Granita dan Guritnaningsih A. Santoso: Pengaruh Tugas Ganda Terhadap Waktu
PENGARUH TUGAS GANDA TERHADAP WAKTU REAKSI
MEN~INJAK REM PADA PEREMPUAN USIA 20-25 TAHUN
Granita dan Guritnaningsih A. Santoso
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta
Abstrak
Penyebab terbesar kecelakaan lalu Iintas berasal dari faktor manusia, antara lain pengemudi tidak dapat melihat tanda yang mengharuskan berhenti (Badger, 2002). Tidak melihat tanda yang mengharuskan berhenti membuat waktu reaksi untuk berhenti menjadi lebih lambat. KeterJambatan dalam bereaksi membuat individu melewati tanda yang mengharuskan berhenti, yang ma~a merupakan salah satu tingkah laku mengemudi agresif. Faktor yang me pengaruhi waktu reaksi antara lain jenis kelamin, yaitu perempuan lebih lam at daripada laki-Iaki dan beban kognitif atau tugas ganda (Kosinski, 2006; Green, 2004). Salah satu bentuk tugas ganda yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah mengemudi sambil menggunakan handphone. Berdasarkan perkembangan kognitif, individu pada usia 20 sampai 40 tahun mampu melakukan beberapa tugas dalam waktu bersamaan, tetapi pada usia 16 sampai 25 tahun indiVidu masih mudah terganggu jika melakukan pembicaraan ketika mengemudi (Papalia dkk, 2004; Badger, 2002). Tujuan penelitian ini ada/ah melihat pengaruh tugas ganda terhadap waktu reaksi menginjak rem. Partisipan penelitan adalah perempuan dengan rentang usia 20 sampai 25 tahun. Tipe penelitian yang dilakukan ada/ah kuantitatif eksperimental dengan menggunakan stopwatch sebagai a/at ukur waktu reaksi. Untuk menghadirkan situasi mengemudi di ja/an, digunakan permainan Need For Speed Underground 2. Desain penelitian yang digunakan adalah within-subject, yaitu setiap partisipan mendapat tiga manipulasi VB (mengemudi tanpa menggunakan handphone, mengemudi sambil melakukan percakapan telepon, dan komunikasi sms). Dari hasil penelitian diperoleh hasil terdapat pengaruh yang signifikan tugas ganda terhadap waktu reaksi (F=41.83 dengan p<0.01). Melalui tes post-hoc diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan waktu reaksi yang signifikan antara mengemudi tanpa r. Jndphone dengan mengemudi sambil melakukan percak8pan telepan dan kamunikasi sms. Dengan demikian, dapat disimpulkan, bahwa pengaruh tugas ganda terhadap waktu reaksi adalah negatif, yai~u melambatkan waktu reaksi. Perbedaan waktu reaksi ketika mengemudi: sambil menggunakan handphone dengan tidak menggunakan handphone adalah 1.47 defik (telepon) sampai 1.82 detik (sms) I
69
JPS VoL. 13 No. 01 Januari 2007
dalam kehidupan sehari-hari adalah mengemudi sambil menggunakan handphone. Menggunakan handphone yang dimaksud adalah melakukan percakapan, baik percakapan telepon (auditori) maupun komunikasi Short Message Services atau sms (visual). Dari beberapa penelitian sebelumnya diperoleh kesimpulan bahwa individu tidak dapat melakukan dua tugas secara bersamaan terutama jika menggunakan modalitas input yang sama (Bogle, 1998). Dalam mengemudi, modalitas yang digunakan adalah visual sebagai modalitas utama dan auditori. Pada saat melakukan percakapan telepon, modalitas utama yang digunakan adalah auditori, sedangkan pada saat melakukan komunikasi sms, modalitas utama yang digunakan adalah visual. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan mengemudi akan terganggu dengan adanya kegiatan lain, yaitu menggunakan handphone. Penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengaruh penggunaan handphone ketika mengemudi banyak berkaitan dengan kecepatan, ketepatan, dan keselamatan pengemudi. Ketika mengemudi sambi! menggunakan handphone, reaksi individu terhadap suatu stimulus menjadi lebih lambat dibandingkan ketika mengemudi di bawah pengaruh alkohol (Parkes dan Hooijmeijer, 2000; Pattiradjawane, 2006). Redelmeier dan Tibshirani (dalam Bogle, 1998) melaporkan bahwa ketika menggunakan handphone, kemungkinan pengemudi mengalami kecelakaan meningkat menjadi empat kali Iipat. Hal ini belum termasuk kesalahan-kesalahan lain di luar kecelakaan, seperti mengemudi keluar dari jalur, menabrak rambu lalu Iintas atau pohon. dan juga seringkali menginjak rem secara mendadak
Pendahuluan Berdasarkan data yang dihimpun oleh pihak kepolisian Republik Indonesia, angka kecelakaan makin meningkat setiap tahunnya ("Setiap Hari", 2005). Penyebab kecelakaan paling' banyak adalah faktor manusia (91 %). Penyebab lainnya adalah faktor kendaraan (5%), faktor jalan (3%), dan faktor lingkungan (1 %). Kecelakaan dapat didefinisikan sebagai akibat dari tabrakan antara dua obyek atau lebih dalam suatu sistem transportasi yang dapat mengakibatkan kerusakan properti atau bahkan mengakibatkan luka-Iuka pada pengguna jalan (Shinar, 1978). Salah satu hal yang dapat menyebabkan tabrakan adalah individu tidak dapat melihat tanda yang mengharuskannya berhenti (Badger, 2002). Salah satu tanda yang mengisyaratkan individu untuk berhenti adalah lampu rem dari mobil depan yang menandakan bahwa mobil depan mengurangi kecepatan atau akan berhenti, sehingga individu yang berada di belakangnya juga harus melakukan hal serupa agar tidak menabrak. Dalam kejadian menginjak rem, waktu reaksi dapat dihitung dari menyalanya lampu rem mobil depan sampai individu mulai menginjak rem, tetapi tidak sampai berhenti sepenuhnya. Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan individu untuk memulai suatu gerakan (Magil, 1998). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi waktu reaksi antara lain jenis ke1qmin dan beban kogrlitif (Kosinski, 2006; Green, 2004). Waktu reaksi perempuan lebih lambat dibandingkan dengan laki-Iaki. Beban kognitif adalah banyaknya tugas yang perlu dilakukan oleh individu dalam waktu bersamaan atau disebut juga dengan tugas ganda. Salah satu bentuk tugas ganda yang muncul
70
r
Granita dan GUritnaningsih A. Santoso: Pengaruh Tugas Ganda Terhadap Waktu
, , t. ~
t.'
