PENGARUH RANGSANGAN HORMON 1ERHADAP PERKEMBANGAN 60HAD INDlVlDU BETINA DAN KUALITAS TELUR UDANG WlNDU (Peaaaw monodon Fab. )
ASMIN ISMAIL
-
NRP. 86621 AIR
FAKULTAS PASCASAR JANA *
INStlTUT
PERTANIAN BOGOR B O O O R 1 9 8 1
RINGKASAN
ASMIN ISMAIL.
Pengaruh Rangsangan Hormon
terhadap Per-
kembangan Gonad Individu Betina dan Kualitas Telur Udang Windu (Penaeus monodon); dibawah bimbingan DJOKO SOEDAFWO MOEMOHARDJO sebagai Ketua Komisi Penasehat, SUMARDI SASTRAKUSUMAH
(Alm.),
KUSMAN
SUMAWIDJAJA, KARDIYO
PRAPTOKARDIYO dan ED1 GUHARDJA sebagai anggota. Hambatan utama dalam peningkatan hasil usaha pembenuran adalah (1) mendapatkan cukup banyak calon-calon induk untuk pematangan telur dan (2) teknik perangsangan pematangan telur dari calon induk udang.
Untuk mengatasi
keterbatasan jumlah calon-calon induk tersebut, udang hasil budidaya mungkin merupakan calon yang potensial, dan teknik perangsang pematangan telur merupakan faktor penentu utama dalam usaha pembenuran. Percobaan ini dilakukan di Instalasi Tambak Percobaan Kamal, Jakarta (untuk percobaan hewan uji), Subbalai Penelitian Perikanan Laut Ancol (untuk pematangan gonad dan pemijahan) dan Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (untuk histomorfologi) mulai 3 Maret 1988 sampai dengan 10 Juni 1989. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh pemberian hormon gonadotropin dan progesteron terhadap perkembangan gonad dan kualitas telur udang windu (Penaeus monodon).
Calon-calon induk udang windu sebagai hewan uji berupur 5.5 bulan berbobot 60-80 g (Kelompok I) dan 11 bulan berbobot 80-120 g (Kelompok 11). Aspek penelitian adalah: (1) Pematangan gonad (tingkat kematangan gonad, indeks gonad somatik dan ganti kulit), (2) Perkembangan sel telur (struktur sel telur dan f ekunditas serta penyebaran oosit) , dan (3) Pemi jahan
(pelepasan telur dan kualitas telur serta embrio). ( 1 ) Perkembansan Gonad
Perlakuan yang dicobakan adalah hormon HCG = human chorionic gonadotropin (GS), progesteron baik melalui suntikan (PS) maupun pakan (PM) dan kombinasi kedua hor-
.
mon tersebut (GPS)
Dosis hormon yang diberikan melalui
suntikan 1 IU HCG dan 6 kg progesteron (PS) dan 12 pg progesteron melalui pakan (PM) per gram bobot badan. Suntikan diberikan dua kali selang dua minggu. Setiap wadah pematangan gonad ( 3 x 1 ~ 1m) ditebari 10 ekor udang (enam ekor udang betina dan empat ekor jantan) dan setiap perlakuan memerlukan dua buah wadah, sehingga jumlah udang tiap perlakuan 12 ekor udang betina yang diberi nomor 1 s/d 12. Air laut berasal dari Gelanggang Samudra Ancol, kedalamannya dalam tangki dipertahankan 0.80 m dan diaerasi melalui 2 buah air lift di tiap wgdah. P
iii
air dilakukan rata-rata 112 bagian setiap hari dan 2/3 bagian setiap 3 hari sekali. Pakan yang bervariasi (daging cumi, kerang, udang rebon, tuna dan hati sapi, serta pakan buatan berbentuk pelet) diberikan setiap hari 3 kali selang 5 jam sebanyak 15 sampai 20 persen bobot badan.
pula rumput laut (Eucheuma edulla)
Selain itu diberikan
.
Peubah yang diamati adalah tingkat kematangan gonad (TKG), indeks gonad somatik (IGS) dan ganti kulit udang. Selain itu diukur pula waktu (hari) tercapainya setiap TKG dan ganti kulit dari saat manipulasi hormon. (2)
Perkembanuan Sel Telur Preparat histologi dari ovarium yang sedang meng-
alami proses pematangan telur dibuat dengan metode Humason (parafin), diwarnai dengan hematoksilin dan eosin. Sediaan dibuat setebal 6-8 mikrometer.
