PENGARUH POPULASI CACING Eisenia foetida DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS SORGUM (Sorghum bicolor)
ANISA NURHASANAH
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Populasi Cacing Eisenia foetida dan Waktu Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Produktivitas dan Kualitas Sorgum (Sorghum bicolor) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015
Anisa Nurhasanah NIM D2411032
ABSTRAK ANISA NURHASANAH. Pengaruh Populasi Cacing Eisenia foetida dan Waktu Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Produktivitas dan Kualitas Sorgum (Sorghum Bicolor). Dibimbing oleh ASEP TATA PERMANA dan MUHAMMAD AGUS SETIANA. Peranan cacing tanah sangat penting dalam proses dekomposisi bahan organik tanah. Perombakan bahan organik dapat menghasilkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Penelitian ini dilakukan sebagai studi dasar untuk mengevaluasi tentang produktivitas dan kualitas tanaman Sorghum bicolor (L.) Moench dengan perlakuan pemberian populasi cacing tanah E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap berpola faktorial 2x4 dengan 3 ulangan. Peubah yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar, berat kering, kualitas mineral meliputi N (nitrogen), P (fosfor), K (kalium), jumlah cacing dan kokon saat panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan populasi cacing 50 ekor secara nyata (P<0.05) meningkatkan produktivitas, namun tidak meningkatkan kualitas nutrisi tanaman Sorghum bicolor, sedangkan waktu pemberian pupuk kandang tidak memberikan pengaruh nyata pada kualitas nutrisi tanaman Sorghum bicolor. Kata kunci : cacing tanah Eisenia foetida, pupuk kandang, Sorghum bicolor L. Moench.
ABSTRACT ANISA NURHASANAH. The Effect of Earthworm Population Eisenia foetida and Frequency of Manure Application on Productivity and Quality of Sorghum (Sorghum bicolor). Supervised by ASEP TATA PERMANA and MUHAMMAD AGUS SETIANA. Earthworms are very important in decomposition process of soil organic matter. Degradation of the organic matter can produce soil nutrient which are needed by plants for their growth. This research conducted to evaluate productivity and quality of plant Sorghum bicolor (L.) Moench by adding earthworm Eisenia foetida and the frequency of manure application. This research was arranged using factorial completely randomized design 2x3 with 3 replications. The observed variables were the height of plants, number of leaves, fresh and dry weight, the content N (Nitrogen), P (Phospor), K (Potasium) content of plant, number of earthworm and cocoon at harvest. The result showed that earthworms can increase the productivity of Sorghum bicolor (P<0.05), but did not increase the quality of Sorghum bicolor (P>0.05), while the frequency of manure application did not affect the nutrient content of plant. Keywords: earthworm Eisenia foetida, manure, Sorghum bicolor L. Moench.
PENGARUH POPULASI CACING Eisenia foetida DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS SORGUM (Sorghum bicolor)
ANISA NURHASANAH
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Populasi Cacing Eisenia foetida dan Waktu Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Produktivitas dan Kualitas Sorgum (Sorghum bicolor)”. Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan penulis pada bulan Maret sampai Mei 2015 di Rumah Kaca Laboratorium Agrostologi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini memuat informasi tentang tanaman sorgum seperti tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar (akar, batang, daun, batang+daun), berat kering (akar, batang, daun, batang+daun), kandungan dan serapan mineral (nitrogen, fosfor, kalium) terhadap penggunaan populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang. Cacing E. foetida dan pupuk kandang digunakan karena mengandung unsur hara makro seperti (N, P dan K), sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas sorgum. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi baru dalam dunia peternakan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. .
Bogor, September 2015 Anisa Nurhasanah
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN METODE Materi Lokasi dan Waktu Prosedur Persiapan Media Tanam Penanaman dan Pemeliharaan Pemanenan Tinggi Tanaman Jumlah Daun Berat Segar (Akar, Batang dan Daun) Berat Kering (Akar, Batang dan Daun) Analisis Kandungan N, P dan K Tanaman Sorgum Serapan N, P dan K Tanaman Sorgum Populasi Cacing dan Kokon Saat Panen Rancangan Percobaan dan Analisis Data Perlakuan Analisis Data Peubah yang Diamati HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Tanaman Produktivitas Tanaman Mineral N, P dan K Populasi Cacing dan Kokon Pengaruh Perlakuan Terhadap Tanaman SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP UCAPAN TERIMA KASIH
x x x 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 8 11 14 15 17 17 17 17 20 28 28
DAFTAR TABEL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Rataan berat segar akar, batang, daun Sorghum bicolor Rataan berat kering akar, batang, daun Sorghum bicolor Kandungan nitrogen bagian atas tanaman (shoot) Sorghum bicolor Kandungan fosfor bagian atas tanaman (shoot) Sorghum bicolor Kandungan kalium bagian atas tanaman (shoot) Sorghum bicolor Serapan N, P dan K Sorghum bicolor Populasi cacing dan kokon awal dan akhir Pengaruh Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman dan Berat Kering
8 10 11 12 12 13 14 16
DAFTAR GAMBAR 1. Pengaruh populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk Kandang terhadap tinggi tanaman Sorghum bicolor 2. Pengaruh populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk Kandang terhadap tinggi tanaman Sorghum bicolor 3. Pengaruh cacing E. foetida, pupuk kandang dan NPK terhadap pertumbuhan tanaman Sorghum bicolor
5 7 15
DAFTAR LAMPIRAN 1. Hasil analisis statistik tinggi tanaman Sorghum bicolor 2. Hasil analisis statistik jumlah daun Sorghum bicolor 3. Hasil analisis statistik berat segar akar Sorghum bicolor 4. Hasil analisis statistik berat segar batang Sorghum bicolor 5. Hasil analisis statistik berat segar daun Sorghum bicolor 6. Hasil uji lanjut duncan berat segar daun Sorghum bicolor 7. Hasil analisis statistik batang+daun Sorghum bicolor 8. Hasil analisis statistik berat kering akar Sorghum bicolor 9. Hasil uji lanjut duncan berat kering akar Sorghum bicolor 10. Hasil analisis statistik berat keirng batang Sorghum bicolor 11. Hasil analisis statistik berat kering daun Sorghum bicolor 12. Hasil analisis statistik berat kering batang+daun Sorghum bicolor 13. Hasil analisis statistik kandungan nitrogen Sorghum bicolor 14. Hasil analisis statistik kandungan fosfor Sorghum bicolor 15. Hasil analisis statistik kandungan kalium Sorghum bicolor 16. Hasil analisis statistik serapan N Sorghum bicolor 17. Hasil uji lanjut duncan serapan N Sorghum bicolor 18. Hasil analisis statistik serapan P Sorghum bicolor 19. Hasil analisis statistik serapan K Sorghum bicolor 20. Hasil uji lanjut duncan populasi cacing akhir 21. Hasil uji lanjut duncan berat cacing akhir 22. Hasil uji lanjut duncan jumlah kokon
20 21 22 22 22 23 23 23 23 24 24 24 24 24 25 25 25 25 25 26 26 26
23. Hasil uji lanjut duncan berat kokon 24. Dokumentasi Penelitian
26 27
1
PENDAHULUAN Lahan di Indonesia sebagian besar merupakan lahan marginal dengan kondisi tanah masam. Keberadaan lahan masam di Indonesia cukup tinggi meliputi 30% atau 0.51 km2 dari luasan daratan Indonesia yang tersebar di daerah Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Lahan masam salah satu contohnya adalah tanah latosol. Tanah latosol mempunyai karakteristik bereaksi pH < 5,0 dan zat hara rendah (Hidayat dan Mulyani 2002). Hal tersebut merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan tanaman pakan, selain itu lahan yang kurang subur dapat menyebabkan terbatasnya lahan untuk penanaman tanaman pakan. Hijauan pakan merupakan salah satu faktor penting khususnya industri ternak ruminansia. Hijauan pakan dimanfaatkan ternak ruminansia untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, ketersediaan hijauan pakan sangat penting serta kualitas hijauan pakan perlu diperhatikan untuk memenuhi kecukupan nutrisi ternak. Salah satu sumber hijauan pakan yang mendukung untuk keberhasilan di industri ternak ruminansia adalah sorgum. Sorgum (Sorghum bicolor) adalah tanaman serealia yang umumnya tumbuh di daerah tropis. Tanaman sorgum memiliki daya adaptasi di daerah marginal seperti toleran terhadap kekeringan (Dajue dan Guangwei 2000). Pertumbuhan vegetatif tanaman sorgum sekitar 30-60 hari setelah tanam (Nafriana et al. 2013). Sorgum memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan sebagai sumber pakan ruminansia dari batang dan daunnya. Sorgum dimanfaatkan sebagai pakan ruminansia umummnya dilakukan pada pertumbuhan vegetatif. Pemotongan tanaman pakan umumnya dilakukan pada akhir masa vegetatif atau menjelang berbunga untuk menjamin pertumbuhan kembali yang optimal, sehat dan kandungan gizi tinggi (Aminudin 1990). Upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung produktivitas dan kualitas sorgum di tanah latosol dengan memanfaatkan peranan biologi tanah seperti makrofauna yaitu cacing tanah. Cacing yang sudah dibudidayakan di Indonesia salah satu jenisnya adalah Eisenia foetida. Cacing E. foetida berpotensi dalam merombak bahan organik. Cacing tanah mempunyai banyak manfaat di antaranya meningkatkan daya serap air permukaan tanah, mengurangi pencemaran lingkungan dan menyuburkan lahan (Sihombing 2002). Mekanisme cacing dalam meningkatkan kesuburan tanah yaitu dengan menyebarkan bahan organik dan mikroorganisme ke lapisan tanah yang lebih dalam serta meningkatkan aerasi tanah. Cacing tanah memerlukan kotoran ternak sebagai media hidupnya atau sebagai pakan cacing. Salah satu jenis kotoran ternak yang digunakan adalah kotoran sapi perah. Kotoran ternak merupakan sisa hasil metabolisme ternak dan dapat dimanfaatkan sebagai vermikompos yang diperoleh dari hasil perombakan bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tentang produktivitas dan kualitas sorgum yang diberikan perlakuan populasi cacing tanah E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang.
