1. Pendahuluan
PENGARUH ROLE STRESS TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL INTERNAL AUDITOR
Dalam
usaha
yang
semakin
kompetitif
perusahaan dituntut untuk semakin efisien dalam menjalankan
Oleh : Ade Dikdik, Ak*) Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari role stress Internal Auditor terhadap perilaku disfungsional Internal Auditor. Dua indikator digunakan untuk mengukur role stress Internal Auditor : role ambiguity dan role conflict. Sementara variabel perilaku disfungsional Internal Auditor menggunakan indikator : rendahnya semangat kerja, ketidakdisiplinan kerja, ketidakpuasan kerja, rendahnya komitmen organisasi, rendahnya kualitas kerja, kecenderungan meninggalkan organisasi, dan rendahnya motivasi kerja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dalam bentuk penyebaran kuesioner kepada para responden. Selain menggunakan sampel berdasarkan jumlah kuesioner yang kembali berjumlah 10 orang Internal Auditor dan 10 orang auditee pada PT. Sari Ater Hot Spring Resort Hotel dan Rekreasi yang berlokasi di Subang, juga digunakan teknik penelitian kepustakaan dan teknik penelitian lapangan (wawancara). Untuk mengolah dan menganalisis data yang diperoleh serta membuat kesimpulan, penulis menggunakan bantuan statistik regresi linier sederhana, analisis korelasi Pearson serta koefisien determinasi. Melalui regresi linier sederhana diperoleh model regresi. yˆ = 20.307+1.370. Dan dengan analisis korelasi Pearson terbukti adanya hubungan antara kedua variabel penelitian dengan derajat keeratan sebesar 0.869. Selanjutnya pengujian hipotesis dengan α= 0,05 dan df = 8 membuktikan terdapat pengaruh yang cukup signifikan dari role stress Internal Auditor terhadap perilaku disfungsional Internal Auditor dan juga hubungan yang signifikan antar variabel dengan koefisien determinasi sebesar 75.51%. Sedangkan 24.49% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
aktivitasnya terlebih dalam kondisi ekonomi saat ini yang penuh dengan ketidakpastian. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia terasa begitu berat dan menggoyahkan sendi-sendi yang sangat fundamental dari perekonomian sehingga sumber daya yang dimiliki harus dikelola dengan lebih optimal. Sementara itu disisi lain segala bentuk liberalisasi baik perdagangan dan investasi pada sektor barang dan jasa mengalami keterpurukan sebagai akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Untuk menghadapi situasi yang demikian, perusahaan berusaha untuk mencari jalan keluar agar dapat tetap bertahan dan eksis dalam menghadapi keadaan perekonomian serta dunia bisnis seperti itu. Berbagai langkah dilakukan oleh perusahaan antara lain dengan cara melakukan diversifikasi produksi barang dan
jasa,
restrukturisasi
maupun
reorganisasi,
menerapkan
teknologi baru termasuk mengkaji kembali sistem pengawasan internal. Agar perusahaan dapat mencapai tingkat kinerja yang diinginkan dan adanya peningkatan sistem pengawasan internal, manajemen
membutuhkan
adanya
bantuan
dari
fungsi
pemeriksaan internal atau internal auditing. Internal auditing
Kata Kunci: Role Stress, Internal Auditor
*)Dosen Tetap STIESA
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
persaingan
adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu
41
42
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi
majalah Internal Audit No. 3 Tahun 1997, sebagaimana yang telah
yang dilaksanakan (Hiro Tugiman, 1997:11). Tujuan pemeriksaan
dikutip oleh Nita Ratna Dewi (2005) menyebutkan bahwa : Internal audit telah menangani sekitar 30% efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan. Disamping itu internal audit semakin banyak memberikan kontribusi kepada manajemen dimana aktivitas audit tidak lagi terfokus pada keuangan namun telah banyak ke bidang operasional antara lain produksi, penjualan, distribusi, personil, dan sebagainya.
internal adalah untuk membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu pemeriksa internal akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran atau rekomendasi. Tujuan pemeriksaan mencakup pula pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar.
Internal audit, khususnya pada PT. Sari Ater Hot Spring
Pada saat ini keberadaan departemen internal audit sudah merupakan bagian penting dari suatu perusahaan atau organisasi tertentu. Keberadaannya terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia bisnis yang membutuhkan penanganan profesional. Peran internal audit yang sangat besar dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas di dalam suatu organisasi tentunya akan sangat membantu manajemen dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, baik itu dimasa sekarang ataupun dimasa yang akan datang. Organisasi swasta ataupun organisasi pemerintah sangat membutuhkan peran internal audit, termasuk PT. Sari Ater Hot Spring Resort Hotel dan Rekreasi yang telah
Resort Hotel dan Rekreasi, merupakan suatu aktivitas yang kritis karena kedudukanya yang terletak didalam organisasi sangat mempengaruhi
aktivitasnya
yang
menghendaki
adanya
pengungkapan yang mungkin dianggap sebagai tindakan yang kurang menyenangkan atau malah suatu ancaman oleh pihak yang diperiksa, padahal pihak yang diperiksa adalah sejawat mereka
didalam
organisasi.
Namun
independensi
dan
objektivitasnya sebagai fungsi pemeriksaan yang berkualitas seringkali diragukan oleh pihak lain, sehingga profesi internal auditor merupakan profesi yang unik, kompleks, dan menantang. Sebagai suatu profesi, para internal auditor dilingkungan
mendapatkan pengakuan penting baik dari pihak manajemen
PT. Sari Ater Hot Spring Resort Hotel dan Rekreasi memiliki suatu
perusahaan maupun pemerintah. Peran internal audit di dalam suatu organisasi dapat dilihat pada laporan survey Harvard University, yang tertera pada
peran atau role yang didefinisikan sebagai suatu pola fungsi dan tugas yang diharapkan oleh lingkungannya untuk dikerjakan oleh individu tersebut. Kualitas harus ditunjukkan pada saat ini, karena
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
43
44
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
masyarakat semakin kritis terhadap kualitas jasa yang diberikan
ambiguity didefinisikan sebagai suatu situasi dimana individu yang
oleh organisasi profesi, tidak terkecuali profesi internal auditor.
melaksanakan suatu peran dalam pekerjaannya mengalami
Oleh karenanya internal auditor dituntut kemampuannya untuk
kekurangan
dapat memberikan jasa yang terbaik dan sesuai dengan kebijakan
dilaksanakaanya atau hasil yang diharapkan dari pekerjaan yang
manajemen tertinggi organisasi dan norma ideal internal auditor
dilakukannya.
yang terdapat pada kode etik internal auditor.
informasi
mengenai
aktivitas
yang
harus
Role stress ini mempunyai akibat yang pada umumnya
Sementara itu para internal auditor PT. Sari Ater Hot
negatif seperti menurunnya kualitas hasil kerja, rendahnya
Spring Resort Hotel dan Rekreasi sebagai pelaksana dari Satuan
loyalitas pegawai pada perusahaan atau organisasi, dan tingginya
Pengawasan Intern (SPI) didalam melaksanakan tugasnya tentunya
keinginan pekerja untuk meninggalkan perusahaan. Hal ini
juga tidak terlepas dari konflik-konflik kepentingan baik itu antar
diungkapkan
individu,
dan
penelitiannya mengenai role stress internal auditors. Role stress
perusahaan. Keunikan yang dimiliki oleh profesi internal auditor
yang terjadi pada akhirnya juga akan berpengaruh pada kinerja
dan keunikan yang terjadi pada status suatu departemen internal
internal
audit di suatu organisasi menyebabkan lingkungan kerjanya
dilakukan oleh Indri Dewi Indriani (2000) menyebutkan bahwa role
merupakan suatu lingkungan dimana terdapat kemungkinan
stress berpengaruh pada kinerja internal audit.
antar
departemen,
maupun
antar
individu
oleh
auditor
Rebele
secara
dan
E.
keseluruhan.
Michaels (1990) dalam
Hasil penelitian
yang
besar didalamnya tekanan-tekanan maupun konflik-konflik oleh
Penelitian yang dilakukan oleh Rebele dan E. Michaels
para internal auditor dalam melaksanakan pekerjaannya. Berbagai
(1990) selain meneliti mengenai penyebab role stress juga
tekanan maupun konflik yang dialami oleh seorang internal
membahas mengenai akibat negatif dari role stress tersebut yang
auditor pada akhirnya akan bermuara pada terjadinya Role Stress.
merupakan sebagian indikator dari perilaku disfungsional dari
Role Stress didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana
internal auditor. Meskipun sudah terdapat beberapa penelitian di
seorang individu mengalami role confict dan role ambiguity. Role
luar ataupun di Indonesia sendiri yang membahas mengenai
conflict didefinisikan sebagai suatu situasi dimana terdapat
akibat negatif role stress, namun dengan adanya perbedaan
ketidaksesuaian antara harapan dengan apa yang dilakukan
karakteristik perusahaan maupun profesi internal auditor yang
beberapa pihak atas aktivitas dari suatu pekerjaan. Sedangkan role
dipengaruhi oleh latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya di
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
45
46
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
lingkungan daerahnya masing-masing, maka hal ini merupakan
stress internal auditor pada PT. Sari Ater Hot Spring Resort Hotel
fenomena yang melandasi penulis melakukan penelitian para
dan Rekreasi; serta (3) Seberapa besar pengaruh dari role stress
internal auditor di lingkungan PT. Sari Ater Hot Spring Resort Hotel
terhadap perilaku disfungsional internal auditor pada PT. Sari Ater
dan Rekreasi di Kabupaten Subang.
Hot Spring Resort Hotel dan Rekreasi di Kabupaten Subang.