Peubah yang di-
amati adalah struktur sel telur dan penyebaran
oosit
(ukuran dan jumlah oosit). (3)
Pemiiahan Induk yang telah mencapai tingkat kematangan gonad
IV, umumnya segera memijah.
Pemijahan dilakukan pada wa-
dah berbentuk kerucut berdiameter 1 m dan tinggi 0.8 rn. Peubah yang diamati adalah pelepasan telur, jumlah telur,
kualitas telur, smbrio dan daya tetas telur.
Faktor lain
yang diamati adalah fisika-kimia air. Hasil penelitian menunjukkan hal-ha1 sebagai berikut: 1.
Perkembansan Gonad Tinakat kematansan gonad (TKGI.
I
-
(60
Pada udang kelompok
80 gj perlakuan kontrol memperlihatkan gonad yang
tak berkernbang (TKG I) selama pemeliharaan 3 5 hari, sedang pada perlakuan hormon (GS, PS dan PM serta GPS) gonadnya berkembang sampai TKG 11.
Pada udang kelompok 11
(80-i20 g) perlakuan kontrol, gonadnya hanya mencapai TKG I selama pemeliharaan 3 3 hari, sedang pada semua perlakuan hormon (GS, PS, PM dan GPS) gonadnya berkembang dari TKG I sampai dengan V dalam waktu satu sampai tiga minggu dari saat manipulasi hormon.
Waktu yang diperlukan dari
TKG I sampai V adalah 6.5 hari (GS), 6.5 hari (PS), 7 hari (PM) dan 7 hari (GPS).
perkembangan gonad udang
windu d i tiap TKG setiap perlakuan pemberian hormon mempunyai karakteristik dan morfologi yang sama. Indeks aonad somatik IIGSI.
Indeks gonad somatik
pada TKG I dan I1 udang kelompok I dari semua perlakuan hormon berkisar 0.78% dan 2.22%, sedangkan pada udang kelompok I1 mempunyai IGS dari TKG I sampai IV masingmasing berkisar 2.45-9.14% 8,58%
(PM) dan 1.87-8,87%
(TKG IV) berkisar 7-9%,
(GS), (GPS).
1.74-6.57%
(PS), 2.01-
IGS udang matang telur
sedang IGS pada TKG V (setelah
mijah) adalah 3.82%
(GS), 2.83%
(PS), 3.02%
(PM) dan
3,.79% (GPS).
Persantian kulit.
Jumlah induk udang dan kejadian
ganti kulit lebih banyak terjadi pada perlakuan pemberian hormon dibandingkan dengan perlakuan kontrol, baik pada udang kelompok I maupun 11.
Pergantian kulit I rata-rata
12.3 hari (GS) , 10.7 hari (PS), 12.5 hari (PM) dan 16.3
hari (GPS) pada kelompok I, dan 6.5 hari (GS), 10.6 hari (PS), 10.0 hari (PM) dan 8.1 hari (GPS) pada kelompok 11. Selang waktu pergantian .kulit I1 adalah 16.7 hari (GS) dan 26.5 hari (PS) pada kelompok I, sedangkan kelompok I1 adalah 16.7 hari (GS), 16.5 hari (PS), 16.3 hari (PM) dan 15.9
hari (GPS).
Pada kontrol (KO) udang kelompok I
ganti kulit dalam 15.0 hari, sedang kelompok I1 adalah 15.1 hari.
2.
Perkembansan Sel Telur Struktur sel telur.
Perkembangan sel telur (oosit
fase awal (pra-oosit), oosit muda (cisternal), platelet, cortical rod dan oosit matang), secara kualitatif tidak berbeda antara oosit yang berkembang setelah manipulasi hormon HCG, progesteron dan kombinasi kedua hormon tersebut.
Selain itu
pertumbuhan sel telur dari induk-induk
yang mengalami pemberian hormon mempunyai pola yang sama. Dalam tiap tingkat kematangan gonad (TKG) terdapat bermacam-macam
sel
telur
dengan fase perkembangan yang
berbeda.
Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan oosit
pada udang windu dewasa berlangsung terus menerus. Dalam fase platelet dan fase-fase berikutnya tampak adanya balok-balok protein, dan diduga lemak pun terdapat walaupun tidak tampak pada hasil proses pewarnaan hematoksilin dan eosin.
