PENGARUH STRUKTUR GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Skripsi
Oleh FESSY FEBRIYANI PUTRI ROSE MARY AR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh FESSY FEBRIYANI PUTRI ROSE MARY AR
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji secara empiris pengaruh struktur Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja perusahaan (ROA) pada perusahaan sektor pertambangan. Komponen Corporate Governance yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan independensi komite audit. Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan dalam sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2015, dengan metode penentuan sampel yaitu purposive sampling method. Penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi yang menggunakan data laporan keuangan tahunan pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 9 perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2015. Hasil penelitian membuktikan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan independensi komite audit. Semakin tinggi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan independensi komite audit, maka akan meningkatan kinerja sebuah perusahan. Kata kunci : Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institutional, dan Independensi KomiteAudit.
ABSTRACT
EFFECT OF STRUCTURE OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) FINANCIAL PERFORMANCE OF THE COMPANY ON MINING SECTOR IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)
BY FESSY FEBRIYANI PUTRI ROSE MARY AR
The purpose of this study was to test empirically the effect of the structure of Good Corporate Governance (GCG) on corporate performance (ROA) in the mining sector companies. Corporate Governance components used in this research that managerial ownership, institutional ownership, and independence of the audit committee. The population in this research that companies in the mining sector listed on the Stock Exchange in 2008-2015, with a sampling method is purposive sampling method. This research was conducted with a documentation method that uses the data in the annual financial statements of companies listed on the Stock Exchange. Data analysis method used is multiple regression analysis. The sample used in this study amounted to 9 mining companies listed on the Stock Exchange in the period 2008-2015. The research proves Good Corporate Governance (GCG) significantly affects the financial performance of companies with variable managerial ownership, institutional ownership, and independence of the audit committee. The higher the managerial ownership, institutional ownership, and independence of the audit committee, it will improve the performance of a company. Keywords: Managerial Ownership, Institutional Ownership, and independence of the audit committee.
PENGARUH STRUKTUR GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh FESSY FEBRIYANI PUTRI ROSE MARY AR
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kartamulia pada tanggal 03 Januari 1996 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Amroni Sy dan Ibu Asnaria. Penulis mempunyai kakak laki-laki bernama Yudi Hendra Utama AR dan adik laki-laki bernama Oppi Trio Saputra AR.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 134 OKU Baturaja. Sekolah Menengah Pertama di SMPN 20 OKU Baturaja, Sekolah Menengah Atas di SMAN 5 OKU Baturaja dan pada tahun 2013 terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dengan mengambil konsenterasi Manajemen Keuangan.
MOTTO
Jadi Diri Sendiri, Cari Jati Diri dan Dapatkan Hidup Yang Mandiri Optimis, Karena Hidup Terus Mengalir dan Kehidupan Terus Berputar Sesekali Liat Kebelakang Untuk Melanjutkan Perjalanan Yang Tiada Berujung
SANWACANA
Alhamdulillaahi Rabbil ‘Aalamiin segala puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat serta kita para pengikutnya semoga kelak mendapatkan syafa’at dari beliau. Amiin.
Penulis skripsi ini dengan judul “Pengaruh Struktur Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah salah-satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.
Penulis berharap, karya yang merupakan wujud kerja keras dan pemikiran maksimal serta didukung dengan bantuan dan keterlibatan berbagai pihak ini akan bermanfaat dikemudian hari. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr.Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 2. Ibu Dr. R. R. Erlina, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 4. Bapak Hidayat Wiweko, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, pengetahuan, kritik serta saran dalam proses penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Muslimin, S.E., M.Sc., selaku dosen pendamping atas kesediaannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, kritik serta saran dalam proses penyelesaian skripsi ini. 6. Ibu Dr. Ernie Hendrawaty, S.E., M.Si., selaku penguji utama pada ujian skripsi. Terimakasih atas masukan serta pendapat yang diberikan pada seminar proposal dan seminar hasil. 7. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 8. Kepada kedua orang tuaku tercinta, Papa dan Mama yaitu Amroni Sy, dan Asnaria, kakakku Yudi Hendra Utama Ar, dan adikku Oppi Trio Saputra AR terimakasih banyak atas doa yang tak pernah putus serta dukungan, kasih sayang, dan motivasi selama ini dan sehingga terselesaikannya penelitian ini. 9. Kepada seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan motivasi, dukungan, harapan, dan mendoakan keberhasilanku kelak. 10. Kepada sahabatku Permata Djakfar terimakasih atas perhatian, motivasi, dan keberadaannya dikala suka maupun duka yang selalu mendukung serta memberi semangat.
11. Teman-teman seperjuangan skripsi Neneng Tri Hasfini, Ilma Dwi Jayanti, Anandha Sartika Putri, Elsa Yuni Hercia, dan Riri Carissa atas doa, dukungan, motivasi, dan kebersamaannya selama perkuliahan dan dalam penyelesaian penelitian ini, dan semoga kita sukses selalu dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi untuk kedepannya. 12. Teman-teman seperjuangan skripsi konsentrasi Keuangan 2013 Ike Rahayu, Musiana, Ravicha, musiana, dan lainnya yang tidak bisa disebut satu persatu atas semangat dan keceriaannya selama perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini. 13. Semua teman-teman di Manajemen Paralel 2013 Intan, Tirra, Dita, Liyana, Eno, Dio, Iqbal, Fariz, Bobby dan lainnya yang tidak bisa disebut satu persatu atas semangat dan keceriannya selama perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini.
Semoga Allah senantiasa memberikan kasih sayang dan perlindungan kepada kita semua. Akhir kata penulis memohon maaf jika terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Semoga bermanfaat.
