1
Pengaruh Strategi The Sequence of Events Story Map dan Minat Baca dalam Memahami Cerpen 1) Sri Haryani*), Nurhayati, Didi Suhendi**)
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi the sequence of events story map dan minat baca terhadap kemampuan memahami cerpen siswa SMK Negeri 6 Palembang. Sampel pada penelitian ini berjumlah 62 orang siswa. Sampel dari kelas X Akomodasi Perhotelan 1 berjumlah 31 orang sebagai kelompok eksperimen dan kelas X Akomodasi Perhotelan 3 berjumlah 31 orang sebagai kelompok kontrol. Teknik analisis data menggunakan program SPSS versi 18 dengan teknik t test dan anova. Hasil pengujian hipotesis membuktikan secara keseluruhan bahwa strategi the sequence of events story map memberi pengaruh yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi the sequence of events story map dan minat baca memberi pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan siswa m1emahami cerpen. Kata kunci: Strategi The Sequence of Events Story Map, minat baca, dan kemampuan memahami cerpen
ABSTRACT This research purposes to reveal the impact of the sequence of events story map strategy and reading interest on the ability to short stories comprehension of SMK Negeri 6 Palembang students. The subject of this research was tenth grade students of Hotel Acomodation 1 totaled 31 people as the experimental group and tenth grade students of Hotel Acomodation 3 totaled 31 people as the control group. The technique of data analysis in this research used SPSS 18 Program and analyzed by ttest and anova. Based on the results of testing the hypothesis, this study proves that overall, the Sequence of Events Story Map strategy gives impact on students skill to short story comprehension. Thus, it can be concluded that the sequence of events story map and reading interest have an impact on student’s ability to short stories comprehension.
Keywords: The Sequence of Events Story Map Strategy, Reading interest, and short story comprehension
1
) Pengaruh Strategi The Sequence of Events Story Map dan Minat Baca dalam Memahami
Cerpen Siswa SMK Negeri 6 Palembang (Sri Haryani, Nurhayati, Didi Suhendi) Guru SMK Negeri 6 Palembang **) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Unsri
*)
2
Pembelajaran sastra di sekolah ber-
mengenal nilai-nilai, dan mendapatkan
tujuan agar siswa dapat mengembang-
ide-ide
kan potensinya sesuai dengan ke-
Selanjutnya, Collie & Slater (1987:3--
mampuan, kebutuhan, dan minatnya,
4) menyatakan bahwa sastra ber-
serta
peng-
manfaat dalam pembelajaran, yaitu 1)
hargaan terhadap hasil karya sastra
sastra bernilai tinggi (valuable), 2)
dan hasil intelektual bangsa sendiri.
kaya
Tujuan tersebut dijabarkan dalam
enrichment), 3) memperkaya bahasa
tujuan khusus pembelajaran sastra,
(language enrichment), dan 4) adanya
yaitu agar siswa dapat menikmati dan
keterlibatan pembaca secara personal
memanfaatkan karya sastra untuk
(personal involvement).
dapat
menumbuhkan
memperluas wawasan, memperhalus
baru
dengan
(Semi,
1993:1).
budaya
(cultural
Pembelajaran sastra di sekolah
budi pekerti, meningkatkan penge-
belum
tahuan, dan kemampuan berbahasa
diharapkan. Beberapa masalah yang
(BNSP, 2006:317—318).
teridentifikasi
dalam
sastra
ditinjau
Pembelajaran sastra yang dilaku-
mencapai
dapat
tujuan
yang
pembelajaran dari
faktor
kan dengan cara yang tepat akan
kurangnya pengetahuan guru terhadap
memberikan sumbangan yang besar
karya sastra, rendahnya minat dan
untuk menyelesaikan permasalahan-
tingkat apresiasi siswa, keterbatasan
permasalahan
sarana
yang
nyata
dalam
dan
prasarana
penunjang
kehidupan. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran sastra, bahan ajar, dan
tersebut, pembelajaran sastra yang
strategi yang digunakan oleh guru.
menekankan pada pemahaman ter-
Pembelajaran sastra khususnya
hadap teks sastra menjadi sangat
cerpen masih diwarnai oleh beberapa
penting. Pemahaman terhadap teks
permasalahan di atas. Penyebabnya
sastra dapat terjadi setelah melalui
dapat
proses membaca. Sejalan dengan itu,
Berdasarkan obsevasi yang dilakukan
Aminuddin
peneliti,
(2011:15)
menyatakan
berasal
dari
faktor
pembelajaran
guru.
