197
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 7 No.3 Nopember 2011
DAMPAK GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Study kasus di Bursa Efek Indonesia)
Ni Ketut Sukasih Ni Luh Nyoman Ayu Suda Susilawati Staf Dosen Akuntansi Politeknik Negeri Bali
Abstract: This research try to explore wether the good corporate governance concept (GCG) can be implemented by the companies listed in Indonesian Stock Exchange (ISX), especially the companies which listed in the Good Corporate Governance . Good corporate governance is a concept emphasizing the importance of (1) the user right of financial statement to get the information acuratly and timely (2) the company management liability to provide the information acuratly and perform the company fundamental value. Thus, the earnings management which mislead the user of financial statement is contrary with the GCG concept. The test can provide evidence that the implementation of Good Corporate Governance in Indonesia can not give the result significantly. It is indicated that there is no difference of the discretionary accruals mean value before and after the implementation of Good Corporate Governance significantly. Keywords: good corporate governance, earnings management, discretionary accruals. PENDAHULUAN Pengelolan perusahaan diperlukan karena tata kelola perusahaan yang baik berbanding lurus dengan tingkat ketidakpastian pengembalian investasi (Kelly,2003). Sektor keuangan GCG amat diperlukan untuk mendapatkan return menurut penelitian yang dilakukan oleh McKinsey (Standard & Poor,2002) bahwa lebih dari 80% perusahaan bersedia membayar lebih untuk saham bagi perusahaan yang menerapkan GCG secara benar. Premium yang mau dibayarkan berkisar antara antara 20 sampai 30 % di atas harga normal yang berlaku. Banyak penelitian lagi, telah menunjukkan interaksi antara hak kepemilikan dengan pengaturan institusi dalam membentuk prilaku ekonomi . La Porta et al (1997, 1998,1999) merupakan orang-orang pertama yang menyoroti masalah corporate government secara khusus. La Porta et all (1999) menekankan pentingnya penegakan hukum atas pengelolaan sebuah perusahaan, pengembangan pasar, dan pertumbuhan ekonomi. Teori pertamanya menyediakan teknik untuk membandingkan kerangka kerja institusi antar negara dan mempelajari efek-efeknya dalam sejumlah dimensi. Usulan masyarakat investor Sekuritas Indonesia (missi) mengenai ketentuan bahwa komisioner atau pejabat Bapepam dapat dihukum jika melakukan pelanggaran atas UU Pasar Modal merupakan langkah maju agar tranparansi, kewajaran, akuntabilitas dan tanggung jawab penerapan Good Corporate Governance menjadi nyata. Selain itu penerapan GCG bagi para emiten dengan adanya landasan hukum yang bersifat mengikat (wajib) membuat GCG tidak hanya dijadikan euphoria tetapi nyata dalam prakteknya. Menurut majalah Fortune, dan 500 perusahaan hanya 30 persen dewan pengawasas (komisaris) berfungsi aktif sebagai pengawas dalam evaluasi dan selebihnya tidak berfungsi seperti seharusnya. Tata kelola yang baik merupakan bagian integral dari tanggung jawab perusahaan secara social terhadap kepada pihakpihak yang berkepentingan seperti para pemegang saham Pegawai, pengelola, pengawas dan masyarakat (Wheelen and hunger, 2002) . Dalam hal ini membahas bagaimana GCG dapat digunakan untuk menilai kinerja dan meningkatkan nilai perusahaan dan pertumbuhan jangka panjang yang mencerminkan pada nilai
198
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 7 No.3 Nopember 2011
pasar perusahaan. penurunan biaya modal, investasi tehadap perusahaan akan meningkat dan harga saham perusahaan akan meningkat, Value of the firm akan meningkat akan memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan jangka panjang, meningkatkan kesempatan kerja serta mempunyai andil dalam pengentasan kemiskinan di sektor keuangan sehingga good corporate governance (GCG) amat diperlukan untuk mendapatkan return, menurut penelitian yang dilakukan oleh McKinsey (standard & Poor,2002) bahwa lebih dari 80% perusahaan bersedia membayar lebih untuk saham dengan perusahaan yang menerapkan good corporate governance (GCG) secara benar. Premium yang mau dibayarkan berkisar antara 20% sampai 30% diatas harga normal yang berlaku. Pokok Permasalahan Bagaimana Good corporate governance (GCG) dapat digunakan untuk menilai kinerja dan meningkatkan nilai perusahaan dan pertumbuhan jangka panjang yang mencerminkan pada nilai pasar perusahaan. Tujuan Penelitian a. Bagaimana Good corporate governance (GCG) dapat digunakan untuk menilai kinerja dan meningkatkan nilai perusahaan. b. Bagaimana good corporate governance (GCG) digunakan untuk menilai pertumbuhan jangka panjang yang tercermin pada nilai pasar perusahaaan, c. Apakah dengan peningkatan dan penurunan kinerja biaya modal investasi terhadap perusahaan akan meningkat dan harga saham persahaan juga meningkat. d. Apakah dengan value of the firm akan meningkat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan jangka panjang meningkat kesempatan kerja serta mempunyai andil dalam mengentaskan kemiskinan. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat terhadap pihak-pihak yang berkepentingan seperti para pemegang saham pegawai, pengelola, pengawas dan masyarakat karena merupakan bagian integral dari tanggung jawab perusahaan secara sosial. LANDASAN TEORI Nilai Perusahaan dan GCG Topik Corporate Governance bukanlah suatu topik yang baru, banyak penelitian yang mengupas tentang topik ini , telah dilakukan sejak tahun 1940an Coase (1037,1960), Alchian (1965), Demsetz (1964), Cheung (1970,1983), dan banyak penelitian lagi, telah menunjukkan interaksi antara hak kepemilikan dengan pengaturan institusi dalam membentuk prilaku ekonomi . La Porta et al (1997, 1998,1999) merupakan orang-orang pertama yang menyoroti masalah corporate government secara khusus. La Porta et all (1999) menekankan pentingnya penegakan hukum atas pengelolaan sebuah perusahaan, pengembangan pasar, dan pertumbuhan ekonomi. Teori pertamanya menyediakan teknik untuk membandingkan kerangka kerja institusi antar negara dan mempelajari efek-efeknya dalam sejemlah dimensi. V.K.Shunglu (1998) dalam Evinifa Rachmawati (2008) mendefinisikan corporate governance yang diambil dari definisi governance yang dibuat oleh Bank Dunia “ the manner in which power exercised in the nanagement of country’s economic and social resources for development. Good governance whould impharize policy formulation relevant to a given social context and mindful of the vakue system whitin on the organizations operates” Ada dua filosofi yang mendasari konsep perusahaan korporat, yaitu bahwa kekuasaan untuk mengelola perusahaan berasal dari kepemilikan dan pemilik seharusnya bisa menjalankan kekuasaannya tersebut sesuai dengan nilai investasi mereka (Tricker,1994) Untuk menjalankannya, pemilik perusahaan akan mendelegasikan kekuasaan pada suatu tim profesional
Ni Ketut Sukasih dan Ni Luh Nyoman Ayu Suda Susilawati: Dampak Good Corporate Governance.. 199
yang disebut manajemen untuk mengelola investasinya. Pemisahan status antara pemilik dan pengelola perusahaan akan menimbulkan suatu masalah yang biasa disebut agency problems, terjadi antara pemilik perusahaan atau shareholders disatu sisi dengan manajemen selaku pengelola disisi lain. Posisi manajemen yang sangat dominan dalam suatu perusahaan membuat manajemen sering keluar dari batas yang ditentukan dan melupakan ensensi keberadaan pihak manajemen, yaitu meningkatkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Penelitian dilakukan pada perusahaan-perusahaan di Amerika menunjukkan bahwa prinsip-prinsip kuno pengelolaan perusahaan, yang seharusnya menjadi dasar prilaku dewan direksi, banyak dilupakan pada pelaksanaannya (Tearney,2003). Ide dasar pengelolaan perusahaan bersumber pada teori-teori ekonomi bersifat normative, yaitu berdasarkan pada keyakinan bahwa pengelolaan perusahaan akan dilakukan oleh manajemen yang diberi delegasi tanggung jawab dan wewenang oleh perusahaan. Manajemen melaporkan tanggung jawab pada para pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), Stewarship theory dari corporate governance seperti di atas merupakan bagian dari teori manajemen klasik. Teori tersebut muncul dengan keyakinan bahwa orang akan selalu berbuat dengan benar dan jujur, selalu bertindak demi kebaikan orang lain dan berlandaskan hukum (Tricker,1994). Sebuah teori yang muncul kemudian, yaitu agency theory , memberikan cara pandang yang baru mengenai corporate governance. Perusahaan ditunjukkan sebagai suatu hubungan kerja sama antara prinsipal (pemegang saham atau pemilik perusahaan) dan agen (manajemen) adanya sested interes manajemen mengakibatkan perlunya proses check and balance untuk mengurangi kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan oleh manajemen. Good Corporate governance merupakan bentuk pengelolaan perusahaan yang baik, didalamnya tercakup suatu bentuk perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham (publik)sebagai pemilik perusahaan dan kreditur sebagai penyandang dana ektern. Sistem corporate governance yang baik akan memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan kreditur untuk memperoleh kembali atas investasi yang wajar, tepat dan seefisien mungkin, tapi sebaliknya Corporate Governance yang buruk, tidak hanya merugikan perusahaan tetapi juga akan merusak kenerja ekonomi nasional dan bahkan stabilitas finansial global. Krisis ekonomi yang dihadapi oleh negara-negara Asia, Rusia dan negara-negara lain menjadi bukti yang nyata dari pentingnya Good Corporate Governance. Tantangan globalisasi menuntut Good Corporate Governance direformasi. Adanya tingkat pertumbuhan yang tinggi dakam investasi oleh institusi, meningkatnya kompetisi sehingga kinerja perusahaan menjadi taruhan menarik atau tidaknya perusahaan tersebut, pembagian kepemilikan, munculnya skandal, korupsi dan kekacauan dalam perusahaan, dan penurunan pembiayaan oleh publik melalui perubahan wujud bantuan menjadi investasi, mendorong reformasi dalam GCG. Semua penelitian menunjukkan bahwa corporate governance merupakan faktor yang penting dalam menentukan nilai perusahaan. Prinsip dasar pelaksanaan good corporate governance (GCG) (King Committee in west African bankers association conference in south Africa,2002). 1. Corporate Discipline, merupakan komitmen manajemen senior suatu perusahaan untuk bertindak benar dan pantas serta sadar untuk mendaftarkan diri pada tata kelola good governance. 2. Transparancy, kemudahan pihak luar untuk menganalisis tindakan perusahaan baik dalam aspek fundamental ekonomi ataupun pada aspek non keuangan. Sehingga investor akan mendapatkan gambaran yang benar mengenai apa yang sedang terjadi di dalam perusahaan. 3. Independence, kondisi ini diperlukan untuk menghindari adanya potensi konflik kepentingan yang mungkin timbul dari para pemegang saham mayoritas. Keputusan yang dibuat dan proses yang terjadi harus objektif tidak dipengaruhi oleh kekuatan pihak-pihak tertentu.
200
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 7 No.3 Nopember 2011
4. Accountability, individu atau kelompok dalam sebuah perusahaan yang membuat keputusan harus bersikap akuntabilitas baik untuk keputusan maupun untuk tindakannya. Para investor harus memperhatikan dan menilai tindakan komisaris dan komisi-komisi yang dibentuk dalam perusahaan. 5. Responsibility, bertanggung jawab atas perilaku, melakukan tindakan korektif dan menindak adanya mismanajemen. Manajemen bertanggung jawab terhadap stakeholders perusahaan agar perusahaan tetap berada pada arah yang benar. 6. Fairness, system yang dibangun harus seimbang untuk semua pihak-pihak di dalam perusahaan untuk sekarang maupun untuk yang akan datang. 7. Social responsibility, perusahaan yang dikelolan secara baik akan memperhatikan dan memberikan respon terhadap isue-isue sosial dan memberikan porsi yang seimbang dengan standart etika. Perusahaan dengan tata kelola yang buruk akan dihindari dan dikucilkan dalam forumforum nasional dan internasional. Tidak ada pengecualian bagi perusahaan dimanapun perusahaan tersebut berada tuntutan adanya Good Corporate Governance berlaku dimanapun juga. Ketujuh prinsip dasar tersebut merupakan prinsip-prinsip yang bersifat umum dan berlaku secara global, sedangkan untuk pelaksanaan teknisnya bersifat relatif tergantung pada negara masing masing dan karakteristik perusahaan Pelaksanaan Corporate Governance di Indonesia. Bagaimanakah penerapannya di Indonesia? Dari penelitian McKinsey & Company yang pernah dikemukakan dalam corporate governance investor yaitu merupakan kerja sama Bank Dunia (ADB), dan komite nasional good corporate governance terlihat bahwa Indonesia menempati peringkat terendah dari lima Negara Asia yang diteliti dalam pelaksanaan good corporate governance (GCG). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa selama Indonesia belum menerapkan prinsip good corporate governance (GCG) secara sungguhsungguh, maka para investor asing tidak akan datang ke Indonesia. corporate governance di Indonesia memang tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain, baik di dunia kawasan Asia, bahkan Asia Tenggara (Jawa Post, 2008). Hal ini disebabkan antara lain lemahnya fundamental ekonomi korporasi dan Negara yang menyebabkan sulitnya Indonesia untuk pulih dari krisis ekonomi tahun 1997, seperti penilaian investor terhadap perusahaan-perusahaan Indonesia. Seperti singapura, Indonesia dan Cina dinilai investor sebagai Negara-negara yang paling buruk bersama dengan India dan Thailand. Sedangkan Negara-negara asia Tenggara lainnya seperti Singapura, Malaysia dan Filipina mendapat penilaian lebih baik dari Investor.
Malaysia
Taiwan
Singapura
Cina India
Korea
Jepang
Pilipina Gambar 1 Penerapan GCG di berbagai Negara
Hongkong Australia
Indonesia Thailand
Ni Ketut Sukasih dan Ni Luh Nyoman Ayu Suda Susilawati: Dampak Good Corporate Governance.. 201
Tabalujan (2003) juga menunjukkan bahwa kinerja corporate governance perusahaanperusahaan Indonesia masih buruk, melihat bahwa dominasi kepemilikan saham perusahaan oleh satu keluarga terdapat pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dominasi keluarga yang kuat pada perusahaan ini, membuat nilai-nilai yang dianut suatu keluarga menjadi suatu hal yang berperan penting dalam corporate governance perusahaan tersebut. Pemusatan kekuasaan pada suatu keluarga membuat kepentingan para pemegang saham publik dan pemegang saham minoritas menjadi terabaikan. Hal ini sudah melanggar prinsip keamanan hal antar pemegang saham, disamping itu juga menyebutkan bahwa budaya dalam system hukum Indonesia masih sangat jauh dan baik. Masih rendahnya kesadaran bangsa Indonesia terhadap pentingnya perlindungan terhadap shareholder dan stakeholder, membuat pelaksanaan corporate governance belum bisa berjalan dengan baik. Kebiasaan-kebiasaan buruk dalam dunia bisnis, seperti suap menyuap, uang pelican, korupsi, kolusi dan nepotisme, membuat posisi manajemen menjadi suatu posisi yang sangat kuat, sehingga para pemegang saham publik menjadi pihak yang sangat miskin informasi, oleh sebab itu menjadi tidak terwakili kepentingannya dalam perusahaan. Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk memperbaiki pelaksanaan corporate governance di Indonesia. Salah satu upaya yang telah diambil adalah dengan membentuk komisi nasional kebijakan corporate governance (KNKCG) pada tahun 1999. Komisi ini bertugas untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat terutama dunia bisnis, mengenai pelaksanaan good corporate governance (GCG). Salah satu hasil kerja keras KNKCG adalah pedoman pelaksanaan good corporate governance (GCG) yang dapat diberlakukan bagi perusahaan di Indonesia.Tuntutan untuk membuat Good Corporate Governance terletak pada issu siapa yang mengarahkan perusahaan dan bagi yang berkepentingan, Untuk menjawab siapa yang mempunyai kontrol secara nyata dan siapa yang mempunyai dalam mengarahkan perusahaan, disini ada beberapa pihak, yaitu para pemegang saham, manajemen, board of directors, data stakeholder lainnya seperti pegawai atau karyawan, kreditor badan-badan keuangan, serta komunitas lain yang terkait seperti kantor pajak, pemerintah dan masyarakat. Pelaksanaan Good Corporate Governance yang baik, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku, akan membuat investor memberikan respon yang positif terhadap kinerja perusahaan dan meningkat nilai pasar perusahaan. Respon tersebut akan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam kegiatan operasionalnya, dalam penelitian ini, variabel kontrol yang digunakan adalah : 1. Profitabilitas, variable kontrol ini akan diwakili oleh salah satu rasionya yaitu Return an Asset (ROA), dapat dihitung dari net income dibagi total assets 2. Lama perusahaan tersebut telah tercatat pada BEI. 3. Ukuran perusahaan, diwakili dengan Total Asset perusahaan.
Hipotesis Ho = Pelaksanaan GCG di BEI , dengan didukung faktor profitabilitas,lamanya perusahaan, ukuran perusahaan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai pasar perusahaan. Ha = Dua faktor bersamaan yaitu profitabilitas, lamanya perusahaan, pelaksanaan Good Corporate Governance memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai pasar perusahaan, khususnya pada perusahaan-perusahaan yang berukuran besar. Parameter Penilai dan Nilai Perusahaan Secara umum investor dan manager lebih tertarik pada nilai pasar perusahaan dengan fakta menunjukkan nilai kekayaan yang ditunjukkan pada neraca tidak memiliki
202
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 7 No.3 Nopember 2011
hubungan dengan nilai pasar dari perusahaan. hal ini disebabkan perusahaan memiliki kekayaan yang tidak bias Nampak dalam neraca, seperti manajemen yang baik, reputasi yang baik dan prospek yang sangat cerah. Untuk mengetahui nilai pasar perusahaan dimata investor maka digunakan rasio-rasio keuangan. Rasio nilai pasar perusahaan memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa yang akan datang. Seperti ada beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur nilai pasar perusahaan yaitu price earning ratio (PER), market to book ratio, market to sales ratio. Black et al (2003) merumuskan nilai pasar dari asset sebagai penjumlahan dari nilai buku dari hutang, nilai buku dari saham preferen dan nilai pasar dari saham biasa. Ratio ini banyak memiliki kemiripan dengan market to book ratio, namun ada perbedaan penting numerator Q yang digunakan dengan memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan tidak hanya unsur saham biasa saja, sehingga semakin besar nilai rasio yang diperoleh menunjukkan perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik dan memiliki intanggible asset yang semakin besar. Hal ini bias terjadi karena semakin besar nilai pasar asset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset perusahaan sehingga semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut. Brealey jan Myer (2000) menyebutkan bahwa perusahaan dengan nilai Q yang tinggi biasanya memiliki Brand image perusahaan yang sangat kuat, sebaliknya perusahaan yang memiliki nilai Q yang rendah umumnya berada pada industri yang sangat kompetitif atau industri yang mulai mengecil. Di Amerika Serikat pemegang hadial nobel yaitu James Tobin nilai Q dapat dirumuskan sebagai perbandingan nilai pasar asset dengan perkiraan jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk mengganti seluruh asset tersebut pada saat ini. Untuk mempermudah perhitungan nilai Q namun tetap mempertahankan akurasinya, maka chung dan Pruitt (1994) mengusulkan Nilai Q adalah perbandingan market value of common stock ditambah preferen stock ditambah book value of debt terhadap total assets Metodelogi. Dalam penelitian ini ada tiga faktor yang diamati, yaitu profitabilitas, Lama perusahaan, dan Ukuran perusahaan.
Tabel : 1 seleksi sampel penelitian Uraian Jumlah sampel yang tidak dipakai Perusahaan yang tercatat di BEI
Sampel yang kreteria 156
Perusahaan yang dijadikan 156 sampel disektor Keuangan
37
Perusahaan melaporkan keuangan
31
yang
tidak laporan
6
Sumber : Data sekunder di BEI.
memenuhi
Ni Ketut Sukasih dan Ni Luh Nyoman Ayu Suda Susilawati: Dampak Good Corporate Governance.. 203
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel :2 Hasil Statistik dari sampel penelitian Variabel
N
Min
Max
Mean
Std Dev.
Nilai Q
156
0,66
16,14
3,5811
2,6142
BV Asset
156
93555
360000000
28551052
73650747,03
Sumber data diolah.
Dampak pelaksanaan Good Corporate Governance pada perusahaan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan pasar modal, yang utama investor merasa aman jika investor merasa aman akan menurunkan besarnya cost of capital yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Tingkat biaya modal yang dikeluarkan menjadi rendah karena para investor merasa yakin akan keamanan uangnya. Akibat rendahnya risiko yang harus ditanggung oleh semua pihak terhadap perusahaan dengan Good Corporate Governance menimbulkan biaya produksi rendah (law cost production). Kebalikannya, perusahaan dengan tata kelola buruk mempunyai tingkat risiko yang tinggi sehingga harus mengeluarkan biaya modal yang lebih tinggi dari biaya modal rata-rata dan perusahaan bekerja dengan high cost production. Kinerja perusahaan yang baik dengan biaya modal rendah akan mendorong para investor melakukan investasi di perusahaan tersebut. Banyaknya investor yang tertarik menanamkan dananya di perusahaan akan meningkatkan permintaan investasi dan kemudian hukum ekonomi berlaku, jika permintaan naik harga saham akan naik pula. Kenaikan harga saham merupakan rantai pertumbuhan perusahaan dan peningkatan kemakmuran para shareholders, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesempatan kerja dan mempunyai kontribusi bagi pengentasan kemiskinan,. Jadi dampak Good Corporate Governance tidak hanya dalam perusahaan tetapi juga konteks ekonomi nasional dan internasional seperti pada gambar : 2 berikut ini GCG Performance
Long term growth value of the firm market stick price
Cost of capital Create value’s sustainable development Return Invesment Demand
Gambar : 2 Siklus Good Corporate Governance
204
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 7 No.3 Nopember 2011
PENUTUP Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan laporan perusahaan. Tujuan menggunakan laporan perusahaan adalah untuk mengetahui pelaksanaan Good Corporate Governance dalam perusahaan. Laporan perusahaan dinilai sebagai satu-satunya sumber informasi bagi investor publik yang lengkap, diungkapkan oleh perusahaan melalui publikasi laporan kepada publik. Melalui publikasi ini, informasi yang diterima oleh investor akan bersifat seragam, baik untuk investor dengan kemampuan dana yang besar maupun dengan kemampuan financial yang terbatas. Disadari bahwa ada hal hal tertentu dalam pelaksanaan Good Corporate Governance yang mungkin sudah dijalankan dengan baik oleh manajemen, namun terbentur masalah pengungkapkannya. Oleh karena itu perlu dicari cara lain untuk menilai pelaksanaan Good Corporate Governance yang lebih efektif dan objektif. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan memasukkan seluruh bidang industri untuk melihat pengaruh faktor industri (industry effect) terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance, mengingat setiap bidang industri memiliki kekhususan yang berbeda dan mempengaruhi pelaksanaan Good Corporate Governance perusahaan. Good Corporate Governance diperlukan diberbagai sektor, khususnya disektor keuangan perusahaan yang dikelola melalui kaidah Good Corporate Governance yang baik akan dapat bertahan lama sehingga kepentingan jangka panjang shereholders terpenuhi. Sustainable growth, pertumbuhan yang berkelanjutan akan mendorong investasi suatu perusahaan dan kemudian secara makro akan mendukung perkembangan yang berkelanjutan disuatu Negara. Good Corporate Governance akan memberikan ketahanan ekonomi yang kuat dalam menghadapi perubahan-perubahan ekonomi yang terjadi. Lemahnya aplikasi disuatu perusahaan atau suatu Negara disebabkan dilanggarnya sifatsifat yang disyaratkan dalam aplikasi Good Corporate Governance, yaitu corporate discipline, transparency, independen, accountability,responsibility, fairness dan social responsibility. Good Corporate Governance merupakan suatu proses dan bukan merupakan tanggung jawab dewan komisaris semata tetapi tanggung jawab kita semua, para pemegang saham, manajemen, board of director, dan stakeholders lainnya seperti pegawai, karyawan, kreditur, badan-badan keuangan serta komonitas lain yang terkait seperti kantor pajak, pemerintah dan masyarakat. Semua pihak yang terkait, terutama yang mempunyai fungsi struktural, untuk melakukan control berfungsinya semua bagian akan meningkatkan nilai perusahaan, meningkatkan laba, pertumbuhan penjualan dan menurunkan biaya biaya.
DAFTAR PUSTAKA Brealey, R.A, and S.C. Myers,2000, Principles of corporate Finance, Boston, Mc GrawHill. Cheung, S.N.S, 2003, The Contractual Nature of the firm, Journal of Law and Economic, 25,110-125. CNNfn Transcripts,2002, 2002.Enron 1 Year Later, Reform in Corporate Governance Kelly, M,2003, Four Ideas for Reforming Corporate Governance Post-Enron. Business Ethict. Corporate Social Responsibility.
Ni Ketut Sukasih dan Ni Luh Nyoman Ayu Suda Susilawati: Dampak Good Corporate Governance.. 205
Evinifa Rachmawati, 2008, pengaruh mekanisme corporate governance terhadap praktek manajement laba pada perusahaan perbankan di Indonesia. Jawa Post,2008, Corporate Image, Opini. Kotler, P,2003, Marketing Manajement: Analysis planning implementation and control. 9th edition, Euglewood Cliffs : prentice hall. La Porta, R,F. Lopez-de Silanez, A. Shleifer, and R. Vishny, 2008, Legal Determinants of External Finance, journal of Finance. McKinsey & Company, 2002, Global Investor Opinion Survey. Standard & Poor’s 2002, The Importance of Objektive Analysis in Assessing Corporate Governance . Tabalujan, 2003, Why Indonesian Corporate Governance Failed Conjenctures Concerning Legal Culture Working Paper.