Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009
ISSN : 1907 - 9958
PENGARUH VOLUME USAHA DAN BIAYA USAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA KOPKAR DI KOTA BATAM
Makhdalena Universitas Riau
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh volume usaha dan harta terhadap keberhasilan usaha. Penelitian ini dilakukan pada Koperasi di Kota Batam dengan populasi Koperasi Karyawan (Kopkar) yang mandiri dengan menggunakan analisa jalur (path analysis) dengan data tahun 1999 sampai dengan tahun 2002 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume usaha dan harta berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada Kopkar di Kota Batam.
kontribusinya baik kepada anggota I. Pendahuluan maupun sumbangannya terhadap Gross Berbagai upaya dan terobosan National Product (GNP). untuk meingkatkan keunggulan sektor Dari jumlah koperasi yang ada di koperasi telah dan sedang dilakukan oleh Kota Batam, Koperasi Karyawan gerakan koperasi maupun pemerintah (Kopkar) merupakan bagian yang paling yang selalu mengadakan perintisan dan besar jumlahnya. Kopkar sangat potensial pembinaan dengan berbagai tahapan, untuk tumbuh dan berkembang baik yaitu tahap offisialisasi, depfisialisasi kualitas maupun kuantitas karena adanya hingga tahap otonomi. Pola dukungan beberapa faktor pendukung untuk pemerintah secara aktif merintis dan berkembang. Faktor tersebut adalah menetapkan koperasi yang mempunyai antara lain, yaitu: jumlah anggota yang kemampuan sendiri, hasilnya masih perlu relatif tetap sehubungan dengan status ditingkatkan. Dengan demikian, koperasi anggotanya sebagai karyawan pada badan sebagai organisasi ekonomi swadaya usaha. Potensi ini akan menjadi sumber yang berorientasi pada promosi daya finansial yang dapat dimanfaatkan anggotanya dalam meningkatkan oleh pengelola Kopkar. kemampuannya tidak harus terus-menerus Perkembangan Kopkar di Kota tergantung pada bantuan pemerintah. Batam dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Koperasi harus mengembangkan swadayanya untuk dapat meningkatkan Tabel. 1 Perkembangan Kopkar Dalam Daerah Kota Batam No. Uraian 1999 2000 2001 2002 1 Jumlah Koperasi (unit) 106 111 119 205 2 Jumlah anggota (orang) 14.541 14.970 15.301 15.549 3 Jumlah simpanan (modal 9.888.142 15.966.717 18.228.650 23.330.700 sendiri) 4 Jumlah pinjaman (modal 38.028.162 11.461.234 22.459.332 15.445.367 asing) 5 Jumlah SHU (rupiah) 1.576.509 359.222 2.441.278 2.132.683 Sumber: Kantor Dinas Koperasi PKM Kota Batam Dalam Laporan Tahunan Catatan: angka 3-5 dalam ribuan rupiah
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009
Dari Tabel 1.2 di atas terlihat nilai ratarata rentabilitas yang dicapai ialah 4.025 %. Dengan demikian efisiensi finansial Kopkar di Kota Batam masih sangat rendah, yaitu di bawah tingkat bunga pinjaman bank. Oleh karena itu dapat diduga bahwa pengelolaan finansial terutama kinerja pada profitabilitas dan kebijakan finansial Kopkar belum efisien serta belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan gejala dan kenyataan di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pengaruh volume usaha dan harta terhadap keberhasilan usaha pada Kopkar di Kota Batam”. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah volume usaha dan harta berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada Kopkar di Kota Batam. Dan kegunaan hasil penelitian ini diharapkan adalah untuk: 1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi Dinas Koperasi PKM dalam penyempurnaan kebijakan pada program pembinaan dan pengembangan koperasi perkotaan kususnya Kopkar di Kota Batam. 2. Informasi tambahan tentang analisis efisiensi finansial bagi pengembangan ilmu manajamen keuangan khususnya pada Koperasi. 2. Kerangka Pemikiran Munkner (1987) dan Hanel (1985) melihat koperasi sebagai suatu organisasi yang mengandung dua pengertian, yaitu pengertian hukum dan pengertian ekonomi. Menurut pengertian hukum, Koperasi adalah organisasi swadaya yang bersifat formal yang mempunyai satuan usahan sendiri (perusahaan bersama). Sedangkan dalam pengertian ekonomi, koperasi merupakan organisasi yang otonomi yang dimiliki oleh para anggota
ISSN : 1907 - 9958
dan ditugaskan untuk menunjang para anggota sebagai rekanan/pelanggan dari perusahaan koperasi atau sebagai pekerja/karyawan dari perusahaan koperasi tersebut. Dasar terbentuknya Koperasi adalah kehendak anggota, yaitu anggota yang telah membentuk kelompok koperasi dengan cirri-ciri semangat swadaya berusaha secara bersama-sama dan melalui pendirian perusahaan bersama atau perusahaan koperasi untuk memenuhi kebutuhannya (Yuyun Wirasasmita, 1992). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai suatu organisasi ekonomi yang dibentuk secara bersama dalam suatu lingkungan tertentu, maka koperasi harus selalu berorientasi memberikan pelayanan terhadap berbagai kebutuhan anggota dan masyarakat sekitarnya dan selalu berusaha agar koperasi tetap berkembang dan berhasil dalam mencapai tujuannya. Indikator keberhasilan koperasi menurut Ima Suwandi (1986) ialah: a. Keberhasilan koperasi yang meliputi perkembangan anggota, administrasi, pengurus, badan pemeriksa badan pembimbing dan pelindung. b. Keberhasilan usaha, ini meliputi: volume usaha, kekuatan modal, kemampuan memupuk modal, sisa hasil usaha (SHU), bagian SHU yang diterima oleh angota. c. Keadaan keuangan yang tergambar dalam laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatat atas laporan keuangan). Menurut Hanel (1985), ada empat persyaratan keberhasilan perkembangan koperasi, yaitu: a.
