PENGARUH POLA ASUH PENERIMAAN-PENOLAKAN DAN KARAKTERISTIK ANAK TERHADAP PERILAKU ANAK DIPERKOTAAN DAN PERDESAAN Meda Wahini, Rita Ismawati* Abstract The specific objectives of the research were 1) to compare the differential pattern of parental acceptance-rejection in urban and rural areas, 2) to compare between mother's and children's perception toward parental acceptance-rejection in urban and rural areas, and 3) to analyze the factors that influence parental acceptance-rejection in urban and rural areas, and 4) to analyze the effects of parental acceptance-rejection and children's characteristics on children's personality in urban and rural areas. This study was performed by using a welldeveloped instrument contructed by Rohner, mother & child PARQ (Parental Acceptance-Rejection Questionnaire) and child PAQ (Personality Assessment Questionnaire). The data analysis used univariate test on means to evaluate frequency distribution, nonparametric correlation tests and multiple linear regression method to explore which factors influenced children's personality. The result shows that the degree of maternal warmth/affection were found in both areas, but mothers in urban area showed significantly higher degree of hostility/aggression and undifferentiated than mothers in rural areas. There are different perception between mother and children toward parental acceptance/neglect and undifferrentiated. Factors associated with children's personality are children's characteristics (age) in both areas, especially on the expression of parental acceptance (warmth/affection), hostility and aggression, mother's personality on the expression of parental acceptance (warmth/affection) and of parental rejection (neglect and undifferentiated), the income of father on the expression of undifferentiated. However, in both areas, these factors do not influence parental acceptance-rejection. Both parental acceptance-rejection and children's characteristics have a relationship with dependent personality of children in urban and rural areas. Key Words: personality, differential patterns, acceptance-rejection *
Dra. Meda Wahini, M.Si dan Rita Ismawati, S.Pd, M.Kes adalah staf pengajar jurusan PKK Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya
119
Meda Wahini, Rita Ismawati, Pengaruh Pola Asuh Penerimaan-Penolakan Dan Karakteristik Anak Terhadap Perilaku Anak Diperkotaan Dan Perdesaan
A. Pendahuluan Pengasuhan merupakan usaha yang diarahkan untuk mengubah tingkah laku sesuai dengan keinginan pengasuh (orang tua dan anggota keluarga lainya) (Ganuarsa dan Gunarsa, 1991). Di dalam suatu keluarga, pengasuhan anak yang dominan umumnya dilakukan oleh ibu. Dalam keluarga Jawa misalnya, Geertz (1961) menyimpulkan bahwa seorang ibu menjadi penanggung jawab penuh dalam merawat anak untuk menanamkan nilai “respectful politeness” pada orang yang lebih tua (terutama ayah) sampai anak mencapai usia 6 tahun atau menjadi “Djawa” dan “Ngerti”. Bentuk pengasuhan akan berbeda-beda dalam setiap keluarga, karena masing-masing keluarga memiliki latar belakang budaya yang tidak sama dan mempunyai kekhasan tertentu dalam mengasuh anaknya. Bentuk pola penerimaan-penolakan yang secara konsep merupakan perilaku orang tua yang diekspresikan dengan menunjukkan perasaan cinta dan kasih sayang baik fisik maupun verbal (penerimaan) dan tanpa menunjukkan perasaan kehangatan ataupun kasih sayang baik fisik maupun verbal (penolakan) terhadap anak (Rohner, 1999). Sikap perlakuan orang-tua yang menolak pada usia satu tahun dengan kehadiran yang tidak diharapkan memungkinkan anak ketika berusia delapan belas tahun mempunyai peluang yang lebih besar untuk melakukan tindak kejahatan (Goleman, 1995). Sedangkan menurut Hurlock (1978) orang-tua yang menerima anak pada umumnya akan bersosialisasi dengan baik, mau bekerja sama, ramah, loyal, gembira dan mempunyai emosi stabil. Hal menarik yang akan diteliti disini bahwa pola asuh penerimaan-penolakan orang tua versi Rohner setidaknya belum pernah diteliti menurut budaya Indonesia, selain untuk melihat cara orang-tua dengan perilaku menerima dan menolak anak mungkinkah pola asuh tersebut dapat mempengaruhi perilaku mereka. Sehingga yang menjadi permasalahan disini adalah apakah orang-tua memperlakukan anak dengan ekspresi penerimaan-penolakan ? Apakah pola asuh penerimaan-penolakan orang-tua disikapi sama oleh anak ? Faktor-faktor apakah yang dapat mempengaruhi pola asuh penerimaan-penolakan orang-tua terhadap anak ? Apakah perlakuan penerimaan-penolakan orang-tua dan faktor endogen (karakteristik anak) akan berpengaruhi pada perilaku anak?. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan pola asuh penerimaanpenolakan di perkotaan dan perdesaan, membandingkan pola asuh penerimaan-
