PENGARUH WORKING CAPITAL, FIRM SIZE, DEBT RATIO, DAN FINANCIAL FIXED ASSET RATIO TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada Perusahaan Real Estate Dan Property terdaftar di BEI tahun 2011-2014) 1,2)
Jeni Susanti 1), Made Dana Saputra 2) Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali
Abstract Issues that were examined in this study is whether there is influence between the Working Capital Financial Fixed Assets, Firm Size, and Debt Equity Ratio on the profitability of real estate and property companies listed on the Stock Exchange either partially or simultaneously. This study is a population where 21 real estate and property companies listed on the Stock Exchange from 2011 to 2014 out the research samples. Secondary data were taken by the means of documentation. Furthermore, the data were analyzed using multiple regressions. The results showed that the Working Capital, Fixed Assets Financial, Firm Size, and Debt Equity Ratio had simultaneous effect on profitability. Partially Working Capital, Fixed Assets Financial, Firm Size, and Debt Equity Ratio had significant effect on profitability Keywords : working capital, fixed assets financial, firm size, debt equity ratio, profitability PENDAHULUAN Sumber pendanaan perusahaan terdiri dari sumber internal perusahaan yang berupa modal para pemegang saham, dan sumber eksternal yang berupa pinjaman dari pihak ketiga.Semakin besar modal yang dimiliki oleh pemegang saham maka pendanaan internal juga semakin kuat, dibandingkan dengan pinjaman dari eksternal yang memberikan perusahaan tanggung jawab untuk membayar hutang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan beserta bunga yang telah disepakati sebelumnya. Manajemen modal kerja memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap profitabilitas dan resiko, serta nilai perusahaan tersebut.Dalam investasi modal kerja melibatkan pertukaran antara profitabilitas dengan resiko.Keputusan yang menginginkan profitabilitas yang lebih besar cenderung pada tingkat resiko yang lebih besar juga, demikian pula sebaliknya. Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya perusahaan harus mengelola modal kerja secara efisien dan efektif, agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan yang akan memberikan pengaruh terhadap kegiatan usahanya. Pengertian sebelumnya adalah jika perusahaan mengalami kekurangan modal, akan memberikan dampak perusahaan tidak dapat membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, sehingga akan membuat kepercayaan debitur menurun dalam memberikan pinjaman. Pengelolaan modal kerja yang tidak efisien dan efektif pun dapat mengurangi laba perusahaan yang diakibatkan oleh pembayaran pinjaman pihak ketiga. Modal kerja yang berlebihan pun memiliki dampak yang menyebabkan perputaran dana yang tidak efisien karena menganggur. Suatu perusahaan yang memiliki pengelolaan manajemen modal kerja yang baik biasanya memiliki konversi perputaran kas yang cepat, karena memungkinkan perusahaan untuk beroperasi seekonomis mungkin, karena dengan pengelolaan modal kerja yang baik dapat berakibat pada kegiatan perusahaan tersebut yang menyebabkan aktivitas perusahaan berjalan lancer dan berkesinambungan yang memberikan peningkatan profitabilitas perusahaan tersebut. Manajemen modal kerja yang efektif dapat memancing para debitur untuk menginvestasikan dana, karena dapat diketahui
Jurnal Valid Vol. 12 No. 3, Juli 2015 : 379 - 387
380
perusahaan dengan manajemen modal kerja yang baik memiliki arus konversi kas yang lebih cepat. Penjualan suatu perusahaan juga turut membantu dalam mendapatkan profitabilitas, perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat penjualan yang besar biasanya memiliki profitabilitas yang besar juga.Tetapi semua tergantung berapa lama periode yang dibutuhkan suatu produk tersebut diolah hingga barang jadi hingga akhirnya dijual. Penjualan yang memberikan profitabilitas yang besar biasanya memiliki periode yang lebih cepat, jika penggunaan penyimpanan lebih lama, maka akan memberikan biaya yang lebih besar bagi perusahaan, karena adanya biaya yang dibutuhkan untuk mengelola barang tersebut ketika digudang untuk menghindari kerusakan ketika barang tersebut ingin diolah maupun dijual.Penjualan dengan penggunaan