PENGARUH SOSIO EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP JUMLAH ANAK DI KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN INFLUENCE OF SOCIO-ECONOMIC AND CULTURE FACTORS TOWARD NUMBER OF CHILDREN IN SAMALANGA DISTRIC, BIREUEN Ratna Dewi* Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh Email :
[email protected] Abstrak: Pada Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen jumlah kelahiran hidup 679 jiwa, pada tahun 2013 dengan jumlah anak 4 sampai 8 orang setiap keluarga. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor sosio ekonomi (pendapatan, pekerjaan, pendidikan) dan budaya terhadap jumlah anak. Jenis penelitian adalah penelitian observasional dengan pendekatan potong lintang. Populasi adalah keluarga yang istrinya berumur ≥ 45 tahun dan mempunyai anak bertempat tinggal di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen yaitu sebanyak 3907 orang. Sampel pada penelitian ini 210 keluarga, dengan metode penarikan sampel two stage cluster sampling. Pengumpulan data dengan penyebaran angket menggunakan kuesioner, dianalisis dengan regresi logistik berganda pada α = 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan, 159 responden memiliki anak lebih dari 2, dipengaruhi pendapatan dan budaya, keluarga dengan pendapatan rendah kemungkinan mempunyai anak >2,2,396 kali lebih besar dari pada keluarga dengan pendapatan tinggi, keluarga dengan budaya negatif kemungkinan mempunyai anak >2,5,276 kali lebih besar, citacita dan keinginan mereka sebagai orang tua dapat terwujud. Pendidikan dan pekerjaan tidak berpengaruh terhadap jumlah anak. Disarankan kepada Bupati dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Bireuen agar lebih meningkatkan program keluarga Berencana (KB). Kata Kunci : Jumlah anak, sosio ekonomi, Budaya Abstract: In Samalanga subdistrict, Bireuen District the number of live birth 679 in 2013 in the family with 4 – 8 children. The purpose of thisobservational studywith cross-sectional design was to find out the influence of socio–economic factor (income, occupation, education) and cultural factors on the number of children. The population of this study was the 3907 families with the wives ≥ 45 years old and children living in Samalanga subdistrict, Bireuen District and 210 of them were selected to be the samples for this study through two stage cluster sampling technique. The data for this study were obtained through questionnaire distribution and were analyzed through multiple logistic regression tests at α=5%. The result of this study showed that 159 respondentshad more than 2 children. The number of children was influenced by income and culture. The family with low income has probability to have more than 2 children 2.396 times bigger than the family with high income. The family with negative culture has probability to have more than 2 children 5.276 times bigger than the family with positive culture. Negative culture is the family who considers that having many children is better, their ambitions and wants as parents can be materialized. Education and occupation did not have any influence on the number of children. The Head of District and Women Empowerment Board and Family Planning of Bireuen District should more improve the Family Planning Program. Keywords: Number of Children, Socio- Economic, Culture
140
141 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, 140-151
usaha untuk membantu meningkatkan
PENDAHULUAN Usaha
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
ibu
dan
anak,
kesejahteraan bangsa, pemerintah telah
memperpanjang
dan sedang melakukan pembangunan di
menurunkan tingkat kematian bayi dan
segala bidang, termasuk usaha untuk
anak balita serta memperkecil kematian
mengatasi
masalah
kependudukan.
ibu
Berbagai
masalah
kependudukan
persalinan.2
tersebut
meliputi
antara
lain
karena
Implikasi
harapan
resiko
hidup,
kehamilan
kebijakan
di
dan
masa
pertumbuhan penduduk yang tinggi,
mendatang diantaranya adalah perlunya
penyebaran
pemerintah
penduduk
yang
tidak
merevitalisasi
program
merata, penduduk usia muda yang
pengendalian
penduduk.
Program
besar,
pengendalian
penduduk
melalui
dan
kualitas
sumber
daya
manusia yang masih relatif rendah.
