PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA SUMBER AGUNG KECAMATAN JATIREJO KABUPATEN MOJOKERTO Heri Triwibowo, Heni Frilasari, Yustika Widya Hapsari
ABSTRACT Hypertension is a very common illness found in the society. Not only decreases quality of life, it also threatens the patients' life. Hyertension known as heterogeneous group of diseasebecause it can attack anyone from any range of age and economy class. There are two therapies for hypertension namely farmacology and nonfarmacology. One of non farmacology therapy is by doing ergonomic exercises. The aim of the research is to find out the impact of ergonomic exercises on blood pressure of hypertension patients in SumberAgung Village JatirejoSubdistrictMojokerto Regency. The method of the research is one group pre test - post test design. The sampling technique used purposive sampling, with the population of hyertension patients in SumberAgung Village JatirejoSubdistrictMojokerto Regency and total of samples is 20 respondents in accordance to the criterias. The data is collected by using ordinal scale and the instrument used is observation paper. It is known from the result of Wilcoxon Signed Ranks Test using SPSS version 16.0 that the value of ρ Value (0,001) < α(0,05).It is also obtained that ergonomic exercises has impacts on blood pressure of hypertension patients in SumberAgung Village JatirejoSubdistrictMojokerto Regency. Ergonomic exercises is an effective therapy, easy to do, and beneficial, because ergonomic exercises makes body becomes relax and blood vein becomes vasodilatory which make smooth blood stream and oxygen supply. Keywords : ergonomic exercisers, blood pressure, hypertension
Pendahuluan Hipertensi merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di masyarakat dan beberapa tahun belakangan ini terjadi peningkatan prevalensi kejadian hipertensi. Tidak hanya menurunkan kualitas hidup, namun dapat mengancam jiwa penderita. Hipertensi dikenal sebagai heterogeneousgroup of diseasekarena dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan berbagai kelas ekonomi (Indrayani, 2009). Kasus hipertensi semakin banyak ditemukan, tidak hanya dikota besar namun didaerah pinggiran pun juga meningkat. Pergeseran pola hidup masyarakat yang semakin sering mengkonsumsi makanan yang berbahan kimia, tingginya tingkat polusi yang mengandung radikal bebas menyebabkan terjadinyaatherosklerosis menjadi meningkat bahkan beban kerja yang tinggi juga dapat berperan, dan ini mengakibatkan stres berkepanjangan (Ardiansyah, 2012). Pola hidup seperti ini yang tidak diimbangi dengan
olah raga dapat menurunkan kualitas hidup manusia. Bagi penderita hipertensi perlu berfikir secara tepat untuk menentukan program olahraga (Beveers,2002). Salah satunya ialah senam/ latihan ergonomik. Senam ergonomik ini bisa diaplikasikan kapan dan dimana saja. Senam ini dapat membantumengurangi rasa kurang nyaman pada seorang pekerja, karena melalui latihan ini dapat mengurangi sakit kepala, strain pada mata, leher, punggung dan pinggang, bahu dan nyeri pada pergelangan tangan. Salah satu tujuan latihan ergonomik adalah tercapainya “pain-freemovement” melalui pembebasan iritasi saraf dan perbaikan fleksibilitas saraf, mencegah pembebanan statik, normalisasi mikrosirkulasi saraf, koreksi postural, mobilisasi sendi, jaringan lunak. Selain itu dengan melakukan senam ergonomik maka suplai oksigen keseluruh tubuh menjadi lancar sehingga tekanan darahpun dapat terkontrol (Madyo W., 2010). Adapunprevalensihipertensi di seluruhduniaberdasarkan WHO padatahun 2011 diperkirakan 40% negara berkembang