Berusaha secara produktif, artinya harus memberikan usaha bersama
efisien atau koperasi itu manfaat dari itu kepada
Makhdalena
b.
c.
d.
anggotanya dan menghasilkan potensi peningkatan pelayanan yang cukup bagi anggotanya, Koperasi harus berusaha secara efisien agar sanggup bersaing dengan berhasil di pasar. Efisien atau efektif bagi para anggotanya, artinya bahwa setiap anggota akan menilai bahwa manfaat yang diperoleh kerena berpartisipasi dalam usaha bersama atau kerja sama itu merupakan kontribusi yang lebih efektif dalam mencapai kepentingan dan tujuantujuannya sendiri ketimbang hasil yang mungkin diperoleh dari pihak lain. Dalam jangka panjang, memberikan kepada setiap anggota, suatu saldo positif antara kemanfaatan (intensif) yang diperolehnya dari koperasi dan sumbangan (kontribusi)nya kepada koperasi yang jika dibandingkan dengan kemanfaatan dan sumbangan para anggota lainnya, mencerminkan rasa keadilan diantara sesama anggota kelompok. Menghindari terjadinya situasi dimana kemanfaatan dari usaha bersama itu menjadi milik umum atau dengan kata lain mencegah timbulnya dampakdampak dari penumpang gelap yang terjadi karena kedudukan sebagai orang luar, semakin menariknya atau karena usaha koperasi mengarah ke usaha bukan anggota.
Tingkat efisiensi akan semakin tinggi jika terdapat input yang lebih kecil dari pada output. Keadaan ini akan tercapai jika dikerjakan dalam jumlah yang cukup besar dan tercapainya skala yang besar pula diukur dari tingkat
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009
ISSN : 1907 - 9958
efisiensinya (Sugiyanto, 2000). Tingkat efisiensi ini sering pula digunakan untuk melihat keberhasilan suatu usaha atau efisiensi finansial pada suatu perusahaan/badan usaha juga mencerminkan efektivitas kerja organisasi di dalam mencapai sasaran dengan sumber daya yang ada (Bambang Riyanto, 1995). Di dalam mengamati efisiensi usaha koperasi pertama-tama perlu dievaluasi apakah dan sejauh manakah suatu koperasi dikelola secara efisien dalam rangka mencapai tujuan-tujuannya sebagai lembaga (usaha/ekonomi) yang mandiri. Jadi efisiensi adalah derajat atau tingkat sejauh mana tujuan-tujuan yang telah disepakati organisasi koperasi, khususnya perusahaan koperasi telah tercapai. Evaluasi itu telah berkaitan eret dengan efisiensi ekonomis, kestabilan keuangan dan prestasi usaha suatu perusahaan koperasi (Hanel, 1985). Mengukur efisiensi finansial sangatlah penting, karena dapat digunakan sebagai alat kontrol jalannya kegiatan usaha. Oleh karena itu pedoman untuk kegiatan usaha tidak saja dilihat dari segi besarnya keuntungan absolut tetapi juga dilihat dari tingkat efisiensi. Menurut Bambang Riyanto (1995) “Efisiensi finansial baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain ialah dengan menghitung rentabilitasnya” Diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kelemahan dan kekuatan yang dihadapi oleh kegiatan usaha di bidang keuangan adalah analisis rasio (finansiil ratio analisis). Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif bukan absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lainnya dari satu laporan
565
Makhdalena
ISSN : 1907 - 9958
keuangan. Analisis rasio sangat berguna bagi intern dan ekstern. Rasio yang dipergunakan untuk mengukur efisiensi
finansial adalah rasio (Scoot, 2002), yaitu:
rentabilitas
Rasio Rentabilitas = Pendapatan Operasi Total Harta
Pendapatan operasi adalah selisih antara penjualan dengan biaya operasi (usaha). Penjualan (volume usaha) adalah keseluruhan omset penjualan barang dan jasa yang merupakan operasi utama dari keseluruhan unit-unit usaha koperasi. Biaya usaha adalah biaya yang dikeluarkan dalam usaha normal perusahaan yang terdiri dari harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan biaya umum (Kieso, 1995). Harta adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat dalam usaha (Joel G. Siegel, 1996). Menurut Bambang Riyanto (1995) faktor-faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya tingkat rentabilitas dapat ditentukan oleh dua faktor, yaitu: a. Profit Margin, yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales. Atau selisih antara net sales dengan operating expenses (harga pokok penjualan + biaya adm + biaya umum + biaya penjualan). b. Turnover of operating assets, yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu. Ini dapat ditentukan dengan membagi net sales dengan operating assets. Untuk memperbesar profit margin dapat dilakukan dengan menambah biaya usaha (operating expenses) sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan penjualan yang sebesarbesarnya atau dengan mengurangi pendapatan dari penjualan sampai