2
METODE Materi Bahan-bahan yang digunakan adalah benih sorgum (S. bicolor L. Moench) varietas CTY 33, cacing tanah E. foetida, pupuk kandang, kapur (CaCO3+MgCO3 = 85%) 15 g per pot, tanah latosol Dramaga sebanyak 4 kg (BKU) per pot, dan aquades untuk penyiraman. Alat-alat yang digunakan selama penelitian adalah pot dengan kapasitas 5 kg sebanyak 24 pot, piringan sebagai alas pot, timbangan manual, timbangan digital, kain mori, label, sekop, koran bekas, gunting, pisau, meteran, selotip anti air dan oven 60oC LTE Scientific LTD Swallow. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Laboratorium Agrostologi, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisis berat segar dan berat kering dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisis kadar N (Nitrogen), P (Fosfor), K (Kalium) tanaman dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan dari Bulan Maret sampai Bulan Mei 2015. Prosedur Persiapan Media Tanam Persiapan media tanam diawali dengan penyediaan pot sebanyak 24 buah. Masing-masing pot dipasang kain mori dengan tujuan untuk menghindari keluarnya cacing dan tanah dari pot. Kemudian pot diisi dengan tanah latosol Dramaga yang sudah dikeringkan dan diayak 5mm sebanyak 4 kg (BKU) dengan dicampurkan kapur sebanyak 15 g pada masing-masing pot perlakuan. Setiap perlakuan dilakukan dengan 3 kali ulangan. Penanaman dan Pemeliharaan Benih tanaman sorgum (S. bicolor L. Moench) varietas CTY33 ditanam pada media yang telah disiapkan. Masing-masing pot ditanam sebanyak sepuluh benih, setelah umur satu minggu disisakan dua tanaman dengan pengaturan jarak yang proporsional. Setelah dua minggu media tanam diberikan cacing tanah E. foetida sebanyak 0 ekor dan 50 ekor sesuai dengan level perlakuan dan waktu pemberian pupuk kandang, yaitu satu kali 1500 g pada hari ke- 0, dua kali pemberian masing-masing 750 g pada hari ke- 0 dan 30, tiga kali pemberian masing-masing 500 g pada hari ke- 0, 20 dan 40, empat kali pemberian masing-masing 375 g pada hari ke-0, 15, 30 dan 45. Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman tanaman setiap hari menggunakan aquades sampai kondisi tanah lembab. Pembersihan gulma yang tumbuh disekitar tanaman dilakukan apabila terlihat ada gulma.
3 Kemudian dilanjutkan pengkuran tanaman meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun setiap minggu. Pemanenan Pemanenan dilakukan pada Bulan Mei 2015. Panen tanaman Sorghum bicolor L. Moench dilakukan dengan pemotongan dan penimbangan berat akar, batang, daun. Kemudian dilakukan penghitungan jumlah dan penimbangan bobot akhir populasi cacing E. foetida. Tinggi Tanaman Tinggi tanaman diukur setiap minggu dimulai dari minggu ke-2 setelah tanam (MST). Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang dipermukaan tanah sampai ujung daun tertinggi. Jumlah Daun Jumlah daun tanaman dihitung setiap minggu dimulai dari minggu ke2 setelah tanam (MST). Berat Segar (Akar, Batang dan Daun) Berat segar hijauan tanaman diukur dengan menimbang bagian akar, batang dan daun yang dihasilkan setelah dilakukan pemanenan dari setiap rumpun dalam satuan percobaan. Berat Kering (Akar, Batang dan Daun) Berat kering hijauan tanaman diukur dengan mengambil akar, batang dan daun segar tanaman sorgum dari setiap rumpun dalam satuan percobaan setelah dilakukan pemanenan. Selanjutnya dimasukkan ke dalam oven 60oC selama 2 x 24 jam. Setelah 48 jam, sampel didinginkan sampai bobot stabil lalu ditimbang. Analisis Kandungan Nitrogen, Fosfor dan Kalium Tanaman Sorgum Analisis kualitas nutrisi tanaman sorgum dilakukan dengan analisis kandungan nitrogen, fosfor dan kalium yang dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor. Serapan Nitrogen, Fosfor dan Kalium Tanaman Sorgum Serapan N, P, K diperoleh dari hasil perkalian berat kering tanaman dengan kandungan N, P, K di jaringan tanaman. Populasi Cacing dan Kokon Saat Panen Populasi cacing dan kokon diukur dengan perhitungan dan penimbangan bobot setelah dilakukan pemanenan.
4 Rancangan Percobaan dan Analisis Data Perlakuan Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua faktor yaitu, faktor pertama (I) adalah populasi cacing 0 ekor dan 50 ekor. Faktor kedua (II) adalah waktu pemberian pupuk kandang, yaitu satu kali pemberian 1500 g pada hari ke- 0, dua kali pemberian masing-masing 750 g pada hari ke- 0 dan 30, tiga kali pemberian masing-masing 500 g pada hari ke- 0, 20 dan 40, empat kali pemberian masing-masing 375 g pada hari ke0, 15, 30 dan 45. Rancangan Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 2x4 dengan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 2x4 dengan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Model matematik dari rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie 1991): Yijk = µ + αi + βj + αiβj + Ƹijk Keterangan : Yijk = Nilai pengamatan pada faktor pertama ke-i (i= 1,2), faktor kedua ke-j (j= 1,2,3,4) dan ulangan ke-k (ulangan : k = 1,2,3) µ = Pengaruh rata-rata αi = Pengaruh pemberian perlakuan cacing taraf ke-i (i= 1,2) βj = Pengaruh pemberian pupuk taraf ke-j (j= 1,2,3,4) αiβj = Pengaruh interkasi faktor pertama ke-i dan faktor kedua ke-j Ƹijk = Komponen acak atau galat dan faktor pertama ke-i dan faktor kedua ke-j Analisis Data Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) Steel dan Torrie (1991), apabila berbeda nyata pada interaksi maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar (akar, batang, daun, batang+daun), berat kering (akar, batang, daun, batang+daun), kandungan nitrogen, fosfor, kalium, serapan nitrogen, fosfor, kalium dan populasi cacing dan kokon saat panen.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Sorghum bicolor Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak adanya interaksi perlakuan populasi cacing dan waktu pemberian pupuk kandang terhadap pertambahan tinggi tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench. Perlakuan populasi cacing berpengaruh nyata (P<0.05) pada umur ke-7 dan ke-8 setelah tanam (MST), sedangkan perlakuan waktu pemberian pupuk kandang tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi vertikal tanaman Sorghum bicolor (Lampiran 1).
