i
PENGARUH PERSEPSI MEREK, PERSEPSI HARGA, DAN PERSEPSI IKLAN TV TERHADAP MINAT BELI KOPI SIAP MINUM
ANISA NURHESTI HUTAMI
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
ii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Persepsi Merek, Persepsi Harga, dan Persepsi Iklan TV terhadap Minat Beli Kopi Siap Minum adalah karya saya dengan bimbingan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juli 2016
Anisa Nurhesti Hutami NIM I24120080
iii
ABSTRAK ANISA NURHESTI HUTAMI. Pengaruh Persepsi Merek, Persepsi Harga, dan Persepsi Iklan TV terhadap Minat Beli Kopi Siap Minum. Dibimbing oleh UJANG SUMARWAN. Minat beli menunjukkan besarnya niat atau kecenderungan dalam melakukan keputusan apakah akan membeli atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi merek, harga, dan iklan TV terhadap minat beli kopi siap minum merek nasional dan merek impor pada mahasiswa PPKU. Penelitian ini menggunakan desain pra eksperimental (one group pretest and posttest design). Perlakuan yang dilakukan adalah konsumen dipapari merek, harga, dan iklan TV. Jumlah konsumen 62 orang mahasiswa yang dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu 31 orang kelompok peminum kopi dan 31 orang kelompok bukan peminum kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi merek, persepsi harga, dan persepsi iklan TV tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada kopi siap minum nasional. Sebaliknya, pada kopi siap minum impor hanya persepsi merek yang memiliki pengaruh terhadap minat beli. Kata Kunci: persepsi merek, persepsi harga, persepsi iklan TV, minat beli
ABSTRACT ANISA NURHESTI HUTAMI. The Influence of Brand Perception, Price Perception, and TV Ads Perception toward Ready to Drink Coffee Buying Interest. Supervised by UJANG SUMARWAN. Buying interest shows the intention or tendency in making a decision whether to buy or not. This study purposed to analyze the influence of brand perception, price perception, and TV ads perception towards buying interest of national brand and imported brands ready to drink coffee in PPKU students. This study use pre-experimental design (one group pretest and posttest design). The treatment that used is the exposure of brand, price, and TV ads to consumer. Total sample are 62 students that divided into 2 groups: 31 person for coffee drinker group and 31 for non coffee drinker group. The results showed that brand perception, price perception, and TV ads perception does not influence the student buying interest on national brand ready to drink coffee. Instead, only brand perception that has an influence toward student buying interest on imported brand ready to drink coffee. Keywords: brand perception, price perception, TV ads perception, buying interest
iv
PENGARUH PERSEPSI MEREK, PERSEPSI HARGA, DAN PERSEPSI IKLAN TV TERHADAP MINAT BELI KOPI SIAP MINUM
ANISA NURHESTI HUTAMI
Skripsi Sebaai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains Pada Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
vi
PRAKATA Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan sripsi dengan judul “Penagruh Persepsi Merek, Persepsi Harga, dan Persepsi Iklan TV terhadap Minat Beli Kopi Sipa Minum”. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan saran selama penulisan skripsi ini. 2. Orang tua penulis Papah Wahyu Utomo, Mamah Tri Pangesti, dan kakak penulis Wishnu Hadi Wicaksono atas doa, dukungan, dan semangat yang telah diberikan selama penulisan skripsi ini. 3. Teman-teman seperjuangan dan satu bimbingan Ristia Fatimah, Anisa Sekar Safitri, Martha Grace, dan Muhammad Akbar Prasetyo yang telah memberikan pendapat, kritik, saran, dan berjuang bersama mulai dari penyusunan proposal hingga penyusunan skripsi. 4. Teman-teman dekat penulis, Tri Sapta Rini, Mutiara Purnamawati, Nur Widya Kamila, Damara Liana, Nadya Ramadianti, Nadia Hasana, Muliawati Sintadewi, Muthia Khalida, Anisa Sekar Safitri, dan Martha Grace, yang telah memberikan dukungan dan semangat. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan mengenai minat beli. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kurang sesuai dengan harapan. Maka dari itu, penulis mengharapkan adanya kritik, saran, dan usulan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Bogor,
Juli 2016
Anisa Nurhesti Hutami
vii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL………………………………………………….. DAFTAR GAMBAR………………………………………………. DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………. PENDAHULUAN………………………………………………… Latar Belakang…………………………………………………. Rumusan Masalah……………………………………………… Tujuan Penelitian………………………………………………… Kegunaan Penelitian………………………………………….. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………. Persepsi………………………………………………………… Merek…………………………………………………………… Harga …………………………………………………………… Iklan TV………………………………………………………… Minat Beli……………………………………………………….. Penelitian Terdahulu…………………………………………… KERANGKA BERPIKIR…………………………………………… METODE PENELITIAN……………………………………………. Desain, Lokasi, dan Waktu……………………………………… Alat dan Bahan Penelitian………………………………………. Protokol Penelitian………………………………………………. Teknik Penarikan Contoh………………………………………. Jenis dan Cara Pengumpulan Data……………………………. Pengolahan dan Analisis Data…………………………………. Definisi Operasional……………………………………………. HASIL……………………………………………………………….. Karakteristik Konsumen………………………………………... Minat Beli Konsumen Kelompok Peminum .……………..……. Minat Beli Konsumen Kelompok Bukan Peminum…………….. Faktor-faktor yang Mempengauhi Minat Beli Kopi Siap Minum Nasional dan Impor……………………………………………. PEMBAHASAN……………………………………………………… SIMPULAN DAN SARAN……………………………………….. Simpulan………………………………………………………… Saran…………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………... LAMPIRAN…………………………………………………………. RIWAYAT HIDUP…………………………………………………..
Halaman xi xii xii 1 1 2 3 3 4 4 4 5 5 6 6 8 11 11 11 12 13 14 15 16 18 18 19 22 26 26 31 32 31 33 36 50
viii
DAFTAR TABEL Halaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6
Daftar kopi ready to drink yang ada di swalayan Indonesia……………………………………………………….... Rancangan pra eksperimental kelompok peminum kopi………. Rancangan pra eksperimental kelompok bukan peminum kopi… Variabel dan skala data yang diteliti………………………… Sebaran konsumen berdasarkan jenis kelamin………………… Sebaran konsumen berdasarkan usia…………………………… Sebaran konsumen berdasarkan interval uang saku…………… Minat beli konsumen peminum sebelum perlakuan terhadap kopi siap minum nasional dan impor…...…………………………… Minat beli konsumen peminum sesudah perlakuan terhadap kopi siap minum nasional dan impor…………...…………………… Sebaran jawaban kelompok peminum berdasarkan pernyataan minat beli untuk kopi siap minum nasional…………………… Sebaran jawaban kelompok peminum berdasarkan pernyataan minat beli untuk kopi siap minum impor……………………… Minat beli konsumen kelompok bukan peminum sebelum perlakuan terhadap kopi siap minum nasional dan impor……… Minat beli konsumen kelompok bukan peminum sesudah perlakuan terhadap kopi siap minum nasional dan impor…… Sebaran jawaban kelompok bukan peminum berdasarkan pernyataan minat beli untuk kopi siap minum nasional………… Sebaran jawaban kelompok bukan peminum berdasarkan pernyataan minat beli untuk kopi siap minum impor..…………………………... Faktor yang mempengaruhi minat beli kopi siap minum nasional dan impor…….…………………………………..……………
1 10 10 13 17 17 18 18 18 19 20 22 22 23
24 26
DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Kerangka pemikiran penelitian………………………………… 10 2 Ilustrasi denah tempat duduk……………………………………… 12 DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesinoer penelitian……………………………………………... 2 Sebaran konsumen berdasarkan item pertanyaan harga………… 3 Sebaran konsumen berdasarkan item pertanyaan merek……… 4 Sebaran konsumen berdasarkan item pertanyaan iklan TV……… 5 Dokumentasi……………………………………………………...
Halaman 35 46 46 47 48
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia telah mengetahui keberadaan kopi sejak dahulu kala. Setiap hari hampir seluruh penduduk yang ada di dunia dapat menikmati kenikmatan kopi. Kopi merupakan salah satu komiditi terlaris yang selalu diburu para penikmat kopi dimanapun berada (Nurazizi, 2013). Kopi sangat disukai oleh penduduk dunia, karena dapat membuat manusia terjaga dan merasa tidak mengantuk. Permintaan kopi domestik sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan Tingkat konsumsi kopi domestik pada tahun 2013 mencapai angka satu kilogram per kapita per tahun (AEKI, 2013).1. Selain itu, gaya hidup minum kopi juga kian mengakar di seluruh lapisan Indonesia, baik masyarakat menegah keatas maupun masyarakat menegah kebawah. Selanjutnya, peningkatan konsumsi kopi domestik Indonesia didukung juga oleh harga yang terjangkau, kepraktisan dalam penyajian dan keragaman cita rasa dan aroma yang sesuai dengan konsumen. Dengan semakin berkembangnya zaman dan teknologi, kini kopi bisa diolah dan dijadikan sebagai industri yang berpotensial. Dengan berubahnya gaya hidup masyarakat dan aktivitas yang semakin padat membuat perusahaan menjadikan peluang tersebut untuk membuat kopi ready to drink. Kopi ready to drink bisa dinikmati oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Kopi ready to drink itu sendiri terdiri dari bermacam-macam merek. Ada yang merek nasional dan ada merek impor. Hal ini menyebabkan persaingan diantara merek nasional dan merek global. Berikut ini merupakan daftar beberapa merek kopi siap minum (ready to drink) impor dan nasional yang beredar di pasaran Indonesia: Tabel 1 Daftar kopi ready to drink yang ada di swalayan Indonesia Merek Kopi ABC EXO Chocomalt Nescaffe Latte RTD 240 ml Nescafe Original RTD 240 ml Nescafe Mocca RTD 240 ml Nescafe UHT Coffee Cream 200 ml Nescafe UHT French Vanilla 200 ml Good Day Ready To Drink Caramel Macchiato 200 ml Good Day Ready To Drink Mocca Latte 200 ml Good Day Ready To Drink White Vanilla 200 ml
1
Perusahan Produksi (Impor/Nasional) Botol plastik Nasional Kaleng Nasional Kaleng Nasional Kaleng Nasional Tetra pack Nasional Tetra pack Nasional Jenis Kemasan
Tetra pack
Nasional
Tetra pack
Nasional
Tetra pack
Nasional
[AEKI]. Asosiasi Ekspotir Kopi Indonesia. Konsumsi Kopi Domestik. http://www.aekiaice.org/page/konsumsi-kopi-domestik/id. Diakses tanggal 30 Januari 2016.