Keluarga
Berencana
Untuk mengatasi salah satu masalah
terbukti
berhasil
kependudukan
pemerintah
Indonesia dari ledakan penduduk yang
sejak Pelita I telah melakukan usaha
tidak terkendali beberapa dasawarsa
mendasar melalui program Keluarga
yang lalu. Namun, lemahnya komitmen
Berencana (KB), yang sejak Pelita V
pemerintah setelah era orde baru dalam
berkembang
hal pengendalian jumlah penduduk
tersebut,
menjadi
gerakan
KB
2
Nasional.
Gerakan
menyebabkan KB
adalah
(KB)
sudah
menghindarkan
meningkatnya
jumlah
gerakan
penduduk usia muda. Meskipun laju
masyarakat yang menghimpun dan
pertumbuhan penduduk secara nasional
mengajak segenap potensi masyarakat
menurun, namun jumlah pasangan usia
untuk
produktif selalu meningkat, sehingga
berpartisipasi
melembagakan
dan
aktif
dalam
membudayakan
jumlah kelahiran tetap tinggi.1
Norma Keluarga Kecil yang Bahagia
Tingkat fertilitas merupakan salah
dan Sejahtera (NKKBS). Salah satu
satu faktor demografi yang paling
tujuan dari gerakan tersebut adalah
menentukan di dalam penurunan tingkat
menurunkan tingkat kelahiran dengan
pertumbuhan penduduk di Indonesia.
mengikutsertakan
lapisan
Secara nasional tingkat fertilitas di
masyarakat dan potensi yang ada
Indonesia relatif masih cukup tinggi,
sehingga dapat mengembangkan usaha-
variasi antar provinsi juga cukup besar.
seluruh
Pengaruh Sosio Ekonomi Dan Budaya Terhadap Jumlah Anak Di Kecamatan… 142
Dilihat dari pencapaian fertilitas dapat
sendiri. Apakah satu, dua, tiga dan
disimpulkan bahwa secara nasional
seterusnya,
tingkat fertilitas di Indonesia relatif
Republik
masih cukup tinggi. Untuk mencapai
setiap keluarga mempunyai jumlah
target RPJM 2004-2009 dengan tingkat
anak dua orang saja sudah cukup, demi
fertilitas 2,2 anak per wanita atau untuk
mencapai kualitas keluarga yang sehat
pencapaian Replacement Level (Net
dan memiliki kesehatan reproduksi
Reproduction Rate/NRR = 1 atau TFR=
yang
2,1) pada tahun 2015.
merencanakan kehamilan yang harus
Menurut Profil Anak Indonesia 2012,
sekitar
satu
diantara
namun Indonesia
aman
dimana
Pemerintah menganjurkan
pada
saat
dihindari antara lain empat T yaitu
tiga
terlalu muda untuk hamil (< 20 tahun),
penduduk Indonesia adalah anak. Ini
terlalu tua untuk hamil (> 35 tahun),
terlihat dari proporsinya terhadap total
terlalu sering hamil (anak > 3 orang)
penduduk Indonesia yaitu sekitar 33,9
dan terlalu dekat jarak kehamilannya
persen adalah usia 0 – 17 tahun, dimana
(>2 tahun).5
pada kelompok usia pra sekolah 0-6
Provinsi Aceh memiliki jumlah
tahun tercatat sebanyak 32,6 juta orang,
penduduk
usia pendidikan dasar yaitu 7-12 tahun
dimana jumlah laki-laki yaitu 2.300.442
tercatat sebanyak 27,3 juta orang,
orang sedangkan perempuan berjumlah
sedangkan pada kelompok pendidikan
2.296.866 orang terdapat 20,4 persen
usia menengah 13-17 tahun tercatat
atau 938.300 orang diantaranya adalah
sebanyak 22,4 juta orang. Hal yang
anak – anak
menarik untuk diamati adalah adanya
(Dinkes Aceh, 2011). Berdasarkan hasil
peningkatan
SDKI (2012), angka fertilitas total di
proporsi
penduduk
yaitu
orang
berumur 0 – 14 tahun
berumur 0 tahun dari 4,72 persen pada
Aceh
tahun 2000 menjadi 5,4 persen pada
persentase wanita umur 15-49 tahun
tahun 2010.1
yang sedang hamil berjumlah 5,2, dan
Setiap
keluarga
umumnya
mendambakan anak, karena anak adalah harapan atau cita-cita dari sebuah perkawinan.