gudang yang efisien tersebut dapat memberikan dampak yang positif terhadap profitabilitas perusahaan. Penggunaan aktiva tetap yang efektif sangat diperlukan pada perusahaan yang bergerak di bidang real estate dan property, karena adanya biaya perawatan yang besar ketika aktiva tetap seperti mesin-mesin tersebut mengalami kerusakan. Alokasi pendanaan yang tepat sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan, karena jika alokasi tersebut tidak berjalan pada aktiva yang dibutuhkan maka akan menghambat proses produksi perusahaan tersebut yang mengakibatkan profitabilitas perusahaan menurun. Alokasi pendanaan tersebut berbeda antara perusahaan, tergantung dari kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan, jika pada tahun tersebut aktiva lancer yang dimiliki oleh perusahaan baru maka perusahaan akan melarikan pendanaan tersebut untuk pengadaan kas, hal ini sebagai upaya untuk membiayai proses produksi dan semua yang terkait selama proses produksi tersebut, seperti mesin, bangunan, tanah karena jika selama produksi aktiva tetap yang digunakan tersebut tidak dalam posisi yang baik maka akan merugikan perusahaan, dimana proses produksi menjadi terhambat dan profitabilitas mengalami penurunan. Karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan berbeda-beda, ada yang pada proses pendanaan mereka lebih besar dengan berhutang, ada juga yang pendanaan perusahaan berasal dari pemegang saham. Penggunaan dana tersebut tentu memiliki hasil yang berbeda pula. Jika penggunaan dana berasal dari pihak internal, resiko yang dimiliki oleh perusahaan lebih kecil, serta bunga dari pinjaman tersebut tidak sebesar jika perusahaan melakukan pinjaman dengan berhutang. Pengelolaan pendanaan tersebut harus sangat efektif terkait dengan tingkat profitabilitas yang akan diterima oleh perusahaan. Pendanaan yang terlalu besar dengan cara berhutang dapat memberikan hasil yang bervariasi pada tiap perusahaan, pengelolaan pendanaan selain memiliki tingkat resiko yang besar juga akan memiliki tingkat pengembalian yang besar juga, semua itu tergantung bagaimana perusahaan mengelola pendanaan yang didapatkan. Profitabilitas menunjukkan sehat atau tidaknya suatu perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2007) profitabilitas merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan dengan laba yang besar dapat menarik minat investor untuk berinvestasi. Profitabilitas itu sendiri menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva. Menurut Munawir (2001) profitabilitas sama dengan rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Penelitian ini menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai alat untuk mengukur rasio profitabilitas. Perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian pada penelitian ini adalah perusahaan publik yang masuk kategori perusahaan real estate dan property. Pemilihan perusahaan-perusahaan publik yang masuk kategori perusahaan real estate dan property ini didasarkan pada sektor perkembanganya dikaitkan dengan pesatnya laju pertumbuhan penduduk yang kurang diimbangi dengan sarana tempat tinggal yang Pengaruh Working Capital … (Jeni Susanti, Made Dana Saputra)
Jurnal Valid Vol. 12 No. 3, Juli 2015 : 379 - 387
381
memadai, sektor ini dapat menjadi lahan bisnis sebagai tempat investasi yang dapat memberikan keuntungan yang tinggi. Selain itu perusahaan real estate dan property mempunyai ability to hedge against inflation atau kemampuan melindungi diri dari inflasi. data observasi awal rasio keuangan pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI periode 11-2014. Pada penelitian yang dilakukan oleh Samiloglu dan Demirgunes (2008) ditemukan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap ROA. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Falope dan Ajilore (2009) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap ROA. Turuel dan Salano (2007) melakukan penelitian untuk menghasilkan bukti empiris tentang pengaruh working capital terhadap profitabilitas pada perusahaan kecil dan menengah di Spanyol. Hasilnya, firm size memiliki pengaruh positif signifikan terhadap ROA. Samiloglu dan Demirgunes (2008), melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan di Turki. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa firm size tidak berpengaruh terhadap ROA. Tujuan dari penelitian ini dalah untuk mengetahui pengaruh dari leverage, likuditas, dan firm size terhadap profitabilitas. Penelitian ini mencoba menjelaskan bagaimana pengaruh Working Capital Management dan komponen-komponennya, size, debt, dan fixed assets terhadap profitabilitas pada perusahaan real estate dan property yang telah listing di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode 2011-2014. LANDASAN TEORI Return On Asset (ROA) ROA merupakan salah satu jenis rasio profitabilitas perusahaan, dimana semakin tinggi profitabilitas biasanya perusahaan akan lebih memilih menggunakan sumber dana internal dari laba ditahan, sehingga penggunaan hutang perusahaan akan berkurang. Return On Assets (ROA) adalah Return On Investment (ROI). Gitman (2003: 65) menyatakan bahwa .Return On Total Assets (ROA) measures the overall effectiveness of management in generating profit with its available assets; also called the return on investment (ROI). Horne dan Wachowicz (2005), ROA mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia; daya untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan. Riyanto (2001) menyebut istilah ROA dengan Net Earning Power Ratio (Rate of Return on Investment / ROI) yaitu kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto. Hanafi (2008) ’’ Return On Assets adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total assets (kekayaan) yang dimilki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya – biaya untuk menendai assets tersebut. Return on assets dapat dihitung dengan rumus dan diukur dalam skala rasio sebagaimana berikut: Net Pr ofit Re turn On Asset Total Assets Modal Kerja (Working Capital) Modal Kerja merupakan kelebihan aktiva lancar terhadap utang lancar. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (berikutNet Working Capital). Kelebiahan ini merupakan jumlah aktiva lancer yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersediannya aktiva lancer yang lebih besar daripada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha dimasa mendatang. Pengaruh Working Capital … (Jeni Susanti, Made Dana Saputra)
Jurnal Valid Vol. 12 No. 3, Juli 2015 : 379 - 387
382
Working capital also gives investors an idea of the company's underlying operational efficiency. Money that is tied up in inventory or money that customers still owe to the company cannot be used to pay off any of the company's obligations. So, if a company is not operating in the most efficient manner (slow collection), it will show up as an increase in the working capital.” “Net working capital is defined as the difference between current assets and current liabilities.” Ross, et al. (2008). Weston dan Copeland, Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan Kewajiban lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, suratsurat berharga, piutang dan persediaan dikurangi Kewajiban lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar. Munawir, suatu analisa terhadap sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting bagi penganalisa intern maupun ekstern, disamping masalah modal kerja ini erat hubungannya dengan operasi perusahaan sehari hari juga menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur terutama kreditur jangka pendek. Mengelola aktiva lancar dan Kewajiban lancar agar terjamin jumlah net modal kerja yang layak diterima (acceptable) yang menjamin tingkat likuiditas badan usaha. Vural (2012) dan Erasmus (2010) menemukan adanya pengaruh yang signifikan positif secara simultan pada manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil yang berbeda diperoleh oleh Raheman dan Nasr (2007) mempelajari pengaruh variabel yang berbeda dari manajemen modal kerja termasuk rata-rata koleksi periode, perputaran persediaan dalam beberapa hari, periode pembayaran rata-rata, siklus konversi kas, dan rasio lancar pada laba operasi bersih profitabilitas di Perusahaan Pakistan. Working Capital Current asset Current Liabilitie s
