1
PENGARUH ROE (RETURN ON EQUITY) DAN ROA (RETURN ON ASSET) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2012
ABSTRAK Ridwan Ohi1, Sahmin Noholo2, Lukman Pakaya3
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ROE (Return On Equity) dan ROA (Return On Asset) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas (independen) yang terdiri dari ROE (Return On Equity) (X1) dan ROA (Return On Asset) (X2) dan variabel terikatnya (dependen) adalah return saham (Y). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskripsi kuantitatif dan analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan ROE dan ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial, ROE (Return On Equity) tidak berpengaruh terhadap return saham, dan ROA (Return On Asset) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Kata Kunci: ROE (Return On Equity), ROA (Return On Asset), Return Saham.
1
Ridwan Ohi, Mahasiswa Program Studi Sarjana Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. 2 Sahmin Noholo, SE, MM, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. 3 Lukman Pakaya, S.Pd, MSA, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo.
2
Di pasar modal, harga saham suatu perusahan dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur baik tidaknya kinerja keuangan perusahaan tersebut, sehingga dapat dikatakan dalam kondisi yang wajar dan normal, semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan, harga sahamnya juga semakin membaik atau meningkat. Untuk itu investor memerlukan informasi keuangan dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya, investor harus mempertimbangkan kinerja perusahaan tersebut dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi yang berhubungan dengan kinerja atau kondisi perusahaan umumnya ditunjukan dalam laporan keuangan. Lyn M. Fraser (2008: 1) laporan keuangan membentuk dasar untuk memahami posisi keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yang telah lampau dan prospeknya di masa datang. Laporan keuangan memiliki kemampuan untuk menyajikan secara jelas kesehatan keuangan perusahaan guna memberikan keputusan bisnis yang informatif. Ukuran umum yang digunakan para investor dalam menilai kinerja keuangan perusahaan adalah profitabilitas perusahaan, dari berbagai rasio keuangan terdapat beberapa rasio dan informasi keuangan perusahaan diantaranya yaitu ROE (Return On Equity) dan ROA (Return On Asset). Gaspersz (2003) pada hakikatnya, seorang investor melakukan investasi dengan harapan untuk investasinya tersebut mampu meberikan tingkat pengembalian yang diharapkan. Investasi di bursa efek merupakan jenis investasi dengan resiko relative tinggi meskipun menjanjikan keuntungan yang relative besar. Harapan keuntungan dimasa datang merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Dalam konteks investasi, harapan keuntungan tersebut sering disebut dengan return. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012) mengenai pengaruh DER, ROE, CR, dan TATO terhadap return saham, dengan variabel independen yang terdiri dari DER, ROE, CR, dan TATO. Berdasarkan hasil penelitian, DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, CR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham, ROE berpengaruh negative signifikan terhadap return saham, dan TATO berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Dalam penelitian ini terdapat beberapa perbedaan antara penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Periode penelitian sebelumnya adalah 2001-2003, sedangkan periode penelitian ini 20102012. Penelitian sebelumnya menggunakan rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio
3
likuiditas dan rasio aktivitas dengan variabel independennya yaitu DER, ROE, CR, dan TATO, sedangkan penelitian ini menggunakan rasio profabilitas dengan variabel penelitiannya yaitu Return On Equity (ROE) dan ROA (Return On Asset). Secara umum saham dapat disimpulkan sebagai tanda kepemilikan modal atau penyertaan modal pada suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegang saham atas deviden yang diambil dari laba berjalan perusahaan dan selisih kenaikan harga saham (capital gain) dan hak lainnya menurut besar kecilnya modal yang disetor. Saham diukur berdasarkan jumlah lembarnya yang merupakan kepemilikan. Saham memiliki hak dan keistimewaan tertentu yang hanya dapat dibatasi oleh kontrak khusus pada saat saham diterbitkan, dan ketentuan hukum pemerintah untuk meyakinkan batasan-batasan atau variasi dari hak dan keistimewaan standar. Hanafi (2003: 179) ROE (Return On Equity) merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal saham sendiri yang berarti juga merupakan untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari saham sendiri yang ditanamkan dalam bisnis. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya pengebalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik, rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat pengembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang besar pada pemegan saham. Muktharuddin (2007: 71) Return On Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. ROA (Return On Asset) merupakan rasio yang terpenting diantara rasio profitabilitas yang ada yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Penelitian-penelitian yang menyangkut pengaruh kinerja terhadap perusahaan sudah pernah dilakukan baik dikalangan akademis maupun dikalangan praktisi ekonomi, begitu pula penelitian mengenai pengaruh kinerja terhadap return saham. Namun ternyatan ada beberapa penelitian yang hasilnya beragam, ada yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return saham, tetapi ada pula yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
4
