PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH SAYURAN DAN BULU AYAM TERHADAP HASIL PANEN TANAMAN OKRA HIJAU (Abelmoschus esculantus (L.) Moench) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh : Nisa Sulastri NIM : 131434030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH SAYURAN DAN BULU AYAM TERHADAP HASIL PANEN TANAMAN OKRA HIJAU (Abelmoschus esculantus (L.) Moench) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh : Nisa Sulastri NIM : 131434030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH SAYURAN DAN BULU AYAM TERHADAP HASIL PANEN TANAMAN OKRA HIJAU (Abelmoschus esculantus (L.) Moench)
Oleh : Nisa Sulastri
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Puspita Ratna Susilawati, M.Sc.
Tanggal : 12 Juni 2017
(NPP P.2408)
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH SAYURAN DAN BULU AYAM TERHADAP HASIL PANEN TANAMAN OKRA HIJAU (Abelmoschus esculantus (L.) Moench) Dipersiapkan dan ditulis oleh : Nisa Sulastri NIM : 131434030
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma Pada tanggal : 11 Juli 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd
………………
Sekretaris
: Drs. Antonius Tri Priantoro, M. For. Sc
………………
Anggota
: Puspita Ratna Susilawati, M.Sc.
………………
Anggota
: Dra. Maslichah Asy‟ari, M.Pd.
………………
Anggota
: Yoanni Maria Lauda Feroniasanti, M.Si.
………………
Yogyakarta, 11 Juli 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph. D. iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13)
Hasil karya ini aku persembahkan kepada :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertaiku Ayah dan Ibu tercinta, Bapak Helarion Enus dan Rosalina Anita Wati Adik-adik ku tercinta, Filipus Neri Anderson Pilar dan Fortunata Oktavian Kekasihku tercinta, Adies Anteokia Junior Keluarga besar di Camp 35, Penyuguk, Tahai, Nanga Ella, Landuk dan Pinoh Sahabatku terkasih yang selalu memberi dukungan dan doa Keluarga besar Pendidikan Biologi angkatan 2013 Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tuliskan ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Juli 2017 Penulis
(Nisa Sulastri)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : Nama
: Nisa Sulastri
NIM
: 131434030
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH SAYURAN DAN BULU AYAM TERHADAP HASIL PANEN TANAMAN OKRA HIJAU (Abelmoschus esculantus (L.) Moench)” Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenar-benarnya. Dibuat di
: Yogyakarta
Pada tanggal
: 11 Juli 2017
Yang menyatakan,
Nisa Sulastri
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH SAYURAN DAN BULU AYAM TERHADAP HASIL PANEN TANAMAN OKRA HIJAU (Abelmoschus esculantus (L.) Moench) Nisa Sulastri 131434030
ABSTRAK Produksi sayuran selama 6 tahun terakhir di Indonesia mencapai 11.394.891 ton. Produksi sayuran yg meningkat menyebabkan limbah sayuran juga meningkat. Selain itu terdapat pula limbah bulu ayam berasal dari tempat pemotongan ayam yang mencapai 72.775 ton. Solusi untuk mengatasi limbah tersebut adalah membuat pupuk organik dari limbah sayuran dan bulu ayam karena limbah sayuran mengandung unsur makro yang berkisar 0,228 g/ml dan limbah bulu ayam mengandung 90 % protein. Pupuk diaplikasikan pada tanaman okra hijau untuk memperkenalkan tanaman ini kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap hasil panen tanaman okra hijau dan konsentrasi pupuk organik cair yang optimal untuk meningkatkan hasil panen tanaman okra hijau. Pupuk organik cair diberikan dalam tiga perlakuan yaitu konsentrasi 10%, 30% dan 50%. Terdapat pula pupuk urea (kontrol positif) dan kontrol. Pupuk organik cair diuji kandungan C-organik, nitrogen, fosfor, kalium dan C/N rasio. Data dianalisis menggunakan uji statistik yaitu one way anova dan Duncan jika data berdistribusi normal dan homogen. Jika data tidak normal dan homogen maka menggunakan uji Kruskal wallis dan Mann-Whitney. Parameter yang diamati adalah jumlah buah, berat basah buah, berat kering buah dan kadar air buah okra hijau. Pada penelitian ini pemberian pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam berpengaruh terhadap hasil panen tanaman okra hijau. Selain itu tidak ditemukan pupuk organik cair yang paling optimal untuk meningkatkan hasil panen tanaman okra hijau tetapi pupuk organik cair tersebut memberikan jumlah buah, berat basah buah, berat kering buah dan kadar air buah yang sama dengan pupuk urea.
Kata kunci : Limbah sayuran, bulu ayam, pupuk organik cair, okra hijau (Abelmoscus esculantus (L.) Moench)
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE EFFECT OF ORGANIC LIQUID FERTILIZER FROM VEGETABLES WASTE AND CHICKEN FEATHERS TOWARD OKRA PLANT (Abelmoschus esculantus (L.) Moench) HARVEST Nisa Sulastri 131434030
ABSTRACT
Vegetable production during the last 6 years in Indonesia were among 11.394.891 tons. The increases of vegetable production were causes the vegetable waste also increasing. In addition, chicken feather were also wasted, this comes from the chicken slaughtering and it reached among 72.775 tons. The solution to overcome the waste then by making an organic fertilizer from vegetable waste and chicken feathers because vegetable waste contains macro element which is about 0.228 g / ml and chicken feather contains 90% protein. This fertilizer were applied to the okra plants to introduce this plant to the community. The aim of this study were to determine the effect of organic liquid fertilizer from vegetable waste and chicken feathers toward the harvest of okra plants and to know the optimal concentration of organic liquid fertilizer to increase the quality of the harvest from the okra plants. Organic liquid fertilizers were administered in three treatments, they were concentrations of 10%, 30% and 50%. Urea fertilizer also used as positive control and control. The organic liquid fertilizer were tested from the C-organic, nitrogen, phosphorus, potassium and C/N ratio. Data were analyzed using statistical test one way anova and Duncan if the data were distributed normal and homogeneous. If the data were not normal and homogeneous then Kruskal Wallis and Mann-Whitney test was used. The parameters being observed were number of fruit, wet weight of fruit, dry weight of fruit and water content of the okra fruit. In this research, the provision of organic liquid fertilizer from vegetable waste and chicken feathers influenced the okra harvest. In addition, no optimal organic liquid fertilizer were found to increase the yield of okra plants but the organic liquid fertilizer gave the number of fruit, wet weight of fruit, dry weight of fruit and water content of the fruit as the same with urea fertilizer usage. Keywords: Vegetable waste, chicken feathers, organic liquid fertilizer, green okra (Abelmoschus esculantus (L.) Moench)
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pupuk Organik Cair dari Limbah Sayuran dan Bulu Ayam terhadap Hasil Panen Tanaman Okra Hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench)”. Penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan berkat bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada : 1.
Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Ibu Puspita Ratna Susilawati, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberikan arahan, masukan dan motivasi dalam proses penulisan skripsi.
4.
Ibu Dra. Maslichah Asy‟ari, M.Pd. dan Ibu Yoanni Maria Lauda Feroniasanti, M.Si. yang telah memberikan kritik dan saran yang menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik.
5.
Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang telah mendidik, membimbing, memberi dukungan dan berbagi ilmu pengetahuan kepada penulis dari awal perkuliahan sampai selesai.
6.
Ayah dan ibu tercinta, Helarion Enus dan Rosalina Anita Wati yang telah memberi kasih sayang, semangat, mendoakan dan mendukung penulis berupa moral dan materi. ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
Adik-adik ku tercinta, Filipus Neri Anderson Pilar dan Fortunata Oktavian yang selalu menghibur dan mendukung penulis.
8.
Kekasih tercinta, Adies Anteokia Junior yang selalu mendukung, mendoakan dan menemani penulis.
9.
Keluarga besar ku yang telah memberi motivasi dan doa kepada penulis.
10. Sahabat-sahabat ku tercinta Eva Setia Putri Saragih, Anastia Aryantie, Ani Petronika, Rizki Azizah, Bruder Dieng, Rosalia Selmi, Doan Wili Vier Mathulas dan Yohanes Hendri yang membantu dalam proses pengambilan data, memberi dukungan dan doa kepada penulis. 11. Bapak Slamet dan Kak Sam yang selalu memberi masukan dan ilmu dalam hal penanaman dan pemeliharaan tanaman okra hijau. 12. Seluruh mahasiswa Pendidikan Biologi 2013 dan teman-teman kelompok 20 KKN yang telah menemani penulis dan memberi kebahagian dari awal perkuliahan sampai akhir perkuliahan. 13. Semua pihak yang belum disebutkan satu persatu yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas kehadiran kalian yang memberikan pengalaman dan pelajaran yang luar biasa untuk penulis. Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih banyak memeiliki kekurangan. Untuk itu, penulis memohan maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun supaya skripsi ini menjadi lebih baik. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan ilmu bagi semua pembaca. Penulis Nisa Sulastri
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................. vi ABSTRAK ............................................................................................................... vii ABSTRACT .............................................................................................................. viii KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6 1. Bagi Peneliti................................................................................................ 6 2. Bagi Masyarakat ......................................................................................... 6 3. Bagi Pendidikan .......................................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 8 A. Limbah Sayur.................................................................................................... 8 1. Sawi Hijau ................................................................................................. 8 2. Sawi Putih .................................................................................................. 9 3. Kubis ......................................................................................................... 10 B. Limbah Bulu Ayam ........................................................................................ 12 C. Pupuk .............................................................................................................. 13 1. Pupuk berdasarkan sumber bahan ............................................................ 14 2. Pupuk berdasarkan bentuk fisik ................................................................ 16 D. Kandungan Nutrien dan Standar Kualitas Pupuk Organik Cair ..................... 17 1. Nitrogen .................................................................................................... 17 2. Fosfor ........................................................................................................ 18 3. Kalium ...................................................................................................... 18 E. Fermentasi Pupuk Organik Cair ..................................................................... 19 F. Effective Mikroorganisme (EM4) ................................................................... 20 G. Molasse ........................................................................................................... 22 H. Okra Hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench)....................................... 23 1. Asal dan persebaran tanaman okra hijau..................................................... 23 2. Klasifikasi ................................................................................................... 23
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Morfologi .................................................................................................... 24 4. Syarat tumbuh ............................................................................................. 25 5. Budidaya ..................................................................................................... 25 I. Penelitian yang Relevan ................................................................................. 26 J. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 28 K. Hipotesis ......................................................................................................... 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 31 A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 31 B. Batasan Penelitian ........................................................................................... 32 C. Alat dan Bahan ............................................................................................... 33 D. Cara Kerja ....................................................................................................... 34 1. Penghancuran tepung bulu ayam ............................................................... 34 2. Pembuatan pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam ......... 35 3. Persemaian ................................................................................................ 37 4. Penyiapan lahan dan media tanam ............................................................. 38 5. Aklimatisasi ............................................................................................... 39 6. Perlakuan.................................................................................................... 39 7. Pemeliharaan .............................................................................................. 40 8. Panen .......................................................................................................... 41 9. Pengambilan Data ...................................................................................... 41 E. Metode Analisis Data ..................................................................................... 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 44 A. Pupuk Organik Cair dari Limbah Sayuran dan Bulu Ayam ........................... 44 B. Jumlah Buah Okra Hijau ................................................................................ 47 C. Berat Basah Buah Okra Hijau......................................................................... 51 D. Berat Kering Buah Okra Hijau ....................................................................... 55 E. Kadar Air Buah Okra Hijau ............................................................................ 58 F. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 62 BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN ...............................................................................63 BAB VI PENUTUP ..............................................................................................65 A. Kesimpulan ...................................................................................................65 B. Saran .............................................................................................................65 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................67 LAMPIRAN ...........................................................................................................72
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5
Kandungan gizi sawi hijau setiap 100 g ................................................. 9 Kandungan gizi sawi putih setiap 100 g ............................................... 10 Kandungan gizi kubis setiap 100 g ....................................................... 11 Kandungan nutrisi bulu ayam ............................................................... 12 Standar mutu pupuk organik cair .......................................................... 19 Fungsi mikroorganisme dalam EM4 ..................................................... 21 Penelitian yang relevan ......................................................................... 26 Hasil analisis pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam .......................................................................... 45 Rerata jumlah buah tanaman okra hijau ................................................ 51 Rerata berat basah buah tanaman okra hijau......................................... 54 Rerata berat kering buah tanaman okra hijau ....................................... 57 Rerata kadar air buah tanaman okra hijau ............................................. 61
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 4.1
Sawi hijau ............................................................................................ 8 Sawi putih .......................................................................................... 10 Kubis ................................................................................................. 11 Okra hijau .......................................................................................... 23 Kerangka berpikir .............................................................................. 29 Proses penghancuran bulu ayam ....................................................... 35 Tahap pembuatan pupuk organik cair ............................................... 37 Belalang penggangu tanaman okra hijau .......................................... 40 Pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap jumlah buah tanaman okra hijau .............................. 48 Gambar 4.2 Pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap berat basah buah tanaman okra hijau ....................... 52 Gambar 4.3 Pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap berat kering buah tanaman okra hijau ...................... 56 Gambar 4.4 Pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap kadar air buah tanaman okra hijau ........................... 58
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Hasil Pengujian Pupuk Organik Cair dari Limbah Sayuran dan Bulu Ayam ................................................................................. 72 Lampiran 2 Suhu dan Kelembaban Lahan ........................................................... 73 Lampiran 3 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Kruskal wallis dan Uji Mann-Whitney jumlah buah okra hijau...................................... 74 Lampiran 4 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Anova dan Uji Duncan berat basah buah okra hijau ................................................. 81 Lampiran 5 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Anova dan Uji Duncan berat kering buah okra hijau................................................ 83 Lampiran 6 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Anova dan Uji Duncan kadar air buah okra hijau ..................................................... 85 Lampiran 7 Silabus .............................................................................................. 87 Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 92 Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa ....................................................................... 101 Lampiran 10 Lembar Penilaian ......................................................................... 114
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis dan agraris karena penduduknya banyak yang bekerja sebagai petani dan salah satu hasil pertanian yang melimpah adalah sayur-sayuran. Produksi sayuran Indonesia meningkat sebesar 8% per tahun. Pada tahun 2001 produksi sayuran dari 6,9 juta ton menjadi 9 juta ton pada tahun 2005 sedangkan 6 tahun terakhir produksi sayuran di Indonesia yaitu 11.394.891 ton. Sayuran yang dibudidayakan di Indonesia adalah kubis, bayam, kangkung, sawi, cabai, kentang, bawang merah dan tomat (Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura, 2011). Sayuran segar tidak dapat disimpan lama karena sayuran tersebut mudah layu dan busuk. Masyarakat Indonesia memperjualbelikan sayuran di pasar tradisional. Sayuran yang rusak sebagian besar hanya dibuang di tepi pasar sehingga merusak pemandangan dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Hal ini dapat membuat para konsumen malas untuk berbelanja di pasar tradisional walaupun harga yang ditawarkan lebih murah daripada harga di supermarket. Sementara untuk sayuran yang tidak laku, para penjual biasanya mengonsumsi sebagian sayuran sedangkan sayuran yang rusak dan layu akan digunakan sebagai pakan ternak. Menurut Pramono (2004), dari
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
total limbah organik kota, sekitar 60% merupakan sayur-sayuran dan 40% merupakan daun-daunan, kulit buah-buahan dan sisa makanan. Data pada tahun 2012, kota Yogyakarta menyumbang sampah sebanyak 180 ton tiap harinya. Sampah ini sudah termasuk limbah organik maupun limbah non organik (Anonim, 2012). Selain dari limbah organik yang berupa sayuran di pasar tradisional, terdapat juga limbah yang berasal dari tempat pemotongan ayam yaitu bulu ayam.
Kebutuhan
masyarakat
akan
ayam
yang meningkat
pesat
menimbulkan limbah bulu ayam yang meningkat pula dari industri rumah potong ayam. Limbah bulu ayam merupakan suatu hal yang perlu penanganan khusus karena menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap pencemaran lingkungan. Bulu ayam tersebut akan menyebabkan bau yang tidak sedap. Berat bulu ayam 4% dari berat tubuh total (Siregar, 2003). Menurut Puastuti (2007), produksi bulu ayam berjumlah 25.690 ton (1999), 42.050 ton (2000), 49.250 ton (2001), 68.510 ton (2002), 72.680 ton (2003) dan 72.775 ton (2005). Limbah ini terus meningkat seiring dengan peningkatan populasi ayam dan kebutuhan masyarakat akan daging ayam. Jika limbah yang terus bertambah ini tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan dampak pencemaran yang sangat besar terhadap lingkungan khususnya lingkungan sekitar rumah potong ayam. Oleh sebab itu, limbah dari sayuran dan limbah dari bulu ayam tersebut sebaiknya dimanfaatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
dan penelitian ini mengkombinasi kedua limbah tersebut menjadi pupuk cair berbahan dasar limbah sayur dan bulu ayam. Berdasarkan hasil kajian secara laboratoris BPPT Jakarta, pupuk organik cair yang berasal dari limbah sayuran memenuhi syarat sebagai pupuk, baik sebagai sumber unsur makro maupun mikro. Kandungan unsur makro yang meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan S berkisar 0,228 g/ml, sedangkan unsur hara mikro meliputi Fe, Mn, Cu, dan Zn adalah 0,0000382 g/ml (Anonim, 2007). Limbah ini berpotensi sebagai pupuk organik cair karena ketersediaannya di Indonesia khususnya di Kabupaten Sleman melimpah, sehingga dapat dijadikan alternatif pembuatan pupuk. Menurut Savitha (2007), bulu ayam mengandung 90% protein dengan kandungan S, Ca dan P. Walaupun bulu ayam sulit terdegradasi dengan lingkungan, tetapi jika dibuat tepung atau serat kasar dan dicampur dengan limbah sayuran untuk membuat pupuk cair maka akan mudah terdegradasi dan dapat meningkatkan kesuburan tanah. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah banyak petani masih tergantung pada pupuk anorganik karena pupuk anorganik mengandung beberapa unsur hara dalam jumlah yang banyak, padahal jika pupuk anorganik digunakan secara terus-menerus akan menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi tanah (Indriani, 2004). Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan pupuk organik karena pupuk organik berperan meningkatkan aktifitas biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk organik adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan. Keunggulan pupuk organik adalah dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif selain itu pupuk organik dapat mencegah erosi dan pergerakan tanah. Pupuk organik dalam bentuk cairan akan mudah diserap oleh tanaman (Sutedjo, 2010). Selain itu pupuk organik cair ini dibuat dari bahan limbah sayur dan bulu ayam yang merupakan limbah di lingkungan sehingga dapat mengurangi limbah tersebut. Jika pupuk ini dibuat
petani maka dapat menghemat biaya
produksi. Penelitian menggunakan pupuk organik cair ini dilakukan pada tanaman okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench). Tanaman okra hijau digunakan dalam penelitian karena tanaman ini belum terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia. Pada 100 g buah okra hijau mengandung 1 g lendir, 90 g air, 2 g protein, 7 g karbohidrat, 1 g serat, 70-90 mg kalsium dengan total energi 145 kJ. Selain itu buah okra hijau mengandung glutation (komponen antioksidan) yang menjaga sel-sel agar dapat bermetabolisme dengan baik dan menangkal radikal bebas penyebab penyakit kanker. Khasiat lain dari buah okra hijau adalah dapat menstabilkan gula darah (Santoso, 2016). Tanaman okra hijau sangat mudah dibudidayakan, hanya memerlukan 2-2,5 bulan setelah tanam untuk dipanen (Hidayat dkk., 2006). Penelitian menggunakan pupuk organik cair limbah sayur sudah dilakukan oleh Latifah dkk. (2012) untuk memanfaatkan sampah organik pasar sebagai bahan pupuk cair untuk pertumbuhan tanaman bayam merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
(Alternanthera ficoides). Penelitian yang dilakukan tersebut hanya menggunakan
limbah
sayuran,
sedangkan
pada
penelitian
ini
mengombinasikan limbah sayur dan bulu ayam. Hal ini dilakukan karena pada penelitian sebelumnya pemberian konsentrasi pupuk cair organik berbahan limbah sayur sawi putih dengan konsentrasi yang berbeda tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah. Maka dalam penelitian ini memvariasikan limbah sayur yang akan dijadikan bahan dasar pupuk yaitu sawi putih, sawi hijau dan kubis serta ditambahkan limbah bulu ayam. Selain itu penelitian ini menambah konsentrasi setiap perlakuan pada tanaman okra hijau yaitu dengan konsentrasi 10%, 30% dan 50%.
B.