cenderung
bahwa upaya pemahaman unsur-unsur
menekankan pada kemampuan kog-
dalam bacaan sastra tidak dapat
nitif. Siswa hanya dibekali dengan
dilepaskan dari kegiatan membaca.
sejumlah pengetahuan tentang sastra
Dengan membaca karya sastra siswa
saja, misalnya, pengertian cerpen, ciri-
dapat memperoleh pengertian yang
ciri cerpen, unsur-unsur intrinsik, dan
baik tentang manusia dan kemanusian,
unsur-unsur ekstrinsik cerpen. Jarang
3
sekali siswa diajak untuk membaca
kurang diminati siswa. Hal ini ber-
cerpen dan memahami isinya. Hal ini
dampak pada hasil belajar siswa yang
menyebabkan sastra hanya menjadi
rendah.
objek yang terpisah dengan siswa.
Menurut Rahim (2008:28) minat
Siswa kadangkala tidak terlibat secara
baca merupakan keinginan yang kuat
langsung dalam proses membaca dan
yang disertai usaha-usaha seorang
menginterpretasikan karya sastra. Me-
untuk membaca. Minat baca yang kuat
nurut Inderawati (dalam Kasmansyah,
diwujudkan dalam kesediaanya untuk
2012:290) banyak guru yang menolak
mendapat bahan bacaan dan kemudian
mengajarkan sastra. Mereka merasa
membacanya
tidak mampu menyajikan pelajaran
sendiri. Orang yang memiliki minat
itu. Hal ini terjadi karena minat mem-
baca tinggi akan memiliki kesadaran
baca mereka (khususnya karya sastra)
yang tinggi untuk membaca sesuatu
sangat rendah. Memang tidak masuk
sehingga pengetahuan yang diperoleh
akal jika guru mengajarkan siswa yang
banyak sedangkan orang yang minat
gemar
sastra,
bacanya rendah berarti sebaliknya.
sementara guru sendiri menghindari
Dengan demikian, minat baca adalah
kegiatan itu.
keinginan
membaca
karya
Salah satu permasalahan pem-
menguasai
atas
untuk bahan
kesadarannya
memahami bacaan
dan untuk
belajaran sastra di SMK Negeri 6
menambah kompetensi diri. Minat
Palembang ialah strategi mengajar
baca ini menjadi acuan atau konsep
guru kurang variatif dan minat baca
dasar ketika ingin menguasai atau
yang kurang dalam membaca cerpen.
memahami bacaan baik teks fiksi
Dalam menyampaikan materi pem-
maupun nonfiksi. Rendahnya minat
belajaran guru lebih sering meng-
baca masyarakat Indonesia menjadi
gunakan teknik ceramah. Guru lebih
problematika kompleks yang dialami
banyak berperan dalam pembelajaran.
bangsa kita. Berdasarkan hasil pe-
Sementara itu, siswa hanya men-
nelitian Programme for International
dengarkan penjelasan guru. Strategi
Student Assesment (PISA), diketahui
pembelajaran sastra seperti ini kurang
minat baca siswa kita rendah. Jika
tepat. Pembelajaran kurang mengarah
dibandingkan dengan negara-negara di
kepada kegiatan pemahaman mem-
Asia Timur, siswa Indonesia termasuk
baca cerpen. Akibatnya, pembelajaran
paling rendah. Dari 42 negara yang
sastra menjadi kurang menarik dan
disurvey, siswa Indonesia menduduki
4
peringkat ke-39, sedikit di atas Alba-
Berdasarkan hal itu, guru harus
nia dan Peru. Kemampuan siswa kita
mampu memilih strategi yang tepat,
itu masih di bawah siswa Thailand
sesuai dengan kompetensi yang akan
yang menduduki peringkat ke-32.
dicapai. Langkah awal yang harus
(http:/suherlicentre.blogspot.com).
dilakukan
Data penelitian tersebut menunjukkan
strategi
rendahnya minat baca di kalangan
vensional ke strategi pembelajaran
pelajar. Minat baca mempengaruhi
yang tepat dalam memahami cerpen.
tinggi rendahnya kemampuan siswa
Salah satu strategi
dalam
kreatif,
memahami
cerpen.
Untuk
guru
adalah
pembelajaran
dan
mengubah yang
kon-
yang mudah,
menarik
untuk
me-
mendapatkan pemahaman yang tinggi
ningkatkan pemahaman siswa ter-
terhadap isi bacaan diperlukan minat
hadap cerpen adalah strategi the
yang cukup tinggi. Dengan demikian,
sequence of events story map.
minat baca siswa yang rendah juga mempengaruhi
pemahaman
siswa
terhadap bacaan.