Gambar 1 Pengaruh populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang terhadap tinggi tanaman Sorghum bicolor
6
Hasil pengamatan setiap minggu menunjukkan peningkatan pertambahan tinggi tanaman sorgum mulai 2-8 setelah tanam (MST). Gambar 1 menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman pada minggu ke-1 sampai minggu ke-5 perbedaan tinggi tanaman setiap perlakuan belum terlihat jelas, hal ini diduga karena pada awal pertumbuhannya tanaman masih memanfaatkan cadangan makanan pada tanaman. Tinggi tanaman menunjukkan perbedaan pada minggu ke-6 sampai minggu ke-8, hal ini dikarenakan sistem perakaran tanaman sudah berkembang sehingga penyerapan unsur hara berjalan dengan baik. Hasil yang diperoleh bahwa populasi cacing 50 ekor memiliki pertambahan tinggi tanaman lebih besar dibandingkan populasi cacing 0 ekor. Hal ini sejalan dengan penelitian Napitupulu et al. (2013), bahwa kompos bekas cacing 90 g tanaman-1 berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman Sorghum bicolor umur 6-9 MST. Hal ini menunjukkan bahwa peran cacing memberikan pengaruh positif terjadi penyerapan nutrisi (hara) yang maksimal. Keberadaan cacing yaitu mampu membentuk pori-pori tanah sehingga memperbaiki aerasi tanah dari hasil aktivitas bilogisnya serta memberikan penyerapan akar tanaman menjadi lebih baik yang mampu meningkatkan percepatan tinggi tanaman. Kandungan hara khususnya nitrogen oleh cacing di dalam tanah mampu meningkatkan aktivitas nitrat reduktase tanaman, mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman yang lebih cepat (Eskawidi et al. 2004). Jumlah Daun Sorghum bicolor Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak adanya interaksi perlakuan terhadap jumlah daun tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench. Perlakuan populasi cacing berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap jumlah daun Sorghum bicolor pada umur 6-8 MST, sedangkan perlakuan waktu pemberian pupuk kandang tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap jumlah daun sorgum (Lampiran 2). Pertambahan jumlah daun sorgum disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa pertambahan jumlah daun tanaman pada minggu ke-1 sampai minggu ke-5 perbedaan pertambahan jumlah daun setiap perlakuan belum terlihat jelas, namun perbedaan terlihat pada umur 68 MST. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa populasi cacing 50 ekor memiliki pertambahan jumlah daun lebih banyak dibandingkan populasi cacing 0 ekor. Hal ini dikarenakan adanya perombakan bahan organik oleh cacing sebagai penyedia unsur hara terutama hara nitrogen yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk pembentukan daun. Pembentukan jumlah daun dipengaruhi oleh jumlah unsur hara yang diserap tanaman terutama kandungan nitrogen. Sarief (1980), menyatakan bahwa unsur hara nitrogen yang tersedia lebih banyak akan meningkatkan pembentukan protein dan memperbesar ukuran daun tanaman. Selain itu, unsur nitrogen yang tersedia dapat meningkatkan laju fotosintesis, maka karbohidrat akan terbentuk sehingga pembentukan organ-organ vegetatif seperti batang dan daun meningkat.
7
Gambar 2 Pengaruh populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang terhadap jumlah daun tanaman Sorghum bicolor Eisenhauer et al. (2008), bahwa dengan adanya cacing mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman pada daun. Hal ini sejalan dengan penelitian Napitupulu et al. (2013), Pemberian bekas cacing 90 g tanaman-1 berpengaruh nyata pada jumlah daun Sorghum bicolor pada umur 6-9 MST.
8 Kegunaan tanaman sorgum dapat dimanfaatkan sebagai hijauan pakan berupa daun. Produksi hijauan sorgum 149% lebih tinggi daripada jagung. Komposisi kimiawi kadar PK dan SK daun sorghum setara dengan rumput gajah maupun pucuk tebu, berturut-turut 7.82% dan 28.94%, 6% dan 34.25%, 5.33% dan 35.48% (Ditjen Perkebunan 1995).
Produktivitas Sorghum bicolor Terhadap Populasi Cacing Eisenia foetida dan Waktu Pemberian Pupuk Kandang Hasil analisis statistik pada Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap rataan berat segar akar. Rataan berat segar akar dengan perlakuan populasi cacing 0 ekor berkisar 9.75 sampai 12.70 g tanaman-1 dan populasi cacing 50 ekor berkisar 11.15 sampai 14.55 g tanaman-1. Hal ini dikarenakan tanaman sorgum dapat tumbuh baik pada berbagai kondisi dan media tanam. Menurut Dahue dan Guangwei (2000), menyatakan bahwa tanaman sorgum memiliki daya adaptasi pertumbuhan yang baik pada kondisi lahan kering. Tabel 1 Rataan berat segar Sorghum bicolor (L.) Moench saat panen Bagian Tanaman
Populasi Cacing (ekor) Waktu Pemberian Rataan Pupuk kandang (x) 0 50 ------------------------- g tanaman-1 ------------------------1 12.02±0.59 14.27±0.45 13.45±0.52 2 12.70±3.53 14.55±3.77 13.63±3.65 Akar 3 9.75±1.48 13.85±0.15 11.80±0.82 4 11.87±2.44 11.15±1.08 11.51±1.76 Rataan 11.58±2.01 13.45±1.36 1 95.08±9.00 122.62±11.20 108.85±10.10 Batang 2 79.85±3.15 110.90±3.82 95.38±3.49 3 82.72±18.78 119.47±13.60 101.09±16.19 4 85.93±12.14 97.02±6.61 91.48±9.38 Rataan 85.90±10.77b 112.50±8.81a 1 37.80±5.00bc 47.25±4.57a Daun 2 37.28±1.20bc 46.50±0.56a 3 29.60±2.95d 47.23±3.02a 4 33.32±3.61cd 39.77±1.21b 1 132.88±13.88 169.87±15.26 151.38±14.57 Batang + 2 117.13±3.11 157.40±4.15 137.27±3.63 Daun 3 112.32±20.96 166.70±16.34 139.51±18.65 4 119.251±5.66 136.78±6.78 128.02±11.22 Rataan 120.40±13.40b 157.69±10.63a Nilai yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5%.
Hasil pengukuran rataan berat segar akar walaupun secara statistik tidak berbeda nyata rataan berat segar akar dengan populasi cacing 50 ekor memiliki rataan berat segar akar lebih tinggi 13.45 g tanaman-1 dibandingkan populasi cacing 0 ekor 11.58 g tanaman-1. Hal ini diduga karena telah adanya penguraian bahan organik oleh cacing menjadi penyedia unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan akar.
9 Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak adanya interaksi perlakuan terhadap rataan berat segar batang. Perlakuan populasi cacing E. foetida memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap rataan berat segar batang. Rataan segar batang dengan perlakuan populasi cacing 50 ekor lebih tinggi 112.50 g tanaman-1 dibandingkan populasi cacing 0 ekor 85.90 g tanaman-1 (Tabel 1). Hal tersebut dikarenakan cacing dapat memberikan unsur hara yang dapat diserap tanaman. Penelitian ini sejalan dengan Yovita (2012) pemberian kascing 200 kg ha-1 dan 400 kg ha-1 dapat meningkatkan berat segar tanaman jagung. Komponen cacing di antaranya meliputi kandungan hara, kadar air dan pengaruhnya terhadap produktivitas tanaman. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan waktu pemberian pupuk kandang tidak memberikan pengaruh nyata terhadap rataan berat segar batang. Hasil analisis statistik pada Tabel 1 menunjukkan adanya interaksi perlakuan antara populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang terhadap rataan berat segar daun. Perlakuan populasi cacing 50 ekor pada waktu pemberian pupuk kandang satu kali sampai tiga kali pemberian menghasilkan rataan berat segar daun lebih tinggi berkisar 46.50 sampai 47.25 g tanaman-1 dibandingkan empat kali pemberian yaitu 39.77 g tanaman-1. Waktu pemberian pupuk kandang optimum sampai tiga kali pemberian dan empat kali pemberian mengalami penurunan rataan berat segar daun. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlakuan waktu pemberian pupuk kandang cenderung lebih baik diberikan secara sekaligus. Dosis pupuk kandang yang diberikan sekaligus dapat meningkatkan aktivitas mikroba sehingga proses perombakan bahan organik lebih cepat dan pelepasan unsur hara lebih tersedia bagi tanaman. Hadisumitro (2002) bahwa pemberian pupuk kandang yang cukup, di samping dapat memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia tanah, juga akan dapat meningkatkan aktivitas mikoriza sehingga unsur P lebih banyak bisa dilepaskan dan menjadi tersedia bagi tanaman. Selain itu unsur hara yang tersedia dari cacing dan pupuk kandang salah satunya nitrogen dapat mempengaruhi luas daun dan kandungan klorofil sehingga pengaruhnya terhadap rataan berat segar daun meningkat. Aktivitas cacing dapat meningkatkan dekomposisi bahan organik dan penghancuran alami 60%-80% sehingga pematangan pengomposan lebih cepat hingga beberapa minggu (Sinha et al. 2002). Hasil analisis statistik menunjukkan tidak adanya interaksi perlakuan populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang. Perlakuan populasi cacing memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap rataan berat segar batang+daun. Rataan berat segar batang+daun dengan populasi cacing 50 ekor lebih tinggi 157.69 g tanaman-1 dibandingkan populasi cacing 0 ekor 120.40 g tanaman-1 (Tabel 1). Adanya peranan cacing tanah memberikan efek bagi tanaman yaitu ketersedian nitrogen meningkat sehingga kebutuhan unsur hara tanaman terpenuhi. Hal ini sejalan dengan hasil dari penelitian Roubickova (2009) menunjukkan bahwa biomassa rumput Festucarubra, secara signifikan lebih besar dengan pemberian cacing dibandingkan tanpa pemberian cacing. Hasil analisis statatistik menunjukkan bahwa perlakuan waktu pemberian pupuk kandang tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap rataan berat segar batang+daun Sorghum bicolor.