memiliki penderita hipertensi, sedangkanpada negaramaju 35% danpada Asia Tenggara diperkirakan 36% pendudukmenderita hipertensi (Widiyani, 2013). Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), 26,4% dan 27,5% padatahun 2001 dan 2004. Selanjutnya, diperkirakan meningkat lagi menjadi 37% padatahun 2015 danmenjadi 42% padatahun 2025. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa proporsi penyab kematian tertinggi adalah penyakit tidak menular, yaitu penyakit kardiovaskuleber (31,9%) termasuk hipertensi (6,8%) dan stroke (15,4%) Data dinkes Jawa Timur 2011 menunjukkan 287.724 pasien menderita hipertensidari 37.687.622 pendudukjatim. Sedangkantahun 2012 data Dinkeskab.Mojokerto total hipertensi 34.529 pasiendari 1.123.239 penduduk Mojokerto, sedangkan angka tertinggi kejadian hipertensi tahun 2014 yaitu 1494 pasien, di kecamatan Jatirejo, kabupaten Mojokerto. Ini merupakan tantangan utama masalah kesehatan dimasa yang akandatang yang mana prevalensipenderitahipertensi di Indonesia mengalami peningkatandari tahunketahun. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wati, Fajriyah, dan Atabaki (2013) tentang efektivitas senam jantung sehat dan senam ergonomik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi di desa Tangkil Kulon kecamatan Kedungwuni kabupaten Pekalongan, menunjukkan bahwa dengan 20 sample terdapat perbedaan efektivitas antara senam jantung sehat dengan senam ergonomik terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia hipertensi. Nilai rata-rata penurunan tekanan darah sistolik dengan senam ergonomik sebesar 8,73 mmHg dan senam jantung sehat sebesar 23,60 mmHg serta nilai rata-rata penurunan tekanan darah diastolik dengan senam ergonomik sebesar 4,80 mmHg dan senam jantung sehat sebesar 13,66 mmHg. Sedangkan berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 6 Maret 2015 di desa Sumber Agung yang merupakan wilayah kerja UPT Puskesmas Jatirejo. Didapatkan data, penderita hipertensi yang melakukan pengobatan farmakologi sebanyak 41 pasien selama bulan Januari dengan total kunjungan 369 dan pada bulan Pebruari sebanyak 33 pasien dari total kunjungan 307 pasien. Pasien selalu melakukan pengobatan farmakologi
namun terkadang pasien berkunjung jika hanya memiliki keluhan dan pengobatan tidak dilakukan secara terus – menerus dan berlanjut, selain itu pasien yang datang tersebut tidak mengetahui metode senam ergonomik. Peningkatan tekanan darah dapat diakibatkan oleh faktor genetik ataupun faktor resiko lainnya (Beevers, 2008). Banyak upaya penyembuhan baik terapi farmakologi ataupun non farmakologi. Pengobatan farmakologi misalnya menggunakan obat-obatan seperti thiazide diuretik, beta blocker, penghambat saluran kalsium, penghambat ACE, alphablocker, obat yang bekerja terpusat, antagonis reseptor angiotensin. Sedangkan pengobatan non farmakologi seperti, mengubah pola makan dan gaya hidup, membatasi konsumsi garam, pengendalian berat badan, tidak menkonsumsi alkohol, konseling stres, suplemen potasium, melakukan olah raga teratur. Banyak penelitian menunjukkan bahwa olah raga sangat mempengaruhi tekanan darah. Namun pada penderita hipertensi, perlu berfikir secara tepat untuk menentukan program olah raga. Hindari olah raga yang bersifat kompetisi, ini akan memicu emosi dan membuat tekanan darah semakin meningkat. Akan lebih baik memilih olah raga seperti berjalan santai, berenang, treadmill, senam ringan yang dapat membuat sedikit berkeringat dan tidak memberikan efek lelah pada tubuh namun aplikasinya tetap optimal (Beevers, 2002) Banyak dampak yang timbul apabila kita tidak melakukan upaya untuk menghindari bahkan mengontrol tekanan darah agar tetap normal, seperti pecahnya pembuluh darah dan mengakibatkan stroke, gagal jantung, gagal ginjal, dan retinopati. Salah satu upaya pencegahan untuk hipertensi yaitu senam ergonomik. Senam ergonomik dapat menurunkan tekanan darah karena pada gerakannya terdapat latihan olah nafas yang dapat memasok oksigen ke seluruh tubuh sehingga tubuh akan terasa segar dan adanya tambahan energi. Gerakan senam ergonomik dilakukan sampai tubuh benar-benar rileks sehingga terjadi puncak relaksasi dari seluruh ketegangan fisik dan mental. MadyoWratsongko MM, pencipta senam ergonomik, dari IndonesianErgonomicGymand Health Care, senam ini bermanfaat mencegah dan