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009
tingkat tertentu diusahakan adanya pengurangan biaya usaha yang sebesarbesarnya. Untuk mempertinggi turnover of operating assets, ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menambah operating assets sampai tingkat tertentu diusahakan tercapai tambahan penjualan yang sebesarbesarnya atau dengan mengurangi penjualan sampai tingkat tertentu diusahakan penurunan atau pengurangan operating assets sebesarbesarnya. Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan di atas, maka dapatlah diajukan hipotesis sebagai berikut: ”volume usaha dan biaya usaha berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada Kopkar di Kota Batam” 3. Metode Penelitian Objek dari penelitian ini adalah keberhasilan usaha, volume usaha dan biaya usaha pada Kopkar di Kota Batam. Penelitian ini adalah penelitian populasi. Populasinya adalah Kopkar yang ada di Kota Batam Kopkar yang dipilih adalah Kopkar Mandiri. Penelitiannya adalah penelitian penjelasan (explanatory research) karena untuk menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis. Data yang diperlukan adalah data sekunder dengan skala rasio, yaitu variabel keberhasilan usaha
566
Makhdalena
(perkembangan SHU, perkembangan harta, perkembangan modal sendiri dan perkembangan volume usaha), volume usaha dan biaya usaha yang diperoleh dari laporan keuangan masing-masing Kopkar. Jenis data yang digunakan adalah data time series dan cross section selama empat tahun, yaitu dari tahun 1999-2002. Tujuannya adalah untuk menganalisa perkembangan dari variabel yang diteliti Analisis yang digunakan adalah analisis kwantitatif berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan path analysis. 4. Hasil Penelitian. Hasil pengujian hipotesis dengan memakai path analysis adalah bahwa secara simultan volume usaha dan biaya usaha berpengaruh terhadap keberhasilan usaha adalah sebesar 0,348 sedangkan sisanya sebesar 0,652 ditentukan oleh factor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini seperti profit margin, likuiditas dan turn over assets. Dan secara parsial pengaruh volume usaha terhadap keberhasilan usaha adalah sebesar0,477 dan pengaruh biaya usaha terhadap keberhasilan usaha adalah sebesar 0,027 . Hal ini sesuai dengan pendapat dari Bambang Riyanto (1995) dan Hanel (1985) yang menyatakan bahwa volume usaha dan biaya usaha berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. 5. Kesimpulan Dari hasil analisa jalur (path analysis) yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa volume usaha dan biaya usaha berpengaruh terhadap keberhasilan usaha baik secara simultan maupun secara parsial. Jadi Koperasi di Kota Batam, khususnya Koperasi Karyawan (Kopkar) harus memperhatikan volume usaha dan biaya usaha dalam operasional karena ini sangat menentukan sekali dalam meningkatkan
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009
ISSN : 1907 - 9958
keberhasilan usaha dalam rangka meningkatkan perkembangan koperasi yang mampu bersaing dengan badan usaha lainnya dan dapat membantu para anggota dan masyarakat sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA Bambang Riyanto, 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada, Yogyakarta. Hanel, Alfred, 1985. Basic Aspects of Cooperative and Policies for Their Promotion in Developing Countries, Marburg. Ima Soewandi, 1986. “Daya Guna dan Hasil Guna pada Koperasi” dalam Koperasi dalam Era Efisiensi Nasional, Choirul Djamhari (Ed), Balitbangkop, Depkop , Jakarta. Joel G. Siegel & Jae K. Shim. Kamus Istilah Akuntansi, 1999, Gramedia, Jakarta. Kieso, Weygandt, 1995, Akuntansi Intermediate, Jilid I, Binarupa Aksara, Jakarta Munkner, Hans, 1987, “Ten Lectures on Cooperative Law”, Alih bahasa: Abdul Kadir Muhammad, alumni Bandung. Yuyun Wirasasmita, 1991, Strategi Pembangunan Sektor Koperasi Yang Dapat Menggerakkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Koperasi. Dalam Rusidi dan Maman Suratman Eds, Pokok-pokok Pikiran Pembangunan Koperasi, Ikopin, Bandung. Sugiyanto, 2000, Jurnal Ilmiah FMK. Ikopin Bandung. Sugiyono,1999. “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta. Bandung. Scott,Jr. Petty, Martin, Keown, 2002.” Financial Management: Principles and Applications, Ninth Edition.
567