120
LENTERA, Jurnal Studi Perempuan, Vol. 1/No. 2/ Desember 2005, ISSN 1858-4845
penolakan menurut persepsi ibu dan anak di perkotaan dan perdesaan, mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh penerimaan-penolakan di perkotaan dan perdesaan, serta mengkaji mempengaruhi pola asuh penerimaan-penolakan dan karakteristik anak terhadap perilaku anak diperkotaan dan perdesaan. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pola asuh penerimaa-penolakan dan pengaruhnya terhadap perilaku anak di perkotaan dan perdesaan. Hasil penelitian ini setidaknya dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang serupa, bagi pemerhati atau peneliti yang berminat dan peduli dengan penyelenggaraan pengasuhan anak. Sedangkan khususnya bagi keluarga, dapat membangkitkan motivasi orang-tua untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pengasuhan tanpa harus mengubah eksistensi anak. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatif dan deskriptif. Penelitian eksplanatif dilakukan dengan alasan karena akan menguji hubungan antara variabel yang akan di uji kebeneranya (Faisal, 1995), yang dilaksanakan melalui survey terhadap 150 responden keluarga dengan menggunakan kuisioner. Sedangkan penelitian deskriptif yang dilakukan untuk klarifikasi dan eksplorasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial tanpa melakukan pengujian hipotesa (Faisal, 1995), yang dilaksanakan melalui survey terhadap 150 responden keluarga dengan menggunakan kuisioner, dengan penelaan pada suatu kasus yang dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif terhadap 4 keluarga kasus. Penelitian dilakukan di kelurahan Banjarjati, kecamatan Bogor Utara, kotamadya Bogor, propinsi Jawa Barat dan di desa Leuwiliang, kecamatan leuwiliang kabubaten Bogor propinsi Jawa Barat selama 4 bulan. Data yang diperoleh ditabulasi silang untuk memudahkan pengolahan. Dari hasil tabulasi silang kemudian dianalisis secara statistik dan deskriptif dengan menggunakan progam komputer SPPS versi 10. B. 1.
Pembahasan Keadaan Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di suatu propinsi dan dua kelurahan/desa yaitu kelurahan Bandar jati kecamatan Bogor Utara kotamadya Bogor, Jawa Barat dan desa leuwiliang kecamatan Leuwiliang kecamatan Bogor Barat kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kelurahan Bantarjati memiliki luas wilayah 170 ha yang terdiri atas 16 RW ; dibatasi oleh desa/kelurahan Cibuluh di bagian Utara, desa/kelurahan Babakan di
121
Meda Wahini, Rita Ismawati, Pengaruh Pola Asuh Penerimaan-Penolakan Dan Karakteristik Anak Terhadap Perilaku Anak Diperkotaan Dan Perdesaan
bagian selatan, lainnya di bagian barat dan bagian timur berturut-turut berbatasan dengan desa/kelurahan Tanah Sereal dan Tegal Gundil. Jarak desa kelurahan kelurahan tersebut dari kota sekitar 2 km dengan waktu tempuh ke ibu kota kecamatan sekitar lima belas menit, yang dapat ditempuh baik dengan berjalan kaki maupun dengan menggunakan kendaraan. Desa Leiwiliang secara topografi (bentang lahan) merupakan daratan dan perbukitan/pengunungan dengan luas 297 ha, berbatasan dengan desa Karehkel di bagian utara, bagian selatan desa Leuwimekar, desa Cibeber di bagian barat dan bagian timur adalah Kalicianten jarak desa tersebut keibukota kecamatan hanya 10 meter dengan berjalan kaki, dan hanya diperlukan waktu 1-2 jam menggunakan kendaraan ke ibukota kota madya dengan jarak 40 Km. 2. Karakteristik Responden Jenis kelamin responden anak dikelompokkan menurut laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin laki-laki menunjukkan persentase yang lebih besar (61,3) dibanding perempuan (37,3) untuk desa Leuwiliang, sedangakn kelurahan Bantarjati mempunyai sebaran angka yang hampir sama antara laki-laki dan perempuan yaitu 37 orang dan 38 orang. Seperti terlihat pada tabel 1. Tabel 1 :Sebaran Responden Anak Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Banjarjati N 37 Laki-laki perempuan 38 Jumlah 75
3.