10 Hasil analisis statistik pada Tabel 2 menunjukkan adanya interaksi perlakuan antara populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang terhadap rataan berat kering akar. Perlakuan populasi cacing 50 ekor pada waktu pemberian pupuk kandang tiga kali memiliki rataan berat kering akar paling tinggi yaitu 5.00 g tanaman-1. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sebanyak tiga kali selama masa pertumbuhan vegetatif memberikan hasil berat kering akar lebih baik serta peranan cacing mengubah nitrogen tidak tersedia menjadi nitrogen tersedia setelah dikeluarkan berupa kotoran cacing (kascing) sehingga pertumbuhan tanaman tercukupi unsur hara. Aktivitas cacing dapat meningkatkan dekomposisi bahan organik dari pupuk kandang dan penghancuran alami 60%-80% sehingga pematangan pengomposan lebih cepat hingga beberapa minggu (Sinha et al. 2002). Mulat (2003) kotoran cacing mengandung hormon perangsang pertumbuhan tanaman, seperti giberelin, sitokinin dan auksin, khususnya hormon auksin dapat membantu perkembangan akar. Tabel 2 Rataan berat kering Sorghum bicolor (L.) Moench saat panen Bagian Tanaman
Waktu Pemberian Pupuk Kandang (x)
Populasi Cacing (ekor) Rataan 0 50 ------------------------- g tanaman-1 -------------------------
1 3.07±0.57c 4.68±0.28ab 2 3.62±1.14bc 3.63±0.32bc Akar 3 2.77±0.78c 5.00±0.26a 4 3.58±1.07bc 3.80±0.18abc 1 16.87±5.17 24.45±4.14 20.66±4.66 2 11.77±1.34 24.13±2.12 17.95±1.73 Batang 3 12.17±4.83 21.98±1.59 17.07±3.21 4 18.68±7.33 18.08±7.36 18.38±7.35 Rataan 14.87±4.67b 22.16±3.80a 1 6.93±1.43 8.80±0.57 7.87±1.00 2 7.05±0.61 8.00±0.40 7.53±0.50 Daun 3 5.25±0.78 8.23±0.86 6.74±0.82 4 6.12±0.98 7.03±1.29 6.58±1.13 Rataan 6.34±0.95b 8.02±0.78a 1 23.80±6.53 33.15±3.99 28.48±5.26 Batang + 2 18.82±1.83 32.13±2.48 25.48±2.15 Daun 3 17.42±5.55 30.35±0.42 23.88±2.99 4 24.80±8.30 25.12±8.36 24.96±8.33 Rataan 21.21±5.55b 30.19±3.81a Nilai yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5%.
Hasil analisis statistik pada Tabel 2 menunjukkan tidak adanya interaksi perlakuan populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang terhadap rataan berat kering batang, daun dan batang+daun. Perlakuan populasi cacing menunjukkan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap rataan berat kering batang, daun dan batang+daun tanaman Sorghum bicolor. Rataan masing-masing dari berat kering batang 22.16 g tanaman-1, berat kering daun 8.02 g tanaman-1 dan berat kering batang+daun 30.19 g tanaman-1 pada perlakuan populasi cacing 50 ekor memiliki rataan berat kering lebih tinggi dibandingkan dengan populasi cacing 0 ekor dengan rataan masing-masing yaitu 14.87 g tanaman-1 berat kering batang, 6.34 g
11 tanaman-1berat kering daun dan 21.21 g tanaman-1 berat kering batang+daun. Hal tersebut disebabkan pengaruh cacing dapat memberikan unsur hara yang dapat terpenuhi oleh tanaman. Hal ini sejalan dengan penelitian Bisht et al. (2006) melaporkan bahwa pemberian cacing tanah menghasilkan berat kering hijauan lebih tinggi dibandingkan tanpa pemberian cacing. Selain itu kotoran cacing mengandung berbagai bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yaitu azotobacter sp merupakan bakteri penghambat N non simbiotik yang akan membantu memperkaya unsur N yang dibutuhkan tanaman (Zahid 1994). Menurut Subowo et al. (2002), menyatakan bahwa aktivitas cacing dapat menyediakan unsur hara yaitu, N, P, K dan Ca yang dilepaskan dalam bentuk tersedia bagi tanaman. Kandungan Nitrogen, Fosfor dan Kalium Tanaman Sorghum bicolor (L.) Moench Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang tidak memberikan pengaruh nyata (P>0.05) terhadap rataan kadar nitrogen. Rataan kadar nitrogen yang diperoleh berkisar antara 0.62%-0.69%. Nilai rataan kadar nitrogen disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Kandungan Nitrogen pada bagian atas tanaman (shoot) Sorghum bicolor Waktu Pemberian Pupuk Kandang (x) 1 2 3 4 Rataan
Populasi Cacing (ekor) 0 50 -------------------------%------------------------0.61±0.05 0.72±0.08 0.71±0.02 0.68±0.01 0.60±0.20 0.68±0.16 0.56±0.06 0.67±0.13 0.62±0.08 0.69±0.10
Rataan 0.66±0.07 0.69±0.01 0.64±0.18 0.62±0.09
Hasil yang diperoleh berada dibawah kisaran normal. Rosmarkam dan Yuwono (2002) Kadar nitrogen rata rata dalam jaringan tanaman jagung 2%-4% berat kering. Hal ini dapat diduga bahwa perombakan bahan organik oleh cacing belum terurai sempurna. Sutanto (2002) selama proses perombakan sampai proses perombakan sempurna, tanaman akan bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara, kompetisi persaingan tersebut kemungkinan besar tanaman kalah bersaing, sehingga unsur hara tersebut sebagian besar digunakan oleh mikroorganisme tersebut untuk metabolisme hidupnya dan unsur hara yang terserap tanaman belum tercukupi. Nitrogen di jaringan tanaman menggambarkan banyak sedikitnya nitrogen diserap tanaman. Khairani et al. (2008) Semakin tinggi atau rendahnya N jaringan tanaman, maka semakin tinggi atau rendahnya pula tanaman dalam menyerap nitrogen. Hal ini diduga pengaruh positif dari cacing belum dapat terlihat optimal.