Rumusan Masalah Dari latar belakang yang ada di atas, rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap hasil panen tanaman okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench) ?
2.
Berapakah konsentrasi pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam yang paling optimal untuk meningkatkan hasil panen tanaman okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench) ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
C.
Tujuan Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu : 1.
Mengetahui pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap hasil panen tanaman okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench).
2.
Mengetahui konsentrasi pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam yang optimal untuk meningkatkan hasil panen tanaman okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench).
D.
Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu : 1.
Bagi Peneliti a)
Memanfaatkan limbah sayuran dan bulu ayam untuk membuat pupuk organik cair
b)
Mengembangkan pengetahuan di bidang pertanian terutama tentang pengaruh pupuk organik cair yang diberikan pada suatu tanaman
2.
Bagi Masyarakat a)
Menyediakan tambahan informasi bagi masyarakat mengenai pemanfaatan limbah sayuran dan bulu ayam sebagai pupuk cair organik sehingga dapat menghemat biaya
b)
Menyediakan informasi bagi masyarakat dalam membuat pupuk organik cair dan mengaplikasikannya pada budidaya tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
3.
Bagi Dunia Pendidikan Menyediakan referensi dan acuan dalam pemanfaatan limbah khususnya limbah sayuran dan bulu ayam dalam materi Perubahan dan Pelestarian Lingkungan kelas X SMA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Limbah Sayur Limbah sayuran merupakan limbah yang jumlahnya banyak di pasar khususnya pasar tradisional. Limbah sayuran adalah bagian dari sayuran atau sayuran yang sudah tidak dapat digunakan atau dibuang. Limbah sayuran terdiri dari limbah sawi hijau, sawi putih dan kubis serta masih banyak lagi limbah-limbah sayuran lainnya. Limbah sayuran berpeluang digunakan sebagai bahan untuk pembuatan pupuk organik karena ketersediaannya yang melimpah serta mudah didapatkan. Jenis limbah sayuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis) Sawi hijau termasuk ke dalam suku Brassicaceae dan merupakan sayuran yang cukup popular. Sawi hijau ini dikenal pula dengan nama caisim
atau sawi bakso. Sawi hijau mudah
dibudidayakan dan dapat dimakan segar atau diolah menjadi asinan, lalapan dan berbagai masakan lainnya (Margiyanto, 2007).
Gambar 2.1 Sawi Hijau 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Sawi hijau mengandung zat gizi yang baik bagi tubuh dan kandungan tersebut juga baik jika dijadikan pupuk. Kandungan gizi sawi hijau setiap 100 g diuraikan dalam Tabel 2.1 berikut : Tabel 2.1 Kandungan gizi sawi hijau setiap 100 g No Komposisi Jumlah 1 Protein (g) 2,3 2 Lemak (g) 0,4 3 Karbohidrat (g) 4,0 4 Kalsium (mg) 220 5 Fosfor (mg) 38,0 6 Besi (mg) 2,9 7 Vitamin A (mg) 1.940,0 8 Vitamin B (mg) 0,09 9 Vitamin C (mg) 102 10 Energi (kkal) 22,0 11 Serat (g) 0,7 12 Air (g) 92,2 13 Natrium (mg) 20,0 Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI (2012) Menurut Kementerian Pertanian Direktorat Jendral Hortikultura (2015), produksi suku sawi-sawian untuk wilayah Indonesia yaitu 602.468 ton dalam 60.804 Ha. Semakin tinggi produksi maka limbah yang dihasilkan oleh sawi akan semakin banyak. Kandungan gizi dalam limbah akan berkurang jika limbah sayuran tersebut busuk atau sudah terurai karena mengalami degenarasi. 2.
Sawi Putih (Brassica rapa var. pekinensis) Sawi putih dikenal juga dengan sebutan petsai merupakan tanaman sayuran daun dari suku Brassicaceae yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah sub tropis maupun tropis. Sawi putih diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Asia Timur. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar ke Philipina dan Taiwan (Sunarjono, 2004).
Gambar 2.2 Sawi Putih Sawi putih mengandung zat gizi yang baik bagi tubuh dan kandungan tersebut juga baik jika dijadikan pupuk. Kandungan gizi sawi putih setiap 100 g diuraikan dalam Tabel 2.2 berikut : Tabel 2.2 Kandungan gizi sawi putih setiap 100 g No Komposisi Jumlah 1 Protein (g) 2,30 2 Lemak (g) 0,10 3 Karbohidrat (g) 1,20 4 Kalsium (mg) 88 5 Fosfor (mg) 23 6 Besi (mg) 1,9 7 290 Vitamin A ( g) 8 Vitamin C (mg) 19 9 Vitamin B6 (mg) 0,08 10 76 Vitamin K ( g) 11 33 Asam Folat ( g) Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI (2012) 3.
Kubis Kubis adalah jenis sayuran yang banyak di Indonesia karena tidak mengenal musim. Hampir 40 spesies dari Brassica tersebar di seluruh dunia. Sebagian besar tumbuh di daerah beriklim sedang, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
beberapa diantaranya bahkan tumbuh di iklim subartik. Kubis sangat dikenal oleh masyarakat karena manfaatnya bagi kesehatan dan kandungan gizinya yang tinggi juga berguna bagi manusia. Beberapa diantara tanaman kubis-kubisan merupakan sayuran daun dan akar juga herba dikotil setahun dan dua-tahunan. Ketika berupa kecambah, berbagai tanaman kubis-kubisan akan sulit dibedakan, tetapi setelah tua maka akan memunculkan karakteristik yang dapat dibedakan (Vincent dan Yamaguchi, 1998). Kubis mampu tumbuh di daratan rendah dan daratan tinggi dengan curah hujan rata-rata 850-900 mm (Dalimartha dan Adrian, 2011).
Gambar 2.3 Kubis Kubis mengandung zat gizi yang baik bagi tubuh dan kandungan tersebut juga baik jika dijadikan pupuk. Kandungan gizi kubis setiap 100 g diuraikan dalam Tabel 2.3 berikut : Tabel 2.3 Kandungan gizi kubis setiap 100 g No 1 2 3 4 5 6
Komposisi Kalori (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g) Kalsium (mg)
Jumlah 25 1,30 0,20 6,10 1,9 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
7 Fosfor (mg) 39 8 2 Vitamin A ( g) 9 Vitamin C (mg) 21 10 Vitamin B6 (mg) 0,1 11 76 Vitamin K ( g) 12 44 Asam Folat ( g) Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI (2012)
B.
Limbah Bulu Ayam Industri pemotongan ayam merupakan sumber limbah bulu ayam yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan gangguan penyakit bagi masyarakat sekitar jika tidak dikelola dengan baik. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan tahun 2006, produksi bulu ayam dari jenis ayam broiler berjumlah 25.690 ton (1999), 42.050 ton (2000), 49.250 ton (2001), 68.510 ton (2002), 72.680 ton (2003) dan 72.775 ton (2005) (Puastuti, 2007). Bulu unggas memiliki kandungan protein (keratin) sebesar 80-90%, melebihi kandungan protein pada kedelai (42,5%) (Adiati dkk., 2004). Menurut Savitha (2007), bulu ayam mengandung 90% protein dengan komponen beta-keratin, fibrous dan struktur protein yang kokoh dari disulfida. Komponen tersebut sangat sulit terdegradasi di lingkungan, sementara limbah bulu ayam sangat banyak dihasilkan oleh industri peternakan ayam. Menurut Adiati dkk. (2004), kandungan nutrisi bulu ayam dapat diuraikan dalam tabel 2.4 berikut : Tabel 2.4 Kandungan Nutrisi Tepung Bulu Ayam Nutrien Tepung bulu a Tepung bulu b Tepung bulu c Bahan kering 93,3 91 91,96 (%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Serat kasar (%) 0,9 0,6 Tidak dianalisa Protein kasar 85,8 81,7 83,74 (%) Lemak (%) 7,21 3,0 3,81 Abu (%) 3,5 3,7 2,76 Ca (%) 1,19 0,25 0,17 P (%) 0,68 0,65 0,13 Keterangan : a) berdasarkan NRC (1996) b) Hartadi et al. (1997) c) Hasil analisa Laboratorium Balitnak, Ciawi, Bogor Bulu ayam diproses terlebih dahulu sehingga dinamakan tepung bulu terhidrolisis atau terproses. Tepung bulu memiliki kandungan leusin dan isoleusin yang baik, tetapi kurang akan metionin dan triptofan. Tepung bulu terproses dapat digunakan dalam campuran pembuatan pupuk cair. Limbah bulu ayam berpotensi untuk pupuk cair karena jumlahnya yang melimpah dan harganya relatif murah. Selain itu jika dibuat pupuk maka menambah unsur hara mikro pada tanah yang sangat dibutuhkan tanaman (Adiati dkk., 2004).
C.
Pupuk Pupuk merupakan material yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman agar mampu berproduksi dengan baik, dengan cara ditambahkan pada media tanam atau tanaman. Pupuk mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut berupa mineral dan bahan organik, dihasilkan oleh kegiatan alam atau diolah oleh manusia. Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman adalah : C, H, O (ketersediaan di alam masih melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
kadar dalam tanaman > 100 ppm), Fe, Mn, Zn, CI, Mo, B (hara mikro, kadar dalam tanaman < 100 ppm) (Sutedjo, 2010). Pupuk diberikan kepada tanaman dengan tujuan untuk memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Selain itu, pupuk juga banyak diberikan agar tanaman dapat tumbuh, berkembang dan menghasilkan sesuai yang diharapkan. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tanaman tersebut, agar tanaman tidak mendapat terlalu banyak zat makanan (Yuwono, 2006). Menurut Sutedjo (2010), pupuk dapat dikelompokkan berdasarkan sumber bahan pembuatannya dan bentuk fisiknya. Berikut ini uraian pengelompokan pupuk tersebut : 1.
Pupuk berdasarkan sumber bahan Dilihat dari sumber bahan pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk yaitu: a)
Pupuk organik atau pupuk alami Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan. Keunggulan pupuk organik adalah dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif selain itu pupuk organik dapat mencegah erosi dan pergerakan tanah. Pupuk organik memiliki komposisi unsur hara yang lengkap tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik dari pada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian dan limbah kota (sampah). Pada penelitian ini pupuk yang digunakan adalah pupuk organik. Hal ini dikarenakan bahan pembuatan pupuk tersebut berasal dari sisa sayuran dan bulu ayam yang merupakan sisasisa dari organisme. b)
Pupuk anorganik atau pupuk sintetis Pupuk anorganik sering disebut dengan pupuk buatan. Pupuk anorganik dapat dibedakan menjadi pupuk anorganik tunggal dan majemuk. Pupuk anorganik tunggal hanya memiliki satu macam hara, sedangkan pupuk anorganik majemuk memiliki kandungan lengkap. Pupuk majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan haranya
pupuk-pupuk tunggal.
bermacam-macam,
tergantung
Komposisi
produsen
dan
komoditasnya. Pupuk anorganik dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk anorganik biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
lebih “murni” daripada pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. 2.
Pupuk berdasarkan bentuk fisik Secara fisik, pupuk dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : a)
Pupuk padat Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran atau kristal. Pupuk padatan biasanya diaplikasikan ke tanah atau media tanam.
b)
Pupuk cair Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk cair diberikan dengan cara disemprotkan ke tubuh tanaman atau di tanah. Dalam penelitian ini menggunakan pupuk cair, karena pupuk cair dapat meresap cepat ke dalam tanah. Pupuk cair lebih banyak dibuat dari bahan organik yang sering disebut pupuk organik cair. Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan organik yang berasal dari makhluk hidup misalnya sisa dari tanaman, kotoran hewan dan manusia. Bahan-bahan organik yang digunakan sebagai pupuk organik cair mengandung unsur hara yang lebih dari satu. Kelebihan dari pupuk organik cair ini adalah mampu menyediakan hara secara cepat, tidak merusak tanah dan tanaman meskipun terus menerus digunakan. Pupuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
cair lebih mudah diserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai (Hadisuwito, 2007).
D.
Kandungan nutrien dan standar kualitas pupuk organik cair Pupuk organik cair mengandung unsur hara makro dan mikro esensial (N, P, K, Ca, Mg, S, B, Mo, Cu, Fe, Mn dan bahan organik). Aplikasi pupuk organik cair biasanya disemprotkan pada daun dan tanah di sekitar tanaman. Pada daun fungsi pupuk ini adalah untuk mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil sedangkan pada tanah pupuk ini bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan tanah dan memacu aktivitas mikroorganisme tanah (Priambono, 2015). Unsur hara makro banyak sekali terdapat pada limbah sayur dan bulu ayam dalam pembuatan pupuk organik cair. Berikut ini uraian fungsi unsur hara makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman : 1.
Nitrogen (N) Nitrogen merupakan unsur hara yang sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman dan paling banyak dibutuhkan tanaman. Kandungan nitrogen dalam tanaman adalah 2-4% dari berat kering tanaman. Lebih dari 98 % unsur N di dalam tanah tidak tersedia untuk tanaman akibat terakumulasi di dalam bahan organik. Nitrogen berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan akar, batang dan daun. Selain itu nitrogen membuat daun tampak lebih hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
karena nitrogen berperan penting sebagai penyusun klorofil. Nitrogen membantu pula dalam meningkatkan mutu dan hasil panen tanaman. Kelebihan nitrogen akan membuat daun tanaman berwarna hijau tua dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan yang akan menyebabkan gagal panen. Kekurangan nitrogen akan membuat tanaman menjadi kerdil, daun kecil dan berwarna kuning pucat, daun bagian bawah mudah kering dan hasil panen rendah (Poerwowidodo, 1996). 2.
Fosfor (P) Fosfor dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang cukup karena fosfor berperan dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses lainnya (Winarso, 2005). Fosfor juga berperan dalam membran sel tanaman, tempat fosfor tersebut terikat pada molekul lipid yang dikenal fosfolipid (Jainurti, 2016). Selain itu fungsi fosfor adalah memperpanjang
akar,
mempercepat
pemasakan
buah
serta
memperbaiki mutu dan jumlah panen. Kekurangan fosfor akan membuat tanaman kerdil, daun bagian tepi dan ujung berwarna keungguan, buah lambat masak dan biji kurang berisi serta kualitas buah menurun (Priambono, 2015). 3.
Kalium (K) Kalium diserap dalam bentuk kation oleh tanaman. Unsur kalium sangat berlimpah dan mempunyai energi hidrasi rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
sehingga tidak menyebabkan polarisasi molekul air (Pranata, 2004). Kalium
berfungsi
untuk
memperbaiki
pertumbuhan
tanaman,
meningkatkan ketahanan serangan hama dan memperbaiki mutu hasil panen. Kekurangan kalium mengakibatkan pinggir daun bintik-bintik putih kemerahan, daun mengkerut, tanaman kerdil, batang mudah patah dan buah kecil serta sering ada bercak luka pada buah (Priambono, 2015). Unsur hara yang dibutuhkan tanaman melalui pupuk organik cair harus cukup untuk tanaman tersebut dan harus sesuai dengan standar kualitas pupuk organik cair. Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 70/Permentan/SR.140/10/2011 standar kualitas pupuk organik cair dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 2.5 Standar Mutu Pupuk Organik Cair Parameter C-Organik pH N, P, K Mn, Cu, Zn Fe Total Fe tersedia Co Mo La, Ca C/N rasio
E.
Satuan % % Ppm Ppm Ppm Ppm Ppm Ppm -
Standar mutu Min 6 4–9 3–6 250 – 5000 90 – 900 5 – 50 5 – 20 2 – 10 0 10-20
Fermentasi pupuk organik cair Pupuk organik cair dari limbah sayur dan bulu ayam dibuat dengan cara fermentasi. Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
menjadi senyawa sederhana yang melibatkan mikroorganisme. Prinsip fermentasi ini adalah bahan organik dihancurkan oleh mikrobia dalam kisaran temperatur dan kondisi tertentu (Affandi, 2008). Menurut Affandi (2008), fermentasi dilakukan tanpa memerlukan oksigen dengan memecah karbohidrat dan asam amino secara anaerobik. Karbohidrat akan dipecah oleh enzim amilase dan enzim glukosidase menjadi unit-unit kecil glukosa, kemudian glukosa tersebut diubah oleh khamir menjadi alkohol. Proses fermentasi yang terjadi pada pupuk organik cair dibantu oleh mikroorganisme yang terdapat dalam Effective Mikroorganisme (EM4) untuk mempercepat pembentukan pupuk cair. Waktu pembentukan pupuk cair tersebut adalah 2-3 minggu. Fermentasi pupuk organik cair yang dilakukan oleh mikroorganisme memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak semua N diubah menjadi bentuk yang mudah diserap akan tetapi digunakan oleh mikroorganisme tersebut untuk keperluan hidupnya. Untuk mengatasi kelemahan tersebut maka ditambahkan molasse untuk meningkatkan kualitas pupuk dan sebagai sumber energi mikroorganisme tersebut (Jainurti, 2016). Ciri fisik pupuk cair yang berhasil difermentasi adalah berwarna kuning kecokelatan dan bau bahan pembentuknya sudah busuk.
F.
Effective Mikroorganisme (EM4) Effective Mikroorganisme (EM4) adalah kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. EM4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
mengandung mikroorganisme Lactobacillus sp. yaitu bakteri penghasil asam laktat serta bakteri fotosintetik Streptomyces sp., Rhodopseudomonas sp., Actinomycetes sp. dan ragi (Utomo, 2010). EM4 mampu meningkatkan dekomposisi limbah dan sampah organik sehingga sangat baik digunakan untuk mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan, meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman serta menekan aktivitas serangan hama dan mikroorganisme patogen (Priambono, 2015). Berikut adalah fungsi mikroorganisme dalam EM4 menurut Yuwono (2006) : Tabel 2.6 Fungsi mikroorganisme dalam EM4 Nama Bakteri
Fungsi 1.
fotosintesis
Membentuk zat-zat yang bermanfaat dari sekresi akar tumbuhan, bahan organik dan gas-gas berbahaya (misalnya hidrogen sulfida) dengan menggunakan sinar matahari dan panas bumi sebagai sumber energi. Zat-zat bermanfaat itu antara lain asam amino, asam nukleat, zat-zat bioaktif dan gula. dapat
mempercepat
Zat bermanfaat tersebut pertumbuhan
dan
perkembangan tanaman. 2.
Meningkatkan
pertumbuhan
mikroorganisme
lainnya. Bakteri Asam
1.
Menghasilkan asam laktat dari gula.
Laktat
2.
Menekan pertumbuhan mikroorganisme yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
merugikan misalnya Fusarium. 3.
Meningkatkan percepatan perombakan bahan organik.
Actinomycetes
4.
Dapat menghancurkan bahan-bahan organik.
1.
Menghasilkan zat-zat antimikroba dari asam amino yang dihasilkan oleh bakteri fotosintesis dan bahan organik.
Jamur fermentasi
2.
Menekan pertumbuhan jamur dan bakteri.
1.
Menguraikan bahan organik secara tepat untuk menghasilkan
alkohol,
ester
dan
zat-zat
antimikroba. 2.
Menghilangkan bau serta mencegah serangan hama serangga dan ulat yang merugikan.
G.
Molasse Molasse adalah hasil samping yang berasal dari pembuatan gula tebu. Molasse kaya akan biotin, asam pantotenat, tiamin, fosfor dan sulfur. Molasse digunakan secara luas sebagai sumber energi untuk denitrifikasi, fermentasi anaerobik, pengolahan limbah aerobik dan diaplikasikan pada budidaya perairan (Hidayat, 2016). Menurut Kusmiati dkk. (2007), molasses mengandung nutrisi yang cukup tinggi untuk kebutuhan mikroorganisme sehingga dapat dijadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
bahan alternatif untuk sumber energi dalam media fermentasi. Sumber energi berguna untuk pertumbuhan sel mikroorganisme.
H.
Okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench) 1.
Asal dan persebaran tanaman okra hijau Menurut sejarah tanaman okra berasal dari benua Afrika dan dibawa
ke Amerika sekitar 3 abad yang lalu. Perkembangan
selanjutnya tanaman okra tersebar ke berbagai daerah tropis dan subtropis seperti Asia, Eropa dan Australia. Di Asia okra banyak ditanam di Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Tanaman okra ditanam di Indonesia sejak tahun 1877 di Kalimantan Barat dan telah lama diusahakan oleh petani Tionghoa. Meskipun demikian sampai sekarang okra belum popular. Namun dalam beberapa tahun terakhir sudah mulai dikenal oleh masyarakat karena buahnya yang dapat menurunkan kadar gula darah bagi penderita diabetes (Santoso, 2016) 2.
