Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return On Asset dan Debt to Equity Ratio pada perusahaan publik di Indonesia terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan Yulita Setiawanta Abstract This study aims to examine the factors that affect the timeliness of financial reporting of companies listed on the JSE. Variables to be studied is the Debt to Equty Ratio (DER), firm size, and profitability. Research sample 202 non-financial companies, which represents 169 firms in a timely financial reporting and 33 companies are not timely in financial reporting. The data used are secondary data obtained from ICMD the form of financial reporting data while the data regarding the financial reporting date obtained from Bapepam. Technical analysis hypothesis test using logistic regression. The results showed that the variables DER, a proxy with the ROA profitability significantly affect the timeliness of financial reporting. While the variables that proxy the size of the company with a market value does not affect the timeliness of financial reporting. Keywords: Debt to Equity Ratio, Company Size, Profitability
1.1
Latar Belakang Masalah Ketepatan waktu pelaporan keuangan sangat dibutuhkan dalam membuat keputusan investasi dan kredit oleh para pemakai informasi (user) seperti akuntan, manajer, dan analis keuangan. Pelaporan keuangan merupakan wahana bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerja kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. Ketepatan waktu penyusunan dan/ atau pelaporan suatu laporan keuangan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Kenley dan Stubus dalam Bandi (2000) Sebagaimana dikutip oleh Respati (2004) mengatakan bahwa nilai laporan keuangan berubah secara
berkebalikan dengan waktu untuk menyelesaikan penyusunannya. Ketepatan waktu pelaporan sangat diperlukan oleh pemakai laporan keuangan, pemakai tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan keputusan, tetapi informasi harus lebih bersifat baru, dan tidak hanya berhubungan dengan periode yang lalu. Penelitian ini dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan pelaporan keuangan perusahaan. Adapun faktor-faktor yang akan diuji adalah Ukuran Perusahaan, Return On Asset dan Debt to Equity Ratio pada perusahaan publik di Indonesia.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dibahas di atas, maka perumusan masalah akan dikemukakan adalah apakah Ukuran Perusahaan, Return On Asset dan Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan publik di Indonesia.
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Pasar Modal Menurut Suad Husnan Pasar modal banyak dijumpai di banyak negara karena menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan, dalam hal ini pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana ke pihak yang memerlukan dana dengan harapan pemilik dana lebih akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Pasar yang efisien secara informasi merupakan pasar yang
adil, karena para pelaku pasar mendapatkan informasi yang sama kualitas dan jumlahnya dan yang diterima pada saat yang sama. Oleh karena itu Bapepam berusaha membuat informasi tersedia di pasar secara luas misalnya dengan mengharuskan pengungkapan informasi yang penting oleh perusahaan emiten. (Jogiyanto, 2003) 2.1.2 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas dari pemilik perusahaan. Selain itu laporan keuangan digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.(Zaki Baridwan, 1995) Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi : Investor, penanam modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.
2.1.3 Ketepatan Waktu Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi ynag menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. (SAK, 2004). Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diatur dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal yang diperbaharui pada tahun 1996. Perusahaan publik diwajibkan menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam selambat-lambatnya 120 hari terhitung sejak tanggal berakhirnya tahun buku. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi, sebaliknya jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambilan keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan.(SAK, 2004) 2.1.4 Ukuran Perusahaan Terkait dengan ketepatan waktu pelaporan perusahaan, ukuran perusahaan juga merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan, dimana semakin besar perusahaan maka akan melaporkan dengan lebih cepat karena perusahaan besar memiliki lebih banyak sumber informasi.