12
Tabel 4 Kandungan Fosfor pada bagian atas tanaman (shoot) Sorghum bicolor Waktu Pemberian Pupuk Kandang (x) 1 2 3 4 Rataan
Populasi Cacing (ekor) 0 50 -------------------------%------------------------0.15±0.05 0.13±0.03 0.14±0.04 0.11±0.01 0.18±0.10 0.12±0.03 0.12±0.04 0.15±0.06 0.15±0.05 0.13±0.03
Rataan 0.14±0.04 0.13±0.03 0.15±0.06 0.13±0.05
Hasil analisis statistik pada Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang tidak memberikan pengaruh nyata (P>0.05) terhadap rataan kadar fosfor tanaman Sorghum bicolor. Rataan kadar fosfor tanaman Sorghum bicolor berkisar antara 0.13%-0.15%. Rataan kadar fosfor berada dibawah kisaran normal karena fosfor mengandung 0.3% bagian batang dan daun (Effendi dan Sulistiadi 1991). Hal ini dapat disebabkan kandungan fosfor di dalam tanah belum mencukupi untuk diserap nutrisi tanaman. Cacing tanah dan pupuk kandang mampu meningkatkan unsur hara P. Namun, hara yang ada itu tidak selalu tersedia dalam bentuk siap digunakan untuk tanaman atau jumlahnya tidak mencukupi. Hidayat dan Mulyani (2002), menyatakan bahwa ketersediaan N, P, K di dalam tanah dapat mempengaruhi ketersedian jumlah N, P, K yang ada di dalam tanaman. Ketersediaan P dalam tanah bagi tanaman dipengaruhi oleh kondisi tanah (Sumekto 2006). Tabel 5 Kandungan Kalium pada bagian atas tanaman (shoot) Sorghum bicolor Waktu Pemberian Pupuk Kandang (x) 1 2 3 4 Rataan
Populasi Cacing (ekor) 0 50 -------------------------%------------------------2.09±0.22 1.83±0.22 2.34±0.31 2.16±0.34 1.80±0.23 2.10±0.27
1.87±0.24 1.71±0.17 2.07±0.52 1.87±0.29
Rataan
1.96±0.22 2.10±0.27 1.94±0.25 1.94±0.38
Hasil analisis statistik pada Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang tidak memberikan pengaruh nyata (P>0.05) terhadap rataan kadar kalium tanaman Sorghum bicolor. Rataan kadar kalium memiliki 1.87%-2.10%. Hal ini diduga bahwa kalium tersedia dalam tanah tidak selalu tetap dalam keadaan tersedia, tetapi masih berubah dalam bentuk yang lambat untuk diserap oleh tanaman. Unsur hara yang ada di dalam tanah tidak semua dapat diserap tanaman, karena sebagian akan tercuci oleh air dan terjadi penguapan. Hidayat dan Mulyani (2002), menyatakan bahwa ketersediaan N, P, K di dalam tanah dapat mempengaruhi ketersedian jumlah N, P, K yang ada di
13 dalam tanaman. Hal ini sejalan dengan penelitian Nuraini (2008) pemberian cacing tanah yang berbahan dasar kotoran ternak tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kalium tanah. Selain itu, kalium mulai dibutuhkan dalam jumlah banyak pada waktu pertumbuhan permulaan tanaman, bahkan sebelum berbunga 30% dari kalium yang dibutuhkan tanaman telah diserap (Effendi dan Sulistiadi 1991).
Serapan Nitrogen, Fosfor dan Kalium Tanaman Sorghum bicolor (L.) Moench Hasil analisis statistik pada Tabel 6 menunjukkan bahwa adanya interaksi perlakuan populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang terhadap serapan N tanaman Sorghum bicolor. Perlakuan populasi cacing 50 ekor dengan waktu pemberian pupuk satu sampai tiga kali. Interaksi ini terjadi karena pemberian kascing dan pupuk kandang samasama meningkatkan serapan N tanaman yaitu 0.23-0.26 g tanaman-1. Kascing dan pupuk kandang sama-sama menyumbangkan unsur hara nitrogen sehingga tanaman menyerap N cukup tinggi. Kascing dapat menyuplai nitrogen dengan lambat sehingga nitrogen tidak mudah tercuci dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman selama pertumbuhannya. Hal ini sejalan dengan penelitian Khairani et al. (2008) peningkatan tertinggi diperoleh pemberian kascing 3 ton ha-1 dan tanpa pupuk anorganik yang mengalami peningkatan serapan N tanaman jagung yaitu 0.714 g tanaman-1. Menurut Scheu (2003) menyatakan bahwa aktivitas cacing tanah dapat merangsang serapan N dan produksi primer. Tabel 6. Serapan N, P, K bagian tanaman atas (shoot) Sorghum bicolor Serapan
Waktu Pemberian Pupuk Kandang (x)
Populasi Cacing (ekor)
Rataan 0 50 ------------------------- g tanaman-1 ------------------------1 0.14±0.03bc 0.25±0.00a 2 0.13±0.01bc 0.22±0.02a N 3 0.10±0.02c 0.23±0.01a 4 0.14±0.05bc 0.16±0.02b 1 0.03±0.00 0.04±0.00 0.04±0.00 2 0.03±0.01 0.04±0.00 0.03±0.00 P 3 0.03±0.01 0.04±0.01 0.03±0.01 4 0.03±0.00 0.03±0.01 0.03±0.00 0.03±0.01b 0.04±0.00a Rataan 1 0.49±0.09 0.60±0.00 0.54±0.05 2 0.44±0.06 0.60±0.06 0.52±0.06 K 3 0.41±0.08 0.59±0.13 0.50±0.10 4 0.43±0.19 0.50±0.10 0.47±0.10 Rataan 0.44±0.88b 0.57±0.07a Nilai yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5%.
14 Hasil analisis statistik pada Tabel 6 menunjukkan bahwa tidak adanya interaksi perlakuan populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang terhadap serapan P berat kering tanaman Sorghum bicolor. Perlakuan populasi cacing memberikan pengaruh nyata terhadap serapan P berat kering tanaman. Populasi cacing 50 ekor memiliki serapan P lebih tinggi 0.04 g tanaman-1 dibandingkan populasi cacing 0 ekor dengan serapan 0.04 g tanaman-1. Peran cacing dapat menyumbangkan P dan menghasilkan bahan-bahan terhumifikasi yang berperan untuk meningkatkan serapan P. Mulat (2003), bahwa fosfor dalam bentuk humik lebih mudah di serap tanaman sehingga dapat memperbesar serapan P. Penelitian ini sejalan dengan Rosliani dan Hilman (2004), perlakuan bekas cacing 2,5 ton ha-1 berpengaruh terhadap serapan P pada vegetatif tanaman mentimun. Hasil analisis statatistik menunjukkan bahwa perlakuan waktu pemberian pupuk kandang tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap serapan P berat kering batang+daun Sorghum bicolor. Hasil analisis statistik pada Tabel 6 menunjukkan bahwa tidak ada interaksi perlakuan populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk kandang terhadap serapan K tanaman Sorghum bicolor. Populasi cacing memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap serapan K tanaman Sorghum bicolor. Serapan K tanaman pada populasi ccaing 50 ekor lebih tinggi yaitu 0.57 g tanaman-1 dibandingkan populasi cacing 0 ekor yaitu 0.44 g tanaman-1. Penelitian ini sejalan dengan Nuraini (2008) bahwa pemberian vermikompos berperan dalam meningkatkan serapan K tanaman umbi. Hasil analisis statistik tidak menunjukkan adanya pengaruh nyata (P>0.05) perlakuan waktu pemberian pupuk kandang terhadap serapan K tanaman Sorghum bicolor. Tabel 7 Rataan populasi cacing dan kokon awal dan akhir Waktu pembe rian pupuk kandan g
Jumlah cacing ekor (awal)
Berat total cacing (g) (awal)
Jumlah cacing ekor (akhir)
Berat total cacing (g) (akhir)
Jumlah kokon
Berat total kokon (g)
1 2
50 50
19.86 18.17
27.00±3.06b 27.00±9.00b
7.83±0.92b 8.33±2.72b
129.00±20.95 114.00±34.20
1.83±0.31 1.53±0.31
3 4
50 50
18.13 17.50
36.00±8.19a 42.00±2.3a
13.33±4.19a 14.53±1.10a
88.00±15.57 87.00±36.76
1.30±0.46 1.27±0.42
Nilai yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5%.
