Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
POSTER PENGARUH RADIASI TERHADAP GELAS LIMBAH HASIL VITRIFIKASI LIMBAH AKTIVITAS TINGGI RADIATION EFFECT ON WASTE GLASS FROM HIGH LEVEL WASTE VITRIFICATION Herlan Martono, Aisyah Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, Badan Tenaga Nuklir Nasional e-mail:
[email protected]
Abstrak. Limbah cair aktivitas tinggi adalah limbah yang ditimbulkan dari ekstraksi siklus I proses olah ulang bahan bakar nuklir bekas. Limbah ini mengandung sedikit aktinida dan banyak hasil belah.Limbah ini divitrifikasi dengan gelas borosilikat. Adanya radiasi alfa, beta dan gamma yang dipancarkan oleh aktinida dan hasil belah yang terkandung dalam limbah cair aktivitas tinggi akan menyebabkan perubahan karakteristik gelas-limbah.Percobaan dilakukan dengan mendoping, mengiradiasi dan memanaskan gelas-limbah hasil vitrifikasi. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh radiasi terhadap perubahan karakteristik gelas-limbah. Adanya radiasi alfa akan menyebabkan perubahan densitasdan kekuatan mekanik gelas-limbah. Semakin tinggi dosis radiasi alfa akan mengakibatkan kenaikan perubahan densitas dan kekuatan mekanik. Perubahan densitas gelas-limbah mencapai titik jenuh pada dosis kumulatif diatas 5 x 1024 peluruhan alfa/m3. Sedangkan radiasi beta dan gamma akan menimbulkan panas yang tinggi hingga diatas 5000C yang dapat menimbulkan devitrifikasi yaitu perubahan struktur gelas limbah, dari amorf menjadi kristalin. Adanya devitrifikasi akan menaikkan laju pelindihan gelaslimbah20 30 kalinya.Besarnya dosis radiasi beta dan gamma tidak mengakibatkan terjadinya devitrifikasi.Radiasi beta dari akselerator dengan fluks 1,75x1013 elektron/cm2 detik, energi 3 MeV tidak menunjukkan adanya perubahan struktur gelas limbah.Demikian pula radiasi gamma dari iradiator Co60 dengan dosis 20 kGy tidak menunjukkan adanya perubahan struktur gelas limbah. Kata kunci: Radiasi, limbah aktivitas tinggi, vitrifikasi, devitrifikasi Abstract. High level liquid waste is generated from thefirst cycle extraction of the spent nuclear fuel reprocessing. This waste contains small amount of actinides and fission products and it’s vitrification with borosilicate glass. Alpha, beta and gamma radiation emittedbyactinides and fission product contained in high level liquid waste willlead tochanges inthe characteristics ofwaste-glass. The experiments were conductedbydoping, irradiatingandheating theglass-waste resulting from vitrification. The research objectiveis tostudy the effects ofradiation onchanges inthe characteristics ofwaste-glass. The presenceof alpharadiationwillcause changes indensityandmechanicalstrength ofwasteglass. The higherdose ofalpha radiationwilllead toincrease indensityand mechanical strengthchanges. Changes indensity of thewaste-glass reaches a saturation D - 14
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 pointatcumulativedosesover of 5x 1024decaysalpha/m3.While thebetaandgammaradiationwill causehigh heatup over of 0 500 Cwhichcancausedevitrificationthat is the structure change of waste-glass from amorf into crystal. The devitrificationwillincrease the leaching rate ofwaste – glassof2030time.The amount ofbetaandgammaradiationdosedid noteffect indevitrification. Beta radiationfrom an acceleratorwithan electronflux of1.75x1013/cm2sec, the energy of 3MeVdoes not show anychange inthe wasteglassstructure. Similarly,the gammaradiationofCo60irradiatorwith adose of 20kGydid not indicate anychange inthe waste-glass structure. Keywords: Radiation, high level waste, vitrification, devitrification. 2. 3. 4. 5.