Teapon (2009) yang meneliti pengaruh debt to ratio (DER),return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan price to book (PBV) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa DER, ROA, ROE, dan PBV memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham. Hakim (2006) juga melakukan penelitian mengenai perbandingan kinerja keuangan perusahaan dengan metode ROA, EVA dan pengaruhnya terhadap return saham yang bergabung dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Jakarta. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil terdapat pengaruh secara signifikan kinerja keuangan yang diukur dengan metode ROA terhadap return saham, dan tidak terdapat pengaruh signifikan dengan metode EVA. Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian return yang tinggi, perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian return yang tinggi dianggap sebagai perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang bagus. Keinginan investor untuk memperoleh return yang tinggi dapat diwujudkan dengan mengadakan analisis dan upaya-upaya yang berkaitan dengan investasi dalam saham. Salah satu analisis yang dapat dilakukan oleh investor untuk mengukur kinerja keuangan sebuah perusahaan adalah dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan. Indikator yang dapat digunakan adalah ROE (Return On Equity) dan ROA (Return On Asset). Dengan menggunakan kedua variabel tersebut, para investor akan dapat menilai kinerja perusahaan guna memperkirakan return (pengembalian) atas investasi yang ditanamkannya. Selain itu perusahaan dapat mengetahui seberapa besar kinerja yang telah dihasilkan, sehingga tujuan untuk memakmurkan pemegang saham dapat dicapai. Selanjutnaya akan diketahui apakah alat ukur ROE (Return On Equity) dan ROA (Return On Asset) mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham atau tidak. Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, dan beberapa penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menguraikan hipotesis yaitu: Diduga bahwa ROE (Return On Equity) dan ROA (Return On Asset) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham secara parsial maupun simultan. METODE PENELITIAN Objek dari penelitian ini yaitu laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. Dengan waktu pelaksanaan penelitian ini dari tahap persiapan penelitian sampai dengan tahap penyusunan proposal. Penelitian ini dilakukan pada 33 perusahaan manufaktur
5
industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dengan periode waktu 2010 sampai dengan 2012 dengan beberapa pertimbangan yaitu diantaranya: 1. Peneliti mendapatkan data yang akurat. 2. Data yang dibutuhkan oleh peneliti dari Bursa Efek Indonesia lebih lengkap. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel independent atau variabel bebas (kinerja keuangan perusahaan) yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol X dan variabel dependent atau variabel terikat (Return Saham) yang selnjutnya dinyatakan dengan simbol Y. Populasi dalam penelitian ini adalah 33 perusahaan manufaktur yang bergerak di industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu metode pemilihan sampel yang didasarkan dengan kriteria sebgai berikut: 1. Perusahaan telah tercatat resmi di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian dari tahun 2010 sampai dengan 2012 yaitu sebanyak 33 perusahaan manufaktur yg bergerak di industri barang konsumsi. 2. Perusahaan membagikan deviden selama periode penelitian.
3. Selama periode penelitian perusahaan membuat laporan keuangan yang telah diaudit yaitu sebanyak 26 perusahaan manufaktur yang bergerak di industri barang konsumsi. Analisis data untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh dua variabel atau lebih terhadap satu variabel untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y). Analsis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh ROE (Return On Equity) dan ROA (Return On Asset) terhadap return saham. Adapun bentuk model yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu: Y= +b1X1+b2X2+e Keterangan: Y
= Return Saham = Konstanta
b1 dan b2
= Koefisien Regresi
6
X1
= ROE (Return On Equity)
X2
= ROA (Return On Asset)
e
= Faktor pengganggu Pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi: (1) uji normalitas data, (2) uji
asumsi klasik, (3) uji parsial atau uji-t, (4) uji simultan atau uji F, (5) koefisien determinasi, dimana nilai koefisien determinasi yang biasanya diberi simbol R2 menunjukan hubungan pengaruh antara dua variabel yaitu variabel independent (Return On Equity dan Return On Asset) dengan variabel dependent (Return Saham) dari hasil perhitungan tertentu HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang Industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2010 sampai tahun 2012. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 33 perusahaan, kemudian pengambilan sampel yang dilakukan yakni Purposive Sampling. Sehingga dari 33 perusahaan sebanyak 26 perusahaan yang memiliki kriteria sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Data penelitian yang dikumpulkan berupa data Return On Equity, Return On Asset dan Return Saham. Data tersebut terdiri dari data tahun 2010, 2011 dan 2012 yang kemudian diolah menggunakan program SPSS 21. Pengujian normalitas ini menggunakan metode uji normal probability plot dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut:
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa pengujian normalitas berdistribusi normal. Karena titik-titik yang menandakan data berada mengikuti garis diagonal. Dengan demikian maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa data variabel penelitian telah berdistribusi normal. Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel pengganggu dalam masing-masing variabel bebas. Berikut ini hasil pengujian autokorelasi dalam penelitian ini:
7
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson lebih besar dari nilai du (1,685) tetapi lebih kecil dari nilai 4-du (4-1,685 = 2,315). Atau hasilnya dapat digambarkan bahwa 1,889>1,685 tetapi 1,889<2,315. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi gejala autokorelasi. Uji Multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF), maka hasil uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas seluruh variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat mempunyai nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang rendah yakni dibawah 10. Jadi disimpulkan model regresi tidak terdapat masalah multikolinearitas. Sehingga data memenuhi uji multikolinearitas. Berikut hasil pengolahan data (Scatterplot) untuk menguji heterokedastisitas:
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas.
