PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : MAESAROH 105016300602
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2010
ABSTRAK Maesaroh (105016300602). “Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-TalkWrite (TTW) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa.” Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) terhadap hasil belajar fisika siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Rangkasbitung tahun pelajaran 2009/2010. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain pretest-posttest control group design. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling, siswa kelas XI IPA 2 sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran TTW, dan siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelompok kontrol yang tidak menggunakan strategi TTW (menggunakan pembelajaran konvensional/ demonstrasi). Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal-soal pilihan ganda dan instrumen nontes berupa lembar observasi aktivitas siswa pada kelompok eksperimen. Data hasil pengujian instrumen tes dianalisis menggunakan analisis statistik berupa uji perbandingan skor posttest kedua kelompok yaitu dengan menggunakan uji-U, sedangkan data hasil instrumen nontes dianalisis menggunakan analisis deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas siswa pada kelompok yang diberi perlakuan dengan strategi pembelajaran TTW (kelompok eksperimen). Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji-U pada taraf signifikansi 95% (α = 0,005), didapatkan Uhitung lebih besar dari Utabel yaitu 16,5 > 7, sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan penerapan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) terhadap hasil belajar fisika siswa, sedangkan hasil perhitungan instrumen non tes yang menggunakan analisis deskriptif diperoleh hasil observasi aktivitas siswa pada aspek TTW mencapai rata-rata 46,67% yang termasuk dalam kategori sedang. Kata kunci: strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW), hasil belajar fisika siswa.
i
ABSTRACT
Maesaroh (105016300602). “The Influence of Think-Talk-Write (TTW) Learning Strategy Against The Results of Learning Physics Students.” S1 Thesis, Program Study of Physics Education, Majors of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. The aim of this research was to find out the influence of think-talk-write (TTW) learning strategy against the results of learning physics students. This research was done at State Senior High School 3 Rangkasbitung periode 2009/2010. The method used in this research was quasi-experimental and pretest - posttest control group design. The sample in this research was taken by using purposive sampling technique, the student of class XI IPA 2 as a group experiment tahat used TTW learning strategy, and student of class XI IPA 1 as a group control that did not used TTW learning strategy (used conventional learning/ demonstration). Instruments were used are test instrument that is multipple choises and non-test instrument that is observational sheet. Data that was got from test instrument will be analyzed by comparison statistical test (Utest), that is comparison between posttest result both of groups, in other side data that is got from observational sheet was analyzed used description analysis and be used to describe student activity in a group which used TTW learning strategy (group of experiment). Based on result of analysis U-test at tehe level of signification 95% (α = 0,05), can be seen that Uvalue greater than Utable were 16,5 > 7, with the result that zero hypothesis (H0) was accepted and alternative hypothesis (Ha) was refused, that be concluded that were not influence significant of TTW learning strategy against the results of learning physics students, where as analysis result of non-test instrument that used description analysis could be showed that the result of observational student activity on aspect of TTW got in average 46,67%, it was included enough category. Keywords: Think-Talk-Write (TTW) Learning Strategy, Results of Learning Physics Students.
ii
KATA PENGANTAR Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah menghubungkan ke jalan yang benar, semoga rahmat dan kesejahteraan senantiasa terlimpahkan kepada Beliau dan kepada Nabi-nabi lain serta keluarga dan orang-orang yang saleh. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi pembelajaran
Think-Talk-Write
(TTW),
sehingga
strategi
TTW
dapat
diaplikasikan oleh guru dalam proses pembelajaran fisika. Dengan asumsi tersebut, maka terlaksanalah penelitian ini, walaupun dengan segala keterbatasan dan kekurangannya. Apresiasi dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan ucapan terima kasih tersebut disampaikan kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. 3. Ibu Erina Hertanti, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Fisika. 4. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd., Dosen Pembimbing I dan Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak Drs. H. Ika Santika, Kepala SMAN 3 Rangkasbitung, dan Ibu Sembertina Marpaung, S.Pd., guru mata pelajaran Fisika, serta Siswa-siswi kelas XI-IPA1 dan XI-IPA 2 SMAN 3 Rangkasbitung angkatan 2009-2010, yang telah memberikan izin dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
iii
6. Ayahanda M. Rosyid dan ibunda Wiwin tercinta, yang telah mendidik, dan membesarkan penulis dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang, juga selalu menyertakan do’a untuk kebahagian dan kesuksesan penulis. 7. Ayahanda Bai Sobari dan ibunda Ijoh Johariah orangtua keduaku (mertua), terimakasih atas segala pengertiannya. 8. Suamiku tercinta Indra Winata, yang telah memberikan banyak dukungan, baik moril maupun materiil, yang bersedia ditinggal dan jarang bersama demi mengejar cita-citaku. Sungguh, dirimu sangat berarti bagiku, semoga keikhlasanmu menjadi tiket menuju surga. Amin. Ayah, I Love U forever. 9. Putraku, Muhammad Alif Muhaiyaddeen, yang sering ditinggal bersama Neneknya, karena batas akhir waktu skripsi yang membayangi di ujung mata. Moga kau mengerti bagaimana perjuangan ibu menuntut ilmu demi masa depan kita semua, khususnya untukmu putraku. 10. Kakak-kakakku, Nurfan Anwar, Ali Mu’min, serta adik-adikku Eri Nuryanah, Ahmad Rusdani, dan Ahmad Said Hamzah, juga kepada Uwa Dini, Bi Ati, Mang Lux, Mang Agung terimakasih atas dukungan dan kesediaannya menemani de’ Alif main dan belajar saat t’Ya sedang tidak berada di rumah. 11. Teman-teman seperjuangan di program studi pendidikan fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2005 khususnya Ima Nurmilah Syam, M. Nuruddin, Hayatunnufus, Ade Yusman, Iceu Nururrohmah, serta temanteman kosan Ceria (Wiwi, Yeyen, dkk.), Himpunan Mahasiswa Banten (HMB), terimakasih atas canda tawa riang di hari-hari yang melelahkan, kebersamaan selama 5 tahun berteman, suka duka kita hidup jadi mahasiswa dan anak kos-kosan akan menjadi kenangan di masa depan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi para pengembang pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaan fisika di sekolah. Ciputat, Juni 2010 Penulis iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................
i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii KATA PENGANTAR....................................................................................... iii DAFTAR ISI...................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah....................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah...................................................................... 4 D. Perumusan Masalah ....................................................................... 5 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 5 BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ............................................................... 6 A. Kajian Teoritis .............................................................................. 6 1. Pembelajaran Konstruktif ......................................................... 6 2. Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 8 3. Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write .................................. 9 4. Hasil Belajar Fisika .................................................................. 17 a) Definisi Belajar .................................................................... 18 b)Hakikat Belajar Fisika .......................................................... 19 c)Hasil Belajar Fisika ............................................................... 20 B. Hasil Penelitian Relevan ............................................................... 25 C. Kerangka Pikir .............................................................................. 27 D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 30 A.
Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 30
B.
Metode dan Desain Penelitian..................................................... 30 v
C.
Variabel Penelitian ..................................................................... 31
D.
Populasi dan Sampel ................................................................... 32
E.
Prosedur Penelitian ..................................................................... 33
F.
Instrumen Penelitian .................................................................. 34 1. Instrumen Tes ...................................................................... 35 1) Validitas butir Soal Instrumen ......................................... 35 2) Reliabilitas Instrumen ..................................................... 37 3) Tingkat Kesukaran .......................................................... 38 4) Daya Pembeda ................................................................. 39 2. Instrumen Non Tes .............................................................. 40
G.
Teknik Analisis Data................................................................... 40 1.
Teknik Analisis Data Tes Hasil Belajar .............................. 41 a. Signifikansi Penilaian Hasil Belajar ................................ 41 b. Uji Prasyarat Analisi Data ............................................... 41 1) Uji Normalitas .............................................................. 42 2) Uji Homogenitas ........................................................... 42 c. Pengujian Hipotesis ......................................................... 43
2.
Teknik Analisi Data Hasil Observasi .................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 47 A.
B.
Hasil Penelitian ........................................................................... 47 1.
Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .............. 47
2.
Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol.............. 48
3.
Data N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol .............. 50
Pengujian Persyaratan Analisis Data ......................................... 51 1.
Uji Normalitas Pretest dan Posstest..................................... 51
2. Uji Homogenitas Pretest dan Posstest. ................................ 52 C.
Hasil Pengujian Analisis Data Hasil Belajar............................... 53
D.
Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa .......................... 55
E.
Pembahasan................................................................................. 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 59 A.
Kesimpulan ................................................................................. 59
vi
B.
Saran............................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 63
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian pretest-posttest control group design .................. 30 Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Butir Soal ....................................................... 36 Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Instrumen .................................................... 38 Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran ........................................................ 39 Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Instrumen ............................................. 40 Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............................................................................................. 49 Tabel 4.2 Kategori Skor N-Gain Siswa Berdasarkan Hasil Pretest dan Posttest........................................................................................ 51 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............................................................................................. 51 Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest .................................... 52 Tabel 4.5 Uji Hipotesis Hasil Pretest ................................................................ 53 Tabel 4.6 Uji Hipotesis Hasil Posttest ............................................................... 54 Tabel 4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa .............................................. 55
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Desain Pembelajaran Strategi TTW ................................... 15 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir Penelitian .................................................. 29 Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian ............................................................... 34 Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .................................................................................... 47 Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .................................................................................... 58
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Instrumen Tes dan Non Tes Lampiran A.1 : Instrumen Tes (Hasil Belajar) A.1.1
Kisi-kisi Instrumen Tes (Hasil Belajar)
A.1.2
Soal Uji Coba Instrumen Tes + Kunci Jawaban
A.1.3
Perhitungan Uji Validitas Instrumen Tes
A.1.4
Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Tes
A.1.5
Perhitungan Taraf Kesukaran Instrumen Tes
A.1.6
Perhitungan Daya Pembeda
A.1.7
Rekapitulasi Hasil UJi Coba Instrumen Tes
A.1.8
Data mentah Hasil Pretest siswa kelas Eksperimen
A.1.9
Data mentah Hasil Posttest siswa kelas Eksperimen
A.1.10 Data mentah Hasil Pretest siswa kelas Kontrol A.1.11 Data mentah Hasil Posttest siswa kelas Kontrol Lampiran A.2 : Instrumen Non Tes A.2.1
Instrumen non Tes Yang Dipakai Dalam Penelitian
A.2.2 Data Hasil Observasi TTW Lampiran B Perangkat Pembelajaran Lampiran B.1 : Silabus Pembelajaran Fisika Bab Fluida Lampiran B.2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Eksperimen 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 3 Lampiran B.3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Kontrol 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 3
x
Lampiran B.4 : Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) Tekanan Hidrostatis 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) Hukum Archimedes 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Hukum Pascal Lampiran C Data Lampiran C.1 : Data Hasil Pretest dan Posttest 1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol 2. Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol 3. Skor Normal Gain (N-Gain) Lampiran C.2 : Uji Normalitas Pretest dan Posttest 1. Uji Normalitas Hasil Belajar (Pretest) 2. Uji Normalitas Hasil Belajar (Posttest) Lampiran C.3 : Uji Homogenitas Pretest dan Posttest 1. Uji Homogenitas Data Hasil Pretest 2. Uji Homogenitas Data Hasil Posttest Lampiran C.4 : Uji Hipotesis (Hasil Posttest) Lampiran C.5 : Rekapitulasi Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa)
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam kehidupan seseorang, karena dapat membedakan kemampuan seseorang dalam berpikir. Orang yang memiliki kemampuan berpikir luas dapat bertahan di zaman yang semakin berkembang dengan pesat dan mampu meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Salah satu faktor yang menentukan kemajuan pendidikan yaitu apa yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas. Guru diharapkan mampu lebih mengembangkan profesionalisme dalam membelajarkan siswa dalam fungsinya sebagai fasilitator
pembelajaran.
Terdapat
banyak
teori
pembelajaran
yang
dikembangkan para ahli dalam upaya memberi masukan serta pengetahuan bagi para guru yang bertujuan untuk menjadikan siswa didikannya unggul menjadi jaminan bagi masa depan siswa itu sendiri baik yang akan melanjutkan pendidikannya atau yang akan terjun ke masyarakat. Proses pembelajaran di kelas adalah salah satu tahap yang sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran dapat dilakukan terhadap berbagai komponen seperti: siswa, guru, indikator pembelajaran, isi pelajaran, metode, media, dan evaluasi. Guru sebagai salah satu mediator dan komponen pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan, karena guru terlibat langsung di dalamnya. Seorang guru harus menguasai berbagai metode pembelajaran, ia juga harus menguasai teknik dan strategi agar metode yang telah dikuasainya itu 1
2
bisa diterapkan dengan tepat dalam suatu pembelajaran. 1 Apalagi jika mengajar mata pelajaran eksakta, maka guru harus lebih mampu membuat siswa tertarik, mengerti, dan paham akan pelajaran yang diajarkan. Dari penelitian yang dilakukan oleh Wardiman Djojonegoro, seperti yang dikutip oleh Dipdip Herdianata ternyata diketahui bahwa mata pelajaran fisika dirasa sebagai mata pelajaran paling sulit di sekolah sehingga kurang disenangi siswa.
2
Rendahnya hasil belajar fisika siswa bukan hanya
disebabkan karena fisika itu sulit, melainkan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan, anggapan/ asumsi yang keliru dari guru-guru yang menganggap bahwa pengetahuan itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Dengan adanya asumsi tersebut, guru memfokuskan pembelajaran fisika pada upaya penuangan pengetahuan tentang fisika sebanyak mungkin kepada siswanya. Akan tetapi, dalam perkembangan seperti sekarang ini, guru dituntut agar tugas dan peranannya tidak lagi sebagai pemberi informasi (transmission of knowledge), melainkan sebagai pendorong belajar agar siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui berbagai aktivitas seperti pemecahan masalah dan komunikasi. Untuk itu, diperlukan sebuah model yang senantiasa digunakan dan dikembangkan oleh guru untuk mengkonstruksi konsep fisika siswa dengan baik dan benar. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi, juga hasil belajar fisika siswa adalah dengan melaksanakan model atau strategi pembelajaran yang relevan untuk diterapkan oleh guru. Model atau strategi yang sebaiknya diterapkan adalah model atau strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri
1
Ismail SM, M.Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Semarang: RaSAIL Media Grup, 2008), h. 25. 2 Dipdip Herdianata, Penerapan Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA. (Skripsi S1 Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia, 2008), pendahuluan.
3
sehingga siswa lebih mudah untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan dan mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk lisan maupun tulisan. Salah
satu
strategi
pembelajaran
yang
diharapkan
dapat
menumbuhkembangkan kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman siswa dan dapat mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk lisan maupun tulisan adalah strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Strategi pembelajaran ini diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin (1996) pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. 3 Mengingat proses belajar siswa yang sangat perlu mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri agar lebih mudah memahami konsep-konsep yang diajarkan dan mengkomunikasikannya, yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajar fisika siswa, maka penulis merasa perlu untuk memilih strategi pembelajaran Think-Talk-Write, karena mempunyai beberapa karakteristik yaitu: 1) Melibatkan siswa secara aktif dalam melakukan eksplorasi suatu konsep fisika. 2) Mengkonstruksi dengan benar pengetahuan awal siswa baik dari pengalaman maupun informasi yang diterima. 3) Termasuk model pembelajaran konstruktif yang dilakukan secara kooperatif. 4) Think-TalkWrite dibangun oleh kemampuan berpikir, berbicara, dan menulis siswa yang dikelompokkan secara heterogen kemudian diberikan permasalahan untuk dipikirkan, didiskusikan dalam kelompok dan kelasnya yang kemudian dicari solusi. 5) Karena terdapat langkah diskusi maka guru dengan mudah mengetahui miskonsepsi siswa dan dengan diskusi juga dapat diarahkan untuk merubah konsepnya. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang strategi pembelajaran Think-TalkWrite dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”.
3
Martinis Yamin dan Bansu. Taktik Mengembangkan Kemampuan Siswa (Jakarta: Gaung Persada, 2008), h. 84.
