Pengaruh Permainan Beregu dan jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kesegaran aerobik. (Agus Supriyoko).
PENGARUH PERMAINAN BEREGU DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PENINGKATAN KESEGARAN AEROBIK
Agus Supriyoko Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga UTP Surakarta
ABSTRACT The purpose of this study is to determine: (a) Effect of team games to increase aerobic fitness student sons and daughters of grade IV and V SD Muhammadiyah 1 Surakarta academic year 2009/2010. (2) The difference of the influence of team games to increase aerobic fitness between boys and girls grade IV and V SD Muhammadiyah 1 Surakarta academic year 2009/2010. To achieve the above objectives used the experimental method, namely to investigate whether there is any treatment effect is tested. The experiment was conducted in an SD Muhammadiyah 1 Surakarta. Total sample of 30 children from a population of 249 students grouped by gender. Treatment was given 3 times a week seelama six weeks and carried out gradually sesuuai with treatment programs that have been determined. Data collected by the test and measurement techniques Modified Harvard Step Test. Engineering data analysis techniques with statistical analysis using t test at 5% level of significance. Based on the results of data analysis concluded the following things: (1) There is the influence of team games to increase aerobic fitness in students the children of class IV and V SD Muhammadiyah Surakarta year 2009/2010, with t count equal = 8.269134473 and t table value 1701. (2) There are differences in the effect of team games to increase aerobic fitness in boys and girls grade IV and V SD Muhammadiyah 1 Surakarta year 2009/2010, with t count equal = 0.086716172 and t tables for 1701. So the t count equal
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
47
Pengaruh Permainan Beregu dan jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kesegaran aerobik. (Agus Supriyoko).
Olahraga di sekolah dapat dikaitkan dengan pendidikan jasmani. Penerapan program pendidikan olahraga di sekolah tersebut sengaja dikaitkan dengan pembinaan olahraga masyarakat khususnya yunior. Banyak nilai-nilai positif yang dapat dikembangkan pada diri siswa melalui program pendidikan olahraga dengan pendidikan jasmani, diharapkan dapat bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, perkembangan sikap, mental, emosional, intelektual maupun sosial anak serta dapat menerapkan hidup sehat.
Dengan
demikian
pendidikan
jasmani
memiliki
peranan
dalam
pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu kemampuan fisik yang harus diperhatikan dalam perkembangan anak didik menuju pembentukan manusia berkualitas adalah kemampuan kesegaran aerobik. Dalam pelaksanaan pendidikan jasmani sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan kesanggupan siswa dalam melaksanakan tugas seharihari dengan baik sebagai anak didik dalam meningkatkan pengetahuan dan prestasi belajar siswa. Mengingat pentingnya peranan kesegaran aerobik, maka kesegaran aerobik siswa perlu ditingkatkan. Cara yang paling efektif untuk meningkatkan kesegaran aerobik siswa adalah dengan melakukan olahraga yang teratur.
Bentuk-bentuk
kegiatan
olahraga
yang
dapat
dilakukan
untuk
meningkatkan kesegaran aerobik pada siswa di sekolah antara lain : pelajaran pendidikan jasmani, kegiatan ekstra kurikuler olahraga, senam pagi. The ACC/NCAS (1990:87) mengemukakan bahwa ”anak bermain olahraga untuk (1) memperoleh kesenganan; (2) Persahabatan atau memperoleh teman baru; (3) merasa enak; (4) belajar ketrampilan baru”. Tujuan seperti ini dapat dicapai, jika aktifitas olahraga seesuai dengan anak dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya. Permainan merupakan salah satu jenis olahraga yang sangat digemari oleh anak-anak. Permainan memberikan kesenangan yang lebih besar bagi siswa. Menurut A.M.PATTY : (1999: 1-175) jenis permainan ada enam macam yaitu : (1) permainan perkenalan; (2) permainan perorangan; (3) permainan beregu; (4) permainan pada upacara pesta; (5) permainan dalam air; (6)
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
48
Pengaruh Permainan Beregu dan jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kesegaran aerobik. (Agus Supriyoko).
