PENGARUH ROLE AMBIGUITY, ROLE OVERLOAD, DAN ROLE CONFLICT TERHADAP JOB STRESS KARYAWAN DIVISI OPERASIONAL PADA PT ANANDA PUTERI LESTARI Wendy Adiyatma Weldani Putra Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530, 021-53696969,
[email protected]
Abstrak PT Ananda Puteri Lestari adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang supplier dan distributor barang-barang pertambangan. Permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini adalah tingginya job stress karyawan pada divisi operasional yang di duga terjadi karena role ambiguity, role overload, dan role conflict. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh role ambiguity, role overload, dan role conflict secara parsial maupun simultan terhadap job stress karyawan pada divisi operasional PT Ananda Puteri Lestari. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang disebarkan kepada 84 karyawan divisi operasional PT Ananda Puteri Lestari. Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linier berganda. Dari hasil analisis ditemukan bahwa role ambiguity, role overload, dan role conflict secara parsial maupun simultan secara signifikan memengaruhi job stress karyawan pada divisi operasional PT Ananda Puteri Lestari. Saran yang dapat diberikan kepada PT Ananda Puteri Lestari adalah mengevaluasi dan memperhatikan ambiugitas peran yang dirasakan oleh karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari karena dari seluruh variabel bebas, ditemukan bahwa variabel role ambiguity merupakan variabel yang memberikan pengaruh terbesar terhadap job stress. Namun, pihak PT Ananda Puteri Lestari juga harus memperhatikan konflik peran serta beban kerja yang dirasakan oleh karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari karena kedua variabel tersebut juga memengaruhi job stress secara signifikan. (WA) Kata Kunci: role ambiguity, role overload, role conflict, job stress
Abstract PT Ananda Puteri Lestari is a company that engaged in the field of suppliers and distributors of goods mining. The problems that will be adopted in this study is the high job stress of employees in operational division and allegedly occurred because of role ambiguity, role overload and role conflict. The purpose of this study was to determine the effect of role ambiguity, role overload, role conflict partially and simultaneously towards job stress of employees at the operational division of PT Ananda Puteri Lestari. The analysis method used in this research is quantitative method with associative approach. Data collection methods used in this study was questionnaire that distributed to 84 employees of operating division at PT Ananda Puteri Lestari. Data processing method used in this research is multiple linear regression method. From the analysis it was found that role ambiguity, role overload, role conflict partially and simultaneously significantly affect employee job stress on the operational division of PT Ananda Puteri Lestari. Advice can be given to PT Ananda Puteri Lestari is to evaluate and observe role ambiguity perceived by employees of operating divisions in PT Ananda Puteri Lestari because of from all independent variables, it was found that role ambiguity variables is the variable that have the greatest influence on job stress. However, the PT Ananda Puteri Lestari must also consider the role conflict and workload perceived by employees operating divisions in PT Ananda Puteri Lestari because both variables also affect job stress significantly. (WA)
Keywords: role ambiguity, role overload, role conflict, job stress
Pendahuluan Sumber daya manusia merupakan aset penting sebuah organisasi atau perusahaan dikarenakan sumber daya manusia merupakan individu-individu yang memiliki keterkaitan sangat besar dengan kegiatan operasional sebuah perusahaan, terutama untuk perusahaan-perusahaan yang pada beberapa tahun terakhir memiliki kegiatan operasional sangat padat, pastinya membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat mengimbangi keadaan makro yang terjadi. Salah satu industri yang saat ini sedang berkembang adalah industri pertambangan. Industri pertambangan adalah industri yang memiliki rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas). Paradigma baru kegiatan industri pertambangan ialah mengacu pada konsep pertambangan yang berwawasan Lpingkungan dan berkelanjutan, yang meliputi penyelidikan umum (prospecting), eksplorasi : eksplorasi pendahuluan, eksplorasi rinci, studi kelayakan : teknik, ekonomik, lingkungan (termasuk studi amdal), persiapan produksi (development, construction), penambangan (pembongkaran, pemuatan, pengangkutan, penimbunan), reklamasi dan pengelolaan lingkungan, pengolahan (mineral dressing), pemurnian atau metalurgi ekstraksi, pemasaran, Corporate Social Responsibility (CSR) dan pengakhiran tambang (Mine Closure). Bukti perkembangan