Kandungan limbah (waste loading) Ketahanan kimia (laju pelindihan) Kestabilan terhadap radiasi Kestabilan terhadap panas (dalam hal gelas-limbah adalah devitrifikasi), 6. Integritas fisik. Berdasarkan pertimbangan diatas dan ketahanan dalam jangka lama, maka gelas borosilikat telah digunakan untuk imobilisasi LCAT secara industri oleh negara-negara maju. Gelas borosilikat lebih tahan korosi dan mengalami devitrifikasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding gelas fosfat[IAEA, 1985]. Kandungan limbah dalam gelas borosilikat lebih tinggi dibandingkan dengan gelas aluminosilikat [IAEA, 1985]. Gelas dipilih karena relatif lebih mudah membuatnya daripada synroc dan vitromets serta gelas mempunyai kestabilan dalam jangka lama [IAEA, 1979; IAEA, 1985.]. Synroc merupakan mineral titanat yang mempunyai ketahanan kimia yang tinggi.Pengembangan synroc untuk imobilisasi LCAT secara simulasi dilakukan di Australia, Inggris, Jepang [IAEA, 1979]. Pada skala industri, LCAT yang telah dievaporasi dicampur dengan bahan pembentuk gelas borosilikat, kemudian dilelehkan sampai homogen di dalam melter pada suhu 1150 0C selama 2,5 jam. Lelehan gelas dari melter dialirkan ke dalam canister dan kemudian disimpan di dalam fasilitas penyimpanan sementara (interim storage).
PENDAHULUAN Umumnya vitrifikasi digunakan untuk imobilisasi limbah cair aktivitas tinggi (LCAT) dari ekstraksi siklus I proses olah ulang bahan bakar nuklir bekas. Kandungan limbah tersebut sebagian besar adalah hasil belah dan sedikit aktinida.Saat ini Republik Korea menggunakan vitrifikasi untuk mengolah limbah aktivitas rendah dan sedang [Martono H, 1999]. Pertimbangan penggunaan vitrifikasi tersebut adalah reduksi volume, kandungan limbah, dan faktor keselamatan yang tinggi, serta mahalnya lahan untuk disposal limbah hasil olahan. Vitrifikasi adalah proses yang paling mahal, tetapi karena reduksi volume yang tinggi, kandungan limbah dalam gelas tinggi, serta mahalnya lahan maka kalau diperhitungkan biaya pengelolaan (pengolahan, transportasi, disposal, dan pemantauan) masih jauh lebih murah. Di Republik Korea,LCAT dari bahan bakar nuklir bekas tidak ada, karena bahan bakar nuklir bekas dicampur dengan bahan bakar baru untuk dibuat bahan bakar jenis Direct Use of SpentPWR fuel In Candu (DUPIC). Ada beberapa pertimbangan yang penting pada pemilihan bahan untuk imobilisasi limbah, yang juga berkaitan dengan penyimpanan lestari, yaitu [Mendel J.E, 1985]: 1. Proses pembuatan yang sederhana dan mudah D - 15
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 Pada makalah ini dibahas efek dalam gelas-limbah meluruh dengan radiasi terhadap gelas-limbah hasil memancarkan radiasi alfa. Efek radiasi vitrifikasi LCAT. Sebagai contoh di alfa yang dipancarkan aktinida PNC-Jepang, satu canister mengandung memungkinkan terjadinya reaksi inti, 300 kg gelas-limbah dengan kandungan karena partikel alfa dan partikel recoil limbah 25% (75 kg), aktivitasnya 4.105 alfa mempunyai energi yang cukup untuk Ci, dengan laju pelepasan panas 1,4 kW menimbulkan reaksi inti dengan inti [Sasaki N, 1994]. atom-atom yang berada dalam struktur gelas dengan tumbukan elastis [Mendel PEMBUATAN GELAS-LIMBAH. J.E, 1985, IAEA, 1979].Secara Sebelum proses vitrifikasi eksperimen