PENGARUH STRESS KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. LUBUK LANCANG KUNING DESA LUBUK LANCANG KABUPATEN BANYUASIN DWI OKTARINA ARYANI,SE., M.Si STIE SERASAN MUARAENIM ABSTRAK
Pada penelitian ini memfokuskan pada Masalah Pengaruh Stress Kerja terhadap Prestasi Kerja karyawan pada PT. Lancang Kuning dari perhitungan korelasi, uji Koefesien Determinasi, dan uji t diperoleh kesimpulan bahwa variabel bebas (Stress) memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan Prestasi Kerja Pegawai. Hubungan yang negatif dan signifikan menunjukkan bahwa terdapat hubungan berlawanan antara variabel stress dengan variabel prestasi kerja pegawai. Hubungan berlawanan artinya, jika variabel stress rendah maka akan diikuti dengan prestasi kerja pegawai yang tinggi, begitu juga sebaliknya, jika stress kerja pegawai tinggi maka akan diikuti dengan prestasi kerja pegawai yang rendah. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan yaitu Pembagian Kuesioner Yaitu dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang menjadi sampel penelitian, Pertanyaan kuesioner mencakup: (a) pertanyaan tentang identitas responden (kecuali nama), (b) pertanyaan tentang pendapat mereka tentang sterss kerja dengan prestasi kerja karyawan, teknik wawancara Metode yang digunakan untuk memperoleh data dengan mengadakan Tanya awab atas sejumlah pertanyaan secara lisan, Observasi/Pengamatan langsung, teknik kepustakaan. Hasil analisis data kuesioner wawancara, dan observasi, dokumentasi maka ditemukan bahwa pada perusahaan ini Terdapat indikator stress yang masih memiliki termasuk ke dalam kategori cukup tinggi yaitu dukungan tim. Untuk itu, hendaknya dukungan dari tim dalam penyelesaian pekerjaan ditingkatkan Tingkat stress kerja dari pegawai yang sangat rendah menunjukkan faktor konflik kerja, beban kerja, waktu kerja, karakteristik tugas, dukungan tim, dan pola kepemimpinan tidak menyebabkan stress kerja.
Kata kunci : Stress kerja, prestasi kerja
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Hal ini dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang selalu membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas tinggi. Seiring dengan perkembangan zaman dan perputaran waktu, jumlah sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pekerjaan semakin dibutuhkan. Tanpa keberadaan faktor yang satu ini, maka pencapaian tujuan organisasi akan terhambat. Untuk mencapai ke arah prestasi kerja pegawai yang tinggi, masalah psikologi karyawan salah satunya masalah stress kerja perlu mendapat perhatian, dikarenakan jika pegawai mengalami tingkat stress yang tinggi maka akan menimbulkan prestasi kerja yang menurun, yang ditandai dengan tingginya angka ketidakhadiran dan kegairahan kerja yang menurun. Stress harus dikenali sehingga dapat dicegah dan diupayakan solusinya agar tidak menghambat prestasi kerja karyawan. Hal ini dikarenakan stress dapat menimpa secara individual dikarenakan permasalahan pribadi maupun dikarenakan pekerjaan. Penanganan stress dapat dilakukan melalui penghindaran dari faktor stress, tidak menaruh perhatian pada faktor stress, tidak memandang stress dikarenakan orang lain, rasionalisasi, respon terhadap orang lain, manajemen waktu, fitness, diet, relaksasi, dan istirahat Berkenaan dengan obyek penelitian, PT Lancang Kuning sejak awal berdiri yaitu tahun 1956, berusaha untuk selalu memfokuskan pelayanan kepada konsumen yang merupakan pedagang eceran, distributor dan perindustrian dengan skala usaha kecil-menengah. sumber daya H : Terdapat hubungan antara stress dengan prestasi kerja. F. Uji Hipotesis (Uji t) Untuk menentukan/menyimpulkan hasil penelitian, maka perlu diuji terlebih dahulu apakah r (koefesien korelasi) yang telah ditentukan signifikan/berarti ataukah tidak. Uji t juga berfungsi untuk menguji
manusia merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan PT. Lancang Kuning tersebut, dikarenakan tidak ada organisasi yang berhasil tanpa dukungan sumber daya manusia Untuk itu, PT. Lancang Kuning terus mengembangkan kualitas sumber daya manusia, dan juga kapasitas jaringan kantor, dan teknologi informasi perbankan untuk mewujudkan impian menjadikan PT. Lancang Kuning sebagai perusahaan terkemuka dan terpercaya dalam melayani konsumen skala kecil-menengah tumbuh berkesinambungan Berdasarkan hal tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai: “Pengaruh Stress Kerja Dengan Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Lubuk Lancang Kuning Desa Lubuk Lancang Kabupaten Banyuasin”. B. Perumusan Masalah Penulis dapat merumuskan masalah pokok yang akan menjadi bahasan utama dalam penelitian ini yaitu ”Apakah terdapat hubungan antara stress dengan prestasi kerja pegawai pada PT. Lubuk Lancang Kuning ?” C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stress dengan prestasi kerja pegawai pada PT. Lubuk Lancang Kuning. D. Manfaat Penelitian 1. Mendapatkan data dan fakta yang valid mengenai hubungan stress dengan prestasi kerja pegawai pada PT. Lubuk Lancang Kuning. 2. Memberikan masukan bagi PT. Lubuk Lancang Kuning khususnya mengenai urgensi manajemen stress kaitannya dengan prestasi kerja karyawan. E. Hipotesis Penulis dapat merumuskan hipotesis yang akan diuji keberanannya, sebagai berikut: hipotesis penelitian. Uji t menggunakan rumus (Sugiyono, 2005:215): t hitung = r n - 2 1 - r2 t tabel = t (). (n - 2) = Taraf signifikansi dua arah pada derajat 0,05. Kriteria pengujian:
H0 diterima jika t hitung < t tabel H0 ditolak jika t hitung > t tabel
lainnya terdapat inti persamaannya. Lindsay (2007:219) mendefinisikan stress sebagai berikut: ”Stress is relating to stressful situations, others would describe how they LANDASAN TEORI feel when stressed, and still others would A. Pengertian Stress Berbagai defenisi mengenai stress describe how they dealt with stress„.Stress telah dikemukakan oleh para ahli dengan berhubungan dengan perasaan pada saat versinya masing-masing, walaupun pada mengalami stress, dan lainnya berhubungan dasarnya antara satu definisi dengan defenisi dengan cara bagaimana mengatasinya. Lindsay (2007:221) memberikan illustrasi mengenai stress sebagai berikut: GAMBAR 1
Sumber: Lindsay, 2007:221 Berdasarkan gambar di atas, dalam stress dikenal istilah stressor yaitu penyebab stress, orang atau obyek yang dapat menimbulkan munculnya stress, baik bersifat internal maupun eksternal. Adapun stress response adalah gejala stress, dapat berupa gangguan kejiwaan, tingkah laku, maupun respon terhadap cara mengatasi stress. Lindsay (2007:221) menambahkan, bahwa stress dapat menimpa secara individual dikarenakan permasalahan pribadi maupun dikarenakan pekerjaan. Dari definisi stress di atas tampak bahwa stress lebih dianggap sebagai respon individu terhadap tuntutan yang dihadapinya. Tuntutantuntutan tersebut dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu tuntutan internal yang timbul sebagai tuntutan fisiologis dan tuntutan eksternal yang muncul dalam bentuk fisik dan sosial. Luthans (dalam Yulianti, 2004:10) mendefinisikan stress sebagai suatutanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stress kerja timbul karena tuntutanlingkungan dan tanggapan setiap individu dalam menghadapinya dapat berbeda. Masalah stress kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan.