Ukuran Perusahaan (Firm Size) Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa besar perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki. Ukuran perusahaan (firm size) menjadi salah satu faktor yang juga mempengaruhi profitabilitas. Pada penelitian oleh Lazardis dan Tryfonidis (2006) menunjukkan bahwa semakin besar suatu perusahaan (yang diukur melalui jumlah penjualannya) maka profit yang dihasilkan juga semakin tinggi. Ukuran perusahaan adalah tolak ukur besar – kecilnya perusahaan dengan melihat besarnya nilai ekuiti, nilai penjualan atau nilai total aset yang dimiliki perusahaan (Riyanto, 2006). Chen dan Jiang (2001) menyatakan bahwa perusahaan besar cenderung melakukan diversifikasi usaha lebih banyak daripada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil. Ukuran perusahaan yang besar memudahkan perusahaan dalam masalah pendanaan, karena perusahaan besar umumnya memiliki fleksibilitas dan aksebilitas yang tinggi dalam masalah pendanaan melalui pasar modal, kemudahan ini bisa ditangkap sebagai informasi yang baik. Ukuran yang besar dan tumbuh bisa merefleksikan tingkat profit mendatang, (dewi,2012). Ukuran perusahaan dapat ditentukan oleh beberapa hal antara lain total penjualan, total aktiva dan kapitalisasi pasar (Swastini, 2010). Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan dari penelitian Alper et al. (2011), yang menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Untuk memberikan kriteria yang pasti mengenai ukuran suatu perusahaan, digunakan rumus : Ukuran Perusahaan Ln Assets
Pengaruh Working Capital … (Jeni Susanti, Made Dana Saputra)
Jurnal Valid Vol. 12 No. 3, Juli 2015 : 379 - 387
383
Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio adalah rasio yang fungsinya untuk mengukur berapa besarnya bagian dari modal yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang dalam skala rasio. Syamsuddin (2001: 54) DER adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara jumlah hutang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan pemilik perusahaan. Angka hutang yang dihitung merupakan total hutang baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek sedangkan angka equity menunjukkan total modal sendiri yang berasal dari pemilik/pemegang saham perusahaan dan laba ditahan. Hanafi (2008) rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang dan jangka pendeknya. Perusahaan dikatakan solvabel jika perusahaan memiliki aktiva atau kekayaan yang cukup untuk melunasi seluruh hutang-hutangnya. Muslich (2003) rasio solvabilitas digunakan untuk menjelaskan penggunaan hutang untuk membiayai sebagian daripada aktiva perusahaan. Pembiayaan dengan hutang mempunyai pengaruh bagi perusahaan karena mempunyai beban yang bersifat tetap. Kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang berakhir dengan kebangkrutan perusahaan. Debt DER Equity Fixed Financial Assets (FFA) FFA merupakan perbandingan antara asset tetap perusahaan (fixed asset) dengan total asset perusahaan. Semakin besar FFA yang dimiliki perusahaan berarti perusahaan memiliki jaminan yang besar untuk hutangnya sebagai sumber pendanaan eksternal perusahaan. Skala pengukur FFA adalah rasio dengan satuan persen (%) (Weston dan Copeland, 2000). Menurut Weston dan Copeland (2000), Menurut Lazadis dan Tryfonidis (2006), fixed financial assets memiliki pengaruh secara positif terhadap profitabilitas. Deloof (2003) dalam penelitiannya menemukan bahwa peningkatan gross operating income akan menambah fixed financial assets perusahaan. Margaretha dan Adriani (2008) yang melakukan penelitian terhadap 19 perusahaan pada industri tekstil dan garmen. Diketahui bahwa Fixed financial asset secara signifikan memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas. Rumus untuk mencari FFA adalah: Fixed Assets FFA Total Assets METODE PENELITIAN Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan real estate dan property yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014, Sampel yang dipilih dilakukan dengan metode purposive sampel dengan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi yaitu : 1. Terdaftar di ICMD secara terus-menerus sejak tahun 2011 sampai 2014. 2. Memiliki nilai ROA yang positif. 3. Memberikan laporan-laporan secara periodik kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. Menyampaikan laporan keuangan selama periode amatan. Model Analisis Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh dari corporate governance dan capital structure terhadap kinerja perusahaan mining. Persamaan umum regresi linier berganda menurut Djarwanto (2001) adalah sebagai berikut :