Berapa
jumlah
sebesar
4.597.308
2,8
jiwa,
dengan
rata-rata anak yang dilahirkan hidup oleh wanita 40-49 tahun adalah 3,8. Sementara itu berdasarkan Data
yang
dan Informasi Kesehatan Provinsi Aceh
diinginkan, tergantung dari keluarga itu
tahun 2012, untuk Kabupaten Bireuen
143 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, 140-151
jumlah penduduk diketahui sebanyak
kelahiran
398.201
Dinas
Bireuen. Menurut hasil pencatatan dari
Kesehatan Kabupaten Bireuen tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen,
2013, diketahui angka kelahiran hidup
jumlah angka kelahiran hidup adalah
sebanyak
Kabupaten
679 jiwa. Terdapat 3907 wanita ≥ 45
Bireuen memiliki 18 kecamatan yang
tahun dengan jumlah anak yang dimiliki
salah
setiap kepala keluarga adalah 4 sampai
jiwa.
Dari
7714
Profil
jiwa.
satunya
adalah
Kecamatan
Samalanga.
terbanyak
di
Kabupaten
8 orang anak.
Setiap keluarga perlu mempertimbang-
Berdasarkan
wawancara
yang
kan berbagai faktor yang memengaruhi
dilakukan terhadap 10 orang responden
jumlah
sosial,
yang ada di Kecamatan Samalanga
kesehatan, finansial hingga adat dan
diperoleh hasil bahwa mata pencaharian
budaya.
sebuah
masyarakat di Kecamatan Samalanga
keluarga dapat mengukur kemampuan
mayoritas (80%) adalah petani. Namun
pendapatan yang dikomparasikan dengan
kebanyakan dari mereka adalah petani
rencana
biaya
yang tidak memiliki lahan sendiri
pemenuhan kebutuhan dan kesehatan
melainkan menyewa dari pemilik tanah,
bagi anak yang akan dilahirkan. Anak
akibatnya dari segi pendapatan dapat
yang direncanakan hendaknya memiliki
dikatakan
kualitas pendidikan dan kehidupan yang
diketahui dari jawaban responden yaitu
terjamin. Dari sisi sosial, jumlah anak
sebanyak
dapat disesuaikan dengan kondisi sosial
menyatakan bahwa hasil pendapatan
masyarakat, keluarga, dan berbagai
dari pekerjaan mereka tidak sepenuhnya
faktor psikologis. Mulai dari keinginan
dapat
pribadi, kemampuan membagi waktu
keluarga, melainkan harus disisakan
untuk
dukung
untuk membayar sewa tanah atau
lingkungan yang baik bagi tumbuh
tambak yang mereka pakai. Selanjutnya
kembang anak.3
terdapat
anak.
Dari
Dari
sisi
aspek
finansial,
pendidikan
anak,
hingga
serta
daya
Berdasarkan hasil survey yang telah
dilakukan,
Kecamatan kecamatan
diketahui
Samalanga dengan
jumlah
bahwa sebagai angka
sangat
60%
digunakan
70%
menyatakan
rendah.
Hal
reponden
untuk
yang
kebutuhan
responden
bahwa
ini
anak
yang bisa
membantu mereka dan merawat mereka dihari
tua,
serta
anak
juga
bisa
membantu pekerjaan mereka, misalnya
Pengaruh Sosio Ekonomi Dan Budaya Terhadap Jumlah Anak Di Kecamatan… 144
setelah anaknya pulang dari sekolah,
perbedaan
sehingga menurut mereka, anak dapat
masyarakat karena pengaruh agama,
membantu mengurangi beban keluarga
yaitu
dan dapat dijadikan sumber investasi
pemikiran bahwa nasib keturunan anak-
dihari tua.
anaknya akan dijamin Tuhan dan
Pada survei diketahui juga bahwa
pandangan
agama
bersikap
Islam.
pasif
di
kalangan
Dimana
terhadap
pola
takdir.
