PENGARUH TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJO KECAMATAN AMPEL SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh ARIEF YULIYANTO NIM 11110037
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
PENGARUH TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJO KECAMATAN AMPEL SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh ARIEF YULIYANTO NIM 11110037
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax.323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Arief Yuliyanto
NIM
: 11110037
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul
: PENGARUH TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJO KECAMATAN AMPEL
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 14 Maret 2015 Pembimbing
Mufiq, S.Ag., M.Phil. NIP.19690617199603 1 004
SKRIPSI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJOKECAMATAN AMPEL DISUSUN OLEH ARIEF YULIYANTO NIM: 111 10 037 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 6 April 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd.
Sekretaris Penguji
: Mufiq, S.Ag., M.Phil.
Penguji I
: Siti Rukhayati, M.Ag.
Penguji II
: Muna Erawati, S.Psi., M.Si.
Salatiga, 06 April 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd. NIP. 19670121 199903 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Arief Yuliyanto
NIM
: 11110037
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 14 Maret 2015 Yang menyatakan,
Arief Yuliyanto
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO
“Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Al-Ankabuut: 6)
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tuaku yang tercinta, keluargaku, sahabat-sahabat seperjuanganku, dan untuk IAIN Salatiga
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang telah memberikan taufik, hidayah dan pertolongan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. 3. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil. selaku dosen pembimbing. 4. Bapak Haryoko selaku Kepala Desa Ngadirojo yang telah mengijinkan untuk mengadakan penelitian di dusun Margosari. 5. Kedua orang tua yang telah memberikan materi untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan yang telah diperbuat Bapak/Ibu/ saudara/saudari. Amiin. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih terhadap kemajuan civitas akademika IAIN Salatiga.
Salatiga, 14 Maret 2015 Penulis
Arief Yuliyanto
ABSTRAK Yuliyanto, Arief. 2015. Pengaruh Toleransi Antar Umat Beragama Terhadap Perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag., M.Phil. Kata kunci: Toleransi dan perkembangan. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui toleransi antar umat beragama dan juga perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana toleransi antar umat beragama di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel?, (2) Bagaimana perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel?, dan (3) Apakah terdapat pengaruh antara toleransi antar umat beragama terhadap perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa toleransi di Dusun Margosari pada kategori yang tinggi, yaitu 70% dan ada 28 responden dari 40 responden yang diteliti. Artinya bahwa masyarakat di dusun Margosari meskipun warganya mempunyai kepercayaan yang berbeda namun mereka sangat menjunjung tinggi kerukunan antar warganya, saling menghormati satu sama lain, saling tolong menolong, dan dapat bergaul dengan baik. Perkembangan Islam di Dusun Margosari pada kategori yang tinggi, yaitu 50% dan ada 20 responden dari 40 responden yang diteliti. Dan juga dengan adanya berbagai macam kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan yang sudah berjalan sejak dulu. Seperti kegiatan Tahlilan, pengajian tingkat kelurahan, Yasinan, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi cerminan mengenai keadaan Islam di dusun Margosari. Berdasarkan analisis dari data yang diperoleh di lapangan, menunjukkan bahwa Rxy hitung sebesar 0,48949 > 0,312. Rxy tabel sebesar 0,312 artinya bahwa ada pengaruh yang signifikan antara toleransi antar umat beragama dengan perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN......................................................iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.........................................iv ABSTRAK...............................................................................................................v KATA PENGANTAR............................................................................................vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................vii DAFTAR ISI.........................................................................................................viii DAFTAR TABEL.................................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1 B. Rumusan Masalah........................................................................................7 C. Tujuan Penelitian.........................................................................................8 D. Hipotesis Penelitian......................................................................................8 E. Kegunaan Penelitian.....................................................................................9 F. Definisi Operasional...................................................................................9 G. Metode Penelitian.......................................................................................11 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian...........................................................11
2. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................12 3. Populasi dan Sampel............................................................................12 4. Metode Pengumpulan data..................................................................13 5. Analisis Data........................................................................................14 H. Sistematika Penulisan................................................................................15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Toleransi Antar Umat Beragama...............................................................17 1. Toleransi Menuju Kerukunan..............................................................17 2. Menumbuhkan Sikap Toleransi...........................................................22 B. Perkembangan Islam..................................................................................25 1. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia..................................................25 2. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Islam..............................26 3. Hambatan dan Peluang terhadap Perkembangan Islam.......................28 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..........................................................33 B. Laporan Hasil Penelitian............................................................................35 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data..............................................................................................45 B. Pengujian Hipotesis....................................................................................54 C. Pembahasan................................................................................................58 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Penutup.......................................................................................................59 B. Saran...........................................................................................................60 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel mata pencaharian penduduk Dusun Margosari tahun 2014......34 Tabel 3.2 Tabel toleransi antar umat beragama di Dusun Margosari.................35 Tabel 3.3 Tabel perkembangan Islam di Dusun Margosari................................41 Tabel 4.1 Tabel skore toleransi antar umat beragama........................................45 Tabel 4.2 Tabel prosentase toleransi antar umat beragama................................48 Tabel 4.3 Tabel nilai interval toleransi antar umat beragama.............................49 Tabel 4.4 Tabel skore perkembangan Islam......................................................50 Tabel 4.5 Tabel prosentase perkembangan Islam..............................................53 Tabel 4.6 Tabel nilai interval perkembangan Islam...........................................54 Tabel 4.7 Tabel pembantu analisis product moment.........................................54
DAFTAR LAMPIRAN Angket Penelitian Pedoman wawancara Surat Keterangan Penelitian Surat Keterangan Kegiatan Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Toleransi dalam pergaulan antar umat beragama berpangkal dari penghayatan
ajaran
agama
masing-masing.
Demi
memelihara
kerukunan beragama sikap toleransi harus dikembangkan untuk menghindari konflik. Biasanya konflik antar umat beragama disebabkan oleh sikap merasa paling benar dengan cara mengeliminasi kebenaran orang lain. Sikap kaum muslim kepada penganut agama lain jelas, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, yaitu berbuat baik kepada mereka dan tidak menjadikan perbedaan agama sebagai alasan untuk tidak menjalankan hubungan kerjasama dengan mereka, lebih-lebih mengambil sikap tidak toleran dengan mereka. Islam sama sekali tidak melarang orang Islam memberikan bantuan kepada siapapun selama mereka tidak memusuhi orang Islam, tidak melecehkan simbol-simbol keagamaan mereka atau mengusir kaum muslimin dari negeri mereka. Kaum muslimin diwajibkan oleh Al-Qur’an melindungi rumah ibadah yang telah dibangun oleh orang-orang non-muslim sebagaimana firman Allah SWT :
“(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan Kami hanyalah Allah". dan Sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa,” (Q.S Al-Hajj: 40)
Kerjasama yang baik antara muslim dan non-muslim itu telah dibuktikan dan ditulis dalam sejarah dengan sangat jelas. Nabi Muhammad SAW dan para sahabat melakukan hubungan sosial dengan non-muslim seperti Waroqah bin Naufal yang beragama Nasrani, Abdullah bin Salam yang sebelumnya beragama Yahudi, bahkan Nabi sendiri pernah meminta suaka politik dengan menyuruh sahabat untuk berhijrah meminta perlindungan kepada Raja Najasyi (Nigos) dari Habsyah yang beragama Nasrani. Imam Bukhari menceritakan dari Anas: “ketika Nabi wafat, baju beliau masih digadaikan pada orang Yahudi guna membiayai keluarganya, padahal beliau bisa meminjam dari para sahabatnya. Akan tetapi, hal itu dilakukannya untuk mengajarkan kepada umatnya bahwa kerjasama
dengan orang-orang non-muslim adalah sikap dan pandangan Islam. Yusuf Qaradhawi lebih lanjut menceritakan bahwa Nabi menerima hadiah-hadiah dari orang-orang non-muslim, meminta pertolongan dari mereka baik dalam situasi aman maupun perang melawan musuh, sepanjang hal itu dilakukan dalam kerangka semata-mata membantu dan bukan untuk tujuan lain yang merugikan dan membahayakan. Kemudian berkelanjutan pada masa sesudah beliau selama berabadabad lamanya, tanpa ada perasaan risih dan beban psikologis sedikitpun, dan menemui masa suram setelah terjadinya Perang Salib sampai dewasa ini dengan terjadinya konflik antar agama yang seharusnya tidak terjadi. Seperti kita ketahui bahwa fenomena keberagamaan masyarakat muslim akhir-akhir ini memperlihatkan citra anti keragaman dan anti kebebasan.
Mereka
menyudutkan
dan
menuduh
sekelompok
masyarakat muslim lain yang tengah memperjuangkan kebebasan dan toleransi sebagaimana yang diajarkan Islam. Mereka menganggapnya sebagai kaum sekularis dan agen Barat yang kafir. Meskipun Islam adalah agama misi, namun tetap menekankan sikap toleran dan persebaran Islam. Islam melarang sikap permusuhan dan menebar kebencian di antara manusia. Cara-cara kekerasan dan kebatilan dalam berdakwah justru akan merendahkan citra Islam sebagai agama rahmatan lil „alamin. Dalam Al-Qur’an dijelaskan:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S An-Nahl: 125) Sikap toleransi dan menghormati agama lain akan menghindarkan kekerasan dalam beragama. Kekerasan adalah sebuah tindakan membahayakan umat manusia. Kekerasan akan menimbulkan prasangka, kekakuan, dan kebekuan. Kekerasan merupakan awal perpecahan umat manusia, dan menggiring pada perselisihan internal dan eksternal. Untuk itu, Islam menolak kekerasan dan mengajak pada prinsip-prinsip Islam seperti tasamuh (toleransi), i‟tidal (Moderasi), adalah (keadilan). Di negara kita, meskipun mayoritas bangsa kita beragama Islam, namun sikap toleransi tetap menjadi agenda utama. Pemerintah mencanangkan “tri kerukunan umat beragama”, yaitu kerukunan internal umat beragama, kerukunan umat beragama, dan kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. Tiap-tiap warga negara diberi kebebasan untuk memeluk agama sesuai keyakinan masingmasing, yang penting tetap menjaga kerukunan umat beragama (Humaidy Abdussami dan Masnun Tahir, 116).
