PENGARUH SUMBER BELAJAR OTENTIK DALAM FIELD TRIP DI PANTAI TELUK AWUR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTEM
skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh Endri Fajar Setyarsono 4401408032
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul
“Pengaruh sumber belajar otentik dalam field trip di Pantai Teluk Awur terhadap hasil belajar siswa materi ekosistem” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.
Semarang, Desember 2012
Endri Fajar Setyasono 4401408032
ii
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul:
“Pengaruh sumber belajar otentik dalam field trip di Pantai Teluk Awur terhadap hasil belajar siswa materi ekosistem” Disusun oleh nama : Endri Fajar Setyarsono NIM
: 4401408032
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada hari Jumat tanggal 21 September 2012.
Panitia Ujian Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si NIP 19631012 198803 1 001
Andin Irsadi, S.Pd, M.Si NIP 19740310 200003 1 001
Penguji Utama
Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo, M.Ed NIP 195811040 198703 1 004 Anggota Penguji / Dosen Pembimbing I
Anggota Penguji / Dosen Pembimbing II
Drs. F.Putut Martin HB., M.Si NIP 19610309 199903 1 002
Drs. Bambang Priyono, M.Si NIP 19570310 198810 1 001 iii
ABSTRAK Setyarsono, Endri Fajar. 2012. Pengaruh Sumber Belajar Otentik dalam (field trip) di Pantai Teluk Awur terhadap hasil belajar siswa materi ekosistem. Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Drs. F. Putut Martin HB., M.Si dan Drs. Bambang Priyono, M.Si. Perairan Pantai Teluk Awur Jepara memiliki potensi alam yang beraneka ragam, diantaranya adalah terumbu karang, padang lamun dan hutan mangrove. Kawasan Pantai Teluk Awur memiliki dua lokasi, yaitu lokasi ekosistem perairan dan ekosistem daratan. Masing-masing memiliki ciri khas tersendiri yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran materi ekosistem. Adanya keanekaragaman organisme yang dimiliki tersebut, Pantai Teluk Awur merupakan tempat yang potensial untuk dijadikan sumber belajar otentik materi ekosistem tentang komponen biotik dan biotik serta satuan-satuan dalam ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sumber belajar otentik dalam field trip di Pantai Teluk Awur terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental menggunakan desain One shot case study. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Jepara yang terdiri dari enam kelas, yakni VII A sampai dengan VII F. Sampel yang digunakan adalah kelas VII B dan VII C yang berjumlah 76 siswa, pengambilan sampel ditentukan dengan teknik convenience sampling. Nilai aktivitas pembelajaran dalam field trip diperoleh dari hasil pengamatan observer, sedangkan nilai penguasaan materi ekosistem diperoleh dari lembar kerja siswa dan skor post-test. Data dianalisis secara kuantitatif dan dianalisis dengan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dalam field trip sekitar Pantai Teluk Awur berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa lebih aktif melakukan investigasi di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajarnya, sangat aktif 79% pada kelas VII B dan 83% kelas VII C. Nilai rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal pada kelas VII B 79% dan 76% pada kelas VII C. Hasil regresi linier sederhana menunjukkan bahwa ada pengaruh aktivitas dalam field trip di Pantai Teluk Awur terhadap hasil belajar ranah kognitif siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik berpengaruh terhadap hasil belajar siswa materi ekosistem. Kata kunci: hasil belajar; materi ekosistem; Pantai Teluk Awur; sumber belajar otentik
iv
ABSTRACT Setyarsono, Endri Fajar. 2012. Pengaruh Sumber Belajar Otentik dalam (field trip) di Pantai Teluk Awur terhadap hasil belajar siswa materi ekosistem. Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Drs. F. Putut Martin HB., M.Si dan Drs. Bambang Priyono, M.Si. Teluk Awur beach has rich natural resources , such as coral reef, seagrass beds and mangroves. Teluk Awur beach region has two locations, namely the location of aquatic and terrestrial ecosystems . Each has its own characteristics that can be exploited on learning the ecosystem. The diversity of organism that possessed it, Teluk Awur beach is a potential to become as authentic learning resources on topic of ecosystems about the biotic and abiotic component units in the ecosystems. This research aimed to determine the effect of authentic learning resources in a field trip at the Teluk Awur beach on learning achievement of students. This type of research was experimental research designed using a One shot case study. The population of this study were all students of clas VII SMP Negeri 3 Jepara which consist of six classes, VII A to VII F. The sample of this study was class VII B and VII C students 76, determined by the convenient sampling technique. The activity score of learning in a field trip was collected by obsevation sheet, whereas the score of mastering the ecosystem was collected from work sheet and post-test. Data were analyzed quantitatively and linear regression. The result showed that the students were more actively investigating Teluk Awur beach as their learning resources, very active 79% class VII B and 83% class VII C. The average learning achievement of students in class VII B was respectively 79% and 76% in class VII C. Linear regression result showed that there was an influence on the activity in a field trip at the Teluk Awur beach Based on the results of this study concluded that learning in a field trip at Teluk Awur beach as authentic learning resources had an effect on learning achievement of students on topics of ecosystems. Kata kunci: authentic learning resources; ecosytems; learning achievement; Teluk Awur beach
v
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh sumber belajar otentik dalam field trip di Pantai Teluk Awur terhadap hasil belajar siswa materi ekosistem kelas VII di SMP Negeri 3 Jepara”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang dengan ikhlas telah merelakan sebagian waktu, tenaga dan pikirannya demi membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih setulus hati kepada: 1.
Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di UNNES.
2.
Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin untuk melaksanakan penelitian.
3.
Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi.
4.
Dra. Endah Peniati, M. Si selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama kuliah.
5.
Drs. F. Putut Martin HB., M.Si. selaku dosen pembimbing I yang penuh kesabaran dalam membimbing, memberi arahan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.
6.
Drs. Bambang Priyono, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran dalam membimbing, memberi arahan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.
7.
Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo, M.Ed selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
8.
Bapak/Ibu dosen dan karyawan FMIPA khususnya jurusan Biologi atas segala bantuan yang diberikan.
9.
Civitas akademika SMP Negeri 3 Jepara yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis dalam melakukan penelitian. vi
10. Bapak Marsana dan Ibu Kustianingsih kedua orang tuaku, Didik dan Sari adikku tersayang yang dengan tulus memberikan kasih sayang, cinta, semangat dan doa serta dukungan yang tiada henti-hentinya. 11. Sahabat terdekat yang selalu memberikan semangat dan dukungan yang tiada henti-hentinya: Shodiq, Tristan, Puput, Nu’man, Irfan, Doni, Doni Saputra, Okky, Tata, Dhenok, Kartika dan Retno. 12. Teman-teman angkatan 2008 Biologi (Biovirtuoso) FMIPA UNNES terima kasih untuk dukungan dan semangatnya. 13. Sahabat kos Batosay : Teguh, Toni, Bayu, Candra, Dwik, Rendy, Fiyan, Farih, Syukur, Dendy, Adi, Ragil dan Kukuh. 14. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Semarang, Desember 2012
Penulis
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………………
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……………………………………..
ii
LEMBAR PENGESAHAN..…………………………………………………
iii
ABSTRAK.......................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………..
vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………
viii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………
x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………
xii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………………....
1
B. Rumusan Masalah……………………………………………...
3
C. Penegasan Istilah……………………………………………....
4
D. Tujuan Penelitian……………………………………………....
6
E. Manfaat Penelitian……………………………………………..
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka…………………………………………….....
8
1. Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik...............
8
2. Field Trip................................................................................
10
3. Hasil belajar...........................................................................
11
4. Kajian teoritis hubungan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik terhadap hasil belajar siswa..............
14
5. Materi ekosistem....................................................................
17
B. Kerangka Berpikir.....………………………………………......
19
C. Hipotesis......................................................................................
20
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian..………………………….……....
viii
21
Halaman B. Populasi dan Sampel…………………………………………...
22
C. Variabel Penelitian............................…………………………..
23
D. Rancangan Penelitian……………………………………..........
23
E. Prosedur Penelitian…………………………………………......
24
F. Data dan Cara Pengumpulan Data..............................................
29
G. Metode Analisis Data………………………………………......
30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Hasil Penelitian................................……………………...........
33
B. Pembahasan……………………………………….....................
39
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan……………………………………………………......
46
B. Saran…………………………………………………………....
46
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...
47
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1.
Waktu penelitian...................................................................................
22
2.
Hasil uji validitas soal..................................................................................
26
3.
Hasil perhitungan reliabilitas soal ..............................................................
26
4.
Tingkat kesukaran soal uji coba ..................................................................
27
5.
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal ....................................................
27
6.
Daya pembeda................................. ............................................................
28
7.
Perhitungan daya beda soal ........................................................................
28
8.
Prioritas pengambilan soal...........................................................................
28
9.
Hasil analisis uji normalitas..................................................................
30
10. Hasil analisis uji homogenitas..............................................................
31
11. Aspek aktivitas siswa ..................................................................................
34
12. Skor aktivitas siswa dalam field trip di Pantai Teluk Awur .......................
34
13. Hasil akhir belajar siswa.......................................................................
35
14. Frekuensi nilai hasil belajar siswa ...............................................................
35
15. Perhitungan regresi linier sederhana skor aktivitas dengan skor posttest........................................................................................................
38
16. Koefisien persamaan regresi aktivita siswa dan skor post-test............
38
17. Output model summary aktivitas siwa dan post-test............................
39
x
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Alur kerangka berpikir penelitian................................................................
19
2. Denah lokasi SMP Negeri 3 Jepara ............................................................
21
3. Rancangan penelitian One shot case study...........................................
23
4. Hubungan linearitas aktivitas siswa dan hasil belajar..........................
39
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Silabus............................................ ..............................................................
50
2.
RPP...................................................................................................
52
3.
LKS...................................................................................................
59
4.
Kisi-kisi soal uji coba.......................................................................
67
5.
Soal uji coba dan jawaban................................................................................................ 70
6.
Analisis soal uji coba....................................................................................
79
7.
Perhitungan validitas butir soal ....................................................................
89
8.
Perhitungan reliabilitas instrumen................................................................
90
9.
Perhitungan tingkat kesukaran soal..............................................................
91
10. Perhitungan daya pembeda soal........................................................
92
11. Daftar nilai awal siswa......................................................................
93
12. Uji normalitas nilai semester............................................................
95
13. Uji homogenitas nilai semester.........................................................
99
14. Soal evaluasi dan jawaban................................................................
100
15. Lembar jawab siswa................................... .................................................. 107 16. Jawaban LKS....................................................................................
109
17. Lembar aktivitas siswa......................................................................
125
18. Angket tanggapan siswa...................................................................
127
19. Hasil rekapitulasi belajar siswa....................................... ............................. 128 20. Hasil rekapitulasi aktivitas siswa ................................................................. 130 21. Hasil rekapitulasi angket tanggapan siswa.......................................
134
22. Perbandingan Aktivitas siswa dan nilai akhir...................................
135
23. Uji regresi pengaruh pemanfaatan Pantai Teluk Awur terhadap 136 hasil belajar siswa............................... ......................................................... 24. Dokumentasi................................................................................................. 141 25. Surat izin penelitian..........................................................................
144
26. Surat keterangan telah melakukan penelitian...................................
145
xii
.......
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Perairan Pantai Teluk Awur Jepara memiliki potensi alam yang
mempesona, terdapat macam-macam tumbuhan dan hewan yang saling berinteraksi. Kondisi laut yang menjorok ke daratan, membuat sepanjang daratan yang mengitari Pantai Teluk Awur dapat dinikmati. Meskipun belum masuk pada daerah tujuan wisata Kabupaten Jepara dan belum ada unsur pariwisata yang menarik perhatian, tetapi Pantai Teluk Awur masih ramai dikunjungi oleh pelancong, baik dari Jepara sendiri maupun dari luar Jepara. Potensi yang dimiliki Pantai Teluk Awur, diantaranya adalah terumbu karang yang secara ekologi berinteraksi dengan aktivitas manusia dari daratan, berfungsi sebagai penahan gelombang dan melindungi pantai dari bahaya abrasi (Radjasa dan Sabdono 2005). Pantai Teluk Awur juga memiliki komunitas padang lamun yang relatif subur. Indrayanti et al (2003), secara ekologis padang lamun merupakan daerah asuhan (nursery ground) bagi berbagai jenis larva organisme laut, serta merupakan tempat perlindungan sekaligus menyediakan makanan bagi bivalvia (kerang-kerangan) dan
gastropoda (siput laut). Lamun (seagrass) adalah
tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di dalam laut. Tumbuhan ini terdiri dari rhizome, daun dan akar. Rhizome merupakan batang yang terbenam dan merayap secara mendatar, serta berbuku-buku. Adanya rhizome dan akar inilah, tumbuhan tersebut dapat menancapkan diri dengan kokoh di dasar laut sehingga tahan terhadap hempasan gelombang dan arus. Padang lamun juga dapat memperlambat gerakan air yang disebabkan oleh arus dan gelombang hingga menyebabkan perairan sekitarnya menjadi lebih tenang. Mulyanto (2003), selain padang
lamun, di Pantai Teluk Awur juga
terdapat hutan mangrove. Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove berada di lingkungan yang keras karena genangan pasang surut air laut,
1
2
perubahan salinitas yang besar, perairan yang berlumpur tebal dan anaerobik, maka pohon-pohon mangrove telah beradaptasi, baik secara morfologis maupun fisiologis. Adaptasi tersebut, antara lain dapat dilihat pada bentuk sistem perakaran yang khas. Perakaran ini berfungsi untuk membantu mangrove bernafas dan tegak berdiri. Adanya keanekaragaman organisme yang dimiliki tersebut, Pantai Teluk Awur merupakan tempat yang potensial untuk dijadikan sumber belajar otentik materi ekosistem tentang komponen biotik dan abiotik yang terdapat pada ekosistem pantai dan ekosistem daratan di sekitar Pantai Teluk Awur serta satuansatuan dalam ekosistem sehingga memenuhi standar kompetensi memahami saling ketergantungan dalam ekosistem serta kompetensi dasar menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem. Kawasan Pantai Teluk Awur memiliki dua lokasi, yaitu lokasi ekosistem perairan dan ekosistem daratan. Masing-masing memiliki ciri khas tersendiri yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran materi ekosistem. Berdasarkan hasil beberapa penelitian, diketahui bahwa pembelajaran luar kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran luar kelas lebih efektif dalam pengembangan kemampuan kognitif siswa bila dibandingkan dengan pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran luar kelas juga meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan (Dillon et al., 2006). Pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran di sekolah mempunyai potensi mengembangkan kurikulum sekolah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat memberikan pengalaman langsung di lapangan kepada siswa dan memberikan kesempatan belajar di luar kelas yang mempunyai ruang lebih terbuka.
Berkaitan
dengan
pembelajaran
luar
kelas
tersebut,
dalam
pelaksanaannya mengalami beberapa kendala. Kendala tersebut yang utama adalah keterbatasan waktu atau jam pelajaran biologi (Puasati, 2008). Kenyataan yang ada di sekolah-sekolah selama ini, kegiatan pembelajaran di luar kelas jarang sekali dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar karena berkaitan dengan sulitnya pengelolaan kelas yang merepotkan guru dan dalam pelaksanaanya membutuhkan manajemen waktu yang ketat. Padahal banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan sekitar
3
sebagai sumber belajar. Melalui pemanfaatan lahan di sekitar sekolah atau sumber belajar lain di luar sekolah dapat memungkinkan siswa untuk belajar secara langsung mengenai fenomena alam berdasarkan pengamatannya sendiri sehingga proses pembelajaran lebih bermakna (Saptono, 2009). Oleh sebab itu, pembelajaran di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar otentik, penting untuk diterapkan dalam pembelajaran. Didukung dengan hasil observasi di SMP Negeri 3 Jepara, diperoleh informasi bahwa sebagian besar model pembelajaran biologi yang digunakan dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan kenyataannya masih berpusat pada guru (teacher-centered learning). Sisanya sudah menunjukkan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning) misalnya kegiatan praktikum. Lingkungan sekitar SMP Negeri 3 Jepara sebenarnya berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber belajar otentik pada materi ekosistem, akan tetapi potensi alam tersebut kurang dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran. Adapun potensi alam yang dimiliki lingkungan sekitar sekolah tersebut adalah Pantai Teluk Awur yang dapat digunakan sebagai sumber belajar otentik. Oleh karena itu, pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik merupakan strategi yang tepat digunakan di sekolah tersebut. Melalui pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik, harapannya
siswa
lebih aktif dalam
mencari
pengetahuannya dan dapat mengkaitkan konsep dengan keadaan sebenarnya sehingga hasil belajar siswa lebih efektif. Selain siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru tentang pemanfaatan Pantai Teluk Awur dalam pembelajaran yang dilengkapi dengan instrumen sebagai alat ukur dan evaluasi proses berpikir siswa. Bagi sekolah, sebagai masukan dalam upaya proses belajar mengajar di masa yang akan datang dan meningkatkan kualitas sekolah dengan meningkatnya hasil belajar. B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, pokok permasalahan yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk
4
Awur sebagai sumber belajar otentik materi Ekosistem berpengaruh terhadap hasil belajar siswa? C.
Penegasan Istilah Penegasan istilah merupakan penegasan dari konsep (penegasan
konseptual) kemudian dioperasionalkan (definisi operasional) untuk memberi gambaran tentang variabel yang jelas dan terukur. 1.
Pantai Teluk Awur sebagai Sumber Belajar Otentik Sumber belajar otentik adalah sumber belajar yang sifatnya asli atau alami,
belum didesain, dan masih murni belum ada campur tangan manusia untuk mengubahnya. Mulyanto (2003) Pantai Teluk Awur memiliki potensi alam yang mempesona, yaitu memiliki terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove yang dapat digunakan sebagai sumber belajar otentik, berfungsi sebagai aspek pendukung pembelajaran materi ekosistem dan juga untuk memudahkan siswa dalam belajar. Kawasan Pantai Teluk Awur memiliki dua lokasi, yaitu lokasi ekosistem perairan dan ekosistem daratan. Masing-masing memiliki ciri khas tersendiri yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran materi ekosistem. Adanya keanekaragaman organisme yang dimiliki tersebut, Pantai Teluk Awur merupakan tempat yang tepat untuk dijadikan sumber belajar otentik. Pantai Teluk Awur terletak di Desa Teluk Awur, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara sekitar 4 km ke arah selatan dari pusat kota Jepara dan sekitar 1,5 km ke arah selatan dari SMP 3 Negeri Jepara. Puasati (2008) menjelaskan bahwa pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mempunyai potensi mengembangkan kurikulum sekolah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat memberikan pengalaman langsung di lapangan kepada siswa dan memberikan kesempatan belajar di luar kelas yang mempunyai ruang lebih terbuka. Pemanfaatan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik dalam penelitian ini menuntut siswa untuk berperan aktif dalam mengeksplorasi lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar otentik untuk menemukan sendiri inti dari materi pembelajaran. Pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan
5
sekitar Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik yang memungkinkan siswa untuk merumuskan masalah, melakukan eksperimen, menumbuhkan sikap ilmiah, menarik kesimpulan yang disetujui bersama dan kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Pada penelitian ini didefinisikan operasional sebagai aktivitas siswa dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik pada materi ekosistem. 2.
Field Trip Metode field trip atau disebut juga karyawisata adalah cara penyajian
dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Dengan field trip sebagai metode belajar mengajar, siswa di bawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar, dalam hal ini tempat yang dimaksud adalah Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik. Menurut Roestiyah (2001), field trip bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajaran dengan melihat kenyataan. Cara mengajar dengan dengan metode ini, yaitu mengajak siswa ke suatu tempat untuk melihat objek tertentu di luar sekolah, mempelajari atau menyelidiki sesuatu pada tempat yang telah dipilih untuk proses belajar mengajar. Tujuan dilaksanakannya field trip adalah siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, melakukan pengamatan, menganalisis dan membuat kesimpulan. Menurut Orion dan Hofstein (1991), field trip berfungsi (1) sebagai alat pembelajaran; (2) memacu pembelajaran individual, (3) mengandung aspek sosial, (4) aspek petualangan, dan (5) aspek lingkungan. Dengan field trip, diharapkan dapat membuat siswa lebih nyaman dan senang ketika pembelajaran berlangsung dan dapat melatih siswa untuk menggunakan waktu secara efektif. Siswa menjadi lebih dekat dengan lingkungan yang cukup memberikan rasa ingin tahu, siswa bermain sambil belajar, mangamati fenomena alam dan melaksanakan keterampilan proses. 3.
Hasil Belajar Materi Ekosistem Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya
6
reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2007). Hasil belajar merupakan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas dari suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan (Winkel, 2009). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil perubahan perilaku dari kolaborasi antara pengetahuan awal yang dimiliki pembelajar dengan pengetahuan baru (stimulus) yang diperoleh dari lingkungan sosial, baik melalui penguatan pemahaman konsep yang telah ada maupun dengan pengubahan pemahaman konsep. Hasil belajar dalam penelitian ini relevan dengan teori konstrutivistik dan behaviorisme. Hasil belajar dalam penelitian ini relevan dengan teori behaviorisme karena menggunakan soal-soal pilihan ganda yang bersifat hafalan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa dan penelitian ini relevan dengan teori konstrutivistik karena dalam teori ini menekankan pada pemahaman konsep dan kompetensi siswa dalam memperoleh suatu pemahaman atau konsep. . Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa memahami materi ekosistem. Penilaian hasil belajar didefinisikan secara operasional sebagai skor tes yang diperoleh dari nilai posttest untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif. D.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sumber belajar otentik
dalam field trip di Pantai Teluk Awur materi Ekosistem terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP N 3 Jepara. E.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut : 1.
Manfaat Korespondensi Penelitian ini memberikan bukti empiris adanya pengaruh sumber belajar otentik dalam field trip di Pantai Teluk Awur terhadap hasil belajar siswa
7
Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu teori field trip (Roestiyah, 2001), teori Outdoor Learning (Saptono, 2009) dan teori sumber belajar (Warsita, 2008). 2.
Manfaat Koherensi Penelitian ini menggunakan teori-teori yang menguji hipotesis tentang pengaruh sumber belajar otentik Pantai Teluk Awur terhadap hasil belajar siswa, yaitu menyatakan bahwa pemanfaatan Pantai Teluk Awur berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
3.