f
t
•
tr "
(Bogle, 1998). . Individu sering!kali tidak menyadari bahaya yang rhungkin timbul dari handphone tersebut. penggunaan Banyaknya hal yang harus diperhatikan dttambah derlgan penggunaan handphone ketika sedang mengemudi dapat menyebabkan individu terlarnbat menginjak rem, sehingga terjadi kecelakaan. Tingkah laku mengemudi yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan merupakan salah satu bentuk aggressive driving (mengemudi agresif). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai: Apakah terdapat perbedaan waktu reaksi yang signifikan antara kelompok yang mengemudi saja tanpa menggunakan handphone, kelompok yang mengemudi sambi! melakukan percakapan telep~:>n, dan kelompok yang mengemudi sambil melakukan komunikasi sms pada perempuan usia 20 sampai 25 tahun?
Jika terdapat pengaruh, maka:
1. Apakah terdapat waktu reaksi yang berbeda secarB signifikan antara kelompok yan~ mengemudi saja tanpa menggunakan handphone dengan kelompbk yang mengemudi sambil melakukan percakapan telepon? 2. Apakah terdapat waktu reaksi yang berbeda secara signifikan antara kelompok yang mengemudi saja tanpa menggulnakan handphone dengan kelomp<J>k yang mengemudi sambil melakuk~n komunikasi sms? 3. Apakah terdapa~ waktu reaksi yang berbeda secaraI signifikan antara kelompok yang Imengemudi sambil melakukan P1cakapan telepon dengan kelomp k yang mengemudi sambil melakuk .n komunikasi sms?
Tinjauan Kepustakaan Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan individu untuk memulai suatu gerakan dan dapat dihitung mulai dari munculnya sebuah stimulus yang tiba tiba atau sinyal yang tidak diantisipasi sampai awal respon terhadap stimulus tersebut (Magil, 1998; Schmidt, 1982). Waktu reaksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah waktu reaksi untuk menginjak pedal rem setelah melihat suatu stimulus yang mengharuskan individu untuk berhenti, yaitu lampu rem dari mobil depan. Waktu reaksi akan dihitung dari munculnya lampu rem pada mobil lain sampai individu mulai menginjak pedal rem. Waktu reaksi untuk menginjak rem termasuk ke dalam tipe waktu reaksi diskriminasi karena individu hanya diminta untuk memberikan respon menginjak rem pada saat lampu rem dari mobil depan menyala, sedangkan untuk stimulus lain (misalnya ada mobil yang menyalip dari sebelah kiri dan lain-lain), individu diberikan kebebasan untuk berespon atau tidak berespon (Magil, 1998). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kosinski (2006) diperoleh hasil bahwa laki-Iaki memiliki waktu reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan perempuan. Hal ini disebabkan oleh kontraksi otot yang terjadi setelah stimulus muncul lebih lambat pada perempuan. Untuk waktu reaksi sederhana menekan tombol dalam berespon terhadap sinar, laki laki memerlukan waktu 220 mili detik, sedangkan perempuan 260 mili detik. HasH serupa juga ditemukan ketika stimulus yang dihadirkan adalah suara. Meskipun demikian, penurunan waktu reaksi yang disebabkan oleh usia memiliki ritme sama pada laki-Iaki dan perempuan. Ketika ada tugas lain yang dapat
71
JPS VoL. 13 No. 01 Januari 2007
mengemudi menjadi salah satu bentuk mengemudi agresif karena dapat membahayakan pengguna jalan lain. Berdasarkan definisi yang diajukan oleh Ricardo Martinez (dalam Tasca, 2000), AAA (dalam Tasca, 2000), serta Wark, Lucke, dan Raub (2002), mengemudi agresif adalah tingkah laku mengemudi egois yang dapat membahayakan individu lain atau properti jalan. Percakapan telepon dan komunikasi sms menggunakan dimensi modalitas dan menuntut respon yang berbeda. Dua tugas yang memiliki dimensi sama akan lebih mudah terganggu jika dilakukan secara bersamaan (time-sharing). Dimensi-dimensi yang diajukan oleh Wickens (dalam Sanders & McCormick, 1992) mengenai time-sharing yaitu: 1. Tingkatan Proses: Perseptual dan Sentral vs Respon Seleksi dan Eksekusi; Tingkatan proses yang dimaksud adalah pada tingkatan mana tugas yang dilakukan akan diproses. Tugas yang memerlukan tingkatan proses perseptual dan sentral adalah tugas-tugas yang menuntut adanya proses berpikir, contohnya menentukan arah mobil ketika mengemudi. Dalam tingkatan proses respon seleksi dan eksekusi, tugas yang dilakukan adalah tugas yang otomatis, misalnya memindah gigi perseneling ketika mengemudi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wickens dan Kessel (dalam Sanders & McCormick, 1992), tugas yang memiliki tingkatan yang sama akan lebih mudah terganggu. Misalnya mengemudi sambil melakukan percakapan, baik melalui telepon atau sms sama-sama menggunakantingkatanpermosesan perseptual dan sentral sehingga dapat saling mengganggu.