Linse
(2000:153)
bahwa
untuk
dalam
pemahaman
menyatakan
memudahkan bacaan
siswa dapat
Dari beberapa komponen tersebut,
digunakan story map atau pemetaan
strategi dan minat merupakan kom-
cerita. Story map ini akan membantu
ponen penting dalam mencapai tujuan
guru untuk mengetahui apakah siswa
pembelajaran
cerpen.
memahami gagasan pokok bacaan atau
Strategi adalah komponen yang sangat
tidak. Dua macam strategi story map
menentukan. Keberhasilan pencapaian
yang
tujuan sangat ditentukan oleh kom-
elements map dan the sequence of
ponen ini. Bagaimana lengkap dan
events story map. The sequence of
jelasnya komponen lain, jika tanpa
events story map adalah strategi
diimplementasikan
pengorganisasian
yang
tepat,
memahami
melalui
strategi
terkenal
adalah
untuk
the
story
membantu
komponen-komponen
siswa dalam me-nemukan rangkaian
tersebut tidak memiliki makna dalam
peristiwa dari sebuah cerita. Strategi
proses pencapaian tujuan (Sanjaya,
ini
2010:206). Begitu pula halnya dengan
mengurutkan
minat
baca, pemahaman terhadap
dalam sebuah cerita. The sequence of
suatu bacaan perlu didukung oleh
events story map ini dipilih untuk
minat baca yang tinggi dari siswa.
mengatasi
menekankan
pada
aktivitas
peristiwa-peristiwa
hambatan
dalam
pem-
belajaran pemahaman cerpen. Strategi
5
ini dapat meningkatkan pemahaman
Secara ringkas, hal yang di-
siswa terhadap isi cerpen. Strategi ini
kemukakan di atas dapat disajikan
juga dapat membantu siswa meng-
dalam bentuk bagan berikut.
organisasi informasi dan ide-ide secara lebih efisien sehingga mempercepat pemahaman siswa terhadap cerpen yang dibaca. Strategi the sequence of events story map
mengembangkan
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hal di atas, strategi the sequence of events story map membantu siswa menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam cerita. Hal itu membuat cerita menjadi jelas dan mudah untuk diikuti.
dari teks naratif. Chatman (dikutip Nurgiyantoro, 2010:26) menyatakan dalam
strukturalisme,
teks
pandangan naratif
dapat
dibedakan ke dalam unsur cerita (story,
content)
(discourse,
dan
expression).
wacana Cerita
merupakan isi dari ekspresi naratif, sedangkan wacana merupakan bentuk dari cerita yang diekspresikan. Cerita terdiri dari peristiwa (events) dan wujud
keberadaaannya
(existens).
Peristiwa itu sendiri dapat berupa tindakan aksi (actions) dan kejadian (happening).
Wujud
Struktur Teks Naratif Sumber: Pembagian teks naratif Chatman (dikutip Suhendi 2006:57)
Berdasarkan bagan di atas tampak bahwa dalam cerita dibentuk oleh peristiwa
dan
eksistensi.
Unsur
peristiwa menjadi penting dalam memahami teks sastra. Peristiwa (event)
Cerpen adalah salah satu bentuk
bahwa
Bagan 1
eksistensinya
terdiri dari tokoh (characters) dan unsur-unsur latar (items of setting).
dapat diartikan sebagai peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Untuk menentukan makna sebuah cerita dari rangkaian peritiwa dalam sebuah teks naratif (cerpen), perlu dipahami terlebih dahulu struktur teks dalam sebuah cerpen, seperti sekuen, kernel, dan satelit. Sekuen merupakan unit cerita, sebuah teks naratif
terdiri atas
sejumlah unit-unit cerita atau sekuensekuen.
Swandayani
mengutip
pendapat Schmit (dikutip Suhendi, 2006:57)
mengemukakan
bahwa
sekuen merupakan serangkaian peristiwa yang tercakup dalam ruang dan waktu serta menampilkan suatu pemikiran atau gagasan.