Manfaat Pragmatis Beberapa manfaat pragmatis dalam penelitian ini adalah : a. Sekolah dapat mereplikasi perangkat sumber belajar otentik Pantai Teluk awur sebagai alternatif untuk efisiensi pembelajaran biologi di Sekolah Menengah Pertama. b. Sekolah dapat menggunakan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. c. Sekolah dapat mengembangkan sarana/prasarana dalam melakukan inovasi pembelajaran untuk mata pelajaran yang lain.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. TINJAUAN PUSTAKA 1.
Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik Sumber belajar meliputi apa saja dan siapa saja yang memungkinkan
peserta didik dapat belajar. Setiap sumber belajar harus memuat pesan pembelajaran dan harus ada interaksi timbal balik antara peserta didik dengan sumber belajar tersebut (Warsita, 2008). Dalam pemilihan sumber belajar ada beberapa kriteria, yaitu: a) harus dapat tersedia dengan cepat; b) harus memungkinkan peserta didik untuk memacu diri sendiri; dan c) harus bersifat individual, dapat memenuhi berbagai kebutuhan peserta didik dalam belajar mandiri (Percival dan Ellington, 1988:125, diacu dalam Warsita, 2008). Sumber belajar dapat dipandang sebagai suatu sistem karena merupakan satu kesatuan yang di dalamnya terdapat komponen-komponen dan faktor-faktor yang berhubungan dan saling berpengaruh satu dengan lainnya. Sumber belajar itu, antara lain : a.
Sumber belajar tercetak: buku, majalah, brosur, koran, poster, denah, ensiklopedi, kamus, broklet, dan lain-lain.
b.
Sumber belajar noncetak: film, slides, video, model, audio casette, transparasi, objek, dan lain-lain.
c.
Sumber belajar yang berbentuk fasilitas: perpustakaan, ruangan belajar, studio, lapangan olahraga, dan lain-lain.
d.
Sumber belajar berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, permainan, dan sebagainya.
e.
Sumber belajar berupa lingkungan di masyarakat: taman, terminal, pasar, toko, pabrik, museum, peninggalan purbakala, bangunan-bangunan bersejarah, dan lain-lain (Sudjana dan Rivai, 2001). Perairan Pantai Teluk Awur Jepara memiliki potensi alam yang
mempesona, diantaranya adalah terumbu karang yang secara ekologis berinteraksi dengan aktivitas manusia dari daratan dan berfungsi sebagai penahan gelombang dan melindungi pantai dari bahaya abrasi (Radjasa dan
8
9
Sabdono, 2005). Pantai Teluk Awur juga memiliki komunitas padang lamun yang relatif subur. Indrayanti et al (2003), secara ekologis padang lamun merupakan daerah asuhan (nursery ground) bagi berbagai jenis larva organisme laut, serta merupakan tempat perlindungan sekaligus menyediakan makanan bagi bivalve (kerang-kerangan) dan
gastropoda (siput laut).
Mulyanto (2003), selain padang lamun, di Pantai Teluk Awur juga terdapat hutan mangrove. Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Adanya potensi alam tersebut, Pantai Teluk Awur merupakan tempat yang tepat untuk dijadikan sumber belajar otentik materi ekosistem dan memenuhi Standar Kompetensi Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem serta Kompetensi Dasar Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem. Pembelajaran luar ruang merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan pemanfaatan lahan di sekitar sekolah atau sumber belajar lain di luar sekolah sehingga memungkinkan siswa belajar secara langsung mengenai fenomena alam berdasarkan pengamatannya sendiri. Pemanfaatan lingkungan
dalam
pembelajaran
di
sekolah
mempunyai
potensi
mengembangkan kurikulum sekolah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat memberikan pengalaman langsung di lapangan kepada siswa dan memberikan kesempatan belajar di luar kelas yang mempunyai ruang lebih terbuka. Berkaitan dengan pembelajaran luar kelas tersebut, dalam pelaksanaannya mengalami beberapa kendala, diantaranya yaitu keterbatasan waktu atau jam pelajaran biologi (Puasati, 2008). Pembelajaran luar kelas penting untuk diterapkan. Lingkungan sekitar bisa dijadikan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran biologi bila dimanfaatkan sedemikian rupa. Hal ini membuat makhluk hidup dan lingkungannya menjadi obyek utama dalam belajar biologi. Semua itu dilakukan agar siswa dapat memperoleh suatu pembuktian konsep maupun konsep yang baru dari hasil eksplorasi terhadap lingkungan.
10
2.
Field Trip Metode field trip atau karya wisata adalah cara untuk menguasai materi
pembelajaran oleh siswa dengan membawa siswa langsung ke objek yang terdapat di luar kelas. Metode ini diterapkan karena objek yang diamati terdapat di luar kelas. Karya wisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran. Menurut Roestiyah (2001), tujuan field trip adalah siswa dapat (1) memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, (2) mampu bekerja sama dengan orang lain, mampu berdiskusi dan tanya jawab sehingga mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, (3) mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, sehingga dapat mengambil kesimpulan dan sekaligus dalam waktu yang sama bisa mempelajari beberapa mata pelajaran dan (4) mendorong mengenal lingkungan dengan baik, dan membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap lingkungan atau tanah airnya. Metode field trip berguna bagi siswa untuk membantu memahami kehidupan nyata dalam lingkungan beserta segala permasalahannya. Dalam kunjungan ke lapangan atau objek, siswa diharapkan dapat menemukan konsep sendiri dari hasil eksplorasi dan pengamatan yang telah dilakukan. Agar penerapan metode field trip dapat dilakukan secara efektif, maka dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut. a.
Persiapan Guru harus menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik yang cocok, menentukan objek yang menarik dan sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan kepada siswa dan lamanya waktu kunjungan, pembagian tugas kepada siswa dan pembagian siswa dalam kelompok.
b.
Perencanaan Tempat yang menjadi tujuan akan dibicarakan bersama siswa dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan field trip, objek yang akan diamati serta jumlah siswa yang ikut partisipasi dalam field trip.
11
c.
Pelaksanaan Dalam pelaksanaan field trip, siswa melakukan tugas sesuai dengan pembagian kelompok yang telah ditetapkan, sedangkan guru mengawasi, membimbing dan mengarahkan bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang tidak menaati ketentuan yang telah dibuat. Ketua tim atau rombongan mengatur segala sesuatunya, mematuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya serta memberi petunjuk bila perlu.
d.
Menulis Laporan Pengamatan Pada akhir penerapan metode field trip, siswa diminta untuk menulis paragraf atau karangan dari kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil pengamatan seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram serta alat-alat lain. Hasil pengamatan siswa dikumpulkan setelah waktunya selesai. Penggunaan metode field trip masih ada keterbatasan yang perlu
diperhatikan agar pelaksanaan teknik ini dapat berhasil guna dan berdaya guna adalah karya wisata biasanya dilakukan dengan di luar sekolah, sehingga mungkin jarak yang ditempuh sangat jauh di luar sekolah dan perlu menggunakan transportasi yang membutuhkan biaya besar. Selain itu, menggunakan waktu yang lebih banyak daripada jam sekolah, maka kemampuan
guru
untuk
mengkondisikan
siswa
dan
merencanakan
pembelajaran sangat diperlukan. Dengan menggunakan metode field trip diharapkan tujuan umum pendidkan dapat tercapai, terutama berkaitan dengan pengembangan dan pengalaman dunia luar yang dimiliki siswa. 3.
Hasil Belajar Hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka-angka. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang ditetapkan. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah
12
mengalami aktivitas belajar (Anni, 2006). Menurut Bloom (1956), tingkat kemampuan/hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. 1.
Ranah Kognitif Hasil belajar intelektual terdiri atas enam aspek, yaitu pengetahuan/
ingatan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (aplication), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation). 2.
Ranah Psikomotorik Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak
yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan keterampilan kompleks, dan komunikasi nondiskursip. 3. Ranah Afektif Kompetensi afektif berhubungan dengan minat, sikap, perhatian, emosi, penghargaan, proses internalisasi dan pembentukan karakteristik diri. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Ranah afektif dibagi menjadi lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Hasil belajar dalam teori behaviorisme diperoleh dari interaksi antara stimulus dan respon. Pada teori tersebut stimulus dan respon merupakan dua hal yang penting dalam belajar. Apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting untuk diperhatikan karena tidak bisa diamati. Skinner berpendapat bahwa dalam teori behaviorisme penguatan (reward) dianggap penting karena memperkuat timbulnya respon yang berimbas pada ketercapaian hasil belajar yang lebih baik. Teori ini mengabaikan adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan siswa sehingga tidak menuntut proses berpikir yang dapat dikatakan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa adalah dari proses menghafal tanpa berpikir. Jadi hasil belajar menurut teori behaviorisme dapat diartikan sebagai akumulasi dari kemampuan dan ingatan berdasarkan fakta atau informasi yang sedang dipelajari.
13
Hasil belajar menurut teori kognitif diperoleh dari proses sintesis informasi yang diukur dari pemahaman konsep dan kompetensi siswa secara aktif dalam mengolah informasi. Dalam teori belajar kognitif, kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar diperlukan agar aktivitas belajar siswa menjadi lebih bermakna. Hal ini disebabkan proses belajar, hasil belajar, cara belajar, dan strategi belajar akan mempengaruhi perkembangan berpikir seseorang. Belajar merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individu, yang mengubah stimulasi yang datang dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang (Warsita, 2008). Dua komponen metakognitif (self monitoring dan self regulation) dianggap sebagai dimensi penting dalam teori ini karena proses memonitor dan mengatur diri dalam proses belajar berpengaruh pada hasil belajar. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar diperoleh dari proses mengkontruksi pengetahuan dengan cara mengabstraksi pengalaman sebagai hasil interaksi antara siswa dengan realitas, baik realitas pribadi, alam, maupun realitas sosial. Teori belajar kognitif membantu siswa memahami bahan ajar lebih mudah karena siswa sebagai peserta didik merupakan peserta aktif di dalam proses pembelajaran yang berpusat pada cara mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan informasi dalam ingatannya (Warsita, 2008). Menurut teori ini, hasil belajar diperoleh dari proses kolaboratif dari interaksi antara individu pembelajar dengan lingkungan sosial. Teori ini menjelaskan perilaku berubah melalui interaksi sosial dengan orang lain yang dilakukan melalui observasi. Faktor-faktor yang berproses dalam observasi adalah perhatian, mengingat, produksi motorik, dan motivasi. Lingkungan sosial digunakan sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sosial budaya. Lingkungan sosial diharapkan dapat mengubah pola pikir individu pembelajar, begitupula sebaliknya pola pikir individu pembelajar diharapkan dapat merubah lingkungan sosial karena dua hal tersebut saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Dari ketiga teori tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil perubahan perilaku dari pengetahuan awal yang dimiliki
14
dengan pengetahuan baru yang diperoleh dari lingkungannya. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif, yaitu kemampuan siswa dalam menguasai materi ekosistem. Hakikat hasil belajar biologi adalah menghantarkan siswa menguasai konsep-konsep IPA dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari. Pada pembelajaran ini siswa belajar dan memecahkan masalah sendiri dengan bantuan guru. Dengan kata lain, guru tidak lagi ceramah dan meminta siswa untuk mengingat dan menghafal informasi ketika diuji. Pada proses pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik, setiap siswa berperan sebagai subjek belajar dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena dan informasi yang baru dipelajari. Penelitian ini menghadapkan siswa secara langsung dengan gejala yang ada di alam sekitar sehingga siswa dapat menemukan sendiri mengenai materi ekosistem yang sedang dipelajari. Dalam penelitian ini pengaruh Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik dapat dikatakan berpengaruh signifikan, yaitu ketika ada perubahan hasil belajar siswa. Hasil belajar materi ekosistem yang diharapkan, siswa dapat memahami komponen-komponen ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem serta dapat membuat jaring-jaring makanan, diagram rantai makanan dan menjelaskan peran masing-masing tropik. Hasil belajar dalam penelitian ini didefinifisikan secara operasional sebagai skor tes yang diambil dari nilai evaluasi materi ekosistem. Hasil belajar tersebut dianalisis untuk mengetahui pengaruh Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik pada materi ekosistem di SMP Negeri 3 Jepara. 4.
Kajian Teoritis Hubungan Pantai Teluk Awur sebagai Sumber Belajar Otentik terhadap Hasil Belajar Siswa Memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik
merupakan pembelajaran dengan mengeksplorasi lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar otentik untuk menemukan sendiri inti dari materi dalam pembelajaran. Berbagai teori dan penelitian tentang sumber belajar telah
15
dilakukan dan disimpulkan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa (Liu, 2010; Darmono, 2007; Sitepu, 2008; Puasati, 2008). Sitepu (2008) menyatakan bahwa belajar berbasis aneka sumber diyakini dapat mengatasi tidak hanya berbagai kesulitan dalam proses belajar dan membelajarkan, akan tetapi juga dapat mendidik peserta didik cara belajar yang tepat sehingga dapat belajar secara mandiri sepanjang hayat. Adanya tuntutan akan perubahan proses pembelajaran, sebagai akibat dari kemajuan berpikir dan kebutuhan masyarakat, membuat penyelenggaraan pendidikan pada umumnya dan pengelolaan pembelajaran pada khususnya perlu melakukan inovasi. Puasati (2008) melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Bentuk tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran biologi dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar biologi. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Keanekaragaman gen dan jenis”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran biologi materi pokok keanekaragaman gen dan jenis dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar biologi dapat meningkatkan keterampilan proses dan pemahaman konsep biologi. Kemampuan keterampilan proses terutama keterampilan proses dasar, yaitu observasi. Keterampilan proses pada pembelajaran biologi kelas X SMA N 1 Seputih Agung meningkat dari tingkat hambatan mencapai skor rata-rata 26,05 siklus I menjadi 19,60 pada siklus II. Hasil belajar biologi pada materi pokok keanekaragaman hayati siswa kelas X SMA N 1 Seputih Agung juga mengalami peningkatan dari nilai rata-rata kelas siklus I adalah 50,25 menjadi 65,88 pada siklus II. Pemanfaatan lingkungan juga dapat memudahkan siswa dalam belajar. Pembelajaran yang baik memerlukan
sebanyak
mungkin
sumber
belajar
untuk
memperkaya
pengalaman belajar peserta didik. Pengambilan materi pelajaran dan sumber belajar tentunya harus dipilih, disaring, dan diselaraskan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ketersediaan sumber belajar akan memotivasi siswa untuk lebih banyak belajar agar tujuan dapat berhasil.
16
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik dapat meningkatkan minat, aktivitas, dan hasil belajar siswa. Siswa yang tidak memiliki minat mengikuti
pembelajaran
menunjukkan
perilaku
apatis
dalam
proses
pembelajaran, sebaliknya siswa yang memiliki minat dalam pembelajaran aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Purwanto (2002), minat menjadi alasan utama yang dapat menjelaskan perilaku siswa di kelas selama pembelajaran berlangsung, jadi minat siswa dalam pembelajaran berpengaruh terhadap aktivitas yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi pemahaman konsep oleh siswa terhadap fenomena ekosistem di Pantai Teluk Awur sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi ekosistem. Siswa melaksanakan diskusi untuk mengamati komponen penyusun ekosistem, menentukan komponen ekosistem, dan melakukan kegiatan analisis. Hal tersebut bertujuan untuk melatih kinerja ilmiah siswa dalam pembelajaran biologi. Siswa mendapatkan pengalaman baru yang sebelumnya belum mereka dapatkan. Metode pembelajaran yang diterapkan pada suatu kelas dapat mempengaruhi aktivitas siswa dalam kelas tersebut. Pembelajaran di luar kelas dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta menumbuhkan
motivasi belajar dalam diri siswa (Sari 2006). Brophy
(2004)
menyatakan
bahwa
motivasi
belajar
lebih
mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan petunjuk belajar yang dijelaskan oleh guru, mempelajari peristiwa ekosistem dari alam sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
17
Rasa antusias dan rasa ingin tahu yang tinggi dari siswa menumbuhkan minat dan motivasi yang berdampak pada aktivitas dan hasil belajar siswa. Adanya motivasi, siswa akan bekerja lebih keras, ulet, tekun dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah. Pengenalan seseorang terhadap prestasi belajarnya adalah penting karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan prestasi belajarnya (Soemanto 2003). Dengan demikian, peningkatan prestasi belajar dapat lebih optimal karena siswa tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar yang telah diraih sebelumnya. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula. 5.
Materi Ekosistem Dalam KTSP 2006, mata pelajaran Sains (Biologi) SMA kelas VII
semester 2, pada Standar Kompetensi Memahami saling ketergantungan dalam Ekosistem. Kompetensi Dasar dan Indikator yang harus dicapai pada materi Ekosistem adalah sebagai berikut: 1.
Kompetensi Dasar : Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.
2.
Indikator : a. Mengidentifikasi
komponen-komponen
ekosistem
serta
saling
hubungan antara komponen ekosistem dan menyatakan bahwa matahari merupakan sumber energi utama pada sistem biologi. b. Membuat diagram rantai makanan, jaring-jaring makanan dan menjelaskan peran masing-masing tingkat tropik. Ekosistem terdiri atas dua komponen penyusunnya yaitu komponen abiotik dan komponen biotik. 1.
Komponen abiotik, meliputi tanah, air, batu, udara, suhu, kelembaban, dan gaya tarik bumi.
2. Komponen biotik, meliputi tumbuhan, manusia, dan hewan lain.
18
Menurut peranannya, komponen biotik dibedakan menjadi 3 golongan satuansatuan dalam ekosistem. a.
Produsen (penghasil). Produsen adalah golongan makhuk hidup yang mempunyai klorofil sehingga dapat menghasilkan makanannya sendiri.
b. Konsumen (pemakai) Konsumen adalah kelompok makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. c. Pengurai (dekomposer). Pengurai (dekomposer) bertugas menguraikan kembali zat yang terdapat dalam makhluk hidup yang sudah mati. Materi komponen-komponen ekosistem sangat berkaitan erat dengan alam. Dengan demikian, haruslah dipilih sumber-sumber belajar yang sesuai dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah dituangkan dalam silabus sehingga mempertinggi kualitas proses belajar mengajar dan indikator dapat tercapai. Pemanfaatan Pantai Teluk Awur merupakan pemilihan sumber belajar yang sesuai pada konsep ekosistem. Dengan menggunakan alam yang ada sekitar lingkungan siswa, baik itu di luar lingkungan sekolah maupun di dalam lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar tampaknya akan memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar dengan melakukan pengamatan secara nyata apa saja yang terdapat pada komunitas itu. Melalui pengamatan secara langsung tersebut, diharapkan akan membuat siswa mudah mengingatnya kembali saat mengerjakan tes. Selain itu, pembelajaran juga akan menjadi menyenangkan dan membuat siswa tidak merasa bosan.
19
B.
Kerangka Berpikir Hipotesis pada penelitian ini disusun berdasarkan kerangka berpikir
sebagai berikut : Ada beberapa teori tentang pengaruh sumber belajar yang menunjukkan dampak signifikan terhadap hasil belajar siswa, yaitu teori field trip oleh Roestiyah (2001), teori Outdoor Learning (Saptono 2009) dan teori sumber belajar (Warsita 2008). Materi ekosistem cocok memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik. Memanfaatkan sumber belajar otentik biasanya dilakukan belum mendekati konteks pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan inkuiri, siswa hanya sekedar melakukan pengamatan saja, dan mengutamakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, sedangkan keterampilan proses ilmiah siswa kurang terasah. Belum ada penelitian sebelumnya yang meneliti pengaruh sumber belajar otentik Pantai Teuk Awur terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran materi ekosistem dengan field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik
Siswa aktif untuk mencari dan menemukan konsep-konsep pada materi ekosistem. Siswa dapat mempelajari ekosistem lebih mudah karena objek yang digunakan nyata dan siswa memiliki acuan dalam proses belajar sehingga kegiatan siswa lebih terarah. Siswa memperoleh pengetahuan yang baru berhubungan dengan materi ekosistem. Siswa dapat mengetahui segala informasi tentang lokasi kegiatan belajar dan masalah atau fenomena apa sajakah yang harus dipecahkan oleh siswa.
Pembelajaran dalam Fied trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik di SMP Negeri 3 Jepara berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
Gambar 1. Alur kerangka berpikir penelitian
20
C.
Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir dan tinjauan pustaka maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah “Pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik berpengaruh terhadap hasil belajar materi ekosistem siswa kelas VII SMP N 3 Jepara.”
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VII semester genap tahun ajaran 2011/2012 di SMP Negeri 3 Jepara Kabupaten Jepara yang terletak di Jl. Sunan Mantingan Demaan. Peneliti memilih lokasi di SMP Negeri 3 Jepara karena sekolah tersebut memiliki lingkungan sekitar yang berpotensi dijadikan sebagai sumber belajar otentik. Adapun potensi alam yang dimiliki sekolah tersebut, antara lain Pantai Teluk Awur yang dapat digunakan sebagai sumber belajar otentik sehingga sekolah tersebut cocok digunakan untuk pembelajaran ekosistem.
Gambar 2. Denah lokasi SMP N 3 Jepara 2. Tenaga Penelitian Dalam penelitian ini, tenaga penelitian meliputi : a. Guru SMP Negeri 3 Jepara, yaitu Bapak Purnomo, S.Pd b. Mahasiswa Universitas Negeri Semarang jurusan biologi sebagai peneliti, yaitu Endri Fajar Setyarsono. c. Beberapa mahasiswa yang bertindak sebagai observer. d. Siswa kelas VII sebagai objek penelitian.
21
22
3. Waktu Penelitian No. Tahap 1. Identifikasi masalah 2. Observasi Awal 3. Penyusunan Proposal 4. Penyusunan Instrumen 5. Uji Coba Instrumen 6. Pengambilan Data 7. Analisis Data Tabel 1. Waktu Penelitian
Waktu Desember 2011 Januari 2012 Januari-Maret 2012 Maret-April 2012 April 2012 April-Mei 2012 Juni-Juli 2012
B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang diduga (Singarimbun, 2008). Dalam hal ini, populasi penelitian, yaitu semua siswa kelas VII, dari VII A sampai VII F SMP Negeri 3 Jepara yang berjumlah 225 siswa, (VII A = 36 siswa, VII B = 38 siswa, VII C = 38 siswa, VII D = 36 siswa, VII E = 38 siswa, VII F = 39 siswa) terdapat siswa laki-laki dan siswa perempuan. Menurut Sugiyono (2010), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan nonprobability sampling karena dalam penelitian ini peneliti tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel (Sugiyono, 2010). Penelitian ini mengambil dua kelas sebagai sampel dari enam kelas yang ada, yaitu VII B dan VII C. Pengambilan sampel menggunakan cara tersebut berdasarkan masukan dari guru mapel biologi. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik convenience sampling, yaitu penentuan sampelnya ditentukan secara sederhana karena peneliti tidak mempunyai kewenangan untuk menentukan sampel. Sampel ditentukan dengan asumsi bahwa kedua sampel yang digunakan merupakan sampel yang homogen sehingga faktor lain yang tidak dikendalikan oleh peneliti dianggap tidak mempengaruhi hasil penelitian. Pengambilan sampel ditentukan oleh guru sehingga peneliti tidak mempunyai kesempatan memilih sampel yang akan digunakan dan tidak semua populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Langkah penarikan sampel pada penelitian ini adalah:
23
a.
