PENGARUH TEKNIK COOPERATIVE LEARNING DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPS
Heru Yuono Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar UNJ
[email protected] Abstract: This study aimed to find out and analyze the effect of Numbered Heads Together (NHT) and Teams Games Tournament (TGT) technique cooperative learning and critical thinking ability on students’ learning achievement in Social Science. This study was conducted at SDN Ciwaruga 1 at Parongpong district in West Bandung with factorial experiment treatment by level 2x2 design. The sample of this study as many as 44 students was selected by random sampling technique. Data analysis took 27 % of upper group and lower group and used two path variance analysis with F test followed by Tukey test. The result of the study shows as follows: (1) as a whole, students’ learning achievement with NHT technique cooperative learning is higher than TGT technique cooperative learning with F test= 5.539 showing that it is statistically significant at the 0.05 level; (2) for high critical thinking ability students, students’ learning achievement with NHT technique cooperative learning is higher than TGT technique cooperative learning with t test= 12.22 showing that it is statistically significant at the 0.05 level; (3) for low critical thinking ability students, students’ learning achievement with TGT technique cooperative learning is higher than NHT technique cooperative learning with t test= 5.55 showing that it is statistically significant at the 0.05 level; (4) there is an interaction effect between the use of cooperative learning and students’ critical thinking ability with F test= 39.38 that it is statistically significant at the 0.05 level. It can be concluded that the effect of NHT and TGT technique cooperative learning and critical thinking ability on students’ learning achievement in Social Science at SDN Ciwaruga 1 at Parongpong district in West Bandung. Key Words: Numbered Head Together, Teams Games Tournament, Cooperative Learning, Critical Thinking Ability, Students’ Learning Achievement. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Numbered Heads Together (NHT) dan Teams Games Tournament teknik (TGT) pembelajaran kooperatif dan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar siswa dalam IPS. Penelitian ini dilakukan di SDN Ciwaruga 1 di Kecamatan Parongpong di Bandung Barat dengan pengobatan percobaan faktorial dengan desain tingkat 2x2. Sampel penelitian ini sebanyak 44 siswa terpilih dengan teknik random sampling. Analisis data mengambil 27% dari kelompok atas dan kelompok bawah dan menggunakan dua analisis varians jalur dengan uji F dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: (1) secara keseluruhan, prestasi belajar siswa dengan teknik NHT pembelajaran kooperatif lebih tinggi dari TGT teknik pembelajaran kooperatif dengan uji F = 5,539 menunjukkan bahwa secara statistik signifikan pada tingkat 0,05; (2) untuk kritis yang tinggi siswa kemampuan berpikir, hasil belajar siswa dengan teknik NHT pembelajaran kooperatif lebih tinggi daripada teknik TGT pembelajaran kooperatif dengan uji t = 12,22 menunjukkan bahwa secara statistik signifikan pada tingkat 0,05; (3) untuk siswa kemampuan berpikir kritis rendah, prestasi belajar siswa dengan teknik TGT pembelajaran kooperatif lebih tinggi daripada teknik NHT pembelajaran kooperatif dengan uji t = 5,55 menunjukkan bahwa secara statistik signifikan pada tingkat 0,05; (4) ada pengaruh interaksi antara penggunaan pembelajaran kooperatif dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan uji F = 39,38 bahwa itu adalah statistik signifikan pada tingkat 0,05. Dapat disimpulkan bahwa efek NHT dan TGT teknik pembelajaran kooperatif dan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar siswa dalam IPS di SDN Ciwaruga 1 di Kecamatan Parongpong di Bandung Barat. Kata kunci: Numbered Head Together, Teams Games Tournament, Pembelajaran Kooperatif, Kritis Kemampuan Berpikir, Prestasi Belajar Siswa.
146
Peningkatan kualitas pendidikan pada semua
pembelajaran tersebut tidak sesuai dengan
jenjang pendidikan di sekolah merupakan
karakteristik materi pelajaran yang diajarkan
salah
kualitas
kepada siswa. Selama ini sekolah tersebut
pendidikan di Indonesia. Peningkatan kualitas
hanya menggunakan treknik pembelajaran
pendidikan di sekolah berkaitan erat dengan
yang terpusat pada guru (teacher centre) saja
kualitas
yang
sehingga pembelajaran terasa membosankan
dilakukan guru dan siswa di sekolah. Proses
dan siswa tidak terlibat secara aktif dalam
belajar mengajar pada hakikatnya merupakan
proses pembelajaran.
satu
upaya
proses
peningkatan
belajar
mengajar
kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi,
Terdapat
berbagai
macam
teknik
yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan
pembelajaran yang dapat digunakan guru di
guru sebagai pihak yang mengajar, dengan
kelas, salah satu diantaranya adalah teknik
siswa sebagai subjek pokoknya. Sebagai
pembelajaran
konsekuensi bahwa siswa merupakan sentral,
disadari bahwa teknik tersebut tidak ada yang
maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak
terbaik dan terburuk, karena masing-masing
bagi
teknik pembelajaran memiliki kelebihan dan
berlangsungnya
interaksi
belajar
mengajar, baik aktif fisik maupun aktif mental. Berdasarkan
perlu
kekurangan. Teknik pembelajaran yang dapat dianggap
wawancara peneliti di SDN Ciwaruga 1 Kec.