permainan pramuka. Dari jenis permainan tersebut masing-masing mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesegaran aerobik bagi pelakunya. Bertolak dari permasalahan di atas, penelitian ini akan menitik beratkan pada pada salah satu jenis permainan yaitu permainan beregu serta membedakan kriteria sample atas jenis kelamin. Sehubungan dengan permasalahan di atas, sebagai orang coba dalam penelitian ini adalah siswa putra-putri kelas IV dan V SD Muhammadiyah 1 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Siswa putra-putri kelas IV dan V SD Muhammadiyah 1 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 menarik untuk diteliti, berdasarkan kenyataan pelaksanaan pendidikan jasmani yang diajarkan kurang berjalan dengan baik. Pendidikan jasmani yang diajarkan selama ini berdasarkan atau berpedoman pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), tetapi sarana prasarana olahraga masih kurang memadai serta kurangnya variasi dalam memberikan materi pelajaran. Dengan kondisi semacam ini salah satu aspek terpenuhi, sedangkan aspek kesegaran aerobik anak terabaikan.
B. PEMBAHASAN 1. Pengertian Kesegaran Aerobik Istilah aerobik itu digunakan sehubungan dengan pemahaman tentang kerja yang memerlukan oksigen, penyaluran bersama sistem peredaran darah ke seluruh tubuh beserta pemenfaatannya. Menurut Howell dan Howell (1991 : 149) secara teknis kesegaran aerobik dibatasi sebagai keefisienan fungsi dari paru-paru dan jantung, dan merupakan komponen terpenting dari kesegaran jasmani. Istilah kesegaran aerobik bagi kebanyakan orang diartikan sama dengan kesegaran yang berkaitan dengan kesehatan, padahal kesegaran aerobik hanya merupakan salah satu komponen kesegaran yang berkaitan dengan kesehatan. Beberapa istilah lain yang serupa dan sering dipakai adalah daya tahan aerobik, daya tahan kardiorespiratori, kapasitas aerobik dan power aerobik. Kesegaran aerobik berkaitan dengan fungsi paru-paru dan jantung yang efisien,
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
49
Pengaruh Permainan Beregu dan jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kesegaran aerobik. (Agus Supriyoko).
yang keduanya menjamin suplai oksigen ke otot secara baik. Harsono, (1988 : 155) mendefinisikan kesegaran aerobik sebagai keadaan atau kondisi tubuh yang mampu bekerja dalam waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan. Di dalam kesegaran aerobik terdapat beberapa unsur atau komponen fisiologi yang memiliki peranan penting dalam aktifitas fisik yaitu : (1) Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan ini disebut Inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. (2) Sistem peredaran darah, pada sistem peredaran darah terdapat tiga unsur pokok yaitu : Jantung, Pembuluh darah dan Darah. Faktor-faktor yang menentukan kesegaran aerobik adalah : (1) jantung, Paru dan pembuluh darah harus berfungsi dengan baik, sehingga oksigem yang dihisap ke dalam paru selanjutnya sampai ke darah. (2) Proses penyampaian oksigen ke jaringan-jaringan oleh sel-sel darah merah harus normal, jumlah sel darah merah harus normal serta pembuluh darah harus mampu mengalihkan darah dari jaringan-jaringan yang tidak aktif ke otot yang sedang aktif yang membutuhkan oksigen yang lebih besar. (3) Jaringan-jaringan terutama otot, harus mempunyai kapasitas yang normal untuk mempergunakan oksigen yang dusampaikan kepadanya. Dengan kata lain harus mempunyai metabolisme yang normal, demikian juga dengan fungsi mitokondrianya. Kesegaran aerobik dipandang sebagai topik yang paling penting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat kesegaran aerobik yang memenuhi syarat berkaitan dengan pengurangan resiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung kegemukan, diabetes, beberapa bentuk kanker, dan masalah kesehatan lainnya pada orang dewasa. Kesegaran aerobik relatif berkaitan dengan berat badan, dan dipandang sebagai indikator terbaik tentang kapasitas kardiorespiratori seseorang. Melihat pentingnya kondisi kesegaran aerobik, maka dapat dikatakan bahwa kondisi kesegaran aerobik akan berpengaruh pada kinerja dan produktivitas kerja.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
50
Pengaruh Permainan Beregu dan jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kesegaran aerobik. (Agus Supriyoko).