Menghitung anggota populasi penelitian yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 3 Jepara yang berjumlah 225 siswa pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.
b.
Menetapkan jumlah sampel sesuai anjuran dari guru biologi kelas VII SMP Negeri 3 Jepara, yaitu 76 siswa dari dua kelas yang diampu oleh guru yang sama. Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai ujian semester ganjil, kelas tersebut mempunyai kemampuan yang sama, yaitu kelas VII B dan VII C yang terdapat 36 siswa putra dan 40 siswa putri. Dasar pertimbangan sampel adalah penetapan jumlah sampel dengan cara sederhana (convenience sampling). Peneliti tidak mempunyai kewenangan untuk menentukan sampel.
C. Variabel Penelitian Penelitian empiris
konsep harus dapat dioperasionalkan melalui variabel.
Menurut Singarimbun (2008) variabel merupakan bagian dari konsep yang memiliki nilai atau dapat diukur. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah skor aktivitas pemanfaatan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik materi ekosistem.
2.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah skor penguasaan materi ekosistem.
D. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pre Experimental Design dengan menggunakan rancangan The One-shot Case Study (Arikunto, 2006), dengan pola penelitian :
X
O
Gambar 3. Rancangan Penelitian The One-shot Case Study Keterangan: X : Treatment atau perlakuan O : Hasil Observasi setelah Treatment
24
Kelebihan The One-shot Case Study: 1. Desain ini berguna untuk mengembangkan suatu prakarsa atau sebagai desain untuk penelitian eksploratori atau penelitian pendahuluan. Kekurangan The One-shot Case Study: 1. Desain ini tidak mempunyai kontrol. Validitas eksternal juga tidak ada, tidak dapat disimpulkan karena kesimpulan yang diperoleh tidak mempunyai jaminan ketepatan. 2. Desain ini tidak mempunyai dasar untuk membuat perbandingan, kecuali secara subjektif dan intuitif. Perlakuan yang diberikan kepada siswa adalah pemanfaatan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik materi Ekosistem. Adapun prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1.
Memilih sampel
2.
Menentukan unit percobaan 76 siswa dari dua kelas yang diberi perlakuan, yaitu melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik.
3.
Mengadakan kegiatan presentasi siswa di depan kelas untuk membahas data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik.
4.
Memberikan kegiatan post-test di akhir pembelajaran
5.
Analisis data
Alasan menggunakan metode one shot case study, yaitu: 1.
Perlakuan yang diberikan adalah mengajak siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik.
2.
Variabel bebas yang diukur adalah skor aktivitas pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik.
E. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan a.
Melaksanakan observasi awal melalui wawancara dengan guru bidang studi biologi dan melaksanakan pengamatan proses pembelajaran di kelas.
25
b.
Mempersiapkan perangkat pembelajaran: Silabus, Rencana Pembelajaran (RP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), bahan sumber belajar, lembar observasi, dan angket.
c.
Mengadakan uji coba instrumen tes yang berbentuk pilihan ganda yang diuji cobakan di luar sampel penelitian, siswa yang diuji coba sudah pernah menerima materi ekosistem sebelumnya, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda soal. Jumlah soal yang akan diujicobakan adalah berjumlah 50 soal sedangkan jumlah soal yang akan digunakan adalah berjumlah 30 soal. 1) Uji Validitas Butir Soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau yang sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto 2009). Validitas butir soal ditentukan menggunakan korelasi product moment sebagai berikut:
Keterangan : : koefisien korelasi antara skor item dengan skor total N : jumlah peserta ∑X : jumlah skor item ∑Y : jumlah skor total ∑XY : jumlah perkalian skor item dengan skor total 2 ∑X : jumlah kuadrat skor item ∑Y2 : jumlah kuadrat Setelah diperoleh harga rxy kemudian dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel dengan taraf signifikansi 5 %. Apabila harga rxy> harga r tabel product moment maka butir soal tersebut valid. Hasil perhitungan validitas soal dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
26
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Soal Uji Validitas Valid Tidak Valid
Nomor Soal 1,3,4,6,9,10,12,13,14,15,19,20,21, 22,23,25,26,29,30,31,32,33,34,36, 37,38,40,42,43,44,46,47,50 2,5,7,8,11,16,17,18,24,27, 28,35,39,41,45,48,49
Jumlah Soal 33 17
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran no.7
2) Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2009). Reabilitas dapat diukur dengan rumus K – R 21 sebagai berikut :
Keterangan : r 11 = reliabilitas instrumen K = banyaknya butir soal Spq = banyaknya pq S2 = variasi total Jika r11hitung > r tabel maka perangkat soal tersebut reliabel dan jika sebaliknya yaitu r11hitung < r tabel maka soal tersebut tidak reliabel. 0,800 < r ≤ 1,000 : sangat tinggi 0,600 < r ≤ 0, 799 : tinggi 0,400 < r ≤ 0, 599 : cukup 0,200 < r ≤ 0,399 : rendah 0,000 < r ≤ 0,199 : sangat rendah Tabel 3. Hasil perhitungan reliabilitas soal Kriteria Sangat tinggi
Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Nomor soal 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13, 14,15,16,17,18,19,20,21,22, 23,24,25,26,27,28,29,30,31, 32,33,34,35,36,37,38,39,40, 41,42,43,44,45,46,47,48,49,50
Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran no.8
Jumlah 50
27
3) Tingkat kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan soal yang tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah akan menyebabkan siswa tidak tertarik untuk memecahkannya. Sedangkan soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat untuk mencoba lagi. Untuk mengetahui soal itu mudah atau sukar dapat diketahui dengan menghitung indeks kesukaran pada tiap butir soal dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2006) yaitu:
Keterangan: P = indeks kesukaran. B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Tabel 4. Tingkat kesukaran soal Interval TK Sukar Sedang Mudah
Kriteria
0,00-0,30 0,31-0,70 0,71-1,00
Tabel 5. Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal Tingkat Kesukaran Mudah Sedang Sukar
Nomor Soal 3,4,6,7,8,11,13,18,21,22,23,24, 26,28,32,33,37,43,46,47,50 1,2,5,9,10,12,14,15,18,19, 20,25,30,31,34,36,38,39, 40,41,42,44,45,48 16,17,27,29,35,49
Jumlah Soal 20 24 6
4) Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai (Arikunto, 2006). Suatu soal mempunyai daya pembeda yang
baik apabila
dijawab benar oleh kebanyakan siswa yang pandai dan dijawab salah oleh siswa yang kurang pandai. Arikunto (2006) mengatakan bahwa untuk menghitung daya pembeda tiap soal menggunakan rumus:
28
Keterangan : D = daya beda. J = jumlah peserta tes. JA = banyaknya peserta kelompok atas. JB = banyaknya peserta kelompok bawah. BA = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas. BB = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah. = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar. = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Setelah perhitungan daya pembeda sudah diketahui kemudian dimasukkan dalam klasifikasi daya pembeda. Dimana daya beda menurut Arikunto (2006) adalah sebagai berikut: Tabel 6. Daya pembeda
0.00 0.20 0.40 0.70
Interval DP DP < < DP < < DP < < DP < < DP <
0.00 0.19 0.39 0.69 1.00
Kriteria Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik
Tabel 7. Perhitungan daya beda soal Kriteria
Nomor Soal 5,7,11,16,17,18,28,41,45 2,8,22,24,27,29,35,39,48,49 1,3,4,9,10,13,15,21,23, 25,26,30,31,32,33,34,36, 37,38,40,42,43,44,46,50 6,12,14,19,20,47
Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat baik
Jumlah soal 9 10 25 6
Tabel 8. Prioritas pengambilan soal Prioritas 1 2 3 4
V v v v v
R v v v
DP v v v -
TS v v v
Keterangan Terpakai Terpakai Terpakai Terpakai
29
2.
Tahap Pelaksanaan
a.
Pembentukan kelompok dengan dibantu oleh guru dilakukan secara heterogen berdasarkan kemampuan dan gender siswa, setiap kelompok akan melakukan investigasi di Pantai Teluk Awur.
b.
Pembagian LKS pada setiap kelompok dengan topik yang sudah ditentukan guru.
c.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan silabus dan RPP yang telah disusun.
d.
Masing-masing
kelompok
melakukan
investigasi,
mencatat
hasil
investigasi, melakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS. e.
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, sedangkan kelompok lain mengkritisi hasil diskusi kelas yang kurang tepat.
f.
Dua kelompok akan diamati dan dinilai oleh satu orang observer.
g.
Evaluasi.
F. Data dan Cara Pengumpulan Data 1. Sumber data
: Sumber data penetitian ini adalah siswa.
2. Jenis Data Jenis data yang diperoleh terdiri atas: a. Hasil belajar siswa. b. Tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran. c. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran. 3. Cara Pengumpulan Data Data diperoleh dengan metode observasi, tes, angket dan dokumentasi. a. Data hasil belajar siswa diambil dengan evaluasi berupa tes tertulis (posttest atau tes evaluasi) b. Data aktivitas siswa diambil dengan lembar observasi. c. Data tanggapan siswa mengenai proses pembelajaran diambil dengan menggunakan angket.
30
G. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa angka hasil belajar siswa yang dideskripsikan dengan kata-kata. Sedangkan data kualitatif berupa persentase hasil observasi dan angket yang juga dideskripsikan dengan kata-kata. 2.
Analisis tahap awal a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang akan dianalisis. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Chi-kuadrat dengan hipotesis yaitu: H0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1: data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Teknik Chi-Kuadrat menggunakan rumus sebagai berikut:
X2 =
(Sudjana, 2002)
Keterangan: X2 : Chi kuadrat Oi : Frekuensi hasil pengamatan Ei : Frekuensi yang diharapkan K : Banyaknya kelas Tabel 9. Hasil analisis uji normalitas semester Kelas VII B VII C
N 38 38
dk 3 3
X2 tabel 7,81 7,81
α 5%
X2 hitung 5,90 6,01
Kesimpulan x2hitung < x2tabel maka data berdistribusi normal
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program Microsoft excel 2007 memperoleh hasil akhir. Setelah memperoleh hasil Chikuadrat (X2hitung) lalu dibandingkan dengan tabel Chi-kuadrat dengan taraf signifikan
. Kriteria pengujian, jika X2hitung < X2tabel,
maka data berdistribusi normal.
31
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen. Jika kedua kelas mempunyai varians yang sama maka sampel tersebut dikatakan homogen. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut. Ho :
1
H1 :
1
2
=
2
2
2
, artinya varians kedua kelompok sama.
2 2 ,
artinya varians kedua kelompok tidak sama.
Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan uji Bartlett dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat sebaga berikut:
dengan dan Keterangan: = varians masing-masing kelas = varians gabungan = koefisien Bartlett = banyaknya testi masing-masing kelas Tabel 10. Hasil uji homogenitas nilai semester Kelas
Varians
N
dk
X hitung
α
X tabel
VII B VII C
67,21 52,05
38 38
37 37
0,60
5%
3,84
Kesimpulan x hitung < x tabel Kedua kelas dalam keadaan homogen
2.Analisis tahap akhir Analisis tahap akhir meliputi analisis data secara deskriptif dan analisis uji hipotesis. a. Analisis data deskriptif 1) Analisis terhadap lembar aktivitas siswa Analisis lembar observasi ini digunakan untuk menganalisis aktivitas siswa. Penskoran lembar observasi ini dilakukan dengan rating scale, yaitu skor 1 untuk tidak baik, skor 2 untuk cukup baik, skor 3 untuk
32
baik dan skor 4 untuk sangat baik, sedangkan analisis lembar observasi ini dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
x 100%
N=
Klasifikasi presentase nilainya adalah sebagai berikut: 81% - 100 % = sangat aktif 61% - 80% = aktif 41% - 60% = cukup aktif 21% - 40% = kurang aktif < 21 % = tidak aktif 2) Menghitung nilai akhir hasil belajar Nilai akhir hasil belajar dihitung dengan rumus sebagai berikut : NA = Ketuntasan klasikal =
x 100%
Keterangan : Σ ni = Jumlah siswa tuntas belajar individu (
)
Σ n = Jumlah total siswa (Ridlo dan Rudyatmi, 2005) 3) Data tanggapan siswa Data tanggapan siswa terhadap kegiatanpembelajaran yang dilakukan dengan cara yang sama dengan data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Persentase tanggapan (T) :
x 100%
Persentase tanggapan > 50% baik Persentase tanggapan
50 % tidak baik
b. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah skor aktivitas pembelajaran field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik berpengaruh terhadap skor penguasaan materi ekosistem dengan taraf signifikan 5%. Pada penelitian ini variabel bebas merupakan jenis data ordinal dan variabel terikat adalah jenis data rasio, maka untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan analisis data regresi. Perhitungan uji hipotesis menggunakan program SPSS 17.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Penelitian Hasil penelitian meliputi hasil penelitian deskriptif dan hasil pengujian
hipotesis dijabarkan sebagai berikut: I.
Hasil Penelitian Deskriptif 1. Pembelajaran dalam Field trip di Pantai Teluk Awur Pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur adalah pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik. Lokasi yang diamati adalah Pantai Teluk Awur sebagai ekosistem pantai dan padang rumput di sekitar Pantai Teluk Awur sebagai ekosistem daratan. Setelah sampai di lokasi pengamatan, aktivitas siswa yang pertama adalah siswa berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing. Siswa mendengarkan
penjelasan
tentang
materi
ekosistem
dan
rencana
pembelajaran yang akan dilakukan di Pantai Teluk Awur. Aktivitas yang kedua adalah siswa terampil bertanya tentang materi dan rencana pembelajaran yang belum dipahami. Siswa ditugaskan untuk mengenal lokasi keadaan pengamatan, baik yang di perairan maupun di daratan. Aktivitas ketiga adalah kegiatan siswa dalam menyiapkan alat dan bahan untuk pengamatan. Aktivitas keempat adalah kegiatan siswa dalam mengamati kompnen ekosistem di setiap lokasi pengamatan. Aktivitas kelima adalah kegiatan siswa dalam praktikum, yaitu membuat area berbentuk bujur sangkar yang tiap sudutnya ditancapkan tongkat dan dihubungkan dengan tali rafia. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan komponen biotik dan abiotik dalam area tersebut. Aktivitas terakhir adalah kegiatan diskusi siswa untuk membuat kesimpulan sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan. Aktivitas
siswa
selama
proses
pembelajaran
dinilai
dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh observer. Aspek aktivitas siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel 11.
33
34
Tabel 11. Aspek aktivitas siswa No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Aktivitas siswa dalam field trip di Pantai Teluk Awur Perhatian siswa terhadap penjelasan guru Keterampilan siswa dalam bertanya Keterampilan siswa dalam menyiapkan alat dan bahan Keterampilan siswa dalam melakukan pengamatan Keteramplan siswa dalam melakukan praktikum Kemampuan siswa membuat kesimpulan
Persentase siswa 78% 60% 79% 79% 78% 72%
Berdasarkan tabel 11, persentase aspek aktivitas siswa yang tinggi ditemukan pada keterampilan siswa dalam menyiapkan alat dan bahan dan keterampilan siswa dalam melakukan pengamatan, yaitu 79%. Hal ini disebabkan suasana pembelajaran baru sehingga siswa begitu antusias untuk mengikuti pembelajaran. Aspek aktivitas siswa yang paling rendah ditemukan pada aspek keterampilan siswa dalam bertanya, yaitu 60%. Hal ini diduga karena siswa belum memahami materi, bingung cara menyampaikannya (tidak dapat berbahasa dengan baik) dan takut ditertawakan teman sekelas. Guru diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih kepada siswa yang kurang percaya diri dalam mengikuti pembelajaran. Presentase keaktifan siswa selama pembelajaran dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Skor Aktivitas Siswa dalam field trip di Pantai Teluk Awur Kriteria aktivitas siswa Sangat Aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif Keaktifan klasikal
VII B ∑ Siswa % 12 31,6 18 47,4 8 21 0 0 0 0 30 79
VII C ∑ Siswa % 15 39,5 17 44,7 6 15,8 0 0 0 0 32 84
Berdasarkan tabel 12, dapat dikatakan keaktifan siswa tergolong tinggi, yaitu terdapat ≥75% siswa mencapai kriteria aktif dan sangat aktif dalam pembelajaran field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik. Siswa aktif dalam melakukan kegiatan investigasi, diskusi kelompok, pengamatan dan menganalisis data hasil pengamatan.
35
2. Hasil belajar siswa Hasil belajar akhir siswa yang dinilai pada kelas eksperimen mencakup aspek kognitif. Hasil belajar yang dimasud adalah skor penguasaan materi ekosistem. Penilaian aspek kogntif diperoleh dari nilai LKS dan nilai evaluasi. Data hasil belajar dua kelas eksperimen, dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Hasil akhir belajar siswa kelas VII B dan kelas VII C Komponen ∑ Siswa ∑ Siswa tuntas belajar (Optimal ≥70) ∑ Siswa tidak tuntas belajar % Ketuntasan belajar % Ketidaktuntasan belajar ∑ Siswa tuntas belajar (KKM ≥66) ∑ Siswa tidak tuntas belajar % Ketuntasan belajar klasikal % Ketidaktuntasan belajar klasikal
*Data selengkapnya pada Lampiran no.19
Kelas Eksperimen (VII B) 38 30 8 79% 21% 34 4 89℅ 11%
Kelas Eksperimen (VII C) 38 29 9 76% 24% 31 7 82℅ 18%
Hasil belajar telah mencapai standar optimal yang ditetapkan oleh peneliti, yaitu
80% mendapat nilai akhir
70. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa ≥80% siswa telah mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Standar yang ditetapkan oleh SMP N 3 Jepara pada mata pelajaran IPA kelas VII semester genap tahun ajaran 2011/2012 adalah
66.
Tabel 14. Frekuensi nilai hasil belajar siswa Rentang Nilai 44-55 56-65 66-75 76-85 86-100 Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata
Kelas VII B 0 4 18 13 3 88 61 74
*Data selengkapnya pada Lampiran no.19
Jumlah Siswa
Kelas VII C 0 7 25 5 1 87 58 71
Berdasarkan tabel 16, dapat diketahui bahwa rerata hasil belajar dua kelas eksperimen tergolong cukup tinggi, yaitu 72,5. Namun, nilai tertinggi yang dicapai hanya 88 dari nilai 100 yang diharapkan, sedangkan nilai terendah yang didapat adalah 58.
36
3. Data Tanggapan Siswa Data tanggapan siswa diperoleh dengan memberikan lembar angket yang berisi 9 butir pertanyaan tentang pembelajaran yang diterapkan dan diisi oleh
siswa
setelah
pembelajaran
pada
pertemuan
terakhir
selesai
dilaksanakan. Pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur memperoleh tanggapan yang sangat baik dari siswa, 95% dari 76 siswa tertarik mengikuti pembelajaran yang telah direncanakan guru. Siswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dalam pembelajaran di lingkungan luar kelas yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Siswa merasa senang dan antusias dengan inovasi pembelajaran yang dilakukan guru sehingga siswa dapat memahami materi. Keaktifan siswa yang diharapkan mencapai
90 tidak bisa terpenuhi
hanya 89% dari 76 siswa. Hal ini disebabkan kurangnya motivasi belajar siswa, keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan belum memahami tugas masing-masing hanya bergantung pada anggota kelompok yang lain untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. Partisipasi aktif siswa sangat berpengaruh pada proses perkembangan bepikir, emosi dan sosial. Keterlibatan siswa dalam belajar membuat anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran.Siswa berinteraksi dengan alam dan bekerja secara kelompok menemukan konsep sendiri sehingga kerja ilmiah dapat terlaksana dengan baik. Meskipun guru sudah berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun, 16% siswa masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor eksternal dan internal siswa. Faktor internal diantaranya tingkat kecerdasan intelektual, motivasi belajar, kemampuan mengelola bahan belajar, konsentrasi belajar dan rasa percaya diri, sedangkan faktor eksternal, antara lain pengaruh lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam hal ini, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru tentang materi ajar dan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga tidak memahami apa yang diinginkan dan diharapkan oleh guru.
37
Pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur juga dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran materi lain, selain biologi. Guru terlebih dahulu melakukan survei dan memilih tempat yang tepat untuk pembelajaran. Guru sebisa mungkin merencanakan dan mendesain pembelajaran agar sesuai dengan materi yang diajarkan. Perencanaan yang baik dapat membuat pembelajaran berlangsung dengan lancar. Pembelajaran di lingkungan sekolah terbukti dapan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. II. Hasil Pengujian Hipotesis Pada uji hipotesis ini, data yang digunakan dalam analisis meliputi data skor aktivitas pembelajaran field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik dan skor tes materi ekosistem. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Sederhana. Dalam penggunaan Analisis Regresi Sederhana data yang dianalisis harus normal dan homogen. Pada uji persyaratan dalam lampiran 23 dapat dilihat bahwa gambar histogram serta kurvanya normal, menunjukkan bahwa data cenderung berdistribusi normal. Dilihat dari skewness sebesar 0.139 yang mendekati nol sehingga diasumsikan normal, hal ini diperkuat pada uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai sig. adalah 0.06 = 16% > 0,05 = 5% yang berarti Hₒ diterima atau distribusi data tersebut normal. Selain itu jika diperhatikan pada diagram Q-Q Plot data tersebut juga menunjukkan data berdistribusi normal, sebab diagramnya tidak jauh dari garis diagonal normal. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi cenderung mendekati normal. Untuk menguji homogenitas dilihat pada nilai kurtosis pada tabel yaitu sebesar 0.135. Angka tersebut merupakan nilai positif yang mendekati nol dan dapat diasumsikan bahwa data tersebut homogen, sehingga syarat uji regresi normal dan homogen terpenuhi. Setelah melakukan uji persyaratan, maka dilakukan uji regresi dengan bantuan SPSS Versi 17. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS versi 17, diperoleh persamaan regresi yang dapat dilihat pada tabel output SPSS sebagai berikut.