Adanya protein dalam oosit mening-
katkan kualitas telur yang dihasilkan. Fekunditas dan
penyebaran
.
oosit.
Fekunditas dan
ukuran oosit bervariasi di setiap tingkat kematangan gonad (TKG).
Makin tinggi .TKG (TKG I sampai dengan IV) ma-
kin besar fekunditas, begitu pula bobot badan mempengaruhi sebaran oosit. Jumlah oosit fase awal (oogonium) pada TKG I dan I1 udang kelompok I1 relatif lebih rendah daripada udang kelompok I pada setiap perlakuan.
Sebaliknya jumlah oosit
yang mencapai fase oosit muda pada udang kelompok I1 relatif lebih besar
daripada udang kelompok I. Untuk fa-
se platelet pada TKG I1 udang hasil manipulasi hormon berkisar 9.50-23.33%.
Selain itu pada induk udang TKG I1
hasil manipulasi hormon terdapat oosit
fase cortical rod
antara 3-5.53 dan pada perlakuan pemberian hormon kombinasi (GPS) sudah terdapat 1.33% oosit fase matang. an oosit muda
pada udang yang dimanipulasi hormon lebih
dari 6 0 mikrometer.
Waktu yang diperlukan (dalam akumu-
lasi) untuk TKG I adalah 22.2-25.0 23.6-26.2
hari.
Ukur-
hari-, TKG I1 adalah
vii
Pada TKG I11 selain oosit fase awal, muda dan platelet ditemukan pula oosit yang berukuran lebih besar dari mikrometer
240
atau
telah menjadi telur. Adanya telur
tersebut diduga akan menyebabkan pemijahan atau pelepasan telur oleh induk GS, PS, PM dan GPS.
Waktu yang diperlu-
kan (dalam akumulasi) untuk mencapai TKG I11 adalah 23.725.7 hari.
Pada TKG IV, oosit matang pada setiap perlakuan berkisar antara
24
dan
32%.
Waktu yang diperlukan (dalam
akumulasi) untuk mencapai TKG IV adalah hari
24.5
sampai 26.0
. TKG V merupakan tingkat setelah pelepasan telur (mi-
jah). Pada penelitian ini terjadi pemijahan secara sempurna (GS, PS dan PM) dan secara sebagian atau partial (GS dan GPS)
.
Pemijahan secara sempurna
terjadi akibat
distribusi ukuran oosit dari fase platelet sampai dengan oosit matang tidak memperlihatkan ~erbedaanyang besar (
Sebaliknya induk dengan distribusi oosit yang
besar (>lo p ) memijah sebagian, dan telur tidak seluruhnya dikeluarkan. Waktu yang diperlukan (dalam akumulasi) untuk mencapai TKG V adalah
24.0
sampai
27.0
hari.
(3) Pemiiahan
pele~asantelur. Tingkah laku induk
hasil
dan saat pemijahan
manipulasi hormon pada dasarnya tidak ber-
beda, baik pada induk manipulasi hormon HCG (GS), progesteron (PS dan PM) maupun kombinasi hormon (GPS).
*
viii
Jumlah telur yang dilepaskan (jam 22-03 pagi) oleh induk-induk manipulasi hormon (GS, PSI PM dan GPS
)
anta-
ra 126 400 dan 213 500 butir adalah lebih rendah daripada induk alami butir.
yang
berkisar
antara 300 000 dan 1 200 000
Ukuran telur yang baru dilepaskan oleh udang ha-
sil manipulasi hormon rata-rata 270 mikrometer (255-298 mikrometer).
Pelepasan telur terjadi setelah satu sampai
dua minggu dari saat manipulasi hormon, lebih pendek dari kontrol yang sampai satu bulan belum matang telur. Kualitas telur dan embrio.
Pertumbuhan embrio mem-
punyai pola yang sama disetiap perlakuan, begitu pula se=
cara morfologis.
Kualitas telur tipe
A1
(embrio normal)
pada perlakuan GS rata-rata 72.00% dengan daya tetas telur
rata-rata 71.84%
(136 678 nauplius) ,
PS
70.83%
dengan daya tetas telur 71.00% (116 195.5 nauplius), PM 71.00% dengan daya tetas telur 72.00%
(108 360 nauplius)
dan GPS 70.67% dengan daya tetas telur nauplius).