cocok dan memenuhi syarat untuk mencapai
Parongpong Bandung Barat, bahwa nilai rata-
tujuan tersebut adalah teknik pembelajaran
rata mata pelajaran IPS di kelas V pada
kooperatif Numbered Heads Together (NHT)
semester genap untuk tahun ajaran 2013/2014
dan Teams Games Tournament (TGT). Dengan
mencapai 55. Hasil ini belum mencapai KKM
teknik tersebut maka peran guru dalam
yang ditentukan yaitu 60. Rendahnya hasil
pembelajaran lebih memungkinkan terciptanya
belajar
kesulitan-
kondisi belajar yang lebih kondusif seperti
kesulitan belajar yang dialami siswa pada
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
setiap materi pelajaran.
berperan lebih aktif bertukar informasi dalam
disebabkan
observasi
Namun
dan
IPS
hasil
kooperatif.
oleh
Teknik pembelajaran adalah salah satu
kelompok, berpikir kritis, dan bertanggung
faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar
siswa.
Berdasarkan
temuan
jawab.
di
Dalam peroses pembelajaran seorang siswa
lapangan, para siswa kurang bergairah atau
biasanya memiliki keterampilan berpikir kritis
bersikap acuh pada mata pelajaran yang
yang berbeda, dimana faktor-faktor tersebut
diberikan oleh guru tersebut, apabila Teknik
menunjukan kemampuan seseorang dalam
147
Pengaruh Teknik Cooperative Learning Dan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar IPS Heru Youno berkomusikasi, berfikir dan menyelesaikan
IPS. 3) Untuk mengetahui perbedaan hasil
masalah.
belajar IPS antara siswa yang diajarkan dengan
Kemampuan berpikir kritis yang berbeda pada
masing-masing
pembelajaran
Numbered
Heads
tentu
Together (NHT) yang memiliki kemampuan
mempengaruhi penyerapan pelajaran demikian
berpikir kritis tinggi dan siswa yang diajarkan
pula halnya dengan teknik pembelajaran yang
dengan teknik pembelajaran Teams Games
diterapkan
Tournament (TGT) yang memiliki kemampuan
guru.
Kemampuan
siswa
teknik
Siswa
berpikir
yang
dan
berpikir kritis tinggi. 4) untuk mengetahui
Kemampuan berpikir kritis rendah akan
perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang
mendominasi pada pembelajaran kooperatif.
diajarkan
Dengan
Numbered Heads
demikian
kritis
memiliki
teknik
tinggi
pembelajaran
dengan
teknik
pembelajaran
Together
(NHT)
yang
Numbered Heads Together (NHT) dan Teams
memiliki kemampuan berpikir kritis rendah
Games Tournament (TGT) diharapkan menjadi
dan siswa yang diajarkan dengan teknik
solusi yang menarik untuk dipraktikkan di
pembelajaran
ruang-ruang
(TGT) yang memiliki kemampuan berpikir
kelas
dalam
rangka
meminimalkan berbagai hambatan belajar
Teams
Games
Tournament
kritis rendah.
siswa ketika teknik pembelajaran yang kurang
secara praktis manfaat penelitian ini adalah
menyenangkan cenderung hanya berasosiasi
sebagai sumbangan pemikiran bagi guru dalam
pada satu jenis modalitas belajar saja.
merancang proses pembelajaran agar diperoleh
Penelitian
untuk
hasil yang optimal dalam meningkatkan hasil
mendapatkan data emperis tentang perbedaan
belajar siswa, dalam hal ini mutu pendidikan,
hasil belajar IPS siswa yang disebabkan oleh
khususnya
pengaruh teknik pembelajaran kooperatif NHT
Penelitian ini juga dapat memberikan masukan
dan TGT. Secara khusus tujuan penelitian ini
kepada siswa mengenai cara belajar yang baik,
adalah sebagai berikut : 1) untuk mengetahui
efesien sehingga dapat meningkatkan hasil
perbedaan Hasil belajar IPS siswa yang
belajar IPS.
diajarkan
ini
dengan
bertujuan
mata
pelajaran
IPS.
teknik
Secara teoretis manfaat penelitian ini
Together
adalah untuk menambah wawasan tentang
(NHT) dengan teknik pembelajaaran Teams
penggunan teknik pembelajaran Numbered
Games
Untuk
Heads Together (NHT), teknik pembelajaran
mengetahui pengaruh interaksi antara teknik
teams games tournament (TGT), kemampuan
pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar
berpikir kritis dan hasil belajar IPS
pembelajaran
menggunakan
dalam
Numbered
Tournament
Heads
(TGT).
2)
148
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 Mei 2015
Menurut Nana Sudjana (2009 : 3) hasil belajar
siswa
pada
hakikatnya
siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga
adalah
negara yang demokratis dan bertanggungjawab
perubahan tingkah laku yang telah terjadi
serta
melalui
(Depdiknas, 2007 : 140)
proses
pembelajaran.