4
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang sudah dipaparkan di depan, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa materi fisika merupakan materi yang sulit untuk dipelajari. 2. Guru sulit dalam memilih dan menerapkan dengan tepat strategi pembelajaran yang telah dikuasainya. 3. Kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan, dan anggapan/ asumsi yang keliru dari guru-guru yang menganggap bahwa pengetahuan itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa menyebabkan rendahnya hasil belajar fisika siswa. 4. Guru masih bingung menentukan strategi apa yang harus digunakan agar siswa dapat mengkonstruksi pemahaman mereka dengan baik C. Pembatasan Masalah Berhubung aspek yang berkaitan dengan penelitian ini cukup kompleks, dan untuk lebih memfokuskan pembahasannya, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar fisika yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan hasil tes kognitif saja. Ranah kognitif yang dinilai berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Madaus, dkk. 4 Ranah kognitif yang akan diukur pada penelitian ini adalah mulai C1 sampai dengan C4 (ingatan, pemahaman, penerapan, analisis), yang diperoleh dari hasil posttest dan didukung oleh observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. 2. Karena materi fisika yang diajarkan pada bab fluida ini terbagi menjadi 2, yaitu fluida statis dan fluida dinamis, maka peneliti membatasi konsep fisika yang diajarkan dalam penelitian ini adalah fluida statis yang mencakup tekanan pada benda padat, cair dan gas, tekanan hidrostatis,
4
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.117 – 121.
5
hukum Archimedes, hukum Pascal, tegangan permukaan, viskositas, dan kapilaritas. D. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pengaruh strategi pembelajaran Think-Talk-Write terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI pada konsep fluida statis?”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran Think-Talk-Write terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep Fluida Statis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat yaitu: 1. Memberikan informasi bagi pihak terkait tentang strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran fisika bagi siswanya. 2. Memberikan
sumbangsih pengetahuan tentang salah satu strategi
pembelajaran sebagai referensi untuk peneliti-peneliti yang akan datang.
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teoritis 1. Pembelajaran Konstruktif Konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan belajar yang menyatakan bahwa siswa akan belajar dengan lebih baik jika mereka secara
aktif
membangun
(construct)
sendiri
pengetahuan
dan
pemahamannya. 1 Dalam hal ini, siswa belajar dengan mengembangkan pengetahuan awal yang sudah terlebih dahulu dimilikinya. Dengan bermodalkan pengetahuan awal ini, siswa mencoba membangun sendiri pengetahuan dan pemahamannya didasarkan pada informasi-informasi baru yang diterimanya baik dari lingkungan maupun dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Nur dalam Trianto menyatakan bahwa menurut teori konstruktivisme, salah satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan yaitu guru tidak hanya sekedar memberikan ilmu/ pengetahuan kepada siswa. Tetapi siswa sendiri yang membangun pengetahuan di dalam pikirannya. Pada proses ini kemudahan yang diberikan oleh guru yaitu dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang dapat membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, tetapi siswa sendiri yang berusaha menaiki anak tangga tersebut. 2 Berkaitan dengan proses pembelajaran, Piaget mengemukakan bahwa pembelajaran yang baik harus melibatkan pemberian situasi-situasi 1
John W Santrock, Educational Psychology, 2nd Edition, (New York: McGraw Hill Companies Inc., 2004), h. 314. 2
Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 13-14.
6
7
sehingga seorang anak dapat secara mandiri melakukan eksperimen atau mencoba segala sesuatu yang terjadi, memanipulasi tanda-tanda, simbolsimbol, mengajukan pertanyaan, dan menemukan sendiri jawabannya, mencocokan yang ia temukan pada suatu saat dengan yang ia temukan pada saat yang lain, dan membandingkan temuannya dengan temuan anak lain. Pernyataan ini sangat berkaitan dan didasarkan dengan konsep Piaget tentang konstruktivisme kognitif dan tahapan-tahapan perkembangan kognitif seseorang. 3 Sebagian besar perkembangan kognitif ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan
lingkungan. Piaget yakin bahwa
pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Karena pengetahuan datang dari tindakan. Sementara, interaksi sosial dengan teman sebaya (khususnya berargumentasi dan berdiskusi) dapat membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis. 4 Teori konstruktivisme erat kaitannya dengan penguasaan konsep fisika. Confrey mengemukakan bahwa terdapat 10 karakteristik dari powerful constructions yang salah satunya adalah sesuatu yang cocok dengan pendapat para ahli atau bahasa siswa “Apakah ini benar?” sedangkan konsep itu sendiri adalah sesuatu kaidah dalam keilmuan sains (khususnya fisika) yang dikemukakan para ahli. 5 Konstruktivisme dalam pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu pandangan dalam pembelajaran yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan awal siswa, yang kemudian dikonstruksikan menjadi pengetahuan baru yang bermakna dan dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata. Ciri dari pembelajaran konstruktivis adalah proses
3
http://file.upi.edu/Direktori/E%20%20FPTK/JUR.%20PEND.%20TEKNIK%20MESIN/196902111993031%20%20AGUS%20SETIAWAN/Model2%20Pembelajaran.pdf. 4 http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/teori-perkembangan-kognitif-piaget.html 5 Erman Suherman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (Bandung: UPI, 2001), h. 72-73
8
pembelajaran berpusat pada siswa dan keaktifan siswa, guru berperan sebagai fasilitator/mediator dan motivator yang menstimuli siswa untuk belajar sesuatu yang bermakna melalui pemahaman. Konstruktivisme juga merupakan suatu pendekatan belajar yang diharapkan mampu membangun atau mengkonstruk sendiri pengetahuan siswanya, sehingga guru hanya mengawasi atau mempresentasikan suatu masalah dan mengarahkan siswa untuk mencapai pengetahuan atau menyelesaikan masalah itu. 2. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. 6 Dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang beranggotakan empat hingga enam orang yang bersifat heterogen. “Cooperative learning is both an instructional technnique and teaching philosophy that encourages students to work together to maximize their own learning and the learning of their peers”. 7 (pembelajaran kooperatif adalah kedua teknik instruksi dan falsafah mengajar yang menganjurkan siswa untuk bekerjasama agar memaksimalkan belajarnya sendiri dan pengajaran oleh teman sebaya.) Pembelajaran
kooperatif
mempunyai
ciri-ciri
tertentu
bila
dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain. Arends dalam trianto menyatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu: 8 a) Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar; b) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah (heterogen); c) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari budaya, ras, suku, jenis kelamin yang beragam; dan 6 7
Trianto.Op. Cit., h. 41.
Martinis Yamin dan Bansu. Taktik Mengembangkan Kemampuan Siswa (Jakarta: Gaung Persada, 2008), h. 74. 8 Trianto.Op. Cit., h. 47
9
d) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu. Adapun fase-fase dari pembelajaran kooperatif yaitu: 9 a) Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa, b) Menyampaikan informasi, c) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, d) Memantau kelompok siswa dan membimbing bilamana perlu, e) Evaluasi dan umpan balik dan memberikan penghargaan. Sehingga
pembelajaran
kooperatif
adalah
suatu
pendekatan
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil yang mempunyai tujuan yang sama yaitu menyelesaikan permasalahan, sehingga menimbulkan adanya interaksi (diskusi antar anggota kelompok). Pembelajaran kooperatif ini memerlukan kerjasama antar siswa dan saling ketergantungan dalam pencapaian tugas, tujuan dan penghargaan. 3. Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write Definisi strategi pembelajaran menurut Arthur L. Costa dalam Trianto yaitu merupakan pola kegiatan pembelajaran berurutan yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar siswa yang diinginkan. 10 Dalam kamus Inggris-Indonesia, Think artinya “1. Pikir …. 2. Kira, pikir …. 3. Berpikir, …. .” 11 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berpikir artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. 12 Think (berfikir) adalah teknik pemanfaatan keseluruan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Dalam berfikir, otak seringkali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk 9
Martinis Yamin dan Bansu. Op. Cit,. h. 75 Trianto.Op. Cit., h. 129. 11 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 587. 12 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 872. 10
10
dan perasaan. Dalam berfikir menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik ini dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Seperti peta jalan
yang
digunakan
untuk
belajar,
mengorganisasikan
dan
merencanakan. Cara berfikir ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. 13 Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, berpikir (think) merupakan kegiatan pemanfaatan otak yang dilakukan untuk mengambil keputusan misalnya
merumuskan
pengertian,
mensintesis,
dan
menarik
kesimpulan setelah melalui proses mempertimbangkan. Dalam kamus Inggris-Indonesia, Talk artinya “1. Percakapan 2. Pembicaraan, perbincangan 3. Berpikir, …. .” 14 Talk artinya berbicara (Kamus Inggris-Indonesia). Sedangkan dalam KBBI, bicara artinya pertimbangan, pikiran, pendapat.
15
Talk (komunikasi lisan) dapat
digunakan dalam segala macam situasi belajar, namun tidak merupakan satu-satunya alat. Bagi kelas-kelas rendah SD mungkin komunikasi lisanlah yang paling efektif. Akan tetapi di kelas-kelas yang lebih tinggi, bila anak-anak telah pandai membaca, bahan tertulis, dan gambar-gambar tidak kurang efektifnya dibandingkan komunikasi verbal. Komunikasi lisan (berbicara) banyak manfaatnya dalam berbagai situasi belajar, seperti memberi bimbingan belajar, dalam memberikan feedback atau balikan, atau memulai topik baru. Dalam kamus Inggris-Indonesia, Write artinya “1. menulis …. .” 16 Sedangkan dalam KBBI menulis adalah membuat huruf (angka, dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya).
17
Write
(menulis) adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak
13
Bobbi De Porter dan Mike Hernacki. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. (Bandung: Mizan Pustaka, 2004), h. 153. 14 John M. Echols dan Hassan Shadily, Op. Cit, h. 578. 15 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Op. Cit., h. 148. 16 John M. Echols dan Hassan Shadily, Op. Cit, h. 654. 17 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Op. Cit. h. 1219.
11
kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika). Tulisan yang baik memanfaatkan kedua belah otak. 18 Sehingga strategi Think-Talk-Write merupakan perencanaan dan tindakan yang cermat mengenai kegiatan pembelajaran yaitu melalui kegiatan berpikir (think), berbicara /berdiskusi, bertukar pendapat (talk) dan menulis hasil diskusi (write) agar kompetensi yang diharapkan tercapai. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa adalah strategi Think-Talk-Write (TTW) yang diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin. “TTW is a strategy that facilitates the oral rehearsal of language and writing fluency. It is based on the understanding that learning is a social behavior. It encourages students to think, talk, and then write regarding a topic.”
19
(TTW adalah strategi yang memfasilitasi latihan lisan bahasa
dan fasih menulis. ini berdasarkan pemahaman bahwa belajar adalah tingkah sosial. Ini menganjurkan siswa utnuk berpikir, berbicara, lalu menulis mengenai pokok bahasan). Think-Talk-Write dikembangkan dari pendekatan kooperatif sehingga dalam pelaksanaannya strategi ini membagi sejumlah siswa ke dalam beberapa kelompok secara heterogen. Jika mengacu pada definisi tersebut, maka strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) termasuk ke dalam jenis pendekatan yang berpusat pada siswa karena dalam strategi ini siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator
pembelajaran.
Dalam
pelaksanaan
yang
menggunakan
kelompok, maka Think-Talk-Write juga mengacu kepada pembelajaran kooperatif yang dapat mengkonstruksi penguasaan konsep fisika. Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak,
18
mengkritisi,
dan
alternatif
solusi),
hasil
bacaannya
Bobbi De Porter dan Mike Hernacki. Op.Cit. h. 179. http://www.Google.com/search?q=mtsd.kl.12.wi.us/MTSD/District/ela-curriculum03/Writing/think_talk_write.html. 19
12
dikomunikasikan dengan laporan hasil presentasi.
20
presentasi, diskusi, dan kemudian membuat Tahapan dalam pembelajaran yang dilakukan
diantaranya: 1. Berpikir (think) Aktivitas berpikir (think) siswa dapat dilihat ketika dalam pembelajaran terdapat kegiatan yang memancing siswa untuk memikirkan sebuah permasalahan fisika, baik dengan cara guru atau siswa melakukan demonstrasi, pengamatan gejala fisis, membaca buku paket atau artikel fisika yang berkaitan dengan konsep, atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu siswa mulai memikirkan kemungkinan jawaban atau solusi dari permasalahan dengan cara siswa mencatat atau mengingat bagaimana/ apa yang dipahami atau tidak dipahami. Menurut Wiederhold dalam Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari menyetakan membuat catatan berarti menganalisiskan tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Selain itu belajar rutin membuat/ menulis catatan setelah membaca merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama, dan setelah membaca. Membuat catatan dapat mempertinggi pengetahuan siswa, bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis. 21 2. Berbicara (talk) Tahap berikutnya yaitu talk, yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Fase berkomunikasi (talk) memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Pada umumnya berkomunikasi dapat berlangsung secara alami, tetapi menulis
tidak.
Proses
komunikasi
dipelajari
siswa
melalui
kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah, proses komunikasi dapat dibangun
20
Suyatno, M.Pd., Menjelajah Pembelajaran Inovatif (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009), h. 66. 21 Martinis Yamin dan Bansu, Op Cit., h. 85.
13
di kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis ide yang berhubungan dengan pengalaman mereka, sehingga mereka mampu untuk menulis tentang ide itu. Selain itu, berkomunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi dan meningkatkan aktivitas belajar di dalam kelas. Selanjutnya berkomunikasi atau dialog baik antar siswa maupun dengan guru dapat meningkatkan pemahaman. Hal ini bisa terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk berbicara atau berdialog, sekaligus mengkonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan melalui dialog. 22 Siswa melakukan komunikasi dengan rekan sekelompok dalam diskusi kelompok yang membahas kemungkinan jawaban atau solusi dari permasalahan sehingga diperoleh solusi kelompok untuk didiskusikan kembali dalam diskusi kelas. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa. 3. Menulis (write) Selanjutnya tahap write, yaitu menuliskan hasil diskusi/ dialog pada lembar kerja yang disediakan (lembar aktivitas siswa). Aktivitas menulis berarti mengkonstruksikan ide, karena setelah berdiskusi kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa. Selain itu Masingila & Wisniowsak
dalam
Martinis
Yamin
dan
Bansu
I.
Ansari
mengemukakan bahwa aktivitas menulis siswa bermanfaat bagi guru yaitu dapat memantau kesalahan siswa, miskonsepsi, dan konsep siswa terhadap ide yang sama. 23 Selama tahap ini, aktivitas yang dilakukan oleh siswa adalah: 24 1) Menuliskan solusi permasalahan/ pertanyaan yang diberikan,
22
Ibid., h. 87 Ibid., Loc. Cit. 24 Ibid., h. 88. 23
14
2) Mengorganisasikan semua pekerjaan langkah-demi-langkah, baik dalam penyelesaiannya menggunakan diagram, grafik, ataupun tabel agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti, 3) Mengoreksi semua pekerjaan sehingga tidak ada pekerjaan ataupun perhitungan yang tertinggal, 4) Meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca, dan terjamin keasliannya.
15
Guru
Belajar Bermakna Melalui Strategi TTW Dampak
Situasi Masalah Open-Ended
Siswa THINK
Membaca Teks & Membuat Catatan Secara Individual
TALK
Interaksi dalam Grup: Untuk Membahas Isi
WRITE
Konstruksi Pengetahuan Hasil dari Think & Talk Secara Individual
Siswa
Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi
Gambar 2.1. Bagan Desain Pembelajaran Strategi TTW 25
25
Ibid,. h. 87
16
Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi TTW: 26 1. Guru membagi teks bacaan berupa lembaran aktivitas siswa yang
memuat situasi masalah bersifat open-ended dan petunjuk serta prosedur pelaksanaannnya. 2. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara
individual, untuk dibawa ke forum diskusi (think). 3. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas
isi catatan (talk). Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar. 4. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi
(write). Karakteristik pembelajaran Think-Talk-Write yang membedakan dengan strategi pembelajaran yang lain, diantaranya: a. Melibatkan siswa secara aktif dalam melakukan eksplorasi suatu konsep fisika. b. Mengkonstruksi dengan benar pengetahuan awal siswa baik dari pengalaman maupun informasi yang diterima. c. Termasuk model pembelajaran konstruktivisme yang dilakukan secara kooperatif. d. Think-Talk-Write dibangun oleh kemampuan berpikir, berbicara, dan menulis siswa yang dikelompokkan secara heterogen kemudian diberikan permasalahan untuk dipikirkan, didiskusikan dalam kelompok dan kelasnya yang kemudian dicari solusi. e. Karena terdapat langkah diskusi maka guru dengan mudah mengetahui miskonsepsi siswa dan dengan diskusi juga dapat diarahkan untuk merubah konsepnya. Think-Talk-Write diantaranya: 27
26 27
Ibid,. h. 90 Ibid,. h. 84.
memberikan
keuntungan
kepada
guru,
17
a. Guru dapat mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan menantang siswa untuk berpikir. b. Guru dapat mendengarkan dengan hati-hati ide atau gagasan siswa. c. Guru dapat menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan maupun tulisan. d. Guru dapat memutuskan apa yang akan digali dan dibawa siswa dalam diskusi. e. Guru
dapat
memutuskan
mengklarifikasi
kapan
persoalan-persoalan,
memberikan menggunakan
informasi, model,
membimbing, dan membiarkan siswa berjuang untuk memecahkan soal. f. Guru dapat memonitoring dan
menilai partisipasi siswa dalam
diskusi, dan memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
TTW
(Think-Talk-Write)
adalah
suatu
strategi
pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran konstruktivisme dan kooperatif dimana tahapannya yaitu think (berpikir, siswa melakukan demonstrasi, pengamatan gejala fisis, membaca buku paket atau artikel fisika yang berkaitan dengan konsep, atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari), talk (berbicara, siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi), dan write (menulis, siswa menuliskan hasil diskusi dan presentasi dalam bentuk laporan). 4. Hasil Belajar Fisika a) Definisi Belajar Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal. Namun sebenarnya apa belajar itu, masing-masing orang mempunyai pendapat yang tidak sama. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/ materi pelajaran.