71.00%
(89 744
Daya tetas telur proporsional dengan persen
kualitas telur tipe A1.
Lebar embrio dari perlakuan hor-
mon (GS, PS, PM dan GPS) berkisar 244.209-246.989
mikron.
PENGARUH RANGSANGAN HORMON TERHAJ3AP PERKEMBANGAN GONAD INDIVIDU BETINA DAN KUALITAS TELUR UDANG WINDU (Penaeus monodon Fab.)
Oleh : ASMIN ISMAIL
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk remperoleh gelar Doktor pada Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
FAKULTAS PASCASARTANA
BOGOR
: PENGARW
Judul
RANGSANGAN HORMON TEREADAP PERKEMBANGAM GONAD IIUDIVIDU BETIBIA DAN KUALITAS TELUR UDANG WINDU (Penaeus monodon Fab.) Hama Wahasiswa: ASMIN ISMAIL Momor Pokok : 86521 Menyetujui: 1. Komisi Penasehat
(Prof. Dr. Djoko Soedarmo Moeljohardjo) Ketua P
/
(Prof.Dr. Sumardi Sastrakusumah, Almarhum) Anggota
(Dr.Ir. Kusman Sumawidjaja) Anggota
/
(Dr. 1k. Kardiyo Praptokardiyo) Anggota
(Prof.Dr.Ir.
H. Edi Guhardja)
2. Ketua Program ~ t u d i
Ilmu Perairpn
(Dr.Ir. Kusman Sumawidjaja) Tanggal Lulus:
30
Maret 1991
Guhard ja)
Penulis ini dilahirkan pada tanggal 8 Nopember 1943 di Jakarta.
Kedua orang tuanya adalah almarhumah H. Sopiah dan
almarhum H. Ismail. Pada tahun 1963 ia lulus dari SMA Negeri Teladan Jakarta. Kemudian ia melanjutkan studi di Fakultas Biologi, Universitas Nasional Jakarta, lulus sarjana muda (BSc) pada tahun 1968 dan lulus sarjana lengkap (Drs) tahun 1975. Pada tahun 1985 ia telah-menyelesaikan studi di University of Philippines, Visayas, juru'san akuakultur dan memperoleh Master of Aquaculture (MAq).
Kemudian ia melanjutkan studi Sj
di Fakultas Pascasarjana IPB pada program studi Ilmu Perairan. Pada tahun 1975-1984 penulis ini bekerja sebagai staf peneliti pada Balai Penelitian Perikanan Darat Bogor. Tahun 1980-1987 ia menjabat sebagai Kepala Instalasi Tambak Perco-
baan Kamal, Jakarta.
Mulai tahun 1985 sampai sekarang ia
adalah staf peneliti pada Balai Penelitian Budidaya Pantai Maros di Subbalai Penelitian Budidaya Pantai Bojonegara dengan tugas fungsional sebagai ~enelitiMuda. Pada tahun 1968 ia menikah dengan Djuwariah dan kini ia dikaruniai dua orang anak, yaitu: Paniawati.
Eka Karya Budhi dan Nurul
Usaha budidaya udang di Indonesia mendapat perhatian baik dari pemerintah
maupun swasta.
