diantaranya; tidak mereplikasi penelitian, tidak terciptanya kondisi marah yang memuncak, stimulan tidak membuat subjek marah yang menyerang, dokumentasi digital (video atau gambar) termasuk yang mengoperasikannya, tempat eksperimen tidak mirror one way, kurangnya tenaga yang membantu c\alam observasi dan alat pengukur tekanan darah digital. Untuk penelitian lanjutan c\ianjurkan melengkapi kekurangan pada penelitian ini.
5.3. Saran Berdasarkan pengalaman yang dialami dalam melakukan penelitian clan clari hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran gwm menyempurnakan penelitianpenelitian selanjutnya. Ada beberapa ha! yang clapat dipertimbangkan sebagai saran praktis, yaitu: I.
Seorang peneliti hams mendapatkan proses dan hasil penelitian sebelumnya dengan menanyakan kepada seorang yang pernah melakukan penelitian ini.
2.
Mempersiapan perencanaan eksperimen yang sangat matang.
107
3.
Melengkapi dan menambah alat instrumen penelitian, guna memperkuat bukti pengaruh wudu dalam mereduksi marah. Seperti alat detak jantung, foto aura.
4.
Meminimalkan sesuatu yang tidak perlu dan menyebabkan tidak terdukungnya penelitian eksperimen dengan melakukan pilot test.
5.
Dianjurkan pada penelitian selanjutnya; jika memakai N-kecil, maka yang harus diperhatikan adalah pengukuran yang berulang atau interval waktu yang berbeda.
6.
Dianjurkan pada penelitian selanjutnya; jika memakai N-Besar, maka hal itu akan memperkuat validitas eksternal dan memungkinkan rnetode metode eksperimen dengan kelompok kontrol.
7.
Bagi umat Islam. Dianjurkan melakukan wudu ketika sedang marah.
DAFTARPUSTAKA Buku: Alquran Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Bukhari, I. ( 1998). Shahih Bukhari. CD-Room Mausuah hadits syar!f kutubut-tis 'ah: Global Islamic Software Company Chaplin, J.P. (1999). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Rajawali Cresswel, J.W. (1994). Research design: qualitative and qua111ita11ve approach. Theresand Oaks: Sage Publication Daradjat, Z. (2001). Kesehalan mental. Jakarta: PT Toko Gunung Agung tbk. Davidoff L.L. ( l 99 I). Psikologi suatu pengantar. Jakatia: Penerbit Er!angga Emoto, M. (2006). Yhe true power of water. Bandung: MQ Publishing. Farhan, A. (2006). Pengendalian diri. Diakses tanggal 1 April 2008. http://set ayar. b logspot. com/2006/0 5/pengendal ian-diri .ht mI 108 Ghazali, l.A.H. (I 998). Tuntunan mencapai hidayah ilahi. (Terj. H.M Fadhil Sa'd An-Nadwi). Surabaya: Al-Hidayah Haiiati, N., Suryadi, B., & Sumi ya ti, N. T.. (2003). ll"lam dan psikologi. .Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Haryanto, S. (2003). Psikologi shalat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hawwa, S. (2003). Mensucikanjiwa. Teij. Aunur Rafiq Tamhid. Jakarta: Robbani Press Jakaita: Rineka Cipta. Jaziri, A.R. (2001 ). Fiqh empat madzhab. (Terj. Prof. Chatibul Umam dan Abu Hurairah, jil. kedua dan ketiga, cet. Keempat), Jakarta: Darul Ulum Press.
109
Keliat, B.A. (1996). Marah akibat penyakit yang diderita. Jakaita: Buku kedokteran EGC Kerlinger, F.N., & Lee, H.B. (1990). Foundations
l 10
Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H., (2005). Pengantar penelilian dengan kasus tunggal. Tsukuba: CRICED University Tsukuba. Tim Penyusun. (2007). Pedoman penulisan kmya ilmiah (Skripsi. Tes is, dan Disertasi). Jakarta: Ceqda. Zuhaili, W. (2002). Fiqh as-sunah wadillatuhu. Damascus: dar filer Yosep, l. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
Skripsi: Rohmah, S. (2004 ). Konsep hikmah wudhu bag;i kesehatan jasmani dan rohani menurul surat al-lvfaidah Ayat 6. Skripsi Satjana Mahasiswa Jurusan Tafsir Had its Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UlN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jurnal :
CD-Rom: Penyusun ( l 998). Sunan Ahmad. CD-Room Mausuah hadits syar!f kutubu1-1is 'ah: Global Islamic Software Company - - - -( 1998).