Dengan kata lain, makin tinggi kesegaran aerobik siswa diharapkan makin baik dalam aktivitas belajarnya. Demikian juga sebaliknya, makin rendah kondisi kesegaran aerobiknya maka makin jelek pula kinerja belajarnya. Latihan aerobik adalah salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Istilah aerobik berasal dari bahasa yunani yang artinya hidup dengan udara atau oksigen, maka dalam perkataan aerobik terkandung makna antara kegiatan fisik dengan kebutuhan udara atau zat pembakar (oksigen) yang berasal dari udara menunjang aktivitas tubuh kita. Adapun ciri-ciri latihan aerobik dipengaruhi seperti : Intensitas latihan, lama latihan, dan frekuensi latihan. Pada umumnya jenis kegiatan olahraga bagi kesegaran jasmani bersifat sederhana, mudah dilakukan dan tanpa biaya mahal. Namun kegiatan olahraga tersebut sudah melibatkan sebagian besar otot tubuh dan meningkatkan efisiensi faal tubuh, seperti jantung dan peredaran darah (cardiovaskuler), paru-paru untuk pernafasan dan pembentukan kekuatan otot serta persendian. Dapat disimpulkan bahwa jenis kegiatan yang mempunyai ciri-ciri demikian adalah olahraga yang bersifat aerobik. Olahraga yang relevan pendapat tersebut adalah olahraga yang bersifat aerobik dan dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. 2. Beban Latihan Aerobik Agar latihan yang dilakukan mencapai sasaran yang diinginkan dan latihannya tidak sia-sia serta pengaruh latihan dapat dikontrol, maka perlu perencanaan program latihan yang harus dilakukan secara bertahap, teratur dan memenuhi dosis latihan atau takaran latihan yang diperlukan. Latihan arobik yang berlebihan dan tidak memenuhi takaran dapat membahayakan kesegaran jasmani, agar laihan aerobik lebih bermanfaat seperti apa yang diharapkan, maka takaran latihan harus tepat. Adapun ciri-ciri latihan aerobik sebagai berikut : 1) Intensitas Latihan Intensitas latihan menyatakan beratnya latihan dan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi efek latihan terhadap faal tubuh. Makin berat latihan sampai batas tertentu makin baik efek yang diperoleh. Intensitas latihan, juga disesuaikan dengan umur atau usia dan disesuaikan juga latihan serta
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
51
Pengaruh Permainan Beregu dan jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kesegaran aerobik. (Agus Supriyoko).
kondisi atau kemampuan individu. Tingkatan intensitas yang digunakan adalah sub maksimal, karena obyek penelitian ini bukan atlet jadi tingkatan intensitas yang paling cocok adalah sub maksimal. Berat intensitas latihan dapat diketahui dari denyut nadi. Untuk menentukan intensitas latihan aerobik, nampaknya formula karvonen merupakan formula yang cukup rasional. Dalam formula tersebut target denyut nadi latihan dihitung dengan mempertimbangkan denyut nadi istirahat. Formula karvonen tersebut adalah : THR = HRR x % intensitas + RHR (Nieman 1993 : 115). THR adalah target denyut nadi latihan (Target Heart Rate), HRR adalah Heart rate reserve yang diperoleh dari estimasi DN maksimal 220 – umur – DN istirahat, RHR adalah Rest Heart Rate atau denyut nadi istirahat. DN istirahat dihitung minimal 30 menit setelah seseorang melakukan aktifitas. 2) Lama Latihan Lama latihan disini mengandung arti lamanya waktu latihan seluruhnya setelah dikurangi waktu istirahat. Lama latihan yang dimaksud sangat erat halnya dengan intensitas latihan yang memperbaiki sistem kardiorespirasi. Dari penelitian ternyata denyut kardiorespirasi dapat diperbaiki hingga 15 – 20 % jika diberikan latihan dengan intensitas yang tinggi, misalnya 85 – 90 % denyut nadi maksimal 5 – 10 menit setiap latihan dan jika diberikan intensitas latihan yang rendah, maka perbaikan yang dicapai hanya setengah dari latihan intensitas, latihan-latihan yang tinggi dengan lama latihan yang sama. Dangsina Moeloek, Arjatmo Tjokronegoro (1984 : 14) mengemukakan bahwa lama latihan mempunyai hubungan terbalik dengan intensitas. Dengan demikian, jika intensitas latihan lebih tinggi, maka lama latihan lebih singkat, dan demkian pula sebaliknya, jika latihan mempunyai intensitas yang lebih rendah maka waktu latihan lebih lama dan efek latihannya akan tampak jelas kira-kira setelah 6 – 8 minggu. 3) Frekuensi latihan Frekuensi latihan adalah jumlah ulangan latihan setiap minggunya, frekuensi sangat erat hubungannya dengan intensitas dan lama latihan. Dalam mengembangkan kapasitas daya latihan kardiorespirasi, orang tidak perlu
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
52
Pengaruh Permainan Beregu dan jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kesegaran aerobik. (Agus Supriyoko).