Perubahan
warga
dunia
yang
cinta
damai,
tingkah laku tersebut berupa kemampuan-
Berkaitan dengan IPS, Sumantri (2001: 3)
kemapuan siswa setelah aktivitas belajar yang
menyatakan bahwa Pendidikan IPS adalah
menjadi hasil perolehan belajar. Dengan
penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin
demikian hasil belajar adalah perubahan yang
ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan
terjadi pada individu setelah mengalami
dasar manusia yang diorganisasikan dan dikaji
pembelajaran.
secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis
Oemar Hamalik, (2002 : 155) Hasil belajar
untuk tujuan pendidikan.
tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah
Sebagai bidang ajar di sekolah, IPS
laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan
memiliki
tujuan
untuk
mengembangkan
diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap,
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial
dan keterampilan.
dalam bentuk konsep dan pengalaman belajar
Sementara itu, Howard (dalam Sudjana
yang dipilih atau diorganisasikan dalam
2009 : 22) membagi 3 macam hasil belajar
rangka kajian ilmu sosial. Berkaitan dengan
yaitu,
tujuan IPS, KTSP 2006 menjelaskan tentang
keterampilan
dan
kebiasaan,
pengetahuan dan pengertian serta sikap dan
tujuan IPS sebagai berikut:
cita-cita. Pendapat dari Horward Kingsley ini
(a)
Mengenal
konsep-konsep
yang
menunjukkan hasil perubahan dari semua
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat
lingkungannya;
terus pada diri siswa karena sudah menjadi
dasar untuk berpikir logis dan kritis,rasa ingin
bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
tahu,inkuiri,
(b) Memiliki
memecahkan
kemampuan
masalah,
Kurikulum KTSP menyatakan bahwa IPS
keterampilan
dalam
merupakan salah satu mata pelajaran yang
(c) Memiliki
komitmen
diberikan
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan;
mulai dari
kehidupan
dan
dan
sosial; kesadaran
SD/MI/SDLB/SMP/MTs/SMPLB.IPS
(d) Memiliki
mengkaji seperangkat ilmu sosial pada jenjang
berkomonikasi, bekerjasama dan berkompetisi
SD/MI pada jenjang mata pelajaran IPS
dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat
memuat materi geografi, sejarah, sosiologi,
lokal, nasional, dan global. (Depdiknas, 2007 :
dan ekonomi. melalui mata pelajaran IPS,
140)
149
kemampuan
Pengaruh Teknik Cooperative Learning Dan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar IPS Heru Youno Untuk mencapai tujuan-tujuan IPS SD
penelitian,
menentukan
yang telah dikemukakan di atas, maka
penelitian,
menentukan
diperlukan keterampilan proses dimana telah
menentukan
diketahui bahwa keterampilan proses dapat
perpustakaan, menentukan cara melakukan
memungkinkan
penelitian.
siswa
untuk
memproses
informasi baru memalui pengalaman.
alat,
(7)
ruang
lingkup
sumber
beban
dan
data, sumber
Mengkomunikasikan,
bisa
berdiskusi, mendeklamasikan, mendramakan,
Theresia (2009: 27-28) mengemukakan
bertanya,
mengarang,
merenungkan,
bahwa ada tujuh aspek keterampilan proses
mengerjakan,
yang
melaporkan dalam bentuk lisan, tulisan,
dapat
dinilai.
Diantaranya:
(1)
Mengamati, melihat, mendengar, meraba dan
mencicipi,
Cara pengukuran keterampilan proses ini
dan
dapat diukur melalui cara tes dan non tes. Cara
membaca (2) Mengklasifikasikan, mencari
non tes dilakukan dengan menggunakan
persamaan, membandingkan, mengkontraskan,
lembar observasi sedangkan tes, pengukuran
mencari
dilakukan dengan menggunakan tes tertulis
perbedaan,
pengelolaan.
(3)
mengukur
dan
gambar, gerak, atau penampilan.
merasakan dengan kulit, mencium, membaui, menyimak,
mengungkapkan
mencari
dasar
Menginterpretasikan,
dan tes perbuatan.
menaksirkan, menemukan pola, menemukan
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas,
arti atau mengartikan, mencari hubungan
dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar Ilmu
ruang
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan hasil
dan
waktu,
menggeneralisasikan.
menarik (4)
kesimpilan, Memprediksi
optimal
yang
diperoleh
jalan
mencari
memperlajari
(berdasarkan kecenderungan, pola, hubungan
berbagai informasi yang dibutuhkan sehingga
antar data, atau informasi). (5) Menerapkan,
siswa tersebut mampu memecahkan masalah
menggunakan informasi, kesimpulan, konsep,
yang berkaitan dengan masalah sosial dan
hokum teori, nilai, sikap atau keterampilan
menerapkannya dalam kehidupan masyarakat.
dalam situasi baru, menghitung, membuat
Dalam penelitian ini, hasil belajar IPS
model,
menyusun
mengacu pada indikator keterampilan proses,
variabel,
yaitu; (1) mengamati, (2) mengklasifikasi, (3)
hipotesis,
mengendalikan
menghubungkan pertanyaan
variable,
konsep,
penelitian.
(6)
merumuskan Merencanakan
menginterpretasi,
(4)
menerapkan,
memprediksi,
(6)
(penelitian), menentukan masalah atau objek
mengkomunikasikan
yang
sosial.
akan
diteliti,
menentukan
tujuan
150
dengan
setelah
(meramalkan), mengantisipasikan
menentukan
IPS
siswa
menganalisis,
tentang
dan
(5) (7)
pengetahuan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 Mei 2015
ambil, (11) Menyusun kembali pola-pola
Kemampuan berpikir kritis Fahruddin Faiz (2012: 3) Berpikir kritis
keyakinan seseoran berdasarkan pengalaman
merupakan aktivitas mental yang dilakukan
yang lebih luas, (12) Membuat penilaian yang
untuk
tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas
mengevaluasi
pernyataan.Umumnya
kebenaran evaluasi
sebuah berakhir
tertentu dalam kehidupan sehari-hari
dengan putusan untuk menerima, menyangkal,
Siswa
dapat
dikatakan
memiliki
atau meragukan kebenaran pernyataan yang
kemampuan berpikir kritis apabila memenuhi
dimaksud.
indikator sebagai berikut;(1) mengidentifikasi
Menurut Desmita (2013: 153) berpikir
suatu masalah sehingga mampu menemukan
kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara
sebab-sebab kejadian/peristiwa, (2) berpikir
logis,
logis, (3) menilai dampak dari kejadian
reflektif,
diaplikasikandalam
dan
produktif
menilai
situasi
yang untuk
peristiwa,
(4)
membuat pertimbangan dan keputusan yang
berdasarkan
baik.
kesimpulan.
Menurut Edward Glaser (dalam Fisher
merancang
masalah,
sebuah
dan
(5)
solusi menarik
2004: 4) keterampilan-keterampilan berpikir
Teknik Pembelajarn Kooperatif Menurut Nurhadi (2003: 60)
sebagai
kritis
pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem
diantaranya mempunyai kemampuan untuk:
yang didasarkan pada alasan bahwa manusia
(1) Mengenal masalah, (2) Menemukan cara-
sebagai makhluk individu yang berbeda satu
cara yang dapat dipakai untuk menangani
sama lain sehingga konsekuensi logisnya
masalah-masalah itu, (3) Mengumpulkan dan
manusia
menyusun informasi yang diperlukan, (4)
makhluk yang berinteraksi dengan sesama.
landasan
untuk
berpikir
dinyatakan,
(5)
Memahami
menjadi
makhluk
sosial,
Menurut Rusman (2010: 202) teknik
Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak
harus
teknik
pembelajaran
dan
kooperatif
(Cooperative
menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan
learning) merupakan Bentuk pembelajaran
khas, (6) Menganalisis data, (7) Menilai fakta
dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan, (8)
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
Mengenal adanya hubungan yang logis antara
yang anggotanya terdiri dari empat sampai
masalah-masalah, (9) Menarik kesimpulan-
enam orang dengan struktur kelompok yang
kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang
bersifat heterogen.
diperlukan, (10) Menguji kesamaan-kesamaan
Sejalan dengan pemikiran tersebut, Isjoni
dan kesimpulan-kesimpulan yang seseoran
(2009: 15) mengatakan bahwa pembelajaran
151
Pengaruh Teknik Cooperative Learning Dan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar IPS Heru Youno Kooperatif adalah suatu teknik pembelajaran
jawaban yang dianggap paling benar dan
dimana siswa belajar dan bekerja dalam
memastikan
setiap
kelompok-kelompok kecil siswa kolaboratif
mengetahui
jawaban
yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur
memanggil salah satu nomor, siswa dengan
kelompok heterogen.
nomor yang dipanggil melaporkan hasil
Inti dari pembelajaran kooperatif adalah
anggota
kelompok
tersebut,
4)
guru
kerjasama mereka, (Trianto, 2009: 67)
konsep sinergi, yakni energi atau tenaga yang
Teknik
terhimpun melalui kerjasama sebagai salah
Pembelajaran
Teams
Games
Tournament (TGT)
satu fenomena kehidupan masyarakat, (Syaiful
Menurut Mohamad Nur (2011: 40) salah
Sagala 2010: 177).
satu teknik pembelajaran kooperatif adalah
Teknik Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pembelajaran dengan menggunakan teknik
Teams Games Tournament yang merupakan teknik
timnya dengan anggota tim lain yang setara
kelompok-kelompok kecil. Setiap anggota
dalam kinerja akademik mereka yang lalu.
kelompok diberi nomor sesuai dengan jumlah Setelah
Isjoni (2009: 83-84) menjelaskan bahwa
terbentuk
TGT adalah salah satu teknik pembelajaran
kelompok, maka guru mengajukan pertanyaan
kooperatif yang menempatkan siswa dalam
yang harus dijawab oleh setiap kelompok,
kelompok-kelompok
selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada
masing-masing
kelompok
memikirkan
jawaban
atau ras yang berbeda.
atas
Dalam Teams Games Tournaments (TGT) siswa memainkan permainan dengan anggota-
Pelaksanaan pembelajaran dengan teknik kooperatif
teknik
anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi
NHT
tim mereka masing-masing. Permainan dapat
diantaranya: 1) siswa dibagi dalam kelompok, setiap
siswa
dalam
setiap
disusun guru dalam bentuk kuis berupa
kelompok
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
mendapatkan nomor, 2) guru memberikan tugas
dan
masing-masing
yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku
pertanyaan guru, (Agus Suprijono 2011: 92)
pembelajaran
belajar
beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang
untuk
menyatukan kepalanya “Heads Together” berdiskusi
menggunakan
turnemen itu siswa bertanding mewakili
numbering. Guru membagi kelas menjadi
kelompok.
yang
turnamen pembelajaran akademik. Dalam
Numbered Heads Together diawali dengan
anggota
pembelajaran
materi pelajaran.Kadang-kadang dapat juga
kelompok
diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan
mengerjakannya, 3) kelompok memutuskan
152
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 Mei 2015
dengan
kelompok
(identitas
kelompok
populasi dalam penelitian ini adalah
mereka), (Rusman, 2010: 224)
seluruh siswa kelas V SDN Ciwaruga Kab.
Menurut Slavin (2010: 166) pembelajaran
Bandung Barat tahun ajaran 2013-2014
kooperatif teknik TGT terdiri dari 5 langkah
Pengambilan sampel dilakukan secara
tahapan yaitu: Presentasi di kelas, tim (teams),
Simple random sampling dengan tahapan
permainan
(games),
pertandingan
sebagai berikut; (1) Menentukan 2 kelas
(tournaments),
dan perhargaan kelompok
eksperimen dengan pertimbangan dua kelas
( team recognition).
tersebut memiliki karakteristik yang sama, baik dari segi kemampuan siswa ataupun jenis
METODE
kelamin sehingga populasinya homogen.(2)
Penelitian
ini
menggunakan
desain
Menentukansiswa kelas VA dan siswa kelas
penelitian Treatment by level yang merupakan
VB SDN Ciwaruga 1 Kec. Parongpong Kab.
pengembangan dari true eksperiment design
Bandung Barat sebagai kelas penelitian,
yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya
variabel
mempengaruhi independen)
moderator perlakuan
terhadap
dimana jumlah siswa pada masing-masing
yang
kelas penelitian tersebut adalah 22 siswa. (3)
(variabel
hasil
Memilih kelas VA SDN Ciwaruga 1 Kec.
(variabel
Parongpong Kab. Bandung Barat sebagai kelas
dependen).
eksperimen 1 dan kelas VB SDN Ciwaruga 1
Adapun desain penelitian ini menggunakan
Kec. Parongpong Kab.Bandung Barat sebagai
faktorial 2X2 yang terdapat tiga variabel
kelas eksperimen 2. (4) kemudian kelas
penelitian, variabel penelitian ini terdiri dari satu
variabel
bebas
dan
satu
eksperimen
variabel
yang
terdiri
pembelajaran
Numbered
dari
Heads
dan
kelas
eksperimen
2
dilakukan tes untuk mengetahui kemampuan
moderator, variabel bebas adalah teknik pembelajaran
1
berpikir kritis tinggi dan rendah, selanjutnya
Teknik
skor
Together
yang
diperoleh
dari
tes
tersebut
diperingkatkan dari skor tertinggi hingga skor
(NHT) (A₁) dan Teknik pembelajaran Teams
terendah, kemudian diambil sebanyak 27%
Games Tournament (TGT) (A₂). Sedangkan
kelompok atas
yang dinyatakan sebagai
variabel moderator pada penelitian ini adalah
kelompok berpikir kritis tinggi dan 27 %
Kemampuan Berpikir kritis yang terdiri dari
kelompok bawah yang dinyatakan sebagai
Kemampuan Berpikir kritistinggi (B₁) dan
kelompok berpikir kritis rendah. Pengambilan
Kemampuan
masing-masing 27 % kelompok atas dan
Berpikir
kritisrendah
(B₂).
Sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar
bawah.
IPS. 153
Pengaruh Teknik Cooperative Learning Dan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar IPS Heru Youno menggunakan
HASIL Statistik dianalisis
deskriptif dengan
hasil
penelitian
menggunakan
teknik
(A2)Kelompok
statistik
menggunakan
pembelajaran
siswa teknik
yang
NHT;
diajarkan
pembelajaran
TGT;
deskriptif dan statistic iferensial pada enam
(A1B1) Kelompok siswa yang diajarkan
kelompok.
dengan menggunakan teknik pembelajaran
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
NHT dan siswa yang memiliki kemampuan
menggunakan analisis varians (ANAVA) dua
Berpikir kritis tinggi; (A2B1) Kelompok siswa
jalur, namun terlebih dahulu dilakukan uji
yang
persyaratan analisis data yakni uji normalitas
pembelajaran TGT dan siswa yang memeiliki
data dan uji homogenitas data. pengujian
kemampuan Berpikir kritis tinggi; (A1B2)
normalitas pada penelitian ini dilakukan
Kelompok
terhadap enam kelompok skor hasil belajar IPS
pembelajaran NHT dan siswa yang memiliki
yaitu: Pengujian normalitas data ini dilakukan
memeiliki kemampuan Berpikir kritis rendah;
melalui uji Lilifirs dengan α = 0.5. pengujian
(A2B2) Kelompok siswa yang diajarkan
normalitas pada penelitian ini dilakukan pada
menggunakan teknik pembelajaran TGT dan
enam kelompok skor hasil belajar IPS yaitu:
siswa yang memiliki kemampuan Berpikir
(A1)
kritis rendah.
Kelompok
siswa
yang
diajarkan
diajarkan
siswa
menggunakan
yang
diajarkan
teknik
teknik
Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar IPS kelas V No. 1 2 3 4 5 6
Kelompok A1 A2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
LHitung 0.139 0.046 0.055 0.049 0.000 0.0007
Ltabel 0,242 0,242 0,319 0,319 0,319 0,319
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Dalam penelitian ini uji homogenitas
homogen. b) uji homogenitas varians pada dua
varians dilakukan terhadap beberapa kelompok
kelompok B1 dan B2 dengan uji F. setelah
yaitu: a) uji homogenitas hasil belajar A1 dan
dilakukakan perhitungan, diperoleh Fhitung
A1
dilakukakan
sebesar 191 sedangkan Ftable 3.84, jadi
perhitungan, diperoleh Fhitung sebesar 3.60
kesimpulannya adalah Ho diterima karena
sedangkan F table 3.84. jadi kesimpulannya
Fhitung < Ftabel artinya kedua kelompok data
adalah Ho diterima karena Fhitung < Ftabel
yang diuji adalah homogen. c) uji homogenitas
artinya kedua kelompok data yang diuji adalah
hasil Belajar IPS pada empat kelompok
dengan
uji
F.
setelah
154
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 Mei 2015
interaksi perlakuan dan atribut, yaitu A1B1,
signifikan 0.05. adapun hasil analisis uji
A1B2,
homogenitas uji bartlet dapat dilihat pada table
A2B1,
menggunakan
A2B2 uji
dilakukan
bartlett
dengan
dengan taraf
di bawah ini: S2 log s2 db*logs2 1.316599 6.5829 20.73 1.49276 7.4638 31.10 1.761853 8.8093 57.79 1.968249 9.8412 92.95 202.57 32.6973 Pengujian hipotesis penelitian
Kelompok Sampel A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
db 5 5 5 5 20 Kesimpulan: berdasarkan hasil perhitungan
ini
di atas diperoleh harga X2 Chi-kuadrat adalah
dilakuakan dengan teknik analisis varians
0.4038 untuk α = 0.05 dengan dk = k-1 = 4 -1
(ANAVA 2X2) dengan menggunakan SPSS.
=3 maka xtabel = 7.82. karena X hitung < X
Adapun hasil ringkasannya adalah sebagai
table = 1.302 < 7.82 maka Ho diterima. Jadi
berikut:
keempat data sampel di atas berasal dari populasi yang homogeny Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Hasil Belajar IPS
Source Corrected Model Intercept
Type III Sum of Squares 2762.726a 119472.193
Teknik Pemb.Kooperatif
266.667
Berpikir Kritis Teknik Pemb.Kooperatif * Berpikir Kritis
600.000 1896.059
df
Mean Square F 3 920.909 19.127 1 119472.1 2481.383 93 1 266.667 5.539 1 600.000 1 1896.059
12.462 39.380
Sig. .000 .000
Partial Eta Squared .742 .992
.029
.217
.002 .000
.384 .663
Error 962.948 20 48.147 Total 123197.867 24 Corrected Total 3725.674 23 a. R Squared = .742 (Adjusted R Squared = .703) berarti bahwa Ho ditolak. Dengan demikian Interpretasi Data: dapat disimpulkan bahwa Teknik Pengaruh Utama (Main Effect) Pembelajaran Kooperatif pembelajaran Fhitung (Teknik Pembelajaran Kooperatif) = 5.539 dengan P-value = 0.029 < 0.05 yang 155
Pengaruh Teknik Cooperative Learning Dan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar IPS Heru Youno Kooperatif berpengaruh terhadap hasil belajar
= 0.000 < 0.05 yang berarti bahwa Ho ditolak.
IPS.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Fhitung (Berpikir Kritis) = 12.462 dengan P-
ada pengaruh interaksi yang sangat signifikan
value = 0.02 < 0.05 yang berarti bahwa Ho
antara Teknik Pembelajaran Kooperatif dan
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
kemampuan berpikir kritis terhadap hasil
bahwa kemampuan berpikir kritis siswa
belajar IPS.
berpengaruh terhadap hasil belajar IPS
Pengujian hipotesis selanjutnya adalah dengan menggunakan Uji tukey adapun hasil
Pengruh Interaksi (interaction effect)
uji tukey dapat dilihat pada table berikut:
Fhitung (Teknik Pembelajaran Kooperatif dan Berpikir Kritis) = 39.380 dengan P-value Kelompok Yang Dibandingkan A1 B1 A1B1 dan A2B1 A1B2 dan A2B2
Harga Pembeda Rata-rata 3,33 12.22 5,55
mengikuti teknik pembelajaran TGT = 67.22.
PEMBAHASAN Berdasarkan terlihat
bahwa
Harga tabel Kesimpulan α = 0,05 3.08 Signifikan 4,90 Signifikan 4,90 Signifikan dan rata-rata skor hasil belajar IPS siswa yang
hasil
pengujian
keempat
hipotesis
hipotesis
Sehingga secara keseluruhan, hasil belajar IPS
yang
siswa yang mengikuti pelajaran dengan teknik
diajukan pada penelitian ini telah berhasil
pembelajaran NHT lebih baik dari pada teknik
menolak hipotesis nol, rincian hasil hipotesis
pembelajaran TGT.
tersebut sebagai berikut.
Hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan
Pertama, hasil uji hipotesis pertama
bahwa teknik pembelajaran NHT lebih unggul
berdasar hasil analisis varian dua jalur didapat
dalam meningkatkan hasil belajar IPS dari
harga Fhitung = 5.539 dengan P-value = 0.029 <
pada teknik pembelajaran TGT.
0.05
yang
berarti
bahwa
Ho
ditolak.