2
Tabel 1 Daftar kopi ready to drink yang ada di swalayan Indonesia Merek Good Day Ready To Drink Tiramissu Bliss 250 ml Good Day Ready To Drink Funtastic Mocacinno 250 ml Kopiko 78 C Coffee Latte 24'S X 240ml Taste Nirvana Premium Coffee Cappuccino 280 ml Taste Nirvana Premium Coffee Mocha 280 ml Mr.Brown Iced Coffee Drink Bottle 330 ml Mr.Brown Black Coffee 240 ml Mr.Brown Cappuccino 240 ml Mr.Brown Vanilla 240 ml
Jenis Kemasan
Perusahan Produksi (Impor/Nasional)
Botol plastik
Nasional
Botol plastik
Nasional
Botol plastik
Nasional
Botol kaca
Impor
Botol kaca Botol plastik Kaleng Kaleng Kaleng
Impor Impor Impor Impor Impor
Goenawan (2014) menyatakan bahwa nama merek memiliki pengaruh yang positif signifikan dengan minat beli. Nama merek yang memiliki citra positif dapat mempengaruhi perspesi konsumen terhadap merek. Selain merek, harga juga memerankan peran penting dalam pengaruhnya terhadap minat beli konsumen. Menurut Dodds et al (1991) konsumen akan membeli suatu produk bermerek jika harga dari produk tersbut dianggap layak dan sesuai oleh mereka. Iklan TV bisa menjadi alat promosi yang efektif dan efisien dalam menarik minat beli konsumen. Zoar (2008) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen selain harga dan kualitas adalah iklan TV. Semua rangsangan merek, harga, dan iklan TV akan membetuk persepsi konsumen dan juga rangsangan kualitas akan membentuk persepsi konsumen pada akhirnya keduanya akan mempegaruhi minat beli. Maka dari itu, penelitian ini bermaksud untuk menguji coba pengaruh persepsi merek, persepsi harga, dan persepsi iklan TV terrhadap minat beli dengan metode eksperimental dan adanya perlakuan eksperimen. Rumusan Masalah Banyaknya merek kopi siap minum yang beredar, baik itu merek nasional maupun impor disertai dengan kualitas yang bagus dan harga yang cukup bersaing akan berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Konsumen cenderung akan memilih produk dengan merek yang sudah terkenal karena merek memberikan jaminan kualitas. Harga adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi minat beli konsumen (Kotler, 2001). Konsumen lebih menginginkan produk dengan harga yang terjangkau dan bisa mendapatkan manfaat yang baik dari suatu poduk tersebut. Banyaknya kopi siap minum merek nasional maupun merek impor membuat perusahaan harus mencari cara agar produknya bisa dibeli oleh konsumen. Salah satunya, dengan membuat iklan TV semenarik mungkin dengan harapan dapat membuat minat beli konsumen muncul. Siddiqni (2014) menyatakan bahwa iklan TV menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi minat
3
beli konsumen. Mahasiswa sebagai salah satu konsumen penikmat kopi bersikap lebih rasional, jeli, dan teliti terhadap produk yang akan dikonsumsinya. Oleh karena itu, beberapa perumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh persepsi merek, persepsi harga, persepsi iklan TV terhadap minat beli konsumen pada produk kopi siap minum nasional dan impor? Tujuan Penelitian Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi merek, persepsi harga, dan persepsi iklan TV terhadap minat beli kopi merek nasional dan merek impor pada konsumen di IPB. Tujuan Khusus 1. Menganalisis pengaruh persepsi merek, persepsi harga, dan persepsi iklan TV terhadap minat beli konsumen pada produk kopi siap minum nasional dan impor. Kegunaan Penelitian Manfaat penelitian ini adalah untuk: 1. Peneliti/mahasiswa Sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori dan mengembangkan wawasan yang diperoleh selama studi sehingga dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan serta untuk menambah wawasan mengenai faktor yang mempengaruhi minat beli kopi siap minum. 2. Institusi Pendidikan (IPB) Memberikan sumbangan informasi pihak lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan dapat menambah kepustakaan sebagai informasi bahan pembanding bagi penelitian lain. 3. Perusahaan Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan maupun bahan informasi dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada kaitannya dengan minat beli 4. Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan kebijakan perlindungan konsumen dan produsen.
4
TINJAUAN PUSTAKA Persepsi Persepsi adalah proses seseorang dalam memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsangan-rangsangan atau stimulus yang berasal dari luar dirinya yang diterima menjadi sebuah gambaran yang berarti dan lengkap. Seorang konsumen termotivasi untuk membeli sebuah produk dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya. Sedangkan, persepsi setiap orang berbeda-beda. Maka dari itu, mungkin setiap konsumen memandang sutau produk yang sama tetapi cara mempersepsikannya atau mendeskripsikannya berbeda. Shiffman dan Kanuk (1997) mengatakan bahawa persepsi seorang konsumen dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor stimulus dan faktor individu. Faktor stimulus merupakan karakteristik suatu produk seperti ukuran, warna, berat atau bentuk. Tampilan suatu produk, baik itu tampilan kemasan maupun karakteristik produk dapat menciptakan suatu rangsangan sehingga mampu menciptakan persepsi konsumen terhadap produk yang dilihatnya. Faktor individu merupakan proses pembentukan stimulus menjadi persepsi, bukan hanya melalui panca indera tetapi juga berdasarkan pengalaman seorang konsumen. Persepsi harga didefinisikan sebagai pandangan atau anggapan konsumen tentang harga yang ditetapkan sebuah perusahaan. Persepsi harga juga dikaitkan dengan bagaimana informasi harga dari suatu produk dapat sepenuhnya dipahami oleh konsumen dan dapat memberikan makna yang dalam bagi konsumen. Selain persepsi harga, istilah lainnya adalah persepsi terhadap kewajaran harga. Konsumen akan melakukan pembelian apabla harga dari suatu produk dikaitkan dengan keuntungan dan kerugian yang didapatkannya. Merek Merek atau brand didefinisikan oleh American Marketing Association sebagai suatu nama, istilah, symbol, atau desain atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual dari barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing. Temporal dan Lee (2002) menyebutkan beberapa alasan pentingnya merek bagi konsumen, yaitu: 1. Merek memberikan pilihan. Dengan adanya merek memungkinkan konsumen untuk membedakan berbagai macam tawaran yang ditawarkan perusahaan. 2. Merek memudahkan keputusan Konsumen cenderung tidak tahu banyak mengenai suatu produk yang membuatnya tertarik. Tetapi dengan adanya merek dapat membuatnya lebih mudah untuk memilih. Merek yang sudah terkenal lebih banyak disukai oleh konsumenn karena merek tersebut sudah dikenal dan bisa dipercaya. 3. Merek memberikan jaminan kualitas Konsumen akan memilih sebuah produk yang berkualitas dalam memenuhi kebutuhannya. Pengalaman menggunakan sebuah merek akan mempengauhi konsumen saat akan mencoba merek yang baru dengan tingkat kualitas tertentu.
5
4. Merek memberikan jaminan pencegahan resiko Konsumen cenderung akan menghindari resiko. Pengalaman positif menggunakan sebuah merek akan memberikan keyakinan dan kenyamanan kepada konsumen untuk membeli produk tersebut walaupun dengan harga yang tinggi. 5. Merek menjadi alat untuk mengekspresikan diri Merek dapat membantu konsumen untuk mengekspresikan kebutuhan sosial-psikologi. Harga Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa dari nilai yang ditukarkan para konsumen untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Kotler dan Amstrong, 2001). Harga menjadi faktor penentu baik dalam memunculkan minat beli. Saat konsumen membeli suatu produk, mereka akan mempertukarkan sesuatu yang memiliki nilai (harga) untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai yaitu manfaat dari menggunakan suatu produk tersebut. Penelitian lain yang dilakukan oleh Kristanto dan Wicaksono (2009) membuktikan bahwa harga berpengaruh positif terhadap minta beli. Zeithaml dan Bitner (2000) menyatakan bahwa minat beli konsumen akan dipengaruhi oleh faktor-faktor harga, yaitu: 1. Konsumen akan membandingkan harga suatu produk dengan harga pesaingnya. 2. Konsumen mengharapkan harga produk yang sesuai dengan kuantitas, cita rasa, kuantitas dan kualitas yang ditawarkan 3. Minat beli konsumen akan dipengaruhi oleh flexible price, yaitu harga yang sesuai dengan kuantitas dan jenis produk yang dibeli. Iklan TV Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media yang ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Kasali, 1995). Iklan ditampilkan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra konsumen yang berkaitan dengan produk atau merek. Menurut Swastha (2006) adapun fungsi iklan sebagai berikut: 1 Memberikan Informasi. Adanya informasi yang jelas mengenai produk seperti harga produk, kegunaan produk akan membuat konsumen mudah mendapat informasi tentang produk tersebut dan menimbulkan minat beli terhadap produk tersebut. 2 Membujuk Konsumen. Pesan iklan mengandung persuasif yang berarti pesan dalam iklan harus mengandung bujukan, sehingga konsumen berniat membeli produk tersebut 3 Menciptakan Kesan Iklan. Menciptakan iklan yang baik dengan menggunakan ilustrasi bentuk, warna, dan layout yang menarik. Sehingga menimbulkan kesan tertentu kepada konsumen. 4 Memuaskan Keinginan. Memuaskan keinginan konsumen dengan cara menciptakan komunikasi yang efektif. 5 Sebagai Alat Komunikasi. Periklanan berfungsi sebagai alat komunikasi untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli.
6
Sedangkan, tujuan dibuatnya iklan, yaitu: 1. Informative advertising. Iklan dibuat untuk memperkenalkan produk baru. 2. Persuasif advertising. Iklan dibuat menarik perhatian konsumen dengan harapan dapat menimbulkan minat beli. 3. Comparison advertising. Iklan bertujuan untuk membandingkan produk milik perusahaan dengan merek perusahaan lain. 4. Reinforcement advertising. Iklan bertujuan untuk mengingatkan agar konsumen tidak melupakan keberadaan produk. 5. Reminder advertising. Iklan bertujuan agar konsumen merasa yakin sudah memilih produk yang tepat. Minat Beli Minat beli adalah kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael 2002). Selain itu, minat beli menurut Howard yang dikutip oleh Durinato dan Liana (2004) adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Munculnya minat beli berasal dari pencarian informasi terkait pengetahuan dan manfaat produk. Selanjutnya, konsumen akan memproses dan mengevaluasi informasi tersebutumen. Hasil evaluasi akan memunculkan minat beli sebelum akhirnya konsumen benar-benar melakukan pembelian. Rosalina (2009) juga menyatakan bahwa sebalum melakukan pembelian, konsumen akan mengumpulkan informasi dari lingkungannya. Setelah itu, konsumen memulai untuk melakukan penilaian terhadap produk dan melakukan evaluasi. Dalam proses evaluasi konsumen akan membandingkan dan mempertimbangkan pilihan mana yang akan diambil sebagai keputusan pembelian. Ada perbedaan antara pembelian aktual dengan minat pembelian. Pembelian aktual adalah pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, sedangkan minat beli adalah niat untuk melakukan pembelian pada kesempatan mendatang. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) indikator minat beli seorang konsumen adalah sebagai berikut: 1. Tertarik mencari informasi mengenai produk 2. Tertarik untuk mencoba 3. Mempertimbangkan untuk membeli 4. Ingin membeli produk Penelitian Terdahulu Penelitian eksperimental sebelumnya telah dilakukan oleh Sumarwan, Johan, dan Anindita (2011) dengan judul “Sikap, preferensi, dan niat beli terhadap produk makanan ringan pada anak usia sekolah”. penelitian ini menggunakan perlakuan paparan iklan dan uji konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan sikap, preferensi, dan niat beli berdasarkan perlakuan dan jenis kelamin, menganalisis hubungan antar peubah, dan menganalisis faktor yang mempengaruhi niat beli terhadap produk makanan ringan. Hasil uji beda t-test penelitian inimenunjukkan bahwa sikap, preferensi, dan niat beli anak tidak berbeda signifikan. Selanjutnya, hasil analisis korelasi Spearman juga
7
menunjukkan bahwa sikap berhubungan dengan niat beli anak sehingga niat beli anak dipengaruhi oleh sikap. Penelitian yang hampir sama juga dilakukan oleh Sumarwan, Simanjutak, dan Yurita (2012) dengan judul “Persepsi dan preferensi iklan mempengaruhi niat beli anak pada produk makanan ringan”. Penelitian ini bertujuan untuk menganaisis perbedaan antara persepsi, preferensi, dan niat beli berdasarkan perlakuan dan jenis kelamin. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian eksperimental ini adalah paparan iklan dan uji konsumen. selain itu, tujuan lain penelitian ini adalah melihat pengaruh persepsi, preferensi, dan pengalaman mengkonsumsi terhadap niat beli dan pengaruh perlakuan dan jenis kelamin terhadap persepsi, preferensi, dan niat beli anak pada produk makanan ringan. Hasil uji beda t-test menunjukkan bahwa persepsi anak beerbeda signifikan berdasarkan jenis kelamin pada perlakuan 1 dan antarperlakuan. Berdasarkan analisis reresi liniear berganda juga menunjukkan bahwa persepsi, preferensi, dan pengalaman mengkonsumsi berpengaruh signifikan terhadap niat beli anak. Selain itu, analisis Two way ANOVA juga menunjukkan bahwa persepsi dipengaruhi signifikan oleh jenis kelamin dan interaksi antara jenis kelamin dan perlakuan. Penelitian yang dilakukan oleh Retnaningsih dan Dwi (2009) dengan judul “Perbedaan minat membeli ditinjau dari bentuk iklan testimonial dan iklan komparatif (Penelitian eksperimenal pada mahasiswa jurusan Psikologi, Universitas Negeri Semarang) dengan metode kuasi eksperimenal. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah non randomized posttest control group design). Pada penelitian ini ditemukan bahwa mahasiswa yang mempunyai minat beli yang tinggi belum tentu akan membeli sebuah produk jika ada penghalang seperti harga yang mahal, tidak adanya ketersediaan prroduk, keadaan finansial. Khunniza (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh harga, merek, dan nama Negara asal pada minat beli konsumen yang dimediasi oleh persepsi mkualitas, persepsi pengorbabnan, persepsi risiko, dan persepsi nilai (Studi pada Masyarakat Kota Surakarta)” menemukan bahwa negara asalah dan merek memiliki pengaruh terhadap persepsi kualitas. menemukan bahwa harga tidak berpengaruh terhadap persepsi kualitas dan pengorbanan. Primandini (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh media iklan terhadap minat beli mahasiswa produk Laptop Acer” dan bertujuan untuk mengetahui perbedaan media iklan terhadap terhadap minat membeli Laptop Acer pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan desain pra eksperimental. menemukan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh pemberian paparan iklan terhadap intensi membeli Laptop Acer pada mahasiswa. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Christensen dalam Seniati et al (2009) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh iklan TV terhadap pembentukan minat beli konsumen karena perlakuan yang diterima oleh subjek penelitian tidak hilang sehingga dapat berpengaruh terhadap perlakuan berikutnya. Goldsmith et al (2000) melalui penelitian eksperimennya yang berjudul “The impact of corporate credibility and celebrity credibility on consumer reaction to advertisements and brands” menemukan bahwa iklan memiliki pengaruh langsung terhadap minat beli konsumen. Peneletian eksperimental lain yang berjudul “Studi eksperimental pengaruh pencitraan visual iklan label desainer terhadap sikap menyukai iklan dan niat beli” yang dilakukan oleh Premordia, Maulana, dan Dewi (2008) menemukan
8
bahwa tidak adanya pengaruh antara pencitraan yang ditampilkan didalam iklan sehingga minat beli konsumenn juga tidak terpengaruh. Saifuddin (2013) dalam penelitiannya yang berujudul “Pengaruh jenis endorser dan brand name terhadap sikap atas iklan, sikap atas merek, dan niat pembelian pada produk high dan low involvement” menyebutkan bahwa sebuah produk yang memilki nama luar negeri lebih disukai daripada merek dengan nama dalam negeri, sehingga konsumen cenderung akan lebih berminat untuk membeli produk dengan nama luar negeri. Selain nama merek. Seprayanto (2014) dalam penelitian eksperimentalnya yang bertujuan unyuk menguji persepsi konsumen terhadap produk dengan metode blindtest dan nonblind test menyebutkan bahwa persepsi seorang konsumen lebih tinggi pada produk merek global dibandingan dengan merek nasional setelah diberi perlakuan. Selanjutnya, persepsi konsumen seperti unsure intrinsic produk, spesifikasi harga, dan spesifikasi merek dari merek global lebih baik setelah diberi perlakuan, yaitu dengan memberitahukan merek coklat yang digunakan dalam penelitian kepada konsumen. Sedangkan, persepsi konsumen terhadap coklat merek nasional lebi baik saat sebelum diberi perlakuan. Selain persepsi, unsur intrinsik produk juga dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Putri (2014) dalam penelitian eksperimentalnya yang berjudul “Analisis mutu organoleptik cookies lidah kucing berbahan dasar tepung Garut (arrowroot) terhadap minat beli konsumen” menyatakan bahwa penampilan fisik, tekstur, dan rasa berpengaruh signifikan terhadap minat beli.