Bandar Lampung, 13 Maret 2017 Penulis,
Fessy Febriyani Putri Rose Mary AR
i
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................................... DAFTAR ISI...................................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................................. DAFTAR GAMBAR......................................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................
i ii iii iv v
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................................... B. Perumusan Masalah................................................................................................... C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................................. 1. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 2. Manfaat Penelitian………………………………………………………………
1 8 9 9 9
II. KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori .......................................................................................................... 1. Corporate Governance......................................................................................... 2. Manfaat Good Corporate Governance................................................................. 3. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ...................................................... 4. Kinerja Keuangan ................................................................................................. 5. Faktor-faktor Kinerja Keuangan........................................................................... 6. Tahap-tahap Menganalisis Kinerja Keuangan...................................................... B. Penelitian Terdahulu.................................................................................................. C. Rerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis.................................................. 1. Rerangka Pemikiran............................................................................................. 2. Hipotesis Penelitian..............................................................................................
11 11 13 13 15 15 16 17 24 24 26
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data .............................................................................................. B. Pengumpulan Data..................................................................................................... C. Populasi dan Sampel.................................................................................................. D. Definisi Operasional Variabel ................................................................................... 1. Variabel Independen ............................................................................................ 2. Variabel Dependen............................................................................................... E. Metode Analisis .........................................................................................................
27 27 27 29 29 30 31
ii
F. Uji Dasar Asumsi Klasik ........................................................................................... 1.Uji Normalitas………………………………………………………………........ 2. Uji Multikolonieritas…………………………………………………………..... 3. Uji Heterokedastisitas………………………………………………………....... 4. Uji Autokorelasi……………………………………………………………........ G. Uji Hipotesis……………………………………………………………………..... 1. Uji T-Test……………………………………………………………………... 2. Uji F-Test……………………………………………………………………...
32 32 32 33 33 34 34 35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambar Objek Penelitian……………………………………………………......... B. Uji Statistik Deskriptif………………………………………………………......... C. Uji Asumsi Klasik……………………………………………………………........ 1. Uji Normalitas…………………………………………………………….......... 2. Uji Multikolonieritas………………………………………………………........ 3. Uji Heteroskedastisitas……………………………………………………......... 4. Uji Autokorelasi…………………………………………………………........... D. Pengujian Hipotesis…………………………………………………………......... 1. Uji Hipotesis………………………………………………………………........ 2. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t).....………………………………... 3. Uji Koefisien Regresi Secara Stimulan (Uji f)......…………………………….. E. Pembahasan.......…………………………………………………………………..
37 38 40 40 41 42 43 44 44 45 46 47
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan......……………………………………………………………………... B. Saran........…………………………………………………………………………
49 50
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 3.1 3.2 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6
Halaman
Penelitian Terdahulu ............................................................................................ Daftar sampel Perusahaan Sektor Pertambangan Periode 2008-2015................. Uji Statistik Durbin Watson d.............................................................................. Daftar Sampel Perusahaan ................................................................................... Hasil Uji Statistik Deskriptif................................................................................ Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................................. Hasil Heteroskedastisitas ..................................................................................... Hasil Autokorelasi ............................................................................................... Hasil Model Regresi ............................................................................................
18 28 34 38 39 42 42 43 44
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Rerangka Pemikiran ................................................................................................. 4.1 Uji Normalitas...........................................................................................................
25 41
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Data Populasi Penelitian Sektor Pertambangan .............................................................. L-1 2. Data Emiten Perusahaan Yang Dijadikan Sampel Penelitian......................................... L-3 3. Hasil Perhitungan Kepemilikan Institutional, Kepemilikan Manajerial, Independensi Komite Audit, Roa Seluruh Perusahaan......................................................................... L-4 4. Descriptive Statistic ........................................................................................................ L-6 5. Uji Normalitas................................................................................................................. L-7 6. Uji Multikolonieritas....................................................................................................... L-8 7. Uji Heteroskedastisitas.................................................................................................... L-9 8. Uji Autokorelas............................................................................................................... L-10 9. Hasil Estimasi Regresi .................................................................................................... L-11
1
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi adalah kegiatan menempatkan dana pada periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan di masa yang datang. Hal yang perlu diperhatikan oleh calon investor sebelum melakukan investasi adalah memastikan bahwa apakah investasi tersebut mampu untuk memberikan tingkat pengembalian yang sesuai dengan harapan. Penilaian kinerja pada perusahaan yang akan menjadi sasaran investasi penting dijadikan sumber informasi untuk mengetahui kemampuannya menghasilkan tingkat pengembalian yang diharapkan investor. Investor menilai, semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan maka semakin baik pula return yang diperoleh oleh investor jika menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut (Candradewi dalam penelitian Puniayasa, 2016).
Menurut Al-Haddad et al dalam penelitian Tertius dan Christiawan (2015) good corporate governance adalah satu set hubungan antara manajemen perusahaan, dewan, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya. GCG pada dasarnya berkaitan dengan cara semua pemangku kepentingan (stakeholder) berusaha untuk memastikan bahwa para manajer dan karyawan internal lainnya selalu mengambil langkah-langkah yang tepat atau mengadopsi mekanisme yang
2
melindungi kepentingan stakeholder. Selain itu, GCG juga menetapkan bagaimana berbagai pemegang saham dan pemangku kepentingan manajemen, dan dewan direksi berinteraksi dalam menentukan arah dan kinerja perusahaan.
Menurut Nuswandari dalam penelitian Risqiyah (2014) menyatakan bahwa Corporate Governance merupakan pedoman bagi manajer untuk mengelola perusahaan secara best practice. Manajer akan membuat keputusan keuangan yang dapat menguntungkan semua pihak (stakeholder). Manajer bekerja secara efektif dan efisien sehingga dapat menurunkan biaya modal dan mampu meminimalkan risiko. Usaha tersebut diharapkan menghasilkan profitabilitas yang tinggi dan investor akan memperoleh pendapatan (return) sesuai dengan harapan. Dengan adanya peningkatan profitabilitas tersebut, kinerja keuangan akan meningkat dan perusahaan akan lebih diminati oleh investor.
Sistem kinerja keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian seiring dengan fungsinya untuk menyalurkan dana dari pihak yang mempunyai dana (surplus of funds) kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana (lack of funds). Apabila sistem kinerja keuangan tidak bekerja dengan baik maka perekonomian menjadi tidak efisien dan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak akan tercapai. Oleh karena itu kesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional sangat dipengaruhi oleh kestabilan dan kekuatan sistem kinerja keuangan.