Dalam kaitannya de-
ngan usaha tersebut tersedianya benur secara berkesinambungan sepanjang tahun merupakan salah satu faktor penting bagi perkembangan budidaya pembesaran udang. Kendala yang dihadapi untuk meningkatkan hasil usaha pembenuran adalah (1) mendapatkan cukup banyak caloncalon induk udang untuk pematangan telur dan (2) teknik perangsangan pematangan telur dari calon induk udang. Untuk mengatasi kendala tersebut manipulasi hormon pada calon induk udang yang berasal dari tambak dapat berpengaruh baik terhadap kematangan gonad dengan hasil kualitas telur dan daya tetas telur yang cukup baik. Oleh karena itu penggunaan hormon reproduksi untuk mencapai kematangan gonad udang windu berasal ddri tambak adalah salah satu cara untuk mengatasi kekurangan induk matang telur. Keberhasilan penelitian ini sangat ditunjang oleh doa restu almarhum kedua orang tua selama hayatnya, isteri, anak, saudara dan oleh berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Badan Pengembangan Pertanian
Penelitian dan
atas tugas belajar yang diberikan ,
xiii
kepada penulis. Kepada Bapak Prof. Dr. DJOKO
SOEDARMO
MOELJOHARDJO, Ketua Komisi Penasehat dan para anggota KOmisi, yaitu Bapak Prof. Dr. SUMARDI SASTRAKUSUMAH (Alm.), Bapak Dr.Ir. KUSMAN SUMAWIDJAJA, Bapak Dr. Ir. KARDIYO PRAPTOKARDYO dan Bapak Dr. Ir. H. ED1 GUHARDJA yang senantiasa memberikan bimbingan mulai dari perencanaan dan pelaksanaan penelitian serta penulisan hasilnya, diucapkan terima kasih yang tak terhingga. Kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. Edi Guhardja (Dekan Fakultas Pascasarjana .IPB), Bapak Dr. Ir. Kusman Sumawidjaja (Ketua program studi Ilmu Perairan), Ketua . Komisi Pembinaan Tenaga Badan Litbang Pertanian, Pemimpin
Proyek Pembangunan Prasarana Penelitian Pertanian/NAR 11, Bapak Ir. Sofyan Ilyas (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan) beserta staf terutama Bapak Ir. Zulkifli Jangkaru dan Wardhana Ismail BSc, Bapak Dr. H. Fuad Cholik MSc (Kepala Balai Penelitian Budidaya Pantai Maros
dan
penguji luar komisi) beserta staf terutama
Dr. Ir. Taufik Achmad MS dan Ir. Zafril Imran Azwar MS, Bapak Dr. Atmadja Hardjamulia, MS (Kepala Balai Penelitian Perikanan Air Tawar 1984-1990, Bogor dan pengu ji luar komisi) beserta staf, Bapak Dr. Nurzali Naamin (Kepala Balai Penelitian Perikanan Laut Jakarta) beserta staf d i Subbalai Ancol terutama Drs. Chaerul Nasution, Bapak Alie Poernomo MSc (Ahli Peneliti) beserta ibu, Bapak Dr. Ir. Made L. Nurdjana (Kepala Balai
xiv
Budidaya Air Payau, Jepara), rekan-rekan di Instalasi Tambak Percobaan Kamal dan staf administrasi Fakultas Pascasarjana IPB atas segala bantuannya diucapkan terima kasih.
Khusus terucap terimakasih kepada saudara Adang S
yang telah membantu pengetikan disertasi ini. Penulis menyadari tulisan ini masih belum sempurna, namun demikian hasil-hasil penelitian yang telah dituangkan dalam tulisan ini semoga bermanfaat bagi mereka yang memerlukannya.
Bogor, Februari 1991 Penulis
xvi
momor 1. 2. 3.
Halaman
Teks Dosis ~emberianHormon dari Setiap Perlakuan dalam Percobaan Pendahuluan
45
Keadaan Calon Induk Betina Udang Windu (2. monodon) yang Dipergunakan dan Referensi
.....
53
Beberapa Peubah Sifat Fisika-Kimia Air Media yang ~ipantau,Cara dan Alat yang Dipergunakan
56
..................
Lama Waktu Pergantian Kulit Udang Uji (dalam harij
........................................
Lama Pencapaian Tingkat Kematangan Gonad (hari) pada Berbagai Kelompok dan Perlakuan.......... Indeks Gonad Somatik (IGS) Berbagai Tingkat Kematanyan Gonad pada Berbagai Kelornpok dan Perlakuan
.................................
Komposisi Oosit dari Berbagai Tingkat Kematangan Gonad (dalam persen) pada Perlakuan Pemberian Hormon HCG (GS)
............................
Komposisi Oosit dari Berbagai Tingkat Kematangan Gonad (dalam persen) pada Perlakuan Pemberian Hormon Progesteron Melalui Suntikan (PS)
...
Komposisi Oosit dari Berbagai Tingkat Kematangan Gonad (dalam persen) pada Perlakuan Pemberian Hormon Progesteron Melalui Pakan (PM)
......
Komposisi Oosit dari Berbagai Tingkat Kematangan Gonad (dalam persen) pada Perlakuan Pemberian Hormon HCG dan Progesteron (GPS)
...........
Rangkuman Data Perkembangan Gonad pada Perlakuan Kontrol (KO), dengan Suntikan 2 p1 Etanol (KS) dan Referensi (R)
........................