pengaruh radiasi alfa dilakukan LCAT didinginkan selama 4 terhadap gelas-limbah dilakukan tahun untuk mengurangi aktivitasnya. menggunakan gelas limbah yang Walaupun telah didinginkan, aktivitasnya mengandung radioisotop aktinida, yaitu masih tinggi. Dalam melter LCAT dan Pu238 (t1/2 = 87,8 tahun), Cm242 (t1/2 = 163 bahan pembentuk gelas dilelehkan pada hari), Am 241 (t1/2 = 433 tahun) dan Cm244 suhu sekitar 1150 oC. Setelah terbentuk (t1/2 = 18,1 tahun). Dengan menggunakan gelas-limbah, maka lelehan hasil isotop, doping gelas dengan konsentrasi vitrifikasi yang berupa gelas-limbah beberapa kali lebih besar daripada dialirkan dari melter ke canister (wadah konsentrasi aktinida yang sesungguhnya dari baja tahan karat yang berbentuk di dalam gelas, akanmemungkinkan o silinder) pada suhu 1000 C. Pengelasan percepatan efek radiasi alfa dengan tutup canister dilakukan, kemudian faktor 103 – 10 5.Efek radiasi alfa ini canister didekontaminasi. Tahap dapat diamati dari perubahan densitas selanjutnya pemeriksaan fisik canister dan kekuatan mekanik. Sebagai contoh untuk melihat kerusakan yang meliputi perubahan yang dapat diamati dalam perubahan dimensi dan kebocoran hasil beberapa gelas-limbah milik PNL las. Selanjutnya canister disimpan (Pasific North West Laboratory) yang ditempat penyimpanan sementara dengan mempunyai komposisi berbeda-beda , sistem pendingin udara. didoping dengan Cm244 ditunjukkan pada PEMBAHASAN Gambar 1[IAEA, 1979], dengan PENGARUH RADIASI ALFA komposisi gelas limbah PNL 72-68a dan Aktinida (uranium, neptunium, PNL 76-68 ditunjukkan pada Tabel 1. plutonium, americium dan curium) di
Perubahan Densitas(%)
1
PNL 72-68 0.8
PNL 76-68 0.6
0.4
0.2
0 0
1
2
3
4
5
Dosis Kumulatif (x1024 peluruhan alfa/m3)
D - 16
6
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 Gambar 1. Perubahan densitas gelas-limbah yang didoping Cm244 Beberapa gelas-limbah menyusut karena pengaruh radiasi alfa, beberapa bertambah densitasnya dan tidak ada yang mengalami perubahan densitas melebihi 1%.Adanya microcracking tidak mempengaruhi integritas fisik gelas-limbah, seperti ditunjukkan oleh perubahan densitas yang mencapai kejenuhan setelah dosis kumulatif sekitar 5x10 24 peluruhan alfa/m3.[Mendel, J.E, 1985]. Perubahan kekuatan mekanik karena pengaruh radiasi alfa tidak cukup berarti [Mendel J.E, 1985]. Terjadinya retak (fracture) gelas limbah karena sisa tegangan termal dapat menaikkan luas permukaan pelindihan. Retak dapat juga disebabkan adanya gelembung gas helium.
LAJU PELINDIHAN GELASLIMBAH YANG MENGANDUNG AKTINIDA Seperti telah diuraikan bahwa efek radiasi alfa yang dipancarkan oleh aktinida dalam gelas-limbah mengakibatkan perubahan densitas, kekuatan mekanik, dan adanya microcracking. Gelas-limbah yang telah menerima dosis alfa kumulatif melampaui dosis yang mengakibatkan kerusakan struktur, laju pelindihannya tidak berubah lebih dari 2 atau 3 kalinya[Suryantoro, 1995]. Uji laju pelindihan gelas-limbah UK189 dengan soxhlet untuk gelas borosilikat-limbah yang didoping dengan unsur Cm244 dan Pu238 ditunjukkan pada Gambar 2 [IAEA, 1985]. Komposisi gelas limbah UK 189 ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1.Komposisi gelas-limbah PNL 76-68, PNL 72-68.danUK189 Oksida