Akibatadanya stress kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses beriikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stress kerja karyawan mengalamibeberapa gejala stress yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat,dan kesulitan dalam masalah tidur. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stress kerja adalah dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan. Adanya bcberapa atribut tertentu dapat mempengaruhi daya tahan stress seorang karyawan. B. Macam-Macam Stress Holahan (2000) menyebutkan jenis stress yang dibedakan menjadi dua bagian, yaitu systematic stress dan pshycological stress. Systematic stress didefiniskan oleh Selye (dalam Holahan, 2000) sebagai respon non spesifik dari tubuh terhadap beberapa tuntutan lingkungan. Ia menyebut kondisikondisi pada lingkungan yang menghasilkan stress, misalnya racun kimia atau temperature ekstrim, sebagai stressor. Selye mengidentifikasi tiga tahap dalam respon sistematik tubuh terhadap kondisi-kondisi
penuh stress, yang diistilahkan General Adaptation Syndrome (GAS). Tahap pertama adalah alarm reaction dari system syaraf otonom, termasuk didalamnya penigkatan sekresi andrenalin, detak jantung, tekanan darah dan otot menegang. Tahap ini bisa diartikan sebagai pertahanan tubuh. Selanjutnya ketiga, exhaustion atau kelelahan, akan terjadi kemudian apabila stressor datang secara intens dan dalam jangka waktu yang cukup lama, dan jika usaha-usaha perlawanan gagal untuk menyelesaikan secara adekuat. Psychological stress terjadi ketika individu menjumpai kondisi lingkungan yang penuh stress sebagai ancaman yang kuat menantang atau melampaui kemampuan copingnya (Lazarus dalam Holahan, 2000). Secara potensi dapat terlihat sebagai suatu ancaman dan berbahaya secara potensial apabila melihat hal yang memalukan, kehilangan harga diri, kehilangan dan seterusnya (dalam Heimstra & Mc Farling, 2000). Hasil penelitian dari Levy dkk (2000) ditemukan bahwa stress dapat timbul dari kondisi-kondisi yang bermacammacam, seperti tempat kerja, di lingkungan fisik dan kondisi sosial. Stress yang timbul dari kondisi sosial bisa dari lingkungan rumah, sekolah atau pun tempat kerja. Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu: 1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performanceyang tinggi. 2. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian. C. Pengertian Prestasi Kerja
Mangkunegara (2002:165) mengatakan, bahwa istilah prestasi kerja berasal dari kata “job performance” atau “actual performance” yaitu unjuk kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Istilah ”Prestasi Kerja” sering diidentikkan dengan istilah ”Kinerja”. Keduanya sama-sama diambil dari kata bahasa Inggris yang sama yaitu performance. Handoko (2001:135) pada saat membahas mengenai penilaian prestasi kerja menggunakan istilah performance appraisal. Hal yang sama juga dapat dilihat dalam buku Flippo (2004:156). Didukung juga oleh Hasibuan (2003:187) yang mengartikan kinerja sebagai prestasi. Koontz dan Weihrich (2001:231) pun menyebutkan kinerja dengan istilah performance dan pada saat yang sama prestasi pun disebut dengan istilah performance. Whitmore (2002:104) menyebutkan bahwa “kinerja” memiliki asal kata “kerja” artinya aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi dalam menjalankan tugas yang menjadi perkerjaannya. Kinerja artinya suatu perbuatan, suatu prestasi atau penampilan umum dari keterampilan. C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Prestasi Kerja Pemilihan faktor-faktor yang digunakan dalam menil ai suatu prestasi kerja p e g a w a i merupakan hal yang sulit dan membutuhkan p e r t i m b a n g a n y a n g mendalam dari pihak manajemen, sehingga tiap perusahaan mempunyai kriteria yang berbeda dalam menentukan faktor-faktor ini karena harus disesuikan dengan kebijaksanaan perusahaan itu sendiri. Dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pegawai, setiap perusahaan memiliki kebijaksanaan yang berbeda -beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Pada kenyataannya perusahan-perusahaan menilai dasar yang sama sesuai dengan teori -teori prestasi kerja yang ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menilai prestasi
kerja pegawai menurut Flippo (1993:250), adalah sebagai berikut. 1. Q u a l i t y o f w o r k ( K u a l i t a s p e k e r j a a n ) , merupakan ketelitian atau ketepatan dari hasil yang telah dikerjakan pegawai. 2. Q u a n t i t y o f w o r k ( K u a n t i t a s pekerjaan), merupakan seberapa banyak dan cepat output atau keluaran yang d a p a t diselesaikan oleh pegawai dalam suatu periode tertentu. 3. D e p e n d a b i l i t y ( K e t a n g g u h a n ) , seberapa besar tanggung jawab dan rasa percaya diri untuk menyelesaikan suatu pekerjaan serta inisiatif dari pegawai tersebut. 4. A t t i t u d e (Sikap mental, bagaimana sikap atau karakteristik pribadi dari pegawai, kerja s a m a n y a , pemanfaatan waktunya. Sehubungan dengan ukuran dari penilaian prestasi kerja, maka untuk kepentingan analisis penelitian ini kinerja secara operasional diukur dengan indikatorindikator seperti tertuang dalam teori penilaian kinerja dari Siagian di atas. Pemilihan terhadap indikator tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa hal-hal yang dimaksud lebih relevan dan dapat
dijumpai dalam kenyataan empirik pada perusahaan. PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini Metode penelitian asosiatif/hubungan, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode ini berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala/peristiwa. Dikarenakan penelitian ini berusaha untuk mengetahui hubungan antara stress dengan prestasi kerja pegawai, maka metode yang digunakan adalah mengacu pada metode asosiatif seperti telah dijelaskan pengertiannya di atas. B. Variabel Penelitian Variabel penelitian, memiliki 2 (dua) variabel, yaitu satu Variabel Bebas (X), yakni stress, dan satu Variabel Terikat (Y) yakni prestasi kerja pegawai. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain korelasional, yaitu desain yang akan mengungkap hubungan korelatif satu variabel atau lebih. Penerapannya dalam penelitian ini adalah akan mengkorelasikan, satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). Adapun desain korelasinya adalah sebagai berikut: GAMBAR 2
Variabel Penelitian
Y
X
Keterangan: X : Variabel Bebas (Stress) Y : Variabel Terikat (Prestasi Kerja Pegawai) : Arah pengaruh/hubungan C. Definisi Operasional 1. Stress (X) Dimensi stress adalah faktor-faktor yang mempengaruhi stress, sesuai dengan teori yang telah dibahas sebelumnya. No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
TABEL 1 Kisi-kisi Instrumen Stress Kerja (X) Indikator-Indikator Nomor Butir Kuesioner Konflik Kerja (Permasalahan antar karyawan) 1, 2 Beban kerja (Tugas yang diemban) 3, 4 Waktu kerja 5, 6 Karakteristik tugas (Jenis tugas) 7,8 Dukungan kelompok/tim 9 Gaya Kepemimpinan yang diterapkan 10 Jumlah
10
Skala Likert
2) Prestasi Kerja (Y) Prestasi kerja (Y) adalah efektifitas yang mengarah pada pencapaian target yang No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Indikator-Indikator Integritas Ketaatan Loyalitas Kepribadian Prestasi Kerja Tanggung jawab Jumlah
maksimal yaitu pencapaian target berkenaan dengan 3 (tiga) dimensi, yaitu kualitas, kuantitas dan waktu. Di bawah ini, disajikan kisi-kisi dari instrumen kinerja (Y).
TABEL 2 Kisi-kisi instrumen Prestasi Kerja (Y) Nomor Butir Kuesioner 11, 12 13, 14 15 16, 17 18 19, 20 10
D. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Lancang Kuning berjumlah 60 orang. b. Sampel Untuk menentukan jumlah sampel disini penulis menggunakan teknik sampel jenuh, yaitu penentuan sampel di mana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2002 : 64). Dengan metode ini hasil penelitian dapat digeneralisasikan ke dalam populasi karena sampel adalah 100% anggota populasi (60 orang karyawan). E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis yaitu dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan dari bukubuku, literatur-literatur, dan referensi yang berkaitan dengan judul Penelitian yang terdapat di perpustakaan. 2. Kuesioner (angket), peneliti mengumpulkan data dengan mengajukan daftar pertanyaan yang telah disiapkan berkaitan dengan variabel stress kerja dan prestasi kerja, kemudian menyampaikannya kepada responden adalah dijawab secara tertulis. 3. Interview (wawancara), peneliti melakukan tanya jawab secara langsung dengan responden yang dianggap perlu dan berhubungan erat dengan objek penelitian. 4. Dokumentasi, informasi dan data yang diperoleh dari dokumentasi instansi yang berwujud brosur, dan lain-lain.
Skala Likert
F. Teknik Uji Coba Instrumen Teknik uji coba instrumen data dilakukan dengan menggunakan perhitungan: 1. Uji Validitas Uji validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2001:133). Perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 13.0. Jika hasil korelasi suatu pertanyaan memiliki nilai positif maka pertanyaan dapat digunakan untuk analisis data, sedangkan jika berkorelasi negatif maka pertanyaan tidak dapat digunakan untuk bahan analisis data. 2. Uji Reliabilitas Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan koefisien reliability Alpha Cronbach yang perhitungannya menggunakan prosedur reliabilitas pada paket program SPSS for Windows Ver.13.0. Tujuan perhitungan koefisien keandalan adalah untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban responden. Jika nilai alpha lebih besar dari 0.60 maka kuesioner dapat dikatakan dapat memenuhi konsep reliabilitas, sedangkan jika nilai alpha lebih kecil dari 0.60 maka kuesioner tidak memenuhi konsep reliabilitas sehingga pertanyaan tidak dapat dijadikan sebagai alat ukur penelitian (Ghozali, 2001:134). 3. Uji Korelasi Digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan yang ada antara variabel X
dan Y, dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2005:213):
r
XY - ( X) ( Y)
2
2
2
2
(n x X - ( X) ) x ( n x Y - ( Y) ) Keterangan: r : Koefisien korelasi yang dicari Σxy : Jumlah perkalian variabel x dan y Σx : Jumlah nilai variabel x Σy : Jumlah nilai variabel y Σx2 : Jumlah pangkat dua nilai variabel x Σy2 : Jumlah pangkat dua nilai variabel y n : Banyaknya sampel Harga r berada dalam jarak 0 sampai dengan 1 yang tertera pada tabel di bawah ini: TABEL 3 Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi Interval Koefesien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat lemah 0,20 - 0,399 Lemah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0.799 Kuat 0,80 - 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005:216).