dari industri pertambangan sudah mulai terlihat dari bagian pengantar dari UU Pertambangan pada tahun 2009 yang mendukung investasi industri pertambangan Indonesia di saat pertumbuhan industri juga didukung oleh permintaan tetap pada produk-produk utama serta harga komoditi yang baik. Produksi pertambangan Indonesia yang secara mayoritas terdiri dari batubara, timah, tembaga, emas dan ammonia mencatat pertumbuhan rata-rata 12.27 persen pada paruh waktu 2007-2011. Sementara itu, untuk periode 2012–2016, pertumbuhannya diprediksi menjadi 8.27 persen, demikian laporan MarketPublishers 2012. Melihat dari uraian tersebut, maka perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri pertambangan harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, atau setidaknya, mampu menjaga kualitas sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan, karena jika tidak, maka banyak hal yang dapat diderita oleh sumber daya manusia dalam perusahaan. Permasalahan yang cukup membahayakan perusahaan adalah permasalahan mengenai stres kerja yang saat ini juga dialami oleh PT Ananda Puteri Lestari, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang supplier dan distributor barang-barang pertambangan. Berkantor pusat di Gedung Manggala Wanabakti Lt 3 303AC, perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 2004 ini hingga bulan September 2014 telah memperkerjakan 112 karyawan dimana mayoritas karyawan bekerja di divisi operasional. Permasalahan yang saat ini dialami oleh PT Ananda Puteri Lestari, menurut wawancara kepada manajer HRD, Ibu Fenny Fitriamalia adalah tingkat stres kerja karyawan yang sangat tinggi dibuktikan dari jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dalam beberapa bulan terakhir, terutama pada karyawan divisi operasional Pendugaan awal yang menyebabkan terbentuknya stres kerja yang tinggi dari karyawan pada PT Ananda Puteri Lestari adalah kekurang-jelasan kriteria promosi atas karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil wawancara singkat yang dilakukan kepada 63 dari 84 karyawan pada divisi operasional dimana mereka menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui secara pasti kriteria apa saja yang diperlukan dan diinginkan oleh perusahaan agar karyawan yang bersangkutan dapat naik ke jabatan yang lebih tinggi. Pihak perusahaan sering memberikan semangat bahwa karyawan dapat naik jabatan dengan iming-iming gaji yang lebih besar, namun, posisi manajer atau kepala gudang selalu diberikan kepada karyawan yang pada dasarnya tidak terlalu spesial, terutama dalam menyelesaikan pekerjaan. Karyawan divisi operasional sering mengeluhkan tidak adanya kriteria tertentu yang menjadi patokan promosi jabatan. Fakta lain yang mendukung ketidakjelasan peran yang dialami oleh karyawan divisi operasional adalah seringnya terjadi permasalahan mengenai job desk antara divisi operasional dengan quality control. Permasalahan yang sering terjadi adalah mengenai perbedaan pola pikir mengenai kualitas produk yang diangkut dari pertambangan. Dari kedua indikasi permasalahan di atas, telah membuktikan adanya ambigutias peran karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari. Ambiguitas peran atau role ambiguity menurut Rizzo, House, & Lirtzman dalam Partina (2013) adalah ambiguitas peran ketika seorang individu tidak mampu mendefiniskan dengan jelas peran yang diharapkan, dan metode untuk menyelesaikan tugasnya. Pendugaan kedua yang menyebabkan terbentuknya stres kerja yang tinggi adalah beban peran yang terlampau tinggi pada karyawan PT Ananda Puteri Lestari. Hal ini dibuktikan dari
tuntutan hasil kerja yang sangat tinggi dari pihak atasan dimana pihak atasan dan perusahaan sering menuntut divisi operasional untuk mengerjakan segala sesuatu dengan cepat, dan membuat waktu kerja yang dimiliki divisi operasional sangat padat. Selain itu, bukti lain yang ditemukan juga memperkuat permasalahan pada PT Ananda Puteri Lestari, terutama mengenai jumlah pekerjaan yang semakin meningkat namun waktu kerja yang sangat singkat. karyawan mengalami beban kerja atas peran dalam organisasi yang semakin besar atau role overload dimana role overload adalah konflik dari prioritas-prioritas yang muncul dari harapan bahwa seseorang dapat melaksanakan suatu tugas yang luas yang mustahil untuk dikerjakan dalam waktu yang terbatas (Abraham dalam Agustina, 2009) Pendugaan terakhir yang diduga menyebabkan terbentuknya stres kerja adalah konflik peran atau role conflict pada karyawan PT Ananda Puteri Lestari. Tentunya role conflict berbeda dengan role ambiguity. Apabila role ambiguity bersifat ketidak jelasan peran, role conflict mengacu pada ketidakcocokan dari peran yang dibutuhkan dan diharapkan, dimana kesesuaian didasarkan pada serangkaian kondisi yang mempengaruhi kinerja peran. Indikasi-indikasi yang memperkuat pendugaan tingginya role conflict pada karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari adalah pekerjaan-pekerjaan yang terkadang diberikan oleh pihak perusahaan terlalu sulit untuk dijalankan. Hal ini didapatkan dari hasil wawancara kepada karyawan pada divisi operasional yang dapat dikutip hasil wawancara sebagai berikut: “kita sih emang udah tertekan sama waktu kerja yang makin lama makin sempit, tapi kadang yang makin mempersulit itu kerjaan-kerjaannya suka membebani, misalnya kita disuruh ngerjain semua kerjaan dari angkut barang sampe quality control sedangkan kita kan lebih fokus sebagai divisi pengangkutan aja. Suka dicampur aduk ya kita jadi bingung juga sebenernya kita kerja bagian pengangkutan atau ngecek kualitas produk..