Sehubungan latar belakang yang telah dikemukakan
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: (1) Penulis, Dapat
diatas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat
menjadi masukan sebagai pembuktian teori untuk mengetahui
diidentifikasikan
stress
sejauhmana pengaruh role stress terhadap perilaku disfungsional
mempengaruhi perilaku disfungsional internal auditor secara
internal auditor pada PT. Sari Ater Hot Spring Resort Hotel dan
signifikan; (2) Seberapa kuatkah hubungan antara role stress yang
Rekreasi di Kabupaten Subang; (2) Bagi Perusahaan, Dapat
dialami internal auditor dengan perilaku disfungsional internal
menjadi masukan bagi PT. Sari Ater Hot Spring Resort Hotel dan
auditor; (3) Bagaimana role stress internal auditor pada PT. Sari
Rekreasi di Kabupaten Subang sebagai gambaran mengenai
Ater Hot Spring Resort Hotel dan Rekreasi; serta (4)Seberapa besar
tingkat role stress yang dialami para internal auditor; (3) Bagi Pihak
pengaruh dari role stress terhadap perilaku disfungsional internal
Lain, Dapat menjadi masukan bagi pihak lain sebagai sumber
auditor pada PT. Sari Ater Hot Spring Resort Hotel dan Rekreasi di
informasi dan referensi untuk mengembangkan ilmu bagi
Kabupaten Subang.
penelitian sejenis.
Maksud
sebagai
berikut
dilakukannya
:
(1)
penelitian
Apakah
ini
role
adalah
untuk
memperoleh informasi dan data yang relevan, menganalisa, dan
2. Telaah Litelatur dan Hipotesis
menjelaskan mengenai hubungan antara role stress internal
2.1. Internal Audit
auditor dengan perilaku disfungsional internal auditor. Adapun
tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
Dewasa untuk
ini
perusahaan
dituntut
untuk
dapat
memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang dimiliki
mengetahui : (1) Apakah role stress mempengaruhi perilaku
perusahaan
disfungsional internal auditor secara signifikan; (2) Seberapa
perusahaan secara profesional seiring dengan perubahan kondisi
kuatkah hubungan antara role stress yang dialami internal auditor
ekonomi serta lingkungan bisnis yang semakin bersaing. Hal ini
dengan perilaku disfungsional internal auditor;(3) Bagaimana role
tentunya menuntut fungsi internal audit yang lebih optimal. Selain
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
47
48
secara
efektif
dan
efisien
serta
penanganan
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
mengandalkan
sistem
ada,
ini menilai dan memeriksa efektivitas kegiatan unit lain. Tanpa
perusahaan juga membutuhkan suatu fungsi yang bertugas untuk
fungsi internal audit dewan direksi tidak memiliki sumber
melakukan penilaian dan evaluasi atas sistem pengendalian
informasi internal yang bebas mengenai kinerja para manajer. Hal
internal tersebut. Sehingga kondisi tersebut mengakibatkan
ini sesuai dengan definisi mengenai internal audit dibawah ini
profesi
sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sawyer (1996:6) :
internal
audit
pengendalian
pada
saat
internal
ini
terus
yang
mengalami
Internal audit is a systematic objective appraisal by internal auditors of the diverse operations and controls within an organization to determine whether (1) financial and operating information is accurate and reliable (2) risk to enterprise are identified and minimized (3) external regulations and acceptable internal policies and procedures are followed (4) satisfactory operating criteria are met (5) resources are used efficiently and economically, and (6) the assisting members of the organizations in the effective discharge of their responsibilities.
perkembangan. Kebutuhan akan fungsi internal audit berlaku juga untuk perusahaan milik pemerintah serta pada perusahaan yang tidak berorientasi pada profit. Konsep maupun teori yang ada telah menyatakan bahwa keberadaan internal audit adalah untuk memperbaiki kinerja unit organisasi. Jika tindakan audit ini berhasil maka berarti akan menunjang
ke
arah
perbaikan
kinerja
organisasi
secara
keseluruhan. Akan tetapi disamping tugas pokok audit yaitu
2.2. Role Stress
memperbaiki kinerja organisasi, internal audit juga seringkali memberikan layanan berupa pemberian saran dan rekomendasi untuk memperbaiki kinerja bagi setiap level manajemen. Hal ini sesuai dengan ruang lingkup kegiatan internal audit dalam perusahaan seperti yang dinyatakan oleh IIA (1995:29) yaitu:
Sebagai sebuah profesi, internal auditor juga merupakan suatu role atau peran dimana saat ini peran internal auditor masih menjadi perdebatan. Peran internal auditor berkembang dari hanya melakukan pengawasan terhadap kepatuhan terhadap prosedur perusahaan dengan menitikberatkan pada pengendalian
The scope of internal auditing should ecompass the examination and the evaluation of adequancy and effectiveness of the organization’s system of internal control and the quality of performance on carrying out assigned responsibility.
akuntansi menjadi pengawasan terhadap efisiensi dan efektivitas keseluruhan aktivitas operasi perusahaan. Aktivitas dari internal auditor ini potensial menimbulkan terjadinya role stress pada diri internal auditor. Role stress didefinisikan sebagai stress yang
Internal audit merupakan penilaian bebas, dipersiapkan
disebabkan dari anggota organisasi lainnya atas peran yang
dalam organisasi sebagai suatu jasa terhadap organisasi. Kegiatan
diemban seorang individu. Menurut K.W. Pei dan Davis (1998 :
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
49
50
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
104) role stress merupakan kesatuan dua variabel yaitu role conflict
peraturan tertulis atau naiknya gangguan dalam komunikasi
dan role ambiguity.
antara individu.
Pengertian role conflict dan role ambiguity dinyatakan oleh Schemerhorn, dkk (1991:407-408) :
Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang dapat menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai
Role ambiguity occurs when person in a role is uncertain about the role expectations of one more members of the role set. Role conflict is occurs when the person in a role is unable to respond to the expectations of one or more member of the role set. Sedangkan Hamdi MH (Media Indonesia, 5 April 1998:11) mendefinisikan role conflict sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan berupa pertentangan yang terjadi pada diri
tujuannya. Efektivitas pada setiap organisasi akan dipengaruhi oleh perilaku manusia. Menurut salah satu prinsip penting dari ilmu psikologi menyebutkan bahwa setiap orang atau manusia itu berbeda. Mereka masing-masing memiliki persepsi, kepribadian dan pengalaman hidup yang khas, perbedaan dalam hal kemampuan untuk belajar, dan memiliki perbedaan sikap dalam kepercayaan dan aspirasi.
seorang karyawan yang disebabkan oleh ketidaksesuaian antara tuntutan peran dari suatu pekerjaan atau jabatan dengan
2.3. Perilaku Disfungsional Internal Auditor Menurut Adi (1994:177) seperti yang dikutip oleh Niniek
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan. Hal ini tampak pada tingkah laku atau hasil yang tidak sesuai dengan
(2000), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia pun beragam, diantaranya adalah sikap dan motivasi. Motif dan sikap
tuntutan jabatan dan cenderung menyimpang. Sementara itu menurut K. W. Pei dan Davis dalam Sefin (2002:12-13) role ambiguity didefinisikan sebagai suasana dimana karyawan tidak jelas tentang peran (fungsi, wewenang, dan tanggung jawab) yang diharapkan pada dirinya dari perusahaan. Penyebab dari tingginya tingkat role stress yang dialami seorang
merupakan pengertian-pengertian yang utama dalam uraian kegiatan-kegiatan tingkah laku manusia, baik secara umum maupun secara khusus dalam interaksi sosial. Sikap sering digunakan untuk meramalkan tingkah laku, baik tingkah laku perorangan, kelompok, bahkan tingkah laku suatu bangsa. Sedangkan menurut Robbins (2001:139-140) sikap yang
karyawan diantaranya adalah ketidaksesuaian dalam penetapan wewenang
kurangnya
dukungan
manajemen,
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
kurangnya
51
terkait dengan pekerjaan banyak difokuskan pada tiga hal, yaitu :
52
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Kepuasan Kerja. Istilah kepuasan kerja (Job Satisfaction) merujuk
mementukan
perilaku
ke sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.
tergantung
Keterlibatan Kerja (Job Involvement). Merupakan derajat sejauh
dipengaruhi oleh motivasinya.
dari
individu
bagaimana
serta
efektivitas
seseorang
organisasi
berperilaku
yang
mana seorang memihak secara psikologis pada pekerjaannya dan
Selanjutnya akibat yang ditimbulkan oleh role stress
menganggap tingkat kinerjanya yang dipersepsikan sebagai
adalah timbulnya perilaku disfungsional seperti yang dinyatakan
sesuatu yang penting untuk harga diri. Keterlibatan kerja (Job
oleh Mondy, dkk (1989:489) dalam Sefin adalah sebagai berikut : Role conflict and role ambiguity at work lead to such dysfungtional work-related behaviors as tension, job dissatisfaction, propensity to leave the organization, and lowered commitment. Pengertian mengenai perilaku disfungsional menurut
Involvement) membahas mengenai semangat kerja, disiplin kerja, absensi
atau
kecenderungan
karyawan
untuk
keluar
dari
organisasi, dan kinerja tugas. Komitmen Organisasi. Didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu
dan
tujuan-tujuannya,
serta
berniat
memelihara
Keith Davis dan John W. Newstorm (1985:44) dalam Sefin adalah : A change is considered functional when it is favorable for the system. When a charge creates unfavorable effects for the system, it
keanggotaan dalam organisasi itu. Menurut Gibson (1996:185) motivasi adalah suatu konsep yang kita gunakan jika kita menguraikan kekuatan-kekuatan yang ada di dalam diri individu yang memulai dan mengarahkan perilaku. Kita gunakan konsep ini untuk menjelaskan perbedaan-
is dysfunctional. Berdasarkan definisi tersebut, fungsional jika sesuai dengan sistem. Namun jika perilaku menyebabkan pengaruh yang buruk terhadap sistem tersebut disebut sebagai perilaku disfungsional. Perilaku disfungsional membawa dampak yang negatif
perbedaan dalam intensitas perilaku, dimana perilaku yang lebih bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang lebih kuat. Menurut Robbins (2001:166) motivasi didefinisikan sebagai
bagi
lingkungannya,
seperti
yang
dinyatakan
oleh
Buchanan, dkk dalam Sefin (2002:15) : It is disfunctional if it breeds discontent, dissolves common ties, leads to the destruction of the groups, retard communications, reduce group cohesion, individual interest supplant group goals, reduce group effectiveness, and threatens, and threatens group survival.