Klasifikasi Menurut United States Department of Agriculture (USDA), klasifikasi tanaman Okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench) adalah sebagai berikut : Kerajaan : Plantae Divisi
: Tracheophyta
Kelas
: Magnoliopsida Gambar 2.4 Okra hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
3.
Bangsa
: Malvales
Suku
: Malvaceae
Marga
: Abelmoschus
Jenis
: Abelmoschus esculantus (L.) Moench
Morfologi Tanaman okra termasuk terna tahunan dengan batang tegak, berbulu dan berserat. Tinggi batang dapat mencapai 4 meter. Daun berbentuk lima jari dan tilang daun berbentuk sirip, tangkai daun sepanjang 10-25 cm. Okra termasuk tumbuhan berumah satu (hermaprodit). Bunga berbentuk terompet, terletak di ketiak daun atau dalam tandan semu. Bunga okra berwarna kuning dan bagian bawah berwarna merah tua (Schultze, 1995). Buah okra berbentuk silindris panjang seperti kapsul, berongga, berujung runcing, berparuh dan bergerigi. Warna buah bervariasi dari warna hijau muda, hijau tua, hijau kekuningan, ungu kemerahmerahan, merah keungguan dan tergantung pada varietasnya. Panjang buah sekitar 6-20 cm tetapi yang paling disukai konsumen adalah buah muda yang sekitar 6,5-10 cm. Buah okra muda mengandung kadar air 85,70 % ; protein 8,30 % ; lemak 2,05 % ; karbohidrat 1,4 % dan 38,9 % kalori per 100 g (Santoso, 2016). Menurut Santoso (2016), okra hijau termasuk sayuran hijau yang kaya serat pangan. Selain serat, okra juga mengandung glutation. Serat sangat penting bagi tubuh karena dapat mencegah konstipasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
(susah buang air besar), obesitas, hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi), diabetes (kencing manis) dan kanker kolon (usus besar). Varietas okra hijau yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas Greennie, benih dijual oleh Known-You Seed Indonesia. Berat buah rata-rata 13 g, ukuran polong 8,8 x 19 cm, suhu adaptif 2035ºC dan umur panen 50 hari setelah semai. 4.
Syarat tumbuh Okra hijau dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi pada hampir semua jenis tanah. Kondisi iklim yang cocok untuk tanaman okra adalah suhu udara 28-30ºC, curah hujan 1700-3000 mm/tahun dan cukup mendapat sinar matahari. Okra dapat tumbuh dengan baik pada tanah berpasir dengan pengairan yang baik, dan pH antara 6.5-7.5 (William et al., 1991).
5.
Budidaya Benih okra hijau biasanya ditanam langsung, namun jika jumlah benih terbatas, lebih baik disemai terlebih dahulu. Metode pindah tanam lebih menguntungkan mengingat benih okra memerlukan perlakuan khusus sebelum tanam, yaitu perendaman benih dengan menggunakan air hangat selama 4-6 jam. Benih disebar merata dan ditutup tanah tipis-tipis. Setelah berumur 21 hari siap dipindah ke lahan tanam. Jarak tanam yang dianjurkan 90-125 cm x 28-62 cm (Siemonsma, 1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Pada waktu tanam pemupukan menggunakan 10-20 ton per hektar pupuk organik, 150 kg/ha SP36, 150 kg/ha KCl, dan 100 kg/ha Urea. Pemupukan susulan diberikan tiga dan enam minggu setelah tanam menggunakan masing-masing 100 kg/ha Urea.
Okra hijau
memerlukan kondisi tanah yang agak lembab, apabila tidak hujan sebaiknya diberi pengairan dengan interval dua hari sekali (William et al., 1991). Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan penanaman menggunakan mulsa plastik hitam perak (Siemonsma, 1994). Penyakit yang sering menyerang adalah Cercospora blight, embun tepung dan busuk buah. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida secara selektif. Penyakit lainnya adalah Fusarium wilt, antraknose, virus kuning yang ditularkan melalui vektor Bemisia tabaci. Hama yang sering menyerang okra adalah hama pengerek buah dan batang (William et al, 1991). Okra dipanen pada saat buahnya masih muda, yaitu 5-6 hari setelah bunga mekar. Panjang buah okra yang disukai konsumen adalah 6.5-9 cm. Panen okra dapat dilakukan 3 kali dalam seminggu. Masa berbuah adalah 50-82 hari setelah tanam tergantung varietasnya (Siemonsma, 1994).
I.
Penelitian yang Relevan Adapun penelitian yang relevan adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Tabel 2.7 Penelitian yang relevan No 1.
Peneliti Rahmah dkk. (2014)
2.
Pardosi dkk. (2014)
Judul Pengaruh Pupuk Organik Cair Berbahan Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica chinensis L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis Respon Tanaman Sawi Terhadap Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Pada Lahan Kering Utisol
Hasil Pupuk organik cair dengan berbagai konsentrasi perlakuan bepengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung manis. Konsentrasi 3 ml/l (P3) menghasilkan tanaman tertinggi, konsentrasi 1 ml/l (P1) dan 4 ml/l (P4) menghasilkan jumlah daun terbanyak serta konsentrasi 1 ml/l (P1) menghasilkan berat basah dan berat kering tanaman terbanyak. Pemberian pupuk organik cair limbah sayuran dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Pemberian pupuk organik cair limbah sayuran dengan dosis 500 ml per tanaman memberikan jumlah daun, luas daun, bobot segar, dan bobot kering tanaman sawi tertinggi.
Pada penelitian ini, limbah yang digunakan sama dengan penelitian Rahmah dkk. (2014) yaitu sawi putih.Tetapi untuk menambah unsur hara pada pupuk, didalam penelitian ini menambahkan pula sawi hijau, kubis dan bulu ayam. Selain itu jumlah bahan untuk pembuatan pupuk ditambahkan supaya menghasilkan pupuk yang banyak. Penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Pardosi dkk. (2014) dalam pemberian konsenterasi pupuk organik cair pada tanaman yaitu maksimal 500 ml. Tetapi untuk tanah yang digunakan yaitu tanah aluvial, tidak menggunakan tanah ultisol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
J.
Kerangka Berpikir Produksi sayuran di Indonesia selama 6 tahun terakhir yaitu 11.394.891 ton, tidak semua sayuran dipakai atau dikonsumsi maka sayur tersebut akan menjadi limbah sehingga limbah sayur harus dimanfaatkan dengan baik. Selain itu tempat pemotongan ayam menimbulkan peningkatan limbah bulu ayam yang dihasilkan dari industri rumah potong ayam, berat bulu ayam menurut Siregar (2003) berkisar antara 4%. Limbah bulu ini terus meningkat seiring dengan peningkatan populasi ayam dan kebutuhan masyarakat akan protein hewan. Pemanfaatan limbah bulu ayam hanya untuk pakan ternak, belum untuk tanaman. Oleh karena itu solusi yang terbaik adalah membuat pupuk cair berbahan dasar limbah sayur dan bulu ayam yang telah dibuat tepung karena limbah sayur komposisi nutrisi berupa kalori, protein, serat, Ca, dan Fe yang dibutuhkan tanaman. Selain itu limbah bulu ayam 90% protein dengan komponen beta-keratin, fibrous dan struktur protein yang kokoh dari disulfida. Pupuk cair yang dipilih karena dapat diserap dengan cepat oleh tanah dengan baik. Jika dicampurkan bulu ayam dan limbah sayur diharapkan dapat lebih meningkatkan aktifitas biologi, kimia, dan fisik tanah. Konsentrasi pupuk yang digunakan adalah 10 %, 30 % dan 50%. Pupuk akan diaplikasikan pada tanaman okra hijau karena belum terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia dan potensi tanaman okra hijau dapat menstabilkan gula darah. Selain itu budidaya tanaman okra hijau sangat mudah, hanya memerlukan 50-82 hari untuk panen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Berikut ini adalah kerangka berpikir dalam penelitian ini :
Jumlah sangat melimpah di pasar tradisional dan pemotongan ayam
Limbah bulu ayam
Limbah sayur
Mengandung unsur hara (N, P, K )
Mengandung unsur hara (N dan P) Fermentasi dengan EM4 dan molasse
Pupuk organik cair dari limbah sayur dan bulu ayam
Okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench) Parameter penelitian jumlah buah, berat basah buah, berat kering buah dan kadar air buah Gambar 2.5 kerangka berpikir K.
Hipotesis 1.
Pemberian pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam berpengaruh terhadap hasil panen tanaman okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench).
2.
Pemberian pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam pada konsentrasi 50% dapat memberikan hasil optimal untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
meningkatkan hasil panen tanaman okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam adalah penelitian eksperimen. Eksperimen merupakan upaya yang dilakukan peneliti untuk memanipulasi dan mengendalikan sistem guna memperoleh data yang bersumber dari proses yang diinginkan (Tanujaya, 2013). Penelitian eksperimen sangat berkaitan dengan variabel. Variabel merupakan faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan. Dalam penelitian ini menggunakan 3 variabel yang meliputi : 1.
Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam.
2.
Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil panen tanaman okra hijau meliputi jumlah buah, berat basah buah, berat kering buah dan kadar air buah.
3.
Variabel terkontrol Variabel terkontrol dalam penelitian ini adalah umur bibit, penyiangan rumput, membasmi hama, media tanam (tanah aluvial dan berat tanah) dan volume air dalam menyiram tanaman okra hijau.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
B.
Batasan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pupuk cair dari limbah sayuran dan bulu
ayam terhadap hasil panen tanaman okra hijau memiliki beberapa batasan yaitu: 1.
Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench) varietas Greenie.
2.
Pupuk yang digunakan berbahan dasar limbah sayur yang terdapat di Pasar Depok Baru 1 Stan Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Limbah sayur yang digunakan yaitu sawi hijau, sawi putih dan kubis. Limbah sayur yang digunakan tersebut dalam kondisi masih segar dan adapula yang layu, daun yang sudah sobek dan utuh serta tidak busuk.
3.
Pupuk yang digunakan juga berbahan dasar limbah bulu ayam yang terdapat di pemotongan ayam Jalan Sabo, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Limbah bulu ayam yang digunakan yaitu bulubulu yang diperoleh dari bagian sayap, ekor dan bagian terluar tubuh ayam.
4.
Pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam yang digunakan dalam penelitian ini akan diberikan dalam konsentrasi yang berbeda yaitu konsentrasi 10 %, 30 % dan 50 %. Penentuan konsenterasi mengacu pada penelitian Pardosi dkk. (2014). a) b)
Konsentrasi 10 % (A) = 100 ml pupuk organik cair dan 900 ml air Konsentrasi 30 % (B) = 300 ml pupuk organik cair dan 700 ml air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
c)
Konsentrasi 50 % (C) = 500 ml pupuk organik cair dan 500 ml air
5.
d)
Kontrol (K)
= Tanpa pupuk organik cair dan urea
e)
Kontol positif (K+)
= Pupuk urea 13 g dan 1000 ml air.
Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah aluvial (fluvisol) yang terdapat di kebun anggur Pendidikan Biologi. Tanah ini memiliki ciri liat berpasir dan memiliki warna cokelat tua atau kelabu (Buringh, 1983).
6.
Parameter yang diukur yaitu hasil panen tanaman okra hijau selama 3 kali panen yang meliputi: a)
Jumlah buah
b)
Berat basah buah
c)
Berat kering buah
d)
Kadar air pada buah
Desain penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL). Faktor utama dalam penelitian ini adalah perbedaan konsentrasi pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam yang diberikan pada tanaman okra hijau. Setiap kelompok dilakukan pengulangan sebanyak 7 kali sehingga diperoleh 35 total ulangan. C.
Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah sayur (sawi putih, sawi hijau dan kubis) masing-masing 1,5 kg, bulu ayam 1 kg, biji tanaman okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench) varieras Greenie,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
larutan bakteri EM4 500 ml, molasse 500 ml, pupuk kompos, tanah aluvial dan air. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah autoklaf (GEA Autoclave Portable Pressure Steam Sterillizer), oven listrik (Memmert), penggiling pelet, Soil tester (E model DM-15), indikator universal, timbangan semi analitik (Acis), termohigrometer, timbangan kue, kamera, gelas penakar, loyang 30 x 30 cm, meteran, cangkul, cetok, ember tertutup, keranjang semai, polybag 35 x 35 cm, pisau, serbet, selang kecil, botol kaca, plastisin, plastik hitam, label dan mantol bekas.
D.
Cara Kerja Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2017 di Kebun Penelitian Pendidikan Biologi, Universitas Sanata Dharma, Paingan, Maguwoharjo. Terdapat 9 tahapan yang dilakukan yaitu penghancuran bulu ayam, pembuatan pupuk organik cair limbah sayuran dan bulu ayam, persemaian, penyiapan lahan dan media tanam, aklimatisasi, perlakuan, pemeliharaan, panen dan pengambilan data. Tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut : 1.
Penghancuran tepung bulu ayam Pada pembuatan tepung bulu ayam hal yang dilakukan pertama kali adalah mengumpulkan limbah bulu ayam. Limbah bulu ayam basah dikumpulkan sebanyak 15 kg dari tempat pemotongan ayam Jalan Sabo, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, dibersihkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
dengan cara dicuci dan dicelupkan dalam air sampai tidak ada kotoran yang melekat pada bulu ayam. Limbah bulu ayam yang sudah bersih, dijemur di bawah sinar matahari sampai kering selama 3 hari menggunakan mantol bekas. Hasil yang diperoleh setelah dijemur selama 3 hari yaitu 1,84 kg.
Setelah itu limbah bulu ayam
dimasukkan ke dalam autoklaf serta diproses pada suhu tinggi 129ºC selama 90 menit agar bulu ayam menjadi lunak. Bulu ayam yang telah di autoklaf dijemur dengan mantol bekas hingga kering selama 3 hari. Jika sudah kering maka bulu ayam digiling dengan penggiling pelet hingga berbentuk serat halus seperti abon.
a
b
d
e
c
f
Gambar 3.1 Proses penghancuran bulu ayam : a.) pengambilan bulu ayam; b.) mencuci bulu ayam; c.)menjemur bulu ayam; d.)bulu ayam setelah di autoklaf; e.) menggiling bulu ayam; f.) serbuk bulu ayam 2.
Pembuatan pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam Pembuatan pupuk organik cair ini sesuai dengan cara pembuatan pupuk organik cair oleh Rahma dkk. (2014) dengan modifikasi pada bahan dan jumlah bahan yang digunakan. Limbah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
sayur yang digunakan tidak hanya sawi putih tetapi ditambahkan dengan limbah sawi hijau, kubis, bulu ayam broiler dan bulu ayam jago. Bahan yang digunakan ditambahkan jumlahnya dan terdapat beberapa bahan yang tidak digunakan dalam artikel tersebut. Pada pembuatan pupuk organik cair limbah sayur dan bulu ayam adalah pertama-tama limbah sayur yaitu sawi putih, sawi hijau dan kubis dari Pasar Depok Baru 1 Stan Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta diambil sebanyak 2 kantong kemudian dicuci dan dicelupkan ke dalam air sampai bersih tidak ada kotoran pada limbah sayuran. Setelah itu dicincang menggunakan pisau sampai menjadi potongan kecil kira-kira 1 cm. Cincangan limbah sayur tersebut ditimbang, masung-masing sayuran sebanyak 1,4 kg dan akan menghasilkan cincangan campuran limbah sayuran 4,2 kg. Cincangan limbah sayur tersebut dimasukan ke dalam ember. Serat halus bulu ayam dimasukkan ke dalam ember sebanyak 1 kg, molasse 500 ml dan larutan bakteri EM4 500 ml. Campuran bahan tersebut diaduk sampai rata selama 5 menit. Selanjutnya ditambahkan dengan air sebanyak 15 liter dan aduk kembali campuran bahan selama 10 menit kemudian ukur pH awal pupuk menggunakan indikator universal. Setelah itu ditutup dengan penutup ember dan diberi selang pada penutup ember kemudian selang dihubungkan dengan botol yang berisi air. Pupuk tersebut dibiarkan selama 14 hari tanpa membuka tutup embernya. Setelah 14 hari akan didapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
pupuk organik cair dan disaring dengan kain serbet. Pupuk organik sudah jadi ditandai dengan bau yang menyengat dan air menjadi cokelat tua. Pupuk yang sudah jadi diukur pH menggunakan indikator universal. Ampas sisa saringan dapat disimpan dan diolah menjadi pupuk organik cair kembali. Setelah pupuk jadi maka pupuk cair diambil sebanyak 500 ml untuk dilakukan uji pupuk di Laboratorium BPTP Yogyakarta untuk mengetahui kandungan unsur hara dari pupuk organik cair limbah sayuran dan bulu ayam. c
b a
d
e
f
Gambar 3.2 Tahap pembuatan pupuk organik cair : a.) limbah sayuran yang sudah dicuci; b.) pengadukan limbah sayur dan bulu ayam; c.) penambahan molasses; d.) penambahan EM4; e.) fermentasi pupuk; f.) pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam 3.
Persemaian Biji dipilih dengan ukuran seragam, utuh, padat dan tidak cacat. Kemudian biji okra hijau direndam dengan air selama 18 jam. Saat perendaman, biji yang mengapung dibuang sedangkan biji yang terendam dalam air dipakai untuk penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Persemaian dibuat dengan cara menyiapkan keranjang semai sebesar 20 x 20 cm. Pupuk kompos dimasukan sebanyak 1,6 kg dan diberi air sebanyak 500 ml kemudian diaduk rata. Kemudian pH media persemaian diukur dengan soil tester. Setelah itu biji yang sudah direndam selama 18 jam ditaburkan diatas media semai kurang lebih 80 biji, kemudian ditutup dengan kantong plastik hitam selama 2 hari. Bibit okra hijau akan dipindahkan ke media tanam jika sudah berumur 2 minggu, kira-kira memiliki tinggi 15 cm dan sudah tumbuh daun satu diantara daun semu. Bibit yang digunakan dalam penelitian adalah bibit yang memiliki daun tidak robek, batang tidak patah serta tidak terserang hama. 4.
Penyiapan lahan dan media tanam Lahan yang dipilih adalah lahan kebun Penelitian Biologi seluas 2 x 3 m2 dibersihkan dengan cangkul sampai tidak ada rumput. Setelah itu pasang patok dan tali rafia sebagai batas penelitian. Polybag yang diperlukan dalam penelitian adalah polybag berlubang ukuran 35 x 35 cm sebanyak 35 buah dan diisi dengan tanah aluvial sebanyak 13 kg. Polybag yang berlubang berguna untuk mengurangi kadar air. Setelah itu tanah dalam polybag disiram air sampai airnya merembes dari lubang polybag. Media tanam okra hijau dibuat 2 hari sebelum bibit okra hijau dipindahkan ke dalam polybag.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
5.
Aklimatisasi Aklimatisasi ini bertujuan supaya bibit okra hijau dapat beradaptasi dengan baik setelah dipindahkan dari persemaian ke media tanam polybag. Bibit okra hijau yang sudah berumur 2 minggu dipindahkan sebanyak 40 bibit ke 40 polybag dengan ketentuan memiliki tinggi yang sama yaitu 10-15 cm, jumlah daun sama yaitu 24 daun dan bibit dalam keadaan tidak rusak atau terserang hama. Jika sudah dipindahkan ke dalam polybag, bibit okra hijau diletakan di bawah sinar matahari 1 minggu dan dilihat pertumbuhannya. Hal ini dilakukan supaya akar okra hijau memiliki akar yang cukup kuat dan beradaptasi dengan media tanamnya. Pada tahap ini dilakukan pula penyulaman, jika ada bibit yang rusak maka akan diganti dengan bibit cadangan yang masih ada.
6.
Perlakuan Penelitian ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dan pupuk yang diberikan adalah pupuk organik cair limbah sayuran dan bulu ayam yang sudah difermentasi. Pemberian pupuk terdiri dari 3 konsentrasi yaitu 10%, 30% dan 50% serta terdapat kontrol (tidak menggunakan pupuk organik cair dan urea) dan kontrol positif (pupuk urea). Pupuk diberi setiap 1 minggu sekali pada sore hari. Pemberian pupuk dimulai saat tanaman okra hijau berumur 3 minggu, saat bibit dipindahkan ke polybag hingga tanaman siap dipanen. Pemberian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
pupuk organik cair dalam setiap polybag sebanyak 100 ml setelah pupuk tersebut diencerkan sesuai dengan perlakuan yang diberikan. Selain itu suhu udara dan kelembaban diukur seminggu sekali menggunakan termohigrometer. 7.