6
Dalam sebuah teks, rangkaian
lebih
mudah
untuk
semantik dapat dipilah-pilah menjadi
peristiwa-peristiwa
sekuen-sekuen. Setiap bagian ujaran
cerita.
yang membentuk suatu satuan makna
memetakan
utama
dalam
Bagan pemetaan dibawah ini ini
membentuk satu sekuen. Berdasarkan
merupakan
sekuen itu, akan terbentuk kernel dan
selanjutnya siswa diberi kebebasan
satelit.
untuk menentukan bagan pemetaan
Chatman 2006:37--38)
contoh
diinginkan
untuk
siswa,
(dikutip
Suhendi,
yang
sesuai
dengan
menyebut
peristiwa
kreativitasnya masing-masing.
utama itu sebagai kernel. Kernel amat menentukan perkembangan plot cerita. Ia menentukan struktur cerita. Kernel tidak dapat dihilangkan karena akan merusak
logika
cerita.
Peristiwa-
peristiwa mencolok seperti konflik dan klimaks dapat digolongkan sebagai kernels. merupakan
Sementara
itu,
peristiwa
satelit
pelengkap
Bagan 2 The Sequence of Events Story Map
Langkah-langkah
(minor event). Satelit dipihak lain,
kegiatan
tidak memiliki fungsi menentukan
membaca pemahaman dapat dibagi
arah
menjadi
perkembangan
atau
struktur
tiga
fase.
Dengan
cerita. Satelit dapat dihilangkan tanpa
memodifikasi langkah-langkah untuk
merusak logika cerita. Apa yang
memahami narative texts dari Vaughn
ditampilkan dalam peristiwa-peristiwa
(2004:113—116), Zwiers (2004:49),
pelengkap, bergantung pada peristiwa
dan strategi peta pikiran menurut De
utama. Fungsi satelit adalah untuk
Porter
mengisi, mengelaborasi, melengkapi,
memahami cerpen dengan strategi the
dan
sequence of events story map adalah
menghubungkan
antarkernel
(Chatman dikutip Suhendi, 2006:38). Dengan
memahami
terlebih
terhadap
peristiwa-
langkah-langkah
sebagai berikut. a. Tahap Prabaca Tahap prabaca adalah hal-hal yang
dahulu tentang sekuen dalam cerita pemahaman
(2002:156)
dilakukan siswa sebelum melaksana-
peristiwa penting dalam cerita akan
kan
aktivitas
membaca.
Kegiatan
lebih mudah dikenali sehingga siswa
tersebut meliputi: 1) siswa mengenali
7
teks dengan melihat judul cerpen, 2)
adalah sebagai berikut. 1) Apakah
siswa mengaktifkan pengetahuan awal
terdapat
tentang
memahami cerpen antara siswa yang
materi
teks,
3)
siswa
perbedaan
kemampuan
memprediksi isi cerpen.
memperoleh
b. Tahap Saat Baca
strategi the sequence of events story
Tahap saat baca meliputi kegiatan
map
pembelajaran
dengan
dan siswa yang memperoleh
berikut. Kegiatan saat baca ini yaitu:
pembelajaran dengan strategi kon-
1) siswa menemukan dan menandai
vensional?
sekuen-sekuen dalam cerpen, 2) siswa
perbedaan
menemukan peristiwa-peristiwa mayor
cerpen pada siswa yang memiliki
(kernels),
minat baca tinggi antara siswa yang
3)
siswa
peristiwa-peristiwa
menemukan
Apakah
kemampuan
terdapat memahami
(satelits)
belajar dengan strategi the sequence of
dalam cerita pendek, 4) siswa me-
events story map dan siswa yang
nemukan unsur-unsur intrinsik dalam
belajar dengan strategi konvensional?
cerpen.
3)
c. Tahap Pascabaca
kemampuan memahami cerpen pada
Pada
tahap
minor
2)
terdapat
perbedaan
siswa
siswa yang memiliki minat baca
melakukan kegiatan berikut. 1) Siswa
rendah antara yang belajar dengan
membuat bagan cerita the sequence of
strategi the sequence of event story
events
map dan yang belajar dengan strategi
story
pascabaca,
Apakah
map
peristiwa-peristiwa
berdasarkan
utama
dalam
konvensional? 4) Apakah terdapat
cerita. 2) Siswa mendiskusikan isi
pengaruh
bagan sequence of events story map
pembelajaran dan minat baca terhadap
yang sudah dibuat bersama kelom-
kemampuan memahami cerpen?
poknya, 3) Siswa memperbaiki isi
interaksi
Penelitian
ini
antara
bertujuan
strategi
untuk
bagan yang sudah diisi. 4) Siswa
mendeskripsikan perbedaan kemam-
mendiskusikan unsur-unsur intrinsik
puan memahami cerpen antara siswa
cerpen, 5) Siswa menuliskan kembali
yang memperoleh pembelajaran de-
isi
peristiwa-
ngan strategi the sequence of events
peristiwa yang telah disusun pada
story map dan siswa yang memperoleh
bagan
the sequence of events story
pembelajaran dengan strategi konven-
map dengan bahasanya sendiri. 6)
sional baik yang memiliki minat baca
Siswa
tinggi maupun minat baca rendah.
cerita
berdasarkan
memaknai
isi
cerita.