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi akan
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
53
David
54
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Menurut T. Cox, seperti yang dikutip oleh Abi Sujak, Stress
mendefinisikan variabel sebagai objek penelitian atau apa yang
mempunyai berbagai efek negatif yang dikelompokkan ke dalam
menjadi titik perhatian suatu penulisan, sedangkan tempat
lima kategori yaitu : efek subjektif, efek terhadap perilaku, efek
dimana variabel melekat merupakan suatu subjek penelitian.
terhadap kognitif, efek fisik, dan efek organisatoris. Efek
Populasi responden dalam penelitian ini hanya meliputi
organisatoris mempunyai pengaruh penting diantaranya : absen
internal auditor atau pemeriksa dan Auditee yang terdapat pada
kerja, komunikasi interpersonal yang lemah, banyak kecelakaan
lingkungan internal auditor PT. Sari Ater Hot Spring Resort Hotel
dalam proses kerja, suasana organisasi yang lemah, membenci
dan Rekreasi, yaitu Income Audit, Ticket audit, dan Night Audit.
pekerjaan, dan pekerjaan yang tidak memuaskan.
Alasan dipilihnya auditor atau pemeriksa dan auditee adalah
Role stress yang terjadi pada akhirnya juga akan
karena merupakan pihak yang terlibat langsung dalam proses
berpengaruh pada kinerja internal auditor maupun kinerja
audit. Sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner
departemen internal auditor secara keseluruhan. Hasil penelitian
yang disebarkan kepada para responden tersebut.
yang dilakukan oleh Indri Dewi Indriani (2000) menyebutkan bahwa role stress berpengaruh pada kinerja internal audit.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis
Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang
yang akan diuji di dalam penelitian ini adalah : ”Terdapat
bertujuan menjelaskan secara sistematis fakta atau karakteristik
pengaruh yang signifikan dari role stress terhadap perilaku
populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.
disfungsional internal auditor”.
Dalam penelitian ini, tingkat keberlakuan umum atau generalisasi dari hasil penelitian, dibatasi pada fenomena yang
3. Metodologi Penelitian
terjadi di lokasi penelitian atau data penelitian, artinya masih
Objek dalam penelitian ini adalah role stress yang dialami
terdapat faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
oleh internal auditor dan perilaku disfungsional internal auditor
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis
pada PT. Sari Ater Hot Spring Resort Hotel dan Rekreasi yang
variabel penelitian yaitu variabel bebes (independent variable) atau
berlokasi di jalan Raya Ciater Subang 41281 Jawa Barat. Penetapan
variabel yang mempengaruhi dan variabel yang terikat (dependent
objek penelitian ini sesuai dengan pendapat Arikunto yang
variable) atau variabel yang dipengaruhi. Sesuai dengan judul
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
55
56
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
yang penulis ketengahkan, yaitu “Pengaruh Role Stress Terhadap
Tabel 1
perilaku Disfungsional Internal Auditor”, maka variabel-variabel
Variabel Independen Penelitian Dan Penjabarannya ke dalam
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
Dimensi dan Indikator
1.
Role Stress, sebagai variabel independen (X)
2.
Perilaku Disfungsional Internal Auditor, sebagai variabel dependen (Y) Pernyataan
dalam
kuesioner
disusun
VARIABEL
DIMENSI
Independen (X) Role Stress
Role Ambiguity
berdasarkan
indikator-indikator yang digunakan untuk melihat apakah role stress memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
Role Conflict
disfungsional internal auditor. Variabel Role Stress internal auditor merupakan variabel bebas (independent variable) yang akan mempengaruhi variabel terikat yaitu Perilaku Disfungsional Internal Auditor. Variabel ini dijabarkan dalam bentuk indikator yang dianggap akan mewakili keberadaan variabel yang bersangkutan. Dimensi serta indikator yang ditetapkan dalam variabel ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Indri Dewi Indriani yang berjudul : Pengaruh Role Stress Internal Auditor terhadap
UKURAN
SKALA
Skala Likert dengan 5 pilihan dari 1 sampai 5
Ordinal
INDIKATOR Ketidakjelasan tentang fungsi, wewenang, dan tanggung jawab yang diharapkan dari internal auditor Ketidaksesuaian antara peran dengan penngetahuan dan kemampuan
Sumber : Gregson, Terry., Wendell, John., Aono, June., 1994. Role ambiguity, role conflict, and perceived environmental uncertainty : are the scales measuring separate constructs for accountant?. Beavioral Research in Accounting, vol. 6. Indri Dewi Indriani. B1A95035. Pengaruh Role Stress terhadap Kinerja Internal Audit (Studi kasus pada internal auditor PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.). Skripsi, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Padjadjaran, 2000.
Kinerja Internal Audit (2000). Penelitian tersebut menjabarkan Sedangkan
variabel role stress ke dalam dua indikator yaitu : Role Ambiguity dan Role Conflict. Penjabaran variabel ke dalam dimensi dan
distribusi
pernyataan
pada
kuesioner
berdasarkan indikator yan ada, dapat dilihat pada Tabel 2.
indikator yang akan mendasari penyusunan kuesioner dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 1.
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
57
58
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Tabel 2 Distribusi Pernyataan Kuesioner Berdasarkan Indikator Variabel X Variabel
Indikator
Tabel 3 Variabel Dependen Penelitian Dan Penjabarannya ke dalam Dimensi dan Indikator VARIABEL Dependent (Y) Perilaku Disfungsional Internal Auditor
Nomor kuesioner
Role Ambiguity
1, 2, 3, 4, 5, 6
Role Stress Role Conflict
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14
Sumber : Kuesioner Penelitian
DIMENSI Sikap
Variabel Perilaku disfungsional internal auditor merupakan variabel terikat (dependent variable) yang dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu role stress internal auditor. Variabel ini dijabarkan dalam bentuk indikator yang dianggap akan mewakili keberadaan variabel yang bersangkutan. Indikator yang ditetapkan pada penelitian ini mengacu pada
Motivasi
indikator dalam penelitian yang dilakukan oleh Niniek (2000) yang berjudul “Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Perilaku Disfungsional
Auditor”.
Dan
penulis
juga
berusaha
mengkombinasikan dan mamodifikasi dari berbagai penelitian serta literatur yang berkaitan dengan hal tersebut. Penjabaran variabel ke dalam dimensi dan indikator yang akan mendasari penyusunan kuesioner dapat dilihat lebih jelas
INDIKATOR Kognitif : • Rendahnya semangat kerja • Ketidakdisiplinan kerja • Ketidakpuasan kerja Afektif : • Rendahnya komitmen organisasi • Rendahnya kualitas kerja Konatif : • Kecenderungan meninggalkan organisasa Motivasi : • Rendahnya motivasi kerja
SKALA Skala Likert dengan 5 pilihan dari 1 sampai 5
UKURAN Ordinal
Sumber : Rebele, James E., Michaels, Ronald E. 1990. Independent Auditor’s Role Stress Antecedent, Outcome, and Moderating Variables. Behavioral Research in Accounting. Vol. 2. Niniek Kurniati, B1A95038. Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Perilaku Disfungsional Auditor. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Padjdjaran, 2000.
pada Tabel 3. Sedangkan
distribusi
pernyataan
pada
kuesioner
berdasarkan indikator yang ada dapat dilihat pada Tabel 4.
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
59
60
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Tabel 4 Distribusi Pernyataan Kuesioner Berdasarkan Indikator Variabel Y Variabel
Perilaku Disfungsional Internal auditor
Indikator Rendahnya Semangat Kerja Ketidakdisiplinan Kerja Ketidakpuasan Kerja Rendahnya Komitmen Organisasi Rendahnya Kualitas Kerja Kecenderungan Meninggalkan Organisasi Rendahnya Motivasi Kerja
Nomor Kuesioner 1, 2, 3, 4 5, 6, 7, 8 9, 10, 11
paling tidak menyenangi diberi nilai terendah untuk pernyataan positif. Dan sebaliknya untuk pernyataan negatif. Untuk item positif diberikan skor sebagai berikut : Sangat Setuju
5
12, 13, 14
Setuju
4
15, 16, 17, 18, 19, 20
Ragu-ragu
3
21, 22, 23
Tidak Setuju
2
24, 25, 26, 27, 28, 29
Sangat Tidak Setuju
1
Sumber : Kuesioner Penelitian
Untuk item negatif diberikan skor sebagai berikut :
Teknik pengukuran yang digunakan untuk mengubah data kualitatif yang diperoleh, baik pada variabel independen ataupun variabel dependen, menjadi suatu urutan data kuantitatif adalah Likert’s Summated Rating. Skala Likert merupakan suatu pengukuran dengan skala ordinal. Alasan penggunaan teknik pengukuran tersebut karena teknik pengukuran tersebut tidak menuntut kategori dan subjek yang diukur tidak terbatas. Serta skala Likert memiliki reliabilitas yang relatif tinggi. Skala Likert juga dapat memperlihatkan item yang dinyatakan dalam beberapa respon alternatif, karena jangka respon yang lebih besar membuat skala Likert dapat memberikan keterangan yang lebih nyata dan jelas.
Sangat Setuju
1
Setuju
2
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
4
Sangat Tidak Setuju
5
Namun dalam kuesioner role stress ini, pernyataannya terdiri dari item-item negatif semua, baik itu indikator role ambiguity maupun indikator role conflict. Begitu pula dalam kuesioner perilaku disfungsional internal auditor, pernyataannya terdiri dari item-item negatif semua, mengingat semua indikator dalam role stress dan perilaku disfungsional internal auditor ini memiliki pengertian yang negatif, sehingga penulis menggunakan item-item pernyataan yang negatif pula.