Pemeliharaan Pada penelitian ini terdapat 3 cara pemeliharaan yaitu penyiraman, penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan. Penyiraman dilakukan setiap hari, yaitu pada pagi hari dan sore hari dengan menggunakan gayung dengan volume yang sama, yaitu 500 ml pada pagi hari dan 500 ml pada sore hari. Penyiangan gulma dilakukan secara manual atau menggunakan sabit untuk gulma yang tumbuh diluar polybag dan di dalam polybag. Pengendalian hama dilakukan dengan cara manual, jika melihat hama langsung dibuang. Berikut ini adalah belalang yang menjadi hama tanaman okra hijau :
Gambar 3.3 Belalang pengganggu tanaman okra hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
8.
Panen Tanaman okra dipanen saat buahnya masih muda yaitu 10 hari setelah bunga mekar. Panjang buah okra yang dipanen adalah 5-10 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong bagian tangkai buah dengan gunting, agar tidak melukai batang ataupun tangkai daun.
9.
Pengambilan Data Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan meliputi data kuantitatif dan uji kandungan pupuk. Data kuantitatif diambil dari pengukuran atas jumlah buah okra hijau, berat basah, berat kering dan kadar air buah dalam tiga kali panen. Teknik pengumpulan data kuantitatif yang dilakukan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut : a)
Jumlah buah okra hijau Buah okra hijau yang sudah masih muda dengan menunjukan warna hijau muda dengan panjang kisaran 5-10 cm dipetik. Buah okra hijau yang dipanen pada tiga kali panen dihitung jumlahnya dalam setiap tanaman.
b)
Berat basah okra hijau Dalam menghitung berat basah, satu persatu okra hijau setiap tanaman ditimbang menggunakan timbangan semi analitik digital. Data yang diperoleh kemudian diakumulasikan agar mendapatkan jumlah total berat basah okra hijau dalam setiap perlakuan pada tiga kali panen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
c)
Berat kering okra hijau Data berat kering okra hijau didapatkan dengan cara pengovenan setelah ditimbang berat basahnya. Pengovenan dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Okra hijau dibelah menjadi dua bagian kemudian diletakan diatas loyang dan dioven menggunakan oven listrik. Pengovenan dilakukan suhu 100ºC selama 8 jam. Setelah dioven, okra hijau yang sudah kering ditimbang satu persatu menggunakan timbangan semi analitik digital. Data yang diperoleh kemudian diakumulasikan agar mendapatkan jumlah total berat kering okra hijau dalam setiap perlakuan pada tiga kali panen.
d)
Kadar air buah okra hijau Kadar air dalam buah okra hijau dapat diketahui setelah memperoleh data berat basah dan berat kering buah okra. Untuk menghitung kadar air buah okra hijau dapat menggunakan rumus (Deviana, 2015) : Kadar air =
E.
x 100%
Metode Analisis Data Cara menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan Anova (Analysis of Variances) satu arah dengan pengukuran variabilitas antar kelompok (between treatments variability). Anova satu arah digunakan bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
variabel yang akan dianalisis terdiri dari satu variabel terikat dan satu variabel bebas (Hartono, 2004). Syarat untuk mengetahui uji Anova adalah Uji Normalitas dan Homogenitas. Data yang normal dan homogen dianalisis dengan menggunakan one way Anova pada tingkat signifikan 5%. Analisis data dilakukan dengan program SPSS versi 20. Jika hasil yang didapatkan terdapat perbedaan signifikan, Hi diterima dan Ho ditolak maka akan dicari mean mana yang sungguh signifikan maka dalam keadaan seperti ini harus menggunakan multiple comparison procedures dengan Uji Duncan. Data yang tidak normal dan tidak homogen dianalisis menggunakan uji non parametric yaitu uji Kruskal Wallis dan jika hasil signifikan, Hi diterima dan Ho ditolak maka dilanjutkan uji Mann-Whitney.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Pupuk Organik Cair dari Limbah Sayuran dan Bulu Ayam Pupuk organik cair dalam penelitian ini mengkombinasikan limbah sayuran yaitu limbah sawi hijau, sawi putih dan kubis serta bulu ayam. Pupuk tersebut difermentasi selama 14 hari dalam wadah yang tertutup rapat. Selama fermentasi, bahan organik yang terdapat pada pupuk dirombak oleh mikroorganisme yang ada pada EM4. Pemberian molasse saat pembuatan pupuk adalah untuk sumber energi bagi mikroorganisme tersebut. Menurut Sulistyorini (2006), pada proses fermentasi akan dilepaskan hasil berupa alkohol dan asam laktat serta melarutkan unsur hara yang bersifat stabil dan tidak mudah bereaksi sehingga mudah diserap oleh tanaman. Pupuk organik cair dari limbah sayur dan bulu ayam memiliki warna cokelat muda, tidak berbau busuk tetapi sedikit bau alkohol dan bau molasse. Pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam diuji kandungannya meliputi C-organik, C/N rasio dan unsur hara makro (nitrogen, fospor dan kalium) di Laboratorium Balai Pengkaji Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta. Hasil analisis uji kandungan pupuk cair organik dari limbah sayur dan bulu ayam diuraikan dalam Tabel 4.1
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Tabel 4.1 Hasil analisis pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam No. Parameter Satuan Pupuk Metode Standar POC cair Permetan No.70/permeta n/SR.140/10/2 011 1 C-organik % 1,21 Spektrometri Min 6 2 C/N rasio 20 Kalkulasi 10-20 3 pH 4 Indikator 4-9 universal 4 N total % 0,06 Kjeldahl, 3-6 Titrasi P 2 O5 % 0,03 Oksidasi 3-6 basah, HNO3+HClO 4, Spektrometri K2O % 0,13 Oksidasi 3-6 basah, HNO3+HClO 4, AAS Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kandungan yang ada dalam pupuk cair organik dari limbah sayur dan bulu ayam banyak yang belum memenuhi
standar
pupuk
organik
cair
dari
Permetan
No.70/permetan/SR.140/10/2011 karena menurut peraturan tersebut Corganik dari pupuk organik cair minimal 6 % sedangkan C-organik dari pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam hanya 1,21 % jauh dari standar yang ditetapkan. Selain itu unsur hara makro (N,P dan K) tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu 3-6%. Pada pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam kadar N,P dan K berturut-turut yaitu 0,06 %, 0,03% dan 0,13%. Kurangnya kandungan C-organik dan unsur hara makro dalam pupuk organik cair tersebut dikarenakan C-organik dan unsur hara makro yang berasal dari bahan organik tersebut digunakan sendiri oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
mikroorganisme pengurai menjadi bagian dari tubuhnya dan digunakan dalam metabolisme tubuh mikroorganisme itu sendiri (Melati, 2014). Pada proses perombakan oleh mikroorganisme dalam EM4, C-organik yang dihasilkan digunakan kembali untuk sumber energi bagi mikroorganisme selain dari molasse (Jainurti, 2016). Unsur nitrogen yang ada di dalam protein limbah sayuran dan bulu ayam akan dirombak oleh mikroorganisme pada EM 4 menjadi bentuk NH4+. NH4+ dari hasil perombakan tersebut dikonversi menjadi NO3-. NO3digunakan oleh bakteri denitrifikasi untuk metabolisme dan melepaskan N2 dalam keadaan anaerob. N2 ini akan dikonversi oleh bakteri menjadi bentukbentuk yang dapat digunakan untuk menyintesis senyawa-senyawa organik bernitrogen yang ada di dalam bahan yang akan dirombak kembali menjadi NH4+ (Campbell dkk., 2008). Unsur fosfor yang terdapat pada limbah sayuran dan bulu ayam dirombak oleh Lactobacillus sp. dan Steptomyces sp. serta ragi dengan bantuan enzim fosfatase (Stofella dan Brian, 2001). Unsur fosfor yang didapat dari perombakan digunakan kembali oleh mikroorganisme sebagai penyusun utama asam nukleat, fosfolipid dan ATP (Campbell dkk., 2008). Unsur fosfor dalam bentuk H2PO4- dan H2PO4-2 yang digunakan oleh tanaman untuk merangsang pertumbuhan akar, bunga dan buah (Yuliani, 2017). Unsur kalium yang terdapat dalam limbah sayuran dan bulu ayam digunakan mikroorganisme untuk mengaktifkan kerja enzim dalam tubuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
mikroorganisme. Jika enzim aktif maka metabolisme mikroorganisme akan berjalan lancar sehingga dapat merombak kalium dalam jumlah yang besar. Kebutuhan mikroorganisme EM4 akan kalium tidak terlalu banyak sehingga nilai kalium yang terukur dalam pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam lebih tinggi dibandingkan kandungan nitrogen dan fosfor. C/N rasio dan pH pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam sesuai dengan standar pupuk organik cair dari Permetan No.70/permetan/SR.140/10/2011 yaitu C/N 10-20 dan pH 4-9. C/N rasio yang dihasilkan sesuai standar karena C/N rasio dari bahan yang digunakan tinggi. Menurut Melati (2014), C/N rasio dari sisa sayuran adalah 11-27 dan tepung tulang serta bulu ayam adalah 8. Pada C/N rasio bahan diantara 30-40, mikroorganisme mendapatkan C yang cukup untuk energi dan N yang cukup untuk sintesis protein. Selama proses pemanfaatan C dan N oleh mikroorganisme maka C/N rasio pada pupuk akan terus menurun. Selain itu pH awal pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam sebelum difermentasi adalah 6 setelah difermentasi pH menjadi 4 hal ini dikarenakan dalam proses fermentasi dihasilkan asam laktat yang dapat menurunkan pH pupuk. Selain itu ragi menghasilkan alkohol dalam proses fermentasi tersebut (Yuwono, 2006). B.
Jumlah Buah Okra Hijau Perhitungan jumlah buah okra hijau dilakukan saat panen yaitu mulai dari 41 hari setelah semai selama 3 kali panen. Rata-rata jumlah buah dalam setiap perlakuan ditampilkan dalam gambar berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
5 4,5 4
Jumlah buah
3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Kontrol
10%
30%
50%
Kontrol +
Konsentrasi pupuk
Gambar 4.1 Pengaruh pupuk cair organik dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap jumlah buah tanaman okra hijau Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah buah yang paling banyak adalah kontrol + dengan nilai rata-rata 4,57 buah. Perlakuan pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam dengan konsentrasi 10%, 30% dan 50% memiliki rata-rata jumlah buah yang tidak jauh berbeda yaitu 3,71 buah, 3,57 buah dan 3,85 buah. Rata-rata jumlah buah yang paling sedikit adalah kontrol yaitu 3 buah. Kontrol + (urea) memiliki rata-rata jumlah buah yang paling banyak daripada pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam karena urea mengandung nitrogen lebih tinggi yaitu 46 % (Ambarwati, 2008). Pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam juga memiliki kadar nitrogen tetapi sangat rendah yaitu hanya 0,06%. Nitrogen akan digunakan oleh tumbuhan untuk perangsang pertumbuhan akar, batang dan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
(Poerwowidodo, 1996). Unsur nitrogen berperan dalam mempercepat fase vegetatif tanaman sehingga tanaman segera mencapai fase generatifnya serta mendapatkan hasil panen yang optimal (Ichsan dkk., 2015). Selain itu nitrogen akan membuat daun menjadi lebih lebar dan hijau. Nitrogen akan membuat klorofil pada daun akan meningkat. Klorofil pada daun sangat berperan dalam proses fotosintesis. Semakin banyak klorofil maka proses fotosintesis akan lancar dan suplai makan dalam tanaman akan semakin banyak dan jika suplai makanan akan semakin banyak maka tanaman akan mempercepat
metabolisme
tubuhnya
dan
fase
generatifnya
untuk
membentuk bunga dan buah akan semakin cepat (Poerwowidodo, 1996). Selain itu suhu lingkungan dapat membuat tanaman okra hijau tumbuh dan berkembang dengan baik. Suhu lahan tempat tanaman okra ditanam berkisar 28-32,5 ºC sesuai dengan syarat tumbuh tanaman okra hijau. Pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam selain memiliki unsur nitrogen terdapat pula unsur fosfor dan kalium. Fosfor membantu dalam memperpanjang akar, mempercepat pemasakan buah serta memperbaiki mutu dan jumlah panen. Unsur fosfor yang diserap oleh tanaman akan digunakan untuk membantu dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel. Hal ini dikarenakan fosfor merupakan bagian esensial dari banyak gula fosfat yang menyusun komponen nukleotida, seperti RNA dan DNA serta bagian dari fospolipid pada membran (Salisbury dan Ross, 1995). Kandungan fosfor dari pupuk organik cair akan diserap oleh akar tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
dan unsur tersebut akan digunakan sebagai penyusun ATP. Semakin banyak ATP yang terbentuk maka transfer energi matahari ke daun semakin banyak pada proses fotosintesis sehingga dihasilkan karbohidrat. Kandungan karbohidrat yang cukup pada tanaman akan mendorong tanaman beralih ke fase generatif dengan membentuk bunga lebih banyak dan akan menjadi buah. Buah ini akan menyimpan cadangan makanan dari tanaman tersebut (Surihatin dan Ardiyanto, 2010). Selain unsur nitrogen dan fosfor, kalium memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan tekanan turgor sehingga memungkinkan untuk kelancaran proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel, serta dapat meningkatkan kadar lignin dan selulosa serta berperan penting dalam pembentukan karbohidrat. Selain itu kalium sebagai aktivator enzim untuk proses fotosintesis dan respirasi (Kasniari dan Supadma, 2007). Pada kontrol, suplai hara dalam tanah sangat rendah karena tidak diberi pupuk sehingga menyebabkan jumlah buah okra hijau sedikit. Hal tersebut dapat dipastikan bahwa peningkatan hasil panen tanaman okra hijau dipengaruhi oleh pupuk yang diberikan. Data rata-rata jumlah buah okra hijau diuji terlebih dahulu dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil uji, rata-rata jumlah buah okra hijau tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka tidak dilakukan uji statistik one way Anova. Alternatif uji statistik one way Anova adalah uji non parametrik menggunakan uji Kruskal-waliss. Setelah diuji Kruskal-waliss didapatkan nilai signifikan < 0,05 (Lampiran 3). Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
membuktikan adanya pengaruh dari pupuk cair organik dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap jumlah buah okra hijau. Untuk melihat perbedaan nyata pada tiap perlakuan digunakan uji Mann-whitney yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Rerata jumlah buah tanaman okra hijau Perlakuan Rerata jumlah buah okra hijau b Kontrol 3 10% 3,71abc 30% 3,57a 50% 3,85ac Kontrol + 4,57c Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan signifikan pada uji Mann-Whitney dengan α=0,05 Berdasarkan Tabel 4.2 kontrol dan 10% tidak memiliki beda nyata dalam rata-rata jumlah buah okra hijau. Selain itu 10% juga tidak memiliki beda nyata rata-rata jumlah buah dengan 30%, 50% dan kontrol +. Kontrol + memiliki beda nyata terhadap kontrol dan 30% sedangkan 30% hanya berbeda dengan kontrol. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam tidak optimal untuk meningkatkan jumlah buah okra hijau, tetapi konsentrasi 10% merupakan konsentrasi pupuk terbaik untuk meningkatkan jumlah buah okra hijau karena pemberian konsentrasi 10% jumlah buah okra hijau tidak ada beda nyata dengan kontrol + yang menggunakan pupuk urea. C.
Berat Basah Buah Okra Hijau Perhitungan berat basah buah okra hijau dilakukan setelah panen selama 3 kali panen dengan menimbang satu persatu buah menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
timbangan semi analitik. Rata-rata berat basah buah dalam setiap perlakuan
Berat basah (g)
ditampilkan dalam gambar berikut ini :
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Kontrol
10%
30%
50%
Kontrol +
Konsentrasi pupuk
Gambar 4.2 Pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap berat basah buah tanaman okra hijau Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata berat basah buah yang paling tinggi adalah kontrol + dengan nilai rata-rata 15,50 g. Perlakuan pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam dengan konsentrasi 10% dan 50% memiliki rata-rata berat basah buah yang tidak jauh berbeda yaitu 12,71 g dan 12,59 g sedangkan konsentrasi 30 % memiliki rata-rata berat basah buah yaitu 10,55 g Rata-rata berat basah buah yang paling rendah adalah kontrol yaitu 8,04 g. Berat basah buah merupakan berat basah pada saat buah masih segar dan ditimbang langsung setelah panen sebelum buah layu akibat kehilangan air (Parman, 2007). Nitrogen yang terkandung dalam pupuk organik cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
berperan sebagai penyusun protein sedangkan fosfor dan kalium berperan sebagai
memacu
pembelahan
jaringan
meristem
dan
merangsang
pertumbuhan akar, batang, daun serta bunga dan buah. Tingkat absorbsi unsur hara dan air dalam batas optimum pada tanaman akan digunakan untuk pembelahan, perpanjangan dan diferensiasi sel (Poerwowidodo, 1996). Peningkatan berat basah disebabkan oleh pupuk organik cair dan pupuk urea yang diberikan kepada tanaman membuat perbaikan sifat fisik dan kimia tanah. Hara yang terdapat dalam tanah tersebut diserap oleh tanaman dan menghasilkan pengaruh kompleks terhadap pembentukan dan produksi karbohidrat. Unsur hara fosfor merupakan bahan penyusun ATP yang dibutuhkan untuk mereduksi CO2 menjadi senyawa organik sehingga menghasilkan biomassa buah. Menurut Salisbury dan Ross (1995), peningkatan biomassa buah dipengaruhi oleh banyaknya absorbsi air dan penimbunan hasil
fotosintesis. Fotosintesis yang sedang berlangsung
dipengaruhi absorbsi karbondioksida yang dipengaruhi oleh membuka dan menutupnya stomata. Pembukaan stomata akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi ion K dalam sel-sel penjaga dan hal ini akan membuat peningkatan absorbsi karbondioksida oleh daun yang akan diubah menjadi karbohidrat sebagai cadangan makan oleh tanaman.
Selain itu
kalium yang cukup akan meningkatkan pertumbuhan akar yang akan mempengaruhi absorbsi air sehingga terjadinya peningkatan kandungan air dalam buah tanaman okra hijau yang menjadi berat basah buah okra hijau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Dalam buah okra hijau selain karbohidrat dan air terdapat protein, vitamin serta bahan-bahan organik lainnya yang ditimbun oleh tanaman melalui metabolisme yang terjadi dalam tanaman tersebut. Menurut Sanusi dkk. (2015), semakin besar biomassa suatu tanaman menunjukkan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman berjalan dengan baik. Pada perlakuan pupuk organik cair 30 %, berat basah buah okra hijau lebih kecil dibandingkan dari 10 % dan 50% hal ini dikarenakan pada perlakuan 30 % daun okra hijau banyak yang dimakan oleh hama belalang sehingga daun berkurang dan menyebabkan fotosintesis tidak lancar. Jika fotosintesis tidak lancar maka makanan yang akan disimpan pada cadangan makan akan berkurang sehingga berat basah buah tersebut menjadi kurang dari perlakuan 10 % dan 50 %. Data rata-rata berat basah buah okra hijau diuji terlebih dahulu dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil uji, rata-rata berat basah buah okra hijau berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji statistik one way Anova. Setelah diuji statistik one way Anova didapatkan nilai signifikan < 0,05 (Lampiran 4). Hal ini membuktikan adanya pengaruh dari pupuk cair organik dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap berat basah buah okra hijau. Untuk melihat perbedaan nyata pada tiap perlakuan digunakan uji Duncan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.3 Rerata berat basah buah tanaman okra hijau Perlakuan Rerata berat basah buah okra hijau (g) Kontrol 8,04a 10% 12,71b 30% 10,55ab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
50% 12,59ab Kontrol + 15,50b Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan signifikan pada uji Duncan dengan α=0,05
Berdasarkan Tabel 4.3 kontrol + dan konsentrasi 10% memiliki beda nyata dalam rata-rata berat basah buah okra hijau terhadap kontrol. Konsentrasi 10% tidak memiliki beda nyata rata-rata berat basah buah dengan 30%, 50% dan kontrol +. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa tidak diperoleh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam yang paling optimal untuk meningkatkan berat basah buah okra hijau tetapi konsentrasi 10% merupakan konsentrasi pupuk terbaik untuk meningkatkan berat basah okra hijau karena pemberian konsentrasi 10% berat basah buah okra hijau tidak ada beda nyata dengan kontrol + yang menggunakan pupuk urea. D.