“ Dari kutipan wawancara tersebut, menegaskan bahwa memang telah terjadi konflik peran karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari yang sebenarnya bertugas pada bagian tambang emas, namun juga dituntut untuk memeriksa kualitas dari produk yang diangkut dari pertambangan. Role conflict itu sendiri menurut Rizzo et al. dalam Partina (2013) adalah tingkat dimana seseorang mengalami tekanan dalam peran yang tidak sesuai dengan tekanan yang timbul dari peran yang lain. Melihat dari uraian latar belakang masalah di atas, maka selanjutnya penelitian ini didasari dengan penelitian sebelumnya yang dijalankan oleh Vanishree (2014) dimana dijelaskan bahwa memang role ambiguity, role overload dan role conflict memang mampu membentuk stres kerja karyawan pada sebuah organisasi. Oleh karena permasalahan tersebut, maka judul dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: “Pengaruh Role Ambiguity, Role Overload dan Role Conflict terhadap Job Stress Karyawan Divisi Operasional pada PT Ananda Puteri Lestari”
Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan empat variabel yaitu role ambiguity, role overload dan role conflict sebagai variabel bebas, serta job stress sebagai variabel terikat, dikarenakan keterbatasan waktu penelitian. Penulis membatasi ruang lingkup dengan meneliti sebanyak 84 karyawan divisi operasional sebagai responden pada PT Ananda Puteri Lestari serta variabel yang akan diteliti. Penulis meneliti sebanyak 84 karyawan sebagai responden pada PT Ananda Puteri Lestari yang terletak di Gedung Manggala Wanabakti Lt 3 303AC, Jakarta Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara Asosiatif dimana penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2007) bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara role ambiguity, role overload, dan role conflict terhadap job stress karyawan divisi operasional dengan melakukan survey. Unit analisis yang dituju adalah karyawan divisi operasional PT Ananda Puteri Lestari. Survei ini dilakukan dalam satu kali pengumpulan saja dalam rangka menjawab pernyataan penelitian.
Hasil dan Bahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS, mengenai analisis pengaruh Role Ambiguity, Role Overload, dan Role Conflict terhadap Job Stress karyawan divisi operasional PT Ananda Puteri Lestari implikasi dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Role ambiguity memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel job stress dimana pengaruh yang dihasilkan sebesar 0.496 (49,6%), dengan bentuk hubungan sangat kuat dan searah (0.847). Artinya setiap role ambiguity meningkat, maka job stres juga akan meningkat. Role overload memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel job stress dimana pengaruh yang dihasilkan sebesar 0.262 (26,2%), dengan bentuk hubungan kuat dan searah (0.798). Artinya setiap role overload meningkat, maka job stress juga akan meningkat. Role conflict memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel job stress dimana pengaruh yang dihasilkan sebesar 0.178 (17,8%), dengan bentuk hubungan kuat dan searah (0.701). Artinya setiap role conflict meningkat, maka job stress juga akan meningkat. Role ambiguity, role overload, dan role conflict secara serentak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap job stress, dimana besar pengaruh nya sebesar 0.800 (80%) dan masih terdapat 0.200 (20%) faktor yang turut mempengaruhi job stress di luar penelitian ini, dimana contoh faktor lain tersebut seperti tingkat kepuasan kerja karyawan, motivasi karyawan, lingkungan kerja, dan sebagainya. Ditemukan persamaan regresi dalam penelitian ini yaitu:
Dari persamaan tersebut, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu: • Nilai job stress ketika nilai role ambiguity, role overload, dan role conflict sama dengan 0, adalah sebesar 0.277. • Saat nilai role ambiguity naik satu satuan, maka nilai job stress akan meningkat sebesar 0.496. • Saat nilai role overload naik satu satuan, maka nilai job stress akan meningkat sebesar 0.262. • Saat nilai role conflict naik satu satuan, maka nilai job stress akan meningkat sebesar 0.178.