Pada dasarnya agama Islam bisa berkembang di tengah-tengah agama yang lain, hidup saling berdampingan pada satu wilayah, sebagaimana yang terjadi di Tiongkok. Islam bisa masuk di Tiongkok melalui jalur darat dan laut pada abad ke-7 pada masa khalifah Usman bin Affan. Perjalanan darat ialah dari Arab sampai ke bagian barat laut Tiongkok dengan melewati Persia dan Afghanistan. Jalan ini terkenal dengan sebutan jalur sutra. Sedangkan perjalanan laut ialah dari Teluk Persia dan Laut Arab sampai ke pelabuhan-pelabuhan di Tiongkok. Pada abad ke-7 dan ke-8 hubungan antara Tiongkok dengan Arab sangat baik. Kerajaan Arab telah 37 kali mengirim utusan muhibahnya ke Tiongkok selama 147 tahun (651-798). Para pedagang Arab dan Persia yang berniaga ke Tiongkok umumnya orang Islam yang datang perorangan dan kemudian menikah dengan wanita setempat. Keturunan mereka dari generasi ke generasi memeluk agama Islam dan menjadi penduduk Tiongkok. Pada permulaan abad ke-13 banyak orang Islam di Asia Tengah dan Asia Barat menjadi tentara Mongol dalam ekspedisi ke Barat yang dipimpin oleh Genghis Khan. Mereka sebagian besar terdiri atas prajurit, tukang kayu, pandai besi, dan sebagainya ikut ke Tiongkok bersama tentara Mongol. Umumnya mereka berasal dari bangsa Se Mu. Sebagaimana diketahui, pada masa Dinasti Han (206 SM-220 M) XiYu mengacu pada Xinjiang (bagian barat Laut Tiongkok), Asia Tengah, dan daerah-daerah lain yang terletak di sebelah barat kota Yu
Meng Guan (Provinsi Ganshu). Pada masa Dinasti Yuan (1206-1368) berbagai bangsa di Xi Yu disebut sebagai bangsa Se Mu. Pada waktu itu bangsa Se Mu mempunyai kedudukan sosial yang lebih tinggi daripada bangsa Han, akan tetapi di bawah status bangsa Mongol. Dengan
ditempatkannya
banyak
prajurit
yang
muslim
dan
dibangunnya masjid di berbagai tempat oleh penguasa Dinasti Yuan, agama Islam mulai tersebar luas di Tiongkok. Diantara bangsa Tionghoa yang berjumlah kurang lebih 1,2 miliar terdiri atas mayoritas bangsa Han (92%) dan 55 bangsa minoritas (8%). Demikian menurut Kantor Pemberitaan Dewan Negara dalam brosur Keadaan Hak Asasi Manusia di Cina (1991). Sepuluh dari 55 bangsa minoritas tersebut beragama Islam. Mereka adalah bangsa Hui, Uigur, Kazak, Tatar, Tajik, Uzbek, Kirgiz, Tungsiang, Sala, dan Pauan. Kaum muslimnya merupakan 18% dari penduduk bangsa minoritas atau 1,4% dari jumlah keseluruhan rakyat Tiongkok (Kong Yuanzhi, 2007: 277). Dusun Margosari merupakan suatu daerah yang terdapat di Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Masyarakat Margosari menganut dua kepercayaan, yaitu agama Islam dan agama Kristen. Di sana terdapat masjid dan juga gereja yang letaknya tidak berjauhan.
Meskipun
masyarakat
Margosari
menganut
dua
kepercayaan, namun mereka dalam kehidupan keseharian dapat menjaga kerukunan satu sama lain. Hal itu dapat terlihat ketika ada tetangga mereka yang beragama lain mengalami musibah, mereka
menengok dan ketika melaksanakan ibadah tetap menghormati. Ketika sebagian masyarakat yang menganut agama Islam merayakan hari raya Islam, maka sebagian yang meenganut agama Kristen tetap menghormati bahkan ikut merayakannya meskipun bukan hari raya agamanya. Masyarakat Margosari sangat memegang erat tali persaudaraan dan
kerukunan
dengan
tetangga-tetangganya.
Dalam
kegiatan
masyarakat antara pemeluk agama Islam dan Kristen tetap menjadi satu kelompok, mereka tidak mempermasalahkan mengenai keyakinan ketika dalam bermasyarakat. Sehingga masyarakat Margosari terlihat harmonis meskipun masyarakatnya menganut kepercayaan yang berbeda. Oleh karena itu, dengan memperhatikan kondisi masyarakat yang dapat hidup rukun meskipun didalamnya terdapat dua kepercayaan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Dusun
Margosari
TOLERANSI
dengan
ANTAR
mengangkat
UMAT
judul
BERAGAMA
“PENGARUH TERHADAP
PERKEMBANGAN ISLAM DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJO KECAMATAN AMPEL”.
B. Rumusan masalah Untuk menghindari meluasnya masalah yang dibahas, maka penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana toleransi antar umat beragama di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel? 2. Bagaimana perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel? 3. Apakah terdapat pengaruh antara toleransi antar umat beragama terhadap perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh titik terang mengenai toleransi antar umat beragama dan pengaruhnya terhadap perkembangan Islam. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui toleransi antar umat beragama di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel. 2. Untuk mengetahui perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel. 3. Untuk mengetahui pengaruh toleransi antar umat beragama terhadap perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ada pengaruh antara toleransi antar umat beragama terhadap perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel.
E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis: Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran tentang toleransi antar umat beragama dan pengaruhnya terhadap perkembangan Islam. 2. Manfaat Praktis: a. Dapat memberikan pelajaran betapa pentingnya toleransi antar umat beragama. b. Dapat memberi pengetahuan tentang bagaimana pengaruh toleransi antar umat beragama terhadap perkembangan Islam.
F. Definisi Operasional 1. Toleransi antar umat beragama Kata toleransi berasal dari bahasa Inggris, yaitu ”tolerance” berarti sikap membiarkan, mengakui, dan menghormati keyakinan orang
lain
tanpa
memerlukan
persetujuan.
Bahasa
Arab
menterjemahkan kata toleransi dengan “tasamuh” yang berarti saling mengizinkan dan saling memudahkan. Dalam kamus filsafat dijelaskan toleransi adalah sikap seseorang yang bersabar terhadap keyakinan filosofis dan moral orang lain yang dianggap berbeda, dapat disanggah, atau bahkan
keliru. Dengan sikap itu juga tidak mencoba menghapuskan ungkapan-ungkapan yang sah dari keyakinan-keyakinan orang lain tersebut. Sikap semacam ini tidak berarti setuju terhadap setuju dengan keyakinan-keyakinan tersebut. Selain itu, tidak juga berarti acuh tak acuh terhadap kebenaran dan dan kebaikan, dan tidak harus
didasarkan
atas
pemahaman
ada
tidaknya
Tuhan
(agnotisisme), atau skeptisisme (paham keraguan), melainkan lebih pada sikap hormat terhadap martabat manusia yang bebas (Humaidy Abdussami dan Masnun Tahir, 115). Agama adalah segenap kepercayaan kepada Tuhan (W. J. S. Poerwadarminta, 2006: 16). Yang penulis maksud dengan toleransi antar umat beragama dalam penelitian ini adalah: a.
Memenuhi undangan dari agama lain.
b.
Membantu jika diperlukan.
c.
Menjenguk bila tetangga mendapat musibah.
d.
Datang ketika ada kegiatan kemasyarakatan.
e.
Membantu tetangga beda agama.
f.
Menghormati tetangga beda agama yang sedang beribadah.
g.
Menerima bantuan tetangga beda agama.
h.
Dapat berkomunikasi dengan baik kepada tetangga beda agama.
i.
Memberi kesempatan terhadap orang lain untuk melaksanakan ajaran yang diyakininya.
j.
Menghormati pemimpin beda agama.
k.
Tidak menghina tetangga beda agama.
l.
Memelihara hubungan baik.
m. Memupuk rasa persatuan dan kesatuan walaupun beda agama. n.
Memelihara kebersamaan.
o.
Menjunjung tinggi agama masing-masing.
2. Perkembangan Islam Islam adalah agama yang dapat menyelamatkan manusia atau umat dari kehidupan didunia diwahyukan oleh Allah melalui RasulNya
menjadi
pegangan
hidup
manusia
agar
memperoleh
kebahagiaan hidup didunia maupun diakhirat (Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakkir, 2008: xii). Yang penulis maksud tahapan perkembangan Islam dalam penelitian ini adalah: a.
Intensitas ibadah masyarakat.
b.
Kegiatan-kegiatan keagamaan di masyarakat.