Permasalahan dalam penelitian ini
8
siswa yang belajar dengan strategi the
METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam
sequence of events story map, skor
penelitian ini adalah metode eks-
kemampuan memahami cerpen siswa
perimen
eksperimen
belajar dengan strategi konvensional,
research). Populasi dalam penelitian
skor kemampuan memahami cerpen
ini adalah seluruh siswa kelas X
siswa yang belajar dengan strategi the
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6
sequence of events story map untuk
Palembang tahun ajaran 2011/2012
kelompok minat baca tinggi, skor
berjumlah 388 orang siswa. Dari hasil
kemampuan memahami cerpen yang
pengundian diperoleh kelas X AP 1
belajar dengan strategi the sequence of
terpilih
eksperimen
events story map untuk kelompok
sedangkan kelas X AP 3 sebagai kelas
minat baca rendah, skor kemampuan
kontrol. Jumlah sampel pada kelas
memahami cerpen siswa yang belajar
tersebut ialah 62 siswa dengan rincian
dengan strategi konvensional untuk
kelas X AP 1 berjumlah 31 orang dan
kelompok minat baca tinggi, skor
kelas X AP 3 berjumlah 31 siswa.
kemampuan memahami cerpen siswa
semu
(quasi
sebagai
kelas
yang HASIL
PENELITIAN
belajar
dengan
strategi
konvensional untuk kelompok minat
DAN
PEMBAHASAN
baca rendah. Data lengkap rangkuman
1. Hasil
skor kemampuan memahami cerpen
Berikut ini disajikan deskripsi data
siswa untuk masing-masing kelompok
skor kemampuan memahami cerpen
dapat dilihat pada diagram berikut ini.
Deskripsi Skor Kemampuan Memahami Cerpen Nilai Minimal 96
90
85
77
75
Nilai Maksimal
Mean
96 93.25 75
68.06
80 77.38
71
77 74.25
58
A1
A2
58
A1B1
A2B1
A1B2
65 61.5
A2B2
9
Berdasarkan diagram di atas
siswa yang belajar dengan strategi the
diketahui bahwa terdapat perbedaan
sequence of events story map dan yang
kemampuan memahami cerpen antara
belajar dengan strategi konvensional.
siswa yang belajar dengan strategi the
Skor rerata kemampuan mema-
sequence of events story map dan yang
hami cerpen kelompok siswa yang
belajar dengan strategi konvensional.
memiliki minat baca tinggi yang
Skor memahami
rata-rata cerpen
kemampuan yang
belajar dengan strategi the sequence
belajar
of events story map sebesar 93,25.
dengan strategi the sequence of events
Sementara itu, skor rata-rata kemam-
story map memiliki skor rata-rata
puan memahami cerpen kelompok
sebesar 85,00 sedangkan siswa yang
siswa yang memiliki minat baca tinggi
belajar dengan strategi konvensional
yang belajar dengan strategi konven-
memiliki skor rata-rata sebesar 68,06.
sional sebesar 74,25.
Pengambilan keputusan berdasarkan
Hasil independent samples test
nilai probabilitas adalah (1) jika
menunjukkan bahwa nilai P=0,00
probabilitas > 0,025 maka H0 diterima,
untuk uji 2 sisi lebih kecil dari α =
dan (2) jika probabilitas < 0,025 maka
0,025. Dengan demikian, ada pe-
H0
ngaruh strategi dan minat baca tinggi
ditolak.
perhitungan
Berdasarkan
tabel
di atas, diperoleh thitung
adalah 55,45 dengan probabilitas 0,00. Jadi, nilai probabilitas 0,00 < 0,025.
terhadap
kemampuan
memahami
cerpen. Selanjutnya, perbedaan kemampu-
Dengan demikian, dapat disimpulkan
an memahami cerpen
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
pada siswa kelompok minat baca
Dengan demikian, terdapat perbedaan
rendah yang belajar dengan strategi
antara skor kemampuan memahami
the sequence of events story map
cerpen antara kelompok siswa yang
dengan siswa yang belajar dengan
diajar dengan strategi the sequence of
strategi konvensional.
