Volume 4. Nomor 1. Januari - Juni 2016
PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Laboratorium Akuntansi Program Vokasi UI,
[email protected]
Diterima : 14 November 2015
Layak Terbit : 29 Desember 2015
Abstrak Literasi keuangan mempengaruhi cara berpikir seseorang terhadap kondisi keuangan serta mempengaruhi pengambilan keputusan yang strategis dalam hal keuangan dan pengelolaan yang lebih baik bagi pemilik usaha. Penelitian ini menggunakan data sekunder sebagai bahan kajian yang akan diberikan kepada pelaku usaha level mikro yaitu dengan omset maksimal 300juta per tahun dimana pada segmen pada umumnya belum memiliki pencatatan keuangan yang baik untuk kemudian dijadikan laporan keuangan. Pada penelitian menggunakan 12 sampel UMKM di wilayah Depok yang dipilih secara acak. Penelitian ini menggunakan diolah menggunakan statistik deskriptif serta pembobotan pada tingkat literasi keuangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan dari pemilik usaha rendah sehingga berpengaruh terhadap kemampuan mengelola keuangan. Hal ini tercermin dari hasil sikap keuangan pemilik usaha dimana mereka sebatas mencatat penerimaan dan pengeluaran keuangan usaha tanpa disertai dengan penyimpanan dokumen pendukung. Pemilik usaha sejauh ini belum pernah membuat anggaran sebagai dasar evaluasi kinerja usaha mereka. Selain itu kemampuan pemilik usaha dalam mengelola kas surplus dan defisit menunjukkan mayoritas menggunakan jasa perbankan atau non perbankan. Mereka belum sampai pada tahap investasi pada produk keuangan. Penelitian sederhana ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi bidang akuntansi terutama terkait keberlanjutan usaha dalam hal pengelolaan keuangan usaha melalui peningkatan literasi keuangan. Kata Kunci: literasi keuangan, pengelolaan keuangan, pencatatan, anggaran.
Abstract Financial literacy affects a person's way of thinking on the financial condition and influence strategic decisions in terms of finances and better management for business owners. This study uses secondary data as study materials which will be given to the micro level that businesses with a turnover of up to 300M per year in which the segment in general do not have good financial records to then be used as financial statements. In a study using 12 samples of SMEs in the area of Depok randomly selected. This study uses processed using descriptive statistics as well as the weighting at the level of financial literacy. Results from this study indicate that the level of financial literacy of low business owners so that the effect on the ability to manage finances. This is reflected in the financial results of the attitude of business owners where they merely record the receipt and expenditure of financial business without being accompanied by supporting documents storage. Business owners so far have not made the budget as a basis for evaluating the performance of their businesses. In addition the ability of business owners to manage cash surplus and deficit shows the majority of using banks or non-banks. They have not yet reached the stage of investing in financial products. Simple research is expected to contribute to the field of accounting related to business continuity, especially in terms of financial management business through increased financial literacy. Keywords: financial literacy, financial management, record keeping, budget.
PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Volume 4 Nomor 1 ,pp 43-50
dari total kredit Rp3.500 Triliun). Menurut
PENDAHULUAN
pihak OJK nilai tersebut sangat sedikit jika
1. Latar Belakang Berdasarkan hasil survey Bank Dunia,
dibandingkan jumlah pelaku usaha UMKM.
menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan
Tingkat literasi keuangan pada kelompok
Indonesia hanya “20%”. Hal ini lebih rendah
UMKM hanya sebesar 15,68% hasil survey
dibandingkan dengan negara ASEAN seperti
yang dilakukan oleh OJK tahun 2013. Data
filipina 27%, Malaysia 66% Thailand 73% dan
Bank
Singapura
Pundi).
menunjukkan bahwa jumlah UMKM di
Banyak negara telah melakukan penelitian
Indonesia mencapai 55 juta UMKM. Para
tingkat literasi terkait dengan kebijakan
pelaku
nasional. Oleh karena itu, pada 19 november
memanfaatkan
2013, Presiden
stategi
mengembangkan usaha miliknya. Hal ini
nasional terkait literasi keuangang Indonesia.
menunjukkan hanya sekitar 8 juta UMKM
Terdapat 3 pilar utama pada Strategi Nasional
yang telah menggunakan produk perbankan.
sebesar
98%.