Berat Kering Buah Okra Hijau Penghitungan berat kering buah okra hijau dilakukan setelah hasil panen selama 3 kali di keringkan dengan oven listrik selama 8 jam dalam suhu 100 ºC. Setelah buah kering maka buah ditimbang satu persatu menggunakan timbangan semi analitik. Rata-rata berat kering buah okra hijau dalam setiap perlakuan ditampilkan dalam gambar berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
1,8
Berat kering (g)
1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 Kontrol
10%
30%
50%
Kontrol +
Konsentrasi Pupuk
Gambar 4.3 Pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap berat kering buah tanaman okra hijau Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata berat kering buah yang paling banyak adalah kontrol + dengan nilai rata-rata 1,54 g. Perlakuan pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam dengan konsentrasi 10%, 30% dan 50% memiliki rata-rata berat kering buah yang tidak jauh berbeda yaitu 1,25 g, 1,21 g dan 1,23 g. Rata-rata berat kering buah yang paling sedikit adalah kontrol yaitu 0,82 g. Berat kering buah merupakan resultan dari tiga proses yaitu penumpukan asimilat melalui fotosintesis, penurunan asimilat akibat respirasi dan akumulasi kebagian cadangan makanan (Parman, 2007). Menurut Gardner (1991), berat kering merupakan keseimbangan antara pengambilan CO2 (fotosintesis) dan pengeluaran CO2 (respirasi). Apabila respirasi lebih besar daripada fotosintesis maka buah akan kekurangan berat keringnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Berat kering pada buah okra hijau merupakan banyaknya penimbunan karbohidrat, protein dan vitamin serta bahan-bahan organik lainya dari proses fotosintesis, respirasi dan penyerapan unsur hara. Unsur fosfor pada pupuk organik cair akan diserap oleh akar tanaman sebagai unsur penyusun ATP. ATP yang terbentuk semakin banyak membuat transfer energi matahari ke daun akan semakin banyak sehingga fotosintesis berjalan lancar dan penyerapan unsur hara oleh akar bisa optimal membuat karbohidrat, protein, vitamin dan bahan-bahan organik akan disimpan pada organ penyimpan cadangan makan yaitu buah juga banyak (Suruhatin dan Ardiyanto, 2010). Ukuran buah yang besar bukan merupakan indikasi bahwa kandungan senyawa organik dalam buah dari hasil metabolisme juga tinggi, tetapi dapat dimungkinkan adanya kandungan air yang tinggi sehingga berat kering buah okra hijau yang dihasilkan tidak terlalu berbeda dalam setiap perlakuan pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam. Data rata-rata berat kering buah okra hijau diuji terlebih dahulu dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil uji, rata-rata berat kering buah okra hijau berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji statistik one way Anova. Setelah diuji statistik one way Anova didapatkan nilai signifikan < 0,05 (Lampiran 5). Hal ini membuktikan adanya pengaruh dari pupuk cair organik dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap berat kering buah okra hijau. Untuk melihat perbedaan nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
tiap perlakuan digunakan uji Duncan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Rerata berat kering buah tanaman okra hijau Perlakuan Rerata berat kering buah okra hijau (g) Kontrol 0,82a 10% 1,25b 30% 1,21b 50% 1,23b Kontrol + 1,54b Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan signifikan pada uji Duncan dengan α=0,05 Berdasarkan Tabel 4.4 kontrol +, konsentrasi 10%, konsentrasi 30% dan konsentrasi 50% memiliki beda nyata dalam rata-rata berat kering buah okra hijau terhadap kontrol. Konsentrasi 10%, 30%, 50% dan kontrol + tidak memiliki beda nyata rata-rata berat kering buah. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa tidak diperoleh
pupuk organik cair dari limbah
sayuran dan bulu ayam yang paling optimal untuk meningkatkan berat kering buah okra hijau tetapi konsentrasi 10% merupakan konsentrasi pupuk terbaik untuk meningkatkan berat kering buah okra hijau karena pemberian konsentrasi 10% berat kering buah okra hijau tidak ada beda nyata dengan kontrol + yang menggunakan pupuk urea. E.
Kadar Air Buah Okra Hijau Penghitungan
kadar
air
buah
okra
hijau
dilakukan
setelah
mendapatkan data hasil panen buah okra hijau yaitu berat basah buah dan berat kering buah selama 3 kali panen. Rata-rata kadar air buah okra hijau dalam setiap perlakuan ditampilkan dalam gambar berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
90,5
Kadar air (%)
90 89,5 89 88,5 88 Kontrol
10%
30%
50%
Kontrol +
Konsentrasi pupuk Gambar 4.4 Pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap kadar air buah tanaman okra hijau Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa rata-rata kadar air buah yang paling banyak adalah dengan perlakuan pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam konsentrasi 10% dengan nilai rata-rata 90,20%. Perlakuan pupuk konsentrasi 30%, 50% dan kontrol + memiliki rata-rata kadar air buah yang tidak jauh berbeda yaitu 89,86%, 89,91% dan 89,63%. Rata-rata kadar air buah yang paling sedikit adalah kontrol yaitu 88,86% Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Aventi, 2015). Pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam memberikan hasil kadar air tertinggi dari pada kontrol + dan kontrol. Hal ini dikarenakan pupuk organik mempunyai fungsi menggemburkan lapisan tanah permukaan (top soil), meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang secara keseluruhan dapat meningkatkan kesuburan tanah (Sanusi dkk., 2015). Panjang akar yang berguna untuk penyerapan air dan unsur hara dipengaruhi oleh unsur nitrogen, fosfor dan kalium. Menurut Badrudin dkk. (2008), unsur fosfor bersama dengan unsur nitrogen mendorong pertumbuhan akar dengan memperkuat bulu-bulu akar, sehingga sistem perakaran menjadi lebih baik. Hal ini menyebabkan unsur hara dan air dapat diserap secara maksimal sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi lebih baik. Hal ini mendukung pembentukan buah secara optimal sehingga hasil buah yang terbentuk mempunyai jumlah dan berat yang lebih banyak dan besar. Unsur kalium pada ujung akar merangsang proses pemanjangan akar sehingga akar mengalami perkembangan dengan tumbuhnya akar-akar lateral secara intensif pada daerah yang kaya akan hara (Sanusi dkk., 2015). Air yang diserap oleh tanaman membawa unsur hara yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jika tanaman kekurangan air maka unsur hara akan sulit diedarkan keseluruh tubuh tanaman. Air juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
disimpan tanaman dalam sel-sel tanaman. Pembelahan dan pembesaran sel tergantung banyak atau tidaknya air yang terkandung dalam sel tanaman (Salisbury dan Ross, 1995). Air yang banyak pada buah akan membuat buah tampak segar dan teksturnya lebih lunak. Data rata-rata kadar air buah okra hijau diuji terlebih dahulu dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil uji, rata-rata kadar air buah okra hijau berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji statistik one way Anova. Setelah diuji statistik one way Anova didapatkan nilai signifikan < 0,05 (Lampiran 6). Hal ini membuktikan adanya pengaruh dari pupuk cair organik dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap berat kering buah okra hijau. Untuk melihat perbedaan nyata pada tiap perlakuan digunakan uji Duncan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5 Rerata kadar air buah tanaman okra hijau Perlakuan Rerata kadar air buah okra hijau (%) Kontrol 88,86a 10% 90,20b 30% 89,86b 50% 89,91b Kontrol + 89,63b Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan signifikan pada uji Duncan dengan α=0,05 Berdasarkan tabel 4.5 konsentrasi 10%, 30%, 50% dan kontrol + memiliki beda nyata dalam rata-rata berat kadar air buah okra hijau terhadap kontrol. Konsentrasi 10%, 30%, 50% dan kontrol + tidak memiliki beda nyata rata-rata kadar air buah. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa tidak diperoleh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam yang paling optimal untuk meningkatkan kadar air buah okra hijau tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
konsentrasi 10% merupakan konsentrasi pupuk terbaik untuk meningkatkan kadar air buah okra hijau karena pemberian konsentrasi 10% kadar air buah okra hijau tidak ada beda nyata dengan kontrol + yang menggunakan pupuk urea. F.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu :
Pada pembuatan pupuk cair bahan yang digunakan masih kurang sehingga unsur hara yang terkandung dalam pupuk hanya sedikit.
Konsenterasi pupuk organik cair belum dapat memenuhi nutrisi tanaman sehingga tidak menghasilkan hasil panen yang nyata.
berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Penelitian pengaruh pupuk cair organik dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap hasil panen tanaman okra hijau (A. esculantus) dapat menambah pengetahuan siswa dan sumber referensi pembelajaran di sekolah. Penggunaan limbah sayuran dan bulu ayam dapat mengajarkan siswa untuk memanfaatkan limbah organik menjadi pupuk yang berguna bagi masyarakat. Penelitian pengaruh pupuk cair organik dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap hasil panen tanaman okra hijau (A. esculantus) dapat diimplementasikan dalam pembelajaran Biologi kelas X semester 2 pada materi perubahan dan pelestarian lingkungan. Pada pembelajaran ini siswa diajak mengumpulkan sampah organik dari kantin, halaman sekolah dan sayuran dari pasar sayur si dekat sekolah. Siswa akan bekerja di dalam kelompok dalam pembuatan pupuk organik cair tersebut dan akan dibagikan LKS (Lampiran 4) agar siswa lebih mudah dalam pembuatan pupuk tersebut. Pupuk yang dibuat diamati pH, warna dan bau pada awal pembuatan dan akhir saat pupuk jadi. Jika pupuk sudah jadi maka siswa dapat membagikan pupuk tersebut kepada kelompok kerja (pokja) sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Pada pembelajaran ini siswa diajarkan untuk memberi solusi penanganan limbah organik yang sangat banyak di sekitar mereka. Guru wajib menyusun perangkat pembelajaran supaya proses pembelajaran yang diinginkan berjalan dengan lancar. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
silabus (Lampiran 7) dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (Lampiran 8). Selain itu terdapat pula LKS dan instrumen penilaian (Lampiran 9 dan Lampiran 10) yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Acuan yang digunakan dalam pembelajaran adalah kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam berpengaruh terhadap jumlah buah, berat basah buah, berat kering buah dan kadar air buah tanaman okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench).
2.
Tidak diperoleh konsentrasi pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam yang optimal untuk meningkatkan jumlah buah, berat basah buah, berat kering buah dan kadar air buah tanaman okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench), tetapi pupuk organik cair tersebut memberikan jumlah buah, berat basah buah, berat kering buah dan kadar air buah yang tidak berbeda nyata dengan kontrol + (pupuk urea).
B.
Saran Berdasarkan dari hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan yaitu : 1.
Pada pembuatan pupuk cair, limbah sayuran dan bulu ayam ditambah lagi jumlahnya menjadi seimbang 1:1.
2.
Konsentrasi pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam yang diberikan pada tanaman ditingkatkan lagi supaya memperoleh perbedaan yang nyata dari setiap perlakuan.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
3.
Pupuk lebih baik diberikan pada tanaman sayuran yang hanya mencapai fase vegetatif daripada tanaman sayuran yang menghasilkan buah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Adiati, U., Puastuti,W., dan Mathius W. 2004. Peluang Pemanfaatan Tepung Bulu Ayam Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Balai Penelitian Ternak. Bogor Affandi. 2008. Pemanfaatan Urine Sapi yang Difermentasi sebagai Nutrisi Tanaman. Andi Offset, Yogyakarta Anonim. 2007. Pemanfaatan Limbah Sayuran dan Buah-Buahan sebagai Pupuk Organik Cair dan Pakan Terbak dalam http :// jakarta. litbang. pertanian. go.id/ind/index.php/hasil-pengkajian/pertanian/96-pemanfaatan-limbahsayuran-dan-buah-buahan-sebagai-pupuk-organik-cair-dan-pakan-ternak diakses tanggal 27 Mei 2016 Anonim.
2012. Jogja Paling Produktif Menghasilkan Sampah dalam http://www.edisicetak.joglosemar.co/berita/jogja-paling-produktifhasilkan-sampah-72052.html diakses tanggal 27 Mei 2016
Ambarwati, Rumantiningsih. 2008. Kajian Dosis Pupuk Urea dan Macam Media Tanam Terhadap Hasil Kandungan Andrographolide Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata Ness). Tesis. Universitas Sebelas Maret, Surakarta Aventi. 2015. Penelitian Pengukuran Kadar Air Buah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Jakarta Badan
Pusat Statistik. 2011. Produksi Tanaman Pangan dalam http://www.bps.bps.go.id/tnmnpangan.php.diakses tanggal 27 Mei 2016 Badrudin, Ubad, S. Jazilah dan A. Setiawan. 2008. The Increase of Cucumber Production (Cucumis sativus L.) Through Time of Pruninggand Phosphate Fertilizer. Universitas Pekalongan Buringh, P. 1983. Pengantar Pengajian Tanah-Tanah Wilayah Tropika dan Subtropika. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Campbell, Neil A., Reece Jane B., Urry Lisa A., Cain, Michael L., Wasserman, Steven A., Minorsky Peter V. dan Jackson Robert B. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Penerbit Erlangga, Jakarta Deviana, Wahyu Sisilia. 2015.Laporan Penentuan Kadar Air dengan Metode Oven dalam http://academi.edu diakses pada tanggal 27 Mei 2016 Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI. 2012. Daftar komposisi bahan makanan. Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2015. Produksi sayuran di Indonesia. Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Jakarta Direktorat Jendral Peternakan. 1999. Data Sarana dan Prasarana. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta Direktorat Jenderal Peternakan. 2006. Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta Dalimartha, S dan Adrian, F. 2011. Khasiat Buah dan Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta Gardner, F.P, R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plant (Fisiologi Tanaman Budidaya, alih bahasa D.H. Goenadi). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Hadisuwito. 2007. Membuat Kompos Cair. Agromedia Pustaka, Jakarta Hartono.2004. Statistik Untuk Penelitian. cetakan pertama. LSFK2P.Yogyakarta Hidayat, N. 2006. Mikrobiologi Industri. Edisi Pertama.Yogyakarta Hidayat, Iteu M., Kirana,Rinda., Gaswanto,Reddy dan Kusmana.2006. Petunjuk Teknis Budidaya dan Produksi Benih Beberapa Sayuran Indigenous. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian. Bandung Ichsan, Muhammad C., Santoso I., dan Oktarina. 2015. Uji Efektivitas Waktu Aplikasi Bahan Organik dan Dosis Pupuk SP-36 dalam Meningkatkan Produksi Okra (Abelmoscus esculantus). Jurnal Agritrop. Universitas Muhammadiyah, Jember Indriani.2004. Membuat Kompos secara Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta Jainurti, Emilia Vianney. 2016. Pengaruh Penambahan Tetes Tebu (Molasse) pada Fermentasi Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.). Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Kasniari, D.N. dan Supadma A.A. Nyoman. 2007. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk (N, P, K) dan Jenis Pupuk Alternatif terhadap Hasil Panen Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) dan Kadar N, P, K Inceptisol Selemadeg, Tabanan. Jurnal Agritrop. Universitas Udayana, Bali 26 (4) : 168 – 176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Kusmiati, Swasono R. Tamat, Eddy, J. dan Ria, I. 2007. Produksi Glukan dari dua Galur Agrobacterium sp. Pada Media Mengandung Kombinasi Molase dan Urasil. Biodiversitas, (Online), Vol. 8.No.1 Latifah, Riris Nurul., Winarsih dan Rahayu, Yuni Sri.2012. Pemanfaatan Sampah Organik sebagai Bahan Pupuk Cair untuk Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah (Alternanthera ficoides). Universitas Negeri Surabaya LenteraBio Vol. 1 No. 3 September 2012:139–144 Margiyanto, E. 2007. Hortikultura. Cahaya Tani, Yogyakarta Melati.
2014. Pembuatan Pupuk Cair Organik dalam http://gintingchemicalengeneeringa2.blogspot.co.id/2014/04/pembuatanpupuk-cair-organik.html diakses tanggal 2 Juni 2017
Pardosi, Andri H., Irianto dan Mukhsin. 2014. Respons Tanaman Sawi terhadap Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran pada Lahan Kering Ultisol. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014. Universitas Jambi, Palembang Parman, Sarjana. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi. Universitas Diponegoro, Semarang Vol. XV, No.2 Peraturan Menteri Pertanian. 2011. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR. 140/10/2011 Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembedahan Tanah. Jakarta Poerwowidodo.1996. Telaah Kesuburan Tanah. UGM Press, Yogyakarta Pranata, A.S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Agromedia Pustaka, Jakarta Pramono, S.S. 2004. Studi Mengenai Komposisi Sampah Perkotaan di Negaranegara Berkembang. Universitas Gunadarma, Jakarta Priambono, Thomas Danang. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Hasil Fermentasi Daun Gamal, Sabut Kelapa, Batang Pisang, Bekatul dan EM 4 terhadap Pertumbuhan Tanaman Terung (Solanum melongena). Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Puastuti. 2007. Bulu Unggas untuk Pakan Ruminansia. Balai Peternakan Ciawi, Bogor Rahmah, A., Izzati, Munifatul dan Parman, Sarjana. 2014. Pengaruh Pupuk Organik Cair Berbahan Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica chinensis L.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. var. Saccharata). Buletin Anatomi dan Fisiologi. Universitas Diponegoro, Semarang Vol. XXII, No.1 Salisbury, Frank B. dan Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit ITB, Bandung Santoso, Hieronymus Budi. 2016. Halaman Organik Minimalis Sehat dengan Menyulap Taman Sempit Rumah Jadi Taman Sayuran Organik. Lily Publisher, Yogyakarta Sanusi, A., Setyono dan Adimihardja, Sjarif A. 2015. Pertumbuhan dan Produksi Sawi Manis (Brassica juncea L.) pada Berbagai Dosis Pupuk Kompos Ternak Sapi dan Pupuk N, P dan K. Jurnal Agronida. Universitas Djuanda Vol.1, No.1 Savitha. G., Joshi. M. M., Tejashwini. N., Revati. R, Sridevi dan Roma. D.2007. Isolation Identification and Characterization of a Feather Degrading Bacterium. Dapertemen Of Biotechnology. B. V.B. College Of Engineering and Technology. Vidyanagar. Hubii- 31. Karnataka. India Schultze-kraft dan J.K. Teitzel. 1995. Plant Resources of South-East Asia (Prosea). Netherlands and Bogor. Indonesia Siemonsma, J.S. 1994. Abelmochus esculentus (L.) Moench. Bogor Siregar, Z. 2003. Peningkatan Pertumbuhan Domba Persilangan dan Lokal Melalui Suplementasi Hidrolisat Bulu Ayam dan Mineral Esensial Dalam Ransum Berbasis Limbah Perkebunan. Disertasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor Stofella, P.J. dan Brian A.L. 2001. Compost Utilization in Holticultural Cropping Systems. Lewis Publishers, USA Sulistyorini, Lilis. 2006. Pengelolaan Sampah dengan Cara Menjadikannya Kompos. Universitas Airlangga Sunarjono, H.H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta Surihatin, Agus dan Ardiyanto. 2010. Pengaruh Macam Pupuk Fosfat Dosis Rendah terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Varietas Singa, Pelanduk dan Gajah. Jurnal Ilmiah. Universitas PGRI, Yogyakarta Vol.1, No.1 Sutedjo, M.M. 2010. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Tanujaya, Benediktus. 2013. Penelitian Percobaan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Utomo, B., 2010, Pengaruh Bioaktivator terhadap Pertumbuhan Sukun (Artocarpus communis Forst) dan Perubahan Sifat Kimia Tanah Gambut, J. Agron. Indonesia Vol.38, No.1 Vincent E. dan Yamaguchi M. 1998. Sayuran Dunia Edisi 2 Prinsip, Produksi, dan Gizi. ITB Press, Bandung William, C.N., J.O. Uzo and W.T.H. Peregrine. 1991. Vegetable production in the tropic. Longman Group. Kuala Lumpur Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media, Yogyakarta Yuliani, Paulina. 2017. Pengaruh Lama Fermentasi Pupuk Cair Bayam, Sawi, Kulit Pisang dan Kulit Semangka terhadap Kandungan Fosfor dan Kalium Total dengan Penambahan Bioaktivator EM4. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Yuwono. 2006. Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Hasil Pengujian Pupuk Organik Cair dari Limbah Sayuran dan Bulu ayam
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Lampiran 2. Suhu dan Kelembaban Lahan Tanggal 17 Maret 2017 24 Maret 2017 31 Maret 2017 7 April 2017 14 April 2017 21 April 2017 28 April 2017 5 Mei 2017 12 Mei 2017 19 Mei 2017
Suhu (ºC) 27,5 30 31,6 30,2 30 29,5 31 29 28 30
Kelembaban (%) 70 66 66 66 66 68 66 68 69 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Lampiran 3. Uji normalitas, Uji Homogenitas, Uji Kruskal wallis dan Uji Mann-Whitney Jumlah Buah Okra Hijau 1.
Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Jumlahbuaho krahijau N
35
Normal Parameters
Mean
3,74
Std. Deviation
,817
Absolute
,276
Positive
,276
Negative
-,182
a,b
Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z
1,630
Asymp. Sig. (2-tailed)
,010
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Data jumlah buah okra hijau adalah tidak normal karena nilai signifikan < 0,05.