Sunan Abi Dawud. 1""'.D-Room lvfausuah hadits s:var!f kutubut-
tis 'ah: Global Islamic Software Company ____ ( 1998). Shahih Muslim. CD-Room Mausuah hadits syarif kutubut-tis 'ah: Global Islamic Software Company ( 1998). Sunan Tirmidzi. CD-Room Mausuah hadits .~var!fkulubut-tis 'ah: Global Islamic Software Company
Internet Abduh. (2008). J\1arah. Diakses tanggal 22 Februari 2008. hltp://209.85.175.104/search?q=cache:BEqQExo_-
11 I
gkJ:abduh l .blogspot.com/2007/09/rnarah.html+marah&hl=id&ct=clnk&cd =7 &gl=id&cl ient=firefox-a Harnawatiaj. (2008). Aspek perilaku kekerasan. Diakses tanggal 13 Nopember 2008. Diposting 27 Maret 2008 di http://harnawatiaj.wordpress/2008/03/27/aspekperi laku-kesehatan/ Rakhmat. J. (2008). Sabar: kunci kecerdasan emosional. Artikel diakses tanggal 21 Februari 2008 dari (www.jalal-center.com) Syazuan. (2008). Wudhu. Diakses tanggal 29 Maret 2008. http://syazuan.blogspot.com/2006/1 O/wudhu.html
Llyod, R. (2008). j\;fanfiiatnya marah-marah. Diakses pada 5 Maret 2008. Diposting oleh redaksi http://popsy.wordpress.com/tag/marah/ Tim APA Online. (2008). Topic: Anger. Diakses tanggal 25 Juni 2008. http://www.apa.org/topics/topicanger.htrnl. Tim Ahli. (2008). Hikmah dan keutamaan wudu. Diakses tanggal 9 Mei 2008. http:// d2r3 d2. b logspot. com/2007/09/h ikmah-dan-keu tam aan-wudh u.htm I Tim Redaksi. (2008). A1arah berarti sehat. Diakses tanggal 22 Februari 2008. http:/1209.85.175. l 04/search?q=cache:vYSbeVdL5LAJ:www.pontianakpost .com/berita/index.asp%3FBerita%3DGaul%26id%3D13 2302+marah&hl=id &ct=clnk&cd=8&gl=id&client=firefox-a www.Holisticonline.com
LAMPIRAN-LAMPIRA.N
112
LAMPIRANl INFORM CONSENT
Dibawah ini, saya ; Nama Inisial Jenis Kelamin
Usia Mahasiswa Semester No Telp. Mengikuti Oragnisasi : a. Intra kampus________________ b. ekstra kampus______________ Menyatakan kesediaannya menjadi responden dalam penelitian eksperimen yang dilakukan saudara Kholilur Rokhman, mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester IX. Dan saya akan mengikuti semua proses perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini, yakni; diukur tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan, serta wawancara setelah proses eksperimen berlangsung. Demikian Inform Consent yang saya setujui, semoga penelitian eksperimen ini bermanfaat bagi majunya psikologi. Amin
Jakarta, .......................... 2008
(Tanda Tangan)
113
LAMPIRAN2
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama 2. Usia 3. Jenis Kelamin
4. No Telp. 5. Suku Bangsa 6. Agama 7. Pendidikan Terakhir 8. Pekerjaan 9. Riwayat Penyakit I 0. Pernah Mengikuti Penelitian Eksperimen : a. ya b. tidak 11. Bila ya, penelitian tentang apa?
114
LAMPIRAN3
LEMEAR OBSERVASI
Nama inisial Subyek: Tern pat Tanggal wawancara Pukul
.......................................... . .......................................... .. ........................................... . : ........................................... WIB.
Tambahan: I. Keadaan, tempat wawancara, cuaca, dan kehadiran pihak lain di sekitar tempat wawancara.
2. Gambaran fisik dan penampilan subyek.
3. Ringkasan sikap subyek selama be1jalannya wawancara.
4. Gangguan clan hambatan selama wawancara.
5. Catalan khusus sdama wawancara.
115 LAMPIRAN 4
Berikut beberapa pertanyaan yang akan meneliti keadaan dan kondisi rnarah seseorang. Tahap wawancara ini dilakukan setelah tahap pengukman setelah wudu.
PEDOMAN WAWAN CARA A. WA WAN CARA PERLAKUAN EKSPERIMEN I. Apa perasaan Anda setelah dilakukan stirnulasi marah? 2. Apa reaksi (emosi, fisik, tindakan) Anda pada saat stimulas! marah? 3. Apa yang Anda lakukan setelah diberikan stimulasi marah? 4. Apakah Anda marah? 5. Kenapa Anda marah? 6. Siapa yang membuat Anda marah? 7. Jelaskan, bagaimana Anda menghadapi situasi pada stimulasi tersebut? 8. Apakah Anda merasakan tekanan darah naik? 9. Apakah denyutjantung Anda berdetak kencang? I 0. Apakah tangan Anda menjadi keras? 11. Apakah Anda merasa sesak nafas? l 2. Ceritakan apa yang Anda rasakan sekarang! 13. Apakah Anda merasa kesal? B. PERLAKUAN WUDU 1. Ceritakan, bagaimana Anda melakukan wudu? 2. Ceritakan apa yang Anda rasakan sekarang! 3. Apakah Anda masih marah? 4. Apakah Anda masih merasakan tekanan darah mengalir cepat? 5. Apakah denyut j antung Anda masih berdetak kencang? 6. Apakah Anda masih merasa sesak nafas? 7. Apakah dengan berwudu rasa marah Anda berkurang? 8. Jika ya, ceritakan? 9. Apakah wudu membuat Anda menjadi tenang? 10. Jika ya, ceritakan? 11. Jika tidak, ceritakan? 12. Apakah Anda ingin melakukan wudu j ika Anda marah nan ti?