SiO2 B2O3 Li2O Na2O K2 O MgO CaO SrO BaO TiO2 ZnO Ra2O Cs2O SrO BaO Y2O3 La2O3 CeO2
WL 20 (% Berat) PNL 76PNL 72- UK 189 68 68 39,997 27,263 41,540 9,514 11,126 21,870 3,690 7,504 4,053 7,680 4,053 1,474 2,010 1,474 1,474 1,474 2,981 4,991 21,295 0,126 0,238 0,100 1,024 1,932 0,760 0,377 0,711 0,320 0,557 1,052 0,380 0,010 0,018 0,170 1,143 2,156 0,430 2,286 4,312 0,980 D - 17
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 Pr6O11 0,238 0,449 0,420 Nd 2O3 0,810 1,527 1,780 Sm2O3 0,143 0,270 Eu2O3 0,038 0,072 Gd 2O3 0,095 0,180 TeO2 0,258 0,487 ZrO2 1,759 3,317 1,400 MoO3 2,268 4,278 1,750 RuO2 1,057 0,670 Rh2O3 0,108 0,204 PdO 0,420 CdO 0,035 0,065 Ag2O 0,031 0,059 U3O8 4,544 1,394 0,058 Na2O 5,001 MgO 6,230 Fe2O3 9,685 2,210 2,680 NiO 0,523 0,704 0,360 Cr2O3 0,410 0,231 0,550 Al2O3 5,030 PO4 0,230 P2O5 0,478 0,451 SO4 0,093 ZnO 0,440
Laju Pelindihan (gm-2hari-1)
100
10
1 0
5
10
15
20
Dosis Kumulatif (x1024 peluruhan alfa/m3)
Gambar 2.Laju pelindihan gelas-limbah PNL UK 189 yang didoping dengan Cm244 dan Pu238
PENGARUH GAMMA.
RADIASI
Sebelum proses vitrifikasi dilakukan, LCAT telah didinginkan selama 4 tahun untuk mengurangi
BETA-
D - 18
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 aktivitasnya. Walaupun LCAT telah kristal menaikkan laju pelindihan didinginkan, aktivitasnya masih radionuklida dalam gelas[IAEA, 1979 tinggi.Dalam melter LCAT dan bahan dan Suryantoro, 1995].Jadi radiasi betapembentuk gelas dilelehkan pada suhu gamma yang dipancarkan oleh sekitar 1150oC.Setelah terbentuk lelehan radionuklida dalam gelas tidak gelas-limbah, lelehan tersebut mengakibatkan reaksi inti yang dimasukkan ke dalam canister (wadah menimbulkan perubahan komposisi dari baja tahan karat yang berbentuk tetapi menimbulkan panas tinggi yang silinder) dan selanjutnya disimpan di mengakibatkan perubahan struktur.Oleh tempat penyimpanan sementara. Sebagai karena itu adanya devitrifikasi harus contoh di Jepang, setiap canister dengan dihindarkan dengan menggunakan sistem diameter luar 430 mm, tinggi 1040 mm pendingin pada penyimpanan sementara. dan tebal dinding 6 mm volumenya 118 PENGARUH SUHU DAN LAMA liter. Volume gelas-limbah dalam PEMANASAN GELAS-LIMBAH canister 110 liter (93% volume canister) TERHADAP KRISTALISASI. dan beratnya 300 kg. Banyaknya limbah Secara eksperimen penentuan dalam canister 75 kg, yang aktivitasnya pengaruh suhu dan lama pemanasan 4.105 Ci dan melepaskan panas sekitar terhadap kristalisasi gelas-limbah 1,4 kW [Sasaki N, 1994]. Untuk bahan (kinetika kristalisasi) disajikan dalam canister, PTLR BATAN (Pusat diagram time-temperatureTeknologi Limbah Radioaktif - Badan transformation (TTT).Gambar 3 Tenaga Nuklir Nasional) sedang menunjukkan data TTT untuk beberapa mempelajari efek panas terhadap bahan gelas borosilikat dari PNL dengan canister, diantaranya baja tahan karat komposisi gelas limbah seperti 304, 304L, 316 dan 321. ditunjukkan pada Tabel 1[Mendel J.E, Sampai periode 30-50 tahun 1985], sedangkan diagram TTT untuk radionuklida hasil belah memancarkan gelas borosilikat-limbah PTLR-BATAN radiasi gamma yang menimbulkan panas disajikan pada Gambar 4dengan besar, sehingga suhunya dapat mencapai komposisi gelas limbah seperti lebih 500oC. Suhu sekitar 500oC ditunjukkan padaTabel 2[Martono H, merupakan