PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN DEWAN KOMISARIS, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PERUSAHAAN TERHADAP CSR DISCLOSURE (Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Yudhi Prasetiyo 1112082000051
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja,MM
Yusro Rahma,SE.,M.Si
NIP. 1949060 2197803 1 001
NIP. 19800506 200801 2 016
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H/2015 ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yudhi Prasetiyo No. Induk Mahasiswa : 1112082000051 Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Akuntansi Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Maret 2016 Yang Menyatakan,
(Yudhi Prasetiyo)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Yudhi Prasetiyo.
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 26 Maret 1994.
3. Alamat
: JL. Lestari Gg. Rahayu No.41 Rt10/03, Jak-Tim.
4. Telepon
: 081294299977.
5. Email
:
[email protected] .
II. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Peltu (Purn) Priyono.
3. Ibu
: Suwarti
4. Saudara Kandung
: Yuli Saputro,SH.,MH.
III. PENDIDIKAN No
University / School
Dates From – To
1.
TK Kartika XVI, Jak-Tim, DKI Jakarta
1999 – 2000
2.
SDN 02 Pagi, Jak-Tim, DKI Jakarta
2000 – 2006
3.
SMPN 179 Jak-Tim, DKI Jakarta
2006 – 2009
4.
SMAN 98 Jak-Tim, DKI Jakarta
2009 – 2012
5.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2012 – 2016
vi
IV. PENGALAMAN ORGANISASI No
Organisasi/Institusion
Dates From-to
1
OSIS SMAN 98 JAKARTA
2009-2012
2
HMJ AKUNTANSI
2012-2013
3
HMJ AKUNTANSI
2013-2014
5
BEM HMJ AKUNTANSI
2014-2015
vii
ABSTRACT
This study aimed to analyze and get empirical evidence about influence of the level of leverage, size of board of commissioner, and ownership structure have affect to corporate social responsibility disclosure in the property and real estate company in Indonesia. ownership structure, which in proxy is managerial ownership, public ownership and foreign ownership. The research is done at property and real estate company which are listed in Indonesia Stock Exchange from 2010 until 2014. This research used purposive sampling It was found 27 company at the research sampel ang then the total sampel for 5 years is 135 sampel . This research used Multiple Regression Analysis Method. The result this research showed size of board of commissioner, Publik Ownership and Foreign Ownership significant influence for corporate social responsibility disclosure while the level of leverage and m.anagerial ownership not significant influence for corporate social responsibility disclosure. Key word: corporate social responsibility disclosure, the level of leverage, size of board of commissioner, managerial ownership, public ownership and foreign ownership.
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengetahui secara empiris apakah pengaruh tingkat leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikan saham perusahaan terhadap corporate social responsibility disclosure dalam perusahaan yang bergerak di sektor jasa property dan real estate di Indonesia. struktur kepemilikan saham perusahaan yang di proksikan menjadi tiga yaitu kepemilkan saham publik, kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham asing. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai 2014. Dengan menggunakan purposive sampling mendapatkan 27 perusahaan yang di tentukan dalam penelitian sehingga total keseluruhan sampel selama 5 tahun sebanyak 135 perusahaan .Metode analisis yang di pakai adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris, kepemilikan public dan kepemilikan asing terbukti berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure sedangkan tingkat leverage dan kepemilikan manajerial terbukti tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure. Kata kunci : corporate social responsibility disclosure, tingkat leverage, ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham publik dan kepemilikan saham asing.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmannirohim Assalamulaikum Warohmatullahi Wabarakhatu Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian ini yang berjudul “(Studi Empiris Perusahaan Property ada yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 - 2014)” ini dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis memahami sepenuhnya bahwa penelitian ini tak luput dari kesalahan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangan diharapkan demi perbaikan di masa mendatang.Semoga penelitian ini dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca untuk melakukan hal yang lebih baik lagi dan semoga penelitian ini bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam seluruh proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada : 1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Peltu (Purn) Priyono dan Ibunda Suwarti yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, semangat, doa serta bantuan moril maupun materil yang di butuhkan dalam penyelesaian skripsi ini. x
2. Kakak laki laki-ku Yuli Saputro,SH.,MH dan Kakak Ipar-ku Yeniota Silora,Amd yang telah memberikan masukan, semangat serta dukungan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Arief Mufraini,Lc.,M.Si Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dr. Yahya Hamja,MM selaku Dosen Pembimbing I yang begitu teliti, cermat dan sabar dalam membimbing penulis, serta memberikan begitu banyak arahan dan masukan dalam proses penyusunan skripsi ini hingga selesai. 5. Ibu Yusro Rahma,SE.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu sabar dan selalu meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan masukan yang begitu banyak kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Bapak Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Keluarga Besar HMJ Akuntansi periode 2013-2014 dan periode 20142015.
Tempat
penulis
melakukan
berbagai
kegiatan
organisasi,
mendapatkan banyak pengalaman yang baru, teman-teman yang baru, dan
xi
10. suasana yang begitu baru dan penuh makna. penulis sangat bangga dan senang sekali dapat menjadi bagian dari kalian. 11. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Akuntansi 2012. 12. Terima kasih kepada teman-teman Akuntansi B 2012 (Galih, Rifai, Heri, Ilman, Mayeda, Fadil, Randi, Farid, Revan, fajar, Dara, Dina, Dita, Dwi, Farida, Fitri, Latul, Vivi, Jian, Rita, Nindy, Seren, Zakia, Nisa, Abel, dan Intan) penulis sangat senang dan bahagia mempunyai teman-teman seperti kalian yang begitu baik dan menyenangkan. 13. Terima kasih kepada saudara-saudariku OSIS 22 SMAN 98 yang terus memotivasi dan memberi semangat penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 14. Terima kasih kepada sahabat-sahabatku Tiana, Adila, Dwi, Yefananda dan Cakra yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 15. Terima kasih kepada teman teman seperjuangan ujian komprehensif Rifa’I, Rifqi, Rita, Inayah, Nida, dan Elsa yang telah memberikan semangat pada saat ujian sidang skripsi. 16. Terima kasih kepada teman-teman SMA penulis yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis. 17. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu terselasikannya skripsi ini.
xii
Penulis menyadari bahwa penulisan skrispi masih jauh dari kata sempurna dikarenakan masih pengetahuan penulis yang masih sangat minim.Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran, kritikan dan masukan dari berbagai pihak.
Jakarta, Maret 2016
( Yudhi Prasetiyo)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL .....................................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...............................
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...............................................
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.........................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................
vi
ABSTRACT .................................................................................................
viii
ABSTRAK ...................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................
1
A.
Latar Belakang ........................................................................
1
B.
Rumusan Masalah ...................................................................
8
C.
Tujuan Penelitian .................................................................
8
D.
Manfaat Penelitian .................................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................
11
A.
Kajian Pustaka
.................................................................
11
1. Landasan Teori .................................................................
11
2. Teori Agensi
.................................................................
12
3. Teori Legitimasi ................................................................
12
4. Teori Stakeholder ..............................................................
15
5. Corporate Social Responsibility Disclosure ........................
16
6. Pengungkapan Sosial dalam Lap.Tahunan ..........................
18
7. Tingkat Leverage ..............................................................
2
xiv
8. Ukuran Dewan Komisaris ..................................................
24
9. Struktur Kepemilikan Saham Perusahaan .........................
25
10. Kepemilikan Saham Publik .............................................
25
11. Kepemilikan Saham Manajerial .......................................
27
12. Kepemilikan Saham Asing ...............................................
28
B.
Penelitian Terdahulu ..............................................................
31
C.
Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ............
37
1. Pengaruh Tingkat Leverage Terhadap CSRD .....................
37
2. Pengaruh UDK Terhadap CSRD ........................................
38
3. Pengaruh Kepemilikan Saham Publik Terhadap CSRD ......
39
4. Pengaruh Kepemilikan Saham Manajerial Terhadap CSRD
40
5. Pengaruh Kepemilikan Saham Asing Terhadap CSRD .......
41
Kerangka Pemikiran Teoritis..................................................
43
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN .....................................
45
A.
Ruang Lingkup ......................................................................
45
B.
Jenis Penelitian ......................................................................
45
C.
Metode Populasi dan Sampel .................................................
45
D.
Jenis dan Sumber Data ...........................................................
46
E.
Metode Pengumpulan Data ....................................................
46
F.
Metode analisis ......................................................................
47
1. Analisis deskriptif ..............................................................
47
2. Uji asumsi klasik ................................................................
47
a. Uji Normalitas....................................................................
48
b. Uji Heterokedesitas ............................................................
49
c. Uji Multikolinearitas ..........................................................
49
d. Uji Autokorelasi.................................................................
50
3.Pengujian hipotesis .............................................................
51
a. Uji Koefisien Determinasi ..................................................
52
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ......................
52
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ........................................
53
Variabel dan Definisi Operasional Variable ...........................
54
D.
G.
xv
1. CSR Disclosure ..................................................................
54
2. Tingkat Leverage ...............................................................
55
3. Ukuran Dewan Komisaris ..................................................
56
4. Kepemilikan Saham Publik ................................................
57
5. Kepemilikan Saham Manajerial .........................................
58
6. Kepemilikan Saham Asing .................................................
58
Operasionalisasi Variabel.......................................................
59
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...............................................
60
H.
A.
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...........................
60
B.
Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................
61
C.
Uji Asumsi Klasik .................................................................
64
1. Hasil Uji Normalitas ..........................................................
64
2. Hasil Uji Heterokedesitas ...................................................
67
3. Hasil Uji Multikolinearitas .................................................
69
4. Hasil Uji Autokorelasi .......................................................
71
Pengujian Hipotesis ...............................................................
71
1. Hasil Uji Koefisein Determinasi .........................................
72
2. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .............
73
3. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ..............................
80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................
81
D.
A.
Kesimpulan ...........................................................................
81
B.
Saran ...................................................................................
82
1. Bagi Investor dan Calon Investor .......................................
82
2. Peneliti Selanjutnya ...........................................................
83
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
84
LAMPIRAN .......... ...................................................................................
89
xvi
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Terdahulu dan sekarang ....................................... 31
3.1
Pengukuran Autokorelasi
3.2
Operasional dan Pengukuran Variabel .................................. 59
4.1
Perolehan sampel penelitian ................................................. 60
4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................ 62
4.3
Hasil Uji Kolmogorof-Smirnof dan Shapiro-Wilk ................ 66
4.4
Hasil Uji Spearmen Rho ....................................................... 68
4.5
Hasil Uji Multikolinearitas ................................................... 70
4.6
Hasil Uji Durbin Watson ...................................................... 71
4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................... 72
4.8
Hasil Uji Statistik t ............................................................... 73
4.9
Hasil Uji Statistik F .............................................................. 80
xvii
................................................. 50
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Gambar Skema Kerangka Pemikiran Teoritis ....................... 42
4.1
Gambar Grafik Normal P Plot .............................................. 65
4.2
Gambar Grafik Scatterplot ................................................... 67
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1
Daftar Sampel Perusahaan Property dan Real Esate .............. 89
2
Index Pengungkapan CSR GRI 3.1....................................... 92
3
Perhitungan Corporate Social Responsibility ....................... 102
4
Perhitungan Tingkat Leverage .............................................. 107
5
Perhitungan Ukuran Dewan Komisaris ................................. 109
6
Perhitungan Kepemilikan Saham Asing................................ 111
7
Perhitungan Kepemilikan Saham Manajerial ........................ 113
8
Perhitungan Kepemilikan Saham Publik .............................. 115
9
Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................ 117
10
Hasil Uji Normalitas ............................................................ 117
11
Hasil Uji Heterokedesitas ..................................................... 118
12
Hasil Uji Multikolinearitas ................................................... 120
13
Hasil Uji Autokorelasi .......................................................... 120
14
Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................... 120
15
Hasil Uji Signifikansi Parameter Inividual (uji t) .................. 121
16
Hasil Uji Signifikansi Simultam (uji F) ................................ 121
xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjaga eksistensinya perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya.Ada hubungan yang bersifat timbal balik antara perusahaan dengan masyarakat.Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan harmonisasi keduanya akan menentukan keberhasilan dalam hal pembangunan. Dilihat dari aspek ekonomi perusahaan harus berorientasi mendapatkan keuntungan dan dari segi aspek sosial, perusahaan harus memberikan kontribusi secara langsung kepada masyarakat.Dampak dari aktivitas perusahaan tidak hanya dirasakan oleh pihak yang terkait langsung dengan perusahaan. Keberadaan dan dampak aktivitas perusahaan seringkali bertentangan bahkan merugikan kepentingan pihak lain. Perbedaan kepentingan tersebut jika tidak ditindaklanjuti maka akan mempengaruhi aktivitas dan eksistensi perusahaan, oleh karena itu seharusnya perusahaan tidak hanya fokus pada kepentingan perusahaan saja, tetapi juga mencermati kepentingan pihak-pihak di luar perusahaan (Rizkia Anggita, 2012). Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat umum, sebagai respon perusahaan terhadap lingkungan masyarakat.CSR berkaitan dengan tanggung jawab sosial, kesejahteraan sosial dan pengelolaan kualitas hidup masyarakat.Industri dan korporasi dalam hal ini berperan untuk mendorong perekonomian yang sehat dengan mempertimbangka 1
faktor lingkungan hidup.Melalui CSR perusahaan tidak semata memprioritaskan tujuannya pada memperoleh laba setinggi-tingginya, melainkan meliputi aspek keuangan, sosial, dan aspek lingkungan lainnya (Suharto, 2006). Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial atau lingkungan sekitar tempat perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacammacam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Secara umum Corporate Social Responsibility merupakan peningkatan kualitas kehidupan mempunyai adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat dinikmati, memanfaatkan serta memelihara lingkungan hidup. Atau dengan kata lain merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas (Zaky, 2011). Saat ini seluruh perusahaan di berbagai sektor bisnis di Indonesia sebagian besar mengklaim bahwa perusahaan mereka telah melaksanakan kewajiban sosialnya terhadap lingkungan sekitar perusahaan. Oleh karena itu, sebagian besar perusahaan tersebut melakukan pengungkapan Corporate Sosial Responsibility sebagai motivasi untuk meningkatkan kepercayaaan publik terhadap pencapaian 2
usaha perbaikan terhadap lingkungan sekitar perusahaan.Selain usaha perbaikan terhadap lingkungan, perusahaan juga berpartisipasi di dalam pengabdian kepada masyarakat, seperti memberi lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan tingkat pendidikan masyarakat, pelayanan kesehatan, dan sebagainya (Mazrully dan Dennis,2012). Terdapat beberapa contoh kasus, terkait permasalahan yang muncul dikarenakan perusahaan dalam melaksanakan operasinya kurang memperhatikan kondisi lingkungan dan sosial di sekitarnya, khususnya perusahaan yang aktivitasnya berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam (ekstraktif). Sebagai contoh, PT. Lapindo Brantas, merupakan salah satu perusahaan tambang yang dimiliki oleh perusahaan Bakrie&Brothers, yang sampai pada saat ini terus menuai konflik yang berkepanjangan oleh masyarakat Gempol Porong, Sidoarjo akibat operasional perusahaan yang tidak menggunakan teknologi canggih dan ramah lingkungan yang mengakibatkan semburan lumpur yang tiada henti hingga menenggelamkan beberapa desa sekitar dan tidak ada respond an ganti rugi yang sesuai dari pihak perusahaan, kemudian PT. Freeport Indonesia salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang berlokasi di Papua, yang memulai operasinya sejak tahun 1969, sampai dengan saat ini tidak lepas dari konflik berkepanjangan dengan masyarakat lokal, baik terkait dengan tanah ulayat, pelanggaran adat, maupun kesenjangan sosial dan ekonomi yang terjadi (Wibisono, 2007). Kasus Pencemaran Teluk Buyat, yaitu pembuangan tailing ke dasar laut laut yang mengakibatkan tercemarnya laut sehingga berkurangnya tangkapan ikan dan menurunnya kualitas kesehatan masyarakat lokal akibat 3
operasional PT Newmon Minahasia Raya (NMR) tidak hanya menjadi masalah nasional melainkan internasional (Leimona dan Fauzi, 2008). Begitupula konflik hingga tindak kekerasan terjadi akibat pencemaran lingkungan dan masalah sosial terkait operasional PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) di wilayah Duri Provinsi Riau, dimana masyarakat menuntut kompensasi hingga tingkat DPR pusat terkait dampak negatif operasional perusahaan tersebut terhadap kondisi ekonomi, kesehatan dan lingkungan yang semakin memburuk (Mulyadi, 2003). Dari beberapa contohdiatas yang bisa dijadikan acuan bagi perusahaan untuk
mempertanggungjawabkan
kelangsungan
usahanya
dengan
lebih
memperhatikan faktor-faktor yang lebih luas di luar faktor ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya harus memperhatikan stockholders dan bondholders, melainkan juga kepada stakeholder. Stakeholder menuntut perusahaan untuk melakukan suatu tindakan yang berwujud pertanggungjawaban akan dampak yang ditimbulkan dari usahanya, dan upaya-upaya perusahaan dalam mengatasi dampak tersebut. Hal ini dapat terwujud dengan melakukan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility).CSR merupakan komitmen yang berkelanjutan bagi stakeholder, dan lingkungan bertujuan untuk pengembangan ekonomi atau kesejahteraan masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan atas operasional perusahaan.Akan tetapi, dalam praktiknya, banyak terdapat pro dan kontra terhadap hal ini. Kelompok yang pro berpendapat bahwa dalam proses produksinya, perusahaan banyak memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia, sehingga penting bagi perusahaan itu sendiri untuk 4
melakukan tanggung jawab sosial agar dapat terjadi pembangunan yang berkelanjutan, sedangkan kelompok yang kontra terhadap hal ini beranggapan bahwa perusahaan tidak perlu terlibat dalam tanggung jawab sosial karena tidak memiliki ahli khusus untuk menanganinya dan lebih berpikiran bahwa hal ini merupakan tugas pemerintah (Riyanto dan Gusti ayu, 2013). Jika dilihat dari beberapa kasus diatas, masalah sosial dan lingkungan yang tidak diatur dengan baik oleh perusahaan ternyata memberikan dampak yang sangat besar, bahkan tujuan meraih keuntungan dalam aspek bisnis malah berbalik menjadi kerugian yang berlipat.Oleh karena itu masalah pengelolaan sosial dan lingkungan untuk saat ini tidak bisa menjadi hal marginal, ditempatkan pada aspek yang tidak dianggap penting dalam beroperasinya perusahaan.Tanggung jawab sosial perusahaan atau dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan aspek penting yang harus dilakukan perusahaan dalam operasionalnya. Hal tersebut bukan semata-mata memenuhi peraturan perundang-undangan sebagaimana untuk perusahaan tambang diatur dalam Undang-undang No 22 tahun 2001, maupun untuk Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Undang undang No. 40 pasal 74 tahun 2007, melainkan secara logis terdapat hukum sebab akibat, dimana ketika operasional perusahaan memberikan dampak negatif, maka akan muncul respon negatif yang jauh lebih besar dari masyarakat maupun lingkungan yang dirugikan (Rahmatullah,2010). Menurut Muhammad Titan (2012) Kegiatan CSR pada awalnya merupakan
aktivitas
berdasarkan
kerelaan
dan
bukan
berdasarkan
paksaan.Kegiatan yang awalnya bersifat filantropis itu kemudian diatur dengan 5
keluarnya peraturan yang mewajibkan kegiatan CSR.UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mewajibkan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam untuk melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban tersebut akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan hasil penelitian Rawi dan Munawar Muchlis (2010) menunjukan hasil analisis berdasarkan penggunaan dari seluruh variabel kontrol menunjukkan bahwa kepemilikan manajemen memiliki pengaruh signifikan terhadap CSR, dan kepemilikan institusi dan leverage, di sisi lain, tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CSR. Penelitian Ni Wayan Rustriarini (2011) memberikan hasil bahwa kepemilikan manajerial dan Institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR, namun kepemilikan asing berpengaruh signifkan terhadap pengungkapan CSR. Penelitian Rizkia Anggita Sari (2012) memberikan hasil bahwa variabel profile, size dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Begitupun penelitian Emmy dan Supartha (201), menujukan hasil bahwa variabel hutang dan profitabilitas berpengaruh pada CSR disclosureperusahaan. Adanya tuntutan yang demikian, maka ISO yang merupakan induk dari organisasi standar internasional, mengundang berbagai pihak yang berkaitan untuk membentuk tim yang membadani lahirnya panduan dan standarisasi untuk 6
tanggung jawab sosial dengan mengeluarkan ISO 26000 :guidance standard on social responsibility. ISO 26000 ini akan menyediakan standar pedoman yang bersifat sukarela mengenai tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua sektor badan publik maupun badan privat. Sebagai sebuah konsep, saat ini CSR menjadi perhatian banyak perusahaan, CSR akan menjadi sebuah tren global dimana tidak hanya di dunia internasional tetapi juga di indonesia program CSR akan menjadi sebuah standar perusahaan. Penerapan CSR tidak lagi dianggap sebagai biaya atau beban, melainkan investasi perusahaan. Secara teoritis, The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam publikasinya Making Good Business Sense (Wibisono, 2007) mendefenisikan CSR sebagai komitmendunia usaha untuk terusbertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. Berdasarkan
latar
belakang
dan
penelitian-penelitian
terdahulu
sebelumnya, maka penelitian ini akan mencoba untuk membahas pengaruh tingkat leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikan saham perusahaan terhadap CSR Disclosure. Pada penelitian kali ini, mengambil sampel pada perusahaan sub sektor Property dan Real Estate yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010 sampai 2014. Dengan menggunakan ukuran pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan sebagai variabel dependen. Berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada pada penelitian sebelumnya maka 7
penulis tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan dan penulis memfokuskan penelitian menjadi lima variabel independen yang menjadi mempengaruhi pengungkapan CSR, dengan judul :“Pengaruh Tingkat Leverage, Ukuran Dewan Komisaris, dan Struktur Kepemilikan Saham Perusahaan Terhadap CSR Disclosure (Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014) . B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1.