Perusahaan lebih besar banyak disorot oleh masyarakat dibandingkan perusahaan kecil, oleh karena itu perusahaan besar cenderung menjaga image perusahaan dimata masyarakat. Menurut Dyer dan McHugh dalam Respati (2004) perusahaan besar akan lebih konsisten tepat waktu dibandingkan perusahaan yang kecil dalam menyampaikan informasi laporan keuangannya, hal ini karena perusahaan besar cenderung banyak mendapat sorotan masyarakat. Soo dan Sehwartz dalam Respati (2004) menyatakan bahwa perusahaan besar mempunyai pengetahuan yang lebih tentang peraturan-peraturan yang ada, sehingga ada kemungkinan untuk lebih mematuhi peraturan tentang ketepatan waktu pelaporan keuangan dibandingkan perusahaan kecil. 2.1.5 DER (Debt to Equity Ratio) Rasio debt to equity juga dikenal sebagai rasio financial leverage. Weston dan Copeland (1994) menyatakan bahwa rasio leverage mengukur perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal dari kreditor perusahaan. Apabila perusahaan mendapat keuntungan yang lebih besar dari pada beban bunga atas proporsi dana yang dibelanjakan dengan pinjaman, maka keuntungan bagi pemilik modal sendiri makin besar. (Suad Husnan, 2000) Kreditor biasanya tidak mau memberikan dana tanpa perlindungan dari ekuitas, laverege keuangan mengacu pada jumlah pendanaan utang dalam struktur modal perusahaan. Perusahaan dengan leverege keuangan disebut memperdagangkan ekuitas, hal ini menunjukkan perusahaan
menggunakan modal ekuitas sebagai dasar pinjaman dengan tujuan meraih kelebihan pengembalian. Yang dimaksud dengan struktur modal disini adalah perbandingan antara hutang dengan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. Tingginya rasio debt to equity mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan. Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban, resiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan, dan ini merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. 2.1.6 Profitability Profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan jawaban akhir tentang seberapa
efektif
perusahaan
dikelola.
Profitability
menunjukkan
keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan, sehingga perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi ini karena merupakan berita baik. Ratio profitabilitas yaitu mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan dan investasi. (Suad Husnan, 2000) Dasar pemikiran bahwa tingkat keuntungan dipakai sehingga salah satu cara untuk menilai keberhasilan efektifitas perusahaan tentu saja berkaitan dengan hasil akhir dari berbagai kebijakan dan keputusan perusahaan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode berjalan.indikator yang digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas adalah dengan menggunakan rasio profit margin, return on asset, returns
on equity. Return on asset (ROA) biasanya disebut sebagai hasil pengembalian atas total aktiva, dimana rasio ini mencoba untuk mengukur efektifitas pemakai total sumber daya oleh perusahaan.(Weston dan Copeland,1994) dalam Respati (2004).. 2.3
Pengembangan Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H1 : Ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.
H2 : Profitability secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. H3 : Debt to equity secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 2.4
Kerangka Teoritis Gambar 1 Hubungan Antar Variabel Penelitian
Debt To Equity Ratio Ketepatan Waktu Ukuran Perusahaan Profitability
3.1
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah finansial yang
perusahaan-perusahaan non
go publik yang terdaftar di BEI tahun 2004 dan sampel
diambil secara acak terbatas, pembatasan sampel ini dilakukan karena perusahaan finansial memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan non finansial. 3.2 Metode Analisis Data Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis data kuantitatif. Data yang diperoleh dikumpulkan dan diolah, kemudian dianalisis dengan alat statistik Regresi logistik karena variabel bebasnya adalah kombinasi antara metrik dan nominal (non-metrik) (Imam Ghozali; 2001).Uji Normalitas, dilakukan untuk mencari apakah gangguan (disturbance) mengikuti distribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan melihat grafik normal probability plot. Dalam penelitian ini tidak melakukan uji normalitas data karena menurut Imam Ghozali (2001) logistik regression tidak memerlukan asumsi normalitas pada variabel bebasnya. Asumsi multivariate normal didistribusikan tidak dapat dipenuhi karena variabel bebasnya merupakan kombinasi antara kontinyu (metrik) dan kategorikal (non-metrik). Uji hipotesis, pengujian hipotesis dilakukan secara multivariate dengan mengggunakan regresi logistik. Model regresi logistik yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut : Ln
TL β 0 β 2 MV β1 DER β 3 ROA ε 1 TL
Keterangan : Ln
TL = Dummy variabel ketepatan waktu (katagori 0 untuk 1 TL
perusahaan yang tidak tepat waktu dan katagori 1 untuk perusahaan yang tepat waktu
4.1.