8
Hipotesis statistik merupakan suatu pernyataan sementara berdasarkan angkaangka statistik. Analisis regresi untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil analisis regresi dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analisis menggunakan SPSS diatas maka diperoleh model regresi sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analsis di atas dapat ditunjukan gambaran analisisnya sebagai berikut ini: (1) Konstanta sebesar -0,434 berarti bahwa rata-rata Return Saham perusahaan manufaktur barang konsumsi yang diamati selama periode penelitian tahun 2010-2012 jika pengaruh dari variabel dalam model (Return On Equity dan Return On Asset) diabaikan adalah sebesar negatif 0,434, (2) Koefisien regresi variabel Return On Equity sebesar 0,014 berarti bahwa setiap peningkatan Return On Equity sebesar 1%, maka akan meningkatkan (karena tanda +) Return Saham Perusahaan Industri Barang Konsumsi sebesar 0,014, (3) Koefisien regresi variabel Return On Asset sebesar 0,095 berarti bahwa setiap peningkatan Return On Asset sebesar 1%, maka akan meningkatkan (karena tanda +) Return Saham Perusahaan Industri Barang Konsumsi sebesar 0,095. Pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5%. Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai t-hitung yang diperoleh dengan t-tabel. Jika nilai t-hitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak. Selebihnya diterima. Hasil pengujian dengan menggukan SPSS adalah sebagai berikut:
9
Dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% dan nilai df seebsar n-k-1 = 78-2-1 = 75 diperoleh nilai t-tabel sebesar 1,992. 1. Pengaruh Return On Equity terhadap Return Saham Dari analisis diperoleh nilai t-hitung untuk variabel Return On Equity sebesar 0,644. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel yang sebesar 1,992. Maka t-hitung yang diperoleh jauh lebih kecil dari nilai t-tabel. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% Return On Equity tidak berpengaruh terhadap Return Saham walaupun arahnya positif 2. Pengaruh Return On Asset terhadap Return Saham Dari analisis diperoleh nilai t-hitung untuk variabel Return On Asset sebesar 2,773. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel yang sebesar 1,992. Maka t-hitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t-tabel. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham. Pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai F-hitung yang diperoleh dengan F-tabel. Jika nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel maka Ho ditolak, dan jika nilai F-hitung lebih kecil dari nilai F-tabel maka Ho diterima. Jika tingkat probabilitas lebih kecil dari nilai alpha 0,05 maka dapat dikatakan variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Hasil pengujian dengan menggukan SPSS adalah sebagai berikut:
Dari hasil diatas didapat nilai F-hitung penelitian ini sebesar 26,097. F-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan df1 sebesar k = 2 dan df2 sebesar N-k-1 = 78-2-1 = 75 adalah sebesar 3,12. Jika kedua nilai F ini dibandingkan, maka nilai F-hitung yang diperoleh jauh lebih besar F-tabel sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui besar pengaruh dari Return On Equity dan Return On Asset terhadap Tingkat Return Saham digunakan analisis koefisien determinasi. Nilai yang mendekati satu, maka variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang
10
dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi untuk model regresi adalah sebagai berikut:
Nilai ini berarti bahwa sebesar 39,5% besarnya Return Saham Perusahaan Industri Barang Konsumsi dipengaruhi oleh Return On Equity Return On Asset dari perusahaan manufaktur barang konsumsi. Adapun pengaruh dari variabel lain terhadap Tingkat Return Saham sebesar hanya 60,5%. PEMBAHASAN Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ditemukan bahwa t-hitung yang diperoleh jauh lebih kecil dari nilai t-tabel. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, maka H1 ditolak dan Ho diterima. Nilai t positif menunjukkan bahwa X1 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% Return On Equity berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Return Saham dari Perusahaan Industri Barang Konsumsi selama tahun 2010-2012. Dari hasil analisis juga dapat diketahui bahwa setiap peningkatan Return On Equity sebesar 1%, maka akan meningkatkan Return Saham dari Perusahaan Industri Barang Konsumsi sebesar 0,014%. ROE (Return On Equity) tidak memiliki pengaruh yang signifikan karena peningkatan ROE (Return On Equity) tidak diikuti oleh peningkatan return saham. Begitu juga penurunan ROE (Return On Equity) tidak diikuti oleh penurunan return saham. Karena hal ini para investor cenderung melihat rasio lain dalam penilaian kinerja keuangan dalam rangka membeli saham perusahaan dengan meliputi rasio NPM, EPS dan DPS. Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ditemukan bahwa nilai t-hitung untuk variabel Return On Asset sebesar 2,773. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel yang sebesar 1,992. Maka t-hitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t-tabel. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak. Nilai t positif menunjukkan bahwa X2 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham dari Perusahaan Industri Barang Konsumsi selama tahun 2010-2012. Dari hasil