Simpulan dan Saran Simpulan Simpulan dari penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh role ambiguity, role overload dan role conflict secara partial maupun simultan terhadap job stress karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari adalah sebagai berikut: 1. Role ambiguity memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel job stress karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari. 2. Role overload memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel job stress karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari. 3. Role conflict memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel job stress karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari. 4. Role ambiguity, role overload, dan role conflict secara serentak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap job stress karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari. Saran Dari hasil simpulan yang telah diuraikan di atas, maka saran yang dapat diberikan kepada pihak PT Ananda Puteri Lestari adalah: 1. Melihat dari pengaruh role ambiguity terhadap job stress dimana pengaruh yang dihasilkan bersifat signifikan, maka untuk menurunkan job stress, perusahaan perlu menurunkan role ambiguity yang terjadi pada karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari. Dari hasil rata-rata kuisioner yang telah disebarkan, ditemukan bahwa pernyataan nomor 5 dengan isi pernyataan “Saya merasa kriteria untuk promosi jabatan yang diberlakukan perusahaan tidak jelas“ memiliki nilai rata-rata tertinggi yang berarti mayoritas karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari setuju apabila mereka merasa kriteria untuk promosi jabatan yang diberlakukan perusahaan tidak jelas, sehingga saran yang dapat diberikan kepada perusahaan adalah dengan memperjelas kriteria untuk dapat promosi ketingkatan yang lebih tinggi dengan membuat peraturan yang pasti mengenai promosi jabatan, menginformasikan kriteria promosi saat perekrutan, membuat sistem promosi secara tertulis serta memberikan alasan yang jelas atas karyawan-karyawan yang telah dipromosikan sehingga nantinya karyawan-karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari
2.
3.
4.
dapat mengetahui lebih jelas kriteria-kriteria yang harus dipenuhi agar dapat berpromosi ke jabatan lebih tinggi. Melihat dari pengaruh role overload terhadap job stress dimana pengaruh yang dihasilkan bersifat signifikan, maka untuk menurunkan job stress, perusahaan perlu menurunkan role overload yang terjadi pada karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari. Dari hasil rata-rata kuisioner yang telah disebarkan, ditemukan bahwa pernyataan nomor 11 dengan isi pernyataan “Standar permintaan yang diberikan pelanggan dan rekan bisnis perusahaan kepada saya lebih tinggi daripada yang seharusnya“ memiliki nilai rata-rata tertinggi yang berarti mayoritas karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari setuju apabila permintaan yang diajukan oleh pelanggan dan rekan bisnis perusahaan saat karyawan divisi operasional berhadapan langsung dengan pihak tersebut lebih tinggi dari yang seharusnya, sehingga saran yang dapat diberikan kepada perusahaan adalah dengan memberikan kebijakan-kebijakan khusus kepada rekan bisnis dan pelanggan untuk tidak menuntut pekerjaan yang tidak menjadi kewajiban karyawan divisi operasional saat karyawan tersebut berhadapan langsung dengan pihak rekan bisnis dan pelanggan, memberikan pengajaran kepada karyawan divisi operasional untuk dapat menolak permintaan pelanggan atau rekan bisnis apabila permintaan tersebut sangat memberatkan serta menerapkan biaya tambahan kepada pihak pelanggan dan rekan bisnis apabila pihak-pihak tersebut ingin meminta bantuan lebih dari karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari. Melihat dari pengaruh role conflict terhadap job stress dimana pengaruh yang dihasilkan bersifat signifikan, maka untuk menurunkan job stress, perusahaan perlu menurunkan role conflict yang terjadi pada karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari. Dari hasil rata-rata kuisioner yang telah disebarkan, ditemukan bahwa pernyataan nomor 12 dengan isi pernyataan “Saya sering diberi tugas oleh pihak yang bukan seharusnya” memiliki nilai rata-rata tertinggi yang berarti mayoritas karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari setuju apabila mereka sering mendapatkan tugas oleh pihak-pihak yang pada dasarnya tidak berhak untuk memberikan tugas kepada mereka, sehingga saran yang dapat diberikan kepada perusahaan adalah dengan memberlakukan peraturan yang tegas mengenai wewenang pemberian tugas, memberikan teguran kepada pihak-pihak di luar divisi operasional yang ditemukan memberikan tugas yang tidak seharusnya kepada divisi operasional, serta memberikan pengajaran kepada karyawan divisi operasional untuk dapat menolak permintaan dari atasan yang tidak berkaitan dengan divisi operasional. Secara keseluruhan, perusahaan disarankan untuk mengevaluasi dan memperhatikan ambiguitas peran yang dirasakan oleh karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari karena dari seluruh variabel bebas, ditemukan bahwa variabel role ambiguity merupakan variabel yang memberikan pengaruh terbesar terhadap job stress. Namun, pihak PT Ananda Puteri Lestari juga harus memperhatikan konflik peran serta beban kerja yang dirasakan oleh karyawan divisi operasional pada PT Ananda Puteri Lestari karena kedua variabel tersebut juga memengaruhi job stress secara signifikan.