menyita perhatian individu pada saat mengemudi, maka waktu reaksi akan lebih lama (Green, 2004). Lebih lanjut lagi berdasarkan penelitian Parkes dan Hooijmeijer (2000) diperoleh hasil bahwa ketika individu melakukan percakapan melalui handphone sambil mengemudi maka waktu reaksi akan menjadi lebih lama (berkisar antara 1.131 sampai 1.142 detik) dibandingkan tidak menggunakan handphone (berkisar antara 1.008 sampai 1.370 detik). Penggunaan handphone ketika mengemudi merupakan salah satu bentuk tugas ganda yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tugas ganda adalah dua tugas berbeda yang dilakukan dalam waktu bersamaan (Eysenck, 1994; Kirsh, 2003). Tugas utama yang dilakukan pengemudi adalah mengemudikan mobil, dan tugas sekunder yang dilakukan adalah menggunakan handphone. Ketika menggunakan handphone sambil mengemudi, beban kognitif individu menjadi bertambah (James & Nahl, 2000). Bertambahnya beban kogntif individu akibat dari penggunaan handphone ketika men'gemudi menjadi sebuah distraksi dan dapat mengakibatkan waktu reaksi individu menjadi lambat, sehingga individu melewati tanda yang mengharuskan berhenti (Green, 2004). Ketika terlambat melihat tanda yang mengharuskan berhenti, dalam hal ini adalah lampu rem dari mobil depan, maka waktu reaksi individu menginjak rem menjadi lebih lambat. Keterlambatan dalam menginjak rem tersebut dapat mengakibatkan tabrakan terhadap pengguna jalan lain atau properti jalan (James & Nahl, 2000). Oleh karena itu, tidak melihat tanda yang mengharuskan berhenti yang disebabkan adanya distraksi berupa penggunaan handphone ketika
72
r
Granita dan Guritnaningsih A. Santoso: Pengaruh Tugas Ganda Terhadap Waktu
2. Modalita, Input: Auditori vs Visual; Modalitas!, input yang dimaksud adalah ~elalui alat indera mana suatu stimulus ditangkap. Isreal (dalam Sanders & McCormick, 1992) mengatakan bahwa dua tugas yang dilakukan secara bersamaan tidak akan saling mengganggu jika menggunakan modalitas yang berbeda. Contohnya pada saat mendengarkan radio (auditori) sambil diajak berbicara (auditori), maka performa salah satu dari dua tugas tersebut akan menurun. 3. Kode yang Diproses: Spasial vs Verbal; Kode yang diproses merupakan bentuk dari stimulus yang
Respon yang dimaksud adalah tindakan seperti apa yang harus dilakukan berdasarkan stimulus yang dihadirkan. Dua tugas yang memerlukan respon sama akan menghasilkan performa yang lebih buruk dibandingkan ketika kedua tugas tersebut menuntut respon yang jenisnya berbeda. Ketika individu diminta untuk mengganti akselerasi mobil sambil mengganti saluran radio, maka salah satu performanya dapat menurun atau terjadi kesalahan pada salah satu tugas. Berikut adalah perbandingan dimensi antara mengemudi, percakapan telepon, dan komunikasi sms:
Tabel1
Dimensi Mengemudi, Menelepon, dan Sms
Komunikasi sms
Dimensi
Mengemudi Mobil
Percakapan Telepon
Tingkatan Proses
Perseptual Sentral
Perseptual Sentral
Modalitas Input
Visual
Auditori
Visual
Kode Diproses
Spasial
Verbal
Verbal
Manual
Vokal
Manual
yang
Respon
dan
dan
Perseptual Sentral
dan
Dari Tabel1 dapat disimpulkan bahwa komunikasi sms ar.an lebih dapat mengganggu kegiatan mengemudi karena lebih banyak memiliki kesamaan dimensi dibandingkan dengan percakapan telepon. Individu dapat dikatakan berada pada tahap dewasa muda ketika berusia antara 20 sampai 40 tahun (Papalia, Olds, & Feldman, 2004). Perkembangan lobus frontal yang sempurna pada tahap dewasa muda memungkinkan individu mampu melakukan tugas ganda
diberikan. Hampir semua tugas yang memerlukan pergerakan, menentukan posisi, dan orientasi obyek dalam ruang merupakan spasial. Tugaf berupa kata, bahasa, atau operasi dogika adalah verbal. Jika kedua tutas merupakan spasial atau keduany adalah verbal maka performanya ,akan lebih buruk dibandingkan! ketika dari kedua tugas yang diberikan memiliki kode yang diproses Iberbeda. 4. Respon: VOkal vs Manual. !