116
LAMPIRANS Laporan di bawah ini digunakan pada saat penelitian eksperimen baik baseline maupun intervensi.
LAPORAN PENGUKURAN TEKANAN DARAII SUBYEK PENELITIAN EKSPERIMEN NO
NAMA
TEKANAN DARAH
KETERANGAN
LAPORAN PENGUKURAN DENYUT NADI SUBYEK PENELITIAN EKSPERIMEN NO
NAMA
---·
FREKUENSI NADI
KETERANGAN
LAPORAN PENGUKURAN PERNAPASAN SUBYEK PENELITIAN EKSPERIMEI\ NO
NAMA
FREKUENSI NAPAS
KETERANGAN
117 LAMPIRAN6
LEMBAR OBSERVASI DAN CATATAN SUBYI<:K
Beberapa tanda marah dari bahasa tubuh; Subyek NO
Observer PERILAKU
I.
Alis mata mengangkat
2.
Mulut rapat
.)
".
Wajah mernerah
4.
Pupil Mernbesar
5.
Mata berkedip atau terbelalak
6.
Sikap kaku
7.
Ngomel
8.
Bergerak rnaju dengan kuat
9.
Menyilangkan dada
I 0.
Menunjuk
11.
Berkacak pinggang
12.
Suara yang rneninggi
13.
Nada yang keras
14.
Bcrbalik diri
15.
Melotot
16.
Ac uh
17.
Agresif
18.
Menghela Nafas
YA
TDK
KETERANGAN
118
LAMPIRAN7
PEDOMAN STIMULASI PENGKONDISIAN MARAH Stimulasi pengkondisian marah dibuat dengan perencanaan (skenario) dari awa.l penelitian, yakni subjek diberi stimulus dengan kalimat-kalimat yang membuat subjek tidak suka, merasa tidak nyaman, dan tidak sesuai dengan dirinya. Seperti memojokkan persepsi tujuan hidupnya, merendahkan prinsip-prinsip sebagai mahasiswa idealis, dan mencela fisik. Berikut perntanyaan yang dapat membangkitkan rasa marah partisipan; 1. A pa kabar? 2. Selamat sore? 3. Nama Anda siapa? 4. Anda mahasiswa Psikologi? 5. Semester berapa? 6. Kamu tahu sekarang lagi penelitian eksperimen? 7. Jika tahu meneliti tentang apa? 8. Kemudian apakah kamu bersedia menjadi partisipan penelitian ini? 9. Kenapa kamu bersedia? 10. Apakah kamu diberi reward!imbalan setelah penelitian? 11. Kenapa juga kamu mau menjadi partisipan yang tidak ada irnbalannya? 12. Apakah kamu kenal dengan peneliti? 13. Keluarga kamu berapa jumlahnya? 14. Apakah kamu mencintai clan menyukai ayah clan ibumu? 15. Apakah kamu membenci mereka atau salah satu dari mereka? 16. Kamu mengerti ayah dan ibu menyayangi kamu? 17. Saya kurang yakin? 18. Saya lihat kamu tidak akan disayangi sama mereka? 19. Apakah kanrn diberi uangjajan tepat waktu? 20. Apakah kamu meminta dan menegur,jika tidak diberi uangjajan? 21. Apakah kamu langsung meia;,sanakan perintah dari ayah dan ibu kamu? 22. Saya yakin kamu tidak langsung melaksanakan perintahnya? 23. Kamu mengerti tujuan kamu kuliah di sini? 24. Kamu yakin akan berhasil/lulus? 25. Saya tidak yakin kamu mengerti dan berhasil tujuanmu kuliah? 26. Saya lihat kamu tidak ada potensi itu? 27. Kenapa diam? Qika pa1tisipan diam) 28. Kamu tidak suka dengan kalimat saya tadi? 29. Saya berbicara berdasarkan fakta yang saya lihat? 30. Kamu ikut organisasi? 31. Saya yakin kamu tidak mengerti apa-apa ikut organisasi itu? 32. Sayajuga yakin organisasi kamu ticlak begitu peduli sama kamu? 33. Menurutmu, orang cerdas clan pintar itu seperti apa? 34. Menurutmu, orang yang cantik dan ganteng seperti apa? 35. Apa kamu pintar, cerdas, ganteng/cantik?