4. Uji Koefesien Determinasi Selanjutnya, setelah diperoleh nilai r maka dicari nilai Koefesien Determinasi (r 2) dengan mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan dengan seratus persen (r 2 x 100%). Koefesien Determinasi digunakan untuk mengetahui berapa persen hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. G. Teknik Analisis Data Metode analisis data digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Oleh karena itu, variabel yang akan diukur adalah skala interval dan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh stress kerja terhadap prestasi kerja karyawan, maka teknik pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:87). Teknik pengukuran ini diambil karena pelaksanaannya mudah untuk dilakukan. Selain itu, dalam proses penafsirannya cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan teknik-teknik yang lainnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tidak Valid = Sig. > 0.05 A. Uji Validitas dan Reliabilitas (Sig. 0.05 : tingkat error 5%, Uji Validitas Uji Validitas instrumen digunakan kepercayaan 95%) untuk mengukur sah atau valid tidaknya Di bawah ini adalah suatu kuesioner. rincian hasil perhitungannya (output SPSS Kriteria pengujian melalui SPSS: lengkap terlampir). Valid = Sig. < 0.05
ST1
TABEL 11 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X (Stress) KEPUTUSAN Stress Pearson Correlation .784(**) Sig. (2-tailed) N
ST2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
ST3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.000
VALID
50 .918(**) .000
VALID
50 .336(*) .017 50
VALID
ST4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
ST5
N
N
N
N
VALID
.006
.042 TIDAK VALID
.771
.439(**) VALID
.001 50
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
ST10
.381(**)
50
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
ST9
VALID
.000
50
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
ST8
.831(**)
50
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
ST7
VALID
.000 50
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
ST6
.859(**)
.628(**) VALID
.000 50
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Sumber: Lampiran 3: Output SPSS Validitas
.874(**) VALID
.000 50
Keterangan: ST : Pertanyaan tentang Stress Dari Tabel di atas, mayoritas sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat pertanyaan untuk variabel X (Stress) ukur variabel stress. memiliki nilai Sig. < 0.05 sehingga Pertanyaan yang tidak valid dikatakan valid. Terdapat 1 pertanyaan yang selanjutnya akan dihapus atau tidak akan tidak valid, yaitu pertanyaan nomor 7 diikutkan dalam perhitungan selanjutnya. dikarenakan memiliki Sig > 0.05, yang Dengan demikian, jumlah pertanyaan yang berarti tingkat error lebih dari 5% dan dapat digunakan tingkat kepercayaan kurang dari 95% N 50 sebagai bahan analisis untuk PK5 Pearson variabel X adalah 9 pertanyaan. .443(**) Correlation Selanjutnya adalah hasil uji Sig. (2VALID .001 tailed) validitas untuk variabel Y (Prestasi kerja), N 50 seperti terlihat hasilnya pada tabel berikut PK6 Pearson .287(*) ini: Correlation TABEL 12 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Prestasi Kerja) KEPUTUSAN Y PK1 Pearson .259 Correlation Sig. (2TIDAK .069 tailed) VALID N 50 PK2
PK3
PK4
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed)
Sig. (2tailed) N PK7
PK8 .407(**) .003
VALID
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
50 PK9 .413(**) .003
VALID
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
50 PK10 .460(**) .001
VALID
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
.043
VALID
50 .378(**) .007
VALID
50 .492(**) .000
VALID
50 .325(*) .021
VALID
50 .475(**) .054 50
VALID
Sumber: Lampiran 3: Output SPSS Validitas Keterangan: PK: Pertanyaan tentang Prestasi Kerja
Dari Tabel di atas, mayoritas pertanyaan untuk variabel Y memiliki nilai Sig. < 0.05 sehingga dikatakan valid. Terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaan nomor 1 dikarenakan memiliki Sig > 0.05, yang berarti tingkat error lebih dari 5% dan tingkat kepercayaan kurang dari 95% sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat ukur variabel stress. Pertanyaan yang tidak valid selanjutnya akan dihapus atau tidak akan diikutkan dalam perhitungan selanjutnya. Dengan demikian, jumlah pertanyaan yang dapat digunakan sebagai bahan analisis untuk variabel Y sama dengan jumlah pertanyaan pada variabel X yaitu 9 pertanyaan.
Uji Reliabilitas Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan koefisien reliability Alpha Cronbach yang perhitungannya menggunakan prosedur reliabilitas pada paket program SPSS for Windows Ver.13.0. Tujuan perhitungan koefisien keandalan adalah untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban responden. Jika nilai alpha lebih besar dari 0.60 maka kuesioner dapat dikatakan dapat memenuhi konsep reliabilitas, sedangkan jika nilai alpha lebih kecil dari 0.60 maka kuesioner tidak memenuhi konsep reliabilitas sehingga pertanyaan tidak dapat dijadikan sebagai alat ukur penelitian (Ghozali, 2001:129-130).