Kedua, hasil uji hipotesis ketiga yaitu
Berdasarkan pengujian hipotesis di atas dapat
perhitungan uji tukey berhasil Ho ditolak dan
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
H1 diterima dinamna nilai qo = 12.22 > qt =
belajar IPS antara siswa yang mengikuti teknik
4,90. Ini berarti bahwa untuk siswa yang
pembelajaran kooperatif dengan teknik NHT
memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi,
dan TGT pada siswa kelas V SDN Ciwaruga 1.
terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara
Skor rata-rata hasil belajar IPS siswa yang
siswa yang mengikuti teknik pembelajaran
mengikuti teknik pembelajaran NHT = 73.88
NHT dengan siswa yang mengikuti teknik
156
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 Mei 2015
pembelajaran TGT pada siswa kelas V SDN
pembelajaran dengan teknik pembelajaran
Ciwaruga 1 Kec. Parongpong. Skor rata-rata
TGT = 71.11 sehingga dapat disimpulkan
hasil
bahwa untuk siswa yang memiliki kemampuan
belajar
kemampuan mengikuti
IPS
siswa
berpikir
yang
kritis
pembelajaran
memiliki
tinggi
dengan
yang
berpikir kritis rendah, hasil belajar IPS siswa
teknik
yang
mengikuti
pembelajaran
teknik
pembelajaran NHT = 87.77 dan skor rata-rata
pembelajaran TGT lebih baik daripada siswa
hasil belajar IPS siswa yang mengikuti
yang mengikuti pembelajaran dengan teknik
pembelajaran dengan teknik pembelajaran
pembelajaran NHT pada siswa kelas V SDN
TGT = 63.33, sehingga dapat disimpulkan
Ciwaruga 1 Kec. Parongpong.
bahwa untuk siswa yang memiliki kemampuan
Keempat, hasil uji hipotesis kedua, dari
berpikir kritis tinggi, hasil belajar IPS siswa
pengolahan data melalui SPSS diperoleh harga
yang mengikuti pembelajaran dengan teknik
Fhitung = 39.380 dengan P-value = 0.000 < 0.05
pembelajaran NHT lebih baik daripada siswa
yang berarti bahwa Ho ditolak.. Ini berarti
yang mengikuti pembelajaran dengan teknik
terdapat pengaruh interaksi antara Teknik
pembelajaran TGT pada siswa kelas V SDN
Pembelajaran Kooperatif (NHT dan TGT) dan
Ciwaruga 1 Kec. Parongpong.
kemampuan berpikir kritis terhadap hasil
Ketiga, hasil uji hipotesis keempat yaitu
belajar IPS siswa kelas V SDN Ciwaruga 1
perhitung uji tukey berhasil Ho ditolak dan H1
Kec. Parongpong. Untuk siswa yang memiliki
diterima dinamana nilai qo = 5,55 > qt = 4,90.
kemampuan berpikir kritis tinggi, skor rata-
Ini berarti bahwa untuk siswa yang memiliki
rata hasil belajar IPS siswa yang mengikuti
kemampuan berpikir kritis rendah, terdapat
pembelajaran dengan
perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang
NHT = 87.77 dan skor rata-rata hasil belajar
mengikuti
teknik
IPS siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan siswa yang
dengan teknik pembelajaran TGT = 63.33
pembelajaran
pembelajaran NHT mengikuti
pembelajaran
dengan
teknik
sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk
pembelajaran TGT pada siswa kelas V SDN
siswa yang memiliki kemampuan berpikir
Ciwaruga 1 Kec. Parongpong. Skor rata-rata
kritis tinggi, hasil belajar IPS siswa yang
hasil
mengikuti
belajar
kemampuan mengikuti
IPS
dengan
teknik pembelajaran
siswa
berpikir
yang
kritis
pembelajaran
memiliki
rendah
dengan
pembelajaran
dengan
teknik
yang
pembelajaran NHT lebih baik daripada siswa
teknik
yang mengikuti pembelajaran dengan teknik
pembelajaran NHT = 60.00 dan skor rata-rata
pembelajaran TGT.
hasil belajar IPS siswa yang mengikuti
157
Pengaruh Teknik Cooperative Learning Dan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar IPS Heru Youno Selanjutnya, untuk siswa yang memiliki
Untuk siswa yang memiliki kemampuan
kemampuan berpikir kritis rendah, skor rata-
berpikir kritis tinggi, hasil belajar IPS siswa
rata hasil belajar IPS siswa yang mengikuti
yang mengikuti pelajaran dengan teknik
pembelajaran dengan teknik pembelajaran
pembelajaran NHT lebih baik daripada teknik
NHT = 60.00 dan skor rata-rata hasil belajar
pembelajaran TGT. Sebaliknya, untuk siswa
IPS yang mengikuti pembelajaran dengan
yang memiliki kemampuan berpikir kritis
teknik pembelajaran TGT = 71.11, sehingga
rendah, hasil belajar IPS siswa yang mengikuti
hasil belajar IPS siswa yang mengikuti
pelajaran dengan teknik pembelajaran TGT
pembelajaran dengan teknik pembelajaran
lebih baik daripada Teknik Pembelajaran NHT.