73
JPS Vol. 13 No. 01 Januari 2007
terjadi akibat adanya pengaruh dar variabel bebas: a. Alkohol, kopi, dan obat-obatar lainnya dikontrol dengan melakukar eliminasi, yaitu partisipan tida~ boleh mengkonsumsi kopi atau obal yang mengandung kafein mulai dari ernpat jam sebelum mengikuti eksperimen karena pengaruh dari mengkonsumsi hal-hal ini akan berakhir setelah tiga sampai empat jam kemudian (Bolton & Null, 1981). Seiain itu, yang menjadi partisipan penelitian adalah individu yang tidak mengkonsumsi alkohol dan obat obatan (misalnya antibiotik, antitusif, anti diabetes, anti hipertensi, dan penahan rasa sakit). b. Kepribadian dan kemampuan sensomotorik dikontrol dengan memberlakukan kelompok penelitian within-subject, yaitu tiap partisipan mendapatkan semua manipulasi VB dan eliminasi, yaitu partisipan penelitian adalah individu yang tidak memiliki gangguan kemampuan sensomotorik. c. Pemberian Instruksidan pencahayaan dikontrol dengan konstansi, yaitu tiap individu mendapatkan instruksi dan pencahayaan yang sarna.
dengan baik. Akan tetapi, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badger (2002), pada usia 16 sampai 25 tahun, individu sering bermain-main dalam mengemudi, masih kurang berpengalaman, kurang menunjukkan gaya mengemudi yang aman misalnya mengemudi setelah mengkonsumsi alkohol, mudah terganggu dengan adanya pembicaraan dengan orang lain, dan terkadang melakukan manuver yang salah. Percakapan yang dilakukan melalui handphone merupakan hal yang mungkin menjadi suatu gangguan (McKnight & McKnight, 1991 ). Gangguan yang dimaksud adalah tergangglJnya kegiatan utama individlJ, yaitu mengemudi. Percakapan yang melibatkan masalah bisnis akan membutuhkan perhatian yang lebih banyak dibandingkan dengan percakapan biasa mengenai kehidupan sosial. Metode Penelitian Variabel Varia bel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tugas ganda sebagai variabel bebas yang akan divariasikan sebanyak tiga kali, yaitu: a. Mengemudisajatanpamenggunakan
handphone; b. Mengemudi sambil melakukan percakapan telepon; c. Mengemudi sambil melakukan komunikasi sms. Pembicaraan yang dilakukan untuk percakapan telepon dan komunikasi sms ditentukan melalui metode FGD (penawaran barang oleh sales). 2. Waktu reaksi untuk menginjak pedal rem sebagai va ria bel terikat. 3. Beberapa varia bel sekunder di bawah ini akan dikontrol agar tingkah laku yang muncul benar-benar
Partisipan
Partisipan penelitian ini adalah perempuan berusia 20 sampai 25 tahun. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa pada usia ini individu berada pada puncak keadaan fisik dan mampu melakukan tugas ganda, tetapi masih dapat terdistraksi ketika mengemudi diajak berbicara (Papalia dkk., 2004; Badger, 2002). Selain itu, jenis kelamin perempuan dipilih karena perempuan memiliki waktu reaksi yang lebih lambat sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan (Green, 2004). Partisipan
74
I
Granita dan Guritnaningsih A. Santoso: Pengaruh Tugas Ganda Terhadap Waktu ,
i
juga memiliki k~mampuan mengemudi dengan pengal~man mengemudi aktif selama lebih d~ri enam bulan (Shinar, 1978); tidak mengalami kelainan indera penglihatan, pendengaran, dan gangguan saraf sensomotorik; serta terbiasa menggunakan handphone sambi! mengemudi, yaitu sebelumnya partisipan selalu mengangkat telepon yang masuk dan juga membalas sms yang masuk ketika sedang mengemudi.
rem. Pengukuran waktu reaksi partisipan dilakukan dengan menggunakan stopwatch yang dihubungkan ke stick Playstation 2 dan pedal rem. Untuk menghadirkan situasi mengemudi di jalan dalam suatu simulasi digunakan sebuah permainan, yaitu Need For Speed Underground 2. Ketika melakukan penelitian, partisipan akan diminta untuk mengikuti sebuah mobil kemudian jika lampu rem dari mobil yang diikuti menyala, maka partisipan diminta melakukan respon menginjak rem. Pada sesi percakapan telepon dan komunikasi sms, di tengah-tengah kegiatan mengemudi partisipan akan menerima telepon dan juga sms dari seorang sales.