Menurut Sutojo dan E. John Aldrige dalam penelitian Ristifani (2009) pemahaman terhadap prinsip-prinsip good corporate governance telah dijadikan acuan oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut
3
diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun prinsip-prinsip good corporate governance yang diterbitkan oleh organisasi internasional OECD mencakup enam hal, yaitu: 1.
Landasan hukum yang diperlukan untuk menjamin penerapan good corporate governance secara efektif.
2.
Hak pemegang saham dan fungsi pokok kepemilikan perusahaan.
3.
Perlakuan adil terhadap para pemegang saham.
4.
Peranan stakeholder dalam corporate governance.
5.
Pengungkapan informasi perusahaan secara transparan.
6.
Tanggung jawab dewan pengurus.
Berdasarkan aspek keuangan, setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan keuangan adalah sebuah produk informasi yang dihasilkan sangat penting berkaitan dengan kondisi perusahaan sehingga dalam penyusunannya tidak bisa terlepas dari proses penyusunannya. Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan dasar dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan.
Laporan keuangan tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu periode waktu yang telah berlalu (past performance), serta berfungsi sebagai alat pertanggungjawaban manajemen. Setiap kebijakan dan keputusan yang diambil dalam proses penyusunan laporan keuangan akan sangat mempengaruhi dalam penilaian kinerja perusahaan.
4
Menurut Wiagustini dalam penelitian Puniayasa dan Triaryati (2016) penilaian kinerja keuangan perusahaan dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan sebagai ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan. Penentuan keputusan yang dilakukan oleh investor cenderung menggunakan rasio profitabilitas dibandingkan menggunakan rasio lain karena rasio profitabilitas mampu menunjukkan seberapa besar nantinya keuntungan yang akan didapat dari investasinya.
Rasio profitabilitas yang dijadikan acuan pengambilan keputusan untuk berinvestasi oleh investor adalah Return on Asset (ROA) sebagai rasio untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan. ROA mencerminkan seberapa besar laba yang bisa dicetak perusahaan dengan menggunakan seluruh assetnya. Semakin tinggi ROA menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan semakin baik dalam penggunaan aset perusahaan. Semakin besar ROA menunjukkan semakin baik kinerja suatu perusahaan.
Dalam perekonomian modern, manajemen, dan pengelolaan perusahaan semakin banyak dipisahkan dari kepemilikan perusahaan. Tujuannya adalah agar pemilik perusahaan
memperoleh
keuntungan
yang
maksimal
mungkin
dengan
mengeluarkan biaya seefisien mungkin dengan dikelolanya perusahaan oleh tenaga professional. Pemisahan antara pengelolaan dengan kepemilikan perusahaan akan menimbulkan konflik yang disebut dengan konflik keagenan. Manajer sebagai pengelola perusahaan cenderung memfokuskan pada proyek dan
5
investasi perusahaan yang menghasilkan laba yang tinggi dalam jangka pendek sedangkan keinginan pemilik perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham melalui investasi di proyek-proyek yang menguntungkan jangka panjang.
Menurut penelitian Suhardjanto dalam penelitian Lestari (2013) kinerja keuangan perusahaan dipengaruhi oleh good corporate governance. Sejak krisis yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 isu mengenai corporate governance telah menjadi salah satu bahasan penting yang menarik. Struktur good corporate governance memiliki beberapa indikator yang berupa kepemilikan institutional, kepemilikan manajerial, independensi independensi komite audit.
Banyak penelitian yang dilakukan untuk menguji keterkaitan antara struktur good corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian terdahulu lainnya yang telah dilakukan untuk menguji keterkaitan antara struktur good corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan tidak ada hubungan corporate governance dengan kinerja perusahaan menurut Lestari (2013). Di lain pihak menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai poor perfomance disebabkan oleh poor governance, adanya hubungan positif antara corporate governance dengan nilai atau kinerja perusahaan (Black et al dalam penelitian Lestari, 2013)
Manajer dalam perusahaan juga memiliki kepentingan untuk memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham, sehingga seringkali menimbulkan masalah yang sering disebut masalah keagenan. Jensen dan Meckling dalam penelitian Lestari (2013) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan
6
institusional adalah dua mekanisme corporate governance utama yang dapat digunakan untuk membantu mengendalikan masalah keagenan.
Menurut Sujono dan Soebiantoro dalam penelitian Lestari (2013) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen. Suatu Good Corporate Governance yang baik dapat diciptakan dengan meningkatkan kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan. Jika kepemilikan manajerial dalam perusahaan ditingkatkan, maka manajemen perusahaan akan cenderung berusaha untuk meningkatkan kinerja untuk kepentingan para pemegang saham dan dirinya sendiri, sehingga dapat meminimalisir masalah keagenan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Candradewi (2016)
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara kepemilikan manajerial dengan kinerja keuangan perusahaan diukur dengan ROA.
Menurut Jensen and Meckling dalam penelitian Candradewi (2016) biaya keagenan yang muncul akibat konflik keagenan dapat dikurangi dengan adanya kepemilikan institusional sebagai pengawas. Kepemilikan institusional memiliki peranan yang penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi di antara pemegang saham dengan manajer. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen, karena dengan adanya kepemilikan institusional dapat mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Mekanisme monitoring tersebut dapat menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham.
7
Semakin besar persentase saham yang dimiliki oleh institusi menyebabkan pengawasan yang dilakukan lebih efektif karena dapat mengendalikan perilaku oportunistik manajer. Maka kepemilikan institusional akan mendorong manajer untuk menunjukkan kinerja yang baik dihadapan para pemegang saham. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Candradewi (2016) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA).