80% responden menginginkan anak
Ungkapan yang berbunyi, "Langkah,
lebih dari dua. Fakta tersebut sekaligus
rezeki, perteumuan, maut, berada di
membuktikan
tangan Tuhan"
pula
bahwa
terlaksana
dengan
Keluarga
Berencana
belum
baik
program (KB)
di
Berdasarkan masih tingginya jumlah anak di Kecamatan Samalanga, dan
Kecamatan Samalanga, karena 60%
beberapa
reponden menyatakan tidak mengikuti
mempengaruhinya,
program KB dengan alasan tidak cocok
dilakukan
dan
serta
berkaitan dengan faktor-faktor apa saja
yang
yang berpengaruh terhadap jumlah anak
menyatakan jika belum memiliki anak
di Kecamatan Samalanga Kabupaten
laki-laki
perempuan
Bireuen tahun 2014. Tingginya jumlah
keluarga terasa belum lengkap. Ketika
anak pada setiap keluarga di Kecamatan
ditanya pendapatnya apakah setuju jika
Samalanga, yang berdampak pada pula
banyak anak banyak rezeki, terdapat
tingginya
50% responden yang menjawab setuju,
Kecamatan
karena menurut mereka ketika hanya
Bireuen, sehingga perlu untuk mencari
memiliki 1 dan 2 anak saja, rezeki
faktor yang memengaruhinya.
tidak
terdapat
diizinkan 50%
ataupun
suami,
responden
anak
faktor
yang maka
penelitian
jumlah
ikut perlu
lebih
lanjut
penduduk
Samalanga
di
Kabupaten
mereka tidak seperti sekarang, namun setelah memiliki 5 anak rezeki mereka lebih banyak dari sebelumnya.
Jenis penelitian ini termasuk dalam
Dari segi budaya hampir seluruh responden
yaitu
METODE PENELITIAN
sebanyak
90%,
penelitian
observasional
pendekatan
potong
lintang
dengan (cross
menyatakan keturunan teuku atau sayed
sectional) dimana proses pengambilan
harus tetap dilestarikan untuk menjadi
data dilakukan dalam waktu bersamaan
ciri
khas
rakyat
Aceh.
Terdapat
145 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, 140-151
antara variabel dependen dan variabel
diambil sebanyak 30 x 7 = 210 Rumah
independen
Tangga.
Tujuan dari penelitian ini adalah
Pengolahan data dilakukan dengan
untuk mengetahui pengaruh faktor sosio
tahapan sebagai berikut : 1) Analisa
ekonomi
pekerjaan,
Univariat digunakan untuk mengetahui
terhadap
distribusi frekuensi dari masing-masing
jumlah anak di Kecamatan Samalanga
variabel. 2) Analisis Bivariat, Uji
Kabupaten Bireuen Tahun 2014.
Statistik digunakan adalah chi square
(pendapatan,
pendidikan)
dan
budaya
Lokasi dalam penelitian ini adalah
dengan tingkat kemaknaan (α) =0,05, 3)
di Kecamatan Samalanga Kabupaten
Analisis
Bireuen. Penelitian dilaksanakan pada
multivariat dilakukan untuk mengetahui
bulan Januari – Mei 2014.
adanya
Populasi adalah keluarga yang
Multivariat,
pengaruh
independen
seluruh
secara
variabel
bersama-sama
istrinya berumur ≥ 45 tahun dan
dengan
mempunyai
anak
menggunakan uji regresi logistik ganda
tinggal
Kecamatan
di
yang
bertempat Samalanga
Kabupaten Bireuen yaitu sebanyak
(multiple
variabel
Analisis
dependen
logistic
dengan
regression)
pada
tingkat kemaknaan (α) = 0,05.