Rangkuman Data Perkembangan Gonad pada Perlakuan Pemberian Hormon HCG (GS)
..................
Rangkuman Data Perkembangan Gonad pa,da Perlakuan Pemberian Hormon Progesteron Melalui Suntikan (PS)
.......................................
xvii
14.
15. 16.
17.
Rangkuman Data Perkembangan Gonad pada Perlakuan Pemberian Hormon Progesteron ~elaluiPakan (PM)
..........................................
108
Rangkuman Data Perkembangan Gonad pada Perlakuan Pemberian Hormon HCG dan Progesteron (GPS)..
110
Perkembangan Telur setelah Proses Pemijahan pada Perlakuan Pemberian Hormon HCG (GS)
120
Perkembangan Telur setelah Proses Pemijahan pada Perlakuan Pemberian Hormon Progresteron melalui Suntikan (PS)
122
Perkembangan Telur setelah Proses Pemijahan pada Perlakuan Pemberian Hormon Progresteron Melalui Pakan (PM)
123
.......
.........................
18.
............................
19.
Perkembangan Telur setelah Proses Pemijahan pada Perlakuan Pemberian Hormon HCG dan Progresteron (GPS) 124
................................... L a m p i r a n
1.
2.
Fisika-Kimia Air Media di Bak Penampungan Selama Dipergunakan untuk Penelitian (Februari - Maret 1989)
.......................
145
Kandungan Nutrisi Daging Segar Cumi-Cumi, Kerang Putih, Udang Rebon, Tuna dan Hati Sapi, Berdasarkan Wuleung d. (1972)........
146
Keadaan Calon Induk Udang Windu (9. monodon) .pada Referensi Udang Kelompok I dan I1 (RI dan RII)
..................................
147
4a. Calon-calon Induk Udang Windu (2.monodon) yang Dipergunakan pada kelompok I (60-80 gram)
......
148
4b. Calon-calon Induk Udang Windu (2.monodon) yang Dipergunakan pada kelompok I1 (80-120 gram)
....
151
Rincian Pemberian Hormon Melalui Suntikan dan Pakan
.....................................
154
Distribusi Kadar Oksigen pada Air Media Pemeliharaan Udang
............................
155
Sifat Fisika - Kimia Air Media ~emeliharaan Udang Selama Percobaan Pendahuluan ............
157
3.
5. 6.
7.
xviii Derajat Kematian (Mortalitas) Udang Uji Selama Percobaan Pendahuluan ( % ) ..............
158
Analisis Ragam Derajat Kematian (Transformasi Arscin dPersen Udang Windu Betina Selama Percobaan Pendahuluan
.........................
160
10.
Uji Duncan dari Derajat Kematian Udang Betina..
161
11.
Kisaran Nilai Beberapa Peubah Mutu Air dalam Media Pematangan Gonad
162
Selang Waktu Pergantian Kulit Udang Uji (dalam hari) Selama di Wadah Pematangan Gonad
........
163
Perkembangan Tingkat Kematangan Gonad (dalam akumulasi hari) dari Setiap Perlakuan .........
164
Pengaruh Kontrol (KO) Terhadap Perkembangan Somatik dan Reproduksi Udang Windu ( E . monodon)..
167
Pengaruh Suntikan 2 p1 etanol (KS) Terhadap Perkembangan Somatik dan Reproduksi Udang Windu ( P . monodon).
168
Pengaruh Rangsangan Hormon HCG (GS) Terhadap Perkembangan Somatik dan Reproduksi Udang Windu (g. monodon).
...........................
169
Pengaruh Rangsangan Hormon Progesteron Melalui Suntikan (PS) Terhadap Perkembangan Somatik dan Reproduksi Udang Windu (P. monodon)..
171
Pengaruh Rangsangan Hormon Progesteron Melalui Pakan (PM) Terhadap Perkembangan Somatik dan Reproduksi Udang Windu (B. monodon).
173
Pengaruh Rangsangan Hormon HCG dan Progesteron (GPS) Terhadap Perkembangan Somatik dan Reproduksi Udang Windu (E. monodon)
174
8. 9.
12. 13.
14. 15.
........................
...........................
16.
17.
..........
18.
..........
19.
...........
20a. Laju Pertumbuhan Beberapa Peubah per Hari pada Udang Kelompok I (60-80 g) pada Setiap Perlakuan
175.