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Untuk mendapatkan hasil memuaskan, akan lebih baik jika senam ini dilakukan secara berkelanjutan, sekurang – kurangnya 2-3 kali seminggu ± 20 menit jika semua gerakan dilakukan sempurna. Adapun manfaat yang diperoleh dengan melakukan gerakan senam ergonomik ini seperti, pengaktifan fungsi organ tubuh, membangkitkan biolistrik dalam tubuh dan melancarkan sirkulasi oksigen yang cukup dalam tubuh sehingga tubuh akan terasa segar dan energi bertambah, penyembuhan berbagai penyakit yang menyerang tulang belakang, membantu penyembuhan penyakit sinusitis dan asma, meningkatkan daya tahan tubuh, mengontrol tekanan darah tinggi, menambah elastisitas tulang, membantu penyembuhan penyakit migrain, vertigo, pusing, mual, membantu mengatasi permasalahan buang air besar, memperkuat otot pinggang, ginjal, dan lain- lain (Sagiran, 2012). Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi”. Metode Desain penelitian yang digunakan adalah preexperimentaldesign, dikatakan preexperimentaldesignkarena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh – sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen ini terdapat pretest, sebelum diberikan perlakuan dan posttest setelah perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum dan setelah diberi perlakuan.Pada penelitian ini populasinya yaitu seluruh penderita hipertensi di desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto sebanyak 56 responden.Sampling dalam penelitian ini menggunakan NonProbability Sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling atau biasa juga disebut judgemental sampling, yang merupakan suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/ masalah dalam penelitian), sehingga
sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian penderita hipertensi di desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo yang memenuhi kriteria peneliti sejumlah 20 responden. Variabel independen dalam penelitian ini ialah senam ergonomi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tekanan darah pada penderita hipertensi.Pada penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan observasi. Observasi atau pengamatan merupakan cara pengumpulan data penelitian dengan observasi secara langsung kepada responden yang dilakukan peneliti untuk mencari perubahan atau hal – hal yang akan diteliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Dalam melakukan senam ergonomik menggunakan protap sebagai petunjuk. Sedangkantekanan darah diukur dengan menggunakan spignomanometer dan dicatat dalam lembar observasi.Lokasi penelitian dilakukan di desa Sumber Agung yang merupakan Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2014 – Juni 2015. Pengambilan data tanggal 26 - 28 Juni 2015.Analisa data pada penelitian ini menggunakan program sofware SPSS for windows versi 16.00, dengan uji wilcoxonsignedranktestdengan tingkat kemaknaan (α) = 0,05. Dengan asumsi jika ρ < 0,05 maka Ho ditolak berarti ada Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Hasil Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. 1. 2.
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
(F) 4 16 20
(%) 20 80 100
Berdasarkan diatas diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 16 responden (80%).
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok
No. 1. 2.
Merokok Ya Tidak Total
(F) 3 17 20
(%) 15 85 100
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden tidak memiliki kebiasaan merokok, yaitu sebanyak 17 responden (85%). Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Keturunan No. 1. 2.
Riwayat Keturunan Ada Tidak ada Total
(F) 13 7
(%) 65 35
20
100
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki riwayat keturunan hipertensi, yaitu sebanyak 13 responden (65%).
Tabel . Karakteristik Responden Berdasarkan Makanan Tinggi Garam No.
Makanan tinggi (F) (%) garam 1. Ya 12 60 2. Tidak 8 40 20 100 Total Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sebagian besar responden mengkonsumsi makanan tinggi garam, yaitu sebanyak 12 responden (60%).
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Konsumsi Obat No. 1. 2.
Konsumsi Obat Ya Tidak Total
(F) 4 16 20
(%) 20 80 100
Berdasarkan tabel.5 bahwa sebagian besar responden tidak menkonsumsi obat yang dapat memicu hipertensi, yaitu sebanyak 16 responden (80%).