% 49,3 50,7 100,0
Leuwiliang n 46 28 74
% 61,3 37,3 98,6
Pola asuh Penerimaan-Penolakan Pola asuh penerimaan-penolakan meliputi kehangatan dan kasih sayang, menyerang dan atau bermusuhan, menyia-nyaikan dan atau mengabaikan, dan menolak. Rata-rata skor pola asuh penerimaan- penolakan menurut versi ibu dan anak dan lokasi dapat dilihat pada tabel 2.
122
LENTERA, Jurnal Studi Perempuan, Vol. 1/No. 2/ Desember 2005, ISSN 1858-4845
Tabel 2 : Perbedaan Pola Asuh Penerimaan-Penolakan Berdasarkan Versi IbuAnak di kelurahan Bantarjati dan desa Leuwiliang. Vertikal
Kelurahan Banjarjati Ibu Anak P Kehangatan/Kasih Sayang 3,5849 3,2548 0,000 Menyerang/Bermusuhan 2,4430 1,9312 0,000 Menyiakan/Mengabaikan 1,6633 1,8915 0,000 Menolak 2,035 2,180 0,03
Desa Leuwiliang Ibu Anak P 3,5167 3,1792 0,000 2,1824 1,8361 0,000 1,5924 1,9086 0,000 1,847 2,002 0,07
P 0,0351 0,000 0,114 0,017
Pola asuh perasaan ditolak dan atau disia-siakan masih banyak dirasakan anak di banding ibu mereka terutama bagi responden di kelurahan Bandarjati (P = 0,03), sementara terutama skor terata anak lebih besar di banding skor rerata ibu, sikap dengan adanya perasaan ditolak dan atau disia-siakan bagi responden ibu dan anak di dasa Leuwiliang tidak menunjukkan perbedaan yang cukup nyata antara ekspresi sikap perasaan ditolak atau disia-siakan di kelurahan Bantarjati dengan desa Leuwiliang. 4. Pola Asuh Penerimaan-Penolakan, Karakteristik Anak, Lokasi dengan Perilaku Anak Keputusan faktor pola asuh penerimaa-penolakan. Berdasarkan uji Hotelling's Trance, effek pola asuh penerimaan-penolakan sebagian menunjukkan angka diatas 0,05. Hal ini berarti Ho diterima, atau pola asuh penerimaanpenolakan tidak mempunyai dampak pada perilaku anti-sosial dan pra-sosial. Keputusan faktor karakteristik anak. Hasil uji Hotelling's Trance, efek karakteristik anak menunjukkan angka 0,000 atau jauh dibawah 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak, atau karakteristik anak mempunyai dampak pada perilaku antisosial dan perilaku pro-sosial. Keputusan faktor lokasi. Nilai yang ditunjukkan uju Hotlling's Trance pada efek lokasi pada angka 0,319 (0,05). Hal ini berarti Ho diterima, atau lokasi tidak mempunyai dampak pada perilaku anti-sosial dan pro-sosial. Keputusan yang dapat diambil, dengan melihat angka yang ditunjukkan dari hasil uji Hotelling's Trance untuk kolom pola asuh penerimaan-penolakan *karakteristik anak* lokasi adalah 0,000 dibawah 0,05, maka ada dampak interaksi antara variabel pola asuh penerimaan-penolakan, karakteristik anak dan lokasi pada variabel perilaku anti sosial dan pro-sosial. Tabel 3 menunjukkan interaksi variabel pola asuh penerimaan-penolakan *Karakteristik Anak* lokasi pada variable perilaku anak.
123
Meda Wahini, Rita Ismawati, Pengaruh Pola Asuh Penerimaan-Penolakan Dan Karakteristik Anak Terhadap Perilaku Anak Diperkotaan Dan Perdesaan
Tabel 3 : Analisis Hotelling's Trance kombinasi variabel pola asuh penerimaanpenolakan, karakteristik anak dan lokasi. Variabel
Keter Harga Keyakin Reaksi Keseim Pandang Ber musuh gantung diri an diri emosi bangan an dunia emosi negatif an/me an negarif negatif nyerang F
P
F
P
F
P
F
P
F
P
F
P
F
Hotelling's trace (P)
P
Pola asuh menerima-menolak (AR)
0,5 0,4 0,42 0,4 0,1 0,5 0,1 0,7 4,9 0,0 0,0 0,9 3,0 0,0 0,003 99 41 48 2 87 66 58 12 87 00 00 90 79 083
Karakteristik Anak (AK)
3,4 0,0 0,6 0,6 4,0 0,0 3,8 0,0 1,8 0,0 2,0 0,0 1,2 0,2 92 02 28 87 43 01 58 01 37 30 90 58 97 61
0,000
Lokasi
1,1 0,2 2,0 0,1 0,5 0,4 0,6 0,4 2,2 0,1 3,6 0,0 1,7 0,1 14 94 52 56 40 84 41 25 21 40 51 59 97 84
0,003
AR*KA*Lokasi
0,6 0,6 6,2 0,0 0,4 0,7 0,5 0,7 0,0 0,5 2,6 0,0 1,3 0,2 40 35 33 00 00 50 01 85 42 02 47 39 69 51
0,002
5.
Pengaruh Pola Asuh Penerimaan-Penolakan dan Karakteristik Anak terhadap Perilaku Anak di Perkotaan dan Pedesaan Secara umum, terdapat perbedaan pola asuh penerimaan-penolakan anak dengan ekspresi kehangatan dan atau kasih sayang, bermusuhan dan atau menyerang, menyia-nyiakan dan atau mengabaikan dan menolak menurut versi ibu dan anak pada kelurahan Bantarjati dan desa Leuwiliang (nilai P < 0.05). Pada perlakuan kehangatan dan atau kasih sayang ekspresi varbal dan fisik pola asuh penerimaan, menurut versi ibu (P=0.000) dan anak (P=0.000) lebih banyak di ekspresikan perlakuannya oleh sikap ibu dibanding anak. Sedangkan menurut lokasi kelurahan Bantarjati labih mengekspresikan dengan kehangatan dan atau kasih sayang dibanding desa Leuwiliang. Analisis Hottelling's Trace dan angka uji F pada bagian pola asuh penerimaan-penolakan menunjukkan angka 0.102 atau jauh dibawah 0.05, hal ini berarti bisa dikatakan Ho diterima, atau pola asuh penerimaan-penolakan tidak mempunyai dampak pada perilaku pro sosial dan anti sosial. Hal ini diduga, tampak adanya perlakuan pola asuh penerimaan-penolakan setidaknya sudah ada faktor lain yang mempunyai dampak pada kedua perilaku tersebut. Walaupun demikian, bila dilihat secara parsial dari segi statistik manunjukkan bahwa terdapat angka yang signifikan pada perilaku ketergantungan (dependence) yaitu
124
LENTERA, Jurnal Studi Perempuan, Vol. 1/No. 2/ Desember 2005, ISSN 1858-4845
0.042 atau dibawah 0.05. hal ini berarti, pola asuh penerimaan-penolakan mempunyai dampak pada perilaku pra sosial (ketergantungan). Hasil uji Hottelling's Trace dan angka uji F pada efek Karakteristik anak menunjukkan angkaa 0.008 atau jauh dibawah 0.05. hal ini berarti Ho ditolak atau karaktersistik anak mempunyai dampak pada perilaku anti sosial dan pro sosial. Tetapi secara parsial dari segi statistik, menunjukkan bahwa hanya perilaku anti sosial yang memperlihatkan angka yang signifikan (0.002). Hasil uji Hottelling's Trace pada efek lokasi dan angka uji F pada bagian lokasi menunjukkan angka 0.319 atau jauh diatas 0.05. hal ini berarti Ho diterima atau bisa dikatakan lokasi tidak mempunyai dampak terhadap perilaku ketergantungan dan perilaku anti sosial. Lokasi yang dimaksud disini adalah lingkungan perkotaan dan pedesaan. Lingkungan perkotaan mempunyai ciri