Tipe dan Desain Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah controlled laboratory eksperimen. Tipe penelitian ini dipilih untuk mengontrol variabel-variabellain yang mungkin saja dapat mempen~aruhi variabel terikat selain variabel babas. Penelitian secara laboratorium dilakukan juga untuk mengurangi risiko-risiko yang mungkin terjadi ketika dilFlkukan dengan cara field eksperimen, ,misalnya kecelakaan. Desain peneliti~n yang digunakan adalah within-s4Jbject, yaitu dalam penelitian ini setia~ partisipan mendapat tiga perlakuan. D lam memberikan tiga urutan perlakua kepada partisipan, counterbalancing untuk dilakukan mencegah error berupa efek urutan (Robinson, 1981).
Metode Analisis Data Dalam melakukan pengolahan data, peneliti menggunakan penghitungan secara manual dan juga dengan bantuan SPSS versi 10.1. Penghitungan secara manual dilakukan dengan menghitung frekuensi dan persentase. Penghitungan dengan bantuan SPSS versi 10.1 dilakukan untuk menghitung F-test dan post-hoc metode Scheffe. Penghitungan F-test dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas (tugas ganda) terhadap varia bel terikat (waktu reaksi). Penghitungan post-hoc dilakukan jika hasil F-test signifikan untuk melihat pengaruh yang paling besar terhadap waktu reaksi.
Prosedur Penelitian Penelitian akan dilakukan di dalam ruangan yang ditjuat semirip mungkin dengan ruang kemudi. Oi dalam ruangan terdapat dua buah televisi, satu untuk asisten peneliti dan satu untuk partisipan. Oi depan layar televisi partisipan akan
Hasil Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 19 sampai 27 April 2006. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 32 partisipan. Partisipan penelitian adalah mahasiswi Fakultas Psikologi dan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia berusia antara 20 sampai 24 tahun, dengan
I I
75
JPS VoL. 13 No. 01 Januari 2007
Tabel 2 Nilai F-test dan Mean Waktu Reaksi Menurut Jenis Variasi VB (N=32)
Kelompok Variasi
Mean (detik)
Mengemudi Tanpa Menggunakan Handphone
1.86
Mengemudi Melakukan Telepon
sambil Percakapan
Mengemudi Melakukan 8M8
sambil Komunikasi
mean usia 21.5 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh, dilakukan penghitungan F-test sebagai berikut: Dari Tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai F-test yang diperoleh sebesar 41.83 (signifikan pada los 0.01). Dengan demikian. maka Ho ditolak, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara waktu reaksi pada saat partisipan mengemudi saja tanpa menggunakan handphone dengan waktu reaksi pada saat partisipan mengemudi sambil melakukan percakapan melalui handphone, baik telepon maupun sms. Maka,dapatdisimpulkanbahwaterdapat pengaruh tugas ganda terhadap waktu reaksi. Untuk mengetahui pengaruh yang paling besar terhadap waktu reaksi, dilakukan uji tes post-hoc dengan
3.33
F
Sig.
41.83
.00
3.68
membandingkan mean waktu reaksi antar jenis variasi variabel bebas, yaitu variasi mengemudi tanpa menggunakan handphone dibandingkan dengan variasi mengemudi sambil melakukan percakapan telepon dan komunikasi sms serta membandingkan juga antara variasi mengemudi sambil melakukan percakapan telepon dengan variasi mengemudi sambil melakukan komunikasi sms. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa mean waktu reaksi pada saat partisipan mengemudi saja tanpa menggunakan handphone berbeda secara signifikan dengan mean waktu reaksi pada saat partisipan melakukan percakapan telepon dan komunikasi sms. Akan tetapi, mean waktu reaksi pada saat partisipan mengemudi dengan melakukan percakapan telepon tidak
Tabei 3 Hasil Penghitungan Tes Post-hoc Metode 8cheffe (N=32) ._---- ._----_._-_._-------
Perbedaan Mean (detik)
8ignifikansi
vs Telepon
1.47
.00
vs 8MS
1.82
.00
vs SMS
0.35
.26
Jenis Variasi Tanpa
Handphone Tanpa
Handphone Telepon
76
Granita dan Guritnaningsih A. Santoso: Pengaruh Tugas Ganda Terhadap Waktu
berbeda secara signifikan dengan mean waktu reaksi ada saat mengemudi sambil melaku an komunikasi sms. Dengan demiki n, dapat disimpulkan bahwa pengaru negatif (menurunkan) terhadap wakt~ reaksi pada saat partisipan mengemudi adalah handphone, dimana penggunaan
waktu reaksi. Peneliti juga melakukan observasi terhadap tingkah laku yang rnuncul ketika partisipan sedang mengemudi sambil melakukan percakapan telepon dan komunikasi sms. Berdasarkan observasi yang dilakukan, terlihat beberapa tingkah laku yang muncul dan
Tabel 4. Mean Menurut Waktu Pemberian Stimulus pada Jenis Variasi VB (N=32) Jenis Variasi
Urutan Stimulus
Mean
menit ke-1.40
1.9
Tanpa Handphone menit ke-2.30 menit ke-3.50
1.9 1.8
menit ke-1.50 menit ke-2.50 menit ke-3.30
3.3 3.4 3.3
menit ke-1.30
3.8
menit ke-2.1 a
3.7
menit ke-3.40
3.5
Telepon
SMS
dapatdikategorikan sebagai mengemudi agresif, antara lain: 1. Menabrak properti jalan (pembatas jalan); 2. Menabrak mobil lain yang ada di jalan; 3. Salah masuk ke jalur yang berlawanan arah; 4. Tidak menjaga jarak dengan mobil lain di jalan; 5. Menurunkan kecepatan sehingga menjadi lambat dalam mengemudi.