18
Menurut Morgan seperti yang dikutip oleh Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dan tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. 28 Menurut pendapat ini, belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya pada jumlah pengetahuan, melainkan juga berbentuk kecakapan, kebiasaan, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendekatan mengenai segala aspek organism atau pribadi seseorang. Sedangkan W.S. Winkel mengemukakan bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai aktifitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam
interaksi
aktif
dengan
lingkungan,
yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap, dimana perubahan ini bersifat secara konstan dan berbekas. 29 Dari pendapat tersebut tampak bahwa belajar hanya dibatasi pada segi mental saja, yaitu proses aktifitas psikis seseorang Belajar menurut Muhibbin Syah mengutip pendapat Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan, yaitu: 30 1. Rumusan pertama berbunyi: belajar adalah perolehan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. 2. Rumusan kedua berbunyi: belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku atau ilmu yang dimiliki dari tidak tahu menjadi tahu akibat dari latihan dan pengalaman.
28
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 84. W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2007), Cet Ke- 10, h. 59. 30 Tersedia di www.zafar14.wordpress.com/2010/04/25/keberhasilan-belajar-dan-berbagaiupaya-untuk-memotivasi-siswa-dalam-belajar/+Dictionary+of+Psychology+ membatasi+ belajar+ dengan+dua+macam+rumusan&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a. 29
19
b) Hakikat Belajar Fisika Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah. IPA merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan fenomena yang terjadi di alam, dengan mempelajari seluk beluk alam dan fenomenanya siswa diharapkan mampu memahami manfaat alam dalam kehidupan sehari-hari dan dapat bermanfaat bagi siswa dalam menjalani kehidupannya. IPA berkaitan dengan bagaimana siswa mencari tahu fenomena alam secara sistematis. 31 Sehingga IPA bukan hanya sekumpulan pengetahuan yang harus dihafal siswa melainkan siswa harus memiliki kemampuan proses penemuan (discovery). IPA pada hakikatnya bermula dari rasa keingintahuan manusia secara kodrati terhadap apa yang ada di sekelilingnya (alam). Secara khusus, siswa di sekolah juga memiliki rasa ingin tahu tentang fenomena alam yang seharusnya diarahkan dengan benar oleh guru agar berlangsung secara sistematis dan tidak terjadi miskonsepsi. Penggalian keingintahuan siswa ini dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya: metode eksperimen, demonstrasi, membaca artikel fisis, mendeskripsikan fenomena alam yang ada di sekitarnya, dan lain-lain dengan tujuan siswa dapat menemukan konsep dan pola sendiri secara konstruktif. Kartika Budi dalam Widya Dharma menyebutkan bahwa hakikat sains (IPA) mencakup tiga aspek yaitu proses, produk, dan sikap. 32 IPA sebagai proses berarti IPA diperoleh melalui kegiatan mengamati, eksperimen, berteori, mengeneralisasi, dan sebagainya. IPA sebagai produk artinya mempelajari konsep, hukum, azas, prinsip, dan teori. IPA
31
sebagai
sikap
artinya
dalam
pembelajaran
IPA
dapat
Pusat Kurikulum, Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu,(Jakarta: Balitbang Depdiknas), h. 4. 32 Widya Dharma, edisi April 2001. h. 45.
20
dikembangkan sikap ingin tahu, terbuka, jujur, teliti, kerja sama, dan sebagainya. Salah satu cabang IPA yang dipelajari di sekolah adalah fisika. Fisika mempelajari fenomena fisis alam sehingga menjadi dasar perkembangan teknologi dan komunikasi. Fisika bersifat faktual, empiris, dan eksperimental yang dapat membentuk pola berfikir seseorang. Pola berfikir yang dimaksud adalah berfikir
logis, sistematis,
analitis,
dan
kritis.
Fisika
mengemukakan fenomena alam berdasarkan fakta yang benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan dengan proses percobaan (eksperimen). c) Hasil Belajar Fisika Hasil belajar merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh siswa melalui proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. 33 Indikator digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa, ditentukan dari tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang telah ditetapakan. Tujuan pembelajaran yang populer di Indonesia yaitu yang dilandasi taksonomi pendidikan Bloom. Benyamin Bloom secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah sasaran pendidikan yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Masing-masing ranah dapat dirinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan, yaitu sebagai berikut: 1. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak) yang meliputi: 34
33
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 22. 34 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama, “Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi”, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 18-19
21
a. Knowledge
(ingatan,
pengetahuan)
adalah
kemampuan
seseorang untuk mengingat kembali atau mengenali istilah, ide, rumus, dan sebagainya. b. Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, member contoh) adalah pemahaman terhadap hubungan antar faktor, antar konsep, antar data dalam penarikan kesimpulan. c. Application
(menerapkan)
adalah
pengetahuan
untuk
memecahkan masalah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. d. Analysis (menguraikan dan menentukan hubungan) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan memahami hubungan di antara bagian faktor lainnya. e. Synthesis (sintesis) adalah menggabungkan informasi menjadi satu kumpulan atau konsep, merangkai berbagai gagasan menjadi sesuatu yang baru. f. Evaluation (menilai) merupakan kemampuan seseorang untuk membuat peryimbangan terhadap suatu situasi, nilai, atau ide. 2. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap ilmiah dan nilai, yang meliputi: 35 a. Reciving (sikap menerima) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. b. Responding (memberikan respon) adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. c. Valuing (penilai atau menentukan sikap) yaitu suatu sikap tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mampu menilai konsep atau fenomena, yaitu baik dan buruk. 35
Nana Sudjana, Op. Cit., h. 30
22
d. Organization (mengatur) adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, dan membawa perbaikan umum. 3. Characterization (pembentukan pola hidup) adalah karaktrisasi dengan suatu nilai yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi kepribadian dan tingkah lakunya. Ranah Psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang meliputi: 36 a. Persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara cirri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. b. Kesiapan mencakup kemampuan menempatkan dirinya dalam keadaan memulai suatu rangkaian gerakan. c. Gerakan kompleks mencakup kemampuan untuk melaksanakan keterampilan, yang terdiri dari beberapa komponen dengan lancer, tepat dan efisien. d. Kreativitas mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang berciri sebagai berikut: 37 a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar instrinsik pada diri siswa b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif).
36 37
Ahmad Sofyan, Op.Cit., h. 24. Nana Sudjana, Op Cit., h. 56-57
23
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol/menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya Adapun hasil belajar yang dimaksud di sini adalah sesuatu yang diketahui, diperoleh atau didapat setelah melalui proses belajar, baik karena ada guru yang mengajar ataupun siswa sendiri yang memanfaatkan lingkungannya untuk belajar. Secara singkat dapat dikatakan bahwa hasil belajar berupa perolehan perubahan tingkah laku yang meliputi; pengamatan, pengenalan, pengertian, perbuatan, keterampilan, perasaan, minat dan bakat. Dalam dunia pendidikan hasil belajar digunakan sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan. Hasil belajar menurut Gagne seperti yang dikutip oleh W.S Winkel, dapat dikaitkan dengan terjadinya perubahan kepandaian dan hasil belajar yang bertahap itu diwujudkan dalam lima kategori hasil belajar, yaitu: informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik, dan sika. 38 Lima kemampuan tersebut lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut: a. Kemampuan Intelektual (Intelectual Skill), kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membedakan, mengabstraksikan suatu objek, menghubung-hubungkan konsep dan dapat menghasilkan suatu pengertian, serta memecahkan suatu persoalan. b. Strategi
Kognitif
(Cognitive
Strategic),
yaitu
kemampuan
seseorang untuk mengatur dan mengarahkan aktifitas mentalnya sendiri dalam memecahkan persoalan yang dihadapi. c. Informasi Verbal (Verbal Informasi), yaitu kemampuan seseorang untuk menuangkan dalam bentuk bahasabaik lisan maupun tertulis.
38
W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, Op. Cit., h. 111-117.
24
d. Kemampuan
Motorik,
yaitu
kemampuan
seseorang
untuk
melakukan serangkaian gerakan jasmani dari anggota badan secara terpadu dan terkoordinasi. e. Sikap (Attitude), yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang berupa kecenderungan untuk menerima dan menolak suatu objek berdasarkan penelitian atas objek itu. Sedangkan menurut Zikri Neni Iska, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar, di antaranya: 39 (1) Faktor Internal/ dalam, yakni: a. Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera b. Psikologi, yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognisi. (2) Faktor Eksternal/ luar, yakni: a. Lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial. b. Instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana prasarana, administrasi dan manajemen. Secara garis besar, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa dibagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal siswa. Faktor internal siswa meliputi psikologis dan psikis siswa itu sendiri. Dan faktor eksternal siswa meliputi lingkungan di luar diri siswa. Dengan demikian, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek–aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari gejala-gejala alam melalui penelitian, percobaan dan pengukuran yang disajikan secara matematis berdasarkan hukum-hukum dasar untuk 39
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s. 2006) h. 85
25
menemukan hubungan antara kenyataan yang ada di alam. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas pembelajaran berupa penguasaan konsep fisika. B. Hasil Penelitian Relevan Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan penerapan strategi TTW dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: Bansu
Irianto
Ansari
menyatakan
bahwa
penerapan
strategi
pembelajaran TTW dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, motivasi berprestasi, dan kemampuan kreatif siswa. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pemahaman
siswa
yang
meliputi:
(1)
kemampuan
siswa
dalam
mengkonstruksikan soal (32,25%) meningkat menjadi (74,19), (2) ketepatan penggunaan rumus untuk menyelesaikan soal (40%) meningkat menjadi (83,33%), (3) kebenaran dalam proses menghitung (58,06%) meningkat menjadi (96,77%) b) hasil belajar siswa yang mendapatkan nilai = 75 meningkat dari (12,90%) menjadi (87,09%). 40 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurchayati di SMAN 1 Purwareja Banjarnegara menunjukkan bahwa pembelajaran dengan strategi Think-Talk-Write (TTW) berbantuan lembar kerja lebih efektif dari pada pembelajaran dengan metode ekspositori pada pokok bahasan trigonometri dengan hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi Think-Talk-Write berbantuan lembar kerja sebesar 58,57, ratarata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi Think-Talk-Write tanpa lembar kerja sebesar 46,35, dan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan metode eskpositori sebesar 53,81. Hasil uji kesamaan tiga rata-rata (ANAVA) diperoleh Fhitung sebesar 19,816 dan sig = 0,000 sedangkan harga Ftabel dengan peluang 0,95 dan dk (2, 87) sebesar 3,10. Dengan demikian H0 40
Bansu Irianto Ansari, “Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Strategi ThinkTalk-Write dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Kreatif Siswa SMP (Eksperimen di SMPN 19 Banda Aceh dan SMPN 4 Kab. Pidie),” (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unigha sigli, 2007), abstract.
26
ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen 1, kelompok eksperimen 2, dan kelompok kontrol. Persentase keaktifan siswa yang diajar dengan strategi Think-Talk-Write berbantuan Lembar Kerja pada pertemuan ke-1 sebesar 62,5%, pertemuan ke-2 sebesar 71,43%, pertemuan ke-3 sebesar 73,21%, persentase keaktifan siswa yang diajar dengan strategi Think-Talk-Write tanpa Lembar Kerja untuk pertemuan ke-1 sebesar 60,71%, pertemuan ke-2 sebesar 66,06%, pertemuan ke-3 sebesar 71,43%, sedangkan persentase keaktifan siswa yang diajar dengan metode ekspositori pada pertemuan ke-1 sebesar 42,86%, pertemuan ke-2 sebesar 51,79%, dan pertemuan ke-3 sebesar 58,93%. 41 Berdasarkan hasil penelitian di SMP Negeri 2 Singaraja menyatakan bahwa implementasi model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi Think-Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi matematika siswa. Pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi matematika siswa mengalami peningkatan. 42 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dipdip Herdianata di salah satu SMA di Kabupaten Bandung Barat menyatakan bahwa pembelajaran dengan Think-Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa dengan signifikan. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing skor tiap seri, yaitu: seri 1 sebesar 40,60 %, peningkatan seri 2 sebesar 40,35 % dan seri 3 sebesar 50,70 %. Dilihat dari peningkatan skor tersebut, pada seri 1 dan 2 terdapat kendala dalam pelaksanaan penelitian yaitu masalah pengelolaan kelas sehingga menyebabkan peningkatan pada seri 1 dan seri 2 lebih rendah dari pada seri 3. 43
41
Nurchayati, “Keefektifan strategi Think-Talk-Write Berbantuan Lembar Kerja Pada Pokok Bahasan Trigonometri Kelas X Semester 2 SMA Negeri 1 Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2006/2007.” (Skripsi S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Semarang , 2007), abstract. 42 “Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi dengan Strategi Think-TalkWrite (TTW) dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep (Studi Eksperimen di SMP Negeri 2 Singaraja)”(indoskripsi,2009). 43 Dipdip Herdianata, Penerapan Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA. (Skripsi S1 Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia, 2008), kesimpulan.
27
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zakiyatul Fikriyyah, diperoleh simpulan bahwa melalui belajar dalam kelompok kecil dengan strategi Think-Talk-Write di SMA Negeri 2 Kudus tahun pelajaran 2006/2007 mengalami peningkatan hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis siswa. Aktivitas siswa dalam belajar dalam kelompok kecil dengan strategi Think-Talk-Write adalah baik. Siswa dan guru menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran ini. 44 C. Kerangka Pikir Pembelajaran yang biasa digunakan (konvensional) bisa diindikasikan sebagai salah satu faktor yang dapat menghambat proses pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan. Sehingga hasil belajar fisika siswa masih rendah. Pemberian materi sering kali diajarkan dengan menggunakan metode ceramah, misalkan guru menerangkan rumus suatu hukum, kemudian siswa diharapkan mampu menerapkan rumus tersebut untuk mengerjakan kuis/ soal yang diberikan oleh guru. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI pada konsep Fluida Statis harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Konsep Fluida Statis dianggap sebagai salah satu konsep yang cukup sulit, karena siswa dituntut memiliki pemahaman konsep materi yang cukup baik. Tingkat kesulitan yang cukup tinggi ini mengharuskan proses belajar yang diberikan kepada siswa dengan tidak hanya mendidik siswa dari segi kognitif saja, tetapi juga harus memperhatikan kondisi siswa yang lainnya, seperti tingkat kenyamanan siswa dalam memperoleh materi. Materi yang cukup sulit jika perlakuan yang diberikan guru hanya satu arah saja, maka siswa akan kurang tertarik pada materi yang disampaikan.
44
Zakiyyatun Fikriyyah, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis siswa terhadap pelajaran matematika pokok bahasan logika matematika memalui belajar dalam kelompok kecil dengan strategi think-talk-write pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Kudus tahun pelajaran 2006/2007. (skripsi S1 F MIPA Universitas Negeri Malang, 2007), abstract.