Responsi dalam skala Likert dikumpulkan dengan jawaban yang paling menyenangi diberi nilai tertinggi dan jawaban yang
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
61
Untuk deskripsi tanggapan responden terhadap masingmasing item kuesioner yang dibuat, penulis menggunakan
62
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Weighted Mean Score dalam pengolahan data hasil kuesioner. Sesuai dengan skala penilaian skor jawaban kuesioner yang
3.
digunakan yaitu Skala Likert’s dengan lima pilihan jawaban, maka skor akhir akan berkisar 20%-100% dari skor maksimum. Jarak
4.
antara skor minimum ke skor maksimum adalah 80. Maka didapat jarak kriteria adalah 80 dibagi 5 yaitu 16 angka. Berdasarkan
5.
perhitungan tersebut, khusus untuk pernyataan negatif dapat ditetapkan kriteria seperti dibawah ini : 1.
2.
3.
4.
5.
Skor = 20%-35% Internal Auditor mengalami sangat tinggi. Skor = 35%-51% Internal Auditor mengalami tinggi. Skor = 52%-67% Internal Auditor mengalami sedang. Skor = 68%-83% Internal Auditor mengalami rendah. Skor = 84%-100% Internal Auditor mengalami sangat rendah.
role stress pada tingkat yang
role stress pada tingkat yang
role stress pada tingkat yang
dalam penelitian ini, terdiri dari : Penelitian Kepustakaan dan role stress pada tingkat yang
Penelitian Lapangan dengan angket dan wawancara. Sampel dalam penelitian ini adalah para internal auditor
role stress pada tingkat yang
atau pemeriksa dan pada Satuan Pengawasan Intern dan auditee di PT. Sari Ater Hot Springs Resort. Untuk mengukur variabel
role stress pada tingkat yang
independen dan dependen dilakukan penyebaran kuesioner kepada 23 orang responden. Jumlah tersebut merupakan jumlah
role stress pada tingkat yang
populasi internal auditor dan auditee yang ada pada PT. Sari Ater Hot Springs Resort. Kemudian dari hasil penyebaran kuesioner tersebut,
diperoleh
20
kuesioner
yang
kembali.
Hal
itu
disebabakan karena beberapa internal auditor dan beberapa
kriteria sebagai berikut :
2.
role stress pada tingkat yang
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis di
role stress pada tingkat yang
Sedangkan untuk pernyataan positif dapat ditetapkan
1.
Internal Auditor mengalami rendah. Skor = 52%-67% Internal Auditor mengalami sedang. Skor = 68%-83% Internal Auditor mengalami tinggi. Skor = 84%-100% Internal Auditor mengalami sangat tinggi.
Skor = 20%-35% Internal Auditor mengalami role stress pada tingkat yang sangat rendah. Skor = 35%-51%
auditee sedang mendapatkan penugasan untuk melakukan pemeriksaan serta karena adanya keterbatasan waktu dan hal lainnya. Jumlah 20 kuesioner tersebut merupakan respons rate dari para responden yang setara dengan 86.95%. Dengan demikian
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
63
64
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
maka data tersebut yang akan diolah dan dianalisis dalam penelitian ini.
Setelah uji validitas dan reliabilitas dilakukan, dan didapat hasil bahwa data yang kita kumpulkan bersifat valid dan reliable,
Setelah penulis memilih ukuran untuk variabel maka yang
maka variabel-variabel baik variabel X maupun variabel Y yang
harus dilakukan selanjutnya adalah menguji data, baik dari data
kita teliti harus diuji normalitasnya untuk mengetahui apakah data
dari variabel X maupun variabel Y, dengan alasan data ini didapat
yang kita kumpulkan berasal dari populasi berdistribusi normal
dari hasil kuesioner yang sifatnya kualitatif. Tujuannya adalah
ataukah tidak.
untuk mengetahui apakah data yang diteliti tersebut dapat
Dalam menentukan analisis yang tepat dugunakan untuk
menjamin mutu dari penelitian sehingga kesimpulan-kesimpulan
data yang kita miliki, apakah kita seharusnya memakai analisis
ataupun alasan-alasan yang dikemukakan terhadap hubungan-
parametrik
hubungan antar variabel dapat dipercaya, akurat dan dapat
menguji apakah data yang kita miliki berdistribusi normal maka
diandalkan sehingga hasil penelitian bisa diterima.
kita lebih baik menggunakan analisis parametrik. Maka untuk itu
ataukah
nonparametrik,
kita
sebelumnya
harus
Untuk mengungkap aspek-aspek atau variabel-variabel
kita perlu melakukan uji normalitas data. Namun untuk melakukan
yang diteliti, diperlukan suatu alat ukur atau skala tes yang valid
uji normalitas, data ordinal yang kita peroleh harus ditingkatkan
dan dapat diandalkan, agar kesimpulan penelitian tidak akan
terlebih dahulu ke skala pengukuran interval. Menurut Sidik
keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda
(1991:220), persyaratan distribusi yang benar-benar normal adalah
dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk itu variabel penelitian
bahwa data yang digunakan berskala interval atau rasio. Apabila
tersebut perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
skala yang digunakan adalah ordinal, maka distribusi frekuensinya
Jika validitas dan reliabilitas tidak diketahui, maka akibatnya menjadi fatal dalam memberikan kesimpulan ataupun
tidak dalam bentuk distribusi normal yang sebenarnya, namun mendekati kenormalan.
dalam memberi alasan terhadap hubungan-hubungan antar
Pada
penelitian
ini
penulis
menggunakan
Metode
variabel, bahkan secara luas validitas dan reliabilitas mencakup
Succesive Interval (MSI). Metode Succesive Interval adalah metode
mutu seluruh proses pengambilan data sejak konsep disiapkan
skala untuk menaikan skala pengukuran dari skala pengukuran
sampai data siap untuk dianalisis.
ordinal ke skala pengukuran interval. Khusus untuk data variabel X.
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
65
66
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Kemudian data yang kita dapatkan sudah dalam bentuk skala
hipotesis Nol (H0), yaitu hipotesis untuk ditolak, artinya tidak
interval kita lakukan pengujian normalitas dengan bantuan
terdapat pengaruh signifikan dari role stress internal auditor
Software SPSS. Dalam Software ini menggunakan statistik uji
terhadap perilaku disfungsional internal auditor.
Kolmogrov-Smirnov
keputusan
Jika
berdasarkan Probabilita (Asymtotic Significance). Hipotesis Uji
independen
Normalitas data :
diformulasikan dalam Hipotesis Alternatif (H1), yaitu merupakan
Ho : F (x) = F* (x),
H1 : F (x) ≠ F* (x),
dengan
dasar
pengambilan
dimana F (x) adalah distribusi dari populasi dan F* (x) adalah fungsi distribusi normal (populasi adalah berdistribusi normal). populasi tidak berdistribusi normal.
•
Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak
variabel
dari
dependen
variabel
(Y),
maka
yang penulis lakukan dimana ingin menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari role stress internal auditor terhadap perilaku disfungsional internal auditor.
penelitian sebagai berikut : H0 :
Tidak terdapat pengaruh signifikan/berarti dari Role Stress Internal Auditor terhadap Perilaku Disfungsional Internal
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh signifikan dari variabel role stress
Auditor. H1 :
internal auditor terhadap perilaku disfungsional internal auditor.
terdapat pengaruh signifikan/berarti dari Role Stress Internal Auditor terhadap Perilaku Disfungsional Internal
Maka dilakukan analisa secara kuantitatif dengan uji Regresi Linier
Auditor.
Sederhana dan Analisis Korelasi.
Kemudian untuk hipotesis kedua yang akan diuji dalam
Hipotesis pertama yang akan diuji dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Jika tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y), maka diformulasikan dalam
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
terhadap
signifikan
Atas dasar tersebut, penulis merumuskan hipotesis
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima
(X)
pengaruh
hipotesis yang diharapkan untuk diterima. Sebagaimana penelitian
Pengambilan keputusan :
•
terdapat
67
penelitian ini adalah ada atau tidaknya hubungan signifikan antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Jika tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y), maka diformulasikan dalam hipotesis Nol (H0), yaitu hipotesis untuk ditolak, artinya tidak
68
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
terdapat hubungan signifikan antara role stress internal auditor
kesalahan
yang
akan
kita
tanggung
dalam
pengambilan
dengan perilaku disfungsional internal auditor.
kesimpulan. Tingakat signifikansi yang digunakan adalah 0.05,
Apabila kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang
karena dianggap cukup untuk mewakili hubungan antara variabel
positif maka diformulasikan dalam Hipotesis Alternatif (H1), yaitu
dan merupakan tingkat signifikansi yang paling umum digunakan
merupakan
diterima.
dalam penelitian ilmu-ilmu sosial. α = 0.05 artinya hasil penelitian
Sebagaimana penelitian yang penulis lakukan dimana ingin
masih bisa dipertanggungjawabkan bila kekeliruan dalam proses
menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara role
penelitian tidak lebih dari 5%.
hipotesis
yang
diharapkan
untuk
stress internal auditor dengan perilaku disfungsional internal auditor.
4. Hasil Penelitian Atas dasar tersebut, penulis merumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut : H0 :
4.1. Uji validitas Role Stress Internal Auditor
Tidak terdapat hubungan signifikan/berarti antara Role
Dengan menghitung koefisien korelasi dari skor masing-
Stress Internal Auditor dengan Perilaku Disfungsional
masing item dengan skor total yang didapat dari responden
Internal Auditor.
didapat tabel dibawah ini.
terdapat hubungan signifikan/berarti antara Role Stress
Dengan membandingkannya dengan nilai kritis yaitu 0.3
Internal Auditor dengan Perilaku Disfungsional Internal
maka kita dapat menentukan valid tidaknya item-item kuesioner
Auditor.
yang kita gunakan untuk mengumpulkan data (perhitungan
Selanjutnya untuk menganalisis data yang diperoleh, yaitu
validitas dapat dilihat pada lampiran 4 tentang Validitas dan
menentukan ada atau tidaknya pengaruh variabel independen
Reliabilitas). Ternyata terdapat 1 buah pernyataan yang tidak valid,
terhadap variabel dependen digunakan metode statistik analisis
yaitu item nomor 14, karena item ini memiliki nilai korelasi yang
regresi sederhana, analisis korelasi pearson dan
lebih kecil dari nilai r kritis (dapat dilihat pada lampiran 4). Dengan
H1 :
koefisien
demikian maka item pernyataan tersebut harus dihilangkan dari
determinasi. Tingkat signifikansi adalah besarnya peluang kita menolak
kuesioner dan tidak disertakan dalam pengujian. Dihilangkannya
hipotesis nol yang seharusnya kita terima. Atau besarnya resiko
item pernyataan nomor 14 tersebut akan menghasilkan hasil uji
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
69
70
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
validitas baru untuk item-item lainnya (dapat dilihat pada
valid tidaknya item-item kuesioner yang kita gunakan untuk
lampiran 4). Di bawah ini diperlihatkan korelasi item-item yang
mengumpulkan data (perhitungan validitas dapat dilihat pada
sudah valid.
lampiran 4 tentang Validitas dan Reliabilitas). Di bawah ini Tabel 5
diperlihatkan korelasi item-item yang sudah valid.