events story map dibandingkan dengan
Skor
rata-rata
juga terjadi
kemampuan
skor kemampuan memahami cerpen
memahami cerpen kelompok siswa
kelompok siswa yang diajar dengan
yang memiliki minat baca rendah yang
strategi konvensional.
belajar dengan strategi the sequence of
Terdapat perbedaan kemampuan memahami
cerpen
siswa
untuk
kelompok minat baca tinggi antara
events story map sebesar 77,38. Sementara kemampuan
itu,
skor
memahami
rata-rata cerpen
10
kelompok siswa yang memiliki minat
terhadap
baca rendah yang belajar dengan
cerpen.
strategi konvensional sebesar 61,50. Dari
keluaran
kemampuan
memahami
Berdasarkan perhitungan Anava
Independent
dapat dilihat bahwa Fhitung untuk faktor
menunjukkan bahwa
interaksi adalah 32,415 lebih dari Ftabel
nilai P=0,00 untuk uji 2 sisi, lebih
= 4,17 pada taraf nyata 0,05. Hal ini
kecil dari α = 0,025. Jadi, sig. 0,00 <
berarti terdapat pengaruh interaksi
0,025. Hal itu berarti H0 ditolak,
antara strategi pembelajaran dan minat
sehingga dapat kita simpulkan bahwa
baca (tinggi dan rendah) terhadap
secara statistik terdapat perbedaan
kemampuan memahami cerpen siswa
yang bermakna rata-rata kemampuan
yang menjadi kelompok perlakuan
memahami cerpen antara siswa yang
dalam penelitian ini. Oleh karena itu,
belajar dengan strategi the sequence of
H0 ditolak dan H1 diterima.
Samples test
events story map untuk kelompok
Dengan
demikian,
hiipotesis
minat baca rendah dan siswa yang
keempat, teruji kebenarannya karena
belajar dengan strategi konvensional
terdapat
untuk kelompok minat baca rendah.
pembelajaran dan minat baca terhadap
Dengan demikian, hipotesis ketiga,
kemampuan memahami cerpen siswa.
teruji
kebenarannya.
Jadi,
minat
antara
strategi
ada
pengaruh strategi pembelajaran dan kelompok
interaksi
D. Pembahasan
baca
terhadap
Berdasarkan hasil analisis diketahui
memahami
cerpen.
bahwa terdapat perbedaan kemampuan
Kelompok siswa yang memiliki minat
memahami cerpen antara siswa yang
baca rendah yang belajar dengan
belajar dengan strategi the sequence of
strategi pembelajaran the sequence of
events story map dan yang belajar
events
dengan strategi konvensional.
kemampuan
story
map,
kemampuan
memahami cerpennya lebih tinggi
Penggunaan strategi dalam kegiat-
daripada siswa yang belajar dengan
an pembelajaran sangat perlu untuk
strategi konvensional.
mempermudah proses pembelajaran.
Terdapat
pengaruh
interaksi
Tanpa strategi yang jelas, proses
antara strategi (the sequence of events
pembelajaran menjadi tidak
story map dan konvensional) dan
baik bagi guru maupun siswa. Bagi
minat
guru, strategi dapat dijadikan pedoman
baca
(tinggi
dan
rendah)
terarah,
dan acuan bertindak yang sistematis
11
dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi
terutama untuk teks naratif. Dengan
siswa,
pem-
menggunakan peta cerita siswa lebih
belajaran dapat mempermudah proses
mudah untuk memahami isi sebuah
belajar.
cerita atau teks tertulis. Sementara itu,
penggunaan
strategi
Kemampuan
memahami
cerpen siswa yang belajar dengan
dalam
strategi the sequence of events story
siswa kurang terarah dalam meng-
map memberikan pengaruh yang baik
urutkan
dibandingkan dengan strategi kon-
cerita. Siswa agak kesulitan menentu-
vensional terhadap kemampuan me-
kan peristiwa-peristiwa utama dan
mahami
menuliskan kembali menjadi sebuah
cerpen
siswa Kelas
siswa,
khususnya
X SMK Negeri
6
Palembang.
pembelajaran
konvensional,
peristiwa-peristiwa
dalam
cerita. Dengan demikian, siswa pun agak sulit dalam memahami cerpen.