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian
lapangan. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh toleransi antar umat beragama terhadap perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yaitu di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel. Lokasi penelitian merupakan merupakan suatu pedesaan yang masih asri, hawanya sejuk. Mayoritas masyarakat Dusun Margosari bekerja sebagai petani, namun ada juga sebagian anggota masyarakat yang bekerja sebagai karyawan yang merupakan para pemuda-pemudi di Dusun Margosari. Masyarakat Dusun Margosari menganut
2 (dua) kepercayaan yaitu agama
Islam dan Kristen. Atas dasar inilah peneliti mempunyai ketertarikan untuk melakukan penelitian di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel. Dalam penelitian ini, penulis memulai penelitian dari tanggal 26 November 2014 s/d 12 Januari 2015. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sujana, 1992: 6). Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 305 orang. Sedangkan yang menganut agama Islam berjumlah 272 orang dan yang menganut agama Kristen berjumlah 33 orang. b. Sampel Arikunto (2005: 117) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25%. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel 40 orang yang diperoleh dari 13,2% dari 305 orang. 4. Metode Pengumpulan Data Nasir (2003: 328) mengatakan bahwa metode pengumpulan data
merupakan
alat-alat
ukur
yang
diperlukan
dalam
melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan, dan beragam fakta yang berkaitan dengan fokus penelitian yang akan diteliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan: a. Interview Yaitu
metode
yang
berusaha
mendapatkan
keterangan/pendirian secara lisan dari seorang responden
dengan cara bertatap muka (Koenjaraningrat, 1989: 129). Dalam penelitian ini metode interview digunakan sebagai metode untuk menggali data tentang gambaran umum lokasi penelitian, kegiatan kemasyarakatan dan untuk melengkapi data tentang perkembangan Islam di Dusun Margosari. b. Angket Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data mengenai toleransi antar umat beragama dan perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel. 5. Analisis Data a. Analisis pendahuluan Untuk menghitung skor dari masing-masing variabel penulis menggunakan rumus: P = F x 100% N Keterangan: P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah total sampel b. Analisis lanjutan Untuk menguji hipotesis penulis menggunakan rumus: (∑ x) (∑ y) Rxy = ∑ xy N 2 2 √{∑ x – (∑ x) } √{∑ y2 – (∑ y)2} N N
Keterangan: R xy
: koefisien korelasi antara variabel
N
: Jumlah responden
∑x
: Jumlah variabel 1
∑y
: Jumlah variabel 2
∑ x2
: Jumlah x2
∑ y2
: Jumlah y2
∑ xy
: Jumlah variabel x dan y
H. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan: Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II Kajian Pustaka: Berisi tentang Toleransi antar umat beragama dan Perkembangan Islam. Bab III Hasil Penelitian: Berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian dan penyajian data. Bab IV Analisis Data: Berisi
tentang
pembahasan.
analisis
deskriptif,
pengujian
hipotesis,
dan
Bab V Penutup: Berisi tentang kesimpulan, saran, daftar rujukan, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis.
BAB II LANDASAN TEORI A. Toleransi Antar Umat Beragama 1. Toleransi menuju kerukunan Dalam percakapan sehari-hari seolah-olah tidak ada perbedaan antara toleransi dengan kerukunan. Antara kedua kata ini, terdapat perbedaan, namun saling membutuhkan. Kerukunan mempertemukan unsur-unsur yang berbeda, sedang toleransi merupakan sikap dari kerukunan. Tanpa kerukunan, toleransi tidak pernah ada, sedangkan toleransi tidak pernah tercermin bila kerukunan belum terwujud. Istilah toleransi (Said Agil Husin Al-Munawar, 2003: 13) berasal dari bahasa Inggris, yaitu: “tolerance” berarti sikap membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan. Bahasa Arab menterjemahkan dengan “tasamuh”, berarti saling mengizinkan, saling memudahkan. Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama, yang didasarkan kepada: setiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan mempunyai bentuk ibadah dengan sistem dan cara tersendiri yang menjadi tanggung jawab pemeluknya, maka toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama bukanlah toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan perwujudan sikap keberagamaan pemeluk suatu agama dalam pergaulan antara
orang yang tidak seagama, dalam masalah-masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum. Dalam
mewujudkan
kemaslahatan
umum,
agama
telah
menggariskan dua pola dasar hubungan yang harus dilaksanakan oleh pemeluknya, yaitu: hubungan secara vertikal dan hubungan secara horizontal. Yang pertama adalah hubungan pribadi dengan Khaliknya yang direalisasikan dalam bentuk ibadah sebagaimana telah digariskan oleh setiap agama. Hubungan ini dilaksanakan secara individual, tetapi lebih diutamakan secara kolektif atau berjama’ah (shalat dalam agama Islam). Hubungan kedua adalah hubungan antara manusia dengan sesamanya. Pada hubungan ini tidak hanya terbatas pada linkungan suatu agama saja, tetapi juga berlaku untuk orang yang tidak seagama, yaitu
dalam
bentuk
kerjasama
dalam
masalah-masalah
kemasyarakatan. Dalam hal inilah berlaku toleransi dalam pergaulan hidup antara umat beragama. Perwujudan toleransi seperti ini walaupun tidak berbentuk ibadah, namun bernilai ibadah, karena; kecuali melakukan suruhan agamanya, juga bila pergaulan antara umat beragama berlangsung dengan baik, berarti tiap umat beragama telah memelihara eksistensi agama masing-masing. Ibadah dalam pengertian luas tidak hanya sebatas hubungan antara manusia dengan Khaliknya, juga meliputi segala ucapan, perbuatan dan tindakan yang bernilai baik, seperti membangun masyarakat dan bangsa, membela negara, termasuk membicarakan
masalah Internasional sebagaimana yang dilakukan oleh bangsabangsa yang tergabung dalam PBB. Hal seperti ini termasuk toleransi antar umat beragama. Di Indonesia, kehidupan beragama berkembang dengan subur. Pelaksanaan upacara-upacara keagamaan baik dalam bentuk ibadah maupun dalam bentuk peringatan tidak hanya terbatas rumah-rumah atau tempat-tempat resmi masing-masing agama, tapi juga pada tempat lain seperti di kantor-kantor dan di sekolah-sekolah. Di sini berlaku toleransi, yaitu berupa fasilitas atau izin mempergunakan tempat dari atasan (beragama lain) yang bersangkutan. Sekolah
sebagai
lembaga
pendidikan
formal
berfungsi
menyiapkan generasi penerus. Dalam menanamkan dan membina sikap toleransi antara sesama murid, terutama yang tidak seagama hanya sebatas membantu menyiapkan sarana yang diperlukan untuk upacara yang dimaksud, dan bukan ikut menghadiri atau melaksanakan upacara agama tertentu. Dengan memegang prinsip bahwa; ajaran setiap agama; sikap toleransi merupakan ciri kepribadian bangsa Indonesia; dorongan hasrat kolektif untuk bersatu; situasi Indonesia sedang dalam era pembangunan maka toleransi yang dimaksud dalam pergaulan antar umat beragamabukanlah toleransi yang statis yang pasif, melainkan toleransi dinamis yang aktif. Toleransi statis adalah toleransi dingin tidak melahirkan kerjasama. Bila pergaulan antara umat beragama
hanya dalam bentuk statis, maka kerukunan antar umat beragama hanya dalam bentuk teoritis. Kerukunan teoritis melahirkan toleransi semu. Toleransi dinamis adalah toleransi aktif melahirkan kerjasama untuk tujuan bersama, sehingga kerukunan antar umat beragama bukan hanya dalam bentuk teoritis, tetapi sebagai refleksi dari kebersamaan umat beragama sebagai satu bangsa. Agama tidak pernah berhenti dalam mengatur tata kehidupan manusia karena itu kerukunan dan toleransi antara umat beragama: bukan sekedar hidup berdampingan yang pasif saja, akan tetapi lebih dari itu; untuk berbuat baik, dan berlaku adil antara satu sama lain. Bagi umat Islam dan agama lainnya seyogianya perbedaan agama jangan sampai menghalangi untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap masuia tanpa diskriminasi agama dan kepercayaan. Bagi umat Islam yang menimbulkan batas pemisah dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara dan antar negara, bukan perbedaan keyakinan agama atau perbedaan warna kulit, tetapi kadar ketaqwaan dan pengamalan ajaran agama yang diyakini. Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama berpangkal dari penghayatan ajaran agama masing-masing. Bila toleransi dalam pergaulan hidup ditinggalkan, berarti kebenaran ajaran agama tidak dimanfaatkan sehingga pergaulan dipengaruhi saling curiga mencurigai dan saling berprasangka.
Perwujudan toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama direalisasikan dengan cara (Said Agil Husin Al-Munawar, 2003: 16), pertama, setiap penganut agama mengakui eksistensi agama-agama lain dan menghormati segala hak asasi penganutnya. Kedua, dalam pergaulan bermasyarakat, setiap golongan umat beragama menampakkan sikap saling mengerti, menghormati dan menghargai. Kerukunan hidup umat beragama adalah sangat penting. Dari pelajaran sejarah di sepanjang pertemuan antar umat beragama dan antar bangsa di berbagai belahan dunia , betapa konflik, perang agama dan etnis telah mengakibatkan korban yang paling dahsyat bagi umat manusia. Oleh karena itu, panggilan agama-agama dapat berperan untuk mewujudkan kebenaran, keadilan, persaudaraan sejati dan damai sejahtera, sehingga kehadiran agama bukan menjadi masalah melainkan solusi banyak masalah. Sebenarnya kerukunan ini adalah dambaan setiap orang. Karena dengan rukun tidak ada ketegangan kita dapat hidup tenang, damai mendidik anak, membangun masyarakat dan negara dengan baik. Maka jikalau kehadiran agama hanya selalu memunculkan ketakutan dan kekacauan serta kerusakan, agama-agama itu akan ditinggalkan oleh pemeluknya. Sebab ternyata tidak menjadi berkat, melainkan menjadi laknat bagi manusia (M. Zainuddin, 2010: 191).