38
Tabel 15. Perhitungan regresi linier sederhana skor aktivitas dengan skor postest Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares 1518.459 1890.738 3409.197
df 1 74 75
Mean Square 1518.459 25.551
F 59.430
Sig.
a. Predictor: (Constant), Aktivitas b. Dependent Variabel: Kognitif
Dari tabel anova di atas mengindikasikan bahwa regresi secara statistik signifikan dengan nilai F = 59.430 untuk derajad kebebasan 74 dan P-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Untuk mengetahui persamaan regresi digunakan tabel koefisien regresi sebagai berikut. Tabel 16. Koefisien persamaan regrsi aktivitas siswa dan skor postest Model
1 (constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error 47.730
3.294
0.336
0.044
Aktivitas a. D
Standardized Coefficients Beta 0.667
T
Sig.
14.492
.000
7.709
.000
a. Dependent Variabel: Kognitif
Dari tabel koefisien regresi, persamaan regresi yang didapat adalah: Ŷ=47.730 +0.336X, dimana
= hasil belajar dalam ranah kognitif dan x = aktivitas siswa . Hal
tersebut berarti apabila rata-rata aktivitas siswa bertambah sebesar 0,336, maka nilai hasil belajar dalam ranah kognitif akan bertambah 1. Tabel 17 Output Model Summary aktivitas siswa dan postest Model 1
R .
R Square .445
a. P redictors: (constant), aktivitas
adjusted R square .438
Std. Error of the Estimate 5.05475
Dari tabel di atas nilai koefisien determinasi dapat dibaca pada nilai R square. Besarnya nilai R square atau R²= 0.445=44.5% menunjukkan bahwa skor aktivitas siswa mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa/posttest sebesar 44.5%.
39
Untuk setiap persamaan regresi linear, hubungan antara variabel independen dan dependen harus linear. Hasil output SPSS versi 17 untuk uji linearitas di kelas eksperimen adalah sebagai berikut : Ŷ
Ŷ= 47.730 + 0.336X 88
92
X
Gambar 4. Hubungan linearitas aktivitas siswa dan hasil belajar Dari gambar di atas nampak garis regresi yang mengarah ke kanan. Hal ini membuktikan adanya linearitas hubungan antara aktivitas siswa dalam pembelajaran field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik dan hasil belajar, yang dapat diartikan semakin tinggi aktivitas maka hasil belajar dalam ranah kognitif juga semakin tinggi. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa variabel skor aktivitas dalam pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik berpengaruh terhadap skor tes pada materi ekosistem yaitu sebesar 44.5%. Artinya variasi hasil belajar kognitif siswa/posttest mampu dijelaskan oleh variasi aktivitas siswa dalam pembelajaran sebesar 44.5% melalui hubungan Ŷ= 47.730 + 0.336X.
B. Pembahasan Pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan uji pengaruh menunjukkan bahwa variabel aktivitas dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik berpengaruh cukup kuat terhadap hasil belajar ranah kognitif sebesar 44,5% melalui hubungan linier Ŷ=47.730 +0.336X. Oleh karena itu, siswa dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan, siswa melakukan segala aktivitas dalam field trip di Pantai Teluk Awur.
40
Presentase aspek aktivitas siswa yang tinggi ditemukan pada keterampilan siswa dalam menyiapkan alat dan bahan dan keterampilan siswa dalam melakukan pengamatan, yaitu 79%. Hal ini disebabkan suasana pembelajaran baru sehingga siswa begitu antusias untuk mengikuti pembelajaran. Siswa cenderung aktif mancari titik pengamatan yang berbeda dengan kelompok lain. Kegiatan ilmiah yang diharapkan juga dapat tercapai, seperti siswa mengamati komponen ekosistem, menentukan peran dan fungsi komponen ekosistem, menganalisis peristiwa saling ketergantungan antar komponen ekosistem, membuat jaring-jaring makanan dan piramda makanan, serta membuat kesimpulan. Aspek aktivitas yang dilaksanakan siswa mempengaruhi hasil belajarnya. Siswa yang aktif dalam pembelajaran berdampak pada hasil belajarnya. Semakin tinggi aktivitas, semain baik pula hasil belajar yang diperolehnya. Hasil belajar siswa telah mencapai standar optimal yang ditetapkan oleh peneliti, yaitu mendapat nilai akhir
80%
70. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ≥80% siswa
telah mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Standar yang ditetapkan oleh SMP N 3 Jepara pada mata pelajaran IPA kelas VII semester genap tahun ajaran 2011/2012 adalah
66. Rerata hasil belajar dua kelas
eksperimen tergolong cukup tinggi, yaitu 72,5. Namun, nilai tertinggi yang dicapai hanya 88 dari nilai 100 yang diharapkan, sedangkan nilai terendah yang didapat adalah 58. Keterkaitan antara pembelajaran field trip dengan hasil belajar siswa dapat dijelaskan dengan menggunakan teknik teori penetapan tujuan (goal getting theory). Teori penetapan tujuan adalah proses kognitif membangun tujuan dan merupakan determinan perilaku. Tujuan yang disadari akan menghasilkan tingkat prestasi yang lebih tinggi jika seseorang menerima tujuan tersebut (Locke, 1975). Kejelasan tujuan pembelajaran dari guru sangat penting, tujuan belajar harus dipahami dan disepakati agar siswa dapat belajar dengan efektif. Siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti pembelajaran yang direncanakan oleh guru. Selain itu, tujuan belajar juga harus tepat sasaran dan mencakup umpan balik. Saran dan masukan dari guru memberikan kesempatan untuk memperjelas harapan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar.
41
Pembelajaran dalam field trip diperlukan perencanaan yang tepat dan matang sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pembelajaran yang terencana memotivasi siswa untuk memecahkan masalah dan memperoleh pengalaman sehingga siswa dapat menemukan dan membangun konsep sendiri (Kirchen, 2011). Pembelajaran dalam field trip tidak hanya untuk berekreasi dan bersenang-senang, tetapi juga mendapatkan pengetahuan tambahan melalui pengalaman langsung dengan berinteraksi dengan alam (Shakil et al., 2011). Pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur memberikan kesempatan dan kebebasan siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan di sekitarnya, menemukan konsep dan mengembangkan gagasannya dalam bentuk kerja kelompok serta kegiatan ilmiahnya dapat tercapai. Oleh karena itu, pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur tepat diterapkan pada materi ekosistem. Dalam pembelajaran terdapat tiga faktor yang berperan, yaitu siswa sebagai subyek didik, guru sebagai motivator dan fasilitator, lingkungan sebagai faktor pendukung yang saling mempengaruhi. Adanya ketersediaan sumber belajar dan metode belajar yang tepat dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dapat dicapai (Sari, 2006). Dalam proses pembelajaran, pendidik dituntut untuk dapat membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa. Seseorang tidak akan pernah belajar jika tidak termotivasi dan harus memiliki keinginan untuk belajar (Hamdu dan Agustina, 2011). Siswa yang mempunyai motivasi tinggi dalam belajar dapat memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, intensitas usaha dan upaya yang dilakukan maka prestasi belajar yang diperolehnya lebih baik. Motivasi menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang diharapkan dapat dicapai. Siswa yang motivasinya tinggi diduga dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Pentingnya motivasi belajar siswa terbentuk antara lain agar terjadi perubahan belajar ke arah yang lebih positif. Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2002) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Jadi, motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan.
42
Tujuan yang spesifik mengarah pada hasil yang lebih baik dibandingkan tujuan yang samar-samar karena tujuan tersebut memberikan kejelasan bagi individu berkaitan dengan apa yang harus dikerjakan. Dinyatakan
oleh
Brophy
(2004)
bahwa
motivasi
belajar
lebih
mengutamakan respon kognitif. Dalam hal ini, siswa dapat melakukan semua aspek aktivitas yang telah direncanakan guru sehingga berpengaruh pada hasil belajar (kognitif) siswa. Siswa yang motivasi belajarnya tinggi dapat memperhatikan petunjuk belajar yang dijelaskan guru selama pembelajaran field trip di Pantai Teluk Awur. Siswa mempelajari peristiwa ekosistem dari alam sehingga bisa memahaminya dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga terlibat secara intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk dapat memahami suatu topik, dan mampu menyelesaikan tugas yang diberikan. Dalam penelitian ini, konsep motivasi berperan penting dalam menjelaskan variasi individu dalam bersikap dan berperilaku. Konsep motivasi memiliki cakupan yang luas dan mempresentasikan fenomena yang sangat kompleks yang mempengaruhi serta dipengaruhi faktor yang beragam dalam lingkungan belajar. Pembelajaran dalam field trip dapat memotivasi siswa untuk melaksanakan kegiatan ilmiah di Pantai Teluk Awur. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi yang dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa dapat menimbulkan kegiatan belajar. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Puasati (2008) menyatakan bahwa hakikat belajar biologi adalah bukan saja mementingkan aspek pengetahuan, tetapi juga harus mampu mengungkapkan proses biologi. Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan keterampilan proses dan pemahaman konsep. Begitu juga dengan penelitian Sitepu (2008) menyatakan bahwa belajar berbasis aneka sumber diyakini dapat mengatasi tidak hanya berbagai kesulitan dalam proses belajar dan membelajarkan, tetapi juga dapat mendidik siswa cara belajar yang tepat sehingga dapat belajar secara mandiri. Berdasarkan hasil kedua penelitian tersebut dapat diketahui bahwa lingkungan sekitar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
43
pembelajaran. Namun penelitian tersebut memiiki kelemahan pada proses belajarnya antara lain, yaitu guru kurang mampu mengkondisikan siswa di lapangan, terkesan banyak menyita waktu dan kurang terarah. Pembelajaran biologi menuntut adanya peran aktif dari siswa karena biologi berdasarkan proses ilmiah didasari dengan cara berpikir logis berdasarkan fakta yang mendukung. Dalam pembelajaran biologi terdapat komponen yang harus dimiliki siswa, yaitu dapat memahami proses ilmiah sebagai hasil dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan kelebihan dan kelemahan tersebut, maka penelitian dalam pembelajaran field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik sebagai sarana yang dapat membantu kegiatan belajar di luar kelas. Pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik menitikberatkan pada pengalaman siswa untuk mencari dan membangun informasi sendiri tentang materi ekosistem yang dipelajari. Pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik dapat mengoptimalkan pemahaman siswa tentang konsep ekosistem. Aktivitas siswa dalam suatu kelas dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang diterapkan pada kelas tersebut. Dalam hal ini siswa dilatih untuk mengembangkan pola pikirnya dan tidak semata-mata mendengarkan penjelasan dari guru. Aktivitas dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, sebagaimana yang disampaikan Dalyono (2008) bahwa aktivtas siswa belajar siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif sehingga hasil belajar yang dharapkan dapat tercapai. Hal tersebut sesuai sesuai dengan penelitian Anggraito et al (2006) bahwa aktivitas siswa dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Tetapi, belum tentu siswa dengan aktivitas belajar tinggi mencerminkan bahwa siswa tersebut memahami materi yang dibahas. Siswa menjadi banyak bertanya, menulis, dan berinteraksi dengan siswa lainnya karena siswa tersebut belum atau tidak memahami. Hal ini menyebabkan siswa tidak tuntas belajar walaupun memiliki tingkat aktivitas belajar yang tinggi. Namun, ada juga siswa yang kelihatannya kurang aktif tetapi memiliki hasil belajar yang cukup baik. Dengan demikian, hasil belajar kognitif dapat dipengaruhi oleh kadar aktivitas siswa selama pembelajaran.
44
Angket tanggapan siswa diberikan di akhir pembelajaran untuk mengetahui tanggapan yang diberikan siswa terhadap keseluruhan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan data tanggapan siswa kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran, 95% siswa tertarik mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan dengan model pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik siswa merasa lebih senang dalam mengikuti pembelajaran materi ekosistem. Berdasarkan banyaknya siswa yang tertarik mengikuti pembelajaran materi ekosistem dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik ini, mermudahkan siswa dalam mempelajari materi. Hal ini karena siswa bekerja secara kelompok untuk menemukan sendiri pengetahuan yang diperlukan. Guru hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa serta sebagai pengawas dalam setiap kemajuan dari setiap kelompok dalam menemukan pengetahuan siswa. Berdasarkan angket tangggapan siswa dapat dilihat bahwa ada 16% siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran materi ekosistem dengan memanfaatkan sebagai sumber belajar otentik. Hal ini terjadi karena siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat proses pembelajaran berlangsung dan siswa belum dapat beradaptasi dengan proses pembelajaran secara berkelompok karena terbiasa dengan pembelajaran yang hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah ini dengan guru lebih meningkatkan perhatian kepada siswa yang kurang memperhatikan dan mengalami kesulitan saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan angket juga diperoleh data bahwa ada 5% siswa tidak tertarik
mengikuti
pembelajaran.
Hal
ini
menyebabkan
siswa
tidak
memperhatikan, kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan tidak mengikuti dengan baik rencana pembelajaran yang telah disusun oleh guru sehingga hasil belajar yang didapat tidak sesuai dengan harapan. Kedua hal tersebut menyebabkan ada siswa yang tidak tuntas. Sebagai tindak lanjut siswa yang belum tuntas hasi belajarnya diadakan remidi. Pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran yang
45
menarik, menyenangkan dan tidak menimbulkan kebosanan pada siswa dalam belajar dapat meninbulkan motivasi, minat dan perhatian dalam diri siswa. Hal ini dapat menjadikan siswa yang pasif menjadi aktif dan dengan keaktifan siswa yang tinggi dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa dalam belajar dan tentunya dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Tujuan pembelajaran yang jelas membuat siswa tahu apa yang harus dilakukan selama pembelajaran. Pemilihan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik dirasakan tepat karena Pantai Teluk Awur memiliki potensi alam yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran, diantaranya adalah terumbu karang, padang lamun dan hutan mangrove. Adanya keanekaragaman organisme yang dimiliki, baik yang terdapat di pantai maupun daratan, menjadikan Pantai Teluk Awur sebagai tempat yang potensial untuk pembelajaran. Meskipun guru belum berani menjadikan Pantai Teluk Awur sebagai tujuan utama pembelajaran. Kondisi sekitar Pantai yang belum mendapatkan perhatian dari pemerintah, masih banyak ditumbuhi semakbelukar dan belum tertata rapi, membuat guru harus pandai memlih tempat yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun dan siswa merasa aman dan nyaman, ketersediaan dana dan jarak tempuh juga menjadi faktor penghambat. Pembelajaran field trip di Pantai Teluk Awur membutuhkan perencanaan yang matang agar pembelajaran berjalan lancar. Guru harus dapat menentukan tujuan pembelajaran yang jelas, menentukan objek yang menarik dan sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan kepada siswa. Pembagian tugas kepada siswa dan pembagian siswa dalam kelompok sangat dibutuhkan. Guru menentukan ketua tim tiap kelompok untuk mengatur segala sesuatunya, mematuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama dan mengawasi tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya. Tugas guru adalah mengawasi, membimbing dan mengarahkan bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang tidak menaati peraturan yang telah dibuat.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan bahwa pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik materi ekosistem di kelas VII SMP N 3 Jepara cukup efektif mengoptimalkan hasil belajar siswa. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diberikan beberapa saran, antara lain : 1. Guru diharapkan dapat mengatur waktu dengan sebaiknya-baiknya dan mengkondisikan siswa selama pembelajaran karena pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik membutuhkan waktu, jarak tempuh yang cukup jauh dan pemilihan lokasi yang tepat untuk pembelajaran. 2. Guru biologi dapat menerapkan pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik pada materi-materi lain yang relevan, materi yang dianggap sulit dipelajari oleh siswa karena terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. 3. Guru bisa memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah dalam pembelajaran field trip, pihak sekolah bisa merencanakan dan membuat jadwal pembelajaran luar kelas atau bahkan dibuat kegiatan ekstrakurikuler apabila jam pelajaran tidak mendukung.
46
47
DAFTAR PUSTAKA Anni C. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press. Anggraito U. Nugroho A & Palupi D. 2006 Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Kerja Ilmiah melalui Pembentukan Kelompok Kooperatif STAD dalam Penilaian Autentik. Jurnal penelitian pendidikan 1 (22) 37-43. Semarang: Lembaga Penelitian UNNES. Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Bloom BS. 1956. Taxonomy of educational objectives. Boston: Pearson Education Brophy J. 2004. Motivating Student to Learn. London: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. Dalyono M. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta. Darmono. 2007. Pengembangan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar. Jurnal Perpustakaan Sekolah (1):1-10. Dillon J, Rickinson, Teamey, Morris, Choi, Sanders & Benefleld. 2006. The Value of Outdoor Learning: Evidence from Research in the UK and Elsewhere. School Science Review:107-112. Hamdu G & L Agustina. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan 12 (1):90-96. Indrayanti E, Widianingsih, I Riniatsih. Kajian Potensi Kerang-kerangan (Bivalve) dan Siput Laut (Gastropoda) di Ekosistem Padang Lamun, Perairan Jepara. Semarang. Diunduh dari http://eprints.undip.ac.id/21513/2/675-ki-fp-2004-a.pdf [tanggal 30 April 2012] Kirchen DJ. 2011. Making and Taking Virtual Field Trips in Pre-K and The Primary Grades. Young Children:22-26. Liu Y. 2010. Social Media Tools as a Learning Resource. Journal of Educational Technology Development and Exchange 3 (1):101-114. Locke EA. 1975. The Ubiquity of The Technique of Goal Setting in Theories of and Approaches to Employee Motivation. Academy of Management Review. July: 594-601.
48
Mulyanto. 2003. Kajian Perpindahan Sedimen dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir Teluk Awur Kabupaten Jepara (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro. Diunduh dari http://eprints.undip.ac.id/11213/1/2003MIL2270.pdf [tanggal 30 April 2012] Mulyasa E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Orion N & A Hofstein. 1991. The Measurement of Student’s Attitudes Towards Scientific Field Trips. Science Education 75 (5):513-523. Puasati C. 2006. Peningkatan Keterampilan Proses dan Pemahaman Konsep Biologi melalui Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri I Seputih Agung Tahun Pelajaran 2006/2007. Jurnal Penelitian Pendidikan VI (1):35-42. Radjasa OK & A Sabdono. Studi Kinetika Biodegradasi Senyawa Herbisida STriazine oleh Bakteri Karang. Semarang. Diunduh dari http://eprints.undip.ac.id/22008/1/438-ki-fpik-06-a.pdf [tanggal 30 April 2012] Ridlo S. 2005. Evaluasi Pembelajaran Biologi. Semarang: UNNES. Ridlo S. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Desain Inovasi Inovasi Pembelajaran Biologi Program Studi Pendidikan Biologi dengan Pendekatan Jelajah Sekitar (JAS). Semarang: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Riniatsih I & Widianingsih. 2007. Kelimpahan dan Pola Sebaran Kerangkerangan (Bivalve) di Ekosistem Padang Lamun, Perairan Jepara. Ilmu Kelautan 12 (1):53-58. Diunduh dari http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ijms/article/download/591/472 [tanggal 30 April 2012] Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Saptono. 2009. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Sardiman. 2002. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sari K. 2006. Pembelajaran di Luar Kelas dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Bersama untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Lingkungan. Jurnal Penelitian Pendidikan. Diunduh dari http://www.ummetro.ac.id/file_jurnal/10.%20Kartikasari%20UM%20Met ro.pdf [tanggal 8 Agustus 2012] Singarimbun M & Sofian E. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta Barat: Pustaka LP3ES Indonesia.
49
Shakil AF, WN Faizi, S Hafeez. The Need and Importance of Field Trips at Higher Level in Karachi, Pakistan. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences 2 (1):1-16. Sitepu BP. 2008. Pengembangan Sumber Belajar. Jurnal Pendidikan Penabur 11 (7):79-92. Skinner CE. 1959. Educational Psychology. New York: Prentice Hall Inc. Diunduh dari http://www.FreResource.com/Pengertian-Perilaku [tanggal 28 September 2012] Sudjana N. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito. Sudjana N & A Rivai. 2001. Teknologi Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Warsita B. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Winkel WS. 2009. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia.
50
Lampiran 1
SILABUS Sekolah
: SMP N 3 Jepara
Kelas / Semester
: VII (Tujuh) / Genap
Mata Pelajaran
: IPA Biologi
Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem Kompetensi Dasar 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem
Materi pokok dan uraian pembelajaran Ekosistem
Kegiatan pembelajaran -
Melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar Pantai Teluk Awur untuk mengidentifi kasi komponenkomponen ekosistem serta hubungan antara komponen ekosistem
Indikator -
-
-
Menyebutkan satuan –satuan dalam ekosistem dan menyatakan matahari sebagai sumber energi utama Menjelaskan pengertian populasi, komunitas dan ekosistem Menjelaskan peranan dan fungsi komponen biotik dan abiotik penyusun ekosistem
Teknik Non tes
Non tes
Penilaian Bentuk Instrumen Lembar pengamatan LKS (Lembar Kerja Siswa) Lembar pengamatan Aktivitas siswa di dalam kelas dan luar kelas
Contoh Instrumen Kelompokkan yang kalian amati ke dalam 2 kelompok, yaitu makhluk yang hidup dan tidak hidup! Hitunglah jenis tumbuhan dan hewan yang terdapat di dalam area yang kalian amati dan hitung
Alokasi Waktu 4 x 40’
Sumber Belajar Buku paket Biologi SMP kelas VII Pantai Teluk Awur
51
Kompetensi Dasar
Materi pokok dan uraian pembelajaran
Kegiatan pembelajaran -
-
Presentasi hasil pengamatan komponen ekosistem dan interaksi antara komponen ekosistem kawasan Pantai Teluk Awur
Indikator
Teknik Non tes
-
Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan
Tes
Penilaian Bentuk Instrumen Lembar pengamatan LKS
Pilihan ganda
Evaluasi kegiatan pembelajaran
Contoh Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
jumlahnya untuk setiap jenisnya. Berikut termasuk komponen abioti, kecuali . .. a. Pengurai b. Cahaya matahari c. Gaya tarik bumi d. Air
Jepara, Mei 2012 Kepala SMP N 3 Jepara
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Dra. Sri Martuti, M.Pd NIP. 19600523198603 2 004
Purnomo, S.Pd NIP. 19660312198803 1 013
Endri Fajar Setyarsono NIM. 4401408032
52
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan
: SMP
Kelas/Semester
: VII (Tujuh)/Genap
Mata Pelajaran
: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi Waktu
: 4 x 40 menit
A. Standar Kompetensi 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem B. Kompetensi Dasar 7.2 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem C. Indikator 1. Kognitif Menyebutkan satuan-satuan dalam ekosistem dan menyatakan bahwa matahari merupakan sumber energi utama. Menjelaskan pengertian populasi, komunitas, dan ekosistem. Menjelaskan peranan dan fungsi komponen biotik penyusun ekosistem Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan jaringjaring makanan berdasar hasil pengamatan suatu ekosistem. 2.