Tabel Koefisien Korelasi Item Kuesioner Variabel X
Tabel 6 Tabel koefisien Korelasi Item Kuesioner Variabel Y
No item
Korelasi Skor Item - Skor total
r Kritis
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
0.71 0.31 0.57 0.31 0.37 0.43 0.44 0.48 0.31 0.57 0.31 0.69 0.47
0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
No item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Sumber : Kuesioner Penelitian Dari tabel diatas semua item dapat dinyatakan valid dan data yang didapat dengan menggunakan kuesioner ini dapat dianalisis lebih lanjut.
4.2. Uji Validitas Perilaku Disfungsional Internal Auditor Dengan cara yang sama untuk menguji validitas item pada role stress internal auditor, maka kita dapat menentukan Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
71
72
Korelasi Skor Item - Skor total
r Kritis
Keterangan
0.49 0.32 0.41 0.46 0.36 0.38 0.48 0.36 0.48 0.47 0.44 0.58 0.4 0.31 0.35 0.41 0.47 0.36 0.36 0.58 0.36
0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30
Valid Valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
No item
Korelasi Skor Item - Skor total
r Kritis
0.35 0.36 0.47 0.59 0.32 0.44 0.35 0.32
0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30
22 23 24 25 26 27 28 29
=
rxx
Keterangan
13 7.806 1 − = 0.731 12 23.964
Nilai ini merupakan nilai reliabilitas yang baik karena nilai-nilainya valid valid valid valid valid valid valid valid
sudah diatas 0.7 (Saccuzo 1993), maka dapat dikatakan kuesioner ini adalah reliabel dan menghasilkan data yang sifatnya reliabel pula.
4.4. Uji Reliabilitas perilaku Disfungsional Internal Auditor
Sumber : Kuesioner penelitian
Dari uji reliabilitas data kuesioner variabel Y didapat hasil
Dari tabel diatas semua item dapat dinyatakan valid dan
berikut (perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 4
data yang didapat dengan menggunakan kuesioner ini dapat
tentang Validitas dan Reliabilitas).
dianalisis lebih lanjut.
Perhitungan : 13
∑σ
4.3. Uji Reliabilitas Role Stress Internal Auditor
2 i
= 19.63
i =1
Dari uji reliabilitas data kuesioner variabel X didapat hasil
σ 2x
= 100.113
berikut (perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 4 k = 29
tentang Validitas dan Reliabilitas).
maka
Perhitungan : 13
rxx
∑σ i2 = 7.806
=
19.63 29 = 0.832 1 − 28 100.113
i =1
σ 2x
Nilai ini merupakan nilai reliabilitas yang baik karena nilai-nilainya
= 23.964
sudah diatas 0.7 (Saccuzo 1993), maka dapat dikatakan kuesioner k = 13
ini adalah reliabel dan menghasilkan data yang sifatnta reliabel
maka
pula.
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
73
74
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
4.5.Hasil Uji Normalitas
data memiliki skala ukur minimal interval jiga disyaratkan data
Pengujian normalitas pada penelitian ini menggunakan
berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji normalitas ini
Kolmogrov-Smirnov. Namun sebelumnya data dari hasil kuesioner
dilakukan dengan bantuan Software SPSS 13.0. Hasil Diperoleh
harus ditingkatkan skala ukurnya yaitu dari skala ordinal menjadi
adalah sebagai berikut :
skala interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval
NPar Tests
(MSI). Hasilnya adalah variabel X dibawah ini :
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 7 N Normal Parameters a.b
Hasil Transformasi Data ordinal ke Data Interval Variabel Y 70.446 54.793 82.08 46.6 79.96 68.418 77.753 63.4 53.671 54.76
No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Variabel X 32.03 32.792 45.345 17.083 37.921 40.04 37.155 30.287 27.849 27.082
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test Distribution is Normal
VAR Y 10 114.655 20.9906 .147 .095 -.147 .808 .532
VAR X 10 54.200 8.0703 .124 .103 -.124 .678 .747
b. Calculated from data
Terlihat bahwa tabel diatas pada kolom asymp.sig/
Sumber : Kuesioner Penelitian
asymptotic significance (probabilitas) dua sisi baik untuk variabel
Setelah menggunakan Succesive Interval dan didapat
X maupun untuk variabel Y angkanya lebih besar dari 0.05 maka
untuk data X dan Y dalam skala interval, maka untuk syarat
H0
selanjutnya
linier
kesalahan sebesar 5% data dikatakan mengikuti distribusi normal.
sederhana maka kedua variabel tersebut terlebih dahulu diuju
Dan dapat kita analisis dengan menggunakan statistik parametrik
normalitasnya. Uji ini bertujuan apakah data yang diperoleh
yaitu dengan analisis regresi untuk menentukan adakah pengaruh
berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Karena syarat
dari variabel X terhadap variabel Y, dengan korelasi untuk
untuk bisa menggunakan analisis regresi linier sederhana selain
menentukan eratnya hubungan kedua variabel tersebut dan
agar
bisa
menggunakan
analisis regresi
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
75
76
diterima. Dapat disimpulkan dengan mengambil resiko
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
dengan koefisien determinasi untuk menentukan seberapa besar variabel X mempengaruhi variabel Y melalui hubungan liniernya. Dimana disini X adalah variabel penyebab dan Y adalah variabel respon atau akibat. Sebelum menganalisis data dengan statistik inferens yaitu analisis regresi dan korelasi, akan dilakukan analisis secara deskriptif untuk variabel Role Stress Internal Auditor dan Perilaku Disfungsional Internal Auditor.
4.6. Deskripsi Tanggapan responden 4.6.1. Deskripsi Tanggapan responden Atas Role Stress Internal Auditor Pengolahan
data
kuesioner
dengan
menggunakan
Weighted Mean Score dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
77
Tabel 8: Weighted mean Score Variabel X No SS Fx S Role Ambiguity 1 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0 4 0 0 0 5 0 0 0 6 0 0 0 Role Conflict 7 0 0 8 0 0 9 0 0 10 0 0 11 2 2 12 0 0 13 0 0 14 0 0
0 3 0 2 5 0 0 0
Fx
N
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 Sub Total 0 12 0 4 10 0 0 0
Fx
TS
Fx
STS
Fx
Total Fx
X Rata-Rata
Ideal
%
3 0 3 0 0 0
6 7 6 6 9 7
24 28 24 24 36 28
3 3 3 4 1 3
15 15 15 20 5 15 Total
42 43 42 44 41 43 255
4.2 4.3 4.2 4.4 4.1 4.1 25.3
5 5 5 5 5 5 30
84 86 84 88 82 82 84.33
7 1 1 1 0 4 7 0
28 2 4 4 0 16 28 0
0 0 8 0 0 2 0 10
0 0 40 0 0 10 0 50
37 32 47 29 21 37 36 50 289 544
3.7 3.2 4.7 2.9 2.1 3.7 3.6 5.0 28.9 54.2
5 5 5 5 5 5 5 5 40 70
74 64 94 58 42 74 72 100 72.25 77.43
3 9 6 18 1 3 7 21 3 9 3 9 2 6 0 0 Sub Total Total
Sumber : Kuesioner Penelitian
78
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
dijelaskan bahwa pekerjaan internal auditor pada perusahaan Pengolahan data dengan menggunakan weighted Mean
tersebut sudah mempunyai tujuan dan sasaran yang jelas dan
Score menghasilkan skor total untuk variabel X sebesar 77.43%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya hal ini
terencana. •
Untuk pernyataan ke-3, diperoleh skor 84% yang berarti
berarti secara umum Internal Auditor mengalami role stress pada
berada pada tingkatan yang sangat rendah. Dimana dapat
tingkat yang rendah.
dijelaskan bahwa internal auditor pada perusahaan tersebut
Variabel role stress mempunyai dua buah dimensi yang
sudah mengetahui bahwa dia telah membagi waktu dengan
menjadi dasar pengukuran variabel ini, yaitu role ambiguity dan role conflict. 1.
sebaik-baiknya untuk pekerjaannya. •
Indikator Role Ambiguity
Untuk pernyataan ke-4, diperoleh skor 88% yang berarti berada pada tingkatan yang sangat sangat rendah. Dimana
Pengukuran role ambiguity atas 10 orang responden
dapat dijelaskan bahwa internal auditor pada perusahaan
menghasilkan skor 84.33%. Hal ini berarti secara umum Internal
tersebut sudah mengetahui tanggung jawab yang dimilikinya
Auditor mengalami role ambiguity pada tingkatan yang sangat
sebagai internal auditor ada perusahaannya.
rendah. Adapun penjelasan untuk tiap item pernyataan pada
•
Untuk pernyataan ke-5, diperoleh skor 82% yang berarti
kuesioner penelitian penulis berdasarkan dari hasil pengolahan
berada pada tingkatan yang rendah. Dimana dapat dijelaskan
data tersebut diatas adalah sebagai berikut :
bahwa internal auditor pada perusahaan tersebut sudah
•
Untuk pernyataan ke-1, diperoleh skor 84% yang berarti
mengetahui dengan pasti apa yang perusahaan harapkan dari
berada pada tingkatan yang sangat rendah. Dimana dapat
pekerjaan yang dia lakukan.
dijelaskan bahwa internal auditor pada perusahaan tersebut
•
•
Untuk pernyataan ke-6, diperoleh skor 82% yang berarti
sudah mengetahui dengan pasti seberapa besar otoritas dan
berada pada tingkatan yang rendah. Dimana dapat dijelaskan
wewenag yang dimilikinya sebagai internal auditor pada
bahwa
perusahaan tempatnya bekerja.
mendapatkan penjelasan yang jelas mengenai apa yang harus
Untuk pernyataan ke-2, diperoleh skor 86% yang berarti
dia lakukan dalam melaksanakan pekerjaannya.
internal
auditor
pada
perusahaan
tersebut
berada pada tingkatan yang sangat rendah. Dimana dapat
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
79
80
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
2.