Hasil analisis statistik menunjukkan pada tabel 7 bahwa waktu pemberian pupuk kandang berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap jumlah populasi cacing akhir dan berat cacing akhir. Hasil diperoleh bahwa waktu pemberian empat kali menunjukkan jumlah cacing dan berat cacing akhir yang paling tinggi dengan nilai rataan 42.00 ekor dan 14.53 g. Namun, waktu pemberian satu kali menunjukkan jumlah cacing dan berat cacing akhir yang paling rendah dengan nilai rataan 27.00 ekor dan 7.83 g. Anwar
15 (2007), menyatakan bahwa bahan organik merupakan sumber pakan cacing yang sangat besar pengaruhnya terhadap populasi cacing. Bahan organik sangat diperlukan untuk melanjutkan kebutuhan hidup cacing sehingga semakin seringnya cacing mendapatkan bahan organik dapat terhindar dari kematian. Selain itu, lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan cacing. Cacing yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan dapat menyebabkan jumlah cacing berkurang. Khawairakpam dan Bhargava (2009) berpendapat cacing tanah Eisenia foetida hidupnya sangat peka terhadap suhu lingkungan, cacing E. Foetida dapat berkembang baik pada suhu optimum 28-32oC. Suhu yang diperoleh di dalam rumah kaca mencapai 34oC. Kondisi abiotik yang kurang sesuai bagi cacing tanah menyebabkan populasi cacing tanah kurang berkembang dengan baik (Darmi et al. 2014). Hasil analisis statistik waktu pemberian pupuk kandang tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap jumlah kokon dan berat kokon. Subekti (1996), mengatakan bahwa dengan adanya produksi kokon, ketersediaan makanan pada media cacing tercukupi sehingga cacing memperoleh nutrisi yang cukup untuk menunjang aktivitas reproduksi untuk memproduksi kokon. Waluyo (1993) melaporkan bahwa 20 ekor cacing tanah Eisenia foetida dapat menghasilkan kokon sebanyak 42 butir dan pertambahan berat badan cacing tanah Eisenia foetida pada umur 8 minggu adalah 0.82 g. Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sorghum bicolor
1 Keterangan :
2
3
1 = Perlakuan cacing E. foetida 2 = Perlakuan pupuk kandang 3 = Perlakuan NPK
Gambar 3 Pengaruh Cacing E. foetida, pupuk kandang dan NPK terhadap Pertumbuhan tanaman Sorghum bicolor
16
Gambar 3 menunjukkan bahwa perlakuan cacing E. foetida memiliki pertambahan tinggi tanaman lebih besar dibandingkan pupuk kandang dan NPK. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pupuk organik cacing E. foetida lebih baik. Pemakaian bekas cacing bisa menghemat pemakaian pupuk kimia, yang berati menghemat sumber daya alam. Sistem pencernaan cacing memiliki aktivitas mikroba yang lebih besar sehingga mampu mempercepat pelepasan unsur-unsur hara dan merombak bahan organik dalam jumlah besar dibanding pupuk kandang atau biasa disebut kompos. Fungsi lain dari keberadaan cacing yaitu mampu membentuk pori-pori tanah sehingga memperbaiki aerasi tanah dari hasil aktivitas bilogisnya serta memberikan penyerapan akar tanaman menjadi lebih baik yang mampu meningkatkan percepatan tinggi tanaman. Mulat (2003), cacing memiliki unsur hara yang lengkap baik unsur hara makro maupun mikro. Unsur-unsur tersebut merupakan makanan bagi tanaman yang sangat berperan untuk perkembangan dan pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah. Tabel 8 Pengaruh Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman dan Berat Kering Sorghum bicolor Tinggi Tanaman (cm)
Akar
Batang
Daun
Batang+Daun
Cacing E. foetida
210.44±10.48
4.28±0.26
22.16±3.80
8.02±0.78
30.19±3.81
Pupuk Kandang
190.02±9.71
3.26±0.89
14.87±4.67
6.12±0.98
21.21±5.55
NPK
164.42±8.22
3.23±0.32
9.62±2.90
7.43±0.95
17.05±3.31
Perlakuan
Berat Kering (g)
Pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman dan berat kering Sorghum bicolor disajikan pada Tabel 8. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan dengan penggunaan cacing E. foetida memiliki nilai yang paling tinggi, sedangkan perlakuan NPK menunjukkan nilai yang paling rendah terhadap tinggi tanaman dan berat kering pada akar, batang, daun dan batang+daun. Hal ini dapat disebabkan karena dengan pemupukan NPK secara terus menerus tanpa unsur hara mikro dapat mengurangi unsur-unsur mikro seperti seng, besi, tembaga, mangan dan boron. Kekurangan unsur hara mikro dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan menyebabkan hasil panen menurun, sedangkan Menurut Mulat (2003) cacing memiliki unsur hara yang lengkap baik unsur hara makro maupun mikro. Unsur-unsur tersebut merupakan makanan bagi tanaman yang sangat berperan untuk perkembangan dan pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah. Bisht et al. (2006) melaporkan bahwa pemberian cacing tanah menghasilkan berat kering hijauan lebih tinggi dibandingkan tanpa pemberian cacing.
17
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pemberian populasi cacing 50 ekor terbukti dapat meningkatkan produktivitas dan serapan N,P, K pada tanaman Sorghum bicolor, sedangkan waktu pemberian pupuk kandang 4 kali berpengaruh pada populasi cacing, namun tidak berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas nutrisi Sorghum bicolor. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait penggunaan level cacing tanah Eisenia foetida dengan waktu penelitian lebih lama untuk pengujian terhadap kualitas nutrisi tanaman sorgum. Serta penggunaan waktu pemberian pupuk kandang.
DAFTAR PUSTAKA [Ditjen Perkebunan] Direktorat Jenderal Perkebunan. 1995. Sorgum Manis KomoditiHarapan di Provinsi Kawasan Indonesia Timur. Edisi Khusus Balitkabi. 4:6−12. Aminudin S. 1990. Beberapa Jenis dan Metode Pengawetan Hijauan Pakan Ternak Tropik. Purwokerto (ID): Depdikbud Unsoed Purwokerto. Anwar EK. 2007. Pengaruh Inokulan cacing tanah dan pemberian bahan organik terhadap kesuburan dan produktivitas tanah ultisol. Jurnal Tanah Tropis. 12(2): 121-130. Bisth R, Pandey H, Bisht SPS, Kandpal B, Kaushal BR. 2006. Feeding and casting activities of the earthworm (Octolasion Tyrtaeum) and their effects on crop growth under laboratory conditions. Tropical Ecology. 47 (2): 291-294. Dajue L, Guangwei S. 2000. Sweet Sorghum A Fine Forage Crop for the Beijing Region, China. Paper Presented in FAO e-Conference on Tropical Silage, 1 Sept−15 Dec 1999 in FAO, 2000; Vol. 161: 123−124. Darmi, Supriati, Rochmah, Sari, Purnama R. 2014. Peran populasi cacing tanah (Pontoscolex corethurus Fr. Mull) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung (Ipomoea reptans Poir) organik. Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati. 08(02): 18-26. Effendi, Sulistiadi. 1991. Bercocok Tanam Jagung. Jakarta (ID) : Yasaguna. [diunduh 2015 Juli 01]. Tersedia pada : https://books.google.co.id/books. Eisenhauer N, Scheu S. 2008. Earthworms as drivers of the competition between grasses and legumes. Soil Biol Biochem. 40: 2650–2659.
18 Eskawidi MR, Anggarwulan E, Solichatun. 2004. Pengaruh vermikompos terhadap kadar nitrogen tanah, aktivitas nitrat reduktase dan pertumbuhan caisin (Brassica rapa L. cv. Caisin). BioSMART. 7(1): 32-36. Hadisumitro LM. 2002. Membuat Kompos. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. [diunduh 2015 Juli 01]. Tersedia pada : https://books.google.co.id/books. Hidayat A, Mulyani A. 2002. Lahan Kering untuk Pertanian. Dalam: Teknologi Pengelolaan Lahan Kering. Jakarta (ID): Puslitbang Tanah dan Agroklimat Departemen Pertanian. Khairani I, Hartati S, Mujiyo. 2008. Pengaruh kascing dan pupuk anorganik terhadap ketersediaan nitrogen pada alfisols jumantono dan serapannya oleh tanaman jagung manis (Zea Mays L. Saccharata). Jurnal Ilmu Tanah. 7(2): 73-81 2010. Khwairakpam M, Bhargava R. 2009. Vermitechnology for sewage sludgerecycling. Jurnal Hazardous Mat.161: 948-954. Mulat T. 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik Berkualitas. Edisi Ke-1. Depok (ID) : Penerbit PT Agromedia Pustaka. Nafriana DW, Indriyani S, Prayogo Y. 2013. Resepon Beberapa Galur Sorghum (Sorghum bicolor (L.) Moench pada Fase Pertumbuhan Vegetatif Terhadap Cendawan Rhizoctonia solani (Kuhn). Malang (ID): FMIPA Universitas Brawijaya. Jurnal Biotropika. 1(3): 129133. Natipulu JP, Irmansyah T, Ginting J. 2013. Respons Pertumbuhan dan Produksi Sorghum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan Kompos Kascing. Medan (ID): Fakultas Pertanian USU. Jurnal Online Agroekoteknologi. 1(3): 497-510. Nuraini RI. 2008. Pengaruh pemberian vermikompos dan pupuk P terhadap ketersediaan dan serapan K serta hasil kentang (Solanum tuberosum L.) di tanah andisol Tawangmangu [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret. Rosliani R, Hilman Y. 2004. Inokulasi mikoriza Glomus sp. dan penggunaan limbah cacing tanah untuk meningkatkan kesuburan tanah, serapan hara dan hasil tanaman mentimun. J Hort. 15(1):29-36. Rosmarkam A, NW Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta (ID): Kanisius. [diunduh 2015 Juli 01]. Tersedia pada : https://books.google.co.id/books. Roubickova A. 2009. Effect of earthworm on growth of late succession plant species in postmining sites under laboratory and field conditions. Biol Fertil. 45: 769-774. Sarief ES. 1980. Konservasi Tanah dan Air. Bandung (ID): Pustaka Buana. diunduh 2015 Juli 01]. Tersedia pada : https://books.google.co.id/books. Scheu S. 2003. Effects of Earthworms on Plant Growth: Patterns and Perspectives. Pedobiologia. The 7th International Symposium on Earthworm Ecology. Cardiff. Wales. 47: 846-856.