melakukan olahraga (termasuk latihan aerobik) setiap harinya, karena dapat menyebabkan baik fisik dan mental menjadi terlalu lemah, dan akhirnya tidak dapat melakukan latihan. Pada waktu melakukan latihan (termasuk latihan aerobik), harus dilakukan secara bertahap. Pada minggu-minggu pertama intensitasnya tidak boleh terlalu tinggi dalam waktu yang telah ditentukan. Kemudian sedikit demi sedikit dinaikkan sampai dapat mencapai training zone. Kemudian, jika kapasitas oksigen maksimal makin meningkat, maka intensitas latihan harus ditambah agar dapat mendekati batas training zone sehingga dalam melakukan latihan atau kegiatan olahraga tersebut akan menjadi efektif. 3. Permainan Beregu Permainan beregu adalah permainan yang dimana setiap pesertanya harus menjadi bagian sebuah regu. Jumlah anggota regu tergantung dari jenis permainan yang hendak dimainkan. Permainan beregu sangat mengutamakan kekompakan dan kerja sama antara anggota regu atau kelompok. Oleh karena itu tujuan utama permainan beregu selain untuk meningkatkan kesegaran aerobik tetapi juga untuk memupuk rasa kebersamaan dan keakrabab itu akan menjadi bagian hidup yang dapat diterapkan sehari-hari. Tujuan lain dari permainan ini yaitu untuk mengakrabkan suasana, menumbuhkan persaingan yang sehat dan memupuk semangat perjuangan. Khusus yang bagian terakhir ini sangat penting, karena bagi setiap orang khususnya anak-anak dan pemuda kegembiraan hidup dan kedewasaan diperoleh justru melalui perjuangan. Hidup berarti siap untuk menghadapi berbagai tantangan. Oleh karena itu hidup adalah proses perjuangan yang membutuhkan berbagai keputusan yang cepat, cermat dan akurat. Perlu disadari, bahwa setiap permainan itu memiliki kelebihan dan kelemahan. Berdasarkan pengertian permainan beregu dan karakteristik kelompok, maka dapat diidentifikasikan kelebihan dan kelemahan permainan beregu. Permainan beregu memiliki kelebihan antara lain : 1) Untuk membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota lainnya dalam kelompok, sehingga timbul rasa saling menghargai, saling keterbukaan dan saling toleransi.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
53
Pengaruh Permainan Beregu dan jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kesegaran aerobik. (Agus Supriyoko).
2) Untuk menimbulkan rasa solidaritas dari seluruh anggota kelompok sehingga timbul partisipasi yang spontan dalam rangka mencapai tujuan bersama. 3) Untuk memberi motivasi kepada siswa untuk melakukan gerakan yang benar dan sungguh-sungguh. 4) Peningkatan hasil belajar dapat dirasakan serempak, sehingga siswa dapat merasakan bersama dampak permainnan beregu terhadap peningkatan kesegaran jasmani. Disamping kelebihan di atas, permainan beregu juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya : 1) Apabila siswa masuk kelompok yang kurang disukainya maka akan timbul perpecahan, sehingga tidak terjadi kekompakan. 2) Apabila ada salah satu siswa melakukan kesalahan maka semua anggota kelompoknya juga akan mendapatkan hukuman. 4. Jenis Kelamin Jenis kelamin merupakan suatu ciri yang menandakan seseorang yang dibawa sejak lahir. Secara kodrati antara laki-laki dan perempuan memiliki ciriciri fisik dan kemampuan yang berbeda. Rusli lutan (1988 : 349) bahwa empat alasan mengapa terjadi perbedaan dalam penampilan gerak antara laki-laki dan perempuan yaitu: (1) bentuk tubuh, (2) struktur anatomis, (3) fungsi fisiologis, dan (4) faktor-faktor budaya. Antara anak laki-laki dan perempuan secara anatomis dan fisiologis memiliki perbedaan. Hal ini sangat nampak dengan adanya perbedaan ukuran tubuh, komposisi tubuh serta kemampuan fungsi paru dan jantung. Perbedaan tersebut nampak terutama sejak mulai umur 6 tahun. Anak laki-laki akan mengalami peningkatan ukuran tubuh lebih besar dari pada perempuan, dapat dilihat dari paha anak perempuan lebih besar adapun disekitar torak dan lengan untuk anak laki-laki mengalami pembesaran yang lebih cepat. Selain itu
juga diikuti oleh hormon pertumbuhan antara anak laki-laki dan
perempuan juga berbeda. Pada pria terjadi penambahan jaringan otot, sedangkan pada wanita menuju pada pengurangan otot dan penambahan jaringan lemak. Dengan keadaan tersebut, maka pria jelas akan memiliki kekuatan lebih besar dari
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
54
Pengaruh Permainan Beregu dan jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kesegaran aerobik. (Agus Supriyoko).
pada wanita. Oleh karena itu anak laki-laki rata-rata memiliki kemampuan gerak yang lebih tinggi dari pada anak perempuan. Anak besar adalah anak yang berusia antara 6 – 12 tahun. Pada anak besar terjadi perkembangan kemampuan fisik yang semakin jelas terutama dalam hal kekuatan, fleksibilitas, keseimbangan , dan koordinasi. Pertumbuhan selama periode awal anak-anak pada umumnya relatif lambat dan konstan bila dibandingkan dengan pertumbuhan cepat pada periode awal dan pertumbuhan cepat pada periode dewasa. Pertumbuhan tangan dan kaki lebih cepat dibandigkan pertumbuhan togok pada anak laki-laki daripada perempuan. Dalam masa bayi dan anak-anak tingkat awal cenderung tidak kelihatan. Jaringan tulang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan jaringan otot, hal ini berpengaruh pada peningkatan kekuatan yang lebih cepat. Pada usia 9 tahun adalah usia yang penuh dengan rasa ingin tahu dan realistis, koordinasi tangan mata pada akhirnya bagus. Tetapi lebih banyak pengalaman dengan bola perlu dikuras, melatih keseimbangan dengan penguasaan tubuh secara umum. Mereka telah memiliki motivasi yang tinggi dan bebas serta ingin mengambil keputusan secara bebas. Anak laki-laki dn perempuan mulai bermain dalam kelompok terpisah. Pada usia 10 tahun anak perempuan menjadi sedikit lebih sediki tinggi dan berat daripada anak laki-laki. Tetapi kemudian anak laki-laki dapat melampaui anak perempuan dalam hal tinggi badan dan pertumbuhan otot. Pada usia 11 dan 12 tahun laki-laki dan perempuan lebih senang dipisah dalam kegiatan bermainnya, perilaku mereka menjadi lebih terpadu. Pada tahun-tahun antara 6 -12 tahun adalah ideal untuk belaja motorik tetapi tidak boleh berhenti. Selama periode pertumbuhan dan perkembangan ini faktor belajar hampir tidak dapat terbendung yang telah dikembangkan antara lahir dan usia 11 tahun adalah penting sekali dalam menentukan minat dan kemampuan pada usia selanjutnya.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
55
Pengaruh Permainan Beregu dan jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kesegaran aerobik. (Agus Supriyoko).
C. METODOLOGI PENELITIAN Tempat pengambilan data tes kesegaran aerobik dalam penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah I Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Pengambilan data dalam penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2010, dengan frekuensi latihan tiga kali dalam seminggu, selama enam minggu. Dalam penelitian ini kedua kelompok tersebut disebut dengan kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2). Rancangan penelitian eksperimen Matching by Subject Design seperti yang diuraikan di atas dapat dilihat dalam gambar berikut :
K1 S
PRETEST ( T1 )
X
POSTTEST (T2)
K2 Keterangan : S
= Subyek penelitian
T1
= Tes awal kesegaran aerobik
K1
= Kelompok 1 (Putra)
K2
= Kelompok 2 (putri)
X
= Perlakuan permainan beregu
T2
= Tes akhir kesegaran aerobik
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra-putri kelas IV dan V SD Muhammadiyah I Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010, dengan jumlah sebanyak 249 siswa. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling. Sampel diambil sebanyak 30 orang dengan perincian 15 siswa putra dan 15 siswa putri dari seluruh jumlah populasi.
D. HASIL PENELITIAN Diskripsi hasil analisis data hasil tes kesegaran aerobik yang dilakukan pada kelompok 1 dan kelompok 2 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
56
Pengaruh Permainan Beregu dan jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kesegaran aerobik. (Agus Supriyoko).
Table 1. Diskripsi data hasil tes kesegaran aerobik pada kelompok 1 dan 2 Hasil
Hasil
terendah
tertinggi
15
64
Akhir
15
Awal Akhir
Kelompok
Kelompok 1
Kelompok 2
Tes
N
Mean
SD
Awal
83
73.27
5.351
75
95
84.27
6.1233
15
63
79
68.73
4.5114
15
73
89
78.066
4.5429
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebelum diberi perlakuan kelompok 1 memiliki rata-rata kesegaran aerobik 73.27, sedangkan setelah mendapat perlakuan memiliki rata-rata hasil kesegaran aerobik sebesar 84.27, dan rata-rata peningkatan sebesar 11.0. adapun rata-rata hasil kesegaran aerobik pada kelompok 2 sebelum diberi perlakuan adalah sebesar 68.73, sedangkan settelah mendapat perlakuan memiliki rata-rata hasil kesegaran aerobik sebesar 78.07 dan rata-rata peningkatannya sebesar 9.34. Table 2. Rangkuman hasil uji normalitas Kelompok
N
M
SD
L hitung
Lt 5 %
Kelompok 1
15
73.37
5.3515
0.12688708
0.220
Kelompok 2
15
68.73
4.5114
0.209765206
0.220
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1 diperoleh nilai L hitung = 0.12688708. dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikasi 5 % yaitu = 0.220. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 1 termasuk berdistribusi normal. Sedangkan dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 2 diperoleh nilai L
hitung
=
0.209765206. dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikasi 5 % yaitu = 0.220. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 2 termasuk berdistribusi normal.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
57
Pengaruh Permainan Beregu dan jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kesegaran aerobik. (Agus Supriyoko).
Table 3. Rangkuman hasil uji homogenitas Kelompok
N
SD2
Kelompok 1
15
418.3822222
Kelompok 2
15
F hitung
Ft 5 %
1.077391444
2.46
388.3288889
Dari uji homogenitas diperoleh nilai F
hitung
= 1.077391444, sedangkan
dengan db =14 lawan 14, angka Ft 5 % = 2.46, yang ternyata bahwa nilai F hitung = 1.077391444 lebih kecil dari Ft 5 % = 2.46. sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 memiliki varians yang homogeny. Dengan demikian apabila nantinya antara kelompok 1 dan kelompok 2 terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut benar-benar karena adanya perbedaan rata-rata nilai yang diperoleh.
E.
E. PENGUJIAN HIPOTESIS Peningkatan kesegaran aerobik baik kelompok 1 maupun kelompok 2 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Persentase peningkatan =
x 100 %
Peningkatan kesegaran aerobik untuk kelompok 1 yaitu kelompok siswa putra dengan permainan beregu dapat dihitung sebagai berikut : Mean different = 11 Mean pretest = 73.26666667 Mean posttest = 84.26666667
x 100 % = 15.013664877 Peningkatan kesegaran aerobik untuk kelompok 2 yaitu kelompok siswa putri dengan permainan beregu dapat dihitung sebagai berikut : Mean different = 9.533333333 Mean pretest = 68.733333333 Mean posttest = 78.066667
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
58
Pengaruh Permainan Beregu dan jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kesegaran aerobik. (Agus Supriyoko).
x 100 % = 13.91051 Dari hasil perhitungan peningkatan kesegran aerobik pada kelompok putra dan putri sebesar 0.086716172 sedangkan angka penolakan hipotesis nol dalam tabel adalah 1.701. ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol, dengan demikian hipotesis nol diterima yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan peningkatan kesegaran aerobik antara siswa putra dan putri kelas IV dan V SD Muhammadiyah 1 Surakarta tahun 2009/2010 setelah melakukan perlakuan.
F. KESIMPULAN 1. Ada pengaruh yang signifikan permainan beregu terhadap Peningkatan Kesegaran Aerobik Siswa Putra-putri Kelas IV dan V SD Muhammadiyah 1 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010, dengan t
hitung
sebesar = 8.269134473
dan t tabel sebesar = 1.701. 2. Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan peningkatan kesegaran aerobik antara siswa putra dan putri kelas IV dan V SD Muhammadiyah 1 Surakarta tahun 2009/2010, dengan t sebesar = 1.701. jadi t
hitung
tabel.
hitung
sebesar = 0.086716172 dan t
tabel
Penyebab adanya perbedaan yang tidak
signifikan tersebut kemungkinan dikarenakan (1) dari perlakuan yang diberikan antara siswa putra dan putri memiliki rata-rata peningkatan kesegaran aerobik yang hampir sama akan tetapi perbedaan pengaruhnya tidak signifikan, selisih peerbedaannya adalah 1,10 %. (2) aktifitas subyek kedua kelompok diluar treatment yang tidak terkontrol, apabila selama 6 minggu subyek dalam sebuah karantina kemungkinan besar aktifitas dapat dikontrol. (3) adanya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi subyek seperti kondisi fisik, psikis, keterbatasan sarana dan prasarana. (4) pertumbuhan fisik dan fungsi fisiologis antara siswa putra dan putri usia 10 – 12 tahun hanya memiliki sedikit perbedaan. (5) faktor kesungguhan diantara sampel satu sama lain tidak dapat diketahui. (6) perlakuan yang dilakukan hanya 6 minggu hanya memiliki perbedaan yang sedikit, dimungkinkan apabila perlakuan
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
59
Pengaruh Permainan Beregu dan jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kesegaran aerobik. (Agus Supriyoko).
dilakukan lebih dari 6 minggu maka peningkatan perbedaan persentase akan lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
A. M. Patty. 1990. Permainan Untuk Segala Usia. Bandung : Gunung Mulia. Dangsina Moeloek & Arjatmo Tjokronegoro. 1984. Kesehatan dan Olahraga. Jakarta : Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran. Depdiknas. 2001. Pedoman Penyelenggaraan & Modul Pendidikan Ketrampilan Jakarta : Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Howell, Reet A dan Howell, Maxwell L. (1991). Conceps of Physical Education for Senior Students. Australia : Book Waterloo an imprint of The Jacaranda Press. Jusnusul Hairy. 1989. Fisiologi Olahraga. Jakarta : Depdikbud. Dirjendikti M. Sajoto. 1998. Pembinaan Kondisi Fisik. Semarang : IKIP Press. Mulyono B. 2001. Tes Pengukuran Dalam Olahraga. Surakarta : UNS Press. Phil. Yanuar Kiram. 1992. Belajar Motorik. Jakarta : Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Rusli Lutan 1998. Belajar Ketrampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta : Depdikbud. Dirjendikti. 2001. Olahraga dan Etika Fair Play. Jakarta : Depdiknas. Direktorat Pemberdayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Olahraga. Direktorat Jenderal Olahraga. Sudarno SP. 1992. Pendidikan Kesegaran Jasmani. Jakarta : Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan. Sudjana. 1994. Metode statistika. Bandung : Tarsito. 2002. Metode statistika. Bandung : Tarsito. Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. Surakarta : Press. Sutrisno Hadi. 1982. Statistika III. Yogyakarta. Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
60
Pengaruh Permainan Beregu dan jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kesegaran aerobik. (Agus Supriyoko).
Sukintaka. 1992. Teori Bermain Untuk D-II PGSD Penjaskes. Jakarta : Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Biodata Penulis Nama
: Agus Supriyoko, S.Pd, M. Or.
Pendidikan
: S1 Universitas Sebelas Maret Surakarta S2 Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pengalaman Kerja : Dosen POK-FKIP Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
61