PENGARUH PROFITABILITASDAN OPERATING LEVERAGE TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2008-2011 Tommy Mardiansyah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Email :
[email protected] Abstract The aim of this research is to analyze the impact of Profitability and Operating Leverage to the structure of the capital of food and beverages companies, registered in Indonesia stock exchange from 2008 to 2011. This study was a casual comparative research. The population were taken from all food and beverages companies, registered in totally 14 companies. The sample of this research was taken by using purposive sampling technique, based on the criteria of the companies which have complete data from the year 2008 until 2011. Totally 11 companies, the data were being used in secondary ones. Keyword : Profitability, Operating Leverage, Structure of the capital. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruhProfitabilitas, pengaruhOperating Leverageterhadap Struktur Modalpada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 – 2011. Penelitian ini tergolong penelitian kausal komparatif.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berjumlah 14 perusahaan. Sedangkan sampel penelitian ini ditentukan dengan metode purposive samplingberdasarkan kriteria perusahaan yang mempunyai data lengkap sepanjang tahun 2008 – 2011 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga diperoleh sampel sebanyak 11 perusahaan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Kata kunci : Profitabilitas, Operating Leverage, Struktur modal
Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi saat ini setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi -fungsi penting yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien.Salah satu faktor yang membuat suatu perusahaan memiliki daya saing dalam jangka panjang karena kuatnya struktur modal yang dimilikinya.Struktur modal sendiri merupakan bagian dari struktur keuangan yang diartikan pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Bambang, 2008:22). Perusahaan juga tidak akan lepas dari masalah pendanaan yaitu seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya. Pemenuhan modal usaha dapat dilakukan dengan pendanaan internal maupun eksternal. Didalam struktur modal faktor-faktor yang mempengaruhinya diantaranya adalah Mahasiswa Univesitas Negeri Padang
adalah Profitabilitas dan Leverage Operasi. Hubungan struktur modal dengan profitabilitas adalah semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dimiliki perusahaan maka perusahaan tersebut bisa memenuhi akan struktur modalnya dengan modalnya sendiri. (Brigham dan Houston (2001:40).Dengan ini perusahaan bisa mengurangi utangnya terkait dengan struktur modal.Sedangkan hubunganya dengan Leverage Operasi terkait dengan biaya tetap perusahaan.Karena didalam perusahaan biaya tetap yang dimiliki perusahaan adalah bagian yang terpenting perusahaan.Semakin besar Leverage Operasi perusahaan semakin besar risiko bisnis perusahaan. (Brigham dan Houston (2001:10) Para manajer keuangan perlu adanya upaya untuk menentukan kebutuhan dana perusahaan akan terkait dengan struktur modal. Apakah kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri atau dipenuhi dengan modal asing. Dalam artian ketika
1
danaitu dipakai untuk memperkuat struktur modal perusahaan, maka perusahaan mampu mengendalikan modal tersebut secara efektif dan efesien serta tepat pada sasaran. Hal ini menyangkut masalah – masalah keberadaan struktur modal perusahaan yang mengambarkan pengaturan komposisi yang tepat antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Pengembangan antara penggunaan utang jangka panjang dengan modal sendiri disebut juga dengan struktur modal, sebagaimana yang disebutkan oleh Brighamdan Houston(2001).Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan pengembangan antara risiko dan tingkat pengembalian mengunakan lebih banyak utang. Juga dapat memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return). Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang di dalamnya terjadi proses industri untuk mengolah bahan mentah menjadi barang jadi sehingga layak untuk di pasarkan. Salah satu jenis perusahaan Manufaktur yang paling tahan terhadap krisis adalah perusahaan makanan dan minuman, sebab dalam kondisi krisis konsumen akan membatasi kebutuhan sekunder untuk memenuhi kebutuhan primer. KAJIAN TEORI Struktur Modal Secara umum definisi struktur modal adalah pencampuran berbagai jenis dan sumber modaldigunakan oleh perusahaan untuk membiayai perusahaanya (Brealey dkk, 2002:473).Menurut Sabar (2003:131) struktur modal terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa.Neraca perusahaan terdiri dari sisi aktiva dan pasiva, dimana sisi aktiva mencerminkan struktur kekayaan dan sisi pasiva mencerminkan struktur keuangan.Struktur modal sendiri merupakan bagian dari struktur keuangan yang dapat diartikan sebagai pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pertimbangan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri (Bambang,2008:22). Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian diatas, bahwa struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang menceminkan pertimbangan antara utang
2
Mahasiswa Univesitas Negeri Padang
jangka panjang dan modal sendiri baik yang berasal dari sumber internal maupun sumber eksternal. Menurut Subramanyam (2010:44) struktur modal dapat di ukur dengan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER) dengan rumus sebagai berikut: Long Term debt LTDER= x 100% Stockholders equity Keterangan : LTDER = Long Term Debt To Equity Ratio Stockholder equity= modal sendiri Long term debt= utang jangka panjang Unsur – Unsur Struktur Modal Modal yang dimiliki oleh perusahaan dibedakan menjadi dua (Bambang,2008:281), yaitu: (1). Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan yang tertanam didalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya dan dana yang dibentuk sendiri di dalam perusahaan. Bambang (2008 : 240) menyatakan modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun sumber extern.Sumber intern ini dapat dari keuntugan yang dihasilkan perusahaan, sedangkan sumber extern berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan. (2). Modal asing adalah modal yang berasal dari utang jangka panjang lain yang serupa. Modal Asing/Utang Jangka Panjang (Long-Term Debt).Menurut Bambang (2008 : 238), modal asing/utang jangka panjang adalah utang yang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernasisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar.Utang Jangka MenengahPendanaan jangka menengah yang utama adalah Term Loans dan Leasing (sewa guna). Term Loans (hutang jangka menengah) umumnya juga bersifat Self Liquidating artinya hutang tersebut lunas pada saat aktiva yang dibiayai dengan hutang tersebut tidak lagi diperlukan. Meskipun demikian jenis hutang ini juga dapat di pergunakan untuk memenuhi kebutuhan dana yang lebih bersifat permanen atau sebagai pendanaan sementara sambil menunggu pendanaan jangka panjang (Suad Husnan 2008: 521).Utang Jangka
Pendek. Tujuan utama utang jangka pendek adalah perencanaan keuangan jangka pendek meyakinkan bahwa perusahaan dapat memelihara atau mengendalikan likuiditasnya yang diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban – kewajiban tunai yang telah jatuh tempo. (Lukas 2003:373). Teori Struktur Modal (1). Model Modigliani Miller (MM) Tanpa Pajak. Asumsi-asumsi MM tanpa pajak :(a)Risiko bisnis perusahaan diukur dengan EBIT (deviasi standard earning beforeinterest and tax).(b)Investor memiliki pengharapan yang sama tentang EBIT perusahaan di masa mendatang.(c)Saham dan obligasi diperjual belikan disuatu pasar modal yang sempurna.(d)Hutang adalah tanpa risiko sehingga suku bunga pada hutang adalah suku bunga bebas risiko.(e)Seluruh aliran kas adalah perpetuitas (sama jumlahnya setiap periode hingga waktu tak terhingga). Dengan kata lain, pertumbuhan perusahaan adalah nol atau EBIT selalu sama. (2). Model Modigliani-Miller (MM) Dengan Pajak. Dengan adanya teori pajak ini, MM menyimpulkan penggunaan hutang (Leverage) akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak (a tax deductible expense). (3). Model Miller.Tahun 1976, Miller menyajikan suatu teori struktur modal yang juga meliputi pajak penghasilan pribadi. Pajak pribadi ini adalah : 1) pajak penghasilan dari saham (Ts), dan 2) pajak penghasilan dari obligasi (Td). (4). The Trade Off Model.Trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Menurut Brigham dan Houston (2001:5) kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan (trade-off) antara risiko dengan tingkat pengembalian.Teori trade-off, menyatakan bahwa manajer keuangan seharusnya meningkatkan utang sampai pada satu titik dimana nilai perlindungan pajak dan bunga tambahan hanya terimbangi oleh tambahan biaya masalah keuangan yang mungkin timbul (Brealeydkk, 2008:32). Menurut Lukas (2003 :259), penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan tapi hanya sampai pada titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan utang justru akan menurunkan nilai Mahasiswa Univesitas Negeri Padang