20b. Laju Pertumbuhan Beberapa Peubah per Hari pada Udang Kelompok I1 (90-120 g) pada Setiap Perlakuan ..............................
176
..............................
21.
Waktu yang Diperlukan (dalam hari) dari Saat Manipula6i Hormon Sampai Tingkat Kematangan Gonad I, 11, I11 IV dan V (Pelepasan Telur) ..... 177
xix Rataan Fekunditas dan Selang Kepercayaan (sk) pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Udang Windu (E. monodon) ....................... Rataan Distribusi Ukuran Oosit (dalam mikron) pada Awal (Referensi) dan Setelah Satu Bulan Pemeliharaan (KO dan KS)
......................
Rataan Distribusi Ukuran Oosit (dalam mikron) pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Udang yang Dirangsang oleh Hormon HCG (GS)
....
Rataan Distribusi Ukuran Oosit (dalam mikron) pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Udang yang Dirangsang oleh Hormon Progesteron Melalui Suntikkan (PS) ....................
....
Rataan Distribusi Ukuran Oosit (dalam mikron) pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Udang yang Dirangsang oleh Hormon Progesteron Melalui Pakan (PM)
............................
Rataan Distribusi Ukuran Oosit (dalam mikron) pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Udang yang Dirangsang oleh Hormon Kombinasi HCG dan Progesteron(GPS)
......................
Ukuran Telur Induk Udang Pada Perlakuan HCG (GS)
......................................
Ukuran Telur Induk Udang Pada Perlakuan Progesteron (PS)
..............................
30.
Ukuran Telur Induk Udang Pada Perlakuan Progesteron Melalui Pakan (PM) dan Kombinasi Hormon (GPS)
..................................
31.
Ukuran Embrio Induk Udang yang Dihasilkan dari Perlakuan HCG (GS)...
32.
Ukuran Embrio Induk Udang yang Dihasilkan dari Perlakuan Progesteron (PS)
33.
Ukuran Embrio Induk Udang pada Perlakuan Progesteron Melalui Pakan (PM) dan Kombinasi Hormon (GPS) .................................
.....................
...............
DAFTAR
GAHBAR
Nomor 1.
Halaman
Teks Diagram Pengkajian Rangsangan Hormonal Terhadap Perkembangan Kematangan Telur Udang Udang Windu
................................
2. 3.
4.
5. 6.
Sistem Reproduksi Udang Windu (P. monodon) Jantan (Motoh, 1981)
.......................
10
Ovarium dan Telikum Udang Windu ( E . monodon) (Motoh, 1981)
11
Tingkat Kematangan Telur Udang Windu ( P . monodon) (Primavera, 1983)
13
Perkembangan dan Tipe Telur pada 9. monodon (Primavera, 1983)
16
Hubungan Mekanisme antara Organ dengan Hormon Berkenaan dengan Proses Kematangan dan Pelepasan Gamet
20
Sistem Neurosekretoris Kelenjar Sinus Brachyura (Welsh, 1961)
21
Sistem ~ekerjanyaHormon dalam Proses Reproduksi Decapoda (~diyodidan Adiyodi, 1970; Nurdjana, 1985)
23
Perkembangan Kematangan Gonad Udang ~ i n d u (g. monodon) TKG = Tingkat Kematangan Gonad bb = belum berkembang Anterior (depan gc === bag4an bagian Lateral $tengahZ bagian Abdomina (bela ang)
80
.............................. .................
..........................
........................
7. 8.
....................
......................
9.
..........
10.
Perkembangan Sel Telur Udang Windu a. Oosit awal; b. 0osit muda; c. Platelet* d. Cortical rod; e. Oosit ata an^; f. Nukleglus; Oogon+um; N. Nukleus; 3 lasmalemma; Protein; gitoplasma..
'2: 11.
7
.. ...........................
Penyebaran Oosit Setiap Tingkat Kematangan Telur oa. Oosit Awal A. TKG 1-11 Kel. I om. Oosit muda B. TKG 1-11 Kel. I1 C. TKG 111-IV Kel I1 p. Platelet D. TKG IV-V Kel. I1 cr. Cortical rod ot. Oosit matang
..........................
85
89
xxi Rataan Fekunditas pada Tingkat Kematangan Gonad I untuk KO dan KS dan Data Referensi (R) Udang Windu ( E . monodon)
...............