Psikomotorik Melakukan praktikum ekosistem.
3.
Afektif Karakter : Berpikir kritis, kreatif, dan logis; bekerja teliti, cermat, percaya diri, jujur, dan bertanggung jawab, peduli, serta berperilaku santun. Keterampilan sosial: bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif Siswa dapat : Menjelaskan pengertian ekosistem.
53
Menjelaskan satuan makhluk hidup dalam ekosistem. Menjelaskan komponen-komponen ekosistem. Membedakan organisme autotrof dan organisme heterotrof Membedakan organisme herbivora, karnivora, dan omnivora. Menjelaskan hubungan saling ketergantungan antara komponen abiotik dan komponen biotik. Menjelaskan saling ketergantungan antara produsen, konsumen dan pengurai. Menjelaskan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan yang terbentuk dari sekumpulan rantai makanan. Membuat jaring-jaring makanan yang terbentuk dari sekumpulan rantai makanan. 2.
Psikomotorik Siswa terampil melakukan percobaan tentang materi ekosistem.
3.
Afektif Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter berpikir kritis, kreatif, dan logis; bekerja teliti, percaya diri, jujur, dan bertanggung jawab, peduli, serta berperilaku santun. Bekerja sama dalam kelompok diskusi dan kegiatan praktik, aktif menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, menanggapi pendapat orang lain dalam diskusi. Karakter yang ingin dicapai : 1. Bertanggung jawab
6. Kreatif
2. Cermat
7. Kritis
3. Jujur
8. Mandiri
4. Kerja keras
9. Percaya diri
5. Kerja sama
10. Teliti
dan
54
E. Materi pembelajaran EKOSISTEM Ekosistem terdiri dari dua komponen penyusun yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponn abiotik terdiri dari tanah, air, batu, udara, suhu, kelembaban, dan gaya tarik bumi. Komponen biotik terdiri dari tumbuhan, manusia, dan hewan lainnya. Satuan makhluk hidup dalam suatu tempat hidup adalah individu, populasi, komunitas, dan biosfer.
Individu adalah satuan makhluk hidup tunggal.
Populasi adalah kumpulan individu sejenis di habitatnya.
Komunitas adalah kumpulan dari macam-macam
populasi makhluk
hidup yang hidup dalam suatu wilayah tertentu.
Ekosistem adalah kesatuan
komunitas dengan lingkungan hidupnya
yang saling berinteraksi atau membentuk hubungan timbal-balik.
Biosfer adalah seluruh ekosistem di permukaan bumi kita. Menurut peranannya komponen biotik dapat dibedakan menjadi 3
golongan satuan, yaitu produsen (penghasil), konsumen (pemakai), pengurai (dekomposer). Produsen adalah golongan makhluk hidup yang mempunyai klorofil sehingga dapat menghasilkan makanannya sendiri. Konsumen adalah kelompok makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Pengurai bertugas menguraikan kembali zat yang terdapat dalam makhluk hidup yang sudah mati. Peristiwa makan-dimakan mengakibatkan terbentuknya rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida ekologi. F. Metode Pembelajaran 1. Model : Cooperative learning 2. Metode -
Diskusi kelompok
-
Observasi
-
Eksperimen
55
G. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I (2 x 40 menit) No. Kegiatan 1. Pendahuluan : Menanyakan kepada siswa tentang ekosistem : “Siapakah di antara kalian yang pernah pergi ke pantai ? Apa saja isi pantai?” (kritis dan kreatif) 2. Kegiatan inti : a. Eksplorasi Siswa memperoleh materi tentang ekosistem. (kritis dan kreatif) Siswa membentuk 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang dan dibagikan LKS I dan II oleh guru. (mandiri dan bertanggung jawab) Siswa membaca buku panduan yang dimiliki atau sumber belajar lain yang relevan. (bertanggung jawab, cermat, dan teliti) Siswa dijelaskan tentang prosedur dan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan. (kritis dan kreatif) b. Elaborasi Siswa melakukan investigasi ke lingkungan sekitar Pantai Teluk Awur sesuai dengan langkah kerja yang telah direncanakan. (kerja sama, kerja keras, percaya diri dan kreatif) c. Konfirmasi Siswa kembali ke kelas dan menyiapkan laporan hasil investigasi. (kerja sama dan bertanggung jawab) Tiap-tiap kelompok mengumpulkan data hasil investigasi. (kritis, jujur dan percaya diri) 3. Penutup : Siswa diarahkan oleh guru menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.(kritis dan kreatif)
Waktu 5 mnt
Metode Tanya jawab
10 mnt
Kooperatif Learning
55 mnt
5 mnt
5 mnt
Tanya Jawab Informasi
56
No.
Kegiatan Siswa diperintah oleh guru untuk mempelajari materi pada pertemuan berikutnya. (bertanggung jawab dan mandiri)
Waktu
Metode
Waktu 10 mnt
Metode Tanya jawab
10 mnt
Kooperatif Learning
Pertemuan II (2 x 40 menit) No. Kegiatan 1. Pendahuluan : Menanyakan kepada siswa tentang ekosistem : “Pengalaman dan materi apa yang telah kalian dapat selama pembelajaran di pantai?” (kritis dan kreatif) 2. Kegiatan inti : a. Eksplorasi Siswa duduk sesuai dengan kelompok masing-masing. (mandiri dan tanggung jawab) Masing-masing kelompok dibagikan LKS I dan II untuk mengecek kembali dan melengkapi jawaban yang kosong. . (bertanggung jawab, cermat, dan teliti) b. Elaborasi Perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil investigasinya. (kerja sama, kerja keras, kreatif, dan kritis) Kelompok lain bertanya atau menanggapi kelompok yang presentasi. (kritis dan kreatif) c. Konfirmasi Siswa diberi penguatan konsep dan kesempatan oleh guru untuk menanyakan materi yang belum dipahami . (kritis, kreatif dan percaya diri) 3. Penutup : Siswa mengumpulkan jawaban LKS I dan LKS II. (cermat dan teliti)
40 mnt
10 mnt
10 mnt
Tanya Jawab Informasi
57
No.
Kegiatan Siswa diperintah oleh guru mempelajari materi kembali untuk persiapan evaluasi. (bertanggung jawab dan mandiri)
Waktu
Metode
No. Kegiatan Waktu 1. Pendahuluan : 5 mnt Menanyakan kepada siswa tentang kesiapan mengikuti dan mengerjakan evaluasi. (jujur, kritis, dan kreatif) 2. Kegiatan inti : a. Elaborasi 35 mnt Siswa menyiapkan alat-alat tulis untuk evaluasi . (mandiri dan tanggung jawab) b. Eksplorasi Siswa mendapatkan soal evaluasi dan mengerjakannya sesuai dengan petunjuk dan waktu yang telah ditentukan. (jujur, mandiri, percaya diri dan bertanggung jawab) c. Konfirmasi Siswa diingatkan oleh guru tentang waktu dan jawaban yang masih kosong . (kritis, kreatif dan percaya diri) 3. Penutup : 5 mnt Siswa mengumpulkan jawaban evaluasi. (teliti dan cermat)
Metode Tanya jawab
Pertemuan III (1 x 40 menit)
Evaluasi
Informasi
58
H. Alat dan Sumber Belajar a. Buku IPA Biologi SMA kelas VII b. LKS c. Pantai Teluk Awur I. Penilaian a. Bentuk Tugas laporan Lembar aktivitas siswa
Jepara, Mei 2012 Mengetahui Guru Biologi
Peneliti
Purnomo, S.Pd NIP. 19660312198803 1 013
Endri Fajar Setyarsono NIM 4401408032
59
Lampiran 3
Jelajah Alam di PANTAI TELUK AWUR Ekosistem PANTAI TELUK AWUr Pantai Teluk Awur adalah pantai yang letaknya kira-kira hanya 1,5 km dari sekolah kita, pada pembelajaran ekosistem kali ini kita akan melakukan kegiatan jelajah alam sekitar di kawasan Pantai Teluk Awur. Pantai Teluk Awur memiliki potensi alam yang bagus, diantaranya memiliki terumbu karang yang secara ekologis berinteraksi dengan aktivitas manusia dari daratan dan berfungsi sebagai penahan gelombang dan melindungi pantai dari bahaya abrasi (Radjasa dan Sabdono 2005). Pantai Teluk Awur juga memiliki komunitas padang lamun yang relatif subur, yang merupakan tempat perlindungan bagi bivalve (kerang-kerangan) dan gastropoda (siput laut) (Indrayanti et al. 2003) dan hutan bakau yang sangat cocok untuk pembelajaran materi ekosistem, sesuai dengan Standar Kompetensi Memahai saling ketergantungan dalam ekosistem dan Kompetensi Dasar Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem. Lokasi yang digunakan untuk penelitian : Lokasi A : ekosistem perairan di Pantai Teluk Awur Lokasi B : ekosistem daratan di Pantai Teluk Awur.
Yang harus kalian perhatikan: 1. Setelah sampai lokasi penelitian, lakukan kegiatan pengamatan sesuai dengan langkah kerja pada LKS. 2. Cintailah alam sekitar! Jangan merusak atau membunuh makhluk hidup
Nama Kelompok :
dan jangan membuang
Anggota
sampah sembarangan!
1. 2. 3. 4. 5.
:
3. Jaga sikap kalian selayaknya seorang pelajar!
60
Pendahuluan Ekosistem
terbentuk
karena
adanya
interaksi
antara
organisme-
organisme dalam suatu wilayah dan interaksinya dengan lingkungan tak hidup (abiotik) disekitarnya. Organisme atau individu merupakan satuan makhluk hidup terkecil dalam sistem kehidupan. Seekor katak, seekor ikan, atau seorang anak perempuan merupakan suatu individu. Bila beberapa ekor katak menempati tempat tertentu, maka kita menyebutnya sebagai populasi katak. Populasi katak, ular, kerbau, dan tanaman padi akan membentuk komunitas sawah. Beberapa komunitas dan lingkungan yang hidup bersama-sama dan berinteraksi membentuk suatu sistem ekologi yang dinamakan ekosistem. Setiap
ekosistem
tersusun
dari
komponen-komponen
penyusun.
Komponen penyusun ekosistem terdiri atas komponen yang hidup (biotik) dan komponen yang tak hidup (abiotik). Komponen abiotik contohnya cahaya matahari, udara, air dan suhu yang sangat penting bagi kelangsungan makhluk hidup. Komponen biotik merupakan bagian dari suatu ekosistem yang terdiri atas semua makhluk hidup. Berdasarkan fungsi di dalam ekosistem, komponen biotik dikelompokkan sebagai produsen, konsumen, dan decomposer.
Produsen adalah makluk hidup yang dapat memproduksi makanan, untuk dirinya sendiri maupun untuk makhluk hidup lain. Semua tumbuhan dan organisme fotosistetik berperan sebagai produsen karena dapat melakukan proses fotosintesis.
Konsumen adalah makhluk hidup yang memakan makhluk hidup lain karena tidak dapat membuat makanan sendiri. Hewan-hewan pemakan tumbuhan disebut sebagai konsumen tingkat satu (primer). Makhluk hidup yang secara tidak langsung bergantung pada produsen disebut sebagai konsumen tingkat dua (sekunder) contohnya katak dan burung pemakan belalang, sedangkan konsumen tingkat tiga (tersier) contohnya harimau dan serigala.
Pengurai (dekomposer) merupakan makhluk hidup yang dapat menguraikan bahan organik menjadi bahan anorganik dari sisa makhluk hidup yang telah mati. Dalam ekosistem, terjadi iteraksi antar komponen biotik dengan
komponen
abiotik
misalnya
oksigen
dibutuhkan
makhluk
hidup
untuk
pernapasan & fotosintesis, dan iteraksi antara komponen biotik satu dengan komponen biotik yang lain dalam ekosistem adalah dalam bentuk urutan makan dan dimakan.
61
Lembar Kerja Siswa Standar Kompetensi: 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem. Kompetensi Dasar: 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.
Lokasi A. ekosistem perairan di Pantai Teluk Awur. Lokasi ini menyediakan tempat hidup bagi organisme (flora & fauna) air sebagai komponen ekosistem yang harus kalian amati.
A. Tujuan Siswa dapat mempelajari komponen penyusun ekosistem perairan (baik
komponen
biotik maupun abiotik) dan interaksi antara
komponen dengan melakukan penyelidikan di Pantai Teluk Awur B. Alat dan Bahan 1. Tabel pengamatan 2. Alat tulis
62
C. Langkah Kegiatan 1. Amati seluruh komponen biotik (makhluk hidup) dan komponen abiotik (benda tak hidup) yang terdapat pada Pantai Teluk Awur. 2. Tulis hasil pengamatan kalian pada tabel pengamatan. D. Tabel Pengamatan No.
Komponen Biotik Organisme
∑
Produsen
Konsumen
Komponen Pengurai
Abiotik
63
E. Mari Menganalisis! Ada interaksi antara komponen ekosistem yang terdapat pada ekosistem perairan Pantai Teluk Awur. 1. Jelaskan secara singkat pengaruh sinar matahari terhadap kehidupan organisme yang ada di ekosistem perairan Pantai Teluk Awur dan apa akibatnya jika lokasi tersebut kurang memperoleh sinar matahari! …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… ……………………… Jaring-jaring makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara jenis makhluk hidup yang satu dengan jenis makhluk hidup yang lain. Contoh:
2. Buatlah jaring-jaring makananan berdasarkan makhluk hidup air yang kalian temukan sehingga kalian dapat menentukan peran masing-masing makhluk hidup dalam ekosistem tersebut! Gambar jaring-jaring makanan:
Penjelasan singkat: …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… ………………………
64
Lokasi B. Ekosistem daratan yang berlokasi di sekitar Pantai Teluk
A. Tujuan Siswa dapat mempelajari komponen penyusun ekosistem daratan (baik komponen
biotik maupun abiotik) dan interaksi antara komponen
dengan melakukan penyelidikan di pinggiran hutan bakau Pantai Teluk Awur. B. Alat dan Bahan 1. Empat buah tongkat kayu. 2. Meteran ukur 3. Tali rafia 4. Tabel pengamatan C. Langkah Kegiatan 1. Pilihlah satu titik secara acak. 2. Gunakan meteran ukur untuk mengukur sisi x sisi 300 cm2 pada titik yang ditentukan sehingga berbentuk bujur sangkar. Tancapkan tongkat kayu di setiap sudut bujur sangkar dan hubungkan tiap-tiap tongkat kayu dengan tali rafia. Lakukan seperti contoh pada gambar!
65
3. Catatlah segala sesuatu yang kamu temukan (komponen biotik maupun abiotik) di dalam area tersebut, termasuk jenis binatang terbang yang berterbangan di atas area pengamatan pada tabel pengamatan.
4. Kepadatan populasi pada suatu daerah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Kepadatan populasi =
D. Tabel Pengamatan No.
Satuan-satuan dalam ekosistem Individu Populasi Komunitas
Kepadatan populasi
Kedudukan dalam rantai makanan
66
E. Mari Menganalisis! 1. Piramida makanan digunakan untuk menggambarkan jumlah massa zat dan energi dari produsen sampai konsumen tertinggi dalam suatu ekosistem. Contoh:
Gambarlah piramida makanan berdasarkan peran masing-masing makhluk hidup yang kamu temukan dalam ekosistem! Gambar piramida makanan:
2. Apa perbedaan antara individu, populasi, dan komunitas? ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… …………………………………………………… …………………………………………………… ……………………………………………
67
KISI KISI SOAL TES EVALUASI : SMP N 3 Jepara
Jumlah Soal
: 50
Mata Pelajaran
: IPA Biologi
Waktu
: 40 menit
Kelas / Semester
: VII / Genap
Bentuk soal
: Pilihan ganda
Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
No. Soal Ranah Kognitif C1
7.1 Menentukan
Ekosistem
Menyebutkan satuan-satuan dalam
ekosistem dan saling
ekosistem dan menyatakan bahwa
hubungan antara
matahari merupakan sumber energi
komponen ekosistem
utama pada sistem biologi
Menjelaskan pengertian populasi, komunitas dan ekosistem
2 5 12 13 27 35 37 40 42 44 49 50 3 14 38 39 47
C2
v
v v v v v v v v v v v v
v v
C3
Kunci C4 v
v
D B C A A C D D B C B D B B A A A
Lampiran 4
Nama Sekolah
68
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
No. Soal Ranah Kognitif C1
Menghitung jumlah kepadatan populasi suatu makhluk hidup Menjelaskan peranan dan fungsi komponen biotik penyusun ekosistem Menyebutkan dan menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan jaring-jaring makan
15 16 48 1 11 17 19 34 36 4 6 8 9 18 20 22 23 24 25 31 32 33 45 46
v v v
v v v
C2
C3
C4 v v
v
v
v v v
v v v
v
v v v v v
Kunci
v
v
B C C B B B D C C A D D D A C B B D A C D B A C
69
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
No. Soal Ranah Kognitif C1
Mengidentifikasi interaksi antar komponen dalam ekosistem dan contohnya
Keterangan : C1
: Ingatan
= 27 butir soal
C2
: Pemahaman = 8 butir soal
C3
: Penerapan
= 6 buitr soal
C4
: Analisis
= 9 butir soal
7 10 21 26 28 29 30 41 43
C2
C3
v
v v v
v
v v
Kunci C4 v v
C D A D C C D C A
70
Lampiran 5
SOAL UJI COBA Mata Pelajaran
: IPA BIOLOGI
Materi Ujian
: Ekosistem
Kelas / Semester
: VII / Genap
Waktu
: 40 menit
Petunjuk Umum : 1. Bacalah petunjuk umum dan petunjuk khusus pengerjaan soal. 2. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen pada kolom yang tersedia. 3. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal. 4. Kerjakan semua soal dengan baik dan benar pada lembar jawab yang telah tersedia. 5. Tanyakan pada guru bila menemukan soal yang dirasa kurang jelas. Petunjuk Khusus : Berilah tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, atau D pada jawaban yang dianggap paling tepat! 1. Komponen biotik yang terdapat di pantai, terdiri atas .... a. ikan, pohon bakau, rumput laut, batu b. ikan, rumput laut, semut c. air, batu, tanah, cacing d. air, udara, ikan, terumbu karang 2. Tempat hidup alami suatu makhluk hidup disebut. . . a. komunitas
c. ekosistem
b. populasi
d. habitat
3. 1. Kelahiran
3. Imigrasi
2. kematian
4. Emigrasi
Faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kepadatan populasi adalah. . .. a. 1 dan 2
c. 2 dan 4
b. 1 dan 3
d. 3 dan 4
4. Tumbuhan yang mengandung klorofil disebut produsen, karena.... a. dapat membuat makanan sendiri b. hidupnya memerlukan cahaya matahari
71
c. diperlukan oleh konsumen d. dapat menyerap karbondioksida dan udara 5. Makhluk hidup yang merupakan anggota komunitas dalam suatu ekosistem di pantai adalah... a. ikan, batu, rumput laut b. rumput laut, pohon bakau, ikan c. semut, tanah, pohon bakau d. cahaya matahari, rumput laut, plankton 6. Urutan makan dimakan yang paling mungkin terjadi adalah.... a. rumput – belalang – ulat – ular b. rumput – ayam – ulat – ular c. rumput – ulat – ayam – katak d. rumput – belalang – katak – ular 7. Berbagai komunitas organisme berinteraksi dengan lingkungan abiotik membentuk... a. individu
c. ekosistem
b. rantai makanan
d. populasi
8. Bakteri dan jamur yang bersifat saprofit berfungsi sebagai... a. produsen
c. komunitas
b. konsumen pertama
d. pengurai
9. Peristiwa yang mungkin terjadi jika semua produsen (tumbuhan hijau) mati... a. konsumen tingkat I berkembang biak pesat b. tidak akan berpengaruh kepada konsumen c. organisme pemakan tumbuhan tetap hidup d. jumlah pemakan tumbuhan (herbivora) menurun atau mati 10. Pernyataan di bawah ini yang mendukung ekosistem seimbang adalah... a. tumbuhan sama banyak dengan hewan b. komponen abiotik dan biotik tetap c. energi yang masuk sebanding dengan energi yang keluar d. komponen biotik dan abiotik selalu berubah 11. Berikut ini termasuk komponen abiotik, kecuali... a. tanah
c. cahaya matahari
72
b. pengurai
d. air
12. Ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya disebut... a. ekosistem
c. ekologi
b. zoologi
d. sanitasi
13. Seekor sapi sedang mencari makanan di padang rumput merupakan... a. individu
c. komunitas
b. populasi
d. ekosistem
14. Kumpulan beberapa buah populasi, yaitu populasi belalang, populasi rumput, populasi pohon pisang merupakan... a. individu
c. ekosistem
b. komunitas
d. biosfer
15. Sebuah bidang tanah yang lebarnya 2m dan panjangnya 3m dijumpai 5 ekor belalang, 10 batang alang-alang, 25 batu kecil, 4 sampah plastik, dan 20 ekor semut merah. Berapakah kepadatan populasi alang-alang? a. 10 batang/6m
c. 10 batang/5m
b. 10 batang/6m²
d. 10 batang/5m²
16. Dalam soal nomor 15 populasi manakah yang paling padat pada tempat tersebut? a. belalang
c. semut merah
b. batu kecil
d. alang-alang
17. Berikut ini merupakan pengaruh tumbuhan terhadap komponen abiotik di udara, kecuali.... a. menambah kadar oksigen di udara ketika fotosintesis b. menambah kadar karbondioksida di udara ketika fotosintesis c. mengurangi kadar oksigen di udara ketika respirasi d. menambah kadar air di udara ketika respirasi 18. Yang termasuk detritivor adalah... a. cacing tanah dan rayap
c. katak dan belalang
b. burung hantu dan babi hutan
d. ular dan katak
19. Berikut ini yang tidak dapat mempengaruhi kadar oksigen di udara adalah... a. kegiatan tumbuhan hijau melakukan fotosintesis
73
b. makhluk hidup yang berada di sekitarnya c. kegiatan manusia membangun industri d. kegiatan pengurai menguraikan sisa organisme 20. Dalam ekosistem selokan terdapat air, kecebong, ganggang, bakteri dan batu, yang merupakan produsen pada ekosistem selokan adalah... a. air
c. ganggang
b. kecebong
d. bakteri
21. Pernyataan di bawah ini mengenai hubungan saling ketergantungan dalam ekosistem. Pernyataan manakah yang benar... a. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk fotosintesis b. Kesuburan tanah tidak tergantung makhluk hidup c. Cahaya matahari tergantung makhluk hidup d. Tumbuhan adalah abiotik yang tergantung cahaya matahari 22. Perhatikan organisme berikut. 1. Ulat 2. Burung kutilang 3. Elang 4. Padi Urutan organisme piramida makanan dari dasar piramida adalah... a. 1, 2, 3, 4 b. 4, 1, 2, 3 c. 4, 2, 3, 1 d. 2, 1, 4, 3 Untuk soal no.21 sampai dengan 22, perhatikan bagan jaring-jaring kehidupan di bawah ini! Belalang
Katak
Ular
Elang
Rumput Ulat
ayam
23. Jaring-jaring kehidupan di atas terdiri dari.... a. 1 rantai makanan
c. 3 rantai makanan
b. 2 rantai makanan
d. 4 rantai makanan
74
24. Pada jaring-jaring kehidupan di atas, yang berkedudukan sebagai konsumen I adalah... a. ayam, katak
c. ular, katak
b. ular, elang
d. ulat, belalang
25. Jika populasi belalang dan ulat meningkat pesat, maka populasi organisme mana yang akan mengalami penurunan... a. elang
c. rumput
b. ayam
d. katak
26. 1. Herbivora
4. produsen
2. karnivora
5. konsumen
3. omnivora
6. Pengurai
Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanan dibedakan atas... a. 1, 2, 3
c. 2, 4, 6
b. 1, 3, 5
d. 4, 5, 6
27. Di dalam rumah terdapat kolam dan di dalamnya terdapat batu-batuan, ikan dan tumbuhan air yang saling berinteraksi. Batuan dan makhluk hidup dalam kolam tersebut merupakan... a. individu
c. komunitas
b. populasi
d. ekosistem
28. Ekosistem mendapat energi utama dari…. a. cahaya matahari
c. Air
b. Tanah
d. Udara