RI
(Bank
meluncurkan
Indonesia
usaha
tahun
masih layanan
2011-2012,
rendah
dalam
perbankan
dalam
yaitu edukasi dan kampanye nasional literasi
Dari hasil survey “Penelitian Profi l
keuangan, penguatan infrastruktur literasi
UMKM di Indonesia” yang dilakukan Bank
keuangan dan pengembangan produk dan jasa
Indonesia pada tahun 2005 antara lain
keuangan. Hal ini diharapkan mampu untuk
teridentifikasi bahwa salah satu kendala
meningkatkan kesadaran Usaha Mikro Kecil
perbankan dalam menyalurkan kredit ke
dan Menengah (UMKM) akan pentingnya
UMKM
literasi keuangan bagi usahanya.
perbankan mengenai UMKM yang potensial
Hal ini
adalah
dan
menjadi tulang punggung terutama di negara
Rendahnya tingkat literasi keuangan pada
ASEAN
kerja,
UMKM berdampak terhadap penyerapan
UMKM harus
kredit oleh sektor perbankan. Ada 4 kendala
menyerap
investasi asing. Seyogyanya
tenaga
(eligibility)
informasi
menjadi penting karena UMKM saat ini yakni
kelayakan
keterbatasan
UMKM
tsb.
besar yang harus dihadapi para pelaku
menjadi handal dan kuat anggota
UMKM yaitu keterbatasan modal kerja,
dewan komisioner OJK, “UMKM memiliki
SDM, Inovasi produk dan teknologi serta
peran yang sangat penting bagi pertumbuhan
pemasaran. Namun yang sangat banyak
ekonomi di Indonesia” (Kamis, 26 Februari
terjadi di lapangan masalah permodalan
2015). Saat ini tingkat literasi keuangan yang
adalah alasan klise banyak UMKM tidak
terjadi
berkembang.
Menurut
pada
Kusumaningtuti,
Usaha
Mikro
Kecil
dan
Tidak
semua
golongan
Menengah (UMKM) di Indonesia masih
masyarakat, khususnya golongan masyarakat
sangat rendah. Berdasarkan data Otoritas Jasa
berpenghasilan rendah dapat memanfaatkan
Keuangan (OJK) pada Agustus 2014, bahwa
produk dan layanan jasa keuangan.
penyaluran kredit untuk UMKM baru sebesar
Literasi keuangan akan membantu
18% dari total kredit (hanya Rp635 Triliun
bagi pelaku usaha terkait pengelolaan usaha
44
PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Volume 4 Nomor 1 ,pp 43-50
dimulai dari anggaran, perencanaan simpan
mengelola keuangan yang lebih baik.
dana usaha, serta pengetahuan dasar atas
Bagi regulator dalam hal ini Otoritas Jasa
keuangan untuk mencapai tujuan keuangan
Keuangan (OJK), diharapkan penelitian ini
usaha menurut Greenspan (2002).
dapat membantu dalam melakukan edukasi
Pembukuan
akuntansi
membagi
kepada masyrakat terutama UMKM sebagai
berdasarkan dua tujuan dasar yaitu pertama
salah satu pilar perekonomian di Indonesia.
adalah melakukan pencatatan yang baik untuk pendapatan diketahui
dan
beban
besarnya
sehingga
dapat
keuntungan
yang
METODE Penelitian
menggunakan
data
sekunder
diperoleh. Kedua mengumpulkan informasi
melalui
keuangan yang akan terkait dengan pajak.