9
KERANGKA BERPIKIR Minat beli seseorang konsumen menggambarkan suatu tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh konsumen (Sumarwan, 2004). Minat beli seorang konsumen bisa dipengaruhi dari dalam diri konsumen itu sendiri, salah satunya yaitu persepsi. Seorang konsumen termotivasi untuk membeli sebuah produk dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya. Sedangkan, persepsi setiap orang memandang sebuah nama merek, harga sebuah produk, maupun iklan yang dilihatnya berbeda-beda. Maka dari itu, mungkin setiap konsumen memandang sutau merek, harga, iklan, dan kualitas yang sama tetapi cara mempersepsikannya atau mendeskripsikannya berbeda. Konsumen setiap harinya selalu terpapar oleh berbagai merek, harga, dan iklan dari produk-produk yang berada disekitarnya yang akhirnya akan membentuk persepsi. Penelitian yang dilakukan oleh Goenawan (2014) menyatakan bahwa nama merek memiliki pengaruh yang positif signifikan dengan minat beli. Selanjtnya, Alfatris (2014) juga menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif terhadap minat beli. Zoar (2008) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen selain harga dan kualitas adalah iklan TV Oleh karena itu, diduga terdapat pengaruh antara perspesi merek, persepsi harga, persepsi iklan TV dan persepsi kualitas terhadap minat beli kopi siap minum merek nasional maupun impor pada konsumen. Hipotesis Berdasarkan kerangka pikiran pada Gambar 1, Maka beberapa hipotesis yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1. H0a: Tidak terdapat pengaruh yang nyata perspesi merek terhadap minat beli konsumen pada produk kopi siap minum nasional dan impor H0b: Tidak terdapat pengaruh yang nyata persepsi harga terhadap minat beli konsumen pada produk kopi siap minum nasional dan impor H0c: Tidak terdapat pengaruh yang nyata persepsi iklan TV terhadap minat beli konsumen pada produk kopi siap minum nasional dan impor H1a: Terdapat pengaruh yang nyata antara perspesi merek terhadap minat beli konsumen pada produk kopi siap minum nasional dan impor H1b: Terdapat pengaruh yang nyata antara perspesi harga terhadap minat beli konsumen pada produk kopi siap minum nasional dan impor H1c: Terdapat pengaruh yang nyata antara perspesi iklan TV terhadap minat beli konsumen pada produk kopi siap minum nasional dan impor
10
Karakteristik Mahasiswa 1. 2. 3. 4.
Jenis kelamin Usia Uang saku Pengalaman mengkonsumsi
Persepsi Konsumen 1. Persepsi merek 2. Persepsi harga 3. Persepsi iklan TV
Merek Harga Iklan Tv
Tidak diteliti Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
MINAT BELI
11
METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Peneitian ini merupakan bagian dari penelitian bersama yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen pada Produk Kopi Siap Minum Nasional dan Impor tahun 2016. Desain penelitian ini menggunakan desain pra eksperimental. Dalam penelitian ini pedekatan desain yang digunakan adalah one group pretetst and posttest design. Desain ini dipilih karena penentuan konsumen yang mengikuti penelitian ini tidak dilakukan secara acak dan karena tidak adanya kelompok kontrol. Desain penelitian pra eksperimental ini dilakukan terhadap kedua kelompok, yaitu kelompok peminum dan kelompok bukan peminum. Sebelum diberi perlakuan, konsumen dikedua kelompok diukur persepsi kualitas terhadap kedua kopi siap minum. Setelah itu pengukuran persepsi kualitas dilakukan, konsumen akan diukur minat beli terhadap kedua kopi siap minum yang tidak diberitahu merek dan harga (pretest) dan iklan TV. Perlakuan (X) yang diberikan kepada konsumen dikedua kelompok, konsumen diberi paparan informasi mengenai merek dan harga dari kedua kopi siap minum yang digunakan dalam penelitian serta diberi paparan iklan TV kedua kopi. Setelah itu, minat beli akan diukur setelah diberi perlakuan (posttest). Berikut adalah gambaran rancangan eksperimen semu yang digunakan dalam penelitian. Tabel 2 Rancangan pra eksperimental kelompok peminum kopi Kelompok A (31 orang)
Pre test O1
Perlakuan X
Post test O2
Ket: A: Kelompok peminum; O1: minat beli sebelum diberi paparan merek, harga, dan iklan Tv; X: paparan merek, harga, dan iklan Tv; O2: minat beli setelah diberi paparan merek, harga, dan iklan Tv
Tabel 3 Rancangan pra eksperimental kelompok bukan peminum kopi Kelompok B (31 orang)
Pre test O1
Perlakuan X
Post test O2
Ket: B: Kelompok bukan peminum; O1: minat beli sebelum diberi paparan merek, harga, dan iklan Tv; X: paparan merek, harga, dan iklan Tv; O2: minat beli setelah diberi paparan merek, harga, dan iklan Tv
Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian diantaranya adalah laptop, layar LCD, proyektor, dan microphone. Alat-alat tersebut digunakan untuk menapilkan merek dan harga kopi siap minum nasional dan impor serta untuk menayangkan iklan TV. Iklan Tv yang digunakan pada perlakuan 2 berupa video kopi siap minum Nescafe yang berdurasi 32 detik dan kopi siap minum Mr.Brown yang berdurasi 40 detik. Iklan ini akan dipaparkan sebanyak satu kali untuk masing-masing produk. Bahan yang dipilih untuk penelitian ini adalah kopi siap minum Nescafe rasa Black untuk merek nasional dan kopi siap minum Mr.Brown rasa Black Coffee untuk
12
merek impor. Pemilihan kopi siap minum merek Nescafe dikarenakan merek ini merupakan merek yang sering diminum dikalangan mahasiswa dan harga yang terjangkau serta ketersediaannya yang ada dimana saja. Untuk pemilihan kopi siap minum merek Mr. Brown dikarenakan kopi siap minum impor ini masih jarang sekali dikenal oleh kalangan mahasiswa dan bisa didapatkan di swalayan/supermarket terdekat serta ketersediaan iklan. Kedua kopi siap minum ini disajikan kedalam gelas kecil sebanyak 30 ml.
Protokol Penelitian Adapun protokol pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan dalam satu ruangan. 2. Tempat duduk didalam ruangan akan disusun menjadi lima belas baris. Jarak antara konsumen diatur berseling satu kuris agar tidak terjadi saling mencontek. Gambar 2 adalah ilustrasi denah tempat duduk pengambilan data. Layar LCD Meja
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
Ket: A = Kelompok peminum; B = Kelompok bukan peminum
Gambar 2 Ilustrasi denah tempat duduk
13
3. Kopi siap minum telah disiapkan didalam gelas kecil/cup sebanyak 30 ml. Kopi siap minum yang digunakan didalam kondisi yang tidak panas maupun tidak dingin. Lalu, kopi siap minum baik merek nasional maupun merek impor ditaruh di setiap bangku meja. 4. Sebelum memasuki ruangan, konsumen diberikan pita sebagai penanda antara kelompok. Pita berwarna hijau untuk kelompok kontrol dan pita bewarna merah untuk kelompok eksperimen kopi. 5. Kelompok A dan kelompok B memasuki ruang uji. Konsumen dijelaskan terlebih dahulu mengenai cara pengisian kuesioner serta tata cara perlakuan. Setelah itu, konsumen diminta untuk mengisi angket pengalaman mengkonsumsi kopi. Kemudian, konsumen diberikan kesempatan untuk mencicipi kopi merek nasional selama 30 detik yang tidak diberitahukan harga dan merek agar dapat membentuk persepsi kualitas. Setelah itu, konsumen diberikan waktu selama 20 detik untuk meminum air putih yang disediakan untuk menetralisir lidah sebelum lanjut untuk mencicipi kopi merek impor. Selanjutnya, konsumen diminta kembali untuk mencicipi kopi dengan merek impor. Setelah selesai mencicipi konsumen dipersilakan untuk mengisi kuesioner mengenai uji organoleptik dan minat beli (pretest). 6. Setelah selesai mengisi kuesioner pretest, selanjutnya Kelompok A dan kelompok B diberi perlakuan X, yaitu konsumen diberi paparan mengenai merek kopi siap minum yang telah dicicipi beserta harga dan bentuk kemasan dari masing-masing kopi siap minum. Selanjutnya, konsumen dipapari iklan kopi siap minum yang digunakan pada penelitian ini, yatu Nescafe dan Mr. Brown. Setelah selesai dipaparkan iklan, konsumen dipersilakan untuk mengisi kuesioner mengenai merek, harga, iklan TV, dan minat beli. Apabila sudah selesai mengisi kuesioner, lembar kuesioner tersebut diletakkan terbalik di meja. 7. Pengukuran selesai. Teknik Penarikan Contoh Metode pengambilan sampel yang akan digunakan adalah non-probability sampling karena tidak semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi responden dan tidak adanya sampling frame. Teknik non-probability yang digunakan adalah teknik convenience sampling karena elemen populasi yang dipilih berdasarkan kemudahan dan ketersediannya untuk menjadi responden (Simamora 2004). Jumlah konsumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 62 orang mahasiswa selanjutnya, dari 62 orang konsumen dibagi menjadi kedua kelompok, yaitu 31 orang untuk kelompok peminum kopi dan 31 orang untuk kelompok bukan peminum kopi. Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU). Alasan memilih konsumen dari Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU) adalah karena meratanya jurusan dari berbagai fakultas.