29. Manakah di antara pernyataan berikut yang menunjukkan hubungan ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik? a. Cacing dimakan ayam dan ayam dimakan ular b. Tumbuhan menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida c. Taman kota dapat mengurangi polusi udara d. Bakteri berperan dalam pembusukan daun 30. Hubungan antara makhluk hidup berikut yang membentuk simbiosis mutualisme… a. Kutu rambut dengan manusia b. Tanaman anggrek dengan pohon mangga
75
c. Tanaman benalu dengan tanaman inang d. Tanaman kacang dengan bakteri Rhizobium sp 31. Perhatikan diagram berikut! Ular Katak Belalang Padi Dalam rantai makanan tersebut, makhluk hidup yang berkedudukan sebagai konsumen primer adalah….. a. Ular
c. Belalang
b. Katak
d. Padi
32. Pada suatu rantai makanan apabila jumlah produsen berkurang, akibatnya… a. Jumlah herbivora meningkat, tetapi karnivora menurun b. Jumlah herbivora menurun, tetapi jumlah karnivora meningkat c. Jumlah herbivora dan karnivora meningkat d. Jumlah herbivora dan karnivora menurun 33. Puncak piramida makanan terdiri atas... a. Produsen
c. Konsumen I
b. Konsumen III
d. Konsumen II
34. Tumbuhan dalam ekosistem disebut makhluk autotrof karena mampu... a. tumbuh b. berkembang biak c. fotosintesis d. respirasi 35. Berdasarkan proses terbentuknya ekosistem dibedakan menjadi. . . a. ekosistem darat dan air b. ekosistem darat, air, dan udara c. ekosistem alami dan buatan d. ekosistem populasi dan komunitas 36. Tumbuhan hijau dalam ekosistem berperan sebagai produsen, karena tumbuhan hijau... a. dimakan konsumen b. diurai jamur c. berklorofil d. sebagai perindang
76
37. Makhluk hidup tunggal sebagai satuan kehidupan disebut. . . a. ekosistem
c. populasi
b. komunitas
d. individu
38. Populasi sebagai komponen dalam ekosistem memiliki arti... a. kesatuan makhluk hidup sejenis b. kesatuan makhluk hidup berbagai jenis c. kesatuan antara individu meski berbagai jenis d. kesatuan makhluk hidup dengan lingkungannya 39. Ekosistem adalah.... a. kesatuan makhluk hidup dengan lingkungannya b. kesatuan makhluk hidup dengan makhluk lain c. kesatuan makhluk hidup dengan benda-benda mati d. kesatuan benda mati dengan benda-benda mati lainnya 40. Ekosistem yang ada di muka bumi ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang disebut dengan. . . a. atmosfer b. litosfer c. hidrosfer d. biosfer 41. Contoh komponen abiotik yang dapat ditemukan di taman adalah.... a. pohon
c. tanah
b. belalang
d. ulat
42. Makhluk hidup yang merupakan anggota komunitas dalam suatu ekosistem padang rumput ialah... a. semut, batu, alang-alang b. tumbuhan putri malu, semut, cacing tanah c. belalang, tanah, tumbuhan putri malu d. cacing tanah, cahaya matahari, belalang 43. Berikut ini termasuk komponen biotik adalah.... a. pengurai
c. gaya tarik bumi
b. cahaya matahari
d. air
77
44. Pernyataan berikut yang salah adalah... a. Tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme berinteraksi membentuk komunitas b. Interaksi antara populasi pada area dan waktu tertentu membentuk komunitas. c. Semua semut di suatu padang rumput disebut komunitas semut. d. Ekosistem merupakan kesatuan komunitas dengan lingkungan yang saling berinteraksi. 45. Rangkaian proses makan dan dimakan disebut dengan... a. Rantai makanan
c. jaring-jaring makanan
b. Rantai kehidupan
d. jaring-jaring kehidupan
46. Energi mengalami perpindahan secara berturut-turut dari... a. Matahari – tumbuhan – karnivora – herbivora – konsumen puncak b. Matahari – herbivora – karnivora – tumbuhan c. Matahari – tumbuhan – konsumen I – konsumen II – konsumen III d. Matahari – konsumen I – konsumen II – konsumen III – tumbuhan 47. Sekumpulan individu sejenis yang hidup di suatu daerah tertentu disebut dengan... a. populasi
c. komunitas
b. individu
d. ekosistem
48. Kepadatan populasi manusia di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh tiga hal berikut, kecuali... a. kelahiran (natalitas)
c. urbanisasi
b. kematian (mortalitas)
d. migrasi
49. Daerah yang masih asli, tanpa ada eksploitasi dibiarkan apa adanya sebagai suatu ekosistem disebut dengan... a. suaka margasatwa
c. kebun raya
b. cagar alam
d. taman nasional
50. Berikut ini yang bukan merupakan satuan makhluk hidup dalam suatu tempat hidup adalah. . .. a. individu
c. komunitas
b. populasi
d. pengurai
78
Kunci Jawaban Soal Uji Coba Nomor Soal
Jawaban
Nomor soal
Jawaban
1
B
26
A
2
D
27
D
3
B
28
A
4
A
29
C
5
B
30
D
6
D
31
C
7
C
32
D
8
D
33
B
9
D
34
C
10
B
35
C
11
B
36
C
12
C
37
D
13
A
38
A
14
B
39
A
15
B
40
D
16
C
41
C
17
B
42
B
18
A
43
A
19
D
44
C
20
C
45
A
21
A
46
C
22
B
47
A
23
B
48
C
24
D
49
B
25
C
50
D
79
Lampiran 6 Analisis hasil uji coba soal siswa materi ekosistem NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
KODE UC-17 UC-32 UC-6 UC-27 UC-37 UC-8 UC-19 UC-29 UC-35 UC-23 UC-15 UC-28 UC-30 UC-34 UC-33 UC-1 UC-18 UC-13 UC-22 UC-36 UC-12 UC-14 UC-9 UC-10 UC-4 UC-24 UC-26 UC-20 UC-2 UC-7 UC-16 UC-5 UC-21 UC-31 UC-11 UC-25 UC-3 SX
KETERANGAN Y Y Y Y p N
2
RELIABILITAS
2
q pq Spq r 11
TINGKAT KESUKARAN
p KETERANGAN BA
DAYA PEMBEDA
NOMOR BUTIR SOAL (X) 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 25 31 29
5 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 24
29
26 25 31 29 24 29 861 801 1017 952 756 950 1170 1170 1170 1170 1170 1170
SY 2 r xy
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 26
SX 2 SXY SY
VALIDITAS
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
38206 0,401803 Valid 1208,7027
38206 0,10565 Tidak
38206 0,4712 Valid
38206 0,40173 Valid
38206 -0,02891 Tidak
38206 0,37875 Valid
0,7027027 0,67568 0,83784 0,2972973 0,32432 0,16216 0,2089116 0,21914 0,13587 8,8750913 0,7431853 r 11 >0.325 = Reliabel 0,7027027 0,67568 0,83784 sedang sedang mudah 16 13 18
0,78378 0,21622 0,16947
0,64865 0,35135 0,2279
0,78378 0,21622 0,16947
0,78378 mudah 17
0,64865 sedang 11
0,78378 mudah 18
32,667641
JA
18
18
18
18
18
18
BB
10
12
13
12
13
11
19 0,3625731 cukup dipakai
19 0,09064 jelek
JB
DP KRITERIA KETERANGAN
N = 37, Taraf signifikansi 5%, r tabel = 0,325
19 19 19 19 0,31579 0,31287 -0,0731 0,42105 cukup cukup sangat jelek baik dipakai dipakai dipakai
80
7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
35
8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
27
9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1
26
10 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
NOMOR BUTIR SOAL (X) 11 12 13 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 18 35 16 27
14 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
19
15 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
21
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
35 27 26 18 35 16 27 19 21 1110 865 863 607 1111 547 891 638 709 1170 1170 1170 1170 1170 1170 1170 1170 1170 1170
3 3 91
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1170
3 3 98
38206 0,06782 Tidak
38206 0,11943 Tidak
38206 0,42249 Valid
38206 0,35772 Valid
38206 0,08873 Tidak
38206 0,39186 Valid
38206 0,39627 Valid
38206 0,35184 Valid
38206 38206 0,429 -0,06695 Valid Tidak
38206 0,05431 Tidak
0,94595 0,05405 0,05113
0,72973 0,27027 0,19722
0,7027 0,2973 0,20891
0,48649 0,51351 0,24982
0,94595 0,05405 0,05113
0,43243 0,56757 0,24543
0,72973 0,27027 0,19722
0,51351 0,48649 0,24982
0,56757 0,43243 0,24543
0,08108 0,91892 0,07451
0,08108 0,91892 0,07451
0,94595 0,72973 0,7027 0,48649 0,94595 0,43243 0,72973 0,51351 0,56757 mudah mudah sedang sedang mudah sedang mudah sedang sedang 17 14 15 12 17 12 16 13 13
0,08108 sukar 1
0,08108 sukar 1
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
13
11
6
18
4
11
6
8
2
2
19 19 -0,00292 0,09357 sangat jelek jelek
19 19 19 19 19 19 19 19 19 0,25439 0,35088 -0,00292 0,45614 0,30994 0,40643 0,30117 -0,04971 -0,04971 cukup cukup sangat jelek baik cukup baik cukup sangat jelek sangat jelek dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
81
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
1170
25
25 782
19 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1
1170
18
18 604
20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0
1170
24
24 798
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1
NOMOR BUTIR SOAL (X) 22 23 24 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 32 34 27 37
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
24
26 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0
28
27 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
6
28 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
30
32 34 27 37 24 28 6 30 1050 1099 886 1170 795 917 197 934 1170 1170 1170 1170 1170 1170 1170 1170
38206 -0,08627 Tidak
38206 0,32934 Valid
38206 0,38711 Valid
38206 0,52711 Valid
38206 0,41343 Valid
38206 38206 0,34303 #DIV/0! Valid #DIV/0!
38206 0,35739 Valid
38206 0,34822 Valid
38206 38206 0,09327 -0,17686 Tidak Tidak
0,67568 0,32432 0,21914
0,48649 0,51351 0,24982
0,64865 0,35135 0,2279
0,86486 0,13514 0,11687
0,91892 0,08108 0,07451
0,72973 0,27027 0,19722
0,64865 0,35135 0,2279
0,75676 0,24324 0,18408
0,16216 0,83784 0,13587
1 0 0
0,67568 0,48649 0,64865 0,86486 0,91892 0,72973 1 0,64865 0,75676 sedang sedang sedang mudah mudah mudah mudah sedang mudah 11 12 14 18 18 16 18 14 16
0,81081 0,18919 0,1534
0,16216 0,81081 sukar mudah 3 13
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
14
6
10
14
16
11
19
10
12
3
17
19 19 19 19 19 19 -0,12573 0,35088 0,25146 0,26316 0,15789 0,30994 sangat jelek baik baik cukup jelek cukup dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
19 0 jelek
19 19 0,25146 0,25731 cukup cukup dipakai dipakai
19 19 0,00877 -0,17251 jelek sangat jelek
82
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1170
1 1 41
30 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0
1170
22
22 734
31 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
1170
22
22 735
32 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1
1170
NOMOR BUTIR SOAL (X) 33 34 35 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 27 27 26 4
27 896
1170
27 889
1170
26 884
1170
4 146
36 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0
1170
23
23 763
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1
33
38 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
15
39 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1
26
33 15 26 1082 516 840 1170 1170 1170
38206 0,27347 Tidak
38206 0,36911 Valid
38206 0,37874 Valid
38206 0,44951 Valid
38206 0,37497 Valid
38206 0,63975 Valid
38206 0,29716 Tidak
38206 0,34811 Valid
38206 0,58609 Valid
38206 0,40139 Valid
38206 0,18454 Tidak
0,02703 0,97297 0,0263
0,59459 0,40541 0,24105
0,59459 0,40541 0,24105
0,72973 0,27027 0,19722
0,72973 0,27027 0,19722
0,7027 0,2973 0,20891
0,10811 0,89189 0,09642
0,62162 0,37838 0,23521
0,89189 0,10811 0,09642
0,40541 0,59459 0,24105
0,7027 0,2973 0,20891
0,02703 0,59459 0,59459 0,72973 0,72973 0,7027 sukar sedang sedang mudah mudah sedang 1 14 13 15 16 16
0,10811 0,62162 0,89189 0,40541 0,7027 sukar sedang mudah sedang sedang 3 14 18 10 13
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
0
8
9
12
11
10
1
9
15
5
13
19 0,05556 jelek
19 0,35673 cukup
19 19 19 19 0,24854 0,20175 0,30994 0,36257 cukup cukup cukup cukup dipakai dipakai dipakai dipakai
19 0,11404 jelek
19 19 19 0,30409 0,21053 0,2924 cukup cukup cukup dipakai dipakai dipakai
19 0,03801 jelek
83
40 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1
1170
26
26 858
41 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
1170
23
23 714
42 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1170
14
14 478
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
NOMOR BUTIR SOAL (X) 44 45 46 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 32 24 24 29
47 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0
30
48 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
26
49 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1
8
50 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1
29
32 24 24 29 30 26 8 29 1041 792 754 951 994 818 235 946 1170 1170 1170 1170 1170 1170 1170 1170
38206 38206 0,37077 -0,12965 Valid Tidak
38206 0,34416 Valid
38206 0,40262 Valid
38206 38206 0,32768 -0,04872 Valid Tidak
38206 0,39024 Valid
38206 38206 38206 0,54755 -0,04306 -0,20645 Valid Tidak Tidak
38206 0,33281 Valid
0,7027 0,2973 0,20891
0,37838 0,62162 0,23521
0,86486 0,13514 0,11687
0,64865 0,35135 0,2279
0,78378 0,21622 0,16947
0,81081 0,18919 0,1534
0,78378 0,21622 0,16947
0,62162 0,37838 0,23521
0,64865 0,35135 0,2279
0,7027 0,2973 0,20891
0,7027 0,62162 0,37838 0,86486 0,64865 0,64865 0,78378 0,81081 0,7027 sedang sedang sedang mudah sedang sedang mudah mudah sedang 16 9 10 18 14 11 17 17 13
0,21622 0,78378 0,16947
0,21622 0,78378 sukar mudah 4 16
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
10
14
4
14
10
13
12
13
13
4
13
19 19 19 19 0,25146 -0,0731 0,31287 0,26023 cukup sangat jelek cukup baik dipakai dipakai
19 0,03801 jelek
19 0,0117 jelek
19 0,20468 cukup dipakai
19 19 19 19 0,36257 -0,23684 0,34503 0,26316 cukup sangat jelek cukup cukup dipakai dipakai dipakai
84
Y 35 35 35 37 37 36 35 35 36 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 32 29 32 30 31 27 25 27 19 20 18 27 26 32 28 24 24 1170
Y
2
1225 1225 1225 1369 1369 1296 1225 1225 1296 1369 1444 1296 1369 1225 1369 1369 1296 1681 1089 961 1024 841 1024 900 961 729 625 729 361 400 324 729 676 1024 784 576 576 38206
Y Y Y Y
2
3,37838 3,37838 3,37838 5,37838 5,37838 4,37838 3,37838 3,37838 4,37838 5,37838 6,37838 4,37838 5,37838 3,37838 5,37838 5,37838 4,37838 9,37838 1,37838 -0,62162 0,37838 -2,62162 0,37838 -1,62162 -0,62162 -4,62162 -6,62162 -4,62162 -12,6216 -11,6216 -13,6216 -4,62162 -5,62162 0,37838 -3,62162 -7,62162 -7,62162 0,00
11,4134 11,4134 11,4134 28,927 28,927 19,1702 11,4134 11,4134 19,1702 28,927 40,6837 19,1702 28,927 11,4134 28,927 28,927 19,1702 87,954 1,89993 0,38641 0,14317 6,8729 0,14317 2,62966 0,38641 21,3594 43,8459 21,3594 159,305 135,062 185,549 21,3594 31,6026 0,14317 13,1161 58,0891 58,0891 1208,7
1
2 35 35 35 0 37 36 35 35 0 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 32 29 32 30 0 0 0 0 0 20 18 0 26 0 28 0 0 861
3 35 35 35 37 37 36 35 35 36 0 38 0 37 0 37 0 0 41 33 0 32 29 32 30 0 0 25 27 0 20 18 27 26 0 28 0 0 801
35 35 35 37 37 36 35 35 36 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 32 0 0 30 31 0 25 27 0 20 0 27 26 32 0 24 24 1017
XY 4 35 35 35 37 0 36 35 35 36 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 32 29 32 0 31 27 0 27 0 20 18 0 26 0 28 0 0 952
5
6 0 0 0 0 0 36 35 35 0 37 0 36 37 35 37 37 36 41 0 31 32 29 32 30 31 27 0 27 19 20 0 0 0 0 28 24 24 756
7 35 35 35 37 37 36 35 35 36 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 0 0 32 0 31 27 0 27 19 0 18 27 26 0 0 24 0 950
35 35 35 37 37 36 35 35 0 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 32 29 32 30 31 27 25 27 19 20 18 27 26 32 28 24 0 1110
85
8
0 35 35 37 37 36 35 35 36 37 38 36 37 0 37 0 0 41 33 0 0 29 32 0 31 27 25 27 19 20 0 0 26 32 28 24 0 865
9
35 35 35 37 37 36 35 0 36 37 38 0 37 0 37 37 36 41 33 31 32 0 32 30 0 0 25 27 0 20 0 0 0 32 28 0 24 863
10
35 0 0 37 37 36 35 0 36 37 0 36 37 35 0 37 36 0 0 31 0 0 0 0 31 27 25 0 0 0 0 27 0 32 0 0 0 607
11
0 35 35 37 37 36 35 35 36 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 32 29 32 30 31 27 25 27 19 20 18 27 26 32 28 0 24 1111
12
35 35 35 0 37 36 35 0 36 0 38 0 0 35 0 37 36 41 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 0 32 28 0 24 547
XY 13
35 35 35 37 37 0 35 35 0 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 32 29 32 0 31 27 0 0 19 0 18 0 0 32 0 24 0 891
14
0 35 35 37 0 36 0 0 36 37 38 36 0 35 37 37 36 41 0 31 0 29 32 0 0 27 0 0 19 0 0 0 0 0 0 0 24 638
15
35 35 35 0 0 0 0 35 36 37 38 36 0 35 37 37 36 41 33 31 0 29 32 0 31 0 25 0 0 0 0 27 0 0 28 0 0 709
16
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 35 0 0 0 0 0 0 32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24 91
17
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 37 0 0 0 0 0 0 29 32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 98
18
35 35 35 37 37 36 35 0 36 0 38 0 37 0 37 0 0 0 33 0 32 29 32 0 31 0 25 27 0 20 18 27 26 32 28 24 0 782
86
19
35 35 0 37 0 36 35 0 36 37 0 36 37 35 37 37 0 0 33 31 0 29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 28 0 24 604
20
35 35 35 37 37 36 35 35 0 0 38 0 37 35 37 37 36 0 33 31 0 29 32 30 0 0 25 0 0 0 0 27 26 32 28 0 0 798
21
35 35 35 37 37 36 35 35 36 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 0 29 32 30 0 27 25 27 0 0 0 27 26 32 28 24 24 1050
22
35 35 35 37 37 36 35 35 36 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 32 29 32 30 31 27 0 27 0 20 18 0 26 32 28 24 24 1099
23
0 35 35 37 37 36 35 35 36 37 38 36 37 0 37 37 36 41 0 31 0 0 32 30 0 27 25 27 0 0 18 27 0 32 28 0 24 886
XY 24
35 35 35 37 37 36 35 35 36 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 32 29 32 30 31 27 25 27 19 20 18 27 26 32 28 24 24 1170
25
35 35 35 37 37 36 35 35 36 37 0 36 37 0 37 0 0 41 0 0 32 0 32 30 31 27 0 27 0 0 0 27 0 32 0 24 24 795
26
35 35 0 37 37 36 35 35 36 37 38 36 37 0 37 37 36 41 33 0 32 29 32 30 0 0 25 27 19 0 18 27 0 32 28 0 0 917
27
35 0 0 37 37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 0 0 0 0 0 27 0 0 0 0 0 32 0 0 0 197
28
35 35 35 37 37 0 0 35 0 37 38 36 0 0 37 37 36 41 33 0 32 29 32 30 31 27 25 27 19 20 18 27 0 32 28 24 24 934
29
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 41 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 41
87
30 35 0 0 37 37 36 35 35 36 37 0 36 37 35 0 37 36 41 0 0 32 0 0 30 31 0 25 27 0 20 0 27 0 32 0 0 0 734
31 35 35 35 0 37 36 35 35 36 0 38 0 37 35 37 0 0 41 33 31 32 0 32 30 0 0 25 0 0 0 0 0 0 32 0 24 24 735
32 35 35 35 37 37 0 0 35 36 37 38 36 0 35 37 37 36 41 33 31 32 29 32 30 31 0 25 27 0 0 0 27 0 0 28 0 24 896
33 35 0 35 37 37 36 35 0 36 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 0 0 29 32 0 31 27 0 27 0 20 0 27 26 0 28 0 24 889
34 0 0 35 37 37 36 35 35 36 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 32 29 32 30 31 27 0 0 0 0 0 0 26 0 28 0 0 884
XY 35 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 38 0 0 0 0 0 0 41 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32 0 0 0 146
36 35 35 35 0 37 0 0 35 36 37 38 36 37 35 0 37 36 41 33 31 32 0 0 30 31 0 0 27 19 0 0 0 26 0 0 24 0 763
37 35 35 35 37 37 36 35 35 36 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 32 29 32 30 31 0 25 27 0 20 0 27 26 32 28 0 24 1082
38 0 0 0 37 37 36 35 35 0 0 38 0 37 0 37 37 0 41 0 0 32 0 0 30 0 0 25 27 0 0 0 0 0 32 0 0 0 516
39 0 0 35 37 0 36 35 35 36 37 0 36 37 35 37 0 36 41 0 31 32 29 32 30 31 27 0 0 0 20 0 27 0 32 28 24 24 840
40 0 35 35 37 37 36 35 0 36 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 0 0 0 0 31 27 25 0 19 0 0 27 0 32 0 24 24 858
88
41 35 35 0 37 37 0 0 35 36 0 38 0 0 0 37 0 0 41 33 0 32 29 32 30 0 0 25 27 0 20 18 27 26 32 28 24 0 714
42 0 35 0 0 0 36 0 0 36 37 38 36 37 35 0 37 36 0 0 31 0 0 0 0 31 27 0 0 0 0 0 0 26 0 0 0 0 478
43 35 35 35 37 37 36 35 35 36 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 32 0 32 30 31 27 0 0 19 0 18 27 26 32 0 24 24 1041
44 35 35 35 0 0 36 35 35 0 37 38 36 37 35 0 37 36 41 33 31 32 0 0 30 31 27 25 0 19 0 0 0 0 32 0 24 0 792
45
XY
0 35 35 0 0 0 0 35 36 37 0 36 0 35 37 37 36 41 0 31 32 29 0 30 31 27 0 0 19 0 18 27 26 32 28 24 0 754
46 35 35 35 37 37 36 35 35 36 37 38 36 37 35 0 37 36 41 33 31 32 0 0 30 31 27 25 27 19 20 0 0 26 32 0 0 0 951
47 35 0 35 37 37 36 35 35 36 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 31 32 29 32 30 31 27 0 0 19 0 0 0 26 32 28 24 0 994
48 35 0 0 37 37 36 35 0 36 37 38 36 37 35 0 37 36 0 33 0 32 0 0 0 31 27 25 27 0 20 18 27 26 32 0 24 24 818
49 0 0 0 37 37 0 0 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 41 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 0 18 0 0 0 0 24 24 235
50 35 35 35 37 37 0 0 35 36 37 38 36 37 35 37 37 36 41 33 0 32 29 32 30 31 27 0 0 19 0 0 27 26 0 28 24 24 946
1225 1225 1225 1369 1369 1296 1225 1225 1296 1369 1444 1296 1369 1225 1369 1369 1296 1681 1089 961 1024 841 1024 900 961 729 625 729 361 400 324 729 676 1024 784 576 576 38206
89
Lampiran 7 PERHITUNGAN VALIDITAS Rumus yang digunakan:
Kriteria pengambilan keputusan: Butir soal valid jika
>
Perhitungan: Berikut perhitungan validitas soal pada butir nomor 19 No. X Y 1 1 35 2 1 35 3 0 35 4 0 35 5 0 35 6 1 35 7 1 35 8 0 36 9 1 36 10 0 36 11 1 36 12 0 36 13 1 37 14 1 37 15 1 37 16 1 37 17 1 37 18 0 41 19 1 34 rxy=((37x708)-(21x1225))/(√({(37x21)*(21 )}-{(37x41175)-(1225 20 1 34 21 0 34 22 1 33 23 1 33 24 0 33 25 0 33 26 0 33 27 1 30 28 0 30 29 0 28 30 0 23 31 0 21 32 0 28 33 1 29 34 1 32 35 1 31 36 1 29 37 1 26 S 21 1225 2)
2
X 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 }) 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 21
2)
2
Y 1225 1225 1225 1225 1225 1225 1225 1296 1296 1296 1296 1296 1369 1369 1369 1369 1369 1681 1156 1156 1156 1089 1089 1089 1089 1089 900 900 784 529 441 784 841 1024 961 841 676 41175
XY 35 35 0 0 0 35 35 0 36 0 36 0 37 37 37 37 37 0 34 34 0 33 33 0 0 0 30 0 0 0 0 0 29 32 31 29 26 708
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh: = ((37 708) - (21 1225))/( ({(37 21)*(21²)} - {(37 41175) - (1225²}) = 0,32934 Harga = 0,325 Karena harga > 0,325 maka butir soal nomor 19 tersebut valid. Untuk butir soal yang lain cara perhitungannya analog dengan cara di atas.
90
Lampiran 8 PERHITUNGAN RELIABILITAS INSTRUMEN Rumus yang digunakan:
Keterangan: k
: banyaknya butir soal
Σpq
: jumlah dari pq
s²
: varians total
Kriteria: Apabila
>
, maka instrumen tersebut reliabel
Berdasarkan tabel pada analisis uji coba diperoleh: Σpq =
+
+
+ .....+
= 0,2089 + 0,2191 + 0,1359 + ....+ 0,1695 = 8,8751
= = 0,743 Pada Karena
= 5% dengan n = 37 diperoleh >
= 0,325
maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
91
Lampiran 9 PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL Rumus yang digunakan:
Keterangan: P B JS
= indeks kesukaran. = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria: Interval TK Sukar Sedang Mudah
Kriteria
0,00-0,30 0,31-0,70 0,71-1,00
Berikut contoh perhitungan pada butir soa no.8, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung denga cara yang sama dan diperoleh seperti pada tabel. Analisis butir soal: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kelompok Atas Kode Skor UC-17 0 UC-32 1 UC-6 1 UC-27 1 UC-37 1 UC-8 1 UC-19 1 UC-29 1 UC-35 1 UC-23 1 UC-15 1 UC-28 1 UC-30 1 UC-34 0 UC-33 1 UC-1 0 UC-18 0 UC-13 1
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kelompok Bawah Kode Skor UC-22 1 UC-36 0 UC-12 0 UC-14 1 UC-9 1 UC-10 0 UC-4 1 UC-24 1 UC-26 1 UC-20 1 UC-2 1 UC-7 1 UC-16 0 UC-5 0 UC-21 1 UC-21 1 UC-31 1 UC-11 1 UC-3 0
Berdasarkan kriteria, maka soal no.8 mempuyai tingkat kesukaran mudah.
92
Lampiran 10 PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL Rumus yang digunakan:
Keterangan: D : daya beda. J : jumlah peserta tes. JA : banyaknya peserta kelompok atas. JB : banyaknya peserta kelompok bawah. Kriteria:
0.00 0.20 0.40 0.70
Interval DP DP < < DP < < DP < < DP < < DP <
Kriteria Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik
0.00 0.19 0.39 0.69 1.00
Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no.12, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kelompok Atas Kode UC-17 UC-32 UC-36 UC-27 UC-37 UC-8 UC-19 UC-29 UC-35 UC-23 UC-15 UC-28 UC-30 UC-34 UC-33 UC-1 UC-18 UC-13
Skor 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kelompok Bawah Kode Skor UC-22 0 UC-36 0 UC-12 0 UC-14 0 UC-9 0 UC-10 0 UC-4 0 UC-24 0 UC-26 0 UC-20 0 UC-2 0 UC-7 0 UC-16 0 UC-5 1 UC-21 0 UC-31 1 UC-11 1 UC-25 0 UC-3 1
Berdasarkan kriteria maka soal no.12 mempunyai daya pembeda baik.
93 Lampiran 11 DAFTAR NILAI SEMESTER SISWA KELAS VII B DAN VII C Kelas VII B Kelas VII C Kode Nilai Kode Nilai B-1 43 C-1 38 B-2 53 C-2 40 B-3 47 C-3 42 B-4 42 C-4 43 B-5 48 C-5 42 B-6 62 C-6 43 B-7 52 C-7 58 B-8 43 C-8 48 B-9 42 C-9 47 B-10 43 C-10 45 B-11 38 C-11 40 B-12 45 C-12 48 B-13 53 C-13 50 B-14 60 C-14 53 B-15 52 C-15 42 B-16 40 C-16 65 B-17 63 C-17 53 B-18 38 C-18 45 B-19 67 C-19 63 B-20 55 C-20 55 B-21 63 C-21 50 B-22 48 C-22 52 B-23 50 C-23 50 B-24 52 C-24 55 B-25 62 C-25 55 B-26 53 C-26 57 B-27 52 C-27 53 B-28 50 C-28 60 B-29 55 C-29 36 B-30 63 C-30 43 B-31 53 C-31 61 B-32 57 C-32 55 B-33 60 C-33 50 B-34 65 C-34 57 B-35 58 C-35 58 B-36 60 C-36 50 B-37 43 C-37 48 B-38 43 C-38 48
94
Jumlah MIN MAX RATA Varian STDev
1973 38 67 51 67,21 8,20
1898 36 65 50 52,05 7,21
95
UJI NORMALIITAS NILAI SEMESTER KELAS VII B Lampiran 12
Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika X2 < X2 tabel
Pengujian Hipotesis
2
k
i 1
Daerah penolakan Ho
Oi Ei 2 Ei
X
O
No.
Kelas
batas
Kelas 1 2 3 4 5 6
Interval -
kelas 37,5 42,5 47,5 52,5 57,5 62,5
38 43 48 53 58 63
42 47 52 57 62 67
c2(a)(k-3) Peluang
Oi 5 7 8 7 6 5
Jumlah Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh X² tabel =
Me(X) 51,38 51,38 51,38 51,38 51,38 51,38
S 8,20 8,20 8,20 8,20 8,20 8,20
Z-score -1,69 -1,08 -0,47 0,14 0,75 1,36
[Zscore] 1,69 1,08 0,47 0,14 0,75 1,36
Untuk Z 0,4547 0,3605 0,1818 0,0546 0,2725 0,4126
Luas Kelas Untuk Z 0,0942 0,1787 0,1272 0,2179 0,1401
Ei
3,0151 5,7192 4,0704 6,9738 4,4834
(OiEi)² Ei 1,3067 0,2689 3,7936 0,0001 0,5130
5,9002 7,81
96
n ∑ log n Khitung
38 1973 1,57978 6,21329 67 38 29
Max Min rentang Ratarata 51 Panjang kelas 4,66742 5 2 S 67,21 S 8,20
Daerah penolakan Ho
5,90
7,81
Karena X2 hitung < X2 tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
97
UJI NORMALIITAS NILAI SEMESTER KELAS VII C Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Kriteria yang digunakan Ho diterima jika X2 < X2 tabel Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis
2
k
i 1
Daerah penolakan Ho
Oi Ei
2
Ei
Lokasi B. Ekosistem daratan yang berlokasi di sekitar Pantai Teluk Awur c2(a)(k-3)
No.
Kelas
batas
Kelas 1 2 3 4 5 6
Interval -
kelas 28,5 37,5 46,5 55,5 64,5 73,5
36 41 46 51 56 61
40 45 50 55 60 65
Peluang Oi 4 8 10 8 5 3
Jumlah Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh X² tabel =
Me(X) 49,59 49,59 49,59 49,59 49,59 49,59
S 7,21 7,21 7,21 7,21 7,21 7,21
Z-score -1,95 -1,26 -0,57 0,13 0,82 1,51
[Zscore] 1,95 1,26 0,57 0,13 0,82 1,51
Untuk Z 0,4746 0,3962 0,2148 0,0500 0,2935 0,4347
Luas Kelas Untuk Z 0,0784 0,1815 0,1648 0,2435 0,1412
Ei
2,5079 5,8068 5,2738 7,7928 4,5180
(OiEi)² Ei 0,8877 0,83 4,2355 0,0055 0,0154
6,01 7,81
98
n ∑ log n Khitung Max Min rentang Ratarata Panjang kelas S2 S
38 1898 1,57978 6,21329 65 36 29 50 4,6672 5 52,05 7,21465
Daerah penolakan Ho
11
6,01
7,81
Karena X2 hitung < X2 tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
99
Lampiran 13 UJI HOMOGENITAS NILAI SEMESTER KELAS VII B DAN KELAS VII C No. 1 2 3 4 5
Nilai VII C 38 40 42 43 42
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Nilai VII B 43 53 47 42 48 62 52 43 42 43 38 45 53 60 52 40 63 38 67 55 63 48 50 52 62 53 52 50 55 63 53 57 60 65 58 60 43 43
Varians
67,21
52,05
6 7 8 9 10 11
Sampel ke1 2 Jumlah
dk 37 37 74
Si2 67,21 52,05 119,26
Log Si2 (dk)si2 1,83 2486,8 1,72 1925,9 3,54 4412,66
(dk)log Si2 67,62 63,51 131,12
43 58 48 47 45 40 48 50 53 42 65 53 45 63 55 50 52 50 55 55 57 53 60 36 43 61 55 50 57 58 50 48 48
Varians Gabungan (S2)
59,63
Harga Satuan B
131,38
X2 hitung
0,60
X2 tabel
3,84
0,60
3,84
Kesimpulan Karena X2 hitung < X2 tabel maka Ho diterima, artinya varians kedua kelompok sama
100
Lampiran 14 SOAL EVALUASI Mata Pelajaran
: IPA BIOLOGI
Materi Ujian
: Ekosistem
Kelas / Semester
: VII / Genap
Waktu
: 40 menit
Petunjuk Umum : 6. Bacalah petunjuk umum dan petunjuk khusus pengerjaan soal. 7. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen pada kolom yang tersedia. 8. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal. 9. Kerjakan semua soal dengan baik dan benar pada lembar jawab yang telah tersedia. 10. Tanyakan pada guru bila menemukan soal yang dirasa kurang jelas. Petunjuk Khusus : Berilah tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, atau D pada jawaban yang dianggap paling tepat! 1. Komponen biotik yang terdapat di pantai, terdiri atas .... a. ikan, pohon bakau, rumput laut, batu b. ikan, rumput laut, semut c. air, batu, tanah, cacing d. air, udara, ikan, terumbu karang 2. 1. Kelahiran
3. Imigrasi
2. kematian
4. Emigrasi
Faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kepadatan populasi adalah. . .. c. 1 dan 2
c. 2 dan 4
d. 1 dan 3
d. 3 dan 4
3. Tumbuhan yang mengandung klorofil disebut produsen, karena.... a. dapat membuat makanan sendiri b. hidupnya memerlukan cahaya matahari c. diperlukan oleh konsumen d. dapat menyerap karbondioksida dan
101
4. Urutan makan dimakan yang paling mungkin terjadi adalah.... a. rumput – belalang – ulat – ular b. rumput – ayam – ulat – ular c. rumput – ulat – ayam – katak d. rumput – belalang – katak – ular 5. Peristiwa yang mungkin terjadi jika semua produsen (tumbuhan hijau) mati... a. konsumen tingkat I berkembang biak pesat b. tidak akan berpengaruh kepada konsumen c. organisme pemakan tumbuhan tetap hidup d. jumlah pemakan tumbuhan (herbivora) menurun atau mati 6. Pernyataan di bawah ini yang mendukung ekosistem seimbang adalah... a. tumbuhan sama banyak dengan hewan b. komponen abiotik dan biotik tetap c. energi yang masuk sebanding dengan energi yang keluar d. komponen biotik dan abiotik selalu berubah 7. Ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya disebut... a. ekosistem
c. ekologi
b. zoologi
d. sanitasi
8. Seekor sapi sedang mencari makanan di padang rumput merupakan... a. individu
c. komunitas
b. populasi
d. ekosistem
9. Kumpulan beberapa buah populasi, yaitu populasi belalang, populasi rumput, populasi pohon pisang merupakan... a. individu
c. ekosistem
b. komunitas
d. biosfer
10. Sebuah bidang tanah yang lebarnya 2 m dan panjangnya 3 m dijumpai 5 ekor belalang, 10 batang alang-alang, 25 batu kecil, 4 sampah plastik, dan 20 ekor semut merah. Berapakah kepadatan populasi alang-alang? a. 10 batang/6 m
c. 10 batang/5 m
b. 10 batang/6 m²
d. 10 batang/5 m²
102
11. Berikut ini yang tidak dapat mempengaruhi kadar oksigen di udara adalah... a. kegiatan tumbuhan hijau melakukan fotosintesis b. makhluk hidup yang berada di sekitarnya c. kegiatan manusia membangun industri d. kegiatan pengurai menguraikann sisa organisme 12. Dalam ekosistem selokan terdapat air, kecebong, ganggang, bakteri dan batu, yang merupakan produsen pada ekosistem selokan adalah... a. air
c. ganggang
b. kecebong
d. bakteri
13. Pernyataan di bawah ini mengenai hubungan saling ketergantungan dalam ekosistem. Pernyataan manakah yang benar... a. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk fotosintesis b. Kesuburan tanah tidak tergantung makhluk hidup c. Cahaya matahari tergantung makhluk hidup d. Tumbuhan adalah abiotik yang tergantung cahaya matahari 14. Perhatikan organisme berikut. 1. Ulat 2. Burung kutilang 3. Elang 4. Padi Urutan organisme piramida makanan dari dasar piramida adalah... e. 1, 2, 3, 4 f. 4, 1, 2, 3 g. 4, 2, 3, 1 h. 2, 1, 4, 3 Untuk soal no.14-15, perhatikan bagan jaring-jaring kehidupan di bawah ini! Belalang
Katak
Rumput Ulat
ayam
Ular
Elang
103
15. Jaring-jaring kehidupan di atas terdiri dari.... a. 1 rantai makanan
c. 3 rantai makanan
b. 2 rantai makanan
d. 4 rantai makanan
16. Jika populasi belalang dan ulat meningkat pesat, maka populasi organisme mana yang akan mengalami penurunan... a. elang
c. rumput
b. ayam
d. katak
17. 1. herbivora
4. produsen
2. karnivora
5. konsumen
3. omnivora
6. Pengurai
Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanan dibedakan atas... e. 1, 2, 3
c. 2, 4, 6
f. 1, 3, 5
d. 4, 5, 6
18. Perhatikan diagram berikut! Ular Katak Belalang Padi Dalam rantai makanan tersebut, makhluk hidup yang berkedudukan sebagai konsumen primer adalah….. a. Ular
c. Belalang
b. Katak
d. Padi
19. Pada suatu rantai makanan apabila jumlah produsen berkurang, akibatnya… a. Jumlah herbivora meningkat, tetapi karnivora menurun e. Jumlah herbivora menurun, tetapi jumlah karnivora meningkat f. Jumlah herbivora dan karnivora meningkat g. Jumlah herbivora dan karnivora menurun 20. Puncak piramida makanan terdiri atas... a. Produsen
c. Konsumen I
b. Konsumen III
d. Konsumen II
21. Tumbuhan dalam ekosistem disebut makhluk autotrof karena mampu... a. tumbuh
c. fotosintesis
b. berkembang biak
d. respirasi
104
22. Tumbuhan hijau dalam ekosistem berperan sebagai produsen, karena tumbuhan hijau... a. dimakan konsumen b. diurai jamur c. berklorofil d. sebagai perindang 23. Makhluk hidup tunggal sebagai satuan kehidupan disebut. . . a. ekosistem
c. populasi
b. komunitas
d. individu
24. Populasi sebagai komponen dalam ekosistem memiliki arti... a. kesatuan makhluk hidup sejenis b. kesatuan makhluk hidup berbagai jenis c. kesatuan antara individu meski berbagai jenis d. kestuan makhluk hidup dengan lingkungannya 25. Ekosistem yang ada di muka bumi ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang disebut dengan. . . a. atmosfer b. litosfer c. hidrosfer d. biosfer 26. Makhluk hidup yang merupakan anggota komunitas dalam suatu ekosistem padang rumput ialah... a. semut, batu, alang-alang b. tumbuhan putri malu, semut, cacing tanah c. belalang, tanah, tumbuhan putri malu d. cacing tanah, cahaya matahari, belalang 27. Berikut ini termasuk komponen biotik adalah.... a. pengurai b. cahaya matahari c. gaya tarik bumi d. air
105
28. Energi mengalami perpindahan secara berturut-turut dari... a. Matahari – tumbuhan – karnivora – herbivora – konsumen puncak b. Matahari – herbivora – karnivora – tumbuhan c. Matahari – tumbuhan – konsumen I – konsumen II – konsumen III d. Matahari – konsumen I – konsumen II – konsumen III – tumbuhan 29. Sekumpulan individu sejenis yang hidup di suatu daerah tertentu disebut dengan... a. populasi
c. komunitas
b. individu
d. ekosistem
30. Berikut ini merupakan satuan makhluk hidup dalam suatu tempat hidup, kecuali. . .. a. individu
c. komunitas
b. populasi
d. pengurai
106
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Nomor Soal
Jawaban
Nomor soal
Jawaban
1
B
16
C
2
B
17
A
3
A
18
C
4
D
19
D
5
D
20
B
6
B
21
C
7
C
22
C
8
A
23
D
9
B
24
A
10
B
25
D
11
D
26
B
12
C
27
A
13
A
28
C
14
B
29
A
15
B
30
D
Lampiran 15
107
108
Lampiran 16
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
Lampiran 17
125
126
Lampiran 18
127
128
Lampiran 19 Data Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VII B No.
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
B-1 B-2 B-3 B-4 B-5 B-6 B-7 B-8 B-9 B-10 B-11 B-12 B-13 B-14 B-15 B-16 B-17 B-18 B-19 B-20 B-21 B-22 B-23 B-24 B-25 B-26 B-27 B-28 B-29 B-30 B-31 B-32 B-33 B-34 B-35 B-36 B-37 B-38
Nilai LKS I 75 90 80 80 95 70 95 70 70 70 95 95 90 75 90 80 95 90 75 90 70 70 80 95 95 90 75 70 70 95 90 80 95 90 75 70 90 70
Nilai LKS II 35 60 60 60 75 65 95 65 60 60 80 80 60 35 60 60 75 60 35 60 65 60 60 75 80 60 35 65 60 80 60 60 75 60 35 65 60 60
Rata-rata kelas Nilai tertinggi Nilai terendah Σ siswa tuntas Σ?siswa tidak tuntas
Nilai presentase ketuntasan klasikal:
Nilai Posttest 87 80 63 83 66 87 80 80 83 80 70 80 90 70 60 76 60 86 86 83 56 60 77 70 63 66 66 86 80 86 60 80 90 86 87 73 66 66
2 x nilai Posttest 174 160 126 166 132 174 160 160 166 160 140 160 180 140 120 152 120 172 172 166 112 120 154 140 126 132 132 172 160 172 120 160 180 172 174 146 132 132
Nilai Akhir 71 78 67 77 76 77 88 74 74 73 79 84 83 63 68 73 73 81 71 79 62 63 74 78 75 71 61 77 73 87 68 75 88 81 71 70 71 66 2808 74 88 61 30 8
Ketuntasan belajar Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas
129
Data Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VII C No.
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6 C-7 C-8 C-9 C-10 C-11 C-12 C-13 C-14 C-15 C-16 C-17 C-18 C-19 C-20 C-21 C-22 C-23 C-24 C-25 C-26 C-27 C-28 C-29 C-30 C-31 C-32 C-33 C-34 C-35 C-36 C-37 C-38
Nilai LKS I 50 50 50 75 50 70 100 70 75 90 100 80 80 95 50 95 95 100 100 90 90 95 70 95 90 75 75 75 75 80 50 80 95 90 100 75 80 80
Nilai LKS II 60 60 60 75 60 60 65 60 75 75 65 80 80 80 60 80 80 65 65 75 75 75 60 80 75 65 70 75 75 80 60 80 95 80 65 75 80 80
Rata-rata kelas Nilai tertinggi Nilai terendah Σ siswa tuntas Σ siswa tidak tuntas
Nilai presentase ketuntasan klasikal:
Nilai Posttest 70 86 73 70 60 53 50 63 66 60 60 76 60 53 63 86 80 60 66 66 60 60 63 56 66 80 70 66 70 73 76 60 70 60 63 73 63 73
2 x nilai Posttest 140 172 146 140 120 106 100 126 132 120 120 152 120 106 126 172 160 120 132 132 120 120 126 112 132 160 140 132 140 146 152 120 140 120 126 146 126 146
Nilai Akhir 63 71 64 73 58 59 66 64 71 71 71 78 70 70 59 87 84 71 74 74 71 73 64 72 74 75 71 71 73 77 66 70 83 73 73 74 72 77 2702 71 87 58 29 9
Ketuntasan belajar Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
130
Lampiran 20 Rekapitulasi Hasil Observasi Angket Aktivitas Siswa Kelas VII B Selama Pembelajaran Pertemuan 1 No.
Kode Siswa
1 B-1 2 B-2 3 B-3 4 B-4 5 B-5 6 B-6 7 B-7 8 B-8 9 B-9 10 B-10 11 B-11 12 B-12 13 B-13 14 B-14 15 B-15 16 B-16 17 B-17 18 B-18 19 B-19 20 B-20 21 B-21 22 B-22 23 B-23 24 B-24 25 B-25 26 B-26 27 B-27 28 B-28 29 B-29 30 B-30 31 B-31 32 B-32 33 B-33 34 B-34 35 B-35 36 B-36 37 B-37 38 B-38 Jumlah Presentase
Aspek yang diamati A B 3 2 3 3 2 1 4 3 3 3 4 2 4 3 2 2 3 4 3 1 4 3 4 3 4 4 2 1 1 2 4 4 4 3 2 4 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 4 4 4 2 3 3 1 3 1 3 1 4 3 1 2 4 3 4 4 4 2 2 1 3 2 2 2 3 2 113 92 74,3 60,5
Presentase 81% - 100% 61% - 80% 41% - 60% 21% - 40% <21%
C
D E F 3 4 3 3 3 4 2 2 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 2 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 3 2 2 3 3 2 4 2 2 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2 3 1 2 4 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 0 119 121 115 0 78,3 79,6 75,7
G
Kriteria sangat aktif Aktif cukup aktif kurang aktif tidak aktif
Jumlah Skor H Skor Max 2 17 24 4 20 24 1 10 24 3 20 24 2 19 24 2 18 24 4 22 24 2 15 24 3 20 24 1 12 24 2 19 24 3 21 24 4 23 24 2 14 24 2 14 24 3 22 24 3 19 24 2 19 24 3 15 24 3 15 24 2 13 24 3 18 24 2 15 24 4 21 24 3 22 24 3 18 24 2 13 24 2 16 24 3 18 24 2 20 24 2 11 24 3 19 24 4 22 24 4 20 24 2 12 24 4 19 24 2 15 24 4 16 24 0 102 662 912 0 67,1 72,58772 100
% 70,83 83,33 41,67 83,33 79,17 75 91,67 62,5 83,33 50 79,17 87,5 95,83 58,33 58,33 91,67 79,17 79,17 62,5 62,5 54,17 75 62,5 87,5 91,67 75 54,17 66,67 75 83,33 45,83 79,17 91,67 83,33 50 79,17 62,5 66,67 2758
Kriteria aktif Sangat aktif cukup aktif Sangat aktif aktif aktif Sangat aktif aktif Sangat aktif cukup aktif aktif Sangat aktif Sangat aktif cukup aktif cukup aktif Sangat aktif aktif aktif aktif aktif cukup aktif aktif aktif Sangat aktif Sangat aktif aktif cukup aktif aktif aktif Sangat aktif cukup aktif aktif Sangat aktif Sangat aktif cukup aktif aktif aktif aktif
131
Pertemuan II No.
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
B-1 B-2 B-3 B-4 B-5 B-6 B-7 B-8 B-9 B-10 B-11 B-12 B-13 B-14 B-15 B-16 B-17 B-18 B-19 B-20 B-21 B-22 B-23 B-24 B-25 B-26 B-27 B-28 B-29 B-30 B-31 B-32 B-33 B-34 B-35
36 B-36 37 B-37 38 B-38 Jumlah Presentase
Aspek yang diamati A 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 2 4 4 4
B 2 1 2 2 3 2 3 2 4 2 3 3 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 3 4 2 2 2 1 4 1 3 2 3 4
C 2 1 1 3 4 3 4 2 3 2 1 2 3 2 2 1 4 2 1 2 2 1 3 2 2 2 1 1 1 3 1 2 4 3 2
2 2 3 3 2 2 3 2 2 124 91 82 81,6 59,9 53,9
Presentase 81% - 100% 61% - 80% 41% - 60% 21% - 40% <21%
D
E
0 0
F
0 0
G 2 2 1 3 3 4 4 3 4 3 2 4 4 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2
0 0
H 3 1 2 2 3 3 4 2 3 2 4 3 4 2 2 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 4 4
Jumlah Skor 12 8 8 13 17 16 19 12 18 12 14 16 17 11 11 13 14 15 13 16 12 11 14 16 15 15 11 11 10 18 9 14 17 17 16
Skor Max 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
2 3 12 20 3 2 12 20 3 4 14 20 114 108 519 760 75 71,1 56,90789 83,333
Kriteria sangat aktif Aktif cukup aktif kurang aktif tidak aktif
% 60 40 40 65 85 80 95 60 90 60 70 80 85 55 55 65 70 75 65 80 60 55 70 80 75 75 55 55 50 90 45 70 85 85 80
Kriteria cukup aktif Kurang aktif Kurang aktif aktif Sangat aktif aktif Sangat aktif cukup aktif Sangat aktif cukup aktif aktif aktif Sangat aktif cukup aktif cukup aktif aktif aktif aktif aktif aktif cukup aktif cukup aktif aktif aktif aktif aktif cukup aktif cukup aktif cukup aktif Sangat aktif cukup aktif aktif Sangat aktif Sangat aktif aktif
60 cukup aktif 60 cukup aktif 70 aktif 2595
132
Rekapitulasi Hasil Observasi Angket Aktivitas Siswa Kelas VII C Selama Pembelajaran Pertemuan I No.
Kode Siswa
1 C-1 2 C-2 3 C-3 4 C-4 5 C-5 6 C-6 7 C-7 8 C-8 9 C-9 10 C-10 11 C-11 12 C-12 13 C-13 14 C-14 15 C-15 16 C-16 17 C-17 18 C-18 19 C-19 20 C-20 21 C-21 22 C-22 23 C-23 24 C-24 25 C-25 26 C-26 27 C-27 28 C-28 29 C-29 30 C-30 31 C-31 32 C-32 33 C-33 34 C-34 35 C-35 36 C-36 37 C-37 38 C-38 Jumlah Presentase
Aspek yang diamati A B 3 1 3 2 2 1 3 3 4 2 2 1 3 2 3 2 3 2 3 1 4 2 4 2 4 3 4 3 3 1 4 4 4 3 3 2 4 2 4 3 3 2 3 2 1 2 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 1 3 3 4 2 3 4 4 2 4 4 2 1 4 3 126 89 82,9 58,6
Presentase 81% - 100% 61% - 80% 41% - 60% 21% - 40% <21%
C
D E F 2 2 2 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 2 3 4 4 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 2 2 4 3 3 3 4 4 2 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 0 120 119 122 0 78,9 78,3 80,3
G
0 0
Kriteria sangat aktif Aktif cukup aktif kurang aktif tidak aktif
Jumlah Skor H Skor Max 2 12 24 3 15 24 2 13 24 3 18 24 2 16 24 2 14 24 2 16 24 2 14 24 2 17 24 2 17 24 3 19 24 4 20 24 4 22 24 4 21 24 2 15 24 4 23 24 4 21 24 3 19 24 3 20 24 4 20 24 3 18 24 4 19 24 2 14 24 3 18 24 4 22 24 4 21 24 4 18 24 3 20 24 3 21 24 4 21 24 3 13 24 3 18 24 4 20 24 3 19 24 3 18 24 4 22 24 3 17 24 3 22 24 117 693 912 77 75,98684 100
% 50 62,5 54,17 75 66,67 58,33 66,67 58,33 70,83 70,83 79,17 83,33 91,67 87,5 62,5 95,83 87,5 79,17 83,33 83,33 75 79,17 58,33 75 91,67 87,5 75 83,33 87,5 87,5 54,17 75 83,33 79,17 75 91,67 70,83 91,67 2888
Kriteria cukup aktif aktif cukup aktif aktif aktif cukup aktif aktif cukup aktif aktif aktif aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif aktif Sangat aktif Sangat aktif aktif Sangat aktif Sangat aktif aktif aktif cukup aktif aktif Sangat aktif Sangat aktif aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif cukup aktif aktif Sangat aktif aktif aktif Sangat aktif aktif Sangat aktif
133
Pertemuan II No.
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6 C-7 C-8 C-9 C-10 C-11 C-12 C-13 C-14 C-15 C-16 C-17 C-18 C-19 C-20 C-21 C-22 C-23 C-24 C-25 C-26 C-27 C-28 C-29 C-30 C-31 C-32 C-33 C-34 C-35
36 C-36 37 C-37 38 C-38 Jumlah Presentase
Aspek yang diamati A 1 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 1 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3
B 2 3 3 2 1 2 2 2 4 2 2 3 2 2 1 4 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3
C 3 2 1 3 1 1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 2 2 3 3 2 1 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 1 4
2 4 3 3 2 2 4 4 2 119 97 95 78,3 63,8 62,5
Presentase 81% - 100% 61% - 80% 41% - 60% 21% - 40% <21%
D
E
0 0
F
0 0
G 2 3 2 2 2 3 2 3 4 4 4 4 2 3 2 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3
H 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 4 3 2 4 2 2
Jumlah Skor 11 13 10 14 9 11 12 12 16 14 15 17 12 15 8 18 17 12 16 15 15 12 9 14 17 18 13 17 13 17 12 13 17 12 15
Skor Max 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
3 2 14 20 3 2 12 20 3 4 17 20 0 110 103 524 760 0 72,4 67,8 57,45614 83,333
Kriteria sangat aktif Aktif cukup aktif kurang aktif tidak aktif
% 55 65 50 70 45 55 60 60 80 70 75 85 60 75 40 90 85 60 80 75 75 60 45 70 85 90 65 85 65 85 60 65 85 60 75
Kriteria cukup aktif aktif cukup aktif aktif cukup aktif cukup aktif cukup aktif cukup aktif aktif aktif aktif Sangat aktif cukup aktif aktif Kurang aktif Sangat aktif Sangat aktif cukup aktif aktif aktif aktif cukup aktif cukup aktif aktif Sangat aktif Sangat aktif aktif Sangat aktif aktif Sangat aktif cukup aktif aktif Sangat aktif cukup aktif aktif
70 aktif 60 cukup aktif 85 Sangat aktif 2620
134
Lampiran 21
REKAPITULASI TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MATERI EKOSISTEM DENGAN MEMANFAATKAN PANTAI TELUK AWUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR OTENTIK
No.
1 2
Butir Angket Pembelajaran biologi dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik materi ekosistem menarik Pembelajaran yang dilakukan membuat siswa lebih mudah memahami materi
N = 76 Jumlah skor P (%) 72
95%
72
95%
3
Pembelajaran yang dilakukan membuat siswa senang
74
97%
4
Pembelajaran yang dilakukan membuat siswa aktif
68
89%
5
Pembelajaran yang dilakukan membuat siswa bosan
64
84%
62
82%
67
88%
70
92%
72
95%
56
74%
6 7 8 9
Siswa kesulitan melaksanakan pembelajaran yang dilakukan Dengan pembelajaran seperti ini siswa menemukan pengetahuan baru dalam pembelajaran Dengan pembelajaran seperti ini dapat meningkatkan kerjasama dalam pembelajaran kelompok Dengan kegiatan pengamatan siswa dapat menemukan masalah yang ada. Rata-rata Presentase dihitung dengan menggunakan rumus : f P x100 % N
Dimana angka presentase selanjutnya dikonfirmasikan pada kriteria sebagai berikut : 85% - 100% 70% - 84% 60% - 69% 50% - 59% < 50%
= sangat baik = baik = cukup = kurang = jelek
Dari perhitungan diperoleh rata-rata presentase 74% maka dapat disimpulkan bahwa tanggapan siswa baik terhadap pembelajaran yang diterapkan.
135
Lampiran 22
Perbandingan Aktivitas Siswa dengan Nilai Akhir Kelas VII B Kode siswa Kriteria B-1 B-2 B-3 B-4 B-5 B-6 B-7 B-8 B-9 B-10 B-11 B-12 B-13 B-14 B-15 B-16 B-17 B-18 B-19 B-20 B-21 B-22 B-23 B-24 B-25 B-26 B-27 B-28 B-29 B-30 B-31 B-32 B-33 B-34 B-35 B-36 B-37 B-38
aktif sangat aktif cukup aktif sangat aktif aktif aktif sangat aktif aktif sangat aktif cukup aktif aktif sangat aktif sangat aktif cukup aktif cukup aktif sangat aktif aktif aktif aktif aktif cukup aktif aktif aktif sangat aktif sangat aktif aktif cukup aktif aktif aktif sangat aktif cukup aktif aktif sangat aktif sangat aktif cukup aktif aktif aktif aktif
Nilai Akhir 71 78 67 77 76 77 88 74 74 73 79 84 83 63 68 73 73 81 71 79 62 63 74 78 75 71 61 77 73 87 68 75 88 81 71 70 71 66
Kode siswa C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6 C-7 C-8 C-9 C-10 C-11 C-12 C-13 C-14 C-15 C-16 C-17 C-18 C-19 C-20 C-21 C-22 C-23 C-24 C-25 C-26 C-27 C-28 C-29 C-30 C-31 C-32 C-33 C-34 C-35 C-36 C-37 C-38
Kelas VII C Kriteria
Nilai akhir
cukup aktif aktif cukup aktif aktif aktif cukup aktif aktif cukup aktif aktif aktif aktif sangat aktif sangat aktif sangat aktif aktif sangat aktif sangat aktif aktif sangat aktif sangat aktif aktif aktif cukup aktif aktif sangat aktif sangat aktif aktif sangat aktif sangat aktif sangat aktif cukup aktif aktif sangat aktif aktif aktif sangat aktif aktif sangat aktif
63 71 64 73 58 59 66 64 71 71 71 78 70 70 59 87 84 71 74 74 71 73 64 72 74 75 71 71 73 77 66 70 83 73 73 74 72 77
136
Lampiran 23
UJI REGRESI PENGARUH PEMANFAATAN PANTAI TELUK AWUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR OTENTIK TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA 1.
Uji Persyaratan a. Uji Normalitas Hipotesis: : Data nilai post-test kelas eksperimen berdistribusi normal : data nilai post-test kelas eksperimen tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov yaitu: D= Maksimum │
(x)-
(x) │
Jika D < p tabel maka diterima, artinya data berdistribusi normal. Dalam analisis data menggunakan bantuan SPSS Versi 17.0 dan diperoleh data sebagai berikut. Statistics Postest N
Valid
76
Missing
0
Mean
72.7237
Std. Deviation
6.74210
Skewness
.139
Std. Error of Skewness
.276
Kurtosis
.135
Std. Error of Kurtosis
.545
Minimum
58
Maximum
88 Case Processing Summary Cases Valid N
Postest
Missing
Percent 76
100.0%
N
Total
Percent 0
.0%
N
Percent 31
100.0%
137
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Postest
.123
df
Shapiro-Wilk
Sig. 76
.006
Statistic .970
df
Sig. 76
.071
a. Lilliefors Significance Correction
Gambar histogram serta kurva normal, menunjukkan semua mengarah pada penunjukan bahwa data cenderung berdistribusi normal. Dilihat dari nilai Skewness sebesar 0,139 yang menunjukkan bilangan yang mendekati nol, sehingga data tersebut diasumsikan normal. Kemudian diperkuat uji Kolmogorov Smirnov yang menunjukkan nilai sig. 0,06=6 % > 0,5= 5% yang berarti
diterima atau berdistribusi normal. Selain itu, jika
diperhatikan diagram Q-Q plot juga menunjukkan data berdistribusi normal, sebab diagramnya tidak jauh dari garis normal. Serta histogram yang
138
kurvanya berbentuk menyerupai lonceng. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi cenderung mendekati normal. b. Uji Homogenitas Untuk melihat kondisi homogenitas dilihat pada nilai kurtosis pada output SPSS pada uji kenormalan yaitu sebesar 0.135. harga ini merupakan nilai positif yang mendekati nol yang mengasumsikan bahwa data tersebut homogeny Sehingga kedua syarat uji regresi terpenuhi. 2.
Uji Regresi Setelah melakukan uji persyaratan, maka dilakukan uji regresi dengan bantuan SPSS Versi 17.0 dan diperoleh hasil sebagai berikut. Hasil output Sccater plot seperti gambar di bawah ini disertai garis regresi yang mengarah ke kanan atas. Hal ini menunjukkan adanya linearitas pada hubungan variabel hasil belajar kognitif siswa (Y) dan aktivitas siswa dalam (X). Oleh karena itu dapat dilanjutkan ke uji pengaruh analisis regresi sederhana.
Hasil olah analisis regresi yang didapat dengan bantuan SPSS Versi 17.0 adalh sebagai berikut. Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered
Variables Removed
aktivitasa
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: postest
Method . Enter
139
Model
R
1
.667a
Adjusted R Square
R Square .445
Std. Error of the Estimate
.438
5.05475
a. Predictors: (Constant), aktivitas
ANOVAb Sum of Squares
Model
Mean Square
df
1 Regression
1518.459
Residual
1890.738
74
Total
3409.197
75
F
Sig. .000a
1 1518.459 59.430 25.551
a. Predictors: (Constant), aktivitas b. Dependent Variable: postest
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
T
Sig.
47.730
3.294
14.49 2
.000
.336
.044
.667 7.709
.000
aktivitas
a. Dependent Variable: postest Intepretasi pembacaan output: Model Ŷ= a+bX 1. Bentuk hipotesis uji model linear :b=0 (persamaan tak linear) b≠0 (persamaan linear) 2. Formulasi rancangan analisis Persamaan
regresi
pada
output
Coefficients
pada
Unstandardized
Coefficients: Constant X. dari output tersebut didapatkan nilai a= 47.730
140
dan b=0,336, jadi persamaan regresinya Ŷ= 47.730 + 0,336X. Kemudian melihat nilai b unktuk menolak atau menerima hipotesis. Dilihat dari output b
ANOVA
diperoleh nilai F=59.430 dan sig.0,002.
3. Analisis hasil Nilai sig 0,00= 2%<5% berarti
ditolak dan
diterima, jadi persamaan
Ŷ= 47.730 + 0,336X adalah linear atau aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik mempunyai hubungan linear dengan hasil belajar kognitif siswa atau aktivitas siswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif siswa. Sehingga analisis dapat dilanjutkan untuk melihat seberapa besar pengaruhnya dengan melihat koefisien determinan
.
4. Intepretasi hasil Nilai koefisien determinasi dapat dibaca R square yang terdapat pada output Model Summary. Dari R square atau
= 0,445 = 44,5 %. Besar nilai R
square menunjukkan bahwa variabel aktivitas siswa dapat dijelaskan oleh variabel hasil belajar kognitif siswa sebesar 44,5%. 5. Simpulan umum Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana di atas, hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa variabel skor aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik berpengaruh terhadap skor tes pada materi ekosistem yaitu sebesar 44.5%. Artinya variasi hasil belajar kognitif siswa/posttest mampu dijelaskan oleh variasi aktivitas siswa sebesar 44.5% melalui hubungan Ŷ= 47.730 0.336X.
+
141
Lampiran 24 DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Guru menyampaikan topik, tujuan dan hasil yang akan dilakukan -
pemilihan topik
Gambar 2. Siswa mempersiapkan diri untuk membentuk kelompok - perencanaan tugas yang akan dipelajari
142
)
Gambar 3. Siswa berkelompok mengerjakan LKS
Gambar 4. Guru membimbing siswa melakukan presentasi
143
Gambar 5. Guru mengecek pemahaman siswa dengan pertanyaan lisan (evaluasi)
Gambar 5. Guru mengecek pemahaman siswa dengan pertanyaan lisan (evaluasi)
Gambar 6. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Lampiran 25
144
Lampiran 26
145