pemilik usaha terhadap keuangan. Penelitian
Sistem
ini menggunakan data yang akan diolah untuk
pencatatan
transaksi
akuntan
kuesioner
mengenai
pemahaman
bertujuan untuk memperoleh informasi yang
dijadikan
terkait dengan arus transaksi keuangan dan
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis
posisi keuangan suatu usaha. Arus transaksi
penelitian yang bertujuan untuk menyajikan
keuangan menggambarkan arus masuk dari
gambaran lengkap mengenai hubungan antara
kas penjualan dan arus kas keluar untuk
fenomena yang diuji. Penelitian ini bertujuan
beban. Cork dan Nixon (2000) mengatakan
untuk melihat gambaran tingkat literasi
bahwa usaha kecil dan menengah tidak
keuangan pada pemilik usaha berdasarkan
mampu memperoleh atau menyerap tehnologi
jenis kelamin, lama usaha, besarnya
baru ataupun mengembangan usaha mereka
usaha,
pada pasar global jika kemampuan manajemen
keuangan dan ketrampilan pemilik dalam
dan
mengelola keuangan.
praktek
akuntansi
mereka
rendah
sebagai
penelitian
deskriptif.
omset
perilaku pemilik usaha dalam hal
sehingga akan menghambat mereka untuk
Unit analisis dalam penelitian ini
memperoleh asupan dana usaha. Fatoki dan
adalah pemilik usaha dengan omset maksimal
Odeyemi
bahwa
300juta di wilayah Depok. Sampel yang
mempengaruhi
digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak
perencanaan bisnis usaha dan kemampuan
12 pelaku usaha di depok. Pemilihan sampel
untuk memperoleh sumber pendanaan bagi
tersebut
usaha mereka.
memperoleh data penelitian, adanya batasan
(2010a)
kemampuan
menjelaskan
manajerial
Tujuan penelitian ini adalah
untuk
berdasarkan
kemudahan
dalam
waktu penelitian serta biaya penelitian.
memberikan bukti empiris di wilayah Depok
Metode
yang
digunakan
adalah
mengenai:
penelitian survei yaitu metode penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat literasi pemilik
kepada
UMKM dalam mengelola keuangan usaha. pemilik
usaha
objek,
tetapi
hanya
mengambil sebagian dari populasi tersebut
2. Mengetahui faktor literasi keuangan yang mempengaruhi
sekumpulan
dalam jangka waktu
untuk
menggunakan
45
tertentu dengan
kuesioner.
Teknik
PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Volume 4 Nomor 1 ,pp 43-50
pengumpulan data yang digunakan adalah
6. Discount
kuesioner. Kuesioner yang dibagikan berisi
7. Time Value of Money
tentang pengetahuan umum keuangan, literasi
8. Money Illusion
keuangan, perilaku keuangan dan ketrampilan
Jumlah jawaban yang benar dihitung dan
dalam
mengelola
keuangan.
Pertanyaan
dibagi dengan seluruh jawaban yang benar
kuesioner pada penelitian ini mengacu pada
oleh responden. Jawaban responden kemudian
Developing Indonesian Financial Literacy
dibagi kedalam tiga kategori yaitu kelompok 1
Index tahun 2013. Pertanyaan kuesioner
(<60% yang berarti pemilik usaha memiliki
terbagi dalam 4 ranah yaitu pengetahuan
pengetahuan yang rendah; kelompok 2 yaitu
dasar perbankan , literasi keuangan dasar,
60%-79% yang berarti pemilik usaha memiliki
sikap
pengetahuan
keuangan dan ketrampilan keuangan
dari responden.
keuangan yang sedang dan
kelompok 3 yakni >80% yang menunjukkan
Variabel penelitian yang diukur pada
bahwa individu memiliki pengetahuan yang
penelitian ini terdir 4 bagian indikator yaitu :
tinggi.
a. Variabel Pengukuran Pengetahuan Umum
c. sikap keuangan pemilik terkait pencatatan
Perbankan.
akuntansi dan anggaran
Terdapat tiga variabel pengukuran untuk
Indkator variabel pengukutan ini terdiri
mengetahui pengetahuan umum perbankan
dari 5 indikator yaitu:
dari pemilik usaha, yakni pertanyaan
Catatan atas penerimaan usaha, Catatan
terkait identitas pada saat pembukaan
ataas
rekening bank, jumlah dana
dokumentasi
minimum
pengeluaran
usaha,
Menyimpan
pembukuan,
Membuat
pada saat membuka rekening bank serta
Anggaran
jumlah minimum saldo pada rekening
anggaran sebagai bahan evaluasi
bank.