Indikator Role Conflict
bahwa sebagian dari internal auditor pada perusahaan tersebut
Pengukuran role conflict atas 10 orang responden menghasilkan skor 72.25%. Hal ini berarti secara umum Internal
masih
bekerja
dengan
dua
atau
lebih
kelompok
yang
mempunyai bidang pekerjaan yang berbeda.
Auditor mengalami role conflict pada tingkatan yang rendah.
• Untuk pernyataan ke-11, diperoleh skor 42% yang berarti
Adapun penjelasan untuk tiap item pernyataan pada kuesioner
berada pada tingkatan yang tinggi. Dimana dapat dijelaskan
penelitian penulis berdasarkan dari hasil pengolahan data tersebut
bahwa sebagian internal auditor pada perusahaan tersebut
diatas adalah sebagai berikut :
memang masih mengerjakan sesuatu yang tidak dapat diterima
• Untuk pernyataan ke-7, diperoleh skor 74% yang berarti berada
oleh yang lainnya pada perusahannya.
pada tingkatan yang rendah. Dimana dapat dijelaskan bahwa
• Untuk pernyataan ke-12, diperoleh skor 74% yang berarti
internal auditor pada perusahaan tersebut tidak melakukan
berada pada tingkatan yang rendah. Dimana dapat dijelaskan
sesuatu yang seharusnya dilakukan secara berbeda pada
bahwa internal auditor pada perusahaan tersebut menerima
perusahaannya.
penugasan dengan adanya perlengkapan dan sumber daya
• Untuk pernyataan ke-8, diperoleh skor 64% yang berarti berada
yang memadai untuk menyelesaikannya.
pada tingkatan yang sedang. Dimana dapat dijelaskan bahwa
• Untuk pernyataan ke-13, diperoleh skor 74% yang berarti
sebagian internal auditor pada perusahaan tersebut masih
berada pada tingkatan yang rendah. Dimana dapat dijelaskan
menerima penugasan tanpa adanya bantuan dari personil lain
bahwa internal
dalam menyelesaikannya.
mengerjakan beberapa hal yang tidak perlu pada perusahannya.
• Untuk pernyataan ke-9, diperoleh skor 94% yang berarti berada pada tingkatan yang sangat rendah. Dimana dapat dijelaskan bahwa internal melanggar
auditor
peraturan
pada perusahaan tersebut tidak
atau
kebijakan
perusahaan
untuk
menyelesaikan tugasnya.
pada perusahaan tersebut tidak
Jadi dia hanya mengerjakan beberapa hal yang dianggap perlu saja. • Untuk pernyataan ke-14, diperoleh skor 100% yang berarti berada pada tingkatan yang sangat rendah. Dimana dapat dijelaskan bahwa internal auditor pada perusahaan tersebut
• Untuk pernyataan ke-10, diperoleh skor 58% yang berarti berada pada tingkatan yang sedang. Dimana dapat dijelaskan
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
auditor
81
tidak mengiraukan rekan-rekannya dalam melakukan suatu pekerjaan.
82
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Berdasarkan penjelasan diatas, walaupun memang pada umumnya internal auditor pada PT. Sari Ater mengalami role stress yang dikatakan rendah dengan skor 77,43%, dalam artian bahwa role stress yang mereka alami masih dapat mereka kendalikan dan ini merupakan suatu keadaan yang dapat dikatakan masih bagus untuk peningkatan karier dan kinerja mereka di perusahaan tersebut. Namun walaupun demikian, masih terdapat kekurangan dari skor secara totalnya yaitu dengan sisa skor sebesar 22,57%. Hal ini berarti masih ada sebagian kecil internal auditor yang masih mengalami role stress. Dapat dilihat pada pernyataan no 8, 10, dan 11 pada indikator role conflict dimana masih ada sebagian internal auditor pada PT. Sari Ater yang menerima penugasan tanpa adanya bantuan dari personil lain dalam menyelesaikannya, sebagian dari internal auditor pada perusahaan tersebut masih bekerja dengan dua atau lebih kelompok yang mempunyai bidang pekerjaan yang berbeda, dan masih ada sebagian internal auditor pada perusahaan tersebut yang memang masih mengerjakan sesuatu yang tidak dapat diterima oleh yang lainnya pada perusahannya (dapat dilihat pada jawaban masing-masing item pernyataan dan persentase skor akhirnya dalam tabel diatas). 4.6.2.
Deskripsi
Tanggapan
Responden
Atas
Perilaku
Disfungsiomal Internal Auditor Pengolahan data hasil kuesioner dengan menggunakan Weighted Mean Score dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
83
Tabel 9 Weighted Mean Score Variabel Y No
SS
Fx
S
Fx
N
Fx
TS
Fx
STS
Fx
Total Fx
X Rata
Ideal
%
Rendahnya Semangat Kerja 1
0
0
0
0
0
0
6
24
4
20
44
4.4
5
88
2
0
0
0
0
0
0
5
20
5
25
45
4.5
5
90
3
0
0
0
0
0
0
3
12
7
35
47
4.7
5
94
4
0
0
0
0
0
0
7
28
3
15
43
4.3
5
86
Total
179
17.9
20
89.5
Sub Total
No
SS
Fx
S
Fx
N
Fx
TS
Fx
STS
Fx
Total Fx
X Rata
Ideal
%
Ketidakdisiplinan Kerja 5
0
0
0
0
3
9
6
24
1
5
38
3.8
5
76
6
0
0
0
0
2
6
7
28
1
5
39
3.9
5
78
7
0
0
0
0
0
0
6
24
3
15
39
3.9
5
78
8
0
0
1
2
2
6
7
28
0
0
36
3.6
5
72
Total
152
15.2
20
76
Sub Total
84
Pengaruh Stres (Ade Dikdik)1, Januari 2008 Dimensia,Role Volume 5 Nomor
No
SS
Fx
S
Fx
N
Fx
TS
Fx
STS
Fx
Total Fx
X Rata
Ideal
%
Ketidakpuasan Kerja 9
0
0
3
6
4
12
3
12
0
0
30
3
5
60
10
0
0
0
0
3
9
7
28
0
0
37
3.7
5
74
11
0
0
0
0
3
9
7
28
0
0
37
3.7
5
74
Total
104
10.4
15
69.33
Sub Total Rendahnya Komitmen Organisasi 12
0
0
0
0
0
0
3
12
7
35
47
4.7
5
94
13
0
0
0
0
1
3
6
24
3
15
42
4.2
5
84
14
0
0
2
4
3
9
5
20
0
0
33
3.3
5
66
Total
122
12.2
15
81.33
Sub Total Rendahnya Kualitas Kerja 15
0
0
1
2
3
9
6
24
0
0
35
3.5
5
70
16
0
0
0
0
4
12
6
24
0
0
36
3.6
5
72
17
0
0
1
2
0
0
9
36
0
0
38
3.8
5
76
18
0
0
0
0
3
9
6
24
1
5
38
3.8
5
76
19
0
0
0
0
3
9
6
24
1
5
38
3.8
5
76
85
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
20
0
0
0
0
1
3
3
12
6
Sub Total
30
45
4.5
5
90
Total
230
23
30
76.67
Kecenderungan Meninggalkan Organisasi 21
0
0
0
0
4
12
6
24
0
0
36
3.6
5
72
22
0
0
0
0
3
9
7
28
0
0
37
3.7
5
74
23
0
0
0
0
5
15
5
20
0
0
35
3.5
5
70
Total
108
10.8
15
72
Sub Total Rendahnya Motivasi Kerja 24
0
0
1
2
0
0
7
28
2
10
40
4
5
80
25
0
0
0
0
1
3
3
12
6
30
45
4.5
5
90
26
0
0
0
0
0
0
4
16
5
25
43
4.3
5
86
27
0
0
0
0
1
3
4
16
5
25
44
4.4
5
88
28
0
0
0
0
0
0
6
24
4
20
44
4.4
5
88
29
0
0
0
0
0
0
6
24
4
20
44
4.4
5
88
Total
260
26
30
86.67
1155
115.5
145
79.66
Sub Total Total Sumber : Kuesioner Penelitian
86
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Indikator ketidakpuasan kerja mendapat skor sebesar 69.33%. Berdasarkan perhitungan diatas didapat skor total dari
Ini berarti dilihat dari
kriteria yang telah ditetapkan,
kuesioner perilaku disfungsional Internal Auditor adalah debesar
ketidakpuasan kerja terletak pada tingkat yang rendah. Atau
79.66%. Hal ini berarti, secara umum perilaku disfungsional
dapat dikatakan kepuasan kerja Internal Auditor di perusahaan
Internal Auditor masih berada pada tingkat yang rendah atau
tersebut masih tinggi.
fungsional dari Internal Auditor masih rendah.
5.
Rendahnya Komitmen Organisasi
Untuk mengetahui secara rinci bagaimana deskripsi
Indikator rendahnya komitmen organisasi mendapat skor
tanggapan responden atas perilaku disfungsional Internal Auditor,
sebesar 81.33%. Ini berarti dilihat dari kriteria yang telah
dapat dijelaskan dari masing-masing dimensi yang terkandung
ditetapkan, rendahnya komitmen organisasi terletak pada
dalam kuesioner ini dan akan di jelaskan dibawah ini.
tingkat yang rendah. Atau dapat dikatakan komitmen
2.
organisasi Internal Auditor di perusahaan tersebut masih
Rendahnya Semangat Kerja Secara
umum
indikator
rendahnya
semangat
kerja
mendapatkan skor sebesar 89.5%. Ini berarti dilihat dari
3.