28
Oleh sebab itu, strategi pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan agar siswa dapat saling membantu sehingga dapat memahami kebutuhannya adalah Think-Talk-Write (TTW). TTW merupakan gebrakan baru dalam strategi pembelajaran yang diharapkan memiliki pengaruh baik terhadap hasil belajar fisika siswa yang dikembangkan dari model kooperatif, sehingga dalam pelaksanaannya strategi ini membagi sejumlah siswa ke dalam beberapa kelompok-kelompok kecil (terdiri dari 5 – 6 siswa) secara heterogen untuk saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama. Tahapan pembelajaran ini yaitu: berpikir (think), guru atau siswa melakukan demonstrasi, pengamatan gejala fisis, membaca buku paket atau artikel fisika yang berkaitan dengan konsep Fluida Statis, atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu siswa mulai memikirkan kemungkinan jawaban atau solusi dari permasalahan dengan cara siswa mencatat atau mengingat bagaimana/ apa yang dipahami atau tidak dipahami. Bicara (talk), siswa melakukan komunikasi dengan rekan sekelompok dalam diskusi kelompok yang membahas kemungkinan jawaban atau solusi dari permasalahan sehingga diperoleh solusi kelompok untuk didiskusikan kembali dalam diskusi kelas. Tulis (write), siswa menuliskan hasil diskusi itu dalam catatannya (buku catatan dan atau lembak kerja siswa/ LKS) baik berupa definisi istilah maupun kejadian fisis yang terkait dengan persamaanpersamaan fisis. Dengan memilih strategi yang tepat, diharapkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Dari pernyataan di atas, maka dapat diduga adanya pengaruh pembelajaran dengan strategi Think-Talk-Write terhadap hasil belajar fisika siswa. Kerangka pikir penelitian tersebut dapat dilihat pada bagan kerangka pikir di bawah ini.
29
Hasil belajar fisika yang masih rendah
Materi/ konsep yang cukup sulit
Penyampaian materi/ konsep
Strategi TTW (Think-Talk-Write)
Melalui metode eksperimen
Tes hasil belajar kognitif (C1, C2, C3, C4)
Peningkatan hasil belajar fisika
Gambar 2.2. Bagan kerangka pikir penelitian
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan dan sekaligus diputuskan untuk dijadikan hipotesis penelitian yang dirumuskan sebagai berikut: H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran ThinkTalk-Write terhadap hasil belajar fisika siswa. Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran Think-TalkWrite terhadap hasil belajar fisika siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester genap tahun 2009-2010. Sedangkan untuk tempat penelitian yaitu di SMU Negeri 3 Rangkasbitung yang beralamat di Jl. Letnan Muharam No. 5 Rangkasbitung Kab. Lebak, Prov. Banten. B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau eksperimen semu dengan menggunakan satu sampel eksperimen. Metode ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen. 1 Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. 2 Pada desain ini, kedua kelompok akan diberi perlakuan (treatment) dengan pembelajaran yang berbeda. Sebelum belajar, kedua kelompok diberikan tes awal (pretest) dan setelah pembelajaran berakhir diberikan tes akhir (posttest) menggunakan soal yang sama dengan soal pada pretest. Desain penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.1 Desain Penelitian pretest-posttest control group design
1
Kelas
Pre-test
Treatment
Post-test
Eksperimen
T1
XE
T2
Kontrol
T1
XK
T2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007),
h. 77 2 Moh. Kasiram, Metode Penelitian, Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press), h. 165
30
31
Keterangan: T1
: pretest (tes hasil belajar sebelum mendapatkan perlakuan)
T2
: posttest (tes hasil belajar sesudah mendapatkan perlakuan)
XE : treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen yaitu menggunakan strategi pembelajaran TTW. Xk : treatment (perlakuan) pada kelas kontrol yaitu menggunakan pembelajaran konvensional (demonstrasi). C. Variabel Penelitian Variabel penelitian yaitu suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 3 Dalam penelitian ini, digunakan dua variabel untuk mencari pengaruh strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) terhadap hasil belajar fisika siswa, yaitu: 1. Variabel Bebas (Independent Variable); yaitu strategi pembelajaran ThinkTalk-Write (TTW). a. Definisi Konseptual TTW adalah strategi yang memfasilitasi latihan bahasa secara lisan dan menulis. Ini berdasarkan pemahaman bahwa belajar adalah tingkah sosial. TTW ini menganjurkan siswa utnuk berpikir, berbicara, lalu menulis mengenai pokok bahasan. b. Definisi Operasional Pembelajaran
think-talk-write
(TTW)
merupakan
suatu
pelaksanaan pembelajaran yang mengacu kepada pembelajaran kooperatif (berkelompok) yang mengarahkan siswa untuk berpikir tentang suatu permasalahan, mendiskusikan permasalahan itu dengan kelompok dan kelasnya untuk memperoleh solusi, dan dicatat oleh siswa dalam catatan siswa atau lembar kerja siswa (LKS).
3
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian,(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 3.
32
Dalam pelaksanaanya pembelajaran think-talk-write terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap berfikir (think) melakukan demonstrasi, pengamatan gejala fisis, membaca buku paket atau artikel fisika yang berkaitan dengan konsep, atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu siswa mulai memikirkan kemungkinan jawaban atau solusi dari permasalahan dengan cara siswa mencatat atau mengingat bagaimana/ apa yang dipahami atau tidak dipahami; tahap berbicara (talk) yaitu siswa melakukan diskusi kelompok yang membahas kemungkinan jawaban atau solusi dari permasalahan sehingga diperoleh solusi kelompok utnuk didiskusikan kembali dalam diskusi kelas; dan tahap menulis (write) yaitu siswa menuliskan hasil diskusi itu dalam catatannya (buku catatan atau LKS) baik berupa definisi istilah maupun kejadian fisisyang berkaitan dengan persamaan fisis. 4 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) adalah hasil belajar fisika a. Definisi Konseptual Hasil belajar yaitu mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar aspek kognitif mencakup ingatan, pemahaman, penerapan, dan analisis. Aspek afektif mencakup nilai dan sikap yang nampak dalam tingkah laku. Aspek psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan siswa. b. Definisi Operasional Hasil belajar fisika adalah sesuatu yang dibatasi pada hasil aspek kognitif, dimana hasil belajar tersebut merupakan penguasaan siswa dalam skor tes pada pelajaran fisika. D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 5 Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 3 Rangkasbitung tahun ajaran 2009-2010. Sedangkan untuk populasi terjangkaunya adalah seluruh 4
Martinis Yamin dan Bansu. Loc. Cit. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 130 5
33
siswa kelas XI program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMA Negeri 3 Rangkasbitung. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 6 Untuk pengambilan sampel penelitian ini ditentukan dengan teknik purpossive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian. 7 Berdasarkan teknik sampling tersebut, maka penulis mengambil kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Kelas XI IPA 1 ditetapkan sebagai kelas kontrol yang akan diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional sedangkan kelas XI IPA 2 ditetapkan sebagai kelas eksperimen yang akan diajar dengan menggunakan strategi think-talk-write (TTW). E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Ketiga tahapan ini terdiri dari beberapa bagian dengan alur sebagai berikut:
6
Ibid., h. 131. Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 22 – 23. 7
34
TAHAP PERSIAPAN
TAHAP PELAKSANAN
Perlakuan Terhadap Sampel Penelitian
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Tes Awal (Pretest)
Tes Awal (Pretest)
Penerapan Strategi TTW
Pembelajaran konvensional
Tes Akhir (Posttest)
Analisis Uji Statistik
Tes Akhir (Posttest)
TAHAP AKHIR 1. Pembahasan hasil penelitian 2. Penarikan Kesimpulan
Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian
F. Instrumen Penelitian Alat yang digunakan untuk memperoleh data disebut instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes hasil belajar fisika, yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest, yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi sebelum dan sesudah menggunakan strategi pembelajaran think-talk-write. Sedangkan instrumen
35
penunjang penelitian menggunakan instrumen non tes berupa lembar observasi siswa selama pembelajaran berlangsung. 1. Instrumen Tes Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan 5 alternatif jawaban (a, b, c, d, e). Skor yang digunakan adalah satu (1) untuk tiap butir soal yang dijawab dengan benar dan nol (0) untuk tiap butir soal yang hasil jawabannya salah. Instrumen yang digunakan dalam pretest dan posttest ini yaitu tes yang berupa soal penguasaan konsep yang disusun dengan bimbingan dosen pembimbing kemudian dilakukan judgement oleh dua orang dosen Jurusan Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan seorang guru mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 3 Rangkasbitung. Soal pretest dan posttest diujikan di kelas selain kelas eksperimen yang masih dalam populasi penelitian. Mengingat pentingnya kualitas alat pengambil data maka instrumen yang digunakan harus baik, sehingga data yang diperoleh adalah data yang sebenarnya. Untuk itu perlu adanya uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran terhadap instrumen yang digunakan. 1) Validitas Butir Soal Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen yang digunakan dalam penelitian. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur sesuatu yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data yang diteliti dengan tepat. Nilai validitas untuk masing-masing soal yang telah diujikan dapat ditentukan dengan menentukan koefisien korelasi point biserial sebagai berikut: 8
r pbi =
8
Mp − Mt SD t
p q
Subana, dkk. Statistik Pendidikan Cet. II (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h.156 – 157.
36
dimana: = indeks point biserial rpbi Mp
= Mean (rata-rata) skor yang dijawab betul oleh testee (peserta tes) pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.
Mt
= Mean (rata-rata) skor yang dijawab salah oleh testee (peserta tes) pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.
SDt
= Deviasi standar skor total.
p
= proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya.
q
= proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya. Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Butir Soal 9 Nilai rpbi
Interpretasi Validitas
0,800 - 1,00
Sangat tinggi
0,60 - 0,799
Tinggi
0,40 - 0,599
Cukup
0,20 - 0,399
Rendah
0,00 - 0,20
Sangat rendah
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh data bahwa dari 35 soal yang diujicobakan terdapat 21 soal yang dinyatakan valid, nilai yang didapat dari 21 butir soal yang valid yaitu sebesar 0.44. 10 Diantara 21 soal yang valid ini selanjutnya akan disaring kembali berdasarkan kriteria lainnya untuk dapat digunakan dalam penelitian ini.
9
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.7 10 Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran A.1.3.
37
2) Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh dengan melakukan tes terhadap orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi berbeda. Nilai reliabilitas diperoleh dengan menentukan koefisien reliabilitas tes. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menunjukkan reliabilitas suatu instrumen tes adalah teknik belah dua. 11 Dalam teknik ini, tes yang telah diberikan dibagi menjadi dua bagian. Kemudian tiap-tiap bagian diberikan skor secara terpisah. Terdapat dua prosedur yang dapat digunakan untuk membelah menjadi dua bagian sebuah tes, yaitu: a. Prosedur Ganjil-Genap. Pelaksanan prosedur ini adalah seluruh butir soal tes yang bernomor ganjil dikumpulkan menjadi satu kelompok, begitu pula dengan butir soal yang bernomor genap. b. Prosedur secara random (acak). Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut: 12
dimana: rn
= koefisien korelasi seluruh tes
N
= perbandingan antara panjang tes secara keseluruhan dengan panjang tes yang dikorelasikan
r1 2
= koefisien korelasi antara sebagian tes dengan bagian tes lainnya
Metode yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas ini adalah metode ganjil-genap. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa
11
Wayan Nurkancana dan P.P.N. Sumartana, Evaluasi Pendidikan Cet. IV (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h.132 . 12 Ibid. h. 133.
38
nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0,898 atau 0,90. 13 Nilai ini termasuk kategori tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini. Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Soal 14 Nilai r11/12
Interpretasi Reliabilitas
0,90 ≤ r11 ≤ 1,00
Sangat tinggi
0,70 ≤ r11 < 0,90
Tinggi
0,40 ≤ r11 < 0,70
Sedang
0,20 ≤ r11 < 0,40
Rendah
r11 < 0,20
Sangat rendah
3) Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut: 15
Keterangan: P
= indeks kesukaran
B
= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
Js
= jumlah seluruh siswa Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai tk dibagi ke dalam
kategori-kategori sebagai berikut:
13
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran A.1.4. Riduwan. Op. Cit., h. 8. 15 Subana dan Sudrajat. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, h.133. 14
39
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran 16 Nilai P
Interpretasi Tingkat Kesukaran
0,00 < P ≤ 0,30
Sukar
0,30 < P ≤ 0,70
Sedang
0,70 < P < 1,00
Mudah
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran, terdapat 14 butir soal termasuk kategori sukar, 16 butir soal termasuk kategori sedang, dan 5 butir soal termasuk kategori mudah. 17 4) Daya Pembeda Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). 18 Uji coba soal dilakukan terhadap jumlah sampel yang akan diteliti, sehingga kelompok atas dan kelompok bawah diperoleh dengan membagi dua jumlah siswa sama besar. Persamaan daya pembeda soal sebagai berikut: 19
Keterangan: DP = daya pembeda BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah 16
Riduwan. Op Cit, h. 8. Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran A.1.5. 18 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2008), Cet ke-8, edisi Revisi. h. 211. 19 Subana dan Sudrajat. Op Cit, h.134-135. 17
40
interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai DP dibagi ke dalam kategori-kategori sebagai berikut: Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Soal 20 Nilai dp
Interpretasi Daya Pembeda Soal
0,70 < dp ≤ 1,00
Sangat baik
0,40 < dp ≤ 0,70
Baik
0,20 < dp ≤ 0,40
Cukup
0,00 < dp ≤ 0,20
Jelek
dp = 0,00
Sangat jelek
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal, diperoleh data dengan kategori baik sekali sebanyak 5 butir soal, kategori baik sebanyak 15 butir soal, kategori cukup sebanyak 2 butir soal, kategori jelek 9 butir soal, dan kategori sangat jelek (drop) sebanyak 4 butir soal. 21 2. Instrumen Non tes Instrumen non tes dalam penelitian ini yaitu lembar observasi. Dalam penelitian kuantitatif, instrumen observasi lebih sering digunakan sebagai alat pelengkap instrumen lain. Observasi pada penelititan ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa kelompok eksperimen selama proses pembelajaran, yaitu sebanyak 2 kali pertemuan. Lembar observasi disusun berdasarkan kajian teori yang dilakukan oleh peneliti. G. Teknik Analisis Data Terdapat dua teknik analisis data yaitu data yang diperoleh dari instrumen tes berupa hasil belajar fisika, dan data yang diperoleh dari instrumen non tes berupa lembar observasi aktivitas siswa.
20 21
Riduwan. Op Cit, h. 9. Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran A.1.6.
41
1. Teknik Analisis Data Tes Hasil Belajar
a. Signifikansi Peningkatan Hasil Belajar Untuk mengetahui signifikansi peningkatan hasil belajar siswa, maka diperlukan sebuah analisis kuantitatif yang disebut dengan uji normal gain. Gain adalah selisih antara nilai pretest dan nilai posttest. Disamping itu, gain juga menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan. Uji normal gain dilakukan dengan menggunakan rumus normal-gain yang dinyatakan sebagai berikut. 22 N Gain (G) =
skor pos tes - skor pre tes skor ideal - skor pre tes
dengan kategorisasi perolehan berikut ini. a. g-tinggi
: skor G ≥ 0,70
b. g-sedang
: skor 0,30 ≤ G < 0,70
c. g-rendah
: skor G < 0,30
b. Uji Prasyarat Analisis Data Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. 1) Uji Normalitas Uji normalitas kelas eksperimen menggunakan Chi Kuadrat. Rumus Chi Kuadrat adalah: 23
X2
= Chi Kuadrat
Oi
= Frekuensi yang diperoleh dari sampel (data penelitian)
Ei
= Frekuensi yang diharapkan dari sampel
Maka X2 dikatakan normal jika Xhitung2 < Xtabel2.
22 23
Yanti Herlanti, Op. Cit., h. 52-53 Wayan Nurkancana dan PPN Sumartana, Op. Cit., h. 176.
42
Berikut langkah-langkah untuk menguji normalitas data, yaitu: a) Membuat tabel distribusi kelompok. b) Menentukan frekuensi tiap-tiap interval (fi). c) Menghitung titik tengah interval (X). d) Menghitung hasil fi dan Xi. e) Menghitung rata-rata dengan rumus:
f)
Menghitung standar deviasi dengan rumus:
g) Menghitung simpangan baku, yaitu akar dari S2. h) Menghitung batas nyata kelas. i)
Menghitung Z skor batas kelas dengan rumus:
j)
Menghitung batas luas daerah berdasarkan tabel.
k) Menghitung luas daerah tiap kelas interval, yaitu selisih antara batas atas dengan batas bawah. l)
Menghitung Ei (luas daerah di kali dengan jumlah sampel).
m) Menghitung Chi_kuadrat. Menghitung Xhitung2 dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan dk = k-1. Jika Xhitung2 < Xtabel2, maka data tersebut berdistribusi normal. 2) Uji Homogenitas. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: a) Menentukan varians b) Menghitung nilai F : 24
F
24
Ibid, h. 171.