d. ketrampilan
b. literasi keuangan dasar- tingkat literasi
usaha
dan
pemilik
Menggunakan
dalam
mengelola
keuangan.
keuangan
Pengelolaan keuangan jika uang lebih
pada variabel pengukuran tingkat literasi
(surplus), dan jika Pengelolaan keuangan
keuangan terdapat delapan indikator untuk
jika uang kurang (defisit)
menentukan tingkat literasi dari pemilik
Variabel pengukuran yang digunakan untuk
usaha, yakni;
mengetahui tingkat literasi pemilik UMKM
1. Rekening
tabungan
digaransi
oleh
adalah variabel pengetahuan umum perbankan
pemerintah
dan variabel pengukuran yang terdiri dari 8
2. Bunga Sederhana (simple interest)
indikator
literasi
3. Bunga Majemuk (copounded interest)
variabel
pengukuran.
4. Perhitungan
tingkat
bunga
pada
pengukuran
pinjaman
keuangan.
pencatatan,
Untuk
Sedangkan variabel
anggaran
dan
ketrampilan keuangan lainnya digunakan
5. Inflasi
pada penelitian ini untuk mengetahui faktor
46
PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Volume 4 Nomor 1 ,pp 43-50
yang mempengaruhi pengelolaan keuangan
hasil 100% responden telah mengetahui
dalam hal pencatatan dan manajemen usaha.
secara umum perbankan. Untuk tingkat literasi keuangan dari responden
HASIL DAN PEMBAHASAN
tingkat
kuesioner tingkat literasi keuangan pada 12
S1
SMU
<SMU
Pria
9
6
3
-
2.
Wanita
3
1
1
1
12
7
4
1
Total
34.85%.
dengan
Hasil
ini masih
dibawah 60% atau masih tergolong rendah.
Data Demografi
1
rata-rata
literasi keuangan dari responden
2015. Berikut data responden pria dan wanita: Jumlah
minimum
menunjukkan bahwa secara umum tingkat
pemilik usaha dilakukan pada bulan Agustus
Keterangan
hasil
18.18% dan maksimum 90.91%
Pengumpulan data responden melalui
No
menunjukkan
Tingkat Pendikan
Sumber : Data Primer diolahtahun 2015 Berdasarkan tabel demografi maka mayoritas responden adalah pemilik usaha berjenis kelamin pria sebesar 75% dan sisanya adalah wanita. Tabel Rekap Pengukuran Tingkat Literasi Keuangan No
(%)
Indikator
1 2 3
Rekening tabungan digaransi oleh pemerintah Bunga Sederhana (simple interest) Bunga Majemuk (copounded interest)
Benar 92% 42% 33%
Salah 8% 58% 67%
4
Perhitungan tingkat bunga pada pinjaman
0%
100%
5
Inflasi
92%
8%
6
Discount
75%
25%
7
Time Value of Money
8%
92%
8
Money Illusion
8%
92%
Sumber : Data Primer diolah tahun 2015 Berdasarkan
Tingkat pendidikan responden pada
hasil
tabel
diatas,
menunjukkan bahwa mayoritas responden
umumnya adalah S1 sebanyak 66 % dari total
tidak memahami konsep nilai uang terutama
responden dan selebihnya dengan tingkat
terkait indikator menentukan tingkat bunga
pendidikan yang lebih rendah.
pinjaman, tingkat inflasi,
Hasil kuesioner dari 12 responden
dan tingkat
discount.
menunjukkan tingkat pengetahuan umum
Berdasarkan
perbankan seluruh responden menunjukkan
pembanding
gender,
menunjukkan hasil bahwa Pria lebih baik
47
PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Volume 4 Nomor 1 ,pp 43-50
dibandingkan dengan wanita dalam tingkat
keuangan baik saat surplus maupun defisit
literasi. Hal ini dapat terlihat pada tabel
menunjukkan
dibawah ini.