2. Menumbuhkan sikap toleransi Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari kehidupan yang saling berinteraksi untuk mewujudkan segala sesuatu yang dicitacitakan. Untuk mewujudkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan tersebut tidak mungkin dikerjakan setiap pribadi semata, melainkan harus adanya peran serta lingkungan. Selain itu, manusia adalah komunitas individu yang harus menghargai individu lainnya, agar tercipta sebuah kerukunan dan kehidupan yang terbuka. Tumbuhnya sikap toleransi menjadi simbol yang sangat kuat untuk mencerminkan masyarakat yang pluralistik, dan menjadikan pluralisme mengakar dalam diri mereka. Kebersamaan dalam perbedaan sudah menjadi kata kunci masyarakat. Mereka yakin perbedaan tidak akan hilang, akan tetapi jika perbedaan tersebut tidak dijadikan segalanya maka tidak mungkin menyebabkan perpecahan. Bagaimana sikap orang-orang Muslim atau agama lain bersandingan dalam satu pola kehidupan, yang harus melakukan interaksi
setiap
saat
karena
mereka
bertetangga
dan
selalu
membutuhkan pertolongan. Begitu juga halnya dengan umat Kristiani, mereka benar-benar tidak bisa terlepas dari proses interaksi tersebut. Penumbuhan sikap toleransi dalam masyarakat umumnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Hal ini dapat dilakukan baik lewat sarana formal maupun informal. Salah satu wilayah formal yang mempunyai peran yang sangat besar dalam menumbuhkan kesadaran
dan sikap toleransi dalam diri setiap orang adalah lewat pendidikan. Pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah (SMPSMA),
maupun Universitas
atau Perguruan-perguruan Tinggi,
diharapkan memberi penekanan tentang perlunya mempunyai sikap saling menghormati dan toleransi dalam lingkungan pendidikan maupun masyarakat. Kesadaran tentang pentingnya toleransi yang sudah tumbuh dalam lingkungan pendidikan ini menjadi penting ketika anak-anak didik tersebut terjun langsung dalam masyarakat. Inilah peran penting lembaga pendidikan yang diperlukan. Wilayah lain yang juga sangat potensial untuk menumbuhkan kesadaran dan sikap toleransi ini adalah keluarga. Keluarga, sebagai wilayah pendidikan informal, sangat membantu para anggotanya dalam memunculkan sikap toleransi. Hal ini sangat penting karena dalam keluargalah seorang individu pertama kali berinteraksi. Jika dalam keluarga sendiri sudah ditekankan tentang pentingnya sikap saling menghormati dan toleransi, maka kesadaran seorang individu mau tidak mau akan tumbuh sesuai dengan apa yang ada dalam keluarganya. Demikianlah pentingnya orang tua sebagai pendidik pertama dari sorang individu. Selain itu, peran pesantren juga sangat diharapkan. Pesantren sebagai lembaga pendidikan alternatif, mempunyai potensi dan peran yang sangat signifikan dalam menumbuhkan sikap dan kesadaran toleransi. Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam,
banyak yang secara non-formal terdidik di pesantren. Oleh karena itu, sangatlah penting menumbuhkan budaya toleransi di lingkungan pesantren. Peran pesantren sebagai lembaga pendidikan juga cukup dipercaya masyarakat, selain interaksi dan dan dialog antar penghuni pesantren juga interaksi dengan lingkungan luar. Misalnya terjadinya kerjasama dalam sebuah kegiatan keagamaan yang melibatkan agama non-Islam. Cara lain untuk menumbuhkan sikap tersebut dalam masyarakat dan di antara pemeluk agama adalah dengan seringnya melakukan kerjasama, baik secara individual maupun kolektif. Intensitas kerjasama antar pemeluk agama ini menjadi penting karena dengan demikian akan muncul suatu kesadaran bahwa dari keberagaman agama dapat muncul suatu manfaat yang sangat besar dalam kerjasama. Sebagai contoh, rata-rata masyarakat, baik Islam, Kristen, maupun agama lainnya, bersedia jika diundang dalam acara pernikahan, gotong royong, atau lainnya yang diselenggarakan oleh pemeluk agama lain. Mereka bahkan siap memberi bantuan baik dari segi materi maupun tenaga. Dengan demikian dari seringnya kerjasama ini akan muncul sikap saling menghargai dan bertoleransi (Mukti Ali, 2006: 99).
B. Perkembangan Islam 1. Sejarah masuknya Islam di Indonesia Kedatangan Islam abad VII sampai abad XII di beberapa daerah Asia Tenggara dapat dikatakan baru pada tahap awal pembentukan komunitas Muslim yang terutama terdiri dari para pedagang. Abad XIII sampai abad XVI, terutama dengan munculnya kerajaan bercorak Islam, merupakan kelanjutan penyebaran Islam (Abdullah, Jilid 5, 2002: 28). Perlu ada pembentukan yang tegas antara tahap kedatangan, penyebaran dan pembentukan struktur pemerintahan atau kerajaan. Ketiga tahap tersebut memerlukan waktu dan proses panjang, tergantung pada situasi dan kondisi masyarakat yang dihadapi Islam. Apabila pada gelombang pertama hanya menghasilkan komunitas Muslim yang terutama dari para pedagang Muslim dengan penyebaran Islam yang sangat terbatas, maka pada gelombang kedua sejak abad XIII, penyebaran Islam lebih mantap dan meluas karena sejak saat itu di pesisir Aceh Utara di daerah Lhokseumawe muncul kerajaan Islam yang pertama di Asia Tenggara, dikenal dengan Kerajaan Samudra Pasai. Berdirinya kerajaan Islam ini berimbas pada kelancaran perdagangan yang dilakukan orang-orang Islam dari Arab, Persia, Irak dan India Selatan. Hal ini juga berpengaruh pada kedekatan hubungan Kerajaan Samudra Pasai dengan Semenanjung Malaka, yang kemudian menyebabkan raja Malaka memeluk Islam.
Pada abad XIV-XV, perkembangan Islam di daerah pesisir Jawa juga semekin jelas, bahkan Islam berkembang bukan hanya di Bandar, tetapi juga masuk ke pusat Kerajaan Majapahit di Trowulan dan Troloyo. Pada abad XIV Kerajaan Majapahit tengah mencapai puncak kejayaannya, tetapi dengan toleran menerima para pedagang Muslim memasuki
ibukotanya
komunitasnya
sendiri.
dan
membolehkan
Para
pedagang
mereka
tersebut
membentuk
diterima
oleh
masyarakat dan pihak kerajaan karena sikapnya yang akomodarif, hal ini
dibuktikan
dengan
mengajarkan
ilmu
kanuragan
kepada
masyarakat, sehingga menambah kekuatan keamanan Majapahit, selain itu juga sikapnya yang mudah membantu terhadap masyarakat yang terkena musibah, dengan demikian, Islam secara kultural dapat berangsur-angsur diterima oleh masyarakat lokal saat itu (Karim, 2003, IV: 45-51) 2. Faktor yang mempengaruhi perkembangan Islam Penyebaran Islam di bumi Indonesia sama sekali tidak melalui proses kekerasan atau pemaksaan. Tetapi Islam diterima oleh masyarakat Indonesia karena ajaran-ajarannya yang memihak pada pada persamaan dan keadilan, termasuk dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan lain-lain. Sebagai contoh adalah yang dialami oleh masyarakat Hindu Paria (kasta terendah) yang dipekerjakan oleh kelompok elit. Mereka hanya dikasih makan, akan tetapi tidak
memiliki kemerdekaan apapun, sehingga pada akhirnya mereka tertarik untuk memeluk Islam karena tidak membedakan kelompok. Ajaran ketuhanan yang membingungkan mereka, benar-benar dirasakan tidak rasional, yaitu ajaran tentang Trimurti yang membagi kekuasaan Tuhan menjadi tiga; Brahma, Wisnu, dan Siwa, maka pada saat mereka mendengar ajaran Islam tentang Tauhid, mereka lebih tertarik,
karena
baik
penciptaan
ataupun
pemeliharaan,
dan
pembinasaan berada di satu kekuasaan (Aden Wijdan SZ dkk, 2007: 48). Masyarakat Indonesia tertarik dengan kebiasaan hidup yang baik umat Islam, yang senantiasa memelihara kebersihan, hidup hormatmenghormati,
suka
tolong-menolong,
hidup
bermasyarakat,
menyayangi alam tumbuh-tumbuhan dan binatang, memahami makna dan arti alam sekitar, melaksanakan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan pada Pencipta alam semesta, serta melakukan amal baik dan menghindari perbuatan jahat, agar mereka mendapat kebahagiaan dalam alam kehidupan yang abadi dikampung akhirat. Faktor lain yang mempengaruhi pesatnya perkembangan Islam adalah peran para wali dalam menyebarkan Islam terutama di pulau Jawa. Para wali berkelana dari dusun ke dusun, memberikan ajaran moral keagamaan yang secara tidak langsung membantu pemeliharaan keamanan. Karena itu, mereka selalu dihormati dan dibantu oleh raja. Mereka dibantu oleh murid-muridnya yang setia tinggal di padepokan.