Apakah tingkat leverage berpengaruh terhadap CSR Disclosure?
2.
Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap CSR Disclosure?
3.
Apakah struktur kepemilikan saham perusahaan berpengaruh terhadap CSR Disclosure?
4.
Apakah tingkat
leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur
kepemilikan saham perusahaan berpengaruh terhadap CSR Disclosure secara simultan ? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris terhadap hal-hal tersebut diatas, antara lain : a.
Untuk menganalisis pengaruh tingkat leverage terhadap CSR Disclosure.
b.
Untuk menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap CSR Disclosure.
8
c.
Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan saham terhadap CSR Disclosure.
d.
Untuk membuktikan secara simultantingkat leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikan saham perusahaan terhadap CSR Disclosure.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang ilmu akuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan 2. Manfaat Praktis a. Bagi pihak Perusahaan dan Manajemen Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai refrensi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan keuangan yang disajikan. b. Bagi Investor dan calon Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang laporan keuangan tahuanan sehingga dijadikan sebagai acauan untuk pembuatan keputusan investasi. Penelitian ini diharapkan akan memberikan wacana baru dalam mempertimbangkan aspek aspek yang 9
perlu diperhitungan dalam investasi yang tidak terpaku pada ukuran ukuran moneter. c. Bagi Masyarakat Memberikan pengarahan sebagai penontrol atas perilaku perilaku perusahaan. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak hak yang harus diperoleh.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori Pada bab ini akan dijelaskan teori yang digunakan untuk menjelaskan model penelitian, mulai dari teori agensi (agency theory), teori legitimacy (legitimacy theory) dan teori stakeholder (stakeholder theory). Teori keagenan digunakan untuk menjelaskan adanya pemisah kepemilikan (kepemilikan
Principle/Pemegang
Saham
dan
pengendali/pihak
agen/manajer). Teori legitimacy digunakan untuk menjelaskan pentingnya kegiatan dan program untuk sebuah msayarakat sekitar agar masyarakat dapat mengakui dan mendukung adanya perusahaan di lingkungan mereka tinggal.Teori
stakeholder
untuk
menjelaskan
bahwa
pengungkapan
tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan upaya pelaporan agar memberikan informasi yang lengkap kepada para pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder).Hal ini di karenakan perusahaan/perseroan terbatas
bukan
merupakan
entitas
yang
hanya
beroperasi
untuk
kepentingannya sendiri namun juga mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam arti perusahaan harus memberikan manfaat bagi komunitas setempat dan lingkungan yang harus diinformasikan kepada para stakeholdernya.
11
2. Teori Agency Teori keagenan memandang perusahaan sebagai nexus of contracts, yaitu organisasi yang terikat kontrak dengan beberapa pihak seperti pemegang saham, supplier, karyawan (termasuk manajer) dan pihakpihak lain yang berkepentingan.Teori keagenan mengemukakan bahwa antara pihak principal (pemilik) dan agent (manajer) memiliki kepentingan yang berbeda sehingga memunculkan konflik yang dinamakan konflik keagenan (agency conflict). Struktur kepemilikan merupakan salah satu aspek corporate governanceyang dipandang sebagai mekanisme kontrol yang tepat untuk mengurangi konflik keagenan karena dapat meningkatkan proses monitoring dalam perusahaan. Menurut Brigham & Houston (2006),
para manajer diberi
kekuasaaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan, dimana hal ini menciptakan potensi konflik kepentingan yang dikenal sebagai teori keagenan (agency theory). Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu, yang disebut sebagai prinsipel menyewa individu atau organisasi lain, yang disebut sebagai agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. 3. Teori Legitimacy Salah satu faktor yang dimasukkan oleh banyak peneliti sebagai motif dibalik pengungkapan informasi sosial dan lingkungan adalah 12
keinginan untuk melegitimasi operasi organisasi (Deegan, 2002).Kedudukan perusahaan sebagai bagian dari masyarakat ditunjukkan dengan operasi perusahaan
yang
seringkali
mempengaruhi
masyarakat
sekitarnya.
Eksistensinya dapat diterima sebagai anggota masyarakat, sebaliknya eksistensinya pun dapat terancam bila perusahaan tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut atau bahkan merugikan anggota komunitas tersebut (Ririn, 2009 dalam Erdia Gabriella, 2011). Oleh karena itu, perusahaan melalui top manajemennya mencoba memperoleh kesesuaian antara tindakan organisasi dan nilai-nilai dalam masyarakat umum dan publik yang relevan atau stakeholdernya (Guthrie dan Ward, 2006 dalam Erida Gabriella, 2011). Teori legitimasi didasarkan pada pengertian kontrak sosial yang diimplikasikan antara institusi sosial dan masyarakat (Ahmad dan Sulaiman, 2004).Teori tersebut dibutuhkan oleh institusi-institusi untuk mencapai tujuan agar kongruen dengan masyarakat luas. Menurut Gray et al., (1996) dalam Ahmad dan Sulaiman (2004)dasar pemikiran teori ini adalah organisasi atau perusahaan akan terus berlanjut keberadaannya jika masyarakat menyadari bahwa organisasi beroperasi untuk sistem nilai yang sepadan dengan sistem nilai masyarakat itu sendiri. Teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan
menggunakan
laporan
tahunan
mereka
untuk
menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka 13
diterima oleh masyarakat.Dengan adanya penerimaan dari masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.Hal tersebut dapat mendorong atau membantu investor dalam melakukanpengambilan nvestasi. Ghozali dan Chariri (2007) menjelaskan bahwa teori legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi, karena teori legitimasi adalah hal yang paling penting bagi organisasi.Batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial serta reaksi terhadap batasan tersebut
mendorong pentingnya analisis perilaku
organisasi dengan memperhatikan lingkungan.Teori legitimasi dilandasi oleh kontrak sosial yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana
perusahaan
beroperasi
dan
menggunakan
sumber
ekonomi.Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Definisi teori legitimasi adalah suatu kondisi atau status, yang ada ketika suatu sistem nilai perusahaan kongruen dengan sistem nilai dari sistem sosial
yang
lebih
besar
di mana
perusahaan merupakan
bagiannya.Dengan melakukan pengungkapan sosial, perusahaan merasa keberadaan dan aktivitasnya terlegitimasi. Gray et al., (1995) dalam Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa perusahaan yang melaporkan kinerjanya berpengaruh terhadap nilai sosial dimana perusahaan tersebut beroperasi. Hal ini disebabkan karena 14
legitimasi dipengaruhi oleh kultur, interpretasi masyarakat yang berbeda, sistem politik dan ideologi pemerintah. Praktik-praktik tanggung jawab sosial dan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk memenuhi harapan- harapan masyarakat terhadap perusahaan.Perusahaan yang selalu berusaha untuk menyelaraskan diri dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat dan mengantisipasi terjadinya legitimacy gap maka perusahaan tersebut dapat terus dianggap sah dalam masyarakat dan dapat terus bertahan hidup. 4. Teori Stakeholder Ghozali dan Chariri (2007)menyatakan bahwa dalam teori stakeholder perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya
sendiri
namun
stakeholdernya
(pemegang
harus
saham,
memberikan
kreditor,
manfaat
konsumen,
bagi
supplier,
pemerintah, masyarakat, analis perusahaan, dan pihak lainnya).Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh para stakeholder. Gray et al., (1995) dalam Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholders dan dukungan tersebut harus dicari, sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan bagian dari komunikasi antara perusahaan dengan stakeholdernya. Teori stakeholder secara eksplisit mempertimbangkan akan dampak kebijakan pengungkapan perusahaan ketika ada perbedaan 15
kelompok stakeholder dalam sebuah perusahaan. Pengungkapan informasi oleh perusahaan dijadikan alat manajemen untuk mengelola kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh berbagai kelompok (stakeholders).Oleh karena itu manajemen mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan ini dalam rangka mengelola stakeholder agar perusahaan mendapatkan dukungan dari mereka.Dukungantersebut dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan (Gray et al., 1995 dalam Ghozali dan chariri, 2007). 5.Corporate Social Responsibility Disclosure CSR Disclosure atau yang disebut sebagai Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Pengungkapan Tanggung Jawab Aktivitas Sosial dan Lingkungan Perusahaan merupakan sebuah satu kesatuan
yang
tidak
dapat
dipisahkan
oleh
sebuah
entitas
(perusahaan).Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rini et.al., (2012) mendefinisikan CSR Disclosure sebagai suatu proses komunikasi sosial dan lingkungan dari organisasi ekonomi terhadap kelompok tertentu di masyarakat luas, hal tersebut melibatkan tanggung jawab organisasi (terutama perusahaan), diluar tanggung jawab keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perusahaan mempunyai tanggung jawab lebih luas dibanding hanya untuk mencari uang bagi pemegang saham. Ada 2 jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah ditetapkan oleh keputusan Bapepam No.Kep.38/PM/1996, yang pertama 16
adalah pengungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu informasi yang harus di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu negara.Sedangkan yang kedua adalah pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), yaitu pengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada.Pengungkapan informasi sosial perusahaan melebihi persyaratan minimum dari peraturan pasar modal yang berlaku.Karenanya perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi sosialnya dalam laporan tahunan sehingga menyebabkan keragaman hasil atau variasi luas ungkapan sukarela antar perusahaan. Menurut
The
World
Business
Council
for
Sustainable
Development(1999) dalam Wibisono (2007)Corporate Social Responsibility Disclosure atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, serta komunitas setempat (lokal). Kemitraan ini tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antara stakeholders. 17
Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan
di dalam
laporan yang disebut Sustainibility Reporting. Sustainibility Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan
berkelanjutan(sustainable
development).
Sustainibility
Reporting harus menjadi dokumen strategis yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainibility Development yang membawanya menuju kapada core business dan sektor industrinya. 6. Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Hendriksen
(1991)
dalam
Sumedi
(2010)
mendefinisikan
pengungkapan (disclosure) sebagai penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien. Pengungkapan ada yang bersifat wajib (mandatory) yaitu pengungkapan informasi wajib dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan pada peraturan atau standar tertentu, dan ada yang bersifat sukarela (voluntary) yang merupakan pengungkapan informasi melebihi persyaratan minimum dari paraturan yang berlaku. Setiap unit atau pelaku ekonomi selain berusaha untuk kepentingan pemegang saham dan mengkonsentrasikan diri pada pencapaian laba juga mempunyai tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan, sebagaimana dinyatakan oleh Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan (PSAK) No.1 (Revisi 1998) Paragraf kesembilan.