perusahaan karena kenaikan keuntungan dari penggunaan utang tidak sebanding dengan biaya financial distress dan agency problem. (5). Pecking Order Theory. Menurut Hanafi (2004:313) dalam Bram (2008), skenario urutan dalam pecking order theory yaitu:(a)Perusahaan memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang di hasilkan dari kegiatan perusahaan.(b)Perusahaan akan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran deviden secara drastic.Karena kebijakan deviden yang konstan dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak dapat bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi. (c) Apabila pendanaan dari luar (external financing) di perlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas.(6). Agency Theory. Masalah agensi akan biaya agensi, yang cendrung terjadi dalam organisasi bisnis karena control kepemilikan dan manajemen kerap terpisah. Manajemen struktur modal juga meningkatkan biaya agensi.Masalah agensi berasal dari konflik kepentingan, dan manajemen strukttur modal menyangkut konflik antara pemegang saham dan obligasi (keown, 2010:159).Lukas (2006:258) menjelaskan bahwa biaya agensi adalah biaya yang timbulkarena perusahaan mengunakan hutang dan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditor.Jika perusahaan mengunakan hutang dan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditor.Jika perusahaan mengunakan hutang sehingga ada kemungkinan pemilik perusahaan melakukan tindakan yang merugikan kreditor.Misalnya perusahaan melakukan investasi pada proyek-proyek berisiko tinggi, ini jelas merugikan kreditor. Hubungan Profitabilitas dengan Struktur Modal. Brigham dan Houston (2001:40), mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi mengunakan hutang yang relatif kecil.Tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi mengunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan
3
untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Pecking order theory menjelaskan perusahaanperusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah yang lebih sedikit. Hal ini bukan disebabkan karena mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena mereka memerlukan external financing yang sedikit. Perusahaan yang kurang profitable akan cendrung mempunyai utang lebih besar karena dua alasan, yaitu dana internal yang tidak cukup dan utang sumber dana eksternal lebih disukai (Suad, 2008:325). Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi akan mengurangi ketergantunganya pada pihak luar karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk memperoleh sebagian besar pendanaanya dari laba ditahan. Hal ini akan berpengaruh terhadap penentuan komposisi struktur modal. Hubungan Operating Leverage dengan Struktur Modal. Brigham dan Houston (2001:10) menyatakan bahwa jika sebagian besar dari total biaya perusahaan adalah biaya tetap, perusahaan ini dinyatakan memiliki operating leverage yang tinggi. Operating leverage merupakan salah satu yang mempengaruhi risiko bisnis, semakin besar DOL perusahaan semakin besar risiko bisnis perusahaan. Dengan kebijakan mempertahankan struktur modal maka perusahaan bisa meminimalisir akan penggunaan utang yang terkait dengan risiko yang akan dialami oleh perusahaan. Dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi tingkat operating leverage (DOL), maka akan semakin rendah tingkat utang dan juga struktur modal perusahaan tersebut. Jadi operating leverage mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. METODOLOGI PENELITIAN Populasi dalam penilitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode analisis yakni tahun 2008 -2011.Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling.Adapun kriteria dalam penelitian ini mencantumkan Struktur modal, Profitabilitas dan Operating Leverage.Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari www.Idx.co.id dan laporan keuangan tahunan perusahaan.