TGT lebih baik daripada siswa yang mengikuti
(3). Untuk siswa yang memiliki kemampuan
pembelajaran dengan teknik pembelajaran
berpikir kritis tinggi, ada perbedaan hasil
NHT.
belajar IPS antara siswa yang mengikuti pelajaran dengan Teknik Pembelajaran NHT
SIMPULAN
dan siswa yang mengikuti pelajaran dengan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan
teknik pembelajaran TGT pada siswa kelas V
seperti yang telah dipaparkan pada bagian
SDN Ciwaruga 1 Kec. Parongpong. Hasil
sebelumnya, ditemukan beberapa hal sebagai
belajar siswa yang memiliki kemampuan
berikut. (1) Ada perbedaan hasil belajar IPS
berpikir kritis tinggi yang mengikuti pelajaran
antara siswa yang mengikuti pelajaran dengan
dengan Teknik Pembelajaran NHT lebih baik
teknik pembelajaran NHT dan siswa yang
daripada siswa yang mengikuti pelajaran
belajar dengan teknik pembelajaran TGT pada
dengan teknik pembelajaran TGT. (4) Untuk
kelas V SDN Ciwaruga 1 Kec. Parongpong.
siswa yang memiliki kemampuan berpikir
Hasil belajar IPS siswa yang mengikuti
kritis rendah, ada perbedaan hasil belajar IPS
pelajaran dengan teknik pembelajaran NHT
antara siswa yang mengikuti pelajaran dengan
lebih baik daripada hasil belajar IPS siswa
teknik pembelajaran NHT dan siswa yang
yang mengikuti pelajaran dengan teknik
mengikuti
pembelajaran TGT. (2) Ada pengaruh interaksi antara (Teknik
Teknik
Pembelajaran
Pembelajaran
pembelajaran
TGT)
NHT dengan
dengan
teknik
pembelajaran TGT pada siswa kelas V SDN
Kooperatif dan
pelajaran
Ciwaruga 1 Kec. Parongpong. Hasil belajar
teknik
siswa yang memiliki kemampuan berpikir
motivasi
kritis rendah yang mengikuti pelajaran dengan
berprestasi terhadap hasil belajar IPS siswa
teknik pembelajaran TGT lebih baik daripada
kelas V SDN Ciwaruga 1 Kec. Parongpong.
158
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 Mei 2015
siswa yang mengikuti pelajaran dengan teknik
pengelolaan
pembelajaran NHT.
pembelajaran NHT lebih baik diterapkan pada
Berdasarkan temuan diatas maka penelitian
teknik
TGT lebih baik diterapkan pada siswa yang
secara keseluruhan hasil belajar IPS siswa
memiliki kemampuan berpikir kritis rendah.
dengan
Beberapa saran yang dapat dikemukakan
menggunakan teknik pembelajaran NHT dalam
terkait dengan hasil penelitian ini tidak
pembelajaran IPS lebih baik daripada hasil
terbatas
belajar IPS siswa yang mengikuti pelajaran
dieksperimenkan, melainkan dapat diterapkan
dengan menggunakan teknik pembelajaran
pada tema-tema yang lain, bahkan pada mata
TGT. Temuan penelitian ini mengandung
pelajaran
implikasi
mempertimbangkan
menghimpun
penerapan teknik pembelajaran NHT dalam
permasalahan
pembelajaran
diselesaikan
pentingnya
untuk
pelajaran
optimal.
kritis tinggi. Sedangkan teknik pembelajaran
Pertama, penelitian ini menemukan bahwa
mengikuti
bisa
siswa yang memiliki kemampuan berpikir
ini menimbulkan beberapa implikasi yaitu :
yang
kelas
meningkatkan
hasil
pada
pembelajaran
lainnya,
asalkan
tema
guru
yang
mampu
tema/permasalahankontekstual dengan
yang
dapat
menggunakan
belajar IPS. Langkah pembelajaran yang
pengetahuan informal siswa. Beberapa saran
diterapkan dalam teknik pembelajaran NHT
yang perlu dilakukan antara lain: 1) Upaya
memberikan manfaat yang besar baik bagi
untuk Menerapkan teknik pembelajaran NHT
guru maupun siswa.
dalam Pembelajaran IPS. 2) Upaya untuk
Kedua, jika kemampuan berpikir kritis
menyusun bahan ajar sebagai pendukung
dipertimbangkan dalam penggunaan teknik
pembelajaran
pembelajaran
Menerapkan teknik pembelajaran TGT dalam
NHT,
ternyata
teknik
pembelajaran tersebut memberikan hasil yang
kooperatif.
3)
Upaya
Pembelajaran IPS.
lebih baik pada mereka yang memiliki DAFTAR RUJUKAN
kemampuan berpikir kritis tinggi. Sementara untuk mereka yang memiliki kemampuan
Depdiknas. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD, Pedoman penyuunan KTSP SD. Jakarta: Badan Standar Nsional Pendidikan, 2007 Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011
berpikir kritis rendah, teknik pembelajaran TGT memberikan hasil yang lebih baik. Temuan ini memiliki implikasi bahwa dalam menerapkan teknik pembelajaran NHT hendaknya
diperhatikan
perbedaan
kemampuan berpikir kritis siswa sehingga
159
Pengaruh Teknik Cooperative Learning Dan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar IPS Heru Youno Faiz, Fahruddin.Thinking Skill Pengantar Menuju Berpikir Kritis. Yogyakarta: SUKA-Press, 2012 Fisher, Alec. Berpikir kritis: sebuah pengantar. Jakarta: Erlangga, 2004 Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002 Isjoni, Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta, 2009 Kristanty, Theresia. Evaluasi Pembelajaran Bagi Mahasiswa PAUD dan DIKDAS. Jakarta: PGSD FKIP UNJ. 2009 Nur, Mohamad. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA, 2011 Nurhadi, dkk, Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang, 2003
Trianto.. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana, 2009
Rusman.Model-Model Pembelajaran mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2010 Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2010 Slavin, Robert E.Cooperative Learning. Teori, Riset, dan Praktik. Diterjemahkan oleh Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media, 2010 Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009 Sumantri, M.N, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PPS-UPI dan PT. Remadja Rosda Karya, 2001 Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011
160