19 Sihombing DTH. 2002. Satwa Harapan I. Bogor (ID): Pengantar Ilmu dan Teknologi Budidaya Pustaka Wirausaha Muda. Sinha RK, Herat S, Agarwal S, Asadi R, Carretero E. 2002. Vermiculture and Waste Management: Study of Action of Earthworms Eisenia foetida, Eudrilus euginae and Perionyx excavates on Biodegradation of some Community Wastes in India and Australia. The Enviromentalist 22(3): 261-268. Steel R, Torrie J. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka. Subekti H. 1996. Perkembangan cacing tanah (Eisenia foetida) dalam vermicomposting campuran kotoran sapi perah dan isi rumen sapi dengan periode waktu yang berbeda. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Subowo, Anas I, Djajakirana G, Abdurachman A, Hardjowigeno S. 2002. Pemanfaatan cacing tanah untuk meningkatkan produktivitas ultisol lahan kering. Jurnal Tanah dan Iklim 20 : 35-46. Sumekto R. 2006. Pupuk Pupuk Organik. Klaten (ID): PT Intan Sejati. [diunduh 2015 Juli 01]. Tersedia pada : https://books.google.co.id/books. Sutanto R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta (ID): Kanisius. [diunduh 2015 Juli 01]. Tersedia pada : https://books.google.co.id/books. Waluyo D. 1993. Pengaruh kapur terhadap perkembangan tubuh dan klitelum serta kadar protein dan asam amino pada cacing tanah Eisenia foetida savigna [tesis]. Bogor (ID): Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Yovita. 2012. Pengaruh pemberian tiga jenis pupuk kompos dan dosis NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung di tanah gambut pedalaman [tesis]. Banjarbaru (ID): Program Pascasarjana, Universitas Lambung Mangkurat. Zahid A. 1994. Manfaat ekonomis dan ekologi daur ulang limbah kotoran ternak sapi menjadi kascing. [skripsi]. Bogor (ID): FKH Institut Pertanian Bogor.
20
LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Analisis Statistik Tinggi Tanaman Sorghum bicolor
Minggu Ke-1
Minggu Ke-2
Minggu Ke-3
Minggu Ke-4
Minggu Ke-5
Minggu Ke-6
Minggu Ke-7
Komponen Poupasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total Komponen Poupasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total Komponen Poupasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total Komponen Poupasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total Komponen Poupasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total Komponen Poupasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total Komponen Poupasi cacing (Pc) Frekuensi (F)
JK 22.447
Db 1
KT 22.447
Fhit 1.476
Sig. 0.243
33.446 50.453 228.116 19293.648 JK 48.167
3 3 15 22 Db 1
11.149 16.818 15.208
0.733 1.106
0.548 0.378
KT 48.167
Fhit 0.534
Sig. 0.004
41.146 82.771 1444.292 67766.375 JK 50.315
3 3 16 23 Db 1
13.715 27.590 90.268
0.152 0.306
0.476 0.927 0.821
KT 50.315
Fhit 0.433
Sig. 0.515
29.466 301.008 1818.208 134995.562 JK 0.128
3 3 16 23 Db 1
9.822 100.336 113.638
0.086 0.883
0.966 0.471
KT 0.128
Fhit 0.001
Sig. 0.976
4.126 371.594 2119.547 237432.382 JK 178.676
3 3 16 23 Db 1
1.375 123.865 132.472
0.010 0.935
0.998 0.447
KT 178.676
Fhit 0.963
Sig. 0.342
109.777 314.150 2783.792 392698.000 JK 22.588
3 3 15 22 Db 1
36.592 104.717 185.586
0.187 0.564
0.897 0.647
KT 22.558
Fhit 0.167
Sig. 0.689
593.382 669.750 2028.125 621577.875 JK 1086.760
3 3 15 22 Db 1
197.794 223.250 135.208
1.463 1.651
0.265 0.220
Fhit 11.671
Sig. 0.004
8463.771
3
KT 1086.76 0 282.257
3.031
0.060
21
Minggu Ke-8
Interaksi (Pc*F) Error Total Komponen Poupasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
390.469 1489.833 876304.500 JK 2501.042
3 16 23 Db 1
542.927 196.229 2071.042 967512.500
3 3 16 23
130.156 1.398
1.398
0.280
KT 2501.04 2 180.976 65.410 129.440
Fhit 19.322
Sig. 0.000
1.398 0.505
0.280 0.684
Lampiran 2. Hasil Analisis Statistik Jumlah Daun Sorghum bicolor
Minggu Ke-1
Minggu Ke-2
Minggu Ke-3
Minggu Ke-4
Minggu Ke-5
Minggu Ke-6
Komponen Poupasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total Komponen Poupasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total Komponen Poupasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total Komponen Poupasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total Komponen Poupasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total Komponen Poupasi cacing (Pc)
JK 0.375
Db 1
KT 0.375
Fhit 4.000
Sig. 0.063
1.500 0.458 1.500 326.500 JK 0.094
3 3 16 23 Db 1
0.500 0.153 0.094
5.333 1.630
0.010 0.222
KT 0.094
Fhit 0.500
Sig. 0.490
0.698 1.365 3.000 477.750 JK 0.260
3 3 16 23 Db 1
0.233 0.455 0.187
1.241 2.426
0.328 0.103
KT 0.260
Fhit 1.190
Sig. 0.291
0.615 1.031 3.500 781.750 JK 0.061
3 3 16 23 Db 1
0.205 0.344 0.219
0.937 1.571
0.446 0.235
KT 0.061
Fhit 0.159
Sig. 0.696
0.309 0.195 5.792 1233.500 JK 0.061
3 3 15 22 Db 1
0.103 0.065 0.386
0.267 0.168
0.848 0.916
0.061KT 0.270
Fhit 0.192
Sig. 0.668
0.809 0.914 4.792 1609.5001 JK 7.686
3 3 15 22 Db 1
0.305 0.319
0.844 0.954
0.491 0.440
KT 7.686
Fhit 22.315
Sig. 0.000
22
Minggu Ke-7
Minggu Ke-8
Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total Komponen Poupasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total Komponen Poupasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
3.987 1.241 5.167 1756.500 JK 2.510
3 3 15 22 Db 1
1.329 0.414 0.344
3.858 1.201
0.031 0.343
KT 2.510
Fhit 5.509
Sig. 0.033
4.206 0.215 6.833 1591.750 JK 4.594
3 3 15 22 Db 1
1.402 0.072 0.456
3.078 0.157
0.060 0.923
KT 4.594
Fhit 8.167
Sig. 0.011
1.031 1.365 9.000 1403.750
3 3 16 23
0.344 0.455 0.562
0.611 0.809
0.618 0.507
Lampiran 3. Hasil analisis statistik berat segar akar Sorghum bicolor Komponen Populasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
JK 19.765 18.244 16.144 71.045 3794.850
Db 1 3 3 15 22
KT 19.765 6.081 5.381 4.736
Fhit 4.173 1.284 1.136
Sig. 0.059 0.316 0.366
Lampiran 4. Hasil analisis statistik berat segar batang Sorghum bicolor Komponen Populasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
JK 4246.690 1026.043 546.694 1919.225 243904.092
Db 1 3 3 16 23
KT 4246.690 342.014 182.231 119.952
Fhit 35.403 2.85 1.519
Sig. 0.000 0.070 0.248
Lampiran 5. Hasil analisis statistik berat segar daun Sorghum bicolor Komponen Populasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
JK 685.336 145.940 104.844 159.952 39196.658
Db 1 3 3 16 23
KT 685.336 48.647 34.948 9.997
Fhit 68.554 4.866 3.496
Sig. 0.000 0.014 0.040
23 Lampiran 6. Hasil uji lanjut Duncan berat segar daun Sorghum bicolor Perlakuan
N
NC*P3 NC*P4 NC*P2 NC*P1 C*P4 C*P2 C*P3 C*P1 Sig.