Tugasnya sebagai Da’i mereka harus siap menghadapi ancamanancaman yang mengancam jiwa dan raga. Oleh karena itu, mereka juga diajari olah kanuragan. Dengan kemampuan itu, mereka disegani olah para penyamun, perampok, serta penjahat-penjahat lainnya. Kerajaan Demak atau Mataram II membentuk ekspedisi-ekspedisi ke perbatasan untuk menangkap para penjahat, agar keamanan dapat dipelihara. Ekspedisi itu diperkuat oleh ahli-ahli agama, para murid dari wali sanga, bertindak sebagai penasehat militer yang sekarang hampir sama dengan imam tentara. Ternyata berkat gemblengan dan tempaan guruguru mereka, mereka menjadi penasehat yang ampuh dan sekaligus sebagai pemelihara mental bala tentara sehingga ekspedisi-ekspedisi itu berhasil dengan baik. Kepercayaan masyarakat pun pada agama Islam semakin meningkat dan rakyat pun banyak yang memeluk Islam (M. Abdul karim, 2007: 327-330). 3. Hambatan dan peluang terhadap perkembangan Islam a. Tantangan yang dihadapi Problematika dakwah dari masa ke masa, dari generasi ke generasi, bahkan dari abad ke abad, tentu sangat variatif. Tiap-tiap masa dan era memiliki tantangannya sendiri-sendiri. Karena itu, dinamika agama (Islam) di manapun ia berada sangat ditentukan oleh gerakan-gerakan dakwah yang dilakukan oleh umatnya. Pada zaman Nabi SAW, problematika dakwah diperhadapkan pada akulturasi budaya dan kondisi masyarakat yang telah
memeluk agama selain agama Islam, bahkan berbagai perubahan sebagai akibat banyaknya ummat Islam yang hijrah ke Madinah sekaligus merubah sistem ekonomi, sosial budaya dan bahkan status sosial. Sepeninggal Nabi SAW, problematika dakwah tetap muncul ke permukaan. Adanya sebagian umat Islam yang enggan mensosialisasikan ajaran agama, misalnya tidak mengeluarkan zakat, termasuk problematika yang tak terbantahkan. Di masamasa berikutnya, perpecahan umat Islam ke dalam berbagai aliran yang berdampak pada renggangnya solidaritas dan ukhuwah islāmiyah, juga merupakan problematika abadi yang dihadapi oleh umat Islam sepanjang sejarahnya. Untuk zaman modern ini, problematika dakwah dihadang oleh kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin mempermantap terjadinya globalisasi dalam segala bidang kehidupan. Dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi tersebut bisa berbentuk positif, tapi juga negatif. Segi positifnya antara lain adalah mempermudah penyampaian dakwah melalui jaringanjaringan alat komunikasi canggih (seperti, telepon, radio, televisi, internet dan lain sebagainya). Segi negatifnya antara lain semakin meningkat berbagai jenis kejahatan dan akibatnya adalah semakin terkikis sosialisasi ajaran-ajaran agama di kalangan masyarakat.
Contoh kasus; banyak di antara mereka yang terlambat melaksanakan shalat, bahkan ada yang meninggalkan shalat, karena terlena duduk berlama-lama di depan televisi atau internet dan semacamnya. Pada kasus lain, khususnya yang banyak menerpa generasi muda sekarang ini adalah terbiusnya mereka dengan obatobat terlarang, misalnya, ganja, narkoba dan semacamnya (http://www.artikelbagus.com/2011/04/problematika-dakwahdalam-men-sosialisasikan-ajaran-islam-di-kalangan-generasimuda-di-kec-paleteang-kab-pinrang.html#ixzz3MblcSPi4 di akses pada tanggal: 22 Desember 2014 pukul: 14:32 WIB). b. Peluang terhadap perkembangan Islam Jika kita memperhatikan potensi Islam baik dalam vitalitas, totalitas, dan universalitas Islam dibutuhkan masyarakat manusia sekarang dan masa mendatang, kiranya ada harapan terang dalam cakrawala dunia Islam. Sistem yang dimiliki oleh Islam dapat diharapkan menjadi alternatif paling baik dari lainnya yang sudah terasa dalam kepengapan. Hal ini dapat ditambah lagi dengan letak strategis kawasan Islam mulai selat Bosporus sampai Kepulauan Indonesia dalam lintasan geo-politik yang dapat ikut mendukung peranan Islam sebagai sistem sosio-kultural yang diharapkan. Masih ditambah lagi, dengan kekayaan sumber daya alam dinegara-negara yang mayoritas penduduknya adalah Islam, atau yang resmi menyebut dirinya negara Islam, yang menjadi
kebutuhan dunia, termasuk bagi negara-negara maju. Islam pada masa sekarang dan mendatang mendapatkan peluang untuk tampil sebagai agama yang dapat memberikan konsep-konsep pemecahan kemelut global dunia modern ini (Muhammad Tholchah Hasan, 2000: 1). Di Indonesia dalam dasawarsa terakhir ini ada gejala baru yang menarik dan menggembirakan, yaitu tumbuhnya semangat dan kesadaran beragama (Islam) di kalangan: Pertama :Masyarakat kampus. Besarnya minat mahasiswa di kampus-kampus PTN (Perguruan Tinggi Negeri) atau PTS (Perguruan Tinggi Swasta) terlibat dalam studi tentang Islam, dalam LDK (Lembaga Dakwah Kampus) atau lain sebagainya, di samping lembaga-lembaga ke-Islaman seperti Masjid, pusat-pusat studi ke-Islaman dan diskusi-diskusi keIslaman. Kedua : Masyarakat birokrat. Bersemangatnya para birokrat dan pejabat pemerintahan dalam menampilkan diri dengan identifikasi Muslim, sepeti adanya Tarawih keliling, BAZIS (Badan Amal, Zakat, Infaq, dan Shadaqah), MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dan Peringatan Hari Besar Islam di Kantor-kantor
Pemerintahan, adanya minat untuk terlibat dalam kegiatan ke-Islaman. Ketiga :Masyarakat bisnis. Munculnya beberapa pengusaha eksekutif muda yang trampil dengan wajah Muslim. Banyaknya kegiatan keIslaman di pusat-pusat industri, hotel-hotel berbintang, dan keterlibatan dalam event-event strategis yang bersifat Nasional maupun Internasional. Fenomena-fenomena tersebut akan memberikan dampak yang baik terhadap eksistensi Islam di tengah arus globalisasi, meskipun tidak jarang mengundang kesalahpahaman dan konflikkonflik internal (Muhammad Tholchah Hasan, 2000: 230).
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum lokasi penelitian Gambaran umum diperoleh berdasarkan dari hasil wawancara kepada salah satu tokoh masyarakat yang ada di Dusun Margosari, yaitu Bapak Yuwono. Adapun hasil dari wawancara adalah sebagai berikut: 1. Keadaan geografis Dusun Margosari Dusun Margosari terletak di Kelurahan Ngadirojo Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Jarak dengan kelurahan ± 500 m, jarak dengan kecamatan ± 6 km dan jarak dengan kabupaten ± 20 km. a. Batas wilayah Dusun Margosari Dusun Margosari berbatasan dengan dusun lain yaitu: Sebelah utara
: Dusun Tomo
Sebelah Selatan
: Dusun Kadang
Sebelah barat
: Dusun Ngadirojo
Sebelah timur
: Dusun Kembang
b. Luas wilayah Luas wilayah Dusun Margosari ± 210.000 m² c. Monografis Dusun Margosari Jumlah penduduk Dusun Margosari 305 jiwa terbagi dalam 2 RT. 1) Mata pencaharian
Mata pencaharian warga masyarakat Dusun Margosari adalah wiraswasta. Berdasarkan data dari Dusun Margosari diperoleh rincian mata pencaharian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tabel mata pencaharian penduduk Dusun Margosari tahun 2014 No
Pekerjaan
Jumlah
1.
Wiraswasta
90%
2.
Petani
5%
3.
Lain-lain
5%
2) Kondisi agama Kondisi agama di Dusun Margosari 272 jiwa beragama Muslim sedangkan yang memeluk agama Kristen berjumlah 33 jiwa. Di Dusun Margosari toleransi berjalan dengan baik antara tetangga beda agama yang ditunjukkan dengan adanya sikap saling menghormati dan tolong menolong.
B. Laporan hasil penelitian 1. Data tentang toleransi antar umat beragama Tabel 3.2 Data tentang toleransi No
Nama responden
Jawaban angket 1 2
3
4
5
6
7 8
9
1
1
0
1
12
13
14
15
1
Warsimi
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
2
Juriyah
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
3
Yuwono
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
4
Patmi
A B
B A B B AA B A A
A
A
A
B
5
Haryono
B A
B A A A AA A A A
A
A
B
B
6
Sabar
A A
A A A A AA A A A
A
A
B
B
7
Sulistiyani
A A
A B A A AA A A A
A
A
A
B
8
Sriyono
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
9
Wartiyah
A A
A B A B AA A A A
A
A
B
B
10
Suyadi
A A
A B A B AA A A A
A
B
A
B
11
Widodo
A B
B B A A AA A A A
A
B
B
B
12
Pareng
A B
B A A A AA A A A
A
A
A
B
13
Bejo
A B
B A B A AA A A A
A
A
A
A
14
Suyatmi
A A
B A A A AA A A A
A
A
A
A
15
Suyatno
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
16
Sugini
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
17
Mahmud
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
18
Riyono
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
19
Anwari
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
20
Sriyati
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
21
Sriyatun
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
22
Riwiyarti
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
23
Yudi
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
24
Nanto
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
25
H. Huda
A A
A A A A AC A A A
A
A
A
A
26
P. Juman
A A
A A A A AC A A A
A
A
A
A
27
Rafa A.
A A
A A A A AA A B A
A
A
A
C
28
Wakimin
A A
A A A A AC A B B
A
A
B
A
29
Riyadi
A A
A A A A AC A A A
A
A
B
A
30
Jumiati
A A
A A A A AC A A A
A
A
A
A
31
Salinem
A A
A A A A AC C B B
A
A
B
A
32
Koimatun
A A
A A A A AC A A A
A
A
A
A
33
Jasri
A A
A A A A AC A A A
A
A
A
A
34
Jumino
A A
A A A A AC A A A
A
A
A
A
35
Isman
A A
A A A A AC A A A
A
A
A
A
36
Sutiyem
A A
A A A A AC A A A
A
A
A
A
37
Tono
A A
A A A A AC A A A
A
A
A
A
38
Sriyadi
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
39
Wahyuni
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
40
Jumiyati
A A
A A A A AA A A A
A
A
A
A
Keterangan jawaban angket: A. Ya (menandakan sikap toleransi yang baik). B. Kadang-kadang (menandakan sikap toleransi yang kurang baik). C. Tidak (menandakan sikap toleransi yang tidak baik).