V1 ⎛ S12 ⎞ = =⎜ ⎟ V2 ⎜⎝ S 22 ⎟⎠
43
Maksud dari setiap simbol pada persamaan uji F tersebut dijelaskan sebagai berikut ini. V1
= varians besar
V2
= varians kecil
S1
= deviasi standar data varians besar
S2
= deviasi standar data varians kecil
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut: a. jika Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians homogen). b. jika Fhitung > Ftabel,, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak memiliki varians homogen) c. Pengujian Hipotesis Jika hasil analisis datanya berdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik parametrik yaitu uji-t. Tetapi jika datanya tidak berdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik yaitu uji-U. Uji t harus diawali dengan serangkaian pengujian yang lain seperti: 25 a) Merumuskan hipotesis nol (terarah atau tidak terarah) b) Menentukan sampel representatif (termasuk ukuran sampelnya) c) Menguji normalitas sebaran data setiap kelompok penelitian d) Jika kedua kelompok sebaran datanya normal, dilanjutkan dengan pengetesan homogenitas varians. e) Jika kedua varians kelompok data itu homogen, baru dilanjutkan dengan uji t. f) Jika salah satu atau kedua kelompok penelitian mempunyai sebaran data yang tidak normal, maka pengujian perbedaan dua rata-rata (mean) ditempuh dengan analisis tes statistik nonparametrik. 25
Subana, dkk. Op. Cit., h.167 – 174.
44
g) Jika ternyata sebaran datanya normal, tetapi varians datanya tidak homogen, maka pengujian perbedaan dua rata-rata (mean) ditempuh dengan analisis uji t. Untuk data yang berdistribusi normal, pengujian hipotesis yang digunakan yaitu uji-t. Secara matematis, uji-t tersebut dirumuskan dalam persamaan berikut ini:
X1 − X 2
t=
dsg
1 1 + n1 n 2
dimana:
X 1 = rata-rata data kelompok A X 2 = rata-rata data kelompok B dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok A dan kelompok B n1
= jumlah data kelompok A
n2
= jumlah data kelompok B Nilai t pada uji hipotesis kemudian dikonsultasikan pada tabel
distribusi t pada taraf signifikansi tertentu. Taraf signifikansi yang diambil dalam penelitian ini dengan derajat keyakinan 95% , α = 5% dan dk = (n1 + n2 – 2) dengan kriteria penerimaan sebagai berikut: a. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. b. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian terdapat pengaruh strategi TTW terhadap hasil belajar fisika. Untuk uji statistik nonparametrik yang digunakan adalah uji U, yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini. 26
26
U 1 = n1 n 2 +
n1 (n1 + 1) − R1 dan 2
U 2 = n1 n 2 +
n 2 (n 2 + 1) − R2 2
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, h. 153-156.
45
dimana: n1 = jumlah sampel 1 n2 = jumlah sampel 2 U1 = jumlah peringkat 1 U2 = jumlah peringkat 2 R1 = jumlah rangking pada sampel n1 R2 = jumlah rangking pada sampel n2 Kriteria penentuan keputusan uji U adalah: a. Jika nilai Uhitung ≤ nilai Ucr, maka H0 ditolak dan Ha diterima. b. Jika nilai Uhitung > nilai Ucr, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut: H0 : µA = µB Ha : µA > µB Keterangan: H0 : Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran TTW terhadap hasil belajar fisika siswa. H1 : Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran TTW terhadap hasil belajar fisika siswa. µA:
Nilai rata-rata hasil belajar fisika yang telah diajarkan dengan strategi pembelajaran TTW.
µB:
Nilai rata-rata hasil belajar fisika yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.
2.
Teknik Analisis Data Hasil Observasi Data hasil observasi akan dianalisis secara kualitatif deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang aktivitas siswa kelompok eksperimen selama diberi perlakuan dengan penerapan strategi Think-Talk-Write.
Untuk
mengetahui
data
aktivitas
siswa
selama
pembelajaran berlangsung, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 27
27
Nana Sudjana, Op. Cit., h. 133.
46
Data yang diperoleh kemudian dikonversikan ke dalam bentuk kriteria nilai presentasi yang diklasifikasikan atas dasar tingkat sebagai berikut: 28 81 – 100% : baik sekali 61 – 80% : baik 41 – 60% : cukup 21 – 40% : kurang 0 – 20%
28
: sangat kurang
Piet. A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), h. 55-56.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Berikut disajikan data dari dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diambil dari pretest dan posttest. 1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diperoleh data dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: 1
Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Dari diagram batang di atas, hasil pretest untuk kelompok eksperimen dengan sampel 37 siswa yaitu: skor terendah 30, siswa yang mendapat skor terendah pada interval 30 sampai 39 yaitu 3 siswa atau
1
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran C.1.1
47
48
sebesar 8,11%, skor tertinggi 75, siswa yang mendapat skor tertinggi pada interval 70 sampai 79 yaitu 9 siswa atau sebanyak 24,32%. Skor terbanyak berada pada interval 60 sampai 69 dengan persentase 37,84%. Skor ratarata sebesar 60,45, varians 146,997, dan simpangan baku 12,12. Hasil pengolahan data pretest siswa pada kelas kontrol dengan sampel 36 diperoleh informasi sebagai berikut skor terendah 40, siswa yang mendapat skor terendah pada interval 40 sampai 49 yaitu sebanyak 4 siswa atau sebesar 11,11%, skor tertinggi 85, siswa yang mendapat skor tertinggi pada interval 80 sampai 89 sebanyak 8,33%. Skor terbanyak berada pada interval 60 sampai 69 yaitu sebanyak 13 siswa atau sebesar 36,11%, skor rata-rata sebesar 65,61, varians 124,45 dan simpangan baku 11,16. 2. Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Dari hasil perhitungan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diperoleh data dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: 2
Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 2
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran C.1.2.
49
Hasil pengolahan data posttest siswa pada kelas eksperimen dengan sampel 37 diperoleh informasi sebagai berikut skor terendah 75, siswa yang mendapat skor terendah pada interval 69 sampai 76 adalah 10,81%, skor tertinggi 100, siswa yang mendapat skor tertinggi pada interval 93 sampai 100 sebanyak 19 siswa atau sebesar 51,35%, skor rata-rata sebesar 89,36, varians 73,90 dan simpangan baku 8,6. Hasil pengolahan data posttest siswa pada kelas kontrol dengan sampel 36 diperoleh informasi sebagai berikut skor terendah 55, siswa yang mendapat skor terendah pada interval 53 sampai 60 yaitu sebanyak 1 siswa atau sebesar 2,78%, skor tertinggi 100, siswa yang mendapat skor tertinggi pada interval 93 sampai 100 yaitu sebanyak 14 siswa atau sebesar 38,89% . Skor terbanyak berada pada interval 95 sampai 102 dengan persentase 38,89%. Skor rata-rata sebesar 86,94, varians 116,37 dan simpangan baku 10,79. Hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam bentuk analisis deskriptif berupa rata-rata (mean), nilai tengah (median, skor terbanyak yang diperoleh siswa (modus) dan standar deviasi, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pemusatan dan Penyebaran Data
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Pretest
Posttest
Pretest
Posttest
Skor terbesar
75
100
85
100
Skor terkecil
30
70
40
55
Rata-rata (Mean)
60,45
89,36
65,61
86,94
Median (Median)
60
95
65
87,5
Modus (Mode, Mo)
65
100
60
95
12,12
8,6
11,16
10,79
Standar Deviasi
50
Berdasarkan tabel di atas, hasil analisis deskriptif pretest untuk kelompok eksperimen yaitu: skor terbesar 75 dan skor terkecil 30, rata-rata (mean) sebesar 60,45, median sebesar 60, modus sebesar 65, dan standar deviasi sebesar 12,12. Untuk kelompok kontrol diperoleh skor terbesar 85 dan skor terkecil 40, rata-rata (mean) sebesar 65, modus sebesar 60, standar deviasi sebesar 11,16. Hasil analisis deskriptif posttest untuk kelompok eksperimen yaitu: skor terbesar 100 dan skor terkecil 70, ratarata (mean) sebesar 89,36, median sebesar 95, modus sebesar 100, dan standar deviasi sebesar 8,6. Untuk kelompok kontrol diperoleh skor terbesar 100 dan skor terkecil 55, rata-rata (mean) sebesar 86,94, modus sebesar 95, standar deviasi sebesar 10,79.
3. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan penelitian, diperoleh data hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dengan rata-rata N-Gain adalah sebesar 0,72. Dengan kategori nilai N-Gain kelompok eksperimen adalah termasuk kategori tinggi 3 . Sedangkan rata-rata nilai N-Gain pada kelompok kontrol adalah sebesar 0,61. Dengan kategori nilai N-Gain kelompok kontrol adalah termasuk kategori sedang. Pada kelompok Eksperimen, kategori N-Gain tertinggi dengan frekuensi sebanyak 20 (54,05%), kategori sedang
dengan frekuensi
sebanyak 14 (37,84%) dan kategori rendah dengan frekuensi sebanyak 3 (8,11%). Sedangkan pada kelompok kontrol, kategori N-Gain tertinggi dengan frekuensi sebanyak 18 (50%), kategori sedang dengan frekuensi sebanyak 9 (25%) dan kategori rendah dengan frekuensi sebanyak 9 (25%). Berikut disajikan data nilai N-Gain siswa berdasarkan hasil Pretest dan Posttest. 4 3
Inayatussholihah, dkk. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Kegiatan Labolatorium (Praktikum) Pada Konsep Fotosintesis. dalam Jurnal Pendidikan IPA, EDUSAINS/Vol.1/No.1/Juni/2008. h.80. 4 Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran C.1.3.
51
Tabel 4.2. Kategori Skor N-Gain Siswa Berdasarkan hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Kategori N-Gain
Frekuensi
Frekuensi Persentase
N-Gain
Persentase N-Gain
Tinggi
20
54,05 %
18
50 %
Sedang
14
37,84 %
9
25 %
Rendah
3
8,11 %
9
25 %
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data 1. Uji
Normaliltas Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Kuadrat. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan data berdistribusi normal bila memenuhi kriteria χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel diukur pada taraf signifikasi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat dilihat seperti pada tabel berikut ini. 5 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Statistik N S
χ hitung χ 2 tabel 2
Kesimpulan
5
Eksperimen Pretest Posttest 37 37 60,45 89,36 12,12 8,6 13,6697 7,247
Kontrol Pretest Posttest 36 36 65,61 86,94 11,16 10,79 15,322 2,839
11,07
11,07
Normal
11,07 Tidak Normal
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran C1.4.
Normal
11,07 Tidak Normal
52
Pengujian dilakukan pada taraf signifikasi 95% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (dk) = 5 untuk kedua kelas sampel penelitian. Dari Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa hasil pretest kedua kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal karena memenuhi χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel , sedangkan hasil posttest kedua kelas tidak berdistribusi normal karena memenuhi χ 2 hitung > χ 2 tabel . 2. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setelah kedua kelas sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dicari nilai homogenitas. Dalam penelitian ini homogenitas didapat dengan menggunakan uji Fisher. Kriteria pengujian yang digunakan, yaitu: kedua kelas sampel dinyatakan homogen apabila
χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel diukur pada taraf signifikasi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji homogenitas kedua kelas sampel penelitian dapat dilihat seperti pada tabel berikut ini. 6 Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Nilai Varians (s²) F hitung F tabel Kesimpulan
Pretest Posttest Kelas Kelas Kelas Kelas Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol 146,89 124,55 73,96 116,42 1,179 1,574 1,735 Homogen Homogen
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (dk) = (36:35). Dari Tabel 4. 4 dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest kedua kelas eksperimen dan kontrol berasal dari populasi yang homogen karena memenuhi kriteria Fhitung ≤ Ftabel .
6
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran C.3.
53
C. Hasil Pengujian Analisis Data Hasil Belajar Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa data hasil belajar (pretest) kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen, sedangkan untuk hasil posttest kedua kelompok tidak berdistribusi normal dan homogen. Sehingga pengujian data hasil belajar kedua kelompok dilanjutkan pada analisis data berikutnya, yaitu uji hipotesis. Untuk hasil
pretest menggunakan uji “t” dengan kriteria pengujian, yaitu jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh thitung untuk skor pretest sebesar -1, 89. Pada taraf signifikansi 5% dan dk= 71, diperoleh skor ttabel = 1,9963. Data tersebut dapat dilihat lebih jelas pada tabel berikut ini. 7 Tabel 4.5 Uji Hipotesis Hasil Pretest Statistik
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
N
37
36
60,45
65,61
146,89
124,55
S² thitung
-1,89
ttabel
1,9963
Kesimpulan
Tidak Berbeda
Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai thitung sebesar -1,89 dan ttabel sebesar 1,9963. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung berada di daerah penerimaan Ho, yaitu: thitung ≤ ttabel atau -1,89 < 1,9963. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak pada taraf kepercayaan 0,95. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata skor pretest kelas eksperimen dengan rata7
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran C.4.1.
54
rata skor pretest kelas kontrol. Dengan demikian, kedua kelas memiliki kemampuan yang homogen dan kedua kelas layak untuk dijadikan sampel penelitian. Untuk hasil posttest menggunakan uji statistik nonparametrik, yaitu uji-U, karena data hasil posttest tidak berdistribusi normal dan homogen. Kriteria pengujiannya sebagai berikut: Jika skor Uhitung ≤ skor Utabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima pada tingkat kepercayaan 0,95. Jika skor Uhitung > skor Utabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak pada tingkat kepercayaan 0,95. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh Uhitung untuk skor pretest sebesar 17. Pada taraf signifikansi 5% diperoleh skor Utabel = 7. Data tersebut dapat dilihat lebih jelas pada tabel berikut ini. 8 Tabel 4.6 Uji Hipotesis Hasil Posttest Statistik N
Kelas Eksperimen 37 89,36
Uhitung Utabel Kesimpulan
Kelas Kontrol 36 86,94
17 7 Tidak Berbeda
Dari perhitungan diperoleh nilai Uhitung
sebesar 17 dan Utabel
sebesar 7. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa Uhitung berada di daerah penolakan H0, yaitu Uhitung > Utabel atau 17 > 7. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 0,95. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata skor posttest kelas eksperimen dengan rata-rata skor
posttest kelas kontrol.
8
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran C.4.2.
55
D. Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan strategi TTW melalui eksperimen sederhana. Oleh karena itu, semua indikator yang diobservasi dalam penelitian ini dikembangkan dari setiap aspek TTW yaitu
think, talk, dan write. Berikut ini adalah rekapitulasi data hasil observasi. 9 Tabel 4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa No
Aspek TTW
Pertemuan
Rata-
1
2
rata
1
Think
50%
50%
50%
2
Talk
35%
45%
40%
3
Write
50%
50%
50%
Persentase rata-rata aspek TTW
45%
48,34% 46,67%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan persentasi ketercapaian aktivitas siswa pada setiap aspek TTW selama pembelajaran berlangsung mencapai rata-rata sebesar 46,67 % yaitu termasuk dalam kategori sedang. Pada pertemuan pertama rata-rata keterlaksanaan pembelajaran dari mulai tahap
think sampai dengan tahap write mencapai 45% yang termasuk kedalam kategori sedang. Pertemuan kedua mengalami sedikit peningkatan yaitu mencapai 48,34% tetapi masih tetap dalam kategori sedang.
E. Pembahasan Setelah dilakukan pengajuan hipotesis dengan menggunakan uji U pada taraf signifikan α = 0,05, diperoleh Uhitung lebih besar dari Utabel yaitu 17 > 7. Ternyata tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi TTW (Think-Talk-
Write) dengan siswa yang diajarkan secara konvensional. Sehingga dapat 9
Pengembangan indikator ini dapat dilihat pada lampiran A.2.1.