100
Rataan Ukuran Oosit pada Awal (R = Referensi), KO dan KS
.................
100
Histogram Rataan Fekunditas Oosit pada Setiap Tinykat Kematangan Gonad Udang Windu ( P . monodon) Akibat Manipulasi Hormon HCG.
......
102
Histogram Rataan Ukuran Oosit pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad Udang Windu (2. monodon) Akibat Pemberian Hormon HCG (GS) ..
102
Histogram Rataan Fekunditas Oosit pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad Udang Windu (2. monodon) Akibat Pemberian Hormon Progesteron Melalui Suntikan (PS) dan Pakan (PM)
.......
103
Histogram Rataan Ukuran Oosit pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad Udang Windu (E. monodon) Akibat Pemberian Hormon Progesteron Melalui Suntikan (PS) dan Pakan (PM)
.......
105
Histogram Rataan Fekunditas Oosit pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad Udang Windu (P. monodon) Akibat Pemberian Kombinasi Hormon HCG dan Progesteron (GPS)
109
Histogram Rataan Ukuran Oosit pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad Udang Windu (2. monodon) Akibat Pemberian Hormon Kombinasi HCG dan Progesteron (GPS)
109
................... ..................
L a m p i r a n :
Histogram Rata-rata Ukuran Oosit di Setiap Bagian Gonad (D = depan, T = tengah dan B = belakang) pada Referensi (Ref.), Kontrol (KO) dan dengan Suntikan 2 @1 etamol (KS)
........
190
Sebaran Frekuensi Ukuran Oosit pada Referensi (R), Kontrol (KO) dan dengan Suntikan 2 p1 Etanol (KS)
191
................................
Histogram Rata-rata Ukuran Oosit pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan Bagian Gonad (D = depan, T = tengah dan B = belakang) Udang 192 Windu yang Dirangsang oleh Hormon I-~cG (GS)
...
xxii 4.
Sebaran ~rekuensiUkuran Oosit pada Setiap Tingkar Kematangan Gonad (TKG) dan Bagian Gonad (depan, tengah dan belakang) Udang Windu yang Dirangsang oleh Hormon HCG (GS) 193
.......
5.
6.
7.
Histogram Ukuran Oosit pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan Bagian Gonad (D = depan, T = tengah, dan B = belakang) Udang Windu yang Dirangsang oleh Hormon Progesteron Melalui Suntikan (PS)
........................
194
Sebaran Frekuensi Ukuran Oosit pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan BagianBagian Gonad (dep-an,tengah dan belakang) Udang Windu yang Dirangsang oleh Hormon Progesteron Melalui Suntikan (PS) ............
195
Histogram Ukuran Oosit pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan Bagian Gonad (D = depan, T = tengah, dan B = belakang) Udang Windu yang ~irangsangoleh Hormon Progesteron Melalui Pakan (PM)
196
Sebaran Frekuensi Ukuran Oosit pada Setiap Tingkac Kematangan Gonad (TKG) dan BagianBagian Gonad (depan, tengah dan belakang) Udang Windu yang Dirangsang oleh Hormon Progesteron Melalui Pakan (PM)
...............
197
Histogram Ukuran Oosit pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan Bagian Gonad (D = depan, T = tengah dan B = belakang) Udang Windu yang Dirangsang oleh Hormon Kombinasi HCG dan Progesteron (GPS)
198
...........................
8.
9.
........:...........
10.
Sebaran Frekuensi Ukuran Oosit pada Setiap Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan Bagian Gonad (depan, tengah, dan belakang) Udang Windu yang Dirangsang oleh Hormon Kombinasi HCG dan Progesteron (GPS) 199
.........................
11.
Perkembangan Telur Udang Windu Setelah Pemijahan: a. Berumur 15 menit, b. Fase Gastrulasi, c. Berumur 2.5 ]am, d. Embrio Berumur 4 jam, e. Embrio Berumur 6 ]am, f. Embrio.berumur 9 jam, g. Nauplius Beberapa Menit Setelah Penetasan. s = Sitoplasma a = Antena an = Antenula 1 = Selubung iendir e = Sel-sel Embr+o b = Mandibula m = membran Fertilization S = Setae t = Bagian-bagian.Tubuh Embrio ' p = Spateum Perivitelllum f = Furcal c = Anterlor
.............................
200