3907 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah
dengan
karakteristik
dimiliki oleh populasi
yang
yang telah
HASIL Gerakan
KB
adalah
gerakan
ditetapkan.7
masyarakat yang menghimpun dan
Tahapan penarikan sampel sebagai
mengajak segenap potensi masyarakat
berikut : a) Tahap pertama untuk
untuk
pemilihan
melembagakan
kluster
Probability
berpartisipasi dan
aktif
dalam
membudayakan
Propotionate to Size (PPS). Pada tahap
Norma Keluarga Kecil yang Bahagia
pertama ini dipilih sebanyak 30 kluster.
dan Sejahtera (NKKBS). Salah satu
b) Tahap kedua yaitu pemilihan sampel
tujuan dari gerakan tersebut adalah
rumah tangga pada masing-masing
menurunkan tingkat kelahiran dengan
kluster dilakukan dengan menerapkan
mengikutsertakan
sistem rumah terdekat , dipilih 7 rumah
masyarakat dan potensi yang ada
tangga
yang
sehingga dapat mengembangkan usaha-
terpilih. Jadi jumlah sampel yang
usaha untuk membantu meningkatkan
untuk
setiap
kluster
seluruh
lapisan
Pengaruh Sosio Ekonomi Dan Budaya Terhadap Jumlah Anak Di Kecamatan… 146
kesejahteraan
ibu
anak,
79,5% memiliki jumlah anak banyak,
hidup,
dan hasil ini tidak berbeda jauh dengan
menurunkan tingkat kematian bayi dan
responden yang berpendidikan tinggi
anak balita serta memperkecil kematian
yaitu
ibu
memiliki
memperpanjang
karena
dan
harapan
resiko
kehamilan
dan
persalinan.2
sebanyak
71,4%
anak
yang
banyak.
Hal
juga ini
menunjukkan bahwa ada perbedaaan yang bermakna jumlah anak antara responden yang berpendidikan tinggi
Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui
variabel
rendah. Hasil uji statistik menunjukkan
independen terhadap variabel dependen
nilai p = 0,175, yang artinya bahwa
menggunakan
pengaruh
dengan responden yang berpendidikan
Chi-square
pada
tidak ada pengaruh pendidikan suami
tingkat kemaknaan α = 0,05. Tabel 4.6
terhadap jumlah anak dengan tingkat
menjelaskan tentang hasil dari analisis
kemaknaan α = 5%.
bivariat. Hasil tersebut menunjukkan
Selanjutnya
bahwa
dari
uji
126
variabel
yang
pekerjaaan istri, diketahui bahwa dari
berpendidikan rendah sebanyak 81,0%
124 responden yang tidak bekerja
memiliki jumlah anak banyak, dan yang
sebanyak
berpendidikan tinggi memiliki anak
banyak, dibandingkan dengan istri yang
banyak
bekerja
yaitu
responden
pada
67,9%.
Hal
ini
83,9
yaitu
%
memiliki
64,0%.
Hal
anak
ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan
menunjukkan bahwa ada perbedaan
yang bermakna antara jumlah anak
yang bermakna jumlah anak antara
antara responden yang berpendidikan
responden yang tidak bekerja dengan
tinggi
yang
responden bekerja. Hasil uji statistik
berpendidikan rendah. Hasil uji statistik
menunjukkan nilai p = 0,001, yang
menunjukkan nilai p = 0,030 yang
artinya bahwa ada pengaruh pekerjaan
artinya artinya bahwa ada pengaruh
istri terhadap jumlah anak dengan
pendidikan istri terhadap jumlah anak
tingkat kemaknaan α = 5%.
dengan
responden
dengan tingkat kemaknaan α = 5%. Variabel
pendidikan
Variabel
pekerjaan
suami
dapat
suami
dijelaskan bahwa dari 196 suami yang
diketahui bahwa dari 112 responden
berkerja, sebanyak 75,5% memiliki
yang berpendidikan rendah sebanyak
anak banyak, dan pada suami yang
147 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, 140-151
tidak bekerja, diketahui yang memiliki
pendapatan
anak banyak sebanyak 78,6%. Hal ini
dengan tingkat kemaknaan α = 5%.
menunjukan bahwa tidak ada perbedaan
terhadap
jumlah
anak
Kemudian pada variabel budaya,
yang bermakna jumlah anak antara
dapat
responden yang tidak bekerja dengan
responden yang memiliki pandangan
responden yang bekerja. Hasil uji
negatif tentang nilai anak, 82,5%
statistik menunjukkan nilai p = 0,796,
diantaranya
yang artinya bahwa tidak ada pengaruh
banyak dan pada responden yang
pekerjaan suami terhadap jumlah anak
memiliki pandangan positif tentang
dengan tingkat kemaknaan α = 5%.
anak, yang memiliki jumlah anak
Variabel
pendapatan,
diketahui
dijelaskan
banyak
bahwa
memiliki
adalah
177
jumlah
39,4%.