Tabel 6. Tekanan Darah Sebelum Melakukan Senam Ergonomik Pada Penderita Hipertensi Di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo No. 1. 2. 3.
Tekanan Darah Normal tinggi Hipertensi Ringan Hipertensi Sedang Total
(F) 2 13 5 20
(%) 10 65 25 100
Berdasarkan tabel.6 diketahui bahwa sebelumdiberikan perlakuan, sebagian besar responden memiliki tekanan darah kategori hipertensi ringan yaitu sebanyak 13 responden (65%). Tabel 7. Tekanan Darah Sesudah Melakukan Senam Ergonomik Pada Penderita Hipertensi Di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo No. 1. 2. 3.
Tekanan Darah Normal tinggi Hipertensi Ringan Hipertensi Sedang Total
(F) 10 8 2 20
(%) 50 40 10 100
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa sesudah diberikan perlakuan, sebagian besar responden memiliki tekanan darah kategori normal tinggi yaitu sebanyak 10 responden (50%). Tabel 8. Perubahan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Melakukan Senam Ergonomik Pada Penderita Hipertensi Di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo No 1. 2. 3.
Tekanan Darah Normal tinggi Hipertensi ringan Hipertensi sedang Total
Sebelum (F) (%) 2 10 13 65 5 25
Sesudah (F) (%) 10 50 8 40 2 10
20
20
100
100
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terjadi penurunan kategoripada tekanan darah. Sebelum perlakuan hipertensi sedang sebanyak 5 responden (25%) menjadi 2 responden (10%),
hipertensi ringan 13 responden(65%) menjadi 8 responden (40%) setelah perlakuan dan kategori normal tinggi sebelum perlakuan sebanyak 2 responden (10%) menjadi 10 responden (50%). Dari dari penyajian tabel diatas diketahui bahwa terdapat pengaruh setelah melakukan senam ergonomik terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Pembahasan 1. Tekanan Darah Sebelum Melakukan Senam Ergonomik Pada Penderita Hipertensi di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa sebelum diberikan perlakuan, sebagian besar responden yaitu 13 responden (65%) mengalami tekanan darah kategori hipertensi ringan yaitu antara yaitu 140/90 – 159/99 mmHg. Hipertensi tidak hanya diakibatkan oleh satu faktor saja namun berbagai faktor dapat menjadi sebagai pencetus terjadinya hipertensi seperti, komplikasi penyakit, gaya hidup, keturunan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Data yang diperoleh tiap responden berbeda-beda hal ini disebabkan karena faktor yang mempengaruhi tekanan darah dan penyebab terjadinya hipertensi antar individu yang berbeda faktor ini memastikan interpretasi yang lebih akurat dari pengukuran tekanan darah (Marliani, 2007). Dari penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden sebanyak 16 responden (80%) berjenis kelamin perempuan. Secara klinis memang tidak ada perbedaan yang signifikan namun setelah menopause wanita cenderung memiliki tekanan darah yang tinggi daripada pria (Perry&Potter, 2005). Oleh karena itu umumnya wanita lebih banyak menderita hipertensi ketika menopause, ini disebabkan karena adanya perubahan hormon dalam tubuh. Jika esterogen turun, ini akan memicu aktivasi saraf simpatetik untuk mengeluarkan renin dan angiotensin dan bila ini berlangsung lama maka akan berpengaruh pada tekanan darah. Faktor kedua yaitu keturunan, berdasarkan hasil penelian sebanyak 13 responden (65%),memiliki riwayat keturunan hipertensi, secara genetik penyakit hipertensi memiliki hubungan yang signifikan dengan gen pemicu hipertensi yang terdapat dalam kromosom manusia. Sekalipun gen hipertensi