suhu transisi gelas (Tg) yaitu 1992]. perubahan dari lelehan gelas menjadi Tabel 2. Komposisi Gelas-Limbah PTLR padat. Tenaga radiasi gamma yang dipancarkan oleh radionuklida hasil belah OKSID WL 20 (% lebih kecil dari 2 MeV, sehingga tidak mengakibatkan terjadinya reaksi Si O2 46,40 inti.Radiasi beta yang dipancarkan B2O3 17,44 radionuklida dalam gelas-limbah tidak Na2O 10,00 mengakibatkan terjadinya reaksi inti. CaO 8,95 Pada suhu tinggi dan dalam waktu lama akan terjadi kristalisasi dalam gelasAl2O3 2,18 limbah yang disebut devitrifikasi. Fe2O3 3,29 Devitrifikasi terjadi antara suhu 500o Ni O 0,69 950 C [IAEA, 1979 dan Martono H, Cr2O3 1,58 1992]. Komposisi gelas-limbah sangat kompleks memungkinkan terjadinya SrO 0,23 pembentukan berbagai jenis kristal. Cs2O 0,66 Perubahan struktur gelas amorf menjadi D - 19
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 BaO La2O3 CeO2
0,37 0,44 7,77 1000 900
Suhu (oC)
800 700 600 PNL 76-68
500 400 0.1
1
10 100 Waktu (hari)
1000
Gambar 3.Diagram TTT untuk dua jenis gelas-limbah milik PNL Gambar3.menunjukkan bahwa pada suhu 650 oC selama satu hari, kristalisasi belum terjadi. Pada suhu diatas 500oC (diatas Tg) kristalisasi terjadi dalam jangka lama. Pada Gambar 4 menunjukkan bahwa pada suhu 775oC dan waktu pemanasan selama 25 jam kristalisasi dapat terjadi. Pada suhu 750oC kristalisasi dapat terjadi pada waktu yang lama sekali, karena suhu tersebut masih diatas Tg. Suhu di atas 900 oC pada Gambar 3 dan di atas 1025 oC pada Gambar 4, kristaliasasi tidak terjadi. Hal ini karena suhu tersebut telah mendekati titik leleh gelas-limbah, sehingga gerakan atomatomnya terlalu cepat dan tidak dapat mengatur diri untuk membentuk kristal. Gelas borosilikat-limbah PTLR-BATAN dengan komposisi seperti yang disajikan pada Tabel 2, .lebih tahan terhadap devitrifikasi karena kadar Si nya lebih tinggi sehingga titik lelehnya lebih tinggi. Kadar Fe dan Al menaikkan titik leleh. Akibatnya viskositasnya makin tinggi sehingga sukar terjadi devitrifikasi. Kadar Si gelas-limbah PTLR 46,40%,
PNL 72-68 dan 76-68 masing-masing 27,27 dan 39,97% berat. Kadar Al dan Fe gelas-limbah PTLR masing-masing 2,18 dan 3,29% berat, sedangkan untuk gelas-limbah PNL tidak mengandung Al dan Fe [IAEA, 1979]. Pada operasi dalam skala industri, untuk mencegah terjadinya devitrifikasi maka waktu yang diperlukan untuk transportasi setelah lelehan gelas-limbah dituang dari melter ke canister sampai tempat penyimpanan harus lebih kecil daripada waktu terjadinya kristaliasasi. Pada penyimpanan sementara, gelaslimbah disimpan dengan sistem pendingin pada suhu di bawah Tg untuk mencegah terjadinya devitrifikasi. Kerusakan sistem pendingin akan mengakibatkan naiknya suhu sehingga terjadi devitrifikasi. Terjadinya devitrifikasi dapat menaikkan laju pelindihan gelas-limbah. Setelah 30 – 50 tahun, panas akibat peluruhan radiasi beta-gamma sudah jauh menurun, sehingga tidak diperlukan lagi sistem pendingin. D - 20
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
1100 1050
o
Suhu ( C)
950
850
750
650
550
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10
20
30
40
50
Waktu (jam)