Hal
ini
menunjukan
memiliki pendapatan rendah, sebanyak
bermakna
85,7%
banyak,
responden yang memiliki pandangan
dibandingkan dengan yang memiliki
tentang nilai anak negatif dengan
pendapatan tinggi yaitu 60,7%. Hal ini
responden yang memiliki pandangan
menunjukan bahwa ada perbedaan yang
tentang nilai anak positif. Hasil uji
bermakna
antara
statistik menunjukkan nilai p = 0,000,
responden yang memiliki pendapatan
yang artinya bahwa ada pengaruh
rendah
yang
budaya terhadap jumlah anak dengan
memiliki pendapatan tinggi. Hasil uji
tingkat kemaknaan α = 5%. Untuk lebih
statistik menunjukkan nilai p = 0,000,
jelas, hasil analisis bivariat dapat dilihat
yang artinya bahwa ada pengaruh
pada Tabel berikut ini:
anak
jumlah
dengan
anak
responden
jumlah
ada
anak
bahwa dari 126 orang responden yang
memiliki
bahwa
dari
anak
perbedaan antara
Tabel 1. Pengaruh Variabel Independen (Faktor Sosio Ekonomi dan Budaya) terhadap Variabel Dependen (Jumlah Anak) Jumlah Anak
Variabel Independen
Banyak f
%
Total
Sedikit f %
f
27 24
84 126
P
χ2
%
Faktor Sosio Ekonomi Pendidikan Istri Tinggi Rendah
57 102
67.9 81.0
32,1 19.0
100.0 100.0
0,030
4.700
Pengaruh Sosio Ekonomi Dan Budaya Terhadap Jumlah Anak Di Kecamatan… 148
Pendidikan Suami Tinggi Rendah Pekerjaan Istri Bekerja Tidak Bekerja Pekerjaan Suami Bekerja Tidak Bekerja Pendapatan Tinggi Rendah Faktor Budaya Positif Negatif
70 89
71.4 79.5
28 23
28.6 20.5
98 112
100.0 100.0
0.175
1.835
55 104
64.0 83.9
31 20
36.0 16.1
86 124
100.0 100.0
0.001
10.956
148 11
75.5 78.6
48 3
24.5 21.4
196 14
100.0 100.0
0.796
0.067
51 108
60.7 85.7
33 18
39.3 14.3
84 126
100.0 100.0
0.000
17.131
13
39.4
20
60.6
33
100.0
0.000
28.089
146
82.5
31
17.5
177
100.0
Pengaruh Faktor Sosio Ekonomi
penelitian
terhadap Jumlah Anak
variabel pendidikan, baik itu pendidikan
Berdasarkan
analisis
diketahui
bahwa
pada
bivariat,
istri dan suami lebih banyak pada
faktor sosio ekonomi yang memiliki
kategori rendah dan lebih banyak yang
pengaruh terhadap jumlah anak adalah
memiliki anak banyak ( ≥ 2).
pendidikan istri, pekerjaan istri, dan
Menurut Muchtar dan Purnomo
pendapatan. Namun berdasarkan hasil
(2009), faktor pendidikan sangat erat
analisis multivariat diketahui faktor
kaitannya dengan sikap dan pandangan
sosio ekonomi yang paling berpengaruh
hidup suatu masyarakat. Pendidikan
terhadap
adalah
jelas mempengaruhi usia kawin, dengan
pendapatan. Hasil menunjukkan bahwa
sekolah maka wanita akan menunda
keluarga yang memiliki pendapatan
perkawinannya,
yang
rendah kemungkinan memiliki jumlah
berdampak
penundaan
anak banyak 2,396 kali lebih besar
memiliki anak.
jumlah
dibanding
keluarga
anak
dengan
pada
kemudian untuk
yang
pendapatan tinggi.
Pengaruh Budaya terhadap Jumlah
Dapat dijelaskan mengapa variabel
Anak
lain seperti pendidikan istri, pendidikan
Berdasarkan hasil analisis bivariat
suami, pekerjaan istri dan pekerjaan
ada pengaruh budaya terhadap jumlah
suami
pengaruh
anak dan berdasarkan hasil analisis
terhadap jumlah anak. Pada hasil
multivariat keluarga yang memiliki
tidak
memiliki
149 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, 140-151
budaya negatif kemungkinan memiliki
(pendidikan istri, pendidikan suami,
jumlah anak banyak 5,276 kali lebih
pekerjaan istri, pekerjaan suami, dan
besar dibanding keluarga dengan yang
pendapatan) dan faktor budaya terhadap
budayanya
variabel dependen (jumlah anak) di
positif.
Hal
ini
dapat
dijelaskan karena adanya pandangan
Kecamatan
negatif
Bireuen.
masyarakat
Kecamatan
Samalanga yang mengganggap bahwa
Samalanga
Kabupaten
Analisis multivariat menggunakan
bahwa memiliki anak banyak, cita-cita
analisis
dan keinginan mereka sebagai orang tua
Sebelum dilakukan analisis multivariat
dapat terwujud.
maka terlebih dahulu memilih variabel
Hasil ini sejalan menurut teori
yang
regresi
logistik
menjadi
berganda.
kandidat
model
Davis dan Blake (1974), bahwa faktor-
multivariat. Variabel yang menjadi
faktor sosial, ekonomi dan budaya
kandidat multivariat adalah variabel
dapat berpengaruh terhadap fertilitas.
independen dengan nilai p<0,25 dalam
Alasan orang tua memiliki anak adalah
analisis
menghindar dari tekanan sosial budaya,
diketahui bahwa dari enam variabel,
seperti keluarga yang menuntut segera
hanya terdapat lima variabel yang
memiliki anak, agama dan kelompok
masuk menjadi kandidat model yaitu
etnis yang mendorong memiliki anak
variabel pendidikan istri, pendidikan
dalam jumlah banyak.
suami, pekerjaan istri, pendapatan dan
Hal ini sejalan menurut Hasdy
bivariat.
tabel
4.6
budaya, sehingga variabel – variabel
(1995), anak laki-laki dianggap dapat
tersebut
menjadi penerus keluarga terutama
multivariat.
pada keluarga yang memiliki keturunan
Pada
dapat
dilanjutkan
ke
uji
Tabel dibawah menjelaskan bahwa
kebangsaan seperti teuku atau sayed
berdasarkan
analisis
yang harus tetap dilestarikan untuk
diketahui bahwa variabel yang paling
menjadi ciri khas rakyat Aceh.
berpengaruh
terhadap
multivariat
jumlah
anak
adalah variabel budaya, dengan nilai exp B = 5,276, hal ini berarti bahwa
Analisis Multivariat Analisis
multivariat
dilakukan
keluarga
dengan
budaya
negatif
untuk menganalisis pengaruh variabel
kemungkinan mempunyai anak banyak
independen
5,276 kali lebih besar dibandingkan
yaitu
sosio
ekonomi
Pengaruh Sosio Ekonomi Dan Budaya Terhadap Jumlah Anak Di Kecamatan… 150
keluarga
yang
mempunyai
budaya
budaya positif (nilai = 0), maka nilai
positif. Untuk variabel pendapatan nilai
probabilitas
memiliki
exp B = 2,396, hal ini berarti bahwa
banyak adalah 27,4%.
jumlah
anak
keluarga dengan pendapatan rendah kemungkinan mempunyai anak banyak
KESIMPULAN
2,396 kali lebih besar dibandingkan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
keluarga yang mempunyai pendapatan
dibuat kesimpulan, sebagai berikut:
tinggi.
Keluarga yang memiliki anak lebih dari dua di kecamatan Samalanga 75,7 %. Hasil
Tabel 2. Logistik
Regresi
Pendidikan istri berada pada kategori rendah 60,0% , pendidikan suami
Variabel
B
Pendapatan Budaya Constant
Analisis
Exp (B)
P
95% CI
berada pada kategori rendah 53,3%,
Lower Upper
pekerjaan isteri berada pada kategori
0,874 0,021 2,396 1,663 0,000 5,276 -0,975 0,017 0,377
1,141 5,035 2,277 12,224
yang tidak bekerja 59,0%, pekerjaan suami berada pada kategori bekerja 93,3, pendapatan keluarga berada pada
Berdasarkan
hasil
analisis
katagori
rendah
budaya
dapat ditulis sebagai berikut:
negative 82,5%. Faktor sosio ekonomi
=
(
yang
)
1 + 2,718
(
,
memiliki
jumlah
1 ( ,
)( )
,
( )
memiliki
untuk
tersebut, maka persamaan regresinya
=
yang
60,0%,dan
anak
pandangan
pengaruh adalah
terhadap
pendapatan.
Keluarga yang memiliki pendapatan
Dengan model persamaan regresi
rendah kemungkinan memiliki jumlah
yang diperoleh, maka kita dapat suatu
anak banyak 2,396 kali lebih besar
gambaran besar probabilitas jumlah
dibanding
keluarga
anak
pendapatan
tinggi.
yaitu
jika
wanita
memiliki
dengan Faktor
yang budaya
pendapatan rendah (nilai = 1), dan
memiliki pengaruh terhadap jumlah
budaya negative (nilai = 1), maka nilai
anak. Keluarga yang memiliki budaya
probabilitas
anak
negatif kemugkinan memiliki jumlah
banyak adalah sebesar 82,7% dan
anak banyak 5,276 kali lebih besar
sebaliknya
dibanding
memiliki
jika
jumlah
wanita
memiliki
pendapatan tinggi (nilai = 0), dan
keluarga
budayanya positif.
dengan
yang
151 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, 140-151
2012, Calverton, Maryland, USA:
SARAN Diharapkan bagi Bupati dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten
Bireuen
serta
Dinas
BPS dan Macro Internasional. 2. Badan
Koordinasi
Keluarga
Nasional
(BKKBN),
Berencana
Informasi
Gerakan
Kesehatan Kabupaten Bireuen agar
1994,
lebih meningkatkan program Keluarga
Nasional,
Berencana (KB) terutama pada keluarga
Jangka Panjang I, Jakarta.
miskin sehingga dapat menurunkan jumlah
anak
dalam
keluarga
Sasaran
KB
Pembangunan
3. Davis, K., & Blake, J., 1974,
dan
Struktur Sosial dan Fertilitas (Social
meningkatkan keterampilan masyarakat
Structure and Fertility: an analytical
miskin untuk mengkitkan pendapatan.
framework),
Diharapkan bagi pemerintah daerah agar
lebih
meningkatkan
pekerjaan
untuk
pendapatan
keluarga,
lapangan
mendukung sehingga
Lembaga
Kependudukan UGM, Yogyakarta 4. Hasdy, 1995, Persepsi Tentang Etos Kerja
Kaitannya
Budaya
dengan
Masyarakat
Nilai
Provinsi
diharapkan dengan jumlah anak yang
Daerah Istimewa Aceh. Departemen
banyak, sebuah keluarga tetap dapat
Pendidikan
memberikan kehidupan yang layak
Provinsi Daerah Istimewa Aceh
untuk anak-anaknya. Diharapkan
dan
Kebudayaan.
5. Manuaba, I., G., Manuaba, I., A., tokoh
C., Manuaba, I., B., G., F., 2009,
masyarakat di Kecamatan Samalanga,
Memahami Kesehatan Reproduksi
dapat merubah pandangan keluarga
Wanita, Edisi ke-2. Jakarta EGC
tentang
kepada
nilai
anak,
yang
selalu
6. Muchtar, R., & Purnomo, E., 2009,
menggangap bahwa memiliki anak
Proximate Determinant Fertilitas di
banyak, cita-cita dan keinginan mereka
Indonesia,
sebagai orang tua dapat terwujud.
Kesehatan
Reproduksi
Koordinasi
Keluarga
DAFTAR PUSTAKA 1. Badan BKKBN,
Pusat
Internasional,
Nasional, Jakarta
Statistik
DEPKES 2013.
Puslitbang
(BPS),
RI,
Macro
Indonesia
Demographic and Health Survey
KB
dan Badan
Berencana