belum teridentifikasi secara akurat namun faktor genetik pada manusia dapat mempengaruhi sistem renin angiotensinaldosteron (Ridwan M., 2009). Hal ini menyatakan jika orang tuanya mengalami hipertensi maka anaknya kemungkinan besar akan mengalami hipertensi karena sifat genetik yang diwariskan kepada keturunannya. Faktor selanjutnya yaitu konsumsi garam, terdapat 12 responden (60%) mengkonsumsi makanan tinggi garam. Asupan garam berlebih dapat meningkatkan penyempitan pembuluh darah arteri, sehingga ini dapat meningkatkan tekanan darah. Konsumsi garam diperbolehkan jika kurang dari 5 gram, kira-kira satu sendok teh (Beevers, 2005). Jika mengkonsumsi garam lebih dari 5,8 gram per hari, ini dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Bila kita dapat mengurangi 1,8 gram per hari saja maka dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 4 mmHg dan diastolik 2mmHg (Ridwan M., 2009).Konsumsi garam berlebih dan berlangsung setiap hari akan memiliki dampak secara langsung pada tubuh karena apa yang kita konsumsi pasti diolah oleh sistem pencernaan diserap dan dialirkan ke seluruh tubuh oleh pembuluh darah. Jika kadar garam tinggi dalam tubuh akan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan inilah yang menjadikan beban kerja jatung akan meningkat dan terjadilah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Selain itu konsumsi obat – obatan pemicu hipertensi seperti kortikosteroid juga dapat berpengaruh pada tubuh dengan mempengaruhi metabolisme lemak tubuh dan distribusinya, sehingga sirkulasi darah pun tidak lancar dan dapat menyebabkan pertambahan lemak pada bagian tertentu. Mineralokortikoid, salah satu kelompok dari kortikosteroid, berfungsi untuk mengatur kadar elektrolit dan air, dengan cara menahan garam diginjal selain itu natrium juga dapat terakumulasi dalam tubuh sehingga dapat mengakibatkan hipernatremia. Dari pembahasan diatas,berdasarkan karakteristik jenis kelamin, riwayat keturunan dan asupan garam sangat mendukung terjadinya hipertensi, untuk itu mengubah gaya hidup menjadi lebih berkualitas seperti mengkonsumsi makanan yang kita butuhkan akan lebih baik daripada mengkonsumsi makanan yang kita inginkan. Hal ini dilakukan
agar kita dapat mengontrol tekanan darah dan tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. 2.
Tekanan Darah Sesudah Melakukan Senam Ergonomik Pada Penderita Hipertensi di Desa Sumber Agung Kecamatan JatirejoKabupaten Mojokerto Hasil penelitian setelah diberikan perlakuan, sebanyak 10 responden (50%) mengalami penurunan tekanan darah menjadi kategori normal tinggi. Berdasarkan teori yang ada terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi tekanan darah, seperti yang telah dijelaskan diatas. Dan tindakan untuk menurunkan tekanan darah yaitu farmakologi dan non farmakologi. Salah satu terapi non farmakologi ini adalah dengan exercise seperti senam ergonomik. Senam ergonomik ini dapat melancarkan sirkulasi darah, suplai oksigen keseluruh tubuh dan dapat mencapai relaksasi yang maksimal sehingga dapat berpengaruh terhadap tekanan darah (Madyo W., 2010). Senam ergonomik ini terdiri dari 5 gerakan dasar yaitu gerakan lapang dada, tunduk syukur, duduk perkasa, duduk pembakaran dan berbaring pasrah. Masingmasing gerakan mengandung manfaat yang luar biasa dalam menjaga kebugaran tubuh, dapat melancarkan aliran darah karena seluruh pembuluh darah akan mengalami vasodilatasi. Oleh sebab itu setelah melakukan senam ergonomik dengan tepat dan dilakukan secara rutin setiap responden akan memiliki daya tahan tubuh yang baik dan prima maka dapat berpengaruh terhadap tekanan darah.Tidak hanya kualitas dan kuantitas dalam melakukan senam ergonomik, sesudah diberikan perlakuan, perlu memperbaiki pola hidup sehat agar tetap bisa mengontrol tekanan darahnya, dari sinilah dapat terjadi penurunan tekanan darah. 3.