6.
Rendahnya Kualitas Kerja
kriteria yang telah ditetapkan, rendahnya semangat kerja
Indikator rendahnya kualitas kerja mendapat skor sebesar
terletak pada tingkat yang sangat rendah atau dapat
76.67%. Ini berarti dilihat dari kriteria yang telah ditetapkan,
dikatakan semangat kerja Internal Auditor di perusahaan
rendahnya kualitas kerja terletak pada tingkat yang rendah.
tersebut sudah tinggi.
Atau dapat dikatakan kualitas kerja Internal Auditor di
Ketidakdisiplinan Kerja
perusahaan tersebut masih tinggi.
Indikator ketidakdisiplinan kerja mendapat skor sebesar 76%. Ini berarti dilihat dari
4.
tinggi.
7.
Kecenderungan Meninggalkan Organisasi
kriteria yang telah ditetapkan,
Indikator kecenderungan meninggalkan organisasi mendapat
ketidakdisiplinan kerja Internal Auditor terletak pada tingkat
skor sebesar 72%. Ini berarti dilihat dari kriteria yang telah
yang rendah. Atau dapat dikatakan disiplin kerja Internal
ditetapkan, kecenderungan meninggalkan organisasi Internal
Auditor masih tinggi.
Auditor pada perusahaan tersebut terletak pada tingkat yang
Ketidakpuasan Kerja
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
87
88
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
8.
rendah. Atau secara umum dapat dikatakan loyalitas kerja
bertanggung jawab karena tidak pernah menyampaikan temuan
internal auditor di perusahaan tersebut masih tinggi.
hasil pemeriksaan pada bagian yang berwenang melakukan
Rendahnya Motivasi Kerja
pembinaan terhadap cabang (dapat dilihat pada jawaban masing-
Indikator rendahnya motivasi kerja mendapat skor sebesar
masing item pernyataan dan pesrentase skor akhirnya dalam tabel
86.67%. Ini berarti dilihat dari kriteria yeng telah ditetapkan,
diatas).
rendahnya motivasi kerja terletak pada tingkat yang sangat tinggi. Atau secara umum dapat dikatakan motivasi kerja
4.7. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
internal auditor di perusahaan tersebut masih sangat rendah.
4.7.1. Analisis Regresi Linier Sederhana
Berdasarkan penjelasan diatas, walaupun memang pada Untuk mempermudah perhitungan Analisis Regresi maka
umumnya internal auditor pada PT. Sari Ater mengalami perilaku disfungsional yang dikatakan rendah dengan skor 79,66%, dalam
sebaiknya data disusun dalam bentuk tabel di bawah ini :
artian bahwa perilaku disfungsional yang mereka lakukan masih
Tabel 10
dapat mereka kendalikan dan mereka masih bekerja sesuai
Data Analisis Regresi
dengan fungsinya, ini merupakan suatu keadaan yang dapat dikatakan masih bagus untuk peningkatan karier dan kinerja mereka di perusahaan tersebut. Namun walaupun demikian, masih terdapat kekurangan dari skor secara totalnya yaitu dengan sisa skor sebesar 20,34%. Hal ini berarti masih ada sebagian kecil internal auditor yang masih melakukan perilaku disfungsional. Dapat dilihat pada pernyataan no 9, dan 14 dimana masih ada sebagian internal auditor pada PT. Sari Ater yang pernah meminta untuk dipindahkan kerja ke bagian lain karena karier internal auditor di perusahaan kurang terjamin, dan masih ada sebagian
No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Variabel Y 70.446 54.793 82.08 46.6 79.96 68.418 77.753 63.4 53.671 54.76 651.881
Variabel X 32.03 32.792 45.345 17.083 37.921 40.04 37.155 30.287 27.849 27.082 327.584
Y2
X2
XY
4962.639 3002.273 6737.126 2171.56 6393.602 4681.023 6045.529 4019.56 2880.576 2998.658 43892.55
1025.921 1075.315 2056.169 291.8289 1438.002 1603.202 1380.494 917.3024 775.5668 733.4347 11297.24
2256.385 1796.772 3721.918 796.0678 3032.163 2739.457 2888.913 1920.196 1494.684 1483.01 22129.57
Sumber : Kuesioner Penelitian
dari internal auditor pada perusahaan tersebut yang kurang
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
89
90
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Dari data diatas didapat :
Maka kita mendapatkan persamaan regresi sebagai berikut :
yˆ = 20.307+1.370
10
∑yx
= 22129.57
i i
i =1 10
∑y
i
Interpretasi dari persamaan regresi :
= 651.881
i =1
•
`10
∑x
i
adalah nol, maka perilaku disfungsional internal auditor
= 327.584
adalah sebesar 20.307.
i =1 10
∑y
2 i
= 43892.55
2 i
= 11297.24
•
∑x
Koefisien regresi x sebesar 1.370 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel X, atau setiap peningkatan
i =1 10
Konstanta sebesar 20.307 menyatakan bahwa jika role stress
satu satuan role stress internal auditor maka perilaku disfungsional internal auditor akan meningkat sebesar 1.370.
i =1
y = 65.1881
•
Tanda positif pada koefisien regresi disini menunjukkan
x = 32.7584
bahwa pengaruh role stress internal auditor terhadap perilaku
n = 10
disfungsional internal auditor adalah positif, atau dengan kata
Maka sekarang kita dapat menghitung
lain, semakin tinggi role stress internal auditor, maka semakin
βˆ0 dan βˆ1 sebagai
tinggi pula perilaku disfungsional internal auditor.
berikut :
(651.881)(327.584) 22129.57 − 10 ˆ β1 = (327.584) 2 11297.24 − 10
4.7.2. Menguji Keberartian Koefisien Regresi Menguji keberartian koefisien regresi maksudnya adalah menguji apakah nilai koefisien regresi itu dapat berlaku secara umum mengingat penelitian kita menggunakan data sampel
= 1.370
bukan populasi. Maka dari itu koefisien regresi ini harus kita uji.
βˆ0 = 65.0881 – (1.370)(32.7584)
Selain itu kita ingin mengetahui apakah koefisien regresi
= 20.307
βˆ1
benar-benar berarti. Model regresi kita adalah model regresi Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
91
92
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
sederhana maka kita cukup menggunakan uji individual untuk
Pengambilan Keputusan :
menguji keberartian dari koefisien regresi. Uji Individual
Dengan mengambil α = 5% maka ttabel = t0.05/2(8) = 2.306
β1
Uji secara individual dengan menggunakan uji t-student. Disini kita hanya akan menguji
Dari perhitungan diatas terlihat bahwa niali thitung lebih
β1 karena β1 adalah koefisien
regresi yang menunjukkan ada tidaknya pengaruh dari variabel X
besar dari ttabel sehingga kita dapat menarik kesimpulan untuk menolak H0 dengan taraf signifikansi α = 5%. Dengan mengambil
terhadap variabel Y.
resiko kesalahan dalam pengambilan keputusan sebesar 5%, kita bisa mengatakan bahwa ada pengaruh signifikan dari role stress
Hipotesis Uji : H0 : ß1 = 0
Tidak terdapat pengaruh sugnifikan dari
internal auditor terhadap perilaku disfungsional internal auditor. Setelah
Role Stress Internal Auditor terhadap
kesimpulan
bahwa
ada
pengaruh
signifikan dari role stress internal auditor terhadap perilaku
Perilaku Disfungsional Internal Auditor. H0 : ß1 ≠ 0
didapat
terdapat pengaruh signifikan dari Role Stress Internal Auditor terhadap Perilaku
disfungsional internal auditor, kita perlu melanjutkan analisis kita untuk menentukan seberapa kuat hubungan antara kedua variabel tersebut melalui analisis korelasi dan kemudian dilanjutkan
Disfungsional Internal Auditor.
dengan mencari koefisien determinasi yang menyatakan besarnya prosentase perubahan perilaku disfungsional internal auditor yang
Tingkat Signifikansi : Dalam kasus ini kita mengambil tingkat signifikansi α =
terjadi karena role stress melalui hubungan linier antara variabel X dengan variabel Y. masing-masing hal ini akan dijelaskan di bawah
5% dengan kriteria pengujian :
ini.
Tolak hipotesis H0 jika
| thitung | > ttabel atau
Tolak hipotesis H0 jika
thitung > ttabel atau –thitung < ttabel ttabel = tα/2(n-2)
diperoleh : thitung = 5.018 Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
93
94
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
4.7.3. Analisis Korelasi Pearson
internal
Untuk menentukan keeratan hubungan antar variabel H1 : ρ ≠ 0
Terdapat
perilaku
hubungan
signifikan/berarti
antara role stress internal auditor dengan
dihitung nilai : n
n ∑ yixi −
n
n
∑
yi ∑ xi
i =1
i =1
i =1 2 n n n ∑ y i2 − ∑ y i i =1 i = 1
perilaku disfungsional internal auditor. Tingkat signifikansi :
2 n n n ∑ x i2 − ∑ x i i =1 i = 1
Tingkat signifikansi yang digunakan disini adalah α = 5% dengan kriteria pengujian :
Maka
ryx =
dengan
disfungsional internal auditor.
yang diteliti, maka perlu dicari koefisien korelasi. Dari data diatas
r yx =
auditor
10(22129.57) − (651.881)(327.584)
[10(43892.55) − (651.881) ][10(11297.24) − (327.584) ] 2
2
Tolak hipotesis H0 jika
| thitung | > ttabel atau
Tolak hipotesis H0 jika
thitung > ttabel atau –thitung
< ttabel ttabel = tα/2(n-2)
= 0.869 Dilihat dari koefisien korelasinya maka role stress internal
thitung =
auditor terhadap perilaku disfungsional internal auditor memiliki hubungan atau korelasi yang
tinggi, berdasarkan kriteria =
interpretasi koefisien korelasi (Lihat Tabel 3.5.). Nilai korelasi ini adalah bertanda positif, ini menunjukkan terjadinya hubungan positif antara role stress internal auditor dengan perilaku
r n−2 1− r2
0.869 10 − 2 1 − (0.869) 2
= 4.679 Pengambilan Keputusan :
disfungsional internal auditor.