2.
Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic
df1
df2
Sig.
7.241 4 30 .000 Tabel di atas menunjukan homogenitas varians yang dihasilkan dengan nilai level statistik 7.241 dan nilai sig 0.000 < 0.05 pada level probabilitas yang berarti bahwa perlakuan setiap konsentrasi pupuk organik cari dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
limbah sayuran dan bulu ayam terhadap jumlah buah tanaman okra hijau memiliki varians yang tidak sama. 3.
Uji Kruskal Walis Ranks
Jumlahbuahokrahijau
perlakuan
N
10% 30% 50% kontrol kontrol + Total
7 7 7 7 7
Mean Rank 17,29 16,79 20,14 8,50 27,29
35
Test Statisticsa,b Jumlahbuaho krahijau Chi14,340 Square df 4 Asymp. ,006 Sig. a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: perlakuan Tabel diatas menunjukan P value 0,006 < 0,05 yang berarti perlakuan pupuk organik cair memberikan pengaruh yang bermakna terhadap jumlah buah. 4. Uji Mann-Whitney Ranks Jumlahbuahokrahi perlakuan N jau 10% 7 30% 7 Total 14
Mean Rank 7,57 7,43
Sum of Ranks 53,00 52,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Test Statisticsa Jumlahbuahok rahijau 24,000 52,000 -,070 ,944
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed 1,000b Sig.)] a. Grouping Variable: perlakuan b. Not corrected for ties. Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan 10% dan 30% karena Asym. Sig > 0,05. Ranks Jumlahbuahokrahi perlakuan N jau 10% 7 50% 7 Total 14
Mean Rank 7,00 8,00
Sum of Ranks 49,00 56,00
Test Statisticsa Jumlahbuahok rahijau Mann-Whitney U 21,000 Wilcoxon W 49,000 Z -,479 Asymp. Sig. (2-tailed) ,632 Exact Sig. [2*(1-tailed ,710b Sig.)] a. Grouping Variable: perlakuan b. Not corrected for ties. Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan 10% dan 50% karena Asym. Sig > 0,05.
Ranks Jumlahbuahokrahi perlakuan N jau 10% 7 kontrol 7 Total 14
Mean Sum of Ranks Rank 9,00 63,00 6,00 42,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Test Statisticsa Jumlahbuahok rahijau Mann-Whitney U 14,000 Wilcoxon W 42,000 Z -1,871 Asymp. Sig. (2-tailed) ,061 Exact Sig. [2*(1-tailed ,209b Sig.)] a. Grouping Variable: perlakuan b. Not corrected for ties. Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan 10% dan kontrol karena Asym. Sig > 0,05.
Jumlahbuaho perlakuan krahijau 10% kontrol + Total
Ranks N 7 7 14
Mean Sum of Ranks Rank 5,71 40,00 9,29 65,00
Test Statisticsa Jumlahbuahok rahijau Mann-Whitney U 12,000 Wilcoxon W 40,000 Z -1,672 Asymp. Sig. (2-tailed) ,094 Exact Sig. [2*(1-tailed ,128b Sig.)] a. Grouping Variable: perlakuan b. Not corrected for ties. Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan 10% dan kontrol + karena Asym. Sig > 0,05.
Jumlahbuaho perlakuan krahijau 30% 50% Total
Ranks N 7 7 14
Mean Rank 6,71 8,29
Sum of Ranks 47,00 58,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Test Statisticsa Jumlahbuahok rahijau Mann-Whitney U 19,000 Wilcoxon W 47,000 Z -,800 Asymp. Sig. (2-tailed) ,424 Exact Sig. [2*(1-tailed ,535b Sig.)] a. Grouping Variable: perlakuan b. Not corrected for ties. Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan 30% dan 50% karena Asym. Sig > 0,05.
Jumlahbuaho perlakuan krahijau 30% kontrol Total
Ranks N 7 7 14
Mean Rank 9,50 5,50
Sum of Ranks 66,50 38,50
Test Statisticsa Jumlahbuahok rahijau Mann-Whitney U 10,500 Wilcoxon W 38,500 Z -2,280 Asymp. Sig. (2-tailed) ,023 Exact Sig. [2*(1-tailed ,073b Sig.)] a. Grouping Variable: perlakuan b. Not corrected for ties. Tabel diatas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 30% dan kontrol karena Asym. Sig < 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Jumlahbuahokr perlakuan ahijau 30% kontrol + Total
Ranks N 7 7 14
Mean Rank 5,14 9,86
Sum of Ranks 36,00 69,00
Test Statisticsa Jumlahbuahok rahijau 8,000 36,000 -2,351 ,019
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed ,038b Sig.)] a. Grouping Variable: perlakuan b. Not corrected for ties. Tabel diatas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 30% dan kontrol + karena Asym. Sig < 0,05.
Jumlahbuahokr perlakuan ahijau 50% kontrol Total
Ranks N 7 7 14
Mean Rank 10,00 5,00
Sum of Ranks 70,00 35,00
Test Statisticsa Jumlahbuahok rahijau Mann-Whitney U 7,000 Wilcoxon W 35,000 Z -2,646 Asymp. Sig. (2-tailed) ,008 Exact Sig. [2*(1-tailed ,026b Sig.)] a. Grouping Variable: perlakuan b. Not corrected for ties. Tabel diatas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 50% dan kontrol karena Asym. Sig < 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Jumlahbuahokr perlakuan ahijau 50% kontrol + Total
Ranks N 7 7 14
Mean Rank 5,86 9,14
Sum of Ranks 41,00 64,00
Test Statisticsa Jumlahbuahok rahijau Mann-Whitney U 13,000 Wilcoxon W 41,000 Z -1,638 Asymp. Sig. (2-tailed) ,101 Exact Sig. [2*(1-tailed ,165b Sig.)] a. Grouping Variable: perlakuan b. Not corrected for ties. Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan 50% dan kontrol + karena Asym. Sig > 0,05.
Jumlahbuahokr perlakuan ahijau kontrol kontrol + Total
Ranks N 7 7 14
Mean Rank 4,00 11,00
Sum of Ranks 28,00 77,00
Test Statisticsa Jumlahbuahok rahijau Mann-Whitney U ,000 Wilcoxon W 28,000 Z -3,390 Asymp. Sig. (2-tailed) ,001 Exact Sig. [2*(1-tailed ,001b Sig.)] a. Grouping Variable: perlakuan b. Not corrected for ties. Tabel diatas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan kontrol dan kontrol + karena Asym. Sig < 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Lampiran 4. Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Anova dan Uji Duncan Berat Basah Buah Okra Hijau 1.
Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Berat basah buah okra hijau N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
35 12.0754 4.27355 .128 .128 -.084 .755 .619
Data jumlah buah okra hijau adalah normal karena nilai signifikan > 0,05. 2.
Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic
df1
df2
Sig.
2.593 4 30 .056 Tabel di atas menunjukan homogenitas varians yang dihasilkan dengan nilai level statistik 2.593 dan nilai sig 0.056 > 0.05 pada level probabilitas yang berarti bahwa perlakuan setiap konsentrasi pupuk organik cari dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap berat basah buah tanaman okra hijau memiliki varians yang sama (homogen).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
3.
Uji Anova Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Between 194.311 4 48.578 3.416 .020 Groups Within Groups 426.640 30 14.221 Total 620.951 34 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai Sig. 0.020 < 0.05 pada level probabilitas. Hal ini berarti bahwa pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam dengan konsentrasi berbeda mempengaruhi berat basah buah tanaman okra hijau secara signifikan maka hipotesis diterima. 4.
Uji Duncan Subset for alpha = 0.05 Perlakuan
N
1
2
Du Kontrol nca 30% na 50%
7
8.0414
7
12.0671
12.0671
7
12.1586
12.1586
10%
7
12.7057
Kontrol +
7
15.4043
Sig.
.062
.140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Lampiran 5. Uji Normalitas,Uji Homogenitas, Uji Anova dan Uji Duncan Berat Kering Buah Okra Hijau 1.
Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Berat kering buah okra hijau N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
35 1.2120 .40100 .138 .138 -.101 .817 .517
Data jumlah buah okra hijau adalah normal karena nilai signifikan > 0,05. 2.
Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic
df1
df2
Sig.
1.732 4 30 .169 Tabel di atas menunjukan homogenitas varians yang dihasilkan dengan nilai level statistik 1.732 dan nilai sig 0.169 > 0.05 pada level probabilitas yang berarti bahwa perlakuan setiap konsentrasi pupuk organik cari dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap berat kering buah tanaman okra hijau memiliki varians yang sama (homogen).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
3.
Uji Anova Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
1.845
4
.461
Within Groups
3.622
30
.121
F 3.821
Sig. .013
Total 5.467 34 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai Sig. 0.013 < 0.05 pada level probabilitas. Hal ini berarti bahwa pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam dengan konsentrasi berbeda mempengaruhi berat kering buah tanaman okra hijau secara signifikan maka hipotesis diterima. 4.
Uji Duncan Subset for alpha = 0.05 Perlakuan Du Kontrol nca 30% na 50%
N
1
2
7 .8229 7
1.2129
7
1.2300
10%
7
1.2500
Kontrol +
7
1.5443
Sig.
1.000
.112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Lampiran 6. Uji Normalitas,Uji Homogenitas, Uji Anova dan Uji Duncan Kadar Air Buah Okra Hijau 1.
Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kadar air buah okra hijau N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
35 89.5149 1.06453 .144 .096 -.144 .854 .459
Data kadar air okra hijau adalah normal karena nilai signifikan > 0,05. 2.
Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic
df1
df2
Sig.
1.962 4 30 .126 Tabel di atas menunjukan homogenitas varians yang dihasilkan dengan nilai level statistik 1.962 dan nilai sig 0.126 > 0.05 pada level probabilitas yang berarti bahwa perlakuan setiap konsentrasi pupuk organik cari dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap kadar air buah tanaman okra hijau memiliki varians yang sama (homogen).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
3.
Uji Anova
Sum of Squares
Mean Square
df
Between Groups
15.405
4
Within Groups
23.124
30
F
3.851 4.997
Sig. .003
.771
Total 38.530 34 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai Sig. 0.003 < 0.05 pada level probabilitas. Hal ini berarti bahwa pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam dengan konsentrasi berbeda mempengaruhi kadar air buah tanaman okra hijau secara signifikan maka hipotesis diterima. 4.
Uji Duncan Subset for alpha = 0.05 Perlakuan
N
1
Du Kontrol nca 30% na Kontrol +
7
2
88.2671
7
89.5557
7
89.6386
50%
7
89.9143
10%
7
90.1986
Sig.
1.000
.221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7. Silabus SILABUS PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BIOLOGI Satuan Pendidikan
: SMA N 7 Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/II (dua)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humanoria dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOMPETENSI DASAR
1.2
Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses
2.1
Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI POKOK WAKTU BAB 10 Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup 6 x 45 Mengamati Sikap sosial MacamMenonton video Lembar menit macam penilaian sikap Pencemaran pencemaran lingkungan dan Pretest dan Pelestarian posttest Lingkungan mendiskusikan Soal uraian Penanganan secara kelompok tentang Limbah dan untuk menemukan faktor penyebab perubahan dan daur ulang terjadinya pelestarian pencemaran. lingkungan hidup Menanya Apa itu pencemaran Keterampilan dan apa upaya Prakarya hasil supaya tidak terjadi daur ulang pencemaran barang bekas lingkungan ? Keterampilan Mengumpulkan dalam data kegiatan Studi literatur “Pembuatan tentang macamPupuk Cair
MEDIA, ALAT, BAHAN 1. Video 2. Buku Biologi SMA kelas X 3. LKS 4. Literatur tentang pencemaran lingkungan
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium 3.11 Menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab, dan dampaknya bagi kehidupan
macam pencemaran, jenis limbah pencemar, dampak negatif terhadap alam dan cara menangani dampak negatif Membuat pupuk organik cair dari sampah organik Mendaur ulang limbah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi dan estetika tinggi. Mengasosiasi Menyimpulkan hasil pengamatan, diskusi, pengumpulan
Organik”
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.12 Merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar
informasi serta studi literatur tentang jenis pencemaran, jenis limbah pencemar, dampak negatif terhadap alam dan cara menangani dampak negatif Menyampaikan perubahanperubahan yang terjadi pada pupuk cair organik Mengkomunikasi Presentasi secara lisan tentang tentang jenis pencemaran, jenis limbah pencemar,
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dampak negatif terhadap alam dan cara menangani dampak negatif Presentasi prakarya hasil daur ulang Membagikan pupuk organik cair ke warga sekitar
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA N 7 Yogyakarta Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X MIA
Materi Pokok
: Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Alokasi waktu
: 6 x 45 menit
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1.2 Menyadari dan mengagumi pola 1.2.1 Mengagumi pola pikir ilmiah pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, 2.1.1 Menunjukkan perilaku ilmiah jujur terhadap data dan fakta, meliputi teliti, jujur, disiplin, disiplin, tanggung jawab, dan bertanggung jawab, peduli dalam observasi dan bekerjasama dan percaya diri eksperimen, berani dan santun dalam melakukan percobaan dalam mengajukan pertanyaan dan diskusi. dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium 3.11 Menganalisis data perubahan 3.11.1 Siswa dapat menjelaskan lingkungan, penyebab, dan macam-macam pencemaran. dampaknya bagi kehidupan. 3.11.2 Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis limbah penyebab berbagai pencemaran. 3.11.3 Siswa dapat memprediksi dampak negatif dari pencemaran limbah di terhadap bumi. 3.11.4 Siswa dapat mengemukakan penanganan berbagai jenis limbah (cair gas, padat, B3). 4.11 Merumuskan gagasan pemecahan 4.11.1 Siswa dapat melakukan daur masalah perubahan lingkungan ulang barang bekas yang dapat yang terjadi di lingkungan sekitar bermanfaat bagi kehidupan. 4.11.2 Siswa dapat membuat pupuk cair organik dari sampah organik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
C. Tujuan Pembelajaran 1.2.1.1 Melalui refleksi siswa dapat menyadari kemampuan pola pikir ilmiah yang dimiliki sebagai anugerah Tuhan. 2.1.1.1
Melalui percobaan yang dilakukan dalam kelompok, siswa dapat menunjukan perilaku ilmiah meliputi teliti, jujur, disiplin, bertanggung jawab dan bekerjasama dalam melakukan percobaan dan diskusi
3.11.1.1 Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan macam-macam pencemaran dengan tepat. 3.11.2.1 Melalui studi kasus, siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis limbah penyebab berbagai pencemaran dengan benar. 3.11.3.1 Melalui diskusi kelompok, siswa dapat memprediksi dampak negatif dari pencemaran limbah terhadap bumi dengan benar. 3.11.4.1 Setelah melakukan studi kasus, siswa dapat mengemukakan penanganan berbagai jenis limbah (cair gas, padat, B3) dengan tepat. 4.11.1.1 Melalui penugasan, siswa dapat melakukan daur ulang limbah yang dapat bermanfaat bagi kehidupan dengan benar. 4.11.2.1 Melalui kegiatan praktikum, siswa dapat membuat pupuk cair organik dari sampah organik dengan benar. D. Materi Pembelajaran 1) Materi Pokok : Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup 2) Submateri
: a. Macam-macam Pencemaran b. Penanganan Limbah
Pencemaran dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara. Beberapa zat yang dapat menyebabkan pencemaran udara antara lain karbon monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), Chlorofluorocarbon (CFC) dan Halon, Ozon (O3), Gas Rumah Kaca (H2O, CO2, CH4, O3, dan NO), dan belerang oksida (SOx). Penyebab pencemaran air adalah limbah domestik (detergen, sampah organik, tinja), limbah industri (logam berat berbahaya beracun), limbah pertanian (pupuk kimia dan pertisida), dan limbah pertambangan (merkuri). Untuk mengetahui tingkat pencemaran pada air dapat dilakukan pengujian terhadap parameter fisik, parameter kimia, dan parameter biologi. Zat yang langsung mencemari tanah adalah insektisida, fungisida, herbisida, DDT (dikloro difenil trikloroetana), dan penggunaaan pupuk kimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
secara berlebihan. Selain itu, pencemaran pada tanah dapat terjadi melalui perantara air dan udara. Pencemaran suara disebabkan oleh kebisingan. Kebisingan adalah suara dengan frekuensi di atas 80 dB, dapat diukur dengan alat SLM (sound level meter). Kebisingan dibedakan menjadi empat macam, yaitu kebisingan impulsif, kebisingan impulsif kontinu, kebisingan semikontinu, dan kebisingan kontinu. Proses peningkatan akumulasi bahan pencemar pada tingkatan trofik melalui rantai makanan disebut biomagnifikasi. Menurut jenisnya, limbah dibedakan atas limbah organik dan limbah anorganik sedangkan menurut wujudnya, limbah dibedakan menjadi limbah cair, limbah gas, dan limbah padat sehingga bentuk penanganan limbah pun berbeda-beda. Untuk penanganan limbah cair domestik seperti tinja manusia dapat dilakukan melalui beberapa metode, yaitu cubluk, tangki septik konvensional, tangki septik biofilter, dan Instalansi Pengolahan Limbah Cair Domestik (IPLCD) sedangkan untuk limbah cair industri dapat ditangani melalui sistem setempat dan sistem terpusat. Limbah padat dapat diminimalisir melalui 9R, yaitu reuse, replacement, refusal, repair, reconstruct, redurability, reduce, recycle, dan recovery. Beberapa cara pengelolaan limbah padat, yaitu penimbunan tanah (landfill), penimbunan tanah secara berlapis (sanitary landfill), pembakaran (incineration), penghancuran (pulverization), pengomposan (composting), dan pemanfaatan sebagai makanan ternak (hog feeding). Penanganan limbah gas dapat dilakukan dengan menambah alat bantu seperti filter udara, pengendap siklon (cyclone separator), filter basah (scrubbers atau wet collector), pengendap sistem gravitasi, dan pengendap elektrostatik. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) memiliki karakteristik mudah meledak, mudah terbakar, reaktif, infektif, korosif, dan beracun. Limbah B3 berasal dari kegiatan industri, rumah sakit, rumah tangga, dan pertanian. Dalam penanganan limbah B3 memerlukan teknologi dan izin khusus.
E. Pendekatan, Model, dan Metode 1) Pendekatan
: saintifik
2) Model
: cooperative learning
3) Metode
: diskusi kelompok, presentasi dan eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Tahap Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan Pembelajaran
Mengucap salam Mengecek kehadiran siswa
Apersepsi
Mengamati Guru menampilkan video pencemaran lingkungan di wilayah Indonesia. Siswa diminta untuk mengomentari isi video tersebut
Motivasi
Menanya Guru menampilkan beberapa tajuk berita tentang “Pembatasan Penggunaan Kantong Plastik” atau “Kantong Plastik Berbayar”. Siswa diminta untuk mengemukakan argumen mereka terhadap berita tersebut.
Orientasi
Guru menanggapi argumentasi dan memberi penguatan atas jawaban siswa. Guru berkata: Untuk itu, hari ini kita akan mempelajari tentang “Perubahan dan Pelestarian Lingkungan”. Guru menayangkan/ menuliskan pokok bahasan yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran.
Penilaian awal Guru membagikan kertas untuk pretest Menampilkan pretest dengan power point
Alokasi waktu
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Tahap Inti
105 menit Menalar Guru bersama siswa membahas soal pretest, mengevaluasi hasil kerja prestest, dan menggali pengetahuan. Guru meminta siswa segera duduk bersama kelompoknya. Mencoba Guru membagikan artikel-artikel berita atau penelitian studi kasus yang berbeda-beda kepada setiap kelompok dan membagikan LKS. Guru meminta siswa berdiskusi dan mengisi LKS tersebut Mengkomunikasikan Siswa berdiskusi bersama kelompok. Guru membimbing siswa dalam diskusi dan presentasi. Beberapa kelompok dipilih untuk mempresentasikan hasil diskusi lalu guru memberikan penguatan dan klarifikasi atas presentasi siswa. (Pada jam pelajaran terakhir, diskusi dan presentasi kelompok dicukupkan dan dilanjutkan pada pertemuan kedua. Guru mengajak siswa untuk melakukan kegiatan selanjutnya yaitu Pupuk Organik Cair)
Mencoba Guru membimbing siswa dalam mencermati LKS “Pembuatan Pupuk Organik Cair . Guru menjelaskan dan menunjukkan alat dan bahan yang akan digunakan oleh siswa. Guru menjelaskan langkah-langkah kerja. Siswa dalam kelompok melaksanakan kegiatan Pembuatan Pupuk Cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Guru mendampingi siswa dalam melaksanakan kegiatan Pembuatan Pupuk Cair.