Case Pr ocessing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
50 0 50
% 100.0 .0 100.0
a. Li stwise deletion bas ed on all variables in the procedure. Relia bility Sta tis tic s Cronbach's Alpha .7 30
Dari hasil uji reliabilitas terhadap 20 pertanyaan penelitian diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.730. Angka ini berada di atas 0.60. Dengan demikian bahwa pernyataan-pernyataan kuesioner telah memenuhi syarat reliabilitas (keterandalan). Kuesioner yang terandal artinya kuesioner akan menghasilkan hasil yang sama atau mendekati meskipun disebarkan berapa kalipun. Hal ini terkait dengan konsistensi dan kecilnya mis perception (salah pemahaman) dari responden terhadap isi pernyataan kuesioner. 5.2.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Kuesioner Berikutnya akan dilakukan proses tabulasi data berupa tabel distribusi frekuensi dari hasil jawaban-jawaban kuesioner yang berkenaan dengan seluruh pertanyaan penelitian yang telah lolos uji validitas. Untuk melakukan penilaian berupa kualitas dari masing-masing variabel dilakukan penggolongan berdasarkan pembobotan dengan skala likert. Penggolongan dilakukan dengan
N o f Items 20
mempertimbangkan total bobot sebagai berikut: Bobot x Penilaian = Total Kumulatif Nilai Akhir Jumlah responden yaitu sebanyak = 50 orang. Untuk mengukur klasifikasi interval maka digunakan rumus (Riduwan, 2006:69): nilai tertinggi – nilai terendah Interval = banyak kelas Dengan asumsi: a. Bila semua responden menjawab dengan skala terendah (= 1), maka total nilai adalah 50 x 1 = 50 b. Bila semua responden menjawab dengan skala tertinggi (= 5), maka total nilai adalah 50 x 5 = 250 Range = 250 – 50 = 200 Jumlah kelas = 1 + 3.332 Log 50 ≈ 6 kelas Dengan perhitungan interval sebagai berikut: Range 250 - 50 --------------------------- = ---------------------- = 33.3 ≈ 33 Kelas 6
Dari total kumulatif akhir yang diperoleh, maka penilaian responden dikelompokan
sebagai berikut:
TABEL 13 Standar Penilaian Kuesioner Interval Kelas
Penilaian
50 – 83 84 – 117 118 – 151 152 – 185 186 – 219 220 - 253
Sangat Tidak Baik/Sangat Rendah Tidak Baik/Rendah Kurang Baik/Kurang Cukup Baik/Cukup Tinggi Baik/Tinggi Sangat Baik/Sangat Tinggi
5.2.4 Variabel Stress (X) 1) Dalam bekerja ada konflik dengan Di bawah ini adalah tabulasi dari rekan kerja masing-masing pertanyaan kuesioner variabel Stress yang telah lolos uji validitas. TABEL 14 Jawaban
f
Bobot
%
Skor
Responden 0
5
0
4
0
Sangat setuju
0 0
Setuju
0 1
3
15
2
34
1
2.0
Ragu-ragu
3 30.0
Tidak Setuju
30 68.0
Sangat Tidak Setuju
34 50
Total
67
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden yaitu 68% menyatakan sangat tidak setuju dan 30% menyatakan tidak setuju mengenai adanya konflik dengan rekan kerja dalam bekerja di PT. Lancang Kuning
100
Perolehan skor sebesar 67 menunjukkan faktor konflik kerja yang menyebabkan stress berdasarkan pernyataan di atas tergolong sangat rendah. 2. Adanya konflik kerja dari adanya tekanan dari atasan TABEL 15
Jawaban
f
Bobot
%
Skor
Responden 0
0
5
Sangat setuju 1
0 2.0
4
Setuju 1
4 2.0
3
Ragu-ragu 11
3 22.0
2
Tidak Setuju 37
22 74.0
1
Sangat Tidak Setuju
37
50 Total
66
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan sebagian besar responden yaitu 74% menyatakan sangat tidak setuju dan 22% menyatakan tidak setuju bahwa adanya tekanan dari atasan menyebabkan adanya konflik kerja. Sebaliknya terdapat 2% yang menyatakan setuju dan 2% raguragu. Perolehan skor sebesar 66
100
menunjukkan faktor konflik kerja yang menyebabkan stress berdasarkan pernyataan di atas tergolong sangat rendah. 3. Tugas di kantor menuntut perhatian ekstra sehingga acapkali menimbulkan stress
TABEL 16 Jawaban
f
Bobot
Skor
5
0
4
0
3
6
%
Responden 0 Sangat setuju
0
0 Setuju
0
2 Ragu-ragu
4.0
45
90.0
Tidak Setuju
2
90
1
3
3
6.0
Sangat Tidak Setuju 50 Total
99
Tabel di atas menunjukkan pada umumnya responden menyatakan tidak setuju sebanyak 90% dan sangat tidak setuju sebanyak 6% bahwa tugas di kantor acapkali menimbulkan stress. Sebaliknya terdapat 4% responden memilih jawaban ragu-ragu.
100
Perolehan skor sebesar 99 menunjukkan faktor beban kerja yang menimbulkan stress dari pernyataan di atas adalah rendah. 4. Beban kerja di kantor menimbulkan stress terutama dalam mencapai target yang ditetapkan
TABEL 17 Jawaban
f
Bobot
Skor
5
0
4
0
%
Responden 0
0
Sangat setuju 0
0
Setuju 2
4.0
Ragu-ragu
3
6
2
30
1
33
15
30.0
Tidak Setuju 33
66.0
Sangat Tidak Setuju 18
100.0
Total
69
Tabel di atas menunjukkan sebanyak 4% memilih jawaban ragu-ragu. responden menjawab tidak setuju sebanyak Perolehan skor sebesar 69 menunjukkan 30% dan menjawab sangat tidak setuju faktor beban kerja yang menimbulkan stress sebanyak 66% bahwa beban kerja di kantor dari pernyataan di atas adalah sangat rendah. menimbulkan stress terutama dalam mencapai target yang ditetapkan. Sebaliknya 5. Pekerjaan di kantor menghabiskan waktu sehingga menimbulkan stress TABEL 18 Jawaban
F
Bobot
Skor
5
0
%
Responden 0 Sangat setuju
0
1 Setuju
2.0 4
4
3
33
2
16
1
30
11 Ragu-ragu
22.0
8 Tidak Setuju
16.0
30 Sangat Tidak Setuju
60.0
50 Total
83
Tabel di atas menunjukkan pada umumnya responden menyatakan tidak setuju 16% dan sangat tidak setuju sebanyak 60% mengenai pekerjaan di kantor menghabiskan waktu sehingga menimbulkan stress. Sebaliknya sebanyak 2% memilih jawaban setuju dan 22% memilih jawaban
100.00
ragu-ragu.Perolehan skor sebesar 83 menunjukkan faktor waktu kerja sebagai pemicu stress adalah sangat rendah. 6. Sering melakukan kerja lembur di luar waktu kerja sehingga menghabiskan waktu untuk keluarga
TABEL 19 Jawaban
f
Bobot
Skor
5
0
4
0
%
Responden 0 Sangat setuju
0
0 Setuju
0
1 Ragu-ragu
2.0 3
3
2
56
1
21
28 Tidak Setuju
56.0
21 Sangat Tidak Setuju
42.0
50 Total
100 80
Tabel di atas menunjukkan 56 responden menyatakan tidak setuju dan 42% sangat tidak setuju mengenai sering melakukan kerja lembur di luar waktu kerja sehingga menghabiskan waktu untuk keluarga. Sebaliknya terdapat 2% yang memilih jawaban ragu-ragu.Peroleh an skor sebesar 80 menunjukkan faktor waktu kerja
yang menyebabkan stress kerja dari pernyataan di atas adalah sangat rendah. 7. Tugas di kantor berkaitan dengan pekerjaan yang berhubungan dengan bidang administrasi yang menyebabkan stress
TABEL 20 Jawaban
f
Bobot
Skor
5
0
4
0
3
6
%
Responden 0
0
Sangat setuju 0
0
Setuju 2
4.0
Ragu-ragu 12
24.0
Tidak Setuju
2
24
1
36
36
72.0
Sangat Tidak Setuju 50
100
Total
66
Tabel di atas menunjukkan 24 responden menyatakan tidak setuju dan 72% menyatakan sangat tidak setuju bahwa tugas di kantor berkaitan dengan pekerjaan yang berhubungan dengan bidang administrasi yang menyebabkan stress. Sebaliknya terdapat 4% memilih jawaban ragu-ragu.
Perolehan skor sebesar 66 menunjukkan faktor karakteristik kerja sebagai penyebab stress dari pernyataan di atas adalah sangat rendah. 8. Dalam bekerja dilakukan secara mandiri tanpa bantuan tim, sehingga menimbulkan stress
TABEL 21 Jawaban
f
Bobot
Skor
5
0
%
Responden 0 Sangat setuju
0
10 Setuju
20.0 4
40
3
63
2
20
1
9
21 Ragu-ragu
42.0
10 Tidak Setuju
20.0
9 Sangat Tidak Setuju
18.0
50
100
Total
132
Tabel di atas menunjukkan 20% responden menjawab tidak setuju dan 18% sangat tidak setuju bahwa dalam bekerja dilakukan secara mandiri tanpa bantuan tim, sehingga menimbulkan stress. Sebaliknya sebanyak 20% menjawab setuju dan 42% menjawab ragu-ragu. Perolehan skor sebesar 132 menunjukkan faktor dukungan
kelompok sebagai penyebab stress dari pernyataan di atas tergolong kurang atau mendekati cukup tinggi. 9. Kepemimpinan yang diterapkan lebih menekankan hasil pekerjaan. Imbalan didasarkan pada prestasi kerja sehingga menyebabkan stress
TABEL 22 Jawaban
f
Bobot
Skor
5
0
4
4
%
Responden 0 Sangat setuju
0
1 Setuju
2.0
11 Ragu-ragu
22.0 3
33
2
16
1
30
8 Tidak Setuju
16.0
30 Sangat Tidak Setuju
60.0
50 Total
Tabel di atas menunjukkan 16% responden menjawab tidak setuju dan 60%
100 83
sangat tidak setuju bahwa kepemimpinan yang diterapkan lebih menekankan hasil
pekerjaan. Imbalan didasarkan pada prestasi kerja sehingga menyebabkan stress. Sebaliknya sebanyak 2% menjawab setuju dan 22% menjawab ragu-ragu. Perolehan skor sebesar 83 menunjukkan faktor pola kepemimpinan sebagai penyebab stress dari pernyataan di atas tergolong sangat rendah. Prestasi Kerja
Selanjutnya adalah penyajian tabulasi hasil kuesioner untuk variabel Prestasi Kerja Karyawan. 1) Dalam memecahkan permasalahan, selalu mengedepankan kepentingan bersama
TABEL 23 Jawaban
f
Bobot
%
Skor
Responden 20
40.0
5
Sangat setuju 21
100 42.0
4
Setuju 5
84 10.0
3
Ragu-ragu 1
15 2.0
2
Tidak Setuju 3
2 6.0
1
Sangat Tidak Setuju
3
50 Total
100
204
Tabel di atas menunjukkan pada umumnya responden setuju dan sangat setuju sebanyak 82% bahwa dalam memecahkan permasalahan, selalu mengedepankan kepentingan bersama. Sebaliknya sebanyak 8% memilih jawaban
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Perolehan skor sebesar 204 menunjukkan prestasi karyawan berdasarkan pernyataan di atas adalah tinggi. 2. Dalam mengerjakan pekerjaan, selalu mengerjakan pekerjaan sampai selesai
TABEL 24 Jawaban
f
Bobot
%
Skor
Responden 19
38.0
5
Sangat setuju 23
95 46.0
4
Setuju 5
92 10.0
3
Ragu-ragu 2
15 4.0
2
Tidak Setuju 1
4 2.0
1
Sangat Tidak Setuju
1
50 Total
100
207
Tabel di atas menunjukkan pada umumnya responden setuju dan sangat setuju sebanyak 84% bahwa selalu mengerjakan pekerjaan sampai selesai dalam bekerja. Sebaliknya sebanyak 6% memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Perolehan skor sebesar 207 menunjukkan prestasi kerja karyawan berdasarkan pernyataan di atas adalah tinggi. 3. Berusaha mematuhi seluruh peraturan dengan tidak terpaksa
TABEL 25 Jawaban
f
Bobot
Skor
%
Responden 11 Sangat setuju 28 Setuju 6 Ragu-ragu 4 Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
22.0 55 56.0 112 12.0 18 8.0 8 2.0 1
50 Total
Tabel di atas menunjukkan pada umumnya responden setuju dan sangat setuju sebanyak 78% dalam berusaha
194
100
mematuhi seluruh peraturan dengan tidak terpaksa. Sebaliknya sebanyak 10% memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Perolehan skor sebesar 194 menunjukkan prestasi kerja karyawan berdasarkan pernyataan di atas adalah tinggi.
4. Selalu memberikan ide bagi kemajuan perusahaan
TABEL 26 Jawaban
f
Bobot
Skor
%
Responden 13 Sangat setuju 20 Setuju 10 Ragu-ragu 3 Tidak Setuju 4 Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
26.0 65 40.0 80 20.0 30 6.0 6 8.0 4
50 Total
185
Tabel di atas menunjukkan pada umumnya responden setuju dan sangat setuju sebanyak 66% dalam memberikan ide bagi kemajuan perusahaan. Sebaliknya sebanyak 14% memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.
100
Perolehan skor sebesar 185 menunjukkan prestasi kerja karyawan berdasarkan pernyataan di atas adalah cukup tinggi. 5. Berpikiran positif terhadap segala sesuatu yang dihadapi dan optimis
TABEL 27 Jawaban
f
Bobot
Skor
%
Responden 11 Sangat setuju 21 Setuju 10 Ragu-ragu 4 Tidak Setuju 4 Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
22.0 55 42.0 84 20.0 30 8.0 8 8.0 4
50 Total
181
Tabel di atas menunjukkan pada umumnya responden setuju dan sangat setuju sebanyak 64% dalam memiliki pikiran positif terhadap segala sesuatu yang dihadapi dan optimis. Sebaliknya sebanyak 16% memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.