3 3 3 3 3 3 3 3
Superskrip d 29.6000 33.3167
c
b
33.3167 37.2833 37.8000
0.169
A
37.2833 37.8000 39.7667
0.118
46.5000 47.2333 47.2500 0.787
0.376
Keterangan : C : Cacing, NC : Tanpa Cacing, P1-P4 : Waktu pemberian pupuk kandang
Lampiran 7. Hasil analisis statistik berat segar batang+daun Sorghum bicolor Komponen Populasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
JK 834.010 1662.181 1037.194 2900.303 477925.730
Db 1 3 3 16 23
KT 834.010 554.060 345.731 181.269
Fhit 46.031 3.057 1.907
Sig. 0.000 0.059 0.169
Lampiran 8. Hasil analisis statistik berat kering akar Sorghum bicolor Komponen Populasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
JK 5.861 0.286 4.923 7.200 346.540
Db 1 3 3 15 22
KT 5.861 0.095 1.641 0.480
Fhit 12.211 0.199 3.419
Sig. 0.003 0.896 0.045
Lampiran 9. Hasil uji lanjut Duncan berat kering akar Sorghum bicolor Perlakuan
N
NC*P3 NC*P1 NC*P4 NC*P2 C*P2 C*P4 C*P1 C*P3 Sig.
3 3 3 3 3 3 3 3
C 2.7667 3.0667 3.5833 3.6167 3.6250 3.8000
0.133
Superskrip b
3.5833 3.6167 3.6250 3.8000 4.6833 0.107
A
3.8000 4.6833 5.0000 0.069
Keterangan : C : Cacing, NC : Tanpa Cacing, P1-P4 : Waktu pemberian pupuk kandang
24 Lampiran 10. Hasil analisis statistik berat kering batang Sorghum bicolor Komponen Populasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
JK 298.019 38.231 139.559 366.701 8599.645
Db 1 3 3 15 22
KT 298.019 12.744 46.520 24.447
Fhit 12.191 0.521 1.903
Sig. 0.003 0.674 0.173
Lampiran 11. Hasil analisis statistik berat kering daun Sorghum bicolor Komponen Populasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
JK 16.918 6.892 4.274 13.707 1278.042
Db 1 3 3 16 23
KT 16.918 2.297 1.425 0.857
Fhit 19.748 2.682 1.663
Sig. 0.000 0.082 0.215
Lampiran 12. Hasil analisis statistik berat kering batang+ daun Sorghum bicolor Komponen Populasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
JK 455.297 65.450 159.501 475.347 16121.215
Db 1 3 3 15 22
KT 455.297 21.817 53.167 31.690
Fhit 14.367 0.688 1.678
Sig. 0.00 0.573 0.214
Lampiran 13. Hasil analisis statistik kandungan nitrogen Sorghum bicolor Komponen Populasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
JK 0.027 0.018 0.019 0.179 10.011
Db 1 3 3 15 22
KT 0.027 0.006 0.006 0.012
Fhit 2.259 0.502 0.523
Sig. 0.154 0.687 0.673
Lampiran 14. Hasil analisis statistik kandungan fosfor Sorghum bicolor Komponen Populasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
JK 0.004 0.002 0.006 0.039 0.514
Db 1 3 3 16 23
KT 0.004 0.001 0.002 0.002
Fhit 1.549 0.260 0.785
Sig. 0.231 0.853 0.520
25 Lampiran 15. Hasil analisis statistik kandungan kalium Sorghum bicolor Komponen Populasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
JK 0.318 0.114 0.539 1.424 97.060
Db 1 3 3 16 23
KT 0.318 0.038 0.180 0.089
Fhit 3.574 0.427 2.020
Sig. 0.077 0.736 0.152
Lampiran 16. Hasil analisis statistik serapan N Sorghum bicolor Komponen Populasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
JK 0.040 0.006 0.008 0.009 0.514
Db 1 3 3 15 22
KT 0.040 0.002 0.003 0.001
Fhit 68.160 3.156 4.714
Sig. 0.000 0.056 0.016
Lampiran 17. Hasil uji duncan serapan N Sorghum bicolor Perlakuan NC*P3 NC*P2 NC*P4 NC*P1 C*P4 C*P2 C*P3 C*P1 Sig.
N
C 0.1000 0.1333 0.1400 0.1433
3 3 3 3 3 3 3 3
0.067
Superskrip b
A
0.1333 0.1400 0.1433 0.1633 0.2200 0.2233 0.2450 0.261
0.193
Keterangan : C : Cacing, NC : Tanpa Cacing, P1-P4 : Waktu pemberian pupuk kandang
Lampiran 18. Hasil analisis statistik serapan P Sorghum bicolor Komponen Populasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
JK 0.000 0.000 1.228E-5 0.001 0.025
Db 1 3 3 15 22
KT 0.000 4.269E-5 4.094E-6 3.556E-5
Fhit 5.404 1.201 0.115
Sig. 0.035 0.343 0.950
Lampiran 19. Hasil analisis statistik serapan K Sorghum bicolor Komponen Populasi cacing (Pc) Frekuensi (F) Interaksi (Pc*F) Error Total
JK 0.089 0.020 0.011 0.112 6.242
Db 1 3 3 15 22
KT 0.089 0.007 0.004 0.007
Fhit 11.961 0.897 0.487
Sig. 0.004 0.466 0.696
26 Lampiran 20. Hasil uji duncan populasi cacing akhir Perlakuan
N
P1 P2 P3 P4 Sig.
3 3 3 3 3
Superskrip B 26.6667 27.0000 36.0000
a
36.0000 42.3333 0.259
0.124
Keterangan : P1-P4 : Waktu pemberian pupuk kandang
Lampiran 21. Hasil uji duncan berat cacing akhir Perlakuan
N
P1 P2 P3 P4 Sig.
3 3 3 3 3
Superskrip B 7.8333 8.3333
0.820
a
13.3333 14.5333 0.587
Keterangan : P1-P4 : Waktu pemberian pupuk kandang
Lampiran 22. Hasil uji lanjut jumlah kokon Perlakuan
N
P4 P3 P2 P1 Sig.
3 3 3 3
Superskrip a 87.0000 87.6667 114.3333 129.0000 0.126
Lampiran 23. Hasil uji lanjut berat kokon Perlakuan P4 P3 P2 P1 Sig.
Keterangan : SK JK Db KT Fhit Sig
N 3 3 3 3
= sumber keterangan = jumlah kuadrat = derajat bebas = kuadrat tengah = nilai F = signifikasi
Superskrip a 1.2667 1.3000 1.5333 1.8333 0.122
27 Lampiran 24. Dokumentasi Penelitian
Latosol
Biji Sorghum
Pupuk Kandang
Aquades
Cacing E.foetida
Minggu Ke-1
Minggu Ke-2
Minggu Ke-3
Minggu Ke-4
Minggu Ke-5
Minggu Ke- 6
Minggu Ke-8
28
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 10 April 1993. Penulis adalah anak keenam dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Lili Sumardi (Alm) dan Ibu Popon Farida (Alm). Penulis mengawali pendidikan dasar pada tahun 1999 di Sekolah Dasar Negeri Sindanggalih III Kota Garut dan selesai pada tahun 2005, selanjutnya pendidikan Sekolah Menengah Pertama dimulai pada tahun 2005 sampai tahun 2008 di SMPN 1 Karangpawitan. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Garut dimulai pada tahun 2008 sampai tahun 2011. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011 melalui SNMPTN Undangan dan diterima di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan pada tahun 2012. Selama di IPB, penulis juga aktif dalam beberapa acara kepanitiaan seperti Masa Pengenalan Fakultas Peternakan, Malam Keakraban INTP, kepanitiaan Dekan Cup 2013, kepanitiaan Ismapeti 2015.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada keluarga khususnya kakak-kakak sangat penulis sayangi atas segala yang telah diberikan baik kasih sayang yang tulus, nasihat, do’a, kesabaran, dukungan, pengorbanan dan bimbingan selama ini serta dukungan moril dan materil dengan ikhlas diberikan pada penulis. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ir. Asep Tata Permana, M.Sc, selaku dosen pembimbing skripsi dan pembimbing akademik serta Ir. M. Agus Setiana MS selaku dosen pembimbing skripsi. Terimakasih pula kepada Dr. Sri Suharti, S.Pt, M.Si selaku dosen penguji seminar pada 23 juni 2015 serta kepada Prof. Dr. Ir. Panca Dewi MHKS, M.Si dan Dr. Ir. Salundik, M.Si selaku dosen penguji sidang pada 15 september 2015. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Widya Hermana, M.Si selaku dosen panitia sidang. Terimakasih kepada beasiswa Bidik Misi IPB atas biaya kuliahnya serta teknisi Rumah Kaca Laboratorium Agrostologi yang turut membantu selama proses berjalannya penelitian. Terimakasih juga kepada kakak Tenti R dan teman-teman seperjuangan “camen”, INTP 48, KKP, TPB dan asrama yang telah membantu dan mendukung penulis selama penelitian. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih banyak kepada Denny Ali Fadilah yang telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan, semoga kebaikan mereka dibalas oleh Allah SWT, karena hanya Allah SWT Yang Maha Mengetahui, Pemurah dan Penyayang yang akan membalasnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.