Dengan mengambil α = 5% maka ttabel = t0.05/2(8) = 2.048
4.7.4. Menguji Keberartian Koefisien Korelasi Hipotesis Uji :
Dari perhitungan diatas terlihat bahwa nilai thitung lebih
H0 : ρ = 0
Tidak
terdapat
signifikan/berarti
antara
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
hubungan role
stress
95
besar dari ttabel sehingga kita dapat menarik kesimpulan untuk menolak H0 dengan taraf signifikan α = 5%. Dengan mengambil
96
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
resiko kesalahan dalam pengambilan keputusan sebesar 5%, kita
75.51%
perubahan-perubahan
yang
terjadi
pada
perilaku
bisa mengatakan bahwa ada hubungan signifikan antara role
disfungasional internal auditor dipengaruhi oleh role stress internal
stress internal auditor dengan perilaku disfungsional internal
auditor melalui hubungan liniernya, sedangakan sisanya 24.49%
auditor. Dilihat dari nilai koefisien korelasi pearson nya dan kita
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
gunakan kriteria berdasarkan Tabel 3.5. maka hubungan ini adalah hubungan yang kuat.
5. Kesimpulan dan Saran
4.7.5. Koefisien Determinasi
5.1.
Kesimpulan
Setelah menentukan eratnya hubungan antara variabel X
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 10 orang
dan variabel Y maka selanjutnya sekarang kita menentukan
internal auditor dan 10 orang auditee pada PT. Sari Ater Hot Spring
ry2 X 100%. Nilai ryx
Resort Hotel dan Rekreasi, dan didukung oleh teori-teori yang
koefisien determinasi atau ditulis KD =
sudah kita hitung, dimana nilainya adalah 0.869 Sekarang kita perlu menentukan koefisien determinasi, karena sebenarnya melihat keeratan hubungan antara variabel X dengan variabel Y karena nilai ryx
kurang baik kalau hanya dilihat dari nilai ryx
,
hanya
hubungan
menyatakan
erat
atau
tidaknya
melandasi serta hasil pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka untuk
1.
Perhitungan
:
KD = 0.869 X 100%
penulis
mengambil
Dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana,
alpha atau resiko kesalahan sebesar 5%, terdapat pengaruh signifikan dari role stress internal auditor terhadap perilaku disfungsional internal auditor di PT. Sari Ater. Hasil ini sangat
ry2 X 100%.
KD =
masalah,
penulis menarik kesimpulan bahwa dengan taraf signifikan
tanpa
variabel X melalui hubungan linier antara X dan Y. :
perumusan
kesimpulan sebagai berikut :
menjelaskan seberapa besar prosentase perubahan pada
Rumus
menjawab
sesuai dengan hasil perhitungan statistik setelah uji t-student
2
yang dilakukan penulis dimana thitung>ttabel (4.679 > 2.306). Bila
= 75.51%
dilihat dari model regresi pada Bab IV, kita bisa menafsirkan
Nilai determinasi ini artinya :
bahwa koefisien regresi x sebesar 1.370 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel X atau setiap
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
97
98
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
peningkatan satu satuan role stress internal auditor maka perilaku disfungsional internal auditor
2.
3.
akan
4.
Berdasarkan Deskripsi tanggapan responden atas role stress
meningkat
internal auditor yang terjadi di PT. Sari Ater dengan
sebesar 1.370, atau dengan kata lain jika semakin tinggi role
menggunakan Weighted Mean Score dapat ditarik kesimpulan
stress internal auditor maka perilaku disfungsional internal
bahwa secara umum role stress yang terjadi pada internal
auditor akan meningkat sebesar 1.370 satuan. Tanda positif
auditor pada PT. Sari Ater masih dapat dikatakan rendah
dari koefisien regresi menjelaskan bahwa pengaruh dari role
dengan skor total 77.43 %. Hal ini sesuai dengan kriteria yang
stress internal auditor terhadap perilaku disfungsional internal
telah ditetapkan.
auditor adalah positif. Jadi semakin tinggi nilai role stress
Kesimpulan dari penelitian yang tersebut di atas berarti
internal auditor maka semakin tinggi perilaku disfungsional
sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh penulis. Jika kita tinjau
internal auditor tersebut.
dari
Dari hasil perhitunngan koefisien korelasi person dan setelah
penelitian ini sesuai dengan pendapat para ahli tentang role stress
dilakukan pengujian terhadap keberartian koefisien korelasi,
yang mempunyai efek negatif terhadap perilaku.
referensi
pustaka
pada
bab
sebelumnya,
kesimpulan
maka penulis berkesimpulan bahwa terdapat hubungan yang
Dan kesimpulan dari penelitian ini sama dengan pendapat
signifikan antara role stress internal auditor dengan perilaku
serta hasil penelitian yang dilakukan oleh Rebele dan E. Michaels,
disfungsional internal auditor. Role stress internal auditor
dimana role stress ini mempunyai akibat yang umumnya negatif
dengan
auditor
seperti menurunnya kualitas hasil kerja, rendahnya kepuasan kerja,
memperlihatkan hubungan positif sebesar 0.869, dimana nilai
rendahnya loyalitas pegawai pada perusahaan, dan tingginya
ini jika dibandingkan dengan kriteria interpretasi koefisien
keinginan pekerja untuk meninggalkan perusahaan. Dan juga
korelasi pada Tabel 3.5. termasuk ke dalam kategori
sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Mondy, dkk bahwa role
hubungan atau korelasi yang relatif tinggi atau kuat.
stress menyebabkan timbulnya perilaku disfungsional seperti :
Dari perhitungan koefisien detreminasi, dapat diperlihatkan
tekanan
bahwa 75.51% perubahan-perubahan perilaku disfungsional
meninggalkan organisasi dan menurunnya komitmen.
perilaku
disfungsional
internal
kerja,
ketiadakpuasan
kerja,
kecenderungan
internal auditor dipengaruhi oleh role stress internal auditor dan sisanya sebesar 24.49% dipengaruhi oleh faktor lain.
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
99
100
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
5.2.
Saran
menjalankan fungsi dan perannya secara efektif dan efisien
Penulis bermaksud mengajukan beberapa saran yang
dalam
upaya
meningkatkan
secara
independensi
dalam
keseluruhan
Saran-saran tersebut diajukan kepada pihak perusahaan, yaitu:
melaksanakan perannya sehingga tidak mengarah kepada
1.
terjadinya role stress.
Pengawasan
Intern
(SPI)
PT.
Sari
Ater
agar
meninggalkan
organisasi
berkaitan dengan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya.
Satuan
tanpa
kinerja
mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan internal audit yang dilakukan di perusahaan mengingat role stress yang terjadi pada internal auditor pada saat ini termasuk rendah yaitu sebesar 77.43% dan masih terdapat kekurangan dari skor secara totalnya yaitu dengan sisa skor sebesar 22,57%. Dan perilaku disfungsional yang terjadi juga termasuk rendah sebesar 79.66% dan masih terdapat kekurangan dari skor secara totalnya yaitu dengan sisa skor sebesar 20,34%. Jadi, diharapkan internal auditor dapat menjalankan fungsi dan perannya secara efektif dan efisien dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan tanpa meninggalkan independensi dalam melaksanakan perannya sehingga tidak mengarah kepada terjadinya role stress. 2.
Bagi para internal auditor untuk pengetahuan
dan
kemampuan
selalu
agar
meningkatkan
dapat
mencegah
timbulnya role conflict yang juga dapat berakibat timbulnya perilaku disfungsional pada internal auditor. 3.
Bagi manajemen PT. Sari Ater untuk turut menciptakan lingkungan yang kondusif bagi internal audit agar dapat
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
101
102
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008
Moh. Nazir, Ph. D. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Amir Abadi Jusuf. 1997. Cetakan Kedua. Auditing: pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba Empat. Anto Dajan. 1986. Pengantar metode Statistik. Jakarta: LP3ES. Azwar, S. 1995. Sikap manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi ke2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, robert a. And Jerald Greenberg. 1990. Behaviour in Organization: Understanding and Managing the uman Side at Work. Third Edition. Allyn & Bacon. Barlow, Stephen. 1995. The Business Approach to Internal Auditing. Johannesburg: Juta & Co. Ltd. Gibson, Luancevich, donnelly. 1996. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Binarupa aksara. Harrun Al Rasyid, Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. 1994. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung.
Mulyadi. 2001. auditing. Edisi Ke-6. Yogyakarta: Salemba Empat. Niniek Kurniati. B1A95038. 2000. Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Perilaku Disfungsional Auditor. Skripsi, Fakultas ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Padjadjaran. Siegel, Siedney. 1997. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Stephen P. Robbins. 2001. Perilaku Organisasi. Edisi Kedelapan. Jakarta: Prenhallindo. Sudjana, Prof, Dr. MA. M.Sc. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono, Dr. 2001. Statistika Penelitian. Bandung: Alfabeta. W.a. Gerungan. 1985 Psikologi Sosial. Cetakan Kedua. Eresco.
Hartadi, Bambang. 1991. Internal Auditing. Yogyakarta: Andi Offset. Hiro tugiman, 1997. Standar Prifesional Audit Internal. Andung: Kanisius Humbul Kristiawan I. B1A93249. 1997. Pengaruh Sikap Akuntan atas Karakteristik Sistem Ekonomi Indonesia terhadap Konsep Societal Accounting. Skripsi, Fakultas ekonomi, Jurusan akuntansi, Universitas Padjadjaran. Kartini
Kartono. 1991. Psikologi Sosial untuk Manajemen, Perusahaan dan Industri. Cetakan Kedua. CV. Rajawali.
Masri Singarimbun, Sofial Efendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik)
103
104
Pengaruh Role Stres (Ade Dikdik) Dimensia, Volume 5 Nomor 1, Januari 2008