14
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh konsumen. Kuesioner yang digunakan untuk pengambilan data disusun sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi peneliti dan agar tidak menyulitkan konsumen. Data primer meliputi data karakteristik konsumen (jenis kelamin, usia, dan uang saku per bulan dan pengalaman mengkonsumsi), persepsi kualitas, sikap merek, sikap harga, sikap iklan TV, dan minat beli konsumen. Kuesioner mengenai sikap merek yang digunakan pada penelitian ini diadopsi dari penelitian Herith et al (2014) dengan judul “Coffee Packaging: Consumer Perception on Appearance, Branding, and Pricing”dengan nilai Cronbach Alpha sebesar 0.835 untuk nasional dan 0.791 untuk merek impor. Kuesioner mengenai sikap harga dan sikap iklan diaodopsi dari penelitian Zoar (2008) dengan judul “Pengaruh Iklan, Kualitas, dan Harga Produk Oli Top One terhadap Minat Beli Konsumen” dengan nilai Cronbach Alpha sebesar 0.791 untuk harga nasional dan 0.733 untuk harga impor serta Cronbach Alpha sebesar 0.670 untuk iklan TV nasional dan 0.821 untuk iklan TV impor. Kuesioner mengenai minat beli diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Istikhomah (2013) dengan judul “Pengaruh Kelopok Acuan dan Pengetahuan terhadap Minat Beli Produk Pangan IPB pada Mahasiswa Program Sarjana” dan dari penelitian Awwaliyah (2013) dengan judul “Pengetahuan. Sikap, dan Niat Beli Mahasiswa terhadap Makanan Organik: Pendekatan Theory of Plannen Behaviour” dengan nilai Cronbach Alpha sebesar 0.940 untuk minat beli nasional dan 0.925 untuk minat beli impor. Adapun skala data dan keterangan pendukung variabel disajikan pada tabel. Tabel 4 Variabel dan skala data yang diteliti Variabel Skala Jawaban Responden Karakteristik konsumen Nominal [1] laki-laki; [2] erempuan - Jenis kelamin Rasio Tahun - Usia Rasio 1 = ≤ Rp 500 000 - Uang saku 2 = Rp 500 001–1 000 000 3 = > Rp 1 000 001
Persepsi merek
Interval
Persepsi harga
Interval
1 = sangat tidak suka 2 = tidak suka 3 = netral 4 = suka 5 = sangat suka 1 = sangat tidak suka 2 = tidak suka 3 = netral 4 = suka 5 = sangat suka
Keterangan
15
Tabel 4 Variabel dan skala data yang diteliti Variabel Skala Jawaban Responden Keterangan 1 = sangat tidak suka 2 = tidak suka Persepsi iklan TV Interval 3 = netral 4 = suka 5 = sangat suka 1 = sangat tidak suka Rendah: ≤50 2 = tidak suka Tinggi: ≥ 51 Minat beli Interval 3 = netral 4 = suka 5 = sangat suka Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari berbagai literatur berupa buku, artikel, jurnal, website dan bahan pustaka dari kajian-kajian sebelumnya. Data sekunder dijadikan sebagai acuan ilmiah dalam menjelaskan berbagai temuan dalam penelitian ini. Pengolahan Data dan Analisis Data Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan SPSS for Windows versi 16. Pengolahan data meliputi coding, scoring, entrying, cleaning, dan analyzing. Analisis data dilakukan secara statistik melalui analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskriptif yang meliputi frekuensi, tabulasi silang, maksimum, minimum, rata-rata, dan standar deviasi digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen yang meliputi jenis kelamin, usia, uang saku dan pengalaman konsumsi. Sedangkan snalisis statistic yang digunakan adalah regresi linier berganda. Konsumen diberikan kuesioner mengenai merek, harga, iklan TV, dan persepsi kualitas dan diminta untuk menjawab sesuai dengan skala yang telah ditentukan. Merek, harga, dan iklan TV diukur dengan menggunakan pilihan jawaban “sangat tidak setuju” diberi skor 1, “tidak setuju” diberi skor 2, “netral” diberi skor 3, “setuju” diberi skor 4, dan “sangat setuju” diberik skor 5. Sedangkan, persespsi kualitas diukur dengan menggunakan pilihan jawaban “sangat tidak suka” diberi skor 1, “tidak suka” diberi skor 2, “netral” diberi skor 3, “suka” diberi skor 4, dan “sangat suka” diberi skor 5. Berikut adalah penjelasan rincinya: - Persepsi merek: terdiri dari 4 pernyataan dengan nilai minimum adalah 4 dan nilai maksimum adalah 20. Setelah ditotal, skor pernyataan merek akan ditransformasikan menjadi indeks yang berkisar antara 0-100. - Persepsi harga: terdiri dari 3 pernyataan dengan nilai minimum adalah 3 dan nilai maksimum adalah 15. Setelah ditotal, skor pernyataan harga akan ditransformasikan menjadi indeks berkisar antara 0-100. - Persepsi iklan TV: terdiri dari 4 pernyataan dengan nilai minimum adalah 4 dan nilai maksimum adalah 20. Setelah ditotal, skor pernyataan iklan TV akan ditransformasikan menjadi indeks berkisar antara 0-100.
16
Indeks =
(Skor yang diperoleh −Skor minimum ) (Skor maksimum −Skor minimum )
X 100
Total skor minat beli akan dikategorikan kedalam dua kategori, yaitu rendah dan tinggi. Berdasarkan rumus tersebut, maka didapatkan pengelompokkan kategori minat beli, yaitu rendah (≤ 50) dan tinggi (≥ 51). Interval kelas (I) =
(Skor maksimun −Skor minimum ) Jumlah kategori
Uji regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh sikap merek, sikap harga, sikap iklan TV, dan perspesi kualitas terhadap minat beli konsumen. Adapun persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y’ = a + B1X1 + B2X2 + B3X3 Dimana: Y’ = Minat beli (indeks) X1 = Persepsi Merek (indeks) X2 = Persepsi Harga (indeks) X3 = Persepsi Iklan TV (indeks)
a = Konstanta B1 = Koefisien regresi persepsi merek B2 = Koefisien regresi persepsi harga B3 = Koefisien regresi persepsi iklan TV
Definisi Operasional Jenis Kelamin adalah pembagian jenis seksual yang ditentukan secara biologis dan anatomis dinyatakan dalam jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kelompok bukan peminum adalah mahasiswa yang tidak terbiasa meminum kopi atau terakhir meminum kopi dilihat dengan cutoff 2 minggu terakhir. Kelompok peminum adalah mahasiswa yang suka dan bisa meminum kopi Konsumen adalah mahasiswa program sarjana IPB yang sedang menempuh pendidikan tingkat satu yang berusia 17-19 tahun. Kopi siap minum merek impor adalah kopi yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga siap diminum yang dikemas dalam kaleng yang perushaan produksinya berada di luar Indonesia. Kopi siap minum merek nasional adalah kopi yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga siap diminum yang dikemas dalam tetra pack yang perushaan produksinya berada di dalam Indonesia dan sudah dikenal oleh masyarakat luas. Minat beli adalah kecenderungan konsumen dalam melakukan keputusan untuk membeli siap minum kopi atau tidak dan kemudian dikategorikan kedalam dua kategori, yaitu rendah atau tinggi. Perlakuan adalah konsumen diberi paparan merek, harga, dan iklan TV kopi siap minum nasional dan impor. Persepsi harga adalah evaluasi persepsi konsumen terhadap nominal yang harus dikeluarkan konsumen yang diukur berdasarkan citra eksklusif yang dirasakan dan kualitas
17
Persepsi iklan TV adalah evaluasi perepsi konsumen terhadap media promosi audio visual yang diukur melalui keefektifan pesan iklan, setting iklan, dan aktor/aktris penyampai pesan iklan Persepsi merek adalah evaluasi sikap konsumen terhadap nama dari produk minuman kopi yang diukur berdasarkan status konsumen, kepentingan merek, kekonsistenan pilihan merek, dan keberhasilan menciptakan trend. Uang saku uang yang diperoleh konsumen dalam sebulan yang dinyatakan dalam rupiah. Usia adalah lama hidup yang dicapai oleh konsumen dan dinyatakan dalam tahun.
18
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Karakteristik Konsumen Jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah konsumen berjenis kelamin laki-laki (25.8%) lebih banyak daripada jumlah konsumen berjenis kelamin perempuan (24.2%) pada kelompok kontrol. Sebaliknya, untuk kelompok eksperimen jumlah konsumen berjenis kelamin perempuan (28.1%) lebih banyak daripada konsumen berjenis kelamin laki-laki (21.9%). Adapun sebaran konsumen berdasarkan jenis kelamin secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 5 Sebaran konsumen berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Perempuan Laki-laki Total
Peminum n % 15 24.2 16 25.8 31 50
Bukan Peminum n % 18 28.1 13 21.9 31 50
n 33 29 62
Total % 53.2 46.8 100
Usia konsumen. Hasil menunjukkan bahwa usia konsumen berada pada rentang 17-20 tahun. Rata-rata usia konsumen didapatkan sebesar 18.5 tahun untuk kedua kelompok. Proporsi tersbesar konsumen berada pada usia 19 tahun (25.8%) untuk kelompok kontrol dan untuk kelompok eksperimen berada pada usia 18 tahun (24.2%). Adapun sebaran konsumen berdasarkan usia secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 6 Sebaran konsumen berdasarkan usia Usia 17 tahun 18 tahun 19 tahun 20 tahun Total Min-Maks Rataan±STD
Peminum n % 0 0 15 24.2 16 25.8 0 0 31 50
n 1 15 13 2 31
Bukan Peminum % 1.6 24.2 21 3.2 50
Total n 1 30 29 2 62
% 1.6 48.4 46.8 3.2 100 17-20 0.593
Uang saku. Uang saku yang didapatkan konsumen perbulannya berada pada kisaran Rp 200 000 sampai Rp 2 500 000 dengaan rata-rata uang saku sebesar Rp 989 005 untuk kedua kelompok. Proporsi terbesar konsumen pada kelompok kontrol memiliki uang saku sebesar Rp 500 001 – 1 000 000 (35.5%) per bulannya. Begitu pula proporsi terbesar konsumen pada kelompok eksperimen memiliki uang saku sebesar Rp 500 001 – 1 000 000 (25.8%) per bulannya. Sebaran konsumen berdasarkan uang saku dapat dilihat pada Tabel 6.
19
Tabel 7 Sebaran konsumen berdasarkan interval uang saku Uang saku < Rp500.000 Rp500.001-Rp1.000.000 ˃ Rp1.000.001 Total Min-Maks Rataan±STD
Peminum n % 4 6.5 22 35.5 5 8 31 50
Bukan Peminum n % 2 3.2 16 25.8 13 21 31 50
Total n % 6 9.7 38 61.3 18 29 62 100 200000-2500000 3.942E5
Minat beli konsumen kelompok peminum Hasil perhitungan indeks minat beli menunjukkan bahwa lebih dari separuh konsumen pada kelompok peminum memiliki minat beli yang rendah untuk membeli produk kopi siap minum nasional maupun impor sebelum diberi perlakuan. Tetapi,setelah diberi perlakuan minat beli konsumen berubah walaupun tidak terlalu signifikan. Beberapa konsumen berubah minat belinya sehingga termasuk kedalam kategori yang tinggi. Sebaran minat beli konsumen untuk kopi siap minum nasional dan impor sebelum dan sesudah diberi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8
Minat beli konsumen kelompok peminum sebelum perlakuan terhadap kopi siap minum nasional dan impor Nasional Impor Kategori minat beli n % n % 1 Rendah 18 58.1 24 77.4 Tinggi2 13 41.9 7 22.6 Total 31 100 31 100 Rata-rata ± SD 46.976 ± 16.9536 42.238 ± 16.7291 Min-maks 18.8-75 12.5-78.1 Ket: 1 = ≤50 ; 2 = ≥51
Tabel 9 Minat beli konsumen kelompok peminum sesudah perlakuan terhadap kopi siap minum nasional dan impor Nasional Impor Kategori minat beli n % n % 1 Rendah 16 51.6 21 67.7 2 Tinggi 15 48.4 10 32.3 Total 31 100 31 100 Rata-rata ± SD 50.908 ± 18.7033 46.17 ± 18.235 Min-maks 3.1-90.6 19-84 Ket: 1 = ≤50 ; 2 = ≥51
20
Tabel 10 menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan hampir setengah dari konsumen (41.9%) tidak akan membeli kopi siap minum nasional dalam waktu 1 bulan. Setelah diberi perlakuan, konsumen juga tidak menunjukkan perubahan signifikan, yaitu sebesar 29 persen konsumen tidak akan membeli kopi siap minum nasional dalam waktu 1 bulan. Hal ini yang diduga menyebabkan minat beli konsumen tergolong rendah. Tabel 10 Sebaran jawaban kelompok peminum berdasarkan pernyataan minat beli untuk kopi siap minum nasional Sebelum perlakuan (%) Sesudah perlakuan (%) No Pernyataan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Dalam waktu 1 0 41.9 35.5 22.6 0 3.2 29 32.3 32.3 3.2 bulan yang akan datang, saya akan membeli minuman kopi ini. 2 Saya akan 0 35.5 38.7 25.8 0 3.2 32.3 41.9 19.4 3.2 mencoba mengonsumsi minuman kopi ini dalam waktu 1 bulan yang akan datang 3 Ketika memiliki 0 32.3 25.8 35.5 6.4 3.2 19.4 32.3 41.9 3.2 uang yang cukup, Saya tertarik membeli minuman kopi ini 4 Saya akan membeli 0 29 32.3 35.5 3.2 3.2 16.1 29 48.4 3.2 minuman kopi ini jika tersedia di toko langganan atau dekat dengan tempat tinggal saya 5 Ketika saya 0 25.8 29 38.7 6.5 0 16.1 41.9 32.3 9.7 memiliki informasi yang cukup saya tertarik untuk membeli minuman kopi ini 6 Saya bersedia 3.2 45.2 48.4 3.2 0 6.5 35.5 35.5 19.4 3.2 mengganti merek yang biasa saya konsumsi dengan
21
Tabel 10 Sebaran jawaban kelompok peminum berdasarkan pernyataan minat beli untuk kopi siap minum nasional Sebelum perlakuan Sesudah perlakuan (%) (%) No Pernyataan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 merek baru yang saya coba ini 7 Meskipun harga 3.2 51.6 35.5 9.7 0 3.2 38.7 32.3 25.8 0 minuman kopi ini lebih mahal, saya akan tetap membelinya dengan alasan kualitas dan manfaat yang dirasakan. 8 Saya akan mengajak 3.2 25.8 64.5 6.5 0 6.5 22.6 45.2 25.8 0 orang lain untuk membeli minuman kopi ini. Ket: 1 = Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak Setuju; 3 = Netral; 4 = Setuju; 5 = Sangat Setuju
Tabel 11 menunjukkan sebaran jawaban konsumen terhadap minat beli kopi siap minum impor. Hampir setengah dari konsumen (48.4%) tidak akan membeli kopi siap minum impor dalam waktu 1 bulan baik itu sebelum diberi perlakuan maupun sesudah diberi perlakuan. Hal ini yang diduga menyebabkan minat beli konsumen tergolong rendah. Tabel 11 Sebaran jawaban kelompok peminum berdasarkan pernyataan minat beli untuk kopi siap minum impor Sebelum perlakuan (%) Sesudah perlakuan (%) No Pernyataan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Dalam waktu 1 bulan 3.2 48.4 35.5 12.9 0 0 48.4 32.3 16.1 3.2 yang akan datang, saya akan membeli minuman kopi ini. 2 Saya akan mencoba 3.2 48.4 41.9 3.2 3.2 0 41.9 41.9 16.1 0 mengonsumsi minuman kopi ini dalam waktu 1 bulan yang akan datang 3 Ketika memiliki 9.7 35.5 25.8 25.8 3.2 0 35.5 29 29 6.5 uang yang cukup, Saya tertarik membeli minuman kopi ini
22
Tabel 11 Sebaran jawaban kelompok peminum berdasarkan pernyataan minat beli untuk kopi siap minum impor Sebelum perlakuan (%) Sesudah perlakuan (%) No Pernyataan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 4 Saya akan membeli 3.2 41.9 41.9 9.7 3.2 0 41.9 32.3 22.6 3.2 minuman kopi ini jika tersedia di toko langganan atau dekat dengan tempat tinggal saya 5 Ketika saya 0 22.6 54.8 19.4 3.2 0 29 25.8 38.7 6.5 memiliki informasi yang cukup saya tertarik untuk membeli minuman kopi ini 6 Saya bersedia 3.2 51.6 38.7 6.5 0 6.5 45.2 29 19.4 0 mengganti merek yang biasa saya konsumsi dengan merek yang baru saja saya coba ini. 7 Meskipun harga 3.2 48.4 35.5 6.5 6.5 0 48.4 29 22.6 0 minuman kopi ini lebih mahal, saya akan tetap membelinya dengan alasan kualitas dan manfaat yang dirasakan. 8 Saya akan 3.2 32.3 51.6 9.7 3.2 3.2 38.7 38.7 16.1 3.2 mengajak orang lain untuk membeli minuman kopi ini. Ket: 1 = Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak Setuju; 3 = Netral; 4 = Setuju; 5 = Sangat Setuju
Minat beli konsumen kelompok bukan peminum Hasil perhitungan indeks minat beli menunjukkan bahwa lebih dari 75 persen konsumen pada kelompok bukan peminum memiliki minat beli yang rendah untuk membeli produk kopi siap minum nasional maupun impor sebelum diberi perlakuan. Namun sebaliknya,terlihat perubahan yang cukup signifikan pada minat beli konsumen untuk kopi siap minum nasional setelah diberi perlakuan. Minat beli konsumen terhadap kopi siap minum impor setelah diberi perlakuan pun berubah
23
walaupun tidak terlalu signifikan. Sebaran minat beli konsumen untuk kopi siap minum nasional dan impor sebelum dan sesudah diberi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 12 dan Tabel 13. Tabel 12
Minat beli konsumen kelompok bukan peminum sebelum perlakuan terhadap kopi siap minum nasional dan impor Nasional Impor Kategori minat beli n % n % 1 Rendah 26 83.9 29 93.5 Tinggi2 5 16,1 2 6.5 Total 31 100 31 100 Rata-rata ± SD 29.637 ± 20.7739 26.815 ± 18.9361 Min-maks 0-68.8 0-65.6 Ket: 1 = ≤50 ; 2 = ≥51
Tabel 13
Minat beli konsumen kelompok bukan peminum sesudah perlakuan terhadap siap minum kopi nasional dan impor Nasional Impor Kategori minat beli n % n % 1 Rendah 18 58.1 26 83.9 Tinggi2 13 41.9 5 16.1 Total 31 100 31 100 Rata-rata ± SD 41.129 ± 21.1809 32.66 ± 21.933 Min-maks 0-78.1 0-100 Ket: 1 = ≤50 ; 2 = ≥51
Tabel 14 menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan hampir setengah dari konsumen (45.2%) tidak akan membeli kopi siap minum nasional dalam waktu 1 bulan. Setelah diberi perlakuan, tidak terjadi perubahan pada minat beli konsumen. Hal ini yang diduga menyebabkan minat beli konsumen tergolong rendah. Tabel 14 Sebaran jawaban kelompok bukan peminum berdasarkan pernyataan minat beli untuk kopi siap minum nasional Sebelum perlakuan (%) Sesudah perlakuan (%) No Pernyataan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Dalam waktu 1 25.8 45.2 22.6 3.2 3.2 9,7 45.2 29.0 16.1 0 bulan yang akan datang, saya akan membeli minuman kopi ini. 2 Saya akan mencoba 29 38.7 25.8 6.5 0 12.9 35.5 38.7 12.9 0 mengonsumsi
24
Tabel 14 Sebaran jawaban kelompok bukan peminum berdasarkan pernyataan minat beli untuk kopi siap minum nasional Sebelum perlakuan (%) Sesudah perlakuan (%) No Pernyataan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 minuman kopi ini dalam waktu 1 bulan yang akan datang 3 Ketika memiliki 38.7 29 22.6 9.7 0 12.9 29 32.3 25.8 0 uang yang cukup, Saya tertarik membeli minuman kopi ini 4 Saya akan 25.8 38.7 25.8 9.7 0 12.9 19.4 41.9 22.6 3.2 membeli minuman kopi ini jika tersedia di toko langganan atau dekat dengan tempat tinggal saya 5 Ketika saya 25.8 35.5 22.6 16.1 0 9.7 29 38.7 22.6 0 memiliki informasi yang cukup saya tertarik untuk membeli minuman kopi ini 6 Saya bersedia 25.8 29 41.9 3.2 0 16.1 25.8 45.2 9.7 3.2 mengganti merek yang biasa saya konsumsi dengan merek yang baru saja saya coba ini. 7 Meskipun harga 25.8 35.5 29 9.7 0 12.9 32.3 41.9 6.5 6.5 minuman kopi ini lebih mahal, saya akan tetap membelinya dengan alasan kualitas dan manfaat yang dirasakan. 8 Saya akan 25.8 22.6 48.4 3.2 0 16.1 16.1 58.1 6.5 3.2
25
mengajak orang lain untuk membeli minuman kopi ini. Ket: 1 = Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak Setuju; 3 = Netral; 4 = Setuju; 5 = Sangat Setuju
Tabel 15 menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan hampir setengah dari konsumen (48.4%) tidak akan membeli kopi siap minum nasional dalam waktu 1 bulan. Setelah diberi perlakuan, konsumen juga tidak terjadi perubahan, yaitu sebesar 48.4 persen konsumen tidak akan membeli kopi siap minum nasional dalam waktu 1 bulan. Hal ini yang diduga menyebabkan minat beli konsumen tergolong rendah. Tabel 15 Sebaran jawaban kelompok bukan peminum berdasarkan pernyataan minat beli untuk kopi siap minum impor Sebelum perlakuan (%) Sesudah perlakuan (%) No Pernyataan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Dalam waktu 1 29 48.4 19.4 3.2 0 16.1 51.6 29 0 3.2 bulan yang akan datang, saya akan membeli minuman kopi ini. 2 Saya akan 32.3 41.9 19.4 6.5 0 22.6 41.9 29 3.2 3.2 mencoba mengonsumsi minuman kopi ini dalam waktu 1 bulan yang akan datang 3 Ketika memiliki 38.7 29 22.6 9.7 0 22.6 41.9 19,4 12.9 3.2 uang yang cukup, Saya tertarik membeli minuman kopi ini 4 Saya akan 25.8 38.7 32.3 3.2 0 19.4 41.9 29 6.5 3.2 membeli minuman kopi ini jika tersedia di toko langganan atau dekat dengan tempat tinggal saya 5 Ketika saya 25.8 45.2 22.6 3.2 3.2 22.6 35.5 35.5 3.2 3.2 memiliki
26
Tabel 15 Sebaran jawaban kelompok bukan peminum berdasarkan pernyataan minat beli untuk kopi siap minum impor Sebelum perlakuan (%) Sesudah perlakuan (%) No Pernyataan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Informasi yang cukup saya tertarik untuk membeli minuman kopi ini 6 Saya bersedia 32.3 32.3 35.5 0 0 19.4 35.3 41.9 0 3.2 mengganti merek yang biasa saya konsumsi dengan merek yang baru saja saya coba ini. 7 Meskipun harga 22.6 48.4 25.8 3.2 0 22.6 38.7 25.8 9.7 3.2 minuman kopi ini lebih mahal, saya akan tetap membelinya dengan alasan kualitas dan manfaat yang dirasakan. 8 Saya akan mengajak 29 25.8 41.9 3.2 0 22.6 25.8 41.9 6.5 3.2 orang lain untuk membeli minuman kopi ini. Ket: 1 = Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak Setuju; 3 = Netral; 4 = Setuju; 5 = Sangat Setuju
Faktor-Faktor yang Mempengauhi Minat Beli Kopi Siap Minum Nasional dan Impor Tabel 16 menyajikan hasil data faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen terhadap kopi siap minum nasional dan impor. Hasil uji regrsesi linier berganda menjelaskan bahwa variabel persepsi merek, persepsi harga, dan persepsi iklan TV tidak memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen kepada kopi siap minum nasional dengan masing-masing nilai (B = 0.215; p = 0.116), (B = 0.204; p = 0.134), dan (B = 0.196; p = 0.117). Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan persepsi merek, persepsi harga dan persepsi iklan TV tidak dapat menaikkan minat beli kopi siap minum nasional sebesar 0.215 poin, 0.204 poin, dan 0.134 poin. Nilai adjusted R square dari uji regresi berganda ini adalah sebesar 0.173. Hal ini menunjukkan bahwa model ini hanya menjelaskan 17.3 persen pengaruh variabel persepsi merek, persepsi harga, persepsi iklan TV, dan persepsi kualitas terhadap minat beli dan sisanya 82.7 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Adapun persamaan regresi linier berganda model ini adalah sebagai berikut: Y’ = 13.192 + 0.215X1 + 0.204X2 + 0.196X3
27
Disisi lain, hasil yang berbeda terdapat pada minat beli konsumen kepada kopi siap minum impor. Hasil uji regrsesi linier berganda menjelaskan bahwa hanya variabel persepsi merek (B = 0.390; p = 0.005) yang memeliki pengaruh positif dan signifikan dengan minat beli. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan persepsi merek dan persepsi kualitas akan menaikkan minat beli kopi siap minum impor sebesar 0.390 poin. Tetapi sebaliknya, persepsi harga dan persepsi iklan TV tidak memiliki pengaruh terhadap minat beli dengan masing-masing nilai (B = 0.207; p = 0.112), dan (B = 0.082; p = 0.545). Nilai adjusted R square dari uji regresi berganda ini adalah sebesar 0.295. Hal ini menunjukkan bahwa model ini hanya menjelaskan 29.5 persen pengaruh variabel persepsi merek, persepsi harga, persepsi iklan TV, dan persepsi kualitas terhadap minta beli dan sisanya 70.5 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Adapun persamaan regresi linier berganda model ini adalah sebagai berikut: Y’ = 0.345 + 0.390X1 + 0.207X2 - 0.082X3 Tabel 16 Faktor yang mempengaruhi minat beli kopi siap minum nasional dan impor Koefisien Koeefisien tidak terstandarisasi terstandarisasi Merek Variabel Sig. β Β Konstanta -5.404 0.684 Persepsi merek 0.330 0.215 0.116 Persepsi harga 0.339 0.204 0.134 Nasional Persepsi iklan TV 0.243 0.196 0.117 F 5.268 Adjusted R2 0.173 Sig 0.003 Konstanta -9.361 0.345 Persepsi merek 0.390 0.550 0.005* Persepsi harga 0.207 0.258 0.112 Impor Persepsi iklan TV 0.082 0.093 0.545 F 9.526 Adusjted R2 0.295 Sig 0.000 Ket: *sig <0.05
PEMBAHASAN Minat beli menunjukkan besarnya niat atau kecenderungan konsumen dalam melakukan keputusan apakah akan membeli atau tidak sebelum benar-benar dilaksanakan. Pada penelitian ini, minat beli difokuskan pada dua produk kopi siap minum, yaitu Nescafe yang termasuk merek nasional dan Mr. Brown yang termasuk kedalam merek impor. Nescafe termasuk kedalam merek nasional dikarenakan produk Nescafe sudah dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sedangkan Mr. Brown termasuk kedalam merek impor dikarenakan perusahaan produksi kopi Mr. Brown tidak berada di Negara Indonesia.
28
Shiffman dan Kanuk (1997) mengatakan bahawa persepsi seorang konsumen dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor stimulus dan faktor individu. Faktor stimulus merupakan karakteristik suatu produk seperti ukuran, warna, berat atau bentuk. Tampilan suatu produk, baik itu tampilan kemasan maupun karakteristik produk dapat menciptakan suatu rangsangan sehingga mampu menciptakan persepsi konsumen terhadap produk yang dilihatnya. Faktor individu merupakan proses pembentukan stimulus menjadi persepsi, bukan hanya melalui panca indera tetapi juga berdasarkan pengalaman seorang konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen baik dari kelompok peminum maupun bukan peminum kopi memiliki minat beli yang rendah terhadap kedua merek kopi. Minat beli rendah menunjukkan bahwa konsumen tidak tertarik untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai kedua kopi siap minum, tidak mempertimbangkan untuk membeli maupun mengkonsumsi kedua kopi siap minum tersebut. Hal ini dilihat berdasarkan indikator minat beli yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2000). Terlihat juga pada sebaran jawaban konsumen baik dari kelompok peminum maupun bukan peminum bahwa rata-rata hampir dari setengah konsumen tidak akan membeli kedua kopi siap minum dalam waktu satu bulan baik itu sebelum maupun sesudah perlakuan. Selanjutnya, dari hasil penelitian juga diketahui bahwa terdapat perbedaan antara minat beli kopi siap minum nasional dan impor sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Minat beli konsumen berubah walaupun tidak signifikan setelah diberi perlakuan, yaitu dipapari mengenai merek dan harga serta dipapari iklan TV kopi siap minum nasional dan impor. Hasil ini sesuai dengan Siddiqni (2014) yang menyatakan bahwa munculnya iklan di TV dapat memunculkan minat beli konsumen. Kuntjara (2007) menyatakan produk yang memiliki popularitas nama merek yang baik dapat memunculkan minat beli konsumen. Begitu pula dengan harga. Penelitan yang dilakukan oleh Alfatris (2014) juga menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif terhadap minat beli. Minat beli seseorang konsumen menggambarkan suatu tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh konsumen (Sumarwan, 2004). Minat beli seorang konsumen bisa dipengaruhi dari dalam diri konsumen itu sendiri, salah satunya yaitu persepsi. Seorang konsumen termotivasi untuk membeli sebuah produk dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya. Sedangkan, persepsi setiap orang memandang sebuah nama merek, harga sebuah produk, maupun iklan yang dilihatnya berbeda-beda. Maka dari itu, mungkin setiap konsumen memandang sutau merek, harga, iklan, dan kualitas yang sama tetapi cara mempersepsikannya atau mendeskripsikannya berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi merek, persepsi harga dan persepsi iklan TV tidak memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen kopi siap minum nasional. Hal berbeda ditemukan pada minat beli konsumen pada kopi siap minum impor. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa variabel persepsi merek mempengaruhi minat beli konsumen pada kopi siap minum impor. Dua variabel independen lainnya, yaitu persepsi harga dan persepsi iklan TV secara parsial tidak mempengaruhi minat beli konsumen pada kopi impor siap minum.
29
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Goenawan (2014) yang menyatakan bahwa nama merek memiliki pengaruh yang positif signifikan dengan minat beli. Jika dilihat dari hasil pengalaman konsumsi hampir separuh dari konsumen dikedua kelompok menyatakan bahwa merek kopi siap minum yang sering dibeli adalah merek nasional. Sehingga minat beli konsumen tidak terpenagruh oleh sebuah nama merek nasional. Selain tu, Seprayanto (2014) dalam penelitian eksperimentalnya juga menyebutkan bahwa persepsi seorang konsumen lebih tinggi pada produk merek global dibandingan dengan merek nasional setelah diberi perlakuan. Konsumen diduga memiliki mempersepsikan bahwa sebuah produk yang memiliki nama global memiliki kualitas produk yang lebih baik dibandingkan dengan produk merek nasional. Ditambah lagi, seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kopis ispa minum yang sering dibeli konsumen adalah kopi siap minum Nescafe. Sedangkan, kopi siap minum Mr Brown jarang dibeli oleh konsumen. Sehingga konsumen belum memiliki persepsi kualitas terhadao kopi siap minum Mr Brown. Maka hal inilah yang diduga menjadi penyebab mengapa persepsi merek tidak memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen dikedua kelompok. Oleh karena itu, hipotesis H3a untuk produk kopi siap minum nasional tidak diterima. Tetapi disisi lain, kopi siap minum impor memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen sebab nama Mr Brown tergolong unik untuk sebuah nama kopi siap minum. Nouvry (2014) menyatakan bahwa nama merek yang singkat, sederhana, mudah diingat, dan unik dapat memunculkan minat beli. Saifuddin (2013) juga menyatakan bahwa sebuah produk yang memilki nama luar negeri lebih disukai daripada merek dengan nama dalam negeri, sehingga konsumen cenderung akan lebih berminat untuk membeli produk dengan nama luar negeri. Maka dari itu, H3a untuk produk kopi siap minum impor dapat diterima. Persepsi harga didefinisikan sebagai pandangan atau anggapan konsumen tentang harga yang ditetapkan sebuah perusahaan. Persepsi harga juga dikaitkan dengan bagaimana informasi harga dari suatu produk dapat sepenuhnya dipahami oleh konsumen dan dapat memberikan makna yang dalam bagi konsumen. Selain persepsi harga, istilah lainnya adalah persepsi terhadap kewajaran harga. Konsumen akan melakukan pembelian apabla harga dari suatu produk dikaitkan dengan keuntungan dan kerugian yang didapatkannya. Hasil penelitian dari Ibrahim et al (2013) mendukung hasil penelitian ini yang menyebutkan bahwa harga tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap minat beli. Dengan semakin banyak kopi siap minum nasional yang menawarkan harga yang kompetitif membuat konsumen menganggap bahwa tidak ada perbedaan harga dan manfaat yang diperoleh dari kopi siap minum nasional dengan kopi siap minum merek lain. Sehingga, hal ini juga akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap harga kopi siap minum nasional. Moon et al (2006) menyatakan bahwa salah satu indikator pengukuran harga adalah kekompetitifan harga. Kopi siap minum Mr. Brown yang bejumlah 240 ml dihargai sebesar Rp11 790 per kaleng. Hal ini yang menyebabkan perspesi harga tidak memiliki pengaruh terhadap minat beli karena konsumen menganggap harga kopi siap minum Mr Brown terlalu tinggi harganya. Retnaningsih (2009) menyatakan bahwa walaupun seorang
30
konsumen memiliki minat beli yang tinggi belum tentu akan membeli sebuah produk jika ada penghalang seperti harga yang mahal, tidak adanya ketersediaan prroduk, keadaan finansial. Selain itu, konsumen juga mengganggap harga dari kopi siap minum Mr Brown tidak sesuai dengan kuantitas yang mereka dapatkan. Zeinthml dan Bitner (2000) dalam Gunardi dan Sentosa (2014) menyatakan bahwa konsumen mengharapkan harga produk yang sesuai dengan kuantitas, cita rasa, kualitas, dan penampilan yang ditawarkan. Maka dari itu, H3b untuk produk kopi siap minum nasional dan impor tidak diterima. Selanjutnya, hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil dari penelitian yang dilakukan Sampitri (2011) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang nyata antara terpaan iklan TV dengan minat beli. Penelitian ini juga sejalan dengna hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Primandini (2013) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh pemberian paparan iklan terhadap intensi membeli seorang konsumen. Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Christensen dalam Seniati et al (2009) menyatakan bahwa tidak ada pengaruh iklan TV terhadap pembentukan minat beli konsumen karena perlakuan yang diterima oleh subjek penelitian tidak hilang sehingga dapat berpengaruh terhadap perlakuan berikutnya. Hal ini yang juga diduga mejadi alasan iklan TV tidak memiliki pengaruh terhadap minat beli dalam penelitian ini. Kondisi ruangan saat pengambilan data yang kurang kondusif diduga menjadi salah satu penyebab iklan TV tidak berpengaruh terhadap minat beli. Sehingga, saat konsumen diberikan perlakuan, yaitu salah satunya diberi paparan iklan TV tidak dapat secara maksimal mempengaruhi persepsinya. Grossman dan Brian (1998) menyatakan bahwa iklan dibuat bukan hanya sebatas menarik dan kreatif tetapi juga bagaimana iklan tersebut dapat membentuk persepsi konsumen. Jadi, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pesan iklan yang dibuat oleh perusahaan tidak mengarah pada keefektifan sehingga pesan iklan menjadi tidak informatif dan menyebabkan tayangan iklan tersebut tidak mampu membentuk persepsi konsumen dan minat beli konsumen pun tidak terbentuk. Selanjutnya, pemasar biasanya akan menggaet aktor atau aktris terkenal agar konsumen bisa tertarik membeli produk yang diiklankan. Hal inilah yang menyebabkan iklan TV tidak berpengaruh terhadap minat beli. Sebab salah satu tujuan iklan adalah persuasive advertising, yaitu iklan dibuat untuk menarik perhatian konsumen dengan harapan dapat menimbulkan minat beli (Swastha, 2006). Zafar dan Rafique (2012) juga menyatakan bahwa celebrity endorsement berpengaruh dalam memunculkan minat beli konsumen. Maka dari itu, H3c untuk produk kopi siap minum nasional dan impor tidak diterima. Beberapa keterbatasan yang terjadi dalam pengambilan data diantaranya adalah suasana yang kurang kondusif. Idealnya, penelitian harus didalam kondisi yang kondusif agar konsumen bisa berkonsentrasi dalam mengisi kuesioner serta bisa lebih berkonsentrasi saat diberi paparan iklan. Selain itu, keterbatasan lainnya adalah pengambilan data yang dilakukan dua kali di hari yang berbeda. Pengujian organoleprik idelanya dilakukan satu kali saja. Selanjutnya, pengambilan data
31
dilakukan di malam hari. Idealnya, penelitian yang melibatkan uji organoleptik dilakukan di pagi atau siang hari. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan kedua kopi siap minum, yaitu PT Nestle Indonesia dan King Car, yaitu (1) sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi mengenai popularitas merek yang selama ini ada dibenak konsumen; (2) sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi mengenai harga yang selama ini ditawarkan; (3) sebagai bahan pertimbangan agar perusahaan lebih sering menayangkan iklan TV sehingga bisa menarik minat beli konsumen; (4) sebagai bahan evaluasi bagi kedua perusahaan agar membuat produk sesuai dengan harapan yang dipersepsikan oleh konsumen. Selain itu, bagi kalangan akademis penelitian ini dihaapkan dapat berguna untuk memperkaya pengetahuan serta melengkapi literatur mengenai minat beli konsumen terhadap kopi siap minum merek nasional dan impor
32
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Lebih dari setengah konsumen dari kelompok peminum maupun bukan peminum memiliki minat beli yang rendah terhadap kopi siap minum nasional dan impor baik itu sebeleum maupun sesudah diberi perlakuan. Artinya, konsumen tidak tertarik untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai kedua kopi siap minum, tidak mempertimbangkan untuk membeli maupun mengkonsumsi kedua kopi siap minum tersebut. Persespi merek, persepsi harga, dan persepsi iklan TV tidak mempengaruhi minat beli konsumen pada kopi siap minum nasional, melainkan hanya persepsi kualitas saja yang mempengaruhi minat beli konsumen. Hasil yang berbeda didapatkan pada minat beli kopi siap minum impor. Dari keempat faktor, hanya persepsi merek dan persepsi kualitas yang memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen. Saran Dilihat dari keterbatasan penelitian, hal yang dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya adalah mengusahakan agar saat pengambilan data dalam kondisi yang kondusif dan dilakukan dalam satu waktu. Selain itu, paparan iklan bisa dilakukan lebih dari satu kali agar konsumen bisa lebih memahami dan memerhatikan segala konten-konten yang ada di dalam iklan. Model regresi minat beli konsumen terhadap kopi siap minum nasional dan impor masih kurang besar atau masih kurang menjelaskan pengaruh dari keempat variabel independen yang digunakan Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa terdapat variabel lainnya yang mempengaruhi minat beli konsumen terhadap kopi siap minum nasional dan impor selain paparan merek, paparan harga, paparan iklan TV, dan persepsi kualitas. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan variabel lain agar lebih bisa menjelaskan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen terhadap kopi siap minum.
33
DAFTAR PUSTAKA Aaker DA. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Edisi Terjemahan. Terjemahan oleh Aris Ananda. 1997. Jakarta (ID): Penerbit Mitra Utama. Alfatris TD. 2014. Pengaruh Harga, Promosi, Kualitas Produk, Dan Kepercayaan (Trust) Terhadap Minat Beli K-Pop (Korean Pop) Album dengan Sistem Pre Order secara Online (Studi Pada Online Shop Kordo Day Shop (CORP) Semarang). [skripsi]. Fakultas Ekonomi & Bisnis. Assael H. 2002. Consumers Behavior and Marketing Action. Edisi 3. Boston (US): Kent Publishing Company. Awwaliyah I. 2013. Pengetahuan, sikap, dan niat beli mahasiswa terhadap makanan organic: pendekatan theory of planned behavior. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Dodds KB, Monroe D, Grewal. 1991. Effect of price, brand and store information on buyers’ product evaluation. Journal of Marketing Research. 28(3); 307-319. Durianto D, Liana C. 2004. Analisis efektifitas iklan televisi softener soft & fresh di jakarta dan sekitarnya dengan menggunakan consumer decision model. Jurnal Ekonomi Perusahaan. Goenawan K. 2014. Pengaruh product attributes, brand name, product price, dan social influence terhadap purchase intention android smartphone di Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 3(1). Goldsmith, Ronald E., Barbara A. Lafferty and Stephen J. Newell. 2000. The impact of corporate credibility and celebrity credibility on consumer reaction to advertisements and brands. Journal of Advertising. 24(3). Grossman RP, Brian DT. 1998. The persistance of classically conditioned brand attitude. Journal of Advertising. 27(1): 23-3. Gunardi F, Sentosa A. 2014. Analisa pengaruh produk, bukti fisik, dan harga terhadap minat beli konsumen di My Kopi-O Surabaya. Jurnal Hospitality dan Manajemen Jasa. 1: 345-356 Herith ZT, Ting CH, Zakaria NNA. 2014. Coffee packaging: consumer perception on appearance, branding, and pricing. International Food Research Journal. 2(3): 849-853. Ibrahim II, Subari KA, Kassim KM, Mohamood SKB. 2013. Antecendent stirring purchase intention of smartphone among adolescents in Perlis. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences. 3(12): 84-97 Istikomah E. 2013. Pengaruh kelompok acuan dan pengetahuan terhadap minat beli produk pangan IPB pada mahasiswa program sarjana [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kasali R. 1995. Manajemen Periklanan. Jakarta (ID): Pustaka Grafiti. Khunniza LM. 2010. Pengaruh harga, merek, nama Negara asal pada minat beli konsumen yang dimediasi oleh persepsi kualitas, persepsi pengorbanan, persepsi risiko dan persepsi nilai (Studi pada masyarakat Kota Surakarta). [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret. Kotler P, Armstrong G. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan. Jakarta (ID): Erlangga
34
Kotler P. 2001. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Jakarta (ID): PT. Prehallindo. Kristanto Y, Wicaksono SD. 2009. Pengaruh harga dan kualitas pelayanan terhadap minat beli konsumen di apotek barito farma sukoharjo. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. 2(1). Kuntjara. 2007. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen. [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Moon et al. 2006. Culture, product type, and price influences on consumer purchase intention to buy personalized products online. Journal of Economics and Business. 61 (1): 31-39 Nouvry IR. 2014. Analisis faktor-faktor karakteristik nama merek yang mempengaruhi minat beli konsumen. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. 2(4): 1-15 Nurazizi RD. 2013. Kedai Kopi Dan Gaya Hidup Konsumen Simulacrum Jean P Baudrillard Di Excello Malang. [skripsi]. Surabaya (ID): Universitas Brawijaya. Primandini A. 2013. The effect of advertisement media on purchase intention Acer Notebook in Student. Emphaty Jurnal Fakultas Psikologi. 2(1). Retnaningsih ID. 2009. Perbedaan minat membeli ditinjau dari bentuk iklan testimonial dan iklan komparatif (Penelitian eksperimental pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang). [skripsi]. Semarang (ID): Unversitas Negeri Semarang. Roslina. 2009. Pengaruh pengetahuan produk dan citra merek terhadap pembelian produk. Jurnal Manajemen dan Bisnis. 10(2). Saifuddin M. 2013. Pengaruh jenis endorser dan brand name terhadap sikap atas iklan, sikap atas merek, dan niat pembelian pada produk high dan low involvement. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 279-293. Sampitri DE. 2011. Pengaruh Terpaan Iklan Televisi dan Persepsi Merek terhadap Minat Beli (Studi Pada Produk Blackberry di Kalanan Mahasiswa FISIP UPN Yogyakarta). [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Schiffman LG, Kanuk LL. 2000. Consumer Behavior. Edisi Tujuh. New Jersey: Prentice-Hall. Seniati L., Yulianto A., Setiadi BN. 2009. Psikologi Eksperimen. Jakarta (ID): Indeks. Sepriyanto R. 2014. Persepsi konsumen terhadap merek nasional vs merek flobal (Eksperimen dengan metode blind test dan nonblind test terhadap produk Coklat Monggo vs Cadbury). [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Atmajaya Siddiqni AN. 2014. TV ads on consumer purchase intention. Institute of Business Adminitration Karachi. Simamora H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga. Yogyakarta (ID): STIE YKPN. Sumarwan U, Johan IR, Anindita D. 2011. Sikap, prefernsi, dan niat beli terhadap produk makanan ringan pada anak usia sekolah. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsume.. 4(1): 98-105.
35
Sumarwan U, Simanjuntak M, Yurita. 2012. Persepsi dan preferensi iklan mempengaruhi niat beli anak pada produk makanan ringan. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 5(2): 185-192. Sumarwan U. 2004. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Swastha B. 2006. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta (ID): BPFE Temporal P & Lee KC. 2002. Hi-Tech Hi-Touch Branding. Terjemahan Anastasia. Jakarta (ID): Salemba Empat. testimonial dan iklan komparatif (Penelitian eksperimental pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang). [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Negeri Semarang. Zafar QU dan Rafique M. 2012. Impact of celebrity advertisement on customer’s brand perception and purchase intention. Asian Journal of Business and Management Sciences. 1(11): 53-67. Zeithaml VA, Bitner MJ. 2000. Services marketing. New York: McGraw-Hill. Zoar AB. 2008. Pengaruh iklan, kualitas, dan harga produk Oli Top One terhadap minat beli konsumen. [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Sanata Dharma.
36
Lampiran 1 Kuesioner penelitian KUESIONER PENELITIAN
No.
Kuesioner ini digunakan untuk bahan penyusunan Skripsi yang merupakan penelitian bersama mengenai: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN PADA PRODUK MINUMAN KOPI SIAP MINUM NASIONAL DAN IMPOR (Pengaruh Harga, Merek, Iklan TV, dan Uji Organoleptik terhadap Persepsi, Preferensi, dan Minat Beli) Oleh: Ristia Fatimah (I24120039) Anisa Nurhesti Hutami (I24120080) Anisa Sekar Safitri (I24120084) Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terima kasih atas bantuan dan kerjasama Anda. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
A. KARAKTERISTIK MAHASISWA Nama : .............................................................................................. Jenis kelamin : .............................................................................................. Usia : .............. tahun. Uang saku per bulan : Rp.................................................................................. Alamat Asrama : .............................................................................................. Nomor telp/HP : .............................................................................................. Email : .............................................................................................. Departemen : .............................................................................................. B. PENGALAMAN KONSUMSI MINUMAN KOPI 1. Apakah Anda peminum kopi? a. Ya b. Tidak 2. Bagi Anda yang bukan peminum kopi, apa alasan Anda tidak meminum kopi? ........................................................................................................................ 3. Bagi Anda yang bukan peminum kopi, apakah Anda mengenal beberapa merek produk minuman kopi siap minum? a. Ya, sebutkan............................................................................................. b. Tidak 4. Bagi Anda yang peminum kopi, merek apa yang sering Anda konsumsi? a. Nescafe b. Mr.Brown
37
c. Indocafe d. Excelso e. Lainnya,sebutkan..................... 5. Bagi Anda yang peminum kopi, jenis produk minuman kopi apa yang sering Anda dikonsumsi? a. Kopi bubuk instan b. Kopi kemasan siap minum c. Kopi 3 in 1 d. Kopi tubruk e. Lainnya,sebutkan.............. 6. Bagi Anda yang peminum kopi, apa alasan Anda minum kopi? a. Kecanduan kopi b. Kesenangan c. Kesegaran pikiran d. Mengekspresikan gaya hidup e. Lainnya,sebutkan.................. 7. Bagi Anda yang peminum kopi, berapa kali Anda minum kopi? a. Setiap hari b. 2 - 3 kali seminggu c. Seminggu sekali d. Kurang dari seminggu sekali e. Lainnya, sebutkan................. 8. Bagi Anda yang peminum kopi, dimana Anda biasa membeli produk minuman kopi siap minum? a. Warung dekat tempat tinggal b. Kantin asrama c. Minimarket d. Supermarket e. Lainnya, sebutkan............................ 9. Bagi Anda yang peminum kopi, dari sumber informasi mana yang sering Anda gunakan untuk mendapatkan informasi mengenai produk minuman kopi siap minum? a. Teman b. Iklan c. Keluarga d. Supermarket e. Lainnya, sebutkan........................... 10. Apakah Anda dapat mengenali rasa dan merek terhadap produk minuman kopi yang telah Anda cicipi?* a. Ya, sebutkan rasa dan mereknya........ b. Tidak (*) keterangan: isi setelah perlakuan blind test
38
I. SEBELUM PERLAKUAN A.
UJI ORGANOLEPTIK
Petunjuk khusus : 1. Di hadapan Anda terdapat dua gelas kopi dengan merek yang berbeda. Anda diminta untuk mencicipi dan merasakan salah satu dari merek minuman kopi tersebut. 2. Setelah mencicipi salah satu merek minuman kopi, Anda diminta untuk minum air putih sebagai penetralisir, dan diminta untuk mengisi kuesioner yang telah tersedia dan isi pada kolom yang sesuai dengan merek minuman kopi yang telah dicicipi. 3. Selanjutnya Anda diminta untuk mencicipi merek minuman kopi kedua. Setelah mencicipi, Anda diminta untuk minum air putih sebagai penetralisir, dan diminta untuk mengisi kuesioner yang telah tersedia dan isi pada kolom yang sesuai dengan merek kopi yang telah dicicipi. Berikan penilaian untuk masing-masing karakteristik dari kedua merek minuman kopi di hadapan Anda. Cara penilaian : 1 Sangat Tidak Suka 2 Tidak Suka 3 Netral 4 Suka 5 Sangat Suka Karakteristik Warna Rasa Aroma Tingkat kekentalan
Produk 98119
Produk 98414
B. PERSEPSI Isilah kuesioner ini dengan memberi tanda (√ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan Anda. Keterangan: STS = Sangat Tidak Setuju N = Netral SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju Produk 98119 STS TS N S
Persepsi pada produk minuman kopi siap SS minum Saya tidak memilih produk minuman kopi ini karena saya tidak
Produk 98414 STS
TS
N
S
SS
39
Produk 98119 STS TS N S
Persepsi pada produk minuman kopi siap SS minum menyukai produk minuman kopi ini.* Saya tidak memilih produk minuman kopi ini karena keyakinan saya bahwa produk ini tidak memiliki kualitas yang baik.* Saya tidak akan mengonsumsi produk minuman kopi ini.*
Produk 98414 STS
TS
N
S
SS
C. PREFERENSI Isilah kuesioner ini dengan memberi tanda (√ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan Anda. Keterangan: STS = Sangat Tidak Setuju N = Netral SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju Produk 98119 STS TS N S
SS
Preferensi pada produk minuman kopi siap minum Saya tidak suka dan tidak senang untuk meminum produk kopi ini lagi.* Saya lebih menyukai produk ini dibandingkan dengan produk lainnya. Saya tidak akan membeli produk kopi ini lagi untuk dikonsumsi.* Saya menyukai kopi kemasan ini meskipun harganya lebih mahal dibandingkan dengan produk kopi lain di pasar.
Produk 98414 STS
TS
N
S
SS
40
D. MINAT BELI Isilah kuesioner ini dengan memberi tanda (√ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan Anda. Keterangan: STS = Sangat Tidak Setuju N = Netral SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju Produk 98119 STS TS N S
Minat beli pada produk minuman kopi SS siap minum Dalam waktu 1 bulan yang akan datang, saya akan membeli minuman kopi ini. Saya akan mencoba mengonsumsi minuman kopi ini dalam waktu 1 bulan yang akan datang. Ketika memiliki uang yang cukup, Saya tertarik membeli minuman kopi ini Saya akan membeli minuman kopi ini jika tersedia di toko langganan atau dekat dengan tempat tinggal saya Ketika saya memiliki informasi yang cukup saya tertarik untuk membeli minuman kopi ini Saya bersedia mengganti merek yang biasa saya konsumsi dengan merek yang baru saja saya coba ini. Meskipun harga minuman kopi ini lebih mahal, saya akan tetap membelinya dengan alasan kualitas dan manfaat yang dirasakan.
Produk 98414 STS
TS
N
S
SS
41
Produk 98119 STS TS N S
Minat beli pada produk minuman kopi SS siap minum Saya akan mengajak orang lain untuk membeli minuman kopi ini.
II.
Produk 98414 STS
TS
N
S
SS
SESUDAH PERLAKUAN
A. HARGA Isilah kuesioner ini dengan memberi tanda (√ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan Anda. Keterangan: STS = Sangat Tidak Setuju N = Netral SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju 98119 Produk Nescafe Rp4.400 STS TS N S
Harga produk minuman kopi siap minum SS
98414 Produk Mr. Brown Rp11.790 STS
Harga produk minuman kopi siap minum ini tidak mencerminkan citra eksklusif dibanding produk lain yang sejenis.* Semakin tinggi harga dari produk kopi ini semakin menunjukkan kualitas produk kopi yang tinggi. Harga yang dibayarkan untuk produk kopi ini dapat menentukan pengalaman saya selanjutnya dalam hal pembelian produk kopi yang ada di pasar.
TS
N
S
SS
42
B. MEREK Isilah kuesioner ini dengan memberi tanda (√ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan Anda. Keterangan: STS = Sangat Tidak Setuju N = Netral SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju 98119 Produk Nescafe Rp4.400 STS TS N S
Merek produk minuman kopi siap minum SS
98414 Produk Mr. Brown Rp11.790 STS
TS
N
S
SS
Merek pada produk minuman kopi ini dapat mendefinisikan status saya sebagai konsumen Merek pada produk minuman kopi adalah hal yang penting bagi saya. Merek produk minuman kopi ini berhasil di pasaran sehingga akan menciptakan trend saat ini. Saya akan mengubah pilihan merek produk minuman kopi saya dari waktu ke waktu. C. IKLAN TV Isilah kuesioner ini dengan memberi tanda (√ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan Anda. Keterangan: STS = Sangat Tidak Setuju N = Netral SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju 98119 Produk Nescafe Rp4.400 STS TS N S
Iklan TV tentang produk minuman kopi siap minum SS
98414 Produk Mr. Brown Rp11.790 STS
Pesan-pesan dan slogan
TS
N
S
SS
43
98119 Produk Nescafe Rp4.400 STS TS N S
Iklan TV tentang produk minuman kopi siap minum SS
98414 Produk Mr. Brown Rp11.790 STS
TS
N
S
SS
singkat dalam iklan produk ini mampu menciptakan pandangan positif akan kualitas produk ini dibanding produk lain yang sejenis. Background atau setting iklan produk ini khas sehingga saya mudah untuk mengingatnya. Aktor dan/atau aktris dalam iklan membuat saya merasa terlibat didalamnya dan menciptakan rasa kebanggaan tersendiri bila menggunakan produk tersebut. D. PERSEPSI Isilah kuesioner ini dengan memberi tanda (√ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan Anda. Keterangan: STS = Sangat Tidak Setuju N = Netral SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju 98119 Persepsi pada produk Produk Nescafe minuman kopi siap Rp4.400 minum STS TS N S SS Menurut saya, minuman kopi ini memiliki kemasan yang dapat menarik perhatian saya untuk membeli produk ini. Saya tidak memilih produk minuman kopi ini karena saya tidak
98414 Produk Mr. Brown Rp11.790 STS TS N S SS
44
98119 Persepsi pada produk Produk Nescafe minuman kopi siap Rp4.400 minum STS TS N S SS menyukai produk ini.* Saya tidak memilih produk minuman kopi ini karena keyakinan saya bahwa produk ini tidak memiliki kualitas yang baik.* Saya tidak akan mengonsumsi produk minuman kopi ini.*
98414 Produk Mr. Brown Rp11.790 STS TS N S SS
E. PREFERENSI Isilah kuesioner ini dengan memberi tanda (√ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan Anda. Keterangan: STS = Sangat Tidak Setuju N = Netral SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju 98119 Produk Nescafe Rp4.400 sS STS TS N SS
Preferensi pada produk minuman kopi siap minum
98414 Produk Mr. Brown Rp11.790 STS
Saya menyukai kopi kemasan ini meskipun harganya lebih mahal dibandingkan dengan produk kopi lain di pasar. Saya tidak akan membeli produk kopi ini lagi untuk dikonsumsi.* Saya lebih menyukai produk ini dibandingkan dengan produk lainnya. Kopi kemasan ini sangat menarik sehingga saya tertarik untuk memilih produk ini dibanding produk lainnya.
TS
N
S
SS
45
98119 Produk Nescafe Rp4.400 sS STS TS N SS
Preferensi pada produk minuman kopi siap minum
98414 Produk Mr. Brown Rp11.790 STS
TS
N
S
SS
Saya tidak suka dan tidak senang untuk meminum produk kopi ini lagi.* F. MINAT BELI Isilah kuesioner ini dengan memberi tanda (√ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan Anda. Keterangan: STS = Sangat Tidak Setuju N = Netral SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju 98119 Minat beli pada Produk Nescafe produk minuman kopi Rp4.400 siap minum STS TS N S SS Dalam waktu 1 bulan yang akan datang, saya akan membeli minuman kopi ini. Saya akan mencoba mengonsumsi minuman kopi ini dalam waktu 1 bulan yang akan datang. Ketika memiliki uang yang cukup, Saya tertarik membeli minuman kopi ini Saya akan membeli minuman kopi ini jika tersedia di toko langganan atau dekat dengan tempat tinggal saya Ketika saya memiliki informasi yang cukup saya tertarik untuk membeli minuman kopi ini
98414 Produk Mr. Brown Rp11.790 STS TS N S SS
46
98119 Minat beli pada Produk Nescafe produk minuman kopi Rp4.400 siap minum STS TS N S SS Saya bersedia mengganti merek yang biasa saya konsumsi dengan merek yang baru saja saya coba ini. Meskipun harga minuman kopi ini lebih mahal, saya akan tetap membelinya dengan alasan kualitas dan manfaat yang dirasakan. Saya akan mengajak orang lain untuk membeli minuman kopi ini.
98414 Produk Mr. Brown Rp11.790 STS TS N S SS
47
Lampiran 2 Sebaran konsumen berdasarkan item pertanyaan harga Nasional (n=62) No Harga (%) 1
2 3
Harga produk minuman kopi siap minum ini tidak mencerminkan citra eksklusif dibanding produk lain yang sejenis.* Semakin tinggi harga dari produk kopi ini semakin menunjukkan kualitas produk kopi yang tinggi. Harga yang dibayarkan untuk produk kopi ini dapat menentukan pengalaman saya selanjutnya dalam hal pembelian produk kopi yang ada di pasar.
Mr. Brown (n=62)
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
3.2
27.4
38.7
29.0
1.6
6.5
25.8 27.4 33.9 6.5
3.2
24.2
30.6
37.1
4.8
3.2
25.8 21.0 40.3 9.7
1.6
8.1
33.9
46.8
9.7
1.6
8.1
32.3 46.8 11.3
Ket: STS = Sangat Tidak Setuju; TS = Tidak Setuju; N = Netral; S = Setuju; SS = Sangat Setuju
Lampiran 3 Sebaran konsumen berdasarkan item pertanyaan merek Nasional (n=62) No Merek (%) 1 2 3 4
Merek pada produk minuman kopi ini dapat mendefinisikan status saya sebagai konsumen Merek pada produk minuman kopi adalah hal yang penting bagi saya. Merek produk minuman kopi ini berhasil di pasaran sehingga akan menciptakan trend saat ini. Saya akan mengubah pilihan merek produk minuman kopi saya dari waktu ke waktu.
Mr. Brown (n=62)
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
0
12.9
37.1
43.5
6.5
1.6
16.1 37.1 38.7 6.5
1.6
33.9
35.5
19.4
9.7
3.2
37.1 29
0
9.7
27.4
58.1
4.8
1.6
33.9 40.3 22.6 1.6
1.6
27.4
48.4
17.7
4.8
3.2
30.6 46.8 12.9 6.5
Ket: STS = Sangat Tidak Setuju; TS = Tidak Setuju; N = Netral; S = Setuju; SS = Sangat Setuju
N
S
21
SS
9.7
48
Lampiran 4 Sebaran konsumen berdasarkan item pertanyaan iklan TV Nasional (n=62) No Iklan TV (%) 1
2 3
Pesan-pesan dan slogan singkat dalam iklan produk ini mampu menciptakan pandangan positif akan kualitas produk ini dibanding produk lain yang sejenis. Background atau setting iklan produk ini khas sehingga saya mudah untuk mengingatnya. Aktor dan/atau aktris dalam iklan membuat saya merasa terlibat didalamnya dan menciptakan rasa kebanggaan tersendiri bila menggunakan produk tersebut.
Mr. Brown (n=62)
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
0.0
16.1
25.8
51.6
6.5
0.0
6.5
24.2 50.0 19.4
1.6
14.5
22.6
53.2
8.1
0.0
9.7
11.3 61.3 17.7
4.8
30.6
37.1
25.8
1.6
3.2
25.8 25.8 30.6 14.5
Ket: STS = Sangat Tidak Setuju; TS = Tidak Setuju; N = Netral; S = Setuju; SS = Sangat Setuju
S
SS
49
Lampiran 5 Dokumentasi
Gambar 1 Kopi siap minum yang disajikan digunakan
Gambar 2
Gambar 3 Uji organoleptik
Gambar 4 Perlakuan eksperimen
Kopi siap minum yang disajikan digelas kecil
50
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, Jawab Barat pada tanggal 09 Maret 1994. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Wahyu Utomo dan Ibu MH Tri Pangesti. Pada tahun 2012, penulis menamatkan sekolah menengah atas di SMAN 2 Bogor. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan Strata satu ke Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tulis. Ketika menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah menjaurai posisi 2 dalam kompetisi IKK Business Challenge. Selain itu, selama masa perkuliahan, penulis juga pernah mendapatkan Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dari Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebanyak tiga kali.