56
disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan strategi TTW (Think-
Talk-Write) terhadap hasil belajar fisika siswa. Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan strategi TTW didapat dari data hasil observasi aktivitas siswa pada lampiran A.2.1. Berdasarkan tabel 4.7 bahwa pada setiap pembelajaran yang dilaksanakan peneliti hanya mengalami sedikit peningkatan. Pertemuan pertama rata-rata keterlaksanaan pembelajaran dari mulai tahap think sampai dengan tahap write mencapai 45%. Jika dilihat dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini yang dilakukan oleh peneliti masih belum maksimal, terlihat dari perolehan skor ideal pada tahap penyajian masalah. Pada tahap think, hampir semua siswa membaca LKS, tetapi hanya beberapa siswa yang membuat/ menulis catatan kecil pada buku atau kertas yang disediakan. Selanjutnya pada tahap talk, hampir semua siswa melaksanakan indikator yang ada pada lembar observasi. Tahap berikutnya yaitu write, sebagian siswa mengevaluasi hasil diskusi berdasarkan pembahasan guru dan mereka membuat kesimpulan pembelajaran. Pertemuan
kedua keterlaksanaan pembelajaran dari mulai tahap think sampai dengan tahap write mencapai 48,34%. Terlihat bahwa pada pertemuan kedua ini hanya mengalami sedikit peningkatan keterlaksanaan pembelajaran. Pada tahap talk mengalami peningkatan dalam memberikan kontribusi ide pemecahan masalah, memperhatikan ketika perwakilan dari kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Hal ini terjadi karena mereka belum terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan dalam strategi pembelajaran TTW yang ada pada lembar observasi. Mereka masih terbiasa dengan pembelajaran konvensional yang hanya mencatat bila perlu, atau jarang mendengarkan penjelasan guru/ temannya. Karakter siswa yang cenderung terbiasa dengan penggunaan model pembelajaran yang sederhana juga diduga menjadi salah satu penyebab temuan-temuan tersebut. Karakter siswa di sekolah yang dijadikan tempat penelitian ini cenderung masih merasa lebih nyaman dengan metode pembelajaran yang sederhana atau dengan pengajaran konvensional berupa
57
ceramah dan sebagainya. Karakter inilah yang dimiliki oleh kedua kelas. Sebaliknya, TTW menuntut siswa untuk lebih melibatkan dirinya dalam pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya sebelum diberikan perlakuan, pada kelas yang akan menerapkan TTW, dibiasakan menggunakan TTW selama beberapa waktu sebelum dilakukan penelitian sampai mereka terbiasa dengan karakter TTW. Perlunya pembiasaan ini dapat dianalogikan dengan hukum latihan (The
Law of Exercise) yang dikemukkaan oleh Edward Lee Thorndike, salah satu konsep yang mendasari teori belajar behaviorisme. Menurutnya, semakin sering sebuah tingkah laku diulang, dilatih, atau digunakan, maka asosiasiasosiasi yang mendasari tingkah laku tersebut semakin kuat. Sebaliknya, jika semakin jarang digunakan, maka asosiasi tersebut semakin lemah. Berdasarkan analogi ini, maka dapat dikatakan jika sebuah model pembelajaran baru terus dibiasakan maka siswa juga pada akhirnya terbiasa dan merasa nyaman dengan model tersebut. 10 Karena pembiasaan ini akan memperkuat asosiasi-asosiasi yang mendasari perilaku siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dari model yang baru tersebut dengan cara memberikan respons yang sesuai dengan yang diharapkan. Di samping itu, hal lain yang diduga menjadi penyebab temuan-temuan tersebut adalah penempatan jadwal pelajaran fisika di Kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 yang sering ditempatkan pada jam terakhir atau waktu untuk 1 kali pertemuan (3 Jam pelajaran) terpotong dengan waktu istirahat. Sehingga siswa merasa lelah dan kurang konsentrasi. Pengaruh waktu ini diduga menjadi salah satu penyebab pembelajaran di Kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 berjalan kurang efektif. Pada umumnya pembelajaran di siang hari pada jam terakhir pelajaran merupakan suasana yang membosankan sehingga proses pembelajaran berjalan tidak efektif lagi. Pada jam terakhir ini secara fisik siswa mulai letih karena pengaruh tubuh yang mulai merasakan lapar dan lemahnya otot-otot yang disebabkan karena kekurangan energi. Disamping dari sisi fisik, ternyata 10
Artikel dapat diakses pada http://www.edukasi-online.com.
58
dari sisi psikologis juga para siswa mulai menurun. Semangat untuk memperhatikan, mencatat, mendengarkan, dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru tidak sehebat pada jam pelajaran kesatu, kedua, atau ketiga yang tentunya masih dihiasi suasana segar dan normalnya semua sistem kerja syaraf. 11 Faktor lain yang menjadi penyebab tidak terdapatnya pengaruh strategi pembelajaran TTW terhadap hasil belajar fisika siswa, yaitu karena ketidakcocokkan
konsep/
materi
yang
digunakan
dengan
strategi
pembelajaran yang diterapkan, juga belum maksimalnya penguasaan kelas yang dilakukan oleh peneliti, sehingga perlu dijadikan catatan perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Strategi pembelajaran TTW bisa dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran fisika, jika peneliti/ pengajar mampu menguasai teknik dan strategi pembelajaran TTW ini dengan baik, dan jika konsep yang diajarkan sesuai dengan karakteristik strategi pembelajaran TTW. Sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran dan hasil belajar fisika siswa mencapai hasil yang maksimal.
11 PBM Jam Terakhir Menjemukan, artikel diakses pada tanggal 1 Desember 2009 dari http://smkn-pakong.sch.id/index.php?view=article;&catid=1:latest-news&id=86:pbm-jamterakhir-menjemukan&format=pdf
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan penerapan strategi pembelajaran TTW (Think-TalkWrite) terhadap hasil belajar fisika siswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji U, yaitu Uhitung > Utabel (16,5 > 7).
B. Saran Berdasarkan penelitian, penulis mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang. 1. Penelitian mengenai strategi pembelajaran TTW ini dapat dikembangkan lebih luas lagi khususnya mengenai motivasi siswa dalam belajar, kreativitas siswa, keaktifan siswa, daya retensi siswa, dan kemampuan siswa dalam berkomunikasi. 2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan mengambil konsep lain yang sesuai dengan strategi TTW yang diterapkan, supaya dapat diketahui apakah strategi pembelajaran ini dapat berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa dengan konsep yang berbeda selain fluida statis.
59
DAFTAR PUSTAKA
Alawi, Azkia. Keberhasilan Belajar dan Berbagai Upaya Untuk Memotivasi Siswa dalam Belajar. Dapat dilihat pada www.wordpress.com. Ansari, Bansu Irianto. Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Strategi Think-Talk-Wite dalam Meningkatkan kualitas Pembelajaran, Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Kreatif Siswa SMP (Penelitian Eksperimen terhadap SMPN 19 Banda Aceh dan SMPN 4 Kab. Pidie). 2007. Skripsi Sarjana Pendidikan Matematika Fakultaas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unigha Sigli: Tidak Diterbitkan. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. 2005. Jakarta: Bumi Aksara. . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. 2006. Jakarta: Rineka Cipta Budi, Kartika. Berbagai Strategi Untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif Dalam Proses Pembelajaran Fisika di SMU, Efektifitasnya, Dan Sikap Mereka Pada Strategi Tersebut. (penelitian terhadap siswa SMU 1 Depok). 2004. Skripsi Sarjana Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Sanata Dharma: dalam Widya Dharma, edisi April 2001. De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. 2004. Bandung: Mizan Pustaka. Echols, John M. dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia. 2003. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Fikriyyah, Zakiyyatun. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis siswa terhadap pelajaran matematika pokok bahasan logika matematika memalui belajar dalam kelompok kecil dengan strategi think-talk-write pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Kudus tahun pelajaran 2006/2007. (skripsi S1 F MIPA Universitas Negeri Malang, 2007), abstract. Herdianata, Dipdip. Penerapan Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA. Skripsi Sarjana Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia, 2008. Tidak Diterbitkan. Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. 2008. Jakarta: Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
60
61
Holil,
Anwar. Teori Perkembangan Kognitif Piaget. http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/teori-perkembangan-kognitifpiaget.html.
Inayatussholihah, dkk. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Kegiatan Labolatorium (Praktikum) Pada Konsep Fotosintesis. dalam Jurnal Pendidikan IPA, EDUSAINS/Vol.1/No.1/Juni/2008. Ismail. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. 2008. Semarang: RaSAIL Media Gup. Kasiram, Moh. Metode Penelitian, Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian. Malang: UIN Malang Press. Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Neni Iska, Zikri. Diktat Psikologi: Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Nurchayati. Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think-Talk-Write (TTW) Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep (Studi Eksperimen di SMPN 2 Singaraja. 2009. (artikel di akses pada www.indoskripsi.com). Nurkancana, Wayan dan P.P.N. Sumartana, Evaluasi Pendidikan Cet. IV. 1986. Surabaya: Usaha Nasional. Pusat Kurikulum. Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. 1996. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. 2007. Bandung: Alfabeta. Sahertian, Piet. A. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. 1981. Surabaya: Usaha Nasional. Santrock, John W. Educational Psychology, 2nd Edition. 2004. New York: McGraw Hill Companies Inc. Sofyan, A. dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. 2006. Jakarta: UIN Jakarta Press. Subana, sudrajat dkk. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. 2005. Bandung: Pustaka Setia.
62
Subana, dkk. Statistik Pendidikan Cet. II. 2005. Bandung: Pustaka Setia. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. 2009. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. Penilaian Kuantitatif dan Kualitatif R&B. 2007. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suherman, Erman dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. 2003. Bandung: UPI. Suyatno. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. 2009. Sidoarjo: Masmedia Buana Pusaka. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta: Balai Pustaka. Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. 2007. Jakarta: Prestasi Pustaka. Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. 1989. Jakarta: PT Grasindo. Yamin, Martinis dan Bansu. Taktik Mengembangkan Kemampuan Siswa. 2008. Jakarta: Gaung Persada. http://file.upi.edu/Direktori/E%20%20FPTK/JUR.%20PEND.%20TEKNIK%20MESIN/196902111993031%20%20AGUS%20SETIAWAN/Model2%20Pembelajaran.pdf.
Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi dengan Strategi ThinkTalk-Write (TTW) dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep (Studi Eksperimen di SMP Negeri 2 Singaraja). (indoskripsi, 2009). PBM Jam Terakhir Menjemukan, artikel diakses pada tanggal 1 Desember 2009 dari http://smkn-pakong.sch.id/index.php?view=article;&catid=1:latestnews&id=86:pbm-jam-terakhir-menjemukan&format=pdf Teori Belajar Behaviorisme. http://wangmuba.com/2009/12/21/teori-psikologibelajar-dan-aplikasinya-dalam-pendidikan/ Think-Talk-Write diakses pada tanggal 5 Mei 2010 dari http://www.Google.com/search?q=mtsd.kl.12.wi.us/MTSD/District/elacurriculum-03/Writing/think_talk_write.html.
Lampiran A.1 : Instrumen Tes (Hasil Belajar) A.1.1
Kisi-kisi Instrumen Tes (Hasil Belajar)
A.1.2
Soal Uji Coba Instrumen Tes + Kunci Jawaban
A.1.3
Perhitungan Uji Validitas Instrumen Tes
A.1.4
Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Tes
A.1.5
Perhitungan Taraf Kesukaran Instrumen Tes
A.1.6
Perhitungan Daya Pembeda
A.1.7
Rekapitulasi Hasil UJi Coba Instrumen Tes
A.1.8
Data mentah Hasil Pretest siswa kelas Eksperimen
A.1.9
Data mentah Hasil Posttest siswa kelas Eksperimen
A.1.10
Data mentah Hasil Pretest siswa kelas Kontrol
A.1.11
Data mentah Hasil Posttest siswa kelas Kontrol
Lampiran A.2 : Instrumen Non Tes A.2.1 Instrumen non Tes Yang Dipakai Dalam Penelitian A.2.2 Data Hasil Observasi TTW
Lampiran B Perangkat Pembelajaran Lampiran B.1
:
Silabus Pembelajaran Fisika Bab Fluida
Lampiran B.2
:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Eksperimen
Lampiran B.3
:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Kontrol
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 3 Lampiran B.4
:
Lembar Kerja Siswa (LKS)
1. Lembar Kerja Siswa (LKS) Tekanan Hidrostatis 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) Hukum Archimedes 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Hukum Pascal 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) Tegangan Permukaan
Lampiran C Data
Lampiran C.1 : Data Hasil Pretest dan Posttest 1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol 2. Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol 3. Skor Normal Gain (N-Gain) Lampiran C.2 : Uji Normalitas Pretest dan Posttest 1. Uji Normalitas Hasil Belajar (Pretest) 2. Uji Normalitas Hasil Belajar (Posttest) Lampiran C.3 : Uji Homogenitas Pretest dan Posttest 1. Uji Homogenitas Data Hasil Pretest 2. Uji Homogenitas Data Hasil Posttest Lampiran C.4 : Uji Hipotesis (Hasil Posttest) Lampiran C.5 : Rekapitulasi Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Kisi-kisi Instrumen Tes
No 1
2
Kompetensi Dasar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
Materi
1. Menunjukkan pengertian tekanan hidrostatis dan bunyi hukum Pascal 2. Menjelaskan hubungan variabel-variabel yang mempengaruhi tekanan hidrostatis
Pengertian tekanan hidrostatis dan bunyi hukum Pascal
Aspek Kognitif C2 C3 C4
Jumlah
2 2 11
1 4 2 2
11 4 1
2
2 63
3. Membedakan contoh penerapan hukum Pascal 4. Menghitung salah satu variabel dalam tekanan hidrostatis jika variabel lain diketahui 5. Menganalisis konsep tekanan hidrostatis dengan hukum pascal 6. Menyebutkan bunyi hukum Archimedes Hukum 7. Memberi contoh penerapan hukum Archimedes Archimedes 8. Menggunakan persamaan hukum Archimedes untuk menentukan salah satu variabelnya jika variabel lain diketahui 9. Menganalisis benda yang tenggelam, melayang, dan terapung berdasarkan hukum Archimedes.
C1
Lampiran A.1.1
INSTRUMEN PENELITIAN
3
10. Mendefinisikan tegangan permukaan zat cair, viskositas, kapilaritas, dan hukum Stokes. 11. Menyebutkan contoh penerapan hukum dasar fluida statis pada masalah fisika sehari-hari 12. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi gejala-gejala fisika seharihari 13. Menghitung salah sau variabel dalam kapilaritas, viskositas, dan hukum Stokes 14. Membaca grafik yang berhubungan dengan gaya gesekan fluida Jumlah
Tegangan permukaan zat cair, gaya gesekan fluida, kapilaritas, viskositas, dan hukum Stokes.
3 2 2
13 4 2 35
64
Indikator
Menunjukan pengertian tekanan hidrostatis dan bunyi hukum Pascal
Submateri
Butir Soal
1. Pernyataan yang benar tentang tekanan hidrostatis adalah …. Pengertian A. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh berat atau gaya gravitasi tekanan yang bekerja pada tiap bagian zat cair. hidrostatis B. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh berat atau gaya gravitasi dan bunyi yang bekerja pada tiap bagian zat padat. hukum C. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh tinggi zat cair. Pascal D. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh kedalaman zat cair. E. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh volume zat air
Aspek Kognitif C1
C
C1
diteruskan diteruskan diteruskan diteruskan diteruskan
65
2. Pernyataan yang benar tentang bunyi hukum Pascal adalah …. A. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang terbuka ke segala arah sama besar. B. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup ke segala arah tidak sama besar. C. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup ke segala arah sama besar. D. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang terbuka ke segala arah tidak sama besar. E. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang terbuka ke sebagian arah sama besar.
Kunci Jawaban A
Lampiran A.1.2.