2. Kegiatan kemayarakatan yang ada di Dusun Margosari Kegiatan kemasyarakatan yang ada di Dusun Margosari merupakan hasil wawancara yang diperoleh berdasarkan informasi dari Bapak Yono. Adapun kegiatannya sebagai berikut: a. Karang Taruna Karang taruna merupakan kegiatan remaja baik remaja putra maupun putri. Kegiatan ini dilaksanakan sebulan sekali yaitu setiap tanggal 10 pukul 19.00 WIB. Kegiatan ini dilaksanakan dirumahrumah warga secara bergiliran. Peserta kegiatan ini bukan hanya dari kalangan remaja yang menganut Islam saja, melainkan juga dari kalangan remaja yang beragama Kristen. b. Kerja Bakti Kerja bakti adalah kegiatan kemasyarakatan yang dilaksanakan oleh ibu-ibu setiap hari minggu pukul 12.00 WIB. Kegiatannya yaitu membersihkan jalan di dusun Margosari. c. Arisan ibu-ibu Kegiatan arisan ini dilaksanakan setiap hari minggu legi pukul 14.00 WIB. d. Arisan bapak-bapak Kegiatan arisan ini dilaksanakan setiap hari jum’at pon pukul 19.00 WIB.
3. Data tentang perkembangan Islam a. Sejarah tentang Islam di Dusun Margosari Menurut pernyataan warga di Dusun Margosari, bahwa pada mulanya seluruh penduduk Dusun Margosari adalah beragama Islam. Namun, dengan berjalannya waktu sebagian dari warga Margosari berpindah keyakinan dengan memeluk agama Kristen. Hingga saat ini jumlah pemeluk Kristen yaitu 33 orang. b. Kegiatan-kegiatan keagamaan di Dusun Margosari 1) Kegiatan agama Islam di Dusun Margosari Data tentang kegiatan agama Islam diperoleh dari hasil wawancara kepada salah satu pemuka agama yang ada di Dusun Margosari, yaitu Bapak Slamet Yuwono. Adapun data tentang kegiatan agama Islam adalah sebagai berikut: a) Tahlilan Tahlilan merupakan suatu kegiatan dzikir bersama untuk mendo’akan ahli waris yang sudah meninggal dengan perantara membaca kalimat-kalimat thoyyibah. Seperti, Membaca alFatihah, Istighfar, Shalawat, dan lain sebaginya. Di Dusun Margosari kegiatan tahlilan sudah berlangsung sejak dulu turun-temurun hingga saat ini masih berjalan. Waktu pelaksanaannya setiap hari kamis pukul 18.00 WIB . Tempat pelaksaksanaan tahlilan secara bergiliran di rumah-rumah warga.
b) Yasinan Yasinan merupakan kegiatan keagamaan dengan membaca surat Yasin. Di Dusun Margosari kegiatan Yasinan sudah berlangsung sejak dulu. Kegiatan Yasinan dilakukan pada hari Minggu pukul 19.00 WIB. Tempat pelaksanaannya secara bergiliran di rumah-rumah warga. c) Barzanji Barzanji merupakan suatu kegiatan dengan membaca pujipujian yang menceritakan tentang riwayat dari Rasulullah SAW.
Di
Dusun
Margosari
kegiatan
Barzanji
sudah
berlangsung sejak dulu hingga saat ini. Kegiatan Barzanji dilakukan pada hari Jum’at pukul 13.00 WIB. Tempatnya secara bergiliran di rumah-rumah warga. d) TPA Di Dusun Margosari kegiatan TPA sudah ada sejak dulu secara turun-temurun sampai saat ini. Pengasuh dari TPA di Dusun Margosari adalah bapak Slamet Yuwono. Jumlah pesertanya ± 25 orang yang merupakan anak-anak dari warga margosari. Kegiatan TPA dilaksanakan di Masjid yang berada di Dusun Margosari. Waktu pelaksanakannya sehabis sholat maghrib.
e) BKPRMI (Badan Koordinasi Remaja Masjid Indonesia) BKPRMI berdiri sejak tahun 1994. Peserta kegiatan ini bukan hanya warga Margosari melainkan seluruh Desa Ngadirojo, jumlah pesertanya ± 250 orang. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Minggu Legi pukul 13.00 siang. Tempat pelaksanaannya secara bergiliran setiap dusun yang ada di Kelurahan Ngadirojo. Acara dalam kegiatan ini yaitu mengkaji kitab Bulughul Maram. Adapun susunan pengurus kegiatan ini sebagai berkikut: Ketua
: Bapak Supar
Wakil Ketua
: Bapak Slamet Yuwono
Sekretaris
: Bapak Jaswadi dan Bapak Jumarno
Bendahara
: Bapak Tarno
f) Pengajian Minggu Pon Pengajian Minggu Pon adalah kegiatan pengajian yang pesertanya seluruh masyarakat Ngadirojo. Kegiatan ini berlangsung tahun sejak 1994 hingga sekarang. Pengasuh kegiatan ini adalah dari pihak kelurahan. Tempatnya dilakukan secara bergantian setiap dusun. Biasanya mereka mengundang penceramah untuk bisa mengisi acara pengajian. Waktu pelaksanaannya setiap Minggu Pon pukul 13.00 Siang.
Tabel 3.3 Data tentang perkembangan Islam No
Nama Responden
Jawaban angket 1
2
3
4
5
6
7
8
1
Warsini
A
B
B
A
A
A
B
A
2
Juriyah
A
B
B
B
A
A
A
A
3
Slamet Yuwono
A
B
B
A
A
A
B
A
4
Patmi
A
C
B
B
A
A
C
B
5
Haryono
C
C
C
B
B
A
C
B
6
Sabar
A
B
B
A
A
A
C
B
7
Sulistiyani
A
B
C
B
A
B
B
B
8
Sriyono
A
B
B
A
A
A
A
A
9
Wartiyah
B
B
C
B
B
A
B
B
10
Suyadi
A
B
B
B
A
A
A
B
11
Widodo
B
C
C
B
B
B
C
B
12
Pareng Sri Lestari
B
B
C
B
B
B
B
B
13
Bejo
B
C
B
B
B
C
C
C
14
Suyatmi
A
B
B
B
C
C
B
C
15
Suyatno
A
B
B
B
A
A
B
A
16
Sugini
A
B
B
B
A
A
B
A
17
Mahmud
A
B
B
A
A
A
A
A
18
Riyono
B
C
B
B
C
C
B
C
19
Anwari
B
B
A
B
A
A
A
A
20
Sriyati
B
B
B
C
A
A
A
A
21
Sriyatun
B
B
A
B
A
A
A
A
22
Riwiyarti
A
A
A
A
A
A
A
A
23
Yudi
B
B
B
B
A
A
A
A
24
Nanto
A
B
A
A
C
C
C
C
25
Hafidz Huda
A
B
B
A
A
B
C
B
26
P. Juman
B
B
B
A
A
B
C
B
27
Rafa Andrista
B
B
C
A
B
C
C
C
28
Wakimin
A
A
A
A
A
A
C
A
29
Riyadi
A
A
A
A
A
A
C
C
30
Jumiati
A
A
A
A
A
A
C
A
31
Salinem
A
A
A
A
A
A
C
A
32
Koimatun
A
B
B
B
A
B
C
B
33
Jasri
A
B
B
B
A
B
C
B
34
Jumino
A
B
A
A
A
B
C
C
35
Isman
A
B
B
B
A
B
C
B
36
Sutiyem
A
B
A
A
A
B
C
B
37
Tono
A
B
B
B
A
B
C
B
38
Sriyadi
B
B
B
B
A
B
C
B
39
Tri Wahyuni
B
B
B
B
A
B
B
B
40
Narto
A
B
A
A
A
B
C
B
Keterangan jawaban angket: A. Menandakan pemahaman Islam yang baik. B. Menandakan pemahaman Islam yang kurang baik. C. Menandakan pemahaman Islam yang tidak baik. 2) Kegiatan agama Kristen di Dusun Margosari Data tentang kegiatan agama Kristen diperoleh berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu warga yang beragama Kristen, yaitu Bapak Yono. Adapun data tentang kegiatan agama Kristen adalah sebagai berikuta:
a) Kebaktian Kebaktian merupakan kegiatan keagamaan yang rutin dilaksanakan bagi umat Kristen di setiap hari minggu. Di gereja dusun Margosari kegiatan kebaktian dimulai pada pukul 07.00 WIB. Jama’ah di gereja dusun Margosari bukan hanya berasal dari penduduk Margosari, melainkan juga berasal dari daerah-daerah lain di sekitar dusun Margosari. b) Ibadah Rumah Tangga Ibadah rumah tangga merupakan kegiatan keagamaan bagi umat Kristen yang dilakukan di rumah-rumah warga secara bergiliran. Waktu pelaksanaannya setiap hari sabtu pukul 19.00 WIB. Peserta kegiatan ini bukan hanya warga Margosari melainkan juga warga di dusun lain yang menjadi jama’ah di Gereja Margosari. c) Ibadah minggu wage Ibadah minggu wage merupakan kegiatan keagamaan umat Kristen yang ada di dusun Margosari yang dilaksanakan setiap hari minggu wage pukul 15.00 WIB d) Ibadah remaja Ibadah remaja adalah perkumpulan remaja umat Kristen yang merupakan jama’ah di Gereja Margosari yang dilaksanakan setiap hari sabtu pukul 16.00 WIB. Kegiatan
ini dilaksanakan di gereja, mereka berlatih musik untuk acara kebaktian dan kegiatan lainnya.