100
Perolehan skor sebesar 181 menunjukkan prestasi kerja karyawan berdasarkan pernyataan di atas adalah cukup tinggi. 6. Berkepribadian memikul tanggung jawab penuh atas tugas yang diberikan oleh perusahaan
TABEL 28 Jawaban
f
Bobot
Skor
%
Responden 16 Sangat setuju 16 Setuju 11 Ragu-ragu 3 Tidak Setuju 4 Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
32.0 80 32.0 64 22.0 33 6.0 6 8.0 4
50 Total
Tabel di atas menunjukkan pada umumnya responden setuju dan sangat setuju sebanyak 64% memiliki berkepribadian memikul tanggung jawab penuh atas tugas yang diberikan oleh perusahaan. Sebaliknya sebanyak 14% memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.
187
100
Perolehan skor sebesar 187 menunjukkan prestasi kerja karyawan berdasarkan pernyataan di atas adalah tinggi. 7. Hasil pekerjaan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan pad Job Description
TABEL 29 Jawaban
f
Bobot
%
Skor
Responden 16
32.0
5
Sangat setuju 10
80 20.0
4
Setuju 13
40 26.0
3
Ragu-ragu 8
39 16.0
2
Tidak Setuju 3
16 6.0
1
Sangat Tidak Setuju
3
50 Total
100
178
Tabel di atas menunjukkan pada umumnya responden setuju dan sangat setuju sebanyak 52% bahwa hasil karyawan berdasarkan pernyataan di atas pekerjaan sesuai dengan tujuan yang adalah cukup tinggi. ditetapkan pad Job Description. Sebaliknya sebanyak 22% memilih jawaban tidak setuju 8. Dalam pelaksanaan tugas anda selalu dan sangat tidak setuju. Perolehan skor berpedoman pada tata cara dan sebesar 178 menunjukkan prestasi kerja prosedur serta metode kerja yang di tentukan TABEL 30 Jawaban
f
Bobot
%
Skor
Responden 10
20.0
5
Sangat setuju 16
50 32.0
4
Setuju 14
64 28.0
3
Ragu-ragu 8
42 16.0
2
Tidak Setuju 2
16 4.0
1
Sangat Tidak Setuju
2
50 Total
100
174
Tabel di atas menunjukkan pada umumnya responden setuju dan sangat setuju sebanyak 52% bahwa dalam pelaksanaan tugas anda selalu berpedoman pada tata cara dan prosedur serta metode kerja yang di tentukan.. Sebaliknya sebanyak 20% memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Perolehan skor sebesar 174 menunjukkan prestasi kerja karyawan berdasarkan pernyataan di atas adalah cukup tinggi. 9. Dalam bekerja Anda selalu mengetahui cara terbaik untuk melakukannya dengan cepat dan baik
TABEL 31 Jawaban
f
Bobot
%
Skor
Responden 18 Sangat setuju 25 Setuju 3 Ragu-ragu 3 Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
36.0 90 50.0 100 6.0 9 6.0 6 2.0 1
50 Total
206
100
Tabel di atas menunjukkan pada umumnya responden setuju dan sangat setuju sebanyak 86% bahwa dalam bekerja Anda selalu mengetahui cara terbaik untuk melakukannya dengan cepat dan baik. Sebaliknya sebanyak 8% memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Perolehan skor sebesar 206 menunjukkan prestasi kerja karyawan berdasarkan pernyataan di atas adalah tinggi. Dari seluruh nilai 2. Uji Koefesien Determinasi (KD) kuesionermenghasilkan: Uji koefesien determinasi a. Nilai rata-rata untuk variabel Stress (X) digunakan untuk mengetahui persentase sebesar 83 yang berarti tingkat Stress hubungan antara variabel X dan Y. Karyawan adalah tergolong sangat Output ”model summary” berfungsi rendah. Hal itu bisa dilihat dari sebagai output untuk uji Koefesien indikator-indikator yang semuanya telah Determinasi (KD) atau Koefesien Penentu menunjukkan hal tersebut. (KP), yaitu kuadrat dari nilai korelasi (R b. Nilai rata-rata untuk variabel Prestasi Square). Diperoleh nilai R Square sebesar Kerja Karyawan (Y) sebesar 191, yang 0.518. Hal itu menunjukkan persentase berarti tingkat Prestasi Kerja Karyawan hubungan variabel Stress dengan Prestasi pada PT. Lancang Kuning adalah Kerja Karyawan adalah sebesar 51.8%, tergolong tinggi. Hal itu bisa dilihat dari sedangkan sisanya sebesar 48.2% adalah indikator-indikator yang semuanya telah dari faktor lain, seperti lingkungan kerja, menunjukkan hasil yang baik. kedisiplinan, dan sebagainya. Dengan demikian, dari persentase hubungan masih Hasil Analisis Data dapat dikatakan kuat karena berada di atas 1. Korelasi Uji korelasi digunakan untuk 50%. Sedangkan sisanya merupakan mengetahui hubungan antara variabel bebas kontribusi dari faktor-faktor lain yang (Stress Kerja) dengan variabel terikat mempengaruhi prestasi kerja karyawan. (Prestasi Kerja Karyawan). Jika nilai Sig. > 3. Uji t 0.05 maka hubungan tidak signifikan, Uji t digunakan untuk menguji sedangkan jika nilai Sig. < 0.05 maka hipotesis penelitian. hubungan yang ada adalah signifikan Diketahui: (Ghozali, 2001:46). Di bawah ini adalah Ho : Stress tidak memiliki hubungan output perhitungan korelasi menggunakan signifikan dengan prestasi kerja SPSS versi 13.0 dari hasil jawaban karyawan kuesioner Ha : Stress memiliki hubungan signifikan Dari hasil korelasi di atas, dengan prestasi kerja karyawan interpretasinya adalah sebagai berikut: Kriteria pengujian manual: a. Variabel Stress memiliki nilai hubungan H0 diterima jika t hitung < t tabel dengan Prestasi Kerja Karyawan sebesar H0 ditolak jika t hitung > t tabel -0.720 (minus) dengan nilai signifikansi Kriteria pengujian melalui SPSS: sebesar 0.001. Ternyata hubungan H0 diterima jika nilai Sig. > 0.05 variabel X dengan Y memiliki nilai H0 diterima jika nilai Sig. < 0.05 signifikansi di bawah 0.05 dengan tanda Dari perhitungan uji t di atas negatif. Hal ini menunjukkan terdapat diperoleh nilai t hitung sebesar -4.139 hubungan negatif dan signifikan atau dengan nilai Sig sebesar 0.001. Ternyata ”kuat”. nilai Sig < 0.05. Maka, Ho ditolak. b. Hubungan yang negatif dan signifikan Menunjukkan variabel stress memiliki menunjukkan bahwa terdapat hubungan hubungan negatif dan signifikan dengan berlawanan antara variabel stress dengan prestasi kerja karyawan. variabel prestasi kerja karyawan. Pembahasan Penelitian Hubungan berlawanan artinya, jika Dari berbagai perhitungan di atas, variabel stress rendah maka akan diikuti ternyata baik dari perhitungan korelasi, uji dengan prestasi kerja karyawan yang Koefesien Determinasi, dan uji t diperoleh tinggi, begitu juga sebaliknya, jika stress kesimpulan bahwa variabel bebas (Stress) kerja karyawan tinggi maka akan diikuti memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan prestasi kerja karyawan yang dengan Prestasi Kerja Karyawan. rendah.