Referensi
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Bumi Aksara, Yogyakarta Darmawan, Didit. (2013). Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi, Cetakan Pertama. Pena Semesta, Surabaya. Fahmi, Irfan. (2013). Perilaku Organisasi, Teori, Aplikasi, dan Kasus. Alfabeta, Bandung. Glazer, Sharon., and Gyurak, Anett. (2008). Sources of occupational stress among nurses in five countries. International Journal of Intercultural Relations 32 49–66, 2008. Handoko, T. Hani. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE, Yogyakarta. Johnson, Thomas W., and Stinson. (1975). Role Ambiguity, Role Conflict, and Satisfaction: Moderating Effects of Individual Differences. Journal of Applied Psychology, Vol. 60, No. 3, 329-333, 1975. Karimi et, al. (2014). The Influence Of Role Overload, Role Conflict And Role Ambiguity On Occupational Stress Among Nurses In Selected Iranian Hospitals. International Journal of Asian Social Science 4(1): 34-40, 2014
Lenaghan JA, Sengupta K (2007). Role conflict, role balance and affect: A model of well-being of the working student. J. Behav. Appl. Manage. 9(1): 88-109 Lidya, Agustina. (2009). Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja. Jurnal Penelitian Malayu, S.P. Hasibuan. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan kesembilan, PT Bumi Aksara, Jakarta. Moorhead dan Griffin. (2014). Perilaku Organisasi: Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi. Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat Nurwati, Nimran, U., Surachman, M.S. (2013). Pengaruh Kepemimpinan terhadap Budya Organisasi, Komitmen Kerja, Perilaku Kerja, dan Kinerja Pegawai. [Online]. Tersedia: http:/ /jurnaljam.ub.ac.id /index.php /jam/ article /download/394/432. [23 September 2013]. Partina, Anna. (2013). Role Ambiguity And Role Conflict Sebagai Anteseden Dari Job Insecurity Pada Contingent Worker. Jurnal Perilaku Dan Strategi bisnis Vol.1 No.1, Hal. 1 – 13 Priyatno, Duwi, (2011). Buku Saku Analisis Statistik Data SPSS, Mediakom, Yogyakarta. Ram et, al. (2011). Role Conflict and Role Ambiguity as Factors in Work Stress among Managers: A Case Study of Manufacturing Sector in Pakistan. Asian Social Science, Vol. 7, No. 2; February 2011. Riduwan dan Kuncoro, Engkos Ahmad. (2007). Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analysis). Alfabeta, Bandung. Rivai, Veithzal. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktik. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Safaria et, al (2011). Role Ambiguity, Role Conflict, the Role of Job Insecurity as Mediator toward Job Stress among Malay Academic Staff: A SEM Analysis. Current Research Journal of Social Sciences 3(3): 229-235, 2011 Samsuddin, Sadili. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Pustaka Setia, Bandung. Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, CV. Bandung Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung. Sujianto, Agus Eko. (2009). Aplikasi statistik dengan SPSS 16.0, PT. Prestasi Pustaka Karya, Jakarta Vanishree, P. (2014). Impact of Role Ambiguity, Role Conflict and Role Overload on Job Stress in Small and Medium Scale Industries. Research Journal of Management Sciences Vol. 3(1), 1013, 2014 Waluyo, Diana Minto. (2013). Psikologi Industri. Akademia Permata 2013. Kembangan Jakarta Barat Wibowo. (2014). Manajemen Kinerja. edisi keempat. PT RajaGrafindo Persadar. Jakarta. Zamir, Shazia., and Ambreen, Munazza. (2011). Relationship between occupational stress (0S) and organization citizenship behavior (OCB) of academic staff working at higher educational level. Elixir Soc. Sci. 40 5357-5362, 2011.