masyarakatnya yang saling terpisah tidak saling jenal, lebih terikat kontrak daripada kekeluargaan, hubungan serba lugas, lepas dari pribadi dan sentimen, tanpa ikatan tradisi dan tanpa kepemimpinan mapan (Daljoeni, 1997). Hasil uji Hottelling's Trace untuk kolom pola asuh penerimaan-penolakan *karakteristik anak* lokasi menunjukkan angka 0.000 atau jauh dibawah 0.05. hal ini berarti Ho ditolak, atu ada dampak interaksi antara variable pola asuh penerimaan-penolakan karakteristik anak dan lokasi pada variable ketergantungan. C. Simpulan Terdapat perbedaan pola asuh penerimaan-penolakan antara kelurahan Bantarjati dan desa Leuwiliang, terutama pada ekspresi kehangatan dan atau kasih sayang, bermusuhan dan atau menyerang, menyia-nyiakan dan atau mengabaikan dengan keunikan masing-masing ekspresi untuk setiap keluarga. Kelurahan Bantarjati lebih mengekspresikan menerima anak dibanding desa Leuwiliang yang menolak anak. Sedangkan empat ekspresi pola asuh penerimaan-penolakan diartikan berbeda menurut ibu dan anak. Terdapat faktor ytang mempengaruhi pola asuh penerimaan-penolakan, antara lain karakteristik anak (usia anak), pada ekspresi kehangatan dan atau kasih sayang, bermusuhan dan atau menyerang, dan menolak, kepribadian ibu pada ekspresi kehangatan dan atau kasih sayang dan menyia-nyiakan dan atau mengabaikan dan menolak, terdapat babak dan hubungan suami istri pada ekspresi
125
Meda Wahini, Rita Ismawati, Pengaruh Pola Asuh Penerimaan-Penolakan Dan Karakteristik Anak Terhadap Perilaku Anak Diperkotaan Dan Perdesaan
menolak. Namun faktor-faktor tersebut tidak berpengaruh terhadap pola asuh penerimaan-penolakan antara kelurahan Bantarjati dan desa Leuwiliang. Terdapat interaksi antara pola asuh penerimaan-penolakan dan karakteristik anak terhadap perilaku ketergantungan anak antara Desa Leuwiliang dengan kelurahan Bantarjati. Daftar Pustaka Abhari, Iim Nurohimah. 1998 Beberapa Aspek Pengasuhan anak Pada Keluarga Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka Jawa Barat. Tesis tidak dipublikasikan, program pascasarjana IPB-Bogor, Bogor. Baumrid, D. 1969 Child Care Practice Anteceding Three Patterns of Preschool Behaviour, Genetic Psycology Monographs, 4. Buss, K.H.,and Plomin, R,A. 1975 Temperament Theory of Personality Developments. Willey Intern Science, New York. Geertz., Hildred. 1961
The Javanese Familiy. The Free Press of Glencoe, Inc, USA.
Kartono, kartini 1995 Psykologi Anak (Psykologi Perkembangan). CV. Mandarmaju, Bandung. Mazhahiri 2000
126
Pintar Mendidik Anak. Penerbit: Lentera. Jakarta.
LENTERA, Jurnal Studi Perempuan, Vol. 1/No. 2/ Desember 2005, ISSN 1858-4845
Rohner, P. Ronald 1986 The Warmth Dimension. Foundation of Perental Acceptance Rejection Theory. Sage Publication Inc, USA. Sa'diyah, Yayah Nino 1998 Pengaruh Karakteristik Keluarga dan Pola Pengasuhan Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Studi Kasus Pada Etnis Jawa dan Minang). Tesis Yang Tidak Dipublikasikan. Program Pascasarjana Institude Pertanian Bogor, Bogor. Sajogyo, Pujiwatin 1982 Modernisasi dan Perkembangan Keluarga (The Family) Suatu Perspektif Mengenai Perubahan Sosial. Seminar Perkembangan Program dan Bidang Study Pascasarjana/Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, FPS-IKIP Jakarta.
127