10 menit
Penutup Rangkuman
Refleksi
Tindak Lanjut
Siswa diminta menyampaikan rangkuman serta kesimpulan dari materi pembelajaran dan kegiatan Pembuatan Pupuk Cair yang yang telah dilakukan. Siswa diminta mengemukakan perasaan dan manfaat yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru membagikan LKS Daur Ulang Barang Bekas dan siswa diminta bekerja bersama kelompok untuk mendaur ulang barang bekas (apapun jenisnya) menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi dan estetika tinggi. Hasil kreasi dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 2 Tahap Pembelajaran Pendahuluan
Apersepsi
Kegiatan Pembelajaran
Mengucap salam Mengecek kehadiran siswa
Mengamati Guru mengajak siswa untuk mengecek pupuk cair di laboratorium yang telah dibuat pada pertemuan (satu minggu sebelumnya). Siswa
Alokasi waktu 10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
diminta untuk menyaring kemudian mengamati dan menyampaikan perubahan-perubahan pada pupuk cair. Motivasi
Menanya dan Menalar Guru membawa siswa masuk ke kelas kembali dan menunjukkan gambar pecahan kaca, botol, plastik, kertas, buah busuk, limbah sayur dan kaleng kepada siswa. Guru bertanya: “Manakah dari benda berikut ini yang dapat didaur ulang?” “Apakah semua benda tersebut bisa menjadi pupuk atau menjadi benda berguna lainnya?”
Orientasi
Guru menanggapi jawaban siswa dan memberi penguatan atas jawaban siswa. Guru berkata: Untuk itu, hari ini kita akan melanjutkan pelajaran tentang “Perubahan dan Pelestarian Lingkungan”. Guru menayangkan/ menuliskan pokok bahasan yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran. 105 menit Mengkomunikasikan dan Menalar Guru meminta siswa segera duduk bersama kelompoknya. Kelompok siswa melanjutkan presentasi hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya. Selain presentasi hasil diskusi, siswa juga dapat sekalian mempresentasikan prakarya hasil daur ulangnya. Guru mendampingi presentasi hasil diskusi lalu memberikan penguatan dan klarifikasi atas presentasi siswa. 20 menit Siswa diminta menyampaikan rangkuman dan/atau kesimpulan dari materi pembelajaran yang telah dilakukan. Membagikan kertas posttest
Tahap Inti
Penutup Rangkuman
Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
(Penilaian akhir) Refleksi
Tindak Lanjut
Menampilkan soal posttest di power point Siswa diminta mengemukakan perasaan dan manfaat yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru mengingatkan siswa bahwa pupuk yang sudah disaring dapat diberikankan ke kelompok kerja (pokja) apotek hidup dan dibagikan kepada warga di sekitar sekolah.
G. Media, Alat/Bahan dan Sumber Belajar 1) Media : gambar dan berita tentang “Pembatasan Penggunaan Kantong Plastik” atau “Kantong Plastik Berbayar” 2) Alat/Bahan : LCD proyektor, white board, spidol, serta alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan “Pembuatan pupuk organik cair”, yaitu ember plastik, sekop, sampah daun dan sayuran, tetes tebu, EM4 dan liter. 3) Sumber Belajar : LKS dan panduan praktikum, Buku Biologi SMA Kelas X, Internet, lingkungan SMA N 7 Yogyakarta H. Penilaian Aspek yang dinilai Sikap Sosial Pengetahuan Keterampilan
Jenis/Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Observasi Lembar penilaian sikap Pretest, Posttest Soal uraian Prakarya hasil daur ulang Lembar penilaian hasil daur ulang dan lembar sampah keterampilan Keterampilan dalam kegiatan penilaian “Pembuatan Pupuk Cair membuat pupuk Organik” Yogyakarta, 13 Mei 2017
Mengetahui Kepala Sekolah SMA
Guru Biologi
(Drs. Budi Basuki, MA)
(Nisa Sulastri)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 Nama Anggota Kelompok:
Lampiran 9. LEMBAR KERJA SISWA 1 MACAM-MACAM PENCEMARAN DAN PENANGANANNYA
A. Tujuan Siswa dapat menjelaskan macam-macam pencemaran. Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis limbah pencemar. Siswa dapat memprediksi dampak negatif limbah terhadap alam. Siswa dapat mengemukakan upaya penanganan limbah.
B. Alat dan Bahan Alat: 1. Alat tulis 2. Kertas
Bahan: 1. Artikel dan berita tentang kasus limbah
C. Cara Kerja 1. Duduklah bersama kelompok diskusi. 2. Bacalah dengan cermat artikel dan berita tentang kasus limbah. 3. Diskusikan bersama kelompok. 4. Jawablah pertanyaan berdasarkan berita dan artikel yang dibaca. D. Pertanyaan 1. Jelaskan macam-macam pencemaran dalam berita atau artikel tersebut ! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. 2. Jelaskan jenis-jenis limbah pencemar dalam berita atau artikel tersebut ! ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. 3.
Apa saja dampak negatif yang dapat terjadi jika limbah tersebut tidak ditangani? ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………..
4.
Berilah usulan dalam menangani dampak negatif dari limbah tersebut dari berbagai pihak! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………..
E. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Warga Mojokerto Terdampak Limbah B3 Minta Komnas HAM Datang Ishomuddin Kamis, 18 Mei 2017 | 09:22 WIB TEMPO.CO, Mojokerto - Warga Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) turun tangan dalam polemik dugaan pencemaran limbah bahan berbahaya beracun (B3) di desa mereka. Perusahaan pengelola limbah B3 PT Putra Restu Ibu Abadi (PRIA) dituduh menimbun limbah B3 sejak 2010 dan mencemari air tanah di sumur warga. “Kami berharap Komnas HAM datang ke Lakardowo, berdialog dengan warga serta mendengarkan kesaksian warga dan mantan karyawan pabrik yang pernah terlibat dalam penimbunan limbah B3 di kawasan pabrik PT PRIA,” kata Ketua Presidium Penduduk Lakardowo (Pendowo) Bangkit Nurasim, Rabu, 17 Mei 2017. Selain meminta komisioner Komnas HAM bertemu langsung dengan warga, Pendowo Bangkit juga meminta Komnas HAM mempertanyakan tanggung jawab pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Mojokerto atas jaminan air bersih bagi warga. Warga menganggap pencemaran yang terjadi juga akibat lemahnya pengawasan oleh instansi terkait, baik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) maupun Badan Lingkungan Hidup tingkat provinsi dan kabupaten. “Kami juga meminta instansi pemerintah mencegah penyebaran pencemaran lebih luas dan menanggulangi dampak gangguan kesehatan yang dialami warga,” katanya. Data Pendowo Bangkit menyebutkan setidaknya lebih dari 500 kepala keluarga di tiga dusun terdampak pencemaran, baik yang melalui media tanah dan air maupun udara. Timbunan limbah B3 diduga mencemari air tanah di sumur warga, sedangkan asap pembakaran limbah yang dimusnahkan mengganggu pernapasan warga. Warga tidak lagi berani menggunakan air sumur, baik untuk bahan baku air minum, mandi, maupun memasak. Warga terpaksa membeli air kemasan galon untuk kebutuhan minum, mandi, dan memasak. “Lebih dari 300 warga, terutama anak-anak, mengalami gatal-gatal dan iritasi setelah mandi menggunakan air sumur yang tercemar,” kata Ketua Kelompok Peduli Perempuan Lakardowo Sutama. Salah satu warga, yang juga bekas pekerja di PT PRIA, Heru Siswoyo, mengatakan dia adalah salah satu saksi penimbunan limbah B3 yang dilakukan PT PRIA ketika mendirikan bangunan pabrik. “Saya yang ikut menjaga alat-alat berat yang digunakan untuk mengangkut dan menimbun limbah, menimbunnya biasanya sore dan malam hari,” ucapnya. Menurut dia, ketika itu, dia dan warga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
setempat belum tahu jika penimbunan limbah tersebut melanggar aturan. Ketika tahu penimbunan limbah itu melanggar hukum, Heru memutuskan berhenti sebagai pekerja di PT PRIA. “Karena tidak sesuai dengan hati nurani saya. Terbukti, sekarang limbah yang ditimbun mencemari air sumur warga,” ucapnya. Tim auditor independen yang ditunjuk Kementerian LHK sedang melakukan audit lingkungan pada PT PRIA atas dugaan penimbunan ilegal limbah B3 dan pencemaran serta memperjualbelikan limbah B3 ke warga. Audit lingkungan ini merupakan rekomendasi Komisi Bidang Lingkungan Hidup Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam rapat dengar pendapat antara DPR, Kementerian LHK, manajemen PT PRIA, dan perwakilan warga pada Desember 2016 di Jakarta. Namun tuduhan penimbunan limbah bahan berbahaya beracun dibantah manajemen PT PRIA. “Tidak ada penimbunan. Semua kami musnahkan dan ada yang diolah menjadi barang bermanfaat,” kata bos PT PRIA, Tulus Widodo, saat kunjungan Komisi Bidang Lingkungan Hidup Dewan Perwakilan Rakyat ke PT PRIA, November 2016. Sumber : https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/18/058876329/wargamojokerto-terdampak-limbah-b3-minta-komnas-ham-datang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Timbunan Tisu Basah di Saluran Limbah Tasmania Telan Jutaan Dolar Citra Dewi 12 Jun 2017, 06:27 WIB Liputan6.com, Hobart - Otoritas perairan Tasmania, TasWater, telah mengajukan permohonan untuk menghentikan biaya yang menyebabkan borosnya anggaran, yakni pembersihan limbah padat di saluran pembuangan. Mereka meminta warga untuk berpegang pada prinsip '4 P' (pee, poo, puke, paper), yakni hanya menyiram "air kencing, tinja, muntahan dan tisu ke toilet". TasWater berada di bawah tekanan untuk memperbaiki infrastruktur yang mengalami penuaan dan memperkirakan akan menghabiskan biaya 2 miliar dolar Australia (atau setara Rp 20 triliun) selama 10 tahun. Setiap dua minggu, mereka mengangkat satu ton tisu basah dan sejumlah produk yang tak bisa hancur saat disiram. TasWater mengatakan, penyumbatan di sistem pembuangan menyedot jam kerja dan sumber daya yang bisa digunakan di area lain. Dikutip dari Australia Plus, Senin (12/6/2017), Desember lalu dibutuhkan biaya 1 juta dolar Australia (atau setara Rp 10 miliar) untuk mengangkat 30 ton sampah padat dari pabrik pengolahan limbah di Launceston. Royce Aldred dari TasWater mengatakan, pihaknya telah melakukan eksperimen yang menunjukkan bahwa tisu basah tak bisa larut dalam air -- tidak seperti tisu toilet. Hal tersebut dilakukan untuk menekankan bahaya tisu basah terhadap saluran pembuangan. "Hasil yang kami dapatkan menunjukkan bahwa mereka tidak benar-benar larut seperti yang Anda pikirkan," sebut Aldred."Bila Anda membandingkannya dengan tisu toilet biasa, tisu itu larut cukup cepat di sistem pembuangan kami dan menjadi beberapa bagian yang lebih kecil." Aldred mengatakan, solusi untuk mengurangi pemborosan anggaran pengelolaan limbah akibat tisu basah yang menyumbat sebenarnya sederhana, yakni jangan memasukannya ke kloset. TasWater mendesak warga untuk mempraktekkan prinsip "4 P" – yakni hanya menyiram "air kencing, tinja, muntahan dan kertas toilet" ke kloset. "Jika ragu tentang apa yang bisa mereka siram, saya minta warga untuk menelepon atau membuka situs kami," sebut Aldred. "Kami dengan senang hati memberi saran ketimbang tidak menyelesaikan masalah di sistem pembuangan kami," ujar dia. Australian Competition and Consumer Commission (ACCC) mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan yang mengklaim bahwa tisu basah larut seperti kertas toilet biasa. Sumber : http://global.liputan6.com/read/2986797/timbunan-tisu-basah-disaluran-limbah-tasmania-telan-jutaan-dolar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Kabut asap selimuti Pekanbaru hingga Singapura Jerome Wirawan 27 Agustus 2016 Kabut asap mulai menyelimuti Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, pada Sabtu (27/8). Kondisi itu juga dialami negara tetangga, Singapura.Wartawan di Pekanbaru, Besta Junandi, melaporkan jarak pandang terbatas pada radius 2.500 meter akibat kabut asap.“Kabut agak tebal tadi pagi, namun kini tidak terlalu dominan. Warga juga tidak ada yang memakai masker,” ujar Besta. Di Pekanbaru, indeks standar pencemaran udara (ISPU) memperlihatkan konsentrasi partikulat PM10 berada pada taraf 142 mikrogram per meter kubik, Sabtu (27/8) pukul 07.00. Adapun di Palembang, konsentrasi partukulat PM10 berada pada taraf 223,27 mikrogram per meter kubik pada pukul 10.00. Batas konsentrasi polusi udara yang masih dianggap sedang adalah 150 mikrogram per meter kubik. Di atas angka tersebut, polusi udara masuk kategori tidak sehat. Bahkan, jika menembus 350 mikrogram per meter kubik, polusi udara dianggap berbahaya. Kabut asap Singapura Situasi di Pekanbaru serupa dengan di Singapura.Yusfebri Mianta, seorang warga Indonesia yang bermukim di negara tersebut, mengatakan sudah merasakan dampak asap sejak Jumat (26/8). “Bau asap sudah sangat tercium, apalagi ketika angin kencang. Karena itu, jendela di apartemen, saya tutup rapat. Pemandangan dari gedung apartemen juga mulai samar-samar,” kata Yusfebri kepada wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan. Hal senada diungkapkan Anna Veralin, seorang ibu dengan dua anak yang menetap di Singapura. Menurutnya, karena dampak asap mulai terasa, dia sengaja membatasi aktivitas di luar rumah. “Kegiatan luar ruangan terpaksa dikurangi. Kalau nggak perlu banget nggak usah keluar rumah. Kalaupun keluar rumah, masker selalu ada di dalam tas,” ujarnya. Data Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA) menyebutkan Indeks Standar Polutan (PSI) yang mencakup pemantauan terhadap enam zat polutan mencapai 143 di bagian barat dan utara kota pada pukul 07.00 waktu setempat. Kemudian pada pukul 12.00, PSI mencapai 137. PSI di bawah 200 masuk kategori „tidak sehat‟, dan di atas 201 hingga 300 „sangat tidak sehat‟. Adapun angka yang melampaui 300 dianggap „berbahaya‟.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Titik api meningkat Kabut asap di Pekanbaru dan Singapura berhubungan dengan meningkatnya titik panas (hotspot) di Pulau Sumatera, khususnya di Provinsi Riau. Berdasarkan pemantauan satelit Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Sabtu (27/8), jumlah titik panas di Pulau Sumatera mencapai 65 dan 61 di antaranya berada di Riau. Jumlah itu meningkat 10 titik dari sehari sebelumnya. Satgas Udara Riau melaporkan konsentrasi titik api di provinsi itu banyak ditemukan di Kabupaten Rokan Hilir, Bengkalis, dan Kampar. Beberapa helikopter dan pesawat Air Tractor pun dikerahkan untuk memadamkan api. Akan tetapi, menurut Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pergerakan arah angin amat berpengaruh sehingga kabut asap bisa tampak di beberapa tempat. “Arah angin di atmosfer Riau dominan bergerak dari barat dan barat laut ke arah timur dan tenggara, yang kemudian di sekitar barat Singapura mengarah ke timur laut. Ini adalah pola pergerakan angin pada musim kemarau di Riau yang selalu dikhawatirkan membawa asap dari Riau ke Singapura seperti saat kebakaran hutan dan lahan tahun 2013, 2014 dan 2015,” kata Sutopo. Langkah hukum Di samping memadamkan api, langkah hukum dinantikan untuk memastikan para pelaku pembakar hutan dan lahan diberi sanksi.Yuyun Indradi, dari lembaga pelindung lingkungan Greenpeace, mengatakan sudah saatnya pemerintah menegakkan hukum agar kebakaran hutan dan lahan tahun-tahun sebelumnya tidak terulang. Sepanjang 2016, kepolisian Indonesia telah menangkap 463 individu yang diduga pembakar hutan dan lahan. Jumlah itu meningkat drastis dari 2015, yaitu 196 orang. Akan tetapi, peningkatan itu tidak berlaku bagi perusahaan. Sejauh ini, menurut Kepala Bareskrim Mabes Polri, Ari Dono, baru sembilan perusahaan yang diselidiki terkait kebakaran hutan dan lahan tahun ini. Padahal, tahun lalu, sebanyak 25 perusahaan yang diselidiki. Itupun belum jelas perkembangan semua kasusnya. Hanya diketahui sekitar 11 perusahaan yang diduga terlibat melakukan pembakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau mendapat SP3 atau surat perintah penghentian penyidikan. Sumber : http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/08/160826_indonesia_asap _pekanbaru_singapura
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Warga Palembang keluhkan limbah industri pembuat tempe Banu Sungkowo Rabu, 25 November 2015 15:49 WIB Palembang (ANTARA Sumsel) - Sejumlah warga mengeluhkan limbah industri pembuatan tempe dan tahu yang mencemari lingkungan di permukiman Kelurahan Bukit Sangkal Palembang, sehingga setiap hari harus merasakan bau yang tidak sedap yang ditimbulkan limbah industri tersebut. Sedikitnya ada 30 industri tempe dan tahu yang tergabung dalam Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Primkopti) di kawasan Jalan Tanjung Sari itu setiap hari membuang limbah cair langsung tanpa melakukan pengolahan, sehingga menimbulkan pencemaran dan bau tidak sedap di sekitarnya, kata Sakti (45) warga setempat di Palembang, Rabu. Menurut dia, bau tak sedap akibat limbah cair yang dibuang ke saluran air tanpa diolah membuat warga di sekitar wilayah pabrik tahu dan tempe ini resah. Bahkan, kata dia, sumur warga sekitar banyak tercemar limbah cair pabrik yang meresap melalui tanah. "Air sumur kami sudah sejak beberapa tahun tak bisa dimanfaatkan lagi untuk keperluan sehari-hari, karena berwarna hitam pekat dan bau diduga akibat limbah pabrik tahu dan tempe yang membuang limbah cair sisa mencuci dan memasak kedelai bahan komoditas tersebut," kata Sakti. Ia mengatakan akan menindaklanjuti laporan pencemaran lingkungan akibat limbah industri pembuat tempe tahu ini ke Mapolda Sumsel dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) setempat agar dicabut izin dan ditindak sesuai hukum yang berlaku. Sementara, Hermawan warga Tanjung Sari juga menyayangkan sikap para pengusaha tahu dan tempe mengabaikan pencemaran limbah pabrik tersebut, akibatnya kolam ikan yang dikelolanya menjadi rusak akibat ph keasaman airnya tercemar limbah pabrik tersebut. Begitu juga, Acing (51) warga Tanjung Sari, tinggal berdekatan dengan pabrik tempe tahu mengecam keras para pengusaha yang telah merusak lingkungan sekitar. Hal ini sangat keterlaluan, mereka membuang limbah cair sisa proses mencuci dan memasak kedelai untuk pembuatan tahu tempe dibuang ke saluran air tanpa ada pengolahan, sehingga lingkungan menjadi tercemar dan bau tidak sedap, katanya. Menyikapi adanya pencemaran lingkungan akibat limbah cair sisa pengolahan tahu dan tempe, Kepala Prodi Doktoral Hukum S3 Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof Joni Emerson menyatakan bahwa perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) menurut UU No 32 tahun 2009 pasal 1 ayat (2) adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
fungsi lingkungan hidup. Kemudian mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Ia menjelaskan, UU tersebut lahir karena saat ini segala aktivitas manusia untuk meningkatkan taraf hidup seringkali tidak bertanggung jawab dan merusak alam. "Maka UU ini dibuat sebagai tindakan pemerintah untuk mencegah semakin rusaknya lingkungan dan untuk mengelola lingkungan menjadi lebih baik," katanya. Pada UU ini tercantum jelas dalam Bab X bagian 3 pasal 69 mengenai larangan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi larangan melakukan pencemaran. Menurut dia, larangan-larangan tersebut diikuti dengan sanksi yang tegas dan jelas tercantum pada Bab XV tentang ketentuan pidana pasal 97-123. Salah satunya adalah dalam pasal 103 berbunyi setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, dipidana penjara paling singkat satu tahun dan paling lama tiga tahun dan denda paling sedikit satu miliar rupiah dan paling banyak tiga miliar rupiah. Sementara, kata dia, bukti lingkungan rusak, pada UU no 32 tahun 2009 pasal 21, disebutkan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang meliputi kerusakan ekosistem dan kerusakan iklim (termasuk kerusakan ekosistem adalah kerusakan tanah). Menurut dia, jika pencemaran ini telah merusak ekosistem air, tanah dan hayati warga di sekitar tentunya sudah meresahkan.Sebaiknya pengusaha menyadari hal ini dan memperbaiki kondisi air, tanah dan hayati milik warga tersebut dengan musyawarah, sebelum hal ini berlanjut ke ranah hukum, ujar Prof Joni Emerson. Menurut dosen pasca sarjana Unsri, Prof dr Didik Budianta, pakar ilmu dan konsultan lingkungan hidup bahwa pabrik yang menghasilkan limbah harus memiliki pengolahan limbah, serta mengantongi izin Amdal dari bupati/wali kota. Sementara Roden, salah satu pengusaha tempe tahu anggota Primkopti saat dikonfirmasi mengatakan jika baru berapa tahun ini ada pengelolaan limbah cair sisa pengolahan tahu dan tempe. Ia mengakui, jika sebelumnya usaha yang sudah ditekuni sejak 15 tahun lalu itu membuang limbah cair sisa pengolahan tahu tempe ke aliran parit. Terkait dengan persoalan limbah tersebut, ia malah menyarankan supaya dilapokan saja ke Polda, supaya semua permasalahan menjadi jelas dan dapat diselesaikan dengan baik. Sumber : http://www.antarasumsel.com/berita/298970/warga-palembangkeluhkan-limbah-industri-pembuat-tempe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Sungai Brangkal Mojokerto Tercemar Logam Berat Selasa, 25 Agustus 2015 22:12 SURYA.co.id | MOJOKERTO - Pencemaran limbah di Sungai Brangkal, Mojokerto yang banyak mematikan jenis ikan dan biota sungai diduga kuat pencemaran logam berat. Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Mojokerto yang menangani persoalan tersebut masih belum tahu pasti siapa yang membuang limbah di sungai yang bermuara ke Kali Brantas dan Porong itu. Namun pihaknya sudah mencurigai asal muasal limbah tersebut. Pertama kali munculnya limbah, BLH menduga pencemaran Sungai Brangkal itu akibat buangan etergen. Hal itu disinyalir dari banyaknya busa tebal yang mwncapai 20 cm di pintu air Kelurahan Miji. Di lokasi itu juga banyak ikan yang mati karena tidak mendapat oksigen. Kepala BLH Mojokerto, Zainal Arifin, menuturkan untuk menelusuri sumber pencemaran, BLH menguji kwalitas air di sekitar sungai itu. Tak kurang 12 parameter uji diterapkan untuk memastikan sumber pencemaran di sungai itu. Lima parameter uj di antaranya uji keberadaan logam berat yakni uji kadar tembaga, besi, mangan, zeng, hingga belerang. Sedangkan lainnya, parameter kualitas air seperti tingkat kekeruhan air, kadar oksigen, suhu, kepadatan air, hingga derajat keasaman.‟‟Sebelumnya kami menguji tingkat kekeruhan, tapi ditingkatkan lagi menjadi 12 parameter uji,‟‟ katanya, 25 Agustus 2015. Menurutnya, 12 parameter uji itu diakui dibutuhkan waktu yang cukup lama. Estimasi lima hari pengujian awal ternyata tak cukup. Diperkirakan pada akhir pekan ini, pengujian rampung dengan hasil indikasi sumber pencemaran.‟‟Kemungkinan baru Jumat depan ini baru selesai. Karena tesnya memang panjang,‟‟ terang Zainal. Sementara itu, sejauh ini kondisi Sungai Brangkal sudah normal. Itu tampak tidak adanya buih putih seperti awal pekan lalu. Biota sungai seperti ikan-ikan juga tak kelihatan lagi. Kondisi ini, ditafsirkan BLH, kondisi sungai sudah normal. Tapi, bisa juga masih tercemari.‟Tunggu saja hasil tes yang kami lakukan. Memang saat pencemaran tidak ada laporan masyarakat yang sakit akibat memakan ikan mati," paparnya. Munculnya indikasi pencemaran dari bahan tak dikenal dari lokasi gudang eks galangan yang terbakar dua pekan lalu juga belum bisa disimpulkan. Karena BLH belum mengantongi izin dari pihak kepolisian untuk memeriksa lokasi kebakaran yang kini masih di police line. Beberapa sumber menyebutkan memang saat pembasahan kebakaran, air dari gudang yang terbakar langsung masuk saluran pembuangan gudang dan meluncur ke aliran Sungai Brangkal. Setelah tiga hari muncul peristiwa kebakaran, Sungai Brangkal ikannya banyak yang mabuk. Warga berhamburan ke sungai untuk mencari ikan. Sumber : http://surabaya.tribunnews.com/2015/08/25/sungai-brangkal-mojokertotercemar-logam-berat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Nama Anggota Kelompok:
LEMBAR KERJA SISWA 2 PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR
A. Tujuan Siswa dapat membuat pupuk organik cair dari sampah organik.
B. Alat dan Bahan Alat: 1. 2. 3. 4. 5.
Bahan: Ember plastik Sekop Cetok Botol kaca Pisau
1. 2. 3. 4.
Sampah daun dan sayuran Tetes tebu EM4 m Air
C. Cara Kerja 1. Cacahlah daun dan sayuran sebanyak 1 kg dengan pisau hingga berukuran kecil (± 0,5 cm2). 2. Masukkan sampah ke dalam ember dan diaduk dengan tangan selama 5 menit. 3. Masukan tetes tebu sebanyak 100 ml ke dalam ember berisi daun dan sayuran. 4. Campurkan 100 ml EM4 ke dalam ember berisi daun dan sayuran serta tetes tebu. 5. Masukan air sebanyak 4 liter, lalu aduk hingga merata selama 10 menit. 6. Tutup dengan penutup ember dan berikan selang kecil serta hubungkan selang tersebut ke dalam botol kaca berisi air, biarkan pupuk difermentasi selama 7 hari. 7. Setelah 7 hari pupuk organik cair siap digunakan. D. Pertanyaan-pertanyaan Pengarah 1. Apa yang dimaksudkan dengan sampah organik? 2. Jelaskan peran penggunaan EM4 dan tetes tebu pada kegiatan ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
3. Mengapa dalam proses fermentasi harus ditutup dan diberikan selang dari dalam ember? 4. Apa saja tanda jika fermentasi pupuk organik cair berhasil ?
E. Kesimpulan ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… F. Daftar Pustaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Nama Anggota Kelompok:
LEMBAR KERJA SISWA 3 DAUR ULANG BARANG BEKAS A. Tujuan Siswa dapat melakukan daur ulang limbah yang dapat bermanfaat bagi kehidupan. B. Alat dan Bahan Alat:
Bahan:
Gunting
Barang bekas
Lem Pisau C. Cara Kerja 1. Diskusikan dengan teman sekelompokmu barang bekas yang akan dipakai. (Akan lebih baik jika memanfaatkan plastik, kaca dan logam) 2. Carilah ide menarik untuk membuat barang bekas tersebut menjadi berguna bagi kehidupan. 3. Buatlah produk yang menarik dan berguna bagi kehidupan. 4. Presentasikan bahan yang digunakan, cara membuat dan kegunaan dari produk tersebut D. Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Lampiran 10. Lembar Penilaian
A. Sikap Sosial Mata pelajaran
: Biologi
Kelas/semester
: X/II
Materi pokok
: Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
No .
Nama siswa
Teliti
Jujur
Aspek yang dinilai Total Disiplin Bertanggung Bekerjasama Percaya jawab diri
1. 2. Dst . Kategori : 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang Nilai :
x 100
Keterangan : Nilai 80-100 66-79 56-65 50-55 < 50
Kategori Amat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Rubrik Penilaian Sikap Aspek yang dinilai Teliti
Skor 3
Rubrik Mengerjakan tugas tidak terburu-buru Tidak ceroboh dalam melakukan percobaan Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Jujur
2 1 3
Disiplin
2 1 3
Bertanggung jawab
2 1 3
Bekerjasama
2 1 3
Percaya diri
2 1 3
2 1
Hanya 2 indikator yang terlihat Hanya 1 indikator yang terlihat Tidak menyontek saat mengerjakan pretest dan posttest Tidak plagiat dengan menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber Berbicara sesuai data dan kesimpulan hasil diskusi dan pengamatan Hanya 2 indikator yang terlihat Hanya 1 indikator yang terlihat Masuk kelas tepat waktu Patuh terhadap tata tertib yang berlaku Mengikuti pelajaran dengan tertib dan membawa buku sesuai dengan pelajaran Hanya 2 indikator yang terlihat Hanya 1 indikator yang terlihat Mengerjakan tugas dengan baik sesuai dengan tugas yang diterima Menjawab pertanyaan yang diberikan guru maupun teman Menjaga perlengkapan ruangan kelas sebagai warga sekolah Hanya 2 indikator yang terlihat Hanya 1 indikator yang terlihat Mampu berdinamika dalam kelompok Berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok Menghargai pendapat orang lain. Hanya 2 indikator yang terlihat Hanya 1 indikator yang terlihat Mampu menyampaikan pendapat Mampu menyampaikan hasil presentasi didepan kelas Berbicara dengan yakin, lantang dan tegas Hanya 2 indikator yang terlihat Hanya 1 indikator yang terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
B. Keterampilan 1. Lembar penilaian dalam pembuatan pupuk organik cair
No. 1. 2. 3. 4. 5. Total
Aspek yang dinilai
Penilaian 1 2 (kurang) (cukup)
3 (baik)
Mencacah daun dan sayuran Menyiramkan campuran tetes tebu, EM4 dan air ke sampah dan sayuran Pengadukan sampah secara merata Penyaringan pupuk cair organik Pengemasan pupuk cair organik
Nilai :
x 100
Keterangan : Nilai 80-100 66-79 56-65 50-55 < 50
Kategori Amat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Rubrik penilaian keterampilan Aspek yang dinilai Mencacah daun dan sayuran
Skor 3
2
1
Menyiramkan campuran tetes tebu,
3
Rubrik Mencacah sesuai dengan ukuran dan jumlah yang tentukan serta menggunakan alat pencacah dengan hati-hati Mencacah sesuai dengan ukuran dan jumlah yang tentukan tetapi tidak menggunakan alat pencacah dengan hatihati Tidak mencacah sesuai dengan ukuran dan jumlah yang tentukan serta tidak menggunakan alat pencacah dengan hatihati Menyiram sesuai dengan takaran yang ada dan tidak tumpah dalam menyiram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
EM4 dan air ke sampah dan sayuran
2
Menyiram sesuai dengan takaran yang ada tetapi tumpah dalam menyiram Tidak menyiram sesuai dengan takaran yang ada dan tumpah dalam menyiram Mengaduk sesuai dengan waktu yang ditentukan dan tidak tumpah dalam mengaduk Mengaduk sesuai dengan waktu yang ditentukan tetapi tumpah dalam mengaduk Tidak mengaduk sesuai dengan waktu yang ditentukan dan tumpah dalam mengaduk Menyaring sesuai dengan ketentuan yang ada dan tidak tumpah dalam menyaring Menyaring sesuai dengan ketentuan yang ada tetapi tumpah dalam menyaring Tidak menyaring sesuai dengan ketentuan yang ada dan tumpah dalam menyaring Mengemas dalam botol dan menutup dengan baik serta tidak tumpah dalam proses pengemasan Mengemas dalam botol dan menutup dengan baik tetapi tumpah dalam proses pengemasan Tidak mengemas dalam botol dan menutup dengan baik serta tumpah dalam proses pengemasan
1 Pengadukan sampah secara merata
3
2 1 Penyaringan pupuk cair organik
3 2 1
Pengemasan pupuk cair organik
3
2
1
2.
Penilaian Prakarya Daur Ulang Barang Bekas
No.
Aspek yang dinilai
1. Jenis barang bekas yang didaur ulang 2. Nilai ekonomis hasil daur ulang 3. Nilai estetika hasil daur ulang 4. Manfaat barang daur ulang Total
Nilai :
x 100
Penilaian 1 2 (kurang) (cukup)
3 (baik)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Keterangan : Nilai 80-100 66-79 56-65 50-55 < 50
Kategori Amat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Rubrik penilaian keterampilan Aspek yang dinilai Jenis barang bekas daur ulang
Skor 3 2 1
Nilai ekonomis hasil 3 daur ulang 2 1 Nilai estetika hasil daur ulang
3 2 1
Manfaat daur ulang
3 2 1
Rubrik Berbahan wadah plastik, kaca dan logam Hanya menggunakan 2 bahan yang disebutkan diatas Hanya menggunakan 1 bahan yang disebutkan diatas Modifikasi tidak mengeluarkan banyak biaya, hampir keseluruhan barang bekas Modifikasi dengan biaya yang sedang, 50 % barang bekas Modifikasi dengan biaya tinggi, kurang dari 50% barang bekas Rapi dalam membentuk dan memodifikasi barang bekas Rapi dalam membentuk tetapi kurang bagus dalam memodifikasi barang bekas Kurang rapi dalam membentuk dan kurang bagus dalam memodifikasi barang bekas Kegunaan barang daur ulang yang jelas dan berguna bagi banyak orang Kegunaan barang daur ulang yang jelas tetapi kurang berguna bagi banyak orang Kegunaan barang daur ulang yang tidak jelas dan kurang berguna bagi banyak orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
C. Pengetahuan 1. Pretest Kisi-kisi pretest Indikator 3.11.1 Siswa dapat menjelaskan macam-macam pencemaran. 3.11.3 Siswa dapat memprediksi dampak negatif dari pencemaran limbah di terhadap bumi. 4.11.2 Siswa dapat membuat 3 pupuk cair organik dari sampah organik.
Nomor soal dan ranah kognitif C1 C2 C3 C4 C5 1
C6
2
Soal pretest 1. Apa yang dimaksudkan dengan pencemaran? Jelaskan macam-macam pencemaran pada lingkungan hidup! 2. Analisislah apa yang akan terjadi jika suatu jenis limbah dibiarkan mencemari lingkungan dan tidak ditangani secara khusus! 3. Apa itu pupuk cair organik ? Sebutkan bahan yang biasa digunakan untuk membuat pupuk cair organik !
Kunci Jawaban Tes Pengetahuan dan Cara Penyekoran/Penilaian No. 1.
Kunci Jawaban Menurut UU No.23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 12, pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
Skor
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
2.
3.
manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. pencemaran suara adalah bunyi atau suara yang dikeluarkan oleh suatu benda dan dikeluarkan dengan suara yang sangat keras sehingga dapat mengganggu lingkungan dan makhluk hidup yang tinggal di lingkungan tersebut.
Jika suatu jenis limbah dibiarkan mencemari lingkungan dan tidak ditangani secara khusus, akan menyebabkan: a) terganggunya keberlangsungan kehidupan organisme lain b) ledakan populasi (blooming) c) semakin banya jenis penyakit d) dapat menjadi faktor penyebab kepunahan MH e) merusak atmosfer bumi
15
Pupuk cair organik adalah pupuk yang berbentuk cair berasal dari sisa-sisa makhluk hidup dan dalam proses pembuatannya dibantu mikroorganisme. Bahan yang biasa digunakan adalah: sampah-sampah organik seperti dedaunan, sisa sayuran, kulit buah, dan kotoran hewan; EM4 (bakteri pembusuk), gula (makanan bagi bakteri) dan air
10
Rubrik penilaian pretest Jawaban Soal 1 10 8 6 4
2
2 0 15
Skor
Rubrik Menjawab arti pencemaran dan menjelaskan empat macam pencemaran dengan tepat Menjawab arti pencemaran dan menjelaskan tiga macam pencemaran dengan tepat Menjawab arti pencemaran dan menjelaskan dua macam pencemaran dengan tepat Menjawab arti pencemaran dan menjelaskan satu macam pencemaran dengan tepat Hanya menjawab arti pencemaran saja Tidak ada jawaban yang tepat Dapat menyebutkan 5 penyebab pencemaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
yang tidak ditangani Dapat menyebutkan 4 penyebab pencemaran yang tidak ditangani Dapat menyebutkan 3 penyebab pencemaran yang tidak ditangani Dapat menyebutkan 2 penyebab pencemaran yang tidak ditangani Dapat menyebutkan 1 penyebab pencemaran yang tidak ditangani Tidak dapat menyebutkan 5 penyebab pencemaran yang tidak ditangani Dapat menjelaskan pengertian pupuk cair organik dan bahan yang digunakan untuk membuat pupuk Hanya dapat menjelaskan pengertian pupuk cair organik ataupun hanya dapat menyebutkan bahan yang digunakan untuk membuat pupuk Tidak dapat menjelaskan pengertian pupuk cair organik dan bahan yang digunakan untuk membuat pupuk
12 9 6 3 0 3
10
5
0
Nilai :
x 100
Keterangan : Nilai 80-100 66-79 56-65 50-55 < 50
Kategori Amat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
2 . Posttest Kisi-kisi postest Indikator 3.11.4 Siswa dapat mengemukakan penanganan berbagai jenis limbah (cair
Nomor soal dan ranah kognitif C1 C2 C3 C4 C5 1 dan 3
C6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
gas, padat, B3). 3.11.3 Siswa dapat memprediksi dampak negatif dari pencemaran limbah di terhadap bumi.
2
Soal posttest 1. Jelaskan hal yang wajib diperhatikan oleh pihak yang menghasilkan limbah B3! 2. Analisislah bagaimana pengaruh parameter fisik, yaitu kekeruhan dan suhu terhadap kehidupan biota air! 3. Jelaskan 2 cara penangan limbah gas!
Kunci Jawaban Tes Pengetahuan dan Cara Penyekoran/Penilaian No. 1.
Kunci Jawaban
Skor
Pihak yang menghasilkan limbah B3 wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. melakukan reduksi, mengolah, dan menimbun limbah B3 b. apabila hasil pengolahan limbah menghasilkan limbah yang bermanfaat, maka limbah tersebut dapat dimanfaatkan sendiri c. mengelola limbah B3 sesuai dengan teknologi yang ada, dan bila tidak mampu maka limbah B3 diekspor ke negara lain yang memiliki teknologi tersebut
10
d. memiliki izin pengelolaan limbah B3 sesuai dengan jenis pengelolaannya e. menyimpan limbah B3 paling lama 90 hari bagi limbah yang volumenya kurang dari 50 kg per hari. Penyimpanan ini dilakukan setelah pemiliki industri mendapat persetujuan dari Bapedal (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan) 2.
Kekeruhan dapat mempengaruhi banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam air. Cahaya matahari penting untuk proses fotosintesis bagi tanaman-tanaman air. Selain itu, kekeruhan dapat membuat organisme akuatik sulit melihat.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Suhu berpengaruh nyata terhadap proses pertukaran atau metabolisme makhluk hidup. Setiap organisme memiliki kisaran suhu atau suhu optimum untuk pertumbuhannya. Ikan dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25-32 ºC. Sedangkan, fitoplankton memiliki kisaran suhu optimum 2030 ºC. 3.
Penanganan limbah gas dapat dilakukan dengan menambah alat bantu seperti saringan udara, pengendap siklon (cyclone separator), saringan basah (scrubbers atau wet collector), pengendap sistem gravitasi dan pengendap elektrostatik. Saringan udara dipasang pada cerobong untuk menyaring kotoran. Saringan udara harus dikontol secara rutin. Apabila saringan udara sudah penuh dengan debu, maka harus diganti dengan saringan udara yang baru. Saringan basah (scrubbers atau wet collector) membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air. Debu akan turun ke bawah saat mengalami kontak dengan air.
10
Rubrik penilaian posttest Jawaban Soal 1 10 8 6 4 2
2
0 10 5 0
Skor
Rubrik Menjawab 5 hal yang harus diperhatikan pihak penghasil B3 Menjawab 4 hal yang harus diperhatikan pihak penghasil B3 Menjawab 3 hal yang harus diperhatikan pihak penghasil B3 Menjawab 2 hal yang harus diperhatikan pihak penghasil B3 Menjawab 1 hal yang harus diperhatikan pihak penghasil B3 Tidak ada jawaban yang tepat Dapat menjelaskan pengaruh kekeruhan dan suhu terhadap kehidupan biota air Hanya dapat menjelaskan kekeruhan saja atau suhu saja terhadap kehidupan biota air Tidak dapat menjelaskan pengaruh kekeruhan dan suhu terhadap kehidupan biota air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
3
10
Dapat menjelaskan 2 penanganan limbah gas dengan tepat Hanya dapat menjelaskan 1 penanganan limbah gas Tidak dapat menjelaskan 2 penanganan limbah gas dengan tepat
5 0
Nilai :
x 100
Keterangan : Nilai 80-100 66-79 56-65 50-55 < 50
Kategori Amat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang