PENGARUH PERSEPSI DAN MOTIVASI TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DESA HUTAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI KAWASAN BKPH GUWO (Studi Penelitian di LMDH Wonosari, Sumber Agung, Wono Makmur dan Tunas Rimba) Oleh : Nita Andelia Mandasari, Maesaroh Departemen Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email:
[email protected]
ABSTRAK Konsep pengelolaan hutan yang melibatkan masyarakat sekitar hutan salah satunya adalah PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat). Partisipasi masyarakat desa hutan sangat penting dalam berjalannya program PHBM, hal ini merupakan bentuk penghargaan dan pengakuan terhadap eksistensi individu dan masyarakat sebagai pemegang kekuasaan atas pembangunan, khususnya di bidang pengelolaan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi dan motivasi terhadap partisipasi masyarakat desa hutan dalam program PHBM di LMDH Wonosari, Sumber Agung, Wono Makmur dan Tunas Rimba BKPH Guwo. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan yaitu seluruh masyarakat desa hutan yang tergabung dalam LMDH Wonosari, Sumber Agung, Wono Makmur dan Tunas Rimba di BKPH Guwo yang berjumlah 74 orang petani. Sampel yang digunakan adalah 43 orang petani. Teknik pengumpulan data yang dipilih untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan metode observasi, wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Proses analisis data yang akan dilakukan antara lain adalah uji validitas dan realibitas, analisis regresi linier berganda, analisis korelasi, serta koefisien determinasi.
1
Hasil penelitian menunjukan bahwa korelasi antara persepsi dan motivasi terhadap partisipasi masyarakat sebesar 0,667 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara persepsi dan motivasi masyarakat terhadap partisipasi masyarakat dalam mengikuti PHBM. Pengaruh persepsi dan motivasi masyarakat terhadap partisipasi masyarakat sebesar 44,4%. Sedangkan sisanya sebesar 65,6% partisipasi masyarakat dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya. Perlu meningkatkan peran Forum Komunikasi sebagai sarana partisipasi seluruh pihak yang berkepentingan dalam PHBM. Kata Kunci : Persepsi; Motivasi; Partisipasi; PHBM
yaitu Pengelolaan Hutan Bersama
PENDAHULUAN
Masyarakat
A. Latar Belakang Kebijakan kehutanan
yang
menjawab
bersifat
dan
hukum
hanya
masyarakat
dan
PHBM
adalah
Surat
Keputusan Direksi Perum Perhutani
mengeksploitasi hasil hutan tanpa
No.136/KPTS/DIR/2001
memperhatikan faktor sosial yang diakibatkannya
meningkatkan
perbaikan lingkungan hidup. Dasar
pihak tidak efektif dalam menjaga hutan
upaya
kesejahteraan
sentralistik dianggap oleh beberapa
kawasan
PHBM
dicanangkan oleh Perhutani untuk
pembangunan hanya
(PHBM).
dan
disempurnakan lagi melalui Surat
(Jatminingsih,
Keputusan Direksi Perum Perhutani
2009:1).
No. 682/KPTS/DIR/2009 bulan Juni.
Perum Perhutani sebagai satu-satunya
2009 tentang Pengelolaan Hutan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Bersama Masyarakat (PHBM PLUS)
pada akhirnya membuat suatu konsep pengelolaan
hutan
mensejahterakan
masyarakat
PHBM Plus adalah suatu sistem
demi
pengelolaan
dan
dengan
memperbaiki lahan-lahan hutan yang
pola
sumberdaya kolaborasi
hutan yang
bersinergi antara Perum Perhutani dan
rusak agar fungsinya menjadi lebih
masyarakat desa hutan atau para pihak
optimal. Konsep pengelolaan hutan
yang berkepentingan dalam upaya
yang diciptakan oleh Perum Perhutani
mencapai keberlanjutan fungsi dan
2
manfaat
sumberdaya
optimal
dan
hutan
yang
yaitu kategori tingkat muda, tingkat
Indeks
madya, dan tingkat mandiri. LMDH
Pembangunan Manusia (IPM) yang
Wonosari, Sumber Agung, Wono
bersifat
Makmur dan Tunas Rimba masuk pada
peningkatan
fleksibel,
partisipatif
dan
akomodatif, serta mempunyai prinsip
kategori
bersama,
LMDH di BKPH Guwo yang masuk
berdaya,
berbagi
dan
transparant.
muda.
Masih
sedikitnya
dalam kategori Madya menunjukkan bahwa organisasi di dalam LMDH
BKPH Guwo merupakan salah
BKPH Guwo belum optimal. Pasalnya,
satu dari 7 (tujuh) Unit Pelaksana
tingkat partisipasi masyarakat desa
Cabang Dinas di wilayah kerja KPH
hutan masih rendah dalam menerima,
Telawa dan masuk dalam wilayah
memahami dan berperan serta dalam
administrasi pemerintahan Kecamatan
PHBM melalui pembentukan LMDH
Wonosegoro di Kabupaten Boyolali.
disetiap KPH. Hal ini ditunjukkan
Masyarakat desa hutan yang akan
dengan
menjadi dalam PHBM mitra harus membentuk
suatu
organisasi
pemerintah
yang
berbasis
masih
sedikitnya
jumlah
anggota yang ikut berpartisipasi dalam
non
LMDH.
desa.
Organisasi non pemerintah ini disebut
Pentingnya
partisipasi
Lembaga Masyarakat Desa Hutan
masyarakat desa hutan dalam PHBM
(LMDH). LMDH sangat berperan
merupakan bentuk penghargaan dan
dalam upaya memberdayakan dan
pengakuan
merubah taraf hidup masyarakat desa
individu
hutan.
pemegang
belas)
LMDH.
dan
eksistensi
masyarakat kekuasaan
sebagai atas
pembangunan, khususnya di bidang
BKPH Guwo mempunyai 14 (empat
terhadap
pengelolaan hutan. Kurang sesuainya
LMDH
kebijakan mengenai alokasi dana bagi
Wonosari, Sumber Agung, Wono
hasil (sharing) akan menimbulkan
Makmur dan Tunas Rimba merupakan
persepsi
4 (empat) LMDH yang berada di
sehingga
wilayah BKPH Guwo. BKPH Guwo
negatif
dari
partisipasi
masyarakat masyarakat
terhadap PHBM juga akan berkurang
mempunyai 3 (tiga) kategori LMDH
3
(Fasli Djalal dan Dedi Supriadi, 2001:
keberhasilan pelaksanaan PHBM juga
201-202). Mayoritas LMDH yang ada
menjadi berkurang, hal ini tentu saja
di BKPH Guwo tidak melaksanakan
dapat menyebabkan sikap pesimis dan
sharing dengan Perhutani. Banyaknya
rendahnya
LMDH termasuk LMDH Wonosari,
masyarakat (Saputra, 2010).
Sumber Agung, Wono Makmur dan
Adanya
Tunas Rimba yang tidak melakukan
partisipasi
kelemahan
dalam
bidang struktur akses dan kontrol
sharing semakin memperkuat bahwa
sumberdaya hutan juga menyebabkan
partisipasi masyarakat dalam PHBM
tingkat partisipasi masyarakat terhadap
masih rendah.
PHBM menjadi semakin berkurang.
Pada
kenyataannya,
masyarakat
tingkat
desa
hutan
Demi menunjang keberlanjutan PHBM
kurang
maka harus ada persepsi dan motivasi
mendapatkan haknya untuk ikut serta
yang positif dari masyarakat sekitar
berpartisipasi
hutan. Mengingat bahwa persepsi dan
dalam
pengelolaan
hutan. Hal ini disebabkan karena
motivasi
adanya
mempengaruhi
ketidaktepatan
proses
pelaksanaan dalam PHBM dan pola
tentang “Pengaruh persepsi dan
untuk
motivasi
berpartisipasi bagi masyarakat desa lemahnya
LMDH,
masyarakat
dan
program
dukungan stakeholder menyebabkan
terhadap
masyarakat
hutan
Pengelolaan
dalam Hutan
LMDH Wonosari, Sumber Agung,
PHBM sebagai upaya peningkatan
kepercayaan
desa
partisipasi
BKPH Guwo (Studi Penelitian di
pelaksanaan
kesejahteraannya.
terhadap
Bersama Masyarakat (PHBM) di
adanya ketimpangan antara harapan masyarakat
latarbelakang
penulis mengambil judul penelitian
pembangunan di sektor kehutanan.
hutan,
dari
masalah yang terungkap diatas, maka
hutan sebagai bagian terbawah dalam
iklim
keputusan
Berdasarkan
masih menempatkan masyarakat desa
kondusifnya
dapat
keikutsertaan masyarakat.
hubungan yang ada dalam PHBM
Kurang
masyarakat
Wono Makmur dan Tunas Rimba)”.
Tingkat terhadap
4
Agung, Wono Makmur dan
B. Rumusan Masalah 1. Seberapa
besar
pengaruh
Tunas Rimba BKPH Guwo.
terhadap
partisipasi
3. Untuk mengetahui pengaruh
masyarakat dalam PHBM di
persepsi dan motivasi terhadap
LMDH
partisipasi
persepsi
Wonosari,
Sumber
masyarakat
desa
Agung, Wono Makmur dan
hutan dalam PHBM di LMDH
Tunas Rimba BKPH Guwo?
Wonosari,
2. Apakah ada pengaruh motivasi terhadap
partisipasi
Sumber
Agung,
Wono Makmur dan Tunas
dalam
Rimba BKPH Guwo.
PHBM di LMDH Wonosari, Sumber Agung, Wono Makmur
D. Kajian Pustaka
dan Tunas Rimba BKPH Guwo?
1.
3. Apakah ada pengaruh persepsi
Partisipasi Masyarakat Menurut Conyers (1991:135)
dan motivasi terhadap partisipasi
dalam
dalam
menyebutkan
PHBM
di
LMDH
Pujoalwanto
(2012:36)
bahwa
partisipasi
Wonosari, Sumber Agung, Wono
masyarakat merupakan suatu alat guna
Makmur
memperoleh
dan
Tunas
Rimba
BKPH Guwo?
informasi
mengenai
keadaan atau kondisi, sikap, harapan dan kebutuhan masyarakat setempat, yang tanpa kehadiran masyarakat
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh
setempat program pembangunan serta
persepsi terhadap partisipasi
proyek-proyek yang dilaksanakan akan
masyarakat dalam PHBM di
gagal. Conyers menekankan pada
LMDH
Sumber
bagaimana partisipasi menjadi sarana,
Agung, Wono Makmur dan
sehingga untuk melihat hal ini dapat
Tunas Rimba BKPH Guwo.
dilacak dari adanya gambaran dan
2. Untuk mengetahui pengaruh
bentuk respon masyarakat serta adanya
motivasi terhadap partisipasi
keinginan masyarakat dalam suatu
masyarakat dalam PHBM di
kegiatan.
LMDH
(1974:37), mendefinisikan partisipasi
Wonosari,
Wonosari,
Sumber
Moelyarto
Tjokrowinoto
sebagai penyertaan mental dan emosi
5
dalam
situasi
kelompok
yang
tujuan serta turut bertanggungjawab
untuk
terhadap usaha yang bersangkutan.
dan
Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi,
perasaan mereka bagi tercapainya
bukan hanya berarti keterlibatan secara
tujuan-tujuan, bersama bertanggung
jasmaniah semata. Partisipasi dapat
jawab
mendorong
mereka
mengembangkan
daya
terhadap
Partisipasi tanggapan
pikir
tujuan
tersebut.
diartikan sebagai keterlibatan persepsi
merupakan
bentuk
seseorang dalam situasi kelompok
atau
respons
terhadap
rangsangan-rangsangan diberikan
yang
yang
yang
dalam
memberikan
untuk
sumbangan
kepada
ini,
kelompok dalam usaha mencapai
tanggapan merupakan fungsi dari
tujuan serta turut bertanggung jawab
manfaat
terhadap usaha yang bersangkutan.
(rewards)
hal
memotivasinya
yang
dapat
diharapkan (Berto, 1961).
Menurut
Partisipasi menurut Inu Kencana
Matsumoto
(2010:328), ada beberapa faktor yang
(2002:132) adalah penentuan sikap dan
diprediksi
keterlibatan hasrat setiap individu
terhadap
dalam
kondisi
masyarakat, antara lain : 1) Jenis
organisasinya, sehingga pada akhirnya
kelamin; 2) Usia; 3) Pendapatan; 4)
mendorong individu tersebut untuk
Pendidikan; 5) Ketersediaan waktu; 6)
berperan
Frekuensi pengumpulan; 7) Sikap
situasi
serta
dan
dalam
pencapaian
memiliki tingkat
hubungan partisipasi
tujuan organisasi, serta ambil bagian
masyarakat;
dalam
Masyarakat; dan 10) Norma sosial
bersama.
setiap
pertanggungjawaban
Santoso
(1986)
8)
Kenyamanan
dalam
Pujoalwanto (2012:45) mengemukaan
2.
partisipasi sebagai keterlibatan mental
Persepsi Masyarakat Persepsi
bersifat
individual,
atau pikiran dan emosi atau perasaan
karena hasil persepsi antara individu
seseorang di dalam situasi kelompok
satu dengan individu yang lain pastilah
yang
untuk
akan berbeda (Davidoff, 1981; Rogers,
kepada
1965 dalam Walgito, 2010). Menurut
mendorongnya
memberikan
sumbangan
kelompok dalam usaha mencapai
Wirawan
6
Sarwono
(2009
:
77),
persepsi merupakan hasil hubungan
ukuran,
antar manusia dengan lingkungan dan
pengulangan gerak, hal-hal baru
kemudian
dan familiar atau ketidakasingan
diproses
dalam
alam
kesadaran (kognisi) yang dipengaruhi
suatu objek.
memori tentang pengalaman masa
Menurut Miftah Toha (2003:
lampau, minat, sikap, intelegensi,
145), ada beberapa tahapan dalam
dimana hasil atau penelitian terhadap apa
yang
diinderakan
keberlawanan,
proses terbentuknya persepsi, yaitu: a)
akan
Stimulus
mempengaruhi tingkah laku. Persepsi
atau
Rangsangan;
b)
Registrasi; dan c) Interpretasi.
merupakan suatu proses seseorang individu untuk memilih, merumuskan, 3.
dan menafsirkan masukan-masukan
Motivasi Masyarakat Motivasi berasal dari bahasa
informasi untuk menciptakan suatu
latin “movere” yang berarti bergerak.
gambaran tertentu (Kotler, 1991)..
Berdasarkan Menurut Miftah Toha (2003: 154),
faktor-faktor
mempengaruhi
seseorang
seseorang
merupakan
pribadi
individu untuk melakukan kegiatan -
Faktor internal : perasaan, sikap
kegiatan
dan
tujuannya (Melayu S.P. Hasibuan,
kepribadian
prasangka, harapan,
individu,
perhatian
tertentu
guna
mencapai
atau
2010 : 92). Motivasi mengacu pada
(fokus),
dorongan dan usaha untuk mencapai
keinginan
proses belajar, keadaan fisik,
suatu
gangguan kejiwaan, nilai dan
kebutuhan hidup seseorang (Harold
kebutuhan
Koontz dalam Melayu S.P. Hasibuan,
juga
minat,
dan
tujuan
atau
memuaskan
2010:95).
motivasi. 2.
dasarnya
seseorang yang mendorong keinginan
adalah sebagai berikut : 1.
kata
“motif”, motivasi yang ada pada
yang
persepsi
pada
Faktor eksternal : latar belakang keluarga,
informasi
diperoleh,
pengetahuan
kebutuhan
sekitar,
Ada
yang
menurut
dan
dua
metode
motivasi
Malayu
S.P.
Hasibuan
(2010:100), yaitu: motivasi langsung
intensitas,
(Direct Motivation) dan motivasi tidak 7
langsung
(Indirect
Motivation).
manusia pada hakikatnya bertujuan
Sedangkan menurut Djamarah (2002 :
untuk memenuhi kebutuhan. Menurut
123) ada tiga fungsi motivasi, yaitu
Maslow dalam Melayu S.P Hasibuan
1. Motivasi
sebagai
pendorong
sebagai
penggerak
(2010;108), terdapat
akan aktualisasi diri (Self Actualization
perbuatan. 3. Motivasi
tingkat
kebutuhan Needs); dan e) Kebutuhan
perbuatan. 2. Motivasi
lima
4. Teori Herzberg sebagai
pengarah
Menurut
perbuatan.
menginginkan
Teori-teori motivasi menurut
Hezberg, dua
macam
orang faktor
kebutuhan, yaitu Kebutuhan akan
Malayu S. P. Hasibuan (2010:103-126)
kesehatan
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
pemeliharaan (Maintenance Factors)
1. Teori
Kepuasan
dan
(Content
atas
bertindak
yang
psikologis
untuk
dipaksa, dan diarahkan supaya mau bekerja sungguh-sungguh. Sedangkan menurut teori Y, untuk memotivasi karyawan
manusia mau bekerja giat untuk dapat
dilakukan
dengan
cara
peningkatan partisipasi, kerjasama,
memenuhi kebutuhan fisik, berbentuk dari
X
dengan cara pengawasan yang ketat,
Teori ini berpendapat bahwa
barang
teori
memotivasi individu harus dilakukan
dan
2. Teori Motivasi Klasik
dan keterikatan pada keputusan.
hasil
6. Teori Mc Clelland
pekerjaannya. 3.
kebutuhan
Menurut
berperilaku dengan cara tertentu.
atau
pemeliharaan
akan
5. Teori X dan Teori Y Mc. Gregor
faktor-faktor
kebutuhan dan kepuasan individu yang
uang
kebutuhan
seseorang.
Teori ini merupakan teori yang
menyebabkan
Faktor
menyangkut
Theory)
mendasarkan
atau
Teori ini berpendapat bahwa
Teori Maslow
karyawan mempunyai cadangan energi Teori kebutuhan adalah teori
potensial. Sedangkan hal-hal yang
yang menggagas bahwa tingkah laku 8
yang memotivasi seseorang adalah
penelitian
kebutuhan akan prestasi, kebutuhan
pendekatan kuantitatif. Sumber data
akan afiliasi, dan kebutuhan akan
yang digunakan berupa data primer
kekuasaan.
dan data sekunder. Populasi yang
7. Teori
Motivasi
Claude
dengan
digunakan yaitu seluruh masyarakat
S.
desa hutan yang tergabung dalam
George Teori
korelasi
LMDH Wonosari, Sumber Agung, mengemukakan
Wono Makmur dan Tunas Rimba di
mempunyai
BKPH Guwo yang berjumlah 74 orang
kebutuhan yang berhubungan dengan
petani. Sampel yang digunakan adalah
tempat dan suasana di lingkungan ia
43 orang petani. Teknik penggambilan
bekerja, yaitu upah yang adil dan
sampel menggunakan Teknik Sample
layak,
Random.
bahwa
ini
seseorang
kesempatan
pengakuan
sebagai
untuk
maju,
individu,
Teknik pengumpulan data yang
keamanan kerja, tempat kerja yang
dipilih untuk penelitian ini adalah
baik, penerimaan oleh kelompok,
dengan
perlakuan yang wajar, dan pengakuan
observasi, wawancara, kuesioner dan
atas prestasi
studi pustaka. Proses analisis data yang
menggunakan
akan dilakukan antara lain adalah uji
8. Teori Proses
validitas Teori motivasi
proses berusaha
mengenai
deskriptif,
menjawab
perilaku
dan individu.
dan
reliabitas,
analisis
berganda, analisis
bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara
metode
statistic
regresi
linier
korelasi, serta
koefisien determinasi.
menghentikan Teori
yang
HASIL PEMBAHASAN
tergolong ke dalam teori proses,
A. Pengaruh Variabel Persepsi (X1)
diantaranya
Terhadap
Partisipasi
Masyarakat (Y) E. Metode Penelitian
Sebagian
besar
responden
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
memberikan penilaian yang tinggi
tipe
9
mengenai persepsi mereka terhadap
hipotesis mengenai pengaruh Persepsi
PHBM yaitu sebanyak 24 responden
terhadap Partisipasi diperoleh nilai t
(55,81%), dan diikuti dengan 19
sebesar 4,848 dengan signifikansi
responden (44,19%) yang menilai
sebesar
sangat tinggi.
tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini
Korelasi
antara
0,000.
Nilai
signifikansi
Persepsi
menunjukkan bahwa ada pengaruh
dengan Partisipasi diperoleh sebesar
yang signifikan dari Persepsi terhadap
0,604. Hal ini menunjukkan bahwa ada
Partisipasi.
hubungan yang kuat antara Persepsi B. Pengaruh
dengan Partisipasi dalam mengikuti
(X2) PHBM. Sedangkan nilai koefisien
Variabel
Terhadap
Motivasi Partisipasi
Masyarakat (Y)
determinasi diperoleh sebesar 0,364
Sebagian
besar
responden
memberikan penilaian yang tinggi
yang artinya Partisipasi masyarakat
mengenai motivasi mereka dalam dalam PHBM dapat dipengaruhi oleh
mengikuti PHBM yaitu sebanyak 23
Persepsi masyarakat sebesar 36,4%
responden
dan
diikuti
sebanyak 14 responden (32,56%) yang
dan sisanya 63,6% dipengaruhi oleh
menilai variabel lain.
sangat
tinggi.
Namun
demikian masih ada sebanyak 6
Koefisien persepsi
(53,49%),
memiliki
regresi
variabel
arah
koefisien
reponden (13,95%) yang memiliki motivasi yang rendah. Hasil Korelasi antara Motivasi
positif. Hal ini berarti bahwa persepsi yang
tinggi
akan
dengan Partisipasi diperoleh sebesar
memberikan
0,597. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara Motivasi
partisipasi masyarakat yang baik.
dengan Partiasipasi dalam mengikuti menunjukkan bahwa hasil pengujian
PHBM. Sedangkan nilai koefisien
10
determinasi diperoleh sebesar 0,356.
namun demikian ada yang memiliki
Hal ini berarti bahwa Partisipasi
partisipasi rendah yaitu sebanyak 4
masyarakat
responden (9,30%).
dalam
PHBM
dapat
dipengaruhi oleh Motivasi masyarakat
Koefisien
regresi
variabel
sebesar 35,6% dan sisanya 64,4%
persepsi dan motivasi memiliki arah
dipengaruhi oleh variabel lain.
koefisien positif. Hal ini berarti bahwa
Koefisien
variabel
persepsi dan motivasi yang tinggi akan
koefisien
memberikan partisipasi masyarakat
positif. Hal ini berarti bahwa motivasi
yang baik. Hasil pengujian hipotesis
yang
memberikan
dengan menggunakan uji F yaitu
partisipasi masyarakat yang baik. Hasil
menguji secara bersama-sama antara
pengujian
persepsi dan motivasi masyarakat
motivasi
regresi
memiliki
tinggi
arah
akan
hipotesis
dengan
menggunakan uji t yaitu menguji
berpengaruh
secara
Masyarakat diperoleh nilai F hitung
parsial
masyarakat
antara
terhadap
motivasi Partisipasi
sebesar
terhadap
16,000
Partisipasi
dengan
tingkat
Masyarakat diperoleh nilai t hitung
signifikansi 0,000 dan α = 0,05
sebesar 2,401 dengan signifikansi
sehingga hipotesis yang menyatakan
sebesar 0,021 dan α = < 0,05, sehingga
bahwa variabel persepsi dan motivasi
ada pengaruh positif dan signifikan
masyarakat
antara motivasi terhadap partisipasi
mempunyai pengaruh yang signifikan
masyarakat diterima.
terhadap
secara
bersama-sama
Partisipasi
masyarakat
diterima. Korelasi antara persepsi dan
C. Pengaruh Variabel Persepsi dan Motivasi
(X1)
Terhadap
Partisipasi Masyarakat (Y) Sebagian
besar
motivasi
terhadap
masyarakat
sebesar
partisipasi 0,667
yang
responden
menunjukkan bahwa ada hubungan
memiliki partisipasi yang sangat tinggi
yang kuat antara persepsi dan motivasi
terhadap PHBM yaitu sebanyak 25
masyarakat dengan Partisipasi dalam
responden
mengikuti PHBM. Sedangkan nilai
(58,14%),
dan
diikuti
dengan responden yang menilai tinggi
koefisien
sebanyak 14 responden (32,56%),
sebesar 0,444. Hal ini berarti bahwa
11
determinasi
diperoleh
dan signifikan antara persepsi
Partisipasi masyarakat dalam PHBM dapat dipengaruhi oleh persepsi dan
terhadap partisipasi masyarakat
motivasi masyarakat sebesar 44,4%. diterima.
Sedangkan sisanya sebesar 65,6% 2.
partisipasi masyarakat dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya.
Pengaruh
persepsi
partisipasi
masyarakat
terhadap dalam
dalam
yang
36,4%
35,6%
dalam
Hasil
dan
sisanya
64,4%
pengujian
hipotesis
diperoleh nilai t hitung sebesar 2,401 dengan signifikansi sebesar
variabel lain. Hasil pengujian
0,021 dan α = < 0,05, sehingga
hipotesis diperoleh nilai t hitung
hipotesis 2 yang menyatakan ada
sebesar 2,521 dengan signifikansi
pengaruh positif dan signifikan
sebesar 0,016 dan α = < 0,05, 1
dan
dipengaruhi oleh variabel lain.
sisanya 63,6% dipengaruhi oleh
hipotesis
determinasi
dipengaruhi oleh Motivasi sebesar
PHBM dapat dipengaruhi oleh sebesar
koefisien
masyarakat dalam PHBM dapat
artinya
masyarakat
nilai
yang berarti bahwa Partisipasi
koefisien determinasi diperoleh 0,364
diperolehmua
diperoleh nilai sebesar 0,356,
sebesar 0,604. Sedangkan nilai
sehingga
masyarakat
nilai
dengan diperolehnya nilai korelasi
Persepsi
terhadap
korelasi sebesar 0,597. Sedangkan
PHBM tinggi. Hal ini dibuktikan
Partisipasi
partisipasi
dengan
A. Kesimpulan
sebesar
motivasi
PHBM tinggi. Hal ini dibuktikan
PENUTUP
1.
Pengaruh
antara
yang
motivasi
terhadap
partisipasi masyarakat diterima.
menyatakan ada pengaruh positif 12
3.
Korelasi
antara
dan
pengujian hipotesis diperoleh nilai
partisipasi
F hitung sebesar 16,000 dengan
masyarakat sebesar 0,667 yang
tingkat signifikansi 0,000 dan α =
menunjukkan
0,05 sehingga hipotesis yang
motivasi
persepsi
terhadap
hubungan
bahwa
ada
kuat
antara
yang
menyatakan
bahwa
variabel
persepsi dan motivasi masyarakat
persepsi dan motivasi masyarakat
dengan
Partisipasi
secara bersama-sama mempunyai
mengikuti
PHBM.
nilai
koefisien
dalam Sedangkan
pengaruh
determinasi
terhadap Partisipasi masyarakat
diperoleh sebesar 0,444, artinya 44,4%
partisipasi
yang
signifikan
diterima.
masyarakat Saran
dalam PHBM dipengaruhi oleh
1.
Partisipasi masyarakat di LMDH
persepsi dan motivasi masyarakat. Wonosari, Sumber Agung, Wono Sedangkan sisanya sebesar 65,6% Makmur dan Tunas Rimba perlu partisipasi masyarakat dijelaskan ditingkatkan, hal ini dapat dilihat oleh
faktor-faktor
lainnya. dari
Koefisien
regresi
hasil
penelitian
bahwa
variabel keikutsertaan masyarakat dalam
persepsi dan motivasi memiliki evaluasi
pelaksanaan
PHBM
arah koefisien positif. Hal ini belum maksimal. Oleh karena itu, berarti
bahwa
persepsi
dan perlu
motivasi
yang
tinggi
dilakukan
peningkatan
akan peran Forum Komunikasi secara
memberikan
partisipasi aktif sebagai sarana partisipasi
masyarakat
yang
baik.
Hasil dari
13
seluruh
pihak
yang
berkepentingan
2.
dari
hasil
penelitian
bahwa
masyarakat
untuk
pelaksanaan PHBM.
dorongan
Persepsi masyarakat di LMDH
meningkatkan
Wonosari, Sumber Agung, Wono
keluarga, PHBM yang dianggap
Makmur dan Tunas Rimba perlu
dapat meningkatkan pengalaman
ditingkatkan, hal ini dapat dilihat
kerja masyarakat, PHBM yang
dari
dilakukan
hasil
penelitian
bahwa
pendapatan
untuk
mendapat
keikutsertaan masyarakat sebagai
kepuasan pribadi sebagai kegiatan
anggota aktif dalam PHBM dapat
sampingan,
PHBM
yang
meningkatkan
kesejahteraan
merupakan
kegiatan
yang
persepsi
dianjurkan
pemerintah,
serta
masyarakat
3.
dalam
dan
masyarakat desa hutan mengenai
PHBM yang dilakukan sebagai
sarana prasarana yang digunakan
pekerjaan jangka panjang belum
untuk menunjang PHBM masih
berjalan maksimal. Oleh karena
belum maksimal Oleh karena itu,
itu, perlu adanya pemberdayaan
perlu diberikan akses yang lebih
masyarakat desa hutan sebagai
luas terhadap sumber daya hutan
rekan kerja yang berkedudukan
kepada masyarakat dengan cara
sama
memperluas luas lahan garapan.
memberikan
Motivasi masyarakat di LMDH
salah satu pihak saja.
Wonosari, Sumber Agung, Wono Makmur dan Tunas Rimba perlu ditingkatkan, hal ini dapat dilihat
14
yang
tidak
hanya
keuntungan
pada
Perhutani Unit III, Jawa Barat) (Skripsi). Bogor : Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, Raharjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Makassar : Graha Ilmu
Gerungan, W.A. 1991. Psikologi Sosial. Bandung : Eresco
Adiyoso, Wignyo. 2009. Menggugat Perencanaan Partisipatif dalam Pemberdayaan Masyarakat. Surabaya : CV Putra Media Nusantara
Giliary, Se’u Windynia Givens. 2013. Persepsi dan sikap masyarakat terhadap pertambangan Mangan : studi kasus desa Sampul, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (Skripsi). Salatiga : Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana
Alfian. 1985. Persepsi Masyarakat tentang Kebudayaan. Jakarta : Gramedia Ajie, Prasetya Bayu. 2009. Sikap, Motivasi, Dan Persepsi Diskriminasi Dalam Pemilihan Profesi Akuntan Publik Dilihat Dari Sisi Gender (Skripsi). Salatiga : Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana
Indrawijaya, I Adam. 2000. Perilaku Organisasi. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Mueller, Daniel J. 1992. Mengukur Sikap Sosial. Jakarta : Bumi Aksara
Awang, San Afri, dkk. 2008. Panduan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Jakarta : French Agricultural Research Centre for International Development Gadjah Mada. Yogyakarta
Mustafid. 2003. Statistika Elementer. Semarang : UNDIP Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas (edisi 2). Rineka Cipta
Azwar, S. 2009. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jakarta : Pustaka Pelajar.
Pujoalwanto, Basuki. 2011. Arsitektur Partisipasi Masyarakat Desa : Studi di Desa Sendangrejo dan Desa Sendangtirto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Salatiga : Program
Budiarti, Sukesti. 2011. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Desa Sekitar Hutan Terhadap Sistem PHBM di Perum Perhutani (Kasus di KPH Cianjur Perum
15
Pascasarjana Studi Pembangunan (UKSW)
tentang Pedoman Berbagi Hasil Hutan Kayu
Rahmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya
Internet Haryanto, S.Pd. 2015. Pengertian Persepsi Menurut Ahli. http://belajarpsikologi.com/pengertian -persepsi-menurut-ahli/. Diakses pada tanggal 3 Juni 2015
Rochmah, Siti. 1996. Sikap Sosial (Social Attitudes). Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Manihai, Roy. 2013. Pengertian Sikap Menurut Para Ahli. http://aroxx.blogspot.com/2013/08/pe ngertian-sikap-menurut-paraahli.html. Diakses pada tanggal 2 Juni 2015
Santoso. 1986. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin Dalam Pembangunan Nasional. Bandung : Alumni Bandung. Soetrisno, Loekman. 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta : Kanisius Usman, Husaini. 2008. Metodologi Penelitian Sosial (edisi 2). Jakarta : Bumi Aksara Walgito, Bumi. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset Peraturan Keputusan Direksi Perum Perhutani No.682 / KPTS / DIR / 2001 tanggal Juni 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 436/KPTS/DIR/2011
16