MV
= market value
DER
= debt to equity ratio
ROA
= return of asset
Pembahasan Model hubungan tersebut diatas sebagaimana dinyatakan dalam
persamaam regresi logistik, sebagai berikut : Ln
TL β 0 β 2 MV β1 DER β 3 ROA ε 1 TL
Dengan bantuan SPSS, maka dapat dinyatakan siginifikan dengan nilai signifikan sebesar 0,228 yang berada diatas nilai toleransi 0,05, dengan demikian hubungan antar variabel tersebut diatas secara model dinyatakan fit atau baik, sebagaimana dinyatakan dalam tabel dibawah : Tabel 1. Model Hubungan antar Variabel Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square
df
10.558
Sig. 8
.228
Hipotesis yang dinyatakan diatas dapat dijelaskan berdasarkan peryataan sebagaimana diungkapkan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 2. Hubungan Variabel dependent dan Independent Variables in the Equation B a
Step 1
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
mv
.000
.000
.054
1
.816
1.000
der
.095
.040
5.644
1
.018
1.099
roa
4.193
1.363
9.459
1
.002
66.238
Constant
1.550
.210
54.550
1
.000
4.711
a. Variable(s) entered on step 1: mv, der, roa.
Dari peryataan tabel tersebut diatas maka, Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan Ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan tidak dapat diterima atau dapat ditolak, dengan nilai kuantias hubungan 0,818 yang secara matrik diatas nilai toleran pada tingkat signifikansi 0,05. Sedangkan untuk hipotesis yang kedua yang menyatakan Profitability secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan dapat diterima atau tidak dapat ditolak, dengan nilai kuantias hubungan 0,002 yang secara matrik dibawah toleran pada tingkat signifikansi 0,05. Sedangkan untuk hipotesis ketiga yang menyatakan Debt to equity secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat diterima atau tidak dapat ditolak, dengan nilai kuantias hubungan 0,018 yang secara matrik dibawah toleran pada tingkat signifikansi 0,05. Pada pengujian regesi logistik dimana variabel ukuran perusahaan yang diproksi dengan Market Value (MV) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. MV adalah harga pasar yang riil
dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan, karena merupakan harga saham yang sedang berlangsung. DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Kreditur tidak akan memberikan dana tanpa adanya jaminan dari ekuitas. DER yang semakin tinggi berarti bahwa tanggung jawab yang diberikan juga semakin berat, hal ini memberikan tantangan bagi perusahaan untuk memberikan hasil kinerja finansial yang baik, dan informasi ini dapat dipantau oleh kreditur melalui laporan keuangan yang dipublikasikan dengan tepat waktu. ROA bertanda positif yang menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Dimana semakin besar rasio ROA menunjukkan bahwa perusahaan semakin produktif, karenanya perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi ini, sehingga cenderung untuk lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangan perusahaan. 5.1.
Kesimpulan Dengan ditolaknya hubungan antara ukuran perusahaan terhadap ketepatan
pelaporan keuangan menunjukan bahwa, manajemen perusahaan melakukan tindakan akuntansi yang tepat yang dituangkan dalam pelaporan keuangan mereka sehingga informasi yang mereka ingin berikan kepada pihak-pihak pengguna pelaporan keuangan terutama para investor sehingga mereka merespon harag saham perusahaan tersebut, namun peningkatan harga saham tersebut tidak memiliki korelasi secara langsung terhadap besaran perusahaan, acapkali perusahaan kecil lebih mampu dan dominan menaikan kinerja saham mereka daripada perusahaan-perusahaan besar yang ada di bursa efek Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
-------, 2004, Indonesian Capital Market Directory. Bandi, 2000, “Ketepatan Waktu Atas Pelaporan Keuangan Perusahaan Indonesia”, Simposium Nasional akuntansi III. Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Indonesia, Buku Satu. Salemba Empat. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo,1998, Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta. Respati, 2004,”Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan : Studi Empiris di BEJ”, Jurnal Maksi, Vol. 4, Januari 2004, hal 67-81. Respati, 2001, Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan : Studi Empiris di BEJ. Tesis Program Pasca Sarjana Semarang (tidak dipublikasikan) Zaki Baridwan, 1995, Intermediate Accounting, Edisi 7, Cetakan ketiga, BPFE, Yogyakarta Y Sri Susilo, Sigit Triandaru, A Totok Budi Santoso, 2000, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Cetakan Pertama, Salemba Empat