Strategi the sequence of events
Kemampuan memahami cerpen
story map dapat dijadikan sebagai alat
siswa Kelompok minat baca Tinggi
minat baca ekstrinsik dalam kegiatan
antara siswa yang belajar dengan
belajar mengajar siswa. Strategi the
strategi the sequence of events story
sequence of events story map adalah
map dan Konvensional menunjukkan
penggambaran cerita
perbedaan. Rata-rata skor kemampuan
secara visual
dari urutan peristiwa, tindakan, dan
memahami
karakter tokoh cerita melalui peta
kelompok minat baca tinggi yang
cerita. Prosedur ini memungkinkan
belajar dengan strategi the sequence of
siswa
menghubungkan
events story map sebesar 93,25 dan
peristiwa-peristiwa dalam cerita. Ke-
skor rata-rata kemampuan memahami
terlibatan aktif, baik secara individu
cerpen siswa untuk kelompok minat
maupun kelompok membuat siswa
baca tinggi
makin memahami materi pembelajar-
strategi konvensional sebesar 74,25.
untuk
cerpen
siswa
untuk
yang belajar dengan
an memahami cerpen yang sedang
Kelompok siswa yang memiliki
mereka pelajari sehingga kemampuan
minat baca tinggi memiliki skor
memahami cerpen siswa lebih baik.
kemampuan memahami cerpen yang
Pengorganisasian isi cerita me-
tinggi pada kedua strategi pembelajar-
ningkatkan pemahaman siswa dan
an. Hal ini menunjukkan bahwa minat
mengingat cerita. Kemampuan untuk
baca berfungsi sebagai pendorong
mengurutkan peristiwa dalam teks
manusia untuk berbuat, penentu arah
adalah strategi kunci pemahaman,
perbuatan, dan penyeleksi perbuatan.
12
Minat baca mendorong manusia untuk
Dengan
melakukan suatu kegiatan pekerjaan.
dikemukakan
Begitu juga untuk belajar sangat
memiliki minat baca yang tinggi dan
diperlukan adanya minat baca. Hasil
mengikuti pembelajaran strategi the
belajar akan menjadi optimal, kalau
sequence
ada minat baca. Jadi, minat baca akan
kemampuan
senantiasa
intensitas
lebih baik daripada yang belajar
usaha belajar bagi para siswa. Adanya
dengan strategi konvensional. Temuan
minat baca yang baik dalam belajar
ini bermakna bahwa siswa yang
akan menunjukkan hasil yang baik.
memiliki minat baca yang tinggi yang
Dengan kata lain, dengan adanya
belajar dengan strategi the sequence of
usaha
events story map lebih baik dalam
menentukan
yang
tekun
dan
terutama
didasari adanya minat baca, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan
prestasi
yang
baik.
of
demikian, bahwa
dapat
siswa
events
story
memahami
yang
map,
cerpennya
memahami cerpen. Selanjutnya, hasil analisis juga menunjukkan
adanya
perbedaan
Intensitas minat baca seorang siswa
kemampuan memahami cerpen siswa
akan
tingkat
untuk kelompok minat baca rendah
belajarnya
antara siswa yang belajar dengan
sangat
pencapaian
menentukan prestasi
(Sardiman, 2011:84—86).
strategi the sequence of events story
Dengan kata lain, siswa yang
map dan yang belajar dengan strategi
memiliki minat baca tinggi akan dapat
konvensional. Rata-rata kemampuan
meraih
memahami
prestasi
belajar
yang
tetapi,
strategi
memiliki minat baca rendah yang
pembelajaran juga dapat menentukan
belajar dengan strategi the sequence
keberhasilan
meraih
of events story map adalah sebesar
khususnya
77,38 sedangkan rata-rata kelompok
cerpen.
siswa yang belajar dengan strategi
Dengan strategi the sequence of events
konvensional rata-rata kelompoknya
story map dan minat baca tinggi siswa
sebesar 61,50. Berdasarkan kelompok
dapat
minat baca rendah, skor kemampuan
memuaskan.
prestasi
Akan
siswa
dalam
belajar,
kemampuan
memahami
meningkatkan
memahami
cerpen
kemampuan lebih
cerpen
siswa
yang
tinggi
memahami cerpen siswa yang belajar
dibandingkan dengan menggunakan
dengan strategi the sequence of events
strategi konvensional.
story map lebih tinggi daripada skor kemampuan memahami cerpen siswa
13
yang
belajar
konvensional.