4
Mahasiswa Univesitas Negeri Padang
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.(1)Variabel Terikat (Y). Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal. Struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri baik yang berasal dari sumber internal maupun sumber eksternal. Struktur modal di ukur dengan Long term debt to equity ratio (LTDER).(2).Variabel Bebas (X).Profitabilitas (X1). Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.Profitabilitas diukur dengan return on asset (ROA). ROA yaitu perbandingan laba bersih dengan total asset yang di miliki perusahaan. Laba bersih ROA = x 100% Rata – rata total asset Operating Leverage (X2).Leverage digunakan untuk menjelaskan kemampuan perusahaan dalam mengunakan aktiva dan sumber dana untuk memperbesar hasil pengembalian kepada pemiliknya. Dengan mengunakan operating leverage. Perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang lebih besar. Tingkat operating leverage (DOL) dapat dihitung dengan cara berikut : %Perubahan EBIT DOL= %Perubahan penjualan Teknik Analisis Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik analisis regresi berganda, karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari satu.Teknik analisis regresi berganda merupakan teknik uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan analisis regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: LTDERi t = a + b1ROAi t + b2DOLi t + ei t Keterangan : LTDERi t = Struktur Modal A = Konstanta B1,2= Koefesien regresi dari setiap variabel bebas ROAi t = Return On Asset DOLi t = Operating Leverage e = Error
HASIL PENELITIAN Statistik Deskriptif Deskripsi variabel penelitian dimaksudkan untuk melihat karakteristik variabel-variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel tersebut adalah profitabilitas dan Leverage operasi. Selanjutnya variabel terikat adalah struktur modal yang di ukur dengan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER). Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Struktur Modal (Long Term Debt to Equity Ratio/LTDER) Struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.Struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan LTDER.Dapat dilihat bahwa perusahaan makanan dan minuman dari tahun 2008-2011 memiliki nilai rata-rata LTDER sebesar 49,22% yang artinya secara rata-rata, selama tahun 2008-2011 perusahaan makanan dan minuman mempunyai LTDER yang kecil yaitu sebesar 49,22% untuk penggunaan hutang jangka panjangnya dalam meningkatkan kapasitas produksinya. Profitabilitas (Return On Assets/ROA) Profitabilitas atau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dapat diukur dengan ROA. ROA merupakan perbandingan laba bersih dengan total asset yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan atau diinvestasikan dalam suatu periode. perusahaan makanan dan minuman dari tahun 2008-2011 memiliki nilai rata-rata ROA sebesar 12,73% artinya secara rata-rata, perusahaan makanan dan minuman dari tahun 2008-2011 mampu memperoleh keuntungan laba bersih sebesar 12,73% dari aktivanya. Operating Leverage (Degree of Operating Leverage/DOL) Operating Leverage memiliki nilai rata-rata sebesar 51,14 kali dan standar deviasinya 341.46820 hal ini berarti bahwa rata-rata operating leverage atau beban tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan tergolong tinggi. Dengan tingginya Operating Mahasiswa Univesitas Negeri Padang
Leverage, maka risiko bisnis perusahaan akan tinggi pula terkait dengan struktur modalnya. Perusahaan yang memiliki DOL tertinggi adalah sebesar 2261,76 kali artinya perubahan laba sebelum pajak dan bunga perusahaan adalah 2261,76 kali dari perubahan pertumbuhan penjualnya. Ini menandakan risiko bisnis perusahaan tinggi dan perusahaan mengunakan hutang jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan struktur modalnya.Profitabilitas dan operating leverage terhadap struktur modal mengandung arti sebagai suatu keputusan mengenai bagaimana kombinasi antara utang dengan modal sendiri dan modal asing.Struktur modal harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menjamin terciptanya stabilitas keuangan dalam perusahaan dan adanya jaminan atas kelangsungan hidup perusahaan. Tabel 1 Hasil Uji Regresi Berganda Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant) ROA DOL
Std. Error
Standar dized
t
Sig.
Beta
B
Std. Error
76.528
10.487
7.297
.000
-2.049
.661
-.432
-3.100
.003
-.024
.018
-.183
-1.315
.196
Berdasarkan hasil yang terdapat pada Tabel, maka dapat dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: LTDERit = 76,528 – 2,049 ROAit – 0,024 DOLit
Uji Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda.Sehingga dalam penelitian ini perlu dilakukan uji asumsi klasik.Hal ini disebabkan karena dalam analisis regresi berganda perlu dihindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah dalam penggunaan analisis regresi berganda.Pengujian asumsi klasik yang dilakukan adalah Uji Normalitas, Uji Multikolonieritas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi. Uji Normalitas hasil uji menyatakan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0,760 dengan signifikansi 0,610. Dengan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal, karena nilai signifikansi dari uji normalitas untuk masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 (0,610 > 0,05).