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis data Setelah melakukan pengumpulan data, maka selanjutnya adalah melakukan analisis data tiap variabel sebagai berikut ini: 1. Toleransi antar umat beragama Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri dari item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A, memiliki bobot nilai 3 b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot nilai 2 c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot nilai 1 Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket, nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengetahui tingkat toleransi antar umat beragama. Tabel 4.1 Toleransi antar umat beragama No Nama responden
Jawaban soal
Score
Jumlah
A
B
C
3
2
1
1
Warsimi
15
0
0
45
0
0
45
2
Juriyah
15
0
0
45
0
0
45
3
Yuwono
15
0
0
45
0
0
45
4
Patmi
9
6
0
27
12
0
39
5
Haryono
11
4
0
33
8
0
41
6
Sabar
13
2
0
39
4
0
43
7
Sulistiyani
13
2
0
39
4
0
43
8
Sriyono
15
0
0
45
0
0
45
9
Wartiyah
11
4
0
33
8
0
41
10
Suyadi
11
4
0
33
8
0
41
11
Widodo
9
6
0
27
12
0
39
12
Pareng
12
3
0
36
6
0
42
13
Bejo
12
3
0
36
6
0
42
14
Suyatmi
14
1
0
42
2
0
44
15
Suyatno
15
0
0
45
0
0
45
16
Sugini
15
0
0
45
0
0
45
17
Mahmud
15
0
0
45
0
0
45
18
Riyono
15
0
0
45
0
0
45
19
Anwari
15
0
0
45
0
0
45
20
Sriyati
15
0
0
45
0
0
45
21
Sriyatun
15
0
0
45
0
0
45
22
Riwiyarti
15
0
0
45
0
0
45
23
Yudi
15
0
0
45
0
0
45
24
Nanto
15
0
0
45
0
0
45
25
H. Huda
14
0
1
42
0
1
43
26
Juman
14
0
1
42
0
1
43
27
Rafa. A
13
1
1
39
2
1
42
28
Wakimin
12
2
1
36
4
1
41
29
Riyadi
13
1
1
39
2
1
42
30
Jumiati
14
0
1
42
0
1
43
31
Salinem
11
3
1
33
6
1
40
32
Koimatun
14
0
1
42
0
1
43
33
Jasri
14
0
1
42
0
1
43
34
Jumino
11
3
1
33
6
1
40
35
Isman
14
0
1
42
0
1
43
36
Sutiyem
14
0
1
42
0
1
43
37
Tono
14
0
1
42
0
1
43
38
Sriyadi
15
0
0
45
0
0
45
39
Wahyuni
15
0
0
45
0
0
45
40
Jumiati
15
0
0
45
0
0
45
542
45
13
1626
90
13
1729
Total
P = F x 100% N Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah frekuensi
A. Ada 28 responden pada kategori tinggi. P = 28 x 100% 40 = 70% B. Ada 8 responden pada kategori sedang. P = 8 x 100% 40 = 17,391% C. Ada 4 responden pada kategori rendah. P = 4 x 100% 40 = 8,695% Jadi, variabel toleransi antar umat beragama tergolong pada kategori tinggi yaitu 70% dan ada 28 responden. Tabel 4.2 Toleransi antar umat beragama Skore
Frekuensi
Prosentase
F.X
(X)
(F)
(P)
45
17
42,5%
765
44
1
2,5%
44
43
10
25%
430
42
4
10%
168
41
4
10%
164
40
2
5%
80
39
2
5%
78
∑
40
100%
1729
Sedangkan mencari range (r) dengan menggunakan rumus: R = nilai tertinggi - nilai terendah + 1 3 Keterangan: Nilai tertinggi: 45 Nilai terendah: 39 R = 45 – 39 + 1 = 2,3 3 Dari hasil diatas dapat diperoleh nilai 2,3 dan dibulatkan menjadi 2. Sehingga
interval
yang
diambil
bisa
kelipatan
2,
untuk
mengkategorikan dapat diperoleh interval sebagai berikut: Tabel 4.3 Nilai interval Toleransi antar umat beragama No
Interval
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
43-45
Tinggi
28
70%
2.
40-42
Sedang
10
25%
3.
37-39
Rendah
2
5%
Tabel 4.4 Perkembangan agama Islam No
Nama responden
Jawaban soal
Score
Jumlah
A
B
C
3
2
1
1
Warsini
5
3
0
15
6
0
21
2
Juriyah
5
3
0
15
6
0
21
3
S. Yuwono
5
3
0
15
6
0
21
4
Patmi
3
3
2
9
6
2
17
5
Haryono
1
3
4
3
6
4
13
6
Sabar
4
3
1
12
6
1
19
7
Sulistiyani
2
5
1
6
10
1
17
8
Sriyono
6
2
0
18
4
0
22
9
Wartiyah
1
6
1
3
12
1
16
10
Suyadi
4
4
0
12
8
0
20
11
Widodo
0
5
3
0
10
3
13
12
Pareng S
0
7
1
0
14
1
15
13
Bejo
0
4
4
0
8
4
12
14
Suyatmi
1
4
3
3
8
3
11
15
Suyatno
4
4
0
12
8
0
20
16
Sugini
4
4
0
12
8
0
20
17
Mahmud
6
2
0
18
4
0
22
18
Riyono
0
4
4
0
8
4
12
19
Anwari
5
3
0
15
6
0
21
20
Sriyati
4
3
1
12
6
1
19
21
Sriyatun
5
3
0
15
6
0
21
22
Riwiyarti
8
0
0
24
0
0
24
23
Yudi
4
4
0
12
8
0
20
24
Nanto
3
1
4
9
2
4
15
25
Hafidz Huda
3
4
1
9
8
1
18
26
P. Juman
2
5
1
6
10
1
17
27
Rafa Andrista
1
3
4
3
6
4
13
28
Wakimin
7
0
1
21
0
1
22
29
Riyadi
6
0
2
18
0
2
20
30
Jumiati
7
0
1
21
0
1
22
31
Salinem
7
0
1
21
0
1
22
32
Koimatun
2
5
1
6
10
1
17
33
Jasri
2
5
1
6
10
1
17
34
Jumino
4
2
2
12
4
2
18
35
Isman
2
5
1
6
10
1
17
36
Sutiyem
4
3
1
12
6
1
19
37
Tono
2
5
1
6
10
1
17
38
Sriyadi
1
6
1
3
12
1
16
39
Tri Wahyuni
1
7
0
3
14
0
17
40
Narto
4
3
1
12
6
1
19
Jumlah
135
136
49
405
272
49
723
P = F x 100% N Keterangan: P = prosentase F = frekuensi N = jumlah frekuensi A. Ada 20 responden pada kategori tinggi. P = 20 x 100% 40 = 50% B. Ada 17 responden pada kategori sedang. P = 17 x 100% 40 = 42,5% C. Ada 3 responden pada kategori rendah. P = 3 x 100% 40 = 7,5% Jadi, variabel perkembangan Islam tergolong pada kategori tinggi yaitu 50% dan ada 20 responden.
Tabel 4.5 Perkembangan Islam Skore
Frekuensi
Prosentase
F.X
(X)
(F)
(P)
11
1
2,5%
11
12
2
5%
24
13
3
7,5%
39
15
2
5%
30
16
2
5%
32
17
8
20%
136
18
2
5%
36
19
4
10%
76
20
5
12,5%
100
21
5
12,5%
105
22
5
12,5%
110
24
1
2,5%
24
∑
40
100%
723
Sedangkan mencari range (r) dengan menggunakan rumus: R = = nilai tertinggi - nilai terendah + 1 3 Keterangan: Nilai tertinggi: 24 Nilai terendah: 11
R = 24 - 11 + 1 3 = 4,66 Dari hasil diatas dapat diperoleh nilai 4,66 dibulatkan menjadi 5. Sehingga
interval
yang
diambil
bisa
kelipatan
5,
untuk
mengkategorikan dapat diperoleh interval sebagai berikut: Tabel 4.6 Nilai interval Perkembangan Islam No
Interval
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
19-24
Baik
20
50%
2.
13-18
Sedang
17
42,5%
3.
7-12
Rendah
3
7,5%
Analisis kedua Mencari nilai korelasi antara toleransi antar umat beragama dengan perkembangan Islam di dusun Margosari desa Ngadirojo kecamatan Ampel akan dokorelasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi dimana V1 X dan V2 Y.
Tabel 4.7 Tabel pembantu analisis product moment No
X
Y
X2
Y2
XY
1.
45
21
2025
441
945
2.
45
21
2025
441
945
3.
45
21
2025
441
945
4.
39
17
1521
289
663
5.
41
13
1681
169
533
6.
43
19
1849
361
817
7.
43
17
1849
289
731
8.
45
22
2025
484
990
9.
41
16
1681
256
656
10.
41
20
1681
400
820
11.
39
13
1521
169
507
12.
42
15
1764
225
630
13.
42
12
1764
144
504
14.
44
11
1936
121
484
15.
45
20
2025
400
900
16.
45
20
2025
400
900
17.
45
22
2025
484
990
18.
45
12
2025
144
540
19.
45
21
2025
441
945
20.
45
19
2025
361
855
21.
45
21
2025
441
945
22.
45
24
2025
576
1080
23.
45
20
2025
400
900
24.
45
15
2025
225
675
25.
43
18
1849
324
774
26.
43
17
1849
289
731
27.
42
13
1764
169
546
28.
41
22
1681
484
902
29.
42
20
1764
400
840
30.
43
22
1849
484
946
31.
40
22
1600
484
880
32.
43
17
1849
289
731
33.
43
17
1849
289
731
34.
40
18
1600
324
720
35.
43
17
1849
289
731
36.
43
19
1849
361
817
37.
43
17
1849
289
731
38.
45
16
2025
256
720
39.
45
17
2025
289
765
40.