menyimpan dana di bank sedangkan 2
hasil
84%
masih
akan
Tabel Nilai Tingkat Literasi Berdasarkan
responden akan menyimpan pada non bank
Gender
seperti koperasi atau arisan. Hal ini dapat
Nilai
Nilai
Rata-
dipahami karena dengan omset maksimal
Rata
300juta maka mereka akan mudah bagi
Gender
Total
terendah
tertinggi
Pria
9
18.18
90.91
41.41
Wanita
3
0
27.27
15.15
responden untuk mengambil kembali dana yang tersimpan di bank dibandingkan dalam bentuk investasi lain. Begitu juga pada saat
12
defisit maka 68% akan meminjam dana ke
Sumber : Data Primer diolah tahun 2015
Hasil
penelitian
terkait
pihak bank, 16% akan meminjam pada pihak relasi dan 16% akan meminjam pada koperasi.
sikap
Hasil menunjukkan 50% mampu melunasi
responden atas pengelolaan keuangan dengan
utang mereka tepat waktu sedangkan 50%
pembukuan dan anggaran menunjukkan hasil
sisa tidak memiliki pinjaman baik ke bank
100% dari responden menyimpan pencatatan
maupun ke pihak non bank. Hal ini sejalan
atas penerimaan dan pengeluaran. Namun
dengan hasil penelitian Lusardi dan Tufan
terdapat perbedaan definisi pembukuan pada
dimana tingkat literasi berpengaruh terhadap
konteks ini dimana sebagian responden hanya
kemampuan melunasi utang dan penelitian
sebatas mencatat penerimaan dan pengeluaran
dari Trucchi (2011) yang mengatakan tingkat
harian tanpa disertai dengan kwitansinya, sedangkan
sebagian
responden
menyimpan
dokumen
penerimaan
literasi mengurang probabilitas keterlambatan
telah
pelunasan utang.
dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
pengeluaran. Responden 100% menyatakan
penelitian yang telah dilakukan oleh OJK
tidak pernah membuat anggaran secara rutin
dimana tingkat literasi keuangan yang terjadi
terkait dengan kegiatan usaha sehari-hari
pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah masih
serta tidak pernah menggunakan anggaran
sangat rendah. Untuk itu diperlukan edukasi
sebagai bahan evaluasi kinerja usaha. Hasil
literasi keuangan yang ditujukan kepada
pada penelitian ini sejalan dengan penelitian
pemilik UMKM agar pelaku usaha lebih
yang dilakukan oleh Fatoki dan Odeyemi (2010a)
bahwa
kemampuan
mengenal
manajerial
perbankan di Indonesia dapat lebih banyak
bagi usaha mereka. ketrampilan
responden
terkait dalam
dengan
serta perencanaan keuangan agar pihak
kemampuan memperoleh sumber pendanaan penelitian
terkait
pengelolaan keuangan, pencatatan keuangan
mempengaruhi perencanaan bisnis usaa dan
Hasil
keuangan
menyalurkan kredit kepada pelaku usaha
dengan
tersebut. Selama ini yang menjadi kendala
mengelola
bagi pihak perbankan yakni rendahnya literasi
48
PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Volume 4 Nomor 1 ,pp 43-50
keuangan serta tidak ada adanya pencatatan
diharapkan mereka mampu mengelola
atas transaksi usaha sehingga menyulitkan
keuangan menjadi lebih baik. b. Pemilik
bagi pihak perbankan dan juga pelaku usaha. Adanya
kucuran
memberikan
tambahan
suntikan
untuk
modal
akan
usaha
pencatatan
menambah
telah
atas
melakukan
penerimaan
dan
pengeluaran namun dokumentasi atas
perputaran dana.
kwitansi belum dilakukan dengan baik. Pemilik
PENUTUP
usaha
saat
ini
belum
menggunakan anggaran sebagai bahan evaluasi usaha. Tingkat literasi yang
Simpulan
rendah mempengaruhi pemilik usaha
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Pemilik usaha telah memiliki pengetahuan
dalam
mengelola
keuangan
umum yang baik mengenai perbankan
dengan
a. Tingkat literasi keuangan dasar dari
sebatas pada pencatat tetapi belum
kemampuan
yang
hanya
pemilik usaha masih rendah terutama
dilakukan
pengetahuan mengenai konsep time value of
untuk penerimaan dan pengeluaran.
money, tingkat bunga dan money ilusion
c. Pemilik
dokumentasi
usaha
usaha
yang
menggunakan
baik jasa
sedangkan untuk literasi mengenai diskon
perbankan
dan inflasi secara umum mereka sudah
surplus maupun defisit dan mereka
paham. Berdasarkan analisa sederhana,
responden
kas
mereka.
bahwa tingkat literasi keuangan yang pada
mengelola
tidak kesulitan dalam melunasi utang
maka pada penelitian ini menyimpulkan rendah
dalam
dikarenakan
Saran
ketidakpahaman responden atas konsep
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang
nilai uang, tingkat inflasi, tingkat bunga
telah dilakukan, maka peneliti memberikan
pinjaman. Oleh karena itu, perlu adanya
saran yang diharapkan dapat berguna untuk
edukasi kepada pemilik usaha terutama
pemilik usaha, antara lain:
edukasi atas konsep nilai uang. Hal ini
1. Untuk meningkatkan literasi keuangan
akan meningkatkan pemahaman dasar
bagi
pemilik usaha, agar ke depan mereka
pemilik
diadakan
mampu menghitung atau mengestimasi
pelatihan
meningkatkan
perubahan yang berdampak terhadap usaha
usaha literasi
maka
sebaiknya
dalam keuangan
rangka agar
pengelolaan dan perencanaan keuangan
dan lebih paham atas produk keuangan
usaha menjadi lebih baik.
perbankan dalam hal ini pinjaman bank.
2. Penelitian ini hanya terbatas sampel
Jika pemilik usaha sudah mengetahui
sebanyak 12 responden yang tidak bisa
konsep dasar keuangan perbankan, maka
mewakili populasi secara keseluruhan di
49
PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Volume 4 Nomor 1 ,pp 43-50
wilayah Depok, saran untuk penelitian
Penelitian ini tidak memasukkan unsur
selanjutanya adalah jumlah sampel yang
variabel
literasi
keuangan
asuransi
dan
lebih banyak dan mewakili semua industri
investasi makauntuk penelitian selanjutnya
di wilayah depok.
dapat memasukkan unsur tersebut.
DAFTAR PUSTAKA ACCA & Barclay (2014). Financial Education for Entrepreneurs: How to get it right?. 7th October 2014 Ali, Bayrakdaroglu.,Botamn, firat; (2014). Financial literacy training as a strategic tool among smallmedium Sized Business Operating in Turkey. Procedia-Social and Behavioral Sciences. 2014 ) 148 – 155. Atkinson, A. & Messy, F. (2005), assessing financial literacy in 12 countries an OECD Pilot Exercise, Paris: OECD Financial Affairs Division. Atkinson, A. and Messy, F-A. (2011), “Assessing Financial Literacy in 12 Countries An OECD Pilot Exercise” Netspar Discussion Paper 01/2011-014. Atkinson, A. and Messy, F-A. (2012), “Measuring financial literacy: Results of the OECD/International Network on Financial Education (INFE) Pilot Study”, OECD Working Papers on Finance, Insurance and Private Pensions, n.º 15, OECD Publishing. Bank Indonesia (2009). Kajian Mengenai Prasyrata Pembentukan Credit Rating System untuk UMKM di Indonesia-Persiapan Bank Indonesia dalam Menghadapi Masyarakt Ekonomi ASEAN 2015. Bank Indonesia (2009). Kajian Mengenai Rumusan Standar Minimum Laporan Keuangan dan Business Plan untuk UMKM-Persiapan Bank Indonesia dalam Menghadapi Masyrakat ASEAN 2015. Braunstein, Sandra, and Carolyn Welch. 2002. Financial Literacy: An Overview ofPractice, Research, and Policy. Federal Reserve Bulletin November: 445-457. Cork, P. and Nixson, F. (2000), Finance and Small and Medium-Sized Enterprise Development, Finance and Development Research Programme Working Paper Series, Paper No 14. IDPM: University of Manchester. DEFINIT, The Support Economic Analysis Development in Indonesia (SEADI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK).Final Report-Developing Indonesian Financial Literacy Index.2013 Fatoki, O., & Odeyemi, A. (2010a). The determinants of access to trade credit by new SMEs in South Africa. Afr. J.Bus. Manage, 4(13), 2763-2770.
50