KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
PENGARUH TATA KELOLA PEMILIH TERHADAP EFEKTIVITAS PEMILU LEGISLATIF DI KPU KOTA TANGERANG Oleh: Ahmad Nazir ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah, sebagai adalah Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan tata kelola data pemilih terhadap efektivitas pemilu legislative 2014. Penelitian ini dilakukan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang di Jl. Nyimas Melati I No. 16 Kec Tangerang Kota Tangerang. populasinya sebanyak 90 orang dan jumlah populasi diambil menjadi sampel, Teknik pengambilan sampel Non probability sampling dengan menggunakan Sampling jenuh. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek yang diteliti. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Tata Kelolah Pemilih (X) Terhadap Efektivitas Pemilu Legislatif (Y) sebesar 0.315. Koefesien korelasi ini signifikan dan memiliki tingkat hubungan rendah berada pada interval nilai 0.200-0.399. Hasil uji t hitung yang dikonsultasikan t tabel hasilnya ternyata variable Tata Kelolah Pemilih terhadap variable Efektivitas Pemilu Legislatif hasil uji hipotesis ke-1 Ho ditolak dan Ha diterima karena t hitung (3.114) ˃ t tabel (1.980). Efektivitas Pemilu legislative masih perlu ditingkatkan dengan cara memaksimalkan pendataan dalam tata kelola pemilih, agar tercipta pemilu yang berkualitas dan menghasilkan para pemimpin atau wakil rakyat yang berkualitas. Kata Kunci
: Tata Kelola, Pemilih, Efektivitas dan Pemilu masyarakat, serta memilih wakil rakyat
PENDAHULUAN
untuk mengawasi jalannya pemerintahan.
Latar Belakang
Perwujudan
kedaulatan
rakyat
Pada pasa 1 ayat (2) Undang-
dilaksanakan melalui pemilihan umum
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
secara langsung sebagai sarana bagi rakyat
1945 menyatakan bahwa “ kedaulatan
untuk
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menjalankan
menurut Undang-Undang Dasar”. Makna
pengawasa, penyaluran aspirasi politik
dari “ kedaulatan berada di tanga rakyat”
rakyat, membuat Undang-undang sebagai
adalah bahwa rakyat memiliki kedaulatan,
landasan bagi semua pihak di Negara
tanggung jawab, hak dan kewajiban untuk
Kesatuan
secara demokratis memilih pemimpin yang
menjalankan fungsi masing-masing, serta
akan
merumuskan anggaran pendapatan dan
membentuk
pemerintahan
guna
mengurus dan melayani seluruh lapisan
82
memilih
wakilnya fungsi
Republik
yang
akan
melakukan
Indonesia
dalam
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
belanja
untuk
membiyayai
Walaupun KPU telah menetapkan
pelaksana
dafar pemilih tetap dari berbagai jenjang
fungsi-fungsi tersebut.
tingkatan,
Sesuai dengan ketentuan Pasal 22E
tetap
saja
masih
menuai
Undang-Undang Dasar Negara Republik
keritikan pada daftar pemilih tersebut
Indonesia Tahun 1945 , pemilihan umum
karena belum terkaper secara keseluruhan
untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
masyarakat kita di dalam daftar pemilih
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan
tersebut, masih ada saja yang belum
Dewan
terdaftar
Perwakilan
Rakyat
Daerah
dalam
pemilih
tetap
dan
asas
sebaliknya yaitu orangnya sudah pindah
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
atau meninggal masih saja terdaftar dalam
adil setiap lima tahun sekali. Pemilihan
daftar pemilih tetap, termasuk Pengolahan
umum diselenggarakan dengan menjamin
Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu
prinsip keterwakilan, yang artinya setiap
(DP4) dari Dinas Kependudukan dan
warga Negara Indonesia dijamin memiliki
Catatan Sipil.
diselenggarakan
berlandaskan
Carut-marutnya
wakil yang duduk di lembaga perwakilan
daftar
pemilih
yang akan menyuarakan aspirasi rakyat di
menjadi sorotan yang paling serius kepada
setiap tingkatan pemerintahan dari pusat
pelaksana pemilu yaitu KPU sebagai
hingga ke daerah.
penyelenggara
Bab
pemilu
dari
berbagai
Undang-Undang No. 8 Tahun 2012
jenjang. Dari pemilu ke pemilu sekiranya
IV mengatur Penyusuna Dafatr
yang paling mendapatkan sorotan yang
pemilih
di
dalamnya
sangat serius adalah terletak pada Daftar
mengatur
Perlindungan hak konsitisi warga Negara
Pemilih
Tetap.
Indonesia yang menggunakan hak pilih
pemilu
legislatif
dalam pemilu dan yang belum terdaftar
menggunakan
sebagai pemilih diatur dengan jaminan hak
(sidalih)
memilih dengan menggunakan bukti kartu
masyarakat
tanda penduduk atau paspor. Melalui
untuk melihat daftar pemilih tersebut, dan
undang-undang ini juga dibentuk system
yang
informasi data pemilih yang berisi data
mendaftarkan dirinya kepada PPS atau
pemilih
kelurahan setempat. Kendati demikian
secara
nasional
yang
wajib
Walaupun
sistem
secara
online,
terdaftar
pemilih
diharapkan secara
agar
aktif
segera
masih
Pemilihan umum kabupaten/ Kota di bantu
pemungutan suara masih ribut belum
oleh PPK dan PPS agar dapat digunakan
menerima undangan atau panggilan untuk
dalam pemilu selanjutnya.
menggunakan
hak
waktu
sudah
dipelihara dan dimutahirkan oleh Komisi
83
di
2014
daftar
berpartisifasi
belum
saja
Tahun
sekiranya
pilih
pelaksanaan
di
Tempat
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
Sedangkan
Pemungutan Suara (TPS) dari Kelompok
menurut
J.Wayong
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
(2007:69), pengertian pengelolaan adalah
Perumusan Masalah
:“Serangkaian
Berdasarkan
latar
kegiatan
yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, petunjuk
belakang
pelaksanaan,
masalah di atas, maka masalah dalam
pengendalian
dan
pengelolaan
pada
pengawasan”.
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
Kegiatan
berikut:
prinsipnya tidak terlepas dari manajemen.
Apakah ada pengaruh yang signifikan tata
Menurut G.R. Terry (2005:18), definisi
kelola data pemilih terhadap efektivitas
manajemen sebagai berikut :“Suatu proses
pemilu legislative 2014 ?
yang membeda-bedakan atas perencanaan, pengorganisasian,
Tujuan Penelitian
dan
pengawasan dengan memanfaatkan baik
Tujuan dalam penelitian ini adalah,
ilmu maupun seni, agar dapat mencapai
sebagai berikut: Untuk
pelaksanaan
mengetahui
pengaruh
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”.
yang
Nuning Akhmadi dkk, (2004:21)
signifikan tata kelola data pemilih terhadap
mendefinisikan tata kelola pemerintahan
efektivitas pemilu legislative 2014.
yang baik, dengan merujuk makna good governence dengan pengertian. “Suatu
LANDASAN TEORI
pelayanan publik yang efisien, sebuah Tata Kelola Pemilih Dalam Indonesia
kamus
sistem peradilan yang dapat dipercaya, dan umum
memberikan
sebuah
Bahasa
sistem
pemerintahan
yang
bertanggung jawab kepada publik.
pengertian
Menurut
pengelolaan sebagai berikut :“(1) Proses,
Budiarjo
Cara, Perbuatan mengelola, (2) Proses
Pemilih
melakukan
menggunakan hak pilihnya pada waktu
perbuatan
tertentu
dengan
yang
membantu
masyarakat
yang
pemilihan umum.
menggerakkan tenaga orang lain, (3) Proses
adalah
(2013:231)
Menurut Affan Gaffar (2004:5)
merumuskan
kebijaksanaan dan tujuan organisasi, dan
Pemilih
(4) Proses yang memberikan pengawasan
konstituen, dan kepada merekalah para
pada semua hal yang terlibat dalam
peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan
pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian
program-programnya
tujuan”.
kampanye. Kampanye dilakukan selama
84
dalam
Pemilu
juga
pada
disebut
masa
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
Menurut
waktu yang telah ditentukan, menjelang
Lembaga
administrasi
Negara Republik Indonesia (2001:13)
hari pemungutan suara. Menurut Undang-undang Republik
mengemukakan bahwa efektivitas adalah
Indonesia No. 8 Tahun 2012, bahwa
pencapaian hasil sepenuhnya seperti yang
Pemilih adalah Warga Negara Indonesia
benar-benar diinginkan setidak-tidaknya
yang telah genap berumur 17 (tujuh belas)
berusaha
tahun
mungkin. Biasanya efektivitas dikaitkan
atau
lebih
atau
sudah/pernah
mencapai
hasil
semaksimal
pula dengan factor waktu.
menikah
Definisi
Jadi pada prinsipnya tata kelola
tersebut
menyatakan
dan
bahwa efektivitas adalah suatu keadaan
pengorganisasian data pemilih dari mulai
mengenai rangkaian kegiatan pelaksanaan
Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu
tugas, fungsi dan tanggungjawab yang
(DP4) dari Dinas Kependudukan dan
harus diselesaikan secara tepat waktu
Catatan
Dafatr
dengan hasil kerja yang baik sesuai dengan
Pemilih sementara, dan kemudian dari
ketentuan yang telah ditetapkan. Senada
daftar pemilih sementara diolah lagi
dengan
menjadi Daftar Pemilih Tetap yang akan
Emerson
diplenokan KPU. Karena Dafatr Pemilih
Handayaningrat (2006:16) mengemukakan
Tetap
bahwa
pemilih
adalah
Sipil
yang
perencanaan
diolah
menjadi
menjadi
acuan
untuk
yang
diungkapkan
yang
efektivitas
oleh
dikutip
adalah
H. oleh
pengukuran
masyarakat memilih para pemimpin atau
dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan
calon legislatif pada Pemilihan umum
yang ditentukan sebelumnya. Jelasnya bila
legislatif
sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya
Efektivitas Pemilu
adalah efektif. Jadi kalau tujuan atau
Efektivitas berasal dari kata efektif
sasaran itu tidak selesai sesuai dengan
yang mengandung pengertian dicapainya
waktu yang telah ditentukan, pekerjaan itu
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang
tidak efektif.
telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan
hubungan
diharapkan
dengan
Berdasarkan uraian di atas dapat
antara
hasil
yang
disimpulkan bahwa Efektivitas adalah
hasil
yang
telah
perilaku
kolektif
yang
menunjukan
dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari
ketepatan produksi, kualitas, efesiensi dan
berbagai sudut pandang dan dapat dinilai
fleksibilitas
dengan berbagai cara dan mempunyai
sasaran sebuah program.
kaitan yang erat dengan efisiensi. 85
dalam
mencapai
tingkat
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
reactions, (2) learning, (3) behaviors, (4)
Pengukuran Terhadap Efektivitas
organizational results.
Pencapaian hasil efektivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi menurut
Melalui reactions (reaksi) dapat
(Jones,2004:28) terdiri dari tiga tahap,
diketahui opini dari para peserta mengenai
yakni input, conversion, dan output atau
program yang diberikan. Proses learning
masukan, perubahan dan hasil.
(belajar) memberikan informasi yang ingin
Input meliputi semua sumber daya
diperoleh melalui penguasaan konsep-
yang dimiliki, informasi dan pengetahuan,
konsep, pengetahuan, dan keterampilan-
bahan-bahan mentah serta modal. Pada
keterampilan
tahap input, tingkat efisiensi sumber daya
pelaksanaan. Behaviors (perilaku) dari
yang
peserta, sebelum dan sesudah pelaksanaan,
dimiliki
sangat
menentukan
dapat
kemampuan yang dimiliki.
organisasi
diberikan
dibandingkan
guna
selama
mengetahui
tingkat pengaruh pelaksanaan terhadap
Tahap conversion ditentukan oleh kemampuan
yang
peserta. Organizational results (dampak
untuk
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki,
pelaksanaan)
untuk
menguji
manajemen dan penggunaan teknologi
pelaksanaan
terhadap
agar dapat menghasilkan nilai. Tahap ini,
keseluruhan.
peserta
dampak secara
tingkat keahlian SDM dan daya tanggap organisasi terhadap perubahan lingkungan sangat
menentukan
Pemilihan Umum (Pemilu)
tingkat
Pemilihan Umum (Pemilu) adalah
produktifitasnya.
proses
Sedangkan dalam tahap output,
memanfaatkan dimilikinya meningkatkan meningkatkan memuaskan
yang
sumber secara
daya
kemampuannya
untuk
kebutuhan
berbagai tingkat pemerintahan, sampai
yang dapat
pelayanan
mulai dari presiden, wakil rakyat di
dapat
efisien
untuk
Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam,
dari penggunaan teknologi dan keahlian Organisasi
orang-orang
mengisi jabatan-jabatan politik tertentu.
pelayanan yang diberikan merupakan hasil
SDM.
pemilihan
kepala desa.Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau
dengan
ketua kelas, walaupun untuk ini kata
pelanggan.
'pemilihan' lebih sering digunakan.
(blogspot.com, 2015)
Undang-Undang
Gomes (2003:52) memberi tipe-
Republik
tipe kriteria efektivitas program. Suatu
menyatakan
program biasa dievaluasi berdasarkan: (1) 86
Indonesia bahwa
Dasar
Negara
Tahun
1945
pemilihan
umum
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
diselenggarakan
komisi
untuk memilih wakil-wakilnya yang akan
pemilihan umum yang bersifat nasional,
menyuarakan dan menyalurkan aspirasi
tetap, dan mandiri. Amanat konstitusi
mereka.
tersebut
oleh
untuk
suatu
memenuhi
tuntutan
Dalam ilmu politik banyak dikenal
kehidupan
politik,
bermacam-macam system pemilu dengan
dinamika masyarakat, dan perkembangan
berbagai variasinya, akan tetapi umumnya
demokrasi
berkisar pada dua prinsip pokok. Menurut
perkembangan
yang
sejalan
dengan
pertumbuhan kehidupan berbangsa dan
Budiardjo (2013:461-462), yaitu:
bernegara.
1. Satu daerah pemilihan satu wakil; biasanya disebut dengan system distrik (single-member constuency) 2. Satu daerah pemilu memilih beberapa wakil, biasanya dinamakan system perwakilan berimbang atau system proporsional (multi-member constuency). Oleh karena itu, pemilu
Menurut UU no. 8 Tahun 2012 pasal 1 ayat (1), menyatakan bahwa: Pemilihan Umum selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia brdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Pemilu Menurut Para Ahli Menurut
(Suryo
dilaksanakan
untuk
mewujudkan
kedaulatan rakyat. Sebab, rakyat tidak mungkin memerintah secara langsung.
Untoro,
Karena itu, diperlukan cara untuk memilih
2007:45)“Bahwa Pemilihan Umum (yang
wakil rakyat dalam memerintah suatu
selanjutnya disingkat Pemilu) adalah suatu
Negara selama jangka waktu tertentu.
pemilihan yang dilakukan oleh warga
Pemilu dilaksanakan dengan menganut
negara Indonesia yang mempunyai hak
asas langsung, umum, bebeas, rahasia,
pilih, untuk memilih wakil-wakilnya yang
jujur dan adil.
duduk dalam Badan Perwakilan Rakyat,
Yang
dapat
disimpulkan
dari
yakni Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
efektivitas pemilu adalah adanya suatu
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat
proses pemilu yang mudah, tidak rumit,
I dan Tingkat II (DPRD I dan DPRD II)”.
tidak
Dari beberapa definisi diatas maka
bertele-tele,
terhadap
ketepatan
masyarakat
sosialisai sehingga
dapat disimpulkan mengenai pengertian
mengakibatkan rendahnya tingkat golput
pemilihan umum secara luas yaitu sebagai
atau
sarana yang penting dalam kehidupan
masyarakat dalam menentukan suaranya
suatu
dan rendahnya kecurangan pada pemilu
negara
yang
menganut
azas
tingginya
Demokrasi yang memberi kesempatan
sehingga
berpartisipasi politik bagi warga negara
berkualitas.
87
tingkat
menjadikan
partisifasi
pemilu
yang
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
Tempat dan Waktu Penelitian
METODE PENELITIAN Pengertian dari metode deskriptif
Penelitian ini dilakukan di Komisi
analisis menurut Moh. Nazir (2003:71),
Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang
adalah: “Penelitian yang ditujukan untuk
di Jl. Nyimas Melati I No. 16 Kec
menyelidiki secara terperinci aktivitas dan
Tangerang
pekerjaan manusia dan hasil penelitian
memilih tempat KPU Kota Tangerang
tersebut dapat memberikan rekomendasi-
dikarenakan
rekomendasi untuk keperluan masa yang
pelaksana pemilu di Kota Tangerang.
akan datang.”
Waktu yang digunakan dalam penelitian
Sugiyono
“Metode
penelitian
(2007:13), kuantitatif
Tangerang.
KPU
Kota
Peneliti
Tangerang
ini yaitu selama enam bulan terhitung dari
Sedangkan pengertian kuantitatif menurut
Kota
bulan Februari 2015 sampai dengan Juli
adalah:
2015.
dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
Populasi Penelitian Populasi
digunakan untuk meneliti pada populasi
dalam
penelitian
ini
atau sampel tertentu, teknik pengambilan
adalah keseluruhan komisioner KPU Kota
sampel pada umumnya dilakukan secara
Tangerang
random, pengumpulan data menggunakan
secretariat KPU Kota Tangerang sebanyak
instrumen penelitian, analisis data bersifat
20 orang hingga KPU Tingkat Kecamatan
kuantitatif atau statistik dengan tujuan
di Kota Tangerang atau PPK (Panitia
untuk
Pemilihan Kecamatan) sebanyak 65 orang,
menguji
hipotesis
yang
telah
5
orang
dan
jadi jumlah total keseluruhan populasinya
ditetapkan.” Berdasarkan
sebanyak
pengertian
sebanyak 90 orang.
diatas,
maka penelitian yang dilakukan adalah dengan metode deskriptif kuantitatif yaitu
Sampel Penelitian Sampel
suatu bentuk penelitian yang berdasarkan
dalam
penelitian
ini
data yang dikumpulkan selama penelitian
sebanyak 90 orang, yakni keseluruhan
secara sistematis mengenai fakta-fakta dan
jumlah populasi diambil menjadi sampel,
sifat-sifat dari obyek yang diteliti. Dalam
yaitu
penelitian ini penulis memperoleh data
sampling dengan cara Sampling jenuh
dengan menggunakan kuesioner yang telah
yaitu
diberi skor, dimana data tersebut nantinya
anggota
akan dihitung secara statistik.
sampel atau keseluruhan jumlah populasi sebagai 88
menggunakan
teknik
penentuan
populasi
jumlah
Nonprobability
sampel
digunakan
keseluruhan
bila
sebagai
sampel
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
Sugiono (2012:95-96) yaitu keseluruhan
adalah skor tertinggi 94, terendah
komisioner
61 selanjutnya diperoleh rata-rata
KPU
Kota
Tangerang
sebanyak 5 orang dan secretariat KPU
(mean)
Kota Tangerang sebanyak 20 orang hingga
(median) 75, dan standar deviasi
KPU
8.43567.
Tingkat
Kecamatan
di
Kota
75.0889,
nilai
tengah
Tangerang atau PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) sebanyak 65 orang
Tabel Distribusi Frekuensi Tata Kelola Pemilih (X)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tata Kelola Pemilih (X)
Deskripsi Data Pemilih 1. Tata Kelola Pemilih (X) Instrument
yang
dibuat
60 – 65 66 -70 71 – 75 76 – 80 81 – 85 86 – 90 91 – 95 Jumlah
untuk mengukur variable Tata Kelola
Pemilih
berbentuk
pertanyaan-pertanyaan
Frekuensi Frekuensi (f) Relatif %
yang
didasarkan pada skala likert dengan pemberian skor 5 respon sangat
2 18 6 28 18 14 4 90
2.2 20 6.6 32.1 21 15.5 4.4 100
setuju, 4 setuju, 3 ragu-ragu, 2 tidak setuju dan 1 sangat tidak
Berdasarkan hasil diatas,
setuju. Pemberian skor ini untuk
dapat disimpulkan bahwa skor
pernyataan positif dan sebaliknya
Efektivitas Pemilu di KPU Kota
bila berbentuk pernyataan negative.
Tangerang
Setelah melalui proses uji coba
kategori sedang, karena rata-rata
ternyata jumlah pertanyaan yang
diperoleh 78.4000 atau 52.2% dari
layak setelah dilihat validitas dan
kemungkinan skor tertinggi yaitu
reliabilitasnya adalah semua butir
100%.
pernyataan Dengan skor
sebanyak
demikian
tertinggi
20
dan
Uji Asumsi Analisis Uji
skor
digunakan
terendah adalah 20.
menunjukan
asumsi mengetahui
dasar pola
yang dan
varian. Apakah populasi atau data
Dari data penelitian yang terkumpul
dalam
butir.
kemungkinan
100
termasuk
berdistribusi normal atau tidak, atau
bahwa
juga
rentangan skor efektivitas pemilu 89
uji
dapat
digunakan
untuk
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
mengetahui
apakah
polulasi
Kolmogorov-
mempunyai beberapa varian yang
Shapiro-Wilk
Smirnova
sama. Dalam uji asumsi dasar yang
Stati
digunakan adalah uji normalitas dan
df
Sig.
stic
Stati
df
Sig.
stic
uji homogenitas. Tata
a. Uji Normalitas Uji
Kelola
Normalitas
digunakan
.128
90
.001
.949
90
.001
Pemilih
untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Dalam
uji
normalitas
digunakan
uji
ini
One
a. Lilliefors Significance Correction
yang
Berdasarkan
Sample
Kolmogorov-Smirnov
menguji
uji
hiting dan D tabel adalah sebagai
uji perasyarat analisis ststistik atau
berikut:
analisis uji asumsi dasar. Uji asumsi yang
-
harus
sesungguhnya.
ststistik Hasil
Ho diterima, jika D
hitung
≤ D
tabel (a, n1, n2)
dipenuhi sebelum data yang ada di uji uji
: Data tidak berdistribusi
berdasarkan perbandingan antara D
Uji normalitas merupakan bagian dari
dengan
Ha
Keriteria pengujian yang diambil
1. Tata Kelola Pemilih (X)
syarat
: Data berdistribusi normal
b. Kaidah pengujian
20.0
adalah
Ho
normal
normalitas menggunakan SPSS versi
dasar
dapat
kalimat
jika signifikansi lebih besar dari 5% Untuk
atas
a. Membuat hipotesis dalam uraian
Data dinyatakan berdistribusi normal
0,05.
di
dianalisis sebagai berikut:
dengan
menggunakan taraf signifikansi 0,05.
atau
data
-
yang
Ho ditolah, jika D
hitung
> D tabel
(a, n1, n2)
pengujian
-
normalitas efektivitas pemilu dengan
Membandingkan D
tabeldan
D
hitung
SPSS diperoleh tabel sebagai berikut.
-
Tabel
Dari data test statsitik nilai D hitung =
Hasil Uji Normalitas dengan SPSS
-
Tata Kelola Pemilih (X)
Dari
0,128 tabel
Kolmogorov-
Smirnov nilai D tabel=0,135
Tests of Normality
-
Ternyata D =
90
hitung =
0,128
tabe
0,135. Sehingga Ho diterima,
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
maka keputusan hipotesisnya
maka keputusan hipotesisnya
data berdistribusi normal
data berdistribusi normal
2. Efektivitas Pemilu (Y) Uji normalitas merupakan bagian dari
Uji Homogenitas -
uji perasyarat analisis ststistik atau
Uji homogenitas dimaksudkan
analisis uji asumsi dasar. Uji asumsi
untuk memperlihatkan bahwa
dasar
harus
dua atau lebih kelompok data
dipenuhi sebelum data yang ada di uji
sampel berasal dari populasi
dengan
yang memiliki variansi yang
adalah
syarat
uji
yang
ststistik
sesungguhnya.
Hasil
yang
sama.
pengujian -
normalitas efektivitas pemilu dengan
Teknik
pengujianyang
digunakan adalah uji bartlet.
SPSS diperoleh tabel sebagai berikut.
Uji bartlet dilakukan dengan Tabel
menghitung x2. Harga x2 yang
Hasil Uji Normalitas dengan SPSS
diperoleh dari perhitungan (x2 hitung
Efektivitas Pemilu (Y)
),
selanjutnya
dibandingkan dengan x2 tabel
Tests of Normality
(X2 tabel), bila x2 hitung < x2 Kolmogorov-
Shapiro-Wilk
tabel , maka hipotesis nol
Smirnova
diteima. Artinya data berasal Stati
Df
Sig.
Stati
stic
df
Sig.
dari populasi yang homogen.
stic
Perhitungan uji homogenitas Efektivitas Pemilu
.103
90
.019
.970
90
ini
.034
Berdasarkan
Tabel Uji HomogenitasVariabel Efektivitas Pemilu (Y) dng Variabel Tata Kelola Pemilih (X)
data
di
atas
dapat
dianalisis sebagai berikut:
Test of Homogeneity of Variances
Dari data test statsitik nilai D hitung =
-
Dari
Efektivitas Pemilu
0,103 tabel
Kolmogorov-
Levene Statistic
Smirnov nilai D tabel=0,135 -
menggunakan
software SPSS versi 20.
a. Lilliefors Significance Correction
-
dengan
Ternyata D
1.845
hitung = 0,103
0,135. Sehingga Ho diterima, 91
df1 14
df2
Sig. 66
.050
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
-
Dari tabel Test of Homogeneity
Correlations
of Variances dapat diketahui kedua
variabel
efektivitas
pemilu
signifikasi
Tata
Pemilu
Kelola
dengan
Pemilih
variable tata kelola pemilih terlihat
Efektivitas
antara
Efektivitas
sebesar Pearson
0,050. Nilai ini menujukan
Correlation
bahwa nilai sig>α = 0,050 >
Pemilu (Y) Tata Kelola Pemilih (X)
1.000
.315
.315
1.000
.
.001
.001
.
90
90
90
90
0,05 maka dapat disimpulkan kedua
kelompok
Efektivitas
data
Pemilu (Y)
Sig. (1-
mempunyai varian yang sama
tailed)
Tata Kelola Pemilih (X)
Pengujian Hipotesis Efektivitas
Data primer yang telah ditabulasi
Pemilu (Y)
dan diolah dengan menggunakan analisa Program
SPSS
20,
peneliti
N Tata Kelola
uraikan
Pemilih (X)
hasilnya sebagai berikut: 1. Pengaruh Tata Kelolah Pemilih Data pada tabel di atas,
(X) Terhadap Efektivitas Pemilu
menujukan
Legislatif (Y)
Tata
skor
nilai
korelasi
Hasil penelitian Pengaruh
sebesar 0,315. Hasil ini menujukan
(X1)
adanya pengaruh yang positif dan
Pemilu
signifikan antara Tata Kelolah
melalui
Pemilih (X) Terhadap Efektivitas
Kelolah
Terhadap Legislatif
Pemilih
Efektivitas (Y),
setelah
tahapan pengujian statistic dengan
Pemilu
Legislatif
dengan olah data SPSS 20 hasilnya
mengetahui
dapat dideskripsikan lebih rinci
tersebut
sebagai berikut:
atau
dapat tidak,
dibandingkan
(Y).
apakah
Untuk korelasi
digeneralisasikan maka
perlu
dengan
nilai
a. Uji Korelasi Sederhana
rtabeldengan taraf kesalahan 5%
Tabel
(derajat kepercayaan 95%). Untuk
Hasil Uji r hitung Variabel X Terhadap
harga n = 90 pada tabel nilai-nilai r
Variabel Y
product moment menujukan skor nilai rtabelsebesar 0,207. Ternyata 92
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
harga
r
hitung(0,315)
>
harga
Tata
rtabel(0,207), sehingga Ho ditolak
Kelola
dan
Pemilih
Ha
diterima.
kesimpulannya
ada
Jadi
.306
.098
.315
3.114
.002
(X1)
pengaruh
positif dan signifikan antara Tata
a. Dependent Variable: Efektivitas Pemilu
Kelolah Pemilih (X) Terhadap Efektivitas Pemilu Legislatif (Y) di KPU
Kota
berpedoman koefesien
Tangerang. pada
korelasi,
Hasil
Jika
perhitungan
SPSS
pada tabel 4.19, menujukan nilai t
interpretasi
hitunguntuk
skor
(X1) diperoleh nilai sebesar 3.114.
nilai
Tata Kelolah Pemilih
korelasi 0.315 berada pada interval
Adapun harga t
nilai 0.200-0.399
2= 88) dalam nilai-nilai distribusi t
mempunyai
yang artinya
tingkat
hubungan
tabel
untuk dk (90 –
untuk uji dua pihak taraf signifikan
rendah.
0.05 menujukan skor nilai 1.980.
b. Uji Hipotesis (t hitung )
Hal ini membuktikan bahwa t
Hasil
pengolahan
data
hitung(3.114)
> t tabel (1.980). Dengan
statistic t hitung pada ini dapat dilihat
demikian Ho ditolak
pada tabel di bawah ini
diterima. Dapat ditarik kesimpulan
dan Ha
Tabel
bahwa terdapat pengaruh yang
Hasil Uji thitungVariabel X Terhadap
signifikan antara Tata Kelolah
Variabel Y
Pemilih (X) Terhadap Efektivitas Pemilu Legislatif (Y) di KPU Kota
Coefficientsa
Tangerang.. Model
Unstandardized
Stand
Coefficients
ardize
T
Sig.
d
c. Uji Regresi Linier
Coeffic
Analisis
ients B
Std.
(Consta nt)
dibuat
untuk mengetahui antara variable indevenden
Beta
Error
1
regresi
dependen.
dengan Dalam
variable pengujian
hipotesis ke – 1 hasil uji regresi 55.769
7.732
7.213
.000
liniernya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
93
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
Jadi
Tabel
diperkirakan
Hasil Uji Regresi LinierVariabel X
Efektivitas Pemilu Legislatif akan
Terhadap Variabel Y
meningkat sebesar 56.075. Dengan demikian,
Coefficientsa
Efektivitas
Pemilu
Legislatif akan naik, bila Tata Model
Unstandardized Standar Coefficients
T
Sig.
Kelolah Pemilih lebih meningkat.
dized
Hal
Coeffici ents
B
Std.
membuktikan
variable
indevenden
bahwa
X1
(Tata
Kelola Pemilih) searah terhadap
Beta
naiknya
Error
turunnya
variable
dependent Y (Efektivitas Pemilu
(Consta 55.769
7.732
.306
.098
7.213
.000
3.114
.002
Legislatif).
nt)
1
ini
Tata
Pembahasan Hasil Penelitian
Kelola .315
Secara
Pemilih (X1)
geogerafis
KPU
Kota
Tangerang terletak di Pemerintahan Kota Tamgerang. Pemerintahan Kota Tangerang
a. Dependent Variable: Efektivitas Pemilu
Pada
tabel
menunjukan
hasil
di
membawahi
atas,
13
kecamtan
dan
104
kelurahan. Jumlah KPU Kota Tangerang
perhitungan nilai
sebanyak 5 orang dan anggota PPK
koefesien a dan b sebagai berikut :
(Panitia Pemilihan Kecamatan) masing –
Ŷ = 55.769 + 0.306 . X
masing kecamatan sebanyak 5 orang, jadi
Persamaan regresi yang digunakan
jumlah anggoata PPK se KPU Kota
untuk
Tangerang sebanyak 65 anggota PPK.
regresi
linier
sederhana
melakukan
prediksi
(ramalan) dalam variable dependen
Berdasarkan hasil penelitian dan
akan terjadi bila dalam variable
analisis data Tata Kelolah Pemilih (X)
indevenden ditetapkan. Jadi bila
Terhadap Efektivitas Pemilu Legislatif (Y)
Tata Kelolah Pemilih (X) di KPU
di KPU Kota Tangerang melalui tahapan
meningkat/
uji hipotesis, maka pembahasan sebagai
ditingkatkan
hingga
berikut:
mendapat nilai 1, maka Efektivitas
Pengujian hipotesis kesatu terdapat
Pemilu Legislatif (Y) menjadi : Ŷ
pengaruh positif dan signifikan antara Tata
= 55.769 + 0.306 . 1 = 56.075
Kelolah Pemilih (X) Terhadap Efektivitas Pemilu Legislatif (Y) sebesar r = 0.315. 94
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
Koefesien korelasi ini signifikan dan
Pemilu Legislatif akan naik, bila Tata
memiliki tingkat hubungan rendah berada
Kelolah Pemilih lebih meningkat. Hal ini
pada interval nilai 0.200-0.399. Sedangkan
membuktikan bahwa variable indevenden
hasil uji t
hitung
tabel
X (Tata Kelola Pemilih) searah terhadap
hasilnya
ternyata
(Tata
naiknya turunnya variable dependent Y
yang dikonsultasikan t
Kelolah Pemilih)
variable
X1
terhadap variable Y
(Efektivitas Pemilu Legislatif).
(Efektivitas Pemilu Legislatif) hasil uji hipotesis ke-1 Ho ditolak dan Ha diterima
KESIMPULAN DAN SARAN
karena t hitung (3.114) ˃ t tabel (1.980).
Kesimpulan
Hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.19, menujukan nilai t
hitung
Kelolah
diperoleh
Pemilih
(X)
untuk Tata
Dari
uraian
disimpulkan
bahwa
diatas bahwa
dapat terdapat
nilai
pengaruh yang signifikan antara Tata
untuk
Kelolah Pemilih (X) Terhadap Efektivitas
dk (90 – 2= 88) dalam nilai-nilai distribusi
Pemilu Legislatif (Y) di KPU Kota
t untuk uji dua pihak taraf signifikan 0.05
Tangerang..
menujukan skor nilai 1.980. Hal ini
digunakan
membuktikan bahwa t
tabel
(ramalan) dalam variable dependen akan
(1.980). Dengan demikian Ho ditolak dan
terjadi bila dalam variable indevenden
Ha diterima. Dapat ditarik kesimpulan
ditetapkan. Jadi bila Tata Kelolah Pemilih
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
(X) di KPU meningkat/ ditingkatkan
antara Tata Kelolah Pemilih (X) Terhadap
hingga mendapat nilai 1, maka Efektivitas
Efektivitas Pemilu Legislatif (Y) di KPU
Pemilu Legislatif (Y) menjadi : Ŷ =
Kota Tangerang.. Persamaan regresi yang
55.769 + 0.306 . 1 = 56.075
sebesar 3.114. Adapun harga t
digunakan
untuk
hitung
tabel
(3.114) ˃ t
melakukan
Jadi
prediksi
Persamaan untuk
regresi
melakukan
diperkirakan
yang
prediksi
Efektivitas
(ramalan) dalam variable dependen akan
Pemilu Legislatif akan meningkat sebesar
terjadi bila dalam variable indevenden
56.075. Dengan demikian, Efektivitas
ditetapkan. Jadi bila Tata Kelolah Pemilih
Pemilu Legislatif akan naik, bila Tata
(X) di KPU meningkat/ ditingkatkan
Kelolah Pemilih lebih meningkat. Hal ini
hingga mendapat nilai 1, maka Efektivitas
membuktikan bahwa variable indevenden
Pemilu Legislatif (Y) menjadi : Ŷ =
X (Tata Kelola Pemilih) searah terhadap
55.769 + 0.306 . 1 = 56.075
naiknya turunnya variable dependent Y
Jadi
diperkirakan
Efektivitas
(Efektivitas Pemilu Legislatif).
Pemilu Legislatif akan meningkat sebesar 56.075. Dengan demikian, Efektivitas 95
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
DAFTAR PUSTAKA
Saran
Akhmadi, Nuning. 2004. Tata Kelola
Saran yang dapat dikemukakan
Pemerintah dan Penanggulangan
adalah: 1. Efektivitas
Pemilu
Kemiskinan
legislative
:
masih perlu ditingkatkan dengan
Desentralisasi
cara
Jogjakarta
memaksimalkan
pendataan
Bukti di
Awal
Indonesia.
dalam tata kelola pemilih, agar
Anderson, Kirsten L., Daniel N. Deli Dan
tercipta pemilu yang berkualitas
Stuart L. Gillan. 2003. Dewan
dan menghasilkan para pemimpin
Direksi,Komite
atau wakil rakyat yang berkualitas
Informasi Laba. Arikunto
juga sehingga apa yang mereka
Suharsimi.
Audit,
dan
2006.
Prosedur
perbuat demi kepentingan rakyat
Penelitian:
bukan demi tujuan individu atau
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Politik. Edisi Revisi. Cetakan ke
2. KPU harus berupaya meningkatkan kelola
melakukan
pemilih
Sembilan. Jakarta: PT. Gramedia
dengan
pembinaan
Pustaka Utama
dan
Cardoso.
pengawasan serta imbalan yang intensif
Pendekatan
Budiarjo Miriam. 2013. Dasar-dasar Ilmu
golongan.
tata
Suatu
Isi
kepada
PPK
Faustino.
Manajemen
(Panitia
Gomes.
2003.
Sumber
Daya
Manusia. Jogjakarta: PT. Andi
Pemilihan Kecamatan) dan PPS
Christop Scuk dan Wanata H Sugeng.
(Panitia Pemungutan Suara). 3. KPU, Pemerintah dan Partai Politik
2002. Demokrasi di Indonesia:
peserta Pemilu harus berupaya
Teori dan Praktek. Jogjakarta:
meningkatkan
Graha Ilmu.
peran
serta
pengelolan
Depaetemen Pendidikan Nasional. 2005.
daftar pemilih, agar tidak terjadi
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
kesalahan
Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
masyarakat
dalam
dalam
tata
kelola Jones
pemilih, seperti nama dobel, tidak
Gareth.
2010.
Organizational
Theory, Design, and Change
terdaftar dalam DPT, dan yang sudah meninggal masih terdaftar di
Nazir
Mohammad.
2003.
Metode
dalam DPT.
Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Pedoman Pelaksana Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah. 2007. Jakarta: Visimedia 96
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
keenam Atas Peraturan Komisi
Prabu, Anwar . 2005. Manajemen Sumber Daya
Manusia
Pemilihan Umum No.07 Tahun
Perusahaan.
2012 Tentang Tahapan, Jadual dan
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Penyelenggaraan Pemilihan Umum
Rahardjo Adisasmita, 2011. Pengelolaan Pendapatan
dan
Anggota
Anggaran
Dewan
Perwakilan
Daerah. Yang Menerbitkan Graha
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah
Ilmu : Yogyakarta.
dan Dewan Perwakilan Rakyat Penelitian
Daerah Tahun 2014, sebagaimana
Administrasi: dilengkapi dengan
telah beberapa kali diubah Terakhir
Metode R & B. Bandung: Alfabeta
dengan
Sugiono.
Sugiono.
2003.
Metode
2007.
Metode
Kualitatif:
2013
dengan
Majalah Suara KPU. Edisi 1 Oktober 2014
Metode R & B. Bandung: Alfabeta Turnbull
Shann.
(1997)
Corporate
governance pioneer who initiated in 1971 the first education course in the world to provide company directors
with
a
professional
qualification in 1975. Undang-undang
dan
Peraturan
Perundang-undangan Undang-undang Dasar 1945 Peraturan
Perundang-undangan
Pemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2014. KPU Kota Tangerang Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 09
Tahun
2013
Tentang
Penyusunan Daftar Pemilih Untuk Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat,
Komisi
Pemilihan Umum No. 19 Tahun
Penelitian
dilengkapi
Peraturan
Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 21 Tahun 2013 Tentang Perubahan 97