dengan Temuan
strategi
ini
berarti
terhadap
kemampuan
memahami
cerpen siswa.
bahwa kelompok siswa minat baca rendah yang belajar dengan strategi the sequence of events story map
SIMPULAN Terdapat perbedaan kemampuan
memperoleh
hasil
lebih
baik
memahami cerpen antara siswa yang
dibandingkan
dengan
siswa
yang
memperoleh
belajar dengan strategi konvensional.
pembelajaran
dengan
strategi the sequence of events story
Kelompok siswa memiliki minat
map dan siswa yang memperoleh
baca rendah yang belajar dengan
pembelajaran dengan strategi kon-
strategi the sequence of events story
vensional.
map dapat bekerja sama dengan baik
mahami cerpen pada siswa yang
dalam
Penggunaan
memiliki minat baca tinggi antara dan
lembar kerja the sequence of events
da siswa yang memiliki minat baca
story map memudahkan mereka untuk
rendah antara yang belajar dengan
menemukan peristiwa-peristiwa cerita
strategi the sequence of events dan
dan unsur-unsur cerpen. Oleh karena
yang belajar dengan strategi kon-
itu, dapat dikemukakan bahwa siswa
vensional. Dengan demikian pem-
yang memiliki minat baca yang rendah
belajaran
dapat diajar dengan menggunakan
strategi the sequence of events story
strategi the sequence of events story
map memberikan hasil yang lebih
map daripada belajar dengan strategi
baik. Strategi pembelajaran dan minat
konvensional.
baca menunjukkan adanya interaksi
kelompoknya.
Hasil
analisis
menunjukkan
terhadap
Baik
kemampuan
dengan
me-
menggunakan
kemampuan
memahami
terdapat pengaruh interaksi antara
cerpen. Dengan demikian strategi dan
strategi (the sequence of events story
minat baca mempengaruhi kemampu-
map dan konvensional) dan minat
an siswa dalam memahami cerpen.
baca (tinggi dan rendah) terhadap kemampuan memahami cerpen. Hal ini berarti bahwa dari tingkat minat
SARAN Sehubungan
dengan
simpulan
baca siswa dan strategi pembelajaran
tersebut saran yang dapat diberikan
secara
memberikan
adalah strategi the sequence of events
signifikan
story map dapat dijadikan sebagai
bersama-sama
perbedaan
hasil
yang
strategi alternatif dalam mengajarkan
14
memahami cerpen, baik siswa yang memiliki minat baca tinggi maupun
Linse, C. T. (2005). Practical english language teaching: Young leaners. Boston: Mc Graw Hill.
rendah. Dengan strategi the sequence of
events
story
map
tersebut
diharapkan kemampuan siswa dalam memahami cerpen akan meningkat. Di samping itu, bagi para guru yang akan mengajarkan Bahasa Indonesia untuk memahami
cerpen
selain
harus
memilih strategi yang digunakan, juga
Nurgiyantoro, B. (2010). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rahim, F. (2008). Pengajaran membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, W. (2010). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
harus mempertimbangkan minat baca siswa.
Sardiman, A.M. (2007). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA
Semi, M.A. (1993). Metode penelitian sastra. Bandung: Angkasa.
Aminuddin. (2011). Pengantar apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Suhendi, D. (2006). Srintil dalam belenggu gender. Yogyakarta: Alief Press.
BSNP. (2007). Model silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran: Mata pelajaran bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Buzan, T. (2011). Buku pintar mind map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Collie, J. & Slater, S. (1987). Literature in the language classroom. NY: Cambrige Univercity Press. De potter, B. & Hernacki, M. (2002). Quantum learning. Bandung: Kaifa. Kusmana, S. (2009). Minat baca. (http:/suherlicentre.blogspot.co m). Diunduh 7 Desember 2012.
Vaughn, S. & Thompson, S.L. (2004). Research-based methods of reading instruction: Grades k-3. Virginia: ASCD. Zwiers, J. 2004. Building reading comprehension habits in grades 6-12: A toolkit of classroom activities. CA: International Reading Association
15
BIODATA
Nama
: Sri Haryani
Tempat, Tanggal Lahir
: Tanjung Pandan, 3 September 1968
Instansi
: SMK Negeri 6 Palembang
Bidang Kajian
: Bahasa Indonesia
Identitas Penelitian
: Penelitian eksperimen, Pengaruh Strategi The Sequence of Events Story Map dan Minat Baca Terhadap Kemampuan Memahami Cerpen, 2013
e-mail
:
[email protected]