18
Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Menurut Global Reporting Initiative (GRI) 3.1 dalam konten analisis terkandung tema tentang pengungkapan pertanggungjawaban sosial, yang terdiri dari : 1. Ekonomi Tema ini berisi sembilan item yang mencakup laba perusahaan yang dibagikan untuk bonus pemegang saham, kompensasi karyawan, pemerintah, membiayai kegiatan akibat perubahan iklim serta aktivitas terkait ekonomi lainnya. 2. Lingkungan Hidup Tema ini berisi tiga puluh item yang meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan konversi sumber daya alam. 3. Ketenagakerjaan Tema ini berisi lima belas item yang meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang- orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi : rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi dan lainnya. 19
4. Hak Asasi Manusia Tema ini berisi sebelas item yang mencakup berapa besar jumlah investasi yang melibatkan perjanjian terkait hak asasi manusia, pemasok dan kontraktor yang menjunjung hak asasi, kejadian yang melibatkan kecelakaan atau kriminal terhadap karyawan di bawah umur, dan aktivitas lainnya. 5. Kemasyarakatan Tema
ini
berisi
sepuluh
item
yang
mencakup
aktivitas
kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya. 6. Tanggung jawab atas Produk Tema ini berisi sembilan item yang melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain keguanaan durability, pelayanan, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan/kelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya. 7. Tingkat Leverage Leverage atau yang disebut dengan rasio hutang merupakan salah satu rasio keuangan. Menurut Van Horn (1997) dalam Rawi dan Munawar (2010) Financial Leverage merupakan penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap, dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya, sehingga keuntungan pemegang saham bertambah. Hutang menggambarkan sumber dana operasi 20
yang digunakan oleh perusahaan. Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sehari-hari pasti membutuhkan modal.Modal tersebut dapat berasal dari modal sendiri atau juga yang berasal dari modal pinjaman. Perusahaan yang menggunakan sumber dana dari luar untuk membiayai operasional perusahaan baik yang merupakan sumber pembiayaan jangka pendek maupun jangka panjang merupakan penerapan dari kebijakan Hutang atau disebut juga pengungkit. Menurut Hilmi dan Ali (2008) dalam Ananda (2012)Hutang mengacu pada seberapa jauh suatu perusahaan bergantung padakreditor dalam membiayai aktiva perusahaan. Fraser dan Ormiston (2004)mengungkapkan bahwa rasio leverage (hutang) mengukur sejauh mana pembelanjaan dilakukan dengan hutang yang dibandingkan dengan modal, dan kemampuan untuk membayar bunga dan beban tetap yang lain. Sedangkan menurut Prawironegoro (2009) dalam bahasa keuangan leverage (hutang)adalah penggunaan utang untuk meningkatkan total harta, atau leverage (hutang) ialah penggunaan biaya tetap atas aset atau beban tetap atas dana untuk meningkatkan hasil (return) pemilik perusahaan. Sehingga hutangbisa kita artikan sebagai daya ungkit bagi perusahaan atas ketergantungannya pada kreditor dalam membiayai aset perusahaan. Dengan hutang ini memungkinkan perusahaan untuk berinvestasi jauh lebih besar dari dana yang telah investasikan. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka lahir dua macam(leverage ) yaitu:
21
a. Leverage Operasi (operating leverage), Leverage operasi menurut Prawironegoro (2009), ialah penggunaan asset teknologi tinggi untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas output tinggi, konsekwensinya melahirkan biaya tetap tinggi, seperti penyusutan, pemeliharaan aset, asuransi, dan sebagainya. Sedangkan menurut Moeljadi (2006), Operating leverageadalah ukuran bagi risiko operasi (operating risk/business risk) yang dapat diketahui dari biaya tetap untuk kegiatan operasi (fix operating cost) dan dapat dilihat melaluilaporan laba rugi. b. Leverage Keuangan (financial leverage), Menurut Prawiroegoro (2009)leverage keuangan yaitu penggunaan utang tinggi untuk menambah asset agar mampu menghasilkan output dan laba operasi tinggi, konsekwensinya melahirkan beban bunga tinggi. Leverage keuangan dapat diartikan sebagai penggunaan aset dan sumber dana (source of fund) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Hilmi dan Ali,2008). Sedangkan menurut Moeljadi (2006) financial leverageadalah ukuran bagi risiko keuangan dan dapat diketahui dari biaya tetap dari dana hutang yang digunakan, dimana financial leverageyang tinggi akan menyebabkan financial riskjuga tinggi sehingga biaya modal juga tinggi. Semakin tinggi hutangperusahaan, makin tinggi risikonya. Dalam leverage operasi yang tinggi (biaya tetap tinggi) akan berbahaya jika margin kontribusi tidak mampu menutup biaya tetap tersebut. Sedangkan dalam leverage keuangan yang tinggi (beban bunga dan dividen saham preferen 22
tinggi) akan berbahaya jika laba operasi tidak mampu menutup beban tetap tersebut (Prawironegoro,2009). Analisis leverege terdiri atas: 1). Time Interest Earning Ratio(TIER) Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga dengan menggunakan laba operasi normal perusahaan. TIER = Laba Sebelum Pajak Beban Bunga 3).Debt to Equity Ratio (DER) Rasio ini melihat perbandingan antara liabilitas (debt) dengan modal perusahaan (equity). DER = Total Asset Total Equitas 4). Debt to Total Asset(DTA) Rasio ini melihat perbandingan antara liabilitas (debt) dengan aset perusahaan. DTA = Total Asset Total Liability 5). Assetleverage Rasio digunakan untuk melihat besarnya perbandingan antara total asset dengan modal perusahaan (equity). ALEV = Total Asset Total Equity
23
Dari sekian pengukuran mengenai leverage (hutang) yang terdapat dalam perhitungan kinerja perusahaan jadi dalam penelitian ini tingkat leverage (hutang) menngunakan proksi hitung DER (Debt Equity Ratio) yaitu untuk membandingkan jumlah hutang terhadap ekuitas. Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi angka DER (Debt Equity Ratio)maka diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya. 8. Ukuran Dewan Komisaris Dewan komisaris adalah mekanisme pengendalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk mengelola perusahaan secara efektif. Dewan komisaris terdiri dari inside dan outside director yang akan memiliki akses informasi khusus yang berharga dan sangat membantu dewan komisaris serta menjadikannya sebagai alat efektif dalam keputusan pengendalian. Sedangkan fungsi dari dewan komisaris itu sendiri adalah mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi) dan bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan(Mulyadi, 2002 dalam Evi et.al, 2011). Berkaitan dengan ukuran dewan komisaris, Sitepu dan Siregar (2008)dalam penelitiannya menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial 24
perusahaan. Semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya. Komposisis dewan komisaris merupakan mekanisme good corporate governance (GCG) yang diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundangundangan (KNKG, 2006). Dengan demikian komposisi dewan komisaris akan berdampak pada meningkatnya kegiatan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 9. Struktur Kepemilikan Saham Perusahaan Di sebuah perusahaan dalam kepemilikan modal sahamnya sangat beraneka ragam, tidak semua perusahaan memiliki sturktuktur kepemilikan modal saham yang sama. Kepemilikan saham di perusahaan bermacammacam
diantaranya
kepemilikan
institusional,
kepemilikan
asing,
kepemilikan pemerintah, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan publik. Namun dalam penelitian ini penulis meproksikan struktur kepemilikan saham perusahaan menjadi tiga yaitu : kepemilikan saham publik, kepemilikan saham manajerial, dan kepemilikan saham asing. 10.Kepemilikan Saham Publik Kepemilikan saham oleh publik adalah jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh publik, yaitu individu atau institusi yang memiliki 25
kepemilikan saham di bawah lima persen yang berada di luar manajemen dan tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan. Kepemilikan saham ini bertujuan untuk diperdagangkan, bukan untuk dimiliki atau dipegang selamanya. Kepemilikan saham oleh publik diukur dengan menggunakan persentase saham yang dimiliki oleh publik terhadap total saham perusahaan. Teori kepemilikan
keagenan saham
menyatakan
perusahaan
bahwa
perusahaan
semakin
menyebar
diekspetasikan
akan
mengungkapkan informasi lebih banyak yang bertujuan untuk mengurangi biaya keagenan (Almilia, 2009). Semakin besar kepemilikan saham publik maka akan semakin besar mekanisme pengendalian terhadap perilaku manajemen.
Keberadaan komposisi pemegang saham publik akan
memudahkan monitoring, intervensi atau beberapa pengaruh kedisiplinan lain pada manajer, yang pada akhirnya akan membuat manajer bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham diantaranya kebutuhan tersedianya perusahaan. Informasi keuangan yang disampaikan manajemen, oleh para investor digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen dan kondisi perusahaan di masa yang akan datang guna mengurangi risiko investasi. Agar publik mau melakukan investasi pada perusahaan dan percaya terhadap rendahnya risiko investasi, maka perusahaan harus menampilkan keunggulan dan eksistensi perusahaan terhadap publik.Salah satu caranya adalah mengungkapkan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan 26
(CSR).Semakin besar komposisi saham perusahaan yang dimiliki publik, maka dapat memicu melakukan pengungkapan secara luas termasuk pengungkapan CSR. 11. Kepemilikan Saham Manajerial Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan.Hal ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Manajer yang
memiliki
saham
perusahaan
tentunya
akan
menselaraskan
kepentingannya sebagai manajer dengan kepentingannya sebagai pemegang saham. Semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan perusahaan. Fama dan Jensen (1983) dalam Ni Wayan Sustriarini (2011) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat kepemilikan manajemen, semakin tinggi pula motivasi untuk mengungkapkan aktivitas perusahaan yang dilakukan. Kepemilikan manajemen berpengaruh positif terhadap pengeluaran program CSR, namun pada suatu titik tertentu hal tersebut dapat mengurangi nilai perusahaan dan batasan yang telah dicapai sehingga menyebabkan suatu hubungan negatif (Morck et al., 1988 dalam Ni Wayan Sustriarini, 2011). Penelitian Nasir dan Abdullah (2004) dalam Ni Wayan Sustriarini (2011) dalam menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan CSR.Hal senada juga disampaikan Rosmasita (2007) yang menemukan bahwa kepemilikan saham 27
manajerial berpengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia.Namun inkonsistensi hasil ditunjukkan oleh penelitian Said et al.,(2009)yang menemukan bahwa kepemilikan saham manajerial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Kepemilikan manajerial menyebabkan berkurangnya tindakan oportunis manajer untuk memaksimalkan kepentingan pribadi. Manajer perusahaan akan mengambil keputusan sesuai dengan kepentingan perusahaan, yaitu dengan cara mengungkapkan informasi sosial yang seluas-luasnya untuk meningkatkan image perusahaan meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Anggraini, 2006). 12. Kepemilikan Saham Asing Kepemilikan saham asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di Indonesia.Selama ini kepemilikan asing merupakan pihak yang dianggap concern terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.Seperti diketahui, negara-negara di Eropa sangat memperhatikan isu sosial misalnya hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan lingkungan seperti efek rumah kaca, pembalakan liar, serta pencemaran air.Hal ini menjadikan perusahaan multinasional mulai mengubah perilaku mereka dalam beroperasi demi menjaga legitimasi dan reputasi perusahaan (Fauzi, 2006). Penelitian Tanimoto dan Suzuki (2005)membuktikan bahwa kepemilikan asing pada perusahaan publik di Jepang menjadi faktor 28
pendorong terhadap adopsi GRI dalam pengungkapan tanggung jawab sosial. Perusahaan multinasional atau dengan kepemilikan asing utamanya melihat keuntungan legitimasi berasal dari para stakeholdernya yang biasanya berdasarkan atas home market(pasar tempat beroperasi) sehingga dapat
memberikan eksistensi yang tinggi dalam jangka panjang.
Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan salah satu media yang dipilih untuk memperlihatkan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat di sekitarnya. Dengan kata lain, apabila perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholders baik dalam ownership dan trade, maka perusahaan akan lebih didukung dalam melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial (Barkemeyer, 2007 dalam Ni Wayan Sustriarini,2011). Perusahaan dengan kepemilikan saham asing biasanya lebih sering menghadapi masalah asimetri informasi dikarenakan alasan hambatan geografis dan bahasa. Oleh karena itu, perusahaan dengan kepemilikan saham asing yang besar akan terdorong untuk melaporkan atau mengungkapkan informasinya secara sukarela dan lebih luas (Huafang dan Jianguo, 2007 dalam Ni Wayan Sustriarini, 2011). Menurut Puspitasari (2009)perusahaan yang memiliki kepemilikan saham asing cenderung memberikan pengungkapan yang lebih luas dibandingkan yang tidak.Hal ini disebabkan beberapa alasan.Pertama, perusahaan asing terutama dari Eropa dan Amerika
lebih mengenal konsep praktik dan pengungkapan
CSR.Kedua, perusahaan asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik dalam bidang akuntansi dari perusahaan induk di luar negeri.Ketiga, 29
perusahaan tersebut mungkin mempunyai sistem informasi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan internal dan kebutuhan perusahaan induk.Keempat, kemungkinan permintaan yang lebih besar pada perusahaan berbasis asing dari pelanggan, pemasok, dan masyarakat umum. Ada beberapa alasan mengapa perusahaan yang memiliki kepemilikan saham asing harus memberikan pengungkapan yang lebih dibandingkan dengan yang tidak memiliki kepemilikan saham asing (Susanto, 1992 dalam Angling, 2010) sebagai berikut: a. Perusahaan asing mendapatkan peltihan yang lebih baik dalam bidang akuntansi dari perusahaan induk di luar negeri. b. Perusahaan tersebut mungkin punya system informasi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan internal dan kebutuhan perusahaan induk. c. Kemungkinan permintaan yang lebih besar pada perusahaan berbasis asing dari pelanggan, pemasok, dan masyarakat umum.
30
B. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu dan Sekarang No 1.
2.
Nama dan Judul Penelitian “Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusi, Leverage dan CSR”. Rawi dan Munawar Muchlis (2010).
“Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility”. Ni Wayan Rustriarini (2011).
Sampel
Pengukuran
Hasil
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2007
1. CSRI 2. Kep.Saham 3. DEBT
Kepemilikan manajemen memiliki pengaruh signifikan terhadap CSR, dan kepemilikan institusi dan leverage, di sisi lain, tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CSR.
56 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008
1. CSRI 2.Kep.Saham
Kepemilikan manajerial dan Institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR, namun kepemilikan asing berpengaruh signifkan terhadap pengungkapan CSR
Bersambung pada halaman selanjutnya
31
Tabel 2. 1 (Lanjutan) No 3.
4.
Nama dan Judul Penelitian “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)”. Rini et.al (2013) .
“Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI”. Rizkia Anggita Sari (2012).
Sampel
Pengukuran
Hasil
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2012
1. 2. 3. 4. 5.
CSRI DER Variabel Dummy Log Asset UDK
Ukuran perusahaan dan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR di Indonesia. Sedangkan, jenis industri dan tingkat leverage tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap pengungkapan CSR di Indonesia.
48 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
1. 2. 3. 4. 5.
CSRD Growth ROA DER Size=log
Variabel profile, size dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Secara simultan variabel profile, size, profitabilitas, leverage dan growth berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure.
Bersambung pada halaman selanjutnya
32
Tabel 2. 1 (Lanjutan) No 5.
6.
Nama dan Judul Penelitian “Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggng jawab social pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia”. Maria Wijaya (2012). “Pengaruh hutang, profitabilitas, dan tanggung jawab lingkungan pada CSR Disclosure”. Emmy dan Supartha (2015).
Hasil
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2010
1. 2. 3. 4. 5.
UDK DER Ln=Asset ROA PROPER
Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial , tetapi untuk leverage, ukuran dewan komisaris , profitabilitas , dan kinerja lingkungan tidak mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial .
Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI 20112013
1. 2. 3. 4.
CSRD DER ROE PROPER
Variabel hutang dan profitabilitas berpengaruh pada CSR disclosure perusahaan.
“Pengaruh Struktur Perusahaan Kepemilikan Manufaktur Terhaadap yang terdaftar Pengungkapan di BEI tahun Tanggung Jawab 2009 Sosial Perusahaan”. Erida Gabriella (2011). Bersambung pada halaman selanjutnya 7.
Pengukuran
Sampel
1. ROA 2. Leverage 3. Size=Log 4. Kep.Saham 5. ERCSD 6. CICRSD
Kepemilikan asing yang memiliki efek positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR. Di sisi lain, Kepemilikan institusional dan kepemilikan manajemen tidak memiliki positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
33
Tabel 2. 1 (Lanjutan) No 8.
9.
Nama dan Judul Penelitian “The mediating effect of financial performance on the relationship between social responsibility and ownership structure”. Hayam Wahba dan Khaled Elsyad (2015). “Corporate Governance and Financial Characteristic effects on the extent of CSR Disclosure”. Grigoris Giarannakis (2013).
10. “CSRD in Nigeria:A Study of Listed Financial and NonFinancial Firms”. Uwaand Ben (2012).
Sampel
Pengukuran
Hasil
The sample of this study includes Egyptian firms that are listed in the S&P/EGX Index
1. ROA 2. INS
The findings of this study open some directions for future work in corporate finance literature. Future studies are invited to investigate the mediating effect of financial performance on the relationship between social responsibility and institutional investors in other contexts or countries.
100 companies from the Fortune 500 list for 2011
1. 2. 3. 4. 5.
Company’s size, the board commitment to CSR and profitability were found to be positively associated with the extent of CSR disclosure, while financial leverage is related negatively with the extent of CSR disclosure
41 listed firms in 2008
1. CSRD 2. ROTA 3. DER
Bersambung pada halaman selanjutnya
Total Asset Variabel Dummy Total Board ROS ROE
Cignificant negative relationship existed between firms’ financial leverage and the level of corporate social responsibility disclosures.
34
Tabel 2. 1 (Lanjutan) No
Nama dan Judul Penelitian 11. “Analisis FaktorFaktor yang Memperngaruhi Pengungkapan CSR di Indonesia”. Marzully dan Denies (2012).
12. “Pengaruh Profitabilitas, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham public terhadap pengungkapan CSR”. Ayu dan Bagus (2015)
Sampel
Pengukuran
Hasil
perusahaan berkategori high profile yang terdaftar di BEI periode 2008-2010 dengan 177 perusahaan.
1. CSRD 2. Size=Log 3. Jumlah UDK 4. DER 5. Variabel Dummy
kepemilikan saham publik dan pengungkapan media tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Ukuran perusahaan bepengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR. Dewan komisaris dan leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR. Adapun profitabiltas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik, dewan komisaris, leverage dan pengungkapan media (media exposure)secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
11perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama periode 20102012
1. ROA 2. SIZE 3. KSP
Profitabilitas serta ukuran perusahaan berpengaruh positif, sedangkan kepemilikan saham publik, berpengaruh negatif pada pengungkapan CSR perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
35
Tabel 2. 1 (Lanjutan) No
Nama dan Judul Penelitian 13. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan UDK terhadapa CSR” Evi et.al (2011)
Sampel
Pengukuran
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2006-2008
1. CSR 2. UDK 3. ROA 4. Ukuran Perusahaan
14. “Pengaruh Tingkat Perusahaan Leverage, Ukuran Property dan Dewan Komisaris dan Real Esate Struktur Kepemilikan yang terdaftar Saham Perusahaan di BEI Periode Terhadap CSR 2010-2014 Disclosure” Yudhi (2015) Sumber : data sekunder diolah
1. CSRD 2. DER 3. Total UDK 4. Kep. Saham Publik 5. Kep. Saham Manajerial 6. Kep. Saham Asing
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan , profitabilitas dan ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan .Ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan .Profitabilitas belum berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan .ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
36
C. Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis Dalam penelitian ini diusulkan empat hipotesis penelitian sebagaimana digambarkan dalam kerangka pemikiran pada Gambar 2.1. Ada lima variabel independen yaitu : tingkat leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikan saham perusahaan dimana kepemilikan di proksikan menjadi tiga yaitu kepemilikan publik, manajerial, dan asing yang diprediksikan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR Disclosure). Pengembangan hipotesis penelitian dijelaskan pada sub bab berikut : 1. Pengaruh Tingkat Leverage Terhadap CSR Disclosure Leverage (hutang) mencerminkan risiko keuangan perusahaan karena dapat menggambarkan struktur modal perusahaan dan mengetahui resiko tak tertagihnya suatu utang. Semakin tinggi leverage suatu perusahaan, maka perusahaan memiliki risiko keuangan yang tinggi sehingga menjadi sorotan dari para debtholders. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung ingin melaporkan laba lebih tinggi agar dapat mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang. Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Rizkia Anggita Sari (2012) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat leverage (rasio hutang/ekuitas) semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Perusahaan akan mengurangi biaya-biaya termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi sosial. Dikaitkan dengan teori agensi, perusahaan dengan tingkat 37
leverageyang tinggi memiliki biaya keagenan tinggi sehingga perusahaan akan mengurangi biaya berkaitan dengan Corporate Social Responsibility Disclosure.Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005) dalam Rizkia anggita Sari (2012)menunjukkan hubungan yang negative, leverage terhadap
Corporate
menggunakan
Debt
Social to
Responsibility
Equity
Ratio
Disclosure.Penelitian
(DER)
untuk
ini
menunjukkan
ketergantungan perusahaan terhadap utang yang diperoleh dari ekuitas pemegang saham. Berdasarkan analisis dan kajian di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Ha1: Terdapat pengaruh negatif tingkat leverage terhadap corporate social responsibility disclosure. 2. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap CSR Disclosure Ukuran
dewan
komisaris
adalah
jumlah
anggota
dewan
komisaris.Dewan komisaris adalah mekanisme pengendalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk mengelola perusahaan secara efektif. Dewan komisaris terdiri dari inside dan outside director yang akan memiliki akses informasi khusus yang berharga dan sangat membantu dewan komisaris serta menjadikannya sebagai alat efektif dalam keputusan pengendalian. Sedangkan fungsi dari dewan komisaris itu sendiri adalah mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi) dan bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan (Mulyadi, 2002 dalam Rini et.al., 2013). 38
Menurut penelitiannya Maria wijaya (2012) ukuran dewan komisaris tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.Penyebabnya karena dewan komisaris merupakan wakil shareholder yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilakukan oleh manajemen (Fahrizqi,2010). Maka dewan komisaris akan membuat kebijakan.Oleh karena itu, sejalan dengan pendapat oleh Fahrizqi dan Maria Wijaya maka hipotesis dikemukakan sebagai berikut: Ha2: Terdapat pengaruh negatifukuran dewan komisaris terhadap corporate social responsibility disclosure. 3. Pengaruh Kepemilikan Saham Publik Terhadap CSR Disclosure Perusahaan go public dan telah terdaftar dalam BEI adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki proporsi kepemilikan saham oleh publik, yang artinya bahwa semua aktivitas dan keadaan perusahaan harus dilaporkan dan diketahui oleh publik sebagai salah satu bagian pemegang saham. Akan tetapi tingkat kepemilikan sahamnya berbeda-beda satu sama lain. Penelitian oleh Hasibuan, (2001), dalam Eka(2011), menjelaskan bahwa semakin tinggi rasio/tingkat kepemilikan publik dalam perusahaan diprediksi akan melakukan tingkat pengungkapan yang lebih luas. Oleh karena itu, sejalan dengan pendapat oleh Hasibuan maka hipotesis berikut dikemukakan : Ha3: Terdapat pengaruh positif Kepemilikan Saham Publik terhadap corporate social responsibility disclosure.
39
4. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap CSR Disclosure Di dalam agency theorydisebutkan bahwa besarnya kepemilikan saham
manajer
dapat
mengurangi
agency
cost
karena
berfungsi
menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham lain. Hal tersebut terjadi karena manajer menjalankan perusahaan sekaligus berperan sebagai pemegang saham tentu akan menyelaraskan kepentingannya, sehingga manajer jauh lebih peduli tentang kepentingan pemegang saham dan opsi saham yang memiliki insentif terhadap nilai saham perusahaan. Dengan melakukan pengungkapan sukarela dapat meningkatkan image perusahaan di mata calon investor, yang dapat meningkatkan nilai dan jumlah saham itu sendiri. Menurut Ni Wayan Rustriarini (2011), Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh pada pengungkapan CSR. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Said et al., (2009) yang membuktikan kepemilikan saham oleh manajemen tidak mempengaruhi pengungkapan CSR.Hal ini dimungkinkan karena secara statistik rata-rata jumlah kepemilikan saham manajerial pada perusahaan di Indonesia relatif kecil sehingga belum terdapat keselarasan kepentingan antara pemilik dan manajer.Adanya kepemilikan manajerial yang relatif kecil menyebabkan manajer belum dapat mememaksimalkan perusahaan melalui pengungkapan CSR. Dengan demikianOleh karena itu, sejalan dengan pendapat oleh Said et al., dan Ni Wayan Sustriarini maka hipotesis dikemukakan sebagai berikut: 40
Ha4: Terdapat pengaruh negatif kepemilikan saham managerial terhadap corpoate sosial responsibility disclosure. 5. Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap CSR Disclosure Perusahaan berbasis asing memiliki teknologi yang cukup, skill karyawan yang baik, jaringan informasi yang luas, sehingga memungkinkan untuk melakukan disclosure secara luas. Melalui faktor- faktor tersebut, perusahaan asing akan berusaha meningkatkan nilai perusahaan yang dibentuk oleh para investor asing dalam kegiatan operasional dimana perusahaan anak atau afiliasi didirikan. Banyak negara yang dapat dijadikan sebagai target operasi perusahaan asing, seperti Indonesi. Penerapan CSR di Indonesia dapat diindikasikan sebagai akibat dari peningkatan nilai perusahaan asing setelah menerapkan CSR di dalam operasional perusahaan (Angling, 2010). Negara-negara asing cenderung lebih memperhatikan segala aktivitas yang berhubungan dengan pengungkapan CSR.Hal ini terlihat dari tingginya tingkat kepeduliannya terhadap kasus sosial yang sering terjadi seperti pelanggaran HAM, pendidikan, tenaga kerja, dan kasus lingkungan seperti global warming, pembalakan liar, serta pencemaran air.Melalui pengungkapan tanggung jawab sosial, perusahaan dapat memperlihatkan kepeduliannya. Dengan kata lain, apabila perusahaan di Indonesia memiliki kontrak dengan foreign shareholders baik ownership dan trade, maka perusahaan akan lebih mendapatkan dukungan dalam rangka pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Erida Gabriella, 2012). 41
Sesuai dengan teori stakeholder, semakin banyak dan kuat posisi stakeholder, semakin besar kecenderungan perusahaan untuk mengadaptasi diri terhadap keinginan para stakeholdernya. Hal tersebut diwujudkan dengan cara melakukan aktivitas pertanggungjawaban terhadap sosial dan lingkungannya atas aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang berbasis asing kemungkinan memiliki stakeholder yang lebih banyak dibanding perusahaan berbasis nasional sehingga permintaan informasi juga lebih besar dan dituntut untuk melakukan pengungkapan yang lebih besar juga.Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Sustriarini (2011) bahwa kepemilikan asing berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesisdikemukakan sebagai berikut: Ha5: Terdapat pengaruh positif Kepemilikan Saham Asing terhadap corporate social responsibility disclosure.
42
D. Kerangka Teoritis kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat di gambarkan dalam kerangka gambar teoritis 2.1 sebagai berikut : Gambar 2.1 Undang –undang No.40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas yang mewajibkan perseroan terbatas melaporkan kegiatan tanggung jawab social dan lingkungannya (CSR).
GAP
Ada beberapa perusahaan yang belum melaksanakan dan melaporkan kegiatan tanggung jawab social dan lingkungannya (CSR Disclosure).
Penelitian yang diteliti : “Pengaruh Tingkat Leverage dan Ukuran Dewan Komisaris Dan Struktur Kepemilikan Saham Perusahaan terhadap CSR Disclosure” Teori Dasar yang digunakan: Teori Stakeholder ,Teori Legitimasi, dan Teori Agency
Tingkat Leverage (X1) Ukuran Dewan Komisaris (X2)
Kepemilikan Saham Publik (X3) Kepemilikan Saham Manajerial (X4) Kepemilikan Saham Asing (X5)
Corporate Social Responsinility Disclosure (Y)
43
Lanjutan Gambar 2.1 Metode Analisis : Metode Analisis Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih (Indriantoro dan Supomo, 2004). Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 sampai 2014 dan melalui website Bursa Efek Indonesia ww.idx.co.id. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah peneltian kuantitatif. Dimana penelitian ini merupakan penelitian yang memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan antara variable satu dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variable dapat mempengaruhi variable yang lain. Dalam hal ini peneliti ingin menjelasakan tingkat leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikam
saham
perusahaan
mempengaruhi
corporate
sosial
responsibility disclosure. C. Metode Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah sub sektor industry property dan real
estate
yang
terdaftar
di
Bursa
Efek
Indonesia
(BEI)
yang
mempublikasikan laporan keuangan dan annual reportnya untuk 5 tahun buku tahun terakhir yaitu 2010-2014. Tahun yang dipilih adalah tahun setelah diberlakukan UU nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan yaitu tahun 2010 45
sampai 2014.Sampel dipilih dengan metode purposive sampling dengan kriteria berikut: 1.
Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditan untuk 5 tahun terakhir yaitu 2010-2014.
2.
Perusahaan menyajikan annual report tahun 2010-2014 tersedia di Pojok BEI atau website perusahaan.
3.
Perusahaan melaporkan kegiatan CSR nya dalam annual reportnya yang setelah di audit.
4.
Data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai tingkat leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikan saham perusahaan.
D. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan auditan dan annual report perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.Laporan ini dapat diperoleh dari dari annual reportdan laporan keuangan auditan yang tersedia pada Pusat ReferensiEfek Indonesia, dan sumber lainnya. E. Metode Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi tentang hal-hal dan dokumen yang berkaitan dengan variabel penelitian. Data yang diperlukan antara lain informasi tentang Pengungkapan terkait tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan, data untuk pengukuran tingkat leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikan saham perusahaan. 46
F. Metode Analisis Data yang telah dikumpulkan ditabulasikan untuk diproses dalam olah data dengan SPSS versi 22.Metode analisis untuk uji hipotesis digunakan analisis regresi linier berganda.Sebelum uji regresi dilakukan analisis statistik deskriptif.Statistik deskriptif dilakukan untuk mendapatkan gambaran variabel penelitian yang mencakup nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi.Dalam analisis regresi juga sekaligus dilakukan uji asumsi
klasik
(normalitas,
heteroskedastisitas,
multikolinieritas,
dan
autokorelasi) dan Uji Hipotesis (Koefisien Determinasi, Uji t, dan Uji F). 1. Analisis Deskriptif. Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standard deviasi, varian, maksimum,
minimum,
sum,
range,
kurtosis
dan
skewness
(Ghozali,2011).Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif yang menghasilkan nilai rata-rata, maksimum, minimum, dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel penelitian sehingga secara kontekstual mudah dimengerti. 2. Uji Asumsi Klasik Oleh karena model penelitian ini menggunakan alat analisis regresi maka data diuji apakah memenuhi uji asumsi klasik guna memenuhi the 47
bestlinier unbiased estimator.Uji asumsi klasik dilakukan karena menjadipersyaratan regresi agar model linier tidak bias sebagai estimator. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi: a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.Kalau asumsi ini dilanggar maka maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal yaitu uji statistik dan analisis grafik (Ghozali, 2011). Analisis dilakukan dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot.Data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik dalam normal plot menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal atau dengan melihat grafik histogram, data berdistribusi normal apabila gambar data menyerupai
lonceng.Kedua
grafik
ini
dapat
digunakan
untuk
menunjukkan normalitas data sehingga data layak untuk model regresi, tetapi dalam penelitian ini hanya menggunakan grafik nomal plot untuk pengujian asumsi klasik normalitas. Selain menggunakan grafik sebagai mengintepretasikan hasil data dalam penelitian ini.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kolmogorof-smirnov dan shapiro-wilk, yaitu jika nilai Asymp. Sig. 48
(2- tailed)< 5% maka data residual berdistribusi tidak normal, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 5% maka data residual berdistribusi normal (Ghozali, 2011). b. Uji Heteroskedastisitas Menurut Imam Ghozali (2011) “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain”.Model regresi yang baik, yaitu jika tidak terjadi heteroskedastisitas.Untuk pengujian heteroskedastisitasnya menampilkan scatter plot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID), karena skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio.Untuk menguji apakah varian dari residual homogen atau tidak digunakan uji korelasi spearman rho. Jika nilai koefisien korelasi dibawah 5% (0,05) maka artinya heteroskedastisitas. Sebaliknya jika nilai koefisien korelasi diatas 5% (0,05), artinya tidak terjadi heteroskedastisitas. c. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) (Ghozali,2011).Untuk mendeteksi adanya problem multikolinearitas, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Regresi yang baik memiliki VIF di sekitar 49
angka 1 (satu) dan mempunyai angka Tolerance mendekati 1 (Santoso, 2010). Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai Tolerance (T) lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 10, berarti tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari sepuluh dan nilai Tolerance (T) kurang dari 0,1 dan lebih dari 10, berarti terjadi multikolinearitas. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam satu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini (t) dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1).Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2011). Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi sebagai berikut yaitu dengan ketentuan durbin watson sebagai berikut pada tabel 3.1 (Algifari,2010). Tabel 3.1 Pengukuran Autokorelasi Durbin Watson
Kesimpulan
Kurang dari 1,08
Ada autokorelasi
1,08 sampai dengan 1,66
Tanpa kesimpulan
1,66 sampai dengan 2,34
Tidak ada autokorelasi
50
2,34 sampai dengan 2,92
Tanpa kesimpulan
Lebih dari 2,92
Ada autokorelasi
Sumber data: Algifari,2010 3. Pengujian Hipotesis Menurut Kuncoro (2001) pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual secara statistik hal ini dapat diukur dari koefisien determinasi (R2), uji statistik t, uji statistik F, dan analisis regresi berganda.Adapun variabel independen dalam penelitian ini terdiri atas tingkat leverage, ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik, kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham asing. Sedangkan variabel dependennya adalah Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD). Untuk menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut, maka rumus persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β4 X5 + e Dimana: Y = pengungkapan Corporate Social Responsibility α = konstanta β = koefisien regresi. X1= tingkat leverage. X2= ukuran dewan komisaris. X3= kepemilikan publik. X4= kepemilikan manajerial. 51
X5= Kepemilikan asing. e = eror (residual). a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Deteminasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan
model
dalam
menerangkan
variasi
variabel
dependen.Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2011). b. Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji t) Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji (Ghozali, 2011). Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Langkahlangkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1)Pengujian Hipotesis Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. 52
Ha : β ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. 2) Menentukan tingkat signifikansi (α), yaitu sebesar 5% 3)Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan Ho, yakni dengan melihat nilai signifikan : Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak. 4) Pengambilan keputusan Uji t dilakukan dengan membandingkan p-value t-hitung yang regresi di atas dengan derajat signifikansinya (α) yaitu 0,05. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan hipotesa diatas yaitu jika p-value t hitung <α(α= 0,05) maka Ho ditolak atau Ha Diterima. c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F (F-test) atau uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Langkah–langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1) Perumusan Hipotesis Ho : ρ = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel Ha : ρ ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. 2)Menentukan tingkat signifikansi (α), yaitu sebesar 5 % 53
3)Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan Ho, yakni dengan melihat nilai signifikan : Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak. 4) Pengambilan keputusan Uji F dilakukan dengan membandingkan p-value F hitung yang dihasilkan dari model regresi dengan derajat signifikansinya (α) yaitu 0,05. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan hipotesa diatas adalah jika p-value F hitung <α (α = 0,05) maka Ho ditolak. G. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel utama yaitu: 1. Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 2. Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikan saham perusahaan yang dimana dalam penelitian ini di proksikan kepada kepemilikan saham publik, kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham asing.
54
1. Corporate Social Responsicility Disclosure Variable pengungkapan sosial perusahaan diukur dengan metode content analysis.contetnt analysis adalah suatu metode pengklasifikasian teks dan ciri ciri yang sama untuk ditulis dalam berbagai kelompok (kategori) tergantung pada kriteria yang ditentukan. Agar content analysis dapat dilaksanakan dengan cara yang replicable maka dapat dilakukan salah satunya dengan checklist. Checklist
dilakukan
dengan
melihat
pengungkapan
sosial
perusahaan dalam 6 kategori yaitu :economy performance, environmental performance, labour practices and decent work performance, human rights
performance,
performance.
society
Berdasarkan
performance,
Indikator
Global
product
responsibility
Reporting
Initiatives
Generation 3.1 (GRI G3.1) terdapat 84 item Corporate Social Responsibility Disclosure. Item pengungkapan dalam penelitian ini kemudian dinyatakan dalam bentuk indeks pengungkapan sosial.Apabila item pengungkapan tersebut ada dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 1, dan jika item pengungkapan tersebut tidak ada dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 0.Maka pengungkapan sosial dapat dihitung dengan.
𝐶𝑆𝑅𝐼𝑗 =
𝑋𝑖𝑗 𝑛𝑗
CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j nj
: jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 84 55
Xij
: dummy variable: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan.
2. Tingkat Leverage Rasio leverage dalam hal ini merupakan sebuah ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi semua hutanghutangnya. Jika dalam struktur permodalannya perusahaan mempunyai tingkat
hutang
lebih
banyak
maka
perusahaan
tersebut
juga
akanmempunyai biaya keagenan yang lebih besar. Oleh sebab itu perusahaan yang mempunyai tingkat leverage lebih tinggi maka perusahaan tersebut mempunyai kewajiban lebih untuk mengungkapkan kewajiban akan informasi sosialnya Suripto (1999) dalam Amalia (2005). Leverage dapat dihitung dengan menggunakan rasio. Leverage DER = Total Hutang Total Ekuitas
3. Ukuran Dewan Komisaris Keberadaan dewan komisaris di Indonesia telah diatur dengan berbagai peraturan. Menurut peraturan Pencatatan Nomor IA tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di bursa yaitu jumlah komisaris independen minimum 30%. Lebih lanjut dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik (GCG), perusahaan tercatat
wajib
memiliki komisaris
independen
yang
jumlahnya
proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan 56
pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh anggota komisaris. Ukuran dewan komisaris yang dimaksud di sini adalah banyaknya
jumlah
anggota
dewan
komisaris
dalam
suatu
perusahaan.Ukuran dewan komisaris yang diinginkan dalam penelitian ini adalah konsisten Sembiring (2005) yaitu dilihat dari banyaknya jumlah anggota dewan komisaris yang dimiliki perusahaan. Total Dewan Komisaris = Jumlah Komisaris Dependen + Jumlah Komisaris Independen 4. Kepemilikan Saham Publik Kepemilikan saham oleh publik adalah jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh publik, yaitu individu atau institusi yang memiliki kepemilikan saham di bawah lima persen yang berada di luar manajemen dan tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan. Kepemilikan saham ini bertujuan untuk diperdagangkan, bukan untuk dimiliki atau dipegang selamanya. Kepemilikan saham oleh publik diukur dengan menggunakan persentase saham yang dimiliki oleh publik terhadap total saham perusahaan. Teori keagenan menyatakan bahwa semakin menyebar kepemilikan saham perusahaan perusahaan diekspetasikan akan mengungkapkan informasi lebih banyak yang bertujuan untuk mengurangi biaya keagenan (Almilia,2008). Semakin besar kepemilikan saham publik maka akan semakin besar mekanisme pengendalian terhadap perilaku manajemen. Keberadaan komposisi pemegang saham 57
publik akan memudahkan monitoring, intervensi atau beberapa pengaruh kedisiplinan lain pada manajer, yang pada akhirnya akan membuat manajer bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham diantaranya kebutuhan tersedianya informasi keuangan perusahaan. Kepemilikan Publik = jumlah kepemilikan saham oleh publik jumlah saham yang beredar
5. Kepemilikan Saham Manajerial Kepemilikan manajemen adalah besarnya proporsi saham atau tingkat kepemilikan saham oleh manajemen (Wien, 2010).Kepemilikan manajemen dalam penelitian ini diukur dengan prosentase saham yang dimilki manajemen. Semakin besar saham yang dimiliki oleh manajemen/ institusi, maka semakin besar informasi yang akan diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunannya. Hal ini dikarenakan semakin besar jumlah kepemilikan saham, maka semakin banyak pula pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan. Kepemilikan Publik = jumlah kepemilikan saham oleh manajerial jumlah saham yang beredar 6. Kepemilikan Saham Asing Variabel ini diukur dari jumlah prosentase saham yang dimiliki oleh pihak asing dengan jumlah saham yang diterbitkan, seperti dalam penelitian (Said et.al.,2009). Apabila suatu perusahaan terdapat lebih dari satu pemilikan asing yang memiliki saham perusahaan,
maka 58
kepemilikan saham diukur dengan menghitung total seluruh saham yan dimiliki oleh seluruh pemilikan institusi. Kepemilikan Publik = jumlah kepemilikan saham oleh asing jumlah saham yang beredar
H. Opersionalisasi Varibel Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel No 1
2.
Variabel CSR Disclosure (Ayu dan Bagus 2014, dan Ni Wayan Sustriarini, (2011) Tingkat Leverage (Rini et.al 2013 dan Rizky Anggita Sari, 2012)
3.
Ukuran Dewan Komisaris (Maria Wijaya, 2012 dan Mazrully, Denis, 2012)
4.
Struktur Kepemilikan Saham Publik (Ayu dan Bagus, 2014)
5
Struktur Kepemilikan Saham Manajerial Ni Wayan, 2011 dan Rawi, Munawar, 2010)
Indikator
Skala
=
Skala Rasio
DER = Total Hutang Total Ekuitas
Skala Rasio
Total Dewan Komisaris = Jumlah Komisaris Dependend + Jumlah Komisaris Independend
Skala Rasio
jumlah sepemilikan saham oleh Publik jumlah saham yang beredar
Skala Rasio
jumlah sepemilikan saham oleh Managerial jumlah saham yang beredar
Skala Rasio
Struktur Kepemilikan Saham Asing jumlah sepemilikan saham oleh Asing 6 (Ni Wayan Sustriarini, jumlah saham yang beredar 2011) Sumber : data sekunder diolah
Skala Rasio
59
60
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014.Berdasarkan populasi perusahaan perusahaan sektor property dan real estate tahun 2010-2014.Adapun data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari website perusahaan, IDX, annual report, laporan keuangan teraudit periode tahun 2010 sampai 2014.Berikut ini adalah rincian perolehan sampel perusahaan property dan real estate dengan kriteria-kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Perolehan Sampel Penelitian Kriteria Perusahaan Property dan Real Estate Perusahaan Property dan real estate yang tidak masuk dalam kriteria penelitian
Jumlah 50 (23)
Perusahaan yang menjadi sampel
27
Total Perusahaan yang menjadi sampel selama periode penelitian 2010-2014 (5 tahun)
135
Sumber : data sekunder diolah
61
Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat dilihat bahwa sampel yang digunakan dalam penelitan ini berjumlah 27 perusahaan property dan real estate yang terdaftar Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Sampel tersebut dipilih karena memenuhi semua kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. B. Hasil Uji Deskriptif Analisis deskriptif adalah suatu metode yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan data dari variabel-variabel terkait yang masuk dalam proses penelitian yang menjadi analisis peneliti. Statistik deskriptif bertujuan untuk menjelaskan distribusi atau sebaran data dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.Pendeskripsian ini juga bertujuan untuk mendapatkan nilai minimal, maksimal, meanatau nilai tengah serta standard deviasi untuk semua data dari semua variabel yang menjadi obyek penelitian. Deskripsi
data
dilakukan
pada
variabel-variabel
yang
akan
diuji,
yaitu:Tingkat Leverage, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Saham Publik, Kepemilkan Saham Manajerial, Kepemilikan Saham Asing dan Corporate Social Responsibility Disclosure. Adapun untuk mengetahui statistik deskriptif ditampilkan dalam tabel 4.2 dibawah ini
:
62
Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Leverage UDK Publik Manajerial Asing
Minimum Maximum 135 135 135 135 135 135
.07 .30 .00 .00 .00 -1.92
CSRD Valid N 135 (listwise) Sumber :hasil data sekunder diolah
8.63 1.34 1.25 .75 .90 -.69
Mean .9214 .6549 .3809 .0367 .1572 -1.2609
Std. Deviation .87136 .21282 .24475 .12467 .21531 .30011
1. Variabel Independen a. Tingkat Leverage Tingkat leverage pada hasil uji statistik deskripstif pada tabel 4.2 menunjukan bahwa memiliki nilai minimum sebesar 0,07, nilai maksimum sebesar 8,63 dengan rata rata tingkat leverage sebesar 0,9214 sedangkan standar deviation tingkat leverage sebesar 0,87136. b. Ukuran Dewan Komisaris Ukursn dewan komisaris pada hasil uji stattistik deskripstif pada tabel 4.2 menunjukan bahwa memiliki nilai minimum sebesar 0,30, nilai maksimum sebesar 1,34 dengan rata rata ukursn dewan kmoisaris sebesar 0,9214 sedangkan standar deviation ukuran dewan komisaris sebesar 0,87136.
63
c. Kepemilikan Saham Publik Kepemilikan saham publik pada hasil uji stattistik deskripstif pada tabel 4.2 menunjukan bahwa memiliki nilai minimum sebesar 0,00 nilai maksimum sebesar 1,25 dengan rata rata kepemilikan saham publik sebesar 0,3809 sedangkan standar deviation kepemilikan saham publik sebesar 0,24475. d. Kepemilikan Saham Manajerial Kepemilikan saham manajerial pada hasil uji stattistik deskripstif pada tabel4.2 menunjukan bahwa memiliki nilai minimum sebesar 0,00, nilai maksimum sebesar 0,75 dengan rata rata kepemilikan saham manajerial sebesar 0,367 sedangkan standar deviation kepemilikan saham manajerial sebesar 0,12467. e. Kepemilikan Saham Asing Kepemilikan saham asing pada hasil uji statistik deskripstif pada tabel 4.2 menunjukan bahwa memiliki nilai minimum sebesar 0,00, nilai maksimum sebesar 0.90 dengan rata rata kepemilikan saham asing sebesar 0,1572 sedangkan standar deviation kepemilikan saham asing sebesar 0,21531 2. Variabel Dependen a. CSR Disclosure CSR Disclosure pada hasil uji stattistik deskripstif pada tabel 4.2 menunjukan bahwa memiliki nilai minimum sebesar -1,92, nilai
64
maksimum sebesar -0,69 dengan rata rata CSR Disclosure sebesar 1,2609 sedangkan standar deviation CSR Disclosure sebesar 0,30011. C.Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali,2011). Peneliti menggunakan metode normalitas dengan metode grafik yang menggunakan metode normality plot
yang
membandingkan
distribusi
kumulatif
dari
data
yang
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan analisis Grafik Normal P-P Plot dimana normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonalnya maka model regresi tidak memenuhi asumsi klasik normalitas. pengujian normalitas dengan menggunakan SPSS versi 22 dapat dinyatakan pada gambar 4.1 berikut :
65
Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot
Sumber :hasildata sekunder diolah Berdasarkan gambar 4.1 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas karena sebaran data cenderung mendekati garis diagonal. Untuk lebih meyakinkan hasil uji grafik maka pada uji normalitas ini juga dilengkapi dengan uji statistik, yaitu dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan Shapiro-Wilk.Analisa KolmogorovSmirnov dan Saphiro-Wilk merupakan suatu pengujian normalitas secara univariate untuk menguji keselarasan data masing-masing variable penelitian, dimana suatu sampel dikatakan berdistribusi normal atau 66
tidak.Hal ini diutarakan oleh Ghazali (2011).Bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable yang digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Perumusan hipotesa untuk uji normalitas melalui analisis Kolmogorov Smirnov adalah sebagai berikut : Ha : data berasal dari populasi normal. Ho :data berasal dari populasi tidak normal. Kriteria keputusan uji normalitas adalah sebagai berikut: Jika sig. < 0,05, maka Ho diterima atau Ha ditolak. Jika sig. > 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima. Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorof-Smirnof dan Shapiro-Wilk Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. Unstandardized .041 135 Residual Sumber :hasildata sekunder diolah
.200*
Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .993
135
.777
Pengujian asumsi klasik normalitas melalui uji KolmogorovSmirnov dan Shapiro-Wilkmenunjukan data berdistribusi normal seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.3. Berdasarkan tabel 4.3 ditunjukan bahwa nilai probabilitas pada kolmogorv-smirnov sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05 dan pada saphiro-wilk sebesar 0,777 lebih besar dari 0,05 sehingga Ho ditolak atau Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari polupasi normal sehingga model regresi memenuhi uji asumsi klasik normalitas. 67
2. Hasil Uji Heterokedesitas Uji heteroskedasitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot pada gmabar 4.2 dan uji model spearmen rho pada tabel 4.4. Gambar 4.2 Scatterplot
Sumber: hasil data sekunder diolah Grafik diatas menunjukkan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 atau diantara 2 dan -2 pada sumbu Y dan titik-titik tersebut tidak menunjukkan suatu bentuk atau pola tertentu atau dapat dikatakan memenuhi persyaratan yang ada, sehingga dapat disimpulkan bahwa 68
model
regresi
linier
berganda
terbebas
dari
asumsi
klasik
heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian. Kemudian untuk meyakinkan maka dilakukan uji statistik model spearmen rho yang hasilnya pada tabel 4.4 sebagai berikut. Tabel 4.4 Hasil Uji Spearmen rho Correlations abs_res Leverage UDK Spearman's rho
abs_res
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Leverage Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N UDK Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Publik Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Manajeria Correlation l Coefficient
Publik
Manajerial
Asing
1.000
.023
.039
.043
.045
.029
.
.790
.651
.623
.607
.735
135
135
135
135
135
135
**
**
-.065
.023
1.000
.051
.790
.
.556
.001
.009
.454
135
135
135
135
135
135
.039
.051 1.000
*
**
-.113
.651
.556
.
.037
.001
.192
135
135
135
135
135
135
.043
**
*
1.000
**
-.024
.291
.180
.291
.180
-.225
-.279
-.236
.623
.001
.037
.
.006
.786
135
135
135
135
135
.045
-.225**
135 .279*
-.236**
1.000
-.161
*
Asing
Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
.607
.009
.001
.006
.
.061
135
135
135
135
135
135
.029
-.065
-.113
-.024
-.161
1.000
.735
.454
.192
.786
.061
.
135
135
135
135
135
135
Sumber :hasildata sekunder diolah Berdasarkan uji Spearmen’s rho pada tabel 4.4 bahwa nilai sig. (2tailed) dari variable tingkat kepemilikan
saham
publik,
leverage, ukuran dewan komisaris, kepemilkan
saham
manajerial,
dan 69
kepemilikan saham asing lebih besar (>) dari 0,05 dengan masing masing nilai varibel tersebut bernilai 0,790; 0,651; 0,623;0,607 dan 0,735 maka data tersebut terbebas dari asumsi klasik heterokedesitas dan layak digunakan dalam penelitian. 3. Hasil Uji Multikoleniaritas Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.Salah satu untuk mengetahui ada / tidaknya multikolinearitas ini adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari sepuluh dan nilai Tolerance (T) lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 1, berarti tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari sepuluh dan nilai Tolerance (T) kurang dari 0,1 dan lebih dari 1, berarti terjadi multikolinearitas. Perumusan hipotesa untuk ujimultikolinearitasadalah sebagai berikut : Ha : tidak ada multikolinearitas Ho : ada multikolinearitas Kriteria keputusan uji multikolinearitas adalah sebagai berikut: Jika VIF > 10 atau Tolerance < 0,1 maka Ha ditolak, ada multikolinearitas . Jika VIF < 10 atau Tolerance > 0,1 maka Ha diterima, tidak ada multikolinearitas. Dari hasil pengolahan data statistik diperoleh tabel 4.5 pengujian 70
multikolinearitas sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Multikoleniaritas Coefficientsa
Model 1 (Constant) Leverage UDK Publik Manajerial Asing
Standar dized Unstandardized Coeffici Coefficients ents Std. B Error Beta -1.439 .107 -.028 .239 .239 .143 -.308
.029 .119 .107 .219 .119
-.081 .169 .195 .059 -.221
t Sig. -13.496 .000 -.959 2.002 2.226 .653 -2.594
.339 .047 .028 .515 .011
Collinearity Statistics Toleranc e VIF .947 .936 .877 .808 .925
1.056 1.068 1.141 1.237 1.081
Sumber : hasil data sekunder diolah Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji multikolonieritas menunjukkan nilai tolerance kurang lebih 0,1 dan kurang dari 1 serta nilai VIF berada dibawah angka 10. Nilai tolerance yang dihasilkan untuk variabel leverage, ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik, kepemilikan saham manajerial, dan kepemilikan saham asing adalah 0,947; 0,936; 0,877; 0,808 dan 0,925, sedangkan nilai VIF yang dihasilkan untuk variable leverage, ukuran dewan komisaris, kepemilikan
saham
publik,
kepemilikan
saham
managerial,
dan
kepemilikan saham asing adalah 1,056; 1,068; 1,141; 1,237 dan 1.081. Berdasarkan tabel 4.5, diketahui seluruh variabel independen mempunyai nilai VIF kurang dari batas maksimal 10 atau nilai tolerance lebih dari 0,1. tidak menunjukkan adanya gejala multikolinearitas (tidak 71
ada hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dengan variabel independen lainnya). Dengan demikian tidak terjadi pelanggaran asumsi multikolinearitas pada model persamaan regresi.Berdasarkan hasil uji multikolonieritas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam model persamaan regresi tidak terdapat problem multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian ini. 4.Hasil Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu dan tempat.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi.Untuk mengetahui adanya autokorelasi dilakukan melalui pengujianterhadap nilai uji Durbin Watson (Uji DW). Tabel 4.6 Hasil Uji Durbin-Watson
Model Std. Error of the Estimate 1 .28439 Sumber : hasil data sekunder diolah
Durbin-Watson 1.983
Dari output SPSS data sekunder yang diolah pada table 4.6 dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1.983. Karena nilai DW sebesar 1.983 berkisar diantara 1.66 sampai 2.34, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi. D. Pengujian Hipotesis Menurut Kuncoro (2001) pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual secara
72
statistik hal ini dapat diukur dari koefisien determinasi (R2), uji statistik t, uji statistik F. 1. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien diterminasi dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen tingkat leverage, kepemilikan saham publik, kepemilikan saham manajerial dan kepemilkan saham asing dalam menjelaskan variabel dependen, yaitu tingkat CSR Disclosure.Hasil uji koefesien determinasi terlihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square 1 .368a .136 Sumber: hasil data sekunder diolah
Adjusted R Square .102
Tabel 4.7 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,102 atau 10,2%, ini menunjukkan bahwa variabel tingkat leverage, ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik, kepemilikan saham managerial, dan kepemilikan saham asing adalah sebesar 10,2%, sedangkan sisanya sebesar 0,808 atau 80,8% (100%-10,2%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini. Seperti faktor faktor corporate governance diantaranya dewan direksi, komite audit, diversity board dan lain-lain yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan dalam CSR Disclosure-nya.
73
2. Uji Signifikansi Parameter Individual (uji t) Uji Statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho , sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima dan menolak Ha.Berikut ini adalah tabel 4.8 yang menunjukkan hasil uji statistik t.
Model 1 (Constant) Leverage
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -1.439 .107 -.028
t -13.496
Sig. .000
.029
-.081
-.959
.339
UDK .239 .119 Publik .239 .107 Manajerial .143 .219 Asing -.308 .119 Sumber: hasil data sekunder diolah
.169 .195 .059 -.221
2.002 2.226 .653 -2.594
.047 .028 .515 .011
a. Pengaruh Tingkat Leverage Terhadap CSR Disclosure Hasil uji hipotesis pertama dapat dilihat pada tabel 4.8, variabel tingkat leveragemempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,339 (p-value > 0,05) dan koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -0,028.Hal ini berarti hipotesis pertama ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat
leverage
tidak
berpengaruh
negatif
terhadap
CSR 74
Disclosurekarena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel tingkat leverage lebih besar dari 0,05. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Rini et.al., (2012) Rawi dan Munawar (2010) dan Maria Wijaya (2012) yang tidak menemukan hubungan signifikan antara tingkat Leveragedan CSR Disclosure.Artinya dengan adanya tingkat leverage yang tinggi di dalam sebuah perusahaan tidak menjadi acuan atau tolak ukur perusahaan dalam melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial nya. Bisa saja dalam hal ini tingkat leverage hanya di butuhkan oleh para stakeholder (Investor dan Pemegang Saham) menjaga dan menjamin perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya dan melaksanakan kewajibannya. Secara teori hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Jensen dan Meckling (1967) dalam Anggraeni (2006) serta Emmy dan Supartha (2015) yang mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki rasio leverage lebih tinggi akan cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi, hal tersebut dikarenakan perusahaan mempunyai struktur modal yang lebih tinggi. Sehingga dengan demikian penting untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial oleh perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa tingkat leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosialnya. Kemungkinan dalam hal ini ketika perusahaan memiliki tingkat leverage yang tinggi dapat melakukan sebuah pelanggaran yaitu 75
terhadap
tanggung
jawab
sosial
terhadap
lingkungan
dimana
perusahaan tersebut beroperasi, karena ada kewajiban atau tanggungan perusahaan yang tinggi dan masih harus di bebankan. b. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap CSR Disclosure Hasil uji hipotesis kedua dapat dilihat pada tabel 4.8 variabel ukuran dewan komisaris mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,047 (p-value < 0,05) dan koefisien regresi dengan arah positif sebesar +0,239.Hal ini berarti hipotesis kedua diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif secara signifikan terhadap CSR Disclosure karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel ukuran dewan komisaris lebih kecil dari 0,05. Hasil relevan ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Rini et.al., (2012) yang menemukan adanya hubungan yang signifikan antara ukuran dewan komisaris dan CSR Disclosure.Namun hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Maria Wiaya (2012) yang tidak menemukan hubungan yang siginifikan antara ukuran dewan komisaris dan CSR Disclosure.Secara teori dalam UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas yang menyebutkan bahwa tugas dan kewajiban dewan komisaris yang salah satunya adalah mengawasi jalanya operasional perusahaan yang dilakukan oleh para pihak manajemen (Dewan Direksi) dan bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan,
serta
menyelenggarakan
pengendalian
intern 76
perusahaan.Artinya
secara
tidak
mempengaruhi perusahaan dalam
langsung
dewan
komisaris
melakukan serta melaporkan
tanngung jawab sosialnya. Dalam hasil penelitian ini membuktikan bahwa jika ukuran dewan komisaris yang tinggi berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan.Karena dalam hal ini dewan komisaris melakukan kontrol, sehingga tugas dan fungsi nya dilakukan secara baik dan benar. c. Pengaruh Kepemilikan Saham Publik Terhadap CSR Disclosure Hasil uji hipotesis ketiga dapat dilihat pada tabel 4.8 variabel kepemilikan saham publik mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,028 (p-value < 0,05) dan koefisien regresi dengan arah positif sebesar +0,239. Hal ini berarti hipotesis ketiga diterima sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan saham publik berpengaruh positif secara signifikan terhadap CSR Disclosure karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel kepemilkan saham publik kurang dari 0,05. Hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marzully dan Denies (2012) yang tidak menemukan bahwa
kepemilikan saham publik
berpengaruh terhadap
CSR
Disclosure. Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya kepemilikan saham publik
tidak
mempengaruhi
pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility Disclosure. 77
Hasil penelitian ini juga mendukung teori Hasibuan (2001) dalam Rivi dan Hasan (2011) yang menyatakan bahwa rasio kepemilikan publik yang tinggi diprediksikan perusahaan akan melakukan tingkat pengungkapan sosial yang lebih, hal ini dikaitkan dengan tekanan dari pemegang saham, agar perusahaan lebih memperhatikan tanggung jawabnya terhadap masyarakat. Alasan yang dapat digunakan untuk menjelaskan penelitian ini adalah bahwa kemungkinan kepemilikan publik
pada
perusahaan
di
Indonesia
secara
umum
sudah
memperdulikan masalah lingkungan dan sosial sebagai isu kritis yang harus secara ekstensif untuk diungkapkan dalam laporan tahunan (Rahma dan Indah ,2010). d. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap CSR Disclosure Hasil uji hipotesis ketiga dapat dilihat pada tabel 4.8, variabel kepemilikan saham manajerial mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,515 (p- value > 0,05) dan koefisien regresi dengan arah positif +0,143. Hal ini berarti hipotesis ketiga ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan saham manajerial tidak berpengaruh positif terhadap CSR Disclosure karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel kepemilkan saham manajerial lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan pada CSR Disclosure. Temuan ini tidak sejalan
dengan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Rawi
dan 78
Munawar(2010) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap CSR Disclosure namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Rustiarini (2011) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap CSR Disclosure. Hal ini dimungkinkan karena rata-rata kepemilikan saham manajerial pada perusahaan di Indonesia relatif kecil, sehingga masih terjadi konflik kepentingan antara pemilik dengan manajer, dimana kepentingan pribadi manajer belum dapat diselaraskan dengan kepentingan perusahaan atau pemilik dalam CSR Disclosure. e. Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap CSR Disclosure Hasil uji hipotesis keempat dapat dilihat pada tabel 4.8, variabel kepemilikan saham asing mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,011 (p-value < 0,05) dan koefisien regresi dengan arah negatif -0,308. Hal ini kepemilikan saham asing berpengaruh negatif secara signifikan terhadap CSR Disclosure berarti hipotesis keempat diterima sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki variabel kepemilkan sahamasing kurang dari 0,05. Penelitian ini terdapat sedikit perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erida Gabriella (2011) menemukan bahwa kepemilikan saham asing berpengaruh signifikan dan berarah positif terhadap CSR Disclosure.
79
Pada faktanya perusahaan multinasional di Negara Negara maju seperti di Asia, Eropa, dan Amerika mereka memiliki rasa solidaritas dan sosial yang tinggi terhadap isu-isu dan kejadian sosial yang berada di negaranya dimana perusahaan tersebut memiliki rasa simpatik dan solidaritas yang tinggi terhadap adanya pelanggran HAM, kerusakan keanekaragam hayati dan lingkungan, dan kasus kasus yang melibatkan masyarakat ataupun sumber daya manusia di lingkungan tersebut. Oleh karena itu, jika perusahaan di Indonesia memiliki kontrak dengan foreign shareholders baik ownership dan trade akanlebih mendapatkan dukungan
dalam
rangka
pengungkapan
tanggung
jawab
sosial perusahaan. Berdasarkan teori stakeholder, semakin banyak dan kuat posisi stakeholder, semakin besar kecenderungan perusahaan untuk mengadaptasi diri terhadap keinginan para stakeholdernya. Hal tersebut
diwujudkan
dengan
cara
melakukan
aktivitas
pertanggungjawaban terhadap sosial dan lingkungannya atas aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Namun pada kenyataanya perusahaan di Indonesia terutama di perusahaan yang bergerak di bidang property dan real estate kepemilikan saham asingnya masih terlalu sedikit dan rata rata masih di kuasai oleh kepemilikan perusahaan dalam negeri dan kepemilikan publik yang mayoritas diisi oleh masyarakat pribumi sehingga dalam penelitian ini menunjukan hasil keterkaitan antara kepemilikan asing terhadap CSR Disclosure terdapat hubungan yang signifikan namun masih berarah negatif. 80
3. Uji Signifikansi Simultan (Uji statistik F) Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho , sedangkan jika nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. Berikut ini adalah tabel 4.9 yang menunjukkan hasil uji statistik F. Tabel 4.9 Hasil Uji statistik F ANOVAa Sum of Mean Model Squares Df Square 1Regression 1.636 5 .327 Residual 10.433 129 .081 Total 12.069 134 Sumber : hasil data sekunder diolah
F 4.046
Sig. .002b
Hasil pada tabel 4.9 yang menunjukkan hasil uji statistik F dengan tingkat signifikansi 0,002. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat leverage, ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik, kepemilikan saham managerial, dan kepemilikan saham asing berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap CSR Disclosure.
81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Corporate social responsibility disclosure atau pertanggung jawaban sosial perusahaan atas lingkungannya merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat
dipisahkan
dalam
kegiatan
dan
aktivitas
operasional
perusahaan.Dengan banyaknya isu-isu dan kejadian yang merugikan lingkungan di belahan dunia menuntut perusahaan untuk memperhatikan dan memelihara sumber daya yang ada di sekitar perusahaan tersebut beroperasi. Dengan adanya program program CSR yang dilakukan perusahaan akan meningkatkan rasa kesadaran perusahaan untuk tidak mementingkan kepentingan
perusahaan
sendiri,
melainkan
masyarakat
yang
ada
disekitarnya, sehingga dalam hal ini perusahaan mendapatkan dukungan yang lebih dari pihak masyarakat dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat leverage, ukuran dewan komisaris dan struktur kepemilikan saham perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010 sampai 2014. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terdapat 135 sampel perusahaan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat leverage tidak berpengaruh negatif secara signifikan terhadap CSR Disclosure. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Rini
82
et.al (2012), Rawi dan Munawar (2010), dan Maria Wiajaya (2012). Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Emmy dan Supartha, (2015). 2. Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif secara signifikan terhadap CSR Disclosure. Hasil relevan ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Rini et.al, (2012). Namun hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Maria Wiaya, (2012). 3. Kepemilikan saham publik berpengaruh positif secara signifikan terhadap CSR Disclosure. Hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marzully dan Denies, (2012). 4. Kepemilikan saham manajerial tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap CSR Disclosure. Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rawi, (2010). Namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Rustiarini, (2011). 5. Kepemilikan saham asing berpengaruh negatif secara signifikan terhadap CSR Disclosure. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erida Gabriella (2011). 6. Tingkat leverage, ukuran dewan komisaris, dan struktur kepemilikan saham perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap CSR Disclosure. B. Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, maka penulis mengajukan beberapa saran untuk peneliti selanjutnya yaitu :
83
1. Bagi investor dan calon investor : Untuk menanamkan sahamnya di perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia agar lebih seksama dan juga memperhatikan aspek Corporate Social Responsibility perusahaan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi. 2. Bagi peneliti selanjutnya : a. Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik, penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian. b. Populasi penelitian tidak hanya dikhususkan pada perusahaan berkategori perusahaan propert dan real estate, tetapi dapat diperluas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. c. Menambahkan variable bebas untuk memberikan hasil yang lebih beragam dan bervariasi seperti kepemilikan institusional, kepemilikan pemerintah, profitabilitas, ukuran perusahaan dan lain- lain. d. Peneliti selanjutnya sebaiknya tidak hanya menggunakan laporan tahunan (annual report) saja dalam memperoleh data terkait CSRD yang dilakukan perusahaan, tetapi dapat juga memperluas cakupan dengan melihat dari laporan yang ada di website perusahaan, media cetak dan elektronik.
84
DAFTAR PUSTAKA
Algifari.Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi, Edisi Kedua, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta,2010. Almilia,LucianaSpica. AnalisaKomparasiIndekInternetFinacial Reporting PadaWebsite Perusahaan GoPublik DiIndonesia.Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi,2009. Amalia, Dessy.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas pengungkapan Sukarela pada Laporan Tahunan yang Terdaftar di BEJ.Jurnal Akuntasi Pemerintah.Vol.1, No.2,November,2005. Anggraini, FR. Reni Retno. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosialdalam Laporan, 2006. Angling, Mahatma Pian KS.Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Regulasi Pemerintah Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Laporan Tahunan di Indonesia.Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang,2010. Aryani, Etha Rizki. Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Agency Cost. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang,2011. Beira Leimona dan Aunul Fauzi.CSR dan Pelestarian Lingkungan. Yayasan Indonesia Business Links. Jakarta,2008. Brigham dan Houston.Fundamentals Of Financials Managemen (Dasar- Dasar Manajemen Keuangan), Salemba Empat,Jakarta,2006. Deegan, Craig. The Legitimising Effect of Social and Environmental Disclosures A Theoritical Foundation. Accounting, Auditing, and Accountability Journal, Vol. 15, No. 3, pp. 282-311,2002. Emmy dan Supartha.Pengaruh hutang, profitabilitas, dan tanggung jawab lingkungan pada CSR Disclosure.E-Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana: Bali. Indonesia,2015. Evi, Zuraida, dan Devi. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan UDK terhadapCSR. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi. Universitah Syiah Kuala,2011. Fahrizqi, Ahmad. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Laporan Tahunan
85
Perusahaan, Tesis Semarang,2010.
Pascasarjana
FE
Universitas
Diponegoro.
Fauzi, Hasan. “Corporate Social and Environment Perfomance: A Comparative Study Between Indonesian Companies and Multinational Companies (MNCs) Operating In Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.6, No.1,, hal 87-100, Februari 2006. Fraser, Lyn M, dan Ormiston Aileen. Memahami Laporan Keuangan, Edisi 6, IndeksJakarta,2004. Ghozali, Imam.Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 19, Badan penerbit Universitas Diponegoro,Semarang,2011 Ghozali Imam dan A. Chariri. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro ,Semarang,2007. Grigoris, Giarannakis. Corporate Governance and Financial Characteristic effects on the extent of CSR Disclosure.Social Responsibility Journal. Greece,2013. Gusti dan Bagus.Pengaruh Profitabilitas, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham public terhadap pengungkapan CSR. Universitas Udayana. Bali. Indonesia,2015. Hadi, Nor.Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan,2001. Hasibuan, Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia:Pengertian Dasar, Pengertian, dan Masalah. PT. Toko Gunung Agung,Jakarta,2001. Hayam
Wahba dan Khaled Elsyad.The mediating effect of financial performance on the relationship between social responsibility and ownership structure.Future Bussines Journal.Science Direct. Cairo: Mesir,2015.
Hilmi, Utari dan Ali, Syaiful. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEJ Periode 20042006).Simposium Nasional,2008. Indriantoro, Nur., Bambang Supomo, 2009. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama.Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Mazrully dan Dennis.Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi CSR di Indonesia.Jurnal Nominal. Universitas Negeri Yogyakarta,2012. Moeljadi.Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Bayu
86
Media Publishing, Malang, 2006. Mulyadi, Ajang,.Akuntansi Manajemen. Bagian Penerbitan Program Studi Pendidikan Akuntansi, Bandung, 2002. Mulyadi.Pengelolan Program Corporate Social Responsibility: Pendekatan, Keberpihakan dan Keberlanjutannya. Center for Populaton Studies, UGM, Yogyakarta,2003. Novita dan Chaerul D. Djakman.Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada LaporanTahunan Perusahaan; Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat diBursa Efek Indonesia tahun 2006.Makalah disampaikan pada SimposiumNasional Akuntansi XI, Pontianak, 22 – 25 Juli 2008. Permanasari Wien Ika. 2010. Pengaruh kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, dan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang, 2010. Prawironegoro, Darsono. Pendekatan Praktis Kajian Pengambilan Keputusan Bisnis Berbasis Analisis Keuangan: Manajemen Keuangan, Nusantara Consulting, Jakarta, 2009. Putra, Eka Nanda. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Skripsi Universitas Diponegoro ,Semarang, 2011. Puspitasari, Diana. Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, Dan Suku Bunga Sbi Terhadap Roa. Tesis. Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang,2009. Rahmatullah.Pengelolaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) pada Sektor Pertambangan,2010. Rahmawati dan Indah Dewi Utami.Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, Dan Umur Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Manajemen Vol 21 No 3STIE YKPN, Desember, 2010. Rawi dan M. Muchlish. “Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusi, Leverage dan Corporate Social Responsibility”. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto,2010.
87
Rini, Hendro dan Endang.“Pengaruh Kateristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan CSR”. Jurnal Akuntansi,2013. Rivi dan Hasan.Pengaruh Sisi Internal dan External Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial.Journal Akuntansi. Universitas Sumatra Utara,2011. Rustiarini, Ni Wayan. Pengaruh Struktur Kepemilikan PengungkapanCorporate Social Responsibility. Mahasaraswati,Depansar,2011.
Saham pada Universitas
Said, Roshima, Yuserrie Hj Zainuddin, dan Hasnah Haron.“The Relationship between Corporate Social Responsibility and Corporate Governance Characteristics in Malaysian Public Listed Companies”.Social Responsibility Journal. Vol. 5, No. 2, hal. 212-226, 2009. Sari, Anggita Rizkia.Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility.Jurnal Ilmiah Akuntansi. Universitas Negeri Yogyakarta,2012. Sembiring. 2005. “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Study Empiris pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.” Simposium Nasional Akuntansi 8. Sitepu,
Andre, Siregar dan Hasan Sakti. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek indonesia. Jurnal Akuntansi 19: 01-09,2008.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. PT. Refika Aditama: Bandung, 2006. Sumedi, A.M.P.K. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Regulasi Pemerintah terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Laporan Tahunan di Indonesia, Skripsi, Semarang: Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang, 2010. Tamba, Erida Gabriella Handayani. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap PengungkapanTanggung Jawab Sosial Perusahaan. Skripsi S1 FE Universitas Diponegoro (dipublikasikan), semarang, 2011. Tanimoto, Kenji dan Suzuki, Kenji.Corporate Social Responsibility in Japan: Analyzing The Participating Companies in Global Reporting Initiative. Working Paper, March: 1-20,2005.
88
Tarjo.Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham, serta Cost of Equity Capital.Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak,2008. Titan,
Muhammad..Pengaruh Earning Management dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pengungkapan CSR Manufaktur yang terdaftar di BEI”, Jurusan Akuntansi , Fakultas Ekonomi, Universitas Bina Darma, Palembang, 2012. Uwa and Ben.CSRD in Nigeria:A Study of Listed Financial and NonFinancial Firms. Journal of Management and Sustainability.Nigeria, 2012. Wibisono.Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility. Media Grapka, Surabaya, 2007. Wijaya, Maria. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 2012. World
Business Council for Sustainable Development (WBCSD). CorporateSocial Responsibility :Meeting Changing Expectation, p.3, 1999.
Zaky, Ahmad. Program CSR PT. Bank Mandiri, Tbk Dalam Menumbuhkan Minat Wirausaha di Kalangan Mahasiswa .skripsi. Universitas Sumatra Utara,Medan, 2011.
89
Lampiran1 Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia No
KodeSaham
NamaEmiten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
APLN ASRI BAPA BCIP BEST BIKA BIPP BKDP BKSL BSDE COWL CTRA CTRP CTRS DART DILD DMAS DUTI ELTY EMDE FMII GAMA GMTD GPRA GWSA JRPT KIJA KPIG LAMI LCGP
AgungPodomoro Land Tbk AlamSutera Realty Tbk BekasiAsriPemulaTbk Bumi Citra PermaiTbk BekasiFajar Industrial Estate Tbk BinaKarya Jaya AbadiTbk Bhuwanatala Indah PermaiTbk Bukit Darmo Property Tbk Sentul City Tbk BumiSerpongDamaiTbk Cowell Development Tbk Ciputra Development Tbk Ciputra Property Tbk Ciputra Surya Tbk Duta Anggada Realty Tbk Intiland Development Tbk Puradelta Lestari Tbk Duta Pertiwi Tbk Bakrieland Development Tbk Megapolitan Developments Tbk Fortune Mate Indonesia Tbk Gading Development Tbk Gowa Makassar Tourism Development Tbk PerdanaGapuraprimaTbk Greenwood Sejahtera Tbk Jaya Real Property Tbk KawasanIndustriJababekaTbk MNC Land Tbk Lamicitra Nusantara Tbk Eureka Prima Jakarta Tbk
32 33 34
LPKR MDLN MKPI
LippoKarawaciTbk Modernland Realty Ltd Tbk Metropolitan KentjanaTbk
Bersambung pada halaman selanjutnya
90
LanjutanLampiran 1 35 MMLP Mega Manunggal Property Tbk 36 MTLA Metropolitan Land Tbk 37 MTSM Metro Realty Tbk 38 NIRO Nirvana Development Tbk 39 OMRE Indonesia Prima Property Tbk 40 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 41 PPRO PP PropertiTbk 42 PWON PakuwonJatiTbk 43 PUDP Pudjati Prestige Tbk 44 RBMS RistiaBintangMahkotasejatiTbk 45 RDTX RodaVivatexTbk 46 RODA Pikko Land Development Tbk 47 SCBD DanayasaArthatamaTbk. 48 SMDM SuryamasDutamakmurTbk 49 SMRA SummareconAgungTbk 50 TARA SitaraPropertindoTbk Bersambung pada halaman selanjutnya
91
LanjutanLampiran 1 Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terhindardari purposive sampling danmenjadisampelpenelitian KodeEmite NamaEmiten n 1 APLN AgungPodomoro Land Tbk 2 ASRI AlamSutera Realty Tbk 3 BCIP Bumi Citra PermaiTbk 4 BIPP Bhuwanatala Indah PermaiTbk 5 BKSL Sentul City Tbk 6 BSDE BumiSerpongDamaiTbk 7 COWL Cowell Development Tbk 8 CTRA Ciputra Development Tbk 9 CTRP Ciputra Property Tbk 10 DILD Intiland Development Tbk 11 DUTI Duta Pertiwi Tbk 12 ELTY Bakrieland Development Tbk 13 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk 14 GPRA PerdanaGapura prima Tbk 15 JRPT Jaya Real Property Tbk 16 KIJA KawasanIndustriJababekaTbk 17 KPIG Global Land Development Tbk 18 LPCK LippoCikarangTbk 19 LPKR LippoKarawaciTbk 20 MKPI Metropolitan KentjanaTbk 21 OMRE Indonesia Prima Property Tbk 22 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 23 PUDP Pudjiati Prestige Tbk 24 PWON PakuwonJatiTbk 25 RBMS RistiaBintangMahkotasejatiTbk 26 SCBD DanayasaArthatamaTbk. 27 SMRA SummareconAgungTbk Sumber : data sekunder diolah No
92
Lampiran 2 INDIKATOR PENGUNGKAPAN GRI VERSI 3.1
Indikator Kinerja Ekonomi
EC1: Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal jasa karyawan, donasi, dan investasi komunitas lainnya, laba ditahan, dan pembayaran kepada penyandang dana serta pemerintah. EC2: Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim serta peluangnya bagi aktivitas organisasi. EC3: Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti. EC4: Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah. Aspek Kehadiran Pasar EC5: Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat pada lokasi operasi yang signifikan. EC6: Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal pada lokasi operasi yang signifikan. EC7: Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior lokal yang dipekerjakan pada lokasi operasi yang signifikan. Aspek Dampak Ekonomi Tidak Langsung ECA8: Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa yang diberikan untuk kepentingan publik secara komersial, natura. EC9: Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas dampaknya.
93
Indikator Kinerja Lingkungan
Aspek Material EN1: Penggunaan Bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume EN2: Persentase Penggunaan Bahan Daur Ulang Aspek energi EN3: Penggunaan Energi Langsung dari Sumberdaya Energi Primer EN4: Pemakaian Energi Tidak Langsung berdasarkan Sumber Primer EN5: Penghematan Energi melalui Konservasi dan Peningkatan Efisiensi EN6: Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi efisien atau energi yang dapat diperbarui, serta pengurangan persyaratan kebutuhan energi sebagai akibat dari inisiatif tersebut. EN7: Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan pengurangan yang dicapai Aspek Air EN8: Total pengambilan air per sumber EN9: Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat pengambilan air EN10: Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur ulang Aspek Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati) EN11: Lokasi dan Ukuran Tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh organisasi pelapor yang berlokasi di dalam, atau yang berdekatan dengan daerah yang diproteksi (dilindungi?) atau daerah-daerah yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi di luar daerah yang diproteksi EN12: Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas,
94
produk, dan jasa organisasi pelapor terhadap keanekaragaman hayati di daerah yang diproteksi (dilindungi) dan di daerah yang memiliki keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar daerah yang diproteksi (dilindungi) EN13: Perlindungan dan Pemulihan Habitat EN14: Strategi, tindakan, dan rencana mendatang untuk mengelola dampak terhadap keanekaragaman hayati EN15: Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk dalam Daftar Merah IUCN (IUCN Red List Species) dan yang masuk dalam daftar konservasi nasional dengan habitat di daerah-daerah yang terkena dampak operasi Aspek Emisi, Efluen dan Limbah EN16: Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun tidak langsung dirinci berdasarkan berat EN17: Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci berdasarkan berat EN18: Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaiannya EN19: Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon (ozone-depleting substances/ODS) diperinci berdasarkan berat EN20: NOx, SOx dan emisi udara signifikan lainnya yang diperinci berdasarkan jenis dan berat EN21: Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan EN22: Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode Pembuangan EN23: Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan EN24: Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang dianggap berbahaya menurut Lampiran Konvensi Basel I, II, III dan VIII, dan persentase
95
limbah yang diangkut secara internasional EN25: Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati badan air serta habitat terkait yang secara signifikan dipengaruhi oleh pembuangan dan limpasan air organisasi pelapor Aspek Produk dan Jasa EN26: Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa dan sejauh mana dampak pengurangan tersebut EN27: Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik menurut kategori Aspek Kepatuhan EN28: Nilai Moneter Denda yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter atas pelanggaran terhadap hukum dan regulasi lingkungan Aspek Pengangkutan/Transportasi EN29: Dampak lingkungan yang signifikan akibat pemindahan produk dan barang-barang lain serta material yang digunakan untuk operasi perusahaan, dan tenaga kerja yang memindahkan. Aspek Menyeluruh EN30: Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan menurut jenis
Indikator Kinerja Sosial
Aspek Pekerjaan LA1: Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan wilayah LA2: Jumlah dan tingkat perputaran karyawan menurut kelompok usia, jenis
96
kelamin, dan wilayah LA3: Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna waktu) yang tidak disediakan bagi karyawan tidak tetap (paruh waktu) menurut kegiatan pokoknya LA15 : Rasio karyawan yang kembali dikerjakan setelah keluar dari perusahaan menurut jenis kelamin Aspek Tenaga Kerja/ Hubungan Manajemen LA4: Persentase karyawan yang dilindungi perjanjian tawar-menawar kolektif tersebut LA5: Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan penting, termasuk apakah hal itu dijelaskan dalam perjanjian kolektif tersebut Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja LA6: Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam panitia Kesehatan dan Keselamatan antara manajemen dan pekerja yang membantu memantau dan memberi nasihat untuk program keselamatan dan kesehatan jabatan LA7: Pekerjaan dengan risiko yang keselamatan yang tinggi LA8: Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan/bimbingan, pencegahan, pengendalian risiko setempat untuk membantu para karyawan, anggota keluarga dan anggota masyarakat, mengenai penyakit berat/berbahaya LA9: Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian resmi dengan serikat karyawan Aspek Pelatihan dan Pendidikan LA10:
Rata-rata
jam
pelatihan
tiap
tahun
tiap
karyawan
menurut
97
kategori/kelompok karyawan LA11: Program untuk pengaturan keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat yang menujang kelangsungan pekerjaan karyawan dan membantu mereka dalam mengatur karier LA12:
Persentase
karyawan
yang
menerima
peninjauan
kinerja
dan
pengembangan karier secara teratur Aspek Keberagaman dan Kesempatan Setara LA13: Komposisi badan pengelola/penguasa dan perincian karyawan tiap kategori/kelompok menurut jenis kelamin, kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas, dan keanekaragaman indikator lain Aspek : kesetaraan remunerasi untuk perempuan dan laki-laki LA14:
Perbandingan/rasio
gaji
dasar
pria
terhadap
wanita
menurut
kelompok/kategori karyawan
Indikator Hak Asasi Manusia Aspek Praktek Investasi dan Pengadaan Perjanjian Hak Asasi Manusia HR1: Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat klausul HAM atau telah menjalani proses skrining/ filtrasi terkait dengan aspek hak asasi manusia HR2: Persentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah menjalani proses skrining/ filtrasi atas aspek HAM HR3: Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal mengenai kebijakan dan serta prosedur terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi, termasuk persentase karyawan yang telah menjalani pelatihan
98
Aspek Nondiskriminasi HR4:
Jumlah
kasus
diskriminasi
yang
terjadi
dan
tindakan
yang
diambil/dilakukan Aspek Kebebasan Berserikat dan Berunding Bersama Berkumpul HR5: Segala kegiatan berserikat dan berkumpul yang diteridentifikasi dapat menimbulkan risiko yang signifikan serta tindakan yang diambil untuk mendukung hak-hak tersebut Aspek Pekerja Anak HR6: Kegiatan yang identifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan terjadinya kasus pekerja anak, dan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung upaya penghapusan pekerja anak Aspek Kerja Paksa dan Kerja Wajib HR7: Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan kasus kerja paksa atau kerja wajib, dan langkah-langkah yang telah diambil untuk mendukung upaya penghapusan kerja paksa atau kerja wajib Aspek Praktek/ Tindakan Pengamanan HR8: Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal kebijakan dan prosedur organisasi terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi Aspek HAM Penduduk Asli HR9: Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli dan langkah-langkah yang diambil
99
Aspek : Penilaian HR10 : Persentase dan jumlah total pelaksanaan penilaian atau peninjauan yang berhubungan dengan hak asasi manusia Aspek Remediasi HR11 : Jumlah keluhan mengenai hak asasi manusia yang telah diselesaikan oleh mekanisme keluhan.
Indikator Society Performance
Aspek Komunitas S01: Sifat dasar, ruang lingkup, dan keefektifan setiap program dan praktek yang dilakukan untuk menilai dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat, baik pada saat memulai, pada saat beroperasi, dan pada saat mengakhiri. S09: operasi yang berpotensi atau memberikan dampak negatif kepada komunitaslokal. S010: upaya pencegahan dan peringatan terhadap penerapan potensi operasi yang berpotensi atau memberikan dampak negatif kepada komunitaslokal. Aspek Korupsi S02: Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko terhadap korupsi S03: Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur antikorupsi S04: Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian korupsi Aspek Kebijakan Publik S05: Kedudukan kebijakan publik dan partisipasi dalam proses melobi dan pembuatan kebijakan publik S06: Nilai kontribusi finansial dan natura kepada partai politik, politisi, dan
100
institusi terkait berdasarkan negara di mana perusahaan beroperasi Aspek Kelakuan Tidak Bersaing S07: Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan antipersaingan, anti-trust, dan praktek monopoli serta sanksinya Aspek Kepatuhan S08: Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter untuk pelanggaran hukum dan peraturan yang dilakukan
Indikator Perlindungan Produk dan Konsumen Aspek Kesehatan dan Keamanan Pelanggan PR1: Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa yang menyangkut kesehatan dan keamanan dinilai untuk penyempurnaan, dan persentase dari kategori produk dan jasa yang penting yang harus mengikuti prosedur tersebut PR2: Jumlah pelanggaran terhadap peraturan dan etika mengenai dampak kesehatan dan keselamatan suatu produk dan jasa selama daur hidup, per produk Aspek Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa PR3: Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan oleh prosedur dan persentase produk dan jasa yang signifikan yang terkait dengan informasi yang dipersyaratkan tersebut PR4: Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai penyediaan informasi produk dan jasa serta pemberian label, per produk PR5: Praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survei yang mengukur kepuasaan pelanggan
101
Aspek Komunikasi Pemasaran PR6: Program-program untuk ketaatan pada hukum, standar dan voluntary codes yang terkait dengan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship PR7: Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai komunikasi pemasaran termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship, menurut produknya Aspek Keleluasaan Pribadi (privacy) Pelanggan PR8: Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasar mengenai pelanggaran keleluasaan pribadi (privacy) pelanggan dan hilangnya data pelanggan Aspek Kepatuhan PR9: Nilai moneter dari denda pelanggaran hukum dan peraturan mengenai pengadaan dan penggunaan produk dan jasa
102
Lampiran 3 CSR 2010
103
Lanjutan Lampiran 3 CSR 2011
104
Lanjutan Lampiran 3 `
CSR 2012
105
Lanjutan Lampiran 3 CSR 2013
106
Lanjutan Lampira 3 CSR 2014
107
Lampiran 4 Hasil Perhitungan Variabel Tingkat Leverage Tahun 2010-2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kode Emiten APLN ASRI BCIP BIPP BKSL BSDE COWL CTRA CTRP DILD DUTI ELTY GMTD
Nama Emiten
Agung Podomoro Land Tbk Alam Sutera Realty Tbk Bumi Citra Permai Tbk Bhuwanatala Indah Permai Tbk Sentul City Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Cowell Development Tbk Ciputra Development Tbk Ciputra Property Tbk Intiland Development Tbk Duta Pertiwi Tbk Bakrieland Development Tbk Gowa Makassar Tourism Development Tbk 14 GPRA Perdana Gapura prima Tbk 15 JRPT Jaya Real Property Tbk 16 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 17 KPIG Global Land Development Tbk 18 LPCK Lippo Cikarang Tbk Lanjutan Lampiran 4
DER 2010
DER 2011
DER 2012
DER 2013
DER 2014
0.890677746 1.073930458 0.248393251 1.035772323 0.168050338 0.697860764 1.045525602 0.519213506 0.075414371 0.28527267 0.552030664 0.82061202
1.1451042 1.155659822 0.297805848 1.655886628 0.151450984 0.659167446 1.357980107 0.759284977 0.203793295 0.53153335 0.523718517 0.815381148
1.393422483 1.421482316 0.773150705 1.094177523 0.290221053 0.591073771 0.568452932 1.154396087 0.522207239 0.541850473 0.278630359 0.831013313
1.728506662 1.706051163 0.985662874 0.292260346 0.55028436 0.682568587 0.644626268 1.622822598 0.760543466 0.837497351 0.236316412 0.723837764
1.800009453 1.656388583 1.359170868 0.363979496 0.577255883 0.522983279 1.731773179 1.599927463 0.919876782 1.014440403 0.284215026 0.917545877
1.799917223 0.969416874 1.09646775 0.996593507 0.070958033 1.96228045
1.8089916 0.897340743 1.149332375 0.59846726 0.076060577 1.800629296
2.848717949 8.632102697 1.250020595 0.780403537 0.233799081 1.305308477
2.24194348 0.663899006 1.29656721 0.972074509 0.207322233 1.118737652
1.28770824 0.705206716 1.087572468 0.82444642 0.242668717 0.613284726
107
19 20 21 22 23 24 25 26 27
LPKR MKPI OMRE PLIN PUDP PWON RBMS SCBD SMRA
Lippo Karawaci Tbk Metropolitan Kentjana Tbk Indonesia Prima Property Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk Pudjiati Prestige Tbk Pakuwon Jati Tbk Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk Danayasa Arthatama Tbk. Summarecon Agung Tbk
0.964255319 0.415832749 0.884166804 0.100271263 0.286278788 1.92688172 0.071163751 0.579057078 1.86088135
0.940588798 0.436575563 0.469713651 0.842340962 0.415464637 1.420986094 0.083388458 0.335111691 2.281655844
1.168177855 0.493517782 0.427578651 0.76960772 0.419561372 1.413397129 0.077096579 0.339644659 1.8508519
1.20771618 0.479544319 0.527601453 0.780653414 0.304581218 1.266390446 0.243777086 0.292233191 1.93237441
1.139918395 0.996588944 0.263542969 0.920017101 0.393698794 1.024749487 0.179861994 0.410638298 1.566327382
108
Lampiran 5
Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Dewan Komisaris Tahun 2010-2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kode Emiten APLN ASRI BCIP BIPP BKSL BSDE COWL CTRA CTRP DILD DUTI ELTY GMTD
14 15
GPRA JRPT
No
Nama Emiten Agung Podomoro Land Tbk Alam Sutera Realty Tbk Bumi Citra Permai Tbk Bhuwanatala Indah Permai Tbk Sentul City Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Cowell Development Tbk Ciputra Development Tbk Ciputra Property Tbk Intiland Development Tbk Duta Pertiwi Tbk Bakrieland Development Tbk Gowa Makassar Tourism Development Tbk Perdana Gapura prima Tbk Jaya Real Property Tbk
Total Total Total Total Total UDK 2010 UDK 2011 UDK 2012 UDK 2013 UDK 2014 3 3 3 3 3 4 5 5 5 5 3 3 3 3 3 4 5 3 3 3 5 6 7 7 8 6 8 8 8 8 2 2 2 3 3 6 6 5 4 4 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 5 5 5 6 6 6 5 6 5 5 10 5 5
10 3 5
10 4 5
9 3 3
8 4 5
109
Lanjutan Lampiran 5 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
KIJA KPIG LPCK LPKR MKPI OMRE PLIN PUDP PWON RBMS SCBD SMRA
Kawasan Industri Jababeka Tbk Global Land Development Tbk Lippo Cikarang Tbk Lippo Karawaci Tbk Metropolitan Kentjana Tbk Indonesia Prima Property Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk Pudjiati Prestige Tbk Pakuwon Jati Tbk Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk Danayasa Arthatama Tbk. Summarecon Agung Tbk
2 3 5 8 22 6 4 3 3 3 3 5
2 3 5 7 20 6 4 3 3 3 3 4
2 3 6 7 21 6 3 3 3 3 4 4
2 3 7 4 22 4 3 3 3 3 5 4
4 3 3 9 22 6 3 3 3 3 5 4
110
Lampiran 6
Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Saham Asing Tahun 2010-2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kode Emiten APLN ASRI BCIP BIPP BKSL BSDE COWL CTRA CTRP DILD DUTI ELTY GMTD
14
GPRA
No
Nama Emiten Agung Podomoro Land Tbk Alam Sutera Realty Tbk Bumi Citra Permai Tbk Bhuwanatala Indah Permai Tbk Sentul City Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Cowell Development Tbk Ciputra Development Tbk Ciputra Property Tbk Intiland Development Tbk Duta Pertiwi Tbk Bakrieland Development Tbk Gowa Makassar Tourism Development Tbk Perdana Gapura prima Tbk
Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan Asing 2010 Asing 2011 Asing 2012 Asing 2013 Asing 2014 0 0 0 0 0 0 0 0.084686889 0 0 0 0 0 0 0 0 0.365262075 0.452644011 0.490121368 0.490121362 0.141256553 0 0.139417122 0.077005993 0.132314511 0 0 0.102462438 0.102450726 0.218560661 0 0 0 0.0812 0.081196884 0.080788662 0.080788662 0.073237469 0.079302029 0.077294428 0 0 0 0 0 0.528448773 0.423044199 0.421378392 0.421378392 0.421378392 0 0 0 0 0 0.121698523 0.18050397 0.104074047 0.154230344 0.193821636 0 0.202285181
0 0.202285181
0 0.201817526
0 0.175873654
0 0.167036124
111
Lanjutan Lampiran 6 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
JRPT KIJA KPIG LPCK LPKR MKPI OMRE PLIN PUDP PWON RBMS SCBD SMRA
Jaya Real Property Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Global Land Development Tbk Lippo Cikarang Tbk Lippo Karawaci Tbk Metropolitan Kentjana Tbk Indonesia Prima Property Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk Pudjiati Prestige Tbk Pakuwon Jati Tbk Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk Danayasa Arthatama Tbk. Summarecon Agung Tbk
0.123636364 0.058536084 0.386974833 0 0.187099374 0 0.900901433 0.215276987 0.150984286 0.65735399 0.452551095 0 0.064629987
0.123636364 0.234581375 0 0 0.178814256 0 0.900901433 0.2953 0.150984286 0.667097426 0.24175841 0 0.058925026
0.123636364 0.175250586 0.470287848 0 0.178814256 0 0.900901433 0.3753 0.166082714 0.522505036 0 0 0.056145578
0.123636364 0.199668814 0.354011214 0 0.178814256 0 0.900901433 0.295274789 0.150984285 0.354271928 0 0 0.056145578
0.126441709 0.199668851 0 0 0.178814256 0 0.900901433 0.295274789 0.150984285 0.408447366 0 0 0.056145578
112
Lampiran 7
Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Saham Manajerial Tahun 2010-2014
No
Kode Emiten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
APLN ASRI BCIP BIPP BKSL BSDE COWL CTRA CTRP DILD DUTI ELTY GMTD
14 15 16 17
GPRA JRPT KIJA KPIG
Nama Emiten Agung Podomoro Land Tbk Alam Sutera Realty Tbk Bumi Citra Permai Tbk Bhuwanatala Indah Permai Tbk Sentul City Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Cowell Development Tbk Ciputra Development Tbk Ciputra Property Tbk Intiland Development Tbk Duta Pertiwi Tbk Bakrieland Development Tbk Gowa Makassar Tourism Development Tbk Perdana Gapura prima Tbk Jaya Real Property Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Global Land Development Tbk
Kepmilikan Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan Manajerial Manajerial Manajerial Manajerial Manajerial 2010 2011 2012 2013 2014 0.042245296 0.031009659 0.03098 0.03092 0.03098 0 0 0 0.062105563 0.001343338 0.25 0.0615 0.0615 0.061492444 3.67304E-06 0.054180815 3.67304E-06 2.30852E-06 2.30852E-06 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.002030422 0.002030422 0.002030422 0 0 0 0 0 0 0 2.19953E-07 2.19953E-07 2.19953E-07 2.19953E-07 2.19953E-07 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6.18182E-05 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0.072513187
0 0 0 0 0.003508337
0 0 0 0 0.016205352
113
Lanjutan Lampiran 7 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
LPCK LPKR MKPI OMRE PLIN PUDP PWON RBMS SCBD SMRA
Lippo Cikarang Tbk Lippo Karawaci Tbk Metropolitan Kentjana Tbk Indonesia Prima Property Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk Pudjiati Prestige Tbk Pakuwon Jati Tbk Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk Danayasa Arthatama Tbk. Summarecon Agung Tbk
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.028469717 0.028469717 0.028469717 0.028469717 0.028469717 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.269164286 0.269164286 0.269164253 0.269165056 0.257027655 0 0 0.000237586 0.000254966 0.000246284 0.012242805 0.453003236 0.723982949 0.723982949 0.747825096 0.00001 0.00001 0.00001 6.0203E-07 6.0203E-07 0 0 0 0 0
114
Lampiran 8
Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Saham Publik Tahun 2010-2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kode Emiten APLN ASRI BCIP BIPP BKSL BSDE COWL CTRA CTRP DILD DUTI ELTY GMTD
14 15
GPRA JRPT
No
Nama Emiten Agung Podomoro Land Tbk Alam Sutera Realty Tbk Bumi Citra Permai Tbk Bhuwanatala Indah Permai Tbk Sentul City Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Cowell Development Tbk Ciputra Development Tbk Ciputra Property Tbk Intiland Development Tbk Duta Pertiwi Tbk Bakrieland Development Tbk Gowa Makassar Tourism Development Tbk Perdana Gapura prima Tbk Jaya Real Property Tbk
Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan Publik 2010 Publik 2011 Publik 2012 Publik 2013 Publik 2014 0.3 0.298562049 0.32961447 0.32959 0.04415 0.504809449 0.473842222 0.445365683 0.481920576 0.4851861 0.4197 0.4138 0.3335 0.475668327 0.419720966 0.571573875 0.472572896 0.452248429 0.336506434 0.336506447 0.459751483 0.570276144 0.516543007 0.554003701 0.523645618 0.261297544 0.262726524 0.492077353 0.495506513 0.1279 0.339397431 0.338822849 0.0526 0.066836271 0.066763517 0.610916486 0.610916486 0.618467679 0.585200736 0.616441141 0.45277431 0.407688862 0.407688862 0.406615041 0.406615041 0.39253533 0.504120506 0.578621388 0.569094436 0.578621608 0.1469 0.14687982 0.114393334 0.114393334 0.114393334 0.788070499 0.769277937 0.830014225 0.845769656 0.756156815 0.349997045 0.104757875 0.200369091
0.349997045 0.104757875 0.127703636
0.349997045 0.105225529 0.200430909
0.349997045 0.096572238 0.199797745
0.349997045 0.164143735 0.195191724
115
Lanjutan Lampiran 8 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
KIJA KPIG LPCK LPKR MKPI OMRE PLIN PUDP PWON RBMS SCBD SMRA
Kawasan Industri Jababeka Tbk Global Land Development Tbk Lippo Cikarang Tbk Lippo Karawaci Tbk Metropolitan Kentjana Tbk Indonesia Prima Property Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk Pudjiati Prestige Tbk Pakuwon Jati Tbk Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk Danayasa Arthatama Tbk. Summarecon Agung Tbk
0.941463916 0.415596724 0.578008621 0.812900626 0.145508068 0.099098567 0.392582064 0.13442 0.174545975 0.343410693 0.1758 0.615575372
0.765418625 0.51856177 0.578008621 0.821185744 0.145498576 0.099098567 0.2322 0.134491429 0.152296057 0.305132031 0.1758 0.621280332
0.824749414 0.362481418 0.578008621 0.821185744 0.164891759 0.099098567 0.116 0.134491429 0.296057875 0 0.1758 0.58180916
0.800331186 0.165953629 0.578008621 0.821185744 0.208912843 0.0991 0.109310282 0.13449066 0.47794963 0 0.175895639 1.247182795
0.800331149 0.473486982 0.578008621 0.768655355 0.208912843 0.099098567 0.105372451 0.134490666 0.423782874 0 0.174429695 0.623591398
116
Lampiran 9 Hasil Output Pengujian SPSS 1. Hasil Uji Deskriptif Test Descriptive Statistics N Leverage UDK Publik Manajerial Asing CSRD Valid N (listwise)
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
135 135 135 135
.07 .30 .00 .00
8.63 1.34 1.25 .75
.9214 .6549 .3809 .0367
.87136 .21282 .24475 .12467
135 135
.00 -1.92
.90 -.69
.1572 -1.2609
.21531 .30011
135
2. Hasil Uji Normalitas dengan Normal Probability Plot
117
Lampiran 10 3. Hasil Uji Normalitas dengan Kolomogorf-Smirnoff dan Shapiro-Wilk Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Sig.
Unstandardized .041 135 .200* Residual *. This is a lower bound of the true significance.
Shapiro-Wilk Statistic .993
df 135
Sig. .777
a. Lilliefors Significance Correction
4. Hasil Uji Heterokedesitas dengan Scatterplot
118
Lampiran 11 5. Hasil Uji Heterokedesitas dengan Spearman rho Correlations abs_res Spearman's
abs_res
rho
Correlation
.045
.029
.
.790
.651
.623
.607
.735
135
135
135
135
135
135
.023
1.000
.051
.291**
-.225**
-.065
Sig. (2-tailed)
.790
.
.556
.001
.009
.454
N
135
135
135
135
135
135
.039
.051
1.000
.180*
-.279**
-.113
Sig. (2-tailed)
.651
.556
.
.037
.001
.192
N
135
135
135
135
135
135
.043
.291**
.180*
1.000
-.236**
-.024
Sig. (2-tailed)
.623
.001
.037
.
.006
.786
N
135
135
135
135
135
135
.045
-.225**
-.279**
-.236**
1.000
-.161
Sig. (2-tailed)
.607
.009
.001
.006
.
.061
N
135
135
135
135
135
135
.029
-.065
-.113
-.024
-.161
1.000
Sig. (2-tailed)
.735
.454
.192
.786
.061
.
N
135
135
135
135
135
135
Correlation
Correlation Coefficient
Correlation Coefficient
Manajeria Correlation
Asing
Asing
.043
Coefficient
l
Manajerial
.039
N
Publik
Publik
.023
Sig. (2-tailed)
UDK
UDK
1.000
Coefficient
Leverage
Leverage
Coefficient
Correlation Coefficient
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
119
Lampiran 12 6. Hasil Uji Multikoliniritas Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1 (Constant)
B
Std. Error
t
VIF
.029
.947
1.056
.119 .107 .219 .119
.169 2.002 .195 2.226 .059 .653 -.221 -2.594
.936 .877 .808 .925
1.068 1.141 1.237 1.081
.107
-.028
UDK .239 Publik .239 Manajerial .143 Asing -.308 a. Dependent Variable: CSRD
Beta
Toleran Sig. ce
.000 13.496 -.081 -.959 .339
-1.439
Leverage
Collinearity Statistics
.047 .028 .515 .011
7. Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson Model Summaryb Model 1
R .368
Adjusted R Square
R Square a
.136
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
.102
.28439
1.983
a. Predictors: (Constant), Asing, Leverage, UDK, Publik, Manajerial b. Dependent Variable: CSRD
8. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model 1
R
R Square .368
a
Adjusted R Square .136
.102
120
Lampiran 13 9. Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1 (Constant) Leverage UDK
B Std. Error -1.439 .107 -.028 .029 .239 .119
Publik .239 Manajerial .143 Asing -.308 a. Dependent Variable: CSRD Lampiran 14
Beta
.107 .219 .119
-.081 .169
t -13.496 -.959 2.002
Sig. .000 .339 .047
.195 .059 -.221
2.226 .653 -2.594
.028 .515 .011
10. Hasil Uji Simultasn (Uji F) ANOVAa Sum of Squares
Model 1
Regression
1.636
Mean Square
df 5
.327
F 4.046
Sig. .002b
Residual 10.433 129 .081 Total 12.069 134 a. Dependent Variable: CSRD b. Predictors: (Constant), Asing, Leverage, UDK, Publik, Manajerial
121