Gambar 4. Diagram TTT untuk gelas- limbah PTLR- BATAN hasil pengamatan menunjukkan tidak adanya perubahan [Suryantoro, 1995]. Jadi iradiasi beta-gamma sampai dosis 1011 rad tidak menunjukkan adanya devitrifikasi. KESIMPULAN Efek radiasi alfa yang dipancarkan oleh aktinida yang terkandung dalam LCAT dapat menyebabkan terjadinya reaksi inti sehingga terjadi perubahan komposisi yang dapat dideteksi dengan adanya perubahan densitas dan kekuatan mekanik gelas limbah hasil vitrifikasi. Semakin besar dosis kumulatif yang diterima oleh gelas-limbah, densitas gelas limbah akan semakin naik dan mencapai titik kejenuhan pada dosis kumulatif diatas 5x1024 peluruhan alfa/m3. Besarnya perubahan densitas gelas limbah juga dipengaruhi oleh jenis gelas-limbah. Pengaruh radiasi alfa terhadap laju pelindihan radionuklida dalam gelas limbah meningkat 2-3 kali. Adanya radiasi beta - gamma yang dipancarkan oleh hasil fisi yang terkandung dalam limbah dapat menaikkan suhu gelas-limbah yang dapat
PENGARUH DEVITRIFIKASI TERHADAP LAJU PELINDIHAN GELAS-LIMBAH Gelas-limbah PTLR- BATAN yang dipanaskan pada suhu 850 oC selama 50 jam, menunjukkan laju pelindihan sebesar 20 kali dibanding jika gelas tidak dipanaskan [Suryantoro, 1995]. Laju pelindihan gelas-limbah tanpa pemanasan adalah 1,2x10-7 g cm-2 hari-1, sedangkan dengan pemanasan pada suhu 8500C selama 50 jam adalah 2,4x10-6 g cm-2 hari-1. Pada kondisi pemanasan tersebut prosen berat kristal yang terbentuk adalah 6,9%[Suryantoro, 1995]. PENGARUH DOSIS IRADIASI BETA-GAMMA TERHADAP KRISTALISASI GELAS-LIMBAH Contoh gelas-limbah diiradiasi menggunakan akselerator (fluks 1,75 x 10 13 elektron per cm2detik, energi 3 MeV) untuk mencapai dosis 1011 rad, dan hasil pengamatan menunjukkan tidak adanya perubahan [Mendel J.E, 1985 dan IAEA, 1979]. Gelas-limbah PTLRBATAN diiradiasi dengan iradiator 60 gamma Co dengan dosis 20 kGy, dan D - 21
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 menyebabkan perubahan struktur yaitu Energy Research Institute, terjadinya devitrifikasi. Adanya Taejon-Korea. devitrifikasi dapat meningkatkan laju Martono, H, 1992, Derajat Kristalisasi pelindihan gelas-limbah.Gelas-limbah Gelas Sebagai Perangkap PTLR tahan terhadap Limbah CairAktivitas devitrifikasi.Pemanasan pada suhu 8500C Tinggi,Hasil Penelitian Pusat selama 50 jam dapat meningkatkan laju Teknologi Pengelolaan Limbah pelindihan gelas-limbah PTLR sebesar Radioaktif,Serpong. 20 kalinya. Mendel J. E., 1985, The Fixation of High Level Wastes in Glasses, Pacific DAFTAR PUSTAKA NorthwestLaboratory, Ewing R.C, 1995, Radiation Effects in Washington 99352. Nuclear Waste Forms for High Sasaki N, 1994, Solidification of The Level Radioactive Waste, Program High Level Liquid From The in Nuclear Energy. TokaiReprocessing Plant,PNC, IAEA, 1979, Characteristics of Solidified Tokaimura, Japan. High Level Waste Products, Suryantoro, Technical Report Series No. 187, dkk,1995,PengaruhDevitrifikasi IAEA, Viena. Terhadap Laju Pelucutan Gelas IAEA, 1985, Chemical Durability and YangMengandung Limbah Cair Related Properties of Solidified Aktivitas Tinggi Simulasi, High LevelWaste Form, Technical Prosiding pertemuan Report Series No. 257, IAEA, danPresentasiIlmiah penelitian Viena. Dasar Ilmu Pengetahuan dan Martono H, 1999, Report of Training on Teknologi Nuklir,Yogyakarta. Radioactive Waste Treatment and Disposalat KoreaAtomic
D - 22