Analisa Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Melakukan Senam Ergonomik Pada Penderita Hipertensi di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto Berdasarkan hasil dari penelitian dan disajikan pada tabel 8, sebelum perlakuandidapatkan jumlah penderita hipertensi kategori normal tinggi sebanyak 2 responden (10%), hipertensi ringan sebanyak 13 responden (65%), dan hipertensi sedang 5 responden (25%). Setelah diberikan perlakuan didapatkan hasil, hipertensi kategori normal
tinggi sebanyak 10 responden (50%), hipertensi ringan sebanyak 8 responden (40%), dan hipertensi sedang 2 responden (10%). Dari data diatas menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan sebagian besar mengalami hipertensi kategori ringan dan setelah perlakuan sebagian besar mengalami penurunan menjadi kategori normal tinggi. Hasil penelitian ini diuji dengan wilcoxonsignedrankstest menggunakan SPSS versi 16.0 diketahui bahwa nilai P Value (0,001) < α (0,05) artinya Ho ditolak, jadi melakukan senam ergonomik berpengaruh terhadap tekanan darah pada penderita Hipertensi di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya dari Gayatri dan Priyogo (2012) bahwa senam ergonomik berpengaruh terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Kelurahan Bendan Kota Pekalongan dengan hasil ρ-value tekanan darah sistolik 0,002 dan ρ-value tekanan darah diastolik 0,009. Namun adapula yang tetap atau tidak mengalami perubahan tekanan darah, banyak faktor yang mempengaruhi tekanan darah meskipun diberikan perlakuan senam ergonomik ini misalnya responden tidak melakukan senam ergonomik secara teratur di rumah, responden tetap mengkonsumsi makanan tinggi garam, terlebih lagi jika responden juga memiliki keturunan penyakit hipertensi atau bahkan responden memiliki stresor yang dapat mempengaruhi tekanan darahnya. Hormon kortisol memegang peranan penting dalam mengelola stres, kortisol juga memberikan kontribusi yang penting dalam mengatur kadar gula darah bersama insulin, menjaga sistem kekebalan tubuh dan memelihara tekanan darah agar tetap konstan. Jika kortisol diproduksi secara berlebihan maka sistem dalam tubuhpun akan terganggu misalnya seperti mudah terjadi infeksi, sistem pengaturan cairan dan elektrolit terganggu dan dapat mengakibatkan tekanan darah menjadi meningkat (Perry&potter, 2005). Senam ergonomik hanya salah satu terapi yang dapat menjadi pengaruh terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Hal ini dapat terjadi karena dalam melakukan senam ergonomik dengan benar dapat mencapai puncak relaksasi pada tubuh, membuang muatan biolistrik
negatif, sehingga oksigen dapat mengalir dengan lancar keseluruh tubuh, peningkatan daya tahan tubuh sehingga tubuh akan terasda sehat dan bugar. Hal ini dapat menjadi acuan bahwa senam ergonomik memang berpengaruh pada tekanan darah penderita hipertensi. Dengan kondisi tubuh yang rileks,dan tidak mengalami stres maka pembuluh darah akan mengalami vasodilatasi tanpa adanya tahanan, ini dapat memaksimalkan suplai oksigen dan melancarkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh.. Terlebih bila dilakukan secara teratur, dan tetap menjaga gaya hidup sehat untuk mendapat hasil yang maksimal dalam mengontrol tekanan darah untuk tetap dalam batas normal. Simpulan 1. Dari penyajian data diatas sebelum melakukan senam ergonomik sebagian besar responden mengalami hipertensi kategori ringan yaitu sebanyak 13 responden (65%). 2. Setelah melakukan senam ergonomik sebagian besar responden mengalami hipertensi kategori normal tinggi sebanyak 10 responden (50%). 3. Senam ergonomik berpengaruh terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. sebelum melakukan senam ergonomik menunjukkan sebagian besar penderita dalam kategori hipertensi ringan dan sesudah melakukan senam ergonomik menunjukkan sebagian besar penderita dalam kategori normal tinggi, ini berarti terjadi penurunan tekanan darah setelah melakukan senam ergonomik. Melakukan senam ergonomik dengan tepat akan membuat tubuh menjadi rileks dan berdampak pada vasodilatasi pembuluh darah. Ini menyebabkan aliran darah dan suplai oksigen menjadi lancar dan menurunkan kontraktilitas otot pembuluh darah di seluruh tubuh.