Hubungan yang negatif dan signifikan menunjukkan bahwa terdapat hubungan berlawanan antara variabel stress dengan variabel prestasi kerja karyawan. Hubungan berlawanan artinya, jika variabel stress rendah maka akan diikuti dengan prestasi kerja karyawan yang tinggi, begitu juga sebaliknya, jika stress kerja karyawan tinggi maka akan diikuti dengan prestasi kerja karyawan yang rendah. Dengan demikian, hal itu memberikan implikasi, jika perusahaan bermaksud meningkatkan prestasi kerja karyawan, maka harus menekan tingkat stress kerja karyawan yang terkait dengan faktor-faktor yang tercantum pada indikator, yaitu: konflik kerja, beban kerja, waktu kerja, karakteristik tugas, dukungan tim, dan pola kepemimpinan yang diterapkan sebagai faktor dominan yang dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan. Penelitian ini berada dalam posisi mendukung teori-teori yang ada, yaitu bahwa seperti telah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa stress kerja atau stress dalam suatu organisasi memiliki hubungan negatif dengan prestasi kerja. Luthans (dalam Yulianti, 2000:10) misalnya mengatakan bahwa masalah stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan. Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses beriikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan dalam masalah tidur. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat stress karyawan memiliki nilai rata-rata yang tergolong sangat rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai tiap indikator yang semuanya telah menunjukkan hal tersebut. Tingkat stress kerja dari karyawan yang sangat rendah menunjukkan faktor konflik kerja,
2.
beban kerja, waktu kerja, karakteristik tugas, dukungan tim, dan pola kepemimpinan tidak menyebabkan stress kerja. Variabel stress memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan Prestasi Kerja Karyawan. Hubungan yang negatif dan signifikan menunjukkan bahwa terdapat hubungan berlawanan antara variabel stress dengan variabel prestasi kerja karyawan. Hubungan berlawanan artinya, jika variabel stress rendah maka akan diikuti dengan prestasi kerja karyawan yang tinggi, begitu juga sebaliknya, jika stress kerja karyawan tinggi maka akan diikuti dengan prestasi kerja karyawan yang rendah.
Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis dapat mengajukan saran-saran dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Terdapat indikator stress yang masih memiliki termasuk ke dalam kategori cukup tinggi yaitu dukungan tim. Untuk itu, hendaknya dukungan dari tim dalam penyelesaian pekerjaan ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk tim-tim kerja sesuai dengan bidang yang dikerjakan, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan secara bersama-sama sesuai dengan target yang ditentukan oleh perusahaan. 2. Perlu dilakukan evaluasi secara berkala mengenai tingkat stress karyawan, karena jika tingkat stress karyawan meningkat maka akan mempengaruhi prestasi kerja mereka. Perlu ditingkatkan faktor-faktor lain yang terkait dengan peningkatan prestasi kerja, seperti kedisiplinan, motivasi kerja, lingkungan kerja dan sebagainya. Perlu ditingkatkan pengembangan keterampilan sumber daya manusia, sehingga prestasi kerja karyawan dapat lebih ditingkatkan. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan melakukan penelitian pada obyek penelitian yang lain dan melibatkan jumlah responden yang lebih banyak, sehingga diperoleh kesimpulan yang komprehensif yang dapat mendukung hasil penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Bandung: Rineka Cipta, 2006. Chatterjee, D.P. “Stress Management”, Journal Business Communication, 2007. Dwiyanti, “Hubungan Lingkungan Organisasi dan Stress kerja dengan Motivasi Kerja Karyawan”, Jurnal Petra, 2000. Flippo, Edwin B. Manajemen Personalia. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga, 2004. Ghozali, Imam. Analisis Multivariate dengan Menggunakan SPSS. Semarang: Undip, 2001. Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE, 2001. Hasibuan, Malayu. S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Koontz, Harold, O‟Donnell, dan Wihrich Heinz. Manajemen. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga, 2002. Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002. Manullang, M. Dasar-Dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006. Margiati, “Stress dan Pengaruhnya terhadap Efikasi Diri, Jurnal Gunadarma, Vol.2, No.3, 1999. Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Stonebridge, Lyndsey. The Writing of Anxiety, Imagining Wartime in Mid-Century British Culture, Macmillan: Palgrave, 2007, Chapter 11: Stress and Anxiety, www.palgrave.com/psychology/malim/pdfs/ chap_11.pdf. Sugiyono. Statistika untuk Bandung: Alfabeta, 2006.
Penelitian.
Whitmore, John. Coaching for Performance, Seni Mengarahkan untuk mendongkrak kinerja. Terjemahan Y.D Helly Purnomo. Jakarta: Gramedia, 2002.
Yoga, Aditama Tjandra. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: UI Press, 2003. Yulianti, “Pengaruh Stress terhadap Motivasi Berprestasi Karyawan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.1. No.5, 2000.