5
Uji Multikolonieritas Dari hasil pengolahan yang disajikan terdapat memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan Variance inflation factor (VIF) kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar semua variabel bebas yang terdapat penelitian. Uji Heterokedasitas Model dikatakan terkena gejala Heterokedastisitas bila nilai koefisiensi korelasi Spearman mempunyai nilai korelasi yang signifikan (Sig. < 0,05) terhadap nilai residualnya. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui hasil pengujian korelasi Spearman untuk semua predictor dengan nilai residualnya adalah > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa varian residual model regresi ini adalah homogen atau terbebas dari kasus Heterokedastisitas. Uji Autokorelasi Berdasarkan uji autokorelasi ditemukan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,828, dengan nilai du sebesar 1,612.dan nilai dl sebesar 1,422. Model dapat dikatakan tidak terkena autokorelasi apabila du
6
Mahasiswa Univesitas Negeri Padang
signifikansi 0,003 < 0,05. Nilai signifikansi ini menunjukan perubahan nilai profitabilitas (ROA) mempengaruhi perubahan nilai struktur modal perusahaan (LTDER). Hal ini berarti bahwa semakin besar laba perusahaan maka struktur modal perusahaan tersebut akan menurun. Dengan kenyataan ini perusahaan lebih mengunakan modal sendirinya berupa laba ditahan karena laba perusahaan makanan dan minuman sangat berpengaruh pada struktur modal dikarenakan sepanjang tahun penilitian perusahaan makanan dan minuman lebih mengunakan modal sendirinya. Penelitian ini juga membuktikan bahwa perusahaan lebih menyukai berupa laba ditahan dengan tingkat laba yang tinggi atas investasi mengunakan utang relatif kecil (Brigham dan Houston (2001:40). Perusahaan akan berusaha mengurangi pendanaan eksternal berupa utang, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang dan beralih pada pendanaan internal berupa laba ditahan. Jadi semakin tinggi tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan maka akan mendorong perusahaan untuk mengurangi tingkat utang yang dimiliknya. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Pecking Order Teory Menurut Hanafi (2004:313) dalam Bram (2008) yang mengatakan bahwa perusahaan memilih pendanaan internal.Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori yang diungkapkan oleh Brigham dan Houston (2001), juga penelitian yang dilakukan Sukma (2009) yang menyatakan bahwa laba yang tinggi memiliki dana internal yang lebih tinggi sehingga mendorong penggunaan utang yang lebih sedikit dalam melakukan pendanaan. Hal ini berkaitan dengan usaha pengurangan biaya dan risiko yang harus dikeluarkan oleh perusahaan jika mengunakan pendanaan dengan hutang. 2.Pengaruh Operating Leverage (DOL) Terhadap Struktur Modal (LTDER) pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Berdasarkan hasil penelitian secara parsial dapat diketahui variabel Operating Leverage (DOL) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap struktur modal (LTDER) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama periode 2008-2011. Hasil ini dibuktikan bahwa nilai koefisien
DOL bernilai negatif yaitu sebesar -0,024 dan nilai t hitung adalah sebesar -1,315 dengan signifikansi 0,196 > 0,05. Artinya perusahaan makanan dan minuman sepanjang periode penelitian sudah bisa menanggulangi pembiayaan Leverage operasinya dengan modal sendirinya dikarenakan sepanjang periode penilitian perusahaan lebih mengunakan modal sendirinya untuk menbiayai struktur modalnya hal ini diperkuat dengan hasilnya yang tidak signifikan hubungan antara Operating Leverage dengan Struktur Modal dengan hasilnya tidak signifikan berarti pengaruh risiko Operating Leverage tidak terlalu di perhatikan. Selain itu walaupun hasilnya tidak signifikan, tetapi Operating Leverage mempunyai hubungan negatif terhadap struktur modal yang artinya adalah semakin tinggi Operating Leverage maka akan semakin rendah pula tingkat utang perusahaan. Tetapi perubahanya tidak signifikan terhadap struktur modal.Dalam menambah hutang perusahaan makanan dan minuman tidak terlalu memperhatikan tingkat Operating Leverage yang mencerminkan risiko bisnisnya. Hal ini disebabkan karena risiko bisnis perusahaan makanan dan minuman tergolong rendah, sehingga dalam penentuan penggunaan hutang kurang diperhatikan risiko bisnisnya karena perusahaan makanan dan minuman merupakan kebutuhan setiap masyarakat. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Pecking Order Teory Menurut Hanafi (2004:313) dalam Bram (2008) yang mengatakan bahwa perusahaan memilih pendanaan internal.Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.Dengan ini untuk membiayai aktivitas Leverage Operasinya perusahaan bisa menututupi pembiayaannya dengan modal sendirinya berupa laba ditahan yang ada dalam perusahaan.Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang diungkapkan oleh Brigham dan Houston (2001) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan negatif antara Operating Leverage terhadap struktur modal. Tetapi hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukma(2009) yang menyatakan bahwa Operating Leverage mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap struktur modal. Hal ini dikarenakan perusahaan berani untuk Mahasiswa Univesitas Negeri Padang
menambah hutang walaupun Operating Leverage atau risiko bisnisnya cukup tinggi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pendahuluan, kajian teori dan pengolahan data serta pembahasan yang telah dilakukan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal (LTDER) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Operating Leverage (DOL) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap struktur modal (LTDER) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian ini, perusahaan harus memperhatikan atau memperhitungkan struktur modal persahaan. Apakah dibiayai dengan hutang atau laba sendirinya berupa laba ditahan.Apabila perusahaan mengunakan modal sendirinya berarti perusahaan memperoleh laba yang baik maka perusahaan bisa mengunakan modal internal untuk memenuhi struktur modalnya.Apabila struktur modal menurun. Dengan ini perusahaan bisa meningkatkan jumlah aktiva perusahaan melalui penggunaan utang jangka panjang. Maka hal ini dapat meningkatkan struktur modal. 2. Bagi peniliti selanjutnya, dengan penelitian ini diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal seperti stabilitas penjualan, tingkat pertumbuhan, pajak, dan lainya. DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi.Yogyakarta.BPFE. Awam.Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Bambang Riyanto. 2008. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta BPFE Bram Hadianto. 2008. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi
7
Periode 2000 – 2006 : Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order. Jurnal Manajemen Volume 7 Nomor 2, hal 5-6 Brealey, Richard A. Myers, Stewar C, & Marcus, Alan J. 2008.Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan.Jakarta : Erlangga. Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Fact Book 2009 Idris. 2006. Aplikasi Model Anaisis Data Kuantitatif dengan Program SPSS. Padang:UNP. Horne, James C. Van & Jhon M. Wachowicz. 1997. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan .Jakarta : Salemba Empat. Iman Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro:Semarang. Ir. Kuswadi, MBA. 2006. Memahami RasioRasio Keuangan Bagi Orang Keown, Arthur J. et al. 2004. Manajemen Keuangan : Prinsip dan Penerapan.Jakarta : Salemba Empat. Lukas Setia Atmaja. 2003. Manajemen Keuangan Edisi Revisi.: Yoyakarta. Meidera Elsa Dwi Putri. 2012. PengaruhStruktur Aktiva, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI. Skripsi.Padang : Universitas Negeri Padang. Meyulinda, Aviana Elim dan Yusfarita. 2010. Pengaruh Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, dan Return On Assets terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnin dan Ekonomi Volume I no. 1, hal 98-103. Niswonger, C Rollin. Warren, Reeve, & Fees. 1999. Prinsip-Prinsip Akutansi.Jakarta : Erlangga. Nur Indiantoro dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Sabar Warsini. 2003. Draft Buku Teks Manajemen Keuangan, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Suad Husnan. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
8
Mahasiswa Univesitas Negeri Padang
Jangka Panjang). Yogyakarta: Penerbit BPFE Subramanyam, K.R. dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Sukma, 2009. Pengaruh Profitabilitas, Operating Leverage dan Pertumbuhan Penjualan pada Perusahaan Makanan dan Minumanan di BEI 2004 – 2007.Skripsi.Padang : Universitas Negeri Padang. Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1996. Manajemen Keuangan. Edisi 8.Jilid 2.Terj. Yohanes Lamarto. Jakarta : Erlangga. www.economy.okezone.com di akses oleh Meidera Elsa Dwi Putri pada tanggal 15 Mei 2012. www. Idx.co.id