Saran 1. Responden diharapkan agar lebih sering dan teratur melakukan senam ergonomik, karena senam ergonomik mempunyai efek menguntungkan bagi tubuh dengan memperlancar sirkulasi darah. Senam
2.
3.
4.
5.
ergonomik mudah dilakukan dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi tubuh selain itu diharapkan juga penderita hipertensi mencoba menggunakan terapi nonfarmakologis lainnya yang dapat menurunkan tekanan darah. Petugas kesehatan diharapkan dapat menjadikan senam ergonomik sebagai salah satu alternatif tindakan keperawatan mandiri yang dapat digunakan oleh perawat atau petugas kesehatan lainnya, khususnya untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Untuk peneliti selanjutnya bila, melakukan penelitian terkait dengan senam ergonomik, diharapkan menggunakan variabel kontrol sebagai perbandingan Penelitian ini hanya dilakukan 3 kali selama 3 hari, dengan melakukan senam ergonomik di pagi hari, diharapkan penelitian ini dilaksanakan secara berkelanjutan, sehingga pengaruh senam ergonomik terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi bisa terlihat lebih jelas. Untuk penelitian selanjutnya agar tidak menggunakan responden yang sama di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto.
Daftar Pustaka AS, Muhammadun. 2010. Hidup bersama Hipertensi Seringai Darah Tinggi Sang Pembunuh Sekejap. Yogyakarta : Divapress Ardiansyah. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta: DIVA Press Azizah. 2014. Pengaruh Senam Ergonomik Dengan Terapi Musik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Di Balai Perlindungan Sosial TresnaWerdha (BPSTW) Ciparay Bandung. http://digilib.stikesdhb.ac.id/index.ph p?p=show_detail&id=9066. Diakses pada tanggal 4 Januari 2015 Beevers, 2008. Tekanan Darah. Jakarta : Dian Rakyat
Dekker E, dr, 2005. Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Depkes. 2010. Kejadian Hipertensi di Jawa Timur. www.depkesri.co.id. diakses tanggal 23 Desember 2014 Fajar, Ibnu, etal. 2009. Statistika Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Hidayat, A. A. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika
Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitaf Kualitatif. Bandung: Alfabeta Supangat, Andi. 2007. Statistika. Jakarta: Kencana Tarwaka. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press
Indrayani. 2009. Deteksi Dini Kolesterol, Hipertensi &Stroke.
Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika
Jeannette. 2011. Current Diagnosis andTreatment. Mc. Graw Hill.
Vitahealth. 2010. Hipertensi. Gramedia Pustaka Utama.
LPPM STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto. 2014. Buku Panduan Pemyusunan KTI dan Skripsi. Mojokerto: LPPM.
Wati, etall. 2013. Efektivitas Senam Jantung Sehat Dan Senam Ergonomik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Desa Tangkil Kulon Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. http://www.e-skripsi.stikesmuhpkj.ac.id/eskripsi/index.php?p=show _detail&id=578. Diakses pada tanggal 4 Januari 2015
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. 2008. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Palmer, A & Williams, B. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga Perry, A. G & Potter, P. A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses &Praktik Ed 4 Vol. 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Ridwan,M. 2009. Mengenal, Mencegah, Mengatasi SilentKiller Hipertensi. Semarang : Pustaka Widyamara Rusdi. 2009. Awas, Anda Bisa Mati Cepat Akibat Hipertensi & Diabetes. Yogyakarta: Diva Press Sagiran. 2012. Mukzizat Gerakan Shalat. Jakarta: Qultum Media Sayoga. 2013. Mencegah Stroke dan Serangan Jantung. Bandung: Remaja Rosdakarya
Wijaya,
Jakarta:
A. S dan Putri, Y.M. 2013. KeperawatanMedikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika
Wratsongko, Madyo. 2010. Shalat Jadi Obat. Jakarta: Elex Media Koputindo