Adanya pembentukan komite audit dalam perusahaan juga merupakan salah satu aspek dari adanya good corporate governance. Salah satu tujuan dibentuk komite audit adalah untuk menciptakan iklim yang disiplin dan memperkuat pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan. Komite audit yang independen dalam perusahaan merupakan salah satu dari karakteristik komite audit. Hal tersebut didukung dengan adanya penelitian Lestari (2013) yang membuktikan keberadaan komite audit memiliki pengaruh yang positif terhadap kualitas laba dan kinerja perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan dalam sektor pertambangan adalah suatu gambaran sampai mana tingkat keberhasilan yang dicapai oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya. Kinerja keuangan suatu perusahaan menjadi faktor utama dan sangat penting untuk menilai keseluruhan kinerja suatu perusahaan dalam sektor pertambangan itu sendiri. Kinerja suatu perusahaan dapat dinilai dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya, berdasarkan laporan tersebut dapat dihitung rasio keuangan untuk menilai tingkat kesehatan suatu perusahaan dalam sektor pertambangan. Analisis rasio keuangan tersebut memungkinkan
8
manajemen mengidentifikasi keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Analisis rasio keuangan juga dapat membantu para pelaku bisnis untuk menilai kinerja perusahaan.
Berkembangnya perusahaan pertambangan di Indonesia dari tahun ke tahun, kesenjangan antar teori dan kenyataan serta adanya research gap tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti struktur GCG pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini dikarenakan struktur GCG yang baik akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap perusahaan tersebut dan tentu saja kepercayaan para investor untuk berinvestasi. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas maka penelitian yang akan dilakukan ini diberi judul: “PENGARUH STRUKTUR GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Apakah kepemilikan institutional berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?
2.
Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?
3.
Apakah Independensi komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?
9
4.
Apakah kepemilikan institutional, kepemilikan manajerial, dan independensi komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui apakah kepemilikan institutional berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?
2.
Untuk mengetahui apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?
3.
Untuk mengetahui apakah independensi komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?
4.
Untuk mengetahui apakah kepemilikan institutional, kepemilikan manajerial, dan independensi komite audit bersama-sama secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?
2.
Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Investor Dapat memberikan gambaran tentang keadaan bursa saham di Indonesia. Hal utama tentu untuk mengetahui pengaruh struktur good corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam sektor pertambangan di Bursa
10
Efek Indonesia (BEI) sehingga dapat menentukan dan menerapkan strategi perdagangan di pasar modal.
2. Bagi Pemerintah Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan pihak-pihak lainnya yang terkait dalam mengambil kebijakan yang akan ditempuh sehubungan dengan pergerakan return saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
II.
KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori 1.
Corporate Governance Menurut Organizational For Economic Corporation and Development (OECD) dalam penelitian Limanto dan Juniarti (2014) mendefenisikan Good Corporate Governance sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan.
Corporate
governance
berkaitan
erat
dengan
kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penerapan GCG mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu diterapkannya GCG oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dalam penelitian Puniayasa dan Triaryati (2016) mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk
12
memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku. Menurut Shleifer dan Vishny dalam penelitian Puniayasa dan Triaryati (2016) menyatakan bahwa corporate governance merupakan suatu mekanisme yang dapat digunakan untuk memastikan bahwa supplier keuangan atau pemilik modal perusahaan memperoleh pengembalian atau return dari kegiatan yang dijalankan oleh manajer, atau bagaimana supplier keuangan perusahaan melakukan pengendalian terhadap manajer. Menurut Wijayanti dalam penelitian Puniayasa dan Triaryati (2016) pengelolaan perusahaan yang semakin komplek akan meningkatkan kebutuhan perusahaan untuk menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik dengan tujuan untuk memastikan aktivitas manajemen dalam perusahaan akan berjalan dengan baik. Good Corporate Governance (tata kelola perusahaan) merupakan seperangkat sistem untuk mengatur hubungan antara manajer, pemilik perusahaan dan para stakeholder lainnya yang terkait dengan hak dan kewajiban mereka. Menurut Macey dan O’Hara dalam penelitian Puniayasadan Triaryati (2016) masalah utama yang mendasari penerapan Good Corporate Governance yaitu adanya pemisahan antara pengelola perusahaan dengan
kepemilikan
perusahaan
atau
disebut
dengan
masalah
keagenan.
Permasalahan keagenan timbul akibat sulitnya menyatukan kepentingan dari pihak pemilik dengan pengelola. Untuk itu dibutuhkan Good Corporate Governance untuk mengurangi permasalahan keagenan antara pemilik dan manajer.
13
2.
Manfaat Good Corporate Governance Menurut Sutedi dalam penelitian Aprianingsih (2016) secara teoritis harus diakui bahwa dengan melaksanakan prinsip Good Corporate Governance ada beberapa manfaat yang bisa diambil antara lain sebagai berikut: 1.
Meningkatnya kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang baik.
2.
Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value.
3.
Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
4.
Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders.
3.
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance Menurut The Organization for Economic Corporation and Development (OECD) dalam penelitian Puniayasa dan Triaryati (2016), ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam penerapan corporate governance yaitu sebagai berikut : 1.
Transparency (Keterbukaan) Keterbukaan kepada stakeholders dalam melakukan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai perusahaan dengan lima karakteristik, yaitu komprehensif, relevan, friendly, reliable, dan comparable. Informasi mengenai laporan keuangan,
14
kinerja keuangan, kepemilikan, dan pengelolaan perusahaan harus diungkapkan secara tepat dan akurat agar pemegang saham dan pihak lainnya dapat mengetahui keadaan perusahaan.
2.
Accountability (Akuntabilitas) Kejelasan fungsi, struktur, sistem pengendalian, dan pertanggungjawaban organ perusahaan
sehingga
pengelolaan
dan
keseimbangan
kekuasaan
antara
stakeholders terlaksana secara efektif. Para anggota eksekutif seperti komisaris, direksi, dan jajarannya wajib memiliki integritas untuk menjalankan usaha sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.
3.
Responsibility (Pertanggungjawaban) Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip ini menuntut agar seluruh jajaran perusahaan untuk melakukan tugasnya dengan bertanggungjawab dan mematuhi hukum yang ditetapkan.
4.
Independency (Kemandirian) Suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan dan pengaruh dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5.
Fairness (Keadilan) Perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Setiap
15
keputusan yang diambil senantiasa memperhatikan kepentingan dan memberikan perlindungan kepada pemegang saham minoritas. Melindungi semua pemegang saham, baik mayoritas maupun minoritas dari rekayasa dan transaksi yang bertentangan dengan peratuaran yang berlaku.
4.
Kinerja Keuangan Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kinerja agar tidak kehilangan kepercayaan dari masyarakat atau investor. Cara perusahaan untuk mengetahui meningkat atau tidaknya kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan mengukur perkembangan kinerja dari tahun ke tahun. Pada umumnya kinerja terbagi menjadi dua hal yaitu kinerja keuangan dan kinerja non-keuangan. Menurut Fahmi dalam penelitian Kartikasari (2016) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dan menggunakan aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar, seperti membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan), GAAP (Generally Accepted Accounting Principles), atau yang lainnya. Kinerja keuangan perusahaan ini merupakan suatu pengukuran yang menggambarkan keefektifan perusahaan dalam pengelolaan asset yang dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasional dan memperoleh laba.
5.
Faktor-faktor Kinerja Keuangan Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja keuangan perusahaan menurut Hastuti dan Mulyati dalam penelitian Kartikasari (2016), antara lain sebagai berikut:
16
1.
Terkonsentrasi atau tidak terkonsentrasinya kepemilikan Kepemilikan yang banyak terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan.
2.
Manipulasi Laba Manipulasi laba merupakan upaya manajemen untuk mengubah laporan keuangan yang bertujuan menyesatkan pemegang saham yang ingin mengetahui kinerja
perusahaan
atau
untuk
mempengaruhi
hasil
kontraktual
yang
mengandalkan angka-angka akuntansi yang dilaporkannya.
3.
Pengungkapan Laporan Keuangan (Disclosure) Disclosure sebagai salah-satu aspek Good Corporate Governance diharapkan dapat menjadi dasar untuk melihat baik tidaknya kinerja perusahaan. Hal ini kontradiktif dengan perilaku oportunitis.
6.
Tahap-tahap Menganalisis Kinerja Keuangan Setiap perusahaan dalam melakukan penilaian kinerja berbeda-beda karena tergantung dari jenis dan ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Menurut Fahmi dalam penelitian Kartikasari (2016) menyebutkan ada lima tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu:
1.
Melakukan review terhadap data laporan keuangan. Review yang dimaksud dimaksud dalam dalam hal hal ini, ini, dilakukan dilakukandengan dengantujuan tujuanagar agarlaporan laporan Review yang keuangan sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang ber keuangan yang yangtelah telahdibuat dibuat sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang
2.
Melakukan perhitungan. berlaku umum dalam dunia akuntansi dan dapat dipertanggungjawabkan.
17
Metode perhitungan yang digunakan disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan memberikan kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.
3.
Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh. Hasil hitungan yang sudah diperoleh kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode umum yang digunakan untuk melakukan perbandingan, antara lain: a. Time series analysis, yaitu membandingkan secara antar waktu atau antar periode, dengan tujuan itu hasilnya akan terlihat secara grafik. b. Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan hasil perhitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya dalam lingkup yang sejenis dan dilakukan secara bersamaan.
B.
Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu menggunakan variabel yang berbeda-beda dalam menganalisis pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai rujukan dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel berikut:
18
TABEL 2.1 PENELITIAN TERDAHULU
No 1.
Nama Peneliti (Tahun) Astri Aprianingsih (2016)
Variabel Penelitian Variabel Dependen: Kinerja Keuangan
Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institutional berpengaruh negative terhadap kinerja keuangan, Dewan Direksi, Komite Audit dan Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan
Regresi Linier Berganda
Kepemilikan Asing, Kepemilikan Pemerintah dan Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap risiko financial perusahaan. Sedangkan Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap risiko financial perusahaan.
Variabel Independen: -Dewan Komisaris Independen -Dewan Direksi -Komite Audit -Kepemilikan Manajerial -Kepemilikan Institusional -Ukuran Perusahaan. 2.
Yeterina Widi Nugrahanti dan Shella Novia (2012)
Variabel Dependen: Kinerja Keuangan Variabel Independen: -Kepemilikan Asing -Kepemilikan Pemerintah -Kepemilikan Institutional -Kepemilikan Manajerial
Hasil Penelitian
19 Lanjutan tabel 2.1 No 3.
Nama Peneliti (Tahun)
Variabel Penelitian
Variabel Prastya Puji Dependen: Lestari (2013) Kinerja Perusahaan
Metode Analisis Regresi Berganda
Variabel Independen: -Dewan Komisaris Independen -Kepemilikan Institutional -Kepemilikan Manajerial -Kepemilikan Asing -Independensi komite audit -audit quality Variabel Kontrol: Ukuran Perusahaan (size) 4.
I.B Made Puniayasa dan Nyoman Triaryati(201 6)
Regresi Linier Variabel Berganda Dependen: Return on Asset (ROE) Variabel Independen: -Kepemilikan Institusional -Kepemilikan Manajerial -Modal Intelektual
Hasil Penelitian Good Corporate Governance berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan variabel kepemilikan institusional, independensi komite audit, kualitas audit, dan ukuran perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan saham institusional, independensi komite audit, kualitas audit, dan ukuran perusahaan, maka akan meningkatan kinerja sebuah perusahan. Variabel proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan asing tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s q).
Good Corporate Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROE) karena penerapan Good Corporate Governance bersifat jangka panjang sehingga akan sulit diukur dengan jangka waktu yang pendek menggunakan ROE. Sedangkan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan modal
20 Lanjutan tabel 2.1
No
5.
Nama Peneliti (Tahun)
Triyono dan Fatchan Achyani (2016)
Variabel Penelitian
Variabel Dependen: (ROA dan ROE) Variabel Independen: -Kualitas Corporate Governance -Kepemilikan Institusi
Metode Analisis
Regresi Berganda
Hasil Penelitian intelektual berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROE) ROA dan ROE berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan kualitas corporate governance, kepemilikan institusi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Variabel Kontrol: -Aspek Likuiditas -Solvabilitas -Profitabilitas, -Kesempatan Investasi -Besaran Perusahaan
1.
Penelitian yang dilakukan oleh Aprianingsih (2016) bertujuan untuk menguji pengaruh GCG, struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perbankan. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Berdasarkan data yang diperoleh
21
dari BEI melalui situsnya www.idx.co.id, diketahui bahwa populasi penelitian ini yakni perusahaan sektor perbankan yang terdaftar selama periode penelitian berjumlah 42 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan dewan komisaris independen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Dewan direksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan.
2.
Penelitian yang dilakukan oleh Nugrahanti dan Novia (2012) bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan sebagai mekanisme CG terhadap kinerja perbankan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2010. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan asing,
22
kepemilikan pemerintah dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap risiko financial perusahaan. Sedangkan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap risiko financial perusahaan.
3.
Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2013) bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh good corporate governance terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s Q) pada perusahaan jasa non keuangan. Komponen Corporate Governance yang digunakan dalam penelitian ini yaitu proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, independensi komite audit, serta kualitas audit dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 111 perusahaan jasa non keuangan yang terdaftar di BEI pada periode 20092011. Metode penentuan sampel yaitu purposive sampling method. Penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi yang menggunakan data laporan keuangan tahunan pada perusahaan yang terdaftar di BEI dan data dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian membuktikan good corporate governance berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan variabel kepemilikan institusional, independensi komite audit, kualitas audit, dan ukuran perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan saham institusional, independensi komite audit, kualitas audit, dan ukuran perusahaan, maka akan meningkatan kinerja sebuah perusahan. Variabel proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan
23
kepemilikan asing tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s q).
4.
Penelitian yang dilakukan oleh Puniayasa dan Triaryati (2016) bertujuan untuk mengetahui pengaruh good corporate governance, struktur kepemilikan institusional, struktur kepemilikan manajerial, dan modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah 49 perusahaan yang masuk dalam indeks CGPI selama 2012-2014. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan sampel akhir yang didapatkan adalah 10 perusahaan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan good corporate governance dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Namun dua variabel lain yaitu kepemilikan manajerial dan modal intelektual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
5.
Penelitian yang dilakukan oleh Triyono dan Achyani (2016) bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas corporate governance dan kepemilikan institusi terhadap kinerja, nilai perusahaan serta risiko perusahaan. Penelitian didasarkan pada sampel perusahaan go public yang masuk dalam peringkat pada Corporate Governance Preception Index (CGPI) tahun 2008-2012 sejumlah 100 perusahaan. Metode analisis menggunakan regresi berganda. Hasil analisis
24
menunjukkan bahwa ROA dan ROE berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan kualitas corporate governance, kepemilikan institusi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
C. Rerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.
Rerangka Pemikiran H1 : Pengaruh Kepemilikan Institutional Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Kepemilikan institusional merupakan persentase saham institusi baik swasta maupun pemerintah di dalam maupun di luar negeri. Pengawasan yang dilakukan terhadap perusahaan akan meningkat seiring dengan tingginya kepemilikan institusional dan manajemen dapat bertindak sejalan dengan keinginan pemegang saham maka kinerja keuangan perusahaan akan meningkat. Menurut Nur’aeni dalam penelitian Puniayasa dan Triaryati (2016), yang memberikan hasil bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H2 : Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen
perusahaan.
Proporsi
saham
manajerial
di
dalam
perusahaan
mengindikasikan adanya kesamaan kepentingan antara pemilik dengan pengelola perusahaan.
Kesamaan
kepentingan
ini
akan
memotivasi
manajer
untuk
meningkatkan kinerjanya sehingga akan berdampak pada semakin baiknya kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indarti, Gill,
25
Obradovich dan Ming-Hsiang dalam penelitian Puniayasa dan Triaryati (2016) yang memberikan hasil bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H3 : Pengaruh Independensi Komite Audit Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Keberadaan komite audit yang independen merupakan salah satu karakteristik komite audit. Independensi merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh komite audit. Peran dari adanya komite audit yang independen diharapkan dapat mengurangi perilaku oportunistik yang dilakukan oleh para manajer perusahaan. Perilaku tersebut akan dapat menimbulkan masalah keagenan karena adanya perbedaan kepentingan antara para manajer dengan para pemegang saham perusahaan, sehingga dengan adanya komite audit yang independen diharapkan dapat mengurangi asimetri informasi yang timbul dari masalah keagenan tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siallagan dan Machfoedz dalam penelitian Lestari (2013) membuktikan bahwa keberadaan komite audit memiliki pengaruh positif terhadap kualitas laba dan kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Kepemilikan Institutional (X1) Kinerja Keuangan Perusahaan Kepemilikan Manajerial (X2) (Y) Independensi Komite Audit (X3)
GAMBAR 2.1 RERANGKA PEMIKIRAN
26
2.
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: bahwa penerapan struktur good corporate governance berpengaruh secara signifikan atau positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam sektor pertambangan periode 2008-2015. Kerangka pemikiran yang telah digambarkan terdapat empat variabel independen, yaitu: Kepemilikan institutional (X1), kepemilikan manajerial (X2), independensi komite audit (X3), dan variabel dependen, yaitu kinerja keuangan perusahaan. Maka hipotesis yang diajukan adalah : Ha1: Diduga kepemilikan institutional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ha2: Diduga kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ha3: Diduga independensi komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ha4: Diduga kepemilikan institutional, kepemilikan manajerial, dan independensi komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan
27
III.
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini dilakukan terhadap berbagai perusahaan pada sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2015. Dimana di BEI (Bursa Efek Indonesia) adalah tempat perusahaan mempublikasikan laporan keuangan perusahaanperusahaan go public di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari tahun 2008-2015 yang meliputi data akuntansi berupa laporan keuangan untuk masing-masing sampel dalam penelitian.
B. Pengumpulan Data Penelitian ini berupa penelitian dokumentasi, yaitu pengumpulan data dilakukan tidak secara langsung pada objek penelitian, tetapi melalui internet, artikel, jurnal , dan mempelajari dari buku-buku pustaka yang mendukung proses penelitian ini.
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan kata lain, populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang masuk ke
28
dalam sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria yang relevan. Adapun kriteria pemilihan data perusahaan yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masuk ke dalam sektor pertambangan.
2.
Menerbitkan laporan keuangan yang tersedia dalam bentuk mata uang Indonesia.
3.
Perusahaan yang memiliki komposisi kepemilikan institutional, kepemilikan manajerial, dan independensi komite audit.
Berikut daftar sampel perusahaan sektor pertambangan selama periode 2008-2015: TABEL 3.1 DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN PERIODE 2008-2015 Kode Nama Emiten Emiten Adaro Energy Tbk 1 ADRO Harum Energy Tbk 2 HRUM Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 3 PTBA Citatah Tbk 4 CTTH Indo Tambang Raya Megah Tbk 5 ITMG Aneka Tambang (Persero) Tbk 6 ANTM Elnusa Tbk 7 ELSA Medco Energy International Tbk 8 MEDC Vale Indonesia Tbk 9 INCO Sumber : www.idx.com No
Sub Sektor Batu Bara Batu Bara Batu Bara Batu Batuan Batu Bara Logam dan Mineral Lainnya Minyak dan Gas Bumi Minyak dan Gas Bumi Logam dan Mineral Lainnya
29
D. Definisi Operasional Variabel 1.
Variabel Independen a.
Kepemilikan Institutional
Kepemilikan Institusional adalah jumlah presentase saham atau hak suara yang dimiliki oleh institusi keuangan. Kepemilikan Institusional memiliki peran dalam meminimalisir risiko akibat konflik keagenan yang terjadi antara pemegang saham dan manajer. Pengukuran kepemilikan institusional yaitu menggunakan proporsi jumlah saham yang dimiliki oleh institusi keuangan, seperti bank, perusahaan efek, asuransi, dan dana pensiun. Menurut Sartono dalam penelitian Ni Putu Wida P.D dan Suartana (2014) berikut rumus kepemilikan institutional:
_
=
X 100%
b. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Manajerial merupakan suatu kondisi dimana pihak manajemen perusahaan memiliki rangkap jabatan yaitu jabatannya sebagai manajemen perusahaan dan juga pemegang saham dan berperan aktif dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan. Menurut Sartono dalam penelitian Ni Putu Wida P.D dan Suartana (2014) berikut rumus kepemilikan manajerial:
_
=
X 100%
30
c.
Independensi Komite Audit
Independensi dalam audit merupakan cara pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Berdasarkan Surat Edaran Bapepam No.SE-03/PM/2000 dalam penelitian Lestari (2013) menyatakan bahwa komite audit pada perusahaan publik Indonesia terdiri dari sedikitnya tiga orang anggota dan diketuai oleh komisaris independen perusahaan dengan dua orang yang berasal dari eksternal perusahaan yang independen. Menurut Purwati dalam penelitian Lestari (2013) berikut rumus independensi komite audit:
Independensi Komite Audit =
2.
Variabel Dependen Menurut Umar dalam penelitian Kartikasari (2016) Dependent variable (Y) atau variable terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variable independen. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependen) adalah kinerja keuangan perusahaan. Menurut Prasinta dalam penelitian Tertius dan Christiawan (2015) kinerja perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan keseluruhan total aset yang dimiliki. Menurut Tertius dan Christiawan (2015) untuk menghitung ROA menggunakan rumus:
ROA =
31
E. Metode Analisis Pada penelitian ini analisis statistik dilakukan dalam pada variable dependen yaitu kinerja keuangan perusahaan dan variable independen yaitu kepemilikan institutional, kepemilikan manajerial, dan independensi komite audit yang merupakan struktur good corporate governance.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisis regresi linier berganda yang seberapa besar variable independen mempengaruhi variable dependen dihitung dengan menggunakan persamaan garis regresi linier berganda berikut: Persamaan regresi linier berganda (Puniayasa dan Triaryati, 2015), adalah:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ e
Keterangan: Y
= Return on Equity
α
= Konstanta
β1 – β4 = Koefisien Regresi X1
= Kepemilikan Institutional
X2
= Kepemilikan Manajerial
X3
= Independensi Komite Audit
e
= Error
32
F. Uji Asumsi Klasik 1.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data variabel independen dan data variable dependen pada persamaan regresi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Kolmogrov-Smirnov. Menurut Ghozali dalam penelitian Aprianingsih (2016) penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5% dengan melihat signifikansi (Asymp. Sig. pada output Statistical Package for Social Science) dari nilai Kolmogrov-Smirov > 5%, maka data yang digunakan berdistribusi normal.
2.
Uji Multikolonieritas Menurut Ghozali dalam penelitian Aprianingsih (2016) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji dan mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variable independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel orthogonal adalah variabel yang memiliki nilai korelasi antar sesame variable independen sama dengan nol (0). Penggunaan korelasi bivariate dapat dilakukan untuk melakukan deteksi terhadap multikolonieritas antar variabel bebas dengan standar toleransi 0,8. Jika korelasi menunjukkan nilai lebih kecil dari 0,8 maka dianggap variabel-variabel tersebut tidak memiliki masalah kolinearitas yang tidak berarti.
33
3.
Uji Heterokedastisitas Menurut Ghozali dalam penelitian Aprianingsih (2016) uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengatahui dan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke residual pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke residual pengamatan lainnya tetap, maka dinamakan homoskedastisitas dan jika berbeda disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas ini digunakan suatu metode yang disebut Heteroskedasticity Test: White atau Uji White. Menurut Wing dalam penelitian Aprianingsih (2016), Uji White menggunakan residual kuadrat sebagai variabel dependen, dan variabel independen yang selanjutnya diregresikan.
4.
Uji Autokorelasi Menurut Ghozali dalam penelitian Aprianingsih (2016) uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam suatu regresi linier berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi suatu korelasi, maka dinamakan ada suatu problem autokorelasi. Autokorelasi dapat muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini dapat terjadi karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena “gangguan” pada
34
seseorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individual atau kelompok yang sama pada periode berikutnya.
Menurut Ghozali dalam penelitian Aprianingsih (2016) untuk mengetahui adanya masalah autokorelasi digunakan nilai Durbin Watson (DW), dengan ketentuan sebagai berikut:
TABEL 3.2 UJI STATISTIK DURBIN WATSON D
Nilai Statistik d
Hasil
0 < d < dL
Ada Autokorelasi Positif
dL < d < dU
Tidak Dapat Diputuskan
dU < d < 4- dU
Tidak Ada Autokorelasi
4- dU < d < 4- dL
Tidak Dapat Diputuskan
4- dL < d < 4
Ada Autokorelasi Negatif
G. Uji Hipotesis 1.
Uji t-Test Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi dari setiap variabel independen yaitu kepemilikan institutional, kepemilikan manajerial, dan independensi komite audit akan berpengaruh terhadap variable dependen yaitu kinerja keuangan perusahaan. Menurut Sugiyono dalam penelitian Aprianingsih (2016) untuk menghitung kinerja keuangan menggunakan rumus:
t=
(
(√
)
)
35
Keterangan: t
= t hitung
r
= Koefisien korelasi
n
= Jumlah sampel
Pengambilan kesimpulan
0 diterima atau ditolak ditentukan dengan kriteria sebagai
berikut: 1.
Jika tingkat sig t < α = 0,05 maka hipotesis penelitian didukung, artinya secara parsial variabel independen yang terdiri dari kepemilikan instituitional, kepemilikan manajerial, dan independensi komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependen yaitu kinerja keuangan yang diukur dengan return on asset.
2.
Jika tingkat sig t > α = 0,05 maka hipotesis penelitian ini tidak didukung, artinya secara parsial variabel independen yang terdiri dari kepemilikan institutional, kepemilikan manajerial, dan independensi komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan yang diukur dengan return on asset.
2.
Uji F-Test Penelitian ini menggunakan uji F karena digunakan untuk menguji hipotesis yang menunjukkan apakah semua variable independen dalam penelitian secara simultan berpengaruh terhadap variable dependen. Pengujian dilakukan dengan level
36
signifikansi 0,05 atau α = 5%. Menurut Ghozali dalam penelitian Lestari (2013) dalam pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan pengujian yaitu: 1.
Jika terdapat nilai signifikansi ≤ 0,05 maka koefisien regresi bersifat signifikan dan simultan variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variable dependen.
2.
Jika terdapat nilai signifikansi > 0,05 maka berarti bahwa secara simultan variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variable dependen.
V.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan, pengujian, dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil pengujian kepemilikan institutional menunjukkan hasil yang mendukung hipotesis. Kepemilikan institutional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA). 2. Hasil pengujian kepemilikan manajerial menunjukkan hasil yang mendukung hipotesis. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA). 3. Hasil pengujian independensi komite audit menunjukkan hasil yang mendukung hipotesis. Independensi komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA). 4. Pada model regresi semua variabel independen (kepemilikan institutional, kepemilikan manajerial, dan independensi komite audit) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (kinerja keuangan perusahaan). 5. Berdasarkan penelitian ini,manajerial, struktur Good Corporate Governance (GCG) dalam mekanisme kepemilikan kepemilikan institutional, dan mekanisme
50
mekanisme
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institutional,
dan
independensi komite audit pada perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2015 dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yang dihitung menggunakan Return On Asset (ROA).
B. Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka beberapa hal yang dapat menjadi masukan dalam penelitian ini adalah: 1. Disarankan Bagi Investor Penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan para investor dalam menentukan dan memutuskan investasi yang akan dilakukan, karena setiap investor menginginkan prospek yang lebih baik bagi perusahaannya di masa depan.
2. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan pemerintah dan pihakpihak lainnya dalam memutuskan pengambilan kebijakan yang akan ditempuh dengan pergerakan return saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
DAFTAR PUSTAKA
Aprianingsih, Astri. 2016. “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014”. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Candradewi Intan dan Ida Bagus Panji Sedana. 2016. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institutional dan Dewan Komisaris Independen Terhadap Return On Asset”. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Vol. 5, No. 5. Kartikasari, Yohannita Dwi. 2016. “Pengaruh Good Corporate Governance dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015”. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta. Kusumaningrum, Achmad Kautsar Trias Madanika. 2015. “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan yang Dimediasi Struktur Modal Pada Perusahaan Pertambangan yang Listed di BEI 2009-2012”. Jurnal, Riset Ekonomi dan Manajemen, Universitas Negeri Surabaya, Vol. 15, No. 1, Hlm. 59-75. Lestari, Prastya Puji. 2013. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Jasa non Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)”. Skripsi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Limanto Anthomi Wibisono dan Juniarti. 2014. “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007-2011”. Jurnal, Akuntansi Bisnis Universita Kristen Petra. Vol.2, No.1. Nugrahanti, Yeterina Widi dan Novia Shella. 2012. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Sebagai Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perbankan”. Jurnal Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Vol.11, No.2. Prasojo. 2015. “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah”. Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis, Vol. 2, No. 1, Hlm. 59-69.
Puniayasa, I.B Made dan Triaryati Nyoman. 2016. “Pengaruh Good Corporate Governance, Struktur Kepemilikan dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Masuk dalam Indeks CGPI”. Jurnal Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Vol. 5, No.8. Putu, ni Wida P. D dan Suartana I Wayan. 2014. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institutional Pada Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana : Bali. Ristifani. 2009. “Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan Hubungannya Terhadap Kinerja Keuangan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk”. Jurnal, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Risqiyah, Rosy. 2014. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi UNEJ : Jember. Tertius, Melia Agustina dan Christiawan Yulius Jogi. 2015. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Sektor Keuangan”. Jurnal Akuntansi Bisnis, Universitas Kristen Petra, Vol. 3, NO. 1. Triyono dan Achyani Fatchan. 2016. “Pengaruh Kualitas Corporate Governance, Kepemilikan Institusi, Terhadap Kinerja Keuangan dan Risiko Perusahaan”. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://www.idx.co.id/ Diakses pada tanggal 10 Oktober 2016