Pengaruh Working Capital … (Jeni Susanti, Made Dana Saputra)
Jurnal Valid Vol. 12 No. 3, Juli 2015 : 379 - 387
384
Y= α + β X + β X + β X + β X 1
1
2
2
3
3
4
4
Keterangan: Y = profitabilitas X1 = Working Capital X2 = Firm Size X3 = Debt Ratio X4 = Financial Fixed Asset Ratio a = konstanta β -β = koefisien regresi 1
4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berikut ini adalah profil singkat dari penelitian yang terdiri dari perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2014. Tabel 1 Perusahaan Real Estate yang terdaftar di BEI Periode 2011-2014 No 1 2 3 4 5 6
Nama Perusahaan Alam Sutera Tbk Cowel Tbk Ciputra Development Tbk Ciputra Surya Tbk Duta Anggada Realty Tbk Dharmala Intiland Tbk
7
Duta Pertiwi Tbk
8 9 10 11 12
Bakrie Land Tbk Gowa Makassar Tourism Development Tbk Perdana Gapura Prima Tbk Jaya Real Property Tbk Lamicitra Nusantara Tbk
13
Lippo Cikarang Tbk
14 15 16 17 18 19 20 21
Lippo Karawaci Tbk Modernland Realty Ltd. Tbk Pudjiadi Prestige Tbk Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk Roda Vivatex Tbk Suryainti Permata Tbk Suryamas Dutamakmur Tbk Numi Serpong Damai Tbk
Sumber: BEI, 2015 Uji Multikolinieritas Dalam uji multikolinieritas ini ada empat variabel bebas yang diuji dari masingmasing objek penelitian dan pengujian dilakukan dengan cara mendeteksi diantara seluruh variable. Dari hasil pengujian multikolinieritas pada table diatas, terlihat tidak ada variable yang tereliminasi.karena semua variable independen (Working Capital, Firm Size, Debt Equity Ratio dan Fixed Financial Assets) memiliki nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 dan memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10, sehingga semua variabel bebas dapat dipakai untuk penelitian selanjutnya. Tabel 2 Uji Multikolinieritas Variabel Working Capital Firm Size Debt equity Ratio Fixed Financial Assets
Tollerance 0,320 0,322 0,834 0,835
VIF 3,122 3,107 1,200 1,242
Sumber: Hasil Olah Data Pengaruh Working Capital … (Jeni Susanti, Made Dana Saputra)
Jurnal Valid Vol. 12 No. 3, Juli 2015 : 379 - 387
385
Autokorelasi Data tabel untuk observasi untuk industri real estate dan property sebanyak (n=84) dengan jumlah variabel independent (k=4), diperoleh nilai dL = 1,54 dU = 1,745 dan nilai DW hitung 1,940. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi harus berdasarkan pembagian daerah statistik daerah Durbin Watson yang digunakan sebagai pedoman. Terlihat hasil analisis dengan jelas bahwa DW hitung variabel Working Capital, Firm Size, Debt Equity Ratio dan Fixed Financial Assets berada didaerah tidak menolak H0 atau H1, berarti tidak terjadi autokorelasi, angka Durbin Waton berada pada daerah hasil uji Nilai dU ≤dhit≤ 4 - dU tidak ada autokorelasi. Uji Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis penelitian bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh antara Working Capital, Firm Size, Debt Equity Ratio dan Fixed Financial Assets terhadap Return On Assets. Pengujian dilakukan secara pooled data baik secara simultan dan secara parsial terhadap masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis regresi dengan α = 5% terhadap variabel penelitian disajikan pada lampiran 1 Pengaruh Working Capital terhadap Return On Assets Pengujian secara parsial Working Capital terhadap Return On Assets menghasilkan p_value sebesar 0,017 lebih kecil dari level of significant 5% (= 0,05), hal ini menunjukkan bahwa pengaruh antara Working Capital terhadap Return On Assets tersebut secara populasi dikatakan signifikan. Hal ini berarti hipotesis diterima. Selanjutnya untuk analisis regresi, berdasarkan hasil perhitungan nilai konstanta dan koefisien regresi, sebagaimana yang terlihat pada lampiran 1, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 11,854 + 0,970X1 Pengaruh Firm Size terhadap Return On Assets Pengujian secara parsial Firm Size terhadap Return On Assets menghasilkan p_value sebesar 0,004 lebih kecil dari level of significant 5% (= 0,05), hal ini menunjukkan bahwa pengaruh antara Firm Size terhadap Return On Assets tersebut secara populasi dikatakan signifikan. Hal ini berarti pula hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara Firm Size terhadap Return On Assets diterima. Berdasarkan hasil perhitungan nilai konstanta dan koefisien regresi, sebagaimana yang terlihat pada lampiran 1, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 11,854 – 1,490X2 Pengaruh Debt Equity Ratio terhadap Return On Assets Pengujian secara parsial Debt Equity Ratio terhadap Return On Assets menghasilkan p_value sebesar 0,020 lebih kecil dari level of significant 5% (= 0,05), hal ini menunjukkan bahwa pengaruh antara Debt Equity Ratio terhadap Return On Assets tersebut secara populasi dikatakan signifikan. Hal ini berarti hipotesis diterima. Selanjutnya untuk analisis regresi, berdasarkan hasil perhitungan nilai konstanta dan koefisien regresi, sebagaimana yang terlihat pada lampiran 1, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 11,854 - 0,574X3 Pengaruh Fixed Financial Assets terhadap Return On Assets Pengujian secara parsial Fixed Financial Assets terhadap Return On Assets menghasilkan p_value sebesar 0,000 lebih kecil dari level of significant 5% (= 0,05), hal ini menunjukkan bahwa pengaruh antara Fixed Financial Assets terhadap Return On Assets tersebut secara populasi dikatakan signifikan. Hal ini berarti pula hipotesis diterima. Selanjutnya untuk analisis regresi, berdasarkan hasil perhitungan nilai konstanta dan koefisien regresi, sebagaimana yang terlihat pada lampiran, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 11,854 + 14,993X4 Pengaruh Working Capital … (Jeni Susanti, Made Dana Saputra)
Jurnal Valid Vol. 12 No. 3, Juli 2015 : 379 - 387
386
PENUTUP Simpulan 1. Working Capital, Fixed Financial Assets, Firm Size, dan Debt Equity Ratio secara parsial dan bersama-sama (simultan) mempengaruhi profitabilitas. 2. Working Capital secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Working Capital semakin tinggi profitabilitas perusahaan. 3. Debt Equity Ratio secara parsial berpengaruh negatif terhadap profitabilitas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Debt Equity Ratio semakin rendah profitabilitas perusahaan. 4. Firm Size secara parsial berpengaruh negatif terhadap profitabilitas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Firm Size Ratio semakin rendah profitabilitas perusahaan. 5. Fixed Finansial Assets secara parsial berpengaruh negatif terhadap profitabilitas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Fixed Finansial Assets Ratio semakin tinggih profitabilitas perusahaan. Keterbatasan Penelitian Periode penelitian relatif pendek untuk menaksir parameter-parameter model penelitian. Jumlah sampel yang digunakan masih tergolong rendah karena hanya dikhususkan pada perusahaan real estate dan property saja. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya empat. Saran Adapun saran yang dapat direkomendasikan atas dasar hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya antara lain sebagai berikut: Perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI hendaknya lebih meningkatkan pendapatan yang diperoleh. Perusahaan bahkan diharapkan meningkatkan profitabilitas melalui penjualan yaitu dengan melakukan promosi secara maksimal dengan cara mengadakan pameran produk sehingga profitabilitas yang diperoleh mencapai kriteria yang profitable. Leverage pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI yang tergolong solvabel, perusahaan diharapkan untuk tetap menjaga rasio utangnya dalam kondisi solvabel dengan cara tidak menambah utang yang ada agar biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar utang relatif kecil. Hal ini dimaksudkan agar penggunaan leverage tidak menurunkan profitabilitas. Tingkat likuiditas perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI tergolong overlikuid, seharusnya secara operasional perusahaan tersebut harus mampu mengendalikan likuiditas agar mencapai kriteria likuid dengan cara mengurangi piutang usaha melalui penagihan penjualan kredit. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari dan untuk membayar kewajibannya sehingga tidak menurunkan profitabilitas perusahaan. Untuk penelitian selanjutnya, sesuai dengan keterbatasan yang ada disarankan untuk menambah periode penelitian, sampel penelitian dan variabel independen penelitian agar penelitian yang dilakukan akan memperoleh hasil yang lebih baik.