45
19
2025
361
855
∑
1729
723
74783
13483
31320
Keterangan: N
: 40
∑X
: 1729
∑Y
: 723
∑ X2
: 74783
∑ Y2
:13483
∑ XY
: 31320
Dalam melakukan analisis tentang toleransi antar umat beragama di dusun Margosari desa Ngadirojo kecamatan Ampel, penulis menggunakan rumus product moment, adapun rumusnya sebagai berikut: (∑ x) (∑ y) Rxy = ∑ xy N 2 √{∑ x – (∑ x)2} √{∑ y2 – (∑ y)2} N N (1729) (723) Rxy = 31320 40 2 √{74783 – (1729) } √{13483 – (723)2} 40 40 = 31320 –
= 68,325 139,585 = 0,48949
31251,675 √46,975 x √414, 775
Pembahasan Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment dan diperoleh Rxy sebesar 0,48949, kemudian nilai Rxy yang telah diketahui tersebut akan dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan n = 40 pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai 0,312 dan pada taraf signifikansi 1% diperoleh nilai 0,403. Dengan ini dapat diketahui bahwa Rxy hitung sebesar 0,48949 > 0,312. Rxy tabel sebesar 0,312 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang cukup signifikan antara toleransi antar umat beragama dengan perkembangan Islam di dusun Margosari desa Ngadirojo kecamatan Ampel.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil analisis data maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Toleransi di Dusun Margosari pada kategori yang tinggi, yaitu 70% dan ada 28 responden dari 40 responden yang diteliti. Artinya bahwa masyarakat di Dusun Margosari meskipun warganya mempunyai kepercayaan yang berbeda namun mereka sangat menjunjung tinggi kerukunan antar warganya, saling menghormati satu sama lain, saling tolong menolong, dan dapat bergaul dengan baik.
2.
Perkembangan Islam di dusun Margosari pada kategori yang tinggi, yaitu 50% dan ada 20 responden dari 40 responden yang diteliti. Juga dengan adanya berbagai macam kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan yang sudah berjalan sejak dulu. Seperti kegiatan tahlilan, pengajian tingkat kelurahan, yasinan, dan lain sebagainya. Kegiatankegiatan tersebut menjadi cerminan mengenai keadaan Islam di dusun Margosari.
3.
Berdasarkan analisis dari data yang diperoleh di lapangan, menunjukkan bahwa Rxy hitung sebesar 0,48949 > 0,312. Rxy tabel sebesar 0,312 artinya bahwa ada pengaruh yang signifikan antara toleransi antar umat beragama dengan perkembangan Islam di dusun Margosari desa Ngadirojo kecamatan Ampel.
B. Saran Setelah
memperhatikan
kesimpulan
diatas,
maka
penulis
memberikan saran sebagai berikut: 1. Toleransi merupakan suatu perbuatan yang mulia, maka hendaknya masyarakat Margosari untuk mempertahankan toleransi antar umat beragama yang sudah berjalan dengan baik. 2. Perkembangan Islam di dusun Margosari cukup baik. Maka hendaknya untuk senantiasa mempertahankan dan meningkatkan agar agama Islam di dusun Margosari berkembang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA Abdussami, Humaidy dan Tahir, Masnun, Islam dan Hubungan Antar Agama, Yogyakarta: LKIS Al-Munawar, Haji Said Agil Husein, 2003, Fikih Hubungan Antar Agama, Jakarta: Ciputat Press. Hasan, Muhammad Tholchah, 2000, Prospek Islam Dalam Menghadapi Tantangan Zaman, Jakarta: Lantabora Press Karim, M. Abdul, 2007, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher Koentjaraningrat, 1989, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Musa, Muhammad Yusuf, 1988, Islam: Suatu kajian Komprehensif, Jakarta: Rajawali Nasir, 2003, Metode Penelitian, Jakarta Timur: Ghalia Indonesia Nasution, Harun dan Azra, Azyumardi, 1985, Perkembangan Modern dalam Islam, Yayasan Obor Indonesia. Poerwadarminta, 2006, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Wijdan SZ, A. Dkk, 2007, Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: Safiria Insania Press Yuanzhi, Kong, 2007, Muslim Tionghoa Cheng Ho (Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara), Jakarta: Pustaka Populer Obor Zainuddin, 2010, Pluralisme (Pergulatan Dialogis Islam-Kristen di Indonesia), Malang: UIN Maliki Press http://www.artikelbagus.com: Problematika Dakwah dalam Mensosialisasikan Ajaran Islam di Kalangan Generasi Muda d Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang
PEDOMAN WAWANCARA Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan jujur dan tepat! A. Gambaran umum lokasi penelitian 1. Berapa jarak antara Dusun Margosari dengan Balai Desa? 2. Berapa jarak antara Dusun Margosari dengan kantor kecamatan? 3. Berapa jarak antara Dusun Margosari dengan kantor kabupaten? 4. Berapa luas wilayah Dusun Margosari? 5. Bagaimana mata pencaharian penduduk Margosari? 6. Bagaimana kondisi agama di Dusun Margosari? B. Kegiatan kemasyarakatan 1. Apa saja kegiatan kemasyarakatan yang ada di Dusun margosari? 2. Kapan pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan itu? C. Kegiatan agama Islam 1. Apa saja kegiatan agama Islam yang ada di Dusun Margosari? 2. Kapan pelaksanaan kegiatan tersebut? D. Kegiatan agama Kristen 1. Apa saja kegiatan agama Kristen yang ada di Dusun margosari? 2. Kapan pelaksanaan kegiatan tersebut?
ANGKET INSTRUMEN PENELITIAN Petunjuk Pengisian! 1. Bacalah setiap soal dengan seksama sebelum anda menjawabnya. 2. Jawablah pertanyaan-pertanyan dibawah ini dengan jujur. 3. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang di anggap paling tepat. 4. Isilah biodata di bawah ini dengan lengkap dan tepat. Nama
:
Jenis Kelamin : Alamat
:
Pekerjaan
:
A. Toleransi antar umat beragama 1. Jika tetangga yang berbeda agama, mengundang Bapak/Ibu misalnya untuk suatu acara, apakah anda datang? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
2. Bila ada tetangga beda agama ada yang meminta bantuan Bapak/Ibu, apakah anda membantunya? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
3. Jika tetangga beda agama yang memberikan bantuan apakah Bapak/Ibu menerimanya? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
4. Apakah Bapak/Ibu menjenguk apabila ada tetangga beda agama yang terkena musibah? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
5. Apakah jika ada kegiatan
yang semua agama berkumpul, apakah
Bapak/Ibu datang? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
6. Apakah Bapak/Ibu menghormati jika tetangga beda agama sedang beribadah? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
7. Apakah Bapak/Ibu dapat bergaul dengan tetangga beda agama dengan baik? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
8. Apakah Bapak/Ibu memberikan kesempatan kepada tetangga beda agama untuk melaksanakan ajarannya? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
9. Apabila ada tetangga beda agama yang menjadi pemimpin di dekat Bapak/Ibu, apakah Bapak/Ibu menerima dan menghormatinya? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
10. Apakah Bapak/Ibu dapat berkomunikasi dengan baik dengan tetangga beda agama? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
11. Apakah Bapak/Ibu bisa menjaga ucapan ketika berbicara dengan tetangga beda agama? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
12. Apakah Bapak/Ibu dapat memelihara hubungan baik dengan tetangga beda agama? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
13. Apakah Bapak/Ibu dapat memupuk rasa persatuan terhadap tetangga beda agama? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
14. Dengan sikap toleransi yang Bapak/Ibu lakukan terhadap tetangga beda agama, apakah Bapak/Ibu dapat menjaga kebersamaan? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
15. Apakah Bapak/Ibu dapat menjunjung tinggi agamanya? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
B. Perkembangan Islam 1. Apakah Bapak/Ibu senantiasa mengerjakan shalat 5 waktu? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
2. Apakah Bapak/Ibu senantiasa mengerjakan shalat 5 waktu dengan berjama’ah? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
3. Apabila Bapak/Ibu sedang menonton televisi tiba-tiba terdengar suara adzan, apakah Bapak/Ibu segera mengerjakan shalat? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
4. Apakah Bapak/Ibu selalu aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di masyarakat? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
5. Masyarakat jawa kebanyakan masih mempercayai dengan makhluk ghaib yang menunggu di tempat-tempat tertentu, agar masyarakat tidak diganggu dengan makhluk ghaib tersebut maka masyarakat memberikannya sesaji. Apakah Bapak/Ibu termasuk orang yang melakukan hal tersebut? a. Tidak
b. Kadang-kadang
c. Ya
6. Banyak keyakinan yang menyimpang dari ajaran Islam yang berkembang di tengah-tengah masyarakat dan diyakini akan kebenarannya, misalnya kepercayaan tentang orang yang dijatuhi cicak akan mendapat suatu keburukan. Apakah Bapak/Ibu termasuk orang yang percaya dengan keyakinan-keyakinan tersebut? a. Tidak 7.
b. Kadang-kadang
c. Ya
Apabila seseorang akan mempunyai hajat, biasanya jauh-jauh hari sebelumnya menentukan terlebih dahulu hari dan bulan baiknya untuk melakukan sebuah hajat tersebut. Apakah Bapak/Ibu juga melakukan hal tersebut? a. Tidak
8.
b. Kadang-kadang
c. Ya
Bagi masyarakat Jawa, hal-hal yang mistis masih begitu diyakini oleh sebagian orang. Misalnya keyakinan mengenai kekuatan yang dimiliki oleh benda-benda mati, seperti akik, keris, dan lain-lain. Apakah Bapak/Ibu juga termasuk orang yang percaya dengan hal-hal tersebut? a. Tidak
b. Kadang-kadang
c. Ya
RIWAYAT HIDUP PENULIS IDENTITAS 1. Nama
: Arief Yuliyanto
2. Tempat tanggal lahir
: Kab. Semarang, 23 Juli 1993
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Agama
: Islam
5. Jurusan/Program Studi
: Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
6. NIM
: 111 10 037
7. Nama Orang tua: -
Ayah
: Mundakir
-
Ibu
: Juwariyah
8. Alamat
: Dusun Ngadirno RT 17/RW 04 Desa Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD
: MI Klero (1998-2004)
2. SMP
: MTs Tengaran (2004-2007)
3. SMA
: MAN Tengaran (2007-2010)