Soal Uji Coba Instrumen Tes (Hasil Belajar)
Menjelaskan hubungan variabelvariabel yang mempengaruhi gaya gravitasi
Membedakan contoh penerapan hukum Pascal
Pengertian tekanan hidrostatis dan bunyi hukum Pascal
3. A. B. C. D. E. 4.
Persamaan di bawah ini yang merupakan rumus tekanan hidrostatis adalah.... γ = F/ d
C
C2
B
C2
C
C1
Ph = w. A Ph = ρ .g .h Ph = A.g
F=6πηrv Faktor yang tidak mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatis adalah ... A. massa jenis zat B. volume C. percepatan gravitasi D. kedalaman zat cair E. ketinggian zat cair 5. Beberapa contoh di bawah ini merupakan penerapan hukum Pascal, kecuali.... A. pompa hidrolik B. dongkrak hidrolik C. alat penyemprot serangga D. rem piringan E. mesin pengepres hidrolik
66
Menghitung salah satu variabel dalam tekanan hidrostatis jika variabel lain diketahui
6. Sebuah botol setinggi 25 cm berisi air (massa jenis air 1.000 kg/m3 ). Hitunglah Pengertian tekanan hidrostatis yang bekerja pada dasar botol tersebut adalah .... tekanan A. 3000 Pa hidrostatis B. 2500 -Pa dan bunyi C. 1000 -Pa hukum D. 5000 –Pa Pascal E. 1500 Pa 7. Perhatikan gambar di samping sebuah bejana berisi air. Jika g = 10 m/s2, ρ = 1000 kg/m3 Besarnya tekanan hidrostatis pada titik B adalah..... A. 4000 Pa B. 2000 Pa C. 6000 Pa D. 1000 Pa E. 3000 Pa
h=30
A
C3
D
C3
C
C3
h’=20
B
M
N
67
8. Pada gambar di samping, luaspenampang M Sebesar 10 cm2 dan luas penampang N sebesar 200 cm2. Jika piston M diberi Gaya 4 N, maka gaya yang bekerja pada piston N adalah....... A. 30 N B. 90 N C. 80 N D. 100 N E. 70 N
B
9. Sebuah bak berbentuk kubus dengan panjang rusuk 50 cm, berisi air 80 liter. (ρair = 1000 kg/m3). Jika g = 10 m/s2, maka tekanan hidrostatik pada dasar bak adalah..... A. 3200 Pa B. 2200 Pa C. 2300 Pa D. 1300 Pa E. 4000 Pa 10. Menganalisis Pengertian No. ρ h tekanan tekanan 3 1000 kg/m 40 cm 1. hidrostatis hidrostatis 35 cm 2. 1200 kg/m3 dan hukum dan bunyi 3 25 cm 3. 1500 kg/m Pascal hukum 20 cm 4. 1800 kg/m3 Pascal 16 cm 5. 2000 kg/m3
A
C3
B
C4
E
C4
Dari gambar tabel di atas, yang menunjukkan tekanan hidrostatisnya tinggi adalah.... A. 1 D. 4 B. 2 E. 5 C. 3
68
11. Sebuah botol diisi penuh dengan air. Tinggi botol 30 cm, ditutup dengan pengisap yang luas penampangnya 25 cm2 . luas penampang dasar botol 50 cm2 (g= 10 m/s2). Jika di atas pengisap ditekan secara tegak lurus dengan gaya 5 N mka gaya pada dasar botol adalah..... A. 24 N B. 30 N C. 15 N D. 45 N E. 25 N
Menyebutkan Hukum bunyi hukum Archimedes Archimedes
Memberi contoh penerapan hukum Archimedes
Hukum Archimedes
D
C1
A
C2
B
C2
A
C1
69
12. Suatu benda yang tercelup ke dalam fluida akan mengalami gaya ke atas seberat fluida yang dipindahkan oleh benda itu. Pernyataan tersebut merupakan bunyi dari hukum …. A. Pascal D. Archimedes B. Hidrostatis E. Bernouli C. Boyle 13. Diantara pernyataan berikut ini yang benar tentang hukum Archimedes adalah …. A. Besarnya gaya ke atas sama dengan selisih berat benda di udara dengan berat benda dalam fluida B. Besarnya gaya ke atas sama dengan penjumlahan berat benda di udara dengan berat benda dalam fluida C. Besarnya gaya ke atas sama dengan selisih berat benda dalam fluida dengan berat benda di udara D. Besarnya gaya ke atas sama dengan perkalian berat benda di udara dengan berat benda dalam fluida E. Besarnya gaya ke atas berbanding terbalik antara berat benda di udara dengan berat benda dalam fluida 14. Salah satu contoh dari penerapan hukum Archimdes adalah …. A. Pompa hidrolik B. Kapal selam C. Pesawat terbang D. Penyemprot nyamuk E. Suntikan 15. Suatu benda yang mempunyai massa jenis sama dengan massa jenis zat cair ketika dimasukkan ke dalam zat cair, kemungkinan yang terjadi pada benda tersebut adalah …. A. Melayang D. tenggelam kemudian melayang B. Mengapung E. mengapung kemudian tenggelam C. tenggelam
Menggunaka Hukum n persamaan Archimedes hukum Archimedes untuk menentukan salah satu variabelnya jika variabel lain diketahui
16. Benda yang dimasukkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika …… A. ρ benda < ρ zat cair B. ρ benda = ρ zat cair C. ρ benda > ρ zat cair D. ρ benda ≥ ρ zat cair E. ρ benda ≤ ρ zat cair 17. Sebuah benda yang berongga akan terapung dalam air jika massa jenis benda..... A. gaya Archimedes benda < berat benda B. gaya Archimedes benda = berat benda C. gaya Archimedes benda > berat benda D. massa jenis benda = massa jenis air E. massa jenis benda < massa jenis air
C
C2
E
C2
18. Sebuah benda dengan volume 0,3 m3 dimasukkan ke dalam bejana berisi zat cair yang massa jenisnya 1200 kg/m3. jika volume bnda yang tercelup dalam zat cair adalah 0,2 m3, maka besarnya massa jenis benda tersebut adalah …. A. 400 kg/m3 B. 300 kg/m3 C. 500 kg/m3 D. 800 kg/m3 E. 600 kg/m3
D
C3
7 10
C
C3
19. Sebuah benda homogen mengapung di atas air (ρ air = 1 gr/cm3). Jika
70
bagian dari benda berada di bawah permukaan air, maka massa jenis benda adalah.... A. 0,5 gr/cm3 B. 0,6 gr/cm3 C. 0,7 gr/cm3 D. 0,8 gr/cm3 E. 0,9 gr/cm3
Menganalisis Hukum benda yang Archimedes tenggelam, melayang, dan terapung berdasarkan hukum Archimedes.
A
C3
21. Sebuah benda dengan massa jenis 0,24 gr/cm3 diletakkan pada 6 cm3 aluminium yang massa jenisnya 2,7 gr/cm3. jika seluruhnya melayang dalam air, maka volume benda tersebut adalah …. (ρair = 1 gr/cm3) A. 12,1 cm3 B. 14 cm3 C. 15 cm3 D. 13,42 cm3 E. 12,50 cm3
D
C4
22. balok berukuran panjang 30 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 10 cm, tercelup dalam air (massa jenis air = 1000 kg/ m3) sedalam 5 cm. Gaya Archimedes yang bkerja pada balok tersebut adalah …. A. 10 N B. 20 N C. 30 N D. 40 N E. 50 N
C
C4
71
20. Sebuah benda bermassa 10 kg dan massa jenisnya 5 gr/cm3 dicelupkan seluruhnya ke dalam air yang massa jenisnya 1 gram/ cm3. jika percepatan gravitasi = 10 m/s2, maka gaya ke atas yang dialami benda adalah .... A. 20 N B. 50 N C. 100 N D. 200 N E. 500 N
Mendefinisik an tegangan permukaan zat cair, viskositas, kapilaritas, dan hukum Stokes.
23. Kecenderungan permukaan zat cair untuk meregang, sehingga permukaannya Tegangan seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis merupakan definisi........... permukaan A. viskositas zat cair, B. tegangan permukaan zat cair gaya C. kapilaritas gesekan D. sudut kontak fluida, E. adhesi kapilaritas, viskositas, dan hukum 24. Yang dimaksud dengan kapilaritas adalah.... Stokes. A. peristiwa naik atau turunnya zat cair dalam pipa kapiler (pipa sempit)
B
C1
A
C1
C
C1
B. ukuran kekntalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan atau hambatan di dalam fluida. C. Kecenderungan permukaan zat cair untuk meregang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis D. Besarnya gaya ke atas yang dialami benda dalam fluida E. Tekanan gas yang berbanding terbalik dengan volume ruang tertutup 25. Pada suatu tabung zat cair mempunyai meniskus (kelengkungan permukaan zat cair) cekung yang besar sudut kontaknya..... A. sudut tumpul (900 < φ < 1800) B. φ > 900 C. sudut lancip ( φ < 900) D. φ ≤ 900 E. φ ≥ 900
72
Menyebutkan contoh penerapan hukum dasar fluida statis pada masalah fisika seharihari
26. Besarnya tegangan permukaan zat cair …. Tegangan A. Sebanding dengan massa dan berbanding terbalik dengan akar kuadrat permukaan jaraknya zat cair, B. Sebanding dengan kuadrat jarak dan massanya gaya C. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dan massanya gesekan D. Sebanding dengan massa dan kuadrat jaraknya fluida, E. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dan sebanding massanya kapilaritas, viskositas, 27. Berikut ini merupakan contoh penerapan dari huikum Archimedes, kecuali.. …. dan hukum A. Balon udara Stokes. B. Kapal laut
E
C1
E
C1
28. Nyamuk yang dapat hinggap di atas permukaan air merupakan contoh penerapan dari teori …. A. viskositas B. tegangan permukaan zat zair C. kapilaritas D. adhesi E. kohesi
B
C2
29. Perbedaan tinggi permukaan air di dalam dan di luar pipa kapiler makin besar jika: A. tegangan permukaan diperkecil B. sudut kontak > 900 C. percepatan gravitasi diperkecil D. diameter pipa kapiler diperbesar E. sudut kontak > 1200
C
C2
C. Galangan kapal D. Hidromter E. Penyemprot parfum
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaru hi gejalagejala fisika sehari-hari
Tegangan permukaan zat cair, gaya gesekan fluida, kapilaritas, viskositas, dan hukum Stokes.
73
menghitung salah satu variabel dalam kapilaritas, viskositas, dan hukum Stokes
30. Batang jarum yang panjangnya 5 cm diletakkan perlahan-lahan di atas Tegangan permukaan air. Apabila tegangan permukaan air 7 x 10-2 N/m, maka besarnya permukaan gaya pada permukaan tersebut adalah…. zat cair, gaya A. 35 x 10-4 N gesekan B. 25 x 10-4 N fluida, C. 10 x 10-4 N kapilaritas, D. 30 x 10-4 N viskositas, E. 20 x 10-4 N dan hukum 31. Sebuah kawat berbentuk huruf U dipasangi sebuah kawat ecil dengan panjang 6 Stokes. cm. kemudian kawat U tersebut dicelupkan ke dalam larutan sabun dan
C3
E
C3
A
C3
B
C3
74
diangkat. Jika gaya tegangan permukaannya 0,024 N, maka tegangan permukaan lapisan sabun tersebut adalah............ A. 0,4 N/m B. 0,8 N/m C. 0,5 N/m D. 0,7 N/m E. 0,2 N/m 32. Sebuah pipa kapiler yang terbuat dari kaca berjari-jari 0,25 mm dimasukkan ke dalam sebuah bejana berisi air. jika tegangan permukaan air 0,02 N/m. maka besarnya kenaikan air dalam pipa kapiler tersebut adalah …. A. 1,6 cm D. 2 cm B. 2,6 cm E. 1,2 cm C. 3 cm 33. Sebatang pipa kapiler dengan jari-jari penampang 1 mm dicelupkan tegak lurus ke dalam air (ρ air = 1000 kg/m3). Jika tegangn permukaan air 0,1 N/m, sudutt kontaknya 600, dan percepatan gravitasi 10 m/s2, maka kenaikan air dalam pipa kapiler adalah...... A. 1,12 m D. 0,3 m B. 0,01 m E. 0,1 m C. 0,03 m
A
membaca grafik yang berhubungan dengan gaya gesekan fluida
34. Gambar grafik di bawah ini yang menunjukkan hubungan antara Tekanan dan Tegangan ketinggian atau kedalaman air adalah........ permukaan A. D. zat cair, gaya P P gesekan fluida, h h kapilaritas, B. E. viskositas, P P dan hukum Stokes. h
E
C4
A
C4
h
C. P h
35. Perhatikan gambar di bawah ini. C B
A
Hubungan tekanan P yang benar di titik-titik pada dasar bejana adalah …. A. P di A > P di B > P di C B. P di A < P di B < P di C C. P di A = P di B = P di C D. P di A > P di B = P di C E. P di A > P di B < P di C
75
Keterangan: (Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.117 – 121) C1 = ingatan (recalling); C2 = pemahaman (comprehension); C3 = penerapan (application); C4 = analisis (analysis) atau sintesis
Lembar Observasi Think-Talk-Write (TTW) No 1
Tahap-tahap
Indikator
pembelajaran Tahap Think
1. Siswa membaca Lembar Kerja Siswa
Skor < 50 %
≥ 50%
Lampiran A.2.1.
Kisi-kisi Instrumen Non Tes
2. Siswa menulis catatan kecil 2
Tahap Talk
1. saling bertukar informasi dengan teman dalam kelompoknya 2. Memberikan kontribusi ide pemecahan masalah 3. mendengarkan pendapat orang lain dalam diskusi kelompok 4. Mengikuti instruksi yang diberikan di lembar kerja siswa 5. Mengumpulkan tugas dengan baik dan tepat waktu. 6. Siswa memperhatikan ketika perwakilan dari kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. 7. Menyajikan laporan tersebut dalam diskusi kelas 8. Secara aktif melibatkan dirinya dalam diskusi kelas
3
Tahap Write
1. Mengevaluasi hasil diskusi berdasarkan penjelasan/ pembahasan guru 2. Membuat kesimpulan pembelajaran.
85
Keterangan: < 50 % = jumlah siswa melakukannya kurang dari setengah dari jumlah yang diharapkan. > 50 % = jumlah siswa melakukannya lebih dari atau sama dengan setengah dari jumlah yang diharapkan.
Tahap Ke-
Indikator Ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
2
3 Jumlah
Pertemuan Ke-
1 < 50 %
≥ 50 % √
√ √ √ √
< 50 %
≥ 50 % √
√ √ √ √ √
√ √
√ √ √
√ √
√ √
7
5
√
6
12 58,33
Jumlah Indikator < 50 %
Jumlah Indikator > 50 %
2
2
9
7
2
2
13
11
√ √
√
Jumlah Total Indikator Persentase (%)
2
6 12
41,67
50
24 50
54,17
45,83
sama dengan jumlah yang diharapkan maka ≥ 50% (indikator dianggap tercapai). 86
Keterangan: Maksud dari < 50% adalah bahwa jumlah siswa yang melakukan indikator ini kurang dari setengah jumlah yang diharapkan (indikator dianggap tidak tercapai) sedangkan jika lebih dari atau
Lampiran A.2.2
Data Hasil Observasi TTW
Uji Validitas
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Skor Item No
Subjek A. Bustanudin A. Sahroji Ai Nur'aeni Ana Yulianti Anggi R. Ani Paryani Ayu Safitri Dede Yuni Diah Nadiah Fadlah K Gugun P. H. Abd. Aziz Iyus Yusmiati Nurmiati Ratnasari St Fatimah St Maesaroh Sri Latifah Tuti Mulyati Wita R Σ p q r
r
p b
i
pb i
=
=
M
p
−
SD
M
p
SD
M
t
t
−
M t
t
p q
p q
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4 0.20 0.80
2 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 12 0.60 0.40
Mt SD rtabel
16.8 5.83609 0.444
Mp
17.00
rpbi
0.02 Tidak Valid
Uji Hipotesis
3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 14 0.70 0.30
4 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 13 0.65 0.35
5 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 6 0.30 0.70
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 1.00 0.00
7 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 12 0.60 0.40
8 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 0.75 0.25
9 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 4 0.20 0.80
10 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 13 0.65 0.35
11 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 6 0.30 0.70
12 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 14 0.70 0.30
13 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 0.20 0.80
14 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 0.90 0.10
15 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 13 0.65 0.35
16 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 14 0.70 0.30
17 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 15 0.75 0.25
18 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 10 0.50 0.50
19 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 16 0.80 0.20
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0.05 0.95
21 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 10 0.50 0.50
22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 13 0.65 0.35
23 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 4 0.20 0.80
24 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 5 0.25 0.75
25 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0.20 0.80
26 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 6 0.30 0.70
27 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 11 0.55 0.45
28 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 9 0.45 0.55
29 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0.10 0.90
30 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 14 0.70 0.30
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 2 0.10 0.90
32 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0.15 0.85
33 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 10 0.50 0.50
34 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 13 0.65 0.35
35 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 6 0.30 0.70
19.86
19.00
18.17
16.80
19.67
18.87
18.75
19.00
22.00
19.86
15.75
17.83
19.15
19.86
16.87
20.50
18.56
9.00
19.80
19.00
23.75
23.80
17.50
22.00
17.64
20.67
17.50
18.93
12.50
19.00
16.70
18.92
15.33
0.15 #DIV/0! 0.60 Tidak #DIV/0! Valid Valid
0.61
0.17 Tidak Valid
-0.09 Tidak Valid
0.02 Tidak Valid
0.63
0.60
0.06 Tidak Valid
0.16 Tidak Valid
0.60
0.04 Tidak Valid
0.56
-0.25 Tidak Valid
0.16 Tidak Valid
-0.02 Tidak Valid
0.50
Valid
-0.31 Tidak Valid
0.58
Valid
-0.16 Tidak Valid
Skor Total (Xt) 7 13 8 21 18 26 23 17 19 17 18 8 9 25 10 16 16 23 18 24 336
Lampiran A.1.3.
ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN TES
34.06
19.50 0.57
0.80
0.51
Valid
Valid
Valid
Valid
0.51
0.58
0.80
Valid
Valid
Valid
0.53
0.55
0.80
Valid
Valid
Valid
∑ Keterangan: N x Mean Total (Mt) : ∑∑NNx − ⎛⎜⎜⎝ ∑N x ⎞⎟⎟⎠ ∑ Deviasi Standar (SD: ∑ : pada taraf sigifikansi α= 5% rtabel : Mean (rata-rata) skor yang dijawab betul oleh testee (peserta tes) pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan. Mp rpbi : : Valid jika rpbi > rtabel Uji Hipotesis
0.51
0.51
0.60
0.69
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
xt
2
2 tt
x
N
2 t
t
⎛ − ⎜⎜ ⎝
x
N
t
⎞ ⎟ ⎟ ⎠
2
= = =
ng menjawab betul item tersebut 1-p Σ Xt N
76
Tidak Valid jika rpbi < rtabel
p q Mt (mean tt
Perhitungan Reliabilitas Skor untuk item no Ganjil
subjek A. Bustanudin A. Sahroji Ai Nur'aeni Ana Yulianti Anggi R. Ani Paryani Ayu Safitri Dede Yuni Diah Nadiah Fadlah K Gugun P. H. Abd. Aziz Iyus Yusmiati Nurmiati Ratnasari St Fatimah St Maesaroh Sri Latifah Tuti Mulyati Wita R Σ
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4
3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 14
5 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 6
7 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 12
9 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 4
X2 25 25 4 49 64 144 100 49 64 81 36 16 4 81 16 36 36 81 64 100 1075
Y2 4 64 36 169 121 196 144 100 121 64 144 16 25 225 36 81 81 196 100 196 2119
11 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 6
13 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4
15 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 13
17 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 15
19 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 16
21 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 10
23 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 4
25 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
27 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 11
29 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
31 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
33 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 9
Jumlah 5 5 2 7 8 12 10 7 8 9 6 4 2 9 4 6 6 9 8 10 137
Skor untuk item no Genap 2 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 12
4 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 13
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
8 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15
10 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 13
12 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 14
14 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18
16 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 14
18 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 10
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 13
24 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 5
26 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 6
28 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 9
30 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 14
32 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 10
34 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 6
Jumlah 2 8 6 13 11 14 12 10 11 8 12 4 5 15 6 9 9 14 10 14 193
Lampiran A.1.4.
ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN TES
Korelasi Product Moment Subjek A. Bustanudin A. Sahroji Ai Nur'aeni Ana Yulianti Anggi R. Ani Paryani Ayu Safitri Dede Yuni Diah Nadiah Fadlah K Gugun P. H. Abd. Aziz Iyus Yusmiati Nurmiati Ratnasari St Fatimah St Maesaroh Sri Latifah Tuti Mulyati Wita R Σ
Y 2 8 6 13 11 14 12 10 11 8 12 4 5 15 6 9 9 14 10 14 193
XY 10 40 12 91 88 168 120 70 88 72 72 16 10 135 24 54 54 126 80 140 1470
0.82 0.90
77
r1/2 1/2 rn
X 5 5 2 7 8 12 10 7 8 9 6 4 2 9 4 6 6 9 8 10 137
Daya Pembeda
23 24
24 25
25 26
26 27
27 28
28 29
29 30
30 31
31 32
32 33
33 34
34 35
35 36
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0 0
6 2
6 1
6 2
3 2
6 6
5 1
6 2
2 1
6 2
4 0
6 1
1 1
6 4
5 2
6 1
4 4
4 0
6 2
0 1
6 2
6 2
4 0
5 0
1 1
4 0
5 3
6 1
0 0
6 2
0 1
2 1
1 2
6 2
2 3
0.67
Baik Sekali 0.83
0.67
0.17
0.00
0.67
0.67
0.17
0.67
0.67
0.33
0.50
0.67
0.67
-0.17
0.67
0.67
0.67
0.67
0.33
0.67
-0.17
0.17
-0.17
0.67
-0.17
Baik
Jelek
Baik
Baik
Jelek
cukup
Baik
Jelek
Baik
Baik
drop
Baik
Baik
Baik
Jelek
Baik
cukup
Baik Sekali 0.83
0.00
Baik
Baik Sekali 0.83
0.00
Jelek
Baik Sekali 0.83
0.00
Jelek
Baik Sekali 0.83
0.00
Baik
Jelek
Baik
drop
Jelek
drop
Baik
drop
Keputusan Daya B
22 23
Baik
Tidak dimasukkan dalam per Kelompok Bawah
WH WL
21 22
0.00
Kelompok Atas
1 6 14 20 18 7 4 9 19 11 5 8 10 17 16 2 15 13 12 3 1
Skor untuk item no 17 18 19 20 18 19 20 21
Jelek
No Subjek
1 2
2 3
3 4
4 5
5 6
6 7
7 8
8 9
9 10
10 11
11 12
12 13
13 14
14 15
15 16
16 17
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Σ 37 26 25 24 23 23 21 19 18 18 18 17 17 16 16 13 10 9 8 8 7
Lampiran A.1.5.
ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN TES
Keputusan drop : TK < 0 0,00 ≤TK <0,20 0,20 ≤TK < 0,40 ≤TK <0,70 0,70 ≤TK <1,00
78
Buruk : Cukup : Baik : Baik S:
Taraf Kesukaran Skor untuk item no
Subjek A. Bustanudin A. Sahroji Ai Nur'aeni Ana Yulianti Anggi R. Ani Paryani Ayu Safitri Dede Yuni Diah Nadiah Fadlah K Gugun P. H. Abd. Aziz Iyus Yusmiati Nurmiati Ratnasari St Fatimah St Maesaroh Sri Latifah Tuti Mulyati Wita R Σ TK Keputusan Keputusan Sukar Sedang Mudah
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4
2 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 12
3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 14
4 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 13
5 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 6
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
7 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 12
8 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15
9 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 4
10 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 13
11 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 6
12 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 14
13 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4
14 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18
15 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 13
16 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 14
17 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 15
18 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 10
19 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 16
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
21 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 10
22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 13
23 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 4
24 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 5
25 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
26 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 6
27 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 11
28 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 9
29 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
30 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 14
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 2
32 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
34 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 13
35 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 6
Skor Total (Xt) 7 13 8 21 18 26 23 17 19 17 18 8 9 25 10 16 16 23 18 24 336
Lampiran A.1.6.
ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN TES
0.20 0.60 0.70 0.65 0.30 1.00 0.60 0.75 0.20 0.65 0.30 0.70 0.20 0.90 0.65 0.70 0.75 0.50 0.80 0.05 0.50 0.65 0.20 0.25 0.20 0.30 0.55 0.45 0.10 0.70 0.10 0.15 0.65 0.30 Skr Sdg Sdg Sdg Skr Mdh Sdg Mdh Skr Sdg Skr Sdg Skr Mdh Sdg Sdg Mdh Sdg Mdh Skr Sdg Sdg Skr Skr Skr Skr Sdg Sdg Skr Sdg Skr Skr Sdg Skr
: TK = 0,00 : TK = 0,31 : TK = 0,71 -
79
Reliabilitas Item No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0.898 (tinggi) Validitas Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid #DIV/0! Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid
Taraf Kesukaran Skr Sdg Sdg Sdg Skr Mdh Sdg Mdh Skr Sdg Skr Sdg Skr Mdh Sdg Sdg Mdh Sdg Mdh Skr
Daya Pembeda Jelek Baik Baik Sekali Baik Jelek Jelek Baik Baik Jelek Baik Baik Baik Sekali Jelek cukup Baik Baik Sekali Jelek Baik Baik drop
Item No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Validitas Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid
Taraf Kesukaran Sdg Sdg Skr Skr Skr Skr Sdg Sdg Skr Sdg Skr Skr Sdg Sdg Skr
Lampiran A.1.7.
REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN
80
No.
1 DEDEN BADRUDIN 1 DENANDA A. 1 DEVI NOVITASARI 0 DILA SEPTIANI 1 EFRON DHARMA 0 EGI SUPRIYADI 1 FIRDA AMELIA 0 GITA RAPELIA 0 HESTI KURNIASARI 0 IMAN RAMDAN K. 1 MAULANA H. 0 MEILANI ULPAH H. 0 MIFTA RIZKI ANA 0 MOCH. RIFALDI 1 NENI NURAENI 0 NIA AGUSTINA 0 NURUL BAYYINAH 0 OKY IBRAHIM 0 PANJI AGUSTIA 1 PUTRI SILVINA 1 RADEN BINTANG A. 1 RAHMI JUWITA 1 REZA YANUAR 0 RIKA SEFTIYANI 0 RIPA APRIYANI 1 ROMLAH 0 SANTI CITRASARI 0 SISKA AYU 1 SITI JUHARIYAH 1 TRI YOGA MULYANA 1 UPI FAJRIAH 1 UPIAH 1 VINA DESI WAHYUNI 0 VINA FAUZIAH 1 VIVI YANTI L. 1 WITRI APRIYANTI 1 YULISDA RAHADI 0 19
2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
3 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 26
4 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 15
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
6 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
8 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 26
9 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 14
Nomor Butir Soal 10 11 12 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 26 17 31
13 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
14 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 23
15 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 11
16 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 19
17 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 10
18 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 9
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
20 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 10
Σ
Skor
15 9 13 10 8 14 12 13 10 11 12 10 13 14 6 13 11 13 14 9 15 9 13 12 14 7 11 14 13 12 12 15 7 11 14 13 12 422
75 45 65 50 40 70 60 65 50 55 60 50 65 70 30 65 55 65 70 45 75 45 65 60 70 35 55 70 65 60 60 75 35 55 70 65 60 2170
81
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Σ
Nama Siswa
Lampiran A.1.8.
SKOR PRETEST SISWA KELAS EKSPERIMEN (XI-IPA 2)
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
DEDEN BADRUDIN DENANDA A. DEVI NOVITASARI DILA SEPTIANI EFRON DHARMA EGI SUPRIYADI FIRDA AMELIA GITA RAPELIA HESTI KURNIASARI IMAN RAMDAN K. MAULANA H. MEILANI ULPAH H. MIFTA RIZKI ANA MOCH. RIFALDI NENI NURAENI NIA AGUSTINA NURUL BAYYINAH OKY IBRAHIM PANJI AGUSTIA PUTRI SILVINA RADEN BINTANG A. RAHMI JUWITA REZA YANUAR RIKA SEFTIYANI RIPA APRIYANI ROMLAH SANTI CITRASARI SISKA AYU SITI JUHARIYAH TRI YOGA MULYANA UPI FAJRIAH UPIAH VINA DESI WAHYUNI VINA FAUZIAH VIVI YANTI L. WITRI APRIYANTI YULISDA RAHADI Σ
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 35
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 35
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 33
6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 29
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
Nomor Butir Soal 9 11 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 35 33
13 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 28
14 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 32
15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 33
17 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 21
18 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
19 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 30
20 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
Σ
Skor
17 19 19 15 16 20 20 17 16 20 20 19 20 19 18 20 20 15 18 16 16 20 20 17 16 20 20 16 20 18 19 17 20 15 16 19 20 653
85 95 95 75 80 100 100 85 80 100 100 95 100 95 90 100 100 75 90 80 80 100 100 85 80 100 100 80 100 90 95 85 100 75 80 95 100 3365
82
No.
Lampiran A.1.9.
SKOR POST TEST SISWA KELAS EKSPERIMEN (XI IPA 2)
No.
Nama Siswa
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 25
4 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 24
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 33
6 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 26
7 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
8 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 21
Nomor Butir Soal 9 10 11 12 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 17 28 23 33
13 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 13
14 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 28
15 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 12
16 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 17
17 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 13
18 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7
19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 31
Σ 20 1 12 0 13 0 14 0 13 0 10 0 8 0 12 1 12 0 15 1 10 1 15 1 16 0 11 0 12 1 15 0 12 1 13 1 15 0 12 0 14 0 14 0 16 0 12 0 12 0 8 1 15 0 14 1 13 1 13 0 9 0 17 0 11 0 15 1 11 0 14 0 8 12 456
Skor 60 65 70 65 50 40 60 60 75 50 75 80 55 60 75 60 65 75 60 70 70 80 60 60 40 75 70 65 65 45 85 55 75 55 70 40 2280
83
1 1 AAM AMALINA 1 2 AGUNG SETYADI 1 3 AGUNG TRI L. 1 1 4 ANDI MAULANA 5 ANITA MARYATI D. 1 6 BHRIGITA MELIA 0 7 CRISTIAN 0 8 DIAN YULIANTI 1 9 DITA PUJIANTI 1 10 EKA PUSPARATIH 0 11 FIRMAN MERDIANSY 0 12 HASBI NARANTIKA 1 13 LENI DANIANTI 1 14 LIA NURAINI 1 1 15 LISA MARDIANA 16 MARTIN ARIESTA 1 17 MELYANA RUSANDI 0 18 MILA ROSMALIA 1 19 MOCH. MARGA 0 20 MUHAMMAD JAMI 1 21 MUHDI NURALIYIN 0 22 NENG EFI 1 23 NINA LUSIANA 1 24 NOVIANI 1 1 25 PANJI PUTRA S. 26 RIA OKTAVIANTARI 1 27 RINA LAFERINA 1 0 28 SALEHUDIN R. 29 SANTI APRIANI 1 30 SARASWATI 0 31 SHERLY SINTIA D. 1 32 STEPHANY NOVIA W 1 33 UUM UMINAH 1 34 WINDYA PIJIASTUTI 0 35 WIWI YULIANI 1 o 36 INA MELINA Σ 25
Lampiran A.1.10.
SKOR PRETEST SISWA KELAS KONTROL (XI IPA 1)
No.
Nama Siswa
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36
3 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
4 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
6 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 28
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36
9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 31
Nomor Butir Soal 10 11 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 33 32 35
13 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 27
14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 26
15 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 22
16 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
17 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 35
19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
20 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
Σ
Skor
17 15 17 13 20 19 15 16 19 19 15 17 16 18 19 17 17 17 14 19 18 19 14 18 11 19 19 19 18 17 20 20 19 19 17 15 621
85 75 85 65 100 95 75 80 95 95 75 85 80 90 95 85 85 85 70 95 90 95 70 90 55 95 95 95 90 85 100 100 95 95 85 75 3105
84
1 1 AAM AMALINA 0 2 AGUNG SETYADI 1 3 AGUNG TRI I. 1 4 ANDI MAULANA 0 5 ANITA MARYATI D. 1 6 BHRIGITA MELIA 1 7 CRISTIAN 1 8 DIAN YULIANTI 0 9 DITA PUJIANTI 1 10 EKA PUSPARATIH 1 11 FIRMAN MERDIANSY 1 12 HASBI NARANTIKA 1 13 LENI DANIANTI 1 14 LIA NURAINI 1 1 15 LISA MARDIANA 16 MARTIN ARIESTA 1 17 MELYANA RUSANDI 1 18 MILA ROSMALIA 1 19 MOCH. MARGA 1 20 MUHAMMAD JAMI 1 21 MUHDI NURALIYIN 1 22 NENG EFI 1 23 NINA LUSIANA 1 24 NOVIANI 1 0 25 PANJI PUTRA S. 26 RIA OKTAVIANTARI 1 27 RINA LAFERINA 1 28 SALEHUDIN R. 1 29 SANTI APRIANI 1 30 SARASWATI 1 31 SHERLY SINTIA D. 1 32 STEPHANY NOVIA W 1 33 UUM UMINAH 1 34 WINDYA PIJIASTUTI 1 35 WIWI YULIANI 1 36 INA MELINA 1 32 Σ
Lampiran A.1.11.
SKOR POST TEST SISWA KELAS KONTROL (X-IPA 1)