Pengaruh Working Capital … (Jeni Susanti, Made Dana Saputra)
Jurnal Valid Vol. 12 No. 3, Juli 2015 : 379 - 387
387
DAFTAR PUSTAKA Brigham, E. F dan Houston, 2007. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Sepuluh, Alih Bahasa Ali Akbar Yulianto, Penerbit Salemba Empat, Jilid I, Jakarta Chen, Jiang. 2001. Ownership Structure as Corporate Governance Mechanism: Evidences From Chinese Listed Company. Journal Economic Planning. Vol 34. No.2. 53-72 Deloof, Marc 2003, Does Working Capital Affect Profitability of Belgian Firms? University of Antwerp Djarwanto, PS. 2001. Pokok – pokok Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama,Cetakan Kedelapan, BPFE, Yogyakarta Erasmus, B., et al. 2010. South African Human Resource Management: Theory and Practice. 3rd Edition. Juta and Company Ltd. Falope, Olufemi I.,Lubanjo T. Ajilore. 2009. Working Capital Management and Corporate Profitability ; Evidence from Panel Data analysis of Selected Quoted Companies in Nigeria Gitman, L. J., 2000. Principles of Managerial Finance. 9th Edition. New York: Addison Wesley Publishers Hanafi, M. dan Halim, A., 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Lazaridis, I. & Tryfonidis, D. 2006. Relationship between working capital management and profitability of listed companies in the Athens Stock Exchange. Journal of Financial Management and Analysis, Vol. 19, No. 1, January-June 2006. Margaretha, Farah, Nina Adriani. 2008. Pengaruh Working Capital, Fixed Financial Asset, Financial Debt, dan Firm Size terhadap Profitabilitas. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik. Vol.3 No.1 Januari 2008 Munawir, S, 2001. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, YPKN, Yogyakarta Muslich, Mohamad. 2003. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Bumi Aksara Raheman, Abdul dan Nasr, Mahamed. 2007. Working Capital Management and Profitability Case of Pakistani Firms. International of Business Research Papers Vol.3 No.1 March 2007. pp. 279 – 300. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE Ross, et al. 2008. Corporate Finance Fundamental. Mc-GrawHill International Edition Samiloglu, F., & K. Demirgunes. 2008. The Effect of Working Capital Management on Firm Profitability: Evidence from Turkey. The International Journal of Applied Economics and Finance, Finance, 2:44-50. Syamsudin, Lukman. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasamn, dan Pengambilan Keputusan). Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Teruel, P.J.G., dan P.M. Solano. 2007. “Effect of Working Capital Management on SME Profitability”. International Journal of Managerial Finance. Vol. 3 No. 2 pp. 164177. Van Horne, James C dan Wachowicz, John M. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi kedua belas. Jakarta: Salemba Empat Weston, J.F dan Copeland. 2008. Dasar–Dasar Manajemen Keuangan Jilid II. Jakarta : Erlangga.
Pengaruh Working Capital … (Jeni Susanti, Made Dana Saputra)