11
analisis juga dapat diketahui bahwa setiap peningkatan Return On Asset sebesar 1%, maka akan meningkatkan Return Saham dari PT Unilever Indonesia Tbk
sebesar
0,095%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2006) yang melakukan penelitian mengenai perbandingan kinerja keuangan perusahaan dengan metode ROA, EVA dan pengaruhnya terhadap return saham yang bergabung dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Jakarta. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil terdapat pengaruh secara signifikan kinerja keuangan yang diukur dengan metode ROA terhadap return saham, dan tidak terdapat pengaruh signifikan dengan metode EVA. Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa Return On Equity dan Return On Asset secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Return Saham. Hal ini didukung dari hasil koefisien determinasi R2 (R Square) sebesar 39,5% yang menunjukan bahwa varabel-variabel bebas telah mampu menjelaskan atau memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat dan pengaruh dari variabel lain terhadap Return Saham yang tidak di uji dalam penelitian ini adalah sebesar 60,5%. Hasil dalam penelitian ini menjawab hipotesis yang ditawarkan yakni Return On Equity dan Return On Asset pada tahun penelitian 2010-2012 secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Return Saham Perusahaan Industri Barang Konsumsi. Sehingga dengan demikian hipotesis penelitian diterima. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa: 1. Pada Perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi ditemukan bahwa Return On Equity berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap return saham Perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi. Koefisien dari variabel Return On Equity yakni positif yang berarti bahwa hubungan antara variabel Return On Equity dengan return saham bersifat searah. Semakin meningkat Return On Equity dari perusahaan maka semakin meningkat pula minat investor untuk membeli saham tersebut sehingga return saham menjadi lebih tinggi. 2. Pada Perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi ditemukan bahwa Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur barang konsumsi. Koefisien dari variabel Return On Asset yakni positif yang berarti bahwa hubungan antara variabel Return On Asset dengan return saham bersifat
12
searah. Semakin meningkat Return On Asset dari perusahaan maka semakin meningkat pula minat investor untuk membeli saham tersebut sehingga return saham menjadi lebih tinggi. 3. Secara bersama-sama Return On Equity dan Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur barang konsumsi. Hal demikian juga terbukti dari kekuatan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jika dilihat dari uji koefisien determinasi yakni sebesar 39,5%. Saran Berdasarkan Adapun saran yang disajikan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa Return On Equity berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap return saham. Sehingga saran dari peneliti yakni perusahaan manufaktur barang konsumsi meningkatkan kinerja keuangan khususnya profitabilitas yang diukur dengan tingkat pengembalian ekuitas (modal sendiri). 2. Hasil penelitian menunjukan bahwa Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sehingga saran dari peneliti yakni perusahaan manufaktur
barang
konsumsi
meningkatkan
kinerja
keuangan
khususnya
profitabilitas yang diukur dengan tingkat pengembalian aseet perusahaan. 3. Secara bersama-sama Return On Equity dan Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya mengenai pengaruh ROE dan ROA terhadap return saham.
DAFTAR PUSTAKA Fraser M. Lyn, 2008. Memahami Laporan Keuangan. Edisi 7. Jakarta: Indeks. Gaspersz, Vincent, 2003. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hakim, Rahman. 2006. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode EVA, ROA, dan Pengaruhnya terhadap Return Saham pada Perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Jakarta. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Hanafi, M, Mamduh. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: YKPN.
13
Muktharuddin. Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On IInvestment (ROI), Debt To Equity Ratio (DER) dan Book Value (BV) Per Share Terhadap Harga Saham property di BEJ. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi. Vol. 1 No. 1 Januari 2007, Hal 71. Sari, Nurfita. 2012. Pengaruh DER, ROE, CR, dan TATO terhadap Return Saham. Universitas Diponegoro. Semarang. Teapon G, Hadi. 2009. “Pengaruh Debt To Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return On equity (ROE) dan Price To Book (PBV) Terhadap Harga Saham DI Bursa Efek Jakarta”. UII Yogyakarta.
14