ketika partisipan mengemudi sambil melakukan percakapan telepon dan sms, waktu reaksi menjadi lebih lambat dibandingkan ke~ika merigemudi saja tanpa menggunakan handphone. Dalam peneli~ian ini, partisipan diberikan tiga kal, stimulus dalam tiap variasi. Waktu reaksi antara tiga urutan pemberian stim~lus tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut adalah mean waktlJ reaksi (dalam detik) menurut waktu Ipemberian stimulus pada tiap jenis va~asi VB: Mean waktu r~aksi pada stimulus kedua untuk Jariasi mengemudi sambil melakukan percakapan telepon cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan mean w ktu reaksi stimulus pertama. Pada me it tersebut (pada tiap partisipan dan jeni variasi) terjadi hujan yang berlangsung dari menit ke-2.25 sampai 3.29. Mes ipun tidak signifikan, adanya hujan cen erung melambatkan
I
!
r ,
Diskusi Hasil penelitian Y:3ng didapat ini sesLJai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Parkes dan Hooijmeijer (2000) serta McKnight dan McKnight (1991), yaitu bahwa waktu reaksi ketika mengemudi sambil melakukan percakapan menjadi lebih lambat dibandingkan dengan waktu reaksi ketika mengemudi saja. Waktu reaksi
77
JPS VoL. 13 No. 01 Januari 2007
perbedaan tersebut tidak signifikan. Kecenderungan perbedaan dapat terjadi karena ketika mengemudi sambil melakukan percakapan sms, modalitas yang digunakan adalah visual-visual sedangkan respon yang diperlukan juga merupakan respon manual-manual (Sanders dan McCormick, 1992). Perbedaan yang tidak signifikan dapat terjadi karena sekarang ini, individu cenderung sudah menghafal tombol tombol pada handphone sehingga untuk membalas sms kurang diperlukan lagi melihat layar handphone. Dengan kata lain, perhatian yang diperlukan terhadap handphone menjadi berkurang dan alokasi perhatian dapat lebih banyak diberikan kepada tugas mengemudi (Shinar, 1978). Kemungkinan lain yang dapat terjadi adalah situasi jalan yang lengang sehingga membuat permintaan perhatian dari kondisi jalan kurang menyita perhatian partisipan. Dalam situasi jalan yang lengang, tidak banyak perhatian yang harus dicurahkan, sehingga dapat memberikan perhatian lebih banyak kepada tugas mengemudi (Shinar, 1978). Selain itu, menurut observasi peneliti, kecepatan partisipan pada saat sedang melakukan percakapan sms cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kecepatan pada saat melakukan percakapan telepon. Pada saat melakukan percakapan sms sambi! mengemudi, kecepatan mereka dapat melambat sampai 40 km per jam, f'~dangkan ketika menerima telepon, kecepatan hanya turun sampai 60 km perjam. Dengan kecepatan yang lebih rendah maka perhatian yang diperlukan terhadap kondisi jalan juga menjadi lebih kecil (Shinar, 1978). Hujan yang berlangsung dari menit ke 2.25 sampai 3.29 dapat melambatkan waktu reaksi jika dikaitkan dengan
hasil penelitian Parkes dan Hooijmeijer (2000) serta McKnight dan McKnight (1991) lebih kecil (cepat) dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan ini. Dalam penelitian ini, waktu reaksi saat mengemudi tanpa menggunakan handphone adalah 1.86 detik dan saat mengemudi sambil melakukan percakapan telepon, waktu reaksi menjadi 3.33 detik. Selisih waktu reaksi sampel penelitian ini dengan kedua sampel penelitian terdahulu (Parkes & Hooijmeijer, 2000; McKnight& McKnight, 1991) berkisar antara 0.85 sampai 1.46 detik pada saat tidak menggunakan handphone dan 2.20 sampai 2.34 detik ketika melakukan percakapan telepon sambil mengemudi. Perbedaan dalam lamanya waktu reaksi ini dapat terjadi akibat dari perbedaan sampel yang digunakan. Sampel yang digunakan dalam penelitian Parkes dan Hooijmeijer (2000) adalah lulusan pasca sarjana Inggris yang berasal dari beberapa negara dan berjenis kelamin laki-Iaki dan perempuan. Dalam penelitian McKnight dan McKnight (1991), sampel yang digunakan adalah mahasiswa berkebangsaanAmerika Serikat dengan mean usia 39 tahun dan berjenis kelamin laki-Iaki dan perempuan. Mean usia partisipan penelitian ini adalah 21.5 tahun dan berjenis kelarnin perempuan. Perbedaan dalam jenis kelarnin dapat mengakibatkan perbedaan lamanya waktu reaksi sebagaimana dikemukakan oleh Kosinski (2006). Waktu reaksi perempuan memang lebih lambat dibandingkan dengan laki-Iaki. Waktu reaksi pada saat mengemudi sambil melakukan komunikasi sms cenderung lebih lambal dibandingkan dengan waktu reaksi pada saat mengemudi sambil melakukan percakapan telepon. Akan tetapi,
78
Granita dan Guritnaningsih A. Santoso: Pengaruh Tugas Ganda Terhadap Waktu
tingkat keterlih*an stimulus. Tingkat keterlihatan stimulus merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi waktu reaksi individu (Green, 2004). Akan tetapi, perbedaan waktu reaksi pada saat hujan: dan tidak hujan tidak memiliki perbe~aan yang signifikan. Perbedaan yang tidak signifikan ini dapat disebabkan oleh adanya kepentingan yang besar pada individu untuk menginjak rem ketika lampu rem dari mobil depan menyala. Ketika hujan tingkat keterlihatan menjadi rendah, sehingga membuat individu menjadi harus lebih waspada. Ketika merasa waspada, individu akan merasa memiliki kepentingan yang Jebih untuk menginjak rem (Green, 2004). Penelitian mengenai pengaruh tugas gandaterhadapwaktureaksiinidilakukan secara eksperimen laboratorium dengan menggunflkan sebuah simulasi melakukan mengemudi. K~lebihan penelitian secara \Iaboratorium adaJah kontrollingkungaq yang ketat, sehingga hasil penelitian i dapat diatribusikan kepada pengaruh l manipulasi variabel bebas (Shinar, ·1978). Selain itu, penelitian secara laboratorium memiliki segi keamanan keuntungan dar yang tinggi kar na ketika individu menabrak mobil ain dalam simulasi, maka individu tidak perlu meiakukan ganti rugi terhadap apa yang ditabrak. Akan tetapi, di dalam simulasi individu menjadi merasa tidak perlu memiliki timggi dibandingkan kewaspadaan ketika s3dang mengemudi di jalan raya. Keuntungan penelltian yang dilakukan di jalan langsung i (field eksperimen) adalah hasil p nelitiannya dapat langsung diaplika ikan ke Iingkungan jalanan sebenarny . Dengan kata lain, pada penelitian s cara /aboratorium, validitas eksterna nya lebih rendah tetapi validitas int rnalnya lebih tinggi
dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan secara langsung di jalan. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan simuJasi dapat berbeda dengan kondisi aktual yang terjadi di jalan raya karena situasi yang terjadi di jalan raya lebih kompleks. Kesimpulan Dalam penelitian ini, masalah yang akan djjawab adalah pengaruh tugas ganda terhadap waktu reaksi pad perempuan usia 20 sampai 25 tahun. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh tugas ganda terhadap waktu reaksi untuk menginjak rem dengan nilai F-test = 41.83 (signifikan pada los 0.01). Hal ini menandakan bahwa terdapat perbedaan waktu reaksi yang signifikan ketika mengemudi saja tanpa menggunakan handphone, mengemudi sambi! melakukan percakapan telepon (auditori), dan pada saat mengemudi sambil melakukan komunikasi sms (visual). Melalui tes post-hoc. diperoleh hasil bahwa pengaruh negatif (menurunkan) terhadap waktu reaksi adalah pada saat menggunakanhandphone.Penggunaan handphone dapat menurunkan waktu reaksi, dimana waktu reaksi paling cepat terjadi pada saat partisipan tidak menggunakan handphone (1.86 detik), sedangkan waktu reaksi paling lambat adalah pada saat partisipan melakukan komunikasi sms (3.68 detik).
a
1
Saran Saran teoritis yang dapat diberikan antara lain: 1. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan cuaca, yaitu dengan mengkombinasikan cuaca ketika hujan. cerah, mendung, dan lain-lain. Selain itu, juga dapat dilakukan kombinasi berdasarkan
79
JPS VoL. 13 No. 01 Januari 2007
melanggarnya. 4. Menggunakan warna lampu rem yang standar dan terlihat dengan jelas, yaitu merah karena penggunaan warna merah pada lampu rem dipersepsikan sebagai tanda yang mengharuskan berhenti atau menginjak rem. Selain itu, warna merah dapat terlihat dengan jelas baik di siang maupun malam hari.
tingkat derasnya hujan. 2. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai waktu reaksi pada situasi jalan yang ramai atau padat agar lebih menggambarkan situasi jalan jalan kota besar, khususnya di Jakarta. 3. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan stimulus yang sering ditemukan pada situasi jalan sebenarnya, yaitu pejalan kaki yang hendak menyeberang atau lampu lalu lintas. Saran praktis yang dapat diberikan antara lain: 1. Melakukan sosialisasi kepada pengemudi mengenai pengaruh penggunaan handphone ketika mengemudi dengan menggunakan pendekatan fear appeal atau humor. Sosialisasi dapat dilakukan menggunakan papan yang berwarna untuk menarik perhatian pengemudi (selective attention). Papan sosialiasi dapat ditempel pada tempat tempat umum yang memungkinkan pengemudi melihat himbauan tersebut lebih dari satu kali sehingga akan lebih mudah masuk ke dalam ingatan jangka panjang. 2. Bentuk sosialisasi lain yang dapat dilakukan adalah berupa himbauan kepada pengemudi untuk menepi atau berhenti di pinggir jaian terlebih dahulu ketika harus mengangkat telepon atau membalas sms, sehingga tidak perlu melakukan divided attention antara mengemudi dan menggunakan handphone. 3. Memberikan masukan kepada pihak polisi lalu lintas mengenai dampak atau larangan penggunaan handphone sambil mengemudi. Penetapan larangan ini harus disertai hukuman yang jelas dan konsisten bagi setiap individu yang
Daftar Pustaka Badger, Joseph E. (2002). Human Factors. Diambil dari http:// expertpages.com. news/ humanfactors.htm.Tanggal 23 Januari 2006. Bogle, Kevin.(1998). The Effect of Cellular Phone Use on the Speed, Accuracy, and Safety of Drivers. Diambil dari http://oas.ucok. edu/OJAS/98T98/BOGLE.HTM. Tanggal 16 Juli 2005. Bolton, Sanford Ph.D. dan Gary Null, M.S. (1981). Caffeine: Psychological Effects, Use and Abuse. Journal Orthomolecular Psychiatry [on-line serial]. Diambil dari http://www.garynull.com/ Documents/CaffeineEffects.htm. Tanggal 29 Maret 2006. Eysenck, Michael W. (eds). (1994). The Blackwell Dictionary of Cognitive Psychology. Malden: Blackwell Publishers, Inc. Green, Marc. (2004). Reaction Time. Diambil dari http://www. visualexpert.com/ Resources/ reactiontime. html. Tanggal 19 Januari 2006. Green, Marc & John Senders. (2004). Human Error in Road Accidents. Diambil dari http://www.
80
••
Granita dan Guritnaningsih A. Santoso: Pengaruh Tugas Ganda Terhadap Waktu
t
erLcom/Res ur esl '-==="'-'T'-nu;ts=.................. htm 1. T9I 9 JuIi
I
James, Dr. Leon & Diane Nahl. (2000). Road Rage and Aggressive Driving: Steering Clear of Highway Watfare. New York: Prometheus Books.
I
r
I
Pattiradjawane, Rene L. (2006, 23 Januari). Mengemudi dengan
Ponsel Ancam Keselamatan.
Kompas, hal 33.
Robinson, Paul W. (1981). Fundamental of Experimental Psychology (2 nd ed.). Englewood Cliffs, N.J. : Prentice-Hall.
Kirsh, David. (2003). A Few Thoughts on Cognitive Overload. Diambil dari http://id-server.ucsd.edu/-kirsh/ Articies/Overload/published.html. Tanggal 12 Maret 2006.
Sanders, Mark S. & Ernest J. McCormick. (1992). Human Factors in th Engineering and Design (7 ed.). Singapura: McGraw-Hili. Schmidt, Richard A. (1982). Motor Control and Learning: A Behavioral Emphasis. Champaign, IIInois: Human Kinetics Publishers.
Kosinski, Robert J. (2006). A Literature Review on Reaction Time. Diambil dari: http://l;>iae.c1emson.edu/bpc/ bp/Lab/110/reaction.htm. Tanggal 12 Maret 2006.
I
I ,f
Setiap Hari 30 Orang Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan Lalu Lintas.
Departemen Kesehatan. (2005).
Diambil dari http://www.depkes.
go.idl index.php?option=news&ta sk=viewarticle&sid=415<emid=2 . Tanggal 23 Januari 2006.
Magil, RichardA. (1998). MotorLeaming: Concepts and Applications (5th ed.). Singapura: McGraw-HilI. McKnight, James & A Scott McKnight. (1991). Th~ Effect of Cellular Phone U$e Upon Driver Attention. Diambil dari http://www. aaafoundati~n.orgl resourcesl index.cfm?qutton=cellphone#a3. Tanggal 8 Februari 2006.
Shinar, David. (1978). Psychology on The Road: The Human Factor in Traffic Psychology. Toronto: John Wiley & Sons, Inc. Tasca, Leo.(2000). A Review of The Literature on Aggressive Driving Research. Diambil dari: http:// www.aggressive.drivers.com/ papers/tasca/tasca.doc. Tanggal 28 Juni 2005.
Papalia, Diane E., Ruth Duskin Feldman & Sally Wendkos Olds. (2004). Human Development (9th ed.). New York: McGraw-Hili. Parkes, Andrew & Victor Hooijmeijer. (2000). The influence of the use of mobile phones on driver situation awareness. Diambil dari http://~-nrd .nhtsa.dot. gov/departrne nts/nrd-13/driver distraction/ppF/2.PDF#search=' andrew%20parkes %2C%20m obile%20pho~es'. Tanggal 12 Maret 2006. I
Wark, Richard I., R. E. Lucke., dan R. A. Raub. (2002). Toward Developing Strategies to Control Aggressive Driving: An Introduction. Diambil dari http://safety.transportation. o rg I h t mig u ide s I A 9 gO rv r I app06htm Tanggal 12 Maret 2